Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

OLEH:
AINUL FITRI, S. Kep
21.300.0184

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

OLEH:
AINUL FITRI, S. Kep
21.300.0184

Banjarmasin, April 2022

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) (Dahlia, S. Kep., Ns)


LEMBAR KONSULTASI

No Hari/tanggal Saran Paraf


LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH ( HDR )

A. Masalah Utama
Harga Diri Rendah

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan.
Penilaian negative seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. Perasaan negative
terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan.

2. Rentang Respons

Respon Adaptif Respon


Maladaftif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Kerancua Depersonalisasi


positif rendah identitas
Rentang respons Harga Diri Rendah

3. Tanda dan Gejala


Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri
rendah :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimistis
d. Tidak menerima pujian
e. Penurunan produktivitas
f. Penolakan terhadap kemampuan diri
g. Kurang memperhatikan perawatan diri
h. Berpakaian tidak rapi
i. Selera makan berkurang
j. Tidak berani menatap lawan bicara
k. Lebih banyak menunduk
l. Bicara lambat dengan nada suara lemah

4. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri yang tidakrealistis.
5. Faktor Prepitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan
konsep diri : harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional maupun
kronik.
a. Situasional
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis yang terjadi
secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara
tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi
korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus masuk
penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan
rendahnya harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik,
pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan
yang tidak tercapai akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh, serta
perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan
keluarga.
b. Kronik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negative sebelum
dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat. Baik factor
predisposisi maupun presipitasi di atas bila telah mempengaruhi
seseorang baik dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, maka
dianggap telah memengaruhi koping individu tersebut sehingga
menjadi tidak efektif ( mekanisme koping individu tidak efektif).
Bila kondisi klien dibiarkan tanpa ada interensi lebih lanjut dapat
menyebabkan kondisi dimana klien tidak memiliki kemauan untuk
bergaul dengan orang lain (isolasi sosial). Klien yang mengalami
isolasi social dapat membuat klien asyik dengan dunia dan
pikirannya sendiri sehingga dapat muncul risiko perilaku kekerasan.

6. Pohon Masalah

Risiko Tinggi (Risti) Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

Core Problem Harga Diri Rendah

Causa Koping Individu Tidak Efektif

C. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Harga Diri Rendah
2. Koping Individu Tidak Efektif
3. Isolasi Social
4. Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
5. Risti Perilaku Kekerasan
D. Data Yang Perlu Dikaji
Masalah Keperawatan Data yang Perlu Dikaji
Harga diri rendah Subjektif :
1. Mengungkapkan dirinya merasa tidak
berguna
2. Mengungkapkan dirinya merasa tidak
mampu
3. Mengungkapkan dirinya tidak semangat
untuk beraktivitas atau bekerja
4. Mengungkapkan dirinya malas melakukan
perawatan diri (mandi, berhias, makan,
atau toileting)

Objektif :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaiantidakrapi.
9. Berkurang selera makan
10. Tidak berani menatap lawan bicara
11. Lebih banyak menunduk
12. Bicara lambat dengan nada suara lemah

E. Diagnosis Keperawatan
Harga Diri Rendah
F. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Rencana Tinda kan Keperawatan Pada Klien
Tujuan / strategi pelaksanaan :
a. Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk Klien
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2) Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.
3) Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan klien.
4) Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
6) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

b. Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk klien


1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2) Melatih kemampuan kedua.
3) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Tindakan Keperawatan Untuk Klien :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki klien.
Perawat dapat melakukan hal-hal berikut untuk membantu klien
mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih
dimilikinya.
1) Mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah
kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan klien di rumah,
adanya keluarga dan lingkungan terdekat klien.
2) Beri pujian yang realistis atau nyata dan hindarkan penilaian yang
negative setiap kali bertemu dengan klien.
a. Membantu klien dalam menilai kemampuan yang dapat
digunakan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
1) Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih
dapat digunakan saat ini setelah mengalami bencana.
2) Bantu klien menyebutkannya dan beri penguatan
terhadap kemampua ndiri yang berhasil diungkapkan
klien.
3) Perlihatkan respons yang kondusif dan jadilah pendengar
yang aktif.
b. Membantu klien agar dapat memilih atau menetapkan
kegiatan sesuai dengan kemampuan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
1) Mendiskusikan dengan klien beberapa aktivitas yang
dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan
klien lakukan sehari-hari.
2) Bantu klien menetapkan aktivitas yang dapat dilakukan
secara mandiri. Tentukan aktivitas-aktivitas yang
memerlukan bantuan minimal dan bantuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat klien.
3) Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat
dilakukan klien.
4) Lakukan penyusunan aktivitas bersama klien dan buatlah
daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari klien.
c. Melatih kegiatan klien yang sudah dipilihsesuai kemampuan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
1) Mendiskusikan dengan klien untuk menetapkan urutan
kegiatan (yang sudah dipilih klien) yang akan dilatihkan.
2) Bersama klien dan keluarga memperagakan beberapa
kegiatan yang akan dilakukan klien.
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata pada setiap
kemajuan yang diperlihatkan klien.
d. Membantu klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya. Untuk mencapai tujuan dari tindakan
keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-hal
berikut :
1) Memberi kesempatan pada klien untuk mencoba
kegiatan yang telah dilatihkan.
2) Beri pujian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat
dilakukan setiap hari.
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktivitas.
4) Menyusun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan
bersama klien dan keluarga.
5) Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya setelah melaksanakan kegiatan.
6) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas
yang dilakukan klien.

2. Untuk Keluarga
Tujuan / Strategi Pelaksanaan
a. Strategi pelaksanaan 1 (SP1) untuk keluarga
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien.
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami klien beserta proses terjadinya.
b. Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga
1) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien harga diri
rendah.
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
harga diri rendah.
c. Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minu mobat.
2) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien.
2) Jelaskan kepada keluarga tentang kondisi klien yang mengalami
gangguan konsepdiri : harga diri rendah kronis.
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki klien.
4) Jelaskan cara-cara merawat klien dengan gangguan konsep diri :
harga diri rendah kronis.
5) Demonstrasikan cara merawat klien dengan gangguan konsep diri
: harga diri rendah kronis.
6) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan klien di rumah.

G. Strategi Pelaksanaan
Harga Diri Pasien Keluarga
Rendah
SP I Pasien SP I Keluarga
1. Mengindentifikasi 1. Mendiskusikan masalah yang
kemampuan dan aspek dirasakan keluarga dalam merawat
positif yang dimiliki pasien pasien
2. Membantu pasien menilai 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
kemampuan pasien yang gejala harga diri rendah yang
masih dapat digunakan dialami pasien beserta proses
3. Membantu pasien memilih terjadinya
kegiatan yang akan dilatih 3. Menjelaskan cara-cara merawat
sesuai dengan kemampuan pasien harga diri rendah
4. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang
wajar terhadap keberhasilan
pasien
6. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP II Pasien SP II Keluarga
1. Melatih keluarga mempraktekkan
1. Mengevaluasi jadwal
cara merawat pasien dengan harga
kegiatan harian pasien
diri rendah
2. Melatih kemampuan kedua
2. Melatih keluarga melakukan cara
3. Menganjurkan pasien
merawat pasien dengan harga diri
memasukkan dalam jadwal
rendah
kegiatan harian
SP III Keluarga
1. Membantu keluarga membuat
jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2015. Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S-1 Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Sutejo. (2017). Keperawatan Kesehatan Jiwa Prinsip dan Praktik Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Yosep, I. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai