Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN

DIAGNOSA MEDIS GANGGUAN KONSEP DIRI


DI RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Keperawatan Jiwa (PPKJ)

Preseptor Akademik: M. Syafwani, S.Kp., M.Kep., Sp. Kep.Jiwa

Preseptor Klinik: Rakhmad Heriyadi, S.Kep.,Ners

Oleh :
NURLIANI, S.Kep
NPM 2314901210167

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2023/2024
GANGGUAN KONSEP DIRI

1. Pengertian
Menurut Schult & videbeck (1998) penilaian negative seseorang terhadap diri dan
kemampuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. Harga diri
rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena karena tidak mampu
mencapai keinginansesuai ideal diri (keliat. 1998).

2. Rentang Respon
Respon adaptif Respon maladaptif

aktualisasi Konsep Harga diri Kekacauan Depersonalisasi


diri diri positif rendah identitas

Sumber: Keliat (1999)

Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial, secara
umum yang berlaku di masyarakat terdiri dari :
1. Aktualisasi diri
Pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman
yang sukses.
2. Konsep diri positif.
Klien mempunyai pengalaman yang dalam perwujudan dirinya dapat
mengidentifikasikan kemampuan dan kelemahan secara jujur dalam menilai
masalah sesuai norma-norma sosial dan kebudayaan suatu tempat
Jika menyimpang, hal ini merupakan respon maladaptif. Yang termasuk
didalamnya adalah
3. Harga diri rendah
Transisi antara respon adaptif dan maladaptif sehingga individu cenderung
berpikir ke arah negatif.
4. Keranuan identitas
Kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-kanak
ke dalam kematangan psikologis dan kepribadian pada masa dewasa yang
harmonis.
5. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan dan tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain sehingga mereka tidak mengenal dirinya sendiri.
3. Faktor Predisposisi
Terjadinya karena penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali,
kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal
diri yang tidak realistis.

4. Faktor Presitipasi
a. Situasional
Disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi,
mengalami kecelakaan, menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana
sehingga harus masuk penjara.
b. Kronik
Berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau dirawat. Klien
mempunyai pikiran negative sebelum dirawat dan meningkat saat dirawat

Pohon Masalah
Risiko Tinggi (Risti) Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi sensori: Halusinasi

Core Problem Harga diri rendah Kronis

Causa Koping individu tidak efektif

5. Manifestasi Klinis/tanda dan gejala


1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi
9. Selera makan berkurang
10. Tidak berani menatap lawan bicara
11. Lebih banyak menunduk
12. Bicara lambat dengan nada suara lemah
6. Proses Keperawatan
6.1 Pengkajian
1) Identitas klien
Nama, usia, jenis kelamin, alamat, suku/bangsa, status pernikahan,
agama, pekerjaan, diagnose medik, nomer RM, tanggal masuk, serta
penanggung jawab.
2) Keluhan utama
Menanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk
mengatasi masalah dan perkembangan yang akan dicapai.
3) Faktor Prepitasi dan Predisposisi
Menanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami,
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga dan tindakan kriminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin
mengakibatkan terjadinya gangguan :
a. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon psikologis dari klien.
b. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.
c. Sosial budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.
d. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek psikososial
 Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
 Konsep diri
 Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian
yang disukai dan tidak disukai
 Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan
klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai
laki-laki / perempuan.
 Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan
masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas
tersebut.
 Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas,
lingkungan dan penyakitnya.
 Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi
pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud
harga diri rendah.
 Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
 Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
f. Status Mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien,
aktivitas motorik klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi
selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung
g. Kebutuhan persiapan pulang
 Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
 Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan
WC, membersikan dan merapikan pakaian.
 Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
 Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas
didalam dan diluar rumah
 Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
h. Mekanisme koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakannya
pada orang orang lain (lebih sering menggunakan koping menarik diri)
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
j. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian
yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
k. Aspek medik
Diagnosa medis yang telah dirumuskan dokter. Terapi yang diterima
klien bisa berupa terapi farmakologi, psikomotor, TAK, dan rehabilitasi
6.2 Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
6.3 Rencana Tindakan Keperawatan
 Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien. Untuk
membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang
masih dimilikinya , perawat dapat :
 Diskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam
keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien.
 Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
 Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.Untuk
tindakan tersebut, saudara dapat :
 Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan
saat ini.
 Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
 Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
 Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
 Diskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
 Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri
 Melatih kemampuan yang dipilih pasien. Untuk tindakan keperawatan
tersebut saudara dapat melakukan:
 Diskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
 Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
 Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.
 Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih. Untuk
mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan
hal-hal berikut:
 beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
 Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan
 Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
 Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan
kegiatan

7. Strategi Pelaksanaan Tindakan


SP1 Klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien,
membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu
klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan
yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian
SP2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Agung majestic.files wordress.com/2018/10/lp-harga diri-rendah.doc
Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha
Medika Press.
Stuart, G.W& Sundeen, S.J (2018) Buku saku keperawatan jiwa (terjemahan) Edisi
3,EGC,Jakarta

Kandangan, 08 Desember 2023


Ners Muda

(Nurliani, S. Kep)

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(M. Syafwani, S.Kp., M.Kep., Sp. Kep.Jiwa) (Rakhmad Heriyadi, S.Kep., Ners)

Anda mungkin juga menyukai