Anda di halaman 1dari 69

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World health organization (WHO) dan United Nations Childrens Fund

(UNICEF) merekomendasikan agar ibu menyusui bayinya saat satu jam

pertama setelah melahirkan dan melanjutkan hingga usia 6 bulan pertama

kehidupan bayi. Pengenalan makanan pendamping dengan nutrisi yang

memadai dan aman diberikan saat bayi usia 6 bulan dengan terus menyusui

sampai 2 tahun atau lebih (WHO, 2016)

WHO tahun 2016 menunjukan rata rata pemberian ASI eksklusif di

dunia berkisar 38% di indonesia sebanyak 98% perempuan telah memberikan

ASI kepada bayinya ,namun hanya 42% yang mendapat ASI eksklusif

(PAS,2008)

Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab rendahnya pemberian

ASI ekslusif adalah ASI yang tidak lancar pada ibu menyusui, kelancaran

produksi ASI dipengaruhi oleh banyak faktor seperti, frekuensi pemberian

ASI, berat badan bayi saat lahir, usia kehamilan saat bayi lahir, usia ibu dan

paritas, stres dan penyakit akut, IMD, keberadaan perokok, konsumsi alkohol,

perawatan payudara, pola makan, penggunaan alat kontrasepsi dan status gizi.

(Ferial,2013)

Hal Ini menunjukkan pemberian ASI sebagai makanan pertama bayi

masih kurang. Padahal, penurunan gizi anak hingga menyebabkan anak

bergizi kurang hingga buruk dan tumbuh pendek (stunting) dapat dicegah
2

sedini mungkin dengan pemberian ASI ekslusif dan MPASI yang benar.

Produksi ASI dapat ditingkatkan salah satu diantaranya dengan mengkonsumsi

sayur-sayuran.

Adapun jenis sayuran yang dapat memperbanyak produksi ASI antara

lain sayur daun katuk, sayur pepaya muda dan sayur daun kelor. Pepaya muda

merupakan tumbuhan alam yang berperan sebagai Laktogogum karena dapat

meningkatkan dan memperlancar pengeluaran ASI. Pepaya muda (Carica

papaya L.) mengandung saponin, alkaloid, mineral, vitamin dan enzim.

Papaya hijau juga banyak mengandung vitamin A, B, C dan E yang juga

berperan membantu meningkatkan produksi ASI. (Manuaba, 2013).

Air buah pepaya muda memberikan efek meningkatkan jumlah dan

diameter kelenjar mammae. Getah (lateks) dari buah pepaya muda memiliki

efek sama dengan oksitosin pada uterus. Hormon prolaktin dan oksitosin

berperan dalam peningkatan produksi air susu. Prolaktin berperan dalam

sintesis air susu, sedangkan oksotosin berperan merangsang mioepitel disekitar

alveolus untuk berkontraksi sehingga semprotan ASI dapat di teruskan melalui

duktus (Manuaba, 2013).

Dalam penelitian sri banun dkk (2014) dengan judul pengaruh buah

pepaya terhadap kelancaran produksi ASI PADA ibu menyusui di desa

wonokerto wilayah puskesmas peterongan jombang tahun 2014 . di ketahui

dari hasil penelitian dapat dilihat rata rata frekuensi menyusui sebelum

pemberian buah 5,7 dan setelah mengkonsumsi buahpepaya mengalami

peningkatan 9,75. dengan demmikian pemberian buah pepaya mem


3

peningkatan produksI ASI bagi ibu menyusui (Jurnal Edu Health,Vol.5

No.2,Sep2015)

Berdasarkan hasil pra-survey yang dilakukan di PMB “Z.” Kota

bengkulu 2021, didapatkan 54% ibu nifas yang ASI nya belum keluar pada

hari ke-3 atau ke -4 setelah melahirkan sehingga meminta PASI untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayinya.

Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap Bidan “Z” yang

memberikan perawatan pada ibu setelah melahirkan di PMB, diperoleh data

sekitar 43% ibu yang tidak memberikan kolostrumnya segera setelah lahir

karena kolostrumnya belum keluar dan tidak dapat memberikan ASI nya

secara on demand ( sesuai kebutuhan bayi). Penyebab ibu tidak memberikan

ASI nya secara on demand antara lain 68% kolostrumnya tidak keluar pada

saat setelah melahirkan dan 56% mengatakan produksi ASI nya sedikit.

Berdasarkan data yang diperoleh dari profil provinsi Bengkulu tahun

2021 jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif pada Bayi usia 0-6 Bulan

sebanyak 8.235 (76%), dengan angka tertinggi cakupan ASI Eksklusif berada

di kabupaten/kota Bengkulu Utara 1.634 dan terendah di Kota Bengkulu

dengan jumlah 151. (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kota Bengkulu 2021).

Sedangkan data yang diperoleh dari profil kota Bengkulu selama 2021

cakupan ASI ekslusif adalah 55,3% dan pada tahun 2021 jumlah cakupan ASI

ekslusif menurun cukup jauh yaitu 39,9% atau sebesar 15.4%. (Profil Kota

Bengkulu 2021).
4

Berdasarkan perbandingan 3 tempat Praktek Mandiri Bidan (PMB) di

wilayah kerja Pusekesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu dari Bulan Januari

sampai Bulan Desember 2021 yaitu PMB Bidan “S” kasus Nifas dengan Asi

tidak lancar tidak ada dari 48 orang ibu nifas, di PMB “Z” kasus Nifas dengan

Asi Tidak Lancar sebanyak 5 orang dari 81 orang ibu Nifas dan di PMB “D”

kasus ibu nifas dengan Asi Tidak Lancar 0 dari 37 orang ibu nifas.

Dari data di atas menunjukkan bahwa kejadian Asi tidak lancar pada ibu

Nifas paling banyak banyak terjadi di PMB “Z” maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian pada ibu Nifas dengan Asi Tidak Lancar di PMB “Z”

Sawah Lebar untuk dijadikan studi kasus dalam Laporan Tugas Akhir yang

berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. “Y” Umur 27 Tahun Tahun

P2A0 Pospartum Hari ke 5 dengan ASI Tidak Lancar Di PMB “Z” Kota

Bengkulu Tahun 2022”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil masalah “Bagaimana

“Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny.”Y” Umur 27 Tahun P2 A0

Postpartum Hari ke 5 Dengan ASI Tidak Lancar di PMB “Z” Kota

Bengkulu Tahun 2022” dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan

dengan metode VARNEY

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum
5

Melakukan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu nifas dan menyusui Pada Ny.

“Y” umur 27 tahun dengan ASI tidak lancar di PMB “Z” Kota Bengkulu.

2. Tujuan Khusus

a) Melakukan Pengkajian Melalui Pengumpulan Semua Data Dasar

Seperti Data Subjektik Dan Objektif Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Nifas Ny. ”Y” Umur 27 Tahun P2A0 Dengan ASI Tidak Lancar Di

PMB “Z” Kota Bengkulu.

b) Melakukan Identifikasi Diagnosa Berdasarkan Interprestasi Data Dasar

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. “Y” Umur 27 Tahun P2A0

Dengan ASI Tidak Lancar Di PMB “Z” Kota Bengkulu.

c) Melakukan Identifikasi Diagnosa Potensial Atau Masalah Potensial

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. “Y” Umur 27 Tahun P2A0

Dengan ASI Tidak Lancar Di PMB “Z” Kota Bengkulu.

d) Mengidentifikasi Perlunya Penanganan Segera Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Nifas Ny. “Y” Umur 27 Tahun P2A0 Dengan ASI Tidak

Lancar Di PMB “Z” Kota Bengkulu.

e) Melakukan Perencanaan Menyeluruh Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Nifas Ny. “Y” Umur 27 Tahun P2A0 Dengan ASI Tidak Lancar Di

PMB “Z” Kota Bengkulu.

f) Melakukan Pelaksanaan Rencana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Ny “Y” Umur 27 Tahun P2A0 Dengan ASI Tidak Lancar Di PMB “Z”

Kota Bengkulu.
6

g) Melakukan Evaluasi Keefektifan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny “Y”

Umur 27 Tahun P2A0 Dengan ASI Tidak Lancar Di PMB “Z” Kota

Bengkulu.

h) Melakukan dokumentasi pada asuhan pemberian sayur buah papaya.

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Bagi pendidikan Institusi Stikes Tri Mandiri Sakti sebagai paham

pengembangan ilmu,bahan bacaan terhadap materi asuhan pelayanan kebidanan

serta referensi bagi Mahasiswa dalam memahami peningkatan produksi ASI

dengan pemberian sayur buah pepaya muda.

2. Manfaat praktis

a) Bagi PMB “Z”

Manfaat untuk lahan praktik adalah salah satu pedoman dasar untuk

meningkatkan kualitas produksi ASI dengan pemberian sayur buah

pepaya muda.

b) Bagi Peneliti.

Manfaat bagi peneliti diharapkan dapat mengembangkan wawasan

serta mampu menerapkan cara meningkatkan produksi ASI dengan

pemberian sayur buah pepaya muda pada ibu nifas.

c) Bagi Pasien/Keluarga

Pasien dapat meningkatkan kembali pengetahuan serta pemahaman


7

mengenai masalah-masalah pada masa nifas sehingga dapat mencegah

terjadinya masalah atau kasus ASI tidak lancar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep teori

1. Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai

sampai alat-alat kandungan kembali sebelum hamil. Nifas (peurperium)

berasal dari bahasa latin. Peurperium berasal dari dua suku kata yakni peur

dan parous.Peur berarti bayi dan parous berarti melahirkan.Jadi dapat

disimpulkan bahwa peurperium merupakan masa setelah nifas.Masa nifas

berlangsung sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim

sampai 6 minggu berikutnya disertai pulihnya kembali organ-organ

kandungan. (Asih &Risneni,2016 :1)

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,plasenta

serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan

seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.(Sitti Saleha,

2015). Masa nifas atau peurperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (40 hari). Pelayanan pasca persalinan

harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan

bayi,yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan

komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi serta penyediaan pelayanan

pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi

ibu. (Prawirohardjo,2014:356)

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

1. Memulihan kesehatan klien

8
a) Menyediakan nutrisi sesuai kebutuhan.

b) Mengatasi anemia.

c) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan

sterilisasi.

d) Mengembalikan kesehatan umum dengan menggerakan otot

(senam nifas) untuk memperlancar peredaran darah.

2. Mempertahankan kesehatan fisik dan psikologis.

3. Mencegah infeksi dan komplikasi.

4. Memperlancar pembentukan dan pemberian air susu ibu (ASI).

5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan sendiri sampai

masa nifas selesai dan mapu memelihara bayi dengan baik.

6. Memberikan pendidikan kesehatan dan memastikan pemahaman

serta kepentingan tentang perawatan kesehatan diri,nutrisi,KB, dan

manfaat menyusui. Pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehat

pada ibu dan keluarga melalui kb

7. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana.(Asih&Risneni, 2016

:2)

8. Sebelum menggunakan KB dijelaskan efektifitasnya, efek samping,

kekurangan dan kelebihan menggunakan KB, serta kapan metode

tersebut dapat digunakan. (Dewi,dkk,2011)

c. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas dibagi menjadi tiga periode menurut walyani dan

9
Purwoastuti (2015) yaitu:

1. Peurperium dini, yaitu kepulihan dini ketika ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan sendiri serta aktivitas

layaknya wanita normal berlangsung 24 jam.

2. Peurperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat

genetalia yang lamanya sekitar 6 sampai 8 minggu.

3. Remote peurperium, yaitu waktu yang di perlukan untuk pulih

dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu

persalinan mempunyai komplikasi.

d. Kebijakan Nasional

Selama ibu berada pada masa nifas, paling sedikit bidan harus

melakukan kunjungan, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi

baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-

masalah yang terjadi.

Seorang bidan pada saat memberikan asuhan kepada ibu dalam

masa nifas, ada beberapa hal yang harus dilakukan, akan tetapi

pemberian asuhan kebidanan pada ibu masa nifas tergantung dari

kondisi ibu sesuai dengan tahapan perkembangannya antara lain:

(Rukiyah dkk,2018)

1) Kunjungan Ke-1 (6-8 jam setelah persalinan)

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri;

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan: Rujuk bila

perdarahan berlanjut;

10
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri;

d) Pemberian ASI awal;

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir;

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia;

g) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan sehat.

2) Kunjungan Ke-2 (6 hari setelah persalinan)

a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal: Uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan

abnormal, tidak ada bau;

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal;

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat;

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit;

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3) Kunjungan Ke-3 (2 minggu setelah persalinan)

Sama dengan kunjungan ke-2.

4) Kunjungan Ke-4 (6 minggu setelah persalinan)

11
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi

alami;

b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

B. ASI Eksklusif

1. Pengertian

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6

bulan. Pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa cairan atau makanan

lain, kecuali suplemen vitamin, mineral, dan atau obat- obatan untuk keperluan

medis sampai bayi berusia 6 bulan, dan dilanjutkan pemberian ASI sampai dua

tahun pertama kehidupannya (Guyton & Hall, 2013).ASI di produksi secara

berkeseimbangan setelah payudara disusukan, maka akan terasa lunak. Pada

keadaan ini ASI tetap di produksi dan tidak akan kekurangan sesuai dengan

kebutuhannya asal bayi tetap menghisap dan menyusui. Menyusui yang

dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh

pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.(Pollard, M. 2015)

2. Manfaat pemberian ASI

1) Manfaat untuk bayi

a. Komposisi sesuai kebutuhan.

b. Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan.

c. ASI mengandung zat palindung.

d. Perkembangan psikomotorik lebih cepat.

e. Menunjang perkembangan kognitif.

f. Menunjang perkembangan penglihatan.

12
g. Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.

h. Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.

i. Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri.

2) Manfaat untuk ibu

a. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat

kembalinya rahim ke bentuk semula.

b. Mencegah anemia defesiensi zat besi.

c. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.

d. Menunda kesuburan.

e. Menimbulkan perasaan dibutuhkan.

f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium. (Sitti

Saleha,2009)

C. Masalah dalam Memberikan ASI

1) Kurang Informasi

Akibat kurang informasi, banyak ibu menganggap susu formula sama

baiknya, bahkan lebih baik dari ASI. Untuk dapat melaksanakan program

ASI ekslusif, ibu dan keluarganya perlu menguasai informasi tentang

fisiologi laktasi, keuntungan pemberian ASI, kerugian pemberian susu

formula, cara menyusui yang baik dan benar dan siapa yang harus

dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah menyusui (Simbolon, 2017).

2) Puting Susu Nyeri

13
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada awal waktu menyusui. Perasaan

sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan

putting susu ibu benar, perasaaan nyeri akan hilang.

(Elisabeth, Endang. 2015:31)

3) Putting Susu Lecet

Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi

lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan kadang-kadang

mengeluarkan darah. Putting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi

menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush (candidates)

atau dermatitis. (Elisabeth,Endang.2015:33)

4) Payudara Bengkak

Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh

dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan

dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak. Penyebabnya adalah

posisi mulut bayi dan putting susu ibu salah, produksi ASI bertambah,

terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang jarang dan waktu menyusui

yang terbatas. (Elisabeth,Endang.2015:31)

5) Abses/ Mastitis

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah,

bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat.

Di dalam terasa ada masa pada (lump) dan diluarnya kulit menjadi merah.

Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan

diakibatkan oleh sumbatan susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan

14
kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tidak efektif.

Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena

tekanan baju/BH. (Elisabeth,Endang.2015:31)

6) Asi tidak lancar

Kondisi dimana produksi asi tidak meningkat hingga hari ke-3 bahkan

sampai hari ke-4 atau tertundanya produksi asi pasca persalinan .

(Monika,2014)

D. Pengeluaran Asi Tidak Lancar Pasca Persalinan

a) pengertian

tertundanya produksi asi pasca persalinan adalahkondisi ketika produksi

asi tidak meningkat hingga hari ke-3 bahkan hari ke -4 pasca persalinan

(Monika,2014)

b) faktor Dan Tanda gejala terjadinya asi tidak lancar

menurut yusari asih (2016) faktor faktor yang mempengaruhi produksi asi

antara lain adalah sebagai berikut :

a. frekuensi pemberian susu

b. berat bayi saat lahir

c. usia kehamilan saat melahirkan

d. usia ibu dan paritas

e. stres dan penyakit akut

f. mengkonsumsi rokok

g. mengkonsumsi alcohol

15
h. pil kontrasepsi

Tanda dan gejala asi tidak lancar yaitu

1. Bayi tampak tidak aktif dalam menyusu

2. Bayi sering rewel atau menangis dan pola tidur tidak teratur.

3. Tinja bayi terasa keras dan pola bab yang tidak teratur

4. Payudara tidak penuh pengeluaran asi yang sedikit

c) Upaya Memperbanyak Produksi ASI

Menurut Mami (2015) hal -hal yang mempengaruhi produksi asi antara

lain :

Beberapa hal yang mempengaruhi produksi ASI adalah sebagai berikut:

1. Makanan Ibu

Makanan yang dikosumsi seorang ibu yang sedang menyusui tidak

secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang

dihasilkan. Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi

yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi,

diperlukan energi yang sama dengan jumlah energi yang diberikan 1

piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Apa bila ibu sedang menyusui

bayinya tidak mendapatkan tambahan makanan makan akan terjadi

kemunduran dalam produksi ASI (Khasanah,2013).

Tabel 3.
Kecakupan Zat Gizi Ibu Menyusui Per Hari
Kepadatan Gizi (jumlah/1000 Kalori)
No. Zat Gizi Kecukupan yang Tambahan
dianjurkan
1. Energi (kkal) + 500 0

16
2. Protein (g) + 20 40
3. Vitamin A + 400 800
4. Vitamin D +5 10
5. Vitamin E +3 6
6. Vitamin D + 40 80
7. Thiamin + 0,5 1
8. Riboflavin + 0,5 1
9. Niacin +5 10
10. Vitamin + 0,5 1
11. Folacin + 100 200
12. Vitamin B12 + 1,0 2
13. Kalsium + 400 800
Sumber : Adriani,M.2014.Peranan Gizi Dalam Siklus
Kehidupan.Jakarta.

2. Ketenangan jiwa dan pikiran

Keadaan psikologi ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan

menurunkan volume ASI.

3. Mengunakan alat kontrasepsi

Menggunakan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan

agar tidak mengurangi produksi ASI.

4. Perawatan payudara

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara sehingga

mempengaruhi hipofisis untuk mengeluarkan hormone prolactin dan

oksitosin.

5. Anatomi payudara

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI.

17
Selain ini perlu diperhatikan juga bentuk anatomi papilla mammae

atau puting susu ibu.

6. Faktor fisiologi

ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormone prolactin yang

menentukan produksi dan mempertahankan sekresi susu.

7. Pola istirahat

Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat, maka ASI juga

berkurang.

8. Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan

Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan

pengeluaran ASI akan semakin banyak. Oleh karena itu,

direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 perhari pada awal

setelah melahirkan.Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan

kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

9. Berat bayi lahir

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mempunyai kemampuan

menghisap ASI yang lebih rendah dibandingkan yang berat lahir

normal (2.400 gr).

10. Umur kehamilan saat melahirkan

Hal ini disebabkan bayi yang lahir premature (umur kehamilan

kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap

secara

efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir

18
cukup bulan.
Menurut Yusari Asih (2016) tanda tanda bayi cukup asi antara lain
adalah sebagai berikut :

1. Bayi menyusu dengan kuat dan aktif.

2. Bayi terlihat ceria dan tidur dengan pulas dan teratur.

3. Tinja bayi berwarna kuning dengan frekuensi sering ,dan warna

menjadi lebih muda

4. Payudara terasa penuhdan pengeluaran asi sudah mulai lancar.

d) Peningkatan ASI pada Pemberian Domperidone (Farmakologi)

Pada penelitian Ingram, et al (2013) ditemukan bahwa ibu

menyusui yang mengonsumsi domperidone memproduksi ASI sekitar

96% lebih banyak. Perbedaan jumlah volume ASI yang dihasilkan

mencapai lebih banyak 31ml per 24 jam. Dilaporkan bahwa pemberian

domperidone meningkatkan produksi ASI lebih banyak dibandingkan

metoclopramide, walaupun hasil ini tidak berbeda bermakna.

Domperidone juga dilaporkan memiliki efek samping yang lebih sedikit

dibandingkan metoclopramide.

e) Peningkatan ASI dengan Pemberian Sayur Pepaya Muda (Non

Farmakologi)

Selama menyusui, ibu nifas membutuhkan tambahan nutrisi lebih

dari 500 kalori untuk memproduksi ASI. Untuk menjaga kualitas ASI, Ibu

harus mengikuti pola makan dengan prinsip gizi yang seimbang dan

19
mengkonsumsi berbagai macam makanan, terutama sayuran berwarna

hijau misalnya daun katuk, buah pepaya hijau, kacang kacangan, daun

kacang panjang (lembayung), buncis, jagung, dan pare. Merupakan salah

satu makanan atau sayuran yang dapat memproduksi ASI dengan baik,

kurangi makanan yang mengandung gas seperti brokoli dan kol, karena

dapat membuat perut bayi kembung. Ibu nifas juga harus menjaga asupan

mineral seperti vitamin, sayur, buahan harus baik dan bervariasi. Makanan

yang ibu nifas konsumsi tidak haya memenuhi kebutuhan tubuhnya akan

nutrisi, tetapi juga di persiapkan untuk menunjang kelancaran produksi

ASI (energi, protrin, kalsium, dan zat besi). (Riskani,2012 :133)

E. Definsi Pepaya Muda

1. Morfologi Pepaya Muda

Pepaya (Carica papaya L.) Klasifikasi tanaman pepaya adalah

sebagai berikut (Yuniarti, 2008) : Regnum : Plantae Divisi :

Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Cistales Family :

Caricaceae Genus : Carica Species : Carica Papaya L. Karakteristik

tanaman pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah.

Pepaya dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim tropis.

Tanaman pepaya oleh para pedagang Spanyol 10 disebarluaskan ke

berbagai penjuru dunia. Haryoto (2013) mengatakan bahwa tanaman

papaya (Carica papaya L) baru dikenal secara umum sekitar tahun 1930

di Indonesia, khususnya dikawasan Pulau Jawa. Tanaman pepaya ini

20
sangat mudah tumbuh di berbagai cuaca. Menurut Warisno (2013),

tanaman pepaya merupakan herbal menahun, dan termasuk semak yang

berbentuk pohon. Batang, daun, bahkan buah pepaya bergetah, tumbuh

tegak, dan tingginya dapat mencapai 2,5-10 m. Batang pepaya tak

berkayu, bulat, berongga, dan tangkai di bagian atas terkadang dapat

bercabang. Pepaya dapat hidup pada ketinggian tempat 1 m-1.000 m dari

permukaan laut dan pada kisaran suhu 22°C-26°C.

Pepaya muda (Carica papaya L.) mengandung saponin, alkaloid,

mineral, vitamin dan enzim. Berdasarkan penelitian (Kharisma dkk, 2014)

didapatkan bahwa air buah pepaya muda memberikan efek meningkatkan

jumlah dan diameter kelenjar mammae. Getah (lateks) dari buah papaya

muda memiliki efek sama dengan oksitosin pada uterus. Hormon

prolaktin dan oksitosin berperan dalam peningkatan produksi air susu.

Prolaktin berperan dalam sintesis air susu, sedangkan oksitosin berperan

merangsang mioepitel disekitar alveolus untuk berkontraksi sehingga

semprotan ASI dapat diteruskan melalui duktus (Manuaba, 2013).

Tanaman pepaya merupakan tanaman yang banyak digunakan oleh

masyarakat sejak dulu. Senyawa aktif yang terkandung di dalamnya yaitu

enzim papain, karotenoid, alkaloid, flavonoid, monoterpenoid, mineral,

vitamin, glukosinolat, dan karposida vitamin C,A, B, E, serta mineral.

Dikatakan juga bahwa pepaya memiliki efek gastroprotektif,

antibakterial, laksatif, dan laktagogum yang khasiatnya terlah terbukti

secara ilmiah dari buah pepaya. Kandungan laktagogum (lactagogue)

21
dalam pepaya dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan laju

sekresi dan produksi ASI dan menjadi strategi untuk menanggulangi

gagalnya pemberian ASI eksklusif yang disebabkan oleh produksi ASI

yang rendah.

Mekanisme kerja laktagogum dalam membantu meningkatkan laju

sekresi dan produksi ASI adalah dengan secara langsung merangsang

aktivitas protoplasma pada sel-sel sekretoris kelenjar susu dan ujung saraf

sekretoris dalam kelenjar susu yang mengakibatkan sekresi air susu

meningkat, atau merangsang hormon prolaktin yang merupakan hormon

laktagonik terhadap kelenjar mammae pada sel-sel epitelium alveolar

yang akan merangsang laktasi.

Pada penelitian yang dilakukan Sri dkk (2015) dengan metode

eksperimen yang menggunakan rancangan sebelum dan sesudah

intervensi menggunakan satu kelompok. Desain ini menggunakan one

group before and after intervention design, atau pre and post test design

yang dimana satu-satunya unit eksperimen tersebut berfungsi sebagai

kelompok eksperimen sekaligus kelompok kontrol. Di dalam penelitian

disebutkan bahwa rata-rata produksi ASI sebelum mengonsumsi buah

pepaya adalah 5,7 kali dengan standar deviasi 0,8131 dan rata-rata setelah

mengonsumsi buah pepaya adalah 9,75 kali dengan standar deviasi

0,78640. Karena perbedaan nilai rata-rata adalah 4,05000 dengan sig

0,000 sehingga sig < 0,05, dapat disimpulkan bahwa rata-rata produksi

ASI sebelum dan sesudah mengonsumsi buah pepaya adalah berbeda dan

22
pemberian buah pepaya dapat memengaruhi peningkatan sekresi dan

produksi ASI ibu menyusui.

2. Senyawa Kimia Pepaya (Carica papaya)

Buah pepaya kaya akan kandungan protein, mineral, vitamin,

polisakarida, lectin, saponin, dan flavonoid. Akar tanaman pepaya

memiliki kandungan karposid, dan enzim mirosin.(Krishna, 2015).

3. Getah Buah Pepaya

Getah pepaya didapatkan dari hasil penyadapan pada buah pepaya.

Getah buah pepaya yang dihasilkan akan memiliki warna putih seperti

susu (Krishna, dkk., 2013). Getah pepaya memiliki kandungan lebih dari

50 asam amino, antara lain asam aspartat, treonin, serin, asam glutamat,

prolin, alanine, valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lisin,

arginin, triptofan, dan sistein (Prabantini, 2013). Getah buah pepaya

memiliki kandungan enzim papain 10%, kemopapain 45%, dan lisozom

20% (Koswara,2014). Getah buah pepaya memiliki beberapa manfaat

yang telah digunakan dalam dunia medis yaitu sebagai antihelmintik

(obat cacing), menghilangkan nyeri, meningkatkan produksi air susu pada

ibu nifas mengurangi sakit perut dan untuk penggunaan topikal pada kulit

yang terbakar (Krishna, dkk., 2013).

4. Kandungan Getah Pepaya

1) Papain

Papain adalah enzim protease yang dihasilkan dari getah pepaya

(Carica papaya) yang berumur 2-3 bulan, dimana getah pepaya

23
diperoleh dari penyadapan kulit buah pepaya muda (Carica papaya)

dan getah akan mengalir keluar, enzim papain akan semakin baik

apabila didapatkan dari getah buah pepaya yang muda. Enzim papain

adalah salah satu enzim proteolitik yang penting dalam proses

biologis, karena enzim papain dapat memecah peptida besar menjadi

peptida kecil dan asam amino (Amri & Mamboya, 2012). Enzim

papain dapat berikatan dengan peptidoglikan yang merupakan protein

penyusun dinding sel bakteri, sehingga enzim papain dapat

mengakibatkan gangguan permeabilitas membran sel. Papain adalah

enzim protease yang dihasilkan dari getah pepaya (Carica papaya)

yang berumur 2-3 bulan, dimana getah pepaya diperoleh dari

penyadapan kulit buah pepaya muda (Carica papaya) dan getah akan

mengalir keluar,

2) Kimopapain

Kimopapain merupakan enzim yang paling banyak terdapat

dalam getah buah pepaya yaitu sebanyak 45%. Kimopapain memiliki

ketahanan terhadap asam yang tinggi bahkan stabil pada pH 2, serta

memiliki daya tahan panas yang lebih besar. Kimopapain memiliki

cara kerja yang mirip dengan enzim papain yaitu memecah peptida

memjadi dipeptida dan polipeptida (Koswara, 2015). Kimopapain

mempunyai fungsi untuk mengurangi peradangan, membantu

penyembuhan luka bakar. dan kimopapain dahulu digunakan menjadi

obat untuk terapi sendi (Aravind, dkk., 2013)

24
5. Manfaat Pepaya Muda

1. Sangat baik untuk menjaga pencernaan

Adanya kandungan papain dan chymopapain yang ada pada

pepaya muda dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan

terbentuknya gas dalam perut.Sehingga sangat bagus untuk

mencegah kembung, sembelit m dan dapat membuat sistem

pencernaan bekerja lebih lancar. Serta kandungan seratnya yang

bagus untuk menyerap air dan dapat membantu melunakkan tinja.

2. Dapat Meningkatkan Sistem Kekebalan tubuh

Pepaya muda dan biji pepaya juga sama-sama memiliki

manfaat yang baik untuk kesehatan. Di kenal kaya akan kandungan

vitaminnya seperti vitamin A, C, dan E. Pepaya muda juga dapat

membantu mencegah infeksi, pilek, dan batuk.

3. Sebagai Detoksifikasi Tubuh

Kandungan papain dan chymopapain, ada juga kandungan

enzim dan fotonutrien lainnya pada buah ini yang dapat membantu

meningkatkan pencernaan. Kandungan tersebut juga sangat bagus

untuk mendektosifikasi atau membuang racun dari dalam tubuh.

Serat pada pepaya muda bisa membantu membersihkan usus besar

dan saluran pencernaan.

25
4. Melindungi dari Infeksi Saluran Kemih

Manfaat lainnya dari pepaya muda adalah dapat melindungi

sistem pengeluaran tubuh dan melindungi dari infeksi saluran

kemih. Mengonsumsi sayur pepaya muda dapat mencegah

berkumpulnya bakteri pada saluran kemih.

5. Dapat Menyembuhkan Konstipasi

Kandungan papain yang ada dalam pepaya muda bisa

membantu mengatasi konstipasi secara alami. Karena kandungan

papain lebih banyak pada pepaya muda dibandingkan dengan

pepaya yang sudah matang.

6. Membantu Meningkatkan Produksi ASI

Manfaat pepaya muda ini juga sangat bagus untuk

meningkatkan produksi ASI. Dengan mengkonsumsi pepaya

muda, tak perlu khawatir lagi ASI yang diproduksi tidak

mencukupi untuk si buah hati.

7. Untuk Mengatasi Berbagai Masalah pada Kulit

Pepaya muda juga bisa dijadikan sebagai bahan kecantikan

yang bagus untuk mengatasi berbagai masalah pada kulit. Karena

adanya serat dalam buah mentah yang mampu membersihkan racun

dari dalam tubuh, mengonsumsi pepaya muda secara rutin juga

dapat membantu meringankan kondisi kulit seperti menghilangkan

noda pada jerawat dan pigmentasikulit

6. Cara memasak sayur bening buah pepaya :

26
Memberikan ibu sayur pepaya muda untuk memperlancar dan

meningkatkan produksi ASI. Karena dalam buah pepaya muda

mengandung banyak vitamin A, C, B, E, asam folat, kalium, serta enzim

papain, yang mempengaruhi produksi ASI dengan cara dibuat sup

beningan ataupun tumisan, bisa di campur dengan jagung manis :

1) Bahan :

a) Buah pepaya muda / mengkal 100 gram

b) Jagung manis 2 sdm

c) Bawang putih 2 siung dicincang

d) Garam dan lada 1 sdt

e) Gula merah 2 sdm

f) Daun bawang 3 lembar dicincang

2) Cara memasak :

a) Kupas kulit pepaya buang biji yang didalamnya, lalu cuci di

bawah air mengalir dan potong-potong sesuai

selera,selanjutnya bersihkan jagung muda potong kecil-

kecil atau di serut.

b) Giling lada hingga halus masukan ke dalam air yang sudah

direbus sebanyak yang diinginkan, tambahkan sedikit

garam dan gula merah sesuai selera.

c) Setelah air mendidih masukan irisan bawang putih bersama

dengan potongan pepaya dan jagung manis, ditutup dan

tunggu hingga pepaya dan jagung lunak.

27
d) Bila sudah lunak.matikan kompor. Tuangkan sup ke dalam

mangkuk, lalu di berikan taburan daun bawang di iris.

F. Manajemen Kebidanan VARNEY dan SOAP

1. Pengertian Manajemen Varney

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan, dan keterampilan dalam

rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang

terfokus pada klien. (Siwi,2017)

2. Pengertian Manajemen SOAP

Pendokumentasian SOAP merupakan kepanjangan dari Subjektif,

Objektif, Assasment, Planing. SOAP merupakan catatan yang bersifat

serderhana, jelas, logis, dan singkat ( Rukiyah, 2014).

3. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan Varney

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,

yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan

evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap

yang bias diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah

tersebut bisa dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya

bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Berikut adalah langkah-langkah

dalam proses penatalaksanaan menurut varney.

a. Langkah 1 (Pengkajian)

28
Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien secara keseluruhan. Bidan dapat melakukan pengkajian dengan

efektif, maka harus menggunakan format pengkajian yang terstandar

agar pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan relevan.

Pengkalian data dibagi menjadi :

1) Data Subjektif

Data subjektif diperoleh dengan cara melakukan anamnesa.

Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data

pasien dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan, baik secara

langsung maupun kepada keluarga pasien. Bagian penting dari

anamnesa adalah data subjektif pasien ibu nifas yang meliputi :

biodata/identitas pasien dan suami; alasan masuk dan keluhan;

riwayat haid/menstruasi; riwayat perkawinan; riwayat obstetri

(riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu); riwayat

persalinan sekarang; riwayat dan perencanaan keluarga berencana;

riwayat kesehatan (kesehatan sekarang, kesehatan yang lalu dan

kesehatan keluarga); pola kebiasaan (pola makan dan minum, pola

eliminasi, pola aktifitas dan istirahat, personal hygine); data

pengetahuan, psikososial, spiritual dan budaya.

2) Data Objektif

29
Data objektif dapat di peroleh melalui pemeriksaan fisik

sesuai kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital; dan

pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara

inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

Pemeriksaan fisik meliputi : pemeriksaan keadaan umum

pasien; kesadaran pasien; tanda vital; kepala dan wajah (kepala,

muka, hidung, dan telinga); gigi dan mulut (bibir, gigi dan gusi);

leher; dada; payudara; abdomen; ektremitas (ekstremitas atas dan

bawah); genetalia (vagina, kelenjar bartholini, pengeluaran

pervaginam, perinium dan anus)

Sedangkan pemeriksaan penunjang dapat diperoleh melalui

pemeriksaan laboratorium ( kadar Hb, hematocrit, leukosit,

golongan darah), USG, rontgen dan sebagainya.

b. Langkah II (Interpretasi Data)

Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis

atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang

telah dikumpulkan. Data tersebut di interpretasikan sehingga dapat

dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik (Soepadan,2008,)

1) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Abortus,

anak hidup, umur ibu dan keadaan Nifas.

Data dasar meliputi :

30
a) Data Subjektif

Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah

abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu

tentang keluhannya.

b) Data Objektif

Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil

pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil

pemeriksaan tanda-tanda vital.

2) Masalah

Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien :

a) Data Subjektif

Data yang didapat dari anamnesa pasien

b) Data objektif

Data yang didapat dari hasil pemeriksaan.

c. Langkah III (Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial)

Pada langkah ketiga mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosis potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah di

identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan.

31
d. Langkah IV (identifikasi dan penerapan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera)

Mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan

konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan

lainnya sesuai dengan kondisi klien, melakukan konsultasi atau

kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja

sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawat klinis.

e. Langkah V (Perencanaan asuhan secara menyeluruh)

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang

sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang

berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi

bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya

( Ambarwati,2009 )

Asuhan kebidanan yang di berikan pada Putting Susu Lecet adalah :

1) Cara mengatasi Putting Susu Lecet , dengan menggunakan kantung

Teh.

2) Cari penyebab Putting Susu Lecet.

3) Cuci Payudara sekali sehari dan tidak dibenarkan untuk

menggunakan sabun.

4) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai kekalang

payudara dan susukan secara bergantian diantara kedua payudara.

5) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke Putting yang lecet dan

biarkan kering (Sunarsuh,2011)

32
f. Langkah VI (Pelaksanaan Asuhan)

Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang

diuraikan pada langkah kelima diatas dilaksanakan secara efisien dan

aman. Realisasi perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau

anggota keluarga lain. Jika bidan tidak melakukannya, ia tetap

memikul tanggung jawab atas terlaksananya seluruh perencanaan.

Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu, biaya, dan

meningkatkan mutu asuhan. Berikut adalah beberapa contoh

pelaksanaan perencanaan asuhan berdasarkan peran bidan dalam

tindakan mandiri, kolaborasi, dan tindakan pengawasan.

1) Tindakan Mandiri

a) Pemberian pendidikan kesehatan

b) Pemberian tablet Fe

c) Bimbingan perawatan personal hygiene

d) Bimbingan perawatan payudara

2) Kolaborasi

a) Dokter ahli kandungan

b) Psikolog

c) Ahli gizi

d) Ahli fisoterapi

3) Merujuk

a) Kepada fasilitas pelayanan yang memenuhi standar, baik

sarana maupun tenaganya.

4) Tindakan Pengawasan

33
a) Pemantauan keadaan umum

b) Pemantauan perdarahan

c) Pemantauan tanda-tanda bahaya nifas

5) Pendidikan / Penyuluhan

a) Kepada pasien

b) Kepada suami

c) Kepada keluarga

g. Langkah VII (Mengevaluasi)

Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi

dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.

Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar efektif dalam

pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut

efektif, sedangkan sebagian lain belum efektif.

Mengingat proses manajemen asuhan ini merupakan suatu

kegiatan yang berkesinambungan, perlu mengulang kembali dari awal

setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk

mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta

melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut (Nurul, 2011)

4. Langkah-langkah Manajemen SOAP

a. Subjektif (S)

Data subjektif merupakan catatan berhubungan masalah sudut

pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya

dicatat sehingga kutipan langsung/ringkasan yang berhubungan dengan

diagnosa (data primer). Pada bayi/anak kecil data subjektif ini dapat

diperbolehkan dari orangtuanya (data sekunder). Data subjektif menguatkan

34
diagnosa yang akan dibuat.

b. Objektif (O)

Data ini memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang

berhubungan dengan diagnosa. Data digolongkan dalam katagori ini,

antara lain: data psikologik, hasil observasi yang jujur dan informasi

kajian teknologi (hasil px lab, Ro, CTG, USG dan lain-lain). Ada

pendapat yang memasukkan laporan dari keluarga juga masuk katagori

ini. Apa yang dapat diobservasi oleh bidan/perawat akan menjadi

komponen penting dari diagnosa yang akan ditegakkan.

c. Assesment (A)

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan

data/informasi subjektif maupun data/informasi sujektif maupun objektif

yang dikumpulkan dan disimpulkan, karena keadaan pasien harus terus

berubahdan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif

dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses analisa

adalah segala proses yang dinamik. Mengikuti perkembangan pasien dan

menjamin segala parubahan baru dapat diketahui dandapat diikuti

sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.

d. Planning

Plan/planning atau perencanaan adalah membuat rencana

tindakan saat itu atau yang akan datang untuk mengusahakan mencapai

kondisi pasien sebaik mungkin, menjaga dan mempertahankan

kesejahteraanya.

35
36

B. Kerangka Konsep

Input Proses Output


Asuhan kebidanan Manajemen Asuhan Pada Ibu Postpartum 5 Hasil Asuhan
pada ny “Y” P2A0 Hari dengan ASI Tidak Lancar kebidanan pada
post partum hari 1. Pengkajian ny “Y” P2A0 post
ke 5 dengan ASI a. Data Subjektif: partum hari ke 5
Tidak Lancar. dengan ASI tidak
Ibu mengatakan Ibu mengatakan bernama
lancar.
Ny “ Y” umur 27 tahun dan telah
Tanda dan gejala
melahirkan anak keduanya 5 hari yang 1. Bayi menyusu
ASI tidak lancar
pada keluhan lalu ibu mengtatakan tidak pernah dengan kuat
pasien yaitu mengalami keguguran. Ibu mengeluh dan aktif. Dan
ASI nya tidak lancar , bayinya rewel dan frekuensi
1. Bayi tampak menangis saat menyusui, bayinya tidak menyusu bayi
tidak aktif aktif dalam menyusu dan ibu mengatakan kur.
dalam menyusu pola BAB bayi tidak teratur , tinja bayi 2. Bayi terlihat
dan frekuensi keras dan berwarna coklat gelap serta ibu ceria dan tidur
menyusu bayi mengatakan dirinya merasa khawatir dan dengan pulas
kurang. dan teratur
takut anaknya kekurangan ASI.
2. Bayi sering 3. Tinja bayi
b. Data Objektif:
rewel atau berwarna
1) Pemeriksaan Umum kuning dengan
menangis saat
sedang disusui KU : Baik frekuensi sering
dan pola tidur Kesadaran : Compos Mentis (CM) dan konsistensi
tidak teratur. Tanda-tanda Vital lembek.
3. Tinja bayi TD : 110/80 Mmhg
terasa keras dan N : 81 Kali Permenit.
pola BAB yang P : 23 Kali Permenit
tidak teratur S : 36,6 ᵒC
2) Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak Pucat
Mata : Normal
Hidung : Tidak Ada Sekret
Dada : Simetris
Payudara : keluhan: ASI tidak
lancar ASI Akan keluar
apabila payudara
ditekan
Kebersihan : Bersih
Areola : Hyperpigmentasi

2. Interperetsi Data
Ny ”Y” umur 27 Tahun P2A0 Postpatrum
Hari ke 5 dengan ASI Tidak Lancar
37

3. Diagnosis atau Masalah Potensial


Tidak Ada

4. Mengidentifikasi Perlunya Penanganan


Segera
Tidak ada indikasi untuk dilakukan tindakan
emergency/kolaborasi/rujukan.

5. Perencanaan Asuhan Menyeluruh


a. Beritahukan ibu hasil pemeriksaan
b. Jelaskan kepada ibu penyebab terjadinya
asi tidak lancar.
c. Jelaskan kepada ibu mengatur pola
makan yang baik dan benar
d. Jelaskan asuhan yang akan dilakukan
dengan menggunakan metode pemberian
sayur buah pepaya 3x1 selama 3 hari

6. Pelaksanaan Asuhan
a. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan
1)Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
Tanda-tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
N : 81 kali permenit.
P : 23 kali permenit
S : 36,6 ᵒC
b. Menjelaskan kepada ibu faktor terjadinya
asi tidak lancar yaitu frekuensi pemberian
susu,berat bayi saat lahir usia kehamilan
saat melahirkan,usia ibu dan
paritas ,stress dan penyakit
akut ,mengkonsumsi
rokok,mengkonsumsi alkohol,pil
kontrasepsi.
c. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi seperti ,ikan
daging sapi telur ,sayuran hijau dan buah-
buahan.
d. Memberikan sayur buah pepaya 3x1 guna
untuk memperlancar ASI
7. Evaluasi
a. Ibu mengetahui kondisinya
b. Ibu mengetahui faktor terjadinya ASI
Tidak Lancar
38

c. Ibu menjaga pola makan dengan


mengkonsumsi makanan yang bergizi
d. Ibu memakan sayur buah pepaya 3x1
dalam 3 Hari
39

BAB III

METODOLOGI

A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi pemberian asuhan terhadap Ny. “Y” di PMB ‘Z” tahun 2022 di

Kebun Tebeng Kota Bengkulu. Serta dilakukan kunjungan rumah Ny.”Y“.

Waktu pelaksanaan dimulai pada tanggal 20 sampai kunjungan nifas terakhir

tanggal “22.

B. Subyek Laporan Kasus

Subjek yang akan digunakan dalam studi kasus ini adalah pada ibu nifas

terhadap Ny. Y post partum primipara hari ke 5 di PMB “Z”.

C. Instrumen Kumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat pengumpulan data yang

digunakan adalah pedoman observasi, wawancara, dan studi dokumentasi

dalam bentuk asuhan kebidanan pada Ny. Y, sebagai berikut :

a. Observasi, peneliti mencari data dan mengobservasi langsung Ny. Y

sesuai dengan manajemen kebidanan yaitu 7 langkah varney.

b. Melakukan wawancara langsung kepada Ny. Y untuk mengetahui

masalah-masalah atau keluhan yang dirasakan Ny. Y selama masa nifas,

pola hidup atau kebiasaan sehari-hari.

c. Studi Dokumentasi
Dilakukan dalam asuhan kebidanan dalam metode SOAP yaitu :

1) S (Subjektif)

Berisikan pendokumentasian hasil pengumpulan data dasar Ny. Y melalui

anamnesa sebagai langkah Varney yang terdiri dari identitas diri Ny. “Y” dan

suami, serta keluhan yang dialami saat kunjungan.

2) O (Objektif)

Berisikan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik Ny. “Y”, hasil TTV, dan tes

diagnosa lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment

sebagai langkah I Varney.

3) A (Analisa)

Berisikan hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam

identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi diagnosa dan potensial, dan perlunya

tindakan segera oleh bidan atau dokter sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney.

4) P (Penatalaksanaan)

Berisikan tindakan perencanaan, tindakan, dan evaluasi berdasarkan analisa data

(assessment) sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney.

D. Teknik dan Cara Pengumpulan Data

Data penyusunan kasus ini penulis menggunakan jenis data primer dan data

sekunder. (Menurut Hellen Varney)

a. Data primer

Data primer diperoleh dari hasil wawancara, observasi langsung, dan


pemeriksaan fisik terhadap ibu nifas dengan produksi ASI sedikit sesuai

dengan 7 langkah Varney.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek

kasus. Data sekunder diperoleh dari :

1. Studi dokumentasi

Pada pengambilan kasus ini penulis menggunakan catatan untuk

menyimpan dan mengambil informasi yang ada di “Z”. kebun tebeng kota

bengkulu.

2. Studi kepustakaan

Pada studi kasus ini menggunakan studi kepustakaan dari tahun 2009-

2019.

E. Bahan dan Alat

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data

2. Format pengkajian ibu nifas

3. Alat tulis dan bulpoin

4. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik

a. Termometer

b. Stetoskop

c. Jam tangan

41
d. Tensimeter

e. Pita ukur

f. Mangkuk berisi sayur buah pepaya

5. Alat dan bahan untuk dokumentasi

a. Status dan cacatan pasien di PMB

b. Camera

6. Terapi : sayur buah pepaya

42
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “Y“ UMUR 27 TAHUN
P2 A0 POSPARTUM HARI KE 5 DENGAN
ASI TIDAK LANCAR DI PMB “Z”
KOTA BENGKULU

A. Tinjauan Kasus

No. Register :

Tanggal pengkajian : 20 Juni 2022

Tempat : PMB “Z” Kota Bengkulu

Nama Pengkaji : Indri Yanti

1. Pengkajian

A. Data subjektif

1. Identitas

Nama Ibu : Ny.“Y” Nama Suami : Tn“ S ”

Umur : 27 Tahun Umur : 28 Tahun

Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Cempak rt 7 Alamat : Jl. Cempak rt 7

43
2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan pada hari ke 5 pasca persalinan bayinya jarang mau menyusu,

sering rewel dan menangis terus saat sedang disusui, pola bab bayi tidak

teratur dan tinja bayi berwarna coklat gelap dan keras, bayinya tidak tidur

dengan pulas ibu merasa khawatir dan takut anaknya kekurangan ASI.

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menular (HIV,

TBC, Hepatitis), menurun (DM, Asma, hipertensi) dan menahun (Paru-

paru, jantung, ginjal) serta tidak memiliki riwayat keturunan kembar

b. Riwayat kesehatan lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (HIV, TBC,

Hepatitis), menurun (DM, Asma, hipertensi) dan menahun (Paru-paru,

jantung, ginjal) serta tidak memiliki riwayat keturunan kembar

c. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah atau sedang

menderita penyakit menular (HIV, TBC, Hepatitis), menurun (DM,

Asma, hipertensi) dan menahun (Paru-paru, jantung, ginjal) serta tidak

memiliki riwayat keturunan kembar.

4. Riwayat perkawinan

a. Usia nikah : 25 tahun

b. Kawin ke : 1 (pertama)

44
c. Status perkawinan : Sah

d. Lama perkawinan : 1 tahun

5. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 14 tahun

b. Lama : 7 hari

c. Siklus : 30 hari

d. Banyaknya : 2 - 3x ganti pembalut/hari

e. Keluhan : Tidak ada

f. Dysmenorea : Tidak ada

6. Riwayat Persalinan Sekarang

a. Usia Kehamilan : 39-40 Minggu

b. Kelainan selama hamil : Tidak ada

c. Tanggal persalinan : 15 Juni 2020

d. Jenis persalinan : Normal

e. Lama persalinan

Kala I : 10 jam

Kala II : 30 menit

Kala III : 10 menit

Kala IV : 2 jam

f. Perdarahan

Kala I : - cc

Kala II : 250 cc

45
Kala III : 150 cc

Kala IV : 100 cc

g. Penyulit dalam persalinan : Tidak ada

h. Penolong : Bidan

i. Tempat : PMB “Z” kota bengkulu

j. Kelainan bawaan : Tidak ada

k. Anak ke : 2 (kedua)

l. Berat Badan : 3400 gram

m. PB : 50 cm

7. Riwayat KB

Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.

8. Pola kebiasaan sehari-hari

Pola nutrisi Hamil Nifas


Frekuensi makan 3x1 hari 3x1 hari
Jumlah 1-2 porsi 1 porsi
Jenis Nasi, Sayur, Nasi, Sayur, Lauk Pauk,
Frekuensi minum lauk Pauk Buah
Jenis 3 x sehari 3 x sehari
Air Putih, susu Air Putih
Pola Eliminasi
Frekuensi BAB 1x sehari 1x sehari
Warna Kuning Kuning
Konsistensi Lembek Lembek
Frekuensi BAK 3-4 x sehari 3-4 x sehari
Pola Istirahat
Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
Tidur malam 6-7 Jam 5-6 jam
Tidur Siang 1 Jam 2 Jam

Personal hygiene

46
Mandi 3 x sehari 3 x sehari
Keramas 3 x minggu 2 x minggu
Gosok gigi 3 x sehari 3 x sehari
Ganti pakaian 3 x sehari 3 x sehari
Ganti pakaian 3 x sehari 3 x sehari
dalam

9. Data psikososial

Ibu mengatakan ibu dan keluarga merasa senang akan kelahiran bayinya

respon ibu dan keluarga terhadap bayi baik.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. Tanda-tanda vital

1) TD : 110/80 mmhg

2) Suhu : 36,6oC

3) Pernafasan : 23 x/ menit

4) Nadi : 81 x/ menit

d. Pengukuran Antopometri

Sebelum Hamil: Setelah Hamil


BB : 56 Kg BB : 65 Kg
TB : 157 cm TB : 157 cm
LILA : 27 cm LILA : 27 cm

2. Pemeriksaan fisik

47
a. Kepala

1) Bentuk : Simetris

2) Nyeri tekan : Tidak ada

3) Warna rambut : Hitam

4) Kebersihan : Bersih

5) Benjolan : Tidak ada

6) Kerontokan : Tidak ada

b. Mata

1) Bentuk : Simetris

2) SKlera : An Ikterik

3) Konjungtiva : An Anemis

c. Hidung

1) Bentuk : Simetris

2) Pengeluaran : Tidak Ada

3) Kebrsihan : Bersih

d. Mulut

1) Bentuk : Simetris

2) Caries : Tidak ada

3) Mukosa bibir : Lembab

4) Gigi : Tidak berlubang

e. Telinga

1) Bentuk : Simetris

48
2) Pengeluaran cairan : Tidak ada

3) Fungsi pendengaran : Baik

4) Gangguan : Tidak Ada

f. Leher

1) Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada

2) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada

3) Pembesaran vena jugularis : tidak ada

g. Payudara

1) Benjolan patologis : Tidak ada

2) Areola : Hiperpigmentasi

3) Papilla : Menonjol

4) Keluhan :Pengeluaran ASI tidak lancar ,ASI akan


keluar apabila payudara ditekan.
h. Abdomen

1) Nyeri tekan : Tidak ada

2) Bekas oprasi : Tidak ada

3) Linea : Nigra

4) TFU : 3 jari di bawa pusat

i. Genetalia

1) Odema : Tidak ada

2) Varises : Tidak ada

3) Lochea : Sanguilenta

4) Banyak nya : 2-3 x ganti pembalut

49
j. Ekstremitas

1. Atas

1) Warna kuku : tidak pucat

2) Kebrsihan: Bersih

2. Bawah

1) Warna kuku : tidak pucat

2) Kebrsihan: Bersih

3) Oedema : Tidak ada

4) Varices : Tidak ada

5) Reflek patella : Kanan : (+) positif kiri : (+) positif

2. Interpretasi Data

1. Diagnosa Kebidanan

Ny “Y” Umur 27 Tahun P2A0 Post Partum Hari Ke 5 Dengan ASI Tidak

Lancar

Dasar Subyektif :  Ibu mengatakan ASI nya tidak lancar , bayinya rewel dan

menangis saat menyusui 5 hari pasca melahirkan , bayinya tidak aktif

dalam menyusu dan ibu mengatakan pola BAB bayi tidak teratur dan tinja

bayi keras dan berwarna coklat gelap serta ibu mengatakan dirinya merasa

khawatir dan takut anaknya kekurangan ASI pada saat menyusui.

Dasar Obyektif  :    

KU         : Baik              Kesadaran : composmentis


TTV         : T  : 110/80 mmHg        R : 23 x/menit

50
                                                N : 81 x/menit              S : 36,60
Payudara

1) Benjolan patologis : Tidak ada

2) Areola : Hiperpigmentasi

3) Papilla : Menonjol

4) Keluhan :Pengeluaran ASI tidak lancar ,ASI akan


keluar apabila payudara ditekan.
Abdomen

1) Nyeri tekan : Tidak ada

2) Bekas oprasi : Tidak ada

3) Linea : Nigra

4) TFU : 3 jari di bawa pusat

2. Masalah

ASI tidak lancar

3. Identifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial

Tidak ada
4. Tindakan  Segera                       

Tidak ada indikasi untuk dilakukan tindakan

emergency/kolaborasi/rujukan.

5. Perencanaan Asuhan Menyeluruh

1. Beritahukan ibu hasil pemeriksaan

2. Jelaskan kepada ibu penyebab terjadinya asi tidak lancar

3. Jelaskan kepada ibu mengatur pola makan yang baik dan benar.

51
4. Jelaskan asuhan yang akan dilakukan dengan menggunakan metode

pemberian sayur buah pepaya 3x1 selama 3 hari.

6. Pelaksanaan Asuhan

1. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan.

keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD : 110/70 mmHg,

N: 79 x/menit, RR : 24 x/menit, S : 36,7 ºC, BB : 65 kg , TB : 157 cm, TFU 3

jari di bawah pusat, kontraksi keras, lochea sanguinolenta.

2. Menjelaskan kepada ibu faktor terjadinya asi tidak lancar yaitu frekuensi

pemberian susu,berat bayi saat lahir usia kehamilan saat melahirkan,usia ibu

dan paritas ,stress dan penyakit akut ,mengkonsumsi rokok,mengkonsumsi

alkohol,pil kontrasepsi.

3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti ,ikan

daging sapi telur ,sayuran hijau dan buah-buahan.

4. Memberikan sayur buah pepaya 3x1selama 3 hari guna untuk memperlancar

ASI

7. Evaluasi

a. Ibu mengetahui kondisinya

b. Ibu mengetahui faktor terjadinya ASI Tidak Lancar

c. Ibu menjaga pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi

d. Ibu memakan sayur buah pepaya 3x1 dalam 3 hari.

52
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KE-1
Tabel 1
Catatan Perkembangan
PMB “Z” Kota Nama Pasien : Ny “Y”
Bengkulu
Catatan Nama Pengkaji : Indri Yanti
Perkembangan
Nama &
Hari & Tanggal Catatan Perkembangan
Paraf
Selasa ,21 Juni 2022 (SOAP) Bidan Pasien
Selasa , 21 Juni Subjektif :
2022 Ibu mengatakan ASI nya tidak lancar ,
bayinya rewel dan menangis saat
menyusui 6 hari pasca melahirkan ,
bayinya tidak aktif dalam menyusu
dan ibu mengatakan pola BAB bayi
tidak teratur dan tinja bayi keras dan
berwarna coklat gelap serta ibu
mengatakan dirinya merasa khawatir
dan takut anaknya kekurangan ASI
pada saat menyusui.

Objektif :
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 79 kali permenit.
P : 24 kali permenit
S : 36,7 ᵒC
2) Pemeriksaan Fisik
Payudara
Kebersihan : Bersih
Areola : Hyperpigmentasi
Papila : menonjol
Keluhan : Pengeluaran ASI tidak
lancar, ASI akan keluar
apabila payudara ditekan.
Analisa :

53
Ny ”Y” umur 27 Tahun P2 A0 Postpatrum Hari ke
6 dengan ASI tidak lancar.
Penatalaksanaan :
1. Melakukan informent consent pada ibu
Ev : Informmed telah di lakukaan

2. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan.


Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 79 kali permenit.
P : 24 kali permenit
S : 36,7 ᵒC
Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2. Melakukan pengkajian tentang pengeluaran


ASI pada ibu.
Ev : pengeluaran ASI pada ibu belum lancar
ditandai dengan keadaan bayi yang masih
menunjukan tanda tanda bayi tidak cukup
ASI.

3. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola


istirahat cukup dan menenangkan pikiranya
agar tidak stres agar produksi ASI tidak
berkurang.
Ev : Ibu bersedia menjaga pola makan dengan
mengkonsumsi makanan yang bergizi

4. Melakukan Observasi keadaan tinja bayi


Ev : ibu mengatakan bayi bab 2 hari sekali dan
masih berwarna coklat gelap serta tekstur yang
keras.

5. Melakukan Observasi keadaan bayi dan


frekuensi menyusu bayi
Ev : ibu mengatakan bayinya masih jarang
menyusu dan ketika di susui bayi masih sering
rewel.
6. Melakukan asuhan dengan menggunakan

54
metode pemberian sayur buah pepaya 3x1
selama 3 hari.
Ev : Ibu memakan sayur buah pepaya 3x1 selama
3 hari.
7. Melakukan Pendokumentasian
Ev : Semua tindakan sudah dilakukan, dicatat di
dalam laporan menggunakan format
VARNEY dan SOAP.

55
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KE-2
Tabel
Catatan Perkembangan

PMB “Z” Kota Nama Pasien : Ny “Y”


Bengkulu
Catatan Perkembangan
Nama Pengkaji : Indri Yanti
Nama &
Hari & Tanggal Catatan Perkembangan
Paraf
Rabu , 22 Juni 2022 (SOAP) Bidan Pasien
Rabu , 22 Juni Subjektif :
2022 Ibu mengatakan bayinya sudah tidak
rewel lagi saat menyusui dan dirinya
sudah mulai tenang saat menyusui
bayinya dan bayinya semakin aktif
menyusu namun masih jarang
menyusu serta ibu mengatakan
Keadaan tinja bayi sudah berwarna
kuning namun masih bertekstur keras.
Objektif :
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
Tanda-tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
N : 79 kali permenit.
P : 23 kali permenit
S : 36,7 ᵒC
2) Pemeriksaan Fisik
Dada : Payudara
Kebersihan : Bersih
Areola : Hyperpigmentasi
Papila : menonjol
Keluhan : Pengeluaran ASI Sudah
Mulai Lancar ditandai
dengan frekuensi
menyusui bayi semakin
sering, keadaan tinja

56
bayi berwarna coklat,
bayi tidak rewel dan
bayi tidur pulas.
Analisa :
Ny ”Y” umur 27 Tahun P2 A0 Postpatrum Hari
ke 7dengan ASI tidak lancar
Penatalaksanaan :
1. Melakukan observasi TTV dan
perkembangan
TD : 110/80 mmHg
N : 79 kali permenit.
P : 23 kali permenit
S : 36,7 ᵒC
Ev: ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan

8. Melakukan pengkajian pengeluaran ASI pada


ibu.
Ev : pengeluaran ASI pada ibu sudah berangsur
lancar , ASI keluar tanpa ditekan pada daerah
payudara.

9. Melakukan observasi keadaan tinja bayi


Ev : ibu mengatakan bayi bab 1 hari sekali dan
sudah berwarna kuning namun masih tekstur
keras .

10. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola


istirahat cukup dan menenangkan pikiranya
agar tidak stres agar produksi ASI tidak
berkurang.
Ev : Ibu bersedia untuk istirahat dan tidur yang
cukup pada saat bayi tidur.

11. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi


makanan yang bergizi dan bernutrisi seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan.
Ev : Ibu bersedia dan sudah mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan bernutrisi tinggi.

12. Melakukan observasi frekuensi dan keadaan


menyusui bayi

57
Ev : ibu mengatakan bayinya sudah mulai aktif
menyusu dan tidak rewel namun masih jarang
menyusu.
13. Melakukan observasi pola istirahat bayi
Ev : ibu mengatakan bayi tertidur dengan pulas
dan cukup

14. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi


sayur buah pepaya guna memperlancar
produksi ASI
Ev : Ibu bersedia dan sudah mengkonsumsi sayur
buah pepaya.

58
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KE-3
Tabel
Catatan Perkembangan
PMB “Z” Kota Nama Pasien : Ny “Y”
Bengkulu
Catatan Perkembangan
Nama Pengkaji : Indri Yanti
Nama &
Hari & Tanggal Catatan Perkembangan
Paraf
Kamis ,23 Juni 2022 (SOAP) Bidan Pasien
Kamis ,23 Juni 2022 Subjektif :
Ibu mengatakan ASI nya sudah lancar
bayinya sudah tidak rewel dan tidur
pulas, serta Ibu mengatakan keadaan
tinja bayi sudah bertekstur lembek
saat ini bayinya sangat aktif dan
semakin sering menyusu.
Objektif :
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
Tanda-tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
N : 82 kali permenit.
P : 22 kali permenit
S : 36,6 ᵒC
2) Pemeriksaan Fisik
Dada: Payudara
Kebersihan : Bersih
Areola : Hyperpigmentasi
Papila : menonjol
Keluhan : Tidak Ada
Analisa :
Ny ”Y” umur 27 Tahun P2A0 Postpatrum Hari
ke 8 dengan riwayat ASI tidak lancar
Penatalaksanaan :
1. Melakukan observasi TTV dan
perkembangan

59
TD : 110/80 mmHg
N : 82 kali permenit.
P : 22 kali permenit
S : 36,6 ᵒC
Ev: ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan
2. Melakukan Pengkajian pengeluaran ASI pada
ibu.
Ev : ibu mengatakan asinya terasa kencang dan
penuh.
3. Melakukan observasi pola tidur bayi
Ev :ibu mengatakan bayinya tidur cukup dan
pulas
4. Melakukan observasi keadaan tinja bayi
Ev : ibu mengatakan bayi bab 1 hari sekali dan
berwarna coklat serta tekstur yang lembek.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola
istirahat dan idur yang cukup.
Ev : ibu bersedia tetap menjaga pola istirahat dan
tidur yang cukup.
6. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi
kebtuhan nutrisi dan cairan.
Ev : ibu bersedia untuk tetap memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan.
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga pikiran
dan tidak stres agar tidak mempengaruhi
produksi ASI.
Ev : ibu bersedia menjaga pikiran selama
menyusui.
8. Melakukan informmed consent pada ibu
bahwa asuhan ASI tidak lancar telah
dilakukan dan pengeluaran ASI sudah lancar
ditandai dengan frekuensi menyusui sering
dan aktif ,pola tidur bayi teratur , keadaan
tinja bayi dengan konsistensi lembek dan
berwarna kuning , serta bayi tidak rewel saat
disusui. Maka terapi sayur buah pepaya di
hentikan.
Ev : Informmed telah di lakukan, ibu mengerti
dan merasa senang

60
B. Pembahasan

ASI tidak lancar adalah Kondisi dimana produksi asi tidak meningkat

hingga hari ke-3 bahkan sampai hari ke-5 atau tertundanya produksi asi pasca

persalinan .(Monika,2014). Pada pengkajian yang dilakukan penulis pada kasus

ASI tidak lancar yaitu mengumpulkan data dasar meliputi data subyektif dan data

obyektif. Data subyektif adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan

untuk mengevaluasi keadaan pasien dan mengumpulkan semua informasi yang

akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Data pada

kasus Ny. Y, ibu mengatakan bernama Ny. Y umur 27 tahun habis melahirkan 5

hari yang lalu pada tanggal 15 juni 2022. Ny. Y mengatakan pada hari ke 5 pasca

persalinan bayinya sering rewel dan menangis terus saat sedang menyusui, ibu

merasa produksi ASInya sudah berkurang dan tidak lancar seperti hari biasanya

ibu merasa khawatir dan takut anaknya kekurangan ASI pada saat menyusui.

Data obyektifnya meliputi pada pemeriksaan umum pada tanggal 20 Juni

2022 di dapatkan keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD :

110/70 mmHg, N: 79 x/menit, RR : 24 x/menit, S : 36,7 ºC, BB : 65 kg , TB :

157 cm, TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi keras, lochea sanguinolenta.

diagnosa kebidanan yang dapat ditegakan pada kasus yaitu Ny “Y” Umur 26 Tahun

P2A0 Post Partum Hari Ke 5 Dengan Pengeluaran ASI Tidak Lancar.

Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu melakukan pemberian sayur buah

61
pepaya , Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti ,ikan

daging sapi telur ,sayuran hijau dan buah-buahan dan mengkaji tingkat pengeluaran

ASI.

Pada tanggal 21 Juni 2022 keadaan umum : baik, kesadaran :

composmentis, TTV : TD : 110/80 mmHg, N : 79 x/menit, RR : 23 x/menit, S

: 36,7 ºC,TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi keras, lochea sanguinolenta.

produksi ASI meningkat Pada tanggal 22 Juni 2022 keadaan umum : baik,

kesadaran : composmentis, TTV : TD : 110/80 mmHg, N : 82 x/menit, RR : 22

x/menit, S : 36,6 ºC, TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi keras, lochea

sanguinolenta. produksi ASI meningkat dan pengeluaran ASI lancar.

Tindakan segera yang dilakukan berdasarkan ada atau tidaknya

kegawatdaruratan yang terjadi. Tidak memerlukan tindakan segera hanya

diperlukan konseling tentang pola istirahat dan asupan makanan yang benar.

Kasus Ny. Y dengan ASI Tidak Lancar asuhan yang dilakukan selama 3 hari tidak

ditemukan kegawatdaruratan.

Teori perencanaan untuk kasus ASI Tidak Lancar. Menurut Maritalia 2014,

mengatakan bahwa asuhan yang akan diberikan pada ibu nifas normal dengan

ASI Tidak Lancar adalah memberikan KIE tentang ASI Tidak Lancar dan

penangananya, berikan asuhan secara komperhensif yaitu memastikan involusi

uterus berjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus

uteri di bawah umbilicus dan tidak ada perdarahan abnormal, menilai adanya

tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan, menganjurkan ibu untuk menjaga

62
agar perineum selalu bersih dan kering, memastikan ibu mendapat istirahat yang

cukup, memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan,

menganjurkan ibu memberi ASI dan menyusui.

Pada kasus Ny. Y dengan , pelaksanaan tindakan yang dilakukan terhadap

pasien yang mengalami ASI Tidak Lancar yaitu memberikan terapi

nonfarmakologi menggunakan sayur buah pepaya di konsumsi selama

3x/hari.berdasarkan jurnal menurut riani pada tahun 2016 konsumsi sayur buah

pepaya terhadap produksi ASI pada ibu menyusui.Dari hasil penelitian ini

diperoleh bahwa intensitas rata rata frekuensi pemberian ASI sebelum pemberian

sayur buah pepaya adalah 5,7 kali. Setelah mengonsumsi sayur buah pepaya

mengalami peningkatan menjadi 9,75 kali. perbedaan nilai rata rata peningkatan

rata rata produksi ASI adalah 5,458 dengan sign 0,000 karena < 0,005,

kesimpulan hasil yang diterima yang berarti ada pengaruh konsumsi sayur buah

pepaya terhadap peningkatan produksi ASI.

Tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai rencana dan

pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pasien mau bekerjasama dalam

melakukan asuhan seperti mengonsumsi sayur buah pepaya pasien juga bersedia

untuk memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi maupun menjaga pola istirahat.

Sehingga dalam waktu 3 hari keadaan umum pasien baik ,tanda-tanda vital

normal dan pengeluarann ASI lancar.

63
64
65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan pada Ny. “Y” umur 27 tahun post partum 5 hari

dengan ASI tidak lancar dapat diterapkan melalui manajemen kebidanan

menurut pendokumentasian VARNEY dan SOAP sebagai berikut :

a. Berdasarkan pembahasan yang penulis dapatkan dalam pengelolaan kasus

pada Ny. ”Y” dengan ASI tidak lancar penulis mengambil kesimpulan :

Dari hasil pengkajian pada Ny. “Y” ibu mengatakan berumur 27 tahun

nifas ke 5 dan mengeluh BAB bayi dan pola tidur bayi tidak teratur ,

bayinya rewel dan menangis terus karena merasa kekurangan ASI.

b. Dapat diinterpretasikan diagnose kebidanan yaitu Ny. “Y” umur 27 tahun

P2 A0 Post Partum Hari ke 5 dengan ASI Tidak Lancar.

c. Diagnosa potensial pada Ny. “Y” yaitu tidak dapat memberikan ASI

Eksklusif.

d. Berdasarkan asuhan yang diberikan pada Ny. “Y” didapatkan diagnosa

potensialnya yaitu tidak dapat memberikan ASI Eksklusif sehingga untuk

penanganan segara tidak diperlukan.

e. Rencana asuhan yang diberikan secara menyeluruh sesuai dengan keluhan

dan keadaan ibu.

f. Pelaksanaan Asuhan dilakukan secara menyeluruh yang di beriksaan

kepada ibu yaitu dilakukan tindakan Menganjurkan ibu makan, makan

yang bernutrsi dan gizi seimbang, Menganjurkan ibu untuk istirahat yang

65
66

cukup dan Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi terapi non farmakologi

yaitu sayur buah pepaya 3x1 hari.

g. Evaluasi dari asuhan yang telah di berikan pada Ny. Y dengan ASI tidak

lancar sesuai dengan hasil yang diharapkan dari penatalaksanaan yaitu

Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Compos mentis, TD: 110/70 mmhg,

N : 79 x/m, RR : 24 x/m, suhu : 36,7oc. ASI ibu sudah lancar.

h. Pendokumentasian telah dilakukan sesuai dengan asuhan yang diberikan.

B. Saran

Dari adanya kesimpulan tersebut diatas maka penulis dapat

memberikan saran sebagai berikut:

a Bagi pendidikan

Bagi pendidikan Institusi Stikes Tri Mandiri Sakti diharapkan dapat

memahami pengembangan ilmu,bahan bacaan terhadap materi asuhan

pelayanan kebidanan serta referensi bagi Mahasiswa dalam memahami

peningkatan produksi ASI dengan pemberian sayur buah pepaya muda.

b Bagi PMB “Z”

Diharapan untuk lahan praktik adalah salah satu pedoman dasar

untuk meningkatkan kualitas produksi ASI dengan pemberian sayur

buah pepaya muda.

c Bagi Peneliti.

Diharapkan bagi peneliti diharapkan dapat mengembangkan

wawasan serta mampu menerapkan cara meningkatkan produksi ASI

dengan pemberian sayur buah pepaya muda pada ibu nifas.

66
67

d Bagi Pasien/Keluarga

Pasien diharapkan dapat meningkatkan kembali pengetahuan serta

pemahaman mengenai masalah-masalah pada masa nifas sehingga

dapat mencegah terjadinya masalah atau kasus ASI tidak lancar.

67
68

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “A“ UMUR 27 TAHUN
P2 A0 POSPARTUM HARI KE 5 DENGAN
PUTING LECET DI PMB “Z”
KOTA BENGKULU

Hari/ Nama dan Paraf


Tanggal/ Penatalaksanaan Evaluasi Bidan Pasien
Waktu
senin , 20 a. Informed consent a. Ibu bersedia
Juni 2022 kepada ibu untuk untuk dilakukan
melakukan tindakan
pemeriksaan tindakan.

b. Memberitahu ibu b. Ibu mengetahui


Beritahu ibu hasil hasil pemeriksaan.
pemeriksaan.
keadaan umum : baik,
kesadaran : c. Ibu mengetahui
composmentis, TTV : penyebab
TD : 110/70 mmHg, terjadinya ASI
N: 79 x/menit, RR : tidak lancar.
24 x/menit, S : 36,7
ºC, BB : 65 kg , TB : d. Ibu bersedia
157 cm, TFU 3 jari di menjaga pola
bawah pusat, makan dengan
kontraksi keras, mengkonsumsi
lochea sanguinolenta. makanan yang
bergizi.
c. Menjelaskan kepada ibu
penyebab terjadinya e. Ibu memakan
ASI tidak lancar. Yaitu , sayur buah pepaya
frekuensi pemberian 3x1 selama 3 hari.
susu,berat bayi saat
lahir usia kehamilan f. Semua tindakan
saat melahirkan,usia ibu sudah dilakukan,
dan paritas ,stress dan dicatat di dalam
penyakit laporan
akut ,mengkonsumsi menggunakan
rokok,mengkonsumsi format VARNEY
alkohol,pil dan SOAP

d. Menjelaskan kepada
ibu mengatur pola

68
69

makan yang baik dan


benar.Yaitu,mengko
nsumsi makanan
yang bergizi
seperti ,ikan daging
sapi telur ,sayuran
hijau dan buah-
buahan.

e. Menjelaskan asuhan
yang akan dilakukan
dengan
menggunakan
metode pemberian
sayur buah pepaya
3x1 selama 3 hari.

f. Pendokumentasian

69

Anda mungkin juga menyukai