BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan
sesuai dengan standar dan memiliki peran yang cukup besar untuk
kebidanan mulai dari wanita hamil, bersalin, nifas serta kesehatan bayi baru
peran bidan dalam asuhan dapat menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) dan
1
2
infeksi (4,74%), abortus (0,30%), partus lama (0,30%) dan lain-lain (42,96%).
penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, sebanyak 51% menurut
Manumur (IPM), dari lima juta kelahiran terjadi di Indonesia setiap tahunnya,
peningkatan bila dibandingkan dengan AKI (Angka Kematian Ibu) pada tahun
sebagian besar terjadi pada waktu nifas sebesar 57,93%, pada waktu hamil
sebesar 24,74% dan pada waktu persalinan sebesar 17,33%. AKB (Angka
Kematian Ibu (Angka Kematian Ibu) dapat di sebabkan oleh faktor umur hal
ini sesuai dengan penelitian dari Donoso dkk (2014) yang menyatakan bahwa,
perempuan hamil berumur 45-49 tahun memiliki tingkat resiko lebih tinggi.
Risiko kematian janin, bayi dan bayi dua kali lipat 40-44 tahun dan
seterusnya, dan AKI (Angka Kematian Ibu) dari umur 30-34 tahun.
kehidupan bayi. Dua per tiga Angka Kematian Bayi (AKB) terjadi dalam 4
minggu setelah persalinan, dan 60% Angka Kematian Bayi (AKB) terjadi
dalam waktu 7 hari setelah bayi lahir. Faktor yang menyebabkan Angka
Kematian Bayi (AKB) antara lain perdarahan, infeksi, kelahiran preterm atau
kasus AKI dapat diketahui bahwa kematian sebagian besar pada masa nifas
sebesar 19 orang, ibu hamil 14 orang, ibu bersalin 3 orang. Angka Kematian
Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-<12 bulan) per 1.000
kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Jumlah Angka Kematian Bayi
(AKB) di Kabupaten Cilacap tahun 2014 sebesar 9,46 per 1.000 kelahiran
hidup sebanyak 284 terdiri dari 194 neonatal 90 post-neonatal dari 20.023
kehamilan, hal ini sesuai penelitian Rep (2015) yang menyatakan bahwa Bayi
yang lahir di umur kehamilan 37-38 minggu memiliki tingkat kematian 63%
lebih tinggi daripada umur kehamilan 39-40 minggu. Untuk kelahiran kembar,
angka kematian bayi mencapai 25,84%, 5 kali, tingkat 5,25% untuk kelahiran
yaitu bidan memberikan asuhan kepada klien selama kehamilan normal yaitu
manajemen kebidanan yang tepat dan pemahaman yang benar tentang asuhan
dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
klien dapat terpantau keadaannya dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir. Asuhan kebidanan yang tidak diberikan dan tidak dilakukan sesuai
5
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, serta neonatus secara
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
komprehensif.
C. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Asuhan Kebidanan yang diberikan kepada Ibu Hamil trimester III dengan
keadaan normal dimulai dari kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir
dan neonatus.
2. Tempat
Cilacap.
3. Waktu
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Klien
7
secara dini proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir,
serta bayi baru lahir. Asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu
hamil, bersalin, nifas serta bayi baru lahir dapat menjadi acuan untuk
c. Bagi Penulis
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir secara
komprehensif.
d. Bagi Institusi
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir, serta tanda bahaya
8
E. Sistematika Penulisan
1. BAB I Pendahuluan
A. Konsep Medis
Kebidanan ibu hamil, ibu bersalin, Ibu nifas, dan BBL yang
dengan SOAP.
4. BAB IV PEMBAHASAN
5. BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
operasional/dapat dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. Konsep Medis
A. Konsep Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
sampai lahirnya janin, lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 Minggu
setara dengan 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Minggu, trimester kedua antara 12-28 minggu, dan trimester ke tiga antara
yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah fisiologis bukan
11
2011).
berjalan normal.
bayi.
a. Trimester I
12
oleh bidan dapat selalu sesuai dengan dta yang disampaikan pasien
secara jujur.
2) Deteksi masalah.
b. Trimester II
eklamsi ringan. Bidan mengajak pasien dan keluarga untuk aktif dalam
c. Trimester III
2) Letak janin
eklamsia.
Haid pertama +7, Bulan saat haid +9 dan tidak perlu +0 untuk tahun.
Haid pertama +7, Bulan saat haid -3 dan untuk tahun +1.
Berat badan (BB) ibu hamil yang lebih dari 65 kg bisa mengalami
berat badan naik secara berlebihan, lalu tensi naik, bengkak kaki,
normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua
(2014). Status gizi pada ibu hamil berpengaruh pada status gizi janin.
asupan gizi dari makanan yang adekuat agar tumbuh kembang janin
Tinggi badan kurang dari 145 cm pada ibu hamil perlu diwaspadai
≤ 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat
kecukupan nutrisi wanita usia subur (WUS) dan pada wanita yang
sedang hamil. Pada WUS akan dihitung seberapa tebal lemak dalam
18
tubuhnya yang bisa dinilai melalui lingkar lengan atas secara cepat.
(Phelan, 2011).
dilakukan pada titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku lengan
kanan. Hal ini dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena
melahirkan bayi BBLR.
2. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status gizi ibu
(Kemenkes,2013).
dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur
minggu.
No Umur TFU
Kehamilan
1. 12 minggu Tinggi fundus uteri sekitar dua atau tiga jari di atas
simfisis.
2. 16 minggu Tinggi fundus uterus sekitar satu atau dua jari
pertengahan simfisis dan pusat.
3. 22 minggu Tinggi fundus uteri sekitar dua atau tiga jari di bawah
pusat.
4. 28 minggu Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
5. 32 minggu tinggi fundus uteri sekitar dua atau tiga jari di atas
pusat
6. 36 minggu Tinggi fundus uteri sekitar satu atau dua jari
pertengahan prosesus xifoideus dan pusat.
7. 40 minggu Tinggi fundus uteri dua atau tiga jari dibawah prosesus
xifoideus.
Sumber: Kemenkes RI (2013)
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini. Berdasarkan dari
penyebab utama infeksi dan kematian maka dari itu ibu hamil wajib
Sulistyawati (2011):
harus mendapat tablet zat besi minimal 1040 mg yang setara dengan
sama seperti tablet FE untuk memenuhi nutrisi ibu dan bayi dalam
kandungan.
hamil.
7) Pemeriksaan HIV
kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil
infeksi HIV pada ibu hamil dapat mengancam kehidupan ibu dan
berlangsung.
8) Pemeriksaan BTA
j. Tatalaksana/penanganan Kasus
rujukan.
a. Trimester I
pertama kali mengetahui dirinya hamil, ibu akan merasa bahagia, syok
b. Trimester II
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala rasa
ketidak nyamanan yang normal yang dialami oleh ibu hamil. Selain
itu, ibu hamil biasanya lebih percaya diri dan tenang karena mulai
c. Trimester III
dan bayinya.
riwayat lengkap dan uji skrining yang tepat. Data dikumpulakan dari
1) Leopold I
2) Leopold II
28
perut sebelah kiri kea rah kanan. Ketiga, raba perut sebelah kanan
sebelah kanan (jika teraba rata, ada tahanan maka itu adalah
3) Leopold III
4) Leopold IV
dekstra.
Jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krista
3) Conjungata eksterna : 18 cm
ibu dan perkembangan janin tidak dapat dipantau secara berkala, sehingga
a. Perdarahan Pervaginam
plasenta (letak rendah atau previa), kelainan insersi tali pusat atau
1) Plasenta Previa
janin masih hidup maka lakukan rawat inap tirah baring dan
2) Solusio plasenta
indikasi inpartu baik janin hidup atau pun mati (Indrayani, 2011).
33
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan
menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-
c. Penglihatan kabur
ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin
Sebagian besar ibu hamil mengalami bengkak yang normal pada kaki,
yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya akan hilang setelah
muncul pada sore hari dan biasanya akan hilang dengan setelah
adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang
34
setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini
(Marmi, 2011).
Antara urine dengan air ketuban harus dapat dibedakan. Jika keluarnya
cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti
yang keluar adalah air ketuban. Jika kehamilan cukup bulan, hati-hati
kurang dari itu, maka waspada akan adanya gangguan janin dalam
(Marmi, 2011).
Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak
6 jam dan belum ada tanda-tanda inpartu. Tanda dan gejala KPD
keluar cairan melalui introitus vagina, tidak ada his dalam 1 jam.
pecah dini, pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu, pasang
b. Hipertensi Gestasional
untuk tirah baring, anjurkan ibu untuk diet rendah garam, karbohidrat
c. Pre eklamsia
1) Pre-eklamsi ringan
dengan protein urine positip 1, tekanan darah lebih dari atau sama
apapun.
2) Pre-eklamsi berat.
dengan protein urine positip 2 atau 3, tekanan darah lebih dari atau
jam pertama, dan 2 gram per jam dengan drip NaCl jam ke dua.
Pasang oksigen 6-8 liter per menit, turunkan tensi dengan obat
B. Persalinan
37
1. Definisi Persalinan
pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit
b. Menjaga kebersihan
kain basah, baju yang kotor dan bau sehingga perlu mengganti baju
yang basah dan bau, perlak yang basah dan kotor untuk menjaga
karena kuman.
mencegah dehidrasi.
d. Eliminasi
g. Menjamin privasi
1) Fase Laten
2) Fase Aktif
a) Fase Akselerasi
c) Fase Deselerasi
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara
menunjukan:
Kala III Persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
d. Kala IV
jam.
Tanda dan gejala persalinan menurut Rohani dkk (2011) adalah sebagai
berikut:
yaitu:
persaan takut pada ibu. Oleh karena itu diperlukan asuhan yang
maupun janin.
b) Perubahan metabolisme
43
10C.
d) Pernapasan
e) Perubahan gastrointestinal
f) Kontraksi Uterus
adekuat.
b) Perubahan uterus
45
sampai di vulva.
(2015) meliputi:
ibu.
mencegah dehidrasi.
teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat beberapa menit
semburan darah.
Pada kala IV hubungan ibu dan bayi semakin melekat. Pada 1 jam
yaitu:
dehidrasi.
kering.
berkontraksi.
persalinan dan pertolongan pada persalinan normal yang baik dan benar,
vagina.
celemek, masker, pengaman mata atau google, topi dan sepatu boots.
dalam.
partus set.
10 menit.
51
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his atau kontraksi apabila
meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter lima
bokong ibu
19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter lima
Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah
atas.
tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut
janin.
26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
berkontraksi baik.
29) Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin
30) Setelah dua menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan
klem kira-kira tiga cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke
31) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
32) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu
33) Melakukan skin to skin pada bayi dan dilakukan IMD dengan
menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di
kepala bayi.
35) Meletakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti
ketuban.
55
yang tersedia.
perdarahan pervaginam.
pervaginam.
56
pervaginam.
menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi.
yang sesuai.
Dalam mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi setelah dilahirkannya
dalam di antara ibu dan anak. Pada jam pertama bayi menemukan
membuktikan bahwa ASI esklusif selama 6 bulan baik bagi bayi. Satu jam
melahirkan.
d. Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi di
dada atau perut ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi dan
minimal satu jam walaupun proses menyusui telah terjadi. Bila belum
terjadi proses menyusui hingga 1 jam, biarkan bayi berada di dada ibu
i. Proses menyusu dini dan kontak kulit ibu dan bayi harus diupayakan
j. Berikan ASI saja tanpa minuman atau cairan lain kecuali ada indikasi
bahwa Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selama 1 jam pada saat bayi baru
pada bayi. Apabila semua bayi segera segera setelah lahir diberi
bayi dengan kulit ibu, maka satu juta nyawa bayi dapat diselamatkan.
bahwa adanya pengaruh IMD (Inisiasi Menyusu Dini) bagi ibu dengan
59
9. Partograf
a. Definisi Partograf
fisik dan peristiwa yang terjadi pada wanita bersalin secara individual
persalinan lama.
2011):
60
ketuban.
2) Kondisi janin.
DJJ, catat dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai
meconium.
(e) K: Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering).
dapat dipisahkan.
dapat dipisahkan.
dilakukan
(a) Pemeriksaan nadi, tekanan darah, suhu. Nilai dan catat nadi
setiap 2 jam.
a. Partus Lama
63
pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi. Penyebab partus lama
atau NaCL 0,9% (guyur 1 kolf dan tetes cepat pada kolf berikutnya),
(skin test), pasang oksigen 2-3 liter per menit. Apabila ketuban sudah
b. Distosia Bahu
Distosia bahu merupakan masalah yang terjadi pada kepala janin yang
Tanda distosia bahu seperti kepala bayi tidak melakukan putaran paksi
bahu bayi tidak lahir. Penanganan yang dilakukan distosia bahu yaitu
64
Minta suami atau keluarga untuk membantu ibu. Tekan kepala bayi
secara mantap dan terus menerus kea rah bawah (kearah anus ibu)
Penatalaksanaan kasus lilitan tali pusat yaitu jika lilitan tali pusat
melilit longgar di leher bayi, lepaskan melewati kepala bayi dan jika
tali pusat melilit erat di leher bayi, lakukan penjepitan tali pusat
Tali pusat menumbung adalah apabila teraba tali pusat keluar dan
menumbung pertama, nilai DJJ jika ada segera rujuk ke fasilitas yang
mengangkat kepala bayi dari tali pusat. (Johariyah dan Ema, 2012).
e. Eklampsi
C. Nifas
1. Definisi Nifas
66
Masa Nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
2011).
nyaman.
Menurut Dewi dan Tri Sunarsih (2011) masa nifas dibagi menjadi 3 tahap
a. Puerperium Dini
68
normal.
b. Puerperium Intermedial
c. Remote Puerperium
mempunyai komplikasi.
normal
f. Mendukung suami dan keluarga yang mengerti bahwa ASI paling baik
untuk bayi, berguna untuk memberikan dorongan baik bagi ibu agar
gabung).
marah, dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan
manisfestasi dari emosi yang labil (Walyani, 2015). Fase-fase yang akan
1) Fase taking in
Ibu nifas masih berfokus pada dirinya sendiri.ibu akan berulang kali
fase ini.
fase ini ibu nifas akan timbul rasa khawatir akan ketidak mampuan dan
senam nifas, gizi seimbang, istirahat yang baik dan kebersihan diri.
3) Fase letting go
Pada fase ini ibu nifas sudah mulai bisa merawat bayi dan dirinya
sendiri.
Menurut Dewi dan Tri Sunarsih (2011) kunjungan masa nifas paling
sedikit di lakukan 4 kali untuk menilai status ibu dan BBL, dan untuk
dalam masa nifas. Asuhan yang diberikan antara lain sebagai berikut :
a. Asuhan masa nifas pada kunjungan pertama 6-8 jam setelah persalinan
perdarahan berlanjut.
71
Asuhan masa nifas pada kunjungan kedua 6 hari post partum menurut
abnormal.
abnormal.
istirahat.
tanda-tanda penyulit.
tali pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari.
abnormal.
abnormal.
istirahat.
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai suhan pada bayi dan tali
pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
persalinan menurut Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih (2011)
yaitu :
alami.
1) Uterus
melahirkan.
Dengan cepat luka mengecil pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar
3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. penyembuhan luka bekas
parut. Hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara
3) Perubahan Ligamen
Oleh karena itu, terbentuklah bibir depan dan bibir belakang pada
5) Lokia
b) Lokia sanguinolenta
c) Lokia serosa
d) Lokia alba
76
e) Lokia purulenta
f) Lochiostatis
besar selama proses melahirkan bayi. Organ ini tetap berada pada
keadaan kendur vagina dan pintu keluar vagina pertama pada masa
Perubahan yang dialami wanita pada masa nifas menurut Dewi dan Tri
1) Suhu Badan
Satu hari (24 jam) post partum suhu badan naik (37,5-38 oC) akibat
Pada hari ke-3 suhu badan naik lagi dikarenakan ada pembentukan
2) Nadi
3) Tekanan Darah
4) Pernapasan
Pada ibu masa nifas 72 jam pertama akan kehilangan volume plasma
volume dan peningkatan sel darah pada hari ke 3-7 postpartum, akan
penurunan volume darah total yang cepat, tetapi terbatas. Pada minggu
ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir volume darah biasanya menurun. Pada
darah dapat dua kali lipat, hematokrit cenderung stabil dan kembali
2011).
Masa nifas memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal. Pasca
satu atau dua hari postpartum, gerak tubuh berkurang dan usus bagian
Menurut Dewi dan Tri Sunarsih (2013) tanda bahaya masa nifas adalah
sebagai berikut:
Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran
b. Endometritis
c. Parametritis
d. Mastitis
hebat.
a. Atonia Uteri
b. Retensio Plasenta
ulangi lagi penegangan tali pusat terkendali (PTT). Jika dalam waktu
laserasi jalan lahir derajat I tidak perlu di jahit jika tidak ada
perdarahan dan aposisi luka baik, jika derajat II jahit dengan tekhnik
83
rujuk segera ke fasilitas yang lebih tinggi (Johariyah dan Ema, 2012).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42 minggu dan berat badan lahir 2.500-4.000 gram (Dewi. 2011). Bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah dan Lia, 2013).
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gram sampai 4.000
gram yang berumur 0 (baru lahir) sampai usia 28 hari (Maryani dkk,
2. Peran Dan Fungsi Bidan pada bayi baru lahir dan neonatus
Peran bidan pada bayi adalah dengan cara memberikan ASI melalui IMD
mulut bayi dengan sikat mulut bayi atau lap basah setelah makan,
84
Lia, 2013):
lahir
dibuat.
diberikan.
Pengkajian setlah bayi baru lahir bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi
(pernapasan) (Dewi,2011).
85
Tabel 2.6 Nilai APGAR menurut dr. Virginia Apgar (Maryani dkk. 2011)
yaitu :
Tanda 0 1 2
Interpretasi :
(2011) yaitu:
lalu mengurut tali pusat kea rah ibu dan memasang klem ke-2
dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul
mati. Bungkus dengan kasa steril, lepaskan klem tali pusat, lalu
BBL sampai tubuh bayi stabil umumnya jika bayi normal 24 jam
3) Pencegahan Infeksi.
dibungkus kasa steril akan jauh lebih cepat puput dari pada
hari ke-3 sampai dengan hari ke 6 setelah bayi lahir. Asuhan yang
1) Pemberian nutrisi
3) Istirahat
4) Kebersihan kulit
Bersihkan tubuh bayi mulai dari muka, pantat dan tali pusat bayi
kali permenit, suhu badan lebih dari 38oC atau kurang dari 36oC,
lemah, sering muntah dan rewel, ada peradangan pada tali pusat,
ke-8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir. Asuhan yang diberikan
bidan adalah:
suatu masalah.
Untuk mengetahui apakah seorang bayi baru lahir dalam keadaan sehat
atau sakit dapat dilakukan dengan memeriksa tanda dan gejala utama pada
Manajemen Terpadu Balita Sakit. Tanda atau gejala pada bayi muda sakit
masalah bayi muda dibuat suatu bagan yang dapat digunakan untuk
2) Diare
3) Ikterus
g. Bila perlu, merujuk bayi muda dan memberi tindakan pra rujukan
MTBS di bagian Bayi Muda. Pada buku ini akan dibahas cara
Jika seorang anak atau bayi muda dibawa ke klinik, petugas kesehatan
dan imunisasi.
warna:
a. Merah muda : bayi sakit berat dan harus dirujuk segera setelah diberi
c. Hijau : bayi sakit ringan dan cukup diberi nasihat sederhana tentang
didapatkan salah satu tanda pada lajur yang sesuai( Kemenkes, 2011).
93
infeksi bakteri
Tanda/Gejala Klasifikasi
Berak encer dan sering, merupakan hal biasa pada bayi muda yang
mendapat ASI saja. Ibu akan mengenali bayi yang diare karena
tanda dan gejala berikut ini. Seorang bayi muda akan diklasifikasikan
Cubit kulit perut bayi (di tengah-tengah antara pusar dan sisi perut
( Kemenkes, 2011).
Klasifikasikan derajat ikterusnya apabila ditemukan satu atau lebih tanda dan
Periksa semua bayi muda untuk kemungkinan berat badan rendah dan
Tabel 2.10 Kemungkinan Berat Badan Rendah dan/atau Masalah Pemberian ASI
TANDA/ GEJAlA KlASIFIKASI
96
kurang dari 2 bulan yang terdiri dari 2 halaman. Baris atas berisi identitas,
4. Pada kolom penilaian lingkari tanda atau gejala yang anda temukan
pada pemeriksaan
97
klasifikasi
Tindakan/Pengobatan
KIA
a. Asfiksia Neonatorum
Merupakan suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara
oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya
b. Hipotermia
bernapas, atau ada tarikan dada dan merintih segera beri oksigen. Cara
dada ibu agar terjadi kontak langsung ibu dan bayi. Tekhnik ini
bertujuan agar menjaga bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus
frekuensi napas <30 atau >60 x/menit, ada tarikan dinding dada ke
adalah isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas tidak
d. Ikterus
timbul pada hari kedua dan ketiga, kadar bilirubin indirect tidak
peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg% per hari, kadar
e. Infeksi Neonatus
yang terjadi pada masa antenatal (kuman masuk le tubuh janin pada
setelah bayi lahir alat yang tidak steril). Tanda dan gejala terdapat
tubuh tetap hangat, ASI tetap diberikan, jika bayi muntah lakukan
f. Kejang
cairan dengan dosis sesuai advis dokter, bila bayi kejang dalam
Varney dalam buku Mufdlilah dkk (2012) terdapat 7 langkah Varney, yaitu :
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai
103
dalam melakukan asuhan yang aman. Pada langkah ketiga ini bidan
yang rasional atau logis. Kaji ulang apakah diagnosa atau masalah
hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal saja tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada
diagnosa atau masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus
dibutuhkan.
diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
ada masalah. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak,
yaitu bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien
juga akan melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah
ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil
yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
dilakukan klien.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
tersebut. Manajemen yang efesien akan menyangkut waktu dan biaya serta
mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui
S : Subyektif
belakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau “X”. tanda ini akan
O : Obyektif
yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan pada ibu, dan
bayi baru lahir. Dapat diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari
diagnostik. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan
A : Assessment
P : Planning
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
tujuan tidak tercapai, proses evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. ASUHAN KEHAMILAN
A. Kunjungan I
Penulis melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil ny. T umur 32 tahun
I. Pengkajian
A. Identitas pasien
status : Suami
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
B. Anamnesa
111
kehamilannya.
2. Riwayat Menstruasi :
Menarche : 11 tahun
Disminore : ya
3. Riwayat perkawinan
kandungan
Kalsium, Gestiamin.
jamu.
minggu
TT 3: November 2011
6. Riwayat KB
7. Riwayat Kesehatan
opname.
cacat.
a. Pola Nutrisi
1) Sebelum hamil
piring sedang.
tempe, telor.
2) Selama hamil
piring sedang
b. Pola Eliminasi
1) Sebelum hamil
a) BAK
a) BAB
2) Selama hamil
115
a) BAK
b) BAB
c. Pola Istirahat
1) Sebelum hamil
2) Selama hamil
d. Pola Aktifitas
1) Sebelum hamil
tetangga
2) Selama hamil
tetangga.
1) Sebelum hamil
ketika mandi.
2) Selama hamil
ketika mandi.
f. Pola Seksual
dengan kehamilannya.
Suami
tersinggung
e. Gizi ibu hamil: ibu mengatakan mengetahui tentang gizi ibu hamil
protein.
sekali.
C. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum :
b. Kesadaran : composmentis
d. Nadi : 88 x/menit
e. Respirasi : 19 x/menit
f. Suhu : 36,2 0C
2. Pemeriksaan Fisik
rontok
tidak ada
Mulut dan gigi : karies tidak ada, stomatitis tidak ada, bibir
Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedema, tidak ada kekakuan
sendi, tidak ada kemerahan, tidak ada varises, tidak ada pucat pada
3. Pemeriksaan Obstetric
Inspeksi
121
kehamilan.
Palpasi Abdomen
melenting
5) Osborn : negatif
Auskultasi
4. Pemeriksaan Panggul
122
a. Distansia spinarum : 26 cm
b. Distansia kristarum : 31 cm
c. Conjugata eskterna : 20 cm
d. Lingkar panggul : 95 cm
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Urine
Protein : Negatif
b. Pemeriksaan darah
Golongan darah : B
A. Diagnosa
tunggal hidup intra uteri, puka, presentasi kepala, kepala sudah masuk
DS :
DO :
2. Kesadaran : composmentis
4. Nadi : 88 x/menit
5. Respirasi : 19 x/menit
6. Suhu : 36,2 0C
Palpasi Abdomen
melenting
124
5. Osborn : Negatif
Auskultasi
kuat
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Urine
Protein : Negatif
b. Pemeriksaan darah
Golongan darah : B
B. Masalah
125
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
keadaan umum baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi : 88x/menit, suhu
361 oC, respirasi 19 x/menit, berat badan 72 kg, tinggi badan 157 cm, lila
III : kepala, leopold IV : kepala sudah masuk panggul, tinggi fundus uteri
126
golongan darah A, hemogloblin (Hb) 11,6 gr/dl protein urine negatif dan
dengan menggunakan air putih atau jus buah yang mengandung vitamin c
jangan menggunakan susu, air teh atau air kopi karena dapat menghambat
akan timbul rasa mual, susah BAB, warna tinja dapat menjadi hitam
dengan mormal. Gerakan senam hamil yang dilakukan yaitu duduk bersila,
paling luar secara bergantian, tidur terlentang dengan kedua kaki di tekuk
tangan berada pada sisi luar kemudian angkat dan turunkan gerakan.
bahayanya bagi janin (gawat janin dan kematian dalam rahim), keluar
darah berupa bercak atau mengalir dari jalan lahir yang biasa disebabkan
karena solusio plasenta perdarahan yang disertai nyeri perut atau plasenta
previa perdarahan yang tidak disertai nyeri perut bahayanya bagi ibu (syok
bagi ibu (infeksi) maupun janinnya (gawat janin, infeksi), jika ibu
menemui salah satu tanda bahaya kehamilan maka ibu harus ke tenaga
makin sering, nyeri perut menjalar sampai pinggang, keluar lendir darah
darah)
keputusan utama tidak ada (suami, orang tua, keluarga, diri sendiri).
tidur karena memiliki efek rasa mual, diminum dengan air putih atau sari
buah.
129
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang rutin dan sesuai jadwal dengan
VII. Evaluasi
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dengan ibu
2. Ibu bersedia rutin meminum tablet tambah darah dengan ibu dapat
tidur.
3. Ibu sudah mengingat kembali tentang tanda bahaya TM III dengan ibu
dapat menyebutkan salah satu tanda bahaya TM III yaitu perdarahan dan
4. Ibu sudah bersedia untuk rutin melakukan senam hamil dengan ibu telah
5. Ibu sudah mengingat kembali P4K dengan ibu menjawab untuk persiapan
6. Ibu bersedia meminum obat gestiamin pluz dengan ibu dapat menyebutkan
7. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang rutin sesuai jadwal dengan
B. Kunjungan II
a. Pemeriksaan umum
2) Kesadaran : composmentis
4) Nadi : 80 x/menit
5) Pernafasan : 20 x/menit
6) Suhu : 36,2 0C
b. Pemeriksaan Fisik
rontok
tidak ada
Mulut dan gigi: karies tidak ada, stomatitis tidak ada, bibir tidak
respirasi teratur.
132
Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedema, tidak ada kekakuan
sendi, tidak ada kemerahan, tidak ada varises, tidak ada pucat pada
c. Pemeriksaan obstetric
Inspeksi
Palpasi Abdomen
e) Osborn : Negatif
Auskultasi
3. Assesment (A)
hidup intra uteri, puka, presentasi kepala, kepala sudah masuk panggul
4. Planning (P)
a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin baik yaitu
36,2 0C, berat badan : 72 kg, tinggi badan : 157 cm, lingkar lengan
minggu.
menjalar ke pinggang, keluar lendir darah dan jika ibu mengalami salah
pendamping.
A. KALA I
Penulis melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. T umur 32 tahun
I. Pengkajian
A. Identitas pasien
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
B. Data Subyektif
kehamilan 9 bulan.
kenceng semakin sering sejak jam 18:00 WIB, keluar lendir darah sejak
2. Riwayat perkawinan :
tahun.
3. Riwayat menstruasi :
Menarche : 11 tahun.
Disminorhae : tidak.
137
4. Tanda-tanda persalinan
Pengeluaran Pervaginam (PPV) : Lendir darah ada, air ketuban utuh, ada
bercak darah.
G2P1A0
TT 3: November 2011
kalsium, gestiamin
mengkonsumsi jamu.
- Riwayat KB
cacat.
5. Tidur : 3 jam
C. Pemriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : composmentis
e. Nadi : 84 x/menit
f. Respirasi : 18 x/menit
g. BB : 72 Kg
h. TB : 157 cm
2. Pemeriksaan fisik
ada
140
Mulut dan gigi : stomatitis tidak ada, karies tidak ada, gusi tidak
f. Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada Oedema, tidak ada kekakuan
sendi, tidak ada kemerahan, tidak ada varises, reflek patella positip.
3. Pemeriksaan Obstetrik
- Inspeksi
kemerahan tidak ada, tidak ada condiloma , tidak ada luka perineum,
- Palpasi abdomen
Auskultasi
4. Pemeriksaan panggul:
a. Distansia spinarum : 26 cm
b. Distansia kristarum : 31 cm
142
c. Conjugata eskterna : 20 cm
d. Lingkar panggul : 95 cm
c. Hasil :
1. Vagina/uretra : tenang.
3. Pembukaan : 2 cm.
minggu janin tunggal, hidup intra uteri, puka, presentasi kepala, kepala sudah
masuk panggul, dalam persalinan kala I fase laten dengan kondisi ibu dan janin
baik.
Data subyektif:
143
januari 2016
Data obyektif:
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : composmentis
e. Nadi : 84 x/menit
f. Respirasi : 18 x/menit
g. BB : 72 Kg
h. TB : 157 cm
2. Pemeriksaan Obstetrik
144
- Inspeksi
kemerahan tidak ada, tidak ada condiloma , tidak ada luka perineum,
- Palpasi abdomen
Auskultasi
Pemeriksaan dalam:
1. Vagina/uretra : Tenang
2. Serviks : Lunak.
4. Pembukaan : 2 cm
Segera
Tidak ada
2. Anjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu pada saat proses
persalinan berlangsung.
8. Pantau pembukaan dan tekanan darah setiap 4 jam sekali, pernafasan, nadi,
1. Memberitahu pada ibu bahwa ibu sudah masuk dalam masa persalinan,
janin (DJJ) positif 136x/ m, kontraksi 2x/ 10 menit ± 30 detik, Tekanan darah :
3. Memastikan ibu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dengan cara ibu boleh
4. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri agar penurunan kepala janin cepat
persalinan seperti partus set, hecting set, pakaian ibu, pakaian bayi, infus set,
8. Memantau pembukaan dan tekanan darah setiap 4 jam sekali, Respirasi, Nadi,
VII. Evaluasi
a. Ibu sudah mengerti bahwa dirinya sudah masuk dalam proses masa persalinan
berlangsung.
f. Ibu sudah diberikan dukungan dan semangat oleh bidan dan keluarga
h. Hasil pemantaun kala I berjalan dengan baik pembukaan lengkap jam 14.00
0
mmHg x/m x/m C t
B. KALA II
S : Ibu mengatakan ingin meneran seperti ingin buang air besar (BAB)
bertambah banyak
A : Ny. T umur 32 Tahun G2P1A0 usia kehamilan 41+5 minggu janin tunggal,
hidup intra uteri, puka, presentasi belakang kepala, sudah masuk panggul
inpartu kala II
P:
pusat 2 buah, gunting tali pusat, benang tali pusat, jarum jahit, nail
151
boots
dengan sabun.
set.
menit.
10. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his atau kontraksi apabila ibu
meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter lima sampai
enam cm.
15. Meletakan kain bersih yang dilipat sepertiga bagian bawah bokong
ibu
kanan (dibawah kain bersih dan kering) dan tangan kiri berada diatas
perineum.
18. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter lima sampai
perut ibu.
tangan kanan (dibawah kain bersih dan kering) dan tangan kiri
berada diatas simfisis untuk menahan kepala bayi agar tidak terjadi
dan perineum.
21. Mengecek lilitan tali pusat pada leher bayi dan minta ibu untuk
22. Memegang kepala bayi dengan tangan posisi biparietal dan menarik
23. Setelah kedua bahu lahir, tangan kanan menyangga bayi dan tangan
25. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
26. Menjepit tali pusat dengan 2 klem pada jarak 3 cm dari pangkal
pusat lalu urut 2 cm ke arah ibu kemudian klem, potong tali pusat
27. Meletakkan bayi diatas perut ibu untuk IMD (Inisiasi Menyusu
Dini).
Evaluasi :
156
Bayi lahir spontan jam 15:00 WIB jenis kelamin perempuan APGAR
C. KALA III
plasenta belum lahir, tali pusat tampak didepan vulva, uterus globuler,
P:
suntikan
3) Setelah dua menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira tiga cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah
4) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara dua klem
tersebut.
5) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di
kepala bayi.
cm di depan vulva.
ke arah dorso kranial dan lakukan secara hati-hati. Bila tali pusat
memutar plasenta searah jarum jam sampai plase nta dan selaput
plasenta lahir.
tempatnya.
tempatnya.
11) Memeriksa laserasi jalan lahir dengan kasa steril jika ada laserasi
Evaluasi :
Jam 15:10 WIB plasenta lahir, kotiledon ± 20 buah, lebar plasenta ± 18 cm,
tebal plasenta ± 2,5 cm, panjang tali pusat 45 cm, selaput plasenta lengkap,
(mukosa vagina)
D. KALA IV
P:
kepala (LK) 34cm lingkar dada (LD) 34 cm Lingkar lengan atas (LILA)
12cm
160
Hasil : Ibu sudah bersih dan sudah mengenakan baju yang nyaman.
kandung kemih dan perdarahan, setiap 15 menit pada jam pertama dan
9) Melengkapi partograf.
A. Kunjungan Nifas I
I. PENGKAJIAN
A. Anamnesa
1. Identitas Ibu
Pendidikan : SD Pendidikan: SD
3. Keluhan utama : ibu mengatakan masih merasa mules dan nyeri pada
alat kelamin.
Ibu mengatakan keluar darah berwarna merah dan sudah ganti pembalut 1
kali
Paritas : 2 abortus : 0
c. Lama persalinan :
1. Kala I : 8 jam
2. Kala II : 4 jam
4. Kala IV : 2 jam
d. Plasenta
2. Kotiledon : 20 buah
e. Tali Pusat
163
g. Jumlah perdarahan
Kala II : 250 cc
Kala III : 50 cc
Kala IV : 100 cc
5. Riwayat bayi :
d. Antropometri
3. Lingkar dada : 34 cm
4. Lingkar kepala : 34 cm
d. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi :2 kali Frekuensi :Belum
Jumlah :100 cc Jumlah :-
Warna :Jernih kekuningan Warna :-
Bau :Khas Bau :-
e. Mobilisasi : Mika/miki, duduk,
berjalan
menyusui
7. Personal Hygiene
8. Riwayat KB
lagi
B. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Pernafasan : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
berketombe
tidak ikterik
b. Mulut dan gigi: Gigi tidak ada karies, lidah bersih, tidak ada
stomatitis.
jugularis.
e. Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedema, tidak ada kekakuan
sendi, tidak ada kemerahan, tidak ada varises, tidak ada pucat pada
3. Pemeriksaan Obstetrik
Inspeksi
Palpasi
a. Ny. T umur 32 Tahun, P2A0 6 jam post partum spontan dengan keadaan baik
Dasar :
1. Data Subjektif
d. Ibu mengatakan perutnya masih mules dan nyeri pada alat kelamin.
e. Ibu mengatakan keluar darah berwarna merah dan sudah ganti pembalut
1 kali
2. Data Objektif
b. Kesadaran : Composmentis
d. Suhu : 36,50C
e. Nadi : 82x/menit
f. Respirasi : 20x/menit
h. Lochea : rubra
b. Masalah
Tidak ada
Tidak ada
laserasi derajat I, lochea rubra yaitu berwarna merah dan berbau amis,
kontraksi baik dengan keadaan ibu dan bayinya baik dan sehat.
2. Memberitahu ibu bahwa rasa mules pada perut merupakan hal yang normal
sebelum hamil segera setelah ari-ari lahir). Jika dalam 2 minggu setelah
melahirkan rahim belum masuk panggul, maka ibu harus waspada terjadinya
Penyebabnya yaitu infeksi dan perdarahan lanjut, apabila ibu mengalami hal
tersebut maka ibu harus segera ke tenaga kesehatan terdekat untuk periksa.
3. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan vagina
yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak, disertai gumpalan darah yang
besar-besar dan berbau busuk,demam tinggi hingga melebihi 380C, nyeri perut
hebat/rasa sakit di bagian bawah perut atau punggung, serta nyeri ulu hati,
rasa sakit, merah, atau bengkak dibagian betis atau kaki, payudara bengkak,
4. Memberitahu ibu tentang ASI ekslusif yaitu bayi hanya diberikan ASI saja
dari umur 0-6 bulan tanpa tambahan cairan atau makanan apapun, kecuali
lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu dan
areola (area yang hitam kehitaman) setiap kali selesai menyusui dan akan
kelamin dengan sabun dan air. Setelah BAB dan BAK bersihkan disekitar
kali sehari atau terasa penuh dan hindari menyentuh daerah luka.
7. Menganjurkan ibu untuk tidur dan beristirahat yang cukup jika istirahat ibu
29 jam setelah dosis yang pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian.
VII. Evaluasi
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dan ibu dalam kondisi baik
dengan ibu dapat menyebutkan tekanan darah 110/70 mmHg, kontraksi pada
2. Ibu sudah tahu dan mengerti tentang rasa mules yang terjadi setelah
3. Ibu sudah mengetahui dan paham tentang gizi pada masa nifas dan tanda
bahaya masa nifas dengan ibu dapat menyebutkan untuk mengonsumsi telur
setiap harinya dan dapat menyebutkan tanda bahaya pada masa nifas seperti
4. Ibu sudah mengetahui dan paham tentang ASI ekslusif dan ibu bersedia untuk
menyusui tanpa terjadwal pada bayinya dari umur bayi lahir sampai 6 bulan.
8. Ibu sudah diberi obat dan tahu cara meminumnya dengan ibu dapat
1x.
B. Kunjungan Nifas II
172
anting-anting.
1. Pemeriksaan Umun
b. Kesadaran : composmentis
173
d. Nadi : 78 x/mnt
e. Pernafasan : 19 x/mnt
2. Pemeriksaan Fisik
ada.
Mulut dan gigi: karies tidak ada, stomatitis tidak ada, bibir tidak
kelenjar limfe
3. Pemeriksaan Obstetrik
174
c. Lochea : sanguinolenta
C. Assesment (A)
Ny. T umur 32 Tahun, P2A0 hari ke 6 post partum spontan dalam keadaan
baik
D. Planning (P)
ada makanan pantangan dan istirahat yang cukup tidur siang 1 jam tidur
malam 7 jam.
175
5. Mengajarkan ibu cara perawatan bayi seperti menjaga bayi agar selalu
keperluan.
Hasil: Ibu tahu dan mengerti cara perawatan bayi dengan ibu dapat
bedong.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaaan Fisik
tidak rontok.
e. Mulut dan gigi: karies tidak ada, stomatitis tidak ada, bibir tidak pecah-
limfe
3. Pemeriksaan Obstetrik
c. Lochea : serosa
C. Assesment (A)
Ny. T umur 32 Tahun, P2A0 hari ke 15 post partum spontan dalam keadaan
baik.
177
D. Planning (P)
36,5 0C
perut ibu
abnormal
berwarna putih
jagung), protein (ikan laut, ayam, telur, susu), serat (sayur dan buah-
penyulit.
Hasil: ibu sudah bisa menyusui bayinya dengan benar dan tidak
mengalami kesulitan
bulan, mini pil, kondom, IUD, Implant, dan MAL (Metode amenorea
Lactasi) yaitu ibu memberikan ASI selama 6 bulan dengan teratur. Dan
kombinasi karena hal itu bukanlah pilihan pertama bagi ibu yang
dalam ASI.
Hasil: ibu mengerti tentang alat kontrasepsi yang cocok bagi ibu
2016
D. Kunjungan Nifas IV
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
d. Nadi : 82 x/m
e. Respirasi : 18x/m
f. Suhu : 36,20C
2. Pemeriksaaan Fisik
ada
tidak ada
e. Mulut dan gigi : karies tidak ada, stomatitis tidak ada, bibir
3. Pemeriksaan Obstetrik
pengaluaran ASI.
c. Lochea : Alba
C. Assesment (A)
Ny. T umur 32 Tahun P2A0 hari ke 42 post partum spontan dalam keadaan
baik.
D. Planning (P)
181
36,2 0C
perut ibu
abnormal
berwarna putih
jagung), protein (ikan laut, ayam, telur, susu), serat (sayur dan buah-
buahan) serta kebutuhan cairan dalam sehari 2,5-3 liter setara dengan 8
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia untuk makan yang bergizi dengan ibu
penyulit.
182
Hasil: Ibu sudah menyusui bayinya dengan benar dan tidak mengalami
kesulitan
bulan, mini pil, kondom, IUD, Implant, dan MAL (Metode amenorea
kombinasi karena hal itu bukanlah pilihan pertama bagi ibu yang
dalam ASI.
A. Kunjungan Neonatus I
Penulis Melakukan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Pada By. Ny. T
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Bayi
183
Umur : 6 Jam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
B. Anamnesa
C. Riwayat Kehamilan
a. TM I : pusing, mual
mengonsumsi jamu
c. Komplikasi
D. Riwayat Persalinan
1. Persalinan sebelumnya
2. Persalinan sekarang
c. Lama persalinan :
1) Kala I : 8 jam
2) Kala II : 4 jam
4) Kala IV : 2 jam
g. Perdarahan : 250 cc
j. BBL : 3000 gr
k. PBL : 50 cm
a. Rangsangan taktil : Ya
c. Resusitasi
4. Pemberian O2 : Tidak
E. Pemeriksaan BBL
1. Pemeriksaan Umum
b) Kesadaran : composmentis
d) Respirasi : 50 x/menit
e) Suhu : 36,50C
187
f) Pemeriksaan Antopometri
Tinggi badan : 50 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lingkar lengan : 12 cm
2. Pemeriksaan Fisik
dada
g) Bahu, lengan, tangan : Tidak ada fraktur, gerakan aktif, jumlah jari
normal.
disekitar tali pusat, tali pusat bersih tidak berbau, perut tidak
kembung
188
pembengkakan
3. Pemeriksaan Reflek
a. Rooting : ada
b. Sucking : ada
4. Antropometri
b. Tinggi badan : 50 cm
c. Lingkar kepala : 34 cm
d. Lingkar dada : 34 cm
e. Lingkar lengan : 12 cm
5. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan.
189
1. Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi : 2x
Konsistensi : cair
BAB
Frekuensi : 2x
Warna : meconium
Konsistensi : lunak
2. Pola Minum
Banyaknya : Sedang
Frekuensi : on demand
3. Pola istirahat
Lama : 2 jam
Frekuensi : sering
4.Pola kebersihan
- Kulit : bersih
190
G. Data Imunisasi
H. Perawatan sehari-hari
A. Diagnosa kebidanan
By. Ny.T umur 6 jam, lahir spontan cukup bulan dengan keadaan baik
DS :
kulit kemerahan, reflek rooting ada, reflek sucking ada, graps reflek
ada, moro reflek ada, tonic neck ada, babinski reflek ada, Nadi :
B. Masalah
Tidak ada
Tidak Ada
Tidak Ada
7. Anjurkan ibu untuk menyusui anaknya tanpa terjadwal atau minimal 2 jam
sekali.
umum : baik, Nadi : 130 x/menit, Respirasi : 31x /m, Suhu : 36,5 0C warna
kulit kemerahan, tali pusat tidak ada tanda-tanda infeksi, bayi sudah BAB
dan BAK.
topi, sarung kaki dan sarung tangan, menjaga bayi agar selalu dalam keadaan
bersih, hangat dan kering, dengan mengganti pakaian yang basah dan selimut
3. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu
a. Ba
yi
tid
ak
dap
at
me
193
ny
usu
suli
mi
nu
m,
ma
las
mi
nu
m.
b. Ba
yi
kej
ang
c. Ba
yi
me
nga
ntu
194
ata
tid
ak
sad
ar
g. Perut bayi kembung atau sulit buang air besar kemungkinan ada
h. Tali pusat berwarna merah, berbau busuk, ada nanah, keluar darah
i. Apabila ibu menjumpai salah satu tanda bahaya diatas ibu harus segera
ke tenaga kesehatan.
Hb0 0,5 cc secara IM di 1/3 paha kanan bagian luar untuk mencegah
penyakit hepatitis B
195
6. Memberitahu ibu cara perawatan tali pusat dengan cara menjaga tali pusat
agar selalu bersih dan kering dibungkus dengan kassa kering steril yang
tanpa dibubuhi apapun dan mempertahankan tali pusat dalam keadaan sedikit
kebutuhan bayi atau minimal 2 jam sekali dan tanpa kenal waktu.
VII. Evaluasi
2. Bayi sudah di pakaikan baju, bedong dan sudah di selimuti serta dalam
keadaan hangat
3. Ibu sudah tahu dan mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir dengan ibu
dapat menyebutkan tanda bahaya pada bayi seperti bayi tidak dapat
respirasi : 40x/menit, suhu : 36,7 0C. dan ibu dapat menyebutkan suhu bayi :
36,7 0C.
6. Ibu sudah paham dan bayi sudah dilakukan perawatan tali pusat dengan
8. Ibu bersedia untuk memandikan bayinya di pagi hari dengan air hangat.
B. Kunjungan Neonatus II
sudah disusui
1. Pemeriksaan umum
c. Respirasi : 50 x/m
d. Suhu : 36,5 0C
e. BB : 2900 gram
f. TB : 51 cm
2. Pemeriksaan Fisik
197
pembengkakan
dinding dada
g. Bahu, lengan, tangan: tidak ada fraktur, gerakan aktif, jumlah jari
lengkap
disekitar tali pusat, tali pusat bersih tidak berbau, perut tidak
kembung
C. Assesment (A)
198
Bayi. Ny T umur 6 hari lahir spontan cukup bulan dalam keadaan sehat dan
normal.
D. Planning (P)
umum : baik, Nadi : 122 x/m, Respirasi : 50 x/m, Suhu : 36,5 0C, berat
menggunakan niddle.
antara jam 07.00 WIB sampai jam 09.00 WIB selama 30 menit, bayi
segera mengganti popok jika bayi BAK atau BAB, tali pusat hanya di
1. Pemeriksaan umum
c. Respirasi : 50 x/m
d. Suhu : 36,30C
f. Tinggi badan : 51 cm
2. Pemeriksaan Fisik
pembengkakan
dada
g. Bahu, lengan, tangan : tidak ada fraktur, gerakan aktif, jumlah jari
10
pembengkakan
C. Assesment (A)
201
Bayi D umur 14 hari lahir spontan cukup bulan dalam keadaan sehat dan
normal.
D. Planning (P)
Keadaan umum : baik, Nadi : 122 x/m, Respirasi : 50 x/m, Suhu : 36,30C
3. Memeriksa ada/ tidak tanda bahaya atau gejala penyakit pada bayi seperti
pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit, retraksi dada saat
inspirasi, suhu terlalu panas atau lebih dari 38°C atau terlalu dingin atau
kurang dari 36°C, warna kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau
Hasil: tidak ada tanda bahaya atau gejala sakit pada bayi.
sampai 6 bulan.
202
Hasil : Ibu sudah mengetahui jadwal imunisasi BCG dan polio 1 untuk
bayinya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Studi kasus ini membahas tentang asuhan kebidanan secara komprehensif yang
telah dilakukan oleh penulis pada kasus Ny. T. Penulis melakukan asuhan kebidanan
secara komprehensif dengan 7 langkah varney pada Ny. T meliputi asuhan kebidanan
I. Asuhan Kehamilan
pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran. Jarak antara anak pertama dan
kehamilan ini adalah 4 tahun, hal ini sesuai dengan penelitian menurut
pluz yang setara dengan tablet FE diketahui bahwa hasil penelitian menurut
William (2015) ditemukan pada obat gestiamin pluz merupakan suplemen ibu
hamil untuk memenuhi nutrisi ibu dan bayi dalam kandungan yang sangat
penting sebagai multivitamin dan asam lemak esensial pada masa kehamilan
sampai menyusui, hal ini sesuai dengan teori yang ada. Pada kasus Ny.T tidak
mengonsumsi jamu didapatkan dari hasil wawancara bahwa jamu tidak baik
untuk janin, hal ini sesuai dengan hasil penelitian menurut Paryono dan
pada masa kehamilan akan mempengaruhi air ketuban menjadi lebih keruh,
nyeri jalan lahir, mual muntah serta gangguan pada saat menyusui seperti ASI
janin sehingga lebih progresif status gizi pada ibu hamil berpengaruh pada
204
status gizi janin. Kondisi terpenuhinya kebutuhan gizi janin terkait dengan
perhatian asupan gizi dari makanan yang adekuat agar tumbuh kembang janin
pemeriksaan dalam, rontgen abdomen dan pelvis, dan ultrasonografi hal ini
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Pada kasus Ny, T tidak
dalam, hal ini sesuai dengan penelitian menurut Dulqueeny (2011) yang
ukuran, bentuk dan kesan panggul agar dapat melahirkan secara normal, dapat
disimpulkan bahwa kasus pada Ny. T sudah pernah melahirkan secara secara
pada ibu hamil tidak sesuai dengan status imunisasi ibu saat ini. Hal ini
tes darah yaitu tes HIV dengan hasil non reaktif, frekuensi pemeriksaan tes
HIV sesuai dengan hasil penelitian menurut Arniti (2014) angka infeksi HIV
pada ibu hamil yang dapat mengancam kehidupan ibu dan janinnya, untuk
mengetahui virus HIV ibu harus mendapatkan frekuensi tes HIV dua kali
kehamilan, hal ini normal karena bertambahnya berat badan dan usia
janin sehingga lebih progresif. Berdasarkan data yang didapatkan penulis, Ny.
T mengalami pertambahan berat badan 12 kg, hal ini berarti penulis tidak
Pada langkah interpretasi data tidak ada kesenjangan antara teori dengan
pengkajian dari data subjektif dan objektif. Dari hasil pengkajian tersebut
G2P1A0 hamil 38+4 minggu janin tunggal hidup intra uterin, puka, preskep,
kepala sudah masuk panggul, dengan keadaan ibu dan janin baik. Kunjungan
ke-2 diagnosa pada ibu yaitu Ny. T umur 32 Tahun G2P1A0 Hamil 39+4
206
minggu, janin tunggal hidup intra uteri, puka, preskep, kepala sudah masuk
panggul dengan keadaan ibu dan janin baik. Diagnosa tersebut tidak terdapat
diagnosa masalah pada kunjungan ke-1 dan 2 karena ibu tidak mengalami
batas normal.
asuhan kebidanan ibu hamil sesuai asuhan standar minimal. Dalam teori
antisipasi harus dilakukan karena pada langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman tapi di dalam kasus tidak dilakukan antisipasi
kebutuhan yang ibu perlukan. Pada langkah ini penulis tidak menemukan
sesuai dengan kewenangan bidan dan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.
T telah dilakukan dengan baik sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat
207
sesuai dengan asuhan pelayanan kebidanan pada ibu hamil. Pada langkah
komplikasi dan masalah dapat segera diatasi dengan tepat. Hal ini dapat
Puskesmas Kesugihan II. Pengkajian terdiri dari data subyektif dan obyektif.
mengeluarkan lendir darah jam 18.00 WIB. Kondisi ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Rohani (2011) bahwa tanda dan gejala persalinan
yaitu terjadi his persalinan, Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan
lendir darah sejak tanggal 11 Januari 2015 jam 18.00 WIB merupakan tanda-
dibutuhkan, hal ini karena untuk meningkatkan ketanggapan ibu dan keluarga
lengkap. Kasus pada Ny.T Kala I fase laten berlangsung 4 jam hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Kurniati (2011) bahwa kala satu fase laten
pembukaan lengkap dan keadaan janin baik, menyiapkan ibu dan keluarga
bayi, penanganan bayi baru lahir, penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga,
persalinan normal yang baik dan benar, target akhirnya adalah penurunan
angka motalitas ibu dan bayi hal ini sesuai penelitian Andayani (2013)
sehingga dalam kasus Ny. T tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori
dan praktek.
209
yang diberikan yaitu beritahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah
persiapan posisi ibu, pimpin meneran, pasang handuk diatas perut ibu,pasang
kain 1/3 dibawah bokong, buka partus set, pakai sarung tangan, lahirkan
kepala, cek adanya lilitan tali pusat, tunggu putaran paksi luar, lahirkan bahu,
lahirkan badan, nilai bayi, keringkan bayi. Hasil penelitian Setiyowati (2011)
pekerja dari kecelakaan atau penyakit serius di tempat kerja. APD mencakup
sarung tangan, apron atau celemek, masker, pengaman mata atau google dan
sepatu boots. Hal ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek
tangan, celemek, tidak memakai sepatu boots. Pada kasus Ny.T perencanaan
pada kala III yaitu cek fundus untuk memastikan janin tunggal, beritahu ibu
robekan jalan lahir, observasi perdarahan kala III dan keadaan umum ibu.
dan alat-alat bekas pakai memberikan asupan nutrisi dan cairan, membiarkan
210
normal pada Ny. T umur 32 Tahun G2P1A0 hamil 41+5 minggu, janin tunggal
hidup intra uterin, puka, preskep, divergen, inpartu kala satu fase aktif dengan
keadaan ibu dan janin baik. Kala II yaitu saat pembukaan lengkap sampai
kelahiran bayi yaitu dengan diagnosa Ny. T umur 32 Tahun G2P1A0 UK 41+5
minggu janin tunggal hidup intra uteri inpartu kala II dengan keadaan ibu dan
janin baik. Pada kala III yaitu setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dengan diagnosa Ny.T umur 32 Tahun P2A0 inpartu kala III
dengan keadaan ibu baik. Kala IV yaitu setelah lahirnya plasenta dan berakhir
2 jam setelahnya dengan diagnosa Ny. T Umur 32 Tahun P2A0 inpartu kala IV
dengan keadaan ibu baik. Tidak didapatkan diagnosa masalah pada kasus,
keluarga dan suami, dan adanya dukungan dari bidan berupa asuhan sayang
ibu. Pada langkah antisipasi. Dalam teori antisipasi harus dilaksanakan karena
pada langkah ini sangat penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman
211
tapi dalam kasus tidak dilakukan antisipasi karena tidak ditemukan diagnosa
potensial pada langkah sebelumnya dan diberikan dukungan dari bidan berupa
pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. T, telah dilakukan dengan baik sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat sehingga tujuan dapat tercapai. Pada
praktek dengan hasil pada kala II penolong hanya memakai sarung tangan,
Pada langkah evaluasi pada setiap kasus harus dilaksanakan yaitu mulai
dari pengkajian awal, sampai tahap sebelum, selama dan sesudah pemberian
komplikasi dapat ditangani dengan cepat. Asuhan yang diberikan kepada Ny.
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mendeteksi komplikasi pada ibu
untuk melihat perlu atau tidaknya rujukan, memberikan konseling kepada ibu
bahaya, memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayinya,
mengatakan perutnya masih terasa mules, ibu mengatakan nyeri luka jahitan.
Kondisi ini normal dan sesuai dengan teori. Perasaan mules setelah
melahirkan terjadi akibat kontraksi rahim. Hal ini kadang sangat mengganggu
selama 2-3 hari setelah melahirkan dan biasanya lebih sering terjadi pada ibu
(baru pertama kali melahirkan). Perasaan lebih terasa saat menyusui dan dapat
pula timbul bila masih ada sisa selaput ketuban, sisa plasenta, atau gumpalan
darah dalam rahim. Jika ibu mengalami perdarahan, segera bawa ke bidan
atau dokter. Ibu akan mendapat obat untuk menghentikan perdarahan, dan
Pada Perineum Ny. T ditemukan ada laserasi derajat 1 hanya pada kulit
robekan perineum derajat I adalah robekan pada mukosa vagina dan kulit
pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan
jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.
Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan
janin, dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena
involusi uteri adalah proses uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Hal ini
terdapat kesamaan antara teori dengan kasus yang ada. Pada kasus TFU pada
berjalan normal dan tidak ada tanda-tanda infeksi, seperti bau lockea yang
gumpalan darah, dan demam tinggi melebihi 380C, pada 6 jam post partum
ibu mengeluarkan lockea rubra berwarna merah kehitaman, pada 6 hari post
merah, pada hari ke-15 ibu mengeluarkan lockea alba berwarna putih, pada 42
214
dalam teori jumlah dan warna lockea yang akan berkurang secara progresif
pada masa nifas yaitu 1-4 hari : Rubra/Krueta Merah kehitaman, 4-7 hari :
hari : Alba putih. Hal ini terdapat kesamaan antara teori dengan kasus.
Pada langkah interpretasi data ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
pada Ny. T umur 32 Tahun P2A0 6 jam post partum spontan dengan keadaan
baik. Pada kunjungan nifas ke-2 didapatkan diagnosa yaitu ; Ny. T umur 32
Tahun P2A0 post partum spontan 6 hari dengan keadaan baik. Pada kunjungan
nifas ke-3 didapatkan diagnosa yaitu : Ny. T umur 32 Tahun P 2A0 15 hari post
diagnosa yaitu: Ny. T umur 32 Tahun P2A0 post partum spontan 42 hari
dengan keadaan baik. Tidak didapatkan diagnosa masalah pada masa nifas,
medis pada asuhan kebidanan ibu nifas yaitu dengan melakukan kunjungan
dilaksanakan karena pada langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan
215
yang aman tapi di dalam kasus tidak dilakukan antisipasi karena tidak
yaitu baik pada kunjungan pertama 6 jam post partum, pada kunjungan nifas
ke-2 yaitu 6 hari post partum, kunjungan ke-3 pada 14 hari post partum, pada
telah dibuat sehingga tujuan dapat tercapai. Banyak hal-hal yang dapat
lain: adanya kerjasama yang baik dari pasien, keluarga, dan tenaga medis
apakah ibu telah melalui masa nifasnya dengan baik dan apakah perencanaan
yang disusun oleh penulis telah berjalan dengan efektif serta telah benar-benar
sebanyak 4 kali, didapatkan hasil evaluasi yaitu proses nifas Ny.T berjalan
dengan baik dan aman. Selain itu pendidikan kesehatan yang penulis berikan
216
ibu selama masa nifas dapat dilalui dan diatasi dengan baik.
dilakukan 12 Januari 2016. Pengkajian terdiri dari data subyektif dan obyektif.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selama 1 jam pada bayi baru lahir bukan saja
Apabila semua bayi segera segera setelah lahir diberi kesempatan menyusu
sendiri dengan membiarkan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu, maka
satu juta nyawa bayi dapat diselamatkan. Menurut hasil penelitian Setyawati
Menyusu Dini) bagi ibu dengan rangsangan sentuhan dan isapan pada
plasenta.
Berdasarkan data obyektif pada bayi Ny.T diperoleh data jenis kelamin
perempuan dengan berat badan 3000 gram. Hal ini merupakan berat badan
normal, karena bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dari
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram
217
sampai dengan 4000 gram (Rukiyah dan Lia, 2013). Bila berat badan kurang
Pada kunjungan neonatus ke-2 ibu mengatakan tali pusat anaknya belum
puput dan ibu mengatakan by. Ny T umur 3 hari, warna tali pusat By. Ny T
putih kebiruan agak mengkerut. Dalam teori normalnya tali pusat berwarna
putih kebiruan pada hari pertama sampai hari ke empat, mulai kering dan
mengerut atau mengecil dan akhirnya lepas setelah 7 -10 hari (Istiqomah,
2013). Hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kenyataan
dilapangan.
hari, By. D tali pusatnya puput pada hari ke-5, Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian menurut Redjeki (2012) yang menyatakan bahwa tali pusat yang
dirawat hanya dengan dibungkus kasa steril akan jauh lebih cepat puput dari
perawatan kasa steril rata-rata puput pada hari 5 hari sedangkan untuk
perawatan kasa alkohol 70% 6 hari. ASI lancar dan bayi menetek secara aktif.
218
Komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat, ASI mudah
pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi. ASI kaya akan antibodi (zat
kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk melawan infeksi dan
menurunkan resiko sakit jantung bila mereka dewasa. ASI juga menurunkan
resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kencing, dan
membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi (Rukiyah dan Lia, 2012).
bagi bayi dan dapat melidungi bayi dari penyakit, serta dapat memberikan gizi
terbaik bagi bayi dan perkembangan anak hal ini dibuktikan melalui penelitian
yang dilakukan oleh bahwa pemberian ASI eksklusif dapat mencegah bayi
mengalami gizi kurang karena didalam kandungan ASI terdapat zat antibodi
berdasarkan dari pengkajian data subjektif dan objektf. Dari hasil pengkajian
didapatkan diagnosa bayi pada kunjungan pertama yaitu : Bayi Ny. T umur 6
jam lahir spontan jenis kelamin Perempuan dengan keadaan baik. Dan
diagnosa pada kunjungan ke-2 yaitu : Bayi Ny. T usia 3 hari dengan keadaan
219
bayi baik. Diagnosa pada kunjungan ke-3 yaitu : Bayi Ny. T usia 14 hari
dengan keadaan baik. Tidak didapatkan diagnosa masalah pada kasus, serta
Ny. T karena tidak ada data-data yang menunjukkan adanya diagnosa yang
akan muncul pada asuhan bayi baru lahir setelah diamati, masalah potensial
juga tidak terjadi karena data-data bayi tidak menunjukkan masalah tersebut.
langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman tapi di dalam
penulis beracuan pada tinjauan teori yang akan disesuaikan dengan kondisi
bayi. Perencanaan sudah sesuai dengan teori dan kebutuhan pasien, sehingga
pelaksanaan ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan lahan praktek,
karena pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan asuhan bayi baru lahir
bila terjadi komplikasi dan masalah dapat diatasi dengan tepat. Asuhan
kebidanan yang diberikan kepada By. Ny. T, sudah didapatkan dengan hasil
yang optimal. Hal ini dapat dilihat selama penulis melakukan kunjungan
selama 3 kali. Keadaan umum bayi baik, sehat, refleks hisap bayi baik, dan
BAB V
PENUTUP
Kesugihan II dengan melakukan asuhan antenatal care, persalinan, nifas, dan bayi
kesulitan karena adanya kerjasama yang baik antara pasien, keluarga pasien, bidan
221
dengan penulis. Kesimpulan dari asuhan kebidanan komprehensif yang telah yang
A. Kesimpulan
kebidanan secara komprehensif pada Ny. T yang diikuti mulai sejak hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir berjalan dengan baik sesuai standar asuhan
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir berdasarkan data pengkajian
subjektif dan objektif yang telah dilakukan. Saat hamil ibu dalam keadaan
kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir Ny. T hal ini karena Ny. T dan
adanya masalah potensial yang kemungkinan akan terjadi saat hamil ibu
dalam keadaan sehat dan hasil pemeriksaan selama ibu hamil sampai dengan
nifas dalam batas normal dan tidak terjadi kegawatan pada bayinya. Penulis
trimester III, tanda bahaya masa nifas, cara perawatan payudara, ASI
Eksklusif dan pemberian tablet Fe. Saat hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru
lahir tidak dilakukan antisipasi tindakan segera karena pasien dan bayi dalam
kondisi atau kebutuhan pasien pada saat hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir, sehingga asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. T dan By. D sesuai
dan efektif.
yang diberikan pada Ny.T selama hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
yaitu Ny. T dan By. D melaksanakan semua anjuran penulis dan bidan, Ny. T
kebidanan yang komprehensif pada Ny. T dan By. D yang telah diberikan
B. Saran
1. Bagi klien
kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan nyaman
Asuhan yang sudah diberikan pada klien sudah cukup baik dan
asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat
terupdate agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori-
3. Bagi Penulis
LAMPIRAN
Tanggal : ……………………….
Nama Bayi : ………….......................... L/P Nama Orang Tua: ………………...
Alamat :
…………………………………………………………………………………
Umur : …………... Berat badan: ………… gram. Suhu badan: ……... 0C
Tanyakan : Bayi ibu sakit apa? ………………….... Kunjungan pertama?
……………….
Kunjungan ulang?.................................
Penilaian (Lingkarisemua gejala yang ditemukan) Klasifikasi
Tindakan/Pengobatan
226
MEMERIKSA IKTERUS
Bayi kuning, timbul pada hari pertama setelah lahir.
Kuning ditemukan pada umur ≥ 24 jam sampai <
14 hari.
Kuning ditemukan pada umur > 14 hari.
Kuning sampai telapak tangan atau telapak kaki.
Tinja berwarna pucat.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Rahayu, Wening. Gambaran pengetahuan,sikap dan praktik ibu post natal
terhadap kunjungan neonatus di BPS Hj Sri Wahyuni kota Semarang Tahun
2013. 2013. [Diakses pada tanggal 22 Oktober 2015 pukul 15:20 WIB]. Didapat
dari: http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/download/1014/1062
Arniti, Ni Ketut. Factor-faktor yang berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh
ibu hamil di Puskesmas Kota Denpasar. 2014. [Diakses pada tanggal 13 Mei
2016 jam 17:21 WIB]. Didapat dari : unud-1123-2109428737-tesisarn.pdf
228
Asyirah, Siti. Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng kabupaten Gowa tahun
2012. 14 Juni 2012. [Diakses pada tanggal 27 November 2015 pukul 19:12
WIB]. Didapat dari: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314687-S_Sitti
%20Asyirah.pdf
Dewi, Vivian Nanny Lia. Asuhan neonatus bayi dan anak balita. Jakarta: Salemba
Medika; 2011
Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta
: Salemba Medika; 2011
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Buku profil kesehtan kabupaten Cilacap 2014.
Cilacap;2014
Dulqueeny. 2012. Pemeriksaan panggul. [Diakses pada tanggal 13 Mei 2016 jam
18:45 WIB]. Didapat dari:
https://dulqueeny.wordpress.com/2011/05/05/pemeriksaan -panggul/
229
Edyanti, Deal Baby dan Rachmah Indawati. Faktor pada ibu yang berhubungan
dengan kejadian komplikasi kehamilan.1 Juli 2014. [Diakses pada tanggal 15
Oktober 2015 jam 20:35 WIB]. Didapat dari:
http//journal.unair.ac.id/download-fullpapers-biometrikbff19b932afull.pdf
Epub. What has public health got to do with midwifery? Midwives' role in securing
better health outcomes for mothers and babies. 24 Maret 2011 [Diakses pada
tanggal 15 Oktober 2015 jam 23:10 WIB]. Didapat dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20598666
Fajarningtiyas, Desy Nuri. Pengaruh status social perempuan terhadap jarak kelahiran
anak di Indonesia. April 2012. [Diakses pada tanggal 13 Mei 2016 jam 18:21
WIB]. Didapat dari: 39-65-1-SM.pdf
Fitriah dan Arlayda. Perilaku ibu hamil terhadap pemberian imunisasi tetanus toxoid
di puskesmas Tangse Kabupaten Pidie. 2013. [Diakses pada tanggal 11 Maret
2016 jam 16:20 WIB]. Didapat dari: http://simtakp.uui.ac.id/docjurnal/fitriah-
jurnal.pdf]
Indrayani. Buku ajar asuhan kehamilan. Jakarta : Trans Info Media; 2011
Indrayani dan Moudy Emma Unaria Djami. Asuhan persalinan dan bayi baru lahir.
Jakarta : Trans Info Media; 2013
Int J Infect Dis. Neonatal neonanus. 16 Desember 2012 [Diakses pada tanggal 15
oktober 2015 jam 20:45 wib] Didapat dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ 22940280.
Iran J Nurs Midwifery Res. A survey of nurses' awareness of patient safety culture in
neonatal intensive care units. 20 Agustus 2015 [Diakses pada tanggal 15
Oktober 2015 jam 09:34 WIB] Didapat dari: http://www.ncbi.nlm.nih.
gov/pubmed/26257806
Istiqomah, Devy. Perbandingan perawatan tali pusat secara kering terbuka dan
menggunakan betadin pada bayi baru lahir terhadap waktu pelepasan tali pusat
di Puskesmas Mergangsang Yogyakarta dan Puskesmas Patas
Kalimantan.September 2013. [Diakses pada tanggal 13 Januari 2016 jam 18:45
WIB] didapat dari: http://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://thesis.umy.ac.id/datapublik.pdf
Johariyah dan Ema Wahyu Ningrum. Buku ajar Asuhan kebidanan persalinan dan
bayi baru lahir. Jakarta : CV. Trans Info Media; 2012
230
Kementrian Kesehatan RI. Peningkatan kesehatan ibu dan anak bagi bidan dan
perawat. Jakarta: Kemenkes RI; 2014
Kurniati, Citra Hadi. Asuhan kebidanan II. 2011. [Diakses pada tanggal 13 Mei 2016
pukul 17:27 WIB]. Didapat dari : jhptump-a-citrahadik-8-1-asuhank-n.pdf
Lailiyana dkk. Buku ajar asuhan persalinan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2011
Marmi. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar; 2012
Maryani, Dwi, dkk. Buku ajar neonatus bayi dan balita. Jakarta: CV Trans Info
Media; 2011
Medforth, Janet. Kebidanan oxford dari bidan untuk bidan. Jakarta:EGC; 2011
Nugroho dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014
Paryono dan Kurniarum. Kebiasaan konsumsi jamu untuk menjaga kesehatan tubuh
pada saat hamil dan setelah melahirkan di Desa Kajoran Klaten Selatan. 2014.
[Jurnal penelitian diakses pada tanggal 10 Mei 2016 jam 17:21 WIB]. Didapat
dari: 226_kebiasaan konsumsi jamu UN.pdf
231
Pratiwi, Siti Khadija. 2015. Berat badan dan indeks masa tubuh (IMT). April 2015.
[Diakses pada tanggal 27 November 2015 pukul 19:25 WIB] Didapat dari:
www.academia.edu/13334544/Berat_Badan_Dan_Indeks_Masa _Tubuh
Profil Kesehatan Indonesia. 2013. [Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015 jam 17:11
WIB] Didapat dari: https://www.google.co.id/url-kesehatanindonesia%
2Fprofil-kesehatan-indonesia-2013.pdf
Purpini, L.N. MTBM. 2011 [Diakses pada tanggal 19 November 2015 jam 14:11
WIB] Didapat dari: http://manikkirani.files.wordpress.com/2013/01/hand-out-
mtbmdocx.doc[qadir[
Redjeki, Dwi Sogi Sri dan Husin. Perbedaan lama puput tali pusat dalam hal
perawatan tali pusat antara penggunaan kasa steril dengan kasa alkohol 70% di
BPS Hj. Maria Ulfah 2012. [Diakses pada tanggal 12 Februari 2016 jam 15:56
WIB] Didapat dari : Downlot.php
Rohani, dkk. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba Medika;
2011
Romauli, Suryati. Buku ajar asuhan kebidanan 1 konsep dasar asuhan kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika; 2011
Rosita, Andi. 2012. Kunjungan neonatal. [Diakses pada tanggal 18 November 2015
jam 16:34 WIB] Didapat dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream
232
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. Asuhan kebidanan III (nifas). Jakarta : CV Trans Info
Media; 2011
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. Asuhan neonatus bayi dan anak balita. Jakarta:
CV Trans Info Media;2013
Setiyowati, Siti Desy. 2011. Penerapan penggunaan alat pelindung diri sebagai upaya
perlindungan terhadap tenaga kerja di PT Bayier Indonesia {Diakses pada
tanggal 21 Oktober 2015 jam 14:00 WIB} Didapat dari:
http://core.ac.uk/download/pdf/12348344.pdf
Sofian, Amru. Sinopsis obstetri jilid 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2011
Sondakh, Jenny J.S. Asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru Lahir. Jakarta:
Erlangga; 2013
Suci, Resita Dyah Purnama. 2013. Peningkatan fungsi pelayanan obstetri neonatal
emergensi dasar (PONED) sebagai langkah penurunan angka kematian ibu
(AKI) post 2015 [Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 jam 11:29 WIB]
Didapat dari: https://resitadyah.files.wordpress.com/2014/09/resita-dyah-ps-s1-
reg-kesmas-2013.pdf.
Sulistyawati, Ari. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta: Salemba Medika;
2011
Suroso dan Sunarsih. Apgar score pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum
pasca resusitasi jantung paru. 2 November 2012. [Diakses pada tanggal 4
November 2015 Jam 17:01 WIB] Didapat dari:
http://www.poltekkessolo.ac.id/attachments/223_apgar%20score%20pada
%20bayi%20baru%20lahir%20dengan%20asfiksia%20neonatorum%20pasca
%20resusitasi%20jantung%20paru
Susiloningtyas. Pemberian zat besi (FE) dalam kehamilan. 2013. [Diakses pada
tanggal 4 Desember 2015 pukul 16:02 WIB]. Didapat dari:
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/downloa
d/74/68
233
Utami, dr. Denok Sri. Jurnal ilmiah ilmu kebidanan. 2013 [Diakses pada tanggal 30
Oktober 2015. Pukul 16:30 WIB]. Didapat dari
http://junalilmiahilmukebidananpdf
Unimus 2012. [Diakses pada tanggal 23 oktober 2015 jam 16:10 WIB]. Didapat dari:
diglib.unimus.ac.id/download.php?id=14025.pdf
Walyani, Elisabeth Siwi dan Th. Endang Purwoastuti. Asuhan kebidanan persalinan
dan bayi baru lahir. Yogyakarta: PT Pustaka Baru; 2015
Wijaya, Muliyadi Awi. MTBM. 2011 [Diakses pada tanggal 19 November 2015 jam
16:13 WIB] Didapat dari: http://www.infodokterku.com/index.php/en/96-
daftar-isi-content/infokesehatan/health-programs/178-bagan-manajemen-
terpadu-bayi-muda-mtbm-terbaru
William, Yan. Kehamilan dan penggunaan obat gestiamin pluz. 2015. [Diakses pada
tanggal 13 Mei 2016 jam 17:25 WIB] Didapat dari:
www.alodokter.com/komunitas/topoc/kehamilan-58
Yanti, Damai dan Dian Dundawati. Asuhan kebidanan masa nifas. Bandung: Refika
Aditama; 2011
Yongki dkk. Asuhan pertumbuhan kehamilan, persalinan, neonatus, bayi dan balita.
Yogyakarta : Nuha Medika; 2012