Penulis
BAB I
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Definisi.
1. Komunitas
Komunitas adalah sekelompok orang yang mempunyai
karakteristik yang sama, yang dapat ditentukan berdasarkan ras,etnik, usia,
pekerjaan, minat, atau memiliki ikatan yang sama ( McKenzie dkk 2017 )
Menurut effendi ( 1998 ) komunitas adalah sekumpulan individu
yang menempati wilayah dengan batas-batas tertentu, mempunyai adat
istiadat kebudayaan dan identitas yang sama, saling berinteraksi dan
memiliki rasa saling ketergantungan.
Komunitas memiliki beberapa criteria, yaitu :
1. Batas wilayah dengan batas-batas tertentu
2. Hubungan social yang lebih dengan tingkat solidaritas yang tinggi
3. Memiliki struktur social, peran social, dan saling ketergantungan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan bidang kesehatan
yang professional, berdasarkan ilmu dan metode keperawatan, bersifat bio-
psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, untuk dan pada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun
sakit serta mencakup seluruh proses kehidupan.
Menurut WHO ( 1959 ) keperawatan komunitas atau keperawatan
kesehatan masyarakat adalah lapangan keperawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan social, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secarah keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi social, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit, dan bahaya yang lebih besar dan ditunjukan kepada
individu, keluarga yang mempunyai masalah dan hal itu mempengaruhi
masyarakat secarah keseluruhan.
Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah
dikeluarkan oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan
pernyataan dari American Nurses Association (2004) yang mendefinisikan
keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan
ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan
kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum
serta tidak terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak
terbatas pada perawatan yang bersifat episodik. Definisi keperawatan
kesehatan komunitas menurut American Public Health Association (2004)
yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan
profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada
keseluruhan komunitas (Zulkahfi, 2015)
2. Defenisi keperawatan komunitas
Terdapat banyak defenisi tentang keperawatan komunitas yang diberiksn
oleh para ahli mauoun orgnisasi profesi: (Suarjana, 2016)
a. Ruth B. Freeman (1981), keperawatan komunitas adalah kesatuan yang
unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyrakat yang
ditujukan kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan
kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif
sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan
tersebut mencakup spectrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
b. Pradley (1985), Logan dan Dawkhin (1987) keperawatan komunitaas
adalah pelayanan keperawatan professional yang ditujukan kepada
masyarakat denagn penekanan pada kelompok risiko tinggi. Dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan, serta menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan melibatkan pasien
sebagai mitra dalam perencanaan ,pelaksanaan , dan evaluasi
pelayanan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Etika
Secara etimologi, etika ( ethic ) berasal dari bahasa yunani ‘ethos’ yang
berarti watak kesusilaan, adat, kebiasaan, perilaku, atau karakter. Etik
berkaitan dengan moral, yang berasal dari bahasa latin ‘mos’ atau bentuk
jamak ‘mores’, artinya adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan baik dan menghindari tindakan-tindakan buruk.
Efendi dan Makhfudli (2009) menyatakan, meski etika dan moral
memiliki pengertian hampir sama, terdapat perbedaan dalam konteks
keseharian, yaitu etika digunakan untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang
berlaku, sedangkan moral untuk penilaian perbuatan yang dilakukan.
Sementara menurut Mubarak dan Chayatin (2013); etika merupakan alat
untuk mengukur perilaku moral. Etika berhubungan dengan pertimbangan
keputusan suatu perbuatan, karena tidak terdapat undang-undang atau
peraturan yang menegaskan hal-hal yang harus dilakukan oleh moral.
Pemikiran etika didasarkan pada kode perilaku yang berhubungan
dengan baik-buruknya kewajiban moral. Prinsip benar atau salah dalam suatu
tindakan mengacu pada perilaku yang bersumber dari moral sanksi, yaitu
sanksi moral, bukan sanksi hukum.
Adapun definisi etika menurut para filsuf atau ahli lain dapat dijelaskan
melalui beberapa pokok pemikiran berikut ini :
a. Etika merupakan prinsip-prinsip moral yang mencakup ilmu tentang
kebaikan dan sifat dari hak
b. Etika adalah ilmu mengenai suatu kewajiban
c. Etika merupakan ilmu watak manusia yang sesuai dengan prinsip moral
individu
d. Etika adalah pedoman perilaku yang diakui, serta berkaitan dengan bagian
utama kegiatan manusia.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
etika merupakan ilmu kesusilaan yang mengatur tingkah laku kehidupan
manusia dalam bermasyarakat, dan berkaitan dengan aturan atau prinsip
tentang baik-buruk, benar-salah, serta kewajiban tanggung jawab
(RatnaWati, 2015)
Etika , dalam bahasa latin “ ethica “, berarti falsafah moral . etika
merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang
budaya, susila serta agama ( Martandi dan Suranta, 2006).
Mariani dan Ludigdo (2001) mendefinisikan etika sebagai
seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang
dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau
profesi. Dalam hal etika sebuah profesi harus memiliki komitmen moral
yang tingggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini
merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi
tersebut, yang biasa disebut kode etik. (Choiriah, 2013)
B. Ragam Etika
1. Deskriptif dan Normatif
Menurut Hanafia dan Amir (1999) dalam Etika kedokteran dan
Hukum Kesehatan, terdapat dua macam etika, yaitu sebagai berikut.
a. Etika Deskriptif
Etika deskriptif merupakan etika yang menelaah sikap dan perilaku
manusia serta nilai yang dikejar oleh setiap ornag dalam hidupnya.
Dengan kata lain, etika deskriptif menjelaskan fakta secara apa adanya,
yaitu mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta terkait
situasi dan realitas yang membudaya, fakta dalam penghayatan nilai
atau tanpa nilai pada suatu masyarakat terkait kondisi tertentu,
memungkinkan manusia bertindak secara etis.
b. Etika Normatif
Etika normatif merupakan etika yang menetapkan berbagai sikap
dan perilaku yang ideal dimiliki oleh manusia, atau ssesuatu yang
seharusnya dijalankan dan tindakan yang bernilai dalam hidup
manusia. Artinya, etika normatif adalah norma-norma yang dapat
menuntunn manusia bertindak secara baik dan menghindari hal buruk,
sesuai kaidah yang disepakati dan berlaku dimasyarakat.
2. Norma dan Nilai
Menurut Soekanto (2009), norma atau kaidah berarti suatu nilai
yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap
orang atau masyarakat untuk bersikap, bertindak, dan berperilaku sesuai
aturan-aturan yang telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman
tersebut berupa norma ( norm ) atau kaidah yang berlaku sebagai standar
yang harus dipatuhi atau ditaati.
Norma diperlukan sebagai suatu tata ( orde ) guna memenuhi
kebutuhan dan kepentingan hidup dengan aman, tertib dan damai tanpa
adanya gangguan. Hal ini dikarenakan, kehidupan masyarakat terdiri dari
beraneka ragam aliran dan golongan yang masing-masing memiliki
kepentingan.
Meski demikian, kepentingan tersebut mengharuskan adanya
ketertiban dan keamanan, dalam bentuk peraturan yang disepakati
bersama, guna mengatur tingkah laku masyarakat. Aturan atau tata itu
kemudian diwujudkan dalam norma yang menjadi pedoman bagi
pergaulan kehidupan sehari-hari, sehingga kepentingan masing-masing
anggota masyarakat dapat terpelihara.
Setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban masing-
masing sesuai tata peraturan, kaidah atau norma. Menurut isisnya, norma
dibagi menjadi dua macam, yakni sebagai berikut :
a. Perintah
Perintah merupakan suatu keharusan bagi seseorang untuk berbuat
sesuatu sehingga akan dipandang baik.
b. Larangan
Larangan merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat
sesuatu karena dipandang tidak bail. Kansil (1989) menyatakan, norma
bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada manusia mengenai
bagaimana seharusnya sseseorang bertindak dalam masyarakat serta
perbuatan-perbuatan yang harus dilakukan dan dihindari.
Dalam pergaulan hidup, norma terbagi men jadi 4, yaitu norma
agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum. Dalam pelaksanaannya, norma
terbagi menjadi 2, yaitu norma hukum dan nonhukum (umum).
Sedangkan dalam aspek kehidupan, pemberlakuan kedalam 2 macam
kaidah berikut ( Efendi dan Makhfudi, 2009):
a. Aspek kehidupan pribadi (individu), yang meliputi :
1) Kaidah kepercayaan untuk mencapai kesucian hidup pribadi atau
kehidupan yang beriman;
2) Kehidupan kesusilaan, nilai moral, dan etika yang tertuju pada
kebaikan hidup pribadi demi tercapainya kesucian hati nurani yang
berakhlak dan berbudi luhur.
b. Aspek kehidupan antar pribadi (bermasyarakat), yang meliputi :
1) Kaidah atau norma berupa sopan santun, tata krama dan etika
dalam pergaulan bermasyarakat sehari-hari.
2) Kaidah hukum yang tertuju pada terciptanya ketertiban,
kedamaian, dan keadilan dalam kehidupan bersama atau
bermasyarakat, yang penuh ketentraman atau kepastian
Dalam konteks profesional, norma dan etika tidak digunakan untuk
menilai bagaimana seseorang menjalankan profesinya ( misalnya perawat
ketika merawat pasien, atau dosen ketika menyampaikan materi kuliah ),
melainkan untuk menilai bagaimana seseorang menjalankan tugas dan
kewajibannya, sebagaimana profesional yang berbudi, bermoral,
berintegritas, dan bertanggungjawab.
Penekanan norma dan etika terdapat pada sikap atau perilaku
mereka dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai profesional untuk
saling menghargai sesama atau kehidupan manusia, terlepas dari misalnya
jitu dan tidaknya dalam pemberian obat sebagai penyembuh atau
keterampilan dan metodologi dalam pemberian bahan ajar kuliah dengan
tepat.
Dengan demikian, nilai moral, etika, kode perilaku, dan kode etik
standar profesi bertujuan memberikan jalan, pedoman, tolak ukur, dan
acuan guna mengambil keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan
pada berbagaia kondisi dan situasi tertentu, dalam memberikan pelayanan
profesi masing-masing.
Pengambilan keputusan etis (etik) didasarkan pada aspek kopetensi
dari perilaku moral seseorang profesional yang telah memperhitungkan
konsekuensinya secara matang baik buruknya akibat yang ditimbulkan
dari tindakan tersebut secara objektif dan tanggung jawab atau
integritasnya yang tinggi terhadap profesinya. (RatnaWati, 2015)
C. Etika Keperawatan
Etika keperawatan merupakan pedoman dan kesadaran yang mengatur
prinsip-prinsip moral dan etika dalam melaksanakan kegiatan profesi
keperawatan, sehingga mutu dan kualitas profesi keperawatan tetap terjaga
dengan cara yang terhormat. ( Efendi dan Makhfudi, 2009). Unsur-unsur
dalam etika keperawatan antara lain pengorbanan, pengabdian, dedikasi, serta
hubungan antara perawat dengan klien, dokter, reka sejawat, maupun diri
sendiri (RatnaWati, 2015)
1. Tujuan Etika Keperawatan
Menurut Mubarak dan Chayatin (2013), etika pada profesi
keperawatan disusun dengan beberapa tujuan antara lain sebagai berikut :
a. Membangun kepercayaan klien terhadap perawat
b. Membangun kepercayaan diantara sesama perawat
c. Membangun kepercayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan.
2. Perilaku Etik Keperawatan
Dalam etik keperawatan, terdapat perilaku etik yang terbagi
menjadi 2 kelompok yaitu sebagai berikut:
a. Etik yang berorientasi pada kewajiban ; pedoman yang digunakan
adalah sesuatu yang seharusnya dan wajib dilakukan oleh seseorang
demimencapai kebaikan dankebajikan.
b. Etik yang berorientasi pada larangan : pedoman yang digunakan
adalah sesuatu yang dilarang dan tidak boleh dilakukan seseorang
demi mencapai kebaikan dan kebijakan.
3. Asas Etika Keperawatan
Menurut keperawatan Kesehatan Komunitas, terdapat enam asas
etika yang tidak akan berubah dalam etik profesi kedokteran maupun
keperawatan serta asuhan keperawatan antara lain sebagai berikut :
a. Asas Menghormati Otonomi Klien
Klien berhak dan bebas memutuskan apa yang akan dilakukan
terhadapnya, setelah mendapatkan informasi memadai, klien juga
berhak dihormati dan didengarkan pendapatnya perlu adanya
persetujuan tindakan medik.
b. Asas Manfaat
Semua tindakan dan pengobatan harus bertujuan menolong klien.
Oleh kakrena itu, dokter maupun perawat harus menyadari bahwa
tindakan atau pengobatan yang akan dilakukan benar-benar bermanfaat
bagi kesehatan dan kesembuhan klien. Perawat juga harus selalu
mengutamakan kesehatan klien dengan meminimalisasikan risiko yang
mungkin timbul.
c. Asas Tidak Merugikan
Tindakan dan pengobatan harus berpedoman pada prinsip primum
non nocere ( paling utama, jangan merugikan ). Risiko fisik,
psikologis, maupun sosial, akibat tindakan dan pengobatan yang akan
dilakukan hendaknya seminimal mungkin.
d. Asas Kejujuran
Dokter dan perawat sebaiknya mengatakan secara jujur dan jelas
mengenai tindakan yang akan dilakukan serta akibat yang dapat
terjadi. Informasi yang diberikan hendaknya sesuai dengan tingkat
pendidikan dan pemahaman klien.
e. Asas Kerahasiaan
Dokter dan perawat harus menghormati privasi dan kerahasiaan
klien, meskipun klien yang bersangkutan telah meninggal.
f. Asas Keadilan
Dokter dan perawat harus berlaku adil terhadap semua klien, serta
tidak berat sebelah.
Keenam asas etika tersebut diatas dituangkan dalamsuatu
kesepakatan nasional yang secara umum disebut kode etik bidang profesi
kesehatan, termasuk didalamnya kode etik keperawatan indonesia.
A. Kesimpulan
Komunitas adalah sekelompok orang yang mempunyai karakteristik yang
sama, yang dapat ditentukan berdasarkan ras,etnik, usia, pekerjaan, minat,
atau memiliki ikatan yang sama.
keperawatan kesehatan komunitas adalah tindakan untuk meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan
keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan
kesehatan masyarakat.
etika dan moral memiliki pengertian hampir sama, terdapat perbedaan
dalam konteks keseharian, yaitu etika digunakan untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang berlaku, sedangkan moral untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penyusun akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan
tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
BARU PRESS.
bachelor , 8.
PENERBIT ANDA.