Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

Harga Diri Rendah

I. MASALAH UTAMA
Harga diri rendah.
A. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk kehilanganpercaya diri, tidakberdaya, tidak berharga, pesimis, tidak
ada harapan, dan putus asa (setyaningsih 2009) disebabkan oleh faktor
eksternal dan faktor internal, faktor eksternal misalnya kehilangan hubungan
dengan orang lain, kritikan. Faktor internal diantarannya perasaan gagal.
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak
diterima lingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya
(Machmudi 2011).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan (yulianingtyas 2008).
Harga diri rendah merupakan perasaan malu atau minder karena
adanya kekurangan pada diri yang biasanya disebabkan oleh penilaian negatif
dari diri sendiri maupun orang lain dalam lingkungan yang sama (mulyono
2013)

II. ETIOLOGI
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Faktor predisposisi
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan
yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis.
Faktor Presipitasi
Stressor pemicu mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal
seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika
kejadian yang megancam.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi
peran :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh
kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan
dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara
a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll.
Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena
privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan
kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan
struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama.
Pasien mempunyai cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi
ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat
ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien
gangguan jiwa.
Tanda dan Gejala
Mengejek dan mengkritik diri
Merasa bersalah dan khawatir, menghukum dan menolak diri
sendiri
Mengalami gejala fisik, missal : tekanan darah tinggi
Menunda keputusan
Sulit bergaul
Menghindari kesenangan yang dapat meberi rasa puas
Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga,
halusinasi
Merusak diri : harga diri rendah menyokong pasien untuk
mengakhirinya hidup
Merusak/melukai orang lain
Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimistis
Tidak menerima pujian
Penurunan produktivitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Kurang memerhatikan perawatan diri
Berpakaian tidak rapih
Berkurang selera makan
Tidak berani menatap lawan bicara
Lebih banyak menunduk
Bicara lambat dengan nada suara lemah.

B. POHON MASALAH

isolasi sosial

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Tidak efektifnya koping individu

C. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Masalah keperawatan:
Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
2. Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri
hidup.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Tujuan umum: sesuai masalah (problem).
b. Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
dengan perawat
Tindakan:
1.1.Bina hubungan saling percaya
- Salam terapeutik
- Perkenalan diri
- Jelaskan tujuan inteniksi
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topic
pembicaraan).
1.2. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
1.3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
1.4. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki.
Tindakan:
2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien.
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis.
2.3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan:
3.1. Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat
digunakan.
3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan
setelah pulang ke rumah.
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai
kemampuan yang dimiliki.
Tindakan :
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan.
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
5.2. Beri pujian atas keberhasilan
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan:
6.1.Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien.
6.2.Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
6.4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

Tindakan Keperawatan
Sapa klien dengan ramah,perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan
nama lengkap dan nama panggilan yang disukai.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan dan dapat
dilanjutkan penggunaaanya.
Rencanakam bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan.
Beri kesempatan klien mencoba kegiatanyang telah direncanakan.
Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah.
Masukkan dalam jadwal harian klien
F. Mekanisme Koping / Mekanisme Pertahanan Ego
1. Kompensasi
2. Menyangkal/denial
3. Disosiasi
4. Identifikasi
5. Intelektualisasi
6. Rasionalisasi
7. Sublimasi
8. Supresi
9. Represi
10. Regresi
11. Projeksi
12. Introyeksi
13. Perilaku menerik diri (withdrawl)
14. Kompromi
15. Reaksi formasi
16. Projeksi
17. Displacement (pemindahan)
18. Konversi
19. Reframing
20. Fantasi atau khayalan
21. Negativisme
22. Menghapuskan (undoing)
23. Simpatisme
24. Asketisisme
25. Latihan seimbang dan aktivitas konstruktif
26. Makan berlebihan atau tidak makan
27. Teknik relaksasi
28. Berbicara dengan orang lain
CONTOH
Fase Orientasi
Selamat pagi, Perkenalkan nama saya rospiana dari FIK UMI.
2. Evaluasi/validasi
Bagaimana keadaan ibu hari ini ? ibu terlihat segar.
3. Kontrak
a. Topik
Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih
dapat ibu dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita
akan latih
b. Tempat
Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ?
c. Waktu
Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit

Fase Kerja
ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci
piring..............dst.. Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan
kegiatan yang ibu miliki .
ibu dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali
ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini. O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur ibu. Mari kita
lihat tempat tidur ibu Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?
Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal
dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik.
Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !.
Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan.
Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita
lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !
ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus
Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau ibu
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan ibu
(tidak) melakukan.

Terminasi
Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapihkan tempat tidur ? Yach, ternyata banyak memiliki kemampuan yang
dapat dilakukan di rumah sakit ini.
2. Evaluasi Obyektif
Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah ibu praktekkan dengan
baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah
pulang.
3. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. ibu Mau berapa kali
sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ?
Lalu sehabis istirahat, jam 16.00
4. Kontrak
* Topik
Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. ibu masih ingat kegiatan
apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya
bagus, cuci piring..
* Waktu
kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi
* Tempat
di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya
STRATEGI PELAKSAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PASIEN KELUARGA
SP1P SPIK
1. Mengindentifikasi kemampuan 1. Mengidentifikasi masalah yang
positif yang dimiliki dirasakan dalam merawat pasien
2. Menilai kemampuan yang dapat 2. Menjelaskan proses terjadinya
dilakukan saat ini HDR
3. Memilih kemampuan yang akan 3. Menjelaskan tentang cara merawat
dilatih pasien
4. Melatih kemampuan pertama yang 4. Bermain peran dalam
dipilih merawatpasien HDR
5. Masukkan kedalam jadwal pasien 5. Menyusun RTL keluarga/ jadwal
keluarga untuk merawat pasien
SP2P SP2K
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1) 1. Evaluasi kemampuan Sp1
2. Memilih kemampuan kedua yang 2. Latih keluarga langsung ke pasien
dapat dilakukan 3. Menyusun RTL. Keluarga/jadwal
3. Melatih kemampuan yang dipilih keluarga untuk merawat pasien
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP3P SP3K
1. Evaluasi kegiatan lalu (Sp1 dan 2) 1. Evaluasi kemampuan keluarga
2. Memilih kemampuan ketiga yang 2. Evaluasi kemampuan pasien
dapat dilakukan 3. RTL keluarga
3. Melatih kemampua ketiga yang = Follow Up
dipilih = Rujukan
4. Masukkan dalam jadal kegiatan
pasien
DAFTAR PUSTAKA

Boyd & Nihart. (2008). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st


Edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
Stuart & Sundeen. 2005). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC:
Jakarta.
Townsend. (2005). Nursing Diagnosis In Psychiatric Nursing A Pocket
Guide For Care Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC
Setyaningsih , Yayuk (2009) Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Ruang Ayodya
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Skripsi Thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Mulyono, Andri (2013) Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Harga
Diri Rendah Di Ruang Maespati Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta. Tugas Akhir Thesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Machmudi , Septa Ari (2011) Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Bangsal
Abimanyu Rsjd Surakarta. Skripsi Thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Yulianingtyas , Dian Tri (2008) Asuhan Keperawatan Pada Tn. S. Dengan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Ruang Abimanyu
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Tugas Akhir Thesis,
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai