Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi Ners
Stase Keperawatan Jiwa

Oleh:
INNA FAJARWATI
NIM : 211030230182

Dosen Pembimbing:
Ns. Tria Monja Mandira,S.Kep.M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA DHARMA HUSADA
TANGERANG SELATAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

I. Masalah Utama (Kasus)


Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri. (Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai
respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA,2018).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana individu
mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang
dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negatif yang
berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam mencapai keinginan.

II. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi harga diri rendah terdiri dari
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang
tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orangtua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen,
2006)
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian
tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan atau produktivitas yang
menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi
secara emosional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang muncul secara
tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara, termasuk
dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena
penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.
( Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi
system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal. (Townsend,2008)
c. Jenis-jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal
diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri
sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi
merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya
disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri
sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang
dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan.
Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan
akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai. (Makhripah D &
Iskandar, 2012)
b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada
pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa. (Makhripah D
& Iskandar, 2012).
d. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Keracunan Depersona


diri rendah identitas lisasi

1. Respon Adaptif

Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah yang


dihadapinya.

1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya.(Eko P. 2014)
2. Respon Maladaptif

Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak mampu lagi
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai
kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan
baik dengan orang lain.(Eko P,2014)
e. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek atau
jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk melindungi diri
sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertaahanan tersebut
mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1. Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri ( misalnya,
konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya, ikut serta
dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng)
3. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk
mendapatkan popularitas)
Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :
1. Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau potensi diri individu
2. Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan
yang diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,isolasi, proyeksi,
pengalihan ( displacement, berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk ).
(Stuart.2006)
III.Pohon Masalah
a. Pohon masalah

Isolasi Sosial
effect

Harga Diri Rendah Kronik


Core Problem

Koping Individu Tidak Efektif


Causa

Gambar : Mukhripah D& Iskandar (2012)

b. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu dikaji

Data Masalah
Data Subyektif: Harga diri rendah kronis
 Pasien mengatakan “saya gagal
menjadi ibu dan tidak bisa
memberikan yang terbaik”
Data Obyektif:k
 Kehilangan anaknya 1 th yanglalu,
sering menyendiri, kontak
matakurang

IV.Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri Rendah
V. Rencana Tindakan

Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Harga Diri TUM : a. Setelah 2 x
Rendah Pasien mampu pertemuan pasien
mengatasi rendah mampu
yang dialaminya menyebutkan
kemampuan dan SP I p
TUK 1 : aspek positif yang 1. Mengidentifikasi
Mengidentifikasi di miliki kemampuan dan aspek
kemampuan dan b. Setelah 2 x positif yang di miliki
aspek positif yang pertemuan pasien pasien
dimiliki mampu 2. Membantu pasien menilai
menyebutkan kemampuan pasien yang
TUK 2 : kemampuan yang masih dapat digunakan
Menilai dimiliki dan dapat 3. Membantu pasien memilih
kemampuan yang digunakan kegiatan yang akan di
dapat di gunakan c. Setelah 1 x latih sesuai dengan
pertemuan pasien kemampuan pasien
TUK 3 : mampu 4. Melatih pasien sesuai
Memilih kegiatan merencanakan kemampuan yang dipilih
yang sesuai dengan kegiatan yang 5. Memberikan pujian yang
kemampuan sesuai dengan wajar terhadap
kemampuan yang keberhasilan pasien
TUK 4 : dimilikinya 6. Menganjurkan pasien
Melatih kegiatan d. Setelah 1 x memasukkan dalam
yang sudah di pilih pertemuan pasien jadwal kegiatan harian
mampu melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang sudah SP II p
dibuat 1. Mengevaluasi jadwal
TUK 5 : kegiatan harian pasien
Merencanakan 2. Melatih kemampuan
kegiatan yang kedua
sudah di pilihnya 3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP III p
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2. Melatih kemampuan
ketiga
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

TUM : Setelah 2 x pertemuan SP I k


Keluarga mampu keluarga mampu 1. Mendiskusikan masalah
mengatasi harga a. Mengidentifikasi yang dirasakan keluarga
diri rendah yang kemampuan yang dalam merawat pasien
dialami pasien dimiliki pasien 2. Menjelaskan pengertian,
TUK I : b. Menyediakan tanda dan gejala harga diri
Keluarga mampu fasilitas untuk rendah yang dialami
merawat pasien pasien melakukan pasien beserta proses
dengan harga diri kegiatan terjadinya
rendah di rumah c. Membantu melatih 3. Menjelaskan cara-cara
pasien merawat pasien harga diri
TUK II : d. Memberikan rendah
Keluarga menjadi reinforcement saat
sistem pendukung pasien melakukan SP II k
yang efektif bagi kegiatan 1. Melatih keluarga
pasien e. Membantu mempraktekkan cara
menyusun jadwal merawat pasien dengan
kegiatan pasien harga diri rendah
Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung kepada
pasien harga diri rendah
SP III k
1. Membantu keluarga
membuat jadwal aktivitas
di rumah termasuk minum
obat (discharge planning.
2. Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang

VI. Daftar Pustaka


1. Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses Definition and
Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
2. Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN -
Basic Course). Jakarta: EGC
3. Townsend, M. C. (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri. Jakarta:
EGC.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)


HARGA DIRI RENDAH
Pertemuan :1
Hari :
Ruang :
Nama Klien :
Tempat :

A. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
a. Data Subjektif
- Pasien mengatakan selama pasien berada di Rumah Sakit Jiwa pasien hanya menjadi
beban keluarga
- Pasien mengatakan merasa malu semenjak pasien di berentikan dari pekerjaannya
- Pasien mengatakan merasa belum bisa bersikap dewasa
- Pasien mengatakan ingin segera cepat pulang
b. Data Objektif
- Kontak mata kurang
- Bicara lambat dengan nada suara yang lemah
- Tidak dapat memulai pembicaraan
2) Diagnosa keperawatan
Harga diri rendah
3) Tujuan Tindakan Keperawatan
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
- Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
- Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuannya
4) Tindakan Keperawatan
- Membina hubungan saling percaya
- Mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
- Menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
- Merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuannya
B. Strategi Komunikasi
1) Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, perkenalkan saya Perawat Saepul Hadi, bapak bisa panggil saya
Hadi, saya perawat yang dinas pagi pada hari ini dari pukul 08.00 sampai 13.00 siang
yang akan merawat bapak di Rumah Sakit ini. Nama bapak siapa ? Senangnya dipanggil
apa ?”
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Bapak saat ini ? apa keluhan Bapak hari ini?
c. Kontrak
- Topik : “Baik lah bagaimana kalau kita berdiskusi tentang kemampuan-kemampuan
yang Bapak miliki dan kita akan melatih kemampuan tersebut, Setelah itu kita akan
nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak lakukan. Setelah kita nilai, kita akan
pilih beberapa kegiatan untuk kita latih .
- Waktu : Mau berapa lama kita berdiskusi Pak? bagaimana kalau 20 menit?
- Tempat : Dimana Bapak mau berdiskusi? Bagaimana kalau disini saja.”
2) Fase Kerja
“baik bapak kita mulai membuat table dimana isi dari tabel ini yang pertama aspek positif,
artinya kelebihan atau kebisaan – kebisaan yang bapak miliki?”
“baik pak sebelum kita memasuki kolom ke 2 bisa bapak bacakan lagi kelebihan-kelebihan
aspek positif yang bapak miliki”
“ baik dari yang sudah bapak bacakan ini, menurut bapak mana yang bisa di laksanakan
atau di kerjakan selama bapak dirawat?” (pasien memilih kegiatannya)
“baik pak untuk selanjutnya memilih kegiatan yang akan dilatih, dari kegiatan yang sudah
bapak pilih mana yang mau kita latih sekarang?”
“baik pak sebelum kita latihan, bapak bias coba jelaskan terlebih dahulu merapihkan
tempat tidur caranya seperti apa yang biasa bapak lakukan sehari – hari?”
“bagus sekali ya pak, bagaimana kalo kita langsung latihan”
“ baik pak, bapak sudah bagus sekali”
“bapak saya ingin memberitahu bapak supaya lebih rapih lagi tempat tidurnya, kita
pindahkan dulu bantal dan selimutnya, kemudian kita angkat seprainya dan sudut kasur
kita ikat lalu kita masukan kebawah kasur ”
“Bagimana pak terlihat lebih rapih tidak?”
“baik pak bapak sudah bagus ya mengerjakannya, dengan yang saya latih juga bapak dapat
mengerjakannya, tambah bagus”
“Baik pak kita kembali lagi ketempat kita berdiskusi”
“bapak saya punya jadwal,bagaimana kalo kegiatan yang barusan kita lakukan tadi kita
masukan ke dalam jadwal, artinya kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin yang akan
dilakukan oleh bapak, agar terjadwal.”
“bapak mau berapa kali di lakukannya?”
“mau di jamberapa saja bapak melakukannya?”
“jika bapak melakukanya secara mandiri tidak dibantu perawat dan yang lain bapak bisa
tulis (M), tetapi jika bapak masih dibantu bapak tulis (B) , dan jika bapa tidak
melakukannya sama sekali bapak tulis (T).”
“bapak bisa isi, besok kita evaluasi ya pak, jangan sampai hilang, jika bapak ingin mengisi
bapak bisa meminjam pulpen ke pada perawat ya pak, dan kertas jadwal ini lipat yang
rapih ya pak kalo bisa ditaro di bawah bantal jangan sampai hilang ya pak.”

Fase Terminasi
a. Evaluasi
- subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latiahn merapikan tempat tidur?”
- objektif
“Nah coba Bapak sebutkan lagi langkah-langkah merapikan tempat tidur?
Bagus.”
b. Rencana tindak lanjut
“selanjutnya, diharapkan bapak dapat terus mempraktekan cara merapihkan tempat
tidur ya pak, selalu berlatih meskipun sedang tidak bersama saya ya pak.”
Jangan lupa Jika Bapak melakukannya tanpa diingatkan perawat Bapak beri tanda M,
tetapi jika Bapak merapikan tempat tidur dibantu atau diingatkan perawat Bapak beri
tanda B dan kalau Bapak tidak melakukannya Bapak beri tanda T.
”bapak bisa isi, besok kita evaluasi ya pak, jangan sampai hilang, jika bapak ingin
mengisi bapak bisa meminjam ke pada perawat ya pak, dan kertas jadwal ini lipat yang
rapih ya pak kalo bisa disimpan di bawah bantal jangan sampai hilang ya pak.”
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : “Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan Bapak
yang kedua.
- Waktu : Bapak mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
- Tempatnya :Tempatnya Pak? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu
lagi disini jam 10 ya Assalamualaikum Pak.”

Anda mungkin juga menyukai