NIM : 043280955
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Tugas.1
1. Bangsa Indonesia merupakan bangsa plural, majemuk yang terdiri dari ribuan pulau,
suku, bahasa, dan budaya. Keberagaman ini menjadi berkah bagi bangsa indonesia karena
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unik, dan berwarna warni budaya tetapi tetap menjadi
satu kesatuan dalam satu bendera yaitu bendera Indonesia, Kesatuan Kebangsaan ini secara
simbolik terangkum dalam Bhineka Tunggal Ika, yang mengakui perbedaan dalam kesatuan dan
kesatuan dalam perbedaan.
Jelaskan yang dimaksud dengan “kesatuan dalam perbedaan” “perbedaan dalam kesatuan”
yang disimbolkan dalam Bineka Tunggal Ika!
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural. Pluralitas bangsa ini mewujudkan dalam
keberagaman etnis, tradisi, adat istiadat, seni, budaya, dan agama. Clifford Geertz, seorang
antropolog kenamaan dari Amerika Serikat, dalam Indonesiaan Cultes and Comunities, dengan
baik melukiskan pluralitas bangsa Indonesia demikian, “Terdapat lebih dari 300 kelompok etnis
yang berbeda-beda di Indonesia, masing-masing dengan identitas budayanya sendiri-sendiri, dan
lebih dari 250 bahasa daerah dipakai . . . dan hampir semua agama-agama penting di dunia
mewakili, selain agama-agama asli yang banyak jumlahnya.”
Meskipun plural, bangsa ini direkatkan dalam satu kesatuan kebangsaan sehingga masing-
masing kelompok itu merasa menjadi satu kesatuan akibat dari pengalaman sejarah yang sama:
pengalaman penjajahan yang getir dan pahit. Kesatuan Kebangsaan ini secara simbolik
terangkum dalam Bhineka Tunggal Ika, yang mengakui perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan
dalam perbedaan.
2. Islam adalah agama yang secara inheren menegaskan mengenai prinsip kebebasan manusia yang
di bawa sejak lahir. Karena itu segala bentuk penindasan yang salah satunya adalah
perbudakan harus dihapuskan adapun kebebasan yang diatur dalam islam adalah 1) Kebebasan
berekspresi, 2) Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat, 3) Kebebasan beragama, 4)
Kebebasan bermusyawarah, dan 5) Kebebasan berpindah tempat.
1) Kebebasan berekspresi
Kebebasan berekspresi adalah kebebasan untuk menyalurkan kehendak batin mengenai
hal apa saja baik melalui pernyataan maupun perbuatan. Piagam Madinah ayat 23
menyatakan: “Bila kami sekalian berbeda pendapat dalam sesuatu hal, hendaklah
perkaranya diserahkan kepada ketentuan Allah dan Rasulullah.”
Perbedaan pendapat adalah suatu hal yang wajar sebagai bentuk ekspresi dari setiap
orang yang berbeda satu sama lain. Akan tetapi perbedaan itu harus disikapi secara positif
jangan sampai menimbulkan perpecahan. Untuk menghindari hal tersebut yang akan
merugikan, maka perbedaan itu dikembalikan kepada ketentuan Allah dan Rasulullah.
Ketentuan Allah dan Rasulullah itu merupakan pagar agar kebebasan tidak merugikan
kepetingan manusia itu sendiri.
“ Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya aku menasihati kamu dengan satu hal, yaitu
agar kalian menegakkan (urusan) untuk Allah berdua-dua (berserikat) atau sendiri-
sendiri.” (QS. Saba’:46)
3) Kebebasan beragama
Islam adalah agama yang benar yang dibawa oleh Rasulullah. Islam mewajibkan umatnya
untuk berdakwah kepada umat manusia untuk menerima ajaran Allah yang dibawa oleh
utusan terakhir itu. Akan tetapi dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik dan
manusiawi. Keyakinan yang berbeda harus dihormati. Karena itu pemaksaan dan
penindasan manusia agar menerima Islam bukanlah perbuatan yang baik. Kebebasan
beragama sangat dijamin oleh Islam. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat
256 :
“Tidak ada paksaan dalam agama, telah jelas mana yang baik dan mana yang buruk.”
(QS. Al-Baqarah: 256)
“Dan apabila Tuhanmu menghendaki niscaya semua manusia akan beriman kepada
Allah, apakah engkau akan memaksa manusia sehingga mereka beriman. “ (QS. Yunus:
99)
Mengenai kebebasan beragama ini, Piagam Madinah ayat 25 menyatakan: “Sebagai satu
kelompok Yahudi Bani Auf hidup berdampingan dengan kaum muslimin. Kedua pihak
memiliki agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu dan diri masing-
masing. Bila di antara mereka ada yang melakukan aniaya dan dosa dalam hubungan ini,
maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya sendiri.”
Atas dasar inilah maka tidak dibenarkan umat Islam menghina umat agama lain. Allah
berfirman :
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allh.”
(QS. Al-An’aam: 108)
“Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab kecuali dengan cara yang paling baik.”
(QS. Al-Ankabut: 46)
4) Kebebasan bermusyawarah
Musyawarah merupakan upaya memecahkan bersama untuk menghindari penyimpangan
dan meletakkan langkah-langkah bersama yang secara bulat disepakati. Allah SWT
berfirman :
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad maka bertawakalah kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 159)
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka.” (QS. As-
Syuura: 38)
“Dan bagi kalian tempat tinggal di muka bumi ini.” (QS. Al-Baqarah: 36)
Ali bin Abi Thalib telah memberikan kebebasan untuk memilih tempat tinggal kepada
khawarij yang menentangnya selama mereka tidak terbukti melakukan tindakan kriminal.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 84-85, lebih tegas lagi Allah SWT berfirman: “Dan
ingatlah, ketika Kami mengambil janji dari kamu yaitu: kamu tidak akan menumpahkan
darahmu (membunuh orang) dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa)
dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedangkan
kamu mempersaksikannya. Kemudian kamu (bani Israil) membunuh dirimu (sebangsa)
dan mengusir segolongan dari kamu dari kampung halamannya.” (QS. Al-Baqarah: 84-
85).
Mengusir orang dari tempat tinggal adalah tindakan yang dilarang dalam Islam karena
merampas hak seseorang.
Masih banyak lagi hak-hak lainnya yang sama dilindungi dan dijamin keberadaannya
oleh Islam, seperti hak memperoleh pendidikan dan pengajaran, hak atas pekerjaan dan
kehidupan yang layak, ha katas kesehatan, ha katas kebutuhan dasar hidup, (sandang,
pangan dan papan), hak perlindungan keamanan, dll.
Namun nilai-nilai HAM seperti diuraikan di atas tentu saja sulit diimplementasikan jika
system kehidupan berbangsa dan bernegara kontra produktif dengan nilai-nilai HAM itu
sendiri. Demokrasi adalah sebuah sistem berbangsa dan bernegara yang didasarkan atas
prinsip persamaan, kebebasan, dan persaudaraan merupakan penopang bagi penegakan
HAM. Karena itu, demokrasi dan HAM adalah dua hal yang berbeda akan tetapi tak bisa
dipisahkan. Dapat dikatakan bahwa demokrasi tak mungkin ada tanpa HAM, sebaliknya
HAM sulit ditegakkan tanpa demokrasi.
3. Berbagai pendapat tokoh tentang demokrasi, namu secara umum demokrasi dimaknai
sebagai system pemerintahan yang berasal dari rakyat, untuk raykat.
Secara etimologis, demokrasi berasal dari Bahasa Yunani demos (rakyat) dan cratos (kekuasaan).
Demokrasi brarti kekuasaan oleh rakyat. Secara historis, istilah istilah demokrasi telah dikenal
sejak abad ke 5 SM, yang pada awalnya sebagai respons terhadap pengalaman buruk monarki
dan kediktatoran di negara-negara Kota Yunani Kuno. Dalam sistem monarki itu, warga
diabaikan dan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan sehingga setiap kebijakan
mengingkari hak-hak primer warga. Adalah Kleistenes yang mengadakan pembaruan dalam
sistem pemerintahan kota Athena. Pembaruan yang dilakukannya melahirkan sebuah sistem baru
yang disebut demokratia : pemerintahan oleh rakyat.
Demokrasi dalam bentuknya yang sekarang mulai muncul sejak Revolusi Amerika tahun 1776,
kemudian disusul oleh Revolusi Prancis pada tahun 1789. Dan saat ini demokrasi telah diterima
oleh hamper semua pemerintahan di dunia, bahkan pemerintahan otoriter sekalipun
mengidentifikasi pemerintahannya dengan nama demokrasi. Maka Muncullah istilah demokrasi
liberal, demokrasi terpimpin, demokrasi kerakyatan, demokrasi sosialis, demokrasi Pancasila
dengan karakteristiknya masing-masing.
Istilah demokrasi itu sendiri dalam wacana politik kontemporer merujuk pada sebuah sistem
pemerintahan dengan partisipasi rakyat semaksimal mungkin. Sidney Hook dalam
Encyclopaedia Americana mendefinisikan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan di mana
keputusan-keputusan pemerintah yang penting - atau arah kebijakan di balik keputusan ini
secara langsung maupun tidak langsung, didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan
secara bebas dari rakyat dewasa.
4. Islam merupakan agama yang kaffah yang mengatur segalah hubungan manusia dengan
manusia, hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan alam. Islam juga
mengatur tentang demokrasi dimana system
Jelaskan Nilai Demokrasi dalam islam menurut Huwaydi dan Muhammad Dhiya al-Din
Rais?.
Nilai demokrasi seperti dikemukakan oleh Huwaydi dan Muhammad Dhiya al-Din Rais adalah,
Namun saat ini banyak kita jumpai rakyat menyampaikan suaranya dengan cara yang
kurang benar atau dengan kata lain merugikan orang lain, merusak sarana dan prasarana
umum. Padahal kita sudah diberi ruang oleh Islam untuk menyelesaikan segala
permasalahan dengan cara musyawarah hingga mencapai mufakat dengan damai. Tetapi
ada juga para wakil rakyat yang entah tujuannya membela hak rakyat malah ricuh, tidur
dan ada juga yang absen pada saat musyawarah. Padahal beban yang mereka pikul
sebagai wakil suara rakyat sangat besar namun kinerja mereka masih kurang terasa oleh
rakyat sendiri. Maka dari itu alangkah baiknya jika segala sesuatunya kita kembalikan
lagi kepada aturan Allah yaitu Al-Quran dan dijelaskan lagi oleh Al-Hadits.
5. Hak asasi manusia merupakan yang dibawa sejak lahir. Islam menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
Sebutkan poin penting hak asasi manusia dalam Islam beserta ayat al-Qur’an yang berkaitan
dengannya!
Karena tingginya penghormatan Islam terhadap nilai-nilai kemanusiaan, maka hak-hak dasar
manusia yang suci dilindungi oleh Islam. Hak-hak itu meliputi berikut ini.
1. Hak Hidup
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan :
“Maka barang siapa yang membunuh satu manusia tanpa kesalahan maka ia seperti
membunuh manusia seluruhnya dan barang siapa yang menghidupkannya maka ia seperti
menghidupkan seluruh manusia.” (QS. Al-Maai’dah : 32)
“dan janganlah kamu membunuh yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan
alasan yang benar. (Hal demikian) semoga kamu berpikir.” (QS. Al-Israa’: 33)
2. Hak Milik
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan :
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan
jalan yang bathil.” (QS. Al-Baqarah: 188)
3. Hak Kehormatan
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan :
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kaum laki-laki menghinakan laki-laki (yang
lain), karena boleh jadi kaum yang dihinakan itu lebih baik dari kaum yang menghinakan,
dan jangan pula kaum perempuan (menghinakan) kaum perempuan (yang lain) karena
boleh jadi perempuan yang dihinakan itu lebih baik dari perempuan yang menghinakan.
Janganlah kamu cela-mencela sesame kamu dan janganlah kamu memanggil dengan
gelar yang buruk. Seburuk-buruk nama adalah fasik sesudah keimanan. Barang siapa
yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang yang aniaya. Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan sangka-wasangka (dugaan terhadap sesame muslim),
karena sebagai sangkaan-sangkaan itu ialah dosa, dan janganlah kamu mencari aib orang
dan janganlah sebagian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang kamu,
bahwa ia memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentu kamu benci
memakannya. Takutlah kamu kepada Allah. Sesugguhnya Allah Penerima taubat lagi
Penyayang.” (QS. Al-Hujuraat: 11-12)
4. Hak Persamaan
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan :
“Wahai manusia sesungguhnya aku telah menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan
perempuan kemudian kami jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsas-bangsa agar
kalian saling kenal, sesungguhnya semulia-mulianya kalian di sisi Allah adalah yang
paling bertakwa di antara kalian.” (QS. Al-Hujuraat: 13)
“Dan sungguh kami telah memuliakan anak-anak Adam, dan kami tebarkan mereka di
darat dan di laut serta kami anugerahi mereka rezeki yang baik-baik dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna daripada kebanyakan makhluk yang telah kami
ciptakan.”
(QS. Al-Israa’: 70)
“Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan amal orang yang beramal shaleh diantara
kamu sekalian baik laki-laki maupun perempuan (karena sebagian kamu adalah turunan
dari sebagian yang lain).” (QS. Ali Imran: 195)
Dan masih banyak lagi ayat Al-Qur’an yang berbicara menegaskan prinsip persamaan
tersebut. Misalnya, QS. An-Nisaa’: 32, QS. An-Nahl: 58-59.
“Wahai orang-orang yang beriman jadilah kalian orang yang teguh dan bersaksi
kepada Allah dengan adil dan janganlah kalian menjadikan urusan satu kaum
menjadikan kalian berlaku adil, berlaku adil kalian sesungguhnya ia lebih dekat
kepada ketakwaan dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui terhadap apa yang kalian perbuat.” (QS. Al-Maai’dah: 8)
b. Persamaan hak memprotes penyelewengan
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan :
“Tidaklah bagi orang zalim sahabat karib atau pembela yang dapat diikuti.”(QS. Al-
Mukmin: 81)
“Wahai manusia sesungguhnya aku telah menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan
perempuan kemudian kami jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsas-bangsa agar
kalian saling kenal, sesungguhnya semulia-mulianya kalian di sisi Allah adalah yang
paling bertakwa di antara kalian.” (QS. Al-Hujuraat: 13)
5. Hak Kebebasan
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan :
“Yaitu mereka yang mengajak kepada kebajikan dan melarang kemaksiatan, menegakkan
shalat, memberikan zakat, mentaati Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah yang akan di
rahmat Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah:
71)
“Yaitu orang-orang yang apabila diberi kedudukan di muka bumi, mereka menegakkan
shalat, menunaikan zaat, serta menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah keburukan.”
(QS. Al-Hajj: 41)
a. Kebebasan berekspresi
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri
diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa: 59)
c. Kebebasan beragama
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan :
“Tidak ada paksaan dalam agama, telah jelas mana yang baik dan mana yang buruk.”
(QS. Al-Baqarah: 256)
“Dan apabila Tuhanmu menghendaki niscaya semua manusia akan beriman kepada
Allah, apakah engkau akan memaksa manusia sehingga mereka beriman. “ (QS.
Yunus: 99)
d. Kebebasan bermusyawarah
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan :
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad maka bertawakalah kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 159)
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka.” (QS. As-
Syuura: 38)
“Dan bagi kalian tempat tinggal di muka bumi ini.” (QS. Al-Baqarah: 36)
“Dan ingatlah, ketika Kami mengambil janji dari kamu yaitu: kamu tidak akan
menumpahkan darahmu (membunuh orang) dan kamu tidak akan mengusir dirimu
(saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan
memenuhinya) sedangkan kamu mempersaksikannya. Kemudian kamu (bani Israil)
membunuh dirimu (sebangsa) dan mengusir segolongan dari kamu dari kampung
halamannya.” (QS. Al-Baqarah: 84-85).