Disusun Oleh :
Yossiana Dalimunte (22200013)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................I
DAFTAR ISI.................................................................II
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................III
A.Latar Belakang...........................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................3
A.Pengertian Dan Jenis Komunikasi................................3
B. Komunikasi Verbal.....................................................3
C. Komunikasi Non Verbal..............................................6
D. Komunikasi Terapeutik Sebagai Tanggung Jawab Moral
Perawat.............................................................................8
E. Teknik Komunikasi Terapeutik.......................................9
BAB III PENUTUP............................................................14
A.Kesimpulan....................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus
dan berarti dalam hubungan antar munusia. Pada profesi
keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metoda utama dalam mengimplementasika
proses keperawatan.
Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi
secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin
hubungan rasa percaya dengan klien mencegah terjadinya
masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam
pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi
keperawatan serta citra rumah sakit ,tetapi yang paling
penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan
pertolongan terhadap sesama manusia.
Selain itu yang perlu diperhatikan bahwa perubahan
bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang
dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti
beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak
ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan
berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan
kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan
pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implisit
dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan
ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan
manajemen, Pemimpin secara konstan mencoba
menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk
memecahkan masalah. Maka secara konstam pemimpin
mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan
memecahkan masalah. Keperawatan yang sedang berada
pada proses profesionalisasi terus berusaha membuat
merencanakan perubahan. Adaptasi terhadap perubahan
telah menjadi persyaratan kerja dalam keperawatan.
Personal keperawatan hekerja untuk beberapa pimpinan,
termasuk klien dun keluarganya, dokter, manajer
keperawatan, perawat pengawas dan perawat penanggung
jawab yang berbeda dalam tip ship. Perawat pelaksana
menemukan peran bahwa mereka berubah beberapa kali
dalam satu hari. Kadang seorang perawat menjadi manajer,
kadang menjadi perawat klinik, kadang menjadi konsultan
dan selalu dalam peran yang berbeda. Perawat tentu saja
berharap perubahan tersebut jangan sampai menimbulkan
konflik. Oleh karena itu, sebaiknya perawat perlu
mengetahui teori-teori yang mendasari perubahan.
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang pengertian
komunikasi termasuk "Therapeutic use of sel" dan "helping
relationship" untuk praktek keperawatan,serta teori –teori
tentang perubahan.
BAB II PEMBAHASAN
B. Komunikasi Verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam
pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran
informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan
tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan
tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai
untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan
respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan
ingatan.
Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi,
dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi
verbal dalam tatap maka yaitu memungkinkan tiap individu
untuk berespon secara langsung.
Komunikasi Verbal yang efektif harus:
1. Jelas dan sederhana
Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan
langsung Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin
kecil kemungkinan terjadinya keracunan.
Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara
lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan
contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk
dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang
disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa
mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana.
Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang
mengekspresikan ide secara sederhana. Contoh
“ Katakan pada saya dimana rasa nyeri anda” lebih baik
dari pada "saya ingin anda menguraikan kepada saya
bagian yang anda rasakan tidak enak,"
2. Perbendaharaan kata
Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak
mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah
teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran,
dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi
bingung dan tidak mampu mengikati petunjuk atau
mempelajari informasi penting. ucapkan pesan dengan
istilah yang dimengerti klien. Dari pada mengatakan "Duduk,
sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda akan
lebih baik jika dikatakan "Duduklah,sementara saya
mendengarkan paru-paru anda”.
3.Arti Denotatif dan Konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama
terhadap kata yang digunakan, sedangkan anti konotatif
merupakan pikiran, perasan atau ide yang terdapat dalam
suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu
kondisi mendekati kematian, tetapi perawat akan
menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang
mendekati kematian Ketika berkomunikasi dengan klien,
perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak
mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting
ketika menjelaskan tujan terapi, terapi dan kondisi klien.
4. Selaan dan kesempatan berbicara
Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut
menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang
lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan
lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat
sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat
sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-kata
tidak jelas, Selain perlu digunakan untuk menekankan pada
hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk
mendengarkan dan memahami arti kata Selaan yang tepat
dapat dilakukan dengan memikirkan apa yang akan
dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat
nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan
Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah
ini berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu
untuk diulang
A. Kesimpulan
Kemampuan menerapkan teknik komunikasi
terapeutik memerlukan latihan dan kepekaan serta
ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak
dalam kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan
ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi
yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan
juga kepuasan bagi perawat.
Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik
bila dalam penggunaanya diperhatikan sikap dan tehnik
komunikasi terapeutik. Hal lain yang cukup penting
diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini
merupakan faktor penunjang yang sangat berpengaruh
dalam mengembangkan kemampuan berhubungan
terapeutik.
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang
membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan
keadaan sebelumnya (Atkinson, 1987). Berubah
merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola
perilaku individu atau institusi (Brooten, 1978).
B.Saran