PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ssecara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai pada bayi baru lahir.
Asuhan kebidanan ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui hal – hal apa
saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas sampai
ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup masih terlalu lamban untuk mencapai target
hamil dan melahirkan pada 2015, untuk mencapai target MDGs penurunan angka
kematian ibu antara 1990 dan 2015 seharusnya 5,5 persen per tahun. Namun data
WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu
hingga saat ini masih kurang dari satu persen per tahun. Pada 2005,sebanyak
1
536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah
Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan
ibuper 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian
tahun 2011 adalah sebanyak 50 orang , Demikian juga tingkat AKB dari 89
2009). AKI Dan AKB di provinsi banten pada tahun 2012 masih cukup tinggi,
yaitu pada tahun 2012 mencapai 189/100.000 kelahiran hidup sedangkan AKB
kematian ibu, yang terjadi 90 % pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan
2
Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor resiko keterlambatan yaitu (Tiga
tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam
2009). Departemen Kesehatan dalam mewujudkan hal ini, salah satu upaya
kesehatan dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
inginkan, tempat persalinan yang ibu inginkan, transportasi dan donor darah.
(MPS).
kebidanan kepada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir, bimbingan
3
upaya kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, mahasiswi ikut berperan serta
dalam upaya menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan memperdalam ilmu
dan bayi, salah satunya dengan magang/praktek di BPM atau kelinik guna
berkualitas di masa ini dan masa yang akan datang (Saffudin, 2010).
komprehensif.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
sesuai standar pelayanan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru
2. Tujuan Khusus
manajemen kebidanan .
4
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi
diagnosa masalah pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir ,nifas dan KB
pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir ,nifas, dan KB secara
Penatalaksanaan).
C. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari laporan studi kasus ini untuk melakukan asuhan
kebidanan yang komprehensif pada Ny. F umur 28 tahun usia kehamilan 38-38
minggu, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan KB Di BPS Hj. Sinarti
D. Sistematika Penulisan
Bab I : Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan yang terdiri dari
penulisan.
5
sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil,
Bab III : Tinjauan Kasus yang berisikan tentang asuhan kebidanan pada
SOAP.
pembaca.
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum,
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari
bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9
bulan .
7
dengan permulaan persalinan. Selama kehamilan ini terjadi perubahan-
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
kalender internasional.
maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil
yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi.
b. Fisiologis Kehamilan
8
Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan
janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel
sperma, saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat
atau kandungan bagian dalam yang meliputi ovarium, tuba falopi, uterus,
dan vagina. Organ reproduksi eksterna wanita adalah alat pembuahan atau
kandungan bagian luar yang meliputi mons veneris, labia mayor, labia
disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Pada saat hamil akan
terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum,
aterm :
1) Ovulasi
9
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system
10
c) Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang dalam zona
zona pellucid
d) Konsepsi terjadi pada pars ampuylaris tuba, tempat yang paling
ampula tuba
e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 24 jam
f) Spermatozoa dilimpahkan, masuk melalui kanalis servikalis
11
b) Dalam beberapa jam zigot membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya.
c) Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan
ke uterus
d) Hasil pembelahan sel memenuhio seluruh ruangan dalam ovum
luteum gravidarum
g) Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan
mengadakan nidasi
i) Sementara itu, fase sekresi endometrium telah makin gembur dan
konsepsi
m) Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin
12
c. Tanda Dan Gejala Kehamilan
wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari
terjadi pada pagi hari, tapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut
13
Sering terjadi pada bula-bulan pertama dan menghilang sengaan
keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul
hormon steroid.
h. Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi,hidung dan dahi,
berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini
14
terjadi karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta yang
pertama.
j. Varises ( penekan vena-vena )
Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapatkan pada daerah
kehamilan muda .
2. Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan-perubahan yang
Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan
15
satunya pada dinding perut di atas simpisis, maka ismus ini tidak
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini
tersebut.
e. Tanda Braxton Hicks
Bila uterus diransang akan medah berkontraksi waktu palpasi atau
karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk terus uterus dalam masa
kehamilan.
f. Goodell Sign
Di luar kehamilan konsistensi servik keras, kerasnya seperti kita
pagi hari. Dengan hasil tes ini dapat membantu menentukan diagnosa
16
3. Tanda pasti adalah tanda-tanda obyektif yang didapatkan oleh
kehamilan.
Pada bulan ke –IV dan V janin itu kecil jika dibandingkan dengan
kedua.
17
Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh
1000 gr
Ukuran : 7-7,5 Ukuran : 20 cm x 5,2 cm x 2,5 cm
cm x 5,2 cm
x 2,5 cm
Bentuk : Bentuk : 4 bulan => bulat akhir
18
ayam 12 minggu : telur angsa (TFU
b. Serviks Uteri
19
c. Vagina dan vulva
infeksi jamur.
d. Ovarium
oleh plasenta
2. Sistem Payudara
20
mammae dipersiapkan untuk laktasi. Hiperpigmentassi pada areolla
berdilatasi.
3. Sistem Endokrin
a. HCG (Hormon Corionic Gonadotropic)
Gonadotropin korionik manusia (HCG) yang disekresi oleh sel dari
yang penting.
d. Etrogen
21
Estrogen dihasilkan dalam hati janin dan paling banyak dalam
22
melintas plasenta. IgG adalah komponen utama dari imunoglobulin
secara dini. Limfosit muncul pada minggu ke-7 dan pengenalan antigen
selama kehamilan.
5. Sistem perkemihan
Pembesaran ureter kiri dan kanan dipengaruhi oleh hormon progesteron,
uterus sudah mulai keluar dari rongga pelvis gejala sering kencing tidak
dijumpai lahi. Trimester III, bila kepala janin mulai turun ke PAP
tertekan.
6. Sistem Pencernaan
Peningkatan hormon estrogen mengakibatkan terdapat perasaaan enek
berkurang sehingga makanan lama berada di usus. Hal ini baik untuk
23
otot traktus digestivus. Sering dijumpai morning sickness, hiperemesis
daripada biasanya.
7. Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak terjadi perubahan pada sistem
biasanya menjadi salah satu ciri pada ibu hamil. Lordosis progresif
pada akhir kehamilan mengakibatkan rasa pegal, mati rasa dan lemah
pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mammae,
24
linea nigra, pipi (chloasma gravidarum) akan menghilang saat
persalinan.
10. Metabolisme dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Basal metabolik rate (BMR) meningkatkan 15%-20% menurut
ibu: kalsium 30gram/hari, fosfor rata-rata 2 gr /hr, zat besi 800 mg/30-
hamil naik 6,5-16,5 kg, rata-rata 12,5 kg, terutama 20 minggu terakhir.
25
30% dan sel darah bertambah 20%. Massa sel darah merah terus naik
26
3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal
barkialis.
1. Perdarahan pervaginam
yang terjadi pada awal kehamilan dan pada masa kehamilan lanjut.Pada
27
Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan sering kali
berkunang-kunang
apabila bengkak yang muncul pada muka dan tangan tidak hilang
setelah istirahat, disertai sakit kepala hebat, pandangan mata kabur, hal
Gerakan janin terjadi pada usia kehamilan 20-24 minggu. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3kali dalam priode 3 jam. Gerakan janin akan
lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat serta jika ibu
28
makan dan minum dengan baik. Ibu hamil perlu melaporkan jika terjadi
maka perlu penanganan yang sesuai dengan keadaan perubahan yang terjadi.
Ibu hamil harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah dan ia
kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang lebih baik dengan tujuan:
29
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
dan bayi.
3. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang miungkin
dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
badan
b. Status obstetric berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
c. Melakukan pemeriksaan Leopold I-IV yaitu :
1) Leopold I
Kaki ibu dibengkokan pada lutut dan lipat paha, pemeriksa
berdiri sebelah kanan ibu dan melihat kearah muka ibu. Rahim
tentukan bagian apa dari anak yang terdapat di fundus ini untuk
30
Kedua tangan pindah kesamping menentukan dimana
antara ibu jari dan jari yang lainnya dan cobalah apakah bagian
5. Memeriksaan laboratorium.
6. Memberikan konseling tentang :
a. Gizi : menyarankan penderita untuk mengkomsumsi makanan
31
d. Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia
biasanya.
e. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang aman dan
bersih.
f. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, buah dada,
2. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
Kelahiran seorang bayi yang merupakan peristiwa sosial yang ibu dan
(Saifuddin,2006).
32
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan
istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normaal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (membuka dan menipis). Dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lahir lain, dengan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri) (Manuaba,1998).
33
Ada dua klasifikasi persalinan, yaitu berdasarkan cara dan usia kehamilan.
b. fisiologis persalinan
Faktor hormonal yang berkaitan dengan terjadinya kekuatan his
34
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan
rahim dan otot polos relaksasi. Perubahan keseimbangan antara estrogen dan
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggung yang
disebabkan oleh:
1) Kontraksi Braxton Hicks
2) Ketegangan otot perut
3) Ketegangan ligamentum rotundum
4) Gaya berat janin kepala ke arah bawah
b. Terjadinya His permulaan
Dengan makin tua pada usia kehamilan, pengeluaran ekstrogen dan
35
2) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin
besar
3) Kontraksi uterus mangakibatkan perubahan uterus
4) Makin beraktifitas (jalan), kekuatan makin bertambah
b. Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)
Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang
dan plsenta). Passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir lunak dan jalan lahir
tulang.
36
1. Faktor Power
power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan
bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah
37
3) Perubahan-perubahan akibat his:
a) Pada uterus dan serviks : uterus teraba keras atau padat karena
tidak teratur.
4) Kelainan kontraksi otot rahim (his)
a) Inertia uteri
His yang sifatnya lemah, pendek, dan jarang. Ada 2 macam
yaitu :
1. Inersia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya
sudah lemah.
2. Inersia uteri sekunder : his pernah cukup kuat, tapi
kemudian melemah.
b) Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada
uteri:
38
1. Persalinan presipitatus : persalianan yang berlangsung
tekanan intraabdominal.
2. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang
meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin.
39
a. Sikap (Habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,
sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam keaadaan
letak lintang, yaitu sumbu janin tegak lurus pada suami ibu, letak,
membujur, yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa
janin:
40
Indikator dagu (meto)
d. Presentasi bokong
Indikator sakrum
e. Letak lintang
4. Faktor passage (jalan lahir)
Passanger terdiri dari janin dan plasenta, Janin merupakan passanger
utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala
janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan
atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang
metabolisme dan produk gas antara peredaran darah ibu dan janin, serta
kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi, membuat bayi bisa
41
mengalami proses persalianan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu
1). Kala 1
lendir yang bersemu darah (Bloody Show). Lendir yang bersemu darah ini
berasal dari lendir canalis servicalis karena servix mulai membuka atau
4cm.
42
Fase Dilatasi Maximal : Dalam waktu 2 jam pembukaan
terjadi demikian akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi
akan membuka lebih dahulu, sehingga servix akan mendatar dan menipis
ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan
eksternum serta penipisan dan pendataran servix terjadi dalam saat yang
sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau telah
2. Kala II
43
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3
menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masukdi
Wanita merasa pula tekanan kepala rectum dan hendak buang besar.
membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih
berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan
dibawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah
istirahat sebentar, his mulai lagi mengeluarkan badan anggota bayi. Para
primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-
3. Kala III
Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat
rahim.
44
Tali pusat bertambah panjang
Terjadi perdarahan.
4. Kala IV
merupakan 1 jam pertama dari masa nifas, tetapi dari segi praktis masa ini
timbul perdarahan oleh karena itu penderita harus tetap dikamar bersalin
lahir. Untuk asfiksia à tempat yang datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk
45
bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh
bayi.
Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan
periksa dalam.
memakai sarung tangan DTT atau steril) dan letakkan di partus set/wadah
DTT atau steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
dengan DTT.
yang tersedia
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan
46
a. Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap
lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5 %
11. Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan
keinginannya.
fase aktif)
b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka
dengan benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
47
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa
nyaman).
13. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu marasa ada dorongan kuat untuk
meneran.
(multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman jika
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi di perut ibu, jika
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan tangan yang dilapisi dnegan kain bersih dan
48
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk meneran perlahan
20. Seka dengan lembut muka, mulut, dan hidung bayi dengan kasa/kain
bersih.
21. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat
22. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
23. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparetal.
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.
24. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
25. Seteleh tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan
49
telunjuk diantara mata kaki dan pegang masing-masing mata kaki ibu jari
27. Keringkan tubuh bayi, bungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali
pusat.
28. Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi. Mendorong isi
tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2cm distal
29. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan lakukan
30. Ganti handuk yang basah dengan handuk/kain baru yang bersih dan
kering, selimuti dan tutup kepala bayi dan biarkan tali pusat terbuka. Tali
pusat tidak perlu ditutup dengan kassa atau diberi yodium tapi dapat
31. Berikan bayi kepada ibunya dan anjurkan ibu untuk memeluk bayinya
32. Letakkan kain bersih dan kering pada perut ibu, periksa kembali uterus
untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).
33. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik agar uterus berkontraksi baik.
50
34. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM di
1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin).
35. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
36. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simpisis untuk
37. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas. Jika uterus tidak
38. Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas.
Minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian ke arah atas mengikuti poros jalan lahir (tetap
39. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
disediakan.
51
a. Jika selaput ketuban robek, pakai serung tangan DTT atau steril untuk
atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
40. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
keras)
41. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian meternal maupun fetal dan
43. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
44. Celupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5 %, bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT dan keringkan
45. Selimuti bayi dan tutupi bagian kepalanya dengan handuk atau kain bersih
dan kering.
52
46. Minta ibu memulai pemberian ASI secara dini (30-60 menit setelah bayi
lahir).
kontraksi.
50. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15menit selama 1
pascapersalinan.
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam
pertama pascapersalinan.
b. Melakukan tindakan ynag sesuai untuk temuan yang tidak normal.
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk
didekontaminasi.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
53
54.Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, balikkan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama
10menit.
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan
asuhan kala IV dan lakukan penimbangan bayi, beri tetes mata profilaksis
sendiri segera setelah lahiran. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari
Tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya
kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih
tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu badan si ibu jadi
naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1
derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si
54
bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si
ibu, biasanya si bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata
trauma melahirkan.
b) Setelah si bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi
ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki si bayi itu
pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini
mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air
ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki
bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, si bayi membantu
untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak
mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu
tubuh si bayi akan diubah menjadi bakteri yang baik dalam tubuhnya.
Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi karena hanya si bayi
55
berproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si
bayi itu.
e) Terakhir baru mulailah si bayi itu menyusu.
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini:
a) Anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian,
jantung bayi.
d) Resiko bayi dari infeksi akan berkurang karena kuman baik dari ibu mulai
berkembang.
e) ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung makanan juga
perdarahan.
56
3. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan yang aterm (37 –
2005). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa melalui alat, pada usia kehamilan
4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. (Yulianti, 2010)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan usia
kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
kehidupan ekstrauterin.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
(Dewi,2010)
57
Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir merupakan suatu proses
uteri. Sebelum nya bayi cukup hanya beradaptasi dengan kehidupan intra
perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal pernapasan yang dapat di
oblongata di otak. Selain itu juga jadi tekanan rongga dada karena
58
a) Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx
nafas selama trimester dua dan trimester tiga. Paru-paru yang tidak
adalah :
1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
otak.
2. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi
kehidupan.
59
c) Penimbunan karbondioksida ( CO2)
d) Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernafasan.
e) Surfaktan dan upaya resfirasi untuk bernafas
60
Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak
yang lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan nafas yang pertama
kardiovaskuler
61
alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang
bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses
penutupan duktus ateriosus anatara arteri paru dan aorta. Perubahan ini
62
dan meningkatkan atrium kanan. Kemudian oksigen pada pernapasan
tekanan pada atrium kanan akan terjadi penurunan atrium kiri, foramen
ovale akan menutup, atau dengan pernafasan kadar oksigen dalam darah
umbilikus, dutus venosus, dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup
secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat di klem dan
63
Adanya timbunan lemak tersebut menyebabkan panas tubuh meningkat,
lemak tersebut akan habis dengan adanya stres dingin dan bila bayi
a) Metabolisme Glukosa
Setelah tali pusat di ikat atau di klem, maka kadar glukosa akan
terutama lemak.
4. Sistem Gastrointestinal
64
Proses menghisap dan menelan sebelum lahir sudah di mulai.
30cc.
saluran nafas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, serta
kekebalan alami pada tingkat sel oleh sel darah akan membuat
Ball, 1999).
Lini pertama dalam pertahanan adalah: kulit dan membran mukosa yang
65
adalah susunan spesifik dari antibodi ke antigen, proses ini
sendiri samapai usia 2 bulan. Bayi menerima dari imun ibu yang berasal
dari sirkulasi plasenta dan ASI. Bila ibu memiliki anti body terhadap
plasenta. Diantara anti bodi tersebut mungkin adalah anti body terhadap
6. Sistem Pencernaan
a) Mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata
66
mulut (langit-langit keras) harus tertutup, dan harus terdapat uvula
b) Lambung
kosong dalam waktu 2-4 jam. Bayi di berikan susu formula dari
botol atau dengan ASI payu dara ibunya. Pada bayi yang di beri
ASI, karena di berikan ASI, maka bayi akan menghisap puting atau
udara. Hal ini akan menimbulkan rasa kenyang yang palsu karena
c) Usus
67
Usus pada bayi jika di bandingkan dengan panjang tubuh
pencernaan, empedu, lanugo, dan zat sisa dari jaringan tubuh. Feses
waktu 24 jam.
itu, pada saat lahir fungsi ginjal bayi sebanding dengan 30% sampai
50% dari kapasitas dewasa dan belum cukup matur untuk memekatkan
urin. Artinya, pada semua bayi semua struktur ginjal sudah ada tetapi
68
pertama kelahirannya. Volume pengeluaran urine total per 24 jam pada
bayi baru lahir sampai dengan akhir minggu pertama adalah sekita 200-
300 ml, dengan frekunsi 2-6 kali hingga 20 kali/hari. Penting untuk
sistem perkemihan. Berat badan bayi biasanya turun 5%-15% pada hari
ke empat sampai ke lima. Hal ini salah satu peningkatan buang air besar,
total pada tubuh, volume cairan ekstra sel pada masa transisi janin ke
fase pasca lahir. Pada masa janin, cairan ekstraseluler lebih banyak
daripada cairan intraseluler. Namun, hal ini segera berganti pada pasca
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk pada saat lahir, tetapi
masih belum matang . epidermis dan Dermis tidak terikat dengan baik
dan sangat tipis. Verniks caseosa juga melapisi epidermis dan berfungsi
di sekresi oleh kelenjar sebasea dan sel-sel epitel. Pada saat lahir
69
beberapa bayi di lapisi oleh verniks caseosa yang tebal, sementara yang
biasanya menghilang dalam 2-3 hari. Pada bayi baru lahir seringkali
terdapat bintik putih khas terlihat di hidung, dahi dan pipi bayi yang di
` Rambut halus atau lanugo dapat terlihat pada wajah, bahu, dan
( ruam kemerahan ) pada saat lahir, yang bertahan sampai beberapa hari.
Ruam ini tidak menular dan kebanyakan mengenai bayi yang sehat.
lainnya).
bebas yang berlebihan dalam darah dan jaringan, sebagai akibatnya pada
70
sekitar hari Kedua atau ketiga, terjadi hampir 60% hari ke 7
neonatorum.
9. Sistem Persyarafan
selama priode bayi samapi awal masa kanak-kanak. Pada akhir tahun
penyebab mengapa otak rentan terhadap trauma nutrisi dan trauma lain
sebagian besar di lakukan oleh pusat yang lebih rendah dari otak dan
uterus. terjadi proses adaptasi semua system organ tubuh, diawali dengan
(Muslihatun, 2010)
71
Ciri-ciri bayi baru lahir normal
cukup.
10.Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
11.Kuku agak panjang dan lemas.
12.Nilai APGAR >7.
13.Gerak aktif.
14. Bayi lahir langsung menangis kuat.
15.Refleks Rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada
dengan baik.
17.Refleks Sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
18.Refleks Grasping (menggenggam) sudah baik.
19.Genetalia: Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang
72
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan atau
kelainan yang menunjukan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit
lakukan penilaian awal 0 – 30 detik. Nilai kondisi bayi baru lahir secara
cepat
3. Memotong dan merawat tali pusat
73
Tali pusat dipotong sebelim atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
kurang bulan.
a. Usahakan setiap kali akan dan setelah merawat tali pusat harus
74
Anjurkan ibu memberikan ASI dalam waktu 30 menit setelah bayi
7. Pemberian Imunisasi
Rekomendasi jadwal imunisai PPI (program pengembangan imunisasi)
N-23 ).
Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu.
75
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang
artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau masa sesudah
melahirkan.
b. Fisiologi Nifas
1. Perubahan uterus
simpisis
2 minggu Tidak teraba 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
76
8 minggu Normal 30 gram
2. Lochea
Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel sel
hamil), venix caseosa (yakni palit bayi, zat sepertisalep terdiri atas
janin), lanugo (yakni bulu halus padaanak yang baru lahir), dan
mekonium (yakni isi usus janincukup bulan yang terdiri atas getah
b. Lochea Sanguinolenta
Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari
c. Lochea Serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
d. Lochea Alba
e. Lochea Purulenta
77
Ini terjadi karena infeksi, keluarnya cairan seperti nanah
berbaubusuk.
f. Locheohosis
a. Vagina
b. Perlukaan vagina
78
suboksipito bregmatika.Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas
hemorroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur
pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu
2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau gliserin spuit
79
a. Suhu badan
b. Denyut nadi
menit, yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan
pertama postpartum.
c. Tekanan darah
d. Respirasi
80
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus
1. Fase taking in
sampai akhir.
gampang marah.
3. Fase letting go
81
c. Perubahan- perubahan yang terjadi pada waktu nifas
Pada masa nifas, alat genetalia external dan internal akan berangsur–
1. Corpus uterus
2. Endometrium
Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke
82
uterus akan terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah
plasenta lahir.
5. Perubahan serviks
lunak dan luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu
ciut kembali. Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada
83
Setelah ibu melahirkan, maka ibu memasuki masa nifas atau yang lazim
setelah placenta lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa nifas atau pasca
persalinan. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu dan keluarga untuk
tenaga kesehatan jika ditemukan tanda-tanda bahaya pada masa nifas. Pada
bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik.
Ibu nifas dan keluarga harus mendatangi tenaga kesehatan jika ditemukan
1. Perdarahan Pervaginam.
2. Sakit kepala yang hebat
3. Pembengkakan di wajah,tangan dan kaki
4. Payudara yang berubah merah, panas, dan terasa sakit
5. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah
mengalami infeksi.
6. Infeksi Bakteri
7. Demam, muntah dan nyeri berkemih.
8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
9. Kram perut
10. Merasa sangat letih atau napas terengah – engah
11. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung
84
g. Penatalaksanaan masa nifas
Penatalaksanaan masa nifas dimulai sejak keluarnya plasenta dengan
Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas efisiotomi, lakukan penjahitan
istirahatnya.
Dari hal tersebut ibu harus di anjurkan untuk tidur terlentang selama
perbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke-4 atau ke-5 sudah
diperbolehkan pulang. Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam
postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali
berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi,
berkurang tekanan intra abdominal, otot-otot perut masih lemah, edema dan
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari
ke dua postpartum. Jika hari ke tiga belun juga BAB, maka perlu diberi obat
85
pencahar per oral tau per rektal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih
belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah). Pada masa postpartum,
seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri
pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga .
Bila wanita itu sangat mengeluh tentang adanya after pains atau mules,
dapat diberi analgetik atau sedatiif supaya ia dapat beristirahat atau tidur.
untuk merangsang timbulnya laktasi. Kecuali bila ada kontra indikasi untuk
ke dalam dan lain-lain. Bayi dengan labio palato skiziz (sumbing) tidak
dapat menyusui oleh karena tidak dapat mengisap. Hendaknya hal ini
diberikan melalui sonde. Begitu pula dengan bayi yang dilahirkan dengan
Pada hari ketiga atau keempat bayi tersebut baru diperbolehkan untuk
menyusui bila tidak ada kontra indikasi. Perawatan mammae harus sudah
dilakukan sejak kehamilan, areola mamma dan puting susu dicuci teratur
dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap lemas, jangan sampai
86
dibikin lemas dengan melakukan massage secara menyuluruh. Setelah areola
mamma dan putting susu dibersihkan, barulah bayi disusui .dianjurkan ibu
ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta
5. KELUARGA BERENCANA
a. pengertian keluarga berencana
mempengaruhi fertilitas.
hingga 99 % jika digunakan secara tepat. Jenis kontrasepsi yang ada saat
87
ini adalah : kondom (pria atau wanita), pil (baik yang kombinasi atau
diafragma dan cap, IUD dan IUS, serta vasektomi dan tubektomi.
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
dengan aborsi.
88
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang
a. Cara Kerja
1). mencegah pelepasan sel telur
2). mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel
telur
2. KB Suntik
Kontrasepsi suntik diberikan setiap 3 bulan sekali. Suntikan
89
menggunakan kontrasepsi suntik dapat mengalami kehamilan pada tahun
pertama pemakaiannya.
a. Cara Kerja KB suntik
1). mencegah pelepasan sel telur
2). mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel
telur
3. Implan
dan implan ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun.
tersebut.
a. Cara Kerja
1). Mengentalkan lendir serviks
2). Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
3). Menekan ovulasi
badan IUD. IUD merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak
90
digunakan di dunia. Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9 %,
Saat ini sudah ada modifikasi lain dari IUD yang disebut dengan
IUS (intra uterine system), bila pada IUD efek kontrasepsi berasal dari
lilitan tembaga dan dapat efektif selama 12 tahun maka pada IUS efek
selama 5 tahun. Baik IUD dan IUS mempunyai benang plastik yang
menempel pada bagian bawah alat, benang tersebut dapat teraba oleh jari
didalam vagina tetapi tidak terlihat dari luar vagina. Disarankan untuk
a. Cara Kerja
1). Menimbulkan reaksi keradangan lokal dalam endometrium kavum
91
kelamin dengan cara menghentikan sperma untuk masuk ke dalam
vagina. Kondom pria dapat terbuat dari bahan latex (karet), polyurethane
bersamaan.
a. Cara Kerja
1). Mencegah masuknya sperma ke alat kelamin wanita sampai ke
ovum.
6. Kontap
1. Sterilisasi
kita ingin jalani kontrasepsi ini, sebaiknya usia anak telah melewati
masa balita. hal ini sekedar berjaga-jaga jika suatu saat masih berniat
92
d. Hipertensi
e. Menyusui
2. Kontraindikasi Pil KB
a. Sebaiknya hanya diberikan pada ibu yang sedang menyusui saja
b. Tidak dibenarkan dipakai oleh wanita yang sedang mengalami
kehamilan ektopik.
d. Apabila haid terlambat 14 hari segera pergi ke dokter untuk
(ektopik).
3. Indikasi KB Suntik
mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap.
Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin
klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang
4. Kontraindikasi KB suntik
menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit
93
tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau
menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat,
sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari
5. Indikasi KB Implan
a. Wanita yang sudah punya anak dan tidak ingin hamil lagi dalam waktu
5 tahun atau tidak ingin anak lagi tetapi tidak mau mengalami proses
implantasi.
b. Tidak cocok dengan estrogen dan AKDR.
6. Kontraindikasi KB Implan
a. Tidak boleh dipakai kalau dicurigai adanya kehamilan
b. Tidak boleh dipakai kalau ada perdarahan abnormal dari uterus yang
8. Kontraindikasi AKDR
a. Sedang hamil
b. Perdarahan vagina yang tidak diketaui
94
c. Sedang menderita infeksi genetalia
d. Penyakit trifoblas yang ganas
e. Diketahui menderita TBC velvik
f. Kanker alat genital
g. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm
9. Indikasi kontap
a. Memenuhi syarat “kontap” sukarela bahagia kesehatan sudah
diperiksa.
b. Untuk tujuan kontrasepsi yang permanen.
10. Kontra Indikasi kontap
Kontra indikasi relatif adalah beberapa kelainan setempat yaitu
epidemitis.
95
d. Hematoma(subkutan)
e. Emboli gas yang diakibatkan oleh laparaskopi(sangat jarang
terjadi)
f. Rasa sakit pada lokasi pembedahan
g. Perdarahan superfisial
6. Efek samping kondom
a. Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan).
b. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat
berhubungan.
c. Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida)
d. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
diberikan pada ibu hamil sejak mulai konsepsi sampai sebelum kelahiran
bayi. Asuhan anternatal secara ideal dimulai segera setelah ibu pertama kali
b. Tujuan
96
Menurut Muslihatun dkk (2009), tujuan pemberian asuhan anternatal,
eksklusif.
4) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
study.
II. Intepretasi data dasar, langkah kedua adalah menetapkan diagnosis atau
97
mengantisipasi penanganannya atau masalah yang telah ditetapkan pada
langkah kedua.
seluruhnya dilakukan oleh bidan yang sebagian lagi atau anggota tim
kesehatan lainnya.
tersebut.
S (Data Subjektif)
98
Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien
O (Data Objektif)
hasil lab, dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus
A (Assesment)
disimpulkan.
P (Planning)
99
Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaandan evaluasi
pada ibu yang akan bersalin mulai dari (inpartu) sejak rahim berkontraksi
b. Tujuan
Menurut Hidayat dan Sujiyatini (2010) tujuan dari manajemen
100
e) Biopsikospiritual
f) Pengetahuan klien
Data objektif pasien ibu bersalin atau data yang diperoleh dari
spesifik.
dilakukan pencegahan
101
Pada kasus ibu besalin dengan pemuaian uterus berlebihan,
102
(1) Melanjutkan evaluasi setiap tanda-tanda bahaya yang
ditemukan
(2) Melanjutkan evaluasi kemajuan persalinan
(3) Melanjutkan evaluasi ibu termasuk mengukur tekanan darah,
pusat
(4) Menjahit luka jalan lahir akibat episiotomi dan laserasi
bidan, sebagian oleh klien sendiri atau oleh petugas kesehatan lainnya.
7) Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah
103
merupakan suatu keguatan yang berkesinambungan maka perlu
dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau “X”. Tanda ini
O: Data Objektif
A: Assesment
104
a) Diagnosis/ masalah kebidanan
b) Diagnosis/ masalah potensial, serta
c) Perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk
planning atau perencanaan saja, namun P dalam metode SOAP ini juga
dan ketujuh.
yang diberikan pada bayi pada jam oertama setelah kelahiran, dilanjutkan
b. Tujuan
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bertujuan untuk memberikan
asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi baru lahir dengan
105
c. Langkah-langkah (7 Langkah Hellen Varney dan SOAP)
bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus,
mengalami penyimpangan.
janin.
d) Faktor perinatal, meliputi riwayat prematur / postmatur, riwayat
penyulit atau masalah yang muncul pada saat persalinan dan jenis
persalinan.
106
Data objektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan antara
lain :
menit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase
ekspirasi.
(2) Warna kulit. Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat
dari diam hngga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika rewel.
(7) Ekstremitas. Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi ketika
disentuh.
(8) Kulit. Warna kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan
107
(9) Tali pusat, normalnya berwarna putih kebiruan pada hari
gram.
2) Langkah 2. Interpretasi Data
diidentifikasi.
dan / ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
108
Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasionalsesui
dan aman.
7) Langkah 7. Evaluasi
dengan diagmosis.
O : (Data Objektif)
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen
terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari
109
diagnostik lain. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang
lain dapat dimasukkan dalam data objektif. Data ini akan memberikan
diagnosis.
A: (Assessment)
Assesment/ analysis merupakan pendokumentasian hasil analisis
mencapai kriteria tjuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu.
110
Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan
tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas
2009)
b. Tujuan
1. mendeteksi adanya perdarahan masa nifas.
2. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya.
3. Melaksanakan skrining secara komprehenif.
4. Memberikan pendidikan kesehatan diri.
5. Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara.
6. Memberikan konseling mengenai KB. (Dewi, V.N.L dan Tri Sumarsih.
2011)
c. Langkah-langkah (7 Langkah Hellen Varney dan SOAP)
Menurut Varney dalam Juraida. (2014) terdapat tujuh langkah
111
melakukan pemeriksaan awal pascapartum. Selain itu, bidan meninjau
ambeien.
j) Ekstremitas seperti varises, betis apakah lemah dan panas, edema,
112
a) Masalah nyeri
b) Masalah infeksi
c) Masalah cemas, perawatan perineum, payudara, ASI eksklusif
d) Masalah KB, gizi, tanda bahaya, enam dan menyusui.
113
atau masalah potensial. Hal-hal terpenting dari langkah ke-5 adalah
sebagai berikut:
a) Rencana asuhan antisipasi atau diagnosis masalah potensial.
b) Data yang mungkin harus ditemukan atau yang sudah diperoleh dari
pengkajian awal.
c) Mencakup rencana asuhan yang komprehensif, bukan saja yang
klien.
e) Seyiap rencana asuhan tersebut harus disetujui oleh pihak klien dan
tersebut.
f) Asuhan tersebut hanya terjamin keansahannya dan tepat serta
kesehatan ibu.
Perencanaan asuhan kebidanan :
a) Evaluasi terus menerus gangguan rasa nyeri
b) Atasi infeksi
c) Jelaskan tentang gizi, KB, tanda bahaya, hubungan seksual, senam
114
VI. Implementasi asuhan
VII. Evaluasi
Langkah ketujuh atau evaluasi merupakan penilaian terhadap
kebutuhan atau tidak efektif, asuhan tersebut perlu dikaji ulang dengan
S: Data Subyektif
115
a. Biodata
klien.
diberikan.
116
c. Riwayat kesehatan sekarang: Apakah klien menderita penyakit
tentang kehamilan persalinan dan nifas yang lalu pada Ibu yang
pernah hamil.
117
m. Personal hygiene: Untuk mengetahui kebersihan pasien.
O: Data Objektif
darah Ibu
permenit
Ibu
pernapasan permenit.
b. Inspeksi
putih/kuning
118
10) Payudara : simetris atau tidak, keadaan puting
tromboflebitis
c. Palpasi
jugularis
d. Auskultasi
e. Perkusi
A: assesment
119
Dx : masalah yang kita simpulakan dari data S dan
O klien
P: planning
langsung
BAB III
TINJAUAN KASUS
120
Asuhan Kebidanan Pada Ny.N Di Desa cucum
Identitas
yang lalu normal dan ibu tidak pernah mengalami keguguran, jarak
persalinan terakhir 5 tahun . ibu tidak ada keluhan apapun dan ibu tidak ada
O a. Pemeriksaan umum
121
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 78 kali permenit
Respirasi : 24 kali permenit
Suhu : 36,30C
c. Antropometri
Tinggi badan : 163 cm
BB sebelum hamil : 50 kg
BB sekarang : 73 kg
Penambahan BB : 23 kg
LILA : 35 cm
d. Pemeriksaan Fisik
-Kepala : simetris, rambut tidak rontok, tidak ada ketombe
-Muka : simetris, tidak pucat, tidak adachloasma gravidarum.
-Mata : simetris, konjungtiva merah muda,sclera putih
-Hidung : bersih,tidak ada polip
-Telinga : simetris,tidak ada pembekakan kelenjer timpani
-Mulut : tidak ada gigi berlubang, caries dentis tidak ada
-Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
-Dada : payudara simetris,puting menonjol, keluar cairan
-Abdomen :
Inspeksi : tidak ada bekas operasi
Palpasi
Leopold I : 30 cm
Leopold II: teraba bagian memanjang keras seperti papan di
sebelah kanan dan teraba bagian-bagian kecil janin di
sebelah kiri perut ibu .
Leopold III : teraba bagian bulat, keras dan melenting pada
bagian
bawah perut ibu.
Leopold IV : Divergen (sudah masuk PAP)
Auskultasi
DJJ :145 kali permenit
- Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan karna ibu tidak ada
keluhan
-Ekstremitas : tidak ada odem dan varises,replek patella positif
e Pemeriksaan Penunjang
- Hb : 9,9 gr%
- protein urine : negative
122
A. Ibu G1P0A0 usia kehamilan 39-40 minggu, janin tunggal hidup intra uterin k/u
ibu baik.
1). Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
123
k. Ibu sudah mengerti tentang penjelasan yang disampaikan.
124