Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam bermasyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan
melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun
lingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami
hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan individu tersebut sulit
mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri menjadi
negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka ganguan jiwa yang
sering muncul yakni harga diri rendah.
Harga diri merupakan suatu nilai yang terhormat atau rasa hormat yang
dimiliki seseorang terhadap diri mereka sendiri. Hal ini menjadi suatu ukuran
yang berharga bahwa mereka memiliki sesuatu dalam bentuk kemampuan dan
dipertimbangan (Townsend, 2005). Hasil survei Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) tahun 2000 menyatakan tingkat gangguan jiwa orang di Indonesia tinggi
dan di atas rata-rata gangguan kesehatan jiwa di dunia. Hal ini ditunjukkan
dengan data yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun
2000 yaitu rata-rata 40 dari 100.000 orang di Indonesia melakukan bunuh diri,
sementara rata-rata dunia menunjukkan 15,1 dari 100.000 orang, rata-rata orang
bunuh diri di Indonesia adalah 136 orang per-hari atau 48.000 orang bunuh diri
pertahun.(Depkes, 2009)
Tingginya hasil hasil survei dari tingkat gangguan jiwa di Indonesia
menyebabkan penulis tertarik untuk mengangkat dan membahas makalah yang
berjudul “konsep dasar dan asuhan keperawatan harga diri rendah”.

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahu konsep dasar dan asuhan keperawatan dari
harga diri rendah

1
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari harga diri rendah
b. Mahasiwa dapat menjelaskan tanda dan gjala dari harga diri rendah
c. Mahasiwa dapat menjelaskan rentang respon harga diri rendah
d. Mahasiwa dapat menyebutkan pengkajian pada harga diri rendah
e. Mahasiwa dapat menyebutkan diagnosa pada harga diri rendah
f. Mahasiswa dapat menyebutkan intervensi pada harga diri rendah
g. Mahasiswa dapat menyebutkan evaluasi pada harga diri rendah

C. Sistematika penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis membagi dalam 3 bab yang terdiri
dari : Bab I Pendahuluan : berisi latar belakang, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan; Bab II Tinjauan teori : berisi konsep dasar dan asuhan
keperawatan pada harga diri rendah; Bab III Tinjauan kasus : berisi
pengkajian, diagnosa, implementasi dan evaluasi; Bab IV Penutup : berisi
kesimpulan dan saran; Daftar Pustaka

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar harga diri rendah


1. Pengertian
Harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri yang negatif
dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi (Nanda,2005).Harga
diri rendah adalah perasaan tidak berharga , tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (CHMN, 2006).
Herdman ( 2012) menyatakan bahwa, harga diri rendah kronik adalah
evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/ perasaan tentang diri atau
kemampuan diri harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi
tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
lain, termasuk kesehatan jiwa.
Harga diri penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan
menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu akan merasa harga dirinya
tinggi bila sering mengalami keberhasilan. Sebaliknya, individu akan merasa
harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai, atau
tidak diterima lingkungan. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya
penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai meningkatnya
usia dan sangat terancam pada masa pubertas. Coopersmith dalam buku
Stuart dan Sundeen (2002) menyatakan bahwa ada empat hal yang dapat
meningkatkan harga diri anak, yaitu:
a. memberi kesempatan untuk berhasil,
b. menanamkan idealisme,
c. mendukung aspirasi/ide,
d. membantu membentuk koping.

3
Menurut fitria (2009) harga diri rendah dibagi menjadi dua, yaitu:
a. harga diri rendah situsional
keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif
mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon terhadap
suatu kejadin (kehilangan, perubahan)
b. harga diri rendah kronik
keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif
megenai diri atau kemampuan dalam waktu lama
2. Tanda dan gejala
a. Mengejek dan mengkritik diri
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri
c. Sulit bergaul
d. Perasaan tidak mampu
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
3. Rentang respon harga diri rendah

a. Respon adaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat membangun
(konstruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
b. Respon maladaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta bersifat merusak
(destruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
c. Aktualisasi diri
Respon adaptif yang tertinggi karena individu dapat mengekspresikan
kemampuan yang dimilikinya.

4
d. Konsep diri positif
Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya
secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berpikir secara
positif dan realistis.
e. Harga diri rendah
Transisi antara respon konsep diri adaptif dan maladaptif.
f. Kekacauan identitas
Suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai
identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian psikososial
dewasa yang harmonis.
g. Depersonalisasi
Suatu perasaan yang tidak realistis dan keasingan dirinya dari
lingkungan. Hal ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan
kegagalan dalam uji realitas. Individu mengalami kesulitan dalam
membedakan diri sendiri dan orang lain, dan tubuhnya sendiri terasa
tidak nyata dan asing baginya.

B. Asuhan keperawatan harga diri rendah


1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
1) Penolakan.
2) Kurang penghargaan.
3) Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti,
terlalu dituntut.
4) Persaingan antara keluarga.
5) Kesalahan dan kegagalan berulang.
6) Tidak mampu mencapai standar.
b. Faktor presipitasi
1) Trauma.
2) Ketegangan peran.
3) Transisi peran perkembangan.
4) Transisi peran situasi.

5
5) Transisi peran sehat-sakit.
c. Perilaku
1) Citra tubuh
a) Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu.
b) Menolak bercermin.
c) Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh.
d) Menolak usaha rehabilitasi.
e) Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat.
f) Menyangkal cacat tubuh.
2) Harga diri rendah
a) Mengkritik diri sendiri/orang lain.
b) Produktivitas menurun.
c) Gangguan berhubungan.
d) Merasa diri paling penting.
e) Destruktif pada orang lain.
f) Merasa tidak mampu.
g) Merasa bersalah dan khawatir.
h) Mudah tersinggung/marah.
i) Perasaan negatif terhadap tubuh.
j) Ketegangan peran.
k) Pesimis menghadapi hidup.
l) Keluhan fisik.
m) Penolakan kemampuan diri.
n) Pandangan hidup bertentangan.
o) Destruktif terhadap diri.
p) Menarik diri secara sosial.
q) Penyalahgunaan zat.
r) Menarik diri dari realitas

3) Kerancuan identitas
a) Tidak ada kode moral.
b) Kepribadian yang bertentangan.

6
c) Hubungan interpersonal yang eksploitatif.
d) Perasaan hampa.
e) Perasaan mengambang tentang diri.
f) Kerancuan gender.
g) Tingkat ansietas tinggi.
h) Tidak mampu empati terhadap orang lain.
i) Masalah estimasi.

4) Depersonalisasi

d. Mekanisme Koping
1) Pertahanan jangka pendek
a) Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis,
seperti kerja keras, nonton, dan lain-lain.
b) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara,
seperti ikut kegiatan sosial, politik, agama, dan lain-lain.
c) Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri, seperti
kompetisi pencapaian akademik.

7
d) Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat
masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan, seperti
penyalahgunaan obat.

2) Pertahanan jangka panjang


a) Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang penting
bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, dan potensi
diri individu.
b) Identitas negatif
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-
nilai harapan masyarakat.
c) Mekanisme pertahanan ego
(1) Fantasi
(2) Disosiasi
(3) Isolasi
(4) Proyeksi
(5) Displacement
(6) Marah/amuk pada diri sendiri

2. Diagnosis
a. Pohon Masalah

8
b. Daftar Diagnosis
1) Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah.
2) Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri
rendah.
3) Gangguan konsep diri: citra tubuh berhubungan dengan koping
individu inefektif.
4) Gangguan konsep diri: identitas personal berhubungan dengan
perubahan penampilan peran.
3. Rencana intervensi
Rencana intervensi keperawatan disesuaikan dengan diagnosis yang
ditemukan. Pada rencana intervensi berikut memberikan gambaran pada
gangguan konsep diri, yaitu harga diri rendah.
a. Tindakan Keperawatan pada Pasien
1) Tujuan
a) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki.
b) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
c) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan.
d) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai
kemampuan.
e) Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.
2) Tindakan keperawatan
a) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien.
(1) Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah
kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien di
rumah, serta adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien.
(2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali
bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.

9
b) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat
digunakan.
(1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih
dapat digunakan saat ini setelah mengalami bencana.
(2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
(3) Perlihatkan respons yang kondusif dan menjadi
pendengar yang aktif
c) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan sesuai
dengan kemampuan.
(1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang
dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan
pasien lakukan sehari-hari.
(2) Bantu pasien menetapkan aktivitas yang dapat pasien
lakukan secara mandiri, aktivitas yang memerlukan
bantuan minimal dari keluarga, dan aktivitas yang perlu
bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat
pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang
dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat
daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari pasien.
d) Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai
kemampuan.
(1) Mendiskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan
kegiatan (yang sudah dipilih pasien) yang akan
dilatihkan.
(2) Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa
kegiatan yang akan dilakukan pasien.
(3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan
yang diperlihatkan pasien.
e) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya.

10
(1) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba
kegiatan yang telah Dilatihkan
(2) Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan
pasien setiap hari
(3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktivitas
(4) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama
pasien dan keluarga
(5) Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah
pelaksanaan kegiatan.
(6) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas
yang dilakukan pasien.
b. Tindakan Keperawatan pada Keluarga
1) Tujuan
a) Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi
kemampuan yang dimiliki.
b) Keluarga memfasilitasi aktivitas pasien yang sesuai
kemampuan.
c) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan
sesuai dengan latihan yang dilakukan.
d) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan
kemampuan pasien.
2) Tindakan keperawatan
a) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien.
b) Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan
yang dimiliki.
c) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam
melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan pasien dengan
perawat.
d) Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan
perilaku pasien.

11
4. Evaluasi
a. Kemampuan yang diharapkan dari pasien.
1) Pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien.
2) Pasien dapat membuat rencana kegiatan harian.
3) Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
b. Kemampuan yang diharapkan dari keluarga.
1) Keluarga membantu pasien dalam melakukan aktivitas.
2) Keluarga memberikan pujian pada pasien terhadap
kemampuannya melakukan aktivitas

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus Fiktif
Nn B usia 28 tahun bekerja sebagai sekretaris pada perusahaan internasional. Pasien
akan dilakukan operasi pengangkatan payudara kiri karena kanker. Hasil
pengkajian didapatkan data pasien tampak murung, tidak mau makan apa yang
disajikan. Menurut orang tua pasien sejak didagnosa kanker dan akan dilakukan
pengangkatan payudara pasien menjadi pendiam, murung, tidak mau memulai
pembicaraan dan bila menjawab hanya seperlunya. Menurut orang tua pasien tidak
dapat tidur sejak 2 hari yang lalu dan sering menangis pada malam hari. Padahal
selama ini pasien merupakan anak yang ceria dan banyak bercerita tentang kejadian
yang dialami selama pasien meninggalkan rumah untuk bekerja atau beraktifitas.
Hasil pemeriksaan didapatkan data TD 130?90 Mm Hg, Nadi 90 x permenit.,
pasien lebih banyak mendominasi pembicaraan dan selalu bertanya tentang
penyakitnya. Fokus pertanyaan hanya berkisar kepada bagaimana operasi
pengangkatan payudara.

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
a. Nama pasien : Nn. B
b. Umur : 28 Tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Status perkawinan : Belum nikah
e. Orang yang berarti : suami/istri/anak/ibu
f. Pekerjaan :TNI/Polisi/PNS/Swasta
g. Pendidikan : Strata 1
h. Tanggal masuk : 20 Agustus 2018
i. Tanggal pengkajian : 20 Agustus 2018
j. Diagnosa Medik : Pre Operatif Carcinoma Mammae sinistra

13
2. Keluhan Utama Klien dan Keluarga:
Menurut orang tua pasien sejak didagnosa kanker dan akan dilakukan
pengangkatan payudara pasien menjadi pendiam, murung, tidak mau
memulai pembicaraan dan bila menjawab hanya seperlunya.
Menurut orang tua pasien tidak dapat tidur sejak 2 hari yang lalu dan sering
menangis pada malam hari. Padahal selama ini pasien merupakan anak yang
ceria dan banyak bercerita tentang kejadian yang dialami selama pasien
meninggalkan rumah untuk bekerja atau beraktifitas.
Keluarga mengatakan sangat khawatir melihat perubahan sikap dan perilaku
yang dilakukan oleh anaknya belakangan ini.
Tanyakan
a. Apa yang terjadi dirumah sampai pasien dibawa ke rumah sakit
b. Apa yang dirasakan keluarga hingga pasien dibawa ke rumah sakit
c. Perilaku apa yang diperlihatkan pasien hingga pasien dibawa ke rumah
sakit

3. Faktor predisposisi :
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya  Tidak √
Petunjuk: (tanyakan pada keluarga atau pasien)
1) Tanyakan apakah pernah mengalami gangguan jiwa? Jika Ya ini perawatan
yang keberapa?
2) Tanyakan pertama kali pasien dirawat di RS jiwa atau mulai kapan pasien
mengalami gangguan jiwaKapan terakhir pasien dirawat di RS dan Berapa
lama dirawat?
3) Apakah pasien pulang atas persetujuan dokter atau pulang paksa.
4) Tanyakan apa yang menyebabkan pasien kembali dirawat
b. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil  Kurang berhasil  Tidak berhasil
Petunjuk
1) Tanyakan bagaimana pengobatan (minum obat dan perawatan dirumah oleh
keluarga) apakah ada yang membantu untuk mengingatkan minum obat dan

14
mengajarkan perawatan dirumah
2) Bila kurang /tidak berhasil, kenapa ?
c. Riwayat Penganiayaan

Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

1 Aniaya fisik  /.........  /.........  /.........


2 Aniaya seksual  /.........  /.........  /.........
3 Penolakan  /......... √ / 28 Tahun  /.........
4 Kekerasan  /.........  /.........  /.........
dalam keluarga
5 Tindakan /.........  /.........  /.........
kriminal

Jelaskan: Pasien mengalami penolakan terhadap kondisi dirinya.


Masalah Keperawatan:………………………………………………..
Petunjuk :
1) Tanyakan apakah pasien pernah memiliki riwayat penganiayaan

d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?


Ya  Tidak √
Hubungan keluarga : ………-……………………………………….
Gejala : ………………………-………………………………......…
Riwayat pengobatan : …………-……………………………………
Masalah keperawatan : …………-…………………………………..

e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,


Jelaskan : -
Masalah keperawatan : -
Petunjuk :

15
Tanyakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yang
mempengaruhi dan menghantui kehidupan klien hingga saat ini sehingga
mengakibatkan pasien mengalami gangguan jiwa.

4. Fisik
a. Tanda vital :
TD: 130/90 mmHg Nadi: 90 x/ menit Suhu: 37,5 °C Pernafasan: 18 x /
menit
Ukur : TB : 155 CM
b. Keluhan fisik :
 √ Ya  Tidak
Jelaskan :
Terlihat murung dan sering kali tampak memegang payudara sebelah kirinya
Masalah keperawatan :…………………………………………………………
Tanyakan :
1) Apakah pasien mengalami keluhan fisik? Bila Ya apa keluhan tersebut
2) Apakah keluhan fisik pasien mengakibatkan gangguan jiwa atau maslah
lainnya.

5. Genogram

Jelaskan :
Dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Masalah keperawatan :
Petunjuk :
a. Buat genogram tiga generasi
b. Jelaskan hubungan pasien dengan keluarga terutama yang mengalami
gangguan jiwa

16
6. Konsep Diri
Gambaran diri : Pasien menilai dirinya sekarang bukan wanita yang
sempurna karena pada bagian payudara kiri akan diangkat
dan pasien berfikir bahwa setelah dilakukan operasi hanya
memiliki satu payudara.
Identitas : Klien merupakan anak pertama dari kedua orangtuanya,
sebelum sakit pasien bekerja sebagai seorang sekretaris dari
perusahaan internasional.
Peran : Pasien tampak murung bicara seperlunya saja dan jika
ditanya menjawab dengan seadanya begitu pula di
lingkungan sekitar pasien tidak berinteraksi dengan
masyarakat sekitarnya. Semenjak pasien di diagnosa kanker
payudara, pasien murung dan tidak melakukan pekerjaan
apapun, selalu berdiam diri dirumah.
Ideal diri : Klien ingin melewati masa sedinya, klien harus menerima
kenyataan bahwa payudara klien akan di angkat dan klien
butuh motivasi atau semangat dari orang sekitar
Harga diri : Klien merasa harga dirinya rendah karna harus kehilangan
satu payudaranya

Jelaskan :
Klien menilai dirinya sekarang sudah bukan wanita yang sempurna
karena pada bagian payudara kiri akan diangkat, dan berfikir bahwa setelah
dilakukan operasi akan memiliki satu payudara. Klien merupakan anak
pertama dari kedua orantuanya, sebelum sakit pasien bekerja sebagai seorang
sekretaris dari perusahaan internasional.
Pasien tampak murung, bicara seperlunya saja dan jika ditanya menjawab
dengan seadanya begitu pula di lingkungan sekitarnya klien tidak berinteraksi
dengan masyarakat sekitarnya. Klien ingin bisa melewati rasa sedihnya, klien
harus menerima kenyataan bahwa payudara klien akan diangkat dan klien
membutuhkan motivasi dan semangat dari orang-orang disekitarnya. Klien
merasa harga dirinya rendah.

17
7. Hubungan sosial.
a. Orang yang berarti :
Orang tua, karena pasien sangat dekat dengan orang tuannya dan hanya
mempercayai orang tuanya.
b. Peran serta dalam kelompok :
Pasien adalah seorang sekretaris di salah satu perusahaan
internasional,pasien merupakan anak yang ceria dan banyak bercerita
tentang kejadian yang dialaminya selama di luar rumah untuk bekerja
ataupun beraktifitas.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Sebelum pasien terdiagnosa kanker payudara pasien merupakan pribadi
yang ceria dan banyak bercerita, namun setelah mengetahui mengenai
kanker payudara yang di idapnya pasien menjadi seorang yang pendiam
,murung dan tidaak mau memulai pembicaraan dan menjawab pertanyaan
dengaan seperlunya.

8. Spritual.
a. Nilai dan keyakinan :
Pasien beragama islam, menurut keluarga pasien tidak meyakini bahwa
penyakit yang dideritnya merupakan sebuah ujian yang kelak memberikan
kenikmatan bagi dirinya dan pasien selalu menjawab bahwa ini tidak adil
padahal Allah memberikan sebuah ujian kepada umat-Nya sesuai dengan
kemampuannya.
b. Kegiatan Ibadah :
Pasien menjalani sholat lima waktu dengan baik tidak pernah tidak.
Menurut keluarga, sebelum didiagnosis penyakit kanker payudara pasien
menjalani ibadah solat engan rajin. Tetapi semenjak didiagnosa kanker
payudara, pasien mengalami kekecewaan yang sangat berat terhadap Allah
dan menganggapnya tidak adil dan Allah idak menyayanginya sehingga
kekecewaannya itu membuat ia tidak melakukan kegiatan ibadah yaitu
solat.

18
9. Status mental.
a. Penampilan.

Rapih Tidak Rapih √


Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan (dengan terperinci)


1) Setiap harinya pasien berpakaian rapih menggunakan kemeja, rok panjang,
kerudung, dan sepatu untuk pergi ke kantor
2) Pada saat datang ke rumah sakit pasien berpakaian dengan seadanya
3) Pada saat pengakajian pasien terlihat tidak rapih, rambut tidak teratur,
pandangan kosong, muka pucat tidak bercahaya

b. Pembicaraan
Cepat  Keras  Gagap  Inkoheren
Apatis  Lambat  Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan √

Jelaskan : ( dengan terperinci)


Jika diberi pertanyaan pasien hanya menjawab seadanya. Jika pasien tidak
diberi pertanyaan, maka tidak akan terjadi suatu pembicaraan.

c. Aktivitas Motorik
Lesu  Tegang  Agitasi
Tremor  Gelisah √

Jelaskan : (dengan terperinci)


Pasien tampak gelisah, murung, dan terdiam diri karena akan menghadapi
operasi pengangkatan payudara

19
d. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan  Tidak kooperatif √  Defensif
Mudah tersinggung  Kontak mata kurang √ Curiga

Jelaskan (dengan terperinci)


Saat diwawancara pasien hanya menjawab seadanya dan kontak pasien kurang.
Pasien hanya menunduk memainkan kukunya.

e. Alam Perasaan

Sedih √  Ketakutan √ Putus asa √


Khawatir √  Gembira berlebihan

Jelaskan : (dengan terperinci)


Keluarga pasien mengatakan pasien sedih setelah mengetahui bahwa payudara
pasien harus diangkat. Dan pasien tampak cemas selama berada di rumah
sakit.

f. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang di derita
Menyalahkan hal-hal di luar dirinya √

Jelaskan : Pasien tidak menerima dengan kondisi penyakit yang di deritanya


dan dia tidak terima karna dia akan kehilangan salah satu anggota tubuhnya.
Pasien pun terkadang menyalahkan takdir yang diterimanya.

20
B. Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Masalah
1. Ds : Ketidakmampuan Kerusakan
- Keluarga mengatakan klien menjadi koping diri interaksi sosial
pendiam, murung, tidak mau
memulai pembicaraan , kurang
interkasi sosial
- Keluarga mengatakan semenjak di
diagnosa penyakit kanker payudara
dan mengetahui akan dioperasi untuk
pengangkatan payudara sebelah
kirinya, pasien tidak lagi bekerja
seperti biasanya hanya mampu
berdiam diri dan terus menangis di
dalam kamar.

Do :
- Pasien diam
- Pasien tidak merespon pembicaraan
dan terus mengalihkan pandangan
mata
- Pasien tampak murung dan melamun

2. Ds: Koping individu Harga diri


- Klien mengatakan bahwa ia malu dan tidak efektif rendah
menilai dirinya kalau sudah dioperasi,
ia sudah bukan wanita yang sempurna
karena salah satu bagian
payudarannya akan diangkat,
- Menurut keluarga, semenjak pasien
didiagnosa kanker payudara dan
mengetahui bahwa salah satu

21
payudaranya akan diangkat pasien
mengatakan malu, ia merasa tidak
berguna sebagai wanita, dan ia terus
memikirkan masa depannya.
- Menurut keluarga pasien, pasien selalu
merendahkan dirinya dan selalu
mengatakan bahwa ia bukan wanita
yang utuh dan ia tlah gagal sebagai
wanita karena kehilangan salah satu
payudaranya
- Menurut keluarganya, pasien
memutuskan segala hubungan
pertemanan atau hubungan jalin kasih
dengan calon suaminya karena ia
tidak mau mereka mengetahuinya dan
membuat calon suaminya kecewa
melihat keadaannya.

Do :
- Klien tampak malu dan sedih saat
berbicara kepada perawat
- klien tampak enggan berbicara dengan
siapapun
- Klien selalu berteriak untuk menyuruh
pergi
- Klien selalu memegang payudara
sebelah kiri
- Klien selalu bersembunyi dibalik
selimut
- Klien selalu berteriak bahwa ia tidak
sempurna
- Klien selalu berteriak malu

22
C. Pohon Masalah

Kerusakan
interaksi sosial
Effect

Harga diri rendah


kronis
Core Problem

Koping indvidu tidak efektif

Causa

D. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan interaksi sosial.
2. Harga diri rendah kronis
3. Koping individu tidak efektif

E. Intervensi Keperawatan
Adapun tindakan keperawatan yang lazim dilakukan pada klien dengan waham
kebesaran menurut Kelliat (1998) antara :
No Dx. Kep Perencanaan
Dx Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Evaluasi
1 Harga Tujuan Ekspresi 1.1 Bina 1.1 Hubungan
Diri Umum: wajah hubungan saling percaya
Rendah Klien bersahabat, saling percaya merupakan
kronis mengalami menunjukkan dengan dasar untuk
peningkatan rasa senang, menggunakan hubungan
harga ada kontak prinsip interaksi

23
diri rendah mata, komunikasi selanjutnya.
mau berjabat terapeutik:
Tujuan tangan dan a. Sapa klien
Khusus : menyebut dengan ramah
1. Klien nama, mau baik dengan
dapat menjawab verbal maupun
membina salam, klien non verbal,
berhubung mau duduk b.Perkenalkan
an saling berdampinga diri dengan
Percaya n dengan sopan.
perawat, mau c. Tanyakan
mengutaraka nama lengkap
n masalah klien dan
yang nama
dihadapi. panggilan
yang disukai
klien.
d. Jelaskan tujuan
pertemuan,
jujur dan
menepati janji.
e. Tunjukkan
sikap
menerima
klien apa
adanya
f. Beri perhatian
kepada kllien
dan perhatikan
kebutuhan
dasar klien.

24
Tujuan Kriteria Intervensi: Rasional :
Khusus: Evaluasi :
2. Daftar 2. 1 Diskusikan 2.1 Diskusika
Klien dapat kemampuan kemampuan n tingkat
mengidentifi yang dimiliki dan aspek kemampuan
kasi klien di RS, positif yang klien seperti
kemampuan rumah, dimiliki menilai
dan aspek sekolah dan klien, realitas,
positif yang tempat kerja., Keluarga dan kontrol diri
dimiliki. daftar positif lingkungan atau integritas
keluarga dan buat ego diperlukan
klien, daftar daftarnya. sebagai
positif dasar asuhan
lingkungan keperawatann
klien ya.

2.2 Setiap 2.2 Reinforcement


bertemu klien positif akan
dihindarkan meningkatkan
dari memberi harga diri
penilaian klien
negatif.

2.3. Pujian yang


2.3 Utamakan
realistik tidak
memberi
menyebabkan
pujian yang
klien
realistik pada
melakukan
kemampuan
kegiatan hanya
dan aspek
karena ingin
positif klien.
mendapatkan
pujian.

25
Tujuan Kriteria Intervensi : Rasional:
Khusus: Evaluasi : 3.1 Diskusikan 3.1 Diskusikan
3. Klien menilai dengan klien pada klien
Klien dapat kemampuan kemampuan tentang
menilai yang dapat yang masih kemampuan
kemampuan digunakan di digunakan yang dimiliki
yang rumah sakit, selama sakit adalah
digunakan klien menilai prasyarat
kemampuan untuk berubah
yang dapat
digunakan 3.2 Diskusikan 3.3Pengertian
dirumah kemampuan tentang
yang dapat kemampuan
dilanjutkan yang dimiliki
kemampuanny diri
a di rumah memotivasi
sakit untuk tetap
Pengertian mempertahank
tentang an
kemampuan kemampuanny
yang dimiliki a.
diri
memotivasi
untuk tetap
mempertahank
an
kemampuanny
a.

3.3 Berikan 3.3 Pujian dapat


pujian meningkatkan
harga diri klien

26
Tujuan Kriteria Intervensi : Rasional :
Khusus: Evaluasi : 4.1 Minta klien 4.1 Klien adalah
untuk individu yang
4. Klien memilih satu bertanggung
klien dapat memiliki kegiatan jawab
merencanaka kemampuan yang mau terhadap
n kegiatan yang akan dilakukan di dirinya sendiri
sesuai dengan dilatih, klien rumah sakit.
kemampuan mencoba,
yang dimiliki susun jadwal
harian 4.2 Beri pujian 4.2 Sebagai
atas motivasi
keberhasilan tindakan yang
klien akan
dilakukan oleh
klien

4.3Diskusikan 4.3Klien perlu


jadwal bertindak secara
kegiatan realistis dalam
harian atas kehidupannya.
kegiatan
yang telah
dilatih.
Catatan :
ulangi untuk
kemampuan
lain sampai
semuanya
selesai

27
4.4Rencanakan 4.4Contoh peran
bersama yang dilihat
klien klien akan
aktivitas memotovasi
yang dapat klien untuk
dilakukan melaksanakan
setiap hari kegiatan.
sesuai
kemampuan

Tujuan Kriteria Intervensi : Rasional:


Khusus: Hasil : 5.1 Anjurkan 5.1 Memberikan
klien kesempatan
5. Klien Klien untuk kepada klien
dapat melakukan melaksanakan untuk tetap
melakukan kegiatan yang kegiatan yang melakukan
kegiatan telah dilatih telah di kegiatan yang
sesuai (mandiri, rencanakan biasa
rencana yang dengan dilakukan
dibuat. bantuan atau
tergantung), 5.2 Beri pujian 5.2
klien mampu atas Reinforcement
melakukan keberhasilan positif dapat
beberapa klien meningkatkan
kegiatan harga diri
mandiri klien

5.3 Diskusikan 5.3 Dapat


kemungkinan mengetahui
pelaksanaan di perkembangan
rumah dan keaktifan

28
klien dengan
keluarga

Tujuan Kriteria Intervensi : Rasional :


Khusus : Evaluasi : 6.1 Beri 6.1 Mendorong
pendidikan keluarga akan
6. Klien Keluarga kesehatan sangat
dapat dapat pada keluarga berpengaruh
memanfaatka memberi tentang cara dalam
n system dukungan merawat klien mempercepat
pendukung dan pujian, dengan harga proses
yang ada klien diri rendah. penyembuhan
termotivasi klien
untuk
melakukan
therapi, 6.2 Bantu 6.2Mempercepat
keluarga keluarga proses
memahami memberikan penyembuhan
jadwal dukungan
kegiatan selama klien di
harian klien rawat

6.3 Bantu 6.3 Meningkatkan


keluarga peran serta
menyiapkan keluarga dalam
lingkungan merawat klien di
dirumah. rumah

29
2 Kerusaka Tujuan Kriteria Intervensi : Rasional :
n Umum : Evaluasi :
interaksi Klien dapat 1. Klien 1.1Bina hubungan 1.1 Meningkatkan
sosial berhubungan mampu saling kepercayaan klien
dengan orang mengident percaya: kepada perawat
lain ifikasi a. Sikap terbuka atau orang lain.
kesulitan dan empati
Tujuan yang b. Terima klien
Khusus : dimilikiny apa adanya
1. Klien a c. Sapa klien
dapat 2. Klien dengan ramah
membina mampu d. Tepati janji
hubungan mengungk Jelaskan
saling apkan tujuan
percaya kesulitann pertemuan
dengan ya dalam e. Pertahankan
perawat. berinterak kontak mata
si selama
3. Klien interaksi
mampu f. Penuhi
mengungk kebutuhan
apkan dasar klien
perasaann saat itu.
ya

30
Tujuan Intervensi : Rasional:
Khusus : 2.1 Kaji 2.1 Untuk
2. Klien pengetahuan mengeta hui
dapat klien tentang pengetahuan
mengenal prilaku klien dan
perasaan menarik diri alasan
yang menarik diri
menyebab 2.2 Beri 2.2 Mengetahui
kan kesempatan bagaimana
perilaku pada klien perasaan klien
menarik untuk dan penyebab
diri. mengungkap menarik diri.
kan perasaan
penyebab
menarik diri

2.3 Diskusikan 2.3 Mengetahui


bersama alasan klien
klien tentang enarik diri
prilaku
menarik
dirinya :
mengetahui
alasan klien
menarik diri.
2.4 Beri pujian 2.4 Pujian akan
terhadap mendorong
kemampuan klien
klien mengungkapk
mengungkap an
kan perasaannya
perasaanya.

31
Tujuan Intervensi : Rasional :
Khusus : 3.1 Diskusikan 3.1 Meningkatkan
tentang pemahaman
3.
manfaat klien tentang
Klien dapat
berhubungan berhubungan
mengetahui
dengan orang dengan orang
keuntungan
lain mening lain
berhubungan
katkan
dengan orang
pemahaman
lain.
klien tentang
berhubungan
dengan orang
lain.
3.2 Dorong klien 3.2 Mengkaji
untuk pengetahuan
menyebutkan kliententang
kembali manfaat
manfaat berhubungan
berhubungan dengan orang
dengan orang lain.
lain.

3.3 Beri pujian 3.3 Pujian akan


terhadap mendorong
kemampuan klien
klien dalam mengungkapk
menyebutkan an
manfaat perasaannya.
berhubungan
dengan orang
lain.

32
Tujuan Intervensi : Rasional :
Khusus : 4.1 Dorong klien 4.1 Meningkatka
4. Klien untuk n interaksi
dapat menyebutkan klien dengan
berhubun cara lingkungan.
gan berhubungan
dengan dengan orang
orang lain lain.
secara
bertahap 4.2 Dorong dan 4.2 Meningkatka
bantu klien n interaksi
berhubungan klien dengan
dengan orang lingkungan.
lain secara
bertahap
antara lain:
a. Klien -
perawat
b.Klien –
perawat –
perawat lain
c. Klien –
perawat –
perawat lain –
klien lain
d.Klien –
kelompok kecil
Terapi Aktivitas
Kelompok
(TAK)
e.Klien –
keluarga

33
4.3Reinforcement 4.3 Pujian akan
positif atas mendorong
keberhasilan klien untuk
yang telah melakukan
dicapai klien. kegiatannya.

Tujuan Intervensi : Rasional :


Khusus: 5.1 Diskusikan 5.1 Mengetahui
5. Klien tentang kondisi
mendapat manfaat umum klien
dukungan berhubungan dalam
keluarga dengan berhubungan
dalam anggota dengan
berhubungan keluarga. keluarga ata
dengan orang
u orang lain.
lain.

5.2 Dorong Klien 5.2 Mengetahui


untuk perasaan
mengemukak klien tentang
an perasaan hubungan
tentang dengan
keluarga. keluarga.

5.3 Dorong klien 5.3 Untuk


untuk menumbuhka
mengikuti n rasa
kegiatan kebersamaan
bersama klien dengan
keluarga keluarga
seperti :

34
makan,
ibadah dan
rekreasi.

3 Koping Tujuan Kriteria Intervensi : Rasional :


individu Umum : evaluasi : 1.1 Bina 1.1 Bina
tak efektif Klien dapat hubungan hubungan
menyelesaika Mau berjabat saling saling percaya
n masalah tangan dan percaya sebagai dasar
dengan menyebut keterbukaan
koping yang nama, mau klien dengan
efektif menjawab perawat
salam, klien 1.2 Beri 1.2 Ungkapan
Tujuan mau duduk kesempatan perasaaan
Khusus : berdampinga klien untuk sebagai
1. Klien n dengan mengungkap cermin
dapat perawat, mau kan perasaan hati
membina mengutaraka perasaannya yang dimiliki
hubungan n masalah oleh klien
saling yang 1.3 Katakan pada 1.3 Meningkatkan
percaya dihadapi klien bahwa semangat
ia orang yang klien untuk
berharga dan menolong diri
mampu nya dan
menolong mencoba
dirinya sendiri bangkit dari
masalahnya.

35
Tujuan Kriteria Intervensi : Rasional :
Khusus : evaluasi :
2. Klien Mengidentifi 2.1 Diskusikan 2.1Mempermudah
dapat kasi dan dengan klien klien dalam
menilai mengembang tentang menganalisa
koping kan koping koping yang masalahnya.
yang yang konstruktif
konsruktif konstruktif 2.2 Memberi
dalam 2.2 Beri dorongan dan
pemecahan reinforcemen motivasi
permasalahan t dalam kepada klien
nya setiap aspek
positif klien

Tujuan Kriteria Intervensi : Rasional :


Khusus: evaluasi : 3.1 Bina 3.1 Merupaka
3. Klien mau Klien hubungan n dasar
mengunga mampu saling keterbukaan
kapkan mengungkap percaya antara perawat
permasala kan secara dengan dengan klien
hannya verbal prinsip
tentang komunikasi
permasalahan therapeutik
nya 3.2 Berikan 3.2 Menambah
empati pada kepercayaan
klien saat klien pada
mengungkap perawat
kan
permasalaha
nny
3.3 Hindari 3.3 Mencegah
memberikan penilaian

36
penilaian negatif dari
yang negatif klien sehingga
pada klien respon klien
tidak
berkurang

G. Evaluasi Keperawatan
Menurut Keliat (2005), evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai
efek dari tindakan keperawatan pada klien.Evaluasi dilakukan untuk secara terus
menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan
setiap selesai melakukan tindakan, evaluasi hasil atau evaluasi sumatif dilakukan
dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang telah
ditentukan. Adapun hasil tindakan yang ingin dicapai pada pasien dengan harga
direndah kronis antara lain :
1) Klien tidak menarik diri dan mau berhubungan dengan orang lain
2) Klien dapat menunjukkan peningkatkan rasa harga diri
3) Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang konstruktif
( Keliat, 2002, hal. 15).

37
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri yang negatif
dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi (Nanda,2005). Coopersmith
dalam buku Stuart dan Sundeen (2002) menyatakan bahwa ada empat hal yang
dapat meningkatkan harga diri anak, yaitu: memberi kesempatan untuk berhasil,
menanamkan idealisme, mendukung aspirasi/ide, dan membantu membentuk
koping. Tanda dan gejala dari harga diri yang rendah yaitu : Mengejek dan
mengkritik diri, Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri
sendiri, Sulit bergaul, Perasaan tidak mampu, Penolakan terhadap kemampuan
diri. Rentang respon harga diri rendah terdiri dari Respon adaptif, Respon
maladaptif, Aktualisasi diri, Konsep diri positif , Harga diri rendah, Kekacauan
identitas dan Depersonalisasi.
Hal yang harus di kaji pada harga diri rendah terdiri dari : Faktor
predisposisi, Faktor presipitasi, Perilaku, serta Mekanisme Koping. Diagosa yang
sering muncul pada harga diri rendah yakni ; Isolasi sosial: menarik diri
berhubungan dengan harga diri rendah, Risiko perilaku kekerasan berhubungan
dengan harga diri rendah, Gangguan konsep diri: citra tubuh berhubungan dengan
koping keluarga inefektif, Gangguan konsep diri: identitas personal berhubungan
dengan perubahan penampilan peran. Setelah asuhan keperawatan dilaksanakan
pada pasien harga diri rendah diharapkan pasien dapat mengungkapkan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, pasien dapat membuat
rencana kegiatan harian serta pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuan
yang dimiliki.

38
DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati.2015.Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Nurhalifah eka. 2016. Konsep dasar harga diri rendah. Link :http://repository
.up.ac.id/1076/3/EKA%20NUR%20HALIFAH%20BAB%20II.pdf.
Diakses Pada senin, 20 Agusus 2018. Pukul 11.00

Indrajaya, Fajar. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Tn.I Dengan Gangguan Harga
Diri Rendah Di Ruang Benteng Rumah Sakit Provinsi Kalimantan
Barat . Link: http://www.academia.edu/9606072/Asuhan_Keperawa
tan_Pada_Tn._I_Dengan_Gangguan_Harga_Diri_Rendah_Di_Ruang_
Banteng_Rumah_Sakit_Jiwa_Provinsi_Kalimantan_Barat_Akademi_K
eperawatan_Poltekkes_Kemenkes_Pontianak. Diakses : Pada senin, 20
Agusus 2018. Pukul 18.00

Sutiyono, Mahendra . 2007 Konsep dasar harga diri rendah. Link :


rendah,repository.ump.ac.id/4997/3/Mahendra%20Setiyono%20BAB%
20II.pdf. Diakses : Pada senin, 20 Agusus 2018. Pukul 19.00

39

Anda mungkin juga menyukai