Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ketuban pecah dini (KPD) merupakan pecahnya ketuban sebelum waktunya

melahirkan. Perihal ini bisa berlangsung pada akhir kehamilan ataupun jauh saat

sebelum waktunya melahirkan. Dalam kondisi wajar 8-10% wanita hamil aterm

akan menghadapi ketuban pecah dini (Sarwono,2018).

Berdasarkan data dari World Health Organization(WHO, 2015) prevelensi

KPD didunia berkisar antar 30% dari seluruh kelahiran serta 15%– 20 % yang lain

diakibatkan oleh persalinan premature yang diindikasikan secara medis ataupun

elektif. Sementara di Indonesia insiden KPD 4,5% dari seluruh kehamilan (DepKes,

2014). Insiden kejadian KPD di beberapa Rumah Sakit di Indonesia cukup

bervariasi diantaranya: di RS Sardjito sebesar 5,3%, RS Hasan Sadikin 5,05%, RS

Cipto Mangunkusumo 11,22%, RS pringadi 2,27% dan RS kariadi yaitu sebesar

5,10% (Sudarto & Tunut, 2016).

Menurut Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI, 2016)

KPD dapat diklasifikasikan antara lain: KPD preterm merupakan KPD yang terjadi

pada usia kehamilan <37 minggu sebelum persalinan, dan KPD aterm merupakan

ketuban pecah sebelum waktunya yang terjadi pada usia kehamilan >37 minggu.

Beberapa faktor predisposisi untuk terjadinya KPD yaitu: kelainan letak

janin dalam rahim, usia ibu <20 tahun ataupun >35 tahun, paritas, serviks

inkompeten, ketegangan rahim berlebihan, kesempitan panggul, kelainan bawaan

dari selaput ketuban, infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada

1
2

selaput ketuban dalam bentuk preteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah

(Harsono, 2013).

Menurut Nugroho (2010) Salah satu penyebab KPD adalah kelainan letak

janin karena pada letak sungsang tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu

atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian

bawah. Berdasarkan hasil dari penelitian (Isnaini, 2015) dari 150 responden yang

mengalami ketuban pecah dini, 7 (4,7%) responden mengalami letak lintang dan 40

(2,6%) responden mengalami letak sungsang. Menurut peneliti tingginya

kehamilan letak sungsang selaku pemicu KPD mungkin diakibatkan karena letak

sungsang dengan letak terendah bokong serta kedua tungkai kaki yang terlipat lebih

besar dari kepala dapat menimbulkan dorongan yang lebih besar sehingga dapat

menjadi faktor predisposisi pecahnya selaput membrane akibat tegangan yang

kokoh saat janin akan keluar dari jalan lahir. Kelainan letak tersebut mengakibatkan

rahim berkontraksi secara berlebihan sehingga menyebabkan dorongan yang kuat

pada segmen bawah uterus yang mengakinbatkan selaput ketuban mendapat

tekanan yang kuat sehingga menipis dan akhirnya pecah.

KPD bisa menimbulkan berbagai macam komplikasi ibu dan janin antara

lain: infeksi karena ketuban yang utuh ialah penghalang terhadap masuknya

penyebab infeksi, kurang bulan atau premature karena KPD sering terjadi pada

kehamilan kurang bulan, permasalahan yang sering terjadi pada bayi kurang bulan

adalah gejala sesak nafas atau Respiratory Distress Syndrom (RDS) yang

disebabkan karena belum matang nya paru (Legawati & Riyanti, 2018).
3

Sebagian besar KPD pada kehamilan preterm akan lahir saat sebelum aterm

ataupun persalinan akan terjadi dalam satu minggu sesudah selaput ketuban pecah.

kurang lebih 85% morbiditas serta mortalitas perinatal diakibatkan oleh

prematuritas. Ketuban pecah dini ialah salah satu pemicu prematuritas dengan

insidensi 30-40 % (Syarwani et al., 2020).

Peran perawat bagi ibu dengan KPD adalah memberikan asuhan

keperawatan baik secara fisik maupun psikologis. Tindakan utama pada kasus ini

yaitu dengan mencegah dampak lebih lanjut dari KPD yaitu untuk mengurangi

risiko infeksi, kelahiran kurang bulan, sindrom distress pernapasan (RDS) yang

terjadi pada bayi baru lahir serta tindakan untuk membantu masalah psikologis

dengan memberikan informasi dan dukungan emosi kepda ibu.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

menulis karya tulis ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NY. D (28 TAHUN) G1P0A0 HAMIL 31-32 MINGGU DENGAN KETUBAN

PECAH DINI 6-7 JAM + BAYI LETAK SUNGSANG

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN

BANDUNG”.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Penulis dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan yang

komprehensif pada pasien dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) 6-7 jam +

Bayi Letak Sungsang.


4

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah

penulis mampu menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif

meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual kepada pasien Ny. D (28 tahun)

hamil 31 -32 minggu G1P0A0 dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) 6-7 jam

+ Bayi Letak Sungsang yang meliputi:

a. Melakukan Pengkajian Keperawatan.

b. Membuat Diagnosa Keperawatan.

c. Menyusun Intervensi Keperawatan.

d. Melaksanakan Implementasi Keperawatan.

e. Melakukan Evaluasi Keperawatan.

C. Metode Penulisan dan Teknik Pengambilan Data

Metode penulisan yang digunakan untuk menyusun karya tulis

ilmiah ini menggunakan metode deskritif yang membentuk kasus adapun

teknik pengambilan data yang digunakan adalah:

1. Teknik Wawancara

Mengumpulkan data dengan cara melakukan komunikasi secara lisan.

Informasi yang didapatkan dari diri pasien ataupun dari keluarga

pasienyang berhubungan dengan masalah yang dirasakan pasien saat

ini.
5

2. Observasi

Penulis mengumpulkan data dengan melakukan pendekatan secara

langsung dan melibatkan semua panca indra baik itu melihat dan

mendengar apa yang dikatakan pasien.

3. Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksan fisik untuk menentukan masalah kesehatan

pasien. Penulis melakukan pemeriksaan fisik dengan cara: inspeksi,

auskultasi, perkusi, palpasi.

4. Dokumentasi Catatan perawatan

Membaca catatan perkembangan dan medis yang berhubungan

dengan kesehatan pasien di rumah sakit.

5. Studi Kepustakaan

Melakukan pengumpulan data dengan bahan mengumpulkan yang

diambil dari sumber yang berhubungan dengan pencarian jurnal.

D. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ilmial ini, penulis membagi dalam 4 bab

yaitu:

1. BAB I Pendahuluan

Berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

2. BAB II Tinjauan Pustaka

Penulis menjelaskan secara teori dan konsep tentang kasung yang

diambiloleh penulis mencakup definisi, penyebab yang mucul dari


6

kasus yang diangkat, mekanisme yang mucul sehingga dapat

menimbulkan tanda dan gejala dari kasus tersebut, serta

penatalaksanaa dan pemeriksaan diagnostik yang sesuai dengan kasus

yang diambil oleh penulis sehingga dapat muncul diganosa

keperawatan dan rencana asuhan keperawatan.

3. BAB III Tinjauan Kasus dan Pembahasan

Berisi tentang laporan Asuhan Keperawatan kasus yang diambil

oleh penulis yang terdiri dari: pengkajian, diagnose keperawatan,

intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi

keperawatan. Dan pembahasan yang berisi tentang analisa terhadap

adanya kesenjangan antara teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan

yang dilakukan.

4. BAB IV Kesimpulan dan Saran

Bagian ini terdiri dari kesimpulan dan saran yang diambil oleh

penulis setelah mendokumentasikan Asuhan Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai