Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK ETIKOLEGAL

ASUHAN KEHAMILAN NY.TP UMUR 34 TAHUN G2P1A0 UMUR


KEHAMILAN 5 MINGGU DENGAN EMESIS GRAVIDARUM

Pembimbing Akademik : Devy Kurnia Ramadhani, S.ST

Pembimbing Lahan : Merry Juita, S.ST

Disusun Oleh :

Nama : Tarisa Nila A’isyah

NIM : P07124120046

Prodi : D3 Kebidanan/ Semester 2

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA


Tahun Pelajaran 2020/2021
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/laurachiedarddil/asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-normal-pkk-1

http://repo.undiksha.ac.id/324/3/1606091002-BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf

https://doktersehat.com/tanda-tanda-bahaya-pada-kehamilan/

https://www.sehatq.com/artikel/memahami-kek-pada-ibu-hamil-dan-cara-mengatasinya

https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/masalah-kehamilan/suntik-tetanus-saat-hamil-
aman/

https://www.popmama.com/pregnancy/second-trimester/annas/perubahan-fisiologis-pada-
ibu-hamil/5

Modul Panduan Praktikum Mata Kuliah Askeb Kehamilan

Buku Bahan Ajar Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam Praktik Kebidanan Karya Endah
Widhi Astuti, M.Mid
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan
secara menyeluruh di mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana. Dalam program pemerintah yaitu mengurangi kemungkinan
seorang perempuan menjadi hamil dengan upaya keluarga berencana, mengurangi
kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami komplikasi dalam kehamilan,
persalinan atau masa nifas dengan melakukan asuhan antenatal dan persalinan dengan
prinsip bersih dan aman, mengurangi kemungkinan komplikasi persalinan yang
berakhir dengan kematian atau kesakitan melalui pelayanan obstetrik, neonatal
esensial dasar dan komprehensif (Prawirohardjo, 2009).
Kehamilan pada TM III sangat memerlukan pendampingan bidan untuk
mencegah terjadinya komplikasi seperti anemia, perdarahan dan komplikasi lainnya
yang dapat membahayakan kehamilan. Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan
pengawasan kesejahteraan ibu dan janin minimal empat kali selama kehamilan berupa
cakupan K1 dan K4. Dengan adanya kunjungan yang teratur dan rutin dari bidan atau
dokter, maka selama kunjungan tersebut, diharapkan komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, pembedahan dapat
dikenali secara dini dan dapat di tangani dengan cepat dan tepat. Hal ini 2 dapat
mengurangi resiko kematian dan kesakitan bagi ibu dan janin. Pada Asuhan antenatal
yang kurang optimal dapat menimbulkan dampak atau komplikasi pada kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan memutuskan menggunakan metode keluarga
berencana sehingga sangat penting mendapatkan pelayanan dari tenaga kesehatan,
karna dengan begitu perkembangan kondisi setiap saat akan terpantau dengan baik
(Marmi,2011 : 9-11).
Pada periode masa nifas ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu pada Ibu
Nifas dan Bayi Baru Lahir (BBL) yang masih memerlukan penyesuaian. Pada bayi
baru lahir tidak semua bayi baru lahir dengan vigerous baby sehat jika tidak
mendapatkan asuhan yang optimal. Hal penting yang perlu diperhatikan pada bayi
baru lahir yaitu dalam menjaga kehangatan tubuh bayi, pemberian nutrisi, dan
pencegahan infeksi pada tali pusat yang jika hal tersebut tidak di perhatikan dengan
baik akan menimbulkan komplikasi yang sering terjadi seperti hipotermi, ikterus,
infeksi neonatorum. Pada masa nifas ibu akan mengalami masa pemulihan baik
perubahan fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis
namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak
menutup kemungkinan akan terjadi keadaan yang patologis yang menyebabkan
komplikasi pada ibu nifas seperti terjadi bengkak pada payudara (gangguan pada
produksi ASI) perdarahan masa nifas dan infeksi pada jahitan luka perineum
(Prawirohardjo, 2012).
Pada masa nifas pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan adalah suatu
hal yang penting untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan
kehamilan yang beresiko oleh karena jarak anak yang terlalu dekat dengan
pengetahuan yang cukup selama masa nifas yang dimiliki oleh ibu tentang alat
kontrasepsi, maka akan mudah bagi calon akseptor untuk menentukan alat kontrasepsi
yang akan dipakai nantinya sesuai dengan keinginan calon akseptor KB (Sulistyawati,
2009).
Perlunya asuhan yang berkesinambungan dan berkualitas untuk mendeteksi
dini adanya risiko dan komplikasi, karena kesejahteraan ibu dan anak selalu terpantau
oleh tenaga kesehatan (Sunarti, 2013:31).
Salah satu program lainnya yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu
dan bayi dalam lingkup kebidanan adalah COC (continuity of care). Berdasarkan
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2013-2017, angka kematian ibu
berfluktuatif dari tahun 2013-2017 dimana tahun 2017 AKI di Provinsi Bali turun
menjadi 68,6 per 100.000 KH dimana angka ini merupakan angka yang paling rendah
dalam tiga tahun terakhir dan AKB tahun 2017 mencapai 4,8 per 100.000 KH dan
target SDGs tahun 2030 yaitu 12 per 1000 KH.
Berdasaarkan Profil Kesehatan Kabupaten Buleleng tahun 2017 menunjukkan
bahwa AKI dari tahun 2013 s.d 2017 cenderung mengalami penurunan, angka
Kematian ibu pada tahun 2017 adalah 8,3/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB
di kabupaten buleleng pada tahun 2017 4 sebanyak 4/1000 Kelahiran Hidup.
Capaian K1 pada tahun 2017 Jumlah sasaran ibu hamil di Kabupaten Buleleng
sebanyak 12.124 K-1 di Kabupaten Buleleng sebesar 96,8%, jumlah kunjungan ibu
hamil K4 tahun 2017 adalah sebanyak 10.839, sehingga cakupan K4 Kabupaten
Buleleng sebesar 89,4%. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Kabupaten Buleleng selama tahun 2017 sudah mencapai 93,4% dimana dari 11.574
ibu bersalin sebanyak 10.816 sudah melalukan persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan. Dan hasil capaian pelayanan ibu nifas di Kabupaten Buleleng pada tahun
2017 sebesar 92,6% atau dari 11.574 ibu bersalin, yang mendapat pelayanan
kesehatan nifas sebanyak 10.712 orang.
Berdasarkan data Puskesmas Kubutambahan 1 tahun 2018 didapatkan data K1
sebanyak 450 orang, K4 sebanyak 433 orang, di antaranya mengalami KEK sebanyak
36 orang, anemia sebanyak 19 orang dan pre-eklampsia sebanyak 6 orang. Ibu
bersalin sebanyak 438 orang, ibu bersalin dengan komplikasi sebanyak 22 orang. KF
1 sebanyak 438 orang, KF3 sebanyak 402 orang. KN1 sebanyak 438 orang, KN 3
sebanyak 424 orang dan jumlah ibu nifas yang menjadi akseptor KB sebanyak 398
orang dimana kontrasepsi yang dipilih paling banyak yaitu KB suntik 3 bulan.
Berdasarkan data di PMB “TC” tahun 2018 terdapat kunjungan K1 sebanyak
166 orang, K4 sebanyak 323 orang, ibu bersalin sebanyak 123 orang, kunjungan nifas
sebanyak 123 orang dan kunjungan neonatus sebanyak 123 orang.
Dari data kujungan ibu hamil tersebut masih terdapat 5 ketidak seimbangan
antara cakupan K1 dan K4, dimana target cakupan K1 adalah 100%, dan cakupan K4
sebesar 98%, sehingga harus dilakukan asuhan yang komprehensif pada perempuan
hamil sampai memutuskan menggunakan alat kontrasepsi agar dapat menekan angka
kematian ibu dan bayi agar tercapainya derajat kesehatan yang optimal khususnya
dalam membantu mengurangi AKI dan AKB maka peran tenaga kesehatan khususnya
bidan sangat penting terutama dalam mendeteksi adanya penyulit pada masa
kehamilan, bersalin, nifas serta perawatan bayi baru lahir. Pemerikasaan dan
pengawasan secara komprehensif sejak masa kehamilan mutlak diperlukan, karena
gangguan kesehatan yang dialami oleh seorang ibu yang sedang hamil bisa
berpengaruh pada kesehatan janin dikandungan, saat kelahiran hingga pertumbuhan.
Untuk itu pengawasan antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal (Manuaba, 2010).

B. Tujuan
a. Mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisa dari data yang
terkumpul dari ibu hamil
b. Mamp menginterpretasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk diagnosa serta
masalah dan kebutuhan ibu hamil
c. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan dan melakukan intervensi dan kolaborasi
d. Mampu membuat rencana asuhan pada ibu hamil
e. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan rencana yang telah
dicapai untuk ibu hamil
ANC standar yang diintegrasikan dengan layanan antara lain:
- Maternal neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
- Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan - Anemia dan Bumil KEK
- Pencegahan dan pengobatan IMS-Sifilis/ISK dalam kehamilan
- Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA)
- Pencegahan Malaria dalam kehamilan (PMDK)
- Pencegahan dan pengobatan TB
- Pencegahan dan pengendalian PTM
- Pencegahan dan penanggulangan kecacingan

Jenis Kunjungan ANC :

a. Ibu hamil yang pertama (disebut K1)


Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester I
(usia kehamilan 1 sampai 12 minggu) K1 murni.
Kunjungan antenatal pertama yang dilakukan setelah melewati trimester 1K1 akses.
b. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4).
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas
kesehatan untuk mendapatkan pemeriksan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada
trimester III, usia kehamilan >24minggu

KEK dan Non KEK pada Ibu Hamil :

a. Penyebab
Kekurangan energi kronis terjadi karena kapasitas fisik yang terbatas akibat
mengalami kekurangan asupan makanan dalam jangka waktu lama. Sesuai pengertian
KEK pada ibu hamil menurut WHO, ibu hamil dengan KEK akan memiliki indeks
massa tubuh (BMI) kurang dari 18,5 kg/m2. Penyebab kondisi ini dapat berupa makan
terlalu sedikit atau pola makan yang tidak seimbang sehingga menyebabkan
kekurangan nutrisi dalam jangka waktu lama.
Gangguan kesehatan pada masa kehamilan juga bisa menyebabkan terjadinya
malnutrisi yang berujung pada kekurangan energi kronis. Salah satu gangguan
kehamilan yang berpotensi menyebabkan KEK pada ibu hamil adalah hiperemesis
gravidarum (HG).Hiperemesis gravidarum memiliki gejala yang serupa dengan
morning sickness. Hanya saja, gejala yang dialami bisa lebih berat dan parah. Ibu
hamil yang mengalami masalah ini dapat mengalami mual dan muntah berkali-kali,
serta tidak dapat mempertahankan makanan di dalam tubuh.
Jika berlangsung hingga berbulan-bulan, hiperemesis gravidarum dapat
mengakibatkan malnutrisi penyebab KEK pada ibu hamil. Kekurangan energi kronis
dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi kehamilan yang memengaruhi janin,
seperti:
 Lahir mati
 Kelahiran prematur
 Gangguan pertumbuhan janin
 Terhambatnya perkembangan otak janin
 Berat bayi lahir rendah
 Anemia pada bayi

b. Gejala
Gejala kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat ditandai dengan:
 Ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
 Terus-menerus merasa letih
 Sering kesemutan
 Wajah pucat
 Penurunan berat badan dan lemak
 Penurunan laju metabolisme
 Penurunan kalori yang terbakar pada saat istirahat (resting metabolic
rate/RMR)
 Penurunan kebiasaan aktivitas fisik
 Penurunan kapasitas kerja fisik

c. Cara Mengatasi
KEK pada ibu hamil umumnya terjadi sebelum masa kehamilan dimulai. Oleh
karena itu, selain penanganan, Anda juga melakukan upaya pencegahan supaya tidak
terjadi kekurangan energi kronis pada ibu hamil. Mengatasi KEK pada ibu hamil
memerlukan perubahan pada pola konsumsi makanan yang dilakukan selama ini dan
bukan merupakan hal yang instan. Upaya ini juga perlu dilakukan secara
berkesinambungan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan energi
kronis dengan perubahan pola konsumsi makanan adalah:
 Pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil
 Ketersediaan pangan yang memadai di rumah tangga
 Penyuluhan mengenai pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi kehamilan
 Perubahan kebiasaan atau pola makan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh
 Mengatasi gangguan kehamilan yang menyebabkan malnutrisi
Apabila KEK pada ibu hamil telah menyebabkan kondisi kritis, maka ibu hamil
memerlukan perawatan intensif untuk mengatasinya.

Suntik TT (Tetanus Toksoid)

Tetanus disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini dapat
ditemukan pada debu di dalam rumah, kotoran manusia dan hewan, serta besi berkarat.Perlu
diketahui bahwa di masa kehamilan pun, kondisi tetanus terjadi ketika bakteri masuk ke
dalam tubuh melalui luka terbuka. Walaupun tetanus tidak dapat ditularkan dari orang ke
orang, kondisi ini tetap bisa menimbulkan komplikasi kehamilan pada bayi bila ibu hamil
belum melakukan imunisasi TT.

Tetanus pada bayi baru lahir sering terjadi di negara berkembang dan sangat
mematikan. Dikutip dari Mother to Baby, infeksi tetanus dan difteri pada ibu hamil bisa
mejadi penyebab bayi lahir prematur hingga kematian bayi di dalam kandungan. Bakteri
penyebab tetanus umumnya menyerang luka kulit yang dalam, seperti pada luka tusuk, luka
gigitan hewan, luka bakar, luka potong, atau borok.

Umumnya, vaksin yang mengandung virus yang dimatikan (dilemahkan) dapat


diberikan selama kehamilan. Akan tetapi, vaksin yang mengandung virus hidup tidak
direkomendasikan untuk wanita hamil.

Imunisasi tetanus (TT) termasuk ke dalam daftar vaksin yang perlu diberikan pada ibu
hamil. Apabila wanita belum mendapatkan vaksin sebelum hamil, kini pemberian imunisasi
atau suntik TT pada ibu hamil di masa kehamilan tergolong aman dilakukan.

Mengutip dari Mayo Clinic, satu dosis pemberian suntik atau vaksin TT saat hamil
sangat direkomendasikan untuk mencegah janin mengalami batuk rejan atau pertusis. Suntik
tetanus juga dapat mencegah risiko terjadinya tetanus pada ibu serta janin di dalam
kandungan.

Pada kehamilan pertama, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan dua kali
suntik imunisasi tetanus (TT) pada ibu hamil. Selain vaksin atau imunisasi TT, ada empat
jenis vaksin lainnya yang digunakan untuk melindungi ibu hamil dari tetanus sekaligus
penyakit lainnya, yaitu:

 Vaksin difteri dan tetanus (DT)


 Vaksin Tdap (tetanus, difteri, dan pertussis)
 Vaksin tetanus dan difteri (TD)
 Vaksin DTap (difteri, tetanus, dan pertussis)

Berikut adalah pemberian imunisasi TT pada ibu hamil (tanpa ada paparan sebelumnya) yang
direkomendasikan oleh WHO:
Perubahan Fisiologi pada Ibu Hamil :

a. Sering BAK
Saat rahim tumbuh semakin besar untuk menjadi ‘rumah’ pertama si Kecil,
berbagai organ tubuh Mama di sekitarnya pun akan sedikit tertekan. Salah satunya
kandung kemih. Oleh sebab itu, seiring bertambahnya usia kehamilan, frekuensi
berkemih Mama biasanya juga akan turut meningkat. Bahkan sedikit minum saja
rasanya Mama ingin segera berkemih lagi, bukan? Ini adalah salah satu perubahan
fisiologis pada ibu hamil yang wajar. Namun demikian, jangan lupa untuk
mengimbanginya dengan banyak minum air putih juga.

Cara tersebut juga penting dilakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih.
Agar teknik mengontrol perkemihan tetap kuat, ada baiknya juga Mama rutin
melakukan latihan untuk memperkuat dasar panggul, misalnya dengan senam kegel.
Saat terjadi peningkatan frekuensi berkemih, pastikan Mama selalu menjaga
kebersihan dan higienis saat melakukannya. Terutama saat Mama sedang berada di
tempat umum. Jika perlu, lakukan tes urine berkala selama kehamilan untuk
menghindari infeksi.

b. Rasa Tidak Nyaman atau Nyeri di Perut


Selain membuat frekuensi berkemih meningkat, rahim yang tumbuh juga
memberi tekanan pada sfingter lambung. Akibatnya, perut pun seringkali terasa
mulas, tidak nyaman dan bahkan nyeri. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mengurangi efek nyeri ini adalah makan dengan porsi kecil namun sering,
menghindari makanan pedas, gorengan dan bersantan, serta mengonsumsi jahe.

Selain itu, minum banyak air putih dan berbaring di sisi kiri juga bisa
membantu meredakan nyeri di area perut dan dada pada ibu hamil. Apabila selesai
makan hindari langsung berbaring karena dapat membuat asam lambung naik dan
timbul sensasi nyeri yang berlebihan.

c. Mual dan Muntah


Mual dan muntah tak cuma bisa dialami pada kehamilan trimester awal, tapi
juga pada bulan-bulan selanjutnya. Kondisi ini muncul disebabkan oleh perubahan
hormon dan kimiawi selama kehamilan.Pahamilah bahwa perut yang kosong dan
lapar terlalu lama seringkali juga dapat membuat mual terasa semakin parah. Jadi,
sebisa mungkin selalu sediakan camilan dan hindari membiarkan tubuh lapar terlalu
lama.
Beberapa camilan yang bisa dipilih di antaranya camilan kering kaya
karbohidrat seperti biskuit serta buah-buahan. Minum teh hangat dan permen jahe
juga bisa dilakukan untuk membantu mengurangi mual berlebihan saat hamil.
d. Mudah Lelah
Saat hamil, pastikan ibu hamil menyediakan waktu lebih banyak untuk
beristirahat. Hindari memaksakan diri tetap beraktivitas atau bekerja saat tubuh mulai
merasa lelah. Perubahan kadar hormon progesteron dalam tubuh ibu hamil seringkali
membuat menjadi cepat lelah. Ini juga menjadi pertanda bahwa tubuh ibu hamil perlu
istirahat. Memaksakan diri tetap bekerja dapat membuat ibu hamil justru bisa terjatuh
atau pingsan. Hal ini tentu akan lebih membahayakan kesehatan kehamilan ibu hamil.

e. Gangguan Pola Tidur


Istirahat menjadi salah satu komponen penting yang perlu selalu diperhatikan
oleh ibu hamil. Namun sayangnya, perubahan fisiologis seringkali justru
menyebabkan pola tidur menjadi terganggu. Beberapa di antaranya karena sering
buang air kecil di malam hari, sulit menemukan posisi tidur yang nyaman di kasur,
gerakan janin yang berlebihan dan bahkan karena cemas pada sesuatu yang tidak
pasti.

Untuk menghindari hal ini, ibu hamil bisa coba melakukan beberapa hal. Salah
satunya seperti mengurangi konsumsi kafein, memilih bantal yang lebih empuk dan
lembut, serta berbagi cerita pada suami untuk mengurangi kecemasan saat hamil.

f. Konstipasi atau Sembelit


Konstipasi terjadi ketika ada penurunan pada fungsi usus. Seperti diketahui,
usus besar menyerap kelebihan cairan sebagai akibat dari peningkatan progesteron.
Nah, perubahan ini sebenarnya bisa dikurangi melalui pemilihan nutrisi yang tepat.

Selain itu, minumlah 2-3 liter cairan per hari. Jika perlu, minumlah segelas air
putih hangat di pagi hari sebelum makan. Sertakan berbagai makanan kaya serat
dalam makanan Mama seperti buah-buahan, sayuran dan roti gandum. Jangan lupa
juga untuk selalu menjaga aktivitas fisik seperti berjalan dan berolahraga setiap hari.

g. Nyeri Punggung
Semakin bertambahnya usia kehamilan, seringkali dibarengi juga dengan
munculnya perubahan fisiologis seperti nyeri punggung. Kondisi ini biasanya
disebabkan oleh perubahan pusat gravitasi, kenaikan berat badan, dan ketegangan
otot. Tubuh yang semakin condong ke depan karena perut bertambah besar membuat
Mama menjadi sulit menjaga stabilitas tubuh. Punggung pun akan bekerja lebih ekstra
untuk menopang dan menyeimbangkan tubuh.

Selain itu, produksi hormon relaxin dan progesteron kadang-kadang juga


menyebabkan pelunakan ligamen, kelemahan sendi, dan ketidakstabilan di
pergelangan kaki. Nyeri punggung dapat dikurangi dengan olahraga seperti yoga
prenatal. Selain itu, upayakan untuk selalu menjaga postur tubuh yang benar dan
menggunakan sepatu yang nyaman. Jika perlu, beri pijatan pada area punggung yang
terasa nyeri.
Tanda-tanda Bahaya Kehamilan :

Tanda bahaya pada kehamilan bisa terjadi secara mendadak dan biasanya tidak bisa
diperkirakan sebelumnya. Segera periksakan ke dokter jika kehamilan menunjukkan tanda-
tanda bahaya seperti berikut ini:

1. Berat Badan Ibu Hamil Tidak Naik

Normalnya, selama hamil seorang ibu akan mengalami kenaikan berat badan
sekitar 9-12 kg. Peningkatan berat badan akan mulai terlihat sejak kehamilan usia 4
bulan hingga menjelang persalinan. Jika berat badan ibu tidak naik pada akhir bulan
keempat atau kurang dari 45 kg pada akhir bulan keenam, maka kemungkinan ini adalah
tanda bahaya kehamilan yang menunjukkan pertumbuhan janin akan terganggu. Bahkan
nyawa janin bisa terancam. Tidak bertambahnya berat badan ibu mungkin disebabkan
kekurangan gizi atau ibu menderita penyakit seperti malaria, batuk menahun, atau
penyakit lainnya yang perlu segera diobati.

2. Perdarahan (bleeding)

Tanda bahaya kehamilan berikutnya adalah munculnya perdarahan. Perdarahan


melalui jalan lahir pada kehamilan, persalinan dan nifas merupakan tanda bahaya yang
bisa berakibat kematian ibu dan janin :

 Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan bisa


diakibatkan oleh keguguran atau keguguran yang mengancam. Jika
mengalami kondisi ini ibu harus segera meminta pertolongan bidan atau
dokter untuk menyelamatkan nyawa janin. Apabila janin tidak dapat
diselamatkan maka ibu perlu mendapat pertolongan supaya kesehatannya
terjaga.
 Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang hebat,
merupakan kondisi yang sangat berbahaya. Keadaan ini bisa mengancam
nyawa ibu. Oleh karena itu, ibu  hamil harus segera dibawa ke rumah sakit
untuk mendapat perawatan medis.
 Perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan 7-9 bulan, meski hanya
sedikit tapi kondisi ini merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Jika
mengalami hal ini ibu harus segera diberi perawatan medis di rumah sakit.
 Terjadinya perdarahan dalam jumlah banyak, sesaat atau sekitar 1 jam
setelah melahirkan, sangat berbahaya dan sering menjadi penyebab
kematian ibu. Kondisi ini bisa mengakibatkan kematian dalam waktu
kurang dari 2 jam. Ibu perlu segera ditolong untuk penyelamatan jiwanya.
 Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang
berlangsung terus menerus, disertai bau tak sedap dan demam, juga
merupakan tanda bahaya pada kehamilan. Ibu harus segera dirawat di
rumah sakit.
3. Bengkak Tangan/Wajah, Pusing, dan diikuti Kejang

Normal saja bila kaki atau tungkai bawah mengalami sedikit pembengkakan saat
usia kehamilan menginjak 6 bulan ke atas. Tanda bahaya kehamilan akan menjadi sangat
berisiko bila terjadi bengkak pada wajah atau tangan, terutama jika disertai tekanan darah
tinggi dan sakit kepala. Jika dibiarkan, ibu hamil akan mengalami kejang-kejang atau
disebut dengan eklamsi. Kondisi ini sering mengakibatkan kematian pada ibu dan janin.
Jika terdapat satu atau lebih gejala tersebut maka ibu harus segera mendapat pertolongan
medis.

4. Gerakan Janin Berkurang atau Tidak Ada

Pada kondisi normal, yaitu pada usia kehamilan 4-5 bulan gerakan janin bisa
dirasakan ibu untuk pertama kalinya. Selanjutnya, gerakan janin akan makin sering
dirasakan ibu. Janin yang sehat bergerak secara teratur. Bahaya hamil 5 bulan terlihat
jika gerakan janin berkurang, melemah atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam.
Kondisi ini bisa menjadi tanda tanda bayi kurang sehat dalam kandungan dan bisa
mengancam keselamatan janin.

5. Kelainan Letak Janin

Normalnya, kepala janin berada di bagian bawah rahim ibu dan menghadap ke
arah punggung ibu. Menjelang persalinan, kepala bayi turun dan masuk ke rongga
panggul ibu. Namun, terkadang letak janin tidak normal sampai usia kehamilan 9 bulan.
Kondisi ini membuat ibu hamil harus segera melahirkan supaya nyawa ibu dan janin bisa
diselamatkan. Kelainan letak janin antara lain: Letak sungsang – kepala janin di bagian
atas rahim. Letak lintang – letak janin melintang di dalam rahim. Jika menjelang
persalinan bagian tubuh janin terlihat di jalan lahir, misalnya tangan, kaki atau tali pusat,
maka ibu harus segera mendapat perawatan medis.

6. Sakit ketika Buang Air Kecil

Pada dasarnya, rasa nyeri adalah sesuatu yang umum terjadi ketika buang air kecil
saat hamil. Hal ini bisa terjadi karena perubahan tubuh yang terjadi seiring
perkembangan janin. Rasa nyeri yang tidak ditangani dengan baik bisa memicu
terjadinya prematur. Oleh karena itu, ini menjadi salah satu tanda bahaya kehamilan yang
perlu diwaspadai.

7. Kontraksi

Jika kontraksi terjadi di awal trimester ketiga, hal ini bisa menjadi tanda bahaya
pada kehamilan karena Anda akan melahirkan prematur. Apabila janin belum cukup
umur untuk dilahirkan, dokter mungkin akan menghentikan proses persalinan.

8. Nyeri Perut, Sakit Kepala, dan Gangguan Penglihatan


Sakit kepala adalah sesuatu yang normal terjadi karena tubuh mengalami lonjakan
hormon dan darah. Sementara nyeri perut dapat terjadi akibat rahim yang terus
berkembang, ligamen mengalami peregangan, serta organ-organ terus bergerak.
Sedangkan gangguan penglihatan adalah sesuatu yang normal karena terkait perubahan
tubuh dan hormon. Namun, ketiga hal tersebut bisa juga jadi pertanda Anda mengalami
kondisi berlanjut preeklamsia, yaitu eklampsia jika tekanan darah tinggi, proteinuria dan
bengkak terjadi secara terus-menerus.

Selain itu, apabila sakit kepala yang Anda alami tidak kunjung hilang dan disertai
pandangan yang buram atau disertai pingsan, ini bisa jadi suatu tanda bahaya kehamilan.
Segera periksakan diri Anda ke dokter kandungan apabila Anda mengalami gejala ini.
Pada akhirnya, kehamilan memang bisa membuat tubuh ibu hamil lebih rentan
mengalami hal-hal buruk. Jadi, jika Anda mengalami hal aneh seperti tanda bahaya pada
kehamilan seperti di atas, disarankan untuk segera mengonsultasikannya ke dokter
kandungan.

Prinsip Etika dan Moralitas dalam Praktik Kebidanan :

a. Sikap etis profesional bidan akan mewarnai setiap langkah bidan, termasuk
mengambil keputusan dalam merespon situasi yg muncul pada asuhan kebidanan
b. Pemahaman tentang etika & moral menjadi bagian yg fundamental & sangat penting
dalam asuhan kebidanan, dengan senantiasa menghormati nilai2 pasien
c. Etik merupakan suatu pertimbangan yg sistematis tentang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yg berhubungan dengan perilaku
d. Etika berfokus pada prinsip & konsep yg membimbing manusia berfikir & bertindak
dalam kehidupannya dilandasi nilai2 yg dianutnya
e. Klarifikasi nilai (Values) merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti
sistem nilai2 yg ada pada dirinya
f. Merupakan proses yg memungkinkan seseorang menemukan sistem perilakunya
sendiri melalui perasaan & analisis yg dipilihnya

Dalam Praktik kebidanan ketika kita berhadapan dengan pasien kita harus menerapak sikap
SOLER dan GATHER.

SOLER

- Smile and Face Your Client (Senyum dan menghadap ke klien)


- Open and Non Judgemental Facial Expression (Ekspreis muka menunjukkan sikap
terbuka dan tidak menilai)
- Lean Towards Client (Tubuh condong ke klien)
- Eye Contact in a Culturally-Acceptable Manner (Kontak mata atau tatap muka sesuai
dengan cara dan budaya setempat)
- Relaxed and Friendly (Rileks dan bersahabat)
GATHER

- Greeting Client (Memberi salam pada klien)


- Ask Client About Themselves (Meminta klien menjelaskan tentang dirinya)
- Tell Client About Choice
- Help Client Make An Informed Choice
- Explain Fully How To Use The Choosen Method
- Return Visits Should be Welcomed

Anda mungkin juga menyukai