Anda di halaman 1dari 144

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan kebidanan berkelanjutan adalah pelayanan yang dicapai Ketika
terjalin hubungan yang terus- menerus antara seorang Wanita dengan
bidan .Tujuan asuhan kebidanan komprehensif mencankup empat kegiatan
pemeriksaan berkesinambungan di anataranya asuhan kehamilan
(antenatal care),asuhan kebidanan persalinan (intranatal care) asuhan
kebidanan masa nifas (postnatal care) dan asuhan kebidanan bayi baru
lahir (neonatal care) dan keluarga berencana sehingga mencegah agar
tidak terjadi komplikasi (Pratami 2016)
Bidan mempunyai peran yang sangat penting dengan memberikan
asuhan kebidanan yang berfokus pada permpuan secara berkelanjutan
(Continuyity of care).bidan memberikan asuhan kebidanan komprehensif
mandiri dan bertanggung jawab, terhadap asuhan yang berkesinambungan
sepanjang siklus kehidupan permpuan. (Varney, 2017).
Menurut federasi Obsetri Ginekologi Intermasional ,Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dilanjutkan dengan nidasi atau impalantasi .(Yulistiana, 2015).

Angka Kematian Ibu ( AKI ) adalah kemtian yang terjadi selama 42 hari
sejak terminasi kehamilan yang disebabkan atau di perparah oleh
kehamilan atau pengetahuan kehamilan tersebut . Angka Kematian
Bayi( AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama
kehidupan per 1000 kelahiran Hidup .Menurut hasil Riskesdes 2018 AKI
di Indonesia Mencapai 305/100.000 KH,Cakupan ANC 96,1%. Lahir di
faskes 79% ,KF 37 % ,KB 42,4 % . AKB di Indonesia mencapai 24 /100
KH, cakupan KN1 84,1%,KN2 71,1%,KN3 50,6%. Provinsi NTT tahun
2

2019 AKI sebanyak 90 per 100.000 Kelahiran Hidup dan AKB sebanyak
722 per 1.000 Kelahiran hidup (Profil Kesehatan NTT, 2019).

Faktor berkontribusi terhadap kematian ibu,secara garis besar


dikelompokan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung .penyebab
langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan
komplikasi kehamilan persalinan dan nifas seperti,perdarahan,pre-eklamsi
/eklamsia infeksi persalinan macet abortus.penyebab tidak langsung
kemtian ibu adalah factor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil
seperti EMPAT TERLALU (Terlalu muda,Terlalu tua,Terlalu sering
melahirkan,Terlalu dekat jarak persalinan),maupun mempersulit proses
penanganan kedaruratan kehamilan persalinan dan nifas TIGA
TERLAMBAT (Terlambat Mengenali tanda bahaya dan mengambil
keputusan terlamabat sampai difasilitas Kesehatan serta terlambat dalam
penanganan kegawat daruratan ).Upaya percepatan penurunan AKI di
Indonesia dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu
mengakses pelayanan Kesehatan ibu hamil,pertolongan persalinan oleh
tenaga Kesehatan di fasilitas pelayanan Kesehatan perawatan pasca
persalinan bagi ibu dan bayi,perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi,kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan dan
pelayanan keluarga berencana atau dibentuknya program asuhan .
dibentuk program asuhan Sayang Ibu Dan Bayi Sehingga dapat
menurunkan Angka kematian Ibu Dan Ang ka Kematian Bayi.(Profil
Kesehatan Indonesia, 2017).
Berdasarkan Laporan KIA Puskesmas Pasir Panjang tercatat bawha
Angka kematian Ibu (AKI) di puskesmas pasir Panjang 2020 tidak
ada,sedangkan AKB sebanyak 2 kasus.s
Berdasarkan uraian di atas sehingga penulis tertarik untuk melakukan
asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada Ny.Y.A di Puskesmas pasir
panjang Periode 14 maret s/d 2 april 2022 .
3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas,maka rumusan masalah sebagai


berikut”Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III
Dengan KEK ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III
dengan KEK
2. Tujuan Khusus
Setelah Melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ny.Y.A di Puskesmas
Pasir Panjang diharapkan Mahasiswa mampu :
a. Melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.Y.A dan
pendokumentasiannya dengan 7 langkah varney.
b. Melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. Y.A dan
pendokumentasiannya dengan SOAP.
c. Melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny. Y.A dan
pendokumentasiannya dengan SOAP.
d. Melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny.Y.A dan
pendokumentasiannya dengan 7 langkah varney.
e. Melakukan asuhan kebidanan pada masa KB Ny.Y.A dan
pendokumentasiannya dengan SOAP.
Manfaat  Laporan Tugas Akhir  diarahkan untuk kepentingan dan pengem
bangan ilmu pengetahuan dan kepentingannya bagi lembaga terkait.
4

D. Manfaat Penelitian
1) Teoritis
Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
masukan untuk menambah wawasan tentang kasus yang diambil.
2) Aplikatif
a. Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kupang
Laporan Tugas Akhir ini dapat dijadikan literatur di perpustakaan u
ntuk menambah  pengetahuan pembaca.
b. Bidan
Bisa dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dan
Keluarga Berencana.
c. Klien/Pasien
Dapat meningkatkan peran serta klien/pasien untuk mendeteksi dini
komplikasi dalam kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan
keluarga berencana.
E. Keaslian Laporan Studi Kasus
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar kehamilan


a. Pengertian pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis dan
alamiah,dimana setiap permpuan yang memiliki organ reproduksi
sehat,telah mengalami mensturasi,dan melakukan hubungan seksual
dengan seorang pria yang sehat maka besar kemungkinan akan
mengalami kehamilan(Nugrawati And Amriani,2021).
Kehamilan juga dikenal sebagai gravida atau gestasi adalah waktu
dimana satu atau lebih bayi yang berkembang di dalam diri seorang
Wanita.kehamilan juga dapat terjadi melalui hubungan seksual atau
teknologi reproduksi bantuan(Stephanie,et al.,2016)
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implementasi.Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang dihitung
dari hari pertama haid terakhir(Fatima And nuryaningsih 2017).
pada keadaan,normal ibu hamil akan melahirkan pada saat bayi
aterm (mampu hidup diluar rahim)yaitu saat usia kehamilan 37-42
minggu tetapi kadang-kadang kehamilan justru berakhir sebelum janin
mencapai aterm.kehamilan dapat pula melewati batas waktu yang
normal lewat dari 42 minggu (Putri and Mudika,2019)
Kehamilan didefinisikan sebagai suatu proses yang diawali dengan
penyatuan dari spermatozoa dengan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan
dengan implantasi hingga lahirnya bayi, yang lamanya berkisar 40
minggu atau 10 bulan atau 9 bulan (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
6

plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Sholichah,


Nanik, 2017)
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu, karena itu ibu
hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami
agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan
aman dan nyaman (Yuliana, 2015)
b. Tanda pasti kehamilan
Menurut Walyani(2015) tanda pasti kehamilan(positif sign)adalah
tanda yang menujukan langsung keberadaan janin yang dapat
dilihat langsung oleh pemeriksaan .
Tanda pasti kehamilan terdiri dari :
1. Gerakan janin harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa.Gerakan janin baru dirasakan pada usia
kehamilan 20 minggu.
2. Denjut jantung janin(Djj)
Dapat didengar pada usia kehamilan 12 minggu dengan
menggunakan alat fetal electro cardiograf misalnya
dopler,dengan laenec,djj dapat didengar pada usia
kehamilan 18-20 minggu.
3. Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin dengan jelas dapat dilihat pada usia
kehamilan lebih tua(trimester tiga)dan bagian-bagian janin
dapat dilihat sempurna lagi menggunakan USG.
4. Kerangka janin
Dapat dilihat dengan foto rontgent maupun USG.
c. Perubahan fisiologi trimester III
Trimester III adalah sering disebut penantian dengan penuh
kewaspadaan.kehamilan trimester akhir,ibu hamil akan merasakan
ketidaknyamann fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan
7

Perubahan fisiologis ibu hamil trimester III kehamilan sebagai


berikut:
a. Uterus
Trimester III istmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan
berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR).kehamilan tua
karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus ,SBR menjadi lebih
lebar dan tipis,tampak batas yang nyata anatara bagian atas yang
lebih tebal dan segmen bawah Rahim yang lebih tipis.Batas ini
dikenal sebagai lingkaran letraksi fisioligis dinding uterus
b. Sistem payudara
Trimester III pertumbuhan kelenjar mamae membuat
ukuran payudara semakin meningkat,pada kehamilan 32
minggu warna cairan agak putih seperti air susu yang
sangat encer.kehamilan 34 minggu sampai anak lahir,cairan
yang keluar lebih kental,berwarna kuning,dan banyak
mengandung lemak cairan ini disebut kolostrum .
Trimester III pertumbuhan kelenjar mamae membuat
ukuran payudara
c. Sistem traktus urinarius
Akhir kehamilan kepala janin mulai turun kepintu atas panggul
yang menyebabkan keluhan sering kecing akan timbul lagi karena
kandung kencing akan mulai tertekan Kembali.
d. Sistem pencernaan
Seiring dengan makin besarnya uterus,lambung dan usus akan
bergeser.demikian dengan lainnya seperti apendiks yang akan
bergeser keatas dan lateral.perubahan yang nyata akan terjadi pada
penurunan motilitas atot polos pada tractus digestivus dan
penurunan sekresi asam hidrokloritdan peptin dilambung sehingga
akan menimbulkan gejala phyrosis (heartbum) yang disebabkan
oleh refluks asam lambung ke esofagus bawah.Mual terjadi akibat
penurunan asam hidroklorid dan penurunan mortilitas,serta
8

konstipasi sebagai akibat penurunan usu


besar(prawirohardjo,2016)
e. Sistem respirasi
Kehamilan 32 minggu keatas disebabkan oleh usus yang tertekan
kearah diafragma akibat pembesaran Rahim.seorang Wanita hamil
selalu bernafas dalam.yang lebih menonjol adalah pernafasan
dada(thoracic breathing)(Mochtar,2012)
f. Sistem kardiovaskuler
Jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisaran 5000-
12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa
nifas berkisaran 14000-16000.penyebab peningkatan ini belum
diketahui.respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah
melakukan Latihan yang berat.distribusi tipe sel juga akan
mengalami perubahan.kehamilan terutama trimester ke-3 terjadi
peningkatan jumlah granulosit dan limafosit dan secara bersamaan
limfosit dan monosit. Perdarah darah ibu dipengaruh beberapa
factor antara lain:meningkatnyakebutuhan sirkulasi darah sehingga
dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam Rahim,terjadi hubungan langsung,antara arteri dan vena
pada sirkulasi retroplasenter,pengaruh hormone estrogen dan
progesterone makin meningkat.volume darah akan semakin
meningkat dan jumlah serum darah semakin besar dari
pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pencernaan
darah(hemodilusi),pada puncaknya pada usia kehamilan 32
minggu.serum darah (volume darah) 25 sampai 30% sedangkan sel
darah akan bertambah sekitar 20 % curah jantung akan bertambah
sekitar30% bertambah hemodilusi darah.(manuaba,2014)
g. Sistem integument
Kulit dinding terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena berpengaruhmelanophore stimulating
hormone(MSH) lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelencar
9

suprarenalis.hiperpigmentasi ini tejadi pada striae gravidarum


livide,atau alba,aerola mamae,papilla mamae,linea nigra chloasma
gravidarum .setelah persalinan,hiperpigmentasi akan
menghilang .menurut(mochtar,2016) pada daerah kulit tertentu
terjadi hiperpigmentasi:Muka:disebut masker kehamilan(cholasma
gravidarum),Payudara:putting susu dan aerola payudara,Perut:linea
nigra striae.
Kulit dinding akan terjadi perubahan warna kulit
kemerahan,kusam dan kadang-kadang juga mengenai daerah
payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae
gravidarum.selain striae kemerahan pada multipara sering kali
ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik
dari striae sebelumnya.kebanyakan permpuan kulit digaris
pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang
disebut dengan linea nigra .kadang-kadang muncul. Kadang-
kadang muncul dalam ukuran variasi pada wajah dan leher yang
disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum ,selain itu pada
aerola dan daerah genitalia juga akan terlihat pigmentasi yang
berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinana .
h. System musculoskeletal
Sendi pelvik pada kehamilan sedikit bergerak. Perubahan
tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara
menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul
miring ke depan, penurunan tonus otot dan peningkatan beban
berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian
ulang. Pusar gravitasi wanita bergeser ke depan. Pergerakan
menjadi sulit dimana sturktur ligament dan otot tulamg belakang
bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Wanita muda
yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa
keluhan. Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik
10

pada kehamilan normal selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa
dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang disebabkan
lordosis yang besar dan fleksi anterior leher.
i. Sistem metabolisme
Perubahan metabolisme adalah metabolisme basal naik
sebesar 15-20 persen dari semula terutama pada trimester ke
III.Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155mEq
per liter menjadi 145 mEq perliterdisebabkan hemodulasi darah
dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.Kebutuhan protein
wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, perkembangan organ kehamilan janin dan persiapan laktasi.
Diperlukan protein ½ gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari
dalam makanan.Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak
dan protein.Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil meliputi fosfor
rata-rata 2 gram dalam sehari dan zat besi, 800 mgr atau 30-50 mgr
sehari. Ibu hamilmemerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi
retensi air.
j. Sistem berat badan dan indeks masa tubuh
Kenaikan berat badan sendiri sekitar 5,5 kg dan sampai
akhir kehamilan 11-12 kg. Cara yang di pakai untuk menentukan
berat badan menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan
indeks masa tubuh yaitu dengan rumus berat badan dibagi tinggi
badan pangkat 2. Pertambahan berat badan ibu hamil
menggambarkan status gizi selama hamil, jika terdapat
keterlambatan dalam penambahan berat badan ibuini dapat
mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan janin intra uteri (Romauli, 2014).
11

k. Sistem peredaran darah dan pembekuan darah


Menurut (Romauli, 2014), Sistem peredaran darah dan pembekuan
darah yaitu:
1) Sistem peredaran darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua
bagian. Bahan intraseluler adalah cairan yang disebut
plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, sel
darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter.
Sekitar 55 persennya adalah cairan sedangkan 45 persen
sisanya terdiri atas sel darah. Susunan darah terdiri dari air
91,0%, protein 8,0% dan mineral 0.9%.
2) Pembekuan darah
Pembekuan darah adalah proses yang majemuk dan
berbagai faktor diperlukan untuk melaksanakan pembekuan
darah sebagaimanatelah diterangkan.Trombin adalah alat
dalam mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin.
Thrombin tidak ada dalam darah normal yang masih dalam
pembuluh. Protombin yang kemudian diubah menjadi zat
aktif thrombin oleh kerja trombokinase. Trombokinase atau
trombokiplastin adalah zat penggerak yang dilepasakan ke
darah di tempat yang luka .
l. Sistem persyarafan
Perubahan fungsi sistem neurologi selama masa hamil,
selain perubahan-perubahan neurohormonal hipotalami-hipofisis.
Perubahan fisiologik spesifik akibat kehamilan dapat terjadi
timbulnya gejala neurologi dan neuromuscular berikut: kompresi
saraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat
menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah, lordosis dan
dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf
atau kompresi akar saraf, hipokalsenia dapat menyebabkan
timbulnya masalah neuromuscular, seperti kram otot atau tetan,
12

nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan


(sinkop) sering terjadi awal kehamilan, nyeri kepala akibat
ketegangan umumnya timbul pada saat ibu merasa cemas dan tidak
pasti tentang kehamilannya, akroestesia (gatal di tangan) yang
timbul akibat posisi bahu yang membungkuk, dirasakan pada
beberapa wanita selam hamil, edema yang melibatkan saraf periver
dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama trimester akhir
kehamilan.(Romauli,2012)
d. Perubahan Psikologis trimester III
Menurut Yulizwati(2017) perubahan psikologi pada masa
kehamilan trimester III,yaitu:
1. Rasa tidak nyamantimbul Kembali,merasa dirinya
jelek,aneh dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan Ketika bayi lahir tepat
waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada
saat melahirkan,khawatir akan keselamatannya.
4. Merasa sedih akan berpisah dengan bayinya
5. Merasa kehilangan perhatian
6. Perasaan mudah terluka(sensistif) dan lipido menurun.
e. Kenyamanan trimester III
Menurut Fatima dan nuryaningsih(2017) ketidaknyamanan ibu
hamil trimester III adalah sebagai berikut:
1. Keputihan
Keputihan dapat disebabkan karena terjadinya peningkatan
produksi kelenjar dan lender endoservikal sebagai akibat dari
peningkatan kadar ekstrogen.cara mencegahnya yaitu tingkatan
kebersihan (personal hygine),memakai pekaian dalam dari
bahan kartun,dan tingkat daya tahan tubuh dengan makan buah
dan sayur.
13

2. Nocturia(sering buang air kecil)


Trimester III nocturia terjadi karena bagian terendah janin akan
menurun dan masuk kedalam panggul dan menimbulkan
tekanan langsung pada kadung kemih.cara mengatasinya
perbanyak minum air disiang hari tidak pada malam hari dan
membatasi minuman yang mengandung bahan kafein seperti
the,kopi dan soda.
3. Sesak Napas
Hal ini disebabkan oleh uterus yang membesar dan menekan
diafragma.cara mencegahnya yaitu: dengan merentangkan
tangan diatas kepala serta menarik napas Panjang dan tidur
dengan bantal ditinggikan.
4. Konstipasi
Konstipasi terjadi akibat penurunan akibat peristaltic yang
disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar Ketika terjadi
peningkatan jumlah progesterone.cara mengatasinya yakni
minum air 8 gelas perhari,mengonsumsi makanan yang
mengandung serat seperti buah dan sayur dan istrhat yang
cukup.
5. Haemoroid
Haemoroid selalu didahului dengan konstipasi,oleh sebab itu
semua hal yang menyebabkan konstipasi berpontensi yang
memyebabkan haemoroid. Cara mencegahnya yaitu dengan
mengindari terjadinya konstipasi dan menghindari mengejan
saat defekasi.
6. Oedema pada kaki
Hal ini didebabpkan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan
pada vena bagian bawah.Gangguan sirkulasi ini disebabkan
karena uterus membesar pada vena-vena panggul, saat ibu
berdiri atau duduk terlalu lama dalam posisi terlentang.cara
mencegah yakni hindari posis berbaring terlentang,hindari
14

posisi berdiri untuk waktu yang lama,istirahat dengan berbaring


ke kiri dengan kaki agak ditinggikan angkat kaki ketika duduk
atau istirahat,dan hindari pakaian yang ketat pada kaki.
7. Varises kaki dan vulva
Varises disebabkan oleh hormone kehamilan dan Sebagian
terjadi karena keturunan,pada kasus yang berat dapat terjadi
infeksi dan bendungan berat.bahaya yang paling penting adalah
thrombosis yang dapat menimbulkan gangguan sirkulasi
darah.cara mengurangi atau mencegah yaitu hindari berdiri atau
duduk yang terlalu lama,senam,hindari pakaian dan korslet
yang ketat serta tinggikan kaki saat berbaring.
f. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III
Menurut Ersila dan Zuhana,(2019) kebutuhan dasar ibu hamil tidak
terpenuhi dengan baik maka dapat berdampak pada Kesehatan ibu
dan bayi selama kehamilan dan bisa berdampak secara langsung
terhadap proses persalinan.Semakin tuanya usia
kehamilan ,kebutuhan fisik maupun psikologis ibu juga mulai
beragam harus terpenuhi.kebutuhan fisik maupun psikologis ibu
hamil dijabarkan sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisik ibu hamil
a) Kebutuhan Oksigen
Pada saat kehamilan,kebutuhan oksigen meningkat
sehingga produksi eritropoitin diginjal juga
meningkat,akibatnya,sel sel darah merah (eritrosit)
meningkat sebanyak 20-30 %(Erwin et,al 2018)
b) Kebutuhan nutrisi
Pada masa kehamilan ,seorang ibu hamil sangat
membutuhkan nutrisi yang baik,karena masa kehamilan
tersebut merupakan masa dimana ibu hamil sangat perlu
asupan makan yang baik dan maksimal.apabila pada ibu
hamil kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi dengan baik
15

maka bisa mengakibatkan terjadinya beberapa penyakit


pada ibu hamil seperti anmeia pada ibu hamil(Oktaviani
indah,Makalew Linda,2016).
Pada saat ibu hamil maka gizi sangat dibutuhkan
bagi pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi
janin.pada ibu hamil kebutuhan zat besi yang
dibutuhkan selama kehamilan adalah 800 mg
besi,antara lain 300mg untuk janin plasenta serta 500
mg untuk pertumbuhan eritrosit ibu,maka dari itu ibu
hamil memerlukan 2-3 mg zat besi tiap hari.Bila
asupan makanan pada ibu hamil untuk mengatasi
permintaan khusus selama hamil dan akan berdampak
positif pada Kesehatan bayi.pola makan yang sehat dan
bergizi pada ibu hamil adalah makanan yang memiliki
jumlah kalori serta zat-zat gizi yang sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan oleh ibu hamil antara
lain:karbohidrat,lemak,protein,vitamin,mineral,serat
dan air.makanan yang sehat pada ibu hamil dengan gizi
seimbang sangat perlu bagi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan ibu.pada ibu
hamil kebiasaan pola makan juga dipengaruhi beberapa
hal antara lain:kebiasaan sehari-hari,kesenangan ibu
hamil, budaya yang dianut pada ibu hamil,agama
sosial,ekonomi, beberapa kebiasaan pola makan pada
ibu hamil tersebut sehingga akan berpengaruh pada
status gizi ibu(Mariana et al.,2018)
c) Kebutuhan personal Hygiene
Pada ibu hamil kebersihan diri sangat penting selama
kehamilan .ibu hamil dapat menjadi sangat penting
selama kehamilan.ibu hamil dapat menjadi sangat
rentang terhadap beberapa penyakit.kondisi Kesehatan
16

dan kebersihan gigi dan mulut,kebersihan


vagina,kebesihan kuku dan kebesihan rambut pada ibu
hamil yang buruk dapat memberikan dampak seperti
premature dan bayi dengan berat badan lahir
rendah(BBLR).pada masah kehamilan kebersihan diri
harus dijaga sebaik mingkin agar ibu hamil bisah
terhindar kondisi yang tidak di inginkan,diantaranya
pada ibu hamil,pada ibu hamil dianjurkan untuk mandi
sedikitnya dua kali sehari ,hal ini dikarenankan .Ibu
hamil lebih banyak mengeluarkan keringat,ibu hamil
juga tetepa menjaga kebersihan khususnya pada lipatan
kulit seperti,pada lipatan ketiak,pada bawah
payudara,dan pada daerah genitalia,hal ini dapat
dilakukan dengan cara membersihkan dibersihkan
dengan air setelah itu dikeringkan dengan handuk
kering.pada ibu hamil lebih mudah terjadi gigi
berlubang dan dapat menyebabkan terjadinya infeksi
selama kehamilan dan komplikasi selama
kehamilan(surbakti,2019).
Pada ibu hamil,daya tahan tubuh terjadi penurunan,oleh
sebab itu system reproduksi ibu hamil cenderung lebih
sering mengalami gangguan keputihan dari pada saat
tidak hamil,apabila perawatan personal hygiene
terutama organ genetalia kurang bersih maka dapat
mengakibatkan keputihan maupun infeksi (setyorini
catur,2020)
d) Kebutuhan Eliminasi
Selama masa kehamilan ,tubuh seorang Wanita akan
mengalami banyak perubahan dan hal ini dapat
menyebabkan timbulnya bermacam-macam keluhan
dan masalah.Salah satunya keluhan yang paling sering
17

dikeluhkan yaitu konstipasi atau susah buang air besar


(Hartinah et al.,2019)
Pada ibu hamil frekuensi kencing menjadi lebih sering,
hal ini terjadi akibat adanya tekanan janin kearah
panggul, terjadi pula hypervolemia fisiologis. Pada ibu
hamil dapat terjadi peningkatan jumlah urin dan
peningkatan system metabolisme hal ini dapat
menyababkan ibu hamil mengalami kehilangan
sejumlah air dalam tubuh.pada ibu hamil apabila
kehilangan cairan dalam tubuh jumlah yang besar maka
bisa mengakibatkan masalah baru pada ibu hamil
dianjurkan untuk mengkonsumsi air putih serta
memenuhi asupan cairan pada makanan yang
mengandung banyak cairan(yuwono &Hidayati 2012).
a. Kebutuhan Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan
sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat
sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hri
menjelang kelahiran. Koitus tidak diperkenankan bila terdapat
perdararahan pervaginan,riwayat abortus berulang, abortus/
partus prematurus imminens, ketuban pecah sebelumnya
waktunya.
b. Kebutuhan Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik
biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat
dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan
secara berirama dengan menghindari gerakan menyentak,
sehinggga mengurangi ketegangan padatubuh dan menghindari
kelelahan.
18

c. Istirahat dan tidur.


Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat
yang teratur karena dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan
janin. Tidur pada malam hari selma kurang lebih 8 jam dan
istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam.
d. Body mekanik
Secara anatomi, ligament sendi putar dapat meningkatkan
pelebaran uterus pada ruang abdomen, sehingga ibu akan
merasakan nyeri. Hal ini merupakan salah satu
ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil. Sikap tubuh yang
perlu diperhatikan adalah:
1) Duduk
Duduk adalah posisi yang paling sering dipilih, sehingga postur
tubuh yang baik dan kenyamanan penting. Ibu harus diingatkan
duduk bersandar di kursi dengan benar, pastikan bahwa tulang
belakangnya tersangga dengan baik.
2) Berdiri
Mempertahankan keseimbangan yang baik, kaki harus
diregangkan dengan distribusi berat badan pada masing-masing
kaki. Berdiri diam terlalu lama dapat menyebabkan kelelahan
dan ketegangan, oleh karena itu lebih baik berjalan tetapi tetap
mempertahankan semua aspek dan postur tubuh harus tetap
tegak.
3) Tidur.
Sejalan dengan tuanya usia kehamilan, biasanya ibu merasa
semakin sulit mengambil posisi yang nyaman, karena
peningkatan ukuran tubuh dan berat badannya. Kebanyakan ibu
menyukai posisi miring dengan sanggaan dua bantal di bawah
kepala dan satu di bawah lutut dan abdomen. Nyeri pada simpisis
pubis dan sendi dapat dikurangi bila ibu menekuk lututnya ke
19

atas dan menambahnya bersama-sama ketika berbalik di tempat


tidur.
4) Bangun dan baring
Bangun dari tempat tidur, geser dahulu tubuh ke tepi tempat
tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu perlahan dengan
kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki ibu.
Diamlah dulu dalam posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri.
Lakukan setiap kali ibu bangun dari berbaring.
5) Membungkuk dan mengangkat
Ketika harus mengangkat, misalnya menggendong anak balita,
kaki harus diregangkan satu kaki di depan kaki yang lain,
pangkal paha dan lutut menekuk dengan punggung serta otot
transversus dikencangkan. Kecuali otot paha sangat kuat, otot ini
menempatkan terlalu banyak regangan pada sendi lutut, bila ibu
dianjurkan untuk menekuk kedua lutut seluas mungkin. Barang
yang akan diangkat perlu dipegang sedekat mungkin dan
ditengah tubuh, dan lengan serta tungkai digunakan untuk
mengangkat. Lakukan gerakan dengan urutan terbalik ketika
akan menaruh benda yang berat.
6) Exercise/Senam hamil
Senam hamil merupakan suatu program latihan fisik yang sangat
penting bagi calon ibu untuk mempersiapkan persalinannya.
Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan
ibu hamil secara fisik atau mental, pada persalinan cepat,aman
dan spontan. Senam hamil bertujuan untuk melenturkan otot dan
memberikan kesegaran. Senam ringan yang harus dilakukan
bumil adalah jalan pagi, latihan pernafasan dan senam kegel
untuk primigravida (Nugroho dkk, 2014). Senam hamil dimulai
pada usia kehamilan setelah 22 minggu. Senam hamil bertujuan
untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
berfungsi secara optimal dalam persalinan normal serta
20

mengimbangi perubahan titik berat tubuh (Kuswanti,


2014).Menurut Pantikawati & Saryono (2015),
menjelaskansecara umum tujuan utama persiapan fisik dari
senam hamil sebagai berikut :
(a) Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara
fungsi hati untuk dapat menahan berat badan yang semakin
naik, nyeri kaki, varices, bengkak dan lain – lain.
(b) Melatih dan menguasai teknik pernafasan yang berperan
penting dalam kehamilan dan proses persalinan.
(c) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot - otot
dinding perut otot dasar panggul dan lain-lain.
(d) Membantu sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan.
(e) Memperoleh relaxsasi yang sempurna dengan latihan
kontraksi dan relaxsasi.
(f) Mendukung ketenangan fisik.
7) Imunisasi
Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi
terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah. Hal ini karena
kemungkinan adanya akibat membahayakan janin. Imunisasi
harus diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi TT untuk
mencegah kemungkinan tetanus neonatorum. Imunisasi TT harus
diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak waktu TT1 dan TT2
minimal 1 bulan, dan ibu hamil harus sudah diimunisasi lengkap
pada umur kehamilan 8 bulan (Marmi, 2016).
8) Travelling
Meskipun dalam keadaan hamil, ibu masih membutuhkan
rekreasi untuk menyegarkan pikiran dan perasaan, misalnya
dengan mengunjungi obyek wisata atau pergi keluar kota, hal
yang dianjurkan apabila ibu hamil berpergian adalah sebagai
berikut:
21

(a) Hindari pergi kesuatu tempat yang ramai, sesak dan


panas, serta berdiri terlalu lama ditempat itu karena akan
dapat menimbulkan sesak napas sampai akhirnya jatuh
pingsan.
(b) Saat berpergian selama kehamilan maka duduk dalam
jangka waktu lama harus dihindari karena dapat
menyebabkan peningkatan resiko bekuan darah vena
dalam dan tromboflebitis selama kehamilan.
(c) Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam
dalam sehari dan selalu berhenti dalam waktu 2 jam dan
istirahat selama 10 menit.
(d) Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk
tersebut diletakkan dibawah perut ketika kehamilan
semakin besar.
9) Persiapan persalinan
(a) Membuat rencana persalinan.
(b) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika
terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambilan
keputusan utama tidak ada.
(c) Mempersiapkansistemtransportasijikaterjadikegawatdar
uratan.
(d) Membuat rencana atau pola menabung.
(e) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk
persalinan.
10) Memantau kesejahteraan janin
Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam,
dan pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali
gerakan janin yang dirasakan oleh ibu hamil.
(a) Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil
Menurut Yulisawati (2017), kebutuhan psikologis ibu hamil
meliputi
22

(1) Support Keluarga


Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat
menghindari konflik adalah dengan cara pasangan
merencanakan untuk kedatangan anaknya, mencari
informasi bagaimana menjadi ibu dan ayah, suami
mempersiapkan peran sebagai kepala rumah tangga. Disini
motivasi suami dan keluarga untuk membantu meringankan
ketidaknyamanan dan terhindar dari stress psikologi.
(2) Support dari Tenaga Kesehatan
Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikolgis adalah
dengan memberi support atau dukungan moral bagi klien,
meyakinkan klien dapat menghadapi kehamilannua dan
perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu yang normal.
(3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan Kebutuhan
pertama ialah ia merasa dicintai dan dihargai, kebutuhan
kedua ialah ia merasa yakin akan penerimaan pasangannya
terhadap sang anak.
(4) Persiapan menjadi orang tua
Salah satu persiapan orang tua dapat dilaksanakan dengan
kelas pendidikan kelahiran/kelas antenatal.
(5) Sibling
Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk
menghindari penolakan dari anak sebelumnya. Biasanya
terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Pencegah terjadinya
sibling ada beberapa langkah yang dapat dilakukan,
diantaranya sebagai berikut:
a) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada
adiknya, ia tetap disayangi oleh ayah ibu)
b) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya.
23

c) Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak masih


dalam kandungannya.
d) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan
dengan kelahiran bayi.
g. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Menurut Yulizawati (2017) tanda bahaya yang dapat terjadi pada
ibu hamil trimester III, yaitu:
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum
bayi dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan
lanjut atau perdarahan antepartum.
b. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya
normal pada korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi
pada trimester ketiga, walaupun dapat pula terjadi setiap saat
dalam kehamilan. Bila plasenta yang terlepas seluruhnya
disebut solusio plasenta totalis. Bila hanya sebagian disebut
solusio plasenta parsialis atau bisa juga hanya sebagian kecil
pinggir plasenta yang lepas disebut rupture sinus marginalis.
c. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruhnya pembukaanjalan lahir. Pada keadaan normal
plasenta terletak pada bagian atas uterus.
d. Keluar cairan pervaginam
Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut
merupakan kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila
pengeluaran berupa mucus bercampur darah dan mungkin
disertai mules, kemungkinan persalinan akan dimulai lebih
awal. Bila pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai
terjadinya ketuban pecah dini (KPD). Menegakkan diagnosis
24

KPD perlu diperiksa apakah cairan yang keluar tersebut adalah


cairan ketuban. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
speculum untuk melihat darimana asal cairan, kemudian
pemeriksaan reaksi Ph basa.
e. Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia
kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada
terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin
dalam uterus.Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang
dapat terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur
uteri, solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada
ruptur uteri disertai shock, perdarahan intra abdomen dan atau
pervaginam, kontraksi uterus yang abnormal, serta gawat janin
atau DJJ tidak ada.
g. Keluar air ketuban sebelum waktunya.
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan
22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat
terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu
maupun kehamilan aterm.
25

h. Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III


a. Pengertian
Antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penangan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan
yang aman dan memuaskan (Yulizawati, 2017).
b. Tujuan
Tujuan Antenatal Care (ANC) Yulizawati (2017) adalah
sebagai berikut:
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang
terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai
kehamilan, persalinan, dan kala nifas.
3) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek
keluarga berencana.
4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal.
c. Tempat Pelayanan ANC
Ibu hamil dapat melaksanakan pemeriksaan kehamilan di
sarana kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu,
Bidan Praktek Swasta dan dokter praktek (Fatimah dan
Nuryaningsih, 2017).
d. Langkah-Langkah Dalam Perawatan Kehamilan/ANC
Buku Pedoman Antenatal Terpadu Edisi Kedua langkah-
langkah dalam 10 T antara lain :
1) Timbang berat badan dan tinggi badan
Tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama
kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu yang
berguna untuk mengkategorikan adanya resiko apabila hasil
pengukuran < 145 cm ( Saryono, 2010). Berat badan diukur setiap
26

ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB atau


penurunan BB.
2) Tekanan darah
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau berkunjung.
Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui
standar normal, tinggi atau rendah. Deteksi tekanan darah yang
cenderung naik diwaspadai adanya gejala kearah hipertensi dan
preeklampsia. Apabila turun di bawah normal kita pikirkan kearah
anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole: 110/80-
120/80.
3) Tentukan status gizi (ukur LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama
olehtenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil
beresiko Kurang Energi Kronis (KEK), disini maksudnya ibu
hamil yang mengalami kekurangaan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan atau tahun) dimana LILA kurang dari 23,5
cm. Ibu hamil dengan akan dapat melahirkan bayi berat lahir
rendah (BBLR).
4) Pengukuran tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita
sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan
rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).

Tabel 1.2 Pengukuran Tinggi Fundus UteriMenggunakan Pita Ukuran


Umur Kehamilan Dalam
Tinggi Fundus Uteri (cm)
Bulan
20 5
23 6
26 7
30 8
33 9
27

Sumber: Fatimah dan Nuryahningsih (2017)


Tabel 1.3 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri Menggunakan Jari
Umur Kehamilan ti Tinggi FundusUteri (TFU)
12 minggu 1-2 jari atas symfisis
16 minggu Pertengahan simfisis umbilikus
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
Pertengahanprosesus xiphoideus
32 minggu
(Px)- umbilikus
Setinggi prosesus xiphoideus
36 minggu
(Px)
2 jari dibawah processus
40 minggu
xiphoideus
Sumber: Fatimah dan Nuryahningsih (2017)
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin.
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mngetahui letak janin. Jika pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau keapala janin belum masuk
ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit, atau ada
masalah lain.Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang
dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari 160x/menit
menunjukkan adanya gawat janin.
6) Pemberian imunisasi TT
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerah-
merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikkan.
Ini akan sembuh tanpa pengobatan.
28

Tabel 1.4 Imunisasi TT


Selang Waktu Minimal
Imunisasi TT Lama Perlindungaan
Pemberian Imunisasi
TT 1 Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 ≥ 25 tahun
Sumber: Walyani, 2015
7) Pemberian tablet tambah darah (tablet SF)
Tablet ini mengandung 200 mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat
yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah
untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena
pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat seiring dengan
pertumbuhan janin.
Setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet
zat besi) dan Asam Folat minimal 90 tablet selama kehamilan
yang diberikan sejak kontak pertama. Cara pemberian adalah satu
tablet Fe per hari, sesudah makan, selama masa kehamilan dan
nifas. Perlu diberitahukan pada ibu hamil bahwa normal bila
warna tinja mungkin hitam setelah minum obat ini. Dosis tersebut
tidak mencukupi pada ibu hamil yang mengalami anemia,
terutama anemia berat (8 gr% atau kurang). Dosis yang
dibutuhkan adalah sebanyak 1-2 x 100 mg/hari selama 2 bulan
sampai dengan melahirkan.
8) Tes Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan
laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus
29

dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin


darah, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis (malaria, HIV,
dll).Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah
pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada
ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal tersebut
meliputi :
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya
untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga
untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-
waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester I dan sekali pada trimester
III. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil
tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya,
karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh
kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar
hemoglobin darah ibu hamil pada trimester II dilakukan
atas indikasi.
c) Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan
pada trimester II dan III atas indikasi. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui adanya protein uria pada ibu
hamil. Protein uria merupakan salah satu indikator
terjadinya pre-eklampsi pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya
30

minimal sekali pada trimester I, sekali pada trimester II dan


sekali pada trimester III.
e) Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada
kunjungan pertama antenatal. Ibu hamil di daerah non
endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria
apabila ada indikasi.
f) Pemeriksaan tes sifilis.
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan resiko
tinggi dan ibu hamil yang diduga menderita sifilis.
Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin
pada kehamilan.
g) Pemeriksaan HIV
Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan ke semua
ibu hamil secara inklusif dengan pemeriksaan laboratorium
rutin lainnya di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi
dan di daerah epidemi HIV rendah penawaran tes HIV oleh
tenaga kesehatan diprioritaskan pada ibu hamil dengan
IMS dan TB. Teknik penawaran ini disebut Provider
Initiated Testing And Counselling (PITC) atau tes HIV atas
Inisiatif Pemberi Pelayan Kesehatan (TIPK).
h) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai
menderita tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi
tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.
e. Tatalaksana Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan
pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan
31

kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat


ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
f. Temu Wicara/Konseling
Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk
menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik
mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami dan
mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya. Tujuan
konseling pada antenatal care :
1) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan
sebagai upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak
diinginkan.
2) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan
asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan
aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan.
3) Peran Suami atau keluarga dalam kehamilan dan
perencanaan persalinan.
Setiap ibu hamil perlu mendapat dukungan dari
keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami,
keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya
persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan
calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas agar segera
dibawa ke fasilitas kesehatan.
4) KB pasca salin.
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut
KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan,
dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri
dan keluarga.
Menurut PERMENKES RI No. 97 tahun 2014 pada BAB
II bagian kedua tentang pelayanan kesehatan masa hamil
pasal 12 ayat 1 mengatakan bahwa pelayanan antenatal
32

terpadu merupakan pelayanan kesehatan komprehensif


dan berkualitas melalui:
1. Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan.
2. Deteksi dini masalah, penyakit, penyulit atau
komplikasi kehamilan.
3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk
melakukam rujukan jika terjadi penyulit atau
komplikasi.
5. Penatalaksanaan kasus serta rujukan tepat waktu jika
diperlukan.
6. Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarganya dalam
menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan
persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit atau
komplikasi.
7. Standar Minimal Kunjungan
Sesuai dengan PERMENKES RI No. 97 tahun 2014 bagian kedua
pasal 13 ayat 1 mengatakan bahwa pelayanan kesehatan masa
hamil dilakukan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali selama masa
kehamilan yangdilakukan1 (satu) kali pada trimester pertama, 1
(satu) kali pada trimester kedua dan 2 (dua) kali pada trimester
ketiga.
a. 3 Terlambat dan 4 Terlalu
Dalam situs Kemenkes RI dijelaskan kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat
hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi
keguguran. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi
adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan
oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan
bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti
pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta
33

keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat


permasalahan ini. Beberapa hal tersebut mengakibatkan
kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan,
terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat
mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu
tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran).
b. Skor Poedji Rochjati
1) Penapisan Ibu Hamil Trimester III menurut Poedji Rochjati (Buku
KIA,2015) dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
a) Kehamilan Resiko Rendah (KRR) skor 2 hijau.
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko. Kemungkinan
besarpersalinan normal, tetap waspada komplikasi persalinan.
Ibu dan bayi baru lahir hidup sehat.
b) Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning.
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin
dapat menyebabkan komplikasi persalinan. Dampak
kematian/kesakitan/ kecacatan pada ibu dan atau bayi baru
lahir.
c) Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah.
d) Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu
dan atau janinnya yang dapat menyebabkan:
(1) Lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan.
(2) Lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi.
2) Cara Pemberian Skor
Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor risiko diberi
nilai 2, 4 dan 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2
sebagai skor awal. Tiap faktor risiko skornya 4 kecuali bekas sesar,
letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan pre-eklamsi
berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko dapat dilihat pada
gambar yang ada pada Kartu Skor ’Poedji Rochjati’ (KSPR), yang
telah disusun dengan format sederhana agar mudah dicatat dan diisi.
34

Tabel 1.5Skor Poedji Rochjati


I II III IV
Tribulan
Kel. Masalah / Faktor Resiko Skor
No. I II III.1 III.2
F.R.
Skor Awal Ibu Hamil 2
1 Terlalu muda, hamil ≤ 16 tahun 4
2 Terlalu tua, hamil ≥ 35 tahun 4
3 Terlalu lambat hamil I, kawin ≥ 4 tahun 4
Terlalu lama hamil lagi (≥ 10 tahun) 4
4 Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun) 4
5 Terlalu banyak anak, 4 / lebih 4
6 Terlalu tua, umur ≥ 35 tahun 4
I
7 Terlalu pendek ≤ 145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan :
4
a.  Tarikan tang / vakum
9
b.  Uri dirogoh 4
c.  Diberi infuse / transfuse 4
10 Pernah Operasi Sesar 8
Penyakit pada Ibu Hamil:
II a. Kurang darah 4
b. Malaria
11 c. TBC paru
4
d. Payah jantung
e. Kencing manis (Diabetes) 4
f. Penyakit menular seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai dan
12 4
Tekanan darah tinggi
13 Hamil kembar 2 atau lebih 4
14 Hamil kembar air (Hydramnion) 4
35

15 Bayi mati dalam kandungan 4


16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak Sungsang 4

18 Letak Lintang 8

19 Perdarahan Dalam Kehamilan ini 8

20 Preeklamsi Berat/Kejang-kejang 8

Jumlah Skor

Keterangan :
1. Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk bersalin ditolong oleh
tenaga kesehatan.
2. Ibu hamil dengan skor 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS/DSOG
Pencegahan kehamilan risiko tinggi
1. Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat dilakukan
di rumah maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan,
dukun membantu perawatan nifas bagi ibu dan bayinya.
2. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), ibu PKK memberi penyuluhan agar
pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas, di polindes
atau puskesmas, atau langsung dirujuk ke Rumah Sakit, misalnya pada
letak lintang dan ibu hamil pertama dengan tinggi badan rendah.
3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan dirujuk
untuk melahirkan di Rumah Sakit dengan alat lengkap dan dibawah
pengawasan dokter spesialis
a. Pengawasan antenatal, memberikan manfaat dengan ditemukanyaberbagai
kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan
persalinannya.
b. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan, dan nifas.
c. Mengenal dan m enangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan
kala nifas.
36

d. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,


persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
e. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
( Rinata,2017)
f. Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).
Merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam
rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi
komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan menggunakan KB
pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi
sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi ibu dan anak (Runjati, 2014).
Tujuan P4K:
1) Dipahaminya setiap persalinan berisiko oleh suami, keluarga, dan
mayarakat luas.
2) Terdatanya kasus ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di setiap
rumah ibu hamil yang memuat informasi tentang lokasi tempat
tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong
persalinan, pendamping persalinan, dan fasilitas tempat persalinan,
calon donor darah, transportasi yang akan digunakan, serta
pembayaran.
3) Adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara ibu hamil,
suami, keluarga dan bidan.
4) Adanya rencana untuk menggunakan alat kontrapsepsi setelah
melahirkan yang disepakati oleh ibu hamil, suami, keluraga dan
bidan.
5) Adanya dukungan secara luas dari tokoh-tokoh masyarakat baik
formal maupun non-formal, kader, dukun bayi, dan lain-lain dalam
rencana persalinan dan Keluarga Berencana (KB) setelah
melahirkan sesuai dengan perannya masing-masing (Runjati, 2015).
37

B. Konsep Dasar Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil


a. Defenisi
Keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronis), yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu.
Ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah suatu keadaan dimana
seorang ibu hamil mengalami kekurangan energi dan protein yang terjadi
karena konsumsi bahan pangan pokok yang tidak memenuhi disertai
susunan hidangan yang tidak seimbang dan pengabsorsian metabolisme
zat gizi yang terganggu (Sediaoetomo, 2016). Kekurangan energi kronis
adalah keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis) kesehatan pada ibu .ibu hamil diketahui
menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA, adapun batas LILA ibu
hamil dengan resiko KEK di indonesia adalah kurang dari 23,5 cm
(Depkes RI, 2015).
b. Penyebab KEK
Menurut Sediaoetomo (2016), penyebab dari kekurangan energi kronis
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Penyebab langsung/primer Defisiensi kalori maupun protein yang
terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama.
2) Penyebab tidak langsung/sekunder yaitu:
a) Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing
b) Hambatan utilitas zat-zat gizi Ialah hambatan penggunaan zat-zat gizi
karena susunan asam amino didalam tubuh tidak seimbang yang dapat
menyebabkan penurunan nafsu makan dan penurunan konsumsi makan.
c) Ekonomi Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemberian
makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya.seorang dengan ekonomi
yang rendah maka kemungkinan besar gizi yang dibutuhkan tidak
tercukup.
38

d) Pengetahuan Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan


mempengaruhi pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada
perilakunya ibu hamil dengan pengetahuan gizi yang rendah ,
kemungkinan akan memberikan gizi yang kurang bagi bayinya.
e) Produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan Pola konsumsi juga
dapat mempengaruhi status kesehatan ibu hamil, dimana pola konsumsi
yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau
penyakit pada ibu hamil (supariasa, 2016).
f) Jumlah anak yang terlalu banyak Jumlah anak yang banyak pada
keluarga yang keadaan sosial ekonominya kurang, akan mengakibatkan
berkurangnya kebutuhan gizi.
g) Pendapatan yang rendah Pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang gizi, karena tidak dapat menyediakan kebutuhan gizi yang
seimbang (sediaoetomo, 2016).
c. Tanda dan Gejala KEK
1) Tanda-tanda KEK menurut Sediaoetomo (2016), meliputi:
a) Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
b) Badan kurus
c) Rambut kusam
d) Turgor kulit kering
e) Conjungtiva pucat
f) Tensi kurang dari 100 mmHg
g) Hb kurang dari normal (<11 gram persen)
2) Gejala KEK menurut winkjosastro (2015), meliputi:
a) Nafsu makan kurang
b) Mual
c) Badan lemas
d) Mata berkunang-kunang.
d. Patofisiologi
1) Kebutuhan nutrisi meningkat selama hamil. Masukan gizi pada ibu
hamil sangat menentukan kesehatannya dan janin yang dikandungnya
39

kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum hamil,
peningkatan kebutuhan gizi hamil sebesar 15 persen, karena dibutuhkan
untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban
dan pertumbuhan janin (lubis, 2017).
2) Selama kehamilan kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah dan
terjadi perubahan–perubahan anatomi fisiologi. Tambahan zat besi
diperlukan sekitar 800 mg untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
dan pembentukan sel darah merah pada janin dan plasenta (Wiknjosastro,
2002).
3) Cakupan gizi pada ibu hamil dapat di ukur dari kenaikan berat badan
ibu hamil tersebut. Kenaikan berat badan ibu hamil antara 6,5 kg sampai
16,5 kg, rata-rata 12,5 kg. Terutama terjadi dalam kehamilan 20 minggu
terakhir (Winknjosastro, 2016).
e. Akibat KEK
1) Bagi ibu
Bagi ibu hamil yang menderita KEK dapat melemahkan fisiknya yang
pada akhirnya menyebabkan perdarahan , partus lama, abortus dan infeksi
( susilowati, 2013)
2) Bagi bayi
Bayi yang terlahir dari ibu hamil yang menderita KEK akan mengalami
keguguran , bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan , berat badan
lahir rendah (BBLR) (susilowati, 2013).
g. Pencegahan KEK
Menurut Chinue (2016), cara pencegahan KEK adalah:
1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu:
a) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam,hati,telur) dan bahan makanan nabati
(sayuran bewarna hijau tua , kacang-kacangan, tempe).
b) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin C (daun katuk, singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas)
sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
40

2) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet


penambah darah.
g. Penatalaksanaan KEK
Penatalaksaan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah:
1) Memberikan penyuluhan dan melaksanakan nasehat atau anjuran
a. Tambahan Makanan.
Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena gizi pada waktu
konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus
mendapat tambahan protein ,mineral,dan energi (Chinue, 2016)
b. Istirahat
lebih banyak Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara
mengurangi kegiatan yang melelahkan . siang 4 jam / hari, malam 8
jam/hari (Wiryo,2016).
3) Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping
makanan yang di makan sehari-hari untuk mencegah kekurangan
energi kronis (Chinue, 2017). Pemberian PMT untuk memenuhi kalori
dan protein, serta variasi menu dalam bentuk makanan. Pemenuhan
kalori yang harus diberikan dalam program PMT untuk ibu hamil
dengan Kekurangan Energi Kronis sebesar 600-700 kalori dan protein
15-20 mg (Nurpudji, 2015).
a) Contoh makanan tambahan antara lain : susu untuk ibu hamil.
Makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti, dan biji-
bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua,
buah dan sayuran lain (Nanin Jaja, 2015).
b) Cara mengolah makanan menurut Proverawati (2016) Sebaiknya
makanan jangan terlalu lama disimpan. Untuk jenis sayuran segera
dihabiskan setelah diolah, susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena
cahaya karena akan menyebabkan hilangnya vitamin B, jangan
digarami daging atau ikan sebelum dimasak dan apabila makanan yang
mengandung protein lebih baik dimasak jangan terlalu panas. Ada
41

beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menentukan gizi yang


seimbang bagi ibu hamil, yaitu: kebutuhan aktual selama hamil
berbeda-beda untuk setiap individu dan dipengaruhi oleh status nutrisi
sebelumnya dan riwayat kesehatan, kebutuhan terhadap satu nutrisi
dapat diganggu oleh asupan yang lain, dan kebutuhan akan nutrisi
tidak konsisten selama kehamilan.
c) Apabila terjadi atau timbul masalah medis, maka hal yang perlu
dilakukan menurut m tablet zat besi tatau tambah darah.
4) Periksa kehamilan secara teratur Setiap wanita hamil menghadapi
komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Ibu hamil sebaiknya
memeriksakan kehamilannya secara teratur kepada tenaga kesehatan
agar resiko pada waktu melahirkan dapat dikurangi Pelayanan prenatal
yang dilakukan adalah minimal Antenatal Care 4 kali dengan ditambah
kunjungan rumah bila ada komplikasi oleh bidan
42

Gambar 1. Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Kehamilan

KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)

PADA KEHAMILAN

Tanda KEK Gejala KEK


 Lingkar Lengan Atas  Nafsu makan kurang
(LILA) kurang dari 23,5 cm
 Mual
 Badan kurus Penyebab KEK
 Badan lemas
 Rambut kusam  langsung/primer
 Mata berkunang-kunang
 Turgor kulit kering  Penyebab tidak
langsung/sekunder
 Conjungtiva pucat
 Ekonomi
 Tensi kurang dari 100
mmHg  Pengetahuan

 Hb kurang dari normal  Produksi pangan


(<11 gram persen) yang tidak mencukupi
kebutuhan

 Jumlah anak terlalu


banyak

Bagi bayi

 bayi lahir mati


Bagi ibu
 kematian
 Perdarahan
Neonatal
 partus lama
 cacat bawaan
 abortus
 berat badan lahir
 infeksi
rendah (BBLR)

Pencegahan KEK

 Meningkatkan konsumsi Penatalaksanaan KEK


makanan bergizi
 Tambahan Makanan.
 Menambah pemasukan
 Istirahat lebih banyak
zat besi kedalam tubuh
dengan minum tablet  Periksa kehamilan secara
penambah darah
43

B. SECTION CAESAREA (SC)


a) Definisi
Sectio caesarea suatu cara melahirkan janin dengan membuatan syatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau
section caesarea adalah suatu histerectomia untuk melahirkan janin
dalam rahim.(Mochtar,2016)
Sectio caesarea adalah salah satu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
vagina.atau section caesarea adalah suatu histerotomi untuk
melahirkan janin dari dalam rahim .sectio caesarea adalah suatu
persalinan buatan ,dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin diatas 500 gram (Nurjanah,2013)
Kelahiran sesar adalah persalinan melalui pembedahan untuk
mengeluarkan bayi dari rahim lewat suatu irisan atau sayatan pada
perut bagian bawah rahim,karena kelahiran sesar merupakan operasi
besar,biasanya prosedur ini dilakukan hanya bila ada alas an medis
bagi bedah sesar,kelahiran normal leawat vagina biasanya lebih aman
bagi ibu dan bayi.(prawirohardjo,2016).
Menurut Mochtar tahun 2015,section caesarea terdiri dari
beberapa pilihan yaitu.
c. Section Caesarea Primer ( efektif)
Dari semulah telah direncanakan bawah janin akan
dilahirkan secara section caesarea dan tidak diharapkan lagi
untuk kelahiran biasa atau normal misalnya pada wanita
hamil dengan panggul sempit
d. Sectio Caesarea Sekunder
Dalam hal ini kita mencoba untuk menunggu kelahiran
kelahiran biasa (partus percobaan),bila tidak ada kemajuan
44

persalinan atau partus percobaan gagal baru dilakukan


secara section Caesarea.
e. Secti Caesarea ulang (repeat caesarean section)
Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami section caesarea
dan pada kehamilan selanjutnya dilaukan sectio caesarea
ulang
f. Sectio caesarea histerektomi
Adalah suatu operasi dimana setalah janin dilahirkan dengan
sectio caesarea,langsung dilakukan histerektomi oleh karena
suatu indikasi.
g. Operasi porro
Adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum
uteri (tentunya janin sudah mati),dan langsung dilaukan
histerektomi,misalnya pada keadaan infeksi rahim yang
berat.
b) Jenis Sectio Caesarea
Ada beberapa jenis section caesarea yang dikenal yaitu
(Mochter,2015):
1. Abdomen (section caesareaabdominalis)
Sectio caesarea transperitonealis
a. Sectio caesarea klasik yaitu:
Pembedahan ini dilakukan dengan sayatan
memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10
cm.keuntungan tindakan ini adalah mengeluarkan
janin lebih cepat,tidak mengakibatkan komplikasi
kandung kemih tertarik dan distal.kerugian yang dapat
muncul adalah infeksi mudah menyebar secara
intraabdominal dan lebih sering terjadi rupture uteri
spontan pada persalinan berikutnya.
b. Sectio caesarea profunda
45

Dikenal juga sebutan low cervical yaitu sayatan pada segmen bawah
rahim.keuntungannya adalah penjahitan luka,lebih mudah kemungkinan rupture
uteri spontan lebih kecil dibandingkan dengan section caesarea dengan cara
klasik, sedangkan kekurangannya yaitu perdarahan yang banyak dan keluhan pada
kandung kemih banyak.indikasi dari section ceasarea yaitu:

1. Plasenta pervia totalis dan lateralis


2. Panggul sempit
3. Disproposi sefalo pelvic(ketidakseimbangan antara ukuran kepala dengan
panggul).
4. Rupture uteri
5. Partus lama
6. Partus tak maju
7. Preeklamsi dan hipertensi
8. Malpresentasi janin
c) Komplikasi dari section caesarea terdiri dari
1. Injeksi puerperalis(nifas)
a) Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
b) Sedang :dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi,di sertai dengan
dehidrasi dan perut sedikit kembung.
c) Berat :dengan peritonis,sepsis dan ileus paralitik.Hal ini sering kita
jumpai pada partus terlantar,dimana sebelumnya telah terjadi infeksi
intrapartal karena ketuban yang pecah terlalu lama.penanganannya
adalah dengan pemberian cairan dan antibiotic yang adekuat dan
tepat.
2. Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi pada saat operasi ata beberapa jam setelah
operasi.hal ini disebabkan tekanan darah yang selama operasi agak
turun,beberapa jam setelah operasi menjadi normal kembali,sehingga
sumbatan darah terlepas dengan demikian terjadilah perdarahan karena
ikatan benang catgut pada pembuluh darah terlepas karena ikatanya
kurang keras atau terjadi infeksi.
46

3. Syok
Salah satu komplikasi pasca bedah yang gawat dan dapat membawa
kematian adalah syok dengan penyebab sebagai berikut :
a) Kehilangan darah terlalu banyak
b) Terjadi vasodilatasi yang disebut syok neurogen
c) Gangguan fungsi jantung
d) Syok vasogen yaitu terjadi pelebaran pembulu darah kapiler
sehingga seakan-akan pembuluh darah menjadi lebih besar
disbanding dengan jumlah darah yang tersedia.syok anafilaksis
sering bersifat vasogen.
4. Syok psikis
Syok psikis dapat terjadi bila pasien sangat ketakutan,kesakitan yang
hebat,atau keadaan emosi yang hebat
5. Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang
6. Luka kandung kemih,emboli paru dan keluhan kadung kemih bila
reperitonialisasi
d) Nasihat pasca operasi
7. Dianjurkan jangan hamil selama kurang lebih satu tahun dengan
memakai alat kontrasepsi
8. Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik
9. Dianjurkan untuk bersalin dirumah sakit
10. Apakah persalinan berikutnya harus dengan section caesarea
bergantungan dari indikasi seksio dan keadaan pada kehamilan
berikutnya.
e) Penatalasanaan ibu nifas post caesarea
a. Analgesia wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75
mg meperidin (intra musker) setap 3 jam sekali,bila diperlukan
untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikan dengan cara
serupa 10 mg morfin.
f) Efek samping bedah caesarea
47

Bedah caesarea adalah pilihan teraman ketika masalah tertentu


muncul.sebagian wanita berpikir bawah persalinan akan berjalan lebih
cepat dan lebih mudah lewat bedah cesar.sekalipun tidak ada
masalah,namum bedah caesarea sebenarnya tidak mudah.bagi saang
ibu maupun bayinya,tidak seperti yang dipikirkan
(prawirohardjo,2014).
Beberapa resiko yang mungkinakan muncul dari bedah caesarea:
11. Masalah-masalah yang berhubungan dengan anastesi yang digunakan
untuk pembedahan.
12. Rasa sakit selama beberapa minggu pasca persalinan
13. Resiko infeksi dan kehilangan darah lebih besar dari pada kelahiran
lewat vagina.
14. Lebih sulit ibu untuk merawat bayi
15. Lebih banyak masalah dengan kehamilan ,selanjutnya(termaksut
masalah untuk hamil kembali dan memiliki plasenta yang sehat).
Resiko bedah secar yang lebih besar untuk persalinan berikutnya.
C. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Menurut EGC (2017) Bayi Baru Lahir (BBL) normal adalah bayi yang
lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan
lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.
a. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Menurut  Yulizawati, dkk tahun 2019 ciri-ciri bayi baru lahir adalah
sebagai berikut:
1) Lahir aterm antara 37-42 minggu,
2) berat badan 2.500-4.000 gram,
3) panjang badan 48-52 cm,
4) lingkar dada 30-38 cm,
5) lingkar kepala 33-35 cm,
6) lingkar lengan 11-12 cm,
7) frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit,
48

8) pernapasan ± 40-60 x/menit,


Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala
biasanya telah sempurna. Kuku agak panjang dan lemas, nilai
APGAR >7, pergerakan aktif, bayi lahir langsung menangis
kuat dan refleksnya baik. Organ genitalia pada laki-laki
ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis
yang berlubang sedangkan pada perempuan ditandai dengan
vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora
dan mayora.
Tabel 1.6 APGAR skor

Gambar. Yulizawati,2019

b. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus


1. Perubahan Pada Sistem Pernapasan
Menurut Andriani tahun 2019 dalam bukunyamenjelaskan penyesuaian
paling kritis yang harus dialami bayi baru lahir ialah penyesuaian sistem
49

pernapasan. Paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/ Kg.


Udara harus diganti dengan cairan yang mengisi traktus respiratorius
sampai alveoli. Bayi lahir pervaginam, sejumlah cairan keluar dari trakea
dan paru bayi. Sistem limfatik paru secara kontinu mengeluarkan cairan
jumlah besar dalam satu jam pertama kehidupan bayi. Pengeluaran cairan
ini juga diakibatkan perbedaan tekanan dari alveoli sampai jaringan
interestial dan sampai kapiler pembuluh darah.
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta dan setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru
bayi. Rangsangan gerakan pertama terjadi karena beberapa hal berikut:
a. Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi
mekanik).
b. Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCo2 merangsang kemoreseptor
yang terletak di sinus karotikus (stimulasi kimiawi).
c. Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam
uterus (stimulasi sensorik).
d. Refleks deflasi Hering Breur Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya surfaktan,
juga karena adanya tarikan napas dan pengeluaran napas dengan
merintih sehingga udara bisa tertahan di dalam. Apabila surfaktan
berkurang maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku, sehingga
terjadi atelektasis. Kondisi seperti ini (anoksia), neonatus masih dapat
mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme
anaerobik.
b. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Menurut Andriani (2019) menjelaskan pada masa fetus, peredaran
darah dimulai dari plasenta melalui vena umbilikalis lalu sebagian
ke hati dan sebagian lainnya langung ke serambi kiri jantung.
Kemudian ke bilik kiri jantung. Darah dari bilik kiri dipompa
melalui aorta ke seluruh tubuh, sedangkan yang dari bilik kanan
50

darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus


arteriosus ke aorta.
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan
mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun yang diikuti
dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini
menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan
dengan tekanan jantung kanan, dan hal tersebutlah yang membuat
foramen ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada
jam-jam pertama setelah kelahiran, oleh karena tekanan pada paru
turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena
rangsangan biokimia (PaO2 yang naik) serta duktus arteriosus yang
berobliterasi .( Yulizawati, 2019)
c. Perubahan Pada Sistem Thermoregulasi
Menurut Yulizawati tahun 2019 menjelaskan ketika bayi baru
lahir, bayi berasa pada suhu lingkungan yang > rendah dari suhu
di dalam rahim. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar maka
akan kehilangan panas melalui konveksi. Sedangkan produksi
yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini
menyebabkan penurunan suhu tubuh ayi sebanyak 2 ͦ C dalam
waktu 15 menit.
Menurut Yulizawati(2019) menjelaskan empat kemungkinan
mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan
panas tubuhnya:
1. Konduksi: Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda
sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi.
2. Evaporasi: Panas hilang melalui proses penguapan yang
bergantung pada kecepatan dan kelembapan udara
(perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi
uap).
51

3. Konveksi: Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya


yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang
bergantung pada kecepatan dan suhu udara).
4. Radiasi: Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke
lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2
objek yang mempunyai suhu berbeda).
d. Perubahan Pada Sistem metabolisme
Selama jam-jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari
perubahan karbohidrat. Hari kedua energi berasal dari pembakaran
lemak. Setelah mendapatkan susu, sekitar di hari keenam energi
diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing-masing sebesar
60 dan 40% (Andriyani, 2019).
e. Perubahan Pada Sistem Renal
Andriyani (2019) menjelaskan tubuh BBL mengandung
relatif banyak air. Kadar natrium juga relatif besar dibandingkan
dengan kalium karena ruangan ekstraseluler yang luas. Fungsi
ginjal belum sempurna karena:Jumlah nefron masih belum
sebanyak orang dewasa, ketidakseimbangan luas permukaan
glomerulus dan volume tuulus proksimal, renal blood flow relatif
kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa
f. Perubahan Pada Sistem Traktus Digestivus
Menurut Andriyani (2019) traktus digestivus relatif lebih
berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang dewasa.
Traktus digestivus neonatus mengandung zat berwarna hitam
kehijauan yang terdiri atas mukopolisakarida atau disebut dengan
mekonium biasanya pada 10 jam pertama kehidupan dan dalam 4
hari setelah kelahiran biasanya feses berbentuk dan berwarna biasa
enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada
neonatus, kecuali enzim amilase pankreas.
g. Perubahan Pada Sistem Imunoglobulin
52

Andriyani (2019) menjelaskan bayi baru lahir tidak memiliki sel


plasma pada sumsum tulang juga tidak memiliki lamina propia ilium
dan apendiks. Plasenta merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari
antigen dan stress imunologis. Bayi Baru Lahir ada juga hanya
terdapat gamaglobulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat
berpindah melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Akan
tetapi, bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta (lues, toksoplasma,
herpeks simpleks, dan lain-lain) reaksi imunologis daat terjadi dengan
pembentukan sel plasma serta antibodi gama A, G, dan M.
h. Perubahan Sistem Integumen
Menurut Andriyani(2019) menjelaskan bahwa semua struktur
kulit bayi sudah terbentuk saaat lahir, tetapi masih belum matang.
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis.
Verniks kaseosa juga berfungsi dengan epidermis dan berfungsi
sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif dan mudah
mengalami kerusakan. Bayi cukup bulan mempunyai kulit kemerahan
(merah daging) beberapa setelah lahir, setelah itu warna kulit
memucat menjadi warna normal. Kulit sering terlihat berbecak,
terutama didaerah sekitar ekstremitas. Tangan dan kaki terlihat sedikit
sianotik. Warna kebiruan ini, akrosianois, disebabkan ketidakstabilan
vasomotor, stasis kapiler, dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan
ini normal, bersifat sementara, dan bertahan selama 7 sampai 10 hari,
terutama bila terpajan udara dingin.
i. Perubahan Pada Sistem Reproduksi
Andriyani (2019) menjelaskan sistem reproduksi pada perempuan saat
lahir, ovarium bayi berisi beribu-ribu sel germinal primitif. Sel-sel ini
mengandung komplemen lengkap ova yang matur karena tidak
terbentuk oogonia lagi setelah bayi cukup bulan lahir. Peningkatan
kadar estrogen selama hamil, yang diikuti dengan penurunan setelah
bayi lahir, mengakibatkan pengeluaran suatu cairan mukoid atau,
kadang-kadang pengeluaran bercak darah melalui vagina
53

(pseudomenstruasi). Genitalia eksternal biasanya edema disertai


pigmentasi yang lebih banyak. Bayi baru lahir cukup bulan, labio
mayora dan minora menutupi vestibulum, dan bayi prematur, klitoris
menonjol dan labio mayora kecil dan terbuka.
Kematangan pada laki-laki testis turun ke dalam skrotum
sekitar 90% pada bayi baru lahir laki-laki. Bayi usia satu tahun,
insiden testis tidak turun pada semua anak laki-laki berjumlah kurang
dari 1%. Spermatogenesis tidak terjadi sampai pubertas. Prepusium
yang ketat sering kali dijumpai pada bayi baru lahir. Muara uretra
dapat tertutup prepusium dan tidak dapat ditarik kebelakang selama 3
sampai 4 tahun. Sebagai respon terhadap estrogen ibu ukuran
genetalia eksternal bayi baru lahir cukup bulan dapat meningkat,
begitu juga pigmentasinya. Terdapat rugae yang melapisi kantong
skrotum. Hidrokel (penimbunan cairan disekitar testis) sering terjadi
dan biasanya mengecil tanpa pengobatan (Yulizawati,2019)
j. Perubahan Pada Sistem Skeletal
Yulizawati(2019) menjelaskan pada bayi baru lahir arah
pertumbuhan sefalokaudal pada pertumbuhan tubuh terjadi secara
keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang
tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif
kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar
dan berat. Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat
molase (pembentukan kepala janin akibat tumpang tindih tulang-tulang
kepala). Terdapat dua kurvatura pada kolumna vertebralis, yaitu toraks
dan sakrum. Ketika bayi mulai dapat mengendalikan kepalanya,
kurvatura lain terbentuk di daerah servikal. Bayi baru lahir lutut saling
berjauhan saat kaki dilluruskan dan tumit disatukan, sehingga tungkai
bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir, tidak terlihat
lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harus simetris. Harus
terdapat kuku jari tangan dan jari kaki. Garis-garis telapak tangan
sudah terlihat. Terlihat juga garis pada telapak kaki bayi cukup bulan.
54

k. Perubahan Pada Sistem Neuromuskuler


Menurut Yulizawati (2019), sistem neurologis bayi secara
anatomik atau fisiologis belum berkembang sempurna. Bayi baru lahir
menunjukkan gerakkan-gerakkan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu
yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada
ekstermitas. Perkemihan neonatus terjadi cepat. Sewaktu bayi
bertumbuh, perilaku yang lebih kompleks (misalkan kontrol kepala,
tersenyum, dan meraih dengan tujuan) akan berkembang. Bayi baru
lahir normal memiliki banyak refleks neurologis yang primitif.
Menurut Yulizawati (2019), ada atau tidaknya refleks tersebut
menunjukkan kematangan perkembangan sistem saraf yang baik yaitu:
a) Refleks hisap (sucking)
Refleks ini dinilai dengan memberi tekanan pada mulut bayi di
bagian dalam antara gusi atas yang akan menimbulkan isapan yang
kuat dan cepat. Refleks juga dapat dilihat pada saat bayi melakukan
kegiatan menyusu.
b) Refleks mencari (rooting).
Bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi. Penilaiannya
dengan mengusap pipi bayi dengan lembut, bayi akan menolehkan
kepalanya ke arah jari kita dan membuka mulutnya.
c) Refleks Genggam (grapsing)
Refleks ini dinilai dengan mendekatkan jari telunjuk pemeriksa
pada telapak tangan bayi, tekanan dengan perlahan, normalnya bayi
akan menggenggam dengan kuat, jika telapak bayi ditekan, bayi
akan mengepalkan tinjunya.
d) Refleks babinsky
Pemeriksaan refleks ini dengan memberikan goresan telapak kaki
dimulai dari tumit. Gores sisi lateral telapak kaki kearah atas
kemudian gerakkan kaki sepanjang telapak kaki, maka bayi akan
menunjukkan respons berupa semua jari hiperekstensi dengan ibu
jari dorsofleksi.
55

e) Refleks moro
Refleks ini ditunjukkan dengan timbulnya pergerakan tangan yang
simetris apabila kepala tiba-tiba digerakkan atau dikejutkan dengan
cara bertepuk tangan.
f) Refleks melangkah
Bayi menggerakkan tungkainya dalam suatu gerakkan berjalan atau
melangkah, jika kita memgang lengannya sedangkan kakinya
dibiarkan menyentuh permukaan yang datar yang keras.
b. Tahapan Bayi Baru Lahir
Menurut Andriyani (2019) tahapan-tahapan pada bayi baru lahir
diantaranya:
a. Tahap I terjadi setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran.
Tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik.
b. Tahap II disebut  tahap transisional reaktivitas. Tahap II dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan
perilaku.
c. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24
jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
d. Penilaian Awal Pada Bayi Baru Lahir
Andriyani(2019) menyebutkan penilaian awal yang dilakukan pada
bayi baru lahir adalah sebagai berikut: menangis kuat atau bernapas
tanpa kesulitan, warna kulit bayi (merah muda, pucat, atau kebiruan),
gerakan, posisi ekstremitas, atau tonus otot bayi, aterm (cukup bulan)
atau tidak dan mekonium pada air ketuban
1. Pelayanan Essensial Pada Bayi baru Lahir
Menurut Andriyani( 2019)pelayanan essensial pada bayi baru lahir
adalah : Jaga bayi tetap hangat, pembebasan jalan napas, cara
mempertahankan kebersihan untuk mencegah infeksi, perawatan tali
pusat, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian salep mata, pemberian
vitamin K dan pemberian imunisasi Hb 0
56

Tabel 1.7 Jadwal Imunisasi Pada bayi

Jenis Imunisasi
Umur
Lahir Di Rumah Lahir Di Sarana Pelayanan Kesehatan
0-7 hari HB-0 HB-0, BCG, Polio 1
1 bulan BCG -------------------------
DPT-HB 1 dan Polio
2 bulan DPT-HB 1 dan Polio 2
1
3 bulan DPT –HB-HIB DPT –HB-HIB
4 bulan Polio 2 DPT –HB- Polio 2 DPT –HB-HIB
HIB
6 bulan Polio 3 Polio 3
9 bulan Campak Campak
Sumber Andriyani 2019
2. Kunjungan ulang BBL
Buku Kesehatan Ibu dan Anak dituliskan pelayanan kesehatan bayi
baru lahir oleh bidan/perawat/dokter dilaksanakan minimal 3 kali, yaitu
pertama pada 6 jam-48 jam setelah lahir, kedua pada hari ke 3-7 setelah
lahir, ketiga pada hari ke 8-28 setelah lahir.
D. Konsep Dasar Masa Nifas
a. Pengertian
Masa Nifas adalah Masa Pulih Kembali,mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan Kembali seperti sebelum
hamil.Nifas(peurperium) berasal dari Bahasa latin.peurperium berasal dari
2 dua suku kata yakni peur dan parous.Peur berarti bayi dan parous berarti
melahirkan.jadi dapat disimpulkan bawha puerperium merupakan masa
setelah melahirkan.
Puerperium atau nifas juga dapat diartikan sebagai masa postpartum atau
masa sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari Rahim sampai 6
minggu berikutnya disertai pulihnya Kembali organ-organ yang berkaitan
57

dengan dengan kandungan yang mengalami perubahan seperti perlukaan


dan lain sebagainya yang berkaitan saat melahirkan.
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai,dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu.istilah puerperium berasal dari kata
puer yang artinya anak,parele artinya melahirkan menujukkan periode 6
minggu yang berlangsung antara berakhirnya periode persalinan
kembalinya organ-organ reproduksi Wanita ke kondisi normal.
Batasan waktu nifas yang paling singkat(minimum) tidak ada Batasan
waktunya,bahkan dalam waktu yang relative pendek darah sudah
keluarga,sedangkan Batasan maksimum-nya adalah 40 hari.Dimasyarakat
Indonesia,Masa nifas merupakan periode waktu sejak selesainya proses
persalinan sampai 40 hari setelah itu.
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Semua kegiatan yang dilakukan baik dalam bidang kebidanan maupun
dibidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan
diadakan evaluasi dan penilaian.Asuhan masa nifas diperlukan karena
pada periode nifas merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun
bayinya.Diperkirakan bawha 60%.kematian ibu yang terjadi setelah
persalinan dan 50% kematian nifas terjadi pada 24 jam pertama.Tujuan
dari perawatan nifas ini adalah:
1.memulihkan Kesehatan klien
a. menyediakan nutrisi sesuai kebutuhan
b. mengatasi anemia
c. mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan sterilisasi.
d. Mengambilkan Kesehatan umum dengan pergerakan otot(senam
nifas) untuk memperlancar perdarahan darah.
2.mempertahankan Kesehatan fisik dan psikologis
3. mencegah infeksi dan komplikasi
4.memperlancar pembentukan dan pemberian air susu ibu (ASI)
58

5.mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa


nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik,sehingga bayi dapat
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
6.memberikan Pendidikan Kesehatan dan memastikan pemahaman serta
kepentingan tetantang perawatan Kesehatan diri,nutrisi,KB,cara dan
manfaat menyusui pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehat pada
ibu dan keluarganya melalui KIE
7. memberikan pelayanan keluarga berencana
Tata laksana/prosedur Asuhan Ibu Nifas Meliputi:
1. Periksa 6-8 jam setelah persalinan(sebelum pulang)
2. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
3. Pemantauan keadaan umum ibu
4. Melakukan hubungan antara bayi dan ibu(Bounding Attachment)
5. Asi Eksklusif
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hypotermi.
c. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas
a. Memberikan dungkungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan
fisik dan psikologis selama masa nifas.
b. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
c. Mendorong ibu untuk menyususi bayinya dengan meningkatakan rasa
nyaman.
d. Membuat kebijakan,perencanan,perencanan program Kesehatan yang
berkaitan dengan Kesehatan ibu dan anak,serta mampu ,elakukan
kegiatan administrasi
e. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
f. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan,mengenai tanda-tanda bahaya,menjaga gizi
yang baik,serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
g. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan
data,menetapkan diagnose dan rencana Tindakan serta melaksanakan
59

untuk mempercepat proses pemulihan,mencegah komplikasi dengan


memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
h. Memberikan asuhan secara professional
d. Tahapan Masa Nifas
Masa nifas terbagai menjadi tiga periode(kemnkes RI,2015),yaitu:
a.) Periode pasca salin segera (immediate postpartum) 0-24 jam
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada masa
ini sering terdapat banyak masalah,Misalnya perdarahan karena
atonia uteri.Oleh sebab itu,tenaga Kesehatan dengan teratur
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,pengeluaran
lochea,tekanan darah dan suhu.
b.) Periode pasca salin awal (early post partum) 24 jam -1 minggu
Pada periode ini tenaga Kesehatan memastikan involusi uteri dalam
keadaan normal,tidak ada perdarahan lochea tidak berbau
busuk,tidak ada demam,ibu cukup mendapatkan makanan dan
cairan,serta ibu dapat menyusui bayinya dengan baik.
c.) Periode pacsa salin lanjut (late postpartum) 1 minggu-6 minggu
Pada periode ini tenaga Kesehatan tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB (saleha,2014)
e. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali kunjungan pada masa nifas
dengan tujuan untuk:
a.Menilai kondisi Kesehatan ibu dan bayi
b.Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan
adanya gangguan Kesehatan ibu nifas dan bayinya.
c. mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi.
d.menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan menganggu
Kesehatan ibu nafas maupun bayinya.
Pelayanan Kesehatan pada masa nifas dimulai dari 6 jam sampai
42 hari pasca salin oleh tenaga Kesehatan terdiri dari:
60

1) Kunjungan I :6-8 jam setelah persalinan


Memeriksa tanda bahaya yang harus dideteksi secara dini
yaitu:atonia uteri(uterus tidak berkontraksi dengan
baik),robekan jalan lahir yang dapat terjadi pada
daerah:perineum,dinding vagina,adanya sisa plasenta,seperti
selaput kotiledon,ibu mengalami bendungan/hambatan pada
payudara,rentensi urin(air senin tidak dapat keluar dengan
lancer atau tidak keluar sama sekali).
Agar tidak terjadi hal-hal seperti ini perlu dilakukan beberapa
upaya antara lain:
a. mencegah perdarahan masa nifas karena Antonia uteri
b. mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk
jika perdarahan berlanjut.
c. memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena Antonia uteri :Berikan Asi awal:lakukan hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir (lakukan Bounding
Attacment):
d. jika petugas Kesehatan menolong persalinan,ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran ,atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan sehat(Saifuddin,2016)
2) Kunjungan II: 6 hari setelah persalinan
1) Mengenali tanda bahaya seperti:Mastitis (radang pada
payudara),abces payudara(payudara mengeluarkan
nanah)metritis,peritonitis.
2) Memastikan involusi uterus berjalan normal:uterus
berkontraksi,fundus dibawah umblikus,tidak ada
perdarahan abnormal,tidak ada bau yang abnormal dari
lochea.
61

3) Menilainya adanya tanda-tanda demam,infeksi atau


perdarahan abnormal.
4) Memastikan ibu mendapat cukup makanan,minuman
dan istirahat.
5) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
memperhatikan tanda-tanda penyakit.
6) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan
pada bayi,tali pusat,menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3) Kunjungan III : 2minggu setelah persalinan
Tujuanya:sama dengan kunjungan nifas ke dua (6 hari setelah
persalinan)
4) Kunjungan IV :6 minggu setelah persalinan
a. menayakan ibu tentang penyakit-penyakit yang dialami
b. memberikan konseling secara dini(Mochtar 2016)
f. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1) Perubahan sistem reproduksi
a) Involusi uterus
Menurut Wahyuningsih (2018) involusi uterus atau pengerutan
uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
(1) Iskemia miometrium. Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan
retraksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran
plasenta sehingga membuat uterus menjadi relative anemi dan
menyebabkan serat otot atrofi.
(2) Atrofi jaringan. Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi
penghentian hormone estrogen saat pelepasan plasenta.
(3) Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang
terjadi di dalam otot uterus. Enzim proteotik akan memendekan
jaringan otot yang telah mengendur sehingga panjangnya 10 kali
62

panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil


yang terjadi selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena
penurunan hormone estrogen dan progesterone.
(4) Efek oksitosin. Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan
retraksi otot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah dan
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi
plasenta serta mengurangi perdarahan.
Tabel 1.9 Perubahan-Perubahan Normal Pada Uterus Selama
Postpartum
Involusi Uteri TFU Berat Diameter
Uterus Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (minggu 1) Pertengahan 500 gram 7,5 cm
pusatdan simpisis
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm
Sumber : Hartati, 2016.

b) Involusi tempat plasenta


Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan
menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah placenta lahir, dengan
cepat luka mengecil, pada akhirnya minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan
pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali,
yaitu pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh
darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Luka bekas plasenta tidak
meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikuti pertumbuhan
endometrium baru dibawah permukaan luka. Regenerasi endometrium
terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu.
Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam decidu
basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang
63

membeku pada tempat implantasi plasenta sehingga terkelupas dan tidak


dipakai lagi pada pembuang lokhea (Wahyuningsih, 2018)
c) Perubahan ligament
Setelah bayi lahir, ligament dan difragma pelvis fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala.
Perubahan ligament yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain :
ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus
menjadi retrofleksi, ligamen fasia, jaringan penunjang alat genetalia
menjadi agak kendor (Ester,2017).
d) Perubahan serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulasi dan
berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus
dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman
karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan
pemeriksa masih dapat dimasukan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1
jari saja yang dapat masuk, oleh karena hiperpalpasi dan retraksi serviks,
robekan serviks dapat sembuh. Namun demikian, selesai involusi, ostium
eksternum tidak sama waktu sebelum hamil (Ester, 2017)
e) Perubahan vulva, vagina dan perineum
Selama proses persalinan vulva, vagina dan perineum mengalami
penekanan dan peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ
ini akan kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada
minggu ketiga. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan
keadaan saat sebelum persalinan pertama.Perubahan pada perineum terjadi
pada saat perineum mengalami robekan (Ester, 2017).
f) Lochea
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta
akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan
sisa-sisa cairan. Pencampuran antara darah dan desidua inilah yang
dinamakan lochia. Reaksi basa/alkalis yang membuat organisme
64

berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina
normal. Lochea mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbeda-beda setiap wanita(Ester ,2017).
Table 1.10 Perbedaan Masing-masing Lokhea

Lokhea Waktu Warna Ciri-ciri


Terdiri dari sel desidua, verniks
1-3 Merah
Rubra caseosa, rambut lanugo, sisa
hari kehitaman
mekonium dan sisa darah.
Putih
3-7
Sanguilenta bercampur Sisa darah dan lender
hari
merah
Lebih sedikit darah dan lebih
7-14 Kekuningan banyak serum, juga terdiri dari
Serosa
hari /kecoklatan leukosit dan robekan laserasi
plasenta
Mengandung  leukosit,selaput
>14
Alba Putih lender serviks dan serabut   yang
hari
mati
Sumber : Ester,2017

2) Perubahan sistem pencernaan


Sistem gastreotinal selama hamil dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya tingginya kadar progesterone yang dapat mengganggu
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan
melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar
progesterone juga mulai menurun, namun demikian, faal usus
memerlukan 3-4 hari untuk kembali normal.
Menurut Ester (2017) beberapa hal yang berkaitan dengan
perubahan sistem pencernaan yaitu nafsu makan, motilitas, dan
pengosongan usus.
65

3) Perubahan sistem perkemihan


Selama masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid yang
berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca
melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan peenurunan
fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan
setelah wanita melahirkan. Urine dalam jumlah yang besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.
Ester (2017) hal yang berkaitan dengan fungsi sistem perkemihan, antara
lainHemostasis internal, keseimbangan asam basa tubuh dan pengeluaran
sisa metabolisme racun dan zat toksin ginjal
4) Perubahan sistem muskuloskelektal
Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan
semakin bertambah, adaptasinya mencakup: peningkatan berat badan,
bergesernya pusat akibat pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas.
Namun demikian, pada saat post partum sistem muskuloskeletal akan
berangsur-angsur pulih kembali. Ambulasi dini dilakukan segera setelah
melahirkan, untuk meembantu mencegah komplikasi dan mempercepat
involusi uteri (Ester, 2017).
5) Perubahan ligament
Setelah janin lahir, ligament-ligamen, diagfragma pelvis dan vasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus beerangsur-angsur menciut
kembali seperti sedia kala (Yulizawati,2019).
6) PerubahanSistem Endokrin
Menurut Ester (2018) menjelaskan selama masa kehamilan dan
persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin. Hormon-hormon
yang berperan pada proses tersebut, antara lain:
a. Hormon plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormone yang
diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat
pasca persalinan. Penurunan hormone plasenta (human placenta
lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa
66

nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan


cepat dan menetap sampai 10% dalam3 jam sehingga hari ke 7 post
partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 post
partum.( Ester, 2018)
g. Hormon pituitary
Hormon pituatari antara lain : hormon prolaktin, FSH dan LH.
Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak
menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon  prolaktin
berperan dalam peembesaran payudara untuk merangsang produksi
susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikel pada
minggu ke 3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.( Ester, 2018)
h. Hipotalamik pituitary ovarium
Hopotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya
mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang
tidak menyusui.Wanita menyusui mendapatkan menstruasi pada 6
minggu pasca salin berkisar 16 persen dan 45 persen setelah 12
minggu pasca salin. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui,
akan mendapatkan menstruasi berkisar 40 persen setelah 6 minggu
pasca melahirkan dan 90 persen setelah 24 minggu.( Ester, 2018)
i. Hormon oksitosin
Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang,
berkerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ke
3 persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan
bayi dapat merangsang produksi ASI dan eskresi oksitosin, sehingga
dapat memantau involusi uteri. ( Ester,2018)
j. Hormon estrogen dan progesteron
(Ester tahun 2018 )Volume darah selama kehamilan, akan meningkat.
Hormone estrogen yang tinggi memperbeesar hormone anti diuretic yang
dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormone progesterone
mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan
67

pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus,


dinding vena, dasar panggul, perineum serta vulva dan vagina.
h. Perubahan tanda-tanda vital
Menurut Ester (2018)Pada masa nifas, tanda-tanda vitalyang harus dikaji
antara lain:
a) Suhu badan : Suhu wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 0c. pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang dari 0,5 0c dari keadaan
normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu
melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada
hari ke-4 post partum suhu akan naik lagi.
b) Nadi : Denyut nadi normal pada orang dewasa 60 sampai 80 kali
permenit. Pasca melahirkan denyut nadi dapat menjadi brikardi
maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali
permenit,harus waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan post
partum.
c) Tekanan darah : Tekanan darah adalah tekanan yang dialami oleh
pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh
manusia. Tekanan darah normal manusia adalah sitolik antara 90 -
120 mmHg dan distolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus
normal, tekanan darah biasanya tidak berubah.
d) Pernafasan : Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah
16 samapi 20 kali permenit. Ibu post partum umumnya bernafas
lambat dikarenakan ibu dalam tahap pemulihan atau dalam kondisi
istirahat.
i. Perubahan Fisiologis Pada Sistem Kardiovaskuler
Menurut Hartati (2016) setelah janin dilahirkan, hubungan sirkulasi
darah tersebut akan terputus sehingga volume darah ibu relatif akan
meningkat. Keadaan ini terjadi secara cepat dan mengakibatkan beban
kerja jantung sedikit meningkat, namun hal tersebut segera diatasi oleh
sistem homeostatis tubuh dengan mekanisme kompensasi berupa
timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah akan kembali
68

normal. Biasanya ini terjadi sekitar 1 sampai 2 minggu setelah


melahirkan.Kehilangan darah pada persalinan pervaginam sekitar 300-
400 cc, sedangkan kehilangan darah dengan persalinan seksio sesar
menjadi dua kali lipat. Perubahan yang terjadi terdiri dari volume darah
dan hemokonsentrasi. Persalinan pervaginam, hemokonsentrasi
cenderung naik dan pada persalinan sectio sesaria, hemokonsentrasi
cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu
(Wahyuningsih, 2018).
Menurut Ester (2018) Estimasi visual jumlah kehilangan darah yaitu
dengan menggunakan:
a) Satu pembalut standar dapat menampung 100 ml darah
b) Tumpahan darah di lantai: tumpahan darah dengan diameter 50
Cm, 75 Cm, 100 Cm secara berurutan mewakili kurang darah 500
ml, 1000 ml, dan 1.500 ml
c) Nierbeken atau ginjal hidangan mampu menampung 500 ml darah
d) Underpad : dengan ukuran 75 Cm × 57 Cm, mampu menyerap 250
ml darah
e) Kasa standar ukuran 10 Cm × 10 Cm, mampu menyerap 60 ml
darah sedangkan kasa ukuran 45 Cm × 45 Cm, mampu menyerap
350 ml darah.
j. Perubahan Sistem Hematologi
Menurut Wahyuningsih (2018) pada hari pertama postpartum, kadar
fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih
mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan
faktor pembekuan darah.Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama
beberapa hari pertama post partum. Jumlah sel darah putih akan tetap
bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya kondisi
patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit
sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta
dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Jumlah kehilangan darah
69

selama masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama post
partum berkisar 500-800 ml dan selama sisa nifas berkisar 500 ml.
g. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
Periode ini kecemasan wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik
dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan
dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Menurut Hartati(2016) Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada massa
nifas antara lain:
a) Fase taking in
Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari
pertama sampai hari keduasetelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya
sendiri, sehingga cendrung pasif terhadap lingkungannya.
b) Fase taking hold
Fase ini berlangsung antara 3- 10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa
kawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan
bayinya. Perasaan ibu lebih sensitive dan lebih cepat tersinggung.
c) Fase letting go
Fase ini adalah fase menerima tanggung jawab akan peranbarunya. Fase
ini berlangsung pada hari ke 10 setelah melahirkan. Ibu sudah dapat
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan
akan peratan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran
barunya, lebih mandiri dalam memenuhi keutuhan bayi dan dirinya.
h. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
Menurut Risneni (2016) kebutuhan ibu nifas meliputi:
1) Nutrisi
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi
kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi
produksi air susu. Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara
lain :
a) Kalori : Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400 -500
kalori. Wanita dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaliknya
70

ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori, karena akan


mengganggu proses metabolism tubuh dan menyebabkan ASI rusak.
b) Kalsium dan vitaminD : Berguna untuk pembentukan tulang dan gigi,
kebutuhan kalsium dan vitamin D di dapat dari minum susu rendah
kalori atau berjamur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa
menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-
60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120
gram ikan sarden, atau 280 gram tahukalsium.
c) Magnesium: Membantu gerak otot, fungsi syaraf dan memperkuat
tulang. Kebutuhan magnesium didapat pada gandum dan kacang-
kacangan.
d) Sayuran hijau dan buah : Kebutuhan yang diperlukan setidaknya tiga
porsi sehari. Satu porsi setara dengan 1/8 semangka, ¼ mangga, ¾
cangkir brokoli, ½ wortel, ¼- ½ cangkir sayuran hijau yang telah
dimasak, satu tomat.
e) Karbohidrat: Selama menyusui, kebutuhan karboidrat kompleks
diperlukan enam porsi perhari. Satu porsi setara ddengan ½ cangkir
nasi, ¼ cangkir jagung pipi, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari
bijian utuh, ½ kue maffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau
crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau
40 gram mi/pasta dari bijian utuh.
f) Lemak : Rata-rata kebutuhan lemak orang dewasa adalah 41/2 porsi
lemak (14 gram porsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80
gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok
makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, 2 sendok makan selai
kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak, Sembilan kentang goring,
2 iris cake, satu sendok makan mayones atau mentega, atau 2 sendok
makan salad.
g) Cairan: Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya
3 liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari
buah, susu dan sup.
71

h) Vitamin: Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan.


Vitamin yang diperlukan antara lain : Vitamin A yang berguna bagi
kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A terdapat dalam telur,
hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1.300 mcg; Vitamin B6
membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf.
Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitain B6 dapat ditemui
didaging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang; Vitamin E
berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya tahan
tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak
nabati dan gandum.
i) Zinc (seng): Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuh luka dan
pertumbuhan. Kebutuhan zinc di dapat dalam daging, telur dan
gandum. Enzim dalam penaan ddan metabolism memerlukan seng.
Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. sumber seng terdapat pada
seafood, hati dan daging.
j) DHA: DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi,
asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI.
Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.
2) Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera seteelah ibu
melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya.
Ibu post partum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya 24-48 jam
seteelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan
miring kanan/kiri, duduk kemudian berjalan (Risneni, 2016)
3) Eliminasi
a. Miksi normal bila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK
dapat disebabkan karena sfingter uretra tertekan oleh kepala janin dan
spesmen oleh iritasi muskulo spingter ani selama persalinan. Lakukan
keteterisasi apabila kandung kemih penuh dan sulit berkemih.
b. Defekasi Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum.
Apabila mengalami kesulitan BAB, lakukan diet teratur; cukup cairan,
72

konsumsi makanan berserat, olahraga, berikan obat perangsang per


oral/ rectal atau lakukan klisma bilamana perlu.
4) Kebersihan diri
Kebersihan diri berguna mengurangi infeksi dan meningkatkan perasaan
nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur
maupun lingkungan. Beberapa hal yang dpat dilakukan ibu post partum
dalam menjaga kebersihan diri adalah sebagai berikut: mandi teratur
minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur, menjaga
lingkungan sekitar tempat tinggal, melakukan perawatan perineum,
mengganti pembalut minimal 2 kali sehari, mencuci tangan setiap
membersihkan daerah genetalia (Risneni, 2016)
5) Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan
ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
6) Seksual
Hubungan seksual aman dilakukan begitu darah berhenti, namun pada saat
melakukan hubungan seksual sebaiknya perhatikan waktu, penggunaan
kontrasepsi, dipareuni, kenikmatan dan kepuasan pasangan suami istri.
Beberapa cara yang dapat mengatassi kemesraan suami istri setelah
periode nifas antara lain: hindari menyebut ayah dan ibu, mencari
pengasuh bayi, membantu kesibukan istri, menyempatkan berkencan,
meyakinkan diri, bersikap terbuka, konsultasi dengan ahlinya (Ester ,
2018)
i. Proses laktasi dan menyusui
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram , saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram (Risneni,
2016).Laktasi/menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu produksi dan pengel
uaran ASI.Pengeluaran ASI merupakan suatu intraksi yang sangat komplek
73

antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon(Risneni,


2016)
Menurut Risneni (2016) refleks yang berperan sebagai pembentukan dan
pengeluaran air susu yaitu :
1) Refleks prolaktin: Hormone ini merangsang sel-sel alveoli yang
berungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang
menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai
penyapihan anak dan pada saat terssebut tidak aka nada peningkatan
prolaktin walaupun ada isapan bayi.
2) Refleks letdown: Refleks ini mengakibatkan memancarnya ASI keluar,
isapan bayi akan merangsang puting susu dan areola yang dikirim lobus
posterior melalui nervus vagus, dari glandula pituitary posterior
dikeluarkan hormon oxytosin ke dalam peredaran darah yang
menyebabkan adanya kontraksi otot-otot myoepitel dari saluran air
susu, karena adanya kontraksi ini maka ASI akan terperas kearah
ampula.
1) Manfaat pemberian ASI
Menurut Risneni (2016)adapun beberapa manfaat pemberian ASI
yaitu :
a) Bagi bayi : Komposisi sesuai kebutuhan, mengandung zat
pelindung, kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai
usia enam bulan, perkembangan psikomotorik lebih cepat,
menunjang perkembangan penglihatan, mempunyai efek
psikologis yang menguntungkan, dasar untuk perkembangan
kepribadian yang percaya diri dan memperkuat ikatan batin
antara ibu dan anak.
b) Bagi ibu: Isapan bayi pada payudara akan merangsang
terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hypofisis. Oksitosin
membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan
pasca persalinan. Menyusui secara murni (esklusif) dapat
menjarangkan kehamilan. Hormon yang mempertahankan
74

laktasi berkerja menekan hormon ovulasi, sehingga dapat


menunda kembalinya kesuburan.
j. Tanda bayi cukup ASI
Menurut Risneni (2016)bahwa bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat
kecukupan ASI bila mencapai keadaan sebagai berikut :Bayi minum ASI tiap
2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8 kali pada 2-3
minggu pertama, kotoran berwarna kuning dengan dengan frekuensi sering,
dan warna menjadi lebih muda pada hari kelima setelah lahir, buang air kecil
(BAK) paling tidak 6-8 kali/sehari, dapat mendengarkan pada saat bayi
menelan ASI, payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah
habis, warna kulit bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
Pertumbuhan berat berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai
dengan grafik pertumbuhan dan perkembangan motorik bayi baik (bayi aktif
dan motoriknya sesuai sesuai rentang usianya), bayi kelihatan puas, sewaktu-
sewaktu saat lapar bangun dan tidur dengan cukup, bayi menyusu dengan
kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas.Cara menyusui yang baik
dan benar Menurut Risneni (2016)adapun cara menyusui yang benaradalah :
a. Cuci tangan yang bersih menggunakan sabun dan air yang mengalir.
Perah sedikit ASI oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring
dengan santai.
b. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh
bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi
berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu,
menyentuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu mulut bayi
terbuka lebar. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa
sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah putting susu.
c. Cara meletakan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka dan bibir bawah bayi membuka
lebar.
d. Setelah memberikan ASI dianjurkan ibu untuk menyendawa
75

kan bayi. Tujuan menyendawakan adalah mengeluarkan udara


lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui. Cara
menyendawakan adalah:
Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggung di tepuk perlahan-lahan.Bayi tidur
tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggung di tepuk
perlahan
E. Keluarga Berencana
a. Pengetian
Program KB adalah bagian terpadu (integral) dalam program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan
ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat
dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional
(Depkes, 2014 yang dikutip oleh Sri Handayani, 2017). Keluarga
berencana adalah suatu program yang dicanangkan oleh pemerintah untuk
mengatur jarak kelahiran anak sehingga dapat tercapai keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera.
b. Tujuan Program KB
Menurut Sri Handayani (2014) tujuan program KB secara filosofis
adalah:
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
c. Sasaran Program KB
Menurut Sri Handayani (2014), sasaran program KB dibagi menjadi 2
yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan
yang diingin dicapai. Secara langsungnya adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak
76

langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan


menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, keluarga sejahtera.
a. Ruang Lingkup KB
Menurut Sri Handayani (2014) ruang lingkup progran KB meliputi:
1) Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
2) Konseling
3) Pelayanan kontrasepsi
4) Pelayanan infertilitas
5) Pendidikan seks
6) Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
7) Konsultasi genetik
8) Tes keganasan
9) Adopsi
d. Metode Amenorhea Laktasi
a. Pengertian
Metode Amenorhea Laktasi adalah: kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan
ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan atau minuman apapun.
1) Keuntungan kontrasepsi
a) Segera efektif
(1) Tidak mengganggu senggama
(2) Tidak ada efek samping secara sistemik
(3) Tidak perlu pengawasan medis
(4) Tidak perlu obat atau alat
(5) Tanpa biaya
2) Keuntungan non-kontrasepsi
Untuk bayi :
a) Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi
perlindungan lewat ASI)
77

b) Sumber asupan gisi yang terbaik dan sempurna untuk


tumbuh kembang bayi yang optimal
c) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air,
susu lain atau formua atau alat minum yang dipaka.Untuk
Ibu :
a) Mengurangi perdarahan pasca persalinan
b) Mengurangi resiko anemia
c) meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi
3) Kerugian/kekurangan/keterbatasan
a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera
menyusui dalam 30 menit pasca perssalinan.
b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial. Tidak
melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan
HIV/AIDS.
4) Indikasi MAL
a) Ibu menyusui secara eksklusif
b) Bayi berumur kurang dari 6 bulan
c) Ibu belum mendapatkan haid sejak melahirkan
5) Kontraindikasi MAL
a) Sudah mendapat haid sejak setelah bersalin
b) Tidak menyusui secara eksklusif
c) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
d) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
78

c. Suntik
a. Suntikan Progestin.
1) Pengertian
Suntikan progestin merupakan kontrasepsi suntikan yang berisi
hormon progesteron (Handayani, 2016).
2) Cara kerja
a) Menekan ovulasi.
b) Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa.
c) Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk
implantasi dari ovum yang sudah dibuahi.
d) Mungkin mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam
tuba fallopi (Handayani, 2016).
3) Keuntungan/Manfaat
a) Manfaat Kontraseptif
(1) Sangat efektif (0.3 kehamilan per 100 wanita selama tahun
pertama penggunaan).
(2) Cepat efektif (<24 jam) jika dimulai pada hari ke 7 dari
siklus haid.
(3) Metode jangka waktu menengah (Intermediate-term)
perlindungan untuk 2 atau 3 bulan per satu kali injeksi.
(4) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan untuk memulai
pemakaian.
(5) Tidak mengganggu hubungan seks.
(6) Tidak mempengaruhi pemberian ASI.
(7) Bisa diberikan oleh petugas non-medis yang sudah terlatih.
(8) Tidak mengandung estrogen. (Handayani, 2016).
b) Manfaat Non Kontraseptif
(1) Mengurangi kehamilan ektopik.
(2) Bisa mengurangi nyeri haid.
(3) Bisa mengurangi perdarahan haid.
79

(4) Bisa memperbaiki anemia.


(5) Melindungi terhadap kanker endometrium.
(6) Mengurangi penyakit payudara ganas.
(7) Memberi perlindungan terhadap beberapa penyebab PID
(Pelvik Inflamation Disease) (Handayani, 2016).
c) Kerugian/Keterbatasan
(1) Perubahan dalam pola perdarahan haid, perdarahan/bercak
tak beraturan awal pada sebagian besar wanita.
(2) Penambahan berat badan (2 kg).
(3) Meskipun kehamilan tidak mungkin, namun jika terjadi,
lebih besar kemungkinannya berupa ektopik dibanding pada
wanita bukan pemakai.
(4) Harus kembali lagi untuk ulangan injeksi setiap 3 bulan
(DMPA) atau 2 bulan (NET-EN).
(5) Pemulihan kesuburan bisa tertunda selama 7-9 bulan setelah
penghentian (Handayani, 2016).
d) Efek Samping
(1) Amenorrhea
a. Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan
merupakan efek samping yang serius.
b. Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan,
terutama jika terjadi amenorea setelah masa siklus
haid yang teratur.
c. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk
merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral
kombinasi (Handayani, 2016).
(2) Perdarahan hebat atau tidak teratur
(a)Yakinkan dan pastikan.
(b)Periksa apakah ada masalah ginekologis (misalnya
servisitis).
80

(c)Pengobatan jangka pendek: Kontrasepsi oral


kombinasi (30-50 µg EE) selama 1 siklus dan
ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5 hari).
(3) Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan
nafsu makan):Informasikan bahwa kenaikan/penurunan
BB sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi.Perhatikan diet
klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB
berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode
kontrasepsi yang lain (Handayani, 2016)
i. Standar Asuhan Kebidanan
Standar asuhan kebidanan berdasarkan Keputusan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia No. 938/Menkes/SK/VII/2014. Standar
asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan
dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan
ruang lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari
pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi
dan pencatatan asuhan kebidanan.
Standar 1 : Pengkajian
Standar 2 : Perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan.
Standar 3 : perencanaan
Standar 4 : implementasi
Standar 5 : Evaluasi
Standar 6 : pencatatan asuhan kebidananan
C. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
a. Pengertian Manajemen Asuhan kebidanan adalah suatu metode proses berpikir
logis sistematis dalam memberikan asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua
belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu, manajemen
kebidanan merupakan alur pikir seorang bidan dalam memberikan arahan /
kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya. Manajemen
kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai
81

metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,


temuan –temuan, keterampilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
2. Tujuan manajemen kebidanan
a. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interpretasi data
dasar.
b. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien.
c. Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan dan
bertanggungjawab terhadap kesehatannya.
d. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
b. Langkah-langkah manajemen kebidanan
a. Pengkajian Pada langkah pertama dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap
meliputi data subjektif dan data objektif (Arsinah, 2015).
b. Intepretasi data Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan intepretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diintepretasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spresifik (Arsinah, dkk 2015)
c. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial Mengidentifikasi masalah
atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkain masalah dan diagnosis yang
sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan (Arsinah, dkk. 2015).
d. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera Bidan melakukan identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah
didiagnosa dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah
konsultasi, kolaborasi dan melakukan rujukan (Sari, 2012).
e. Merencanakan asuhan yang menyeluruh Setelah beberapa kebutuhan pasien
ditetapkan, diperlukan perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan
diagnosa yang ada (Sari, 2016).
f. Melaksanakan perencanaan Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara efisien dan aman.
82

Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya (Arsinah, dkk. 2015).
g. Evaluasi Melakukan evaluasi efektivitas dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan apa yang telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis (Arsinah,
dkk. 2015
83

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Laporan Kasus


Jenis penelitian adalah studi kasus asuhan kebidanan komprehensif di
Puskesmas Pasir Panjang, dilakukan dengan menggunakan metode studi
penelaahan kasus yang terdiri dari unit tunggal, yang berarti penelitian ini
dilakukan kepada seorang ibu dalam menjalani masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB. Penelitian tentang studi kasus
asuhan kebidanan komprehensif Ny. Y.A umur 28 tahun, G3P2A0, UK 39
minggu , janin tunggal, hidup, letak kepala, intrauterin, keadaan ibu dan
janin baik, dilakukan dengan metode penelitian dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal.
Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan dengan penerapan asuhan
kebidanan dengan metode SOAP (subyektif, obyektif, analisa masalah,
penatalaksanaan).
B. Lokasi Dan Waktu
1. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 Maret sampai 02 april 2022.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pasir Panjang
Kelurahan Nefonaek Kecamatan Kota lama KabupatenKupang Kota.
C. Subyek Kasus
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu hamil trimester III
yang berada di wilayah kerja Puskesmas PasirPanjag.
2. Sampel
Dalam penelitian inisampelnyaadalahibuhamilyang memenuhi kriteria
inklusi adalah satu ibu hamil trimester III (UK 36-40 minggu) yang berada
dalam wilayah kerja Puskesmas PasirPanjang, dan Ny.Y.A yang bersedia
menjadi sampel
84

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Data Primer
a. Observasi (pengamatan)
Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara
lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf
aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti(Samuel,2016).
Pengamatan dilakukan dengan metode pengumpulan data
melalui suatu pengamatan dengan menggunakan pancaindra maupun
alat sesuai format asuhan kebidanan meliputi: keadaan umum, tanda-
tanda vital(tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar lengan atas,
pemeriksaan fisik (wajah, mata, mulut, leher, payudara, abdomen,
ekstermitas), pemeriksaan kebidanan (palpasi uterus Leopold I –
Leopold IV) dan auskultasi Denyut Jantung Janin, serta pemeriksaan
penunjang (pemeriksaan haemoglobin).
Peneliti melakukan kegiatan observasi atau pengamatan
langsung pada pasien Ny Y.A umur 28 tahun G3P2A0 hamil 39 minggu 4
hari, janin hidup, tunggal, letak kepala, intra uterine keadaan ibu dan
janin baik dengan resiko tinggi di Pasir panjang dan dilanjutkan di
rumah pasien dengan alamat diKelurahanOeba RT 06 RW 003
kelurahan nefonaek Kecamatan Kota lama Kabupaten Kupang Kota.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atas
informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden),
atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to
face) (Samuel,2016).
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara
sesuai format asuhan kebidanan pada ibu selama masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayibarulahirdankeluargaberencana yang berisi
85

pengkajian meliputi: anamneses identitas, keluhan utama, riwayat


menstruasi, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit psikososial.
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari instasi terkait (Puskesmas Pasir pnjang) yang
ada hubungan dengan masalah yang ditemukan, maka penulis
mengambil data dengan studi dokumentasi yaitu buku KIA, kartu ibu,
register, kohort, dan pemeriksaan laboratorium (haemoglobin).
E. Keabsahan Penelitian
Keabsahan data dengan menggunakan tringulasi data, dimana triangulasi
data merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Triangulasi data ini penulis mengumpulkan data dari sumber data yang
berbeda-bedaya itu dengan cara:
1. Observasi
Uji validitas dengan pemeriksaan fisik inspeksi (melihat), palpasi
(meraba), auskultasi (mendengar), dan pemeriksaan penunjang.
2. Wawancara
Uji validitas data dengan wawancara pasien, keluarga (suami), dan
bidan di Puskesmas Sikumana.
3. Studidokumentasi
Uji validitas data dengan menggunakan dokumen bidan yang ada yaitu
buku KIA, kartu ibu dan register kohor
F. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan etik meliputi :
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Lembar persetujuan menjadi responden diberikan sebelum penelitian
dilaksanakan kepada responden yang diteliti dengan tujuan agar
responden mengetahui maksud dan tujuan dari peneliti. Jika subjek
bersedia diteliti maka responden harus mendatangani lembaran
persetujuan tersebut.( Alexander,2017)
2. Self determination(keputusan sendiri)
86

Self determination memberikan otonomi pada subjek penelitian untuk


membuat keputusan secara sadar, bebas dari paksaan untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini atau untuk menarik diri dari
penelitian ini.( Alexander,2017)
3. Anonymity (tanpa nama)
Responden tidak mencantumkan nama pada lembaran pengumpulan
data tetapi peneliti menuliskan cukup inisial pada biodata responden
untuk menjaga kerahasiaan informasi.( Hidajat,2017)
4. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaga
kerahasiaannya oleh peneliti. Penyajian atau pelaporan hasil riset
hanya terbatas pada kelompok data tertentu yang terkait dengan
masalah peneliti.( Alexander,2017)
87

BAB IV
TINJAUAN KASUS

A. Gambaran Lokasi
Studi kasus ini dilakukan diPuskesmas pasir panjang
KelurahanNefonaik Kecamatan kota lama Kota Kupang sejak tanggal 14
maret sampai 02 April 2022. Puskesmas Pasir panjang membawahi Lima
Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan jumlah tenaga 67 orang diantaranya
Dokter umum 5 orang, dokter gigi 1 orang,asisten apoteker 4 orang,analis 2
orang,bidan 23 orang,perawat 22 orang,perawat gigi 3 orang, ahli gizi 2
orang, ahli sanitasi 2 orang, ahli kesehatan masyarakat 2 orang. Selain
pelayanan di dalam gedung ada beberapa kegiatan yang terjadi di luar
gedung yakni kegiatan posyandu bayi balita, Posyandu Lansia, kegiatan
Prolanis, Pemasangan bendera di rumah ibu hamil sesuai dengan faktor risiko
dan pemasangan stiker P4K.
Puskesmas Pasir Panjang yang beralamat di Jl.Mamumer ,Nefonaek,
Kota Lama,Kota Kupang,Nusa Tenggara Timur dengan batas batas wilayah
yakni Timur berbatasan dengan Kecamatan oebobo, Barat berbatasan dengan
Kecamatan , Utara berbatasan dengan Kecamatan Oebobo, Selatan berbatasan
dengan Kecamatan kupang barat.Lokasi rumah Ny. Y.A terletak di kelurahan
Oeba, RT 06 RW 002.
Studi kasus ini dilakukan pada Ny. Y.A di Puskesmas Pasir Panjang
Kelurahan Nefonaek Kabupaten Kota Kupang Periode 14 Maret sampai 02
April Tahun 2022.
B. Tinjauan Kasus
Studi kasus asuhan kebidanan berkelanjutan pada NY.Y.A di Puskesmas Pasir
Panjang Kecamatan Kota Lama Kabupaten Kota Kupang Periode 14 Maret
sampai 02 April Tahun 2022.
88

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY Y.A


UMUR 28 TAHUN G3P2A0AH2 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU
JANIN HIDUP, LETAK KEPALA INTRA UTERIN
KEADAAN IBU DAN JANIN BAIK

Tanggal : 21 Maret 2022

Jam : 10.00 WITA

Tempat : Puskesmas Pasir Panjang

Oleh : Astriana Mai

Nim : PO 530324019406
1. Pengkajian
A. Data subjektif
1) Biodata
Nama ibu :Ny. Y.A Nama Suami :Tn. S.F
Umur :28 tahun Umur : 29 tahun
Suku/bangsa:Timor/Indonesia Suku/bangsa :Timor/Indo
Agama :Katolik Agama :Katolik
Pendidikan :SMP Pendidikan :SD
Pekekerjaan:IRT Pekerjaan :Sopir
Alamat:Oeba RT 6/RW 2 Alamat:Oeba RT 6/RW 2
No.HP : 08123958xxxx No. HP : 081236210xxxx
2) Alasan kunjungan: Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilannya.
3) Keluhan utama: ibu mengatakan mudah lelah
4) Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali haid saat berumur 14 tahun, siklus
haidnya teratur (siklus 28 hari), dalam sehari dapat mengganti
pembalut kurang lebih 2 kali, selama haid tidak merasa sakit, dan
lamanya haid 3-5 hari.
89

5) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan status perkawinan syah, sudah menikah 1 kali, Umur
saat menikah 25 tahun dan lamanya menikah + 4 tahun
6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Tahun Tempat Jenis Panjang Berat Keadaan


persalinan Persalinan persalinan badan badan anak

1. 2014 Pajir Aterm 52 cm 2 .800 Sehat


Panjang kg

2. 2020 Pajir Aterm 47 cm 3,2 kg Sehat


Panjang

7. Riwayat Kehamilan Ini


Hari pertama haid terakhir tanggal 18-06-2021 Ibu selalu memeriksakan
kehamilannya di Pustu Oeba dan total permeriksaan yang dilakukan 8
kali yaitu:

N Trimester Kunjungan UK Keluhan Terapi/Asuhan


o
1 TM I Ibu 0-12 Mual dan ANC teratur,
melakukan minggu pusing istirahat teratur,
pemeriksaan makan makanan
kehamilan 2 bergizi dan
kali mengurangi
makan yang
berminyak.
Terapi : asam
folat, vitamin
Bcom.
2 TM II Ibu 12-28 Pusing, Istirahat teratur,
melakukan minggu batuk pilek makan makanan
pemeriksaan bergizi,
kehamilan 3 minumobat
kali teratur, ANC
teratur. Terapi :
SF, vitamin C,
kalak.

3 TM III Ibu 28-40 Mudah Istirahat teratur,


90

melakukan minggu lelah ANC teatur,


pemeriksaan makan makanan
3 kali bergizi, dan
personal
hygiene. Terapi :
SF, vitamin c,
kalak.

8. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.
Lamanya 1 tahun dan berhenti dengan alasan Pusing dan Kepala sakit
Yang Berlebihan
9. Pola kebiasaan sehari–hari

Pola
Sebelum Hamil Saat Hamil
Kebutuhan
(II) (III)
(I)
Nutrisi Makan Makan
Porsi: 3 piring/hari Porsi: 3 piring/hari
Komposisi: nasi, sayur, lauk, Komposisi: nasi, sayur, lauk,
buah jika ada Minum
Minum Porsi : 8-9 gelas/hari
Porsi: 7-8 gelas/hari Jenis: air putih , susu dan tidak
Jenis: air putih mengkonsumsi minuman
tidak mengkonsumsi minuman beralkhohol, serta tidak
beralkhohol, serta tidak merokok merokok.
Eliminasi BAB BAB
Frekuensi : 2 x/hari Frekuensi : 1 x/hari
Konsistensi : lembek Warna : Konsistensi : padat
kuning/coklat Warna : kuning/coklat
BAK BAK
Frekuensi : 4-5 x/hari Frekuensi : 5-6 x/hari
Warna: kuning jernih Warna: kuning jernih
Keluhan : Tidak ada Keluhan: Tidak ada
91

Personal Mandi: 2 x/hari Mandi: 3 x/hari


Hygiene Keramas: 2 x/minggu Keramas: 2 x/minggu
Sikat gigi: 2 x/hari Sikat gigi: 3 x/hari
Ganti pakaian luar: 2 x hari Ganti pakaian luar: 3 x hari
Ganti pakaian dalam: 2x x/hari Ganti pakaian dalam: 4-5 x/hari

Istirahat dan tidur Siang :1 jam/hari Siang : 1-2 jam/hari


Malam :5-6 jam/hari Malam : 6-7 jam/hari
Keluhan: Tidak Ada Keluhan : tidak ada
Aktivitas Melakukan pekerjaan rumah Melakukan pekerjaan rumah
seperti masak, dan membersihkan seperti masak, dan
rumah dan mengurus anak. membersihkan rumah dan
mengusur anak.

10. Riwayat penyakit sistemik yang lalu


a. Riwayat penyakit sistemik yang lalu
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, ginjal,
asma, TBC paru, diabetes militus, hepatitis, hipertensi, tidak pernah
mengalami epilepsi, pernah operasi dan tidak pernah kecelakaan.
b. Riwayat penyakit sistemik yang sedang diderita
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit jantung,
ginjal, asma, TBC paru, diabetes militus, hepatitis, hipertensi, dan
tidak sedang mengalami epilepsi.
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang menderita sakit jantung,
ginjal, asma, TBC paru, diabetes militus, hepatitis, tidak ada yang
sakit jiwa, maupun epilepsi.
11. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini tidak direncanakan dan diterima.Ibu
senang dengan kehamilan ini. Reaksi orang tua, keluarga, dan suami
92

sangat mendukung kehamilan ini.Pengambil keputusan dalam keluarga


adalah suami. Ibu merencanakan untuk melahirkan di puskesma Pasir
Panjang penolong yang diinginkan adalah Bidan, pendamping selama
proses persalinan yang diinginkan Ibu adalah suami, transportasi yang
akan digunakan adalah motor pribadinya dan sudah menyiapkan calon
pendonor darah. Status perkawinan menikah sah.

A. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Berat badan ibu sebelum hamil : 36 kg
Berat badan ibu pada pemeriksaan :39
Tinggi badan :139 cm
Lingkar lengan atas :21,2 cm
Tanda-tanda vital; tekanan darah: 120/70 mmHg,
denyut nadi: 89 x/menit, pernafasan: 20 x/menit,
suhu tubuh: 36,8ºC.
Tafsiran persalinan : 29 Maret 2022
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :Bersih, rambut warna hitam, tidak ada ketombe.
Muka : Tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada
oedema.
Mata : Simetris, bersih, konjungtiva merah muda, sclera putih.
Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen.
Mulut : Bersih, mukosa bibir lembab, warna merah muda, tidak
ada stomatitis, gigi tidak ada caries dan tidak berlubang, gusi
tidakada pembengkakkan, lidah bersih.
93

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada


pembengkakkan kelenjar getah bening, tidak ada
bendungan vena jugularis.
Dada : payudara simetris, aerola mamae berwarna kehitaman,
puting susu menonjol, tidak ada benjolan, belum ada
pengeluaran colostrum.
Abdomen : Membesar sesuai masa kehamilan, ada linea nigra, ada
striae albican ada tidak ada bekas operasi.

Leopold I : Tinggi fundus uteri 3 jari di Bawah PX, pada bagian


fundus teraba bagian lunak, kurang bundar dan
kurang melenting yaitu bokong.

Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil


janin sedangkan pada bagian kanan perut ibu teraba
keras, datar dan memanjang, seperti papan yaitu
punggung.

Leopold III : Pada segmen bawah rahim teraba bagian keras,


bulat, melenting dan tidak dapat digoyangkan atau
Sudah masuk PAP (Divergen ).

Leopold IV : Tidak dilakukukan

. TFU dengan Mc. Donald : 28 cm

TBBJ (28-12) X155 =2.480 gram

Denyut Jantung Janin : 132x /menit, Teratur, Kuat

Ekstremitas : Ekstremitas atas bersih, tidak pucat, tidak oedema,


fungsi gerak normal. Ekstremitas bawah tidak pucat, tidak
oedema, tidak ada varises, refleks patella kiri (+) dan kanan (+),
ibubergerak dan berjalan normal
94

3. Pemeriksaan Penunjang :Pemeriksaan laboratorium :


Haemoglobin : 11 gram% (tanggal 18-01-2022)
B20 : Negative (tanggal 18-01-2022)
DDR : Negative (tanggal 18-01-2022)
HBSAg : Negative (tanggal 18-01-2022)

II.Interpretasi Data Dasar

Diagnosa Data Dasar


Ny.Y.A umur 28 tahun DS :ibu mengatakan hamil anak ke-3, Pernah
G3P2A0AH2 usia melahirkan 2 kali pada usia cukup bulan, Tidak
kehamilan 39 minggu, pernah keguguran , Anak hidup 2 orang, dan terakhir
janin,tunggal, kali menstruasi tanggal 18-06-2021, ibu mengatakan
hidup,intrauterin, letak .sering kencing.
kepala, keadaan ibu DO: Keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis
dan janin baik, Ibu Tafsiran Persalinan : 29 Maret 2022,
dengan Kekuarangan TTV; tekanan darah: 120/70 mmHg, Nadi: 89 x/menit,
Energi Kronik ( KEK) pernafasan: 20x/menit, suhu: 36,8ºC. LILA :21 ,2cm
Tinggi badan :139 cm ,Berat Badan Ibu
sebelum hamil :36 kg,berat badan ibu pada pemeriksaan
sebelumya 39kg,
Pemeriksaan Fisik

Kepala :Bersih, rambut warna hitam, tidak ada ketombe.

Muka : Tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum,


tidak ada oedema.
Mata : Simetris, bersih, konjungtiva merah muda, sclera
putih.
Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen.
Mulut : Bersih, mukosa bibir lembab, warna merah
muda, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada caries dan
95

tidak berlubang, gusi tidakada pembengkakkan, lidah


bersih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakkan kelenjar getah bening, tidak ada
bendungan vena jugularis.
Dada : payudara simetris, aerola mamae berwarna
kehitaman, puting susu menonjol, tidak ada
benjolan, belum ada pengeluaran colostrum.
Abdomen : Membesar sesuai masa kehamilan, ada linea
nigra, ada striae albican ada tidak ada bekas operasi.
Pemeriksaan obstetri Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX, pada bagian fundus
teraba bagian lunak, kurang bulat, tidak melenting yaitu
bokong.
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian
terkecil janin, sedangkan pada bagian kanan perut ibu
teraba bagian keras, datar dan memanjang seperti papan
yaitu punggung.
Leopold III : Pada segmen bawah rahim teraba bagian

Masalah : Kurangnya bulat, keras, melenting yaitu kepala dan masih dapat
pengetahuan ibu digoyangkan atau belum masuk PAP (Convergen)
tentang KEK Leopold IV : Tidak dilakukan
TFU dengan Mc. Donald 28 cm,
TBBJ (28-12)x155 : 2.480 gram
DJJ: frekuensi: 132 kali/menit,irama teratur,puctum
maxsmum kiri bawah pusat ibu ,terdengar di 1 tempat )

III.Antisipasi Masalah Potensial


96

1. Bayi mengalami BBLR


2. Anemia dan Perdarahan pada Ibu

IV.Tindakan Segera

1. Kolaborasi dengan dokter

V.Perencanaan

Tanggal :21 Maret 2021 Jam : 10 wita

1. Beritahukan ibu hasil pemeriksaan, tafsiran persalinan, umur kehamilan.


R/Informasi yang diberikan memberikan gambaran kondisi ibu dan janin.
2. Menjelaskan ketidaknyaman selama trimester III.
R/Memudahkan pemahaman; membantu ibu/pasangan untuk melihat
kehamilan sebagai kondisi yang sehat dan normal, bukan sakit.
3. Jelaskan tanda bahaya pada kehamilan trimester III
R/Memastikan bahwa ibu akan mengenali gejala yang harus dilaporkan.
Gejala yang khususnya berhubungan dengan trimester ketiga adalah nyeri
epigastrik, sakit kepala, gangguan visual, edema pada wajah dan tangan, tidak
ada gerakan janin, gejala infeksi (vaginitis atau ISK), dan perdarahan vagina
atau nyeri abdomen hebat (plasenta previa, abrupsio plasenta). Semua kondisi
tersebut dapat membahayakan janin dan membutuhkan evaluasi secepatnya.
4. Jelaskan pada ibu akibat ibu hamil dengan Kurang Energi Kronik (KEK) dan
cara pencegahannya
R/Agar membantu ibu dalam mengatasi masalah yang ibu sedang alami dan
ibu lebih kooperatif dalam asuhan yang diberikan
5. Anjurkan ibu untuk teratur minum obat yang telah diresepkan yaitu tablet
tambah darah (Fe) dan Kalsium Laktat diminum 1x sehari.
R/Tablet Fe mengandung 250 gram sulfat ferosus dan 50 mg asam folat yang
berfungsi untuk menambah zat besi dalam tubuh dan meningkatkan kadar
hemoglonbin. Kalsium laktat 120 mg mengandung ultrafine charbonet dan
vitamin D berfungsi membantu pertumbuhan tulang gigi janin.
97

6. Anjurkan ibu selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.


R/Makanan yang bergizi dapat mempercepat pertumbuhan janin,
pembentukan organ-organ tubuh janin, persiapan laktasi dan mempersiapkan
alat reprodusi untuk persiapan persalinan.
7. Jelaskan tanda-tanda persalinan seperti perut mulas secara teratur dan semakin
lama kontraksi semakin kuat, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir,
keluar air ketuban dari jalan lahir.
R/Penyuluhan memberi kesempatan untuk mematangkan persiapan persalinan
dan kelahiran. Tanda tersebut muncul dari beberapa hari hingga 2 sampai 3
minggu sebelum persalinan dimulai.
8. Diskusikan persiapan persalinannya seperti memilih tempat persalinan,
transportasi untuk ke tempat persalinan, pendamping persalinan, biaya
persalinan, pendonor darah dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk
persalinan (pembalut, kain, perlengkapan bayi, dll).
R/Kurangnya persiapan di akhir kehamilan dapat mengindikasikan masalah
finansial, sosial, atau emosi.
9. Motivasi ibu untuk selalu memeriksakan kehamilannya dipuskesmas
R/Beberapa mungkin tidak menyadari pentingnya kunjungan rutin ke pemberi
asuhan pada saat mereka sehat dan tidak ada masalah. Pentingnya penetapan
waktu beberapa pemeriksaan pada periode gestasi tertentu juga perlu
diketahui.
10. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan sebagai bahan
pertanggungjawaban dan evaluasi.
R/Sebagai bahan pertanggung jawaban dan pengangan bagi tenaga kesehatan.

VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 22 Mei 2018 Jam : 10.20 WITA
98

1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, tafsiran persalinan, umur kehamilan.


Hasil pemeriksaan didapatkan : Tekanan darah: 120/70 mmHg Nadi : 89
x/menit Suhu : 36,8 C Pernapasan : 20 x/menit Berat badan : 39 kg Tafsiran
persalinan 29-03-2022 usia kehamilan ibu sudah 39 minggu , denyut jantung
janin baik 132 x/menit.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang ketidaknyaman dalam kehamilan pada
trimester III dan penanagannya yaitu Sering buang air kecil penangannya
kurangi asupan karbohidrat murni dan makanan yang mengandung gula, batasi
minum kopi, teh, dan soda. Hemoroid penangannya makan makanan yang
berserat, buah dan sayuran serta banyak minum air putih dan sari buah.
Keputihan leukorhea penangannya tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap
hari, memakai pakian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap,
tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan syaur. Sembelit
penangannya minum 3 liter cairan setiap hari terutama air putih atau sari buah,
makan makanan yang kaya serat dan juga vitamin C dan lakukan senam hamil.
Sesak napas penangannya merentangkan tangan diatas kepala serta menarik
napas panjang. Nyeri ligamentum rotundum penangannya tekuk lutut kearah
abdomen, mandi air hangat, gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus
dan bantal lainnya letakkan diantara lutut sewaktu dalam posisi berbaring
miring. Perut kembung penangannya hindari makan makanan yang
mengandung gas, mengunyah makanan secara teratur. Pusing /sakit kepala
penangannya bangun secara perlahan dari posisi istirahat dan hindari
berbaring dalam posisi terlentang. Sakit punggung atas dan bawah
penangannya posisi atau sikap tubuh yang baik selama melakukan aktivitas,
hindari mengangkat barang yang berat, dan gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung. Varises pada kaki penangannya istirahat dengan
menikan kaki setinggi mungkin untuk membalikan efek gravitasi, jaga agar
kaki tidak bersilangan dan hindari berdiri atau duduk terlalu lama.
3. Menjelaskan tanda bahaya pada kehamilan trimester III. Gejala yang
khususnya berhubungan dengan trimester ketiga adalah nyeri epigastrik, sakit
99

kepala, gangguan visual, edema pada wajah dan tangan vagina atau nyeri
abdomen hebat (plasenta previa, abrupsio plasenta).
4. Menjelaskan pada ibu akibat ibu hamil dengan Kurang Energi Kronik (KEK)
dan cara pencegahannya.
1. Akibat dari ibu hamil dengan KEK yaitu:
a. Bagi Ibu
Bagi ibu hamil yang menderita KEK dapat melemahkan fisiknya yang
pada akhirnya menyebabkan perdarahan, partus lama, abortus dan
infeksi
b. Bagi Bayi
Bayi yang terlahir dari ibu hamil yang menderita EK akan mengalami,
keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, berat
badan lahir rendah (BBLR)
2. Pencegahan KEK ( Chinue,2014 )
a. Meningkatkan mengkonsumsi makanan bergizi yaitu : Makan
makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan
hewani ( daging, ikan, ayam, telur ) dan bahan makanan nabati
( sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). Makan
sayur-sayuran dan buah-buahan yang banak mengandung vitamin C
( daun katuk, singkong, bayam,jambu, tomat, jeruk dan nanas ) sangat
bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus
b. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet
penambah darah
5. Menganjurkan ibu untuk teratur minum obat yang telah diresepkan yaitu Fe 30
tablet dan kalsium laktat 20 tablet diminum 1x sehari.
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
seperti karbohidrat (nasi, jangung, ubi) yang berfungsi untuk kebutuhan energi
ibu, protein (daging, telur, tempe, ikan), yang berfungsi untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin serta pengganti sel-sel yang sudah rusak, vitamin dan
mineral (bayam, daun kelor, buah-buahan dan susu) yang berfungsi untuk
pembentukan sel darah merah.
100

7. Menjelaskan tanda-tanda persalinan seperti perut mulas secara teratur dan


semakin lama kontraksi semakin kuat, keluar lendir bercampur darah dari
jalan lahir, keluar air ketuban dari jalan lahir dan menganjurkan ibu untuk
segera ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan persalinan apabila
mengalami tanda-tanda persalinan tersebut.
8. Mendiskusikan persiapan persalinannya seperti membuat rencana persalinan,
membuat perencanaan untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambil keputusan tidak ada, mempersiapkan
sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan, membuat rencana/pola
menabung, mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan.
9. Memotivasi ibu untuk kontrol ulang di Pustu pada tanggal 28 maret 2022 dan
apabila ibu ada keluhan
10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan

VII. EVALUASI
Tanggal :21 Maret Jam : 10.00 WITA
101

1. Hasil pemeriksaan telah diberitahukan pada ibu dan respon ibu mengerti dan senang
dengan hasil pemeriksaan.
2. Ibu sudah mengerti tentang ketidaknyamanan dalam kehamilan.
3. Ibu mengerti dan akan segera ke fasilitas kesehatan bila mengalami salah satu tanda
bahaya yang disebutkan.
4. Ibu sudah mengerti tentang akibat dari KEK dan cara pencegahannya
5. Ibu mengerti dan akan teratur minum obat.
6. Ibu mengatakan sudah mengonsumsi makanan yang bergizi seperti nasi, tahu,
tempe, ikan, kacang-kacangan, dan juga berbagai jenis sayuran serta minum susu
ibu hamil tetapi ibu tidak dapat megkonsumsi madu, daging dan ikan karena alergi
terhadap makanan tersebut.
7. Ibu mengerti dan akan segera ke fasilitas kesehatan bila sudah mengalami salah satu
tanda persalinan yang disebutkan.
8. Ibu memilih bersalin di Puskesmas pasir panjang, ibu ingin bidan yang menolong,
ibu dapat langsung pergi ke puskesmas bersama keluarga, ibu sudah memiliki
jaminan kesehatan tapi untuk persiapan ibu dan suami telah menabung uang,
pembuat keputusan adalah suami, jika suami tidak ada kakak perempuan ibu yang
akan menggantikan, ibu juga telah mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan
saat persalinan (seperti baju bayi, perlengkapan bayi, kain, pembalut), namun ibu
dan suami masih mencari jalan keluar untuk mendapat transportasi untuk ke
puskesmas.
9. Ibu mengerti, ibu berjanji akan datang ke puskesmas pada tanggal 28 maret 2022
10. Hasil pemeriksaan dan asuhan telah didokumentasikan dalam 7 Langkah Varney

Catatan Perkembangan Kehamilan (Kunjungan Rumah )

Tanggal : 24 Maret 2022


102

Tempat : Rumah Ny. Y.A


Jam : 16.00 WITA

DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan perut kencang-kencang dan sakit Ibu merasakan


gerakan janin setiap hari lebih dari 10 kali.

DATA OBJEKTIF

Keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis Tanda-Tanda Vital;


Tekanan darah: 120/70 mmHg, nadi : 80x/menit, pernapasan: 20
x/menit, suhu: 36,7◦C. Lila 21,3 Cm

Pemeriksaan fisik
Muka: tidak pucat, tidak bengkak.
Mata: konjuntiva Pucat, sclera putih
Hidung : tidak ada sekret
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada : payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol,
ada pengeluaran colostrum
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi
Genitalis : tidak dilakukan
Ekstremitas: tidak pucat, tidak bengkak, ibu bergerak dan berjalan
normal.
Palpasi Leopold I : TFU 3 jari bawahprosesus xiphoideus, teraba
bokong
Leopold II :letak punggung janin pada bagian kiri ibu
Leopold III :bagian terendah janin kepala, sudah masuk PAP
(Divergen)
Leopold IV : Tidak dilakukan
TFU dengan Mc. Donald 28 cm TBBJ : 2480 gram
103

Auskultasi Detak Jantung Janin : 132 x/ menit


ASSESMENT
Ny. Y.A umur 28 tahun, G3P2A0AH2, UK 39 minggu 2 hari, janin
tunggal, hidup, intrauterin, letak kepala, keadaan ibu dan janin
baik.Ibu dengan Kekuarangan Energi Kronik (KEK)
PERENCANAAN
1. Menginformasikan kepada ibu semua hasil pemeriksaan tanda vital:
Tekanan Darah : 100/80 mmHg Suhu : 36,5 0C
Nadi : 80 kali/menit Pernafasan : 18 kali/menit
E/ Hasil pemeriksaan telah diberitahukan kepada ibu, ibu mengerti dan
respon ibu senang dengan hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan tanda-tanda persalinan seperti perut mulas secara teratur dan
semakin lama kontraksi semakin kuat, keluar lendir bercampur darah dari
jalan lahir, keluar air ketuban dari jalan lahir dan menganjurkan ibu untuk
segera ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan persalinan apabila
mengalami tanda-tanda persalinan tersebut.
E/ Ibu mengatakan sudah mengerti tentang tanda-tanda bahaya
3. Menjelaskan tanda-tanda persalinan seperti perut mulas secara teratur dan
semakin lama kontraksi semakin kuat, keluar lendir bercampur darah dari
jalan lahir, keluar air ketuban dari jalan lahir dan menganjurkan ibu untuk
segera ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan persalinan apabila
mengalami tanda-tanda persalinan tersebut
E/ Ibu mengatakan sudah mengerti tentang tanda-tanda bahaya.
4. Mendiskusikan persiapan persalinannya seperti membuat rencana
persalinan, membuat perencanaan untuk pengambilan keputusan jika
terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambil keputusan tidak ada,
mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan,
membuat rencana/pola menabung, mempersiapkan langkah yang
diperlukan untuk persalinan.
E/ Ibu mengatakan akan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
seperti karbohidrat (nasi, jangung, ubi) yang berfungsi untuk kebutuhan
energi ibu, protein (daging, telur, tempe, ikan), yang berfungsi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta pengganti sel-sel yang sudah
rusak, vitamin dan mineral (bayam, daun kelor, buah-buahan dan susu)
yang berfungsi untuk pembentukan sel darah merah.
E/ Ibu mengatakan sudah menyiapkan pakiannya dan pakian bayi dan ibu
sudah memutuskan untuk melahirkan di Puskesmas Pasirpanjang
6. Menginformasikan kepada ibu tanda bahaya KEK (Kekurangan energi
kronik) pada kehamilan yaitu : bagi Ibu, dapat melemahkan fisiknya yang
104

pada akhirnya menyebabkan perdarahan, partus lama, abortus dan infeksi,


bagi bayi yang terlahir dari ibu hamil yang menderita KEK akan
mengalami keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan, dan berat badan
lahir rendah (BBLR)
E/ Ibu mengerti dan paham dengan penjelasan yang diberikan dan paham
mengenai KEK pada kehamilan.
7. Mengingatkan iby kembali untuk melakukan kunjungan ulang di pustu
tanggal 28 maret 2022
E/ ibu mengerti dan bersedia untuk kunjngan ulang
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan sebagai bahan pertanggung
jawaban dan evaluasi.
E/ Hasil pemeriksaan telah dicatat dengan menggunnakan SOAP
105

Catatan Perkembangan Kehamilan

Hari /Tanggal : 28 Maret 2022

Jam : 10.16 WITA

Tempat : Pustu Oeba

DATA SUBYEKTI

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan perut terasa


kencang-kencang dan sakit menjalar kepinggang

DATA OBJEKTIF

Keadaan umum ibu : Baik

Kesadaran : Composmenits

Tanda-tanda vital : TD 110/80 mmHg

Nadi 86x/menit

Suhu 36,60C

Pernapasan 22x/menit

Pemeriksaan Fisik

Muka : Tidak pucat, tidak oedema

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

Hidung : tidak ada sekret

Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe dan tidak ada pembendungan vena jugularis

Dada : payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol, ada
pengeluaran colostrum
106

Abdomen : Ada luka bekas operasi

Genitalis : tidak dilakukan

Ektremita : Tidak pucat,tidak oedema

Palpasi Abdomen

Leopoid I : TFU 3 jari di bawah prosesus xipodeua, teraba bokong.

Leopoid II : Letak punggung janin pada bagian kiri perut ibu

Leopoid III : Bagian terendah janin teraba kepala, sudah masuk PAP

Loepoid IV : Kepala sudah masuk PAP 2/5 bagian

TFU Mc.Donald : 28 cm

DJJ : 130x/menit

Pemeriksaan Laboratorium : Hb : 11gr%

ASSESMENT

Ny. Y.A umur 28 tahun, G3P2A0AH2 Usia kehamilan 39 minggu, janin hidup
tunggal, intrauterin, letak kepala, keadaan ibu dan janin baik ,Ibu dengan
kekurangan Energi Kronik ( KEK)

PERENCANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu baik


dan janin baik, tekanan darah ibu normal yaitu 110/80 mmHg, Nadi:86
x/menit, Suhu: 36,6°C, Pernapasan: 24 x/menit, denyut jantung janin
baik 130 x/menit, letak kepala. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Mengingatkan pada ibu untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan ibu maupun bayi dan kebutuhan lain selama proses
persalinan, dan kelengkapan untuk akta kelahiran serta persiapan
rujukan jika terjadi kegawatdaruratan pada ibu maupun bayi. Ibu
mengatakan sudah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
selama proses persalinan nanti.
107

3. Mengingatkan kembali pada ibu mempertahankan pola makan yang


teratur dan bergizi yaitu makan 3 kali/hari, dengan menu yang bergizi
seperti nasi, sayur-sayuran, ikan, tempe, telur serta buah-buahan segar.
Menganjurkan ibu minum air paling sedikit 8 gelas/hari. Ibu bersedia
mempertahankan pola makan yang teratur.
4. Mengingatkan ibu untuk segera datang ke puskesmas jika mendapati
tanda-tanda bahaya ataupun tanda-tanda pesalinan. Ibu bersedia segera
datang jika mendapatkan tanda bahaya maupun tanda-tanda persalinan.
5. Mengingatkan ibu untuk menjaga kebersihan dirinya terutama
kebersihan payudara dan genitalia. Ibu bersedia akan menjaga
kebersihannya sesuai saran yang telah diberikan.
6. Mengingatkan ibu untuk menkonsumsi obat yang diberikan sesuai dosis
yaitu kalk 1x1 pada pagi hari, tablet sf dan vitamin C 2x1 pada malam
hari sebelum tidur. Ibu bersedia minum obat secara teratur dan sesuai
dosis yang diberikan.
108

Narasi Pasien Dengan Operasi Secaria

Data subejekif
Pasien masuk Ruangan Vk Nifas Rumah Sakit Mamami pada hari
selasa 29 Maret 2022 pukul 7.00 WITA.
Ibu mengatakan perut sakit bagian bawah belum ada tanda keluarnya
lendir darah .
Ibu mengatakan sedang hamil anak ke-tiga tidak pernah keguguran
Ibu mempunyai riwayat operasi sesar 1 tahun yang lalu.
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat(-) alergi makanan(-)
HPHT:18-6-2021
Data Objektif
Keadaan Umum :Baik
Kesadaraan :Composmentis
Tanda-tanda Vital:
TD:100/80 mmHg RR;22 x/menit
N :87 x/Menit Spo2 :95%
Suhu :37 derajat celsius
Palpasi TFU :
Leopold I :3 Jari dibawah pusat (30 cm)
Leopold II :punggung Janin dibagian kiri
Leopold III :Letak Kepala
Leopold IV :kepala Tidak bisah digoyangkan
DJJ: 146 x/menit His :belum ada his
VT: Tidak ada pembukaan
ASSESMENT
G3P2A0AH2 Usia kehamilan Aterm +BSC<2 Tahun
Antisipasi Masalah Potensial
109

NY.Y.A P3A0 AH3 Post Sc atas indikasi Bekas Operasi Caesar dua
kali adalah terjadinya
Tindakan Segera
Tindakan segera yang dilakukan pada Ny.Y.A P3 A0 AH3 post SC atas
indikasi Bekas Operasi Caesar adalah observasi keadaan umum, tanda-
tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, perdarahan dan tanda-
tanda infeksi. Melakukan perawatan luka operasi, mobilisasi, personal
hygiene,
serta kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
PERENCANAAN
Perencanaan yang dilakukan pada Ny.Y.A P3 A0 AH3 Post SC atas indikasi
Bekas Operasi Cesarea dua kali pada tanggal 29 Maret 2022 pukul 14.00 Wita
dimana informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga tentang asuhan dan
tindakan yang akan dilakukan. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital,
kontraksi uterus, pengeluaran pervaginam untuk mengidentifikasi tanda patologis
yang mungkin terjadi sehingga dengan cepat dan tepat dalam melakukan tindakan.
Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu boleh minum setelash 6 jam pasca
operasi dan makan setelah ibu sudah buang angin dan flaktus karena pengaruh
anestesi yang diberikan mengganggu aktifitas peristaltic pada usus ibu sehingga
dapat menyebabkan mual muntah ketika ibu sudah makan sebelum pengaruh
anestesi hilang. Anjurkan keluarga untuk membantu ibu melakukan personal
hygiene untuk mencegah terjadinya infeksi dan memberikan rasa nyaman.
Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi dan layani injeksi
gentamisin 2x80mg/IV dan cefotaxim 2x1gr/IV sesuai intruksi dokter untuk
menghambat pertumbuhan kuman dan mencegah terjadinya infeksi. Anjurkan ibu
istirahat yang cukup dan teratur dapat membantu proses pemulihan dan
meningkatkan status kesehatan ibu. Beritahu ibu dan keluarga untuk menjaga luka
bekas operasi jangan sampai basah terkena air agar tidak terjadi infeksi. Lakukan
pendokumentasian hasil pemeriksaan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
serta evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan.

Catatan Perkembangan Kunjungan Nifas 1.


110

Kunjungan Nifas I (Post Sc 6 Jam)

Hari/tanggal : Rabu,30 Maret 2022

Jam : 08.50 WITA

Tempat : Rumah Sakit Mamami.R Vk Nifas

Data Subyektif
Ibu mengatakan merasa Nyeri pada luka bekas Operasi
Data Obejektif

Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Composmentis, Ekspresi Wajah: meringis


Tanda-tanda Vital : Tekanan darah: 100/80 mmHg, Nadi: 86 x/m, Pernapasan: 20
x/m, Suhu: 37,1ºC.

Mata: konjungtiva pucat, sclera putih,

Payudara: simetris, tidak lecet, tidak oedema, ada pengeluaran kolostrum pada
payudara kiri dan kanan,

Abdomen: ada Lukas bekas operasi.

Genetalia: Pengeluaran pervaginam yaitu lokea rubra berwarna merah kehitaman,


bau khas darah, tidak ada anda-tanda infeksi pada luka perinium.

Ekstremitas: tidak pucat, tidak oedema,

Assesment

Ny. Y.A Umur 28 Tahun, P3A0AH3, Post Sc 6 Jam atas indikasi Bekas Operasi
Caecar 2 kali

Data dasar :Ibu mengatakan telah melahirkan anak kedua secara Sc atas indikasi
Bekas Operasi 2 kali pada tanggal 29 maret 2022. 14.00 WITA.Ibu mengeluh
Nyeri pada luka operasi Keadaan Umum: Baik,Kesadaran :Composmentis,TTV:
110/80 MmHg,S: 36,N: 80 x/mnt.
111

Terapy :drip oxytocin 20 IU sisa 400 cc,IVFD D5 drip analgetic sisa 400 cc,Luka
operasi Tertutup,kasa steril,tidak ada perdarahan luka operasi,kontraksi uterus
baik,TFU setinggi pusat,terpasang dowe cateter urine + 400 CC.

Masalah :Nyeri Pada luka jahitan

Perencanaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu dalam
keadaan normal
R/ibu dan keluarga mengerti dan menerima hasil pemeriksaan yang diberikan
2. mengobservasi TTV,Kontraksi uterus ,TFU,PPv
R/ Keadaan Umum :Baik,Kesadaran :Composmentis,TTV:110/80 MmHg
S;36,5 N:89 x/mnt RR:22x/mnt luka operasi tertutup kasa steril,kontrasi uterus
baik,Tfu setinggi pusat,
3. menjelaskan pada ibu dan keluarga bawha ibu boleh minum setelah 6 jam
pasca operasi dan makan setelah ibu buang angin dan flaktus.
R/ ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4. menganjurkan keluarga untuk membantu ibu melakukan personal hygine yaitu
lap badan dengan air hangat.
R/ suami dan keluarga bersedia membantu ibu melakukan personal hygine.
5. Melakukan kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian therapy
R/kolaborasi telah dilakukan ,terapi yang didapat :Getamisin 2x
80mg/IV,Cefataxime 2x1 gr/IV
6. Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup dan teratur tidur siang kurang lebih 1-
2 jam dan tidur malam 7-8 jam
R/ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
7. Beritahu ibu dan keluarga Untuk menjaga Luka bekas Operasi agar tidak
basa kena air.
R/:ibu dan keluarga bersedia mengikuti anjuran yang diberikan .
8. melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan
R/Hasil Pemeriksaan telah dilakukan
112

Catatan Perkembangan Kunjungan Nifas II

Kunjungan Nifas I (Post Sc 6 hari)

Hari/tanggal : Senin,4 Maret 2022

Jam : 08.50 WITA

Tempat :Rumah Sakit Mamami

Data Subyektif
Ibu mengatakan merasa Nyeri pada luka bekas Operasi
Data Obejektif

Keadaan Umum : Baik, Kesedaran : Composmentis, Tanda-tanda vital : Tekanan


darah : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/m, Pernapasan : 22x/m, Suhu : 36,6◦C.

Muka : Tidak pucat, tidak oedema

Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih

Payudara : simestris, tidak lecet, tidak oedema, ada pengeluaran ASI kiri dan
kanan

Abdomen :bekas Luka Operasi

Genetalia : pengeleuaran pervaginam yaitu lochea sangualenta berwarna merah


kecoklatan, bau khas darah, tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka perineum
dan luka perineum belum kering.

Ekstremitas : tidak pucat, tidak oedema, ibu bergerak dan berjalan normal

Assesment

Ny. Y.A umur 28 tahun, P3A0AH3. Post Sc 5 hari


113

Perencanaan
1. Memantau keadaan ibu, tekanan darah: 110/70 mmHg, suhu: 36,7ºC, nadi:
81x/menit, pernapasan: 20x/menit, TFU: 2 jari dibawah pusat, perut teraba
keras, kontraksi baik. Keadaan ibu baik.
2. Mengingatkan ibu tentang pentingnya makan makanan yang bergizi yaitu
untuk membantu proses involusi uterus dan memperbanyak produksi ASI,
ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti nasi, daging,
tempe, telur, ikan, sayuran hijau, kacang-kacangan dan harus banyak
minum air putih minimal 10- 12 gelas/hari terutama sebelum menyusui
bayi. Ibu dan suami bersedia mengikuti saran yang disampaikan dan suami
bersedia untuk memperhatikan kebutuhan makanan bagi ibu.
3. Mengajurkan ibu untuk memberikan ASI sesring mungkin minimal setiap
2 jam atau 10-12 kali dalam 24 jam dengan lamanya 10-15 menit setiap
payudara atau hingga payudara terasa kosong. Memotivasi ibu untuk
memberi ASI saja (ASI eksklusif tanpa memberikan minuman ataupun
makanan tambahan sampai berusia 6 bulan). Ibu bersedia menyusui
sesering mungkin dan memberikan ASI eksklusif.
4. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas dan segera
melapor atau datang ke fasilitas kesehatan. Ibu bersedia melakukannya
5. Memberikan informasi kepada ibu dan suami tentang jenis-jenis KB pasca
salin, cara kerja, keuntungan, kerugian serta efek samping dari masing-
masing jenis KB pasca salin. Ibu mengerti dan mengatakan ingin
menggunakan kontrasepsi mantap (MAL). Suami setuju istrinya
menggunakan kontrasepsi MAL.
6. Membuat kesepakatan kepada ibu dan keluarga untuk dilakukan
kunjungan rumah lagi. Ibu mengatakan bersedia dikunjungi pada tanggal
16-04-2022
7. Mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan.
114

CATATAN PERKEMBANGAN KUNJUNGAN NIFAS (KF 1II)

Hari/Tanggal : 14 Maret 2022


Jam : 16.00 WITA
Tempat : Rumah Pasien

S : Ibu mengatakan merasa nyeri diluka operasi


O : Keadaan umum : Baik, Kesadaran: Composmentis,
Keadaan emosional : Stabil, Tanda-tanda vital:Tekanan
darah :120/70 mmHg, Pernapasan: 21 x/menit, Suhu : 37,3
0
C, Nadi: 82 x/mnt
A: Ny.Y.A. P3A0AH3Post Partum hari ke-14

P:
1. Mengobservasi dan memberitahukan tanda-tanda vital pada ibu
dan keluarga yaitu tekanan darah 120/70 mmhg, pernapasan
21 x/menit, suhu 37,3 0C.nadi 82 x/menit.
E/ Ibu dan keluarga tahu tentang keadaan ibu.
2. Mengecek dan memastikan involusi berjalan normal :uterus
berkontraksi, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
E/ uterus berkontraksi dengan baik dan tidak ada perdarahan.
3. Mengobservasi dan menilai adanya tanda-tanda infeksi, demam
dan perdarahan.
E/ keadaan ibu sehat tidak ada tanda-tanda infeksi.
4. Menganjurkan dan memastikan ibu mendapat cukup makanan,
cairan dan istirahat.
E/ keadaan ibu sehat dan ibu bersedia mengikuti anjuran yang
di berikan.
5. Mengajarkan Ibu teknik menyusui bayi yang baik dan benar
dan pemberian ASI awal :
115

a. Dada bayi menempel pada payudara /dada Ibu


b. Tangan dan dada bayi dalam posisi garis lurus
c. Puting sampai sebagian areola mamae masuk
kemulut bayi.
E/ keadaan bayi sehat, dan bayi menyusui dengan baik.
6. Memberikan konseling pada ibu mengenai perawatan tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
7. Melakukan pendokumentasian.
Pada kunjungan nifas ke- III sesuai teori ,() KF III dilakukan
dari( 28-42) hari yaitu pada tanggal 26 April 2022, tapi
peneliti melakukannya ditanggal 12 mei 2022 di karenakan
keterbatasan waktu peneliti karenapeneliti harus mengikuti
praktek kebidanan .
116

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR SETELAH 2 JAM

I.Pengkajian

Oleh : ASTRIANA MAI Jam: 14.45 WITA

Tanggal : Selasa,29 Maret 2022

A. Data Subjektif
a. Identitas
Nama : By.Ny. Y.A
Umur : 1 Jam
Jam lahir : 14. 20 WITA

Nama Ibu: Ny.Y.A Nama suami : Tn S.T

Umur : 28 Tahun Umur : 29 Tahun

Agama : Khatolik Agama : Khatolik

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir

Alamat: Oeba Alamat : Oeba

b. Riwayat Antenatal
Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat, bayi
belum buang air besar dan kecil, bayi bergerak aktif dan menangis kuat
G. Riwayat Natal
Usia kehamilan : 40Minggu
Cara persalinan : Operasi
Keadaan saat lahir : bayi lahir langsung menangis
Tempat persalinan : Rumah Sakit Mamami
Penolong : Doktek SPOG
117

B. Data Subyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :Sedang, Warna kulit kemerahan, tonus otot
baik, Pergerakan aktif. 
Tanda-tanda vital: Suhu : 36,5 ºC pernapasan : 59x/menit.
Frekuensi jantung :150 x/ menit, Spo2 :93 %
2. Apgar score

Apperance Pulse Grimace Activity Respiratory Score

1 menit 2 1 2 2 1 8
5 menit 2 2 2 1 2 9
1

5 menit 2 2 2 2 1 9
2

3.Pengukuran Antropomentri :
Berat Badan :3.800Gram
Panjang Badan : 54 CM
Lingkar Kepala : 35Cm
Lingkar Dada : 34CM
Lingkar Perut : 32 CM
4. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Simetris, tidak ada kelainan tidak ada caput succedane


dan chepal hematoma,kulit kepala terdapat sisa-sisa
verniks.

Wajah : Simetris, tidak ada kelaianan

Mata : Simetris, tidak ada kelaianan, tidak ada secret


118

Hidung:Septumnasi terbentuk sempurna, tidak ada secret, ada


cuping hidung

Mulut : Tidak ada sianosis,tidak ada labiopalatokisis

Telingga: Simetris, tulang rawan terbentuk dan daun telinga telah


terbentuk sempurna.

Dada: Tidak ada tarikan dinding dada saa inspirasi, gerakan dada
teratur saat bernapas, terdapat kedua putting susu di
kiri dan kanan

Abdomen: Tidak ada kelaiana, tidak ada perdarahan tali pusat, palpasi
teraba lunak, tidak benjolan abnormal, perkusi tidak
kebung

Genitalia:Jenis kelamin laki-laki, testis sudah terbentuk

Anus : lubang anus ada, dan sudah keluar mekonium setelah lahir.

Ekstermitas: Jari-jari kaki dan tangan lengkap, dan bergerak aktif,


garis-garis pada telapak tangan dan kaki sudah pada
seluruh telapak tangan.

Kulit : Warna kulit kemerahan

Reflek :

a) Rotting reflek (┼), gerakkan memeluk jika bayi dikagetkan


b) Sucking reflek (┼),pada saat bayi mendapatkan puting susu ibunya,
bayi langsung memasukkan mulutnya dan langsung mengisapnya
c) Morro reflek (┼), pada saat melakukan IMD, bayi akan berusaha
mencari puting susu ibu
d) Babinski reflek (┼), pada saat melakukan rangsangan pada telapak
kaki bayi, bayi akan kaget dan mengangkat kakinya.
119

5. Melakukan 23 langkah dalam pemeriksaan bayi baru lahir :

1. Mengamati ibu dan bayi sebelum menyentuh bayi,jelaskan kepada


ibunya bahwa sebaiknya dia melakukan kontak mata dengan
bayinya, dan membelai bayinya dengan seluruh bagian tangan
( bukan hanya dengan jari –jari saja ). mintalah ibu untuk
membuka baju bayinya dan tidak menyelimuti bayinya. periksa
bayi didalam pelukan ibu atau tempatkan pada tempat yang bersih
dan hangat.
ibu mengerti dan sudah melakukan kontak mata dengan bayi. bayi
dalam pelukan ibu.
2. Melihat pada postur normal bayi, tonus dan aktivitas. bayi sehat
dan akan bergerak aktif.
postur bayi normal, tonus oto baik, bayi bergerak aktif.
1. Melihat pada kulit bayi, jelaskan pada ibunya bahwa wajah, bibir
dan selaput lender, dada harus berwarna merah, tanpa adanya
bintik- bintik kemarahan atau bisul.
warna kulit bayi kemerahan dan tidak ada bintik kemerahan.
2. Menghitung pernapasan ketika bayi sedang tidak menangis
menjelaskan pada ibunya bahwa frewkuensi napas normal harus
40- 60 kali per menit, lihat gerakan pernapasan didada dan perut ;
menjelaskan bahwa harus tidak ada retraksi dinding dada bawah
tertarik kedalam.
pernapasan bayi 48 x/ menit dan tidak ada retraksi dinding dada
bawah.
3. Meletakan stetoskop pada dada kiri bayi setinggi apeks, hitung
detak jantung dengan stetoskop, frewkuensi denyut jantung normal
adalah 120- 160 / menit.
frewkuensi denyut jantung normal adalah 120- 160 / menit.
4. Meraba kehangatan bayi : jelaskan bahwa punggung atau dada
harus tidak teraba panas atau dingin dibandingkan dengan orang
sehat. lakukan pengukuran suhu ketiak, jika termmeter tersedia.
120

suhu tubuh bayi normal 37 ̊ c


5. Melihat dan meraba bagaian kepala apakah ada pembengakakan
atau abnormalitas dan raba fontanel anterior.
kepala simetris, tidak ada kelainan tidak ada caput succedaneum
dan chepal hematoma, kulit kepala terdapat verniks.
6. Melihat pada mata : menjelaskan bahwa harus tidak ada cairan
mata simetris, tidak ada kelainan, konjungtiva merah muda, tidak
ada secret atau nanah.
7. Melihat bagian dalam mulut ( lidah dan selaput lendir ). jika bayi
menangis, masukan satu jari yang menggunakan sarung tangan ke
dalam dan raba langit-langit, apakah ada bagian yang terbuka dan
nilai kekuatan isap.
bayi menghisap kuat
8. Melihat dan meraba bagian perut untuk memastikan bahwa
perutnya terasa mules dan lemas.
palpasi terba lunak, tak ada benjolan abnormal,, perkusi tidak
kembung.
9. Melihat pada tli pusat. jelaskan ke ibu bahwa seharusnya tidak ada
perdarahan, cairan, pembengakan, bau yang tidak enak atau
kemerahan pada kulit sekitarnya.
tali pusat masih basah , tidak ada perdarahan atau kemerahan pada
kulit sekitar.
10. Melihat pada punggung dan raba tulang belakang
punggung simetris, tidak spina bifida, tidak ada kelainan.
11. Melihat pada lubang anus dan alat kelamin. hindari untuk
memasukan alat atau jari dalam melakukan pemeriksaan anus.
12. ada lubang anus , Lihat lubang anus dan alat kelamin : Ada lubang
anus, sudah keluar mekonium setelah lahir. Jenis kelamin laki-laki,
testis sudah turun pada skrotum, dan garis skrotum
jelas.menanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar atau
121

buang air kecil. Pastikan dalam 24 jam pertama bayi sudah buang
air besar dan buang air kecil.
bayi sudah buang air besar 1 kali dan buang air kecil 1 kali.
13. Menanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar atau
buang air kecil. Pastikan dalam 24 jam pertama bayi sudah buang
air besar dan buang air kecil.
14. Meminta ibu untuk memakaikan pakaian atau menyelimuti bayi
bayi sudah di pakaikan baju dan diselimuti.
15. Menimbang bayi . menjelaskan kepada ibunya tentang perubahan
berat bayi, bahwa berat mungkin turun dahulu baru kemudian naik
kembali ke berat lahir pada umur 7 – 10 hari, selanjutnya berat
bayi akan naik terus
berat bayi 3.800 gram , ibu sudah mengerti dengan penjelasan
penurunan berat badab bayi.
16. Mengukur panjang dan lingkar kepala bayi
panjang badan 54 cm dan lingkar kepala 35 cm
17. Mencuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan kain bersih
dan kering.
tangan sudah bersih dan kering.
18. Meminta ibu untuk menyusun bayinya
a) Menjelaskan posis yang baik bayi pada payudara : kepala
dan badan dalm garis lurus ; wajah bayi mengahadap
payudara; ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya.
b) Menjelaskan tanda- tanda bahwa bayi melekat pada
payudara ibu dengan benar : bibir bawah melengkung
keluar, sebagian besar aerola berada di dalam mulut bayi.
c) Menjelaskan tanda- tanda bahwa bayi menghisap dengan
baik : mengisap dalam dan pelan dan terdengar suara penuh
kadang-kadang disertai berhenti sesaat, rahang bayi
bergerak dan pipi tidak masuk kedalam.
122

d) Menganjurkan ibu untuk menyusui dengan keinginan bayi


tanpa memberik makanan atau meminum lain.
19. Berikan imunisasi yang diperlukan
imunisasi HB O diberikan 1 jam, setelah pemberian vitamin K
20. Melihat tanda- tanda bahaya berikut pada bayi, tidak dapat
menyusu, kejang, mengantuk atau tidak sadar, napas cepat ( > 60 /
menit), merintik, retraksi dinding dada bawah, sianosis sentral.
bayi dalam keadaan normal dan tiak ada tanda- tanda bahaya pada
bayi
21. Menjelaskan pada ibu untuk merujuk bayinya kefasiltas kesehatan
bila terdapat tanda bahaya yang ada pada langkah 20, pentingnya
mendapat imunisasi di posyandu sesuai jadwal, kapan mendapat
imunisasi dan waktu untuk kunjungan berikutnya
ibu sudah mengerti dan berjanji akan membawa bayi ke posyandu
untuk mendapat imunisasi.
22. Melengkapi catatan medis, dengan catatan secara rinci : kondisi
bayi dan imunisasi yang diberikan.
sudah diisi dalam partograf dan status pasien.
6. Pola eliminasi
Bayi sudah Buang Air Besar 1 kali warna feses hitam
kehijauan,lunak,bau khas feses. Buang Air Kecil 1 kali,warna
jernih,cair,bau khas urin.
7. Pola kebutuhan nutrisi
ASI : baik (+)
Daya Isap : Baik ,kuat.
Waktu :setiap 2 jam atau lebih sesuai dengan kebutuhan bayi usia 0
hari.
123

II.ANALISA MASALAH DAN DIAGNOSA


Diagnosa : By.Ny Y.A NCB SMK Usia 2 jam

DS: Ibu mengatakan tidak ada kelainan serta bayi bisa menyusui

DO: keadaan Umum : baik kesadaran; Composmentis


Warna kulit :kemerahan
Gerakan : Aktif
Hasil pemeriksaan fisik

Kepala : Simetris, tidak ada kelainan tidak ada caput succedane


dan chepal hematoma,kulit kepala terdapat sisa-sisa
verniks.

Wajah : Simetris, tidak ada kelaianan

Mata : Simetris, tidak ada kelaianan, tidak ada secret

Hidung:Septumnasi terbentuk sempurna, tidak ada secret, ada


cuping hidung

Mulut : Tidak ada sianosis,tidak ada labiopalatokisis

Telingga: Simetris, tulang rawan terbentuk dan daun telinga telah


terbentuk sempurna.

Dada: Tidak ada tarikan dinding dada saa inspirasi, gerakan dada
teratur saat bernapas, terdapat kedua putting susu di
kiri dan kanan

Abdomen: Tidak ada kelaiana, tidak ada perdarahan tali pusat, palpasi
teraba lunak, tidak benjolan abnormal, perkusi tidak
kebung

Genitalia:Jenis kelamin laki-laki, testis sudah terbentuk

Anus : lubang anus ada, dan sudah keluar mekonium setelah lahir.
124

Ekstermitas: Jari-jari kaki dan tangan lengkap, dan bergerak aktif,


garis-garis pada telapak tangan dan kaki sudah pada seluruh telapak
tangan
dalam batas normal tidak ada kelainan
Tanda – tanda vital : S: 36℃ HR :150 x/menit
Pernapasan : 59x/menit
Tidak ada perdarahan tali pusat ,tidak ada tanda perdarahan pada mata
atau pun fisik lainya pada bayi reflex primitif normal,gerak normal.

III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Resiko terjadi hipotermi

IV.TINDAKAN SEGERA
1. menyelimuti bayi, memakaikan topi
2. memperhatikan suhu ruangan
3. tidak segera memandikan bayi

V.PERENCANAAN
Tanggal : Selasa, 29/03/2022
1. Informasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bayi.
R/ informasi yang benar dapat memberikan ketenangan pada
keluarga dan bisa kooperatif dalam menerima asuhan yang di
berikan
2. Jelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
R/ penjelasan ini dapat memberikan pemahaman ibu dan keluarga
untuk bisa lebih dini mengetahui keadaan patologi pada bayinya
dan segera mendapatkan pertolongan .
3. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
R/ ASI membantu proses involusi uteri dan mencegah
pembendungan Payudara
4. Berikan suntikan Vitamin K dip aha kiri bayi
125

R/ Vit.K mencegah terjadinya perdarahan pada otak dan HbO untuk


mencegah penyakit Hepatitis pada bayi.
5. Berikan suntikan HBO di paha kanan 1 jam setelah pemeberian
auntikan VIT K
R/ untuk mencegah penyakit hepatitis pada bayi.
6. Jelaskan pada ibu perawatan tali pusat bayi
R/ untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus yang terjadi akibat
luka tali pusat yang terbuka.

VI.PELAKSANAAN
1. Melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda Vital
pada bayi
Keadaan Umum: baik
TTV : S: 36℃ ,N: 135x/menit ,Pernapasan :
48x/menit
2. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI eksklusif kepada bayi
selama 6 bulan tanpa makanan penganti ASI (MPASI) seprti
bubur,susu dan lain-lain.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru
lahir seperti: kulit kekuningan/biru,tidak menetek,demam
panas dingin,BAB bercampur lender
4. Mengajari ibu cara merawat tali pusat seperti membersihkanya
menggunakan air bersih kemudian di lap kering menggunakan
kain kering yang bersih lalu di biarkan terbuka tanpa di bubuhi
apapun di sekitar tali pusat
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
tidak hanya setiap 2 jam tetapi sesuai kebutuhan bayi sehingga
membantu produksi ASI dan mempercepat proses involusi
uteri
6. Memberikan suntikan Vitamin K di paha kiri pada yang
berfungsi untuk mencegah perdarahan pada otak dan
126

pemberian Hb0 untuk di paha kanan stelah 1 jam pemberian


vitamin K mencegah penyakit hepatitis pada bayi.

VII.EVALUASI

1. Ibu merasa senang dengan mengetahui kondisi anaknya baik-baik saja


2. Ibu bersedia untuk memberi ASI eksklusif selama 6 bulan
3. Ibu dapat mengulang kembali tanda bahaya pada bayi baru lahir dan
bersedia untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan apabila terdapat
tanda bahaya
4. Ibu bisa memperagakan ulang cara merawat tali pusat dengan baik dan
benar
5. Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin tanpa menunggu 2 jam
6. Ibu bisa menjawab kembali saat di tanyakan dari manfaat dari pemberian
vitamin K dan Hb0
127

Catatan Perkembangan Kunjungan Neonatus I

1. Kunjungan Neonatus I (Neonatus 6 Jam)

Hari/tanggal :Rabu,30-03-2022

Jam : 07. WITA

Tempat : Rumah Sakit Mamami

S : Ibu mengatakan bayi menyusui dengan baik, bayi sudah BAB 1 kali warna
hitam kehijauan, konsistensi lunak, BAK 2 kali warna kuning

O : Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Composmentis, Tanda-tanda Vital:


Denyut jantung : 131 x/menit, Suhu : 37,2ºC , Pernapasan : 46 x/menit,
Pemeriksaan fisik Muka: kemerahan, tidak kunig, mata: konjungtiva merah
muda, sclera putih, dada: tidak ada tarikan dinding dada, tali pusat tidak
berdarah, warna kulit kemerahan, bayi bergerak aktif, reflek mengisap dan
menelan kuat.

A : Bayi Ny. Y.A Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Umur 6 jam,
keadaan umum baik.

P : Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir


1. Menhinformasikan pada ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital bayinya; hasil pemeriksaan yaitu Suhu : 37,2ºc, Denyut Jantung
: 131x/menit, Pernapasan: 46 x/menit, bayi aktif, menangis kuat, reflek
mengisap baik, warna kulit kemerahan, tali pusat tidak berdarah. Keadaan
umum bayi baik.Ibu dan suami sudah mengetahui hasil pemeriksaan
bayimya.
2. Menganjurkan ibu menjaga bayi tetap bersih dan hangat dengan cara
meletakan bayi pada tempat yang hangat dengan tidak meletakkan bayi
langsung di permukaan yang dingin (alasi tempat tidur atau meja periksa
128

dengan kain atau selimut hangat sebelum bayi diletakkan), bayi selalu
diselimuti terutama pada bagian kepala, mengganti kain yang basah karena
BAB atau BAK dengan kain yang kering dan bersih.
3. Memantau dan memastikan bayi mendapat ASI yang cukup dengan cara
menjelaskan tanda bayi mendapat cukup ASI serta menganjurkan ibu
untuk lebih sering menyusui bayinya agar dapat mencegah bayi
mengalami kehausan, terjadi infeksi dan memperlancar produksi ASI serta
bayi harus diberi ASI eksklusif, menjelaskan pada ibu bahwa bayi harus
diberi ASI minimal setiap 2-3 jam atau 10-12 kali dalam 24 jam dengan
lamanya 10-15 menit tiap payudara dan selama 0-6 bulan bayi hanya
diberikan ASI saja tanpa makanan pendamping. Ibu bersedia selalu
memberikan ASI pada bayinya.
4. Mengajarkan ibu tentang cara melakukan perawatan tali pusat bayi yaitu :
jangan membungkus atau mengoleskan bahan apapun pada puntung tali
pusat, menjaga puntung tali pusat tetap bersih. Jika kotor bersihkan
menggunakan air matang, keringkan dengan kain bersih dan
menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan jika pusat menjadi
merah, bernanah, berdarah atau berbau. Ibu bersedia untuk melakukannya
di rumah.
5. Menginformasikan kepada ibu bahwa bayinya akan harus mendapatkan
imunisasi dasar lengkap. Imunisasi bertujuan untuk memberikan
kekebalan kepada bayi agar bayi terhindar dari penyakit-penyakit tertentu.
Imunisasi yang pertama kali didapatkan saat bayi berumur dibawah 7 hari
yaitu imunisasi hepatitis yang melindungi bayi dari penyakit hepatitis, saat
bayi berumur di bawah 2 bulan, bayi perlu mendapatkan imunisasi BCG
yang melindungi bayi dari penyakit TBC, saat bayi berumur di atas 2
bulan, bayi perlu mendapatkan imunisasi DPT dan Polio, dan saat bayi
berumur 9 bulan, bayi perlu mendapatkan imunisasi campak. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan dan akn membawa anaknya ke fasilitas
kesehatan untuk mendapatkan imunisasi.
129

6. Memberitahu ibu dan keluarga untuk segera melapor jika mendapati tanda-
tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu:
a. Demam tinggi > 37,5ºC atau bayi dingin < 36,5ºC;

b. Bayi sesak atau susah bernapas, warna kulit bayi kuning atau biru.

c. Jika diberi ASI hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah,


bayi menggigil, nangis tidak biasa, lemas.

d. Tali pusat bengkak, keluar cairan berbau busuk, dan kemerahan


disekitar tali pusat.

e. Bayi BAB berlendir, berdarah, atau tinja terlalu encer dan sering. Ibu
bisa mengulang tanda- tanda bahaya yang telah di sebutkan dan
bersedia untuk menghubungi petugas kesehatan jika terdapat tanda
bahaya yang disebutkan.

7. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang lagi ke


puskesmas untuk memantau kondisi bayinya yaitu kembali pada tanggal
04-04-2022 Ibu mengerti dengan penjelasan dan mau datang kembali
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
130

Catatan Perkembangan Kunjungan Neonatus II

1. Kunjungan Neonatus II (Neonatus 5 hari )


Hari/ Tanggal : Selasa, 4-04-2022
Jam : 09.00 WITA
Tempat : Rumah Sakit Mamami
S : Ibu mengatakan bayinya menetek kuat dan tidak ada keluhan

O : Keadaan umum : baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital : denyut


jantung : 130x/m, pernapasan : 47x/m, , Pemeriksaan fisik Muka:
kemerahan, tidak kunig, mata: konjungtiva merah muda, sclera putih, dada:
tidak ada tarikan dinding dada, tali pusat sudah kering dan tidak ada tanda-
tanda infeksi, warna kulit kemerahan, bayi bergerak aktif, reflek mengisap
dan menelan kuat.

A :By. Ny. Y.A Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, usia 5 hari,
keadaan umum baik

P:

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan bayi baik


dan normal, denyut jantung 140 x/menit, pernapasan 48 x/menit, suhu
36,8ºC, bayi aktif, reflek mengisap baik, warna kulit kemerahan. Ibu
sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.
2. Mengingatkan ibu tentang ASI esklusif, perawatan bayi, menjaga
kehangatan, kebersihan bayi, tanda bahaya, memotivasi ibu untuk
memberikan ASI ekslusif. Ibu telah melakukannya.
131

3. Mengingatkan kembali pada ibu untuk mendapatkan imunisasi pada


bayinya di Pustu oeba. Ibu menerima anjuran yang diberikan.
4. Mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan.
Pendokumentasian telah dilakukan.

CATATAN PERKEMBANGAN KUNJUNGAN NEONATUS III

Tanggal : 13 April 2022 Jam : 16.00 Wita


Tempat : Rumah Pasien
S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, bayi menyusui dengan lancar dan tidak ada
masalah saat menyusui

O : Keadaan umum : baik


Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital : Pernapasan : 52x/m frekuensi jantung : 140 x/m,
Suhu : 36,90C,
Pemeriksaan fisik :
a. Kepala : bentuk normal, tidak ada benjolan dan kelainan
b. Wajah : kemerahan, tidak ada oedema
c. Mata : konjungtiva tidak pucat dan skelera tidak ikterik, serta tidak ada
infeksi
d. Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran secret
e. Hidung : tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung
f. Mulut : tidak ada sianosis dan tidak ada labiognatopalato skizis
g. Leher : tidak ada benjolan dan pembesaran kelenjar
h. Dada : tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung normal dan teratur
i. Abdomen : tali pusat sudah puput, bising usus normal, dan tidak
kembung
j. Genitalia : bersih tidak ada kelainan
k. Ekstermitas : tidak kebiruan dan tidak oedema
l. Eliminasi : BAK : bau khas, warna kuning jernih, tidak ada keluhan
132

BAB : bau khas, sifat lembek, warna kekuningan, tidak ada


keluhan

A : By Ny E.T.PNeonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan, usia 14 hari

P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu mengenai kondisi bayinya
saat ini bahwa kondisi bayinya dalam batas normal.
2. Menganjurkan ibu dalam pemberian ASI dan bayi harus disusukan minimal
10-15 kali dalam 24 jam.
3. Menginformasikan kepada ibu untuk membawa bayinya ke pustu atau ke
posyandu untuk imunisasi BCG saat umur bayi 1 bulan.
133

Catatan Perkembangan Keluarga Berencana ( KB)

Tanggal : Pukul : 16.00 Wita


Tempat : Rumah Ny. Y.A
S : Ibu mengatakan saat ini belum mendapat haid, ibu masih menyusui bayinya
setiap 2-3 jam sekali atau tiap bayi ingin menyusui, bayi hanya diberikan ASI
saja tanpa makanan tambahan atau miuman lain, ibu pernah menjadi akseptor
KBsuntiksetelah melahirkan anak kepertama selama 6 Tahun dan anak kedua
1 tahun .
O:
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis.
b. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Pernapasan : 18x/menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36.80 C
Berat Badan : 42 kg
c. Pemeriksan fisik
1. Wajah: Tidak pucat, tidak ada oedema serta tidak kuning.
2. Mata: Konjungtiva merah muda, sclera putih.
3. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar
limfe, dan tidak ada pembendungan vena jugularis.
4. Dada: Simetris, payudara simetris kanan dan kiri, tidak
ada retraksi dinding dada, tidak ada benjolan abnormal,
pembesaran normal, tidak ada luka, puting susu menonjol,
pengeluaran ASI +/+ serta tidak ada nyeri tekan.
5. Aksila: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
134

A : Ny. Y.A P3A0AH3 Akseptor KB MAL.


P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu baik,
tekanan darah normal 110/70 mmHg, nadi normal 80 kali/menit, suhu
normal 36,80C, pernapasan normal 18 kali/menit, hasil pemeriksaan fisik
normal.
Ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaan.
2. Memotivasi ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi agar ibu dapat
mengatur jarak kehamilannya.
Ibu mengerti dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai berbagai macam
kontrasepsi.
3. Menjelaskan kontrasepsi MAL secara menyeluruh kepada ibu.
a. Pengertian
Metode amenorhea laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya
hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan atau
minuman apapun.
b. Cara kerja
Efek kontrasepsi pada ibu menyusui adalah rangsangan syaraf dari
putting susu diteruskan ke hypothalamus, mempunyai efek merangsang
pelepasan beta endoprin yang akan menekan sekresi hormone
gonadotropin oleh hypothalamus. Akibatnya adalah penurunan sekresi
dari hormone Luteinizing Hormone (LH) yang menyebabkan kegagalan
ovulasi.
c. Keuntungan
1) Keuntungan kontrasepsi
a) Segera efektif
b) Tidak mengganggu senggama
135

c) Tidak ada efek samping secara sistemik


d) Tidak perlu pengawasan medis
e) Tidak perlu obat atau alat
f) Tanpa biaya
2) Keuntungan non kontrasepsi
Untuk bayi :
a) Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibody perlindungan
lewat ASI).
b) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi yang optimal.
c) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain
atau formula atau alat minum yang dipakai.
Untuk ibu :
a) Mengurangi perdarahan pasca persalinan
b) Mengurangi resio anemia
c) Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi
b. Kerugian
a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui
dalam 30 menit pasca persalinan.
b) Mungkin sulit digunakan karena kondisi sosial.
c) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk kontrasepsi B/ HBV dan
HIV/AIDS.
c. Indikasi
a) Ibu yang menyusui secara eksklusif
b) Bayi berumur kurang dari 6 bulan
c) Ibu belum mendapat haid sejak melahirkan.
d. Kontra indikasi
a) Ibu sudah mendapat haid sejak setelah melahirkan
b) Tidak menyusui secara eksklusif
c) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
d) Ibu yang bekerja terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
136

e. Teknik penggunaan dalam menggunakan MAL:


a) Bayi disusui secara
b) on demand. Biarkan bayi menyelesaikan isapan dari satu
payudara sebelum memberikan payudara lain, supaya bayi
mendapat cukup banyak susu akhir.
c) Waktu antara dua pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam.
d) Biarkan bayi mengisap sampai dia sendiri melepaskan isapannya.
e) Susui bayi juga pada malam hari, karena menyusui pada malam
hari membantu mempertahankan kecukupan persediaan ASI
f) Bayi terus disusukan walaupun ibu/bayi sakit.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ibu ingin
menggunakan kontrasepsi MAL selama menyusui.
4. Memberikan konseling KB kepada ibu demi persiapan setelah
penggunaan MAL. Setelah dilakukan konseling ibu mengerti dan memilih
metode MAL dan ibu berjanji akan menggunakan KB Suntik.
Ibu dan keluarga berencana menggunakan kontrasepsi suntik setelah
menggunakan kontrasepsi MAL karena tidak ingin mempunyai anak lagi.
5. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan untuk dijadikan bahan
pertanggung jawaban dan asuhan selanjutnya
137

PEMBAHASAN

Merupakan bagian dari laporan kasus yang membahas tentang kendala atau
hambatan selama melakukan asuhan kebidanan pada klien. Kendala tersebut
menyangkut kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
A. Kehamilan
Dengan adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan pemecahan masalah untuk
perbaikan atau masukan demi meningkatkan asuhan kebidanan.Dalam
penatalaksanaan proses asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. Y.A umur 28
tahun G3 P2 A0 AH2 usia Kehamilan 39 minggu di Puskesmas Pasir panjang
disusun berdasarkan dasar teori dan asuhan yang nyata dengan pendekatan
manajemen kebidanan 7 langkah varney dan SOAP. Pada kasus diatas didapatkan
biodata Ny. Y.A umur 28 tahun, pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga dan
suami Tn.S.F umur 29 tahun, pendidikan SD, pekerjaan sopir, hal ini dapat
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan apabila ada masalah dengan
kehamilan ibu. Saat pengkajian pada kunjungan ANC ke 2 Ny. Y.A mengatakan
hamil anak Ketiga dan usia kehamilannya 9 bulan. Perhitungan usia kehamilan
dikaitkan dengan HPHT 18-6-2021 di dapatkan usia kehamilan ibu 39 minggu .
Ibu juga mengatakan telah memeriksakan kehamilannya sudah 4 kali di
Puskesmas. Walyani (2015) mengatakan interval kunjungan pada ibu hamil
minimal sebanyak 4 kali, yaitu setiap 4 minggu sekali sampai minggu ke 28,
kemudian 2-3 minggu sekali sampai minggu ke 36 dan sesudahnya setiap minggu,
yang diperkuat oleh Saifuddin (2014) sebelum minggu ke 14 pada trimester I, 1
kali kunjungan pada trimester kedua antara minggu ke 14 sampai 28, dua kali
kunjungan selama trimester III antara minggu ke 28-36 dan sesudah minggu ke
36. Hal ini berarti ibu mengikuti anjuran yang diberikan bidan untuk melakukan
kunjungan selama kehamilan. selain itu juga keluhan utama yang dialami ibu
adalah perut rasa kencang-kencang ketika usia kandungan memasuki 8 dan 9
bulan, yang menurut teori bahwa salah satu ketidaknyamanan pada kehamilan
trimester III adalah perut rasa kencang dilakukan jika pada pemeriksaan Lepold
III bagian terendah janin belum Masuk PAP. Auskultasi denyut jantung janin 130
x/menit. Sulystiawati (2017) bahwa denyut jantung janin yang normal yaitu
berkisar antara 120 hingga 160 x/menit, pada kunjungan ANC ke dua ini
pemeriksaan penunjang misalnya Haemoglobin akan dilakukan pada kunjungan
berikut saat usia kehamilan 36 minggu. Penulis tidak menemukan kesenjangan
teori dan kasus. Pemeriksaan penunjang seperti kadar haemoglobin darah ibu
dilakukan minimal satu kali pada trimester pertama dan satu kali pada trimester
ketiga, yang bertujuan untuk mengetahui ibu hamil anemia atau tidak selama
kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi tumbuh kembang
janinnya ( Kemenkes RI, 2013). Pada data obyektif juga menemukan bahwa LILA
138

ibu 21,1 cm sehingga didapatkan Ny Y.A dengan Kekurangan Energi kronik


(KEK) cenderung melahirkan bayi BBLR dan mempunyai resiko kematian yang
lebih besar. Menurut jurnal yang ditulis oleh Vita Kartika Mahirawati adaupun
faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi kronik (KEK) diantaranya
kondisi ekonomi keluarga dan tingkat pendidikan yang masih rendan, serta salah
satu faktor yaitu konsumsi makanan bergizi yang kurang baik dari segi kualitas
maupun kuantitas.Ada tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III seperti demam
tinggi, kejang, penglihatan kabur, gerakan janin berkurang, nyeri perut yang
hebat, dan oedema pada wajah, tangan serta kaki (Saifuddin, 2014), tanda-tanda
persalinan seperti nyeri perut yang hebat menjalar keperut bagian bawah, keluar
lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluar air ketuban dari jalan lahir dan
nyeri yang sering serta teratur (Marmi, 2015 drd), persiapan persalinan seperti
memilih tempat persalinan, penolong persalinan, pengambil keputusan, memilih
pendamping pada saat persalinan, calon pendonor darah, biaya persalinan, serta
pakian ibu dan bayi. (Marmi, 2016), konsumsi makanan bergizi seimbang seperti
karbohidrat, protein, mineral dan vitamin (Marjati, 2013), manfaat pemberian obat
tambah darah mengandung 250 mg Sulfat ferosus untuk menambah zat besi dan
kadar heamoglobin dalam darah, vitamin c 50 mg berfungsi membantu
penyerapan tablet Fe dan kalk membantu pertumbuhan tulang dan gigi janin
(Marjati, 2015), perawatan kehamilan sehari-hari , serta kunjungan ulang 2
minggu, kunjungan ulang pada trimester III saat usia kehamilan dibawah 36
minggu dilakukan setiap 2 minggu (Rukiah, 2015), serta dokumentasi hasil
pemeriksaan mempermudah dalam pemberian pelayanan antenatal selanjutnya.
(Manuba,2014)
B. Persalinan
Pada hari selasa , 29 Maret 2022 pukul 06.35 WITA suami dan keluarga
membawa ibu ke rumah sakit Mamami untuk melakukan proses persalinan secara
SC . Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah menjalar kepinggang . Ketika
suami dan keluarga sudah melakukan pendaftaran lalu di arahkan untuk bertemu
dokter Niko untuk pemeriksaan lanjutan pada ibu karena dokter Niko yang
menangani ibu dari awal hamil . Setelah di lakukan pemeriksaan USG oleh dokter
dengan UK 39 minggu, kk +, letkep berada di bawah, djj : 130x/menit. Setelah
melakukan pemeriksaan USG . Lalu ibu di arahkan ke ruang Melati untuk segera
di rawat inap. Ibu masuk di jam 7.00 WITA dan di lalukan pemeriksaan luar
dengan diagnosa G3P2A0AH2 dengan Bekas operasi sesar 2 kali , hasil
pemeriksaan TFU 3 jari bawah PX, pu-ki, let-kep sudah masuk PAP, DJJ:
130x/menit , janin tunggal hidup. Pemeriksaan tanda-tanda vital : TD :
120/70mmHg, Suhu: 36,7ºc,Nadi : 82x/menit, Pernafasan : 21x/menit, Spo2 :
99%. Selanjutnya di jam 10.00 WITA ibu di pasang infus RL 20TPM. Dan dokter
memberitahu ibu dan keluarga bahwa Operasi di mulai jam 2 siang tanggal 29-03-
2022 jam 02.00 WITA. Bidan memberitahu ibu untuk berpuasa sebelum operasi di
mulai , puasa makan 6 jam sebelum operasi dan minum 2 jam sebelum operasi
139

agar dapat menghindari kontaminasi feses di area pembedahan sehingga resiko


infeksi pascaoperasi dapat di hindari. Jadi ibu mulai puasa dari jam 05.00 dini hari
sampai menjelang operasi. Dan ibu di anjurkan mempersiapkan diri untuk operasi
yang dilakukan jam 2 siang hari ini serta persiapan pakaian ibu dan bayi.
Ditanggal 29-4-2022 jam 08.00 WITA ibu sudah di istirahatkan untuk tidak
minum air lagi. Lalu bidan menganjurkan ibu untuk segera membersihkan area
vagina dengan mencukur rambut kemaluan yang berada di sekitar simpisis sampai
labiya mayora dan pinggir anus . Selanjutnya ibu dipasangkan kateter untuk
membantu mengosongkan kandung kemih saat akan menerima anestesi epidural.
Jam 13.00 wita melakukan pemeriksaan TTV : TD : 120/80 mmHg, N:
89x/menit, P: 22x/menit, S: 36,6ºc Spo2: 99%, DJJ : 145x/menit. Pukul 13.45
WITA ibu di berikan skintest cefotaxime selama 15 menit sebelum masuk ruang
operasi. Di jam 02.00 WITA ibu masuk ke ruang operasi . Sekitar 40 menit ibu di
dalam ruang operasi terdengar suara menangis bayi pukul 14.50 WITA .Setelah itu
bidan keluar memberikan plasenta kepada keluarga. Pukul 15.10 WITA bayi di
bawah ke ruang bayi . Dan pukul 16.30 WITA ibu keluar dari ruang operasi dan
rawat gabung bersama bayi di ruang rawat inap.
C. Bayi
Data subyektif yang di dapat pada kunjungan pertama Bayi Ny .Y.A ibu
mengatakan sudah melahirkan anaknya yang ketiga, jenis kelamin laki-laki,
keadaan bayinya baik – baik saja, bayi menetek dengan kuat, BAK 2 x dan BAB 1
x. Pada kunjungan yang yang kedua, ibu mengatakan bayinya baik-baik saja isap
ASI kuat, tali pusat sudah terlepas hal ini sesuai dengan teori (Wahyuni, 2012) tali
pusatbiasanya jatuh sekitar 5-7 hari setelah lahir. Mungkin akan keluar beberapa
tetesdarah atau lendir saat tali pusat terlepas ini hal yang normal. Kunjungan yang
ketigayang di dapat dari Bayi Ny .Y.A yaitu ibu mengatakan keadaan bayi baik-
baik saja ,bayi menyusu kuat dan ASI keluar banyak.Data obyektif yang dikaji
pada Bayi Ny.Y.A pada kunjungan pertama yaitu keadaan umum : baik, kesadaran
: composmentis, warna kulit kemerahan, gerakan aktif, tangisan kuat, tanda –
tanda vital suhu : 36. 5 , nadi : 135 x/menit, pernafasan : 40 x/menit, isapan ASI
kuat, kulit kemerahan, dan tali pusat basah dan bersih. Pada kunjungan kedua
didapat keadaan umum baik, kesadaran composmentis, warna kulit kemerahan,
gerakan aktif, tanda – tanda vital suhu : 36,6 , nadi : 140 x/menit, pernafasan : 40
x/menit, isapan ASI kuat, kulit kemerahan, pusat sudah kering. Pada kunjungan
ketiga didapat keadaan umum baik, kesadaran composmentis, warna kulit
kemerahan, gerakan aktif, tanda – tanda vital suhu : 36,7 , nadi : 135x/menit,
pernafasan : 42 x/menit, isapan ASI kuat, kulit kemerahan, pusatnya sudah kering,
BB : 3500 gr. Hal ini sesui dengan teori (IImiah, 2015) tanda – tanda vital pada
bayi tingkat pernafasan normalnya 30 -60 x/menit, detak jantung janin normalnya
120 –160 x/menit, suhu tubuh normalnya 36,5 – 37,5. Dan menurut (Wahyuni,
2012) menjelaskan bayi yang normal memiliki tonus otot yang normal, gerakan
aktif, warna kulit normal merah muda (tidak kebiruan), menangis kuat. Asesment
yaitu hasil pengkajian data subyektif dan obyektif ditegakkan berdasarkan keluhan
yang disampaikan ibu dan hasil pemeriksaan oleh bidan terhadap bayi serta telah
140

disesuaikan dengan standar III adalah standar perumusan diagnosa menurut


Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1464/Menkes/ PER
/III/2014,yaitu Bayi Ny.Y.A Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan
(NCB-SMK). Penatalaksanaan pada By Ny. Y.A yaitu pada kunjungan pertama
yaitu menjelaskan ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir, pentingnya
kontak kulit antara ibu dan bayinya, ASI ekslusif, mengajarkan ibu cara cara
mencegah infeksi, cara perawatan tali pusat hal ini sesuai dengan teori (Marmi,
2012) asuhan yang 1 –24 jam pertama lahir dengan mengajarkan orang tua cara
merawat bayi yaitu nutrisi :berikan ASI sesering mungkin atau sesuai keinginan
atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh), berikan ASI saja sampai berusia 6
bulan, cara menjaga kehangatan cara mencegah infeksi dan mengajarkan tanda –
tanda bahaya pada bayi. penatalaksanaan pada By Ny Y.A Pada kunjungan kedua
yaitu mengajarkan mengenali tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir, tetap
melakukan kontak kulit ke kulit dan tetap memberi ASI pada bayinya,
menjelaskan pada ibu tanda bayi cukup ASI, menjelaskan kebutuhan tidur bayi,
menjelaskan pada ibu cara melakukan personal hygine pada bayi yaitu bagaimana
cara memandikan bayi dan bersih daerah genitalia, mengajarkan ibu cara
pencegahan masalah pernapasan. Hal ini sesuai dengan teori menurut (Wahyuni,
2012) asuhan pada bayi 2 – 6 hari yaitu menjelaskan tentang nutrisi pada bayi,
kebutuhan eliminasi pada bayi, menjelaskan kebutuhan tidur bayi, kebersihan
kulit, menjelaskan kebutuhan keamanan (mencegah hipotermi, pencegahan
infeksi, masalah pernafasan, dan pencegahan trauma. Pada kunjungan ketiga yaitu
mengingatkan ibu untuk selalu memberi ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan
tamabahan apapun, mengingatkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya, dan
menilai tanda – tanda bahaya pada bayi, serta selalu menganjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan bayinya. Dari hasil pengkajian tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan tinjauan kasus
D. Nifas
Data subyektif kunjunga 6 jam post partum yang didapat pada Ny Y.A yaitu
Ibu mengatakan bahwa keadaan ibu sekarang baik – baik saja, perutnya sedikit
mules, ibu merasakan sedikit lega dan tenang setelah ibu mengalami
kecemasan, dan juga ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahi serta ibu
belum ada keingnan untuk BAK. Kunjungan kedua yang di dapat dari Ny E.S
yaitu mengatakan kondisinya sekarang mulai membaik, dan pola makan ibu
selalu teratur, dan BAB, BAK lancar, ASI kelur lancar dan banyak. Data
subjektif yang didapat dari pada kunjungan nifas ketiga yaitu ibu mengatakan
sekarang sudah semakin sehat, ASI keluar banyak dan lancar. Data obyektif
yang didapat pada Ny Y.A pada kunjungan pertama 6 jam post partum yaitu
TFU : 3 jari bawa pusat, kontraksi uterus baik (mengeras), perdarahan : 1
pembalut penuh, colostrum kanan/kiri(+/+), lochea rubra. Pada kunjungan
kedua yang di dapat pada Ny Y.A yaitu ASI lancar, TFU pertengahan pusat
simpysis, pengeluaran lochea sanguinolenta (warnahnya merah kuning berisi
darah dan lendir), yang didapat pada kunjungan ke-3 yaitu ASI lancar, TFU
tidak teraba dan pengeluaran lokia alba, hal ini sesuai dengan teori (Maritalia
2014). Menurut (Anggraini, 2013) TFU berdasarkan masa involusi setelah
141

plasenta lahir TFU 3 jari bawah pusat, 1 minggu pertengahan pusat dan
symfisis, 2 minggu tidak teraba diatas simfisis. Menurut (Nugroho, dkk, 2014)
lokkia rubra keluar dari hari hari 1 – 3 warnahnya merah kehitaman ciri – ciri
terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoniumdan
sisa darah, lokia sangulilenta keluarnya 3 - 7 hari, warnah puith bercampur
darah ciri – ciri sisa darah bercampur lendir, lokia alba > 14 hari warnahnya
putih ciri – cirri mengandung leukosit selaput lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati. Assesment yaitu hasil pengkajian data subyektif dan
obyektif, didapatkan berdasarkan keluhan yang disampaikan ibu dan hasil
pemeriksaan oleh bidan serta telah disesuaikan dengan standar II adalah
standar perumusan diagnosa menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia no. 938/Menkes SK /VIII/2014, diagnose yang ditegakan ialah Ny.
Y.A PIII A0 AHIII post partum normal 30 hari. Penatalakasanan pada
kunjunga pertama yaitu makan makanan yan bergizi mengandung kerbohidrat,
protein, vitamin mineral dan buah – buahan, minum air maksimal 14 glas/hari,
menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya maksimal 10 – 12 kali dalam 24
jam, menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK, karena jika kandung
kemih penuh akan menghalangi involusi uterus, menganjurkan ibu menjaga
kebersihan diri, termasuk kebersihan daerah kemaluan, ganti pembalut
sesering mungkin, memotivasi ibu untuk mengikuti KB pasca-salin,
mengajarkan tanda –tanda bahaya pada masa nifas yaitu : demam, perdarahan
aktif, bekuan darah banyak, bau busuk dari vagina, pusing, lemas luar biasa,
kesulitan dalam menyusui, nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari keram
uterus biasa . Hal ini sesui dengan Buku KIA (2015) asuhan yang diberikan
pada pada 6 jam – 48 jam yaitu makan makanan yang beraneka ragam yang
mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur dan buah –
buahan. kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama adalah
14 gelas sehari dan pada 6 bulan kedua adalah 12 gelas sehari, menjaga
kebersihan diri, termasuk kebersihan daerah ,kemaluan, ganti pembalut sesring
mungkin, istirahat cukup, saat bayi tidur ibu istirahat, lakukan stimulasi
komunikasi dengan bayi, sedini mungkin bersama suami dan keluarga dan
layanan KB pasca salin. Penatalaksanaan pada kunjungan kedua
Menginformasikan kepada ibu dan keluarga berdasarkan hasil pemeriksaan
kondisi ibu baik – baik saja menanyakan perasaan ibu terhadap bayinya hasil
akan berusaha belajar untuk merawta bayinya.Hal ini sesuai dengan teori
(Yanti dan Sundawati, 2013) fase taking hold yaitu ibu berusaha belajar
mandiri dan mencoba belajar merawat bayinya. Mengingatkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui dan dalam sehari maksimal minum 14 glas.
Menganjurkan ibu makan makanan yang beraneka ragam yang mengandung
karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral, menjelaskan
tentang personal hyiginedan perawatan perineum yaitu mandi 2 kali sehari,
sikat gigi 2 x/hari, ganti pakian dalam 2 kali sehari, pakian dalam harusterbuat
dari bahan katun sehingga dapat menyerap keringat
142

(Yanti dan Sundawati, 2016), setiap selesai BAK atau BAB siramlah mulut
vagina dengan air bersih basuh dari depan kebelakang hingga tidak ada sisa –
sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina, mengganti pembalut setiap
selesai membersihkan vagina agar mikroorganisme yang ada pada pembalut
tersebut tidak ikut terbawa ke vagina yang baru dibersihkan, keringkan vagina
dengan tisu atau handuk lembut setiap kali selesai membasuh agar tetap kering
dan kemudian kenakan pembalut yang baru, mencuci tangan selesai
membersihakannya, hal ini sesuai dengan teori (Maritalia 2014) untuk
menjaga kebersihan vagina pada masa nifas dapat dilakukan dengan cara
setiap selesai BAK atau BAB siramlah mulut vagina dengan air bersih. Basuh
dari depan kebelakang hingga tidak ada sisa – sisa kotoran yang menempel di
sekitar vagina, bila keadaan vagina terlalu kotor, cucilah dengan sabun atau
cairan antiseptik yang berfungsi untuk menghilangkan mikroorganisme yang
terlanjur berkembang biak di daerah tersebut, mengganti pembalut setiap
selesai membersihkan vagina agar mikroorganisme yang ada pada pembalut
tersebut tidak ikut terbawa ke vagina yang baru dibersihkan dan keringkan
vagina dengan tisu atau handuk menjelaskan kepada ibu untuk selalu
memperhatikan tanda – tanda bahaya. Mengajarkan ibu melakukan perawatan
payudara dan mengajarkan tanda – tanda bahaya dan sekaligus KIE tentang
KB setelah persalinan. Dari hasil pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan tinjauan kasus
E. KB
Asuhan keluarga berencana ini penulis lakukan pada hari ke 30 postpartum.
Hal ini sesuai dengan teori menurut Sulistyawati (2015) yang menyebutkan
pemberian asuhan mengenai penggunaan metode kontrasepsi dilakukan pada 6
minggu postpartum. Pada pengkajian ibu mengatakan saat ini belum mendapat
haid, ibu masimal menyusui bayinya setiap 2-3 jam sekali atau tiap bayi ingin,
ibu b pernah menggunakan KB suntik sebelunya. Hasil pemeriksaan pun
tidak menunjukkan adanya keabnormalan sesuai dengan teori menurut
Walyani (2015) yang menuliskan tekanan darah normalnya 110/80 mmHg
sampai 140/90 mmHg, normalnya nadi 60-80x/menit, pernapasan normalnya
20-30x/menit, suhu badan normal adalah 36,5 C sampai 37,5 C. Asuhan yang
diberikan yaitu berupa konseling tentang berbagai macam kontrasepsi, namun
ibu lebih memilih menggunakan kontrasepsi MOW(Metode Operasional
Wanita). Alasannya ibu tidak ingin mempunyai keturunan lagi.
143

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Setelah penulis melakukan asuhan melakukan asuhan manajemen
kebidanan dengan menggunakan pendekatan berkelanjutan dan
pendokunmentasian secara 7 langkah Varney dan SOAP pada Ny Y.A dari
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana yang
dimulai pada tanggal 14 Maret Sampai 02 April 2022 , maka dapat
disimpulkan:
1. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kehamilan kepada Ny E.P.T
dengan keadaan ibu dan janin baik dengan resiko tinggi. Penulis
melakukan 2 kali kunjungan dan pada setiap kunjungan penulis
melakukan KIE tentang kebutuhan nutrisi, zat besi dan pemberian tablet
tambah darah. .
2. Mahasiswa mampu melakukan asuhan pada ibu nifas yang dilakukan
pada 2 jam post partum hingga 14 hari post partum. Tidak ditemukan
adanya penyulit pada Ny.Y.A pada setiap kunjungan.
3. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kepada bayi baru lahir Ny. Y.A
dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 3.800 gram, panjang badan
54 cm, bayi menetek kuat, bergerak aktif dan tidak ada kelainan pada
bayi. Selain itu penulis juga melakukan pemantauan mulai dari 2 jam
pertama, 6 jam pertama, hari ke-5, dan hari ke-14. Setiap kunjungan
tidak ditemukan adanya kelainan pada bayi baik tanda-tanda vital,
maupun fisik bayi, asuhan yang diberikan sesaui dengan asuhan yang
harus diberikan pada setiap kunjungan.
4. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keluarga berencana dengan
Ny.Y.A memilih : Metode Amenorhea Laktasi (MAL).
144

B. Saran
Sehubungan dengan simpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Lahan Praktek
Asuhan yang sudah diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya
lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang
lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap
asuhan kebidanan sesuai dengan teori mulai dari kehamilan, persalinan,
nifas dan BBL.
2. Prodi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kupang
Meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan penyediaan
sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa
sehingga dapat menghasilkan bidan yang mampu mengetahui permasalahan
yang timbul pada ibu hamil.
3. Bagi Profesi Bidan
Meningkatkan pelayanan yang komperhensif pada setiap pasien/klien agar
dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
4. Bagi Pasien
Agar klien/ibu memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan keadaan 
kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan nyaman
karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya pengawasan pada saat
hamil, bersalin, nifas dan BBL dengan melakukan pemeriksaan rutin di
fasilitas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai