Anda di halaman 1dari 124

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan persalinan,nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan

fisologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang

dapat mengancam jiwa dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh

karena itu kehamian, persalianan, nifas dan bayi baru lahir harus ditangani

oleh petugas kesehatan yang berwenang demi kesehatan dan keselamatan ibu

dan bayi. Kehamilan merupakan proses reproduksi yang memerlukan

perawatan khusus karena menyangkut kehidupan ibu dan janin agar dapat

melewati masa kehamilan, persalinan, dan menghasilkan bayi sehat (Asrinah,

2010)

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang

diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas, sampai pada

bayi baru lahir agar mengetahui yang terjadi pada ibu hamil, bersalin, nifas

sampai bayi baru lahir serta dalam melakukan pengkajian, menegakkan

diagnose secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan

tindakan segera, melakukan perencaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu,

serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan

(Tiofani, 2012)

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sangat

tinggi di dunia, pada tahun 2018/ 2019 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia
2

berrada diangka 305 per 1000 kelahiran hidup.). Pada Angka Kematian Bayi

secara global menurun menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2018

(WHO 2019).

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu dari tahun 2007 sebesar

228 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2012 mengalami peningkatan

sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan

penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup

berdasarkan hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Kemenkes

RI 2015.)

Angka kematian ibu di Kalimantan Barat tahun 2019 terjadi 113 kasus

kematian ibu. Dan angka kematian bayi tahun 2019 terjadi 95 kasus angka

kematian bayi . Daerah yang paling tinggi adalah Kabupaten Ketapang dengan

angka 17 kasus. (Profil Dinas Kesehatan Kalimantan Barat 2019)

Beberapa faktor menyebab langsung kematian ibu masih didomisili oleh

perdarahan 28% dan sebab lain yaitu eklampsi 24%, infeksi 11%, partus lama

5% dan abortus 5% , dan kematian bayi karena Asfiksia (40%), BBLR &

premature (25%) dan infeksi, dan lain-lain, (35%). Sedangkan faktor tidak

langsung penyebab kematian ibu faktor “4 terlalu” dan “3 Terlambat”. Empat

terlalu antara lain terlalu muda (usia kurang dari 20 tahun), terlalu tua (usia

lebih dari 35 tahun), terlalu sering (jarak antara kelahiran kurang dari 2 tahun),

sedangkan 3 terlambat antara lain mengenali tanda bahaya dalam memutuskan

dirujuk ke fasilitas kesehatan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta


3

terlambat mendapatkan pelayanan difasilitas kesehatan. Keterlambatan ini

biasanya tidak terdeteksi sejak awal karena asuhan antenatal yang tidak

teratur, sehingga menyebabkan kemungkinanan melahirkan dengan selamat

menjadi lebih kecil ini semua terkait dengan faktor askes sosial budaya,

pendidikan dan ekonomi. (Kemenkes RI 2015).

Bidan Praktik Mandiri Uray Rosdiana kunjungan K1 tahun 2019

terdapat 186 ibu hamil, kunjungan KIV terdapat 195 kunjungan ibu hamil, dan

jumlah persalinan tahun 2019 terdapat 214 ibu bersalin.

Setiap kehamilan dan persalinan sudah pasti memiliki resiko, maka dari

itu setiap ibu hamil atau melahirkan memerlukan pelayanan profesional oleh

tenaga kesehatan terampil yaitu salah satunya bidan. Seorang bidan harus

benar-benar kompeten dan baik di bidang pengetahuan, keterampilan, dan

sikap dalam memberi pekayanan obstetrik sesuai dengan kewenangan.

Adapun program pemerintah untuk mengatasi masalah kematian ibu dan bayi

dengan memberikan izin bagi para bidan umtuk membuka Praktik Mandiri

Bidan (PMB) di rumah. dan untuk wilayah Kal-Bar khususnya sudah banyak

PMB yang berdiri baik di perkotaan hingga ke desa (Profil Dinas Kesehatan

Kalimantan Barat, 2019)

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertatik untuk melakukan

“Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. Y dan Bayi Ny. Y di BPM Uray

Rosdiana”
4

B. Rumusan Masalah

“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada Ny. Y dan

Bayi Ny. Y di BPM Uray Rosdiana?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. Y

dan Bayi Ny. Y pada masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir

sampai usia 4 bulan dan KB.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan kebidanan komprehensif pada

Ny. Y Dan By Ny. Y

b. Untuk mengetahui data dasar subjektif dan objektif pada Ny. Y Dan

By Ny. Y

c. Untuk menegakkan analisis pada Ny. Y Dan By Ny. Y

d. Untuk mengetahui penatalaksaan kasus pada Ny. Y dan By Ny. Y

e. Untuk menganalisis kesenjangan antara teori dan praktek lapangan

D. Manfaat

1. Bagi BPM Uray Rosdiana

Dapat menjadi salah satu gambaran pelaksanaan pelayanan

kesehatan dalam hal memberikan Asuhan Kebidanan dan sebagai

pertimbangan untuk pemberian Asuhan Kebidanan selanjutnya yang lebih

baik di masa yang akan datang.


5

2. Bagi Pembaca

Dapat menambah ilmu yang baru dan memperluas wawasan tentang

asuhan kebidanan komprehensif yang baik dan dapat menjadi suatu

gambaran apabila suatu saat pembaca juga akan melakukan asuhan

kebidanan komprehensif seperti yang di buat oleh penulis.

3. Bagi Pasien

Dapat menjadi salah satu penambahan ilmu bagi pasien saat

diberikannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada saat kehamilan

hingga anak usia 4 bulan.

E. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Materi

a. Kehamilan adalah proses yang alamiah yang dialami setiap wanita

dalam siklus reproduksi. Dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin

(280 hari, 40 minggu) atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama

haid terahir (HPHT) (Asrinah, 2010)

b. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin

(Asri dkk, 2010)

c. Nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali


6

seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa ini berlangsung selama

kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2012)

d. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru dilahirkan pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dan berat badan lahir 2500

sampai dengan 4000 gram tanpa ada tanda-tanda asfiksia dan penyakit

penyerta lainnya (Sari Wahyuni, 2012) . Bayi baru lahir (Neonatus)

adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28 hari.

Bayi adalah manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun

tidak ada batasan yang pasti. Balita (Bawah lima tahun) merupakan

salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal.

Rentang usia balita dari mulai 2-5 tahun atau 24-60 bulan (Marmi

dkk, 2015)

e. KB adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat

melalui pendewasaan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan

keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera. (Dyah N dkk, 2008)

2. Ruang Lingkup Responden

Ruang linkup responden merupakan subyek penelitian ini pada Ny. Y dan

By. Ny. Y

3. Ruang Lingkup Waktu : Penelitian di mulai dari kehamilan sampai dengan

anak umur 4 bulan

4. Ruang lingkup tempat : Penelitian ini dilakukan di BPM Uray Melisa


7

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama Judul Metode Penelitian Hasil


penelitian
1. Siti Rahma Asuahan kebidanan Metode penelitian dengan Asuhan yang diberikan pada
(2014) pada Ny K deskriptif pendekatan study ibu primipara sesuai dengan 7
persalianan normal di kasus langkah varney. Perbedaan dari
BPM eqka Harti penelitian saat ini adalah pasien
Kash Pontianak sama primigravida dengan
perbedaan derajat rupture
perineum bahwa pada kasus
sebeumnya mengalami rupture
perineum
2. Siti Anisah Asuhan kebidanan Metode yang digunakan Hasilnya pada Asuhan
(2014) pada Ny. W dengan secara Continue Of Care kebidanan persalinam Ny. W
persalinan normal di (COC) sesuai dengan teori tidak
puskesmas kampong terdapat kesenjangan antara
dalam Pontianak tinjuan kasus dan tinjuan teori
3. Mirarti Asuhan Kebidanan Metode yang digunakan dalam Hasil penelitian Ny. R GII PI
Chairumy Komprehensif Pada melakukanAsuhan Kebidanan A0 UK 34 minggu 1 hari
(2014) Ny. R GII PI A0 UK secara Continue Of Care dengan kehamilan normal den
34 Minggu 1 Hari (COC) pada Ny.R bersalin secara normal,
dengan Kehamilan ibu hamil normal adalah kunjungan neonatus Bayi Ny.
Normal di BPM metode deskriptif dalam R dan kunjungan Nifas Ny. R
Sukatmiati Amd. Keb bentuk studi kasus. Dengan lengkap dengan keadaan
Ngamplak Ngudirejo, teknik pengumpulan data normal. KB menggunakan KB
Kecamatan Diwek, meliputiobservasi, kondom.
Kabupaten Jombang.  wawancara, pemeriksaan
fisik, studi dokumentasi,
dan studi kepustakaan
Sumber : Siti Anisah (2014), Siti Rahma (2014), Mirarti Chairumy
(2014
Dari penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis lakukan

terdapat persamaan yaitu melakukan asuhan komprehensif kebidanan dan

ada beberapa perbedaan terutama untuk waktu, tempat dan

penatalaksanaan penelitian tersebut. Penelitian sebelumnya dilakukan pada

pasien disaat persalinan saja, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

penulis dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, hingga bayi baru lahir

sampai usia 4 bulan.


8

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Tinjuan Teori

1. Kehamilan

Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kehamilan sangat

banyak, umumnya terkait dengan tanda-tanda adanya Allah, kebesaran dan

kekuasaan-Nya. Diantaranya, Al-Qur’an Surat Al-Mukminun ayat 12

hingga 14.

Artinya: Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati

(berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang

disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu

Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu

Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami

jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus

dengan daging. Kemudian, menjadikannya makhluk yang (berbentuk)

lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik


9

a. Definisi

Kehamian adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum

kemudian dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi. Kehamilan

normal akan berlangsung selama 40 mingu atau 9 bulan menurut

kalende internasional jika dihitung dari fertilisasi sampai bayi lahir.

Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama mulan 0

– 12 minggu, trimestr ke 2 mulai 13 – 27 mingggu, trimester ke 3

mulai 28 – 40 minggu (Saifuddin, 2014)

b. Tanda – tanda kehamilan

Menurut Sari, A. (2015) menyatakan bahwa ada beberapa kategori

tanda kehamilan yaitu:

1. Amenorea (terlambat datang bulan).

2. Mual dan muntah.

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir

triwulan pertama. Biasanya terjadi pada pagi hari sehingga disebut

morning sicknes of pregnancy. Dalam kondisi patologi, dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan disebut Hiperemesis

gravidarum.

3. Mengidam

Sebagian wanita ditemukan mengidam makanan yang mungkin

berkaitan dengan persepsi wanita tersebut mengenai apa yang bisa

mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica”


10

sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun

adanya suatu tradisi.

4. Sinkope atau Pusing

5. Pigmentasi Kulit.

Sekitar Pipi : (Cloasma Gravidarum) keluarnya Melanophore

Stimulating Hormone (MSH) hipofisis anterior menyebabkan

pigmentasi pada kulit.

Dinding perut : Stria livide dan albican, Linea Ningra dan Alba.

Sekitar Payudara : Hiperpigmentasi areola mamae, Putting susu

makin menonjol, Kelenjar montgomery menonjol, Pembuluh darah

manifes sekitar payudara.

6. Salivasi berlebihan.

7. Anoreksia atau tidak ada selera makan

Biasanya timbul pada TM I, kemudian nafsu makan akan muncul

kembali.

8. Epulis (Hipertropi dari papil gusi)

9. Varises

Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan

pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh darah itu terjadi

disekitar genetalia eksterna kaki, betis dan payudara dan dapat

menghilang setelah persalinan.

10. Payudara tegang


11

Pengaruh estrogen dan progesteron dan somamotropin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.

Payudara membesar dan tegang, ujung syaraf tertekan

menyebabkan rasa sakit.

11. Sering kencing

Pembesaran uterus pada TM I menyebabkan tertekannya kandung

kencing. Pada TM II keluhan ini hilang karena uterus yang

membesar keluar dari rongga panggul. Pada TM III gejala ini dapat

timbul lagi karena bagian bawah janin masuk ke ruang panggul dan

menekan kembali kandung kencing.

12. Obstipasi

Karena pengaruh hormon progesteron yang dapat menghambat

peristalik usus sehingga menyebabkan kesulitan untuk BAB

c. Tanda tidak pasti Kehamilan.

Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan dengan pembesaran

uterus. Pada pemeriksaan dapat dijumpai:

1. Tanda Hegar

Pada minggu-minggu pertama istimus hipertropi sehingga lebih

panjang dan lebih lunak. Pada VT jika 2 jari tangan dalam

diletakkan pada forniks posterior dan tangan yang satunya pada

dinding perut depan di atas simpisis, maka istimus uteri sedemikian

lunaknya, seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan dengan

serviks.
12

2. Tanda Brackston Hicks

Kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan rasa nyeri pada

waktu pemeriksaan. Maka kadang-kadang corpus uteri yang lunak

menjadi lebih keras. Hal tersebut disebabkan karena timbulnya

kontraksi.

3. Tanda Piscasek

Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas

kejurusan tersebut. Sehingga pertumbuhan uterus tidak rata, uterus

lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari blastosit dan daerah

insersi plasenta.

4. Tanda Goodell

Pelunakan serviks dikarenakan pembuluh darah dalam serviks

bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks dan

hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks. Jaringan ikat pada serviks

banyak mengandung kolagen, akibat kadar estrogen meningkat,

menyebabkan hipervaskularisasi maka kosistensi serviks menjadi

lunak.

5.Tanda Chadwicks

Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna ungu kebiruan

pada mukosa vagina, vulva dan serviks akibat meningkatnya

hormon estrogen. Warna portio pun tampak livide.

6. Teraba Balotement
13

Teraba balotemen adalah gerakan janin yang belum engaged,

teraba pada minggu ke-16 hingga 18. Balotement adalah tehnik

mempalpasi suatu struktur terapung dengan menekan perlahan

struktur tersebut dan merasakan pantulanya. Jari pemeriksa dalam

vagina mendorong dengan lembut ke arah atas, janin terdorong ke

atas kemudian janin turun kembali dan jari merasakan benturan

lunak.

7. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan positif.

d. Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti kehamilan ditentukan melalui

1. Terdapat gerakan janin didalam rahim

2. Terlihat / teraba gerakan dan bagian – bagian janin

3. Denyut jantung janin didenga menggunakan Stetoskop laenec,

alat Kardiotokografi, alat Doppler, dilihat dengan

ultrasonografi. (Manuaba, 2010)

e. Tujuan Asuhan Kehamilan

Menurut Rukiyah, dkk (2010) menyatakan bahwa tujuan asuhan

kehamilan antara lain:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang ibu dan tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan

sosial ibu dan bayi.


14

3. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

f. Standar Asuhan kehamilan

Menurut Dewi (2011) menyatakan bahwa terdapat enam standar dalam

standar pelayanan asuhan antenatal. Standar tersebut merupakan bagian

lingkup pelayanan kebidanan, antara lain:

1) Standar 1 identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi

dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan

dan memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar

mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini

secara teratur.

2) Standar 2 pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesis serta pemantauan ibu dan janin

dengan saksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung

normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi,


15

khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV,

memberikan pelayanan imunisasi, nasihat dan penyuluhan

kesehatan, serta tugas terkait lainnya yang diberikan.

3) Standar 3 palpasi abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara saksama

dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan bila

umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah

janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk

mencari kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu.

4) Standar 4 pengelolaan anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5) Standar 5 pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan

darah pada kehamilan mengenai tanda dan gejala preeklamsia

lainnya, mengambil tindakan yang tepat, dan merujuknya.

6) Standar 6 persiapan persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,

suami, dan keluargannya pada trimester ketiga untuk memastikan

bahwa persiapan persalinan bersih dan aman serta suasana yang

menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping

persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba


16

terjadi keadaan gawat darurat. Oleh karena itu, bidan sebaiknya

melakukan kunjungan rumah.

g. Kunjungan Ante Natal Care (ANC)

Menurut Dewi (2011) menyatakan bahwa kunjungan ANC

dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan.

Tabel 2.1 Kunjungan ANC


Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14 minggu  Mendeteksi masalah yang dapat ditangani
sebelum membahayakan jiwa
 Mencegah masalah, misal: tetanus
neonatal, anemia, kebiasaan tradisional
yang berbahaya
 Membangun hubungan saling percaya
 Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan
menghadapi komplikasi
 Mendorong perilaku sehat (nutrisi,
kebersihan, olahraga, istirahat, seks, dan
sebagainya
Trimester II 14-28 minggu  Sama dengan trimester I ditambah
kewaspadaan khusus terhadap
hipertensi kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau TD, evaluasi
edema, proteinuria)
Trimester III 28-36 minggu  Sama, ditambah: deteksi kehamilan
ganda
Setelah 36 minggu  Sama, ditambah: deteksi kelainan letak
atau kondisi yang memerlukan
persalinan di RS
Sumber : Dewi 2011

Langkah-Langkah dalam Perawatan Kehamilan/ANC Menurut

Pantikawati (2010) menyatakan bahwa langkah-langkah dalam

perawatan kehamilan/ANC, antara lain:

1) Timbang berat badan dan tinggi badan

Tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang

pertama kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan

ibu yang berguna untuk mengkategorikan adanya risiko apabila


17

hasil pengukuran <145 cm. Berat badan diukur setiap ibu datang

atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB atau penurunan

BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai

16 kg.

2) Tekanan Darah

Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau berkunjung.

Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui

standar normal, tinggi atau rendah. Deteksi tekanan darah yang

cenderung naik diwaspadai adanya gejala kearah hipertensi dan

preeklamsia. Apabila turun di bawah normal kita pikirkan kearah

anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole: 110/80

hingga 120/80 mmHg.

3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita

sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan

rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).

Tabel 2.2 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan Dalam


No.
(cm) Minggu
1 12 12
2 16 16
3 20 20
4 24 24
5 28 28
6 32 32
7 36 36
8 40 40
Sumber : Pantikawati, 2010
18

4) Memberikan tablet tambah darah (Tablet Fe)

Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi

kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa

kehamilan kebutuhannya meningkat seiring dengan pertumbuhan

janin. Zat besi ini penting untuk mengkompensasi peningkatan

volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk

memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat.

5) Pemberian imunisasi TT

Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari

tetanus neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri,

kemerah-merahan dan bengkak untuk 1 hingga 2 hari pada tempat

penyuntikan. Ini akan sembuh dan tidak perlu pengobatan.

Tabel 2.3 Pemberian Imunisasi TT

Imunisas % Masa
Interval
i Perlindungan Perlindungan
Pada kunjungan
TT 1 0% Tidak ada
ANC pertama
4 minggu
TT 2 80% 3 tahun
setelah TT 1
6 bulan setelah
TT 3 95% 5 tahun
TT 2
1 tahun setelah
TT 4 99% 10 tahun
TT 3
1 tahun setelah 25 tahun/seumur
TT 5 99%
TT 4 hidup
Sumber : Pantikawati, 2010

6) Pemeriksaan Hb
19

Jenis pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara

Talquis dan dengan cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada

kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang

persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk

mendeteksi anemia pada ibu hamil.

7) Pemeriksaan protein urine

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein

dalam urin ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat

2 hingga 3% ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan

darah tinggi, kaki edema. Pemeriksaan urin protein ini untuk

mendeteksi ibu hamil kearah preeklampsia.

8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan VDRL adalah untuk mengetahui adanya

treponema pallidum/penyakit menular seksual, antara lain syphilis.

Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil

spesimen darah vena ±2 cc, apabila hasil tes dinyatakan positif, ibu

hamil dilakukan pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi

adalah kematian janin pada kehamilan <16 minggu, pada

kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran premature, cacat

bawaan.

9) Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu

dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada


20

keluarga ibu dan suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi

positif (+) perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan

adanya Diabetes Mellitus Gestasional yang dapat mengakibatkan

adanya penyakit berupa preeklampsia, polihidramnion, bayi besar.

10) Perawatan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan

payudara yang ditujukan kepada ibu hamil. Perawatan payudara

dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan dimulai pada kehamilan

6 bulan.

11) Senam ibu hamil

Senam ibu hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil

dalam mempersiapkan pemeriksaan dan mempercepat pemulihan

setelah melahirkan serta mencegah sembelit. Adapun tujuan senam

hamil adalah memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot

dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul, memperoleh

relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan relaksasi.

12) Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil

didaerah endemik malariaatau kepada ibu hamil pendatang baru

berasal dari daerah malaria, juga kepada ibu hamil dengan gejala

khas malaria yakni panas tinggi disertai menggigil dan hasil apusan

darah yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada


21

ibu hamil yakni kehamilan muda dapat terjadi abortus, partus

prematurus juga anemia.

13) Pemberian kapsul minyak beryodium

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium

didaerah endemis. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI)

adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang

manusia. Kekurangan unsur yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor

lingkungan dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium.

14) Temu wicara/konseling

Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka)

untuk menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik

mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami dan

mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya. Tujuan

konseling pada ANC untuk membantu ibu hamil memahami

kehamilannya dan sebagai upaya preventif terhadap hal-hal yang

tidak diinginkan dan membantu ibu hamil untuk menemukan

kebutuhan asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan

aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan.


22

2. Persalinan

Ayat Al-Qur’an tentang persalinan, dimuat bersama-sama dengan ayat

tentang kehamilan antara lain ada dalam QS. Al-Ahqaf ayat 15, yaitu:

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik

kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah

payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung

sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak

itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdo’a,

“Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu

yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan

agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku

kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku

bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”

a. Pengertian Persalinan

Menurut Prawirohardjo (2002) dalam Nurasiah (2012) menyatakan


23

bahwa persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah

proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37

sampai 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.

Menurut Nursiah, 2012 menyatakan bahwa persalinan adalah proses

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau

dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau

tanpa bantuan.

b. Tahapan Persalinan

Menurut Sumarah (2008) persalinan dibagi menjadi 4 tahap mana

kala I serviks membuka dari 0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala

pembukaan. Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran oleh karena

kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin didorong keluar sampai lahir.

Dalam kala III atau disebut juga kala urie, plasenta keluar dari dinding

uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam

kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi pendarahan post

partum.

1) Persalinan Kala I

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala

pembukaan tidak berlangsung kuat sehingga ibu dapat berjalan-jalan.

Klinis dapat dinyatakan mulai terjadi partus jika timbul his dan wanita
24

tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show).

Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis

karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darah

berasal dari pembuluh pembuluh kapiler disekitar kanalis servikalis

tersebut pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.

Proses berlangsung kurang lebih 18 hingga 24 jam, yang terbagi

menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam). Dari pembukaan 0 cm sampai

pembukaan 3 cm dan fase aktif (7 jam). Dari pembukaan serviks 3 cm

sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif ini masih dibagi menjadi 3

fase lagi: fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm

menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal yakni dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi 9

cm dan fase deselerasi dimana pembukaan menjadi lambat dalam

waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm. Kontraksi menjadi lebih

kuat dan lebih sering menjadi fase aktif keadaan tersebut dapat

dijumpai baik pada primigravida maupun multigravida akan tetapi

pada multigravida fase laten, fase aktif dan fase diselerasi terjadi lebih

pendek. Berdasarkan kurve gridman, diperhitungkan pembukaan pada

primigravida 1 cm per jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm per

jam dengan demikian waktu pembukaan dapat diperkirakan.

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan

gravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka

terlebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis


25

kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida ostium

uteri internum sudah membuka sedikit, sehingga ostium uteri internum

dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam

waktu bersamaan (Sumarah, 2008)

2) Kala II (pengeluaran)

Dimulai dari pembukaan lengkap dalam kurung 10 cm sampai

bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam

pada multigravida. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat,

kurang lebih 2 sampai 3 menit sekali. Dalam kondisi yang normal pada

kala ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada

saat his dirasakan tekanan otot dasar panggul, yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasakan adanya pada rektum

dan seperti akan buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol

dan menjadi lebar dengan membuka anus. Labia mulai membuka dan

tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada saat ada

his. Jika dasar panggul sudah berelaksasi koma kepala janin tidak

masuk lagi di luar his. Dengan kekuatan his dan mengedan maksimal

kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi,

buka, dagu melewati perineum setelah his istirahat sebentar, maka his

akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi (Nursiah,

2012)

3) Kala III (pelepasan uri)


26

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi uterus teraba keras

dengan fundus uteri agak di atas pusat beberapa menit kemudian uterus

berkontraksi lagi untuk plasenta dari dindingnya.

4) Kala IV (Observasi)

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama

post partum. Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan

asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai

pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan

aspek sayang ibu dan sayang bayi. Observasi yang dilakukan pada kala

IV adalah:

a) Tingkat kesadaran penderita.

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan dan

suhu.

c) Kontraksi uterus.

d) Terjadi perdarahan

Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi

400 sampai 500 cc.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Nurasiah (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi persalinan, antara lain:

1) Power (kekuatan)
27

Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar

kekuatan tersebut meliputi:

a. His (kontraksi Uterus)

Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim

bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah

kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi.

Walaupun his itu kontraksi yang fisiologis akan tetapi bertentangan

dengan kontraksi fisiologis lainnya, bersifat nyeri. Tiap his dimulai

sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba masuk ke

dalam dinding uterus. Ditempat tersebut ada suatu pace maker

darimana gelombang tersebut berasal.

b. Tenaga Mengedan

Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah atau

dipecahkan, serta sebagian presentasi sudah berada didasar panggul,

sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar dibantu

dengan keinginan ibu untuk mengedan atau usaha volunter.

Keinginan mengedan ini disebabkan karena:

(1) Kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan

peninggian tekanan intra abdominal dan tekanan ini menekan

uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk

mendorong keluar.

(2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengedan sewaktu buag air

besar (BAB), tapi jauh lebih kuat.


28

(3) Saat kepala sampai ke dasar panggul, tmbul refleks yang

mengakibatkan ibu menutup glotisnya, mengkontraksikan

otot-otot perut dan menekan diafragmanya ke bawah.

(4) Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan

sudah lengkap dan paling efektif sewaktu ada his.

(5) Tanpa tenaga mengedan bayi tidak akan lahir

2) Passage (jalan lahir):

Passage atau jalan lahir dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Bagian keras: panggul

(1) Tulang panggul

Tulang panggul terdiri dari empat buah tulang terdiri dari: dua

os coxae (tulang pangkal paha), os sacrum (tulang

kelangkang), dan os coccygeus (tulang tungging).

(2) Ruang panggul

Ruang pangul terdiri dari: pelvis mayor (false pelvis), pelvis

minor (true pelvis).

(3) Bidang hodge

Untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan anak turun

ke dalam rongga panggul, maka hodge telah menentukan

beberapa bidang khayalan dalam panggul:

(a) H I : sama dengan pintu atas panggul.

(b) H II : sejajar dengan H I melalui pinggir bawah

symphysis.
29

(c) H III : sejajar dengan H I melalui spina isciadica.

(d) H IV : sejajar dengan H I melalui ujung os coccyges.

(4) Ukuran-ukuran panggul

(a) Ukuran panggul dapat diperoleh dengan cara: pengukuran

secara klinis, pelvimetri rontenologis, pita meter, jangka

panggul.

(b) Ukuran panggul luar

(c) Bentuk panggul

b) Bagian lunak: otot-otot dan ligament-ligament.

Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamentum yang

meliputi dinding panggul sebelah dalam dan menutupi panggul

sebelah bawah. Yang menutupi panggul dari bawah membentuk

dasar panggul, disebut diafragma pelvis.

(1) Diafragma pelvis, dari dalam ke luar terdiri dari: pars

muscularis, pars membranacea.

(2) Perineum, merupakan bagian permukaan dari pintu bawah

panggul daerah ini terdiri dari dua bagian: region analis

disebelah belakang, regio urogenital.

3) Passenger (janin dan plasenta)

a) Janin
30

Passenger atau jani bergerak sepanjang jalan lahir merupakan

akibat interaksi beberapa faktor, yakni kepala janin, presentasi,

letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati

jalan lahir, maka dia dianggap sebagai bagian dari passenger yang

menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses

persalinan normal.

b) Plasenta

Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari

lapisan trofoblos pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan

sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat

dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intrauterin.

Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan

efisiensi plasenta.

4) Psikologis

Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu

bersalin yang didampingi oleh suami dan orang yang dicintainya

cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibanging

dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Ini menunjukkan bahwa

dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang

berpengaruh terhadap kelancaran proses persalinan.

Perubahan psikologis dan perilaku ibu, terutama yang terjadi

selama fase laten, aktif, dan transisi pada kala I persalinan memiliki
31

karakteristik masing-masing. Sebagian besar ibu hamil yang memasuki

masa persalinan akan merasa takut.

5) Pysician (penolong)

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk

memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan

neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan

kesalahan atau malpraktik dalam memebrikan asuhan tidak terjadi.

e) Tanda-Tanda Persalinan

Menurut Nurasiah (2012) menyatakan bahwa tanda-tanda persalinan

antara lain:

1. Tanda-tanda persalinan sudah dekat

a. Lightening

Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus

karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan

oleh:

1) Kontraksi braxton hicks.

2) Ketegangan otot perut.

3) Ketegangan ligamentum rotundum.

4) Gaya berat janin kepala kearah bawah.

b. Terjadinya his permulaan

Makin tua usia kehamilan, pengeluaran progesteron dan estrogen

semakin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi,

yang lebih sering disebut his palsu.


32

Sifat his palsu:

1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah.

2) Datangnya tidak teratur.

3) Tidak ada perubahan serviks.

4) Durasinya pendek.

5) Tidak bertambah jika beraktivitas.

2. Tanda-tanda persalinan

a. Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai sifat:

1) Pinggang terasa sakit, yang menjalar ke depan.

2) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya

makin besar.

3) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus.

4) Makin beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah.

b. Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)

Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan, lendir yang terdapat

dikanalis servikal lepas, kapiler pembuluh darah pucat, yang

menjadikan pendarahan sedikit.

c. Pengeluaran cairan

Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.

Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap

tetapi kadang pecah pada pembukaan kecil.


33

f) Partograf

1. Pengertian partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu

persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Pencatatan

partograf dimulai sejak fase aktif persalinan (Kemenkes RI, 2016).

2. Kegunaan partograf

a. Mencatat kemajuan persalinan.

b. Mencatat kondisi ibu dan janin.

c. Mencatat asuhan yang diberikan sselama persalinan.

d. Mendeteksi secara dini penyulit persalinan.

e. Membuat keputusan klinik cepat dan tepat.

3. Kunci partograf

a. Lima poin yang harus dicatat pada garis pertama, selain itu ke

sebelah kanan garis: DJJ, pembukaan serviks, penurunan kepala,

tekanan darah, nadi.

b. Fokus utama partograf adalah grafik pembukaan serviks.

c. Partograf digunakan untuk memantau persalinan kala I.

d. Tekanan darah diberi warna merah, nadi dan suhu diberi warna

biru.

4. Penilaian dan pencatatan kondisi ibu dan bayi

Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara saksama,

yaitu:
34

a. Setiap setengah jam (1/2 jam): denyut jantung janin, frekuensi dan

lamanya kontraksi uterus dan nadi.

b. Setiap 4 jam: pembukaan serviks, penurunan, tekanan darah dan

temperatur tubuh, serta produksi urin, aseton dan protein setia 2

sampai 4 jam.

5. Pencatatan selama fase aktif persalinan

a. Informasi tentang ibu

1) Nama, umur

2) Gravida, para, abortus (keguguran)

3) Nomor catatan medis.

4) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal

dan waktu penolong persalinan mulai merawat bayi)

5) Waktu pecahnya selaput ketuban.

b. Kondisi janin

1) DJJ

2) Warna dan adanya air ketuban

Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan

nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Gunakan

lambang-lambang berikut ini:

U : Ketuban utuh (belum pecah).

J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.

M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

mekonium.
35

D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

darah.

K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban

(“kering”).

3) Penyusupan (molase) kepala janin

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan

kepala janin. Catat temuan di kotak yang tersedia di bawah

lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini:

0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan

mudah dapat dipalpasi.

1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.

2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi

masih dapat dipisahkan.

3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak

dapat dipisahkan.

c. Kemajuan persalinan

1) Pembukaan serviks.

2) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin.

3) Garis waspada dan garis bertindak.

d. Jam dan waktu

1) Waktu mulainya fase aktif persalinan.

2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan.

e. Kontraksi uterus
36

Frekuensi dan lainnya.

f. Obat-obatan dan cairan yang diberikan

1) Oksitosin.

2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.

g. Kondisi ibu

1) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh.

2) Urine (volume, aseton atau protein).

h. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya

Dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan

kemajuan persalinan.

3. Nifas

Nifas atau darah yang keluar setelah perempuan mengalami persalinan

juga merupakan siklus biologis normal yang dialami perempuan. Istilah nifas

itu sendiri, seperti haid, adalah bahasa agama yang diadopsi ke dalam bahasa

Indonesia. Di luar kedua siklus normal ini ada satu istilah yang sering kita

dengar yakni istihadoh. Istihadoh atau darah yang keluar di luar siklus haid

dan nifas yang normal pada umumnya menandai adanya gangguan alat

reproduksi. Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang itu, diantaranya, Al-

Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 222


37

Artinya: Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid.

Katakanlah, “Ini adalah suatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada

waktu haid, dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila

mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang

diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat

dan menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.

a. Pengertian Nifas

Masa nifas adalah masa setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Ambarwati, 2010).

Masa nifas (peurperium) adalah masa keluarnya plasenta sampai

pemulihan kembali alat-alat reproduksi seperti keadaan semula sebelum

hamil yang berlangsung 6 minggu (40 hari) (Mansyur, 2014).

b.Tahapan Masa Nifas

Menurut Mansyur (2014) menyatakan bahwa tahapan yang dialami

seorang wanita dalam masa nifas meliputi:

1) Puerperium dini (immediate post partum periode), merupakan masa

segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam, yang dalam hal

ini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Masa ini sering

terdapat banyak masalah misalnya perdarahan karena atonia uteri oleh

karena itu bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan

kontraksi uterus, pengeluaran lokhia, tekanan darah dan suhu.


38

2) Puerperium intermedial (early post partum periode), merupakan masa

24 jam setelah melahirkan sampai dengan 7 hari (1 minggu). Periode

ini bidan memastikan bahwa involusio uterus berjalan normal, tidak

ada perdarahan abnormal dan lokhia tidak terlalu busuk, ibu tidak

demam, ibu mendapat cukup makanan dan cairan, menyusui dengan

baik, melakukan perawatan ibu dan bayinya sehari-hari.

3) Remote puerperium (late post partum periode), merupakan masa 1

minggu sampai 6 minggu sesudah melahirkan. Periode ini bidan tetap

melanjutkan pemeriksaan dan perawatan sehari-hari serta

memberikan konseling KB.

c. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

Menurut Maryunani (2015) menyatakan bahwa kebutuhan dasar ibu

pada masa nifas, antara lain meliputi:

1. Nutrisi dan cairan

a) Pada masa nifas, masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius,

karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan

ibu dan sangat mempengaruhi susunan ASI.

b) Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori,

mengandung tinggi protein, banyak mengandung cairan serta buah-

buahan dan sayuran karena ibu biasanya mengalami

hemokonsentrasi.

c) Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai

berikut:
39

1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,

mineral dan vitamin yang cukup.

3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.

4) Pil zat besi harus diminum unutk menambah zat besi,

setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.

5) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan

vitamin kepada bayinya melalui ASI.

2. Ambulasi

a) Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat

mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat

tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.

b) Mobilisasi dini merupakan aktivitas segera pada masa nifas.

c) Dilakukan segera setelah beristirahat beberapa jam dengan

beranjak dari tempat tidur pada persalinan normal.

d) Aktivitas ini dapat mengurangi bendungan lokea dalam rahim,

meningkatkan peredaran darah sekitar alat kelamin, mempercepat

normalisasi alat kelamin dalam keadaan semula.

e) Ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur 24

sampai 48 jam post partum.

f) Penambahan kegiatan dengan ambulasi dini harus berangsur-

angsur, jadi bukan maksudnya ibu segera setelah bangun

dibenarkan mencuci, memasak dan sebagainya.


40

g) Ambulasi dini tidak dibenarkan pada ibu post partum dengan

penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru,

demam dan lain-lain.

h) Keuntungan early ambulation adalah ibu merasa lebih sehat dan

kuat, faal usus dan kandung kemih lebih baik, memungkinkan kita

mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih di rumah

sakit misalnya menggantikan popok dan pakaian.

3. Eliminasi dan personal hygiene (vulva hygiene)

a) Eliminasi

1) Eliminasi buang air kecil

a. Buang air kecil harus secepatnya dilakukan ibu sendiri atau

dibantu dengan menggunakan pispot apabila ibu masih harus

berada di tempat tidur.

b. Ibu diminta buang air kecil 6 jam post partum

Kadang-kadang wanita sulit kencing karena pada persalinan

m.sphincter vesica et urethane mengalami tekanan oleh

kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sphiscter ani,

juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi

selama persalinan.

c. Jika dalam 8 jam post partum belum dapat berkemih atau

sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan

kateterisasi. Dalam hal ini, bila kandung kemih penuh


41

dengan wanita sulit kencing sebaiknya lakukan kateterisasi.

Sebab, hal ini dapat mengundang terjadinya infeksi. Akan

tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu

menunggu 8 jam untuk kateterisasi. Berikut ini sebab-sebab

terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu post

partum

 Berkurangnya tekanan intra abdomonal.

 Otot-otot perut masih lemah.

 Edema dan uretra.

 Dinding kandung kemih kurang sensitif.

2) Eliminasi buang air besar

(a) Buang air besar harus sudah ada dalam 3 sampai 4 hari post

partum.

 Dalam hal ini ibu post partum diharapkan dapat buang

air besar setelah hari kedua post partum.

 Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi

obat pencahar per oral atau per rectal. Dalam hal ini,

bila ada obstipasi dan timbul berak/feses yang keras

dapat diberikan obat pencahar oral atau per rectal.

(b) Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa

BAB maka dilakukan klisma, karena bila tidak feses dapat

tertimbun di rectum dan menimbulkan demam.

3) Personal hygiene/kebersihan diri


42

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga

kebersihan diri ibu post partum adalah sebagai berikut:

a) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh

terutama perineum.

b) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin

dengan sabun dan air :

(1) Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan

daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke

belakang kemudian membersihkan daerah sekitar anus.

(2) Nasehati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali

selesai buang air kecil atau besar.

(3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain

pembalut setidaknya dua kali sehari; kain pembalut

dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan

dikeringkan di bawah matahari dan diseterika.

(4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan

air sebelum dan sesudah membersihkan kelaminnya.

(5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi,

sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh

daerah luka.

4. Istirahat dan tidur

a) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang

berlebihan.
43

b) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga

secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat

selagi bayi tidur.

c) Meminta bantuan anggota keluarga untuk mengurusi masak-

masakan, cuci dan seterika.

d) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:

1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.

2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan.

3) Menyebabkan depresi dan ketidak-mampuan untuk merawat

bayi dan dirinya sendiri.

5. Aktivitas seksual dan keluarga berencana

a) Pembicaraan awal tentang kembali ke masa subur dan melanjutkan

hubungan seksual setelah kelahiran, kebutuhan akan pengendalian

kehamilan, kemampuan untuk mengandung bahkan sebelum masa-

masa awal setelah kelahiran.

b) Penyediaan materi untuk dibaca ulang atau alat bantu untuk belajar

mengenai pilihan KB yang akan dilakukan selama bulan

berikutnya dan pentingnya penjarangan kehamilan untuk kesehatan

ibu.

c) Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus

memenuhi syarat berikut ini:


44

 Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu-satu dua

jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk

memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

 Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan

suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40

hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan ini tergantung

pada pasangan yang bersangkutan.

6. Latihan dan senam nifas

Hal-hal berkaitan dengan latihan pada masa nifas:

a) Cara untuk mengembalikan bentuk tubuh menjadi indah dan

langsing seperti semula adalah melakukan latihan dan senam nifas.

b) Untuk itu beri penjelasan pada ibu tentang beberapa hal berikut ini:

1) Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul agar

kembali normal, karena hal ini akan membuat ibu merasa lebih

kuat dan ini juga menjadikan otot perutnya menjadi kuat,

sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.

2) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari

sangat membantu:

a. Dengan tidur terlentang dan lengan di samping, tarik otot

perut selagi menarik nafas, tahan nafas dalam, angkat dagu

ke dada, tahan mulai hitungan 1 sampai 5. Rileks dan

ulangi sebanyak 10 kali.


45

b. Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul

lakukanlah latihan keagel, berikut ini:

 Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap

gerakan.

 Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih

banyak.

 Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus

mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.

c) Senam nifas:

1) Disebut juga sebagai senam pemulihan sesudah melahirkan.

2) Suatu prosedur latihan gerak yang diberikan pada ibu post

partum dengan kondisi ibu baik.

3) Sederetan gerakan-gerakan tubuh yang dilakukan setelah

melahirkan bayi, guna memulihkan dan mempertahankan tonus

otot, khususnya yang berkaitan dengan kehamilan dan

persalinan.

4) Senam yang dilakukan pada saat seorang ibu menjalani masa

nifas atau masa setelah melahirkan.

5) Latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah

melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan

selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi

normal seperti semula.

6)
46

d. Kunjungan masa nifas

Menurut Ambarwati (2010) menyatakan bahwa paling sedikit 4 kali

kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan BBL, dan

untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang

terjadi dalam masa nifas.

e. Perawatan payudara

a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama pada putting susu.

b) Menggunakan Bra yang menyokong payudara.

c) Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar

pada sekitar puting susu setiap kali menyusui. Tetap menyusui dimulai

dari putting susu yang tidak lecet.

d) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI

dikeluarkan dan diminumkan menggunakan sendok.

e) Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet

f) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting susu dan gunakan sisi

tangan untuk mengurut payudara.

g) Keluarkan ASI sebagian dari depan payudara sehingga putting susu

menjadi lunak.

h) Susukan bayi setiap 2 sampai 3 jam; apabila tidak dapat menghisap

seluruh ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.

i) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

Tabel 2.4 Kunjungan Masa Nifas


Kunjungan Waktu Asuhan
I 6-8 jam  Mencegah perdarahan masa nifas karena
Post atonia uteri
Partum  Pemantauan keadaan umum ibu
47

 Melakukan hubungan antara bayi dan ibu


(Bonding Attatchment)
 ASI Eksklusif
II 6 hari  Memastikan involusi uterus berjalan normal,
Post uterus berkontraksi, fundus di bawah
Partum umbilicus dan tidak ada tanda-tanda
perdarahan abnormal
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
dan perdarahan abnormal
 Memastikan ibu istirahat yang cukup
 Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
III 2 minggu  Memastikan involusi uterus berjalan normal,
Post uterus berkontraksi, fundus di bawah
Partum umbilicus dan tidak ada tanda-tanda
perdarahan abnormal
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
dan perdarahan abnormal
 Memastikan ibu mendapat istirahat yang
cukup
 Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
IV 6 minggu  Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
Post penyulit yang ia alami
Partum  Memberikan konseling untuk KB secara dini,
Imunisasi, senam nifas, dan tanda-tanda
bahaya yang dialami oleh ibu dan bayi
Sumber : Ambarwati, 2010

4. Bayi dan Balita

Al-Qur’an telah menyebutkan kabar gembira tentang kelahiran anak

dalam banyak ayat dalam rangka mengajarkan kaum muslimin tentang

kebiasaan ini, karena padanya ada pengaruh yang penting untuk

menumbuhkan kasih sayang dan cinta di hati-hati kaum muslimin. Allah SWT

berfirman:
48

Artinya: Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri

melaksanakan shalat di mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira

kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan sebuah kalimat

(firman) dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu)

dan seorang nabi diantara orang-orang saleh.”

a. Pengertian Bayi Baru Lahir (BBL)

Bayi Baru Lahir (BBL) adalah bayi yang lahir dan umur kelahiran 37

minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gram (Maryunani,

dkk, 2008).

Bayi Baru Lahir (BBL) Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan

37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gram sampai

dengan 4.000 gram (Wahyuni, 2011).

b. Ciri-Ciri Bayi Normal

Menurut Wahyuni (2011) menyatakan bahwa ciri-ciri dari bayi normal

antara lain, yaitu:

1. Berat badan 2.500 sampai 4.000 gram.

2. Panjang badan lahir 48 hingga 52 cm.

3. Lingkar dada 30 hingga 38 cm.

4. Lingkar kepala 33 hingga 35 cm.

5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 denyut per menit,

kemudian menurun sampai 120 hingga 140 denyut per menit.

6. Pernapasan pada menit pertama cepat kira-kira 80 kali per menit,

kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali per menit.


49

7. Kulit kemerah-merahan dari licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.

8. Rambut lanugo tidak terlihat lagi, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

9. Kuku telah agak panjang dan lunak.

10. Genetalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada

perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki).

11. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

12. Refleks moro sudah baik, bayi ketika terkejut akan memperlihatkan

gerakan tangan seperti memeluk.

13. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 48 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan

c. Waktu Kunjungan Bayi Baru Lahir

1. Pada usia 6-8 jam (kunjungan neonatus 1)

2. Pada usia 3-7 hari kunjungan neonatus 2)

3. Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatus 3)

d. Imunisasi Pada Anak

Menurut Mulyani (2013) menyatakan bahwa jadwal imunisasi yang

diwajibkan dan dianjurkan berdasarkan Program Pengembangan Imunisasi

(PPI) antara lain:

1. Program Pengembangan Imunisasi (PPI)

Tabel 2.4 Program Pengembangan Imunisasi


Umur Pemberian Imunisasi
Jenis Vaksin Bulan Tahun
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12
BCG
50

Polio 0 1 2 3 4 5
Hepatitis B 1 2
DPT 1 2 3 4 5 6
Campak 1 2
Sumber : Mulyani, 2013

2. Program Pengembangan Non-PPI (dianjurkan)

Umur Pemberian Imunisasi

Jenis Vaksin Bulan Tahun

1 2 3 4 5 6 9 2 3 5 6

Hib (influenza) 1 2 3 4

Pnemokokkus 1 2 3 4

Influenza Diberikan setahun sekali

MMR 1 2

Tifoid Ulangan tiap 3


tahun

Hepatitis B 2x interval 6-
12 bulan

Varisela

HPV

Jadwal
Vaksinasi Booster/Ulangan Imunisasi untuk melawan
Pemberian Usia
MMR 1-2 tahun 12 tahun Measles, meningitis, rubella
51

Hib 3 bulan-dosis 1 18 bulan Hemophilus influenza tipe B


4 bulan-dosis 2
5 bulan-dosis 3
Hepatitis A 12-18 bulan - Hepatitis A
Cacar air 12-18 bulan - Cacar air

Keterangan :
Umur Vaksin Keterangan
Saat lahir Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam
setelah lahir, dianjurkan pada umur 1 dan 6
bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif,
dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan
HBIg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1.
Apabila semula status HbsAg ibu tidak
diketahui dan ternyata dalam perjalanan
selanjutnya diketahui bahwa ibu HvsAg positif
maka masih dapat diberikan HBIg 0,5 ml
sebelum bayi berumur 7 hari.
Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungna pertama.
1 bulan Hepatitis B-2 HB-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval
HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan
0-2 bulan BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG
diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya
dilakukan uji tuberculin terlebih dahuludan
BCG diberikan apabila uji tuberculin negative.
2 bulan DPT-1 DPT-1 diberikan pada umur lebih dari 6
minggu, dapat dipergunakan DTwp atau Dtap,
DPT-1 diberikan secara kombinasi secara
kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)
Hib-1 Hib-1 diberikan pada umur 2 bulan dengan
interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara
terpisah atau dikombinasikan dengan DPT-1
Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan
DPT-1
4 bulan DPT-2 DPT-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan
secara terpisah atau dikombinasikan dengan
Hib-2 (PRP-T)
Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan DPT-2
Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DPT-2
6 bulan DPT-3 DPT-3 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T)
Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada
umur 6 bulan tidak perlu diberikan
Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DPT-3
52

Hepatitis B-3 HB-3 diberikan pada umur 6 bulan. Untuk


mendapatkan respons imun optimal, interval
HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5
bulan
9 bulan Campak-1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan,
cmapak-2 merupakan program BIAS pada SD
kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah
mendapatkan MMR pada umur 15 bulan,
campak-2 tidak perlu diberikan
15-18 bulan MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum
mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat
diberikan pada umur 12 bulan

Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau


PRP-OMP)
18 bulan DPT-4 DPT-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun
setelah DPT-3
Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DPT-4
2 tahun Hepatitis A Vaksin Hepatitis A direkomendasikan pada
umur >2 tahun, diberikan dua kali dengan
interval 6-12 bulan
2-3 tahun Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi
direkomendasikan untuk umur >2 tahun.
Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perly
diulang setiap 3 tahun
5 tahun DPT-5 DPT-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp
atau DTap)

Polio-5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DPT-5


6 tahun MMR Diberikan untuk catch-up immunization pada
anak yang belum mendapatkan MMR-1
10 tahun DT/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (DT
atau TT) diberikan untuk mendapatkan imunitas
selama 25 tahun
Varisela Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun
Sumber : Mulyani 2013

5. Keluarga Berencana (KB)

Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Keluarga Berencana (KB)

yang salah satunya yaitu Surat An-Nisa’ ayat 9:


53

Artinya: Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang

sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu,

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara

dengan tutur kata yang benar.

a. Pengertian

Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian

dan peran serta masyarakat melalui penewasaan usia perkawinan,

pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan

kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera (Yuhedi, 2015).

b. Tujuan Program KB

Menurut Marmi (2015), menyatakan bahwa tujuan program KB

adalah memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan

bangsa; mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat

dan bangsa; memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan

KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka

kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan

reproduksi.

c. Sasaran Program KB Nasional

Menurut Yuhedi (2015), menyatakan bahwa sasaran program KB Nasional

yaitu:
54

1. Menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara

nasional menjadi 1,14% per tahun.

2. Menurunkan angka kelahiran TFR menjadi 2,2 setiap wanita.

3. Meningkatkan peserta KB pria menjadi 4,5%.

4. Menurunkan pasangan usia subur (PUS) yang tidak ingin punya anak

lagi dan ingin menjarangkan kelahirannya, tetapi tidak memakai alat

kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.

5. Meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi yang efektif, dan

efisien.

6. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang

anak.

7. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1

yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

8. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan KB dan KR.

b. Ruang Lingkup Program KB

Menurut Marmi (2015), menyatakan bahwa ruang lingkup Program KB

antara lain:

a) Ruang lingkup menurut program pelayanan KB, meliputi:

1) Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).

2) Konseling.

3) Pelayanan kontrasepsi.

4) Pelayanan infertilisasi.
55

5) Pendidikan sex.

6) Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan.

7) Konsultasi ginetik.

8) Tes keganasan.

9) Adopsi.

b) Ruang lingkup program KB secara umum antara lain:

1) Keluarga berencana

2) Kesehatan reproduksi remaja.

3) Ketahanan dan pemberdayaan keluarga.

4) Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas.

5) Keserasian kebijakan kependudukan.

6) Pengelolaan SDM aparatur.

7) Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.

8) Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

B. Manajem Asuhan Kebidanan (Konsep Dasar Asuhan Kehamilan)

a. Pengertian

Manajemen kebidanan menurut Hellen Varney adalah proses pemecahan

masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran

dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, keterampilan dalam rangkaian/tahap

yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien

(Asrinah, 2010)

b. Langkah-langkah Asuhan Kebidanan

Dalam studi kasus ini mengacu pada pola fikir Varney, karena metode dan

pendekatannya sistematik dan analitik sehingga memudahkan dalam


56

pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. Proses menurut Hellen

Varney ada 7 langkah dimulai dari pengumpulan data dasar dan derakhir

dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Langkah : pengumpulan data dasar ada dua tipe :

a. Data Subjektif

Data subjektif ini berisi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,

riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikosiospiritual, dan

pengetahuan klien

1) Biodata atau identitas

Nama untuk mengetahui nama klien dan suami. Umur untuk

mengetahui faktor resiko kehamilan. Agama untuk

memberikan motivasi sesuai agama yang dianut. Suku/bangsa

untuk mengetahui faktor ras. Pendidikan untuk menyerasikan

dalam pemberian KIE. Pekerjaan

a. Nama : untuk mengenal dan mengetahui pasien.

Nama : Ny. Y

b. Umur : untuk mengetahui faktor resiko

Umur : 20 Tahun

c. Agama : untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya

terhadap kebiasaan kesehatan pasien

Agama : Islam

d. Suku Bangsa : untuk mengetahui faktor bawaan atau ras

Suku Bangsa : WNI

e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat intelektual


57

Pendidikan : SMA

f. Pekerjaan : mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap

masalah klien.

Pekerjaan : IRT

g. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal pasien dan

lingkungannya.

Alamat : Jln.Parit Tengah No. 39

2) Alasan datang

Alasan datang merupakan alasan pasien datang ke tempat

bidan/klinik, yang diungkapkan dengan kata-katanya sendiri.

(Varney, 2008)

Alasan datang : Ibu ingin memriksakan kehamilannya

a. Keluhan utama

Keluhan utama merupakan alasan bagi pasien untuk

datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan

kata-katanya sendiri (Varney, 2008).

Keluhan Utama :

Ibu mengatakan sakit pinggang

1) Riwayat menstruasi

Dikaji untuk mengetahui tentang menarche, siklus,

volume, berapa lama menstruasi, banyaknya

menstruasi, keluhan, dan untuk mengetahui hari


58

pertama menstruasi serta untuk menentukan umur

kehamilan dan tanggal kelahiran. (Nursalam, 2008)

Riwayat Menstruari :Siklus : 28 hari, teratur.

2) Riwayat hamil sekarang :

Untuk mengetahui tanggal hari pertama haid

terakhir, umur kehamilan dan perkiraan lahir,

masalah atau kelianan pada kehamilan sekarang,

keluhan selama hamil (Prawirohardjo, 2010)

Riwayat hamil sekarang menurut Muslihatun, dkk,

(2009) :

a. HPHT

Tanggal hari pertama haid terakhir pasien untuk

memperkirakan kapan kira – kira bayi akan

dilahirkan.

HPHT : 26 - 01 - 2019

b. HPL

Untuk mengetahui hari perkiraan lahirnya bayi,

biasanya ditambah 7 pada tanggal ditambah 9

pada bulan.

HPL : 02 - 11 – 2019

3) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Dikaji untuk mengetahui pada tanggal, bulan,

tahun, berapa anaknya lahir, tempat persalinan,


59

umur kehamilan, umur kelahiran, jenis persalinan,

penolong persalinan, penyulit, jenis kelamin, berat

badan lahir, panjang badan lahir, riwayat nifas yang

lalu dan keadaan anak sekarang (Saifuddin, 2007)

Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang

lalu : anak Lahir perempan , lahir spontan bersama

bidan berat 3500 gram, Pb : 51 cm, tidak ada

penyulit dalam persalinan.

4) Riwayat keluarga berencana

Dikaji untuk mengetahui jenis alat

kontrasepsi yang pernah digunakan ibu sebelumnya

dan untuk mengetahui rencana KB yang akan

digunakan ibu setelah melahirkan (Varney, 2008)

Riwayat KB : ibu belum pernah menggunakan alat

kontrasepsi

5) Pola kebiasaan

a. Nutrisi

Penting diketahui supaya dapat menggambarkan

bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya. Mulai dari

menu apa saja yang dimakan, frekuensi makan dan

minum, dan ada keluhan atau tidak (Varney, 2008)

Nutrisi : pola makan ibu 3 kali sehari, minum >8 kali

sehari
60

b. Eliminasi

Dikaji untuk mengetahui pola BAB dan BAK, adakah

kaitannya dengan obstipasi atau tidak (Varney, 2008)

Eliminasi : BAK : 5 kali sehari, BAB : 1kali sehari

c. istirahat

Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil, oleh karena itu

bidan perlu mengenali kebiasaan istirahat ibu hamil

supaya dapat diketahui hambatan yang mungkin muncul

jika didapatkan data yang senjang antara pemenuhan

kebutuhan istirahat.

Pola istirahat : tidur siang +1 jam, tidur malam : +8 jam.

d. Hubungan seksual

Dikaji untuk mengetahui berapa kali frekuensi ibu

melakukan hubungan seksual dalam seminggu, pola

seksual, dan keluhan (Varney, 2008)

Hubungan Seksual : 1 kali dalam seminggu.

e. Personal hygine

Dikaji untuk mengetahui berapa kali dalam sehari ibu

menjaga kebersihan diri. Mandi, gosok gigi, keramas, dan

ganti pakaian. (Sulistyawati, 2012)

Personal hygiene : ibu mandi 2 kali sehari, ibu selalu

mengganti pakain dalam 3 – 4 kali dalam sehari.


61

f. Aktifitas

Dikaji untuk mengetahui bagaimana aktivitas pekerjaan

sebelum sakit, apakah mengganggu aktivitas pekerjaan

atau tidak dan terdapat keluhan atau tidak.

Aktifitas : aktifitas yang biasa dilakukan ibu adalah

aktivitas rumah, bersih – bersih rumah.

g. Psikososial spiritual

Menanyakan kepada klien tentang psikososial spiritual

yang terdiri dari

1) Tanggapan dan dukungan keluarga ditanyakan apakah

pasien sudah menerima kondisinya saat ini bagaimana

harapanpasien terhadap kondisinya saat ini dan

bagaimana harapan pasien terhadap kondisinya

sekarang, hal ini dikaji agar memudahkan tenaga

kesehatan dalam memberikan dukungan secara

psikologis kepada pasien.

Ibu mengatakan ibu dan keluarga sangat senang

dengan kehamilan ini

2) Pengambilan keputusan dalam keluarga

Dikaji untuk mengetahui siapa pengambil keputusan

pertama dan kedua dalam keluarga ketika terjadi

sesuatu kepada pasien.


62

Dalam mengambil keputusan ibu mengatakan suami

yang mengambil keputusan

3) Ketaatan beribadah

Dikaji untuk mengetahui bagaimana ketaatan pasien

dalam beribadah menurut kepercayaannya.

4) Lingkungan yang berpengaruh

Dikaji dengan siapa ibu tinggal, bagaimana dengan

lingkungan sekitar rumah ibu, dan apakah ibu

mempunyai hewan peliharaan. Hal ini dikaji untuk

mengetahui apakah lingkungan rumah mempunyai

pengaruh terhadap kesehatan ibu.

b. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu sutuasi dan kejadian (Nursalam, 2012).

1) Pemriksaan umum

 Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan ibu dan

tingkat kesadaran pasien, sedang atau baik (Nursalam,

2012)

Keadaan umum : Baik

 Kesadaran : untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu

apakah composmentis, samnolen, dan koma (Nursalam,

2012).

Kesadaran : Composmentis
63

 Tanda vital

 Tensi : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi

(Saifuddin, 2007). Batas normal 120/80-<140/90

mmHg (Prawirohardjo, 2012).

Tekanan Darah : 110/90 mmHg

 Nadi : dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar

60-80x/menit. Denyut nadi 100x/menit atau lebih

dalam keadaan santai merupakan pertanda buruk.

Nadi : 80 kali / menit

 Pernafasan : untuk mengetahui fungsi system

pernafasan. Normalnya 16-24x/menit.

Pernapasan : 20 kali/menit

 Suhu tubuh : suhu tubuh yang normal adalah 36-


0 0
37,5 C. Suhu tubuh lebih dari 37 C perlu

diwaspadai adanya infeksi.

Suhu : 36,50C

 Berat badan : untuk mengetahui adanya kenaikan berat

badan pasien selama hamil, penambahan berat badan

rata – rata 0,3 -0,5 kg/minggu, tetapi nilai normal untuk

penambahan berat badan selama kehamilan 9 – 12 kg

(Sulistyawati, 2011).

Berat Badan : 66 kg.


64

 Tinggi badan : untuk menentukan kemungkinan adanya

panggul sempit (terutama pada yang pendek) tinggi

badan normal >145 cm (Sulistyawaty, 2011)

Tinggi badan : 159 cm

 LILA : untuk mengetahui status gizi pasien, apakah

masuk dalam kekurangan energi kronik atau tidak bila

kurang dari 23,5 cm (Nursalam, 2012)

Lila : 29 cm

2) Pemeriksaan fisik/status present

a) Kepala : Dikaji untuk mengetahui apakah bentuk kepala

mesochepal, rambut rontok atau tidak, kulit kepala

terdapat ketombe atau tidak.

b) Muka : Dikaji untuk mengetahui odem atau tidak, pucat

atau tidak.

c) Mata : Dikaji untuk mengetahui apakah sklera ikterik,

konjungtiva anemis atau tidak.

d) Hidung : Dikaji untuk mengetahui keadaan hidung ada

benjolan atau tidak, ada cairan secret atau tidak.

e) Telinga : Diketahui untuk mengetahui apakah ada

serumen atau tidak.

f) Mulut : Dikaji untuk mengetahui ada caries atau tidak,

stomatitis atau tidak.


65

g) Leher : Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran

kelenjar tiroid atau tidak, pembesaran kelenjar limfe atau

tidak, pembesaran vena jugularis atau tidak.

h) Dada : Dikaji untuk mengetahui dada simetris atau tidak,

puting susu menonjol atau tidak.

i) Ketiak : Dikaji untuk mengetahui ada massa atau tidak,

ada pembesaran getah bening atau tidak.

j) Abdomen : Dikaji untuk mengetahui ada bekas luka

operasi atau tidak, ada pembesaran uterus atau tidak.

k) Genetalia : Dikaji untuk mengetahui ada varises pada

vulva dan vagina atau tidak, ada pengeluaran cairan atau

tidak dan ada pengeluaran perdarahan pervaginam atau

tidak.

l) Ekstermitas : Dikaji untuk mengetahui ada oedema atau

tidak, ada varises atau tidak, reflek patella positif atau

tidak, tungkai simetris atau tidak, turgor kulit baik atau

tidak.

m) Anus : Dikaji untuk mengetahui apakah terdapat

hemoroid atau tidak

3) Pemeriksaan khusus untuk kebidanan

a) Inspeksi

Menurut Hidayat (2010) Inspeksi adalah proses

pengamatan dilakukan untuk menilai pembesaran perut


66

sesuai atau tidak dengan tuanya kehamilan, bentuk perut

membesar kedepan atau kesamping, adakah kelainan

pada perut, serta untuk menilai pergerakan anak.

b) Palpasi

Menurut Hidayat (2010) Palpasi adalah pemeriksaan

dengan indera peraba atau tangan, dilakukan untuk

menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia

kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim,

pemeriksaan palpasi dilakukan dengan metode:

1) Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri

dan bagian janin dalam fundus serta konsistensi

uterus.

Leopold I : TFU 2 jari dibawah PX (31 cm) di

fundus teraba lunak, tidak melenting (Bokong janin)

2) Leopold II : Untuk mengetahui bagian punggung

janin yang berada di sebelah kanan atau kiri perut

ibu.

Leopold : bagian kiri : terba datar, memanjang

(Punggung janin), dan bagian kanan teraba bagian

kosong, bergerak (kecil – kecil), (ektremitas)

3) Leopold III : Untuk mengetahui bagian terbawah

janin, bokong atau kepala.


67

Leopold III : bagian bawah teraba keras bulan dan

melenting (kepala Janin)

4) Leopold IV : Untuk mengetahui apakah bagian

terbawah janin sudah masuk PAP atau belum.

Leopold IV : kepala sudah masuk panggul

5) TBJ : Untuk mengetahui perkiraan berat janin.

Dihitung dengan cara TFU bila kepala janin sudah

masuk panggul dikurangi 11, dan bila kepala janin

belum masuk panggul dikurangi 12 dikali 155.

TBJ : 3.100 gram

c) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan mendengar bunyi

dengan menggunakan stetoskop untuk mendengar bunyi

detak jantung janin, bising tali pusat, bising rahim, serta

bising usus. Denyut jantung janin normalnya 120-

160x/menit (Hidayat: 2010).

Djj : 154 kali/menit, teratur

4) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan laboratorium,

pada ibu hamil trimester ketiga dikaji dengan pemeriksaan

USG untuk mengetahui tanda – tanda pasti kehamilan yaitu

terlihat adanya kantong kehamilan dan ada gambaran

embrio, kemudian diperiksa HB klien (Sulistyawati, 2011)


68

Pemeriksaan Laboratorium : HB : 11,7 gr%

Malaria : (-), Protein urine (-), HIV/ Sifilis : (-)

b. Langkah II: Interperetasi Data

Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnose, masalah,

dan kebutuhan pasien berdasarkan interprestasi yang benar atas data –

data yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis

atau masalah adalah pengolahan data dan analisis dengan

menggabungkan data satu dengan lainya, sehingga tergambar fakta

(Sulistyawati, 2011)

1. Diagnosa Kebidanan

Langkah awal dari perumusan diagnosis kebidanan adalah

pengolahan data dan analisis dengan menggabungkan data satu

dengan lainya sehingga tergambar fakta (Siulistyawat, 2012)

diagnosa ditegakkan adalah “Ny. Y umur 20 tahun GI P0 A0 M0

Umur Kehamilan 40 minggu janin tunggal hidup presentasi kepala.

2. Data dasar :

a) Data subjektif

Data subyektif adalah data yang didapat dari pasien sabagai

suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi

tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara

independen tapi melalui suatu interaksi atau komunikasi

(Sulistyawati, 2012).

a) Ibu mengatakan bernama Ny. Y umur 20 tahun


69

b) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 26

- 01 - 2019

c) Ibu mengatakan ini kehamilan pertama

d) Ibu mengatakan sering merasakan sakit pinggang

b) Data objektif Data obyektif adalah data yang sesungguhnya

dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan

(Sulistyawati, 2012).

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) Tekanan darah : 110/90 mmHg

4) Berat badan : 66 kg

5) HPL : 02 - 11 – 2019

6) Muka : tidak ada closmagravidarum, tidak oedem

7) Mata : simetris kanan dan kiri, conjungtiva, tidak pucat,

skelaputih.

8) Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri dan

bagian janin dalam fundus.

Tfu 2 jari dibawah Px (31 cm)

9) Leopold II :untuk menentukan bagian kiri teraba dan

bagian kiri pada perut ibu

Leopold II : bagian kanan teraba datar, memanjang

(punggung Bayi) dan bagia kiri teraba bagaian kecil –

kecil (ektremitas)
70

10) Leopold III : untuk mengetahui bagian apa yang terdapat

dibawah perut ibu dan apakah bagian bawah tersebut

sudah masuk atau belum pada pintu atas panggul.

Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba bulat keras

dan melenting (kepala janin)

11) Leopold IV : untuk mengetahui seberapa masuknya bagian

bawah janin ke pintu atas panggul.

Leopold IV : kepala sudah masuk panggul, 2/5.

12) Pemeriksaan Penunjang /laboratorium

1) Hb : 11,7 gr%

2) Golongan Darah : O

3) Glucosa Urine : (-)

4) Urine Protein : (-)

5) HIV/Sifilis : (-)

6) HbsAg (-)

3. Masalah

Dalam asuhan kebidanan istilah masalah atau diagnosis. Kedua

istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah tidak

didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu

dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh.

Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu

mengalami kenyataan terhadap diagnosanya (Sulistyawati, 2011).


71

Masalah yang muncul pada kasus adalah ibu mengeluh sakit

pinggang.

4. Kebutuhan

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien

berdasarkan keadaan dan masalahnya. Coontohnya kebutuhan

untuk KIE dan bimbingan tentang perawatan Kehamilanya

(sulistyawati, 2012). Kebutuhan pada penelitian penulis, yaitu

memberika KIE ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III

dan motivasi dukungan pada ibu, dan menganjur kan ibu untuk

USG (Kontrol dr SPOG)

c. Langkah III: Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasikan. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini

benarbenar terjadi (Mufdillah ,2012).

Tidak ada diagnose potensial pada Ny. Y

d. Langkah IV: Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan dan

memerlukan penanganan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/atau dokter untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan

yang lain sesuai kondisi klien (Asrinah, 2010). Dalam kasus penelitian
72

yang diberikan KIE ketidak nyamanan trimester III dan cara

mengatasinya,

e. Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, berdasarkan

langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan

pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan yang up to date,

perawatan berdasarkan bukti, serta validasikan dengan asumsi mengenai

apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien (Sulistyawati,

2012) Rencana asuhan dari diagnose yang diberikana pada kasus

penelitian.

1) Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil trimester

III, ketidaknyamanan Trimester III

2) Memberitahu ibu cara mengatasi sakit pinggang dapat diatasi dengan

sedikit relaksasi seperti melakukan olah raga ringan, senam kehamilan,

atau yoga kehamilan untuk melenturkan kembali otot-otot yang kaku.

3) Nasehati Posisi saat tidur, duduk atau berjalan salah, maka sakit

pinggang akan terasa. Ini dikarenakan pada saat kehamilan tulang

punggung anda sedang menopang beban yang berat, jadi salah sedikit

saja akan sangat berpengaruh dan potensi terkena sakit pinggang akan

sangat besar

4) Vitamin yang diberikan

a) Klak 1X1 sebanyak X tablet

b) Tablet Fe 1X1 sebanyak X tablet


73

c) Nasehat kontrol antenatal (pemeriksaan hamil lebih sering, segera

datang bila terjadi tanda – tanda persalinan

g. Langkah VI: Melaksanakan perencanaan

Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah

diurauikan pada langkah kelima dilaksanankan secara efisien dan aman.

Dalam situasi dimana ia harus berkolaborasi dengan dokter, misalnya

karena pasien mengalami komplikasi, bidan masih tetap bertanggung

jawab terhadap tatalaksananya rencana asuhan tersebut (Sulistyani, 2011).

Penatalaksanaan asuhan pada ibu hamil dengan kasus penelitian adalah:

1) Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil

trimester III, ketidaknyamanan Trimester III

2) Memberitahu ibu cara mengatasi sakit pinggang dapat diatasi dengan

sedikit relaksasi seperti melakukan olah raga ringan, senam

kehamilan, atau yoga kehamilan untuk melenturkan kembali otot-

otot yang kaku.

3) Nasehati Posisi saat tidur, duduk atau berjalan salah, maka sakit

pinggang akan terasa. Ini dikarenakan pada saat kehamilan tulang

punggung anda sedang menopang beban yang berat, jadi salah

sedikit saja akan sangat berpengaruh dan potensi terkena sakit

pinggang akan sangat besar

4) Vitamin yang diberikan

a. Klak 1X1 sebanyak X tablet

b. Tablet Fe 1X1 sebanyak X tablet


74

5) Nasehat kontrol antenatal (pemeriksaan hamil lebih sering, segera

datang bila terjadi tanda – tanda persalinan.

h. Langkah VII: Evaluasi

Evaluasi adalah bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien yang

meliputi pemulihan kondisi pasien, peningkatan kesejahteraan emosional,

peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien dan keluarga dalam

memenuhi kebutuhan kesehtannya (Sulistyawati, 2012).

a) Keadaan umum baik

b) Ibu dan janin sehat

c) Rasa sakit pinggang mulai berkurang

c. Data perkembangan

Model dokumentasi yang digunakan dalam askeb adalah dalam bentuk

catatan perkembangan, karena bentuk asuhan yang diberikan

berkesinambungan dan menggunakan proses terus-menerus maka untuk data

perkembangan memakai SOAP (Mufdilah, 2012)

Catatan perkembangan dengan metode SOAP menurut Muslihatun dkk

(2009) yaitu:

1. S : (Data Subjektif)

yaitu apa yang dikatakan oleh klien. Data subjektif merupakan

pendokumentasian manajemen menurut Helen Varney langkah

pertama adalah pengkajian data, terutama data yang diperoleh melalui

anamnesa. Data Subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut

pandang pasien.
75

Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang

dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan

berhubungan langsung dengan diagnosis. Data Subjektif ini nantinya

akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

2. O (Data Objektif)

Yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi yang jujur dari

pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan

diagnostik lainnya. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau

orang lain dapat dimasukan dalam data onjektif ini.

3. A (Assessment)

Yaitu kesimpulan yang dibuat dari data-data subjektid/objektif

tersebut.

4. P (Planning)

Yaitu membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.

Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi

data.
76

C. Kerangka Alur Pikir

Berikut adalah bagan kerangka alur pikir peneliti dalam melakukan

Asuhan Kebidanan Komprehensif :

IBU HAMIL

PATOLOGIS
FISIOLOGIS

Penerapan Asuhan Kebidanan: Rujuk


Kunjungan Pertama pada TM 1 (UK <14 mingggu)
Kunjungan Kedua pada TM 2 (UK 14 - <28 mingggu)
Kunjungan Ketiga pada TM 3 (UK 28 - <36
mingggu)
Kunjungan Keempat pada TM 3 (UK >36 mingggu)

BERSALIN

FISIOLOGIS PATOLOGIS

Pemantauan Kemajuan Persalinan Pada Kala I-IV dengan RUJUK


menggunakan partograf

BAYI BARU LAHIR NIFAS

FISIOLOGIS FISIOLOGIS
PATOLOGIS

Penerapan Asuhan Kebidanan :


Kunjungan BBL (6- 48 Jam) Penerapan Asuhan Kebidanan :
RUJUK
Kunjungan BBL (3- 7 hari) Kunjungan 1 (6 jam)
Kunjungan BBL (8-28 hari) Kunjungan 2 (6 hari)
Kunjungan 3 (2 minggu)
Kunjungan 4 (6 minggu)

Penerapan Asuhan Kebidanan :


Ibu memilih suntik KB 3 bulan KBK
B
Bagan 2.1 Bagan Kerangka Alur Pikir
Sumber Modifikasi : Asrinah (2010), Dewi (2011), Ambarwati (2009), Marmi
(2015)
77

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

dengan pendekaatan studi kasus (CSR). Menurut Sulistyaningsih (2011),

metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu

keadaan atau area populasi tertentu yang bersifat factual dan objektif,

sistematis dan akurat. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian

yang dimaksud untuk melihat fenomena individual, situasi, kelompok tertentu

yang terjadi secara kekinian dan akurat. Studi kasus ini tentang Asuhan

Kebidanan Komperhensif pada Ny. Y dan Bayi Ny. Y

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian berupa asuhan kebidanan Komprehensif pada Ny.

Y dan bayi Ny. Y adapun waktu dan tempat penelitian dilakukan pada :

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

No Waktu Tempat Asuhan yang diberikan


1. 14 April 2019 BPM Uray Rosdiana Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care ke -1
2. 27 Mei 2019 BPM Uray Rosdiana Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care ke -2
3. 13 Agustus 2019 BPM Uray Rosdiana Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care ke -3
4. 01 November 2019 BPM Uray Rosdiana Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care ke - 4
5. 02 November 2019 B BPM Uray Rosdiana Pertolongan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
6. 02 November 2019 BPM Uray Rosdiana Kunjungan Neonatus ke -1
7. 03 November 2019 BPM Uray Rosdiana Kunjungan Nifas 6 jam post partum
8. 03 November 2019 BPM Uray Rosdiana Imunisasi HB O
9. 09 November 2019 Rumah pasien Kunjungan Neonatus Ke -2
78

10. 08 November 2019 Rumah Pasien Kunjungan Nifas ke- 2 (6 hari post partum )
11. 29 November 2019 Rumah pasien Kunjungan Neonatus ke -3
12. 16 November 2019 Rumah pasien Kunjungan Nifas Ke – 3 (2 Minggu post
partum)
13. 05 Desember 2019 BPM Uray Rosdiana BCG, dan Polio 1
14. 16 Desember 2019 Rumah Pasien Kunjungan Nifas Ke- 4 (6 minggu)
15. BPM Uray Rosdiana KB Suntik 3 bulan (DMPA)
16. 05 Januari 2020 BPM Uray Rosdiana Imunisasi DPT – HB 1, dan Polio 2
17. 10 Februari 2020 BPM Uray Rosdiana Imunisasi DPT – HB 2, dan Polio 3
18. 10 Maret 2020 BP BPM Uray Imunisasi DPT – HB 3, dan Polio 4
Rosdiana
Sumber : Data Primer Tahun 2019 -2020

C. Subjek Penelitian

Dalam penulisan studi kasus ini menggunakan subyek merupakan orang yang

dijadikan sebagai responden untuk pengambilan kasus. (Hidayat, 2007).

Subyek penelitian ini adalah Ny. Y dan By. Ny. Y

D. Jenis Data

Data yang diperoleh terbagi atas dua yaitu (Setiawan dan Saryono, 2011) :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik

secara inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Dan juga diperoleh dari

wawancara dan observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dari catatan perkembangan

dan hasil dari pemeriksaan penunjang lainnya.


79

E. Alat dan Metode Pengumpulan data

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengambil

semua data dari dokumen yang dibutuhkan (Setiawan dan Suryono,2011).

1. Wawancara

Dalam pelaksaan penelitian, wawancara yang digunakan dalam

bentuk pedoman wawancara ‘’semi structed’’, yaitu penelitian

menanyakan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu

diperdalam untuk menggali keterangan lebih lanjut.

2. Observasi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengamati keadaan umum,

pemantauan pada Ny. Y dan Bayi. Ny. Y serta tumbuh kembang hingga

usia 4 bulan.

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala

sampai kaki (head to toe) yang meliputi inspeksi, perkusi, auskultasi, dan

pemeriksaan penunjang untuk melengkapi format pengkajian.

4. Diskusi

Peneliti mengadakan tanya jawab dengan bidan yang menanggung

jawab serta berdiskusi dengan dosen pembimbing laporan tugas ini.

5. Laporan dokumentasi Asuhan Kebidanan dibuat dalam bentuk SOAP.


80

F. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah prosedur perlindungan terhadap responden

dengan menjamin kerahasiaan responden, mencegah responden dari cedera

akibat prosedur penelitian mempertahankan kenyamanan responden selama

penelitian. Adapun etika penelitian yang harus diperhatikan adalah sebagai

berikut (Notoadmodjo,2010).

1. Informant Consent

Informant consent merupakan bentuk pesetujuan antara peneliti

dengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan.

Informant consent tersebut diberikan sebelum asuhan kebidanan

komrehensif dilakukan dengan memberikan lembar persejutujuan untuk

menjadi responden.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Masalah etika selanjutnya adalah memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidently)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikana jaminan

kerahasian hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya


81

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil penelitian.
82

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Subjek penelitian pasien Ny. Y dan Bayi Ny. Y di BPM Urai Rosdianan

Tahun 2019 dengan rincian waktu penelitian dari tanggal 14 April 2019

sampai dengan 10 Maret 2020, pemeriksaan kehamilan, persalinan dilakukan

di BPM Urai Rosdiana, dan kunjungan nifas dan BBL dilakukan dirumah

pasien. Analisis hasil asuhan kebidanan diuraikan sebagai berikut :

Oleh : Susi

1. Identitas Pasien

Nama Ibu : Ny. Y Nama Suami : Tn. A

Umur : 20 tahun Umur : 23 tahun

Suku : Melayu Suku : Bugis

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Parit Tengah No. 39

No Tlp : 0896xxxxxx
83

2. Kehamilan

Tabel 4.1 Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


Keterangan Catatan Perkembangan

KI S 1. Keluhan utama: Ibu mengatakan mual, muntah dan pusing


2. Riwayat Menstruasi
14 April HPHT : 26 - 01 - 2019
TP : 02 - 11 – 2019
2019 3. Riwayat Obstetri yang lalu
ini kehamilan pertama
Jam : 4. Riwayat KB
tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
80.00wib 5. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit jantung, hipertensi,
diabetes melitus, penyakit ginjal, anemia, thlasemia, hepatitis, epilepsi,
tuberculosis, asma, penyakit tiroid, HIV, IMS, alergi obat/makanan
serta trauma kecelakaan.

O 1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
2. Pemeriksaan Antopometri
Berat Badan sebelum hamil: 52 kg
Berat Badan sekarang : 49 kg
Tinggi Badan:159 cm
LILA : 27,5 cm
IMT : 21,36kg/m2
3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu: 35,50 C
Respirasi: 20 kali/menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak terdapat oedema
b. Mata : konjungtiva merah muda
c. Leher : tidak ada peleberan vena jugularis, pembesaran limfe
dan tidak ada kelenjar tiroid.
d. Dada : tidak ada bunyi stridor dan bunyi wheezing, bunyi
jantung normal.
e. Payudara : putting susu menojol, tidak ada benjolan.
f. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
Leopold I : Ballotement
Leopold II : Belum dilakukan
Leopold III : Belum dilakukan
Leopold IV : Belum dilakukan
Djj : (-)
Taksiran berat janin : (-)
g. Genetalia : Chadwick (-), Varices (-), Lesi (-), Pembengkakan
kelenjar bartholini (-), Pengeluaran cairan (-), Nyeri (-)
h. Ekstremitas : reflek patella kanan dan kiri positif

5. Pemeriksaan Penunjang
84

Darah Hb: 12,9 gr% Malaria : (-) Protein Urine: (-)


Gol.Darah: (-) HIV/Sifilis: (-)

A GIP0A0M0 Amenore 11 minggu


P 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan (ibu
menanggapi)
2. Menjelaskan ketidak nyamanan yang terjadi pada Trimester I, serta
memberitahu ibu cara mengatasinya (ibu menanggapi)
3. Memberikan penkes sesuai keluhan pasien (ibu menanggapi)
- Mual, muntah dan pusing disebabkan oleh kenaikan hormon Hcg
(human chorionik gonadotropin), hormon estrogen dan
progesteron. Mual, muntah dan pusing pada trimester I masih
dikatakan normal pada ibu hamil.
- Cara mengatasinya : pilih makanan yang tidak berlemak dalam
porsi kecil tapi sering, menyarankan pada ibu untuk miring atau
duduk terlebih dahulu sebelum bangun tidur, menyarankan ibu
untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu
mules terutama coklat, makanan yang asam, menyarankan ibu
untuk mengurangi aktivitas yang berat
4. Menyarankan ibu untuk istirahat secara teratur, serta menjaga agar
kondisinya tetap baik (ibu menanggapi)
5. Memberikan ibu terapi obat B6 (1x1), dan B. Complek (1x1) serta
menjelaskan cara meminumnya (ibu menanggapi)
6. Menyarankan ibu untuk datang kembali 4 minggu berikutnya atau jika
ibu ada keluhan (ibu menanggapi dan bersedia).
7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan ke dalam bentuk soap (sudah
dilakukan)
K2 S - Ibu mengatakan keputihan dan gatal – gatal
27 Mei 2019 O 1. Pemeriksaan Umum
Jam KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
10.05 Wib 2. Pemeriksaan Antopometri
Berat Badan sekarang : 56 Kg
3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
Tekanan Darah: 100/90 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Suhu : 36,50 C
Respirasi : 20 kali/menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidakterdapat oedema
b. Mata : konjungtiva merah muda
c. Leher : tidak ada peleberan vena jugularis, pembesaran limfe
dan tidak ada kelenjartiroid.
d. Dada : tidak ada bunyi stridor dan bunyi wheezing, bunyi
jantung normal.
e. Payudara : putting susu menojol, tidak ada benjolan.
f. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
Leopold I : Pertengahan simfisis dan pusat
Leopold II : Ballotemen
Leopold III:Belum dilakukan
Leopold IV : Belum dilakukan
DJJ : 140 kali/menit (teratur)
85

Taksiran berat janin (Mc Donald) : 930gram

5. Ekstremitas
Oedema : Tidak ada oedema
Varises : Tidak ada varises
Reflek patella kanan dan kiri positif.

A GIP0A0M0 Hamil 17 minggu janin tunggal hidup

P 1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan (ibu menanggapi)


2. Memberitahu kepada ibu usia kehamilannya (ibu menanggapi)
3. Memberikam konseling sesuai keluhan pasien (ibu mengerti)
a. Keputihan dan gatal-gatal pada ibu hamil disebabkan oleh
peningkatan hormon estrogen dan vagina gatal saat hamil
disebabkan oleh peningkatan produksi cairan vagina yang dapat
menyebabkan iritasi pada kulit vulva dan keputihan.
b. Cara mengatasinya : jaga daerah vagina agar tetap bersih, ganti
pakaian dalam beberapa kali sehari, hindari pakaian berbahan
gatal dan tidak menyerap keringat, kompres dengan air dingin
yang ditempelkan pada area vagina.
4. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya kehamilan TM II (ibu mengerti)
5. Memberikan terapi oral vit c (2x1), fe (1x1), kalk (1x1) serta
menjelaskan cara mengomsumsinya (ibu menanggapi)
6. Menyarankan ibu untuk datang kembali 4 minggu berikutnya (ibu
menanggapi dan bersedia)
7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan kedalam bentuk soap (sudah
dilakukan)

K3 S keluhan : Tidak ada keluhan


13 Agustus O 1. Pemeriksaan Umum
2019 KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Jam 2. Pemeriksaan Antopometri
09.10 Wib Berat Badan sekarang : 61Kg
3. Pemeriksaan TTV
Tekanan Darah: 110/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 360 C
Respirasi: 21 kali/menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak terdapat oedema
b. Mata : konjungtiva merah muda
c. Leher : tidak ada peleberan vena jugularis, pembesaran limfe
dan tidak ada kelenjar tiroid.
d. Dada : tidak ada bunyi stridor dan bunyi wheezing, bunyi
jantung normal.
e. Payudara : puting susu menojol, tidak ada benjolan,kolostrum
sudah keluar.
f. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat (32 cam), teraba bulat, lunak
dan tidak melenting
Leopold II : Bagian kanan: Teraba bagian kecil, menonjol, serta
bagian kosong
Bagian kiri: teraba bagian panjang, datar, rata, keras
86

seperti papan
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, dan
melenting
Leopold IV : kepala belum masuk PAP
Leopold WHO : -
g. DJJ : 152kali/menit
h. TBBJ : 2.480 gram
i. Ekstremitas : reflek patella kanan dan kiri positif, tidak ada oedema

A GIP0A0M0 hamil 28 minggu janin tunggal hidup, presentasi kepala

P 1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan (ibu menanggapi)


2. Memberitahu kepada ibu usia kehamilannya(ibu menanggapi)
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi gizi seimbang (ibu mengerti)
4. Menyarankan ibu untuk beristirahat, serta mengurangi beraktifitas yang
berlebihan sehingga menyebabkan capek (ibu menanggapi)
5. Menyarankan ibu untuk tidak tidur terlentang, yang menyebabkan
sesak tidur miring kiri agar tidak sesak dan oksigen yang diberikan ke
bayi baik (ibu menanggapi)
6. Memberitahukan ibu tanda bahaya kehamilan (ibu menanggapi)
7. Menganjurkan ibu untuk senam hamil (ibu menanggapi)
8. Menganjurkan ibu untuk perawatan payudara (ibu mengerti)
9. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya persalinan (ibu menanggapi)
10. Menjelaskan persiapan persalinan (ibu mengerti
11. Memberikan terapi oral fe (1x1), kalk (1x1) serta menjelaskan cara
mengomsumsinya, dan menganjurkan ibu untuk minum secara teratur
obat yang di berikan (ibu menanggapi
12. Menyarankan ibu untuk datang kembali 1 bulan berikutnya atau jika
ada keluhan (ibu menanggapi dan bersedia)
13. Mendokumentasi hasil pemeriksaan kedalam bentuk soap (sudah
dilakukan)

K4 S - Ibu mengatakan sakit pinggang dan perut suka mengeras


01 O 1. PemeriksaanUmum
November KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
2019 2. Pemeriksaan Antopometri
Jam BB sekaran: 66Kg
3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
08.29 wib Tekanan Daraah: 110/90 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu: 36,50 C
Respirasi : 20 kali/menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak terdapat oedema
b. Mata : konjungtiva merah muda
c. Leher : tidak ada peleberan vena jugularis, pembesaran limfe
dan tidak ada kelenjar tiroid.
d. Dada : tidak ada bunyi stridor dan bunyi wheezing, bunyi
jantung normal.
e. Payudara : puting susu menojol, tidak ada benjolan, kolostrum
sudah keluar.
f. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
Leopold I : TFU 2 jari dibawah px (31 cm), teraba bulat, lunak
87

dan tidak melenting


Leopold II : Bagian kanan: teraba bagian kecil, menonjol, serta
bagian kosong
Bagian kiri: teraba bagian panjang, datar , rata , keras
seperti papan
Leopold III : Bagianterendah teraba keras, bulat, melenting.
Leopold IV : kepala sudah masuk PAP
Leopold WHO : 2/5 bagian
g. DJJ : 154 kali/menit
h. TBBJ : 3.100 gram
Ekstremitas : reflek patella kanan dan kiri positif, tidak ada oedema
5. Pemeriksaan Penunjang
Darah Hb: 11,7 gr% Malaria : (-) Protein Urine: (-)
Gol.Darah: (-) HIV/Sifilis: (-)

A GIP0A0M0 Hamil 40 minggu janin tunggal hidup, presentasi belakang


kepala

P 1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan (ibu menanggapi)


2. Memberitahu kepada ibu usia kehamilannya(ibu menanggapi)
3. Memberitahu ibu keluhan yang dirasakan sakit pinggang dan perut
mengeras adalah ketidaknyamanan yang fisiologis menjelang
persalinan
4. Memberitahu ibu cara mengatasi sakit pinggang dan perut mengeras
dengan cara sedikit relaksasi seperti melakukan olah raga ringan,
senam kehamilan, atau yoga kehamilan untuk melenturkan kembali
otot-otot yang kaku. Nasehati Posisi saat tidur, duduk atau berjalan
salah, maka sakit pinggang akan terasa. Ini dikarenakan pada saat
kehamilan tulang punggung anda sedang menopang beban yang
berat, jadi salah sedikit saja akan sangat berpengaruh dan potensi
terkena sakit pinggang akan sangat besar.
5. Memberikan KIE sesuai kebutuhan :
a. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup (ibu mengerti)
b. Menjelaskan kepada ibu mengenai kebersihan diri (ibu
menanggapi)
c. Menjelaskan ibu untuk memenuhi gizi seimbang (ibu mengerti)
Menganjurkan ibu untuk kontrol dr. Spog untuk usg (ibu
menanggapi)
d. Memberikan saran kepada ibu untuk melakukan persiapan –
persiapan untuk persalinan, seperti:
1) perlengkapan bayi
2) biaya
3) darah (pendonor darah)
4) pendamping persalinan
5) kendaraan
6) persiapan fisik dan psikologis ibu
e. Menejelaskan tanda – tanda persalianan, seperti:
1) adanya keluar darah lendir
2) merasakan sering mulas dan makin lama makin sering dan
teratur
3) nyeri pada punggung
4) jika sudah merasakan tanda –tanda seperti tersebutsegera
mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat(ibu menanggapi
KIE yang diberikan)
6. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan obat yang masih ada dirumah
88

(ibu menanggapi)
7. Menyarankan ibu untuk datang kembali 1 minggu berikutnya atau
jika ada keluhan (ibu menanggapi dan bersedia)
8. Mendokumentasi hasil pemeriksaan kedalam bentuk soap (sudah
didokumentasi)

Sumber Data Primer Tahun 2019

3. Persalinan

Tabel 4.2 Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


CATATAN PERKEMBANGAN KALA I

Tgl/pukul : S - Keluhan utama : ibu datang ke klinik tanggal 02 November 2019 pukul
19.00 WIB dengan keluhan mules sejak tanggal 02 November 2019
02 November pukul 04.00 WIB dan ada pengeluaran darah lendir tanggal 02
2019 November 2019 pukul 07.00 WIB, belum ada pengeluaran air seperti air
Jam ketuban.
19.00 - HPHT : 26 - 01 – 2019
WIB - TP : 02 - 11 – 2019
-
O Ku: baik Kesadaran : composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi: 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit Suhu : 36,50c
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px (31 cm), teraba bulat,lunak dan tidak
melenting
Leopold II : Bagian kanan ibu teraba bagian bagian kecil janin
Bagian kiri ibu teraba keras, panjang dan ada tahanan
Leopold III : Bagian terendah janin bulat, keras dan melenting
Leopold IV : Sudah masuk PAP
Palpasi WHO : 3/5 bagian
DJJ : 132 kali/menit
HIS : 3 x 10 menit lama 45 detik
TBBJ : 3100 gram
Pemeriksaan Dalam jam 19.00 WIB
VT portio posterior, portio lunak, pendataran 50 %, pembukaan 6 cm,
ketuban (+), kepala Hodge III, Moulase (-), UUK depan.
A GIP0 A0M0 Hamil 40 minggu inpartu kala 1 fase aktif, janin tunggal hidup
presentasi belakang kepala

P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam proses


persalinankala 1 dan saat ini keadaan ibu dan janin baik (ibu
menanggapi)
2. Menghadirkan keluarga untuk mendampingi proses persalinan( ibu
didampingi suami)
3. Memberikan dukungan psikologis dan meyakinkan bahwa ia mampu
menjalani proses persalinan dengan lancar (kecemasan ibu berkurang)
4. Membimbing ibu untuk melakukan relaksasi pernafasan pada saat ada
kontraksi (ibu dapat melakukannya)
5. Menganjurkan ibu makan dan minum untuk menambah energi
6. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan buang air kecil dan
89

menjelaskan tujuannya (ibu melaksanakan anjuran yang diberikan)


7. Mengecek kembali perlengkapan persalinan,alat, dan obat(semua
peralatan lengkap)
8. Mengobservasi TTV, HIS, DJJ dan kemajuan persalinan dalam
patograf (hasil terlampir dipatograf).

Tgl/pukul : CATATAN PERKEMBANGAN KALA II


02 Nobember S Ibu mengatakan Mules semakin kuat dan sering dan ada rasa ingin meneran
2019
O Keadaan Umum ibu: baik
Pukul 22.00 Tekanan Darah : 110/80 mmHg
WIB Respirasi : 20 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,ºc
DJJ: 140 kali/menit
HIS: 3 x10’selama 40”
Pemeriksaan dalam pukul 22.00 WIB
Pembukaan 10 cm,ketuban (+),kepala Hodge III-IV,moulase (-),UUK
depan
Tekanan anus, vulva membuka, perineum menonjol
A GI P0 A0 M0 Hamil 40 minggu inpartu kala II, janin tunggal hidup
presentasi belakang kepala

P 1. Memakai APD lengkap


2. Melakukan amniotomi, ketuban jernih 50 cc
3. Memberitahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan sudah boleh
meneran ketika ada kontraksi, keadaan janin baik
4. Memimpin dan membimbing ibu meneran dan membantu ibu memilih
posisi yang nyaman,ibu dapat melakukannya dengan baik
5. Menolong persalinan sesuai langkah APN, tidak dilakukan episiotomi,
bayi lahir spontan langsung menangis,tonus otot baik pukul 22.45 WIB
anak perempuan hidup BB 2910gr PB 49 cm LK 30 cm, LD 31 cm.
Tgl/pukul CATATAN PERKEMBANGAN KALA III

S - Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya dan ibu masih merasa
mulas-mulas

02 Nobember O - Keadaan umum: baik


2019 - TFU tepat pusat
- kontraksi uterus baik
Pukul 23.00 - tidak ada janin kedua
WIB - kandung kemih tidak penuh
- pengeluaran pervaginam ±150 cc
- tali pusat tampak didepan vulva dan ada semburan darah

A PI A0 M0 partus Kala III

P 1. Memberitahu hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan


2. Melakukan manajemen aktif kala III
a. Memberikan injeksi oksitosin 1 amp via IM pada 1/3 paha atas
bagian depan, tidak ada alergi
b. Melakukan penegangna tali pusat terkendal;i, plasenta lahir spontan
lengkap pukul 23.00 WIB . berat 500gr, panjang tali pusat 45cm,
kotiledong lengkap,pengapuran(-)
90

c. Melakukan masase uterus, uterus teraba keras perdarahan 200 cc


3. Memeriksa laserasi jalan lahir, perineum inteks

Tgl/pukul : CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV

S Ibu mengatakan masih terasa mules


02 Nobember
2019
O KU : baik
Pukul 23.00 Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
WIB Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,0C
Pernapasan : 20 kali/menit
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi Uterus : keras
Kandung kemih Tidak ada robekan jalan lahir
A PI A0 M0 partus kala IV

P 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan, ibu


menanggapi
2. Membersihkan dan meamakaikan ibu pakaian bersih, ibu merasa
nyaman
3. Mengajarkan cara masase fundus uteri dan menjelaskan tujuannya, ibu
dapat melakukannya
4. Menjelaskan tentang mobilisasi secara bertahap dan cara menyusui
dengan benar, ibu bersedia melakukannya
5. Memeberikan terapi oral amox (3x1), mefenamat (3x1), sari asi (3x1),
vit A (1X1), fe (2x1) dan menjelaskan cara mengkonsumsinya
6. Melakukan observasi kala IV 2 jam postpartum tanda dan gejala masa
nifas, hasil sudah didokumentasi pada patograf
7. Memberikan ibu pemenuhan nutrisi (ibu sudah minum 1 gelas air dan
½ porsi makanan)
Sumber Data Primer Tahun 2019

4. Masa Nifas

4.3 Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas


CATATAN PERKEMBANGAN KF I
Tgl/pukul:
S 1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan masih mules-mules dan nyeri jalan
lahir
03
2. Riwayat obstetri (PI A0 M0)
November Penolong persalinan oleh bidan denganjenis persalinan normal,tidak
terdapat masalah selama persalinan serta masalah nifas sebelumnnya.
2019
3. Tidak ada riwayat penyakit yang diderita
4. Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang diderita
Jam 5. Pola fungsional kesehatan
a. Pola makan:3 kali dalam sehari dan minum kurang lebih 8
06.00 WIB gelas/hari
b. Pola Eliminasi :BAK 1 kali
c. Pola istirahat : Tidur 3 jam
O 1. Pemeriksaan Umum
91

KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu: 36570 C
Respirasi : 20kali/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : konjungtiva merah muda, sklera ikhterik (-)
b. Payudara: mamae simtris, puting susu menonjol, aerola
hiperpigmentasi,tumor(-),kolostrum(+)
c. Abdomen: fundus uteri : 2 jari dibawah pusat
d. Kontraksi uterus : baik
e. Kandung kemih : tidak penuh
f. Vulva/perineum : pengeluaran lokhea : rubra
g. Tidak ada robekan jalan lahir

A PI A0 M0 Post partum 6 jam

P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, TTV dan involusi uterus dalam
keadaan normal, ibu menanggapi
2. Memastikan involusi uterus berjalan normal
3. Menilai tanda-tanda infeksi masa puerperium, tidak ada tanda-tanda
infeksi
4. Menjelaskan kepada ibu mengenai nutrisi seperti makan
nasi,sayuran,telur, ikan,buah dan banyak minum air putih
5. Menjelaskan kepada ibu tentang ketidaknyamanan fisiologis pada masa
nifas seperti nyeri perut ,nyeri jalan lahir dan bendungan ASI,
memberitahu kepada ibu bahwa hal tersebut adalah hal yang normal,
menganjurkan ibu untuk mobilisasi dan menyusui bayinya
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif
7. Menganjurkan ibu untuk memakai alat kontrasepsi setelah 40 hari, ibu
bersedia menggunakan nanti
8. Mendokumentasi hasil asuhan ke dalam SOAP

Tgl/pukul: CATATAN PERKEMBANGAN KF II


08
November S 1. Keluhan Utama : Payudara sebelah kiri ASI tidak terlalu banyak yang
2019 keluar
2. Riwayat obstetri (P0 A0 M0)
Jam : Penolong persalinan oleh bidan dengan jenis persalinan normal, tidak
09.15 WIB terdapat masalah selama persalinan serta masalah nifas sebelumnnya.
3. Tidak ada riwayat penyakit yang diderita
4. Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang diderita
5. Pola fungsional kesehatan
a. Pola makan : 3 kali dalam sehari dan minum kurang lebih 8
gelas/hari
b. Pola Eliminasi : BAK 4 kali/sehari, BAB 1 kali sehari
c. Pola istirahat : Tidur siang : 1-2 jam dan Tidur malam : 6-7 jam
d. Aktivitas : Ibu mengatakan aktivitas sehari – hari merawat bayi
dan memasak
e. Mobilisasi: Ibu mengatakan sudah bisa berjalan sendiri kekamar
mandi ke dapur, dan kedalam rumah.

O 1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran: Composmentis
92

Tekanan Darah: 100/70 mmHg


Suhu: 36,0C
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan: 20 kali/menit
2. Pemeriksaan fisik
Mata : pandangan kabur(-), sklera ikterik(-), konjungtiva pucat(-)
Payudara: mamae simtris, puting susu menonjol, aerola
hiperpigmentasi, ASI(+)
payudara sebelah kiri terlihat penuh, dan besar
Abdomen : - Tfu pertengahan pusat dan simfisis
Vulva/perineum : pengeluaran Lokhea : lokhea serosa
Luka perineum : tidak ada robekan jalan lahir
A PII AIIM0 Post partum 6 hari

P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, TTV dan involusi uterus


normal (ibu menanggapi)
2. Menjelaskan kepada ibu terhadap keluhan yang ibu alami,memotivasi
ibu untuk tetap menyusui secara bergantian, tetap anjurkan ibu untuk
menyusui bayinya dengan payudara sebelah kiri.
3. Mengingatkan kembali pada ibu mengenai menyusui bayi, agar tetap
menyusui bayi sehingga tidak terjadi pembengkakan dan nyeri payudara
(ibu menanggapi dan melaksanakannya)
4. Menjelaskan ibu cara membersihkan putting susu, dan perawatan
payudara
5. Menjelaskan ibu cara menyusui yang benar
6. Menyarankan kepada ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri dan
daerah kewanitaan dengan rajin mengganti pembalut dan celana dalam
apabila lembab agar mencegah terjadinya infeksi serta agar kesehatan
reproduksi ibu cepat kembali optimal (ibu menanggapi)
7. Menganjurkan ibu untuk pemenuhan nutrisi (ibu menanggapi)
8. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup
Menilai tanda- tanda infeksi, apabila terjadi pengeluaran darah yang
berlebihan, berbau ,warnanya kehitaman ,kadang bernanah dan demam
tingg menganjurkan ibu untuk sergera memberitahu kepetugas
kesehatan terdekat (ibu menanggapi)

Tgl/pukul: CATATAN PERKEMBANGAN KF III

16 S 1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan pusing dan sulit tidur


November 2. Riwayat obstetri (PI A0 M0)
2019 Penolong persalinan oleh bidan denganjenis persalinan normal,tidak
terdapat masalah selama persalinan serta masalah nifas sebelumnnya.
3. Tidak ada riwayat penyakit yang diderita
4. Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang diderita
Jam 5. Pola fungsional kesehatan
a. Pola makan : 3 kali dalam sehari dan minum kurang lebih
08.30 Wib
7gelas/hari
b. Pola Eliminasi :BAK 3 kali/sehari, BAB 2 hari sekali
c. Pola istirahat : 6 jam pada malam hari, tidak tidur siang
d. Aktivitas : Ibu mengatakan memasak untuk suami berjualandan
merawat bayinya
e. Mobilisasi : Ibu mengatakan sudah bisa berjalan seperti biasa

O 1. Pemeriksaan Umum
93

KU : Baik
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi: 20 kali/menit
Suhu : 36,50C
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : konjungtiva merah muda, sklera ikhterik (-)
b. Perut : fundus uteri : tidak teraba
c. Kontraksi uterus : baik
a. Kandung kemih : tidak penuh
Vulva/perineum : pengeluaran lokhea : alba
A PI A0 M0 Post partum 2 minggu

P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, TTV dan involusi uterusNormal


(ibu menanggapi)
2. Menyarankan kepada ibu untuk selalu mengkonsumsi sayur-sayuran dan
buah buahan agar produksi ASI tetap lancar dan menjaga kesehatan
bayi(ibu menanggapi)
3. Menyarankan kepada ibu untuk mengatur pola istirahat karena sekarang
sudah ada bayi yang harus dirawat, jadi pada saat bayi tidur sebaiknya ibu
juga tidur sehingga ibu tidak kelelahan dalam merawat bayinya (ibu
menanggapi)
4. Memotivasi ibu agar selalu memberikan ASI kepada bayinya(ibu
menanggapi)
5. Mengingatkan kembali kepada ibu keuntungan ASI eklusif (ibu
menanggapi)
6. Menjelaskan kepada ibu program KB (Ibu menanggapi)
7. Menyarankan kepada suami untuk ikut berperan dalam menjaga dan
merawat anak (suami bersedia membantu istri)
Tgl/pukul: CATATAN PERKEMBANGAN KF IV
16 S 1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Desember 2. Riwayat obstetri (PI A0 M0)
2019 Penolong persalinan oleh bidan denganjenis persalinan normal,tidak
terdapat masalah selama persalinan serta masalah nifas sebelumnnya.
Jam: 3. Tidak ada riwayat penyakit yang diderita
4. Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang diderita
09.30 WIB 5. Pola fungsional kesehatan
a. Pola makan :3 kali dalam sehari dan minum kurang lebih 8
gelas/hari
b. Pola Eliminasi : BAK 4 kali/sehari, BAB 1 kali sehari
c. Pola istirahat : 6-7 jam pada malam hari, tidak tidur siang

O 1. Pemeriksaaan Umum
KU : Baik
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi: 20 kali/menit
Suhu : 36,50C
3. Pemeriksaan fisik
a. Mata : konjungtiva merah muda, sklera ikhterik (-)
b. Perut : fundus uteri : tidak teraba
c. Kontraksi uterus : baik
b. Kandung kemih : tidak penuh
Vulva/perineum : pengeluaran lokhea : alba
94

A PI A0 M0 Post partum 6 minggu

P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, TTV dan involusi uterus


normal (ibu menanggapi)
2. Mengingatkan kembali pada ibu mengenai menyusui bayi, agar tetap
menyusui bayi sehingga tidak terjadi pembengkakan dan nyeri payudara
(ibu menanggapi dan melaksanakannya)
3. Menyarankan kepada ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri dan
daerah kewanitaan dengan rajin mengganti pembalut dan celana dalam
apabila lembab agar mencegah terjadinya infeksi serta agar kesehatan
reproduksi ibu cepat kembali optimal (ibu menanggapi)
4. Menganjurkan ibu untuk pemenuhan nutrisi (ibu menanggapi)
5. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup
6. Menilai tanda- tanda infeksi, apabila terjadi pengeluaran darah yang
berlebihan, berbau ,warnanya kehitaman ,kadang bernanah dan demam
tingg menganjurkan ibu untuk sergera memberitahu kepetugas kesehatan
terdekat (ibu menanggapi)

Sumber Data Primer Tahun 2019

5. ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS

Tabel 4.4 Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Neonatus


Tgl/pukul: CATATAN PERKEMBANGAN KN I
03 November
2019 S 1. BIODATA
pukul 00.00 Nama : By. Ny Y
Tanggal lahir : 02 November 2019
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke :I
Umur : 2 jam
2. Keluhan utama : tidak ada
3. Riwayat antenatal
PI A0 M0 Hamil 40 minggu
Penyakit ibu selama kehamilan : tidak ada
Komplikasi kehamilan: tidak ada
4. Data fungsional kesehatan
a. Pola nutrisi: ASI
b. Pola eliminasi
BAB : (-)
BAK : (-)

O Keadaan umum : baik


Suhu : 36,20C
Pernapasan : 47 kali/menit
Nadi : 132 kali/menit
1. Pemeriksaan fisik
a. Kulit : warna merah muda tidak ada ruam
b. THT : simetris, tidak ada pengeluaran cairan abnormal, tidak ada
pernapasan cuping hidung
c. Mulut : tidak ada sariawan, tidak ada labiopalatokozis, tidak ada
hipersaliva
95

d. Leher : tidak ada pembengkakn, tidak ada trauma


e. Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, bentuk dada normal,
tidak ada fraktur
f. Paru-paru : tidak ada bunyi wheezing dan bunyi stridor
g. Jantung : bunyi jantung normal
h. Abdomen : tidak asites, tidak terdapat omfalokel, tidak kembung tidak
terdapat perdarahan tali pusat.
i. Genetalia : labia mayora menutupi labia minora terdapat lubang uretra
j. Anus : (+) tidak ada atresia ani dan rekti
k. Ekstremitas atas : bergerak aktif , tidak ada sindaktili dan polidaktili
l. Ekstremitas bawah : bergerak aktif, tidak ada sindaktili dan polidaktili
m. Reflek hisap : ada
n. Pengeluaran air kemih : belum ada
o. Pengeluaran meconium : belum ada
p. Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan

2. Pemeriksaan antopometri
a. Berat badan : 2910 gram
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar dada : 30 cm
d. Lingkar kepala : 31 cm
e. LILA : 11 cm

A Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 2 jam

P 1. Melakukan pengukuran antopometri (sudah dilakukan)


2. Memberikan Neo K sebanyak 0,5 ml pada paha kiri bayi (sudah
diberikan)
3. Memberikan profilaksin tetes mata (sudah dilakukan)
4. Melakukan perawatan tali pusat, tali pusat bersih dan kering
5. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan baju
6. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi tiap 4 jam
7. Menjelaskan kepada ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin
8. Memberikan KIE mengenai imunisasi selanjutnya (ibu menanggapi )

Tanggal : CATATAN PERKEMBANGAN KN II


09 November
2019 S - Ibu mengatakan tidak ada keluhan
pukul 09.10 - Ibu mengatakan bayinya menyusui adekuat
wib - Ibu ,mengatakan bayinya sehat
- Ibu mengatakan tali pusat sudah lepas
- Data fungsional kesehatan
a. Pola Nutrisi
Asupan nutrisi yang diberikan berupa ASI, Pemberian dilakukan sesuai
kebutuhan bayi (on demand) frekuensi 7-8 kali dalam sehari
b. Pola Eliminasi
BAB 3 kali sehari, konsistensi lunak, warna kuning dan bau khas
BAK 5 kali sehari, konsistensi cair, warna dan bau khas

O Keadaan umum : baik


Suhu : 360C
Pernapasan : 42kali/menit
96

Nadi : 140 kali/menit


Pemeriksaan fisik
a. Kulit : warna merah muda tidak ada ruam
b. THT : bersih, simetris, tidak ada pengeluaran cairan abnormal
c. Mulut : tidak ada sariawan, dan bercak putih pada mulut
d. Leher: tidak ada pembengkakan dan normal
e. Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, bentuk dada baik
f. Paru-paru : tidak ada bunyi wheezing dan bunyi stridor
g. Jantung : bunyi jantung normal
h. Abdomen : tidak kembung tidak, tali pusat sudah lepas.
i. Genetalia :labia mayora menutupi labia minora terdapat lubang uretra
j. Anus : (+) tidak ada atresia ani dan rekti
k. Ekstremitas atas : bergerak aktif , tidak ada sindaktili dan polidaktili
l. Ekstremitas bawah : bergerak aktif, tidak ada sindaktili dan polidaktili
m. Reflek hisap : sangat baik
Pengeluaran air kemih : BAK 5 kali sehari, konsistensi cair, warna dan
bau khas
Pengeluaran meconium : BAB 3 kali sehari, konsistensi lunak, warna
kuning dan bau khas
n. Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan
A Neonatus cukup bulan usia 7 hari normal

P 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan asuhan yang diberikan


periksa keadaan bayi, TTV bayi dan melihat perkembangan bayi, semua
dalam keadaan baik (ibu menanggapi)
2. Memberikan asuhan pada bayi dengan menjaga kehangatan,
memakaikan baju lengkap dan mendekatkan pada ibunya.
3. Mengingatkan pada ibu untuk memberikan Asi Eksklusif sesering
mungkin.
4. Melihat tangisaan, refleks, tumbuh kembang bayi.
5. Menganjurkan ibu tidak memakaikan gurita pada bayinya,dan
menjelaskan tujuannya (ibu menanggapi)
6. Menjelaskan kepada ibu perawatan bayi sehari-hari (ibu menanggapi)
7. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dipagi hari jam 6-7,minimal
setengah jam (ibu menanggapi dan bersedia melakukannya)
8. Menyepakati kunjungan ulang 2 minggu kemudian (ibu menyutujui)
Tanggal/jam: CATATAN PERKEMBANGAN KN III
29 November
2019 S - Ibu mengatakan tidak ada keluhan
- Ibu mengatakan bayi menyusui adekuat
pukul : 16.00 - Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif
Wib - Data Fungsional Kesehatan
a. Pola Nutrisi
Asupan nutrisi yang diberikan berupa ASI, pemeberian dilakukan sesuai
kebutuhan bayi (on demand), frekuensi 7-8 kali dalam sehari
b. Pola Eliminasi
BAB 3 kali sehari, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas
BAK 6-7 kali sehari, konsistensi cair, warna dan bau khas

O Keadaan Umum : Baik


Suhu : 36,5ºC Nadi : 130 kali/menit Pernafasan : 46 kali/menit
97

Pemeriksaan Fisik :
- Kulit : Warna merah muda
- THT : Bersih, Simetris, tidak ada pengeluaran cairan abnormal
- Mulut : Tidak ada sariawan, mulut bersih
- Leher : Normal dan tidak ada pembengkakan
- Dada : Simetris, tidak ada retraksi, bentuk dada baik
- Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan stridor
- Jantung : Bunyi jantung normal
- Abdomen : Tidak kembung dan tali pusat telah kering
- Genitalia : Labia mayora menutupi labia minora, ada klitoris lubang
uretra dan lubang vagina
- Anus : Tidak ada atresia ani dan rekti
- Ekstremitas Atas: Baik, simetris, tidak ada polidaktili dan sindaktili
- Ekstremitas bawah: Baik, tidak ada polidaktili dan sindaktili
- Refleks hisap : Sangat baik
- Pengeluaran air kemih: BAK 6-7 kali sehari, konsistensi cair, warna dan
bau khas
- Pengeluaran mekonium: Pola Eliminasi : BAB 3 kali sehari, konsistensi
lunak,warna kuning, bau khas
Pemeriksaan Laboratorium : Tidak Dilakukan

A Neonatus Cukup Bulan sesuai masa kehamilan umur 27 hari

P 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan asuhan yang diberikan


periksa keadaan bayi, TTV bayi dan melihat perkembangan bayi,semua
dalam keadaan baik (ibu menanggapi)
2. Memastikan pada ibu bayinya mendapatkan ASI cukup tanpa diberikan
pendamping ASI/sufor (ibu menanggapi dan ibu hanya memberikan
ASI)
3. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan pada bayi dan juga
kebersihan bayi (ibu menanggapi)
4. Menjelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi diantaranya bayi
rewel, bayi kuning, tidak mau menyusui, muntah berlebihan dan demam
tinggi, jika terjadi segera bawa bayi ketenaga kesehatan (ibu
menanggapi)
5. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya imunisasi BCG dan polio
1(ibu bersedia)

Sumber data tahun 2019

6. Imunisasi

4.5 Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Imunisasi


98

Tanggal : CATATAN PERKEMBANGAN IMUNISASI HB 0


03 S Nama : By. J
November Tanggal lahir : 02 November 2019
2019 Usia : 1 hari
Agama : Islam
Alamat : Jl. Parit Tengah No. 39
Keluhan Utama : tidak ada keluhan
O KU : baik
BB : 2910 gram
PB : 49 cm
S : 37 0C
A Neonatus sehat usia 1 hari imunisasi Hbo

P 1. Menejelaskan hasil pemeriksaan pada ibu (ibu menanggapi)


2. Memberitahu ibu manfaat imunisasi Hb0 untuk mencegah Hepatitis (ibu
mengerti)
3. Menyiapakan vaksin Hb0 dan menyuntikan 1/3 paha atas bagian luar secara
IM (Sudah dilakukan)
4. Menjadwalkan imunisasi berikutnya 1 bulan kemudian untuk imunisasi BCG
dan polio 1 (ibu bersedia kunjungan ulang)
5. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam bentuk SOAP dan kedalam buku
KIA (sudah didokumentasikan)

Tanggal : CATATAN PERKEMBANGAN BCG dan POLIO I


05 S 1. Ibu mengatakan ingin imunisasi anaknya
Desember 2. Saat ini bayi berusia 1 bulan
2019 BB lahir 2910 gram dan sudah mendapat imunisasi Hbo tanggal 03 November
2019

O KU : baik
BB : 3800 gram
PB : 50 cm
S : 36 0C
A Anak sehat usia 1 bulan dengan imunisasi BCG dan polio I

P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu (ibu menanggapi)


2. Menjelaskan manfaat imunisasi BCG yaitu mencegah penyakit TBC dan
polio mencegah bayi lumpuh (ibu mengerti)
3. Memberitahukan pada ibu bahwa bekas suntikan BCG akan terdapat luka
kecil kemerahan yang diikuti bisul berisi nanah yang kemudian akan
mengering (ibu mengerti)
4. Menyuntikan vaksin BCG secara IC sebanyak 0,05cc pada lengan atas
sebelah kanan dan 2 tetes polio secara oral (sudah dilakukan)
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif
6. Menjadwalkan imunisasi berikutnya 1 bulan kemudian yaitu DPT 1 dan
Polio 2 (ibu bersedia kunjungan ulang)
7. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam SOAP dan kedalam buku KIA
(sudah didokumentasikan)

Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN IMUNISASI DPT-HB-HIB 1 DAN POLIO 2

05 Januari S 1. Ibu mengatakan anaknya ingin diimunisasi DPT-Hb-Hib 1 dan polio 2


2020 2. Saat ini bayi berusia 2 bulan
3. Bayi dalam keadaan sehat dan sudah mendapat imunisasi BCG dan polio 1
99

tanggal 05 Desember 2019

O KU : baik
BB : 4400 gram
PB : 52 cm
S : 35,7 0C
A Bayi sehat usia 2 bulan imunisasi DPT-Hb-Hib 1 dan polio 2

P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu (ibu menanggapi)


2. Menjelaskan kepada ibu tentang manfaat imunisasi DPT yaitu mencegah
penyakit difteri, pertusis, teteanus dan hepatitis B rekombinaan dan polio
mencegah bayi lumpuh (ibu mengerti)
3. Memberikan imunisasi DPT-Hb-Hib I pada bayi secara IM pada 1/3 paha
atas sebelah kanan bagian luar sebanyak 0,5ml dan 2 tetes polio secara oral
(sudah dilakukan)
4. Memberitahu kepada ibu tentang efek samping dari imunisasi DPT-Hb-Hib 1
bayi akan demam (ibu mengerti)
5. Memberikan terapi dan memberitahu ibu cara mengkonsumsinya
paracetamol 500mg (puyer) diminum 3x1 (ibu mengerti)
6. Menjadwalakn imunisasi berikutnya 1 bulan kemudian untuk Imunisasi
DPT-Hb-Hib 2 dan polio 3 (ibu bersedia kunjungan ulang)
7. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam bentuk SOAP dan kedalam
buku KIA (sudah didokumentasi)

Tanggal : CATATAN PERKEMBANGAN IMUNISASI DPT-HB-HIB 2 DAN POLIO 3


10 Februari
2020 S 1. Ibu mengatakan anaknya ingin diimunisasi DPT-Hb-Hib 2 dan polio 3
2. Saat ini bayi berusia 3 bulan
3. Bayi dalam keadaan sehat dan sudah mendapat imunisasi DPT-Hb-Hib 2 dan
polio 3 tanggal 05 Januari 2020

O KU : baik
BB : 5800 gram
PB : 57cm
S : 36,20C
A Bayi sehat usia 3 bulan imunisasi DPT-Hb-Hib 2 dan polio 3

P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu (ibu menanggapi)


2. Menjelaskan kepada ibu tentang manfaat imunisasi DPT yaitu mencegah
penyakit difteri, pertusis, teteanus dan hepatitis B rekombinaan dan polio
mencegah bayi lumpuh (ibu mengerti)
3. Memberikan imunisasi DPT-Hb-Hib 2pada bayi secara IM pada 1/3 paha
atas sebelah kanan bagian luar sebanyak 0,5ml dan 2 tetes polio secara oral
(sudah dilakukan)
4. Memberitahu kepada ibu tentang efek samping dari imunisasi DPT-Hb-Hib 2
bayi akan demam (ibu mengerti)
5. Memberikan terapi dan memberitahu ibu cara mengkonsumsinya
paracetamol 500mg (puyer) diminum 3x1 (ibu mengerti)
6. Menjadwalkan imunisasi berikutnya 1 bulan kemudian untuk Imunisasi
DPT-Hb-Hib 3 dan polio 4 (ibu bersedia kunjungan ulang)
7. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam bentuk SOAP dan kedalam
buku KIA (sudah didokumentasi)

Tanggal : CATATAN PERKEMBANGAN IMUNISASI DPT-HB-HIB 3 DAN POLIO 4


10 Maret S 1. Ibu mengatakan anaknya ingin diimunisasi DPT-Hb-Hib 3 dan polio 4
100

2020 2. Saat ini bayi berusia 4 bulan


3. Bayi dalam keadaan sehat dan sudah mendapat imunisasi DPT-Hb-Hib 2 dan
polio 3 tanggal 10 Februari 2020

O KU : baik
BB : 6500 gram
PB : 66 cm
Suhu : 36 0C
A Bayi sehat usia 4 bulan imunisasi DPT-Hb-Hib 3 dan polio 4

P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu (ibu menanggapi)


2. Menjelaskan kepada ibu tentang manfaat imunisasi DPT yaitu mencegah
penyakit difteri, pertusis, teteanus dan hepatitis B rekombinaan dan polio
mencegah bayi lumpuh (ibu mengerti)
3. Memberikan imunisasi DPT-Hb-Hib 3 pada bayi secara IM pada 1/3 paha
atas sebelah kanan bagian luar sebanyak 0,5ml dan 2 tetes polio secara oral
(sudah dilakukan)
4. Memberitahu kepada ibu tentang efek samping dari imunisasi DPT-Hb-Hib 3
bayi akan demam (ibu mengerti)
5. Memberikan terapi dan memberitahu ibu cara mengkonsumsinya
paracetamol 500mg (puyer) diminum 3x1 (ibu mengerti)
6. Menjadwalkan kunjungan ulang imunisasi berikutnya umur 9 bulan untuk
imunisasi campak (ibu bersedia kunjungan ulang)
7. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam bentuk SOAP dan kedalam
buku KIA (sudah didokumentasi)

Sumber Data 2020

7. Keluarga Berencana

Tabel 4. 6 Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana


Tanggal: CATATAN PERKEMBANGAN

16 S Nama : Ny. Y
Desember Umur : 20 tahun
Alamat : Jl. Parit Tengah No. 39
2019 - Ibu mengatakan ingin KB suntik 3 bulan
- Ibu baru selesai melewati masa nifas 40 hari
- Ibu baru selesai haid

O Keadaan umum : baik


Kesadaran : compos mentis
TD : 110/90 mmHg
BB : 66 kg
A PIIAIIM0akseptor baru kontrasepsi suntik 3 bulan
P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan (ibu menanggapi)
2. Menjelaskan mengenai cara kerja KB suntik 3 bulan yaitu menghalangi ovulasi,
mengentalkan lendir servik, menghambat sperma masuk kerahim mencegah
bertemunya sperma dan sel twlur, mengubah kecepatan transportasi sel telur
(ibu mengerti)
3. Menjelaskan mengenai keuntungan KB suntik 3 bulan yang sangat efektif,
pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak mempengaruhi hubungan seksual
(ibu mengerti)
101

4. Menjelaskan mengenai efek samping KB suntik 3 bulan yaitu kenaikan BB,


sakit kepala, payudara nyeri, menstruasi tidak teratur (ibu mengerti)
5. Melakukan penyuntikan depo progestin pada bokong kanan, ibu tidak ada reaksi
alergi (sudah dilakukan)
6. Merencanakan kunjungan ulang pada tanggal 19 Mei 2017 dan jika ibu ada
keluhan (ibu bersedia kunjungan ulang)
Sumber Data 2019

B. Pembahasan
1. Kehamilan
Tabel 4.7 Pembahasan Data Subjektif Kehamilan

Keterangan Temuan Teori


KI Ibu mengatakan mual, muntah Menurut irianti bayu (2013)
ketidaknyaman trimester pertama
dan kurang nafsu makan
mual dan muntah yang dipengaruhi
estrogen dan progesterone
menyebabkan pengeluaran asam
lambung berlebihan. Peningkatan
kadar Hormon (HCG,estrogen dan
progestero), relaksasi dari otot-otot
halus, Metabolik perubahan dalam
metabolisme karbohidrat dan
keletihan. Dalam batas yang
fisiologis, keadaan ini dapat diatasi.
Akibat mual muntah nafsu makan
berkurang
K II Tidak ada keluhan Menurut Irianti Bayu, (2013) keluhan
pada trimester II yaitu pusing, sering
berkemih, nyeri perut bawah, nyeri
punggung , konstipasi, berat badan
berlebih, dan flek kehitaman pada
wajah dan sekitarnya.
K III Tidak ada keluhan Menurut Asrinah, 2010 Keluhan pada
Trimester Ke III yaitu sering
berkemih, badan pegal – pegal,
hemoroid, kram dan nyeri pada kaki,
gangguang pernapasan, oedema, skit
pinggang / punggung dan perut
mengeras/ sakit perut bagian bawah
K IV Ibu mengatakan sakit pinggang Menurut Asrinah (2010)
- Masa kehamilan yang normal,
dan perut suka mengeras
maka adalah hal umum jika rahim
membesar dan kandungan terasa
semakin berat. Ini merupakan hal
alami yang akan mebuat sang Ibu
merubah sedikit dengan
menekukan ke depan tulang
belakangnya sehingga otot tulang
punggung memendek atau terus
melakukan kontraksi. Ketika hal
ini terjadi maka wajar jika sang
Ibu mengeluh kesakitan
102

pinggangnya dan merasa badan


pegal-pegal. Penyebab sakit
pinggang seperti ini dapat diatasi
dengan sedikit relaksasi seperti
melakukan olah raga ringan,
senam kehamilan, atau yoga
kehamilan untuk melenturkan
kembali otot-otot yang kaku.
- Perut yang terasa kencang pada
ibu hamil tua disebabkan karena
rahim mengalami pengerasan
kemudian berkontraksi disebut
sebagai kontraksi palsu (Braxton
Hicks)
Sumber Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan uraian tabel 4. 7 pembahasan data subjektif pada

kehamilan terdapat kesenjangan antara kasus dan teori yaitu pada

kunjungan ke II / Trimester II dan Kunjungan ke III ibu tidak mengalami

ketidaknyamanan / keluhan. Pada tinjuan teori ketidaknyamanan trimester

Ke II Menurut Irianti Bayu, (2013) keluhan pada trimester II yaitu pusing,

sering berkemih, nyeri perut bawah, nyeri punggung, konstipasi, berat

badan berlebih, dan flek kehitaman pada wajah dan sekitarnya dan

menurut Asrinah, 2010 Keluhan pada Trimester Ke III yaitu sering

berkemih, badan pegal – pegal, hemoroid, kram dan nyeri pada kaki,

gangguang pernapasan, oedema, sakit pinggang / punggung dan perut

mengeras/ sakit perut bagian bawah.

Tabel 4.8 Data Pembahasan Data Objektif Asuhan Kehamilan

Keterangan Temuan Teori


103

KI 1. Pemeriksaan Umum Pelayanan atau asuhan standar pelayanan


KU : Baik ANC 14 T
Kesadaran : Compos Mentis 1. Timbang berat badan dan pengukuran
2. Pemeriksaan Antopometri tinggi badan
Berat Badan sebelum hamil: 54 kg Total pertambahan berat badan pada
Berat Badan sekarang : 49 kg kehamilan yang normal 11,5 sampai
Tinggi Badan:159 cm 16 kg. Adapun tinggi badan
LILA : 27,5 cm menentukan ukuran panggul ibu,
IMT : 21,35kg/m2 ukuran normal tinggi badan yang baik
3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital untuk ibu hamil yaitu lebih dari 145
Tekanan Darah : 100/80 mmHg cm (Rukiyah, 2009)
Nadi : 80 kali/menit Berat badan dilihat dari Indeks Masa
Suhu: 35,50 C Tubuh (IMT) diperoleh dengan
Respirasi: 20 kali/menit memperhitungkan berat badan
4. Pemeriksaan Fisik sebelum hamil dalam kilogram dibagi
a. Wajah : tidakterdapat tinggi badan dalam meter kuadrad
oedema
b. Mata : konjungtiva merah Tabel 4.8.1 Indikator Penilaian IMT
muda Nilai IMT Katogori
c. Leher : tidak ada peleberan Kurang dari 20 Dibawah normal
vena jugularis, pembesaran 20 – 24,9 Normal
limfe dan tidak ada kelenjar 25 – 29,9 Gemuk
tiroid. Over 30 Sangat gemuk
d. Dada : tidak ada bunyi Sumber : Sumiyati 2009
stridor dan bunyi wheezing, 2. Ukur tekanan darah
bunyi jantung normal. Tekanan darah ibu harus diperiksa
e. Payudara : putting susu setiap kali pemeriksaan kehamilan.
menojol, tidak ada benjolan. Tekanan darah sistolik 140 mmHg ke
f. Abdomen : tidak ada bekas atas dan sistolik 90 mmHg pada awal
luka operasi pemeriksaan dapat mengindikaso
Leopold I : Ballotement potensi hipertensi
Leopold II : Belum 3. Ukur tinggi fundus uteri
dilakukan Apabila usia kehamilan dibawah 24
Leopold III : Belum dilakukan minggu pengukuran dilakukan dengan
Leopold IV : Belum dilakukan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24
Djj : (-) minggu memakai pengukuran
Taksiran berat janin : (-) Mc. Donald yaitu dengan cara
g. Genetalia : Chadwick (-), mengukur tinggi fundus memakai cm
Varices (-), Lesi (-), dari atas simfisis ke fundus uteri.
Pembengkakan kelenjar Tinggi fundus uteri dapat menentukan
bartholini (-), Pengeluaran usia kehamilan (Rukiyah, 2009)
cairan (-), Nyeri (-) 4. Pemberian imunisasi TT
h. Ekstremitas : reflek patella Pemberian imunisasi tetanus toksoid
kanan dan kiri positif pada kehamilan umumnya diberikan 2
5. Pemeriksaan Penunjang kali, imunisasi pertama diberikan pada
Darah Hb: 12,9 gr% Malaria : (-) usia kehamilan 16 minggu untuk yang
Protein Urine: (-) kedua diberikan 4 minggu kemudian
Gol.Darah: (-)
(Rukiyah, 2009)
HIV/Sifilis: (-)
5. Pemeriksaan HB
Pemeriksaan Hemoglobin sangat
K II 1. Pemeriksaan Umum dibutuhkan untuk ibu hamil karena
KU : Baik bermanfaat untuk mengetahui
Kesadaran : Compos Mentis kemungkinan adanya anemia pada ibu
2. Pemeriksaan Antopometri hamil. Normal Hb untuk ibu hamil
Berat Badan sekarang : 56 Kg
104

3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital adalah > 11 gr


Tekanan Darah: 100/90 mmHg 6. Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease
Nadi : 82 kali/menit Research Laboratory)
Suhu : 36,50 C Pemeriksaan VDRL dapat digunakan
Respirasi : 20 kali/menit untuk memeriksakan kemungkinan
4. Pemeriksaan Fisik adanya penyakit menular seksual pada
g. Wajah : tidakterdapat ibu hamil seperti sifilis.
oedema 7. Pemeriksaan Protein urine
h. Mata : konjungtiva Pemeriksaan protein urin berguna
merah muda untuk mengetahui adanya penyakit
i. Leher : tidak ada pre-eklampsia pada ibu hamil.
peleberan vena jugularis, 8. Pemeriksan reduksi urine
pembesaran limfe dan tidak Pemeriksaan reduksi urin berguna
ada kelenjartiroid. untuk mengetahui adanya kadar
j. Dada : tidak ada bunyi glukosa pada urin ibu hamil, apabila
stridor dan bunyi wheezing, hasil pemeriksaan reduksi urin pada
bunyi jantung normal. ibu hamil positif maka kemungkinan
k. Payudara : putting susu besar ibu mengalami diabetes
menojol, tidak ada benjolan. gestasional.
l. Abdomen : tidak ada bekas 9. Pemberian tablet besi minimal 90
luka operasi tablet selama kehamilan
Leopold I : Pertengahan Sulfas Ferosus (SF) diberikan satu
simfisis dan tablet sehari sesegera mungkin setelah
pusat rasa mual hilang, diberikan sebanyak
Leopold II : Ballotemen 90 tablet selama masa
Leopold III:Belum dilakukan kehamilan (Rukiyah, 2009)
Leopold IV : Belum dilakukan 10. Perawatan payudara
DJJ : 140 kali/menit (teratur) Senam payudara dan pijat tekan
Taksiran berat janin (Mc payudara Perawatan payudara
Donald) : 930gram diperlukan untuk ibu hamil guna
5. Ekstremitas mempersiapkan payudara untuk
Oedema : Tidak ada oedema menyusui terutama pada ibu yang
Varises : Tidak ada varises mempunyai payudara rata dan datar.
Reflek patella kanan dan kiri 11. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau
positif. senam hamil.
K III 1. Pemeriksaan Umum Senam hamil dapat dimulai pada usian
KU : Baik kehamilan diatas 22 minggu. Senam
Kesadaran : Compos Mentis pada ibu hamil sangat berguna untuk
2. Pemeriksaan Antopometri mempertahankan dan meningkatkan
Berat Badan sekarang : 59 Kg kesehatan fisik ibu hamil,
3. Pemeriksaan TTV memperlancar peredaran darah,
Tekanan Darah: 110/80 mmHg mengurangi keluhan kram atau pegal –
Nadi : 80 kali/menit pegal dan mempersiapkan pernafasan,
Suhu : 360 C aktivitas otot dan panggul untuk
Respirasi: 21 kali/menit menghadapi proses persalinan
4. Pemeriksaan Fisik 12. Temu Wicara
a. Wajah : tidak terdapat Temu wicara mencakup tentang
oedema komunikasi, informasi dan edukasi
b. Mata : konjungtiva yang dilakukan oleh bidan kepada ibu
merah muda hamil yang bertujuan untuk
c. Leher : tidak ada memberikan pelayanan antenatal
peleberan vena jugularis, berkualitas dan dapatmemotivasi agar
pembesaran limfe dan tidak ibu hamil memeriksakan
ada kelenjar tiroid. kehamilannya sejak dini untuk
d. Dada : tidak ada bunyi
105

stridor dan bunyi wheezing, mendeteksi dini komplikasi


bunyi jantung normal. kehamilan.
e. Payudara : puting susu 13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk
menojol, tidak ada daerah endemis gondok’
benjolan,kolostrum sudah 14. Pemberian terapi anti malaria untuk
keluar. daerah endemis malaria.
f. Abdomen : tidak ada bekas
luka operasi
Leopold I : TFU 3 jari diatas
pusat (32 cam),
teraba bulat,
lunak dan tidak
melenting
Leopold II : Bagian kanan:
Teraba bagian
kecil, menonjol,
serta bagian
kosong
Bagian kiri:
teraba bagian
panjang, datar,
rata, keras
seperti papan
Leopold III : Bagian terendah
janin teraba
bulat, keras, dan
melenting
Leopold IV : kepala belum
masuk PAP
Leopold WHO : -
g. DJJ : 152kali/menit
h. TBBJ : 2.480 gram
i. Ekstremitas : reflek patella
kanan dan kiri positif, tidak
ada oedema

K IV 1. PemeriksaanUmum
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
2. Pemeriksaan Antopometri
BB sekaran: 62Kg
3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
Tekanan Daraah: 110/90 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu: 36,50 C
Respirasi : 20 kali/menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak terdapat
oedema
b. Mata : konjungtiva
merah muda
c. Leher : tidak ada
peleberan vena jugularis,
pembesaran limfe dan tidak
ada kelenjar tiroid.
106

d. Dada : tidak ada bunyi


stridor dan bunyi wheezing,
bunyi jantung normal.
e. Payudara : puting susu
menojol, tidak ada benjolan,
kolostrum sudah keluar.
f. Abdomen : tidak ada bekas
luka operasi
- Leopold I : TFU 2 jari
dibawah px (31 cm), teraba
bulat, lunak dan tidak
melenting
- Leopold II : Bagian kanan:
teraba bagian kecil,
menonjol, serta bagian
kosong
Bagian kiri: teraba bagian
panjang, datar , rata , keras
seperti papan
- Leopold III : Bagianterendah
teraba keras, bulat,
melenting.
- Leopold IV : kepala sudah
masuk PAP
- Leopold WHO : 2/5 bagian
g. DJJ : 154 kali/menit
h. TBBJ : 3.100 gram
Ekstremitas : reflek patella
kanan dan kiri positif, tidak
ada oedema
5. Pemeriksaan Penunjang
Darah Hb: 11,7 gr% Malaria : (-)
Protein Urine: (-)
Gol.Darah: (-)
HIV/Sifilis: (-)
Sumber : Data Primer Tahun 2017

Menurut Pantiawati (2010), rata-rata kenaikan berat badan

selama hamil adalah 20% dari berat badan ideal sebelum hamil.

Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai berikut:

a. Kenaikan berat badan trimester I kurang lebih 1 kg. Kenaikan berat

badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.

b. Kenaikan berat badan trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kg per

minggu. Sebesar 60% kenaikan berat badan karena pertumbuhan

jaringan ibu.
107

c. Kenaikan berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,3-0,5 kg per

minggu. Sekitar 60% kenaikan berat badan ibu karena

pertumbuhan jaringan janin, dan Timbunan lemak pada ibu kurang

lebih 3 kg.

Pada kasus Ny. Y berat badan Ny. Y pada trimester I mengalami

penurunan 3 kg, trimester ke II naik 7 kg, trimester ke tiga naik 6 kg ,

terdapat kesenjangan antara tinjuan kasus dan teroi pada trimester pertama

ibu mengalami penurunan berat badan sampai 3 kg di karenakan

mengalami mual, muntah, pusing dan kurangnya nafsu makan.

Tabel 4.9 Data Pembahasan Penatalaksanaan Asuhan Kehamilan

Keterangan Temuan Teori


KI 1. Memberitahukan kepada ibu Pelayanan atau asuhan standar
tentang hasil pemeriksaan (ibu pelayanan ANC 14 T
menanggapi) 1. Timbang berat badan dan pengukuran
2. Menjelaskan ketidak nyamanan tinggi badan
yang terjadi pada Trimester I, Total pertambahan berat badan pada
serta memberitahu ibu cara kehamilan yang normal 11,5 sampai
mengatasinya (ibu menanggapi) 16 kg. Adapun tinggi badan
3. Memberikan penkes sesuai menentukan ukuran panggul ibu,
keluhan pasien (ibu menanggapi) ukuran normal tinggi badan yang
- Mual, muntah dan pusing baik untuk ibu hamil yaitu lebih dari
disebabkan oleh kenaikan 145 cm (Rukiyah, 2009)
hormon Hcg (human Berat badan dilihat dari Indeks Masa
chorionik gonadotropin), Tubuh (IMT) diperoleh dengan
hormon estrogen dan memperhitungkan berat badan
progesteron. Mual, muntah sebelum hamil dalam kilogram dibagi
dan pusing pada trimester I tinggi badan dalam meter kuadrad
masih dikatakan normal pada 2. Ukur tekanan darah
ibu hamil. Tekanan darah ibu harus diperiksa
- Cara mengatasinya : pilih setiap kali pemeriksaan kehamilan.
makanan yang tidak Tekanan darah sistolik 140 mmHg ke
berlemak dalam porsi kecil atas dan sistolik 90 mmHg pada awal
tapi sering, menyarankan pemeriksaan dapat mengindikaso
pada ibu untuk miring atau potensi hipertensi
duduk terlebih dahulu 3. Ukur tinggi fundus uteri
sebelum bangun tidur, Apabila usia kehamilan dibawah 24
menyarankan ibu untuk minggu pengukuran dilakukan
menghindari makanan dan dengan jari, tetapi apabila kehamilan
108

minuman yang dapat memicu diatas 24 minggu memakai


mules terutama coklat, pengukuran Mc. Donald yaitu dengan
makanan yang asam, cara mengukur tinggi fundus
menyarankan ibu untuk memakai cm dari atas simfisis ke
mengurangi aktivitas yang fundus uteri. Tinggi fundus uteri
berat dapatmenentukan usia kehamilan
4. Menyarankan ibu untuk istirahat (Rukiyah, 2009)
secara teratur, serta menjaga agar 4. Pemberian imunisasi TT
kondisinya tetap baik (ibu Pemberian imunisasi tetanus toksoid
menanggapi) pada kehamilan umumnya diberikan
5. Memberikan ibu terapi obat B6 2 kali, imunisasi pertama diberikan
(1x1), dan B Complek (1x1) serta pada usia kehamilan 16 minggu
menjelaskan cara meminumnya untuk yang kedua diberikan 4
(ibu menanggapi) minggu kemudian (Rukiyah, 2009)
6. Menyarankan ibu untuk datang 5. Pemeriksaan HB
kembali 4 minggu berikutnya atau Pemeriksaan Hemoglobin sangat
jika ibu ada keluhan (ibu dibutuhkan untuk ibu hamil karena
menanggapi dan bersedia). bermanfaat untuk mengetahui
7. Mendokumentasikan hasil kemungkinan adanya anemia pada
pemeriksaan ke dalam bentuk ibu hamil. Normal Hb untuk ibu
soap (sudah dilakukan) hamil adalah > 11 gr
K II 1. Memberitahukan kepada ibu hasil 6. Pemeriksaan VDRL (Veneral
pemeriksaan (ibu menanggapi) Disease Research Laboratory)
2. Memberitahu kepada ibu usia Pemeriksaan VDRL dapat digunakan
kehamilannya (ibu menanggapi) untuk memeriksakan kemungkinan
3. Memberikam konseling sesuai adanya penyakit menular seksual
keluhan pasien (ibu mengerti) pada ibu hamil seperti sifilis.
4. Menjelaskan kepada ibu tanda 7. Pemeriksaan Protein urine
bahaya Pemeriksaan protein urin berguna
kehamilan TM II (ibu mengerti) untuk mengetahui adanya penyakit
5. Memberikan terapi oral vit c pre-eklampsia pada ibu hamil.
(2x1), sf (1x1), kalk (1x1) serta 8. Pemeriksan reduksi urine
menjelaskan cara Pemeriksaan reduksi urin berguna
mengomsumsinya (ibu untuk mengetahui adanya kadar
menanggapi) glukosa pada urin ibu hamil, apabila
6. Menyarankan ibu untuk datang hasil pemeriksaan reduksi urin pada
kembali 4 minggu berikutnya (ibu ibu hamil positif maka kemungkinan
menanggapi dan bersedia) besar ibu mengalami diabetes
7. Mendokumentasikan hasil gestasional.
pemeriksaan kedalam bentuk soap 9. Pemberian tablet besi minimal 90
(sudah dilakukan) tablet selama kehamilan
Sulfas Ferosus (SF) diberikan satu
tablet sehari sesegera mungkin
setelah rasa mual hilang, diberikan
sebanyak 90 tablet selama masa
kehamilan (Rukiyah, 2009)
10. Perawatan payudara
Senam payudara dan pijat tekan
payudara Perawatan payudara
diperlukan untuk ibu hamil guna
mempersiapkan payudara untuk
menyusui terutama pada ibu yang
mempunyai payudara rata dan datar.
11. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau
senam hamil.
109

Senam hamil dapat dimulai pada


usian kehamilan diatas 22 minggu.
Senam pada ibu hamil sangat
berguna untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan fisik ibu
hamil, memperlancar peredaran
darah, mengurangi keluhan kram atau
pegal – pegal dan mempersiapkan
pernafasan, aktivitas otot dan
panggul untuk menghadapi proses
persalinan
12. Temu Wicara
Temu wicara mencakup tentang
komunikasi, informasi dan edukasi
yang dilakukan oleh bidan kepada
ibu hamil yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan antenatal
berkualitas dan dapatmemotivasi agar
ibu hamil memeriksakan
kehamilannya sejak dini untuk
mendeteksi dini komplikasi
kehamilan.
c
13. Pemberian terapi kapsul yodium
untuk daerah endemis gondok’
14. Pemberian terapi anti malaria untuk
daerah endemis malaria.
K III 1. Memberitahukan kepada ibu Menurut Asrinah (2010)
hasil pemeriksaan (ibu Penatalaksanaan pada ibu hamil
menanggapi) trimester III adalah:
2. Memberitahu kepada ibu usia 6) Komunikasi, informasi dan
kehamilannya(ibu menanggapi) edukasi (KIE) tentang ibu hamil
3. Menganjurkan ibu untuk trimester III, ketidaknyamanan
memenuhi gizi seimbang (ibu Trimester III
mengerti) 7) Memberitahu ibu cara mengatasi
4. Menyarankan ibu untuk sakit pinggang dapat diatasi
beristirahat, serta mengurangi dengan sedikit relaksasi seperti
beraktifitas yang berlebihan melakukan olah raga ringan,
sehingga menyebabkan capek senam kehamilan, atau yoga
(ibu menanggapi) kehamilan untuk melenturkan
5. Menyarankan ibu untuk tidak kembali otot-otot yang kaku.
tidur terlentang, yang 8) Nasehati Posisi saat tidur, duduk
menyebabkan sesak tidur miring atau berjalan salah, maka sakit
kiri agar tidak sesak dan oksigen pinggang akan terasa. Ini
yang diberikan ke bayi baik (ibu dikarenakan pada saat kehamilan
menanggapi) tulang punggung anda sedang
6. Memberitahukan ibu tanda menopang beban yang berat, jadi
bahaya kehamilan (ibu salah sedikit saja akan sangat
menanggapi) berpengaruh dan potensi terkena
7. Menganjurkan ibu untuk senam sakit pinggang akan sangat besar
hamil (ibu menanggapi) 9) Nasehat kontrol antenatal
8. Menganjurkan ibu untuk (pemeriksaan hamil lebih sering,
perawatan payudara (ibu segera datang bila terjadi tanda –
mengerti) tanda persalinan.
9. Menjelaskan kepada ibu tanda
110

bahaya persalinan (ibu


menanggapi)
10. Menjelaskan persiapan
persalinan (ibu mengerti
11. Memberikan terapi oral fe (1x1),
kalk (1x1) serta menjelaskan
cara mengomsumsinya, dan
menganjurkan ibu untuk minum
secara teratur obat yang di
berikan (ibu menanggapi
12. Menyarankan ibu untuk datang
kembali 1 bulan berikutnya atau
jika ada keluhan (ibu
menanggapi dan bersedia)
13. Mendokumentasi hasil
pemeriksaan kedalam bentuk
soap (sudah dilakukan)
K IV 1. Memberitahukan kepada ibu hasil
pemeriksaan (ibu menanggapi)
2. Memberitahu kepada ibu usia
kehamilannya(ibu menanggapi)
3. Memberitahu ibu keluhan yang
dirasakan sakit pinggang dan perut
mengeras adalah ketidaknyamanan
yang fisiologis menjelang
persalinan
4. Memberitahu ibu cara mengatasi
sakit pinggang dan perut mengeras
dengan cara sedikit relaksasi
seperti melakukan olah raga ringan,
senam kehamilan, atau yoga
kehamilan untuk melenturkan
kembali otot-otot yang kaku.
Nasehati Posisi saat tidur, duduk
atau berjalan salah, maka sakit
pinggang akan terasa. Ini
dikarenakan pada saat kehamilan
tulang punggung anda sedang
menopang beban yang berat, jadi
salah sedikit saja akan sangat
berpengaruh dan potensi terkena
sakit pinggang akan sangat besar.
5. Memberikan KIE sesuai kebutuhan
:
a. Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup (ibu
mengerti)
b. Menjelaskan kepada ibu
mengenai kebersihan diri (ibu
menanggapi)
c. Menjelaskan ibu untuk
memenuhi gizi seimbang (ibu
mengerti)
d. Menganjurkan ibu untuk
kontrol dr. Spog untuk usg (ibu
111

menanggapi)
e. Memberikan saran kepada ibu
untuk melakukan persiapan –
persiapan untuk persalinan,
seperti:
1) perlengkapan bayi
2) biaya
3) darah (pendonor darah)
4) pendamping persalinan
5) kendaraan
6) persiapan fisik dan
psikologis ibu
f. Menejelaskan tanda – tanda
persalianan, seperti:
1) adanya keluar darah lendir
2) merasakan sering mulas dan
makin lama makin sering
dan teratur
3) nyeri pada punggung
4) jika sudah merasakan tanda
–tanda seperti tersebutsegera
mengunjungi fasilitas
kesehatan terdekat (ibu
menanggapi KIE yang
diberikan)
Menganjurkan ibu untuk
melanjutkan obat yang masih
ada dirumah (ibu menanggapi)
6. Menyarankan ibu untuk datang
kembali 1 minggu berikutnya atau
jika ada keluhan (ibu menanggapi
dan bersedia)
7. Mendokumentasi hasil
pemeriksaan kedalam bentuk soap
(sudah didokumentasi)
Sumber Data Primer Tahun 2017

Menurut PERMENKES (2014) Tablet tambah darah merupakan

tablet yang diberikan kepada wanita usia subur dan ibu hamil. Bagi wanita

usia subur diberikan sebanyak 1 (satu) kali seminggu dan 1 (satu) kali

sehari selama haid dan untuk ibu hamil diberikan setiap hari selama masa

kehamilannya atau minimal 90 (sembilan puluh) tablet. Selama masa

kehamilan Ny. Y mendapatkan lebih dari 90 tablet penambah darah selama

kehamilan. Berarti tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.


112

Pada trimester ke III kunjungan K IV Ny. Y mendapatkan

penatalaksanaan temuwicara oleh bidan cara mengatasi sakit pinggang dan

perut suka mengeras yaitu dengan sedikit relaksasi seperti melakukan olah

raga ringan, senam kehamilan, atau yoga kehamilan untuk melenturkan

kembali otot-otot yang kaku. Nasehati Posisi saat tidur, duduk atau

berjalan salah, maka sakit pinggang akan terasa. Ini dikarenakan pada saat

kehamilan tulang punggung anda sedang menopang beban yang berat, jadi

salah sedikit saja akan sangat berpengaruh dan potensi terkena sakit

pinggang akan sangat besar. Temuwicara yang diberikan oleh bidan

kepada Ny. Y sudah seuai teori dan tidak terdapat kesenjangan antara

kasus dan teori. Menurut Rukiyah (2009) Antenatal care atau pemeriksaan

kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta

menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,

sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal. Standar kualitas

pelayanan antenatal yang diberikan kepada ibu hamil yaitu 14 T : timbang

berat badan (ukur berat badan dalam kilogram tiap kali kunjungan,

Kenaikan berat badan normal waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai

trimester kedua), ukur tekanan darah ( tekanan darah yang normal 110/80

– 140/90 mmHG, bila melebihi dari 14/90 mmHg perlu diwaspadai adanya

preeklampsi), ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet Fe sebanyak 90

tablet selama kehamilan (yaitu untuk vitamin penambah darah pada ibu

hamil), pemberian imunisasi TT (untuk mencegah penyakit Tetanus

Texoid), pemeriksaan HB (unttuk mengetahui pasien apakah ada anemia


113

atau tidak), pemeriksaan VDRL, perawatan payudara, senam payudara dan

pijat tekanan payudara, pemeliharaan tingkat kebugaran / senam hamil,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, pemeriksaan protein urine

atas indikasi, pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis

gondok, pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria. Pada

Ny. Y telah melakukan ANC dengan 12 T yaitu timbang berat badan dan

tinggi badan, ukur tekanan darah, tinggi fundus uteri, Pemberian Imunisasi

TT, Pemeriksaan Hb, Pemeriksaan VDRL, Pemeriksaan Protein urine,

Pemeriksaan Reduksi urine, pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet

selama kehamilan, perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekanan

payudara, pemeliharaan tingkat kebugaran / senam hamil, temu wicara

dalam rangka persiapan rujukan, pemeriksaan protein urine atas indikasi.

Dimana ANC 12 T yang dilakukan di BPM Urai Rosdiana . berarti

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. Y terdapat kesenjangan antara

tinjuan kasus dan tinjuan teori yaitu Asuhan yang didapatkan Ny. Y

asuhan standar 12 T.

2. Persalinan

Tabel 4.10 Data Pembahasan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Temuan Teori
Keterangan

Kala I Ibu mengatakan Mulas, Keluar darah Menurut Hidayat dan Sujiyatini
lendir pada jam 04.55 WIB (2010) Kala I atau kala pembukaan
Ibu ke BPM Urai Rosdiana Pukul dimulai dari adanya his yang adekuat
06.55 Wib sampai pembukaan lengkap. Kala I
Dilakukan pemeriksaan pukul 07.00 dibagi menjadi 2 fase yaitu
WIB a. Fase laten
- Keadaan umum : Baik Dimulai dari pembukaan serviks
- Tekanan darah : 110/700 mmhg 1-3 cm- di bawah 4 cm,
- Nadi : 80 x/menit membutuhkan waktu 8 jam
114

- Respirasi : 21 x/menit b. Fase aktif


- Suhu : 36,5oC Dimulai dari pembukaan serviks
- DJJ : 132 x/menit 4 cm- 10 cm/lengkap,
- HIS : 3 x 10 menit ( 35’’) membutuhkan waktu 6 jam
- Leopold I : 3 jari di bawah px Menurut Sulistyawati dan
(31 cm) teraba bulat, lunak, Nugraheny (2012) Tanda gejala kala
tidak melentin I
- Leopold II : teraba keras a. Kontraksi yang semakin sering
panjang pada bagian kiri perut dan bertahan lama
ibu, dan teraba bagian kecil pada b. Keluarnya lendir yang disertai
bagian kanan perut ibu dengan darah
- Leopold III : teraba bagian bulat c. Keluarnya cairan yang banyak
keras, susah dilentingkan dengan tiba-tiba dari jalan lahir
- Leopold IV: Divergen jika ketuban sudah pecah
Menurut Manuaba (2010)
- Dilakukan pemeriksaan dalam
a. Terjadinya his persalinan,
pada jam 07.00 WIB ditemukan
mempunyai ciri khas pinggang
porsio topis lunak, posisi
terasa nyeri yang menjalar ke
middle, pendataran 70% , buka 6
dapan, sifatnya teratur, interval
cm, kepala H II – H III, ketuban
semakin pendek dan
(+), tidak ada molase, Kesan
kekuatannya makinkuat,
panggul luas.
mempunyai pengaruh terhadap
- Lama Persalinan Kala I, selama
perubahan serviks, semakin
3 jam beraktivitas kekuatan makin
bertambah
b. Pengeluaran lendir dan darah
(pembawa tanda). Dengan his
persalinan terjadi perubahan
pada serviks yang menimbulkan
pendataran dan pembukaan.
Pembukaan menyebabkan lendir
yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas. Terjadi
perubahan karena kapiler
pembuluh darah pecah.
Kala II Ibu mengatakan ada keluar air, Menurut Sulistyawati dan
mules semakin kuat, dan ada rasa Nugraheny (2012) kala II atau kala
ingin meneran pada jam 09.15 WIB pengeluaran pembukaan lengkap
- Keadaan Umum : BAIK sampai lahirnya bayi. Proses ini
- Tekanan Darah : 110/80 mmhg berlangsung 2 jam pada primi dan 1
- Nadi : 80 x/menit jam pada multi
- Respirasi : 20 x/menit a. His semakin kuat, dengan
- Suhu : 36 oC interval 2 sampai 3 menit
- DJJ : 140 x/menit b. Ibu merasakan ingin meneran
- HIS : 3 x 10 menit ( 45 detik ) bersamaan dengan terjadinya
- VT/ pemeriksaan dalam : Ø kontraksi
c. Ibu merasakan makin
Lengkap, ketuban (-) ketuban
meningkatnya pada rektum dan
pecah spontan jernih berbau
vagina
khas
d. Perineum terlihat menonjol
- terdapat tekanan pada anus,
e. Vulva dan spingter ani terlihat
perenium menonjol, vulva
membuka
membuka, ketuban negative,
f. Peningkatan pengeluaran lendir
kepala HIII, tidak terdapat
dan darah
bagian menumbung
- Kala II berlangsung selama 20
115

menit
- Pukul 09.35 wib lahir spontan
bayi laki –laki , menangis kuat.
Kala III - Ibu mengatakan mulas Menurut Hidayat dan Sujiyatini
- Ada tanda – tanda pelepasan (2010) kala III/ kala uri dimulai
plasenta segera setelah bayi lahir sampai
1. Tali pusat memanjang lahirnya plasenta, yang berlangsung
2. Ada semburan darah tiba – tidak lebih dari 30 menit.
tiba Menurut Manuaba (2010) kala III
3. Uterus membulat / globuler persalinan, otot uterus (miometrium)
- Plasenta lahir jam 09.40 WIB berkontraksi mengikuti
- Kala III berlangsung selama 5 berkurangnya ukuran rongga uterus
menit secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi.
Kontraksi rahim akan mengurangi
area pelekatan plasenta ini, karena
rahim bertambah kecil dan
dindingnya bertambah tebal
kontraksi tadi menyebabkan bagian
yang longgar dan lemah dari ujung
plasenta pada dinding rahim, bagian
ini akan terlepas, mula-mula
sebagian dan kemudian seluruhnya.
Kala IV Ibu masih merasakan sedikit mulas Menurut Hidayat dan Sujiyatini
Tekanan darah : 110/70 mmhg (2008) kala IV/ kala pengawasan
Nadi: 80 kali/menit dimulai dari saat lahirnya plasenta
Suhu : 360C sampai 2 jam pertama postpartum.
Respirasi : 20 kali / menit Menurut Ambarwati dan Wulandari
Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah (2010) mulas yang dirasakan ibu
pusat adalah karena proses involusi uteri,
Kontraksi : keras ini merupakan perubahan fisiologi
Kandung kemih : kosong pada ibu masa nifas.
Perdarahan : + 250 cc
Perineum : intack

Sumber Data Primer Tahun 2017

Menurut Hidayat (2010) Kala I atau kala pembukaan dimulai dari

adanya his yang adekuat sampai pembukaan lengkap. Kala I dibagi

menjadi 2 fase yaitu : Fase laten dimulai dari pmbukaan serviks 1-3 cm-

di bawah 4 cm, membutuhkan waktu 8 jam dan Fase aktif diimulai dari

pembukaan serviks 4 cm - 10 cm/lengkap, membutuhkan waktu 6 jam.

Tanda gejala kala I : Kontraksi yang semakin sering dan bertahan lama,

keluarnya lendir yang disertai dengan darah, keluarnya cairan yang

banyak dengan tiba-tiba dari jalan lahir jika ketuban sudah pecah. Ny. Y
116

merasakan mules dan keluar lendir darah pukul 07.30 WIB, pukul 19.00

WIB Ny. Y pergi Ke BPM Urai Rosdiana. Hasil pemeriksaan his 3 kali

Dalam 10 menit lamanya 35 detik, DJJ : 132 kali/menit, pemeriksaan

dalam : porsio tipis lunak, pembukaan 6 cm, ketuban (+), molase (-),

Kepala HII –H III, UUK didepan. Kala I Ny. Y berlangsung selama 3

jam.

Menurut Manuaba (2010) Terjadinya his persalinan, mempunyai

ciri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar ke dapan, sifatnya teratur,

interval semakin pendek dan kekuatannya makinkuat, mempunyai

pengaruh terhadap perubahan serviks, semakin beraktivitas kekuatan

makin bertambah. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda).

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan

pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir yang

terdapat pada kanalis servikalis lepas. Terjadi perubahan karena kapiler

pembuluh

Menurut Sulistyawati (2010) kala II atau kala pengeluaran

pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam

pada primi dan 1 jam pada multi : His semakin kuat, dengan interval 2

sampai 3 menit, ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi, ibu merasakan makin meningkatnya pada rektum

dan vagina, perineum terlihat menonjol, Vulva dan spingter ani terlihat

membuka, Peningkatan pengeluaran lendir dan darah. Ny. Y pukul 22.00

Wib mengeluh mulesnya semakin sakit, ada rasa ingin meneran, dan
117

keluar air berbau khas, hasil pemeriksaan perenium tampak menonjol,

spingter ani membuka dilakukan pemeriksaan dalam pembukaan

lengkap, ketuban (-), H IV. His 4 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik,

DJJ : 140 kali/menit, teratur. Lama persalinan kala II Ny. Y berlangsung

selama 45 menit.

Menurut Hidayat (2010) kala III/ kala uri dimulai segera setelah

bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari

30 menit. Kontraksi rahim akan mengurangi area pelekatan plasenta

ini, karena rahim bertambah kecil dan dindingnya bertambah tebal

kontraksi tadi menyebabkan bagian yang longgar dan lemah dari ujung

plasenta pada dinding rahim, bagian ini akan terlepas, mula-mula

sebagian dan kemudian seluruhnya. Pada kala III Ny. Y masih

merasakan mules, dari hasil pemeriksaan terdapat tanda- tanda

pelepasan plasenta, semburan darah tiba – tiba, tali pusat memanjang,

di lakukan peregangan tali pusat terkendali, plasenta lahir lengkap

pukul 09.40 wib, berlangsung selama 5 menit setelah bayi lahir.

Menurut Hidayat dan Sujiyatini (2008) kala IV/ kala pengawasan

dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.

Mulas yang dirasakan ibu adalah karena proses involusi uteri, ini

merupakan perubahan fisiologi pada ibu masa nifas. Ny. Y masih

merasakan mules dan nyeri pada jalan lahir, pemantauan 2 jam post

pasrtum pada Ny. Y : keadaan umum baik, tekanan darah : 110/70

mmhg, nadi : 80 kali/menit, respirasi :20 kali/menit, suhu : 360C ,


118

TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, perdarahan normal,

kandung kemih kosong.

Pada persalinan tidak ditemukan kesenjangan antara tinjuan teori

dan tinjuan kasus.

3. Bayi Baru Lahir

Tabel 4.11 Pembahasan Data Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir

Keterangan Temuan Teori


KN I 1. Melakukan pengukuran Menurut Lissauer, Avroy. 2013
antopometri (sudah Penatalaksanaan pada neonatus
dilakukan) kunjungan Pertama :
2. Memberikan Neo K 1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
sebanyak 0,5 ml pada Hindari memandikan bayi hingga
paha kiri bayi (sudah sedikitnya enam jam dan hanya
diberikan) setelah itu jika tidak terjadi
3. Memberikan profilaksin masalah medis dan jika suhunya
tetes mata (sudah 36.5  Bungkus bayi dengan kain
dilakukan) yang kering dan hangat, kepala
4. Melakukan perawatan tali bayi harus tertutup
pusat, tali pusat bersih dan 2. Pemeriksaan fisik bayi
kering Dilakukan pemeriksaan fisik,
5. Menjaga kehangatan bayi Gunakan tempat tidur yang hangat
dengan memakaikan baju dan bersih untuk pemeriksaan,
6. Mengobservasi tanda- Cuci tangan sebelum dan sesudah
tanda vital dan tangisan pemeriksaan lakukan pemeriksaan
bayi tiap 4 jam a. Telinga : Periksa dalam
7. Menjelaskan kepada ibu hubungan letak dengan mata
untuk memberikan ASI dan kepala
sesering mungkin b. Mata :. Tanda-tanda infeksi
8. Memberikan KIE c. Hidung dan mulut : Bibir dan
mengenai imunisasi langitanPeriksa adanya
selanjutnya (ibu sumbing Refleks hisap, dilihat
menanggapi pada saat menyusu
d.  Leher
:Pembekakan,Gumpalan
e. Dada : Bentuk,Puting,Bunyi
nafas,, Bunyi jantung
f. Bahu lengan dan tangan
:Gerakan Normal, Jumlah Jari
g. System syaraf : Adanya reflek
moro
h. Perut : Bentuk, Penonjolan
sekitar tali pusatapakah ada
infeksi atsu Pendarahan tali
pusat
i. Kelamin laki-laki : Testis
berada dalam skrotum, Penis
berlubang pada letak ujung
119

lubang
j. Kelamin perempuan :Vagina
berlubang,Uretra berlubang,
Labia minor dan labia mayor 
k.  Tungkai dan kaki : Gerak
normal, Tampak
normal,  Jumlah jari
l. Punggung dan
Anus:  Pembekakan atau
cekungan, Ada anus atau
lubang
m. Kulit : Verniks, Warna,
Pembekakan atau bercak
hitam, Tanda-Tanda lahir
3. Konseling :  Jaga kehangatan,
Pemberian ASI, Perawatan tali
pusat, Agar ibu mengawasi tanda-
tanda bahaya 
4. Tanda-tanda bahaya yang harus
dikenali oleh ibu :  Pemberian ASI
sulit, sulit menghisap atau lemah
hisapan, Kesulitan bernafas yaitu
pernafasan cepat > 60 x/m atau
menggunakan otot tambahan,
Letargi –bayi terus menerus tidur
tanpa bangun untuk makan,Warna
kulit abnormal – kulit biru
(sianosis) atau kuning, Suhu-
terlalu panas (febris) atau terlalu
dingin (hipotermi), Tanda dan
perilaku abnormal atau tidak
biasa, Ganggguan gastro internal
misalnya tidak bertinja selama 3
hari, muntah terus-menerus, perut
membengkak, tinja hijau  tua dan
darah berlendir, Mata bengkak
atau mengeluarkan cairan
5. Lakukan perawatan tali pusat
Pertahankan sisa tali pusat dalam
keadaan terbuka agar terkena
udara dan dengan kain bersih
secara longgar, Lipatlah popok di
bawah tali pusat ,Jika tali pusat
terkena kotoran tinja, cuci dengan
sabun dan air bersih dan
keringkan dengan benar
6. Gunakan tempat yang hangat dan
bersih
7.  Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan pemeriksaan
8. Memberikan  Imunisasi HB-0 
KN II 1. Memberitahukan hasil Menurut Lissauer, Avroy. 2013
pemeriksaan kepada ibu Penatalaksanaan pada neonatus
dan asuhan yang kunjungan kedua :
diberikan periksa 1. Menjaga tali pusat  dalam keadaaan
120

keadaan bayi, TTV bayi bersih dan kering


dan melihat 2. Menjaga kebersihan bayi
perkembangan bayi, 3. Pemeriksaan tanda bahaya seperti
semua dalam keadaan kemungkinan infeksi bakteri,
baik (ibu menanggapi) ikterus, diare, berat badan rendah
2. Memberikan asuhan dan Masalah
pada bayi dengan 4. pemberian ASI
menjaga kehangatan, 5. Memberikan ASI Bayi harus
memakaikan baju disusukan minimal 10-15 kali
lengkap dan dalam 24 jam) dalam 2 minggu
mendekatkan pada pasca persalinan
ibunya. 6. Menjaga keamanan bayi
3. Mengingatkan pada ibu 7. Menjaga suhu tubuh bayi
untuk memberikan Asi 8. Konseling terhadap ibu dan
Eksklusif sesering keluarga untuk memberikan ASI
mungkin. ekslutif pencegahan hipotermi dan
4. Melihat tangisaan, melaksanakan perawatan bayi baru
refleks, tumbuh lahir dirumah dengan
kembang bayi. menggunakan Buku KIA
5. Menganjurkan ibu tidak 9. Penanganan dan rujukan kasus bila
memakaikan gurita pada diperluk
bayinya,dan
menjelaskan tujuannya
(ibu menanggapi)
6. Menjelaskan kepada ibu
perawatan bayi sehari-
hari (ibu menanggapi)
7. Menganjurkan ibu untuk
menjemur bayinya
dipagi hari jam 6-
7,minimal setengah jam
(ibu menanggapi dan
bersedia melakukannya
8. Menyepakati kunjungan
ulang 2 minggu
kemudian (ibu
menyutujui)
KN III 1. Memberitahu hasil Menurut Lissauer, Avroy. 2013
pemeriksaan kepada ibu Penatalaksanaan pada neonatus
dan asuhan yang kunjungan ketiga
diberikan periksa 1. Pemeriksaan fisik
keadaan bayi, TTV bayi 2. Menjaga kebersihan bayi
dan melihat 3. Memberitahu ibu tentang tanda-
perkembangan tanda bahaya Bayi baru lahir
bayi,semua dalam 4. Memberikan ASI Bayi harus
keadaan baik (ibu disusukan minimal 10-15 kali
menanggapi) dalam 24 jam) dalam 2 minggu
2. Memastikan pada ibu pasca persalinan.
bayinya mendapatkan 5. Menjaga keamanan bayi
ASI cukup tanpa 6. Menjaga suhu tubuh bayi
diberikan pendamping 7. Konseling terhadap ibu dan
ASI/sufor (ibu keluarga untuk memberikan ASI
menanggapi dan ibu ekslutif pencegahan hipotermi dan
hanya memberikan ASI) melaksanakan perawatan bayi baru
3. Mengingatkan ibu untuk lahir dirumah dengan
121

selalu menjaga menggunakan Buku KIA


kehangatan pada bayi 8. Memberitahu ibu tentang Imunisasi
dan juga kebersihan bayi BCG
(ibu menanggapi) 9. Penanganan dan rujukan kasus bila
4. Menjelaskan tanda diperlukan
bahaya yang dapat
terjadi pada bayi
diantaranya bayi rewel,
bayi kuning, tidak mau
menyusui, muntah
berlebihan dan demam
tinggi, jika terjadi segera
bawa bayi ketenaga
kesehatan (ibu
menanggapi)
5. Menganjurkan ibu untuk
membawa bayinya
imunisasi BCG dan
polio 1(ibu bersedia)
Sumber Data Primer Tahun 2020

Berdasarkan uraian tabel 4.11 pembahasan penatalaksanaan asuhan

kebidanan pada bayi baru lahir terdapat kesenjangan antara kasus dan teori,

yaitu ibu sudah diberikan Penkes / KIE tentang cara perawatan tali pusat

dengan membersihkan, terbuka dan kering akan tetapi dalam Perawatan tali

pusat Bayi Ny. Y diberikan ramuan- ramuan seperti kunyit dan manjakani

dengan alasan untuk percepatan pelepasan tali pusat, pada saat pemeriksaan

tali pusat belum kering dan tampak kemerah – merahan, sehingga tali pusat

Ny. Y lepas di hari ke 7, Keadaan bayi normal, tidak rewel.


122

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah dilakukan dari

pembahasan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. Y dan Bayi

Ny. Y dengan menggunakan 7 langkah varney mulai dari

pengumpulan data sampai dengan evalusi, maka penulis mengambil

keputusan :

1. Pengkajian asuhan komprehensif pada Ny. Y GI P0 A0 pada data

Subyektif antara tinjuan kasus dan tinjuan teori terdapat

kesenjangan yaitu pada kunjungan ke II / Trimester II dan

Kunjungan ke III ibu tidak mengalami ketidaknyamanan / keluhan.

2. Pengkajian asuhan komprehensif pada Ny. Y GI P0 A0 pada data

Objektif terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan

teori yaitu berat badan Ny. Y pada trimester I mengalami

penurunan 3 kg, trimester ke II naik 7 kg, trimester ke tiga naik 6

kg, terdapat kesenjangan antara tinjuan kasus dan teroi pada

trimester pertama ibu mengalami penurunan berat badan sampai 3

kg di karenakan mengalami mual, muntah, pusing dan kurangnya

nafsu makan.
123

3. Analisis asuhan kebidanan komprehensif Pada Ny. Y GI P0 A0

telah ditegakkan berdasarkan data dasar yang didapat pada langkah

pertama asuhan kebidanan pada ibu hamil, persalinan, nifas, bayi

baru lahir dan imunisasi dan tidak ditemukan kesenjangan antara

tinjauan teori dan tinjauan kasus

4. Pengkajian asuhan komprehensif pada Ny. Y GI P0 A0 pada

Penatalaksanaan yang diberikan terdapat kesenjangan antara kasus

dan teori penatalaksanaan asuahan kebidanan Pada bayi baru lahir,

yaitu ibu sudah beritahukan / KIE tentang cara perwatan tali pusat

dengan membersihkan, terbuka dan kering akan tetapi dalam

Perawatan tali pusat Bayi Ny. Y diberikan ramuan- ramuan dengan

aslasan untuk percepatan pelepasan tali pusat, sehingga tali pusat

Ny. Y lepas di hari ke 7, tampak belum kering dan kemerah –

merahan.

B. Saran

1. Bagi PMB Urai Rosdiana

Meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan

kebidanan sesuai dengan prosedur dan standar, sehingga dapat

melaksanakan asuahan kebidanan komprehensif secara optimal,

efektif dan efisien. Lebih optimal melalui penanganan segera pada


124

kasus ibu hamil, bersalin, nifas, bayi batu lahir, imunisasi dan

keluarga berencana

2. Bagi Mahasiswa

Mampu menguasai setiap asuhan yang diberikan pada klien

dan mengikuti perkembangan ilmu terbaru, khususnya di bidang

kesehatan agar tercapai mutu asuahan yang lebih baik lagi.

3. Bagi Petugas kesehatan

Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan

penjelasan / KIE sesuai kebutuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas,

bayi batu lahir, imunisasi dan keluarga berencana tentang apa saja

yang harus diketahui tentang keadaan ibu dan bayi nya dengan

jelas.

Anda mungkin juga menyukai