2. Definisi
1) Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif
dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Towsend,
1998).
2) Penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Schult dan
Videbeck, 1998).
3) Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, marasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1998).
Isolasi Sosial
6. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah Kronis
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Kondisi
Klien sedang duduk diatas tempat tidur sambil menunduk. Tidak mau
melihat dan bercakap-cakap drngan klien lain yang sedang duduk di
samping tempat tidurnya.
Klien masuk ke rumah sakit karena menolak untuk bergaul dengan
orang lain. Hal itu terjadi sejak bapaknya meninggal dunia dua tahun
yang lalu.
Klien sering mengatakan bahwa dialah penyebab kematian bapaknya,
karena dia tidak mampu menjaganya dengan baik. Klien mengatakan
seandainya dulu dia menyelesaikan pedidikan akpernya pasti akan
mampu merawat bapaknya. Klien mengatakan bahwa dia adalah anak
yang bodoh dan tidak berguna bagi keluarga. Klien mengatakan dia
tidak seperti kakaknya yang mempunyai banyak keahlian. Bahkan
untuk menjaga bapaknya yang sakit saja dia tidak mampu.
Observasi pada klien didapatkan klien sering menunduk, menghindari
kontak mata, dan berbicara hanya sebentar atau seperlunya saja.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis
3. TUK/SP1
Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Klien mampu menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan.
Klien mampu melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai
kemampuannya.
Klien mampu merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.\
4. Tindakan Keperawatan
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
klien.
Tindakan yang dapat dilakukan perawat agar klien mampu
mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
adalah dengan cara senagai berikut:
a. Mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah kemampuan
dan aspek positif, seperti melakukan pekerjaan rumah dengan
keluarga dan lingkungan terdekat klien.
b. Beri pujian yang realistis atau nyata dan hindarkan penilaian yang
negative setiap kali bertemu dengan klien.
Membantu klien agar mampu menilai kemampuan yang dapat
digunakan.
Tindakan yang dapat dilakukan perawat agar klien mampu menilai
kemampuan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
a. Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini setelah mengalami bencana
b. Bantu klien menyyebutkannya dan berikan penguatan pada
kemampuan diri yang diungkapkan klien
c. Perlihatkan respon yang kondusif dan jadilah pendengar yang aktif.
Melatih kegiatan klien yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Mendiskusikan dengan klien untuk menetapkan urutan kegiatan
(yang sudah dipilih klien) yang akan dilatihkan.
b. Bersama klien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan
yang akan dilakukan klien.
c. Berikan dukungan dan pujian yang nyata pada setiap kemajuan
yang perlihatkan klien.
Membentuk klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya.
Untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut, perawat
dapat melakukan hal-hal berikut.
a. Memberi kesempatan klien untuk mencoba kegiatann yang telah
dilatih
b. Beri pujian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan klien
setiap hari.
c. Tinkatkan kegiatan sesuai dengan kemampuan dan perubahan
setiap aktivitas.
d. Susunan daftar aktivitas yang sudah dilatih bersama klien dan
keluarga.
e. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan.
f. Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang
dilakukan klien.
2. Kerja
“Coba N ceritakan apa yang menyebabkan N tidak mau bergaul dengan?
Apa yang menyebabkan N merasa bersalah? Apa yang menyebabkan N
merasa sangat bodoh?”
“Bagaimana dengan kemampuan lain seperti kemampuan akademik
lainnya selain computer?”
(Jika klien mengangguk)
“Nah, apa saja? Coba ceritakan ke suster. Bagus, apalagi? Saya buat
daftarnya ya. Apa lagi kegiatan lain? Menyanyi misalnya? Atau mengaji?
Wah.., bagus sekali ada enam kemampuan yang N miliiki.”
“N, dari enam kemampuan yang dimiliiki mana yang masih bisa
ddilakukan di rumah sakit? Coba kita lihat yang pertama bisakah, yang
kedua…(Misalnya ada 3 kemampuan yang bisa dilakukan) “Wah, bagus
sekali masih ada tiga kemampuan yang bisa dilakukan di rumah sakit.”
“Sekarang coba N pilih salah satuyang mampu dilakukan di rumah sakit.
Bagus sekali, sekarang kita coba latih kemampuan N dalam membaca
alquran. N pernah mengaji selama di rumah sakit ini? Bagus sekali.
Biasanya Alquran-nya didapat dari siapa? Baiklah, sekarang suster
pinjamkan Alquran, dan coba N membaca ayat yang N inginkan.”
“Bagus sekali bacaan N, pembacaan hurufnya juga tepat.”
Sekarang coba dilanjutkan ke ayat yang berikutnya.”
“Nah, sekarang kita sudah selesai mengaji, N tutup saja Alquran.”
3. Terminasi
“Bagaimana perasaan N setelah kita bercakap-cakap dan latihan mengaji
tadi?”
“Ternyata masih banyak kemampuan N yang bisa dilakukan di rumah
ssakit ini yang sudah N praktikan dengan baik sekali.”
“Bagaimana kalau kita masukkan kegiatan inni di dalam jadwal harian N.
Menurut N jam berapa mau dimasukan?”
“Bagus sekali, berate jam 05.30 setelah salat shubuh dan 18.30 setelah
salat maghrib ya.”
“Baiklah, bagaimana kalau dua jam lagi saya datang dan kita melatih
kemampuan N yang kedua yaitu menanam bunga. Tempatnya di sini saja
ya N”