Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada bulan Juni 2015, bertempat di New York, Amerika Serikat

PBB mengadakan program Sustainable Devolepment Goals (SDGs)

yang memiliki 17 indikator tujuan utama pembangunan, 169 target

dan 304 indikator. Kegiatan ini diikuti pleh 193 negara PBB, SDGs ini

dilaksanakan karena melihat perkembangan hasil pembangunan yang

masih belum sesuai dengan target Millenium Development Goals

(MDGs) yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000

kelahiran hidup, akan tetapi pada kenyataannya meningkat menjadi

395/100.000 kelahiran hidup di tahun 2015. SDGs dimulai tahun

2016-2030, merupakan program yang kegiatan-kegiatannya

meneruskan agenda MDGs sekaligus menindaklanjuti program yang

belum selesai. Indikator keberhasilan SDGs di terjemahkan dalam

enam point, yaitu : peningkatan ASI eksklusif, makanan pada ibu

hamil serta anak, menekan jumlah balita pendek, ibu hamil penderita

anemia, kurang energi dan balita kurus (Kemenkes, 2015).

Berdasarkan data tahun 2014 World Health Organization (WHO),

terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian

bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. Kematian

1
2

maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang

sebesar 99 %. Salah satunya terjadi di negara Indonesia.

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 359 per 100.000

kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat ditekan dari 390 per 100.000

kelahiran hidup (1991) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup

(SDKI 2007). AKI merupakan indikator untuk menilai derajat

kesehatan perempuan, karena dengan semakin tingginya AKI maka

berarti semakin rendah pula derajat kesehatan atau sebaliknya,

semakin rendah AKI maka berarti semakin tinggi derajat kesehatan.

(Kemenkes, 2015)

Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014

sebanyak 711/100.000 kelahiran hidup. Dan angka kematian ibu di

kabupaten Banyumas pada tahun 2014 sebanyak 33 kasus dan

merupakan peringkat ke 8 dalam daftar kasus AKI di Jawa Tengah.

Komplikasi persalinan sebagian besar dapat dicegah bila

kesehatan ibu selama masa kehamilan terjaga, melalui pemeriksaan

yang teratur dan persalinan yang bersih dan aman secara paripurna.

Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya

berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga

dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam

pertolongan persalinan. Peran dan fungsi bidan dalam melakukan


3

pengawasan antenatal yang komprehensif dapat meningkatkan

kesehatan ibu dan perkembangan janin yang optimal (Kemenkes RI,

2008). Pelayanan ibu nifas dengan dilakukannya kunjungan nifas

minimal 4 kali untuk memantau kesehatan ibu setelah melahirkan atau

untuk memantau kondisi bayi juga merupakan upaya mengurangi AKI

dan AKB di Indonesia yang disebut dengan Asuhan Kebidanan

Komprehesif.

Kehamilan adalah mengandung anak (yaitu gestasi dari periode

menstruasi sebelumnya sampai persalinan, yang normalnya adalah 40

minggu atau 280 hari), dan dibagi menjadi tiga periode, atau trimester,

masing – masing berlangsung 3 bulan. Kehamilan 40 minggu

dikatakan cukup bulan (Hartono, dkk, 2009). Peran bidan pada masa

kehamilan yaitu pemeriksaan kesehatan ibu dan janin, pendeteksian

komplikasi secara dini, pemberian suplementasi dan penambah darah

melakukan upaya-upaya menjaga kesehatan fisik ibu hamil dan

mempersiapkan kondisi fisik serta mental ibu dalam menjelang proses

persalinan (Mangkuji. dkk, 2012)

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18

jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin,

2009). Peran bidan pada masa persalinan yaitu dengan melakukan


4

pemantauan pada kala I yaitu dengan observasi keadaan ibu dan janin,

kemajuan persalinan dan melakukan pemeriksaan dalam. Melakukan

pertolongan persalinan sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal

(APN) pada kala II. Melakukan Manajemen Aktif kala III serta

melakukan observasi kala IV setiap 15 menit satu jam pertama setelah

persalinan dan setiap 30 menit pada satu jam kedua.

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2009).

Peran bidan pada masa nifas yaitu pemantauan proses involusi uteri

dan lochea, kelancaran ASI, kondisi ibu dan bayi. Kunjungan masa

nifas paling sedikit dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan ulang yaitu

untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah,

mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. 

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai

dengan 4000 gram (Rochmah, et al, 2011). Peran bidan pada bayi baru

lahir yaitu pemantauan keadaan umum bayidan keadaan fisik bayi,

kunjungan BBL paling sedikit 4 kali kunjungan ulang.

Data yang ada di Puskesmas 1 Sumbang pada tahun 2015 terjadi

Angka Kematian Ibu sebanyak 1 kasus yaitu disebabkan oleh ibu

hamil dengan komplikasi (Diabetus Melitus) dan terjadi Angka


5

Kematian Bayi sebanyak 12 kasus. Dimana 8 kasus merupakan

kematian bayi baru lahir dan 4 kasus kematian bayi.

Asuhan kebidanan pada Ny. M ini diharapkan dapat memberikan

informasi bagi ibu tentang kondisinya. Diharapkan dengan asuhan ini

dapat mengatasi masalah-masalah yang mungkin dialami oleh ibu

sehingga ibu dapat melalui kehamilan persalinan dan nifas dengan

aman dan nyaman.

B. Perumusan Masalah

Tingginya Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun

2014 sebanyak 711/100.000 kelahiran hidup. Dan angka kematian ibu di

kabupaten Banyumas pada tahun 2014 sebanyak 33 kasus, maka dari itu

diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan khususnya kebidanan untuk

menekan angka kematian ibu dan bayi. Dengan cara memberikan

pelayanan kebidanan yang berkualitas baik dengan cara memberikan

asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan

nifas dan bayi baru lahir. Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan pelaksanaan asuhan kebidanan

pada Ny. M di Puskesmas 1 Sumbang.


6

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswi dapat menganalisis Manajemen Asuhan

Kebidanan secara komprehensif.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil, bersalin, nifas

secara komprehensif.

b. Mampu menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa

kebidanan dan masalah pada ibu hamil, bersalin, nifas secara

komprehensif

c. Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera pada ibu

hamil, bersalin, nifas secara komprehensif.

d. Mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada ibu

hamil, bersalin, nifas secara komprehensif.

e. Mampu mengimplementasikan hasil asuhan pada ibu hamil,

bersalin, nifas secara komprehensif.

f. Mampu mengevluasi hasil asuhan kebidanan yang telah di berikan

pada ibu hamil, bersalin, nifas secara komprehensif.

g. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan pelayanan hasil asuhan

pelayanan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas secara

komprehensif.
7

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Kebidanan serta

referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan

Kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan

bayi baru lahir.

b. Bagi penulis

Dapat mempraktekan teori yang didapat secara langsung di lapangan

dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas

dan bayi baru lahir.

c. Bagi lahan praktik

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu

pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan

secara komprehensif.

d. Bagi klien

Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai

dengan tandar pelayanan kebidanan.


8

E. Keaslian Penulisan

Table 1.1 Keaslian Penulisan


No. Nama dan Judul penelitian Jenis Tujuan penelitian Hasil penelitian
tahun penelitian
penelitian
1. Octasari Asuhan Kebidanan Metode Memperoleh Asuhan kebidanan selama 2
(2012) Ibu Hamil Pada Ny. S deskriftif pengalaman nyata hari, telah diberika
GIP0A0 dengan dan memberikan penyuluhan tentang tablet Fe
Anemia Sedang di asuhan kebidanan gizi ibu hamil dan terapi Fe 50
BPS Dwi Andrawati pada Ny. S mg dosis 2 x 1 tablet perhar
Wonogiri Tahun 2012 G1P0A0 secara dan vitamin C 50 mg dosis 2
langsung dengan 1 tablet perhari didapatkan KU
pendekatan ibu baik, konjungtiva mera
manejemen muda, pusing berkurang, has
kebidanan menurut Hb meningkat dari 8 gr%
7 langkah varney menjadi 11 gr%

2. Lestari Asuhan kebidanan Studi Mampu Ada beberapa asuhan yan


(2010) komprehensif pada kasus melaksanakan tidak sesuai, pada persalina
Ny. S, umur 35 tahun, asuhan kebidanan tidak menggunakan APN
G2P1A0 di BPS pada bayi baru untuk asa nifas dan BB suda
Supriyatin, desa lahir dnegan berat sesuai teori.
Banjareja, kecamatan badan lahir rendah
Kuwarasan, sesuai manajemen
kabuupaten Kebumen kebidanan Hellen
Varney

3. Yulianti Asuhan Kebidanan Stadi Mampu


(2016) komprehensif pada kasus menganalisis
Ny. M di Puskesmas Manajemen
1 Sumbang Asuhan
Kebidanan secara
komprehensif
sesuai
manajemen
kebidanan Hellen
Varney

Anda mungkin juga menyukai