Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS HARGA

DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI


BUKIT RAWI

Oleh :

Nama : Rini

Nim : 2021-01-14091-057

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN AJARAN 2021/2022
I. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri.(Budi Ana Keliat, 2010).

II. Rentang Respon


Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri rendah Kerancuan Depersonalisasi


Positif identitas
(Keliat, 1999 dalam Fitria, 2014)

III. Faktor predisposisi menurut Fitria (2014)


Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
IV. Faktor presipitasi menurut Fitria (2014)
1. Trauma : Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap
situasi dimana individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi dapat
mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Situasi dan stressor yang
dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan, tindakan
operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh,
proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan dan pengobatan.
2. Ketegangan peran : Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan
dengan frustasi yang dialami individu dalam peran.
3. Transisi perkembangan : Transisi perkembangan adalah perubahan
normatif berhubungan dengan pertumbuhan. Setiap perkembangan dapat
menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap tahap perkembangan harus
dilakukan inidividu dengan menyelesaikan tugas perkembangan yang
berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stressor bagi konsep diri.
4. Transisi situasi : Transisi situasiterjadi sepanjang daur kehidupan. Transisi
situasi merupakan bertambah atau berkurangnya orang yang penting dalam
kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti,
misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua.
5. Transisi sehat sakit : Transisi sehat sakit berkembang berubah dari tahap
sehat ke tahap sakit. Beberapa stressor pada tubuh dapat menyebabakan
gangguan gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan
tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran
diri, peran ,dan harga diri. Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh
faktor psikologis, sossiologis, atau fisiologis, namun yang lebih penting
adalah persepsi klien terhadap ancaman perilaku.

V. Manifestasi klinis / tanda gejala


Data Subjektif: Mengkritik diri sendiri atau orang lain, Perasaan tidak mampu,
Pandangan hidup yang pesimis, Perasaan lemah dan takut, Penolakan terhadap
kemampuan diri sendiri, Pengurangan diri/mengejek diri sendiri, Hidup yang
berpolarisasi, Ketidakmampuan menentukan tujuan, Mengungkapkan
kegagalan pribadi, Merasionalisasi penolakan
Data Objektif: Produktivitas menurun, Perilaku destruktiv pada diri sendiri dan
orang lain, Penyalahgunaan zat, Menarik diri dari hubungan social, Ekspresi
wajah malu dan rasa bersalah, Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan
sukar makan), Tampak mudah tersinggung /mudah marah.

VI. Pohon Masalah / Patway


Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah Kronis
Koping Individu Tidak Efektif
(Fitria, 2014)
VII. Proses Keperawatan
7.1 Pengkajian
1. Subjektif : Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna, dirinya
merasa tidak mampu, dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau
bekerja, dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi, berhias,
makan atau toileting).
2. Objektif : Mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan
hidup yang pesimis, tidak menerima pujian, penurunan produktifitas,
penolakan terhadap kemampuan diri, kurang memperhatikan
perawatan diri, berpakaian tidak rapi, berkurang slera makan, tidak
berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat
dengan nada suara lemah
7.2 Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah
7.3 Rencana tindakan keperawatan : melaksanakan SP HDR

VIII. Strategi Pelaksanaan Tindakan


a. SP 1 pada klien
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien.
b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat
dilakukan.
c. Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan klien.
d. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
f. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 2
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Melatih kemampuan kedua.
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

b. SP 1 untuk keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat klien.
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah
yang dialami klien beserta proses terjadinya.
SP 2
a. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien harga diri
rendah
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada klien
harga diri rendah.
SP 3
a. Membantu keluarga membuat jadwal di rumah termasuk
minum obat.
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
Daftar Pustaka

Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan stretegi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi program S1 keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Keliat, B.A. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai