KEPERAWATAN JIWA
HARGA DIRI RENDAH
DISUSUN OLEH:
Muslimawati, S.Kep.
NIM : 2141191
3. Etiologi
Berbagai faktor penyebab terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang yaitu :
a. Faktor predisposisi
Menurut (Fitria 2009) Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik
adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri
yang tidak realistis.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan,
serta menurunnya produktivitas. (Fitria,2009).
4. Manifestasi Klinis
Menurut Fitria (2009) perilaku-perilaku seperti dibawah ini diantaranya :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimistis
d. Tidak menerima pujian
e. Penurunan produktifitas
f. Penolakan terhadap kemampuan diri
g. Kurang memperhatikan perawatan diri
h. Berpakaian tidak rapi i. Selera makan berkurang
i. Tidak berani menatap lawan bicara
j. Lebih banyak menunduk
k. Bicara lambat dengan nada suara lemah
l. Merusak/melukai orang lain
m. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup
n. Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi
o. Sulit bergaul
p. Menunda keputusan
5. Patofisilogi
Keliat, dkk. (2011, p. 76) menyatakan bahwa harga diri rendah muncul apabila
lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuanya. Proses
terjadinya harga diri rendah disebabkan karena sering disalahkan pada masa kecil, jarang
diberi pujian atas keberhasilanya. Individu pada saat mencapai masa remaja keberadaanya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan, atau pergaulan.
6. Pohon masalah
Menurut (Yosep, 2014, p. 264) pohon masalah pasien harga diri rendah yaitu :
Isolasi Sosial Effect
7. Penatalaksanaan
Terapi yang dapat diberikan pada pasien harga diri rendah antara lain :
a. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,
penderita lain, perawat dan dokter. (Nurarif dan Hardhi, 2015, p. 56).
b. Terapi hubungan interpersonal
Menurut Enjang (2009, p. 68) Hubungan interpersonal adalah komunikasi antar orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap langsung baik
secara verbal maupun secara tatap muka.
Prabowo, (2014 hal 109) menjelaskan rentang respon adaptif dan maladaptif klien
dengan harga diri rendah adalah :
3. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dapat dilakukan menurut Fitria (2012, p.31) pada pasien harga diri
rendah yaitu :
a. Tindakan keperawatan untuk pasien
- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
- Membantu pasien dalam menilai kemampuan yang dapat digunakan.
- Membantu pasien agar dapat memilih atau menetapkan kegiatan sesuai dengan
kemampuan.
- Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih.
- Membantu pasien agar dapat merencanakan kegiatan.
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga
- Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
- Menjelaskan kepada keluarga tentang kondisi pasien yang mengalami gangguan
konsep diri: harga diri rendah.
- Mendiskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien.
- Menjelaskan cara-cara merawat pasien dengan gangguan konsep diri: harga diri
rendah.
- Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan gangguan konsep diri: harga diri
rendah.
- Membantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah.
4. Evaluasi
a. Kemampuan pasien
- Menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
- Menilai kemampuan yang masih dapat digunakan.
- Memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien.
- Melatih kemampuan yang telah dipilih.
- Melaksanakan kemampuan yang telah dilatih.
- Melakukan kegiatan sesuai jadwal.
b. Kemampuan keluarga
- Menjelaskan pengertian serta tanda-tanda orang dengan harga diri rendah.
- Menyebutkan tiga cara merawat pasien harga diri rendah (memberikan pujian,
menyediakan fasilitas untuk pasien, dan melatih pasien melakukan kemampuan).
- Mampu mempraktekkan cara merawat pasien.
- Melakukan follow up sesuai rujukan