Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DENGAN KECACATAN PADA SISWA DI SEKOLAH LUAR BIASA


DALAM MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Oleh:
Program Studi S1 Keperawatan Non Reguler
Kelompok 5
1. Dwi Labuda Rahmah C1814201148
2. Naovik Ilham C1814201124

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
TA 2018/2019
Kasus :

Disebuah SLB terdapat 15 anak berkebutuhan khusus dengan rentang umur 9-12 tahun.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok, diketahui bahwa 8 orang
tunanetra, 4 orang downsindrom, dan 3 orang tuna rungu. Selain itu lantai di lingkungan terlihat
basah, licin, dan banyak barang yang disimpan tidak pada tempatnya. lingkungan terlihat kotor,
saat ditanya mereka jarang mencuci tangan sebelum makan saat selesai beraktivitas disekolah.
Asuhan keperawatan ini menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi :
pengkajian status kesehatan masyarakat, perumusan diagnosa keperawatan, dan perencanaan
keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini melibatkan pendamping pada komunitas SLB
tersebut.
A. PENGKAJIAN
1. Inti/core
a. Demografi
- Jumlah anggota : 15 orang
- Distribusi anak menurut:

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase


1. P 10 66 %
2. L 5 34%
Jumlah 15 100 %

Intepretasi data:
Berdasarkan tabel 2.1 diketahui bahwa dari 15 orang siswa SLB sebanyak 10
orang berjenis kelamin perempuan dengan persentase 66% dan 5 orang adalah
lakilaki dengan persentase 34%.

Tabel 1.2 Distribusi Menurut Umur


No. Rentang Umur Jumlah Presentase
(WHO)
1. Masa Kanak-kanak 7 46,6 %
(5-11tahun)
2. Masa Remaja Awal 8 53,3%
(12-16 tahun)
Jumlah 15 100%

Interpretasi data:
Berdasarkan tabel 2.2 diketahui bahwa dari 15 orang, sebanyak 7 orang berada
pada rentang umur kanak-kanak dengan persentase 46,6% dan sebanyak 8 orang
berada dalammasa remaja awal dengan persentase 53,3%.
Tabel 1.4 Distribusi Menurut Agama
No. Agama Jumlah Presentase
1. Islam 15 100%
2. Kristen 0
3. Katolik 0
Jumlah 15 100%

Interpretasi data:
Berdasarkan tabel 2.4 diketahui agama yang dianut oleh siswa SLB adalah semua
beragama islam (100%).

b. Vital Statistik
Data Status Kesehatan:
1) Masalah Kesehatan Saat ini :
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok, masalah kesehatan
yang lebih banyak di derita di SLB adalah :

Tabel 1.7 Distribusi Masalah Kesehatan yang paling sering dialami


No. Jenis Penyakit Jumlah Presentase
1. Diare 7 46,6%
2. ISPA 5 33,3%
4. Dermatitis 3 20%
Jumlah 15 100%

Interpretasi data:
Berdasarkan tabel 1.7 diketahui bahwa dari 15 anggota panti sebanyak (36,84%).

c. Nilai/keyakinan
1) Nilai
Siswa SLB sangat menhormati dan patuh terhadap guru mereka disekolah,
mereka menganggap guru adalah pengganti orangtua disekolah.
2) Keyakinan
Seluruh siswa SLB beragama islam.
d. Sejarah Timbulnya Komunitas
SLB bahagia didirikan pada tahun 2009 oleh pemerintah dan masih beroperasi
sampai sekarang.
2. Subsistem ini terdiri atas :
a. Lingkungan
- Penerangan yang digunakan yaitu lampu dan jendela yang biasa dibuka
sehingga udara biasa masuk pada siang hari
- Sirkulasi dalam keadaan baik dengan adanya dua buah jendela dan beberapa
ventilasi
- Keadaan got penuh saat turun hujan
- Keadaan taman disekitar ruangan/ wisma kurang terawat
- Fasilitas kamar mandi/WC licin
b. Pendidikan
- Pendidikan keagamaan yang biasanya didapatkan oleh siswa SLB meliputi
ceramah agama. Biasanya disampaikan oleh penceramah atau Ustadz yang
sengaja didatangkan oleh pihak sekolah. Bahasa yang digunakan: bahasa isyarat.
c. Keamanan dan Transportasi
- Keamanan dan keselamatan: keamanan terjaga dengan adanya tembok pembatas,
pos satpam yang dijaga 24 jam
- Halaman dan lantai di ruangan licin, banyak ditumbuhi lumut
- Di ruangan tidak ada keset
- Transportasi: mobil dan angkutan kota
d. Pelayanan Kesehatan yang Tersedia
- Pelayanan kesehatan: terdapat poliklinik yang mengadakan pemeriksaan
kesehatan setiap satu bulan sekali.
e. Sistem Komunikasi
- Beberapa siswa yang mengalami keterbatasan komunikasi karena keterbatasan
yang mereka alami.
- Sarana komunikasi: telepon, surat kabar, fax, dan email
f. Sistem Ekonomi
- Tidak ada sistem ekonomi yang berlangsung di sekolah
- Tidak terdapat fasilitas ekonomi di sekolah.
g. Rekreasi
- Rekreasi yang biasa dilakukan di sekolah adalah bermain bersama di lapangan
sekolah
- Fasilitas rekreasi: lapangan dan bola-bola.
B. Analisa Data

No. Symptom Etiologi Problem


DS : Ketidak efektifan Perilaku
1.
- Anak mengatakan jarang mencuci memelihara kesehatan Kesehatan
tangan sebelum makan saat selesai Cenderung
beraktivitas disekolah. Kurangnya upaya Beresiko
DO: perubahan perilaku
kesehatan
- Lingkungan terlihat kotor.
- Masalah kesehatan yang lebih
Kurang pengetahuan
banyak di derita di SLB adalah
diare 46,6%, kemudian ISPA 33,3%
Perilaku kesehatan
dan Dermatitis 20%.
rendah
- Keadaan got tampak penuh saat
turun hujan.
Perilaku kesehatan
- Terdapat poliklinik yang mengadakan
cenderung beresiko
pemeriksaan kesehatan setiap satu
bulan sekali.

DS: Anak kebutuhan khusus Risiko Jatuh


2.
- (tidak terkaji)
Gerak aktif/aktivitas
DO:
- Lingkungan terlihat basah, licin, Lingkungan kurang
dan banyak barang yang disimpan aman
tidak pada tempatnya.
- Terdapat anak berkebutuhan Resiko jatuh
khusus dengan rentang umur 9-12
tahun.
- Keadaan taman disekitar ruangan/
wisma kurang terawat.
- Fasilitas kamar mandi/WC licin.
- Halaman dan lantai di ruangan licin,
banyak ditumbuhi lumut.
- Di ruangan tidak ada keset.
1. Prioritas Masalah
Kesadaran Motivasi Kemampua Ketersediaa Konsekuensi Percepatan
akan dalam n perawat n keahlian jika masalah penyelesaia
adanya menyelesai untuk yang tidak n masalah
masalah kan mempengar relevan terselesaikan yang dapat

Jumlah nilai
masalah uhi dalam dicapai
Masalah
penyelesaia
kesehatan
n masalah
Kriteria: Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria :
Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3)
Sedang (2) Sedang (2) Sedang (2) Sedang (2) Sedang (2) Sedang (2)
Rendah (1) Rendah (1) Rendah (1) Rendah (1) Rendah (1) Rendah (1)
Bobot 5 Bobot 10 Bobot 5 Bobot 7 Bobot 8 Bobot 8
Perilaku
Kesehatan
3*5=15 2*10 = 20 3*5= 15 2*7= 14 3*8= 24 2*8= 16 104
Cenderung
Beresiko
Risiko Jatuh 2*5=10 2*10 = 20 3*5= 15 2*7= 14 3*8= 24 2*8= 16 99

C. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko di SLB Bahagia berhubungan dengan pemilihan
gaya hidup tidak sehat dan kurang nya terpapar informasi.
2. Risiko Jatuh di SLB Bahagia berhubungan dengan berhubungan dengan lingkungan
tidak aman, gangguan mental, pendengaran dan penglihatan.
D. Intervensi Keperawatan

Evaluasi
Prioritas Tujuan Strategi Aktvts PJ Wkt Tmpt Biaya
Masalah

Kriteria Standar

1. Setelah mendapatkan
tindakan perawatan 1. Pendidikan 1. Lakukan Terapi MHS Senin, Wisma Rp. Respon Verbal:
selama 1 hari keperawatan Aktifitas 28 kamboja 100.000, 1. Lansia 1. 75% lansia
perawatan, lansia di Kelompok April 00 mampu dapat
Wisma Kemboja (TAK) 2019 menjelaskan menjelaskan
PSTW Cempaka Raya mengenai mengenai mengenai
mengalami penurunan hipertensi dan hipertensi dan hipertensi
tingkat nyeri yang pemanfaatan pemanfaatan dan
diakibatkan hipertensi, tanaman herbal tanaman pemanfaatan
dengan kriteria hasil: sebagai obat herbal sebagai tanaman
 Memahami antihipertensi obat herbal
mengenai hipertensi seperti daun sebagai obat
 Menggunakan sirih
metode
nonfarmakologi
untuk memanajemen 2. Intervensi 2. Ajarkan kepada MHS Senin, Wisma - 75% lansia dapat
nyeri akibat professional lansia tentang 28 kamboja Respon Verbal: menyebutkan
hipertensi teknik April Lansia macam-macam
 Menggunakan manajemen 2019 menyebutkan teknik
alternatif pengobatan nyeri: macam-macam manajemen nyeri
herbal untuk a. Teknik teknik
menangani relaksasi manajemen nyeri 75% lansia dapat
hipertensi progresif menerapkan
b. Teknik Respon teknik
Communica Psikomotor: manajemen nyeri
tion Back Lansia yang diajarkan
Massage menerapkan
c. Back teknik
Massage manajemen nyeri

3. Proses 3. Lakukan terapi MHS & Selasa, Halaman Rp. 1. 75 % dapat


kelompok modalitas pendam 29 wisma 300.000 Respon Verbal: menyebutkan
keterampilan ping April kamboja ,00 1. Lansia manfaat
dengan lansia 2019 menyebutkan tanaman sirih
bertanam manfaat merah sebagai
tanaman sirih tanaman sirih obat herbal
(tanaman obat merah sebagai untuk
antihipertensi) obat herbal hipertensi
untuk 2. 75 % dapat
hipertensi lansia
2. Lansia menyebutkan
menyebutkan cara
cara pengolahan
pengolahan tanaman sirih
tanaman sirih merah sebagai
merah sebagai obat herbal
obat herbal untuk
untuk hipertensi
hipertensi
Semua lansia
Respon menanam
Psikomotor: tanaman sirih
Lansia menanam merah
tanaman sirih
merah
2. Setelah mendapatkan Pendidikan 1. Lakukan MHS Senin, Wisma Rp. Respon Verbal: 1. 75% lansia
tindakan perawatan keperawatan pendidikan 28 kamboja 100.000, 1. Lansia dapat
selama 1 hari kesehatan April 00-, mengidentifikasi mengidentifik
perawatan, lansia di mengenai risiko 2019 mengenai risiko asi mengenai
Wisma Flamboyan jatuh jatuh risiko jatuh
PSTW Budi Sejahtera 2. Anjurkan klien
mengalami untuk memakai Respon 1. 75% lansia
penurunan/tidak alas kaki yang Psikomotor: memakai alas
mengalami resiko jatuh, tidak licin 1. Lansia kaki yang
dengan kriteria hasil: 3. Tekankan pada memakai alas tidak licin
 Memahami klien untuk kaki yang tidak 2. Semua lansia
mengenai risiko berjalan perlahan licin berjalan
cidera (jatuh) 4. Anjurkan klien 2. Lansia dengan
 Tidak terjadi jatuh3. untuk berjalan dengan perlahan
Lingkungan wisma mengunakan alat perlahan 3. Lansia
menjadi amanLansia bantu, jika perlu 3. Lansia menggunaka
di Wisma Kemboja menggunakan n alat bantu
PSTW Cempaka alat bantu berjalan, jika
Raya berjalan perlu

3. Setelah mendapatkan Pendidikan 1. Lakukan MHS Rabu, Wisma Rp. Respon Verbal: 75% lansia dapat
tindakan perawatan keperawatan pendidikan 30 kamboja 100.000, 1. Lansia mengidentifikasi
selama 1 hari kesehatan April 00-, mengidentifik mengenai
perawatan, lansia di mengenai 2019 asi mengenai inkontinensia
Wisma Flamboyan inkontinensia inkontinensia urine
PSTW Budi Sejahtera urine urine
mengalami peningkatan 2. Lakukan
kemampuan dalam pengajaran Psikomotor: 75% lansia dapat
mengontrol BAK, mengenai senam Lansia menerapkan
dengan kriteria hasil: Kegel untuk menerapkan senam Kegel
 Lansia memahami mengontrol BAK senam Kegel untuk
konsep inkontinensia untuk mengontrol BAK
 BAK secara tidak mengontrol BAK
terkontrol menjadi
minimal
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Dx Tanggal Implementasi Evaluasi Modifikasi Paraf
Kep
1 28/04/2019 1. Memberikan S:
penjelasan - Lansia mengatakan
mengenai bahwa hipertensi adalah
hipertensi tekanan darah lebih dari
2. Mengajarkan 140/90 mmHg.
kepada lansia - Lansia mengatakan
tentang teknik perasaan pusing
manajemen nyeri merupakan tanda yang
pada kasus paling sering dirasakan
hipertensi: pada keadaan hipertensi
a. Teknik - Lansia mengatakan
relaksasi untuk memanajemen
progresif nyeri secara
b. Teknik nonfarmakologi dapat
Communicatio dilakukan dengan
n Back teknik relaksasi, teknik
Massage Communication Back
c. Teknik Back Massage dan teknik
Massage Back Massage

O:
- Lansia antusias dalam
mengikuti penjelasan
yang diberikan pemateri
- 77.78 % lansia dapat
mengulang kembali
mengenai materi
hipertensi berupa
pengertian, penyebab
dan tanda gejala
- 77.78 % lansia dapat
mempraktikkan
penggunaan teknik
relaksasi progresif dan
Teknik Communication
Back Massage dan
teknik Back Massage
A:
Masalah teratasi
P:
- Mengingatkan lansia
untuk selalu
menggunakan
manajemen nyeri untuk
menurunkan hipertensi
- Hentikan hipertensi

II 28/04/2019 1. Melakukan pendidikan S:


kesehatan mengenai - Lansia mengatakan
risiko jatuh bahwa kejadian jatuh
2. Menganjurkan klien sangat berbahaya bagi
untuk memakai alas kaki diri mereka.
yang tidak licin - Lansia mengatakan
3. Menekankan pada lantai licin, kelemahan
klien untuk berjalan pada sendi, cahaya yang
perlahan4. kurang merupakan
Menganjurkan klien penyebab utama jatuh
untuk mengunakan alat pada lansia.
bantu, jika perlu - Lansia mengatakan
untuk menghindari
kejadian jatuh dapat
dilakukan dengan selalu
memakai alas kaki yang
tidak licin, berjalan
secara perlahan dan
menggunakan tongkat
sebagai alat bantu saat
beraktivitas.
O:
- Lansia antusias dalam
mengikuti penjelasan
yang diberikan pemateri
- 77.78 % lansia dapat
mengulang kembali
mengenai materi risiko
jatuh berupa pengertian,
penyebab dan akibat
yang akan terjadi
seandainya kejadian
jatuh terjadi
- Sebagian besar lansia
mulai mempraktikkan
cara berjalan perlahan
untuk menghindari
kejadian jatuh pada
lantai yang licin.
A:Masalah teratasi
P:
- Hentikan intervensi
III 29/04/2019 1. Melakukan S:
pendidikan kesehatan - Lansia mengatakan
mengenai inkontinensia disebut
inkontinensia urine juga merembes, beser
2. Melakukan atau BAK tidak
pengajaran mengenai terkontrol
senam Kegel untuk - Lansia mengatakan
mengontrol BAK memahami mengenai
manfaat dari senam
Kegel yang telah
dilaksanakan
- Lansia mengatakan
akan membiasakan
melatih kekuatan
menahan BAK sehingga
tidak BAK disembarang
tempat lagi karena
ketidakmampuan
menahan BAK dengan
baik.
O:
- Lansia antusias dalam
mengikuti penjelasan
yang diberikan pemateri
- 77.78 % lansia dapat
mengulang kembali
mengenai materi
inkontinensia urine
berupa pengertian,
penyebab dan tanda
gejala
- 77.78 % lansia dapat
mempraktikkan senam
Kegel dengan hitungan
5 sampai 10 detik setiap
pengulangan hitungan.
A: Masalah teratasi
P:
- Motivasi lansia untuk
melakukan senam
kegel
- Hentikan intervensi

30/04/2019 Terapi Modalitas S:


Keterampilan dengan - Lansia mengatakan
bertanam tanaman sirih bahwa sirih merah dapat
merah (tanaman obat diberikan untuk
antihipertensi) hipertensi yang dialami
lansia.
- Lansia mengatakan
mengerti mengenai cara
pengolahan daun sirih
sebagai obat anti
hipertensi yang aman
dan tidak mempunyai
efek samping.
- Lansia mengatakan
merasa senang bisa
menanam tanaman
herbal sebagai obat
hipertensi yang dapat
mereka gunakan apablia
nanti merasa pusing
atau sakit tengkuk
akibat hipertensi.
O:
- Lansia antusias dalam
mengikuti penjelasan
yang diberikan pemateri
- 88.89 % lansia dapat
mengulang kembali
mengenai cara
pengolahan daun sirih
sebagai obat herbal anti
hipertensi
- Lansia mampu
melakukan
keterampilan menanam
sirih sebagai tanaman
herbal antihipertensi.
A: Masalah teratasi
P:
- Hentika intervensi

Anda mungkin juga menyukai