Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh :

Janurika Purnamawati

S16159/S16C

PROGRAM STUDI SARJA KEPERWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu
keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti
yang cukup luas. Azrul Azwar mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai
berikut :
1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat
mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya
secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh
manusia, balk secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan
ekosistem.
2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia
mulai dari tingkat individu sampai tingkat eko¬sistem serta
perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai
dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.
3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan
lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada
diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan
barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-
hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri dari
dua orang atau lebih, terikat dalam hubungan perkawinan, pertalian darah
atau adopsi yang menciptakan dan mempertahankan budaya dan mempunyai
ketergantungan satu sama lain serta melakukan suatu interaksi antar anggota
keluarga.

B. Definisi Keperawatan Keluarga

Keperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi


yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keperawatan. Keperawatan
keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan
proses keperawatan kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi
sehat dan sakit. Penekanan praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi
kepada kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan
kekuatan keluarga.

C. Batasan keperawatan keluarga

1. Keluarga sebagai konteks

Keluarga yang didalamnya terdapat 1 anggota keluarga yang memiliki


gangguan/masalah kesehatan dan gangguan/masalah kesehatan tersebut
didapatkan dari keluarga.Pada asuhan keperawatan tingkatan pertama ini
yang menjadi fokus pelayanan kesehatan adalah individu, sedangkan
keluarga merupakan latar belakang atau fokus sekunder. Keluarga
dipandang sebagai area yang penting dari klien dan oleh karena itu
keluarga merupakan dukungan terbesar bagi klien. Atau kata lain asuhan
yang berfokus pada keluarga. Contoh : Gangguan pola nafas pada An. E
(2 Th) di keluarga Tn. N (29 th) dengan Asma.

2. Keluarga dipandang sebagai kumpulan atau atau jumlah anggota keluarga


secara individu.

Keluarga yang didalamnya terdapat beberapa orang yang mengalami


masalah kesehatan namun masalah kesehatan tersebut tidak saling
berhubungan. Asuhan keperawatan diberikan bukan hanya pada satu
individu tetapi bisa lebih dalam satu keluarga. Dalam tingkatan ini garis
depannya adalah masing-masing klien yang dilihat sebagai unit terpisah
dengan unit yang berinteraksi.Contoh : Tidak efektifnya bersihan jalan
nafas pada An. C (14 th) dan An. H (7 Th) dikeluarga Tn. O (45 th)
dengan Diare.

3. Subsistem keluarga sebagai klien

Sub sistem keluarga adalah pusat perhatian atau fokus sebagai penerima
pengkajian serta intervensi. Keluarga initi, keluarga besar, dan sub sistem
keluarga lainya adalah unit analisis dan asuhan.Contoh : Masalah pada
keluarga yang diawali dengan komunikasi yang tidak efektif antar
anggota keluarga.Contoh : Kesalahpahaman yang terjadi pada pasangan
baru menikah terhadap peran dan fungsinya masing-masing.

4. Keluarga sebagai klien

Keluarga yang didalamnya terdapat beberapa orang yang mengalami


masalah kesehatan yang saling berhubungan. Keluarga dipandang sebagai
klien atau fokus keperawatan, keluarga menjadi bagian depan sedangkan
anggota keluarga yang lain menjadi latar belakang.Contoh : Masalah yang
timbul pada sebuah keluarga dikarenakan koping. Keluarga tidak efektif
saat menunggu kehadiran anggota keluarga yang baru.

5. Keluarga sebagai komponen masyarakat


Keluarga sebagai komponen masyarakat; keluarga dipandang sebagai
suatu subsistem dalam sistem yang lebih besar dari komunitas
masyarakat; keluarga dipandang sebagai salah satu lembaga dasar dalam
masyarakat

D. Sejarah keperawatan keluarga


Perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari tokoh
metologi Yunan yaitu: Ascleipius dan Higeia. Berdasarkan mitos Yunani
bahwa Ascleipius adalah seorang dokter yang tampan dan pandai meskipun
tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang ditempuhnya, berdasarkan
mitos orang Yunani bahwa dia dapat mengobati penyakit dan melakukan
bedah. Hegeia adalah asisten Asclepius dan juga merupakan istrinya, dia juga
telah melakukan upaya upaya kesehatan. Perbedaabbya beliau lebih
menekankan pada cara pendekatan atau penanganan masalah kesehatan
(Wahit Iqbal Mubarak, 2005). Berbicara tentang sejarah keperawatan di
Indonesia, maka perkembangan keperawatan di Indonesia dapat dibagi dalam
tiga masa yaitu:
1. Keperawatan di Masa Kuno
Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit itu
disebabkan oleh perbuatan makhluk hakus yang jahat.
2. Keperawatan di Masa Penjajahan
Di masa penjajahan, perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami
kemajuan. Perkembangan keperawatan banyak dipengaruhi oleh konsep
konsep keperawatan dari Negeri belanda. Hal ini tidak terlepas dari
peranan pemerintah Belanda yang mendirikan dinas kesehatan khusus
tentara (saat itu disebut MGD) dan dinas kesehatan rakyat (saat itu
disebut BGD). Melalui kedua dinas tersebut pemerintah Belanda
merekrut perawat dari penduduk pribumi.
3. Keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan

a. Sebelum tahun 1950 : Indonesia belum mempunyai konsep dasar


tentang keperawatan
b. Tahun 1950 : Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu sekolah
penata rawat (SPR)

c. Tahun 1945-1955 berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya


yaitu persatuan Djuru rawat dan bidan Indonesia (PDBI), serikat
buruh kesehatan , persatuan djuru kesehatan Indonesia ( PDKI)
Persatuan pegawai dalam kesehatan.

d. 1962 : berdirinya akademik keperawatan ( Akper)

e. 1965 sampai 1974 : organisasi profesi keperawatan mengalami


perubahan yaitu ikatan perawat Indonesia , ikatan bidan Indonesia ,
ikatan guru perawat Indonesia , corps perawat Indonesia , majelis
permusyawaratan perawat Indonesia sementara ( MAPPIS) , dan
pederasi tenaga keperawatan.

f. 1974 : rapat kerja nasional tentang pendidikan tenaga perawat tingkat


dasar yaitu berdirinya sekolah perawat kesehatan ( SPK) yang
mengganti sekolah penata rawat (SPR). Serta berdirinya persatuan
perawat nasional Indonesia (PPNI)

g. 1976 : pendidikan keperawatan di Indonesia yang semula menyatu


dengan pelayanan di rumah sakit, telah memulai memisahkan diri (
terpisah ) dari rumah sakit .

h. Pada januari 1983 : dilaksanakan loka karya nasional keperawatan I


yang menghasilkan :

1) Peranan independent dan interdependent yang lebih terintegrasi


dalam pelayanan kesehatan.

2) Program gelar dalam pendidikan keperawatan

3) Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang


mempunyai identitas professional berotonomi, ber keahlian ,
mempunyai hak untuk mengawasi praktek keperawatan dan
pendidikan keperawatan,
i. Tahun 1985 : berdiri pendidikan keperawatan setingkat sarjana S1
keperawatan yang pertama yaitu fakultas ilmu keperawatan
universitas Indonesia yang menjadi momentum terbaik kebangkitan
profesi keperawatan di Indonesia

j. Tahun 1999 : berdiri pendidikan keperawatan pasca sarjana ( S2


keperawatan )

k. Tahun 2000 : keluarnya lisensi praktek keperawatan berupa peraturan


menteri kesehatan .

E. Teori Keperawatan Keluarga


1. Teori keperawatan model konseptual
a. Self Care (Orem)
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa
setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga
membantu individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan, dan mencapai kesejahteraan. Teori orem dikenal sebagai self-
care deficit theory. Orem melabeli teorinya sebagai teori umum yang
terdiri atas tiga teori terkait, yaitu teori self care, teori self care deficit,
dan teori nursing system.
1) Teori self care
Self care ini menggambarkan dan menjelaskan manfaat perawatan diri
guna mempertahankan hidup, kesehatan, dan kesejahteraanya.
2) Teori self care deficit
Teori self care deficit merupakan inti dari General Theory of Nursing
yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu
melalui ilmu keperawatan serta kapan keperawatan di perlukan. Deficit
keperawatan diri ini terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri
mereka sendiri.
3) Teori Nursing System
Teori nursing system (system keperawatan) membahas bagaimana
kebutuhan perawatan klien, atau keduanya. System keperawatan ini
ditentukan atau disusun berdasrkan kebutuhan perawatan diri dan
kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri.
Perawatan diri dilakukan dengan memerhatikan tingkat ketergantungan
atau kebutuhan serta kemampuan klien. Oleh karena itu ada tiga
klasifikasi system keperawatan dalam perawatan diri.
 Whooly compensatory nursing system : Perawat member bantuan
kepada klien karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi.
 Party compensatory nursing system : Perawat dan klien saling kerja
sama dalam melakukan tindakan keperawatan dalam hal ini, peran
perawat tidak total tetapi sebagian.
 Supportive educative nursing system : Klien melakukan perawatan
diri dengan bantuan perawat. Saat klien sudah mampumelakukannya.
b. Human Beings (Roger’s)
Teori dan model konsep keperawatan menurut Martha E. Rger dikenal
dengan nama konsep manusia sebagai unit. Teori roger ini didasarkan
pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam semesta, seperti
antropologi, sosiologi, astronomi, agam, filosofi, perkembangan sejarah
dan mitologi.
c. Adaptasi (Roy)
Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana
individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara
mempertahankan perilaku secara adaptif serta mapu merubah perilaku
yang mal adaptif. Sister Calista Roy ini mengembangkan model adaptasi
dalam keperawatan pada tahun 1964. Callista Roy mengemukakan konsep
keperawatandengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan
atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya :
1) Individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yangn
utuh. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, dan sosialnya.
2) Setiap orang selalu menggunakan koping,baik yang bersifat positif
maupun negatif untuk dapat beradaptasi.
3) Setiap individu berespon terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan
akan konsep diriyang positif, kemampuan untuk hidup mandiri atau
kemandirian serta kebutuhan akankemampuan melakukan peran dan
fungsi secara optimaluntuk memelihara integritas diri.
4) Individu selalu berada pada rentang sehat-sakit yang berhubungan erat
dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara
kemampuan beradaptasi
5) Menurut roy, terdapat 5 objek utama dalam ilmu keperawatan yaitu :
1. Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan )
2. Keperawatan
3. Konsep sehat
4. Konsep lingkungan
5. Aplikasi tindakan keperawatan.

d. Praktek Keperawatan (Neuman’s)


Neuman mengemukakan model system (system model) dalam pendidikan
dan prakrik keperawatan. Neuman menggunakan pendekatan manusia utuh
(total person approach), dengan memasukkan konsep holistic, pendekatan
system terbuka (open system), dan konsep “stressor”.
Model ini mengalisis interaksi empat variable penunjang komunitas yang
meliputi fisik, psikologi, social cultural dan spiritual, adapaun tujuan
keperawatan adalah stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang
dinamis.
Empat konsep mayor dari teori Newman :
1. Manusia
Manusia merupakan suatu system terbuka, yang selalu mencari
keseimbangan yang harmoni, dan merupakan satu kesatuan dari variabel-
variabel fisiologis, psikologis, sosialkultural, perkembangan , dan spiritual.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah semua kekuatan, baik internal dan eksternal yang dapat
memepengaruhi hidup dan perkembangan klien atau system klien.
3. Keperawatan
Secara umu, keperawatan merupakan profesi unik, mencakup tentang proses
manusia terhadap stressor yang merupakan konsep yang utama untuk
mencapai stabilitas pasien. Newman mendefinisikan parameter dari
keperawatan adalah individu, keluarga dan kelompok dalam
mempertahankan tingkat yang maksimal dari sehat dengan intervensi untuk
menghilangkan stress dan menciptakan kondisi yang optimal bagi pasien.
4. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan yang adekuat dalam suatu sitem stabilitas yang
merupakan keadaan yang baik.
Sehat adalah kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan
sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.

e. Perilaku (Johnson’s)
Model Dorothy Johnson (1980,1990) adalah sintesis dari teori dan konsep
ilmu perilaku dan biologi, yang terintegrasi kedalam kerangka kerja system.
Teori mengenai stress dan adaptasi menjadi titik focus dalam model ini.
Setiap orang dipandang sebagai suatu system perilaku yang terdiri atas tujuh
sub system. Subsistem tersebut berinteraksi dan saling terkait.
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada
bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress
actual atau potensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan
dari keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak
lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Johnson, 1968). Teori
Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada
pengelompokkan perilaku berikut:
1) Perilaku mencari keamanan.
2) Perilaku mencari perawatan.
3) Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar
internalisasi prestasi.
4) Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan
cultural.
5) Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial
dan kultural.
6) Perilaku seksual dan identitas peran
7) Perilaku melindungi diri sendiri

f. Budaya (Leininger)
Teori Leininger ini melihat adanya perubahan perilaku di antara anak yang
berasal dari budaya yang berbeda. Perbedaan ini mebuat Leinenger menelaah
kembali profesi keperawatan.ia mengedintifikasi bahwa pengetahuan
perawat untuk memahami budaya anak dalam layanan keperawatan ternyata
masih kurang.
Leinenger pertama kali menggunakan kata trancultural nursing,
ethnonursing, dan cross-cultural nursing.Akhirnya, pada tahun 1985,
Leinenger mempublikasikan teorinya untuk pertama kalinya, sedangkan ide-
ide dan teorinya mulai dipresentasikan pada tahun 1988.Teori Leinenger
kemudian disebut sebagai Cultural Care Diversity and Universality.Tetapi
para ahli sering menyebutnya sebagai Trancultural Nursing Theory atau teori
perawatan transkultural.
Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan
yang berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-
budaya yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan
keperawatan, nilai-nilai, keyakinan tentang sehat-sakit, serta pola-pola
tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge yang
ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada
budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori
keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran perawat dalam
memahami budaya klien.
Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut Leinenger dipengaruhi
oleh tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial
dan kekerabatan, nilai budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi,
dan pendidikan. Setiap faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area,
sesuai dengan kondisi masing-masing daerah, dan akan memengaruhi
pola/cara dan praktik keperawatan. semua langkah perawatan tersebut
ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik, penyembuhan penyakit,
dan persiapan menghadapi kematian.
Oleh karena itu, ketujuh faktor tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum
memberikan asuhan keperawatan kepada klien sebab masing-masing faktor
memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola, dan praktik keperawatan (care
expression, pattern, and practices).Dengan demikian, ketujuh faktor tersebut
besar kontribusinya terhadap pencapaian kesehatan secara holistik atau
kesejahteraan manusia, baik pada level individu, keluarga, kelompok,
komunitas, maupun institusi di berbagai sistem kesehatan.
Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani
antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem
perawatan profesional melalui asuhan keperawatan. Oleh karena itu perawat
harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang
akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses
keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan, tindakan
keperawatan.Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap
memperhatikan tiga prinsip asuhan keperawatan, yaitu :
1) Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu,
memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya guna membantu
individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.
2) Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu,
memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang
merefleksikan budaya untuk beradaptasi, bernegosiasi, atau
mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atu klien.
3) Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksi
atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan
pola hidup klien ke arah yang lebih baik.

g. Kebutuhan (Henderson)
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan.
1. Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan
bantuan meraih kesehatan, kebebasan tau kematian yang damai, serta
bantuan untuk meraih kemandirian. Henderson juga menyatakan
bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama
lain (inseparable). Sam halnya dengan klien dan keluarga, mereka
merupakan satu kesatuan (unit).
2. Keperawatan
Perawat memepunyai fungsi unik untuk mambantu individu,
baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagi anggota tim
kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam
penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan manusia.untuk
menjalankan fungsinya, perawat hatus memiliki pengetahuan bilogis
maupun social.
3. Kesehatan
Sehat adalah kulitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat
berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting
dari pada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat,
diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan
meraih atu mempertahankan kesehatn bila mereka memilki kekuatan,
kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan
Ada beberapa hal nyang perlu diperhatikan terkait dengan
aspek lingkungan.
- Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka,
namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
- Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
- Perawat harus memilki pengetahuan tentang keamanan
lingkungan.
- Dokter menggunakan hasil observasi dan penelitian perawat
sebgai dasar dalam memberikan resep.
F. Teori ilmu sosial keluarga
1. Teori Fungsi Struktural
Fokusnya adalah pada keluarga sebagai sebuah institusi dan bagaimana
mereka berfungsi untuk memelihara keluarga dan jaringan sosial.
a. Artinian (1994)
b. Friedman, Bowden, & Jones (2003)
c. Nye & Berado (1981)
2. Teori Interaksi Simbolis
Fokusnya adalah pada interaksi dalam keluarga dan komunikasi simbolis.
a. Hill and Hansen (1960)
b. Rose (1962)
c. Turner (1970)
d. Nye (1976)
3. Teori Perkembangan dan Teori Siklus Hidup Keluarga
Berfokus pada siklus hidup keluarga dan mewakili tahap normatif
perkembangan keluarga.
a. Duvall (1977)
b. Duvall & Miller (1985)
c. Carter & McGoldrick (2005)
4. Teori Sistem Keluarga
Berfokus pada interaksi sirkuler antar anggota sistem keluarga, yang
mana hasil dalam fungsional atau disfungsional outcomes. von
Bertalanffy (1950, 1968)
5. Teori Stress Keluarga
Berfokus pada analisis bagaimana pengalaman keluarga dan cara
mengatasi (koping) keadaan yang menyebabkan stress.
a. Hill (1949, 1965)
b. McCubbin & Paterson (1983)
c. McCubbin & McCubbin (1993)
6. Teori Perubahan
Berfokus pada bagaimana keluarga tetap stabil atau berubah ketika ada
perubahan pada struktur keluarga atau dari pengaruh luar.
a. Maturana (1978)
b. Maturana & Varela (1992)
c. Watzlawick, Weakland, & Fisch (1974)
d. Wright & Watson (1988)
e. Wright & Leahey (2005)
7. Teori Transisi
Berfokus pada pemahaman dan memperkirakan pengalaman keluarga
transisi dengan mengkombinasikan Teori Peran, Teori Perkembangan
Keluarga, dan Teori Alur Kehidupan.
a. White & Klein (2002)
b. White (2005)

G. Teori terapi keluarga


a. Teori Terapi Keluarga Struktural
Pendekatan sistem-orientasi ini melihat keluarga sebagai sebuah sistem
sosio-kultural terbuka yang secara terus menerus behadapan dengan
tuntutan perubahan, baik dari dalam maupun dari luar keluarga.
Fokusnya adalah pada keseluruhan sistem keluarga, subsistemnya,
batasan-batasan, dan persatuan, maupun pola transaksional keluarga dan
peran tersembunyi.
a. Minuchin (1974)
b. Minuchin, Rosman, & Baker (1978)
c. Minuchin & Fishman (1981)
d. Nichols (2004)
b. Teori Terapi Keluarga Internasional
Pendekatan ini melihat keluarga sebagai sebuah sistem interaktif atau
memper-satukan kebiasaan (prilaku) atau proses komunikasi.
Perhatiannya adalah pada “saat ini” dan “disini” bukan pada masa lalu.
Intervensi utama berfokus pada menetapkan kejelasan, komunikasi
sejajar, menjelaskan dan merubah peran keluarga.
a. Jackson (1965)
b. Watzlawick, Beavin, & Jackson (1967)
c. Satir (1982)
c. Teori Terapi Sistem Keluarga
Pendekatan ini berfokus pada promosi perbedaan dirinya dari keluarga
dan promosi perbedaan intelek dari emosi. Anggota keluarga didukung
untuk menguji proses mereka untuk memperoleh wawasan dan
pemahaman kedalam masa lalu dan masa yang akan datang. Terapi ini
memerlukan komitmen jangka panjang.
a. Toman (1961)
b. Kerr & Bowen (1988)
c. Freeman (1992)
DAFTAR PUSTAKA

DaCunha, J. P. 2010. Family Health Care Nursing (4 ed.). United States of


America: F. A

Davis Company.Hidayat,A. Aziz Alimul Hidayat .2007. Pengantar Konsep


Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai