Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak anak,
remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, bisa karena
perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12.Anemia dapat diketahui dengan
pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak
pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
dari kadar normal.
B. Ruang lingkup
Ruang
lingkup laporan terbatas
pada
pemberian asuhan keperawatan padaTn.
H dengan diagnosa medis anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh
Tasikmalaya, yang meliputi tahap pengkajian, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan head to
toe, aktivitas sehari hari, data penunjang, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan diagnosa medis
anemia.
2. Tujuan khusus
Melalui proses keperawatan diharapkan mampu:
a. Melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan penyakit anemia.
b. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah.
c. Mampu melaksanakan rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai dengan masalah
yang telah diprioritaskan.
d. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang diprioritaskan.
e. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan
pada pasien dengan penyakit anemia.
f. Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.
g. Mampu membahas kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan studi kasus.
D. Metode penulisan
Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus yaitu metode yang memberikan
gambaran terhadap suatu kejadian atau keadaan yang berlangsung melalui proses

1.

2.

3.

4.

5.
1.
2.
3.
4.

keperawatan. Adapun tehnik tehnik yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi
dengan cara:
Wawancara
Penulisan mengadakan wawancara dengan pasien dan keluargauntuk mendapatkan data
subjektif pasien.
Studi dokumentasi
Data data yang didapatkan dari rekam medis pasien di ruanganseperti catatan
keperawatan dan catatan dokter.
Studi kepustakaan
Penulis mendapatkan literatur dan tinjauan teori mengenai konsep dasar penyakit anemia dan
konsep dasar keperawatan.
Observasi
Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien dan mengamati perubahan
perubahan yang terjadi untuk memperoleh data serta mencatat hal hal penting termasuk
pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat luka, dan
lain lain.
Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba apakah ada benjolan atau tidak.
Perkusi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk dengan menggunakan refleks
hummer.
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan stetoskop.

E. Sistematika penulisan
Penulis membagi penulisan laporan yang terdiri dari :
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B. Ruang lingkup
C. Tujuan penulisan
D.Metode penulisan
E. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi
B. Etiologi
C. Tanda dan gejala
D. Patofisiologi
E. Pemeriksaan penunjang

F. Data fokus
G. Riwayat kesehatan
H. Pemeriksaan fisik
I. Diagnosa keperawatan
J. Intervensi dan rasional
K. Evaluasi
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Pemeriksaan fisik
C. Aktivitas sehari hari
D. Data penunjang
E. Analisa data
F. Diagnosa keperawatan
G. Intervensi, implementasi, evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan
C. Perencanaan
D. Implementasi
E. Pelaksanaan
F. Evaluasi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah
normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang
diperlukan tubuh (kamus bahasa Indonesia). Berikut pengertian anemia menurut para ahli
diantaranya :

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia
dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).
Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE sebagai
bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, kapitaselekta, jilid 2 edisi 3,
Jakarta 1999). Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin
dalam darah.
B. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat. Anemia juga dapat diakibatkan dari beragam
kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip disaluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter
26. Kekurangan G6PD

27. Penyakit sel sabit


28. Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E
C.
1.
2.
3.

Tanda dan gejala


Lemah, letih, lesu dan lelah.
Sering mengeluh pusing dan mata berkunang kunang.
Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

D. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum sum tulang atau kehilangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum sum tulang dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan.
Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah. Lisis sel darah
merah terjadi dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati
dan limpa. Proses bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang, kadar 1,5 mg / dl mengakibatkan
ikterik pada sklera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit).
Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai
ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya dapat menghambat kerja organ
organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya
kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah
rusak tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
E. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 14 g/dl )
2. Kadar Ht menurun ( normal 37% 41%)
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)
F. Data fokus
Terdiri dari DS (data subjektif) dan DO (data objektif). Data subjektif merupakan data
yang diperoleh berdasarkan pengkajian terhadap pasien atau keluarga pasien (apa yang dikatakan

pasien atau keluarga pasien), sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh dari
pemeriksaan.
Biasanya data fokus yang didapatkan adalah :
Data Subjektif :
1. Pasien mengatakan lemah, letih, lesu.
2. Pasien mengatakan nafsu makan menurun.
3. Pasien mengatakan mual.
4. Pasien mengatakan sering haus.
Data Objektif :
1. Pasien tampak lemah, letih, lesu
2. Berat badan menurun, pasien tidak mau makan
3. Pasien tampak mual dan muntah muntah.
4. Bibir tampak pecah pecah, kulit pasien tampak kering.

G. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Biasanya keluhan yang paling utama pada penderita anemia adalah lemah atau pusing.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan pasien pada saat dikaji dan diperiksa.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit anemia sebelumnya ?.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keturunan seperti diabetes militus,
penyakit jantung, struk ?.

H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo, sensitif terhadap
dingin, berat badan menurun.
2. Kulit
Kulit kering, kuku rapuh.
3. Mata
Penglihatan kabur, perdarahan retina.
4. Telinga
Vertigo, tinnitus.
5. Mulut
Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.
6. Paru paru

Dispneu.
7. Kardiovaskuler
Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.
8. Gastrointestinal
Anoreksia.
9. Muskuloskletal
Nyeri pinggang, nyeri sendi.
10. System persyarafan
Nyeri kepala, binggung, mental depresi, cemas.
I. Diagnosa keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna
atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
J. Intervensi dan rasional
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan).
a. Tujuan
Infeksi tidak terjadi.
b. Kriteria hasil
Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah / menurunkan risiko infeksidan meningkatkan
penyembuhan luka.
c. Intervensi
1) Anjurkan pasien untuk mencuci tangan.
2) Berikan perawatan kulit, perianal dan oral.
d. Rasional
1) Mencegah kontaminasi mikroorganisme.
2) Menurunkan risiko kerusakan kulit, jaringan atau infeksi.
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
a. Tujuan
Peningkatan perfusi jaringan.
b. Kriteria hasil

c.
1)
2)
d.
1)
2)
3

a.
b.
1)
2)
3)
c.
1)
2)
3)
4)
d.
1)
2)
3)
4)

Penunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.


Intervensi
Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit / membran mukosa, dasar kuku.
Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
Rasional
Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan
kebutuhan intervensi.
Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna
atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah.
Tujuan
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil
Menunujukkan peningkatan / mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.
Midak mengalami tanda mal nutrisi.
Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan atau mempertahankan
berat badan yang sesuai.
Intervensi
Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.
Observasi dan catat masukan makanan pasien.
Timbang berat badan setiap hari.
Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering atau makan diantara waktu makan.
Rasional
Mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi
makanan.
Memudahkan intervensi.
Mengawasi penurunan berat badan.
Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukan nutrisi.

K. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya (Lynda Juall Capenito, 1999:28).
Evaluasi pada pasien dengan diagnose medis anemia adalah :
a. Infeksi tidak terjadi.
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
c. Peningkatan perfusi jaringan.

kajian

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata pasien
a. Nama
: Tn. H
Umur
: 80 tahun
Jenis kelamin
: Laki laki
Status perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Suku
: Sunda
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
No. Registrasi
: 0182
Diagnosa medis
: Anemia
Tanggal masuk Rumah Sakit: 12 Februari 2014, Rabu
: 13 Februari 2014, Kamis
: Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06,Kecamatan Gunung Tandala Kawalu
b. Identitas penanggung jawab
Nama
: Tn. A
Umur
: 35 tahun
Jenis kelamin
: Laki laki
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Buruh
Hubungan dengan pasien
: Anak
: Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala Kawalu.
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan sakit kepala (pusing).
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 13 Februari 2014, Kamis, pukul 08.30 WIB, pasien mengeluh mual, muntah
muntah, lemah, lemas, pusing pada pagi hari, pusing dirasakan setelah beraktivitas mencangkul
padi, pusing yang dirasakan pada bagian depan atas. Skala nyeri : 3 (nyeri sedang).
4. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami penyakit yang dialami sekarang
sebelum masuk ke Rumah Sakit.
5. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes militus,
penyakit jantung, struk, hipertensi.
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
: Pasien tampak bersih
2. Tingkat kesadaran
: Apatis
3. Tanda tanda vital
a. Tekanan darah
: 120 / 60 mmHg
b. Nadi
: 85 x / menit
c. Pernafasan
: 28 x / menit
d. Suhu
: 36,2 0 C
4. Berat badan dan tinggi badan
Berat badan dan tinggi badan telah dikaji namun keluarga pasien tidak tahu dan pasien tidak
bersedia untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan.
5. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala / rambut
Simetris, warna rambut hitam dan beruban, terlihat rapi, penyebaran rambut merata, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada benjolan, rambut tampak bersih.
b. Mata
Simetris, penglihatan tidak tajam, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tampak bersih.
c. Telinga
Simetris, tampak bersih, pendengaran kurang tajam, tidak ada perdarahan, tidak ada serumen.
d. Hidung
Simetris, tampak bersih, tidak ada benjolan, penciuman normal, tidak ada sekret, tidak ada
kotoran, tidak ada luka, ada bulu hidung, tidak ada perdarahan.
e. Mulut
Simetris, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut, tidak kotor, warna bibir sedikit merah.
f. Leher
Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tampak bersih, tidak ada jaringan parut, tidak ada
lesi.
g. Dada (paru paru dan jantung)
Bentuk dada simetris, bunyi jantung regular, nafas cepat, tidak ada penumpukan cairan pada
pleura.
h. Ketiak
Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada pigmentasi.
i. Perut
Simetris, tidak ada busung, tidak obesitas, bentuk perut datar, tidak ada penumpukan cairan.
j. Genetalia
Tidak ada keluhan maupun kelainan.
k. Kulit dan kuku

Kulit keriput, kering, warna kulit kuning langsit, kuku dan kulit tampak bersih.
l. Ekstermitas atas
Simetris, ada nyeri tekan pada tangan kiri karena terpasang infus, tidak ada kelainan, agak lemah.
Kekuatan otot :
4 3
m. Ekstermitas bawah
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tampak bersih.
Kekuatan otot :
4 4
C. Aktivitas sehari hari
No
Aktivitas
.
1. Nutrisi
a. Makan
1) Jenis
2) Frekuensi
3) Porsi
4) Keluhan
b. Minum
1) Jenis
2) Frekuensi
3) Keluhan
2. Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi
2) Warna
3) Keluhan
b. BAB
1) Frekuensi
2) Warna
3) Konsistensi
4) Keluhan
3. Personal higiene
a. Mandi
b. Gosok gigi
c. Keramas
4. Istirahat dan tidur
a. Malam

Sebelum sakit

Sesudah sakit

Nasi
2x / 3x sehari
1 porsi habis
Tidak ada

D5
Belum makan
Tidak ada
Ada

Air putih / kopi


4x / hari
Tidak ada

Air putih
1 gelas
Tidak ada

4x / hari
Kuning / putih
Tidak ada

2x
Kuning
Tidak ada

1x / hari
Kuning khas
Lembek
Tidak ada

Belum
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

2x / hari
2x / hari
3x / minggu

1x
Belum
Belum

1) Frekuensi
2) Keluhan
b. Siang
1) Frekuensi
2) Keluhan
5. Mobilisasi dan aktivitas
a. Jenis aktivitas
b. Keluhan
D. Data penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Gula darah sewaktu
144,0
Faal ginjal(kreatinin)
1,38 *
Faal hati : SGOT
52,5 *
SGPT
74,6 *
2. Terapi
Infus D5
Obat injeksi :
Levofioksan
1x1
Pantoprazol
1x1
Kalneks
3x1
E. Analisa data
No
Data
.
1. Ds : Pasien
mengatakan pusing
pada bagian depan atas
kepala.
Do : Pasien tampak
meringis kesakitan,
mengeluh, tampak
tidak nyaman pada
sakit pada kepalanya,
skala nyeri : 3 (nyeri
sedang).

8 jam
Tidak ada

4 jam
Ada

2 jam
Tidak ada

Belum
Tidak ada

Tani / mencangkul
Tidak ada

Istirahat
Ada

Etiologi

Masalah

Kekurangan jumlah
sel darah merah
didalam tubuh

Gangguan rasa
nyaman nyeri

Pengangkutan sel
darah merah ke
seluruh tubuh tidak
optimal
Sedangkan sel darah
merah diperlukan
untuk mengangkut
oksigen ke dalam
otak

Sehingga suplai
oksigen ke dalam
otak pun berkurang
Sakit kepala (pusing)

2.

Ds : Pasien
mengatakan belum
makan, lemas,
mengeluh mual.
Do : Pasien tampak
mual dan muntah
muntah, lemas, muka
pucat.

Gangguan rasa
nyaman nyeri
Mual
Mual dapat
merangsang output
dari dalam tubuh

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi

Muntah muntah
Tubuh kekurangan
nutrisi
Intek tidak terpenuhi

3.

Ds : Pasien
mengatakan lemah,
lemas.
Do : pasien tidak bisa
beraktivitas dengan
leluasa karena badanya
lemah, tangan kiri
tidak bisa digerakan
dengan bebas karena
terpasang infus.

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Tangan kiri dipasang
infus
Tangan kiri tidak
dapat bergerak bebas
dengan leluasa
Keterbatasan dalam
melakukan aktivitas
Gangguan aktivitas

Gangguan
aktivitas

F. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut prioritas masalah


1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya pengangkutan sel darah merah
ke seluruh tubuh.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah.
3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan kiri.

G. INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI


No
Diagnosa
.
keperawatan
Tujuan
1. Gangguan rasa
Setelah dilakukan
nyaman
tindakan
nyeriberhubungan
keperawatan selama
dengan
30 menit
berkurangnya
diharapkan tanda
pengangkutan sel
tanda vital normal
darah merah ke
kembali, nyeri pada
seluruh tubuh.
kepala dapat
Ds : Pasien
berkurang dan
mengatakan pusing
hilang.
pada bagian depan
atas kepala.
Do : Pasien tampak
meringis kesakitan,
mengeluh, tampak
tidak nyaman pada
sakit pada
kepalanya, skala
nyeri : 3 (nyeri
sedang).

2.

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
berhubungan dengan
mual dan muntah.
Ds : Pasien
mengatakan belum

Pasien mampu
menghabiskan 1
porsi makan,
kebutuhan nutrisi
terpenuhi,
mempertahankan
keseimbangan berat

Intervensi
Perencanaan
- Observasi tanda
tanda vital
- Relaksasi
- Distraksi

- Beri nutrisi
- Beri minum air
hangat (cairan)
- Beri makan
sedikit tapi sering

Implementasi
Rasional
- Mengobservasi
tanda tanda vital
dapat membantu
dalam menentukan
diagnosa
keperawatan dan
dapat memberikan
tindakan
keperawatandengan
tepat.
- Relaksasi dapat
mengurangi rasa
nyeri pada kepala,
tidak memperparah
nyeri.
- Distraksi dapat
memberikan
ketenangan pada
pasien, sehingga
pasien tidak fokus
pada nyeri.

- Membantu rencana
diet untuk
memenuhi
kebutuhan nutrisi
pasien.
- Air hangat dapat
merangsang

13 Februari 2014,
Kamis, pukul 08.3
WIB.
- Mengobservasi
tanda tanda vita
dengan hasil :
tekanan darah : 12
80 mmHg
nadi : 85x / menit
pernafasan : 28x /
menit
suhu : 36,2 0 C.
- Memposisikan
pasien dengan tep
dan nyaman,
memberikan
lingkungan yang
tenang, membatas
pengunjung,
menganjurkan
pasien beristiraha
dengan tenang.
- Menganjurkan
pasien untuk
menarik nafas sec
perlahan,
memotivasi pasien
untuk sembuh
kembali.
- Berkolaborasi
dengan ahli gizi
dalam memberika
makanan yang
sesuai dengan
kebutuhan pasien.
- Memberikan

makan, lemas,
lemah, mengeluh
mual.
Do : Pasien tampak
mual dan muntah
muntah, lemas,
lemah, muka pucat,
konjungtiva anemis.

3.

badan yang sesuai,


tidak
mual dan tidak
muntah muntah.

Gangguan aktivitas
Pasien dapat
berhubungan
melakukan gerakan
denganterpasang
ringan dengan baik.
infus pada tangan
sebelah kiri.
Ds : Pasien
mengatakan lemah.
Do : pasien tidak
bisa beraktivitas
dengan leluasa
karena badanya
lemah, tangan kiri
tidak bisa digerakan
dengan bebas karena
terpasang infus.

- Anjurkan dan
ajarkan pasien
untuk melakukan
gerakan ringan
pada tangan yang
terpasang infus.
- Anjurkan pasien
untuk melakukan
gerakan ringan
pada ekstermitas
atas dan bawah.

kenyamanan perut
agar tidak merasa
mual dan muntah
muntah.
- Meningkatkan
energi dan
mengurangi
pengeluaran
energiyang
berlebihan.
- Menghindari
terjadinya kekakuan
otot otot pada
tangan yang
terpasang infus.
- menghindari
terjadinya kekakuan
pada ekstermitas
atas dan bawah.

minum air hangat


- Memberikan
makan sedikit tap
sering.

- Menganjurkan d
mengajarkan pada
pasien untuk
melakukan geraka
ringan pada tanga
yang terpasang
infus.
- Menganjurkan
pasien untuk
melakukan geraka
ringan pada
ekstermitas atas d
bawah.

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam
pembahasan asuhan keperawatan pada Tn.
H dengan diagnosamedis anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh
Tasikmalaya, pada tanggal 13 Februari 2014 melalui pendekatan kesengajaan secara teori dan
kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas melalui langkah langkah keperawatan sebagai
berikut:
A. Pengkajian
Penulis dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis anemia yang dapat
meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab.
B. Diagnosa keperawatan
Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa masalah di
antaranya:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Gangguan aktivitas
C. Intervensi
Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan
yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap keluarga dan pasien yang kooperator.
Perencanaanberdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literatur yang mendukung.
D. Implementasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang
telah
disusun
sebelumnya. Banyak
faktor
yang
mendukung
terlaksananya
implementasi keperawatan diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat
alat serta adanya bimbingan dari perawat ruangan, pembimbing akademik, serta adanya peran
dokter yang menentukan diagnosa medis.
E. Pelaksanaan
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan
dan melibatkan kerjasama pasien, keluarga dan tim kesehatan yang lain dengan menggunakan
sarana dan prasarana yang disediakan oleh institusi pendidikan SMK Bhakti Kencana Ciawi dan
Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya.
F. Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan selanjutnya setelah
dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif, berdasarkan apa yang dikatakan oleh
pasien, objektif, berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).Anemia adalah
berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume
packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
B. Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu
selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dengan cara pola hidup yang
sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan
pencegahan terhadap penyakit anemia dari pada kita sudah terkena dampaknya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3, EGC. Jakarta.
2. Wikjnjo Sastro Hanifa, 2002, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Jakarta.
3. Mansjoer, dkk, 2001, kapita selekta kedokteran jilid I, media aesculapius fakultas universitas
indonesia, Jakarta.
4. Tucker susan martin, dkk, 1999, standar perawatan pasien, proses keperawatan, diagnosis dan
evaluasi, edisi V, Vol IV, EGC Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai