OLEH:
AINUL FITRI, S. Kep
21.300.0184
OLEH:
AINUL FITRI, S. Kep
21.300.0184
A. Masalah Utama
Harga Diri Rendah
2. Rentang Respons
4. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri yang tidakrealistis.
5. Faktor Prepitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan
konsep diri : harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional maupun
kronik.
a. Situasional
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis yang terjadi
secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara
tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi
korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus masuk
penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan
rendahnya harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik,
pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan
yang tidak tercapai akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh, serta
perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan
keluarga.
b. Kronik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negative sebelum
dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat. Baik factor
predisposisi maupun presipitasi di atas bila telah mempengaruhi
seseorang baik dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, maka
dianggap telah memengaruhi koping individu tersebut sehingga
menjadi tidak efektif ( mekanisme koping individu tidak efektif).
Bila kondisi klien dibiarkan tanpa ada interensi lebih lanjut dapat
menyebabkan kondisi dimana klien tidak memiliki kemauan untuk
bergaul dengan orang lain (isolasi sosial). Klien yang mengalami
isolasi social dapat membuat klien asyik dengan dunia dan
pikirannya sendiri sehingga dapat muncul risiko perilaku kekerasan.
6. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Objektif :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaiantidakrapi.
9. Berkurang selera makan
10. Tidak berani menatap lawan bicara
11. Lebih banyak menunduk
12. Bicara lambat dengan nada suara lemah
E. Diagnosis Keperawatan
Harga Diri Rendah
F. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Rencana Tinda kan Keperawatan Pada Klien
Tujuan / strategi pelaksanaan :
a. Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk Klien
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2) Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.
3) Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan klien.
4) Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
6) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2. Untuk Keluarga
Tujuan / Strategi Pelaksanaan
a. Strategi pelaksanaan 1 (SP1) untuk keluarga
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien.
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami klien beserta proses terjadinya.
b. Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga
1) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien harga diri
rendah.
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
harga diri rendah.
c. Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minu mobat.
2) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien.
2) Jelaskan kepada keluarga tentang kondisi klien yang mengalami
gangguan konsepdiri : harga diri rendah kronis.
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki klien.
4) Jelaskan cara-cara merawat klien dengan gangguan konsep diri :
harga diri rendah kronis.
5) Demonstrasikan cara merawat klien dengan gangguan konsep diri
: harga diri rendah kronis.
6) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan klien di rumah.
G. Strategi Pelaksanaan
Harga Diri Pasien Keluarga
Rendah
SP I Pasien SP I Keluarga
1. Mengindentifikasi 1. Mendiskusikan masalah yang
kemampuan dan aspek dirasakan keluarga dalam merawat
positif yang dimiliki pasien pasien
2. Membantu pasien menilai 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
kemampuan pasien yang gejala harga diri rendah yang
masih dapat digunakan dialami pasien beserta proses
3. Membantu pasien memilih terjadinya
kegiatan yang akan dilatih 3. Menjelaskan cara-cara merawat
sesuai dengan kemampuan pasien harga diri rendah
4. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang
wajar terhadap keberhasilan
pasien
6. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP II Pasien SP II Keluarga
1. Melatih keluarga mempraktekkan
1. Mengevaluasi jadwal
cara merawat pasien dengan harga
kegiatan harian pasien
diri rendah
2. Melatih kemampuan kedua
2. Melatih keluarga melakukan cara
3. Menganjurkan pasien
merawat pasien dengan harga diri
memasukkan dalam jadwal
rendah
kegiatan harian
SP III Keluarga
1. Membantu keluarga membuat
jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2015. Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S-1 Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Sutejo. (2017). Keperawatan Kesehatan Jiwa Prinsip dan Praktik Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Yosep, I. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.