OLEH :
170204068
DOSEN PENGAJAR:
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulisan makalah yang berjudul Teori Model Keperwatan Community As Partner
Dapat Diselesaikan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang keperawatan, yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kelompok dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari individual maupun yang datang dari luar. Namun
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari tuhan akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Team kelompok juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritikannya supaya
kedepannya akan lebih baik dari sebelumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
2.4 Konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik Keperawatan .........................
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORITIS
Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa ilmu dan praktik kesehatan masyarakat, yang
diimplementasikan melalui penggunaan proses keperawatan yang sistematis, dirancang untuk
mempromosikan kesehatan dan mencegah penyakit pada kelompok populasi (Clark, 1999).
Dimana sebagai pelayanan keperawatan profesional diberikan komprehensif ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang dipengaruhi oleh lingkuangan (bio, psiko,
sosio, mental dan spiritual) mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
Pada praktik keperawatan komunitas itu sendiri rangkaian prosesnya dimulai dari awal tahap
pengkajian sampai evaluasi, dimana diharapkan terjadi alih peran sehingga peran perawat yang
lebih banyak berangsur-angsur berkurang digantikan meningkatnya kemandirian masyarakat
sebagai klien seperti terlihat pada gambar.
1. Tahap pesiapan: Memilih area atau daerah yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk
berhubungan dengan masyarakat, mempelajari serta bekerjasama dengan masyarakat.
3. Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok masyarakat: kegiatan pertemuan teratur dengan
kelompok masyarakat, melakukan pengkajian, membuat program berdasarkan masalah atau
diagnosa keperawatan, melatih kader kesehatan yang akan membina masyarakat dilingkungannya
dan pelayanan keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
5. Tahap koordinasi intersektoral: kerjasama dengan sector terkait dalam upaya memandirikan
masyarakat.
6. Tahap akhir: supervise bertahap, evaluasi serta umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok
kerja berikutnya.
2.3.1 Pengertian
Model community as partner (Anderson & McFarlane, 2011) didasarkan pada model
yang dikembangkan oleh Neuman dengan menggunakan pendekatan manusia secara utuh
dalam melihat masalah pasien. Model community of client dikembangkan oleh Anderson dan
McFlarlane untuk menggambarkan definisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
perpaduan antara kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut dinamakan model
“community as partner” untuk menekankan filosofi dasar dari perawatan kesehatan
masyarakat
Empat konseptual yang merupakan pusat keperawatan dapat memberikan sebuah
kerangka kerja bagi model community as partner yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Individu
Individu dalam model community as partner adalah sebuah populasi atau sebuah agregat.
Setiap orang dalam sebuah komunitas yang didefinisikan (populasi total) atau agregat
(lansia, dewasa, remaja, anak, perawat) mencerminkan individu.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai komunitas seperti jaringan masyarakat dan
sekelilingnya. Hubungan antara masyarakat dalam komunitas dapat terjadi dimana
masyarakat tinggal, pekerjaan, suku bangsa dan ras, cara hidup, serta faktor lain yang
umumnya dimiliki masyarakat.
3. Kesehatan
Kesehatan dalam model ini dilihat sebagai sumber bagi kehidupan sehari-hari, bukan
tujuan hidup. Kesehatan merupakan sebuah konsep positif yang menekankan pada
sumber sosial dan personal sebagai kemampuan fisik.
4. Keperawatan
Keperawatan, berdasarkan definisi tiga konsep yang lain, merupakan upaya pencegahan
(prevention). Keperawatan terdiri dari pencegahan primer yang bertujuan pada
menurunkan kemungkinan yang berhadapan dengan stressor atau memperkuat bentuk
pertahanan, pencegahan sekunder yang dilakukan setelah sebuah stressor memasuki garis
pertahanan dan menyebabkan sebuah reaksi serta tujuannya adalah pada deteksi dini
dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, dan pencegahan tersier yang bertujuan untuk
meningkatkan dan mengembalikan status kesehatan.
Model community as partner memiliki dua faktor sentral yaitu berfokus pada
komunitas sebagai partner (mitra) yang digambarkan dalam roda assessment. Fokus sentral
tersebut berhubungan dengan masyarakat pada komunitas sebagai intinya dan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Model tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2.1. Model Community as Partner (Anderson & McFarlane, 2011).
(3) persepsi (perception). Model ini lebih berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat
yang merupakan praktek, keilmuan, dan metodenya melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi
penuh dalam meningkatkan kesehatannya.
1. Data inti
a) Demografi
Variabel yang dapat dikaji adalah jumlah balita baik laki-laki maupun perempuan. Data diperoleh
melalui. Puskesmas atau kelurahan berupa laporan tahunan atau rekapitulasi jumlah kunjungan
pasien yang berobat.
b) Statistik vital
Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan dan angka kematian balita.
Angka kesakitan dan kematian tersebut diperoleh dari penelusuran data sekunder baik dari
Puskesmas atau Kelurahan.
c) Karakteristik penduduk
- Fisik : jenis keluhan yang dialami oleh warga terkait anaknya. Perawat mengobservasi ketika
ada program posyandu.
- Psikologis : efek psikologis terhadap anak maupun orang tua yaitu berupa kesedihan karena
anaknya berisiko tidak bisa bermain dengan anak-anak sebaya lainnya dan pertumbuhan anak pun
akan terhambat atau sulit untuk berkembang.
- Sosial : sikap masyarakat terhadap adanya kasus penyakit masih acuh dan tidak memberikan
tanggapan berupa bantuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, namun orang tua membawa
anak ke posyandu rutin untuk ditimbang.
- Perilaku : seperti pola makan yang kurang baik mungkin mempengaruhi penyebab anak
mengalami gizi kurang, diare dan penyakit lainnya, terlebih banyak orang tua yang kurang mampu
dalam hal ekonomi.
2. Sub sistem
a) Lingkungan fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap penurunan daya
tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor untuk menjamin mendapatkan
makanan yang sehat akan sulit didapat, selain itu kerentanan terhadap vektor penyakit menjadi
salah satu tingginya risiko peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut.
b) Sistem kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desa tersebut memiliki 1
posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program kerja yang dilaksanakan 1 bulan sekali,
namun untuk ketersedian posbindu belum ada.
c) Ekonomi
Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya yang berpenghasilan
bervariasi untuk setiap keluarga.
Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan untuk dimaanfaatkan oleh
masyarakat dalam hal memfasilitasi masyarakat untuk mempermudah akses mendapatkan layanan
kesehatan.
Variabel keamanan meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan yang ada, tingkat kenyamanan
dan keamanan penduduk serta jenis dan tipe gangguan keamanan yang ada.
Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yang sudah dilakukan,
kebijakan terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, serta adanya partisipasi
masyarakat dalam
f) Komunikasi
Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk, khususnya komunikasi
formal dan informal yang digunakan dalam keluarga. Jenis bahasa yang digunakan terutama dalam
penyampaian informasi kesehatan gizi, daya dukung keluarga terhadap balita yang sakit.
g) Pendidikan
Pendidikan sebagai sub sistem meliputi tingkat pengetahuan penduduk tentang pengertian tentang
penyakit balita yang dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara mengatasi, bagaimana cara perawatan
,serta cara mencegahnya. Mayoritas penduduk berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak
sekolah.
h) Rekreasi
Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada, tingkat partisipasi atau
kemanfaatan dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan dari sarana rekreasi yang ada.
3. Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih acuh, mungkin dipengaruhi
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun kurangnya pengetahuan kesehatan mengenai
suatu penyakit
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu,
kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan
lebih cepat.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Peran perawat komunitas dalam pencapaian target , yaitu dengan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui praktik keperawatan komunitas,dilakukan
melalui peningkatan kesehatan(promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua
tingkat pencegahan (levels of prevention). Perawat dalam melaksanakan praktik kelapangan
melaksanakan atau memberikan asuhan keperawatan di komunitas atau masyarakat pertama,
berbasis institusi pendidikan ketika sedang menempuh program diploma, pada saat menempuh
program sarjana (tahap akademik dan profesi), pada tahap menempuh pascasarjana baik
aplikasi maupun spesialis, dan ketika berada di tatanan tempat kerja yaitu didinkes dan
puskesmas.
Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal pada hakikatnya dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetika. Kalangan
ilmuwan umumnya berpendapat bahwa determinan utama dari derajat kesehatan masyarakat
tersebut, selain kondisi lingkungan, adalah perilaku masyarakat. Peran perawat komunitas
dalam pencapaian, baik secara langsung maupun tidak langsung sangat berperan yaitu dengan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin
1.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa keperawatan
khusus pada mata kuliah keperawatan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2000). Community as partner: Theory and practice in nursing,
3rd.ed, Philadelpia: Lippincott
Allender, J.A., and Spradley, B.W.(2001). Community health nursing : Conceptsand practice,
4th.ed, Philadelpia: Lippincott
Clark, M.J.(1999). Nursing in the community: Dimensions of community health nursing,
Standford, Connecticut: Appleton & Lange George B. Julia , Nursing Theories- The base for
professional Nursing Practice ,3rd ed. Norwalk, Appleton and Lange.
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika :Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas