Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Kasus (Masalah Keperawatan Jiwa Utama)


Harga Diri Rendah

2. Definisi
1) Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif
dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Towsend,
1998).
2) Penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Schult dan
Videbeck, 1998).
3) Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, marasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1998).

3. Etiologi, Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi


Berbagai faktor menunjang terjadinya terjadinya perubahan dalam konsep-diri
seseorang. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga
diri rendah adalah padamasa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.menjelang
dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih
dari kemampuannya (Yosep, 2009).
1) Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan, atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep
diri : harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun
kronik.
Situasional. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis yang
terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul
secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi
korban pemerkosaan, atau menjadi narapidana, sehingga harus masuk
penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan
rendahnya harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik, pemasangan
alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai
akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas
kesehatan yang kurng menghargai klien dan keluarga.
Kronik. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis biasanya
sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatif sebelum dirawat dan
menjadi semakin meningkat saat dirawat.
Baik faktor perdisposisi maupun presipitasi di atas bila telah
memengaruhi seseorang baik dalam berpikir, bersikap, maupun bertindak,
maka dianggap telah memengaruhi koping individu tersebut sehingga
menjadi tidak efektif (mekanisme koping individu tidak efektif). Bila kondisi
klien dibiarkan tanpa ada intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan
kondisi dimana klien tidak memiliki kemauan untuk bergaul dengan orang
lain (isolasi sosial). Klien yang mengalami isolasi sosial dapat membuat
klien asyik dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga dapat muncul
resiko perilaku kekerasan.

4. Tanda dan Gejala


Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri rendah
kronis:
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimistis
4) Tidak menerima pujian
5) Penurunan produktivitas
6) Penolakan terhadap kemampuan diri.
7) Kurang memperhatikan perawatan diri
8) Berpakaian tidak rapi
9) Selera makan berkurang
10)Tidak berani menatap lawan bicara
11)Lebih banyak menunduk
12)Bicara lambat dengan nada suara lemah.

5. A. Pengkajian Keperawatan Jiwa yang dikaji


Masalah Keperawatan Data yang Perlu Dikaji
Harga diri rendah kronis Subjektif:
 Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna
 Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu
 Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk
beraktivitas atau berkerja
 Mengungkapkan dirinya malas melakukan
perawatan diri (mandi, berhias, makan, atau
toileting)
Objektif:
 Mengkritik diri sendiri
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimistis
 Tidak menerima pujian
 Menurunkan produktivitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 Kurang memperhatikan perawatan diri
 Berpakaian tidak rapi
 Berkurangnya selera makan
 Tidak berani menatap lawan bicara
 Lebih banyak menundunk
 Bicara lambat dengan nada suara lemah
B. Pohon Masalah (gambaran pohon masalah)
Resiko tinggi (Risti) Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

Core Problem Harga Diri Rendah Kronis

Causa Koping Individu tidak Efektif

6. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah Kronis

7. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Rencana tindakan keperawatan pada klien
 Tujuan/strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.
c. Membatu klien menetukan kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan klien.
d. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
f. Menganjurkan klien memasukan jadwal kegiatan harian.
Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk klien.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien,
b. Melatih kemampuan keduanya
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal harian.
 Tindakan keperawatan untuk klien
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
klien.
Perawat dapat melakukan hal-hal berikut utuk membantu klien
mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki.
1) Mendiskusikan bahwa klien maasih memiliki sejumlah
kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan klien di rumah,
adanya keluarga dan lingkungan terdekat klien.
2) Beri pujian yang realistis atau nyata dan hindarkan penilaian
yang negatif setiap kali bertemu dengan klien.
b. Membantu klien dalam menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini setelah mengalami bencana.
2) Mantu klien menyebutkannya dan berikan penguatan terhadap
kemampuan diri yang berhasil diungkapkan klien.
3) Perlihatkan respons yang konduktif dan jadilah pendengar yang
aktif.
c. Membantu klien agar dapat memilih atau menetapkan kegiatan
sesuai dengan kemampuan. Tindakan keperawatan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mendiskusikan dengan klien beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dan pilih sebagai kegiatan yang akan dilakukan
sehari-hari.
2) Bantu klien menetapakan aktivitas yang dapat dilakukan secara
mandiri. Tentukan aktivitas-aktivitas yang memerlukan bantuan
minimal dan bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan
terdekat klien. Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang
dapat dilakukan klien. Lakukan penyusunan aktivitas bersama
klien dan buatlah daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari klien.
d. Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Mendiskusikan dengan klien untuk menetapkan urutan kegiatan
(yang sudah dipilih klien yang akan dilatih.
2) Bersama klien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan
yang akan dilakukan klien.
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata pada setiap kemajuan
yang diperlihatkan klien.
e. Membantu klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuan.
Untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut,
saudara dapat melakukan hal-hal berikut:
1) Memberi kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
telah dilakukan.
2) Berikan pujian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat yang
dapat dilakukan klien setiap hari.
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktivitas.
4) Menyusun daftar setiap aktivitas yang sudah dilakukan bersama
klien dan keluarga.
5) Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya setelah melaksanakan kegiatan
6) Yakikan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang
dilakukan oleh klien.
2. Rencana tindakan keperawatan pada keluarga.
 Tujuan/strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk keluarga.
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien.
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami klien beserta proses terjadinya.
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga.
a. Melatih keluarga untuk memperaktikan cara merawat klien harga
diri rendah.
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
harga dri rendah.
Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat.
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
 Tindakan keperawatan untuk keluarga.
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien.
b. Jeleskan kepada keluarga tentang kondisi klien yang mengalami
gangguan konsep diri; harga diri rendah kronis.
c. Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki klien.
d. Jelaskan cara-cara merawat klien dengan gangguan konsep diri:
harga diri rendah kronis.
e. Demostrasikan cara merawat klien dengan gangguan konsep diri:
harga diri rendah kronis.
f. Bantu klien menyusun rencana kegiatan klien di rumah.

8. Referensi Laporan Pendahuluan


Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Bandung : Refika Aditama.
Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta :
Salemba Medika.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Pasien Harga Diri Rendah

 Masalah : Harga Diri Rendah


 Waktu : Disesuaikan

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
 Kondisi
Klien sedang duduk diatas tempat tidur sambil menunduk. Tidak mau
melihat dan bercakap-cakap drngan klien lain yang sedang duduk di
samping tempat tidurnya.
 Klien masuk ke rumah sakit karena menolak untuk bergaul dengan
orang lain. Hal itu terjadi sejak bapaknya meninggal dunia dua tahun
yang lalu.
 Klien sering mengatakan bahwa dialah penyebab kematian bapaknya,
karena dia tidak mampu menjaganya dengan baik. Klien mengatakan
seandainya dulu dia menyelesaikan pedidikan akpernya pasti akan
mampu merawat bapaknya. Klien mengatakan bahwa dia adalah anak
yang bodoh dan tidak berguna bagi keluarga. Klien mengatakan dia
tidak seperti kakaknya yang mempunyai banyak keahlian. Bahkan
untuk menjaga bapaknya yang sakit saja dia tidak mampu.
 Observasi pada klien didapatkan klien sering menunduk, menghindari
kontak mata, dan berbicara hanya sebentar atau seperlunya saja.

2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis

3. TUK/SP1
 Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
 Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan.
 Klien mampu menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan.
 Klien mampu melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai
kemampuannya.
 Klien mampu merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.\

4. Tindakan Keperawatan
 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
klien.
 Tindakan yang dapat dilakukan perawat agar klien mampu
mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
adalah dengan cara senagai berikut:
a. Mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah kemampuan
dan aspek positif, seperti melakukan pekerjaan rumah dengan
keluarga dan lingkungan terdekat klien.
b. Beri pujian yang realistis atau nyata dan hindarkan penilaian yang
negative setiap kali bertemu dengan klien.
 Membantu klien agar mampu menilai kemampuan yang dapat
digunakan.
Tindakan yang dapat dilakukan perawat agar klien mampu menilai
kemampuan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
a. Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini setelah mengalami bencana
b. Bantu klien menyyebutkannya dan berikan penguatan pada
kemampuan diri yang diungkapkan klien
c. Perlihatkan respon yang kondusif dan jadilah pendengar yang aktif.
 Melatih kegiatan klien yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Mendiskusikan dengan klien untuk menetapkan urutan kegiatan
(yang sudah dipilih klien) yang akan dilatihkan.
b. Bersama klien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan
yang akan dilakukan klien.
c. Berikan dukungan dan pujian yang nyata pada setiap kemajuan
yang perlihatkan klien.
 Membentuk klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya.
Untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut, perawat
dapat melakukan hal-hal berikut.
a. Memberi kesempatan klien untuk mencoba kegiatann yang telah
dilatih
b. Beri pujian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan klien
setiap hari.
c. Tinkatkan kegiatan sesuai dengan kemampuan dan perubahan
setiap aktivitas.
d. Susunan daftar aktivitas yang sudah dilatih bersama klien dan
keluarga.
e. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan.
f. Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang
dilakukan klien.

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan


1. Orientasi
“Assalamualaikum. Selamat pagi N. saya suster…., panggil saja suster..,
saya mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan …yang akan bertugas di sini
dari jam 08.00-12.00 siang nanti.”
“Apa yang menyebabkan N dibawa ke sini? Apakah N masih
mengingatnya?”
“Bagaimana kalau kita membicarakaan tentang alas an N tidak mau
bergaul dengan orang lain dan terus menyendiri saja di dalam kamar?”
“Di mana kita membicarakannya? Bagaimana kalau di luar saja? Berapa
lama? 20 menit saja?”

2. Kerja
“Coba N ceritakan apa yang menyebabkan N tidak mau bergaul dengan?
Apa yang menyebabkan N merasa bersalah? Apa yang menyebabkan N
merasa sangat bodoh?”
“Bagaimana dengan kemampuan lain seperti kemampuan akademik
lainnya selain computer?”
(Jika klien mengangguk)
“Nah, apa saja? Coba ceritakan ke suster. Bagus, apalagi? Saya buat
daftarnya ya. Apa lagi kegiatan lain? Menyanyi misalnya? Atau mengaji?
Wah.., bagus sekali ada enam kemampuan yang N miliiki.”
“N, dari enam kemampuan yang dimiliiki mana yang masih bisa
ddilakukan di rumah sakit? Coba kita lihat yang pertama bisakah, yang
kedua…(Misalnya ada 3 kemampuan yang bisa dilakukan) “Wah, bagus
sekali masih ada tiga kemampuan yang bisa dilakukan di rumah sakit.”
“Sekarang coba N pilih salah satuyang mampu dilakukan di rumah sakit.
Bagus sekali, sekarang kita coba latih kemampuan N dalam membaca
alquran. N pernah mengaji selama di rumah sakit ini? Bagus sekali.
Biasanya Alquran-nya didapat dari siapa? Baiklah, sekarang suster
pinjamkan Alquran, dan coba N membaca ayat yang N inginkan.”
“Bagus sekali bacaan N, pembacaan hurufnya juga tepat.”
Sekarang coba dilanjutkan ke ayat yang berikutnya.”
“Nah, sekarang kita sudah selesai mengaji, N tutup saja Alquran.”

3. Terminasi
“Bagaimana perasaan N setelah kita bercakap-cakap dan latihan mengaji
tadi?”
“Ternyata masih banyak kemampuan N yang bisa dilakukan di rumah
ssakit ini yang sudah N praktikan dengan baik sekali.”
“Bagaimana kalau kita masukkan kegiatan inni di dalam jadwal harian N.
Menurut N jam berapa mau dimasukan?”
“Bagus sekali, berate jam 05.30 setelah salat shubuh dan 18.30 setelah
salat maghrib ya.”
“Baiklah, bagaimana kalau dua jam lagi saya datang dan kita melatih
kemampuan N yang kedua yaitu menanam bunga. Tempatnya di sini saja
ya N”

Anda mungkin juga menyukai