Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang

abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang

nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun

suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri

merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata

atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau

kejadian yang didasari oleh fakta - fakta yang telah diobservasi, tetapi

kurang absolut ( kurang adanya bukti ) secara langsung.

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model

konsep dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut

mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang

memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat

di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang

perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan

model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan

situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek

keperawatan mengandung komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan

nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin

dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan

terhadap kebutuhan semua pasien.


Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya

harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan

demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah

dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk

pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap

situasi klien, antara lain degan menggunakan model-model keperawatan

dalam proses keperawatan. Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek

keperawatan sesuai dengan kebutuhan.

Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien

yang spesifik, memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-

variable utama yang mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang

harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan yang tepat

untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut : Mengumpulkan informasi

awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan aktivitas sehari-

hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.

Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa

asumsi yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimasud dengan teori dan teori keperawatan itu ?

2. Apa saja karakteristik teori itu ?

3. Apa saja model model konseptual keperawatan

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui apa teori itu dan karakteristik itu !

2. Mengetahui apa saja model-model konseptual keperawatan itu !


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta

sosial dari tiap anggota keluarga.

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu

rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.

Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran

masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

2.2 Struktur Keluarga

a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur

ayah

b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur

garis ibu

c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah ibu

d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga

a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara

anggota keluarga

b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka

juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya

masing-masing

c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsinya masing-masing.

2.4 Ciri-Ciri Keluarga Indonesia

a. Suami sebagai pengambil keputusan

b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh

c. Berbentuk monogram

d. Bertanggung jawab

e. Pengambil keputusan

f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa

g. Ikatan kekeluargaan sangat erat

h. Mempunyai semangat gotong-royong


2.5 Pengkajian Keluarga

2.5.1 Definisi Pengkajian Keluarga

Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat

dimana suatu perawat mengambil informasi dari keluarga dengan

pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa,

sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga yang di binanya. Metode

dalam pengkajian bisa melalui wawancara, observasi vasilitas dan keadaan

rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan measurement dari data

sekunder (hasil lab, papsmear, dll). (Susanto, 2012).

2.5.2 Langkah-Langkah Pengkajian

Penjajahan keluarga. Penjajahan keluarga perlu dilakukan untuk

membina hubungan baik dengan keluarga. Dalam penjajahan ini perawat

perlu mengadakan kontak dengan RW/RT dan keluarga yang bersangkutan

guna menyampaikan maksud dan tujuan serta mengatasi maslah kesehatan

mereka. Setelah mendapatkan tanggapan positif dari keluarga tersebut,

pengkajian di teruskan pada langkah berikutnya. (Zaidin Ali, 2010)

1. Pengumpulan data.

Pengumpulan data adalah upaya pengumpulan semua data, fakta, dan

informasi yang mendukung pemecahan maslah klien. Jenis data yang

dikumpulkan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan sehari-hari

1) Kebiasaan tidur (apakah terdapat waktu tertentu untuk

tidur/istirahat dan bangun sesuai kemampuan setiap anggota?


Apakah terdapat waktu setiap siang untuk istirahat sebentar?

Apakah anggota keluarga tidur bersama-sama?)

2) Kebiasaan makan (berapa kali makan setiap hari? Siapa yang

terlihat terlalu gemuk, terlalu kurus?)

3) Waktu senggang/libur (bagaimana setiap anggota keluarga

memakai waktu senggang? Apakah penggunaan waktu

senggang cocok dengan jenis kelamin dan usia individu?

Apakah ada anggota keluarga yang hiburannya sangat

memakan waktunya? Bila ada, apa dampaknya terhadap

keluarga? Apakah keluarga mempunyai hiburan bersama?)

b. Faktor sosial-budaya-ekonomi

1) Penghasilan dan pengeluaran

2) Pekerjaan, tempat tinggal, dan penghasilan setiap anggota yang

sudah bekerja.

3) Sumber penghasilan.

4) Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga

yang bekerja.

5) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti

makan, pakaian, dan perumahan.

6) Apakah ada tabungan untuk keperluan mendadak.

7) Jam kerja ayah dan ibu

8) Siapa pembuat keputusan mengenai keuangan dan bagaimana

uang digunakan.
c. Faktor lingkungan

1) Perumahan

a) Luas rumah (apakah luasnya memadai?)

b) Pengaturan kamar tidur

c) Kelengkapan perabotan rumah tangga

d) Serangga dan binatang pengerat

e) Adanya bahaya kecelakaan

f) Tempat penyimpanan makanan dan alat masak

g) Persediaan air (sumber, kepemilikan, apakah air dapat

diminum?)

h) Pembuangan kotoran (jenis, kepemilikan, apakah

memenuhi syarat?)

i) Pembuangan sampah (jenis, apakah memenuhi syarat?)

j) Pembuangan air kotor (jenis, apakah memenuhi syarat?)

k) Kondisi lingkungan tempat tinggal: apakah komplek

rumahan, daerah kumuh, dll

l) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan

m) Fasilitas transportasi dan komunikasi

d. Riwayat kesehatan/riwayat medis:

1) Riwayat kesehatan setiap anggota

2) Penyakit yang pernah diderita

3) Keadaan sakit yang sekarang (telah didiagnosis atau belum)

4) Nilai yang diberikan terhadap penjegahan penyakit


5) Status imunisasi anak

6) Pemanfaatan fasilitas lain untuk pencegahan penyakit

7) Sumber pelayanan kesehatan: apakah pelayanan kesehatan sama

atau berbeda untuk setiap anggota keluarga?

8) Saat kondisi sakit atau kritis, anggota keluarga pergi ke siapa?

9) Bagaimana keluarga melihat peranan petugas kesehatan dan

pelayanan yang mereka berikan serta harapan mereka terhadap

pelayanan petugas kesehatan?

10) Pengalaman mengenai petugas kesehatan profesional: memuaskan

atau tidak?

Setiap keluarga mempunyai cara sendiri untuk menghadapi

dan mengatasi situasi merreka. Tipe data lain yang dikumpulkan pada

tahap penjajahan kedua menggambarkan sampai mana keluarga dapat

melaksanakan tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman

kesehatan, kurang/tidak sehat, atau krisis yang dialami oleh keluarga

itu pada waktu tahap penjajahan pertama.data ini menggambarkan

ketidakmampuan keluarga untuk melaksanakan tugas kesehatan.

Perhatian utama perawat pada tahap penjajahan kedua adalah

penentuan kesanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas

kesehatan untuk menghadapi masalah kesehatan. (Zaidin Ali, 2010)

Data pengkajian didapat dengan menggunakan beberapa cara.

Berikut ini adalah metode pengumpulan data yang digunakan:

a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui data subjektif dalam

aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, adat

istirahat, agama, lingkungan, dan sebagainya

b. Pengamatan/observasi

Pengamatan/observasi dilakukan untuk mengetahui hal yang

secara langsung bersifat fisik (ventilasi, kebersihan, penerangan,

dll) atau benda lain (data objektif).

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang

mempunyai masalah keluarga dan keperawatan yang berkaitan

dengan keadaan fisik, misalnya kehamilan, mata, telinga,

tenggorokan, dll. (data objektif)

d. Studi dokumentsi

Studi dilakukan dengan jalan menelusuri dokumen yang ada,

misalnya catatan kesehatan, kartu keluarga, kartu menuju sehat,

literatur, catatan pasien, dll. (data subjektif). Data yang perlu

dikumpulkan dapat dilihat pada lampiran 1.

Tabulasi data. Data yang ada disusun dalam tabel, grafik,

genogram, gambar, dan lain-lain untuk memudahkan proses

analisis.

2. Analisis data. Setelah ditabulasi data langsung dapat dianalisis

sengingga menghasilkan satu kesimpulan tentang permasalahan yang


ada. Hsil analisis data juga memperlihatkan penyebab, tanda-tanda,

dan pengaruh masalah pada masa yang akan datang, dll.

3. Perumusan massalah. Dari analisis data ditemukan beberapa informasi

yang berguna untuk merumuskan maslah klien tersebut. Masalah

adalah kesenjangan yang terjadi dari apa yang “seharusnya” terjadi

dan apa yang “nyata” terjadi. Kesenjangan tersebut.

2.5.3 Analisa Data

Kegiatan yang dilakukan :

1. Menetapkan masalah kesehatan keluarga

2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang akan dipecahkan,

dengan mempertimbangkan :

a. Sifat masalah

b. Kemungkinan masalah dapat diatasi

c. Potensi pencegahannya

d. Persepsi keluarga terhadap masalah

3. Menetapkan diagnosis keperawatan

Di dalam menganalisis data, terdapat 3 norma yang perlu

diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :

1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga,

meliputi :

a. Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial dari anggota

keluarga

b. Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga


c. Keadaan gizi anggota keluarga

d. Status imunisasi anggota keluarga

e. Kehamilan dan keluarga berencana (KB)

2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :

a. Rumah : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas

rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga, dsb

b. Sumber air minum

c. Jamban keluarga

d. Tempat pembuangan air limbah

e. Pemanfaatan pekarangan yang ada, dsb.

4. Karakteristik keluarga :

a. Sifat-sifat keluarga

b. Dinamika dalam keluarga

c. Komunikasi dalam keluarga

d. Interaksi antar anggota keluarga

e. Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota

keluarga

f. Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.

2.5.4 Perumusan Masalah

Setelah data dianalisis, maka selanjutnya dapat dirumuskan

masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah

kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status

kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan


pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan,

norma, nilai, dan kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.

Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang

diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang

didasarkan kepada analisiskonsep, teori, prinsip dan standart yang dapat

dijadikan acuan dalam menganalisis, sebelum mengambil keputusan

tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Disamping itu,

keputusan dapat diambil setelah perawat dan keluarga, atau antar perawat

itu sendiri melakukan diskusi-diskusi untuk mengambil keputusan dengan

mempertimbangkan situasi dan sumber daya yang ada pada keluarga.

Dalam menetapkan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,

perawat selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan

keperawatan, serta berbagai alasan dari ketidamampuan keluarga dalam

melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau

kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan

sebagai saran/penyalur. Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan

kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan

kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.

Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu

terdokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA

Freadman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Makhfudli, (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

Mubarok, W. I. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.

Zaidin Ali, S. M. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai