Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN GERONTIK PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI PADA LANSIA

V-A (Keperawatan Gero0ntik)

Oleh: Kelompok 7 1. Efina Aris Devia 2. Wiwing Winarto 3. Wahyuni 4. Julianti

D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN AKADEMIK 2012/2013

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, atas rahmat dan hidayahnya kita bisa menyelesaikan makalah yang berjudul PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI PADA LANSIA Adapun harapan kami pada para pembaca ataua kalangan lain makalah ini dapat menampah pengetahuan dan wawasan pada para pembaca. Namun kami menyadari bahwa makalah ini ,masih banyak kekurangannya, karena keterbatasan ilmu yang kita miliki, oleh karena itu saran pada pembaca sangat kami harapkan agar makalah ini lebih terkonsep dengan baik. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah ini, dan kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan yang lebih. Sekian dan terima kasih.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas kehidupan seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual yang sehat adalah hubungan seksual yang dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan suami dan istri dan tidak menimbulkan akibat buruk baik fisik maupun psikis termasuk dalam hal ini pasangan lansia. Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah periode dimana seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun. Pada periode ini masalah seksual masih mendatangkan pandangan bias terutama pada wanita yang menikah, termasuk didalamnya aspek sosio-ekonomi. Pada pria lansia masalah terbesar adalah masalah psikis dan jasmani, sedangkan pada wanita lansia lebih didominasi oleh perasaan usia tua atau merasa tua. Pada penelitian di negara barat, pandangan bias tersebut jelas terlihat. Penelitian Kinsey yang mengambil sampel ribuan orang, ternyata hanya mengambil 31 wanita dan 48 pria yang berusia diatas 65 tahun. Penelitian Masters-Jonhson juga terutama mengambil sampel mereka yang berusia antara 50-70 tahun, sedang penelitian Hite dengan 1066 sampel hanya memasukkan 6 orang wanita berusia di atas 70 tahun(Alexander and Allison,1995). Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa: Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas seksual sampai usia yang cukup lanjut, dan aktifitas tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan dan ketiadaan pasangan. Aktifitas dan perhatian seksual pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan dengan pengalaman seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya. Mengingat bahwa kemungkinan hidup seorang wanita lebih panjang dari pria, seorang wanita lansia yang ditinggal mati suaminya akan sulit untuk menemukan pasangan hidup.

Saat ini jumlah wanita di Indonesia yang memiliki Usia Harapan Hidup (UHH) diatas 45 tahun lebih meningkat dan pada usia tersebut wanita masih berharap dapat melakukan hubungan seksual secara normal. Karena faktor usia, hubungan seksual pada lansia umumnya memiliki frekwensi yang relatif rendah, sehingga diperlukan suatu penelaahan tentang masalah seksual pada lansia. Fenomena sekarang, tidak semua lansia dapat merasakan kehidupan seksual yang harmonis. Ada tiga penyebab mengapa kehidupan seksual tidak harmonis. Pertama, komunikasi seksual diantara pasangan tidak baik. Kedua, pengetahuan seksual tidak benar. Ketiga karena gangguan fungsi seksual pada salah satu maupun kedua pihak bisa karena perubahan fisiologis maupun patologis. Agar kualitas hidup lansia tidak sampai terganggu karena masalah seksual, maka setiap disfungsi seksual harus segra diatasi dengan cara yang benar dan ilmiah. Yang perlu diperhatikan dalam penanganan disfungsi seksual ialah pertama kita harus menentukan jenis disfungsi seksual dengan tepat, mencari penyebabnya, memberikan pengobatan sesuai penyebab dan untuk memperbaiki fungsi seksual seperti dijelaskan dalam makalah ini.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan Asuhan keperawatan ini, yaitu: 1. Agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui apa penyebab,tanda dan gejala perubahan reproduksi pada LANSIA. 2. Agar kita sebagai mahasiswa mampu melakukan penanganan Pada klien dengan LANSIA 3. Mampu menerapkan pengkajian keperawatan pada klien dengan LANSIA

1.3 Rumusan Masalah

Adapun Beberapa Rumusan Masalah yang kami angkat pada Makalah kami ini yaitu a) b) c) Definisi LANSIA? Kegiatan sexual LANSIA? Perubahan system reproduksi pada LANSIA?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI LANSIA Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998). Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah periode dimana seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Pengertian Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya. Dengan demikian menua ditandai dengan kehilangan secara progresif lean body mass (LBM = jaringan aktif tubuh) yang sudah dimulai sejak usia 40 tahun disertai dengan menurunnya metabolisme basal sebesar 2% setiap tahunnya yang disertai dengan perubahan disemua sistem didalam tubuh manusia. Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, persyarafan, sisitem indra, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, urinaria, endokrin dan integumen.

KEGIATAN SEXUAL Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi : 1) fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi, 2) rohani, Secara rohani tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan sexualitas melalui pola pola yang baku seperti binatang dan 3) sosial, Secara sosial kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang apling diharapkan dalammenjalani sexualitas. Sexualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, msih banyak cara lain unutk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman sex

2.2 Perubahan system reproduksi pada lansia laki-laki Perubahan pada sistem reproduksi pria karena penuaan meliputi perubahan di jaringan testis, produksi sperma dan fungsi ereksi. Perubahan-perubahan ini biasanya terjadi secara bertahap. Tapi bisakah pria yang sudah menunjukkan tandatanda penuaan membuahi pasangannya dan menjadi ayah dan penuaan dengan perubahan sistem reproduksi pria dan efek penuaan pada kesuburannya. Perubahan akibat penuaan pada sistem reproduksi pria terutama terjadi di testis. Masa jaringan testis berkurang sedangkan kadar hormon seksual pria yaitu testosteron akan tetap sama atau hanya mengalami sedikit penurunan. Bisa saja terjadi masalah pada sistem ereksi, meskipun demikian masalah yang terjadi hanya menjadi lebih lambat & bukannya menjadi berkurang fungsinya.

Berikut beberapa perubahan pada pria lansia:

1. produksi hormon testoteron menurun secara bertahap. Penurunan ini mungkin juga akan menurunkan gairah seks. Testis menjadi lebih kecil dan kurang produktif. Akibatnya, terjadi penurunan jumlah sperma meski tidak mempengaruhi kemampuan sperma untuk membuahi ovum 2. kelenjar prostat biasanya membesar.

3. respon seksual terutama pada fase penggairahan menjadi lambat dan ereksi yang sempurna mungkin juga tertunda. Dibutuhkan stimulasi alat kelamin secara langsung untuk menimbulkan respon. 4. fase orgasme lebih singkat dengan ejakulasi yang tanpa disadari. Intensitas sensasi orgasme menjadi berkurang dan tekanan ejakulasi serta jumlah cairan sperma berkurang pula. 5. kebocoran cairan ejakulasi tanpa adanya sensasi ejakulasi yang kadang-kadang dirasakan pada lansia pria disebut sebagai ejakulasi dini atau prematur. 6. ereksi fisik frekuensinya berkurang termasuk selama tidur. 7. kemampuan ereksi kembali setelah ejakulasi semakin panjang, pada umumnya 12 sampai 48 jam. Ini berbeda pada orang muda yang hanya membutuhkan beberapa menit saja. 8. ereksi pagi hari (morning erection) juga semakin jarang terjadi.

Efek akibat perubahan sistem reproduksi Tingkat kesuburan bervariasi antara pria yang satu dengan pria yang lain, dan usia juga bukan merupakan alat prediksi yang baik terhadap tingkat kesuburan seseorang. Fungsi dari prostat juga tidak berkaitan erat dengan kesuburan, dan seorang pria masih dapat menjadi seorang ayah meskipun kelenjar prostatnya sudah diambil. Bahkan beberapa orang yang lanjut usia masih bisa dan masih ada yang menjadi seorang ayah.

Volume cairan yang dikeluarkan saat ejakulasi biasanya masih tetap sama, tetapi jumlah sperma hidup yang terdapat di dalamnya biasanya menjadi lebih sedikit. Penurunan gairah seksual (libido) dapat terjadi pada beberapa pria. Respon seksual juga bisa menjadi lebih lambat & berkurang intensitasnya. Hal ini berkaitan dengan penurunan kadar testosteron, tetapi hal tersebut juga bisa karena perubahan psikologi atau sosial yang berkaitan dengan penuaan (seperti misalnya berkurangnya minat dari pasangan), adanya penyakit tertentu, adanya kondisi kronis atau penggunaan obat-obatan. Mengalami penuaan sendiri tidak menghalangi pria untuk dapat menikmati hubungan seksual dengan pasangannya. 1. Masalah yang biasa dihadapi Disfungsi ereksi Disfungsi ereksi (ED) dapat menjadi kekhawatiran pada saat seorang pria menua. Normal terjadi bila ereksi yang dialami menjadi lebih jarang dibandingkan ketika masih muda, dan juga pria yang lebih tua sering kurang mampu untuk mengalami ejakulasi yang berulang. Akan tetapi ejakulasi dini sendiri seringkali merupakan akibat dari penggunaan obat-obatan tertentu atau akibat masalah psikologis dan bukan hanya karena penuaan. Sebanyak 90 % kasus disfungsi ereksi diyakini sebagai akibat efek samping dari penggunaan obat-obatan dibandingkan yang akibat masalah psikologis. Penggunaan obat-obatan terutama obat yang digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi & kondisi lain dapat menyebabkan beberapa pria menjadi tidak bisa untuk melakukan ereksi atau mempertahankan ereksi cukup lama untuk terjadinya hubungan seksual. Masalah kesehatan seperti diabetes juga dapat menyebabkan terjadinya disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi yang disebabkan oleh obat-obatan atau penyakit tertentu biasanya dapat sukses ditangani. Konsultasikan ke dokter atau dokter spesialis urologi mengenai kondisi yang dialami supaya bisa mendapatkan penanganan yang tepat Pembesaran prostat jinak (benign prostatic hypertrophy /BPH) Pembesaran prostat jinak (BPH) dapat mengganggu proses berkemih atau buang air kecil. Prostat yang membesar dapat menghalangi sebagian saluran yang mengeluarkan air seni (urethra). Adanya perubahan di kelenjar prostat juga membuat sebagian pria lanjut usia lebih rentan untuk terkena infeksi saluran kemih. Aliran urin yang mengalir balik ke ginjal (vesicoureteal reflux) juga bisa terjadi jika kandung kemih tidak dikosongkan seluruhnya. Jika hal tersebut tidak ditangani maka bisa mengakibatkan terjadinya gagal ginjal. Selain itu infeksi pada kelenjar prostat (prostatitis) juga bisa terjadi. Kanker prostat menjadi lebih sering terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Kanker prostat merupakan penyebab paling sering terjadinya kematian akibat kanker pada pria. Kanker kandung kemih juga sering terjadi dengan bertambahnya usia. Selain itu, kanker testis juga mungkin terjadi, meskipun sebenarnya lebih sering terjadi pada pria yang berusia lebih muda.

2.3 Perubahan system reproduksi pada lansia wanita 1. Penurunan kecepatan lubrikasi (cairan yang keluar saat seorang wanita terangsang). Penurunan kecepatan lubrikasi dapat menyebabkan nyeri pada wanita saat melakukan hubungan seksual dan memudahkan untuk terinfeksi (Selaput lendir vagina menurun/kering)

2. Pengembangan dinding vagina berkurang, baik panjang maupun lebar. Hal ini disebabkan karena terjadinya penyusutan dinding vagina akibat penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron (Menciutnya ovarium dan uterus) 3. Postur payudara akan berubah menjadi menciut atau mengecil karena terjadi penyerapan lemak pada payudara dan penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Akan tetapi pada wanita yang mengalami kegemukan, payudaranya akan tetap besar.( Penurunan estrogen yang bersikulasi. Implikasi dari hal ini adalah atrofi jaringan payudara dan genital) 4. Terjadinya menopause karena adanya penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Akibatnya lapisan rahim berhenti menebal dan perdarahan menstruasi pada akhirnya berhenti, rahim dan ovarium mulai mengerut 5. Penurunan elastisitas rahim karena berkurangnya kekuatan otot yang dapat menyangga rahim.( penurunan massa tulang dengan risiko osteoporosis dan fraktur, peningkatan kecepatan ateroskleros) 6. Atrofi (pengecilan otot) labia mayora dan ukuran klitoris menurun, sehingga dinding vagina menjadi lebih tipis dan mudah teriritasi 7. Fase orgasme menjadi lebih pendek

Bertambahnya usia pada wanita umunya akan mempengaruhi sistem reproduksinya. Terutama pada wanita lansia (umur diatas 60tahun) karena mereka mengalami proses penurunan fungsi organ-organ tubuh, termasuk juga sistem reproduksi. 2.4 Penyakit yang mungkin muncul pada lansia No 1 Pada wanita Etiologi 1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual

Wanita Ca.cerviks Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada

Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar

daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya

mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun

pertumbuhan

jaringan

yang

dianggap masih terlalu muda

tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya 2. Jumlah kehamilan dan partus Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.

3.

Jumlah perkawinan Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.

4. Infeksi virus Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks

5. Sosial Ekonomi Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.

6. Hygiene dan sirkumsisi Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum

disirkumsisi.

Hal ini karena pada pria non sirkum

hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulankumpulan smegma.

7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh

terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.

Kasinoma vulva Kanker vulva adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam vulva Vulva merupakan bagian luar dari sistem reproduksi wanita, labia, yang lubang meliputi vagina,

1. Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis) HPV merupakan virus penyebab kutil kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual. 2. Usia Tiga perempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama kali terdiagnosis. Usia rata-rata penderita kanker invasif adalah 6570 tahun

lubang uretra dan klitoris. 3-4% kanker pada sistem reproduksi wanita

3. Jumlah kehamilan dan partus Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus

merupakan kanker vulva dan biasanya terjadi setelah menopause.

semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks

No 1.

Pada laki-laki Etiologi (benigne prostat 1). Dihydrotestosteron Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor Prostat adalah kelenjar oleh androgen menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi . 2). Perubahan keseimbangan hormon estrogen - testoteron Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan

Laki-laki BPH hipertrofi) Benigna Hiperplasi ( BPH ) pembesaran prostat, karena atau prostat kelenjar fibromuskuler menyebabkan jinak

disebabkan hiperplasi semua meliputi /

beberapa komponen jaringan jaringan yang

penurunan testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stroma. 3). Interaksi stroma - epitel Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor dan penurunan factor beta

penyumbatan

uretra pars prostatika

transforming

growth

menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel. 4). Berkurangnya sel yang mati Estrogen yang meningkat menyebabkan

peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat. 5). Teori sel stem Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit

2.

ISK Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus

1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain: a. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)

Infection (UTI) adalah suatu

keadaan

adanya

infasi

b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis,

mikroorganisme pada saluran kemih

enterococci, dan-lain-lain. 2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain: a. Sisa urin dalam kandung kemih yang

meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif b. Mobilitas menurun c. Nutrisi yang sering kurang baik d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral e. Adanya hambatan pada aliran urin f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

2.5. DIAGNOSA DAN INTERVENSI 1. Ketidakefektifan pola seksualitas b/d ketidakefektifan model peran Intervensi: Mendorong pasien untuk menerima Bantu klien mengidentifikasi factor yang menyebabkan penurunan seksualitas Bantu istri/suami pasien menerima perubahan tersebut Konseling tentang seksualitas

2. Disfungsi seksual b/d usia Intervensi : Membantu mendiskusikan masalah seksual dengan pasangan

Tentukan seberapa besar rasa bersalah seksual dihubungkan dengan persepsi pasien terhadap penyakit Ajarkan kepada pasien tehnik yang sesuai Jelaskan pada pasien perubahan seksual dengan umurnya

3. nyeri akut b/d faktor biologis Intervensi:


Pengkajian passien Instruksikan kepada pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurang nyeri tidak dapat dicapai Ajarkan terapi pengurang nyeri. pemebrian analgesik

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik sehingga semakin rentannya terhadap penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel jaringan serta system organ. diantaranya sistem pernafasan, persyarafan, sisitem indra, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, urinaria, endokrin, integumendan reproduksi. 3.2 Kritik dan saran Dalam penulisan makalah ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:EGC Tamher dan Noorkasiani.2009 Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika http://www.antiaging-systems.com/ARTICLE-613/theories-of-aging.htm.

Anda mungkin juga menyukai