Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2013 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia 210 per 100.000 kelahiran hidup, AKI di negara
berkembang 230 per 100.000 kelahiran hidup dan AKI di negara maju 16 per
100.000 kelahiran hidup. AKI di Asia Timur 33 per 100.000 kelahiran hidup, Asia
Selatan 190 per 100.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 140 per 100.000
kelahiran hidup dan Asia Barat 74 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Pada tahun 2013 AKI di Indonesia mencapai 190 per 100.000 kelahiran
hidup. Bila dibandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura, angka
tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka dari negara negara tersebut
dimana AKI Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 120 per 100.000
kelahiran hidup dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Menurut WHO, pada
tahun 2013 AKB di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di negara
berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di negara maju 5 per 1.000
kelahiran hidup. AKB di Asia Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43
per 1.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Asia
Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Berdasarkan SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) 2012,
menunjukkan bahwa secara nasional AKI di Indonesia meningkat drastis
mencapai 359/100.00 dibandingkan pada tahun 2007 yaitu 228/100.000 kelahiran
hidup dari 34/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2012). Angka ini
masih jauh dari target tujuan pembangunan milenium (millenium development
goals/MDGs) 2015, yaitu untuk AKI di Indonesia tahun 2015 mencapai
102/100.000 kelahiran hidup dan untuk AKB dari 34/100.000 menjadi 23/1000
kelahiran hidup dan menurunkan prevalensi gizi kurang balita menjadi 15% pada
tahun 2015, termasuk tidak terjadi lagi kasus penculikan dan perdagangan bayi
baru lahir (zero toleran) di Puskesmas dan Rumah Sakit (SDKI, 2012)

1
Upaya upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan higga kelahiran,
masa nifas dan masa pertumbuhan bayi dan anknya antara lain melalui
peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar sehingga dapat menekan AKI
dan AKB. Hasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dan bersalin dapat dinilai
dengan menggunakan indikator K1 Dan K4 serta upaya agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Pencapaian upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator
cakupan pelayanana kesehatan ibu nifas (KF3) yang berkualitas sesuai standar.
Selain itu, dilakukan juga upaya pelayanan kesehatanneonatal sesuai standar
yaitu pelayanan neonatal saat lahir dan pelayanan kesehatan saat kunjungan
neonatal sebanyak 3 kali (profil kemenkes RI, 2012)
Pada tahun 2012 di Indonesia, presentase ibu hamil yang mendapat
pelayanan antenatal (K1) sebanyak 95,71 %, pelayanan antenatal lengkap (K4)
sebanyak 90,18%, persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
(cakupan Pn) sebanyak 88,64%, persentase pelayanan kesehatan ibu nifas
(cakupan KF3) sebanyak 85,16%, persentase pelayanan kesehatan neonatal
(cakupan KN lengkap) sebanyak 87,79% dan persentase peserta KB aktif
menurut metode atau alat kontrasepsi adalah suntikan sebanyak 46,84%, Pil
sebanyak 25,13%, IUD sebanyak 11,53%, implant sebanyak 9,17%, kondom
sebanyak 3,13%, MOW sebanyak 3,49%, dan MOP 0,70% (Profil Kemenkes RI,
2012)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan dengan penerapan
manajemen kebidanan pada kehamilan normal trimester III dengan
menggunakan SOAP di Puskesmas Terara Ruang KIA.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data
subjektif yang didapat dari Ny. N dengan kehamilan trimester III.
b. Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data
objektif N dengan kehamilan trimester III.

2
c. Mampu menegakkan diagnose berdasarkan data subjektif dan data
objektif dalam assesment pada kasus N dengan kehamilan trimester III.
d. Menyusun perencanaan, implementasi, dan mengevaluasi respon
ibu
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan kepada N dengan
kehamilan trimester III.
e. Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk catatan
SOAP.

C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran
terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pelayanan antenatal
2. Bagi Puskesmas Terara
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas Terara dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan
Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Normal sesuai standar pelayanan
sehingga dapat mengoptimalkan penurunan angka kematian ibu dan bayi.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mengerti mengenai penatalaksanan pada ibu hamil normal, dan
mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada ibu hamil normal dan
mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.
4. Bagi Ny. N
Mengetahui tentang keadaan kehamilannya secara keseluruhan, dan dapat
mengetahui arti penting pemerikasaan kehamilan untuk mencegah terjadinya
komplikasi kehamilan dan persalinan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori

3
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan
dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba, 2010).
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga
terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir
(Sumber : Alzam Faisal, 2009).
Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses
patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal
tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-
intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2009).
Dari definisi kajian penulis maka disimpulkan kehamilan adalah masa
dimana wanita membawa embrio dalam tubuhnya yang diawali dengan
keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu
dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan
bertumbuh yang membuat terjadinya proses konsepsi dan fertilisasi sampai
lahirnya janin.
2. Tanda dan gejala kehamilan
Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan
ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala
kehamilan.
Tanda/gejala kehamilan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu:
a. Tanda tidak pasti kehamilan
1) Amenorhoe (tidak dapat haid)
2) Nausea (mual) dan emesis (muntah)
3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
4) Mamae menjadi tegang dan membesar
5) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
6) Sering kencing
7) Obstipasi
8) Pigmentasi kulit
9) Epulis
10) Varises (penekanan vena vena)

4
b. Tanda tanda kemungkinan hamil
1) Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim.
2) Perubahan pada serviks.
3) Balotemen.
4) Meraba bagian anak.
5) Pemeriksaan biologis.
6) Pembesaran perut.
7) Tanda Chadwick.
c. Tanda pasti kehamilan
1) Pada perabaan di bagian perut dirasakan adanya janin serta
gerak janin.
2) Bila didengarkan menggunakan alat Doppler maka akan
terdengar detak jantung janin.
3) Pada pemeriksaan USG dilihat gambaran janin.
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat gambaran rangka janin.
3. Perubahan Pada Kehamilan Trimester III ( Ajeng, N. 2012)
a. Perubahan fisiologis
1) Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000
gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan
dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk uterus
seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu,
uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali
seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara
besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui
antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil
fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari
diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada
kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara jarak pusat dan
prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri
terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila
pertumbuhanjanin normal, maka tinggi fundus uteri pada kehamilan
28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36
minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun
kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal

5
ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan
masuk kedalam rongga panggul.
Pada trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri
dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah
rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas
uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas
yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah
yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik.
Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.
2) Serviks
Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas
kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi
sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka
saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian
bawah janin kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak
menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu
diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang
memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan
melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu
kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang
sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain
itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada

6
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih
mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
3) Vagina Dan
Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami
perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan
vula tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna
porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna
akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan
nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi
kecelakaan pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan
banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan
terakhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
4) Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini
berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
5) Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume
eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh
lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi
lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi 120
g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total
lebih besar daripada wanita tersebut ketika tidak hamil. Bersamaan
itu, jumlah sel darah putih meningkat ( 10.500/ml), demikian juga
hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan
curah jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup,
akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat 15%. Setelah
kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan
tekanan darah.
6) Sistem Respirasi

7
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil
bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan
kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas
meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek
ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan
tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri
lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar
keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum
hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang
memperhatikan penampilan badannya.
7) Traktus Digestivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi
cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter
esopagus bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi regorgitasi isi
lambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn).
Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di
lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan motilitas.
Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
menyebabkan konstipasi, merupakan salah satu keluhan utama
wanita hamil.
8) Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan
sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan
kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh
adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan
sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%.
Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi
seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak
yang dikeluarkan.
9) Metabolisme Dalam Kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada
trimester III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari

8
pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu
ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk
mendapatkan tambahan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam
keadaan biasa wanita hamil cukup hemat dalam hal pemakaian
tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang-
tulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester terakhir.
Makanan tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5 gr
kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium tertahan dalam badan untuk
keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk pertumbuhan
janin tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium dalam serum
memang lebih rendah, mungkin oleh karena adanya hidremia, akan
tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga dapat
menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani.
Segera setelah haid terlambat, kadar enzim diamino-oksidase
(histamine) meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil ke 200
satuan dalam masa hamil 16 minggu. Kadar ini mencapai puncaknya
sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 minggu dan seterusnya
sampai akhir kehamilan.Pinosinase adalah enzim yang dapat
membuat oksitosin tidak aktif. Pinosinase ditemukan banyak sekali di
dalam darah ibu pada kehamilan 14-38 minggu.
b. Perubahan Psikologis
Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan
kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri
persalinan, dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan.
Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh
dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung
serta merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya
selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari
suami, bidan dan keluarganya.
Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh
kewaspadaan).

9
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,
dan tidak menarik
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat
waktu.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4) Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak
normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan
kekhawatirannya.
5) Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
6) Merasa kehilangan perhatian.
7) Perasaan mudah terluka atau sensitif.
4. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester III
a. Haemoroid
Penyebab :
1) Pelebaran vena dari anus
2) Hemoroid dapat bertambah besar dalam kehamilan karena
adanya kongesti darrah dalam rongga panggul
3) Relaksasi dari otot halus pada bowel, memperbesar konstipasi
dan tertahannya gumpalan.
Penanganan :
1) Hindari konstipasi dan usahakan BAB yang teratur
2) Beri rendam duduk hangat/dingin
3) Bila mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali
hemoroid ke dalam anus dengan pelan-pelan
4) Bersihkan anus dengan hati-hati sesudah defekasi
5) Olesi jeli ke dalam rectum sesudah defekasi
6) Konsul ke dokter sebelum menggunakan obat hemoroid.
b. Sering Kencing
Biasanya ibu merasa sering ingin kencing. Ini terjadi karena kandung
kencing tertekan oleh uterus yang sudah sangat besar, selain itu juga
dipengaruhi oleh hormon Aldosteron yang dapat meningkatkan
vaskularisasi pembuluh darah.
Penangannya :
1) Kurangi minum waktu akan tidur, agar istirahat tidak terganggu
2) Kegel exercise otot pubis
3) Bila ada keluhan saat BAK rujuk ke dokter, gunakan pembalut
kalau perlu
4) Tentramkan hati ibu dengan memberi penjelasan bahwa
keadaan ini adalah fisiologis.

10
c. Gangguan Pernapasan
Nafas dangkal terjadi pada 50% wanita hamil, ekspansi diafgrama
terbatas karena pembesaran uterus, dimana rahim membesar mendesak
diafragma ke atas
Penanganan :
1) Latihan nafas melalui senam hamil
2) Tidur dengan bantal yang tinggi
3) Makan tidak terlalu banyak
4) Konsul ke dokter bila ada kelainan asma dll
5) Berikan penjelasan bahwa hal ini akan hilang setelah
melahirkan
d. Oedema
Penyebab :
1) Peningkatan sodium yang banyak.
2) Meningkatnya permeabilitas kapiler sehubungan dengan
peningkatan hormon estrogen
3) Peningkatan tekanan vena
4) Varices vena dengan kongesti
5) Defisiensi diet protein
Penanganan :
1) Meningkatkan periode istirahat, berbaring pada posisi miring
kiri
2) Tinggikan kaki bila duduk dan kenakan stoking
3) Tingkatkan intake protein
4) Menurunkan intake KH selama retensi cairan di jaringan
5) Minum 6-8 gelas cairan sehari untuk membantu diuresis
natural
6) Anjurkan klien untuk melaporkan tanda toxemia, pre-eklampsi,
oedema, kelebihan BB, sakit kepala, pandangan kabur, penurunan
urine output.
e. Gatal-gatal
Gatal-gatal terjadi pada perut paha payudara maupun pada bagian
lain terutama pada lipatan-lipatan
Penyebab :
1) Perenggang kulit
2) Peningkatan pengeluaran keringat
Cara mengatasi
1) Potong dan bersihkan kuku agar jika tergaruk tidak berbekas

11
2) Jaga kebersihkan kulit
3) Mandi guyur minimal 2x sehari
4) Kurangi pemakaian sabun
f. Ulu hati terasa panas
Penyebab :
1) Kelambatan pengosongan lambung
2) Lambung terdesak oleh Rahim
Cara mengatasi :
1) Jangan mengkonsumsi makanan yang memproduksi gas
seperti kubis, nangka, sawi dan durian
2) Hindari mengkonsumsi makanan yang berlemak dan porsi
besar
3) Minum sedikit susu atau teh hangat
g. Sembelit atau susah buang air besar (BAB)
Penyebab
1) Peningkatan penyerapan air oleh usus
2) Konsumsi tablet zat besi
3) Kurang minum
4) Kurang mengkonsumsi makanan berserat
5) Kurang gerak badan
6) Penekanan usus oleh pembesaran Rahim
Penangannya :
1) Berikan minum 6 gelas sehari
2) Diet mengandung tinggi serat
3) Exercise ringan
4) Tidak boleh memberikan obat-obat yang mengandung laxatif
5) Berikan penjelasan keadaan yang sedang dialami
6) Keputihan
Penyebab :
1) Pengaruh hormonal
2) Peningkatan produksi lender
Cara mengatasi :
1) Jangan membilas bagian dalam liang senggama
2) Kenakan pembalut wanita dan segera ganti jika sudah basah.
3) Jaga kebersihan alat kelamin (bersihkan dari arah depan ke
arah belakang)
4) Jika gatal, bau menusuk, ada perubahan sifat dan warna
segera laporkan dan konsultasikan pada tenaga kesehatan.
h. Varises
Penyebab :
1) Keturunan
2) Pengaruh hormon kehamilan
3) Pembesaran rahim yang menghabat aliran darah
4) Mengejan saat buang air besar

12
Cara mengatasi :
1) Jangan terlalu lama berdiri atau duduk
2) Hindari pakaian ketat
3) Cukup bergerak
4) Jangan mengejan terlalu kuat saat buang air besar
5) Berbaring dengan kedua kaki ditinggikan misalnya dengan
diganjal bantal
i. Sakit Kepala
Penyebab :
1) Ketegangan emosional
2) Ketegangan pada mata (gangguan atau masalah pada mata)
Cara mengatasi
1) Santai dan istirahat
2) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika berlangsung terus
menerus
j. Nyeri Punggung
Penyebab : Perubahan keseimbangan tubuh oleh pembesaran perut,
penarikan otot akibat pembesaran rahim, tertekannya pembuluh-
pembuluh darah dan terganggunya peredaran darah karena pembesaran
rahim, tertekannya tulang Lumbalima dan tulang Ekor oleh kepala janin
yang sudah memasuki pintu atas panggul.
Cara mengatasi ;
1) Santai dan istirahat
2) Tidur dengan posisi miring kiri
3) Latihan menggoyangkan pinggul
5. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
a. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan antepartum/perdarahan pada kehamilan lanjut adalah
perdarahan pada trimester dalam kehamilan sampai bayi
dilahirkan(Pantiawati,2010).
Pada Kehamilan usia lanjut,perdarahan yang tidak normal adalah
merah,banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu disertai dengan rasa
nyeri (Asrinah,2010).
b. Sakit Kepala yang Berat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan,dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.Sakit kepala yang serius
adalah sakit kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat.Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu

13
mungkin merasa penglihatannya kabur atau berbayang.Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsi.
c. Penglihatan Kabur
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah
dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal. Masalah
visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan kabur dan
berbayang. Perubahan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan
mungkin menandakan pre-eklampsia (Pantiawati,2010)
d. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan
Pada saat kehamilan,hampir seluruh ibu hamil mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan hilang
setelah beristirahat dengan meninggikan kaki.Bengkak bisa menunjukan
adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan,tidak hilang
setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain .Hal ini
dapat pertanda anemia,gagal jantung atau pre-eklampsia
e. Keluar Cairan per Vagina
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III. Ibu
harus dapat membedakan antara urine dengan air ketuban.Jika
keluarnya cairan ibu tidak terasa,berbau amis dan berwarna putih
keruh,berarti yang keluar adalah air ketuban.Jika kehamilan belum cukup
bulan,hati-hati akan adanya persalinan preterm (< 37 minggu) dan
komplikasi infeksi intrapartum .
f. Gerakan Janin Tidak Terasa
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke-5
atau ke-6,beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih
awal.Jika bayi tidur gerakan bayi akan melemah.Gerakan bayi akan lebih
mudah terasa jika ibu berbaring untuk beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik.Bayi harus bergerak 3x dalam 1 jam atau minimal
10x dalam 24 jam.Jika kurang dari itu,maka waspada akan adanya
gangguan janin dalam rahim,misalnya asfiksia janin sampai kematian
janin.
g. Nyeri Perut yang Hebat

14
Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his
seperti pada persalian.Pada kehamilan lanjut,jika ibu merasakan nyeri
yang hebat,tidak berhenti setelah beristirahat,disertai tanda-tanda syok
yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk dan
disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok,maka kita
harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio placenta
Nyeri perut yang hebat bisa berarti apendiksitis,kehamilan
etopik,aborsi,penyakit radang pelviks,persalinan
preterm,gastritis,penyakit kantong empedu,iritasi uterus,abrupsi
placenta,infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya (Asrinah,2010)
6. Kebutuhan Pada Kehamilan Trimester III
a. Oksigen
Oksigen penting dalam pembentukan energi agar produktivitas kerja dan
tubuh tidak cepat lelah.
b. Nutrisi
Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik,
tetapi jangan berlebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-
sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu
kurangi makanan terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti
garam, ikan asin, telur asin, tauco dan kecap asin) karena makanan
tersebut akan memberikan kecenderungan janin tumbuh besar dan
merangsang timbulnya keracunan saat kehamilan.
c. Personal Hygiene
Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, seperti mandi dua kali
sehari, mengganti pakaian dalam setiap kali terasa lembab,
menggunakan bra yang menunjang payudara dan pakaian yang
menyerap keringat.
d. Eliminasi
Lebih banyak cairan yang dikeluarkan melalui ginjal sebagai air seni dan
perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar,
sehingga buang air besar mengalami obstipasi (sembelit). Sembelit dapat
terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu

15
hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan untuk meningkatkan gerak,
banyak makan makanan berserat (sayur dan buah-buahan).
e. Seksualitas
Kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan
seksual asalkan dilakukan dengan hati-hati dan dengan cara yang benar.
Perlu diketahui keinginan seksual ibu hamil tua sudah berkurang karena
berat perut yang makin membesar dan tekniknya pun sudah sulit
dilakukan.
f. Mobilisasi dan Body Mekanik
Ibu hamil harus mengetahui bagaimana caranya memperlakukan diri
dengan baik dan kiat berdiri duduk dan mengangkat tanpa menjadi
tegang. Body mekanik (sikap tubuh yang baik) diinstruksikan kepada
wanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari hari
yang aman dan nyaman selama kehamilan.
g. Senam Hamil
Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun memberikan banyak
manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan, antara lain
dapat melatih cara mengedan yang benar.
h. stirahat dan Tidur
Istirahat bagi ibu hamil meringankan urat syaraf atau mngurangi aktifitas
otot.

B. Konsep Dasar Asuhan


1. Definisi
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara
berkala untuk menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi
pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan
intervensi dasar yang dilakukan (Ika dan Saryono, 2010).
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi
yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko
kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap
kehamilan (Mufdillah, 2009). Pelayanan Antenatal adalah pelayanan

16
kesehatan oleh tenaga professional (Dokter spesialis kandungan, Dokter
umum, Bidan, Perawat) untuk ibu selama masa kehamilanya.
2. Tujuan ANC
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial pada ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI ekslusif
f. Memepersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
3. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal:
1) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 28).
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 36
dan sesudah minggu ke 36).
4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada
gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknakes,
2003:45).
4. Standar Asuhan Kebidanan
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah
sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :
Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk 10 T, yaitu:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
b. Ukur tekanan darah.
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
d. Ukur tinggi fundus uteri.
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

17
f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan.
g. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
h. Test laboratorium (rutin dan khusus).
i. Tatalaksana kasus.
j. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
5. Pemeriksaan kehamilan
a. Anamnesis
1) Informasi mengenai perkawinan
2) Keluhan
3) Amenore
4) Riwayat kehamilan sebelumnya
b. Inspeksi
Dilakukan untuk mengetahui keadaan yang berhubungan dengan
kehamilan, mulai dari kepala sampai kaki.
c. Palpasi
1) Palpasi Leopold
Suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan
yaitu merasakan bagian yang terdapat pad perut ibu hamil dengan
menggunakan tangan pemeriksadalm posisi tertentu atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara tertentu dengan
tingkat tekanan tertentu.
Teori ini dikembangkan oleh Cristian Gerhard Leopold.
Pemeriksaan ini sebaiknyaa dilakukan setelah usia kehamilaan 24
minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba.
Teknik pemeriksaan bertujuan untuk menentukan posisi dan letak
janin paadaa uterus, untuk memastikan usia kehaamilan ibu dan
berat janin. Pemeriksaan palpasi leopold sulit untuk dilakukann pada
ibu hamil yang gemuk ( dinding perut yang tebal) daan mengalami
polihidramnion. Pemeriksaan ini kadang menjadi tidak nyaman bagi
ibu hamil jika tidak dipastikan dalam keadaan santai dan diposisikan
scara memadai.
a) Leopold I
Tujuan :
untuk menentukan usia kehamilan dan bagian janin apa yang ada
di fundud uteri.
Teknik leopold I :

18
Memposisikan ibu dengan lutut fleksi dan pemeriksa
menghadap kearah ibu.
Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan
dari arah samping umbilical.
Kedua tangan meraba fundud dan menentukan TFU.
Meraba bagian fundus dengan menggunakan ujjung keua
tangan, tentukan bagian janin.
Hasil Leopold I:
Apabila kepala janin teraba dibagian fundus, yang akan
teraba adalah keras, bundar dan melentting.
Apabila bokong janin yang teraba dibagian fundus, yang
akan teraba dalah lunak, kurang bundar, dan kurang
melenting.
Apabila posisi janin melintang pada Rahim, maka pada
fundus teraba kosong.
b) Leopold II
Tujuan :
Menentukan letak punggung janin, menentukan bagian janin yang
berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan letak
kepala janin, menentukan batas samping uterus, dan menentukan
dimana letaknya punggung janin dan dimana letaknya bagian-
bagian kecil.
Teknik Leopold II:

19
Posisi ibu masih dengan lutut fleksi dan pemeriksa
menghadap ibu.
Meletakkan tangan kiri di dinding perut lateral kanan
dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu
secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dana kanan, kemudian geser
kearah bawah rasakan adanya bagian rata dan memanjang
(punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas)
Hasil Leopold II :
Bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung,
kaku/ tidak dapaat digerakkan.
Bagian-bagian kecil (tangandan kaki) : akan teraba
kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan
teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
Punggung janin teraba membujur dari atas kebawah
pada letak kepala.
Pada letak lintang ditemukan kkepala.
c) Leopold III
Tujuan :
Untuk menentukan bagian janin apa yang terdapat di bagian
bawah perut ibu dan apakah bagian tersebut sudah memasuki
pinti atas panggul.
Teknik Leopold III:

20
Posisi ibu masih dengan lutut fleksi dan pemeriksa
menghadap ibu.
Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri
bawah, telapak tangan kanan dibawah perut ibu.
Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian
untuk menentukan bbagian terbawah janin.
Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat
jari lainnya kemudian goyang bagian terbawah janin.
Hasil leopold III:
Bagian keras hamper bulat homogeny adalah kepala
sedangkan tonjolan lunak dan kurnag simetris adalah bokong.
Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP,
maka saat bagian ternawah janin digoyangkan, sudaah tidak
bisa.
d) Leopold IV
Tujuan :
Untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat
dibagian bawah perut ibu dan menentukan apakah janin sudah
masuk PAP atau berapa jauh masukya bagian terbawah dalam
PAP.
Teknik Leopold IV:

21
Pemeriksa menghadap kaki ibu, dengan posisi kaki ibu
lurus.
Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung jari tangan kiri dan
kanan berada pada tepi atas simfisis.
Menemukan kedua ibu jari kanan dan kiri
kemudianrapatkan semua jari-jari tangan yang meraba dinding
bawah uterus
Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari : bertemu
(konvergen) atau tidak bertemu (Divergen).
Memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah janin (bila persentasi kepala upayakan
memegang bagian kepala didekat leher dan bila persentasi
bokong upayakan untuk memegang pinggang janin.
Memfiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul
kemudian meletakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah
memasuki pintu atas panggul.
Hasil Leopold IV :
Apabila kedua jari tangan pemeriksa bertemu
(konvergen) berarti bagian terendah janin belum memasuki
pintu atas panggul.

22
Apabila kedua jari tangan pemeriksa membentuk jarak
atau tidak bertemu (divergen) maka bagian terendah janin
sudah memasuki pintu atas panggul (PAP).
Bila belum masuk terba balotment kepala.
Penurunan kepala dinilai dengan perlimaan jari : 5/5
(seluruh bagian jari masih meraba kepala, kepala belum
masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian
kepala yang sudah masuk PAP 4 bagian), dan seterusnya
sampai 0/5 (seluruh kepala sudah memasuki PAP).
2) Menurut Knebel
Palpasi dilakukan untuk menentukan letak kepala.
Bagian bawah dipegang dan fundus uteri digerakkan kiri-kanan. Jika
gerakan bagian bawah negative, berarti kepala. Jika positif, berarti
bokong.
3) Menurut Budin
Palpasi dilakukan untuk menntukan letak punggung.
Tangan kiri menekan fundus uteri kebawah, akan dirasakan bagian
mana yang memberi tahanan terbesar.
d. Auskultasi
Untuk menghitung DJJ. Dengan cara pastikan tempat yang tepat untuk
eletakkan funduscope pada perut ibu (didaerah punggung dekat kepala
janin). Funduscope diletakkan lurus pada dinding perut, tempelkan telinga
kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi denyut jantung janin. Apabila dinding
perut cukup tebal, sehingga sulit untuk mendengarkan bunyi jantung
janin, pindahkan ujung funduscope pada dinding perut yang relative tipis
yaitu sekitar 3 cm dibawah pusat. Raba denyut nadi ibu pada
pergelangan tangan. Periksa denyut jantung dengan cara membedakan
bunyi yang didengar dengan nadi ibu. Hitung jumlah denyut jantung janin
delam 1 menit penuh. Untuk menentukan irama denyut jantung janin
dapat dilakukan perhitungan setiap 5 detik sebayak 3 kali pemeriksaan,
dengan nterval 5 detik antara masing-masing perhitungan. Jumlahkan
ketiga hasil kemudian dikalikan 4. Kemudian catat hasil pemeriksaan.
6. Cara Menentukan Usia Kehamilan

23
Dengan cara Mc. Donald : posisi uterus ditengahkan, letakkan ujung
metelin pada simfisis. Kemudian ukur sampai dengan fundus uteri maka
akan terlihat hasil dalam cm.
Pemeriksaan Fundus Uteri untuk menentukan usia kehamilan

Menentukan Usia Kehamilan Menurut Leopold


Usia
No Kehamial Besar uterus Tinggu fundus uteri
an
1. 4 Minggu Lebih besar dari Belum teraba (palpasi)

biasa

2. 8 Minggu Telur bebek Belum teraba

3. 12 Telur angsa 3 jari atas simpisis

4. Minggu Kepala bayi pusat - simpisis

5. 16 Kepala dewasa 3 jari bawah pusat

6. Minggu Kepala dewasa Sepusat

7. 20 Kepala dewasa 3 jari atas pusat

8. Minggu Kepala dewasa pusat Px

9. 24 Kepala dewasa 1 jari bawah Px

10. Minggu Kepala dewasa 3 jari bawah Px

28

24
Minggu

32

Minggu

36

Minggu

40

Minggu

Menentukan Usia Kehamilan Menurut Mc Donald

Usia Kehamilan TFU (cm)


12 minggu -
16 minggu -
20 minggu 20 cm ( 2 cm)
22-27 minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm ( 2 cm)
28 minggu 28 cm ( 2 cm)
29-35 minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm ( 2 cm)
36 minggu 36 m ( 2 cm)

7. Menghitung perkiraan berat badan janin


a. Rumus Jhonson
Bila bagian terendah janin masuk PAP :
PBBJ = (TFU 11) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk PAP :
PBBJ = (TFU 12) x 155.
b. Rumus Jhon Woo
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = (TFU x Lingkar Perut Ibu)

25
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. N

DENGAN KEHAMILAN NORMAL TRIMESTER III

DI PUSKESMAS TERARA

Tanggal / waktu pengumpulan data : 29 Mei 2017 / 10.00 WITA


Tempat pengumpulan data : Ruang KIA Puskesmas Terara

A. DATA SUBJEKTIF (S)


Identitas / Biodata
Nama Klien : Ny. N Nama Suami : Tn. M
Umur : 20 tahun Umur : 24 tahun
Suku Bangsa : Sasak Suku Bangsa : Sasak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
No Hp :
Alamat lengkap : Terara utara, Kecamatan Terara, Lombok Timur

Anamnesa Kebidanan
1. Tujuan / alasan kunjungan: Ibu hamil 8 bulan ingin memeriksakan
kehamilannya.
2. Keluhan utama: tidak ada
3. Ketidaknyamanan pada kehamilan : Ibu mengatakan sering kencing
sejak 1 minggu .
4. Tanda tanda bahaya: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
tanda-tanda bahaya.

26
5. Riwayat Sosial Ekonomi
a. Status perkawinan : sah
Menikah : 1 kali
Lama : 1 thn
b. Bahasa yang digunakan di rumah: Bahasa Sasak
c. Kebiasaan hidup sehat :
1) Merokok : Tidak pernah
2) Minum alkohol : Tidak pernah
3) Konsumsi NAPZA : Tidak pernah
4) Minum jamu : Tidak pernah
5) Lain-lain : Tidak ada
d. Dukungan dari suami / keluarga mengenai kehamilan: mendukung,
seperti membantu pekerjaan rumah tangga.
e. Status kesehatan suami: sehat
f. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan: ibu mengatakan
senang atas kehamilannya.
g. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan: tidak ada.
h. Hubungan seks selama kehamilan:
1) Dilakukan atau tidak : Masih dilakukan
2) Frekuensi : 1 x sebulan
3) Kekhawatiran : Tidak ada
i. Pengambilan keputusan dalam keluarga: Suami
j. Rencana tempat melahirkan dan penolong persalinan: Puskesmas
k. Persiapan persalinan:
1) Transportasi : Sepeda Motor
2) Pendamping persalinan : Suami dan
keluarga
3) Alat alat dan pakaian ibu beserta bayi : Sudah siap
4) Donor darah : ibu kandung
6. a. Riwayat kesehatan / penyakit yang pernah atau sedang diderita
1) Jantung : tidak pernah
2) Hipertensi : tidak pernah
3) Diabetes Melitus : tidak pernah
4) Asma : tidak pernah
5) Tuberkolosis : tidak pernah
6) Penyakit Ginjal : tidak pernah
7) Riwayat alergi : tidak pernah
8) Gangguan Mental : tidak pernah
9) Sirce cell disease : tidak ada
10) Lain lain : tidak ada
b. Riwayat penyakit keluarga (penyakit menular / penyakit keturunan
keturunan kembar):
Jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada

27
Diabetes Mellitus : Tidak ada
Keturunan kembar : Tidak ada
Sirce cell disease : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Epilepsi : Tidak ada
Kelainan mental : Tidak ada
Kelainan congenital : Tidak ada
Lain lain : Tidak ada
7. Riwayat penyakit menular seksual
: Belum pernah
periksa diagnosis dan pengobatan seksual
Riwayat
transmitted
infection termasuk
Pengeluaran AIDS
vagina yang abnormal : Tidak pernah
Luka dan pembengkakan pada vaginal : Tidak pernah
Rasa nyeri pada saat berkemih : Tidak pernah
Diare yang berkelanjutan lebih dari 1 bulan : Tidak pernah
8. Riwayat Operasi
Operasi atau luka pada pelvis : Tidak pernah
Tranfusi darah : Tidak pernah

9. Riwayat Ginekologi
Salpingetomy : Tidak pernah
Pengobatan infertilitas : Tidak pernah
Kehamilan ektopik : Tidak pernah
Operasi pada vagina, pelvic, dan uterus : Tidak pernah
10. Riwayat Menstruasi
Usia Menarche : 12 tahun
Siklus menstruasi : 28 hari
Lama menstruasi : 7 hari
Jumlah darah : 3x ganti pembalut / hari
Rasa sakit pada saat menstruasi atau dismenorhea: Tidak ada
11. Riwayat Kontrasepsi
Metode yang pernah dipakai : Belum
pernah
Lama penggunaan kontrasepsi sebelum hamil :-
Kapan berhenti dan alasannya :-
Rencana kontrasepsi : Suntik 3
bulan
12. Riwayat kehamilan ini
a. Hamil ke :1
b. HPHT : 30 oktober 2016

c. Umur kehamilan menurut ibu : 8 bulan


d. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : 5 bulan

28
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : >10 kali
e. Keluhan yang dirasakan selama kehamilan :
Trimester I : Pusing
Trimester II : Tidak ada
Trimester III : Tidak ada
f. Tanda bahaya / penyulit : Tidak ada
g. Riwayat ANC : 7 kali di Puskesmas dan
posyandu.
h. Imunisasi TT : TT1 : 16-11-2016
TT2 : 10-12-2016
i. Kekhawatiran kekhawatiran khusus : Tidak ada
j. Obat yang dikonsumsi / termasuk jamu : FE, Kalk, B
Complex

13.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Hamil UK Riwayat Persalinan Masalah/Penyakit Anak


Ke
Tempat Penolong Jenis H P N JK BBL H/M Usia sekarang

I Ini

14. Riwayat Diet / Gizi yang dikonsumsi / makan sehari hari (sebelum
dan selama hamil):

Sebelum Hamil Selama Hamil


Frekuensi makan 3 kali sehari 3 4 kali sehari
Porsi makan 1 piring 1 piring
Menu / jenis makan Nasi, sayur, lauk, Nasi, lauk, sayur,
buah. buah, tempe, ikan
Perubahan / Tidak Ada Tidak ada
masalah makan
yang dialami
Frekuensi minum 7-8 gelas/hari 8 gelas/hari
Makan terakhir Tanggal 29 Mei 2017 pukul 08.00 WITA
Minum terakhir Tanggal 29 Mei 2017pukul 08.30 WITA

29
15. Pola eliminasi:

BAB Sebelum Hamil Selama Hamil


Frekuensi 1 kali sehari 1 kali sehari
Konsistensi Lunak Lunak
Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada
BAB terakhir Tanggal 29 Mei 2017pukul 05.00 WITA

BAK Sebelum Hamil Selama Hamil


Frekuensi 6-7 kali sehari 8-9 kali sehari
konsistensi Cairan jernih Cairan jernih
Kesulitan Tidak Ada Sering kencing
BAK terakhir Tanggal 29 Mei 2017pukul 08.00 WITA

16. Beban kerja / aktivitas sehari hari : Pekerjaan rumah tangga


17. Pola istirahat dan tidur

Pola Tidur dan Sebelum Hamil Selama Hamil


Istirahat
Siang 1 jam 30 menit
Malam 8 jam 8 jam
Masalah/gangguan Tidak ada Tidak ada

30
18. Personal Hygiene: mandi / ganti pakaian / dll.

Sebelum Hamil Selama Hamil


Mandi 2 kali sehari 3 kali sehari
Gosok Gigi 2 kali sehari 3 kali sehari
Ganti Pakaian 2 kali sehari 3-4 kali sehari
Masalah/gangguan Tidak ada Tidak ada

B. DATA OBYEKTIF (O)


1. Keadaan umum : Baik
Keadaan emosi : Stabil
Kesadaran : Composmetis
Keadaan emosional : Baik
Postur tubuh : Normal
HTP : 06-08-2017
Usia Kehamilan : 8 bulan
Berat badan : 59 kg
BB sebelum kehamilan : 47 kg
Kenaikan BB selama hamil : 12 kg
Tinggi badan : 148,8 cm
IMT : 21,17 cm
2. Tanda tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg Denyut nadi : 80 x/mnt
Suhu tubuh : 36,7 o C Pernafasan : 22 x/mnt
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Warna rambut : hitam
2) Distribusi : merata
3) Kebersihan kulit kepala : bersih
4) Ketombe/tidak : tidak ada
5) Lesi/tidak : tidak ada
6) Infeksi kulit kepala : tidak ada.
b. Muka
1) Pucat : tidak pucat

31
2) Cloasma gravidarum : tidak ada
3) Oedema : tidak ada
c. Mata
1) Kelopak mata : normal
2) Konjungtiva : tidak anemis
3) Sklera : tidak ikterus
d. Mulut dan Gigi
1) Kelembaban bibir : lembab
2) Rahang dan Lidah : bersih
3) Gigi dan Gusi : bersih
e. Leher
1) Kelenjar Thyroid : Tidak ada pembengkakan
2) Kelenjar getah bening / Limfe: Tidak ada pembengkakn
3) Bendungan vena Jugularis : Tidak ada pembesaran
f. Payudara
1) Simetris : Simetris
2) Areola : hiperpigmentasi
3) Pembesaran : ada
4) Putting susu : menonjol
5) Benjolan /Tumor/massa : tidak ada
6) Rasa nyeri tekan : tidak ada
7) Pengeluaran : tidak ada
g. Abdomen
1) Bekas luka operasi : Tidak Ada
2) Linea : Tidak Ada
3) Striae : Tidak Ada
4) Kontraksi : Tidak Ada
5) Tinggi fundus uteri : 27 cm
6) Palpasi Leopold
Leopold I : TFU = 27 cm ,Teraba bokong pada fundus,
Leopold II : Punggung Kiri
Leopold III : Presentasi Kepala
Leopold IV : Konvergent
7) Auskultasi : (+) Irama 12-12-12, teratur
Frekuensi 144 x/mnt
8) TBBJ : 2325 gram
h. Ektremitas atas dan bawah
1) Ekstremitas atas
a) Kesimetrisan : simetris
b) Oedema : tidak ada
c) Sianosis jari-jari : tidak ada
2) Ekstremitas bawah
a) Kesimterisan : simetris
b) Oedema : tidak ada

32
c) Kekakuan sendi : tidak ada
d) Kemerahan : tidak ada
e) Varises : tidak ada
f) Refleks patella : +/+
4. Pemeriksaan laboratorium / penunjang
Hasil pemeriksaan didapatkan pada tanggal 29 mei 2017
Darah
Hb : 11,6 gr %
Golongan darah : B
Urine
Protein : Negatif (-)
Redu6si : Negatif (-)

C. ANALISA (A)
1. Diagnosa :
G1P0A0H1 usia kehamilan 31-32 minggu keadaan umum ibu baik
Janin Tunggal Hidup Intra Uterine keadaan umum ibu janin baik.
2. Masalah
Sering kencing
3. Kebutuhan
Memberikan penjelasan tentang ketidaknyamanan

D. PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal : 29 Mei 2017 Pukul: 10.30 WITA
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan, keadaan ibu baik dengan
Tekanan darah 110/80 mmHg Keadaan janin baik, ibu memahami.
2. Memberitahu dan menjelaskan kepada ibu tentang ketidaknyamanan
yang ibu rasakan, merupakan fisiologis karena janin semakin besar dan
kepala janin sudah akan memasuki pintu atas panggul sehingga menekan
kandung kemih serta menganjurkan ibu untuk mengatasinya dengan cara
segera BAK saat ada dorongan untuk kencing, mengurangi asupan cairan
pada malam hari,mengurangi minum teh dan kopi.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
3. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III antara
lain perdarahan melaui jalan lahir, bengkak pada ekstremitas, tekanan darah
tinggi, pandangan kabur, nyeri kepala hebat, nyeri perut bagian bawah dan
anjurkan ibu untuk segera memeriksakan kandungannya ke tenaga
kesehatan apabila mengalaminya.

33
4. Mendukung pola hidup sehat yang sudah dijalani ibu, menganjurkan
ibu untuk mengurangi aktivitas berat yang dapat membuat ibu cepat merasa
lelah dan menyarankan ibu agar tidak berada di dekat suaminya saat
merokok karena asap rokok dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
bayinya.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
5. Merencanakan kunjungan ulang 2 minggu lagi di bidan tanggal 12
Juni 2017 atau jika ada keluhan.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan langkah terakhir dari suatu pengamatan yang


bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori yang ada pada
BAB II dengan gambaran kasus nyata yang tertuang pada BAB III
serta alasan-alasan mengapa kesenjangan tersebut terjadi. Kunjungan
dijabarkan pada setiap langkah dalam proses asuhan kebidanan.
Pendokumentasian asuhan kebidanan dituangkan dalam bentuk SOAP, yang
berpedoman pada pola pikir Manajemen Kebidanan Varney

34
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan janin secara berkala yang diikuti dengan memeriksa keadaan
ibu terhadap penyimpangan yang di temukan. Asuhan antenatal care adalah upaya
preventif program pelayanan kesehatan obtetrik maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardo,2010)
Dalam pengkajian Ny N pada kunjungan pertama pada tanggal 29 Mei 2017
tidak ditemukan masalah atau keluhan yang membutuhkan penanganan segera.
Akan tetapi Ny N memiliki keluhan sering kencing
Ny.N umur 20 tahun G1P0A0H0. penulis melakukan pemeriksaan kehamilan
pada Ny N usia kehamilan 31 -32 minggu. Setelah pemeriksaan kehamilan tidak
ditemukan kelaianan atau komplikasi, secara keseluruhan dalam batas normal. Ibu
mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya dari trimester 1 hingga saat ini dan
jumlah kunjungan 7 kali selama kehamilannya, hal ini sesuai dengan Sarwono
Prawirohardjo (2010) yang mengatakan setiap ibu hamil melakukan kunjungan
minimal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan yaitu pada trimester 1
sebanyak 1 kali, trimester 2 sebanyak 1x, dan pada trimester 3 sebanyak 2 kali.
Pada anamnesa ini ibu mengatakan gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu
pada usia 5 bulan, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa gerakan
janin dapat dirasakan oleh ibunya pada usia kehamilan 16-20 minggu dan umumnya
kepala janin sudah masuk PAP mulai usia kehamilan 36 minggu
Pada kasus Ny. N KU : Baik, Kesadaran : Composmetis, KE : Stabil, TD :
100/80 mmHg, N : 80 x/mnt, R : 22 x/mnt, S : 36,7 oC serta pemeriksaan fisik secara
sistematis dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboraturium didapatkan Hb 11, 6
gram %, protein urine negative dan urin reduksi negative.
Sehingga, dapat disimpulkan diagnosa pada Ny. N G1P0A0H0, UK 31-32
minggu K/U ibu baik, janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala, keadaan
umum ibu dan janin baik
Penatalaksanaan yang diberikan adalah memberitahukan hasil pemeriksaan
kepada ibu, dan memberikan asuhan sesuai kebutuhan yang ibu rasakan, dan
membuat kesepakatan untuk melakukan kunjungan ulang,
Berdasarkan pedoman pratek laboratarium klinik tahun 2016 dan panduan
asuhan antenatal care untuk mahasiswa dalam melakukan asuhan antenatal care

35
dengan melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratarium dan
dilakukan panatalaksanaan sehingga tidak ada perbedaan teori dan praktek.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny.
N G1P0A0H1 Hamil 31 32 minggu di Puskesmas Terara tahun 2017, penulis
dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data
subjektif dalam Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada pada Ny. N
G1P0A0H1 Hamil 31 32 minggu di Puskesmas Terara dan penulis
mendapatkan hasil bahwa dalam kasus ini Ny. N mangalami hamil normal.
2. Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data
objektif dalam Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny. N G1P0A0H1

36
Hamil 31 32 minggu di Puskesmas Terara dan hasilnya Ny. N tidak dalam
keadaan inpartu melainkan dalam hamil normal.
3. Mampu menetapkan diagnosis berdasarkan data-data subjektif dan
data-data objektif dalam Asuhan KebidananKehamilan Normal pada Ny. N
G1P0A0H1 Hamil 31 32 minggu di Puskesmas Terara, dan hasilnya Ny. S
benar mengalami hamil normal tanpa penyulit apapun.
4. Dapat menyusun rencana asuhan, kemudian melaksanakan serta
mengevaluasi setiap rencana yang telah disesuaikan dengan kebutuhan ibu
hamil Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny. N G1P0A0H1 Hamil
31 32 minggu di Puskesmas Terara, hasil yang didapat oleh penulis yaitu
setiap asuhan yang diberikan dapat diterima oleh Ny. N dengan baik.
5. Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk SOAP.

B. Saran
Setelah melakukan asuhan kehamilan pada Ny. N adapun saran yang ingin
disampaikan oleh penulis yaitu:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat untuk
institusi agar dapat meningkatkan kualitas mahasiswanya,menambah bahan
bacaan agar dapat menjadi acuan untuk mahasiswa
2. Bagi Puskesmas Terara
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk puskesmas agar dapat
lebih meningkatkan lagi pelayanan kebidanan khususnya asuhan antenatal
pada ibu hamil,untuk mengurangi angka kematian ibu.
3. Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan kualitas dan
pengetahuan penulis khususnya keterampilan dalam melakukan Asuhan
Kebidanan Kehamilan Normal.
4. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil dapat memahami peran dan fungsi bidan dalm
memberikan pelayanannya dan meningkatkan pengetahuannya tentang

37
seputar kehamilan sehingga ibu dapat menjalani kehamilannya dengan baik
dan dapat mencukupi kebutuhan selama kehamilan dengan melakukan
periksaan kehamilan. Selain itu ibu hamil juga dapat mengetahui komplikasi
dini dan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi sehingga ibu dapat
mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman serta persiapan rujukan
bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat.

38

Anda mungkin juga menyukai