Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP DAN PENILAIAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen keperawatan

Dosen pengampu :
H. Supriyadi, S.Kep., M.Pd

Disusun oleh :
1. Amelia Putri Atmaja (P07220118064)
2. Lidya (P07220118092)
3. Mahesa Candra Aditama (P07220118093)
4. Miftahurrahmah (P07220117059)
5. Putri Cahayati (P07220118099)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TINGKAT III/SEMESTER V
TAHUN AJARAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat-nya makalah
yang diberi judul “Konsep dan penilaian mutu sauhan keperawatan” yang disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Keperawatan” ini dapat selesai
tepat pada waktunya.

Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini,


untuk itu penulis membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
agar penulis dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.

Penulis

Kelompok 11

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian mutu............................................................................................2
B. Pengertian mutu pelayanan kesehatan..........................................................3
C. Dimensi mutu asuhan keperawatan...............................................................5
D. Ciri mutu askep.............................................................................................7
E. Pengertian standar.........................................................................................9
F. Tujuan SAK : SK Dirjen Yanmed..............................................................14
G. Komponen SAK (Standar I-VI)..................................................................16
H. Pelaksanaan evaluasi,Penerapan SAK........................................................17

BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Mutu pelayanan kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan,
baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri,maupun dari
pihak masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan kesehatan.Menurut
Pohan (2012) pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan telah menjadi
suatu kiat yang sistemik serta terus menerus dievaluasi dan disempurnakan
sebagai salah satu perangkat yang sangat berguna bagi mereka yang
mengelola dan merencanakan layanan kesehatan.Pendekatan itu juga
merupakan bagian dari keterampilan yang sangat mendasar bagi setiap
pemberi (provider) layanan kesehatan yang secara langsung melayani
pasien.Mutu pelayanan tidak terlepas dari satu profesi saling
keterkaitan,tergantung pada mutu pelayanan medis dan mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien.Pelayanan keperawatan yang
baik didasarkan pada kualitas tindakan profesional perawat.
MenurutPuspitarini (2008) mutu pelayanan keperawatan adalah pelayanan
kepada pasienyang berdasarkan standar keahlian untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien, sehingga pasiendapat menghasilkan
keunggulan kompetitif melalui pelayanan yang berkualitas, efesien,
inovatif dan menghasilkan customer responsiveness.Mutu pelayanan
keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi salah
satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di masyarakat

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terurai, maka rumusan
masalah dari makalah ini adalah : untuk mengetahui konsep dan penilaian
mutu asuhan keperawatan

4
C. Tujuan
a. Tujuan umum
a) Untuk mengetahui konsep dan penilaian mutu asuhan
keperawatan
b. Tujuan khusus
a) Pengertian mutu
b) Pengertian mutu pelayanan kesehatan
c) Dimensi mutu asuhan keperawatan
d) Ciri mutu askep
e) Pengertian standar
f) Tujuan SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
g) Komponen SAK
h) Pelaksanaan Evaluasi,Penerapan SAK

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mutu

a. Menurut Nomi Preffer dan Anna Coote

Mutu adalah konsep yang licin ( a slippery concept) (Edward an


Sallis, 1993: 21). Alasan yang paling mungkin dalam memahami karakter
mutu yang membingungkan tersebut adalah bahwa ia merupakan gagasan
yang dinamis, berkaitan dengan sudut pandang dan suk dut kepentingan
pengguna istilah yang berbeda-beda. Perbedaan terjadi, disebabkan mutu
dapat digunakan sebagai suatu konsep yang secara bersama-sama absolut
(absolute concept) dan relatif (relative concept). Mutu dalam pengertian
absolute beranggapan bahwa mutu merupakan suatu keindahan, kebenaran,
kemewahan, dan suatu idealism yang tidak dapat ditawar. Sedangkan mutu
dalam pengertian relatif memandang bahwa mutu bukan merupakan atribut
produk atau layanan, melainkan sesuatu yang dianggap berasal dari produk
atau layanan tersebut. Produk atau layanan yang bermutu dalam konsep
relatif tidak harus mahal, eksklusif, cantik, atau special tetapi ia harus asli,
wajar, dan familir.

b. Menurut Edward dan Sallis (1993)

Definisi relative mengenai mutu tersebut mengandung dua aspek,


yaitu pertama adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi, kedua memenuhi
kebutuhan pelanggan. Mutu bagi produsen dapat diperoleh melalui produk
atau layanan yang memenuhi spesifikasi awal secara konsisten dalam sebuah
sistem yang biasa dikenal dengan sistem jaminan mutu (quality assurance
systems). Sedangkan mutu bagi pelanggan adalah sesuatu yang memuaskan
dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Jadi mutu tidak hanya
harus memenuhi standar produsen, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah

6
kemampuannya untuk memenuhi kepuasan pelanggan (customer
satisfaction).

c. Menurut Juran, (Schuler dan Harris, 1992: 21)

Mutu produk dapat disimpulkan sebagai kecocokan penggunaan


produk (fitness for use), artinya produk dan layanan harus melakukan apa
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan. Ada empat dimensi kualitas,
meliputi:

1. Desain, yaitu kekhasan produk atau layanan

2. Keseusaian, yaitu kecocokan antara desain yang diinginkan dengan


produk yang diberikan

3. Ketersediaan, yaitu menekankan pada aspek releabilitas, ketahanan,


dan masa berlaku.

4. Keamanan, yaitu keterbebasan pengguna dari resiko produk yang


berbahaya.

d. Deming (1982)

Mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Menurut Deming


(Schuler dan Harris, 1992:23) bahwa produk atau layanan bermutu tinggi jika
pelanggan menganggap produk yang dibelinya memiliki nilai baik, setia
sebagai pelanggan, dan mengajak yang lain untuk membeli produk atau
layanan tersebut. Mutu merupakan suatu yang bersifat global dan berbasis
kompetensi, pelanggan menganggap mutu yang sesungguhnya berdasarkan
perasaan, harapan mereka terhadap stimulus baru, dan membandingkannya
secara subjektif terhadap produk lain.

e. Crosby (1979:58)

Mutu sebagai conformance requirement, yaitu sesuai dengan


persyaratan yang telah distandarkan. Suatu produk atau layanan dikatakan
bermutu manakala sesuai dengan standar mutu yang telah dietatapkan,

7
meliputi mutu input, proses, dan output. Berbeda dengan kedua definisi
diatas, defenisi ini lebih menekankan mutu ditinjau dari sisi produsen.

f. Garvin dan Davis (1994)

Mutu adalah kondisi dinamis yang terkait dengan produk, tenaga,


tugas, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi keinginan dan harapan
pelanggan.

g. American Society For Quality Control

Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasapeayanan
yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan
kepuasaan

h. Feigenbaum

Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya.

B. Pengertian mutu pelayanan kesehatan

Beberapa definisi mutu pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:

Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat


memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat kepuasaan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standart
dan kode etik profesi (Azrul Azwar, 1996).

Memenuhi dan melebihi kebutuhan serta harapan pelanggan melalui


peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses. Pelanggan meliputu,
pasien, keluarga, dan lainnya yang datang untuk pelayanan dokter, karyawan
(Mary R. Zimmerman).

Pengertian mutu pelayanan kesehatan (Wijono, 1999) adalah :

Penampilan yang sesuai atau pantas (yang berhubungan dengan


standart) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan
hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai

8
kemampuan untuk menghasilkanpada kematian, kesakitan, ketidak mampuan
dan kekurangan gizi (Roemer dan Aquilar, WHO, 1988).

Donabedian, 1980 cit. Wijono, 1999 menyebutkan bahwa kualitas


pelayanan adalah suatu pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan suatu
ukuran yang inklusif dari kesejahteraan klien sesudah itu dihitung
keseimbangan antara keuntungan yang diraih dan kerugian yang semua itu
merupakan penyelesaian proses atau hasil dari pelayanan diseluruh bagian.

Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat


kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai standar profesi dan standar
pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah
sakit atau puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara
aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat
konsumen.

C.Dimensi mutu asuhan keperawatan

a. Tenighle (bukti langsung)

Merupakan hal hal yang dapat Dilihat Dan dirasakan langsung Oleh
pasien yang meliputi: fasilitas fisik, peralatan, Dan penampilan staff
keperawatan

c. Realibility (keandalan)

Prosedur penerimaan pasien yang cepat Dan Tepat. Pemberian


perawatan yang cepat Dan Tepat, Jadwal Pelayanan kepererawatan yang
dijalurkan dengan Tepat Dan konsisten,( pemberian makan, Obat,
istirahat,dan lain lain) dan prosedur kepererawatan yang tidak berbelat belit

d. Responsiveness (ketanggapan)

Perawat memberikan Informasi yang jelas Dan mudah dimengerti


Oleh pasien, Kesediaan perawat Membantu pasien dalam hal beribadah.

9
Kemampuan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien Dan
tiadakan perawat cepat Saat pasien membutuhkan bantuan

e. Assurance ( jaminan kepastian)

Perawat dapat menjamin pelayanan keperawatan yang diberikan


Kepada pasien berkualitas sehingga pasien menjadi yakin Akan pelayanan
keperawatan yang diterimanya. Untuk menjamin kepastian dalam pelayanan
keperawatan ditemukan dalam hal komponen :

1). Kompetensi : Berhubungan dengan keterampilan Dan pengetahuan


perawat Dalam memberikan pelayanan keperawatan

2). Keramahan : kesopanan perawat sebagai aspek Dari sikap perawat

3). Keamanan : jaminan Pelayanan yang menyeluruh sampai Tuntas


tidak menimbulkan Dampaknya negative pada pasien Dan menjamin
pelayanan yang diberikan Kepada pasien amam

e. Empaty (empati)

Merupakan perhatian dari perawat yang diberikan Kepada pasien Secara


individual

D .Ciri-ciri mutu Asuhan Keperawatan

a. Memenuhi standar mutu yang ditetapkan

b. Sumber daya pelayanan askep dimanfaatkan Secara wajar Efisien Dan


efektif

c. Aman bagi pasien dan tenaga kepererawatan sebagai pemberian makan


pelayanan

d. Memuaskan bagi pasien dan tenaga kepererawatan

e. Aspek sosial ,economic,budaya,agama,etika Dan tata krama dimasyarakat


Diperhatikan dan dihormati

10
E.Pengertian standar

Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja


yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai.
Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan
dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan
antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena
melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan
memburuk

F. Tujuan SAK (Standar Asuhan Keperawatan)

Tujuan SAK Tujuan standar keperawatan menurut Gillies (1989):

a. Meningkatkan asuhan keperawatan

b. Mengurangi biaya asuhan keperawatan

c. Melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi


pasien dari tindakan yang tidak terapeutik Publikasi standar-standar
keperawatan menngkatkan kualitas keperawatan dengan cara memfokuskan
upaya para perawat kearah sasaran yang memadai serta mempertinggi
motivasi mereka kearah pencapaian sasaran.

G. Komponen SAK (Standar I-VI)

a. Standar I : Pengkajian

Proses pengkajian dalam melakukan asuhan keperawatan diperuntukan


data yang lengkap dan aktual sesuai dengan keadan pasien, data ini diperoleh
melalui pengkajian.

Komponen pengkajian keperawatan meliputi:

1). Pengumpulan data:

Kriteria:

a) Menggunakan format yang baku

11
b) Sistematis

c) Di isi sesuai item yang tersedia

d) Aktual

e) Absah

2). Pengelompokan data

Kriteria :

a) Data biologis

b) Data psikologis

c) Data sosial

d) Data spiritual

3). Perumusan masalah

Kriteria :

a) Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi


kehidupan

b) Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah di kumpulkan

b. Standar II :

Diagnosa Keperawatan Diagnosa dirumuskan berdasarkan status


kesehatan pasien, dianalisis, dan dibandingkan dengan norma fungsi
kehidupan pasien.

Kriteria :

1) Diagnosa keperawatan dihubungan dengan penyebab kesenjangan


dan pemenuhan kebutuhan pasien

2) Dibuat sesuai wewenang perawat

12
3) Komponennya terdiri dari masalah, penyebab, tanda dan gejala
atau terdiri dari masalah dan penyebab

4) Bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata


terjadi.

5) Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien, kemungkinan


besar akan terjadi

6) Dapat ditanggulangi oleh perawat

c. Standar III :

Perencanaan Keperawatan Perencaan keperawatan disusun berdasarkan


diagnosa keperawatan.Komponen perencaanan keperawatan meliputi :

1) Prioritas masalah :

Kriteria :

a) Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas


pertama.

b) Masalah-masalah yang mengancam kesehataan seseorang adalah


prioritas kedua.

c) Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan


prioritas ketiga.

2). Tujuan asuhan keperawatan :

Kriteria :

a) Spesifik

b) Bisa diukur

c) Bisa dicapai

d) Realistik

13
e) Ada batas waktu

3). Rencana tindakan :

Kriteria :

a) Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan

b) Melibatkan pasien atau keluarga

c) Mempertimbangkan latar belakang budaya pasien atau keluarga

d) Menentukan alternatif tindakan yang tepat

e) Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku,


lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada.

f) Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien

g) Kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah


dimengerti.

h) Dalam Standar Asuhan Keperawatan aspek keamanan pasien


mendapat perhatian dengan ketentuan:

(1) Menjaga keselamatan pasien yang gelisah diatas tempat tidur.

(2) Mencegah infeksi nosokomial.

(3) Mencegah kecelakaan pada penggunaan alat elektronika.

(4) Menjaga dari kecelakaan akibat penggunaan alat yang mudah


meledak.

(5) Mencegah kekeliruan pengguanan obat.

d. Standar IV :

Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan adalah pelaksanaan


rencana tindakan yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien
terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan,

14
pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan
keluarganya.

Kriteria :

1) Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan

2) Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio spiritual pasien

3) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan


kepada pasien/keluarga

4) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

5) Menggunakan sumber daya yang ada

6) Menerapka prinsip aseptik dan antiseptik

7) Menerapkan prinsip aman, nyaman, dan ekonomis, privasi dan


mengutamakan keselamatan pasien

8) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respons pasien

9) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam


keselamatan pasien

10) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan

11) Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan

12) Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur


teknis yang telah ditentukan

e. Standar V
Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik,
sistematis, dan berencana untuk menilai perkembangan pasien.
Kriteria :
a. Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
b. Evaluasi hasil menggunakan indicator yang ada pada rumusan tujuan

15
c. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
d. Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan
e. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
f. Standar VI
Catatan Asuhan Keperawatan Catatan asuhan keperawatan dilakukan
secara individual.
Kriteria :
a. Dilakukan selama pasien selama pasien dirawat inap dan rawat jalan
b. Dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan
c. Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
d. Penulisannya harus jelas dan segera dan ringkas serta menggunakan
istilah yang baku
e. Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
f. Setiap pencatatan harus mencantumkan initial/paraf/nama perawat yang
melaksanakan tindakan dan waktunya

G. Komponen SAK (Standar I-VI)

Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen keperawatan


dasar meliputi :

a. Komponen I. Memenuhi kebutuhan oksigen, dengan kriteria :

1) Menyiapkan alat sesuai dengan jenis tindakan dan umur pasien

2) Mengatur posisi pasien

3) Memberikan obat dengan prinsip 5 tepat dan 1 W (tepat pasien,


tepat obat, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu dan waspada terhadap
reaksi)

b. Komponen II. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan


elektrolit, dengan kriteria :

16
1) Menyiapkan alat sesuai dengan jenis tindakan dan umur pasien

2) Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis tindakan

3) Memberikan cairan dan makanan sesuai program

4) Mencocokkan jenis cairan dan mengobservasi tetesan infuse

5) Memeriksa kondisi darah dan golongan darah sebelum pemberian


transfuse darah

6) Mengobservasi reaksi pasien, tanda-tanda vital pasien selama pasien


mendapat transfuse darah.

c. Komponen III. Memenuhi kebutuhan eliminasi, dengan kriteria :

1) Menyiapkan alat sesuai dengan jenis tindakan dan umur pasien

2) Memperhatikan suhu cairan (pada pemberian huknah)

3) Menjaga privacy pasien

4) Mengobservasi dan mencatat konsistensi fecces dan keadaan urine

5) Mengobservasi reaksi pasien dan keberhasilan huknah.

d. Komponen IV. Memenuhi kebutuhan keamanan, dengan kriteria :

1) Menerapkan pelaksanaan aseptic dan anti aseptic dalam setiap


tindakan

2) Memasang alat pengaman pada pasien yang tidak sadar, gelisah,


anak dan pasien usia lanjut

3) Memberi label ibu dan bayi, sidik jari bayi kaki kanan dan kiri

4) Menyiapkan alat-alat dan obat berbahaya di tempat yang telah


disediakan

5) Menyiapkan lingkungan yang aman, lantai tidak licin, cukup


penerangan/cahaya

17
6) Menyediakan alat dalam keadaan siap pakai

e. Komponen V. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan


fisik, dengan kriteria:

1) Memperhatikan privacy pasien

2) Memperhatikan keberhasilan perseorangan

3) Mengganti alat-alat tenun sesuai dengan kebutuhan

f. Komponen VI. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur, dengan


kriteria:

1) Mengatur posisi yang tepat

2) Mengatur ventilasi dan penerangan/cahaya

3) Mencegah kebisingan suara

4) Memperhatikan keberhasilan lingkungan

5) Mengatur pelaksanaan pengobatan/tim dalam keperawatan

6) Mengatur kunjungan visite dokter

7) Mencegah tamu di luar jam kenujungan

8) Mengobservasi respon pasien

H. Pelaksanaan Evaluasi, Penerapan SAK,Instrumen A,B dan C

Instrument evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan menurut DepKes,


1998 yaitu :

a. Pedoman studi dokumentasi asuhan keperawatan yang selanjutnya disebut


instrumen A
b. Angket yang ditujukan kepada pasien dan keluarga untuk memperoleh
gambaran tentang persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan yang
selanjutnya disebut instrument B

18
c. Pedoman observasi pelaksanaan tindakan keperawatan selanjutnya disebut
instrumen C

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Meskipun definisi mutu sangat bervariasi dan tidak ada defenisi
yang diterima secara universal, namun berdasarkan defenisi-defenisi di atas
dapat dirumuskan sejumlah batasan tentang mutu sebagai berikut;
1. Mutu merupakan kesesuaian produk atau layanan dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan.
2. Mutu merupakan kemampuan produk atau layanan dalam memenuhi
atau melampau kebutuhan pelanggan.
3. Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungan
4. Mutu merupakan suatu yang bersifat global dan dinamis serta
berkembang sesuai dengan trend yang ada dalam masyarakat.
Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan
tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. Sekalipun pengertian
mutu yang terkait dengan kepusan ini telah diterima secara luas, namun
penerapannya tidaklah semudah yang diperkirakan. Masalah pokok yang
ditemukan ialah karena kepuasan tersebut bersifat subyektif. Tiap orang,
tergantung dari latar belakang yang dimiliki, dapat saja memiliki tingkat
kepuasan yang berbeda untuk satu mutu pelayanan kesehatan yang sama.
Di samping itu, sering pula ditemukan pelayanan kesehatan yang sekalipun
dinilai telah memuaskan pasien, namun ketika ditinjau dari kode etik serta
standar pelayanan profesi, kinerjanya tetap tidak terpenuhi.

B. Saran

Penulis menyarankan agar ilmu yang didapat dalam makalah ini


dapat diamalkan dan disebarluaskan. Kritik yang membangun dibutuhkan
dari pembaca untuk penulis.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://www.watonsinau.work/2019/08/definisi-mutu-menurut-para-ahli.html?m=
Publikasi agustus 2019
weblog dr.suparyanto.M,kes publikasi 03 april 2011 http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2011/04/mutu-pelayanan-kesehatan.html?m=1
https://www.slideshare.net/chuliecsztstefanerszt/standar-asuhan-keperawatan-60832093
https://www.slideshare.net/mobile/chuliecsztstefanerszt/standar-asuhan-keperawatan-
60832086

21

Anda mungkin juga menyukai