D USIA 33 TAHUN
DI POLINDES DESA PAKEMITAN KECAMATAN CIAWI
KABUPATEN TASIKMALAYA
TAHUN 2011
LAPORAN KASUS
Oleh :
Hana Hoerun Nisa
0200080031
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia Sehat 2010, visi MPS adalah “Kehamilan dan persalinan di Indonesia
Angka Kematian bayi (AKB) di indonesia pada tahun 2009 mencapai 34/1000
kelahiran hidup dan angka kematian Ibu (AKI) mencapai kisaran 228/100.0000
kelahiran hidup (BPPN, 2010). Tingginya AKI ini disebabkan oleh dua penyebab
adalah perdarahan pasca salin 25%, sepsis 15%,hipertensi dalam kehamilan 12%,
partus macet 8%, komplikasi aborsi tidak aman 13%, dan sebab lain 8%
(Saifuddin, 2008). Selain faktor tersebut, kematian disebabkan oleh faktor tidak
langsung salah satunya adalah peran serta ibu hamil dalam pemeriksaan
1
2
ditangani secara memadai dan persalinan yang aman guna memastikan bahwa
nifas kepada ibu dan bayi. Selain itu juga untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan dan mencegah timbulnya berbagai risiko bagi ibu dan bayi
fisiologis yang di alami pada setiap wanita, tetapi kadang-kadang persalinan dan
dan hal tersebut bisa dicegah dengan pemeriksaan hamil yang rutin,
melaksanakan asuhan kebidanan persalinan, BBL, dan nifas yang baik serta
pemberian ASI pada bayi sedini mungkin sehingga dapat menurunkan angka
melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial
didalam keluarga. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu
akan mengalami masalah atau tidak selama kehamilannya. Oleh karena itu,
pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara yang penting untuk memonitor
3
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan risiko.
Tekanan darah, Status gizi/Lila, Skreening status imunisasi TT, TFU, Tentukan
persentasi janin, jantung janin, Pemberian Fe, Temu wicara, Tes laboratorium
Komplikasi (P4K).
Normal sebagai upaya untuk menciptakan persalinan yang bersih dan aman serta
setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca
persalinan, hipotermia dan asfiksia bayi baru lahir selain itu sifat dari Asuhan
masa ini merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa
60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian
masa nifas terjadi selama 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis
dari kematian bayi. Dua pertiga dari kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah
persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah
4
lahir. Dengan pemantauan yang teratur pada masa nifas dan bayinya dapat
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas serta bayi baru lahir dapat dideteksi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi klien
persalinan, nifas dan bayi baru lahir sehingga ibu dapat mendeteksi
tenaga kesehatan dan melakukan pemeriksaan ibu nifas dan bayi baru
lahir.
6
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir normal di
d. Bagi Penulis
D. Ruang Lingkup
1. Lingkup Masalah
komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
7
2. LingkupMetode
a. Anamnesis
klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya. Anamnesis adalah tahap yang
b. Pemeriksaan Fisik
dengan cara memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis. Hasil
sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak.
dan auskultasi, akan tetapi pada pemeriksaan persalinan, nifas dan bayi
baru lahir hanya diperiksa dengan cara inspeksi, palpasi dan auskultasi.
c. Partisipasi Aktif
konseling sesuai dengan kebutuhan klien pada saat hamil, bersalin, nifas
d. Pemeriksaan Penunjang
glukosa urin.
e. Home Visit
f. Studi Kepustakaan
diambil.
g. Studi Dokumentasi
3. Lingkup Sasaran
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian Kehamilan
antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran. (38 minggu dari pembuahan)
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
tidak ada riwayat obstetric yang buruk, ukuran uterus sesuai dengan
N-1).
dengan lahirnya bayi dengan kehamilan yang normal tidak ada riwayat
a. Antenatal Care
1) Pengawasan Antenatal
10
11
moehtar 1998)
12
3) Jadwal ANC
minggu)
28)
f) Pemberian Imunisasi TT
i) Tatalaksana kasus
menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua, sementara perhatian utama
akan lahir abnormal dan terkait dengan persalinan yang akan dihadapinya,
(nyeri, kehilangan kendali, hal hal lain yang tidak diketahui), ia akan
15
Pada masa ini yang perlu diperhatikan dan lebih diarahkan pada
fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dari keluarga.
terasa nyeri dan penuh. Keadaan sering kencing akan timbul kembali.
xhipoedus.
persalinan
17
a) Diet
(IBI, 2005).
c) Hubungan sexual
d) Olahraga
ketenangan dan mendapat udara pagi yang bersih dan segar untuk
persalinan
e) Pakaian hamil
menopang dan celana dalam yang selalu bersih yang terbuat dari
f) Pengawasan gigi
(1) Istirahat tidak harus tidur siang dianjurkan 1 - 2 jam, dan tidur
h) Pemberian obat-obatan
i) Pemberian tablet Fe
pada ibu hamil dengan gizi baik hanya memberi efek terbatas
j) Imunisasi TT
kehamilan.
digunakan pada semua ibu hamil. Dimulai pada umur kehamilan 34-36
bergerak
20
selama 12 jam segera panggil bidan dan normalnya janin dapat bergerak
a) Perdarahan pervaginam
b) Lebarkan kaki dan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain pada
dahulu.
Ketidak
No Fisiologi Intervensi
Nyamanan
1 Sesak Nafas Diafragma terdorong Posisi bantal bila tidur
keatas menggunakan ekstra
bantal, hentikan merokok,
konsultasi.
2 Insomnia Gerakan janin, keram Sering berkomunikasi
(pada minggu- otot, sering buang air dengan sahabat atau suami
minggu kecil
terakhir)
3 Rasa khawatir Gangguan hormonal, Relaksasi, massasse
dan cemas penyesuaian hormonal, uterus, minum susu
khawatir menjadi seorang hangat, tindur ganjal
ibu setelah persalinan bantal pada bagian tubuh
4 Rasa tidak Pembesaran uterus Istirahat, relaksasi, siapkan
nyaman dan terutama pada waktu tubuh, lapor petugas
tertekan pada berdiri dan berjalan, serta kesehatan
perineum akibat gemeli.
5 Kontraksi Kontraksi uterus Istirahat, tehnik pernafasan
brakton hiks mempersiapkan
persalinan
6 Kram betis Karena penekanan pada Cek apakah ada tanda
syaraf yang terkait hormone, bila tidak ada
dengan uterus yang lakukan massasse dan
membesar, perubahan kompres hangat pada kram
kadar kalsium, fosfor, yang terkena
keadaan ini diperparah
oleh kelelahan sirkulasi
darah yang buruk, akibat
minum susu lebih1
22
ltr/hari
7 Konstipasi Gerakan seluruh Minum air putih minimal 8
(sembelit) pencernaan melambat, gelas perhari, banyak
oleh progesterone memakan sayuran dan
meningkatkan absorpsi buah-buahan berserat,
air, usus tertekan oleh minum air hangat untuk
uterus, juga sering kali meningkatkan peristaltic
akibat minuman usus, jangan menggunakan
supplement zat besi obat pencahar dan
sejenisnya tanpa konsultasi
8 Sering kencing Gangguan fungsi Upayakan kencing teratur,
dan tidak bisa kandung kemih akibat latihan kaegel, kurangi
ditahan perubahan vaskuler yang minum sebelum tidur
berhubungan dengan
hormonal dan volume
kandung kencing
mengecil akibat terdorog
rahim serta presentasi
janin
9 Sakit pinggang Karena pergeseran dari Langkah uperingannanya
pada bagian titik gaya berat akibat adalah posisi tubuh yang
belakang uterus yang membesar baik, gerak tubuh yang
tepat saatmengangkat,
memakai sepatu bertumit
rendah dan memakai
korset penompang perut
10 Keputihan Serviks terrangsang oleh Sulit dicegah, pakai
(sering, kadang hormone sehingga pembalut, jaga kebersihan
selama menebal, hiperaktif dan vulva, sering ganti pakaian
kehamilan mengeluarkan banyak dalam. Kalau gatal, berbau
berlangsung) lendir dan ada perubahan warna
lender, segera periksa.
11 Edema kaki Berdiri dan duduk lama, Asupan cairan dibatasi
sampai tungkai postur tubuh jelek, tidak sehingga berkemih
latihan fisik, baju ketat secukupnya saja, istirahat
dan cuaca panas. posisi kaki lebih tinggi
dari kepala.
23
a. Anamnesa
c. Palpasi
letak lintang).
Menurut Saifuddin (2002), besar uterus dan tinggi fundus uteri sesuai
usia kehamilan.
Tabel 2.4 Hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus dan tinggi fundus
uteri.
Cara lain untuk menentukan kehamilan dan berat badan janin dalam
kandungan :
Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup “feeling
life” (quickening).
25
e. Auskultasi
adalah :
-
26
- Bising aorta
- Peristaltik usus
3) Pemeriksaan dalam
f) Palvimetri klinik.
ditentukan.
memberi asuhan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan dan
komplikasi tertentu.
1) Pengetahuan Dasar
e) Mendiagnosa kehamilan
f) Perkembangan normal
diharapkan.
kelahiran bayi.
bb) Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa,
2) Pengetahuan Tambahan
b) Akibat dari penyakit akut dan kronis yang disebut diatas bagi
3) Keterampialn Dasar
lengkap.
janin.
pertumbuhan janin.
komplikasi kehamilan.
ekslamsia ringan.
tekanan tinggi
(15) Infeksi pada ibu hamil, seperti : PMS, vaginitis, infeksi saluran
tersedia.
4) Keterampilan Tambahan
Pernyataan Standar :
Pernyataan Standar :
diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada
selanjutnya.
Pernyataan standar :
Pernyataan standar :
34
yang berlaku.
Pernyataan standar :
Pernyataan standar :
Bidan memberikan sran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
hal ini.
praktik bidan
Pasal 9
Pasal 10
meliputi:
1. Pengertian Persalinan
uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan
jalan lain. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
nyang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia
hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalm uterus melalui vagina ke dunia luar.
serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Menurut JNPK-KR (2002)
persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi
serviks dapat membuka menipis yang disertai keluarnya hasil konsepsi (janin
dan uri), yang dapat hidup ke dunia luar melalui jalan lahir atau jalan lain
2. Jenis-Jenis Persalinan
lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri,
tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
3) Episotomi
(Johan, 2006).
dan kematian ibu bersalin juga penyembuhan luka akan lebih lama.
38
sebagai berikut :
dapat hidup (viabel) – berat janin dibawah 1000 gram – tua kehamilan
dibawah 28 minggu.
28 -36 minggu, janin dapat hidup tetapi premature, berta janin antara
gram.
benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain
turun.
utero plasenter.
jalan :
a. Ligtening atau setting atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu
menimbulkan sesak dibagian bawah, diatas simfisis pubis dan sering ingin
5. Tanda-Tanda Persalinan
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
berikut :
1) His
2) Tenaga mengedan
intra abdominal :
b) Kontraksi diafragma
2) Jalan lahir tulang : Pintu atas panggul dan pintu bawah panggul
1) Placenta
2) Bayi
3) Air ketuban
42
d. Faktor psikis
e. Faktor physician
a. Persalinan Kala I
2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Waktu (Jam)
4 = Periode deselerasi
5 = Kala II
lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada
sehingga terjadi :
5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar yaitu
dengan jalan :
badan bayi.
30 menit.
45
Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah kala II,
rahim.
4) Terjadi perdarahan.
2) Memberikan oksitosin
4) Masasae fundus
Jepit dan gunting tali Dengan penjepitan tali pusat dini akan memulai
pusat sedini mungkin proses pelepasan plasenta
46
d. Persalinan kala IV
pertama postpartum.
3) Kontraksi uterus
4) Perdarahan
400-500 ml.
Primigravida Multigravida
Kala I 10-12 jam 6-8 jam
Kala II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
Kala III 10 menit 10 menit
Kala IV 2 jam 2 jam
Jumlah (tanpa 11- 14 jam 8-10 jam
memasukkan kala IV
yang bersifat
observasi)
49
8. Mekanisme Persalinan
ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang PAP. Dapat pula
kepala masuk dalam keadaan asinklitismus yaitu arah sumbu kepala janin
miring dengan bidang PAP. Akibat kepala janin yang tidak simetris dengan
rongga panggul. Dengan fleksi kepala janin memasuki dasar panggul kepala
pelvis dan tekanan intra uterin maka kepala mengadakan rotasi yang disebut
putaran paksi dalam. Dengan adanya kepala mengadakan rotasi maka ubun-
muka, dan akhirnya dagu. Sesudah kepala megadakan rotasi yang disebut
putaran paksi luar. Putaran paksi ini ialah gerakan kembali sebelum putaran
anak.
sehingga didasar panggul apabila kepala telah dilahirkan. Bahu akan berada
a. Kala I
adalah fisiologis.
ada indikasi. Apabila ketuban belum pecah, wanita inpartu boleh duduk
b. Kala II
dalam ruang panggul. Ketuban menonjol biasanya akan pecah sendiri. Bila
belum pecah harus dipecahkan. His datang lebih sering dan kuat, lalu
51
persalinan.
(membuka pintu), rambut kepala kelihatan. Tiap his lebih maju, adanya
dengan tangan kanan, yang beralaskan kain kasa atau kain duk steril supaya
tidak terjadi robekan dan tangan kiri menekan kepala bayi unuk
c. Kala III
d. Kala IV
a. Posisi litotomi : adalah posisi yang umum dimana waktu wanita terbaring
dan kiri.
52
a. Subjektif
1) Biodata klien
2) Keluhan
4) Riwayat penyakit
b. Objektif
2003).
a) Tekanan darah
53
b) Nadi
c) Respirasi
d) Suhu
a) Palpasi
b) Auskultasi
c) Perkusi
d) Pemeriksaan dalam
5) Kelahiran bayi
a) Sangga
b) Susur
c) Usap
c. Analisa
2003).
1) Diagnosis / masalah.
d. Penatalaksanaan
dan evaluasi rencana yang telah dilaksanakan termasuk hasil observasi dan
(SPK)
Pernyataan standar :
Pernyataan standar :
55
Pernyataan standar
Pernyataan standar
Bidan mengenali secara tepat tanda- tanda gawat janin pada kala II yang
2. Kebijakan Program
lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Pada bahasan berikut akan memberi
gambaran mengenai asuahn pada ibu bersalin selama kala I, II, III, IV dan
a. Kala I Persalinan
1) Batasan
a) Menyiapkan Kelahiran
d) Menggunakan Partograf
b. Kala II Persalinan
1) Batasan
kelahiran.
keluarganya.
(6) Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran.
(9) Berikan rasa aman, semangat dan tentramkan hati ibu selama
b) Amniotomi
lakukan amniotomi.
diantara kontraksi.
hati-hati.
(c) Lahir kepala, usap muka dengan kasa bersih pada bagian
(d) Periksa tali pusat pada leher, jika terdapat lilitan longgar
bayi.
arah ibu dan potong tali pusat diantara kedua klem tersebut.
1) Batasan
(3) Tangan yang lain pada abdomen ibu tepat diatas tulang pubis dan
tali pusat.
(6) Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama
persalinan.
bantuan keluarga.
d. Kala IV Persalinan
1) Batasan
setelah itu.
a) Pemijatan uterus.
(1) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan
(3) Pantau suhu tubuh ibu satu kali setiap jam selama dua jam
pertama.
(4) Nilai perdarahan setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan 30
(6) Minta anggota keluarga lain untuk memeluk bayi. Bersihkan dan
bantu ibu untuk mengenakan baju atau sarung yang bersih dan
kering, atur posisi ibu agar lebih nyaman. Berikan kembali bayi
(a) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau klem plastik 1
secara mantap.
dengan baik.
(d) Memberikan tetes mata atau salep mata pada satu jam
antiseptic.
3. Tujuan Asuhan
pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
b. Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
memperpendek waktu persalinan kala III, mencegah terjadi atonia uteri dan
retensi plasenta.
1464/MENKES/PER/X/2010
a. Pasal 9
b. Pasal 10
meliputi;
a. Episiotomi
ibu ekslusif
partum
900/Menkes/SK/VII/2002
hamil/bersalin, nifas dan bayi baru lahir (0-28 hari), agar penanganan dini
69
waktu.
dilakukannya.
karena kebanyakan kematian ibu dan bayi terjadi dalam masa tersebut.
70
uterotonika.
spontan.
28 hari.
71
diatas 6 bulan.
kembang balita.
cm pada letak belakang kepala, pada distosia karena inersia uteri dan
melakukan versi luar pada bayi kedua yang tidak dalam presentasi
dasar panggul.
ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pada bayi dengan
1. Pengertian Nifas
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
a. Immediate peurperium
postpartum.
b. Early peurperium
Adalah keadaan yang terjadi pada permulaan masa nifas, waktu 1 hari
c. Later peurperium
berikut:
Tabel 2.9 Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm, dan pada akhirnya
pulih.
3) Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh
4) Endomentrium
75
5) Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
berbau busuk.
rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7
analgesik.
2) Secara psikologis, pada umumnya nafsu makan ibu nifas turun akibat
2) Dilatasi ureter dan pyelum ginjal akan kembali normal dalam waktu 2
minggu.
1) Abdomen
2) Pelvis
dengan drastis.
2) Prolaktin
3) Oksitosin
1) Suhu tubuh
naik 0,5o C dari normal tapi tidak lebih dari 38o C bila tidak terjadi
infeksi.
78
2) Nadi
a. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, ada gangguan penglihatan.
e. Payudara terasa berat, sakit, bengkak, merah, panas, dan puting pecah-
menjadi 3 tahap :
79
a. Masa Taking In
Masa ini terjadi 2-3 hari pasca salin, ibu yang baru ini bersikap
secara berulang-ulang.
b. Masa Taking On
Masa ini terjadi 3-4 hari pasca salin, ibu menjadi khawatir akan
bayinya.
c. Masa Letting Go
Masa ini biasanya terjadi bila ibu sudah pulang dari RS dan
statusibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah mendeteksi dan
a. Mobilisasi
trombosis dan trombo emboli. Pada hari kedua ibu diperbolehkan duduk,
pulang.
b. Diet
susu tidak lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
d. Laktasi
utama bayi, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan kasih sayang
(Lisnawati, 2006)
a. Wewenang bidan
b. Pasal 9
c. Pasal 10
meliputi;
a) Episiotomi
ibu ekslusif
84
partum
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga mencegah atau
menangani hipotermia.
Standar pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas, bidan memberikan
melaluikujungan ke rumah pada hari k-3, minggu ke-2 dan minggu ke-6,
tanggap terhadap budaya setempat. Oleh karena itu bidan dalam memberikan
a. Pengetahuan Dasar
1) Fisiologi nifas.
7) Bonding & attachement orang tua dan bayi baru lahir untuk
infeksi.
postpartum.
b. Keterampilan Dasar
kelahiran.
5) Menyusun perencanaan.
bilamana diperlukan.
10) Penatalaksanaan ibu post partun abnormal, sisa plasenta, renjatan dari
infeksi ringan.
persalinan.
aborsi.
yang dilakukan.
c. Keterampilan Tambahan
Neonatal adalah masa sejak bayi lahir hingga berusia 28 hari (Depkes:
2002).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari usia kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
terpendek dalam kehidupan manusia, dimulai sejak lahir dan berakhir umur 2
minggu. Menurut Depkes (2001) bayi baru lahir dapat dibagi menjadi 2
tahapan yaitu: neonatus dini (umur 0-7 hari) dan neonatus lanjut (umur 8-28
hari). Asuhan pada bayi baru lahir yaitu asuhan yang diberikan pada bayi
f. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian turun
89
sampai 40 x/menit.
h. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
k. Genitalia: pada bayi perempuan (labia mayor menutupi labia minor, uretra
m. Graff Refleks sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda di tangan maka
a. Sistem Pernapasan
Cairan yang terdapat dalam paru-paru janin bisa mengalir dan bergerak
cairan ini juga mengalir selama dalam fase persalinan dan pengeluaran
bayi. Dengan adanya penekakan dari cairan paru yang langsung ke mulut
dan hidung segera bayi baru lahir dapat terjadi pengembangan paru-paru.
Udara yang masuk melalui saluran pernapasan bagian atas akan mengisi
b. Sistem Sirkulasi
fungsional dari fetal shunt yaitu foramen ovale, ductus arteriocus dan
ductus venosus.
c. Thermogulasi
yang kritis untuk kelangsungan hidup bayi baru lahir. Ada beberapa faktor
1) Konveksi
2) Radiasi
3) Evaporasi
Kehilangan panas yang terjadi ketika cairan berubah jadi uap. Badan
4) Konduksi
yang dingin secara langsung. Contohnya pakaian bayi yang basah tidak
cepat diganti.
d. Sistem Hemopoetik
Volume darah bayi baru lahir tergantung dari jumlah darah yang
Pada saat lahir banyaknya cairan sekitar 73% dan berat badan,
dewasa 58% dari total BB. Bayi mempunyai ratio proporsi yang lebih
92
dan klorida yang lebih tinggi sedikit kalium, magnesium dan fosfat.
f. Sistem Gastrointestinal
disakarida). Hati lebih matang dari organ gastrointestinal, usus halus lebih
g. Sistem Perkemihan
Semua sistem perkemihan sudah ada, volume total urine per 24 jam
sekitar 200 - 300 cc. Urine keluar secara volunter bila ada regangan volume
h. Sistem Integumen
Pada saat lahir semua struktur dalam kulit sudah ada tapi masih
i. Sistem Muskulokeletal
j. Sistem endokrin
hormon seks ibu biasa tampak jelas pada bayi baru lahir, contoh payudara
k. Sistem Persyarafan
partial.
l. Fungsi Pancaindra
taktil pada seluruh badan terutama muka (mulut), tangan dan telapak kaki
paling sensitif.
m. Sistem Imunologi
mikroorganisme.
mengisapnya
4) Refleks Ekstrusion
5) Refleks Menguap
jumlah oksigen.
95
6) Refleks Batuk
merangsang batuk.
bulan.
2) Refleks Startle
bantalan telapak kaki maka bayi akan memberi respons semua jari kaki
tahun.
3) Refleks Merangkak
4) Refleks massa
hentakan pada tempat bayi atau dengan kita menepuk tangan dengan
2) Refleks Startle
akan mengalami aduksi diikuti fleksi pada siku dan tangan mengepal.
5. Pemberian ASI
mengandung lemak yang disebut milk fat globules, kalsium, fosfat, gula
yang lengkap dan dapat menjadi makanan tunggal sampai usia 4-6 bulan.
ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan 0-6 bulan tanpa ditambah
Dalam rangka usaha ini, alangkah baiknya bila bayi yang baru lahir segera
sempat dibersihkan.
Hal ini merupakan upaya untuk lebih mendekatkan ibu dan anak dan ikatan
Para orang tua seharusnya mengetahui tentang dua suntikan untuk bayi
a. Suntikan Vitamin K
vitamin yang dapat mencegah gangguan yang jarang terjadi tapi ketika
mencukupi bayi baru lahir menghadapi risiko menderita VKDB ini bisa
suplai sendiri.
karena hanya satu dosis dan tahan lama sampai berbulan-bulan. Sedangkan
bila diminum efeknya tidak begitu lama ini berarti bayi memerlukan 3
98
dosis terpisah yaitu saat lahir, tiga atau lima hari setelah lahir dan ketika
berusia 4 minggu.
atau lebam tanpa alasan, kulit atau sklera menjadi kuning pada usia 3
minggu.
hati, penyakit ini tidak mempunyai gejala atau hanya gejala ringan. Virus
ini hidup dalam cairan tubuh (darah, air liur dan mani).
Hepatitis B dapat menular pada bayi dari ibu yang terkena hepatitis
B atau dari darah orang yang terinfeksi hepatitis B, cara mencegahnya yaitu
tidak memiliki efek samping, hanya saja sering terjadi rasa sakit di tempat
kematian.
a. Pemberian ASI yang sulit atau hisapan bayi menjadi lemah atau sulit
menghisap.
b. Bayi kesulitan bemafas atau pernapasan menjadi cepat > 60 x/menit atau
c. Letargi atau bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk makan atau
minum.
d. Wama kulit bayi menjadi kxining dan bibir menjadi biru (sianosis).
e. Badan bayi menjadi sangat panas (febris) atau menjadi sangat dingin
(hipotermi).
i. Tinja bayi ketika BAB berwarna hijau tua atau bercampur dengan darah
atau lendir.
a. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi penting untuk mencegah bayi terkena infeksi baik dari
b. Penilaian Awal
Tetanus Neonatorum.
Ini dilakukan supaya ibu dan bayi memiliki ikatan yang kuat. Asuhan
segera setelah bayi lahir merupakan asuhan yang diberikan pada bayi
a. Menjaga tubuh bayi agar tetap hangat dan kering supaya bayi tidak
kehilangan panas.
b. Mengusahakan kontak dari kulit ke kulit (Skin to Skin) antara ibu dan bayi
b. Menyiapkan peralatan.
tindakan.
perawatan bayi baru lahir dengan pernyataan standar bidan pemeriksa dan
dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi atau
hipoglikemia dan infeksi sehingga hasil yang diharapkan bayi baru lahir dapat
menerima perawatan dengan segera dan tepat, bayi baru lahir mendapatkan
kejadian hipotermi, asfiksi, infeksi dan hipoglikemia pada bayi baru lahir,
penurunan terjadinya kematian bayi baru lahir. Dengan proses bidan harus:
c. Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan segera
keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. setelah bayi kering
segera selimuti bayi termasuk bagian kepalanya dengan handuk beri yang
bersih dan hangat, riset menunjukkan bahwa g0% bayi baru lahir
dengan pengeringan dan stimulasi. penghisapan lendir rutin tidak perlu dan
mungkin membahayakan.
menangis, jika bayi tidak menangis atau tidak bemafas spontan, hisap
mulut dan hidung bayi secara hati-hati menggunakan bola karet penghisap
menggunakan klem steril, lalu potong di antara dua klem dengan gunting
tajam steril.
h. Bayi harus diselimuti dengan baik, anjurkan ibu untuk memeluk bayinya
dan segera mulai menyusui (riset menunjukkan pemberian ASI dini penting
103
untuk keberhasilan awal pemberian ASI. Kontak kulit ibu dan bayi juga
merupakan cara yang baik untuk menjaga pengaturan suhu tubuh bayi pada
saat lahir. Pastikan jika bayi tidak didekap oleh ibunya, selimuti bayi
dengan handuk yang bersih dan hangat. Tutupi kepala bayi dengan baik
j. Jika kondisi bayi stabil, lakukan pemeriksaan bayi setelah plasenta lahir
ini merupakan prosedur yang tidak perlu dan dapat membahayakan bayi).
Bila suhu bayi kurang dari 36 oC atau jika tubuh atau kaki bayi teraba
l. Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari kemungkinan
pemeriksaan ini dengan cepat agar bayi tidak kedinginan. Ibu hendaknya
m. Timbang bayi dan ukur panjangnya lakukan dengan cepat agar bayi tidak
mengalami hipotermi.
n. Tetap selimuti bayi pada saat ditimbang, letakkan bayi pada timbangan
tersebut.
bahwa kepala bayi tertutup dan berikan bayi kembali pada ibunya untuk
dipeluk. Hal ini merupakan cara yang sangat baik untuk mencegah
hipotermi.
p. Cuci tangan lagi dengan sabun, air dan handuk yang bersih. Dalam waktu I
jam setelah kelahiran, berikan salep atau obat tetes mata untuk mencegah
q. Jika bayi belum diberi ASI, Bantu ibu untuk mulai menyusui. Riset
kekebalan untuk mencegah infeksi dan penyakit pada bayi baru lahir.
Pemberian ASI dini akan mencegah hipoglikemia pada bayi baru lahir.
r. Hindari pemberian susu formula pada bayi baru lahir, hal ini tidak perlu
tubuhnya atau mengalami asfiksia pada saat lahir. Periksa suhu tubuh bayi
bayi dengan cepat dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih, hangat
105
t. Kenakan baju yang bersih dan selimuti hangat bayi dengan handuk bersih
dan hangat.
u. Periksa apakah bayi baru lahir mengeluarkan urine dan mekonium dalam
rumah. Bila dalam 24 jam pertama bayi tidak mengeluarkan urine dan
cermat dan lengkap dalam partograf, kartu ibu dan kartu bayi.
w. Rujuk segera rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit jika ditemukan kelainan
dari normal.
inti bidan yang ke-6. Isi dari kompetensi inti bidan yang ke-6 ini adalah :
a. Pengetahuan dasar
5) Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir sampai 1 bulan.
7) Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti caput,
8) Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal, seperti
sampai 1 bulan.
12) Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti trauma intracranial,
b. Pengetahuan Tambahan
c. Keterampilan Dasar
lahir.
memungkinkan.
d. Keterampilan Tambahan
kegawatdaruratan.
bayi.
III yaitu:
Pasal 9
Pasal 10
berikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas,
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi;
(3) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berwenang untuk;
(a) Episiotomi
(f) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu
ekslusif
(g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan post
partum
0-28 hari.
atas 6 bulan.
1) Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia Bidan diberi wewenang
yang sering te4adi pada partus lama, ketuban pecah dini, persalinan
dengan tindakan pada bayi berat badan lahir rendah, utamanya bayi
1750 gram
111
TINJAUAN KASUS
FISIOLOGIS
I. Data Subjektif
a. Identitas
Klien Suami
Umur : 33 th 36 th
Pendidikan : SD SMA
112
113
c. Keluhan utama : Ibu mengeluh sering buang air kecil terutama pada
malam hari.
Riwayat Kehamilan
1) Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 14 tahun, haidnya teratur
selama 28 hari, lamanya haid 6-7 hari. Banyaknya ganti pembalut 2-3 kali
per hari dengan konsistensi cair. Tidak ada keluhan saat haid. Ibu
2) Imunisasi TT
bulan.
3) Pergerakan janin
bulan, gerakannya aktif dan sering, kira –kira lebih dari 10 kali per hari.
bengkak pada tangan dan kaki, gerakan janin tidak dirasakan maupun
pusing berlebihan.
114
Ibu mengatakan pernah mendapat tablet fe dan vitamin dari bidan dan
6) Keluhan umum
7) Kehawatiran-kehawatiran khusus
8) Pemeriksaan Kehamilan
Pakemitan Kidul
Persalinan Anak
Kehamilan Peny Nifas
Thn Pnlg Jenis L/P BB PB Ket
ada
Hamil ini
115
f. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat ginekologi
1) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini adalah perkawinan yang pertama dan sudah menikah
selama ± 15 tahun, usia ibu saat menikah 18 tahun dan suami berusia 21
tahun.
Ibu mengatakan makan 3-4 kali sehari dengan menu seadanya seperti
tempe, tahu kadang sayur, kadang telur maupun asin-asinan. Tidak ada
makanan yang dipantang. ibu biasa Minum air putih 7-8 gelas per hari,
2) Pola eliminasi
Ibu mengatakan buang air kecil selama hamil 6-7 kali per hari, warna
kuning jernih, kesulitan tidak ada, frekuensi buang air besar 1 kali sehari,
3) Pola istirahat
Ibu mengatakan biasa tidur malam pukul 21.00 (6-8 jam) dan tidur siang
4) Personal Hygiene
gosok gigi 2x sehari dan mengganti pakaian serta celana dalam 2x sehari.
5) Aktivitas sehari-hari
tangga
6) Hubungan seksual
Ibu mengatakan pola hidup sehat ibu dengan menjauhi perilaku kebiasaan
j. Pengambilan keputusan
k. Pertolongan persalinan
Ibu mengatakan ingin bersalin di rumah dan di tolong oleh bidan. Ibu sudah
A. Pemeriksaan Fisik
2. Kesadaran : Composmentis
c. Pernafasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,7°C
118
5. Antropometri
d. LILA : 25,5 cm
e. Lingkar perut : 94 cm
6. Pemeriksaan Fisik
rontok.
gravidarum.
baik.
serumen.
f. Mulut dan gigi : Tidak ada stomatitis, tida ada caries, lidah
j. Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi dan tidak ada striae
Palpasi :
k. Ekstremitas atas dan bawah : tidak oedema, tidak varises dan kekakuan
1. Pemeriksaan penunjang
III. Analisa
kepala, fisiologis.
IV. Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan
baik. Umur kehamilan ibu saat ini adalah 37-38 minggu dengan ibu
normal dan perkiraan ibu melahirkan pada tanggal 23 Mei 2011, akan
tetapi dari tafsiran tersebut bisa maju 2 minggu atau mundur 2 minggu
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan yaitu sering
buang air kecil adalah normal terutama pada akhir kehamilan. (Ibu
kebutuhan.
keluhan.
122
I . DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasakan mules-mules sejak pukul 20.00 WIB ( 18Mei 2011 ),
disertai pengeluaran lendir bercampur darah, Gerakan bayi masih dirasakan ibu.
A. PEMERIKSAAN FISIK
2. Kesadaran : Composmentis
c. Pernafasan : 22 x/menit
5. Pemeriksaan Fisik
rontok.
gravidarum.
baik.
serumen.
f. Mulut dan gigi : Tidak ada stomatitis, tida ada caries, lidah
j. Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi dan tidak ada striae
Palpasi
k. Genitalia
Pembukaan : 6 cm
125
Ketuban : utuh
Persentasi : kepala
III ANALISA
G2P1A0 Hamil 39-40 minggu, Inpartu Kala I Fase aktif. Janin tunggal hidup
IV PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik, saat
perasaan ibu dan keluarga serta memberikan rasa aman dan nyaman
6. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB/BAK. (Ibu sudah BAK dan
belum BAB)
126
Ibu mengatakan keluar air-air banyak, mulesnya semakin sering dan kuat, serta
sudah ada keinginan untuk mengedan. HIS 4x10’45-50” BJF 146 x/menit reguler.
Inspeksi terlihat tanda dan gejala kala II, ibu mempunyai keinginan kuat untuk
pada anus dan vagina, perineum menonjol dan vulva membuka. Setelah itu
dilakukan pemeriksaan dalam vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba,
kepala Hodge IV, UUK kanan depan dan moulage tidak ada.Pukul 09.30 WIB
tangal 19 Mei 2011 bayi lahir spontan jenis kelamin perempuan, menangis kuat,
Ibu mengatakan masih merasa mules, lelah dan senang atas kelahiran bayinya.
Setelah itu memastikan janin kedua dengan cara melakukan palpasi uterus dan
hasilnya tidak ada janin kedua, setelah itu memberitahukan kepada ibu bahwa ibu
akan disuntik dan ibu bersedia untuk disuntik, pada pukul 09.31 WIB dilakukan
suntikan oxitocin 10 IU dengan cara IM. Setelah itu memastikan kandung kemih
pusat lalu plasenta lahir spontan lengkap pada tanggal 19 Mei 2011, jam 09.45
WIB, dengan berat ± 500 gr, panjang tali pusat ± 21 cm, lalu melakukan massase
uterus dan hasilnya kontraksi baik, perdarahan ± 150 cc. Kemudian memeriksa
kelengkapan plasenta dan laserasi, tidak terdapat laserasi pada daerah perineum.
I. Subjektif
II. Objektif
Genitalia
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
ibu baik.
pervaginam.
3. Membiarkan bayi untuk tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
selama 1 jam.
pervaginam.
kontraksi.
(Ibu bisa melakukan masase uterus sendiri sesuai dengan yang diajarkan
oleh bidan).
10. Memeriksa nadi ibu dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
(Ibu makan 1 piring sedang nasi, ikan dan sayur, minum air putih 1 gelas
sedang)
Tempat : Polindes
I. Subjektif
II. Objektif
4. Tanda-tanda vital
Nadi : 84 x / menit
Respirasi : 20 x / mt
Suhu : 36,7O C
5. Pemeriksaan Fisik
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
a. Cara menyusui yang baik dan benar dan pemberian asi Eksklusif
b. Kebersihan diri
132
5. Hubungan seksual
I. Subjektif
Ibu mengatakan tidak mengalami keluhan. Ibu juga mengatakan tidak ada
kesulitan dalam merawat bayinya. ASI nya keluar banyak dan lancar, bayi diberi
II. Objektif
4. Tanda-tanda vital
Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 36,5C
5. Pemeriksaan fisik
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
2. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas dan harus segera menemui
melakukannya).
8. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar. (Ibu mengerti dan mau
melakukannya).
I. Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah merasa lebih baik. Ibu juga
mengatakan tidak ada kesulitan dalam merawat bayinya. ASI nya keluar banyak
dan lancar, bayi diberi ASI sesuai dengan keinginan bayi hanya saja ibu masih
II. Objektif
4. Tanda-tanda vital
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 20x/menit
136
Suhu : 36,5C
5. Pemeriksaan fisik
kemih kosong
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
berencana. (Ibu mengerti, ibu belum siap melakukan hubungan seksual, ibu
Tempat : Polindes
I. Subjektif
1. Identitas Anak
2. Riwayat Persalinan
Tanggal 19 mei 2011 jam 09.30 WIB lahir bayi perempuan dengan BB
3200 gr dan PB 50 cm, lahir pervaginam dari ibu umur 33 tahun merasa
hamil 9 bulan. Segera setelah lahir bayi langsung nangis kuat. Kelainan
tidak ada.
138
A. PEMERIKSAAN FISIK
2. Kesadaran : Composmentis
a. Suhu : 36,5 oc
b. Pernafasan : 40 x/menit
4. Antropometri
b. Panjang badan : 50 cm
c. Lingkar kepala
d. Lingkar dada : 33 cm
a. Kepala
1) Bentuk : Simetris
b. Mata
1) Bentuk : Simetris
c. Telinga
1) Bentuk : Simetris
f. Leher
g. Dada
h. Paru – paru
Auskultasi
ronchi
i. Payudara
1) Bentuk : Simetris
l. Abdomen
1) Bentuk : Simetris
141
m. Genitalia
Bayi perempuan
1) Bentuk : Simetris
5) Pengeluaran mekoneum : Ad
142
p. Kulit
3) Lanugo : Ada
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
(Ibu dan keluarga mengatakan senang dengan keadaan bayinya yang sehat dan
Normal)
4. Menjaga bayi tetap hangat dan kering dengan cara menyelimuti bayi dan
(Bayi sudah mendapatkan ASI dan ibu mau menyusui ASI Eksklusif sampai
usia 6 bulan)
6. Melakukan perawatan tali pusat dengan membiarkan tali pusat secara terbuka
(Ibu mengerti semua konseling yang diberikan dan dan ibu mau
Hari : Kamis
I. Subjektif :
II. Objektif
1. Keadaan umum : Aktivitas dan tonus otot : Aktif dan otot kenyal
Suhu : 36,50C
3. Antropometri
Panjang badan : 50 cm
145
4. Pemeriksaan fisik
Lingkar kepala : 35 cm
Gerakan kuat
Puting : Datar
Gerakan : Aktif
Anus : Ada
BAB : +
m) Kulit : Kemerahan
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
2. Memandikan bayinya dan memberi tahu keluarga tentang cara perawatan tali
tenaga kesehatan apabila timbul tanda bahaya pada bayi baru lahir.
I. Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK serta menyusu kuat.
II. Objektif
Suhu : 36,6OC
3. Kulit : Kemerahan
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
(Ibu mengetahuinya)
bayinya.
(Ibu mengetahuinya)
5. Mengingatkan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir normal. (Ibu
I. Subjektif
II. Objektif
Suhu : 36,6OC
3. Kulit : Kemerahan
150
151
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
(Ibu mengetahuinya)
4. Mengingatkan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir normal. (Ibu
PEMBAHASAN
antara konsep teori dengan kenyataan di lapangan. Adapun hal ini penulis dapat
A. Kehamilan
1. Data Subjektif
dirasakannya, apa yang sedang dialaminya dan apa yang telah dialaminya.
kasus ini penulis menemukan adanya kesamaan teori dan praktek di lapangan,
yaitu pada saat melakukan anmnesis tentang keluhan ibu selama kehamilan
sekarang pada saat ini, didapat Ny. D sering buang air kecil serta akhir-akhir
ini perut terasa tegang. Setelah dikaji lebih Sesuai dengan teori Winkjosastro
(2002, 97) pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu
152
153
atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul karena kandung kencing
1998:110). Hal ini sesuai dengan kenyataan di lapangan bahwa ibu mengeluh
imunisasi TT pada usia kehamilan 4 bulan dan 5 bulan. Hal ini sesuai menurut
pada usia kehamilan 5 bulan, hal ini sesuai teori Handayani (2006),yang
dari 10x ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa normalnya janin
bulan sekali hal ini sesuai teori yaitu menurut Saifuddin (2006) ibu hamil
kali, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester
III.
Pada saat anamnesis riwayat penyakit, didapat bahwa Ny. D tidak ada
penyakit keturunan atau penyakit berat yang diderita Ny.D seperti jantung,
asma, ginjal, hipertensi, DM, TBC, dan sebagainya dan tidak ada riwayat
teori dan kenyataan di lapangan yaitu pada pola istirahat ibu diketahui
biasanya tidur 6-8 jam. Pola istirahat yang cukup, tidak melakukan pekerjaan
pada masa kehamilan dapat menghindarkan ibu hamil dan janin yang
dari data subjektif secara keseluruhan yaitu kehamilannya ini masih dalam
2. Data Objektif
pemeriksaan, pengamatan terhadap ibu atau bayi baru lahir. Dari data objektif
155
didapat kenaikan berat badan ibu selama hamil adalah sebesar 10 kg, hal ini
sesuai dengan teori menurut Manuaba (1998:110) bahwa ibu hamil normalnya
mengalami kenaikan berat badan selama hamil yaitu antara 6,5 kg sampai
conjungtiva dan jari kuku Ny. D berwarna merah muda, didukung pada
didapatkan kadar Hb Ny. D sebesar 11, 6 gr/dl berarti Ny. D tidak mengalami
anemia. Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (1998 : 30) yang menyatakan
bahwa kadar Hb ibu hamil normal adalah sebesar 11 gr/dl. Bila kadar Hb ibu
hamil ibu berkisar antara 9-10 gr/dl, maka ibu hamil digolongkan anemia
ringan, sedangkan jika kadar Hb berkisar antara 7-8 gr/dl, maka digolongkan
anemia sedang dan jika Hb kurang dari 7 gr/dl, maka ibu dikatakan anemia
berat.
TFU berada pada pertengahan Proc.xypoideus - pusat, hal ini sesuai dengan
teori (Muchtar, 1998:53), bahwa pada usia kehamilan 38-39 minggu perkiraan
sedangkan pada saat pengukuran TFU secara Mc. Donald didapat TFU
dengan data lapangan yang ada, walaupun tinggi fundus uteri tidak sesuai
dengan teori menurut usia kehamilan namun hal tersebut bisa diakibatkan
karena jumlah kondisi perut ibu. Dari pengukuran TFU juga dapat diperoleh
data tentang taksiran berat badan anak (TBBA) yang disesuaikan pemeriksaan
leopold berkaitan dengan bagian terbawah janin sudah atau belum masuk
dapat diperoleh dengan rumus jika bagian terbawah belum masuk maka
dan kesamaan teori antara tinggi TFU dengan usia kehamilan serta hasil
hambatan. Keadaan ini dipengaruhi oleh faktor ibu, faktor janin, dan faktor
Praktek yaitu pada pasal 10 ayat 2 yang berisi pelayanan kebidanan pada ibu
Berdasarkan hasil yang didapat, maka hasilnya diberitahukan pada ibu bahwa
ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Sesuai dengan Saifuddin (2006), peran
bidan dalam memberikan asuhan kehamilan pada trimester III atau setelah 36
minggu yaitu dengan melakukan deteksi letak bayi yang tidak normal atau
didapat hasil oleh penulis yaitu janin posisi memanjang, teraba bokong di
fundus, teraba punggung janin di perut kanan ibu dan teraba bagian kecil janin
di perut kiri ibu dan teraba kepala di bagian bawah perut ibu dan bagian
antenatal. Hal ini disesuaikan dengan teori Manuaba (1998) setelah punggung
janin dapat ditentukan, diikuti dengan pemeriksaan denyut jantung janin yaitu
kaki ibu hamil diluruskan sehingga punggung janin lebih dekat dengan
dinding perut ibu, denyut jantung janin ditetapkan di sekitar skapula, denyut
jantung janin dihitung satu menit penuh. Dalam teori (Safuddin, 2002 : N-3)
dikemukakan bahwa DJJ bayi normal adalah 120-160 kali per menit, dengan
glukosa urine. Hal itu sesuai dalam teori bahwa untuk mendapatkan data yang
lebih rinci diperlukan tes laboratorium lengkap seperti Hb Sahli, protein urine
bahwa protein urine (-) dan glukosa urine (-), sehingga dapat diindikasikan
dari hasil data laboratorium di atas sebagai data penunjang bahwa Ny. D
3. Analisa
(tatanama). Sesuai dengan Varney (1997) bahwa pada langkah ini bidan
kehamilan yang dirasakan oleh Ny. D adalah 9 bulan yang sesuai dengan
+1) yaitu pada tanggal 23 Mei 2011. Ny. D juga mengemukakan keluhannya
yang ternyata dapat ditarik kesimpulan bahwa Ny. D mengalami keluhan yang
fisiologis.
DJJ dan pemeriksaan penunjang laboratorium protein urine dan glukosa urine,
maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Ny. D G2P1A0 hamil 37-38
4. Penatalaksanaan
sudah diidentifikasi yang bersifat segera atau rutin. Seluruh rencana yang
160
menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan anamnesis dan
normal tidak ada masalah dengan ibu dan bayinya sehingga ibu menjalani
kehamilannya dengan tenang, serta hal ini merupakan hak pasien mengetahui
pelayanan.
ada penyulit dalam kehamilannya dan Ny. D hamil normal. Dalam SPK
dalam setiap kunjungan bidan harus memeriksa urine untuk tes protein dan
meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan yang salah satunya dibahas
seperti Haemoglobin dalam darah, test gula, protein dalam urine. Sesuai
komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu hamil (pre eklampsi, anemia dll).
tentang ketidaknyamanan yang ibu rasakan. Hal ini sangat penting bagi ibu
bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan ibu yaitu sering buang air kecil
adalah hal yang sering dialami ibu hamil pada usia kehamilan tua dan
merupakan hal yang fisiologis asalkan tidak diikuti keluhan lain yang
berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan kompetensi bidan pada standar ke 3 yang
selama hamil.
dan istirahat yang cukup sehingga secara fisik ibu akan lebih siap menghadapi
persalinan nanti.
162
tentang tanda-tanda persalinan, serta tindakan yang harus dilakukan ibu dan
keluarga jika terjadi masalah ini yaitu segera datang ke tenaga kesehatan.
Asuhan ini diberikan sesuai kebutuhan ibu dimana usia kehamilan ibu yang
masih rentan timbulnya resiko dalam kehamilan serta usia kehamilan ibu yang
mendekati persalinan. Hal ini dilakukan supaya ibu lebih mengetahui keadaan
dirinya serta bisa mempersiapkan segala sesuatunya jika terjadi tanda bahaya
pada kehamilan maupun jika ibu sudah akan bersalin. Tindakan tersebut
ibu dan keluarga untuk segera memeriksakan diri kepada petugas kesehatan,
memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik,
Selain itu penulis menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi, hal
mulai dari masa pra nikah, pra hamil, kehamilan , persalinan, nifas, menyusui
dan masa antara kehamilan periode interval. Sesuai dengan SPK (2002)
standar III. IV, V, VI, VII, VIII, juga Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
Adapun hal ini penulis dapat jabarkan dengan bentuk narasi laporan persalinan
sebagai berikut :
164
lapangan, yaitu Ny. D mengeluh mules-mules sering, teratur dan keluar lendir
darah, serta keluar air-air dari kemaluannya. Setelah dikaji lebih dalam, ibu
semakin kuat tenaganya, serta makin cepat datangnya hal ini sesuai dengan
kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
kehamilan ibu sekitar 39-40 minggu berarti sudah cukup bulan untuk bersalin,
dan berdasarkan taksiran persalinan ibu tidak sesuai untuk bersalin. Sesuai
dalam keadaan akan bersalin. Empat jam kemudian ibu mengeluh mulesnya
makin sering dan tidak kuat ingin mengedan, menurut Handayan (2006)
bagian terbawah janin (pada persalinan normal: kepala) turun sampai dasar
165
panggul, sehingga timbul perasaan atau refleks ingin mengedan yang makin
kuat.
tanda-tanda vital, didapat semuanya dalam batas-batas normal, tensi stabil sesuai
mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-tanda vital
ibu pada persalinan sekarang. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik pada ibu
lengkap untuk posisi dan penurunan janin mencatat waktu dan mengkaji kontraksi
bagian terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban, dan proporsi panggul dengan
bayi, dengan hasil yang didapat di lapangan sebagai berikut pada pemeriksaan
anemia menurut Manuaba (1998) ibu yang mengalami anemia akan berisiko
mengalami perdarahan, dan mengalami partus lama pada saat persalinan serta
keadaan ini merupakan kondisi yang normal hal ini sesuai dengan teori dimana
pada usia kehamilan 20 mg, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI
makin tampak, payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh
darah makin tampak, dan areola mamae makin menghitam. Selain itu juga penulis
dilakuakan palpasi leopold didapat his 3 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik
paling kuat di fundus, hal ini sesuai dengan teori menurut Saifuddin (2006) yang
menyatakan bahwa frekuensi his yang adekuat pada saat inpartu adalah 3 kali 10
sudah ada tanda-tanda ibu ingin mengedan dengan hasil pemeriksaan dalam
di Hodge III diikuti his yang semakin teratur, sering dan kuat sebanyak 4 kali
dalam 10 menit lamanya 45-50 detik serta denyut jantung bayi 146x/menit
Kemudian pukul 09.05 kemudian dipimpin meneran ketika ada his. Bayi
lahir setelah itu bayi diletakkan di atas perut ibu, dikeringkan dan dibiarkan
diperut ibu setelah selesai proses pemotongan dan penjepitan tali pusat dan
III. Sesuai dengan kompetensi bidan ke 4 dalam asuhan persalinan normal pada
keterampilan dasar bidan mampu melaksanakan manajemen aktif kala III yaitu
167
memberi suntikan uterotonika untuk mencegah terjadinya atonia uteri (JNPK KR,
2007).
secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban untuk mengurangi kejadian
vital 1 jam pertama 15 menit sekali dan 2 jam pertama 30 menit sekali, dilakukan
personal hygiene pada ibu, memberikan konseling tentang pemberian ASI dan
tanda bahaya nifas. Sesuai dengan standar kompetensi ke-4 standar 11.
B. Nifas Normal
1. Data Subjektif
Kebidanan Nifas Normal pada Ny. D P2A0 6 jam post partum yang didapat
kesesuaian antara konsep teori dan konsep dasar asuhan dengan kenyataan di
lapangan.
persamaan antara teori dan praktek di lapangan bahwa 6 jam postpartum ibu
masih merasa lemah dan merasa mules, hal ini sesuai dengan teori menurut
mules diakibatkan pembuluh darah yang menjepit sebagai efek dari lepasnya
plasenta.
168
keadaan umum ibu baik, tanda vital normal, suhu 36.70C adalah hal yang
persalinan dapat terjadi peningkatan suhu badan tetapi tidak lebih dari 380C.
muda, kolostrum positif, kontraksi baik, TFU 1 jari bawah pusat. Menurut
karena sikap kooperatif dari Ny. D dan keluarga pada saat melakukan asuhan
mengatakan bahwa dirinya masih keluar darah merah. Keluhan ini sesuai
dengan teori Lisnawati (2007) yang menyatakan bahwa keluar darah merah
kekuningan disebut lochea sanguilenta yang berisi darah dan lendir, hari ke
dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut : Lochea rubra, 1-3
hari pasca salin berwarna merah dan hitam, terdiri dari sel desidua, verniks
kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah, lochea sanguilenta 3-7
hari pasca salin, berwarna merah bercampur putih, lochea serosa 7-14 hari
169
pasca salin, berwarna kekuningan, lochea alba setelah hari ke 14, berwarna
putih.
masalah pada Ny. D 14 hari postpartum. Ibu mengatakan tidak ada keluhan,
perdarahan masih ada tapi sedikit, tidak ada tanda bahaya yang dirasakan, ibu
postpartum bisa berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari sehingga apa yang
2. Data Objektif
pembengkakan serta nyeri pada payudara, ibu juga mengatakan proses laktasi
lancar tidak ada masalah baik pada ibu maupun bayinya, TFU 3 jari di atas
memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan
tanggap terhadap budaya setempat, dan pada keterampilan dasar yaitu bidan
disimpulkan bahwa ibu mengalami pemulihan organ yang sesuai dengan teori
170
yaitu tinggi TFU serta pengeluaran lochia sesuai dengan lamanya hari ibu
postpartum, dan proses laktasi ibu berjalan normal tidak ada masalah.
abdomen diketahui bahwa TFU ibu tidak teraba, hal ini sesuai dengan
Manuaba (1998;192) pada involusi uterus jaringan ikat dan jaringan otot
kala nifas besarnya seperti semula dengan proses involusi sebagai berikut:
berwarna putih.
3. Analisa
menemukan kesesuaian antara konsep teori dan konsep dasar asuhan dengan
dikumpulkan oleh penulis maka benar bahwa Ny. D 33 tahun P2A0 6 hari
4. Penatalaksanaan
hari postpartum yaitu memberitahukan keadaan ibu bahwa ibu sehat tidak ada
berdasarkan kebutuhan ibu nifas yaitu memantau keadaan umum ibu, tanda-
tanda vital, laktasi, involusi uteri, lochea. Hal ini penting dilakukan, supaya
ibu menjalani masa nifas dapat terkontrol, sehingga ketika timbul masalah
payudara, hal ini penting diberikan supaya proses laktasi ibu berjalan
sehingga tidak akan menganggu produksi ASI serta kesehatan ibu menunjang
kesehatan ibu postpartum dapat lebih cepat. Setelah itu ibu diajarkan cara
diingatkan kembali tentang tanda bahaya nifas yang mungkin terjadi pada
172
ibu, serta tindakan yang harus dilakukan ibu dan keluarga yaitu segera datang
penulis memberikan motivasi untuk cukup nutrisi dan istirahat, karena ibu
sebentar lagi selesai dan akan segera mengalami haid kembali membutuhkan
istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir. Mendukung pemberian ASI
Setelah penulis melakukan pengkajian pada laporan bayi baru lahir pada
lapangan. Adapun hal ini penulis dapat jabarkan dengan bentuk narasi laporan
1. Data Subjektif
dapat menyusu lebih dini dari ibunya. Menurut wewenang bidan dalam
Kepmenkes 2002 poin 9 bahwa bayi harus diberikan ASI 30 menit pertama.
Kemudian bayi diberikan salep mata dan vitamin K, hal ini sesuai teori
bahwa pencegahan infeksi neonatal yaitu dengan salep mata dan Vitamin K
Penyelenggaraan Praktek yaitu pada yang terdapat pada pasal 10 ayat 2 dan
menurut wewenang bidan poin 9 yaitu: bahwa bayi harus diberikan imunisasi.
2. Data Objektif
aktivitasnya aktif, tangis bayi kuat dan tanda-tanda vitalnya terdiri dari: laju
napas 40 x/menit, laju jantung 124 x/menit, suhu 36,50C, berat badan bayi
3200 gram. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tidak ada penonjolan pada
ubun-ubun, sutura ada, lingkar kepala 34 cm, letak telinga simetris, mata tidak
ada pengeluaran cairan atau pus, hidung dan mulut tidak ada kelainan, tidak
ada bibir sumbing, mulut bersih dan refleks hisap baik, leher tidak
pembengkakan atau benjolan, dada simetris, puting ada, lingkar dada 33 cm,
ekstremitas atas pergerakkan aktif, jumlah jari lengkap, refleks moro ada,
rooting ada, sucking ada, swallowing ada, tonik neek ada, starle ada, stapping
ada, graspping ada, genggam ada. Perut bentuk normal tali pusat tidak ada
174
tanda infeksi. Genitalia: jenis kelamin laki-laki testis belum turun, lubang
penis ada di ujung penis. Tungkai dan kaki gerakan normal, jumlah jari
lengkap, bentuk simetris. Punggung dan anus tidak ada cekungan, anus
berlubang ditandai adanya mekonium. Kulit tidak ada verniks tidak da tanda
lahir warna kulit kemerahan. Menurut teori yang dikemukakan oleh Saefudin
(2006) bahwa bayi baru lahir normal keadaan umumnya baik, warna kulit
kemerah-merahan, aktivitas aktif, tonus otot baik, dan tangis bayi kuat.
Tanda-tanda vital bayi baru lahir normal adalah laju nafas akan cepat pada
x/menit pada 10-15 menit setelah persalinan, laju jantung kira-kira 180
x/menit yang kemudian akan turun sampai 140-120 x/menit pada waktu bayi
berumur 30 menit, suhu 36–37 °C. Dalam 3 hari pertama berat badan akan
turun oleh karena bayi mengeluarkan air kencing dan mekonium, sedang
cairan yang masuk belum cukup, kemudian pada hari ke-4 berat badan akan
naik lagi. Berat badan normal bayi baru lahir berkisar antara 2500gr – 3000
gr. Pada pemeriksaan fisik bayi Ny. D termasuk bayi baru lahir normal,
karena menurut pernyataan Wiknjosastro (2002) pada bayi yang tidak normal
dari vagina, besar dan bentuk klitoris dan labia minora, atresia ani. Tulang
lahir.
3. Analisa
bahwa bayi Ny. D dalam keadaan fisiologis dengan keadaan umum bayi baik,
tonus otot baik, tangis bayi kuat, refleks hisap kuat, warna kulit kemerahan,
dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan Saifuddin (2006;N-36) bahwa bayi baru lahir
sulit atau > 60 x/menit, kehangatan terlalu panas > 38 0C atau terlalu dingin <
360C, warna kulit kuning, biru atau pucat dan memar. Pemberian ASI sulit
176
atau hisapan lemah, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk dan
bau darah.
4. Penatalaksanaan
Pada tahap ini penulis dapat menyusun rencana asuhan sesuai dengan
data yang diperoleh dari data subjektif dan objektif. Adapun rencana asuhan
eksklusif, dan tanda-tanda bahaya baru lahir serta rencana memandikan bayi.
Pasal 10 Ayat 2
BAB V
A. Simpulan
manajemen asuhan kebidanan pada kasus Ny. D dengan persalinan normal sesuai
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir hingga 2 minggu post partum yang
baik, ini semua karena klien selalu melakukan ANC secara teratur dan
3. Masa nifas Ny. D dilakukan mulai dari 6 jam post partum sampai 2 minggu
post partum, keadaan ibu baik dan masa nifas ibu berjalan dengan normal
serta tidak ditemukan kelainan serta tanda bahaya nipas dan IMD sudah
dilakukan.
178
4. Bayi lahir dengan selamat dan sehat pada jam 09.30 WIB, pemberian Vit K1,
salep mata tetra siklin 1%, dan Imunisasi HBO sudah dilakukan.
B. Saran
bayi sehingga komplikasi yang mungkin terjadi dapat terdeteksi serta diatasi
sedini mungkin.
2. Bagi Mahasiswa
komprehensif sesuai teori yang sudah ada dan sesuai standar pelayanan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2005. Kebutuhan Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Sasaran Pembangunan
Kesehatan Nasional 2004 – 2009. dari http://www.depkes.go.id diakses tahun
2007.
Hapsari. 2006. Kontribusi Penting Menyelamatkan Persalinan Sehat dan Buku KIA.
Dari http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=47 diakses tahun 2006.
Suparmanto, Sri Astuti. 2006. Angka Kematian Ibu Indonesia 50 Per Hari dari
http://www.Pikiran-rakyat.com diakses Selasa, 24 Januari 2006