Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA
HARGA DIRI RENDAH KRONIK

Dosen pembimbing:
Ns. Nuraenah, SPd

Di susun oleh:
Muhammad Fairuz Nouval Widart (2018720026)
5A

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Kasus (Harga Diri Rendah) Kronik
Harga diri rendah kronik adalah penilaian negaitf seseorang terhadap diri sendiri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Towsend,
1998 dalam Fitrh 2009).
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri ataupun kemampuan
diri yang negate dan dipertahankan dalam waktu yang lama (Nanda, 2005).

B. Proses terjadinya masalah


a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan orang
tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak
realistik
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami
kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri : harga diri
rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional mapupun kronis.
- Situasional
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis yang terjadi secara
stiuasional bisa disebabkan oleh ntrauma yang muncul secara tiba-tiba
misalnya harus di operasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban
pemerkosaan, atau menjadi narapidana, sehingga harus masuk penjara. Selain
itu, dirawat dirumah sakit juga bisa menyebabkan rendahnya harga diri
seseorang dikarenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat
klien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur bentuk dan
fungsi tubuh, serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai
klien dan keluarga.
- Kornik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah biasanya sudah berlangsung sejak
lama yang dirasakan sebelum sakit atau sebelum dirawat. Klien sudah
memiliki pikiran negative sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat
saat dirawat.

c. Rentang Respon

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktulisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depersonalisas


Diri Positif Rendah Indentitas
kronis
Rentang Respon Harga Diri Rendah Kronis (Kellat, 1999).

Keterangan :
a) Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang
pengalaman nyata yang sukses diterima.
b) Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
c) Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri
maladaptif.
d) Identitas kacau adalah kegiatan kegagalan individu mengintegrasikan aspek-
aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kemanatangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis
e) Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain. (Fajariyah, 2012).

d. Mekanisme koping
Baik factor predisposisi maupun presipitasi bila telah mempengaruhi seseorang
baik dalam berfikir, bersikap maupun betindak, maka dianggap telah
mempengaruhi koping individu tersebut sehingga menajdi tidak efektif
(mekanisme koping individu tidak efektif). Bila kondisi klien dibiarkan tanpa
ada intervensi lebih lanjut, dapat menyebabkan kondisi dimana klien tidak
memiliki kemauan untuk bergaul dengan orang lain (isolasi social). Klien yang
mengalami isolasi social dapat membuat klien asik dengan dunia dan pikirannya
sendiri sehingga dapat muncul resiko perlikau kekerasan.

e. Therapi
Terapi Kognitif
 Sesi I: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negatif
 Sesi II : Melawan pikiran otomatif negatif
 Sesi III : Memanfaatkan sistem pendukung
 Sesi IV : mengevaluasi manfaat melawan pikiran negatif
Terapi Kognitif Perilaku
 Sesi I : Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negatif dan perilaku negative
 Sesi II : Melawan pikiran otomatis negatif
 Sesi III : Mengubah perilaku negatif menjadi positif
 Sesi IV : Memanfaatkan sistem pendukung
 Sesi V : Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negative dan mengubah
perilaku negatif

C. Pohon masalah :

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi sosial

Harga Diri Rendah kronis

Koping Individu Tidak Efektif

D. Diagnosa keperawatan
1. Harga diri rendah kronis
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi social
4. Perubahan presepsi sensori : halusinasi
5. Risti perilaku kekerasan

E. Rencana tindakan keperawatan


- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien, dengan
cara mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek
positif seperti kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat
klien.
- Beri pujian yang realistik/ nyata dan hindarkan penilaian negative setiap kali bertemu
dengan klien.
- Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan saat ini.
- Menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan klien.
- Perlihatkan respons yang positif dan menjadi pendengar yang aktif.
- Membantu klien memilih/ menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan dengan
cara mendiskusikan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai
kegiatan yang akan dilakukan sehari – hari.
- Bantu klien menetapkan aktivitas mana yang dapet dilakukan secara mandiri mana
aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan aktivitas apa saja
yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat klien.
- Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapet dilakukan klien. Susun
bersama klien dan buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari.
- Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan dengan cara
memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien .
- Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan klien
- Membantu klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya yaitu memberi
kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
- Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan klien setiap hari
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkattoleransi dan perubahan setiap aktifitas
- Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan keluarga
- Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan
- Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukan klien
- Beri pujian atas aktifitas/ kegiatan yang dapat dilakukan klien setiap hari
F. Referensi
Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier
H.Iyus Yosep, Titin Sutini. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental
Health Nursing. Bandung : PT Refika Aditama
Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai