Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPUTUSASAAN

I. MASALAH UTAMA KEPERAWATAN


KEPUTUSASAAN

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Pengertian
Keputusasaan merupakan kondisi subyektif yang ditandai dengan individu
memandang hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternatif atau pilihan pribadi dan
tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingannya sendiri { Nanda, 2011}.

B. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Respon Reaksi Supresi Reaksi Depresi
Emosional Berduka Emosi Berduka
Rumit Tertunda

( Sumber : Stuart,2013)

C. Penyebab
Adapun faktor-faktor penyebab keputusasaan antara lain :
 Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:

a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga


yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis
dalam menghadapi suatu permasalahan
b.   Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang
teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c.    Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya
pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka
dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.

d.   Struktur Kepribadian
individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan
rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.

 Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:

1.    Faktor kehilangan
2.    Kegagalan yang terus menerus
3.    Faktor Lingkungan
4.    Orang terdekat ( keluarga )
5.    Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6.    Adanya tekanan hidup
7.    Kurangnya iman

D.Tanda dan gejala

Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa (“saya
tidak dapat melakukan”) Sering mengeluh dan Nampak murung. Nampak kurang
bicara atau tidak mau berbicara sama sekali Menunjukkan kesedihan, afek datar atau
tumpul. Menarik diri dari lingkungan. Kontak mata kurang. Mengangkat bahu tanda
masa bodoh. Nampak selalu murung atau blue mood. Menunjukkan gejala fisik
kecemasan (takikardia, takipneu) Menurun atau tidak adanya selera makan Peningkatan
waktu tidur. Penurunan keterlibatan dalam perawatan. Bersikap pasif dalam menerima
perawatan. Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna

E. Akibat
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu :
a.     Stres
b.     Depresi
c.      Galau
d.     Sakit
e.      Pola hidup yang tidak teratur
f.      Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
g.      Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk
dengan rasa putus asa yang ada.
h.     Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal
yang sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya.
i.       Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
j.       Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban
pikiran yang berlebihan.
k.     Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya
karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.
III. A. POHON MASALAH
KETIDAKBERDAYAAN

KEPUTUSASAAN

HARGA DIRI RENDAH

(Keliat,2011)

B. MASALAH KEPERAWATAN YANG PERLU DIKAJI


Kaji dan dokumentasikan kemungkinan bunuh diri
Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
Pantau nutrisi : Asupan dan berat badan

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1 Keputusasaan
2 Koping individu tidak efektif
3 Isolasi social
4 Defisit perawatan diri

V. RENCANA KEPERAWATAN
a. Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
b. Pantau nutrisi ( asupan dan berat badan )
c. Kaji kebutuhan spiritual
d. Tentukan keadekuatan hubungan dan dukungan sosial lain
e. Bantu klien melakukan aktifitas positif
f. Dukung partisipasi aktif dalam aktifitas kelompok
g. Gali faktor yang berkontribusi terhadap perasaan keputusasaan dengan pasien
h. Beri penguatan positif
i. Kaji dan dokumnetasikan kemungkinan bunuh diri
j. Jadwalkan waktu bersama pasien untuk memberikan kesempatan menggali
tindakan koping alternatif
k. Bantu klien untuk mengidnetifikasi area harapan dalam kehidupan
l. Demosntrasikan harapan dengan mengenalkan penilaian intrinsik dan
memandang penyakitnya hanya dari sudut pandang individu
m. Bantu pasien memperluas spiritual diri
n. Arahkan mengingat kembali kenangan
o. Hindari menutupi kebenaran
p. Libatkan pasien secara aktif untuk merawat dirinya
q. Dukung hubungan terapeutik dengan orang yang berarti
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KEPUTUSASAAN

Masalah utama : keputusasaan


Nama : Mr. X
Pertemuan : Ke … .
Tanggal : …… .

A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien
DO : Klien tampak tidak bersemangat, kesulitan mengungkapkan perasaan yang di
rasakannya, letih, sedih.
DS : Klien mengatakan sedih, kecewa, lelah akan hidupnya, tidak memiliki tujuan
hidup, tidak berdaya, dan tidak mampu.
2. Diagnosa Keperawatan
Keputusasaan
3. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi aspek-spek positif dalam dirinya
c. Klien dapat menetapkan kegiatan positif sesuai kemampuannya
d. Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih
e. Klien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Membantu identifikasi aspek-aspek positif klien
c. Membantu memilihkan kegiatan positif sesuai kemampuan klien
d. Melatih kemampuan klien
e. Membantu menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
5. Strategi Pelaksanaan
SP 1 :Mendiskusikan kegiatan positis yang dulu dilakukan, dan menulis ulang
kegiatan positif yang dilakukan
a. Orientasi
- Salam Terapeutik
“Selamat pagi, boleh saya berkenalan dengan anda? Nama saya …… bisa
dipanggil….. . Saya adalah mahasiswa keperawatan Poltekkes Malang. Saya
sekarang sedang praktik disini dari pukul 08.00-13.00 WIB. Kalua boleh tau
nama anda siapa yaa? Senang dipanggil apa? Begini pak/ibu, saya disini akan
membantu anda untuk menyelesaikan masalah yang sekarang sedang anda
hadapi.”
- Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas hari ini?”
- Kontrak
“Mas bagaimana jika kita berbincang-bincang tentang masalah yang sedang
anda hadapi saat ini?
Menurut anda dimana tempat yang sekiranya nyaman bagi anda untuk kita
berbincang-bincang atau disini saja? Baik, nanti kita akan berbincang-bincang
selama 30 menit ya mas. Apakah mas bersedia?
b. Kerja
“Coba mas ceritakan kepada saya tentang rasa sedih yang saat ini mas rasakan”
(Saya sedih sekali, sejak tangan kanan saya diamputasi, saya jadi tidak bisa
berbuat apapun, sehingga saya tidak bisa mencari nafkah lagi. Bahkan untuk
menuangkan air minum saja kesusahan apalagi mengambil barang-barang”
“Iya mas, saya mengerti yang anda rasakan saat ini. Kalau saya boleh tau sudah
berapa lama anda merasakna hal tersebut?”
“Baik mas, kalau boleh saya jelaskan sedikit tentang masalah yang anda hadapi
dinamakan keputusaan, dimana kondisi ini merupakan perasaan seseorang atas
suatu ketidakadapilihan untuk menyelesaikan suatu masalah. Tapi sebenarnya
anda masih mempunyai kemampuan untuk mengatasi hal tersebut.”
“Kalau boleh dan kiranya mas berkenan untuk saya bantu, saya mempunyai cara
untuk mas agar dapat mengatasi keputusasaan ini?”
“Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi keputusaan ini antara lain mas dapat
berbagi cerita kepada orang-orang terdekat anda, hal ini dapat membantu anda
mengurangi beban yang anda emban, selain itu mas bisa menuliskan kelebihan
ataupun hal-hal positif yang ada pada diri anda”
“Wah rupanya mas suka membuat kopi.”
“Coba deh, sekarang mas kalau dirumah coba pikirkan hal-hal yang positif dalam
diri mas dan coba luangkan waktu untuk melakukan hal-hal tersebut dalam
keseharian mas.”
“Kegiatan seperti ini bermanfaat untuk membangkitkan semangat dan harapan
mas untuk menjalani hidup, dengan hobi mas membuat kopi juga bisa untuk
menjadi suatu pekerjaan sehingga dapat membantu keuangan mas.”
c. Terminasi
“Bagaimana perasaan mas, setelah berbincang-bincang dengan saya?”
“Coba mas sebutkan masalah yang mas hadapi saat ini?”
“Coba mas, sebutkan hal positif apa dalam diri mas untuk menyelesaikan masalah
mas?”
“Baiklah, karna waktu kita sudah habis, mas bisa mencoba menerapkan cara-cara
yang saya anjurkan."
“Mas, bagaimana kalau besok kita berlatih kegiatan menyiapkan menuangkan air
minum, disini jam 09.00? Baiklah mas, saya permisi dulu. Selamat pagi.”

SP 2 : Mendiskusikan kemampuan pasien dalam kegiatan sehari-hari misalnya


menyiapkan makan untuk dirinya
a. Orientasi
“Selamat pagi mas…. . Masih ingat dengan saya? Iya benar saya perawat…. .
baik saya disini untuk menjutkan diskusi kita kemarin ya untuk mengatasi
masalah keputusasaan tertutaama pasca amputasi.
b. Validasi
“Bagaimana perasaan mas sangat ini?”
“Apakah mas sudah membuat daftar kemampuan positif mas?”
“Bagaimana kalua sekarang kita berlatih unutk menuangkan air minum?”
“Baik, enaknya kita berlatih disini atau ditempat lain?”
“Baik disini, 30 menit bagaimana mas?”

c. Kerja
“Coba sekarang mas ceritakan bagaimana keseharian mas pasca perawatan di
RS?”
“Baiklah, sekarang kita berlatih cara menyiapkan hindangan ya mas. Oke,
pertama-tama mas siapkan gelas, lalu ambil tekonya dan tuangkan secara perlahan
air dalam teko ke dalam gelas. Wah bagus sekali mas ternyata bisa melaksanakan
intruksi yang saya berikan.”
d. Terminasi
“Gimana mas perasaannya setelah berlatih kemampuan mas?
“Ternyata mas masih bisa melakukan hal-hal seperti orang lain lakukan.
Bagaimana rasanya, senang?”
“Sesuai kontrak waktu kita sebelumnya waktu kita sudah habis. Mas juga bisa
berlatih sendiri dengan kegiatan-kegiatan lainnya, misalnya membuat teh manis,
kopi, dan lain-lain. Baiamana apa mas bersedia?”
Baiklah, bagaimana kalau kita berlatih membuat kopi besok pagi jam 9 disini.
Sekarang saya pamit selamat pagi.
DAFTAR RUJUKAN

Keliat, B. A., & Akemat. (2010). Model praktek keperawatan Jiwa Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC Nanda, ( 2011) Nursing diagnosa & intervensi Stuard, G.
W. (2013), Principles and Practice of Psychiatric Nursing (9 ed.). Missouri: Mosby,
inc. Townsend. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care in
Evidence-Based Practice. Sixth Edition. Philadelphia. F.A Davis Company

Anda mungkin juga menyukai