Anda di halaman 1dari 10

NAMA : TRIYADI USIA

NIM : 041943981
PRODI : S1 AKUNTANSI
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TUGAS 1  MKDU 4221 PAI

UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020

1. Bangsa Indonesia merupakan bangsa plural, majemuk yang terdiri


dari ribuan pulau, suku, bahasa, dan budaya. Keberagaman ini
menjadi berkah bagi bangsa indonesia karena bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang unik, dan berwarna warni budaya tetapi tetap
menjadi satu kesatuan dalam satu bendera yaitu bendera Indonesia,
Kesatuan Kebangsaan ini secara simbolik terangkum dalam Bhineka
Tunggal Ika, yang mengakui perbedaan dalam kesatuan dan
kesatuan dalam perbedaan.

Jelaskan yang dimaksud dengan “kesatuan dalam perbedaan”


“perbedaan dalam kesatuan” yang disimbolkan dalam Bineka
Tunggal Ika!

2. Islam adalah agama yang secara inheren menegaskan mengenai


prinsip kebebasan manusia yang di      bawa sejak lahir. Karena itu
segala bentuk penindasan yang salah satunya adalah perbudakan
harus dihapuskan adapun kebebasan yang diatur dalam islam
adalah 1) Kebebasan berekspresi, 2) Kebebasan berpikir dan
menyatakan pendapat, 3) Kebebasan beragama, 4) Kebebasan
bermusyawarah, dan 5) Kebebasan berpindah tempat.

Jelaskan kelima kebebasan tersebut!


3. Berbagai pendapat tokoh tentang demokrasi, namu secara
umum           demokrasi dimaknai sebagai system      pemerintahan
yang berasal dari rakyat, untuk raykat.

Jelaskan Pengertian dan sejarah demokrasi!

4. Islam merupakan agama yang kaffah yang mengatur segalah


hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan
tuhan, hubungan manusia dengan alam. Islam juga mengatur
tentang demokrasi dimana system

Jelaskan Nilai Demokrasi dalam islam menurut Huwaydi dan


Muhammad Dhiya al-Din Rais?.

5. Hak asasi manusia merupakan yang dibawa sejak lahir. Islam


menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Sebutkan poin penting hak asasi manusia dalam Islam beserta


ayat al-Qur’an yang berkaitan dengannya!

JAWABAN

1. Kesatuan dalam perbedaan dimana Indonesia merupakan negara yang penuh


perbedaan dalam Ras agama suku maupun bangsa maka dengan adanya
Bhineka tunggal ika maka dapat mempersatukan segala perbedaan dalam hal
apapun
Perbedaan dalam kesatuan dimana untuk mempersatukan berbagai perbedaan
pemikiran bahkan perbedaan dibutuhkan satu kesatuan yang dimana harus
tertanam dalam diri guna menghindari perpecahan dalam berbangsa bernegara.
2. A. Kebebasan Berekspresi :
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Qaf ayat 6 yang artinya, “Maka
tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana
cara Kami meninggikannya (membangunnya) dan menghiasinya, dan tidak
terdapat retak-retak sedikit pun?”
Langit dan bumi ciptaan Allah SWT yang Mahakuasa membuka cakrawala
manusia untuk berpikir dan berekspresi. Langit memiliki pesona karya dan rasa
jika diamati dan dinikmati.
Allah SWT menyuruh manusia untuk memperhatikan alam jagat raya, bumi dan
langit. Artinya manusia harus memahami seni dan berekspresi di bumi Allah
SWT ini. Seni dapat didefinisikan sebagai wujud ekspresi keindahan. Sedangkan
keindahan itu menjadi satu sifat yang melekat pada Allah SWT.

B. Kebebasan Menyatakan Pendapat :


Berfikir dan berpendapat merupakan potensi dasar yang sebaiknya
dikembangkan oleh manusia. Dengan kata lain, Islam mengajarkan bahwa setiap
manusia memiliki hak untuk berpendapat, yang itu tidak dapat dipisahkan dari
potensi sekaligus perintah Allah SWT agar manusia senantiasa berfikir. Ada
banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang memerintahkan agar manusia senantiasa
berfikir. Misalnya saja firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah: 226,
“Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada kamu supaya kamu
memikirkannya”.
C. Kebebasan beragama
Islam sangat menghormati kebebasan dalam beragama dan berkeyakinan.
Dalam Surat al-Baqarah ayat 256, Allah mengajarkan Umat Islam untuk
menjunjung tinggi prinsip kebebasan beragama. Ayat tersebut merupakan
larangan pemaksaan terhadap orang lain agar memeluk Islam. Ayat tersebut
tepatnya berbunyi: Artinya: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama
(Islam), sesungguh- nya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan
jalan yang sesat. Barang siapa ingkar terhadap Thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sungguh ia telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sungguh ia telah berpegang pada tali yang sangat kuat yang tidak akan
putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Kebebasan beragama adalah salah satu hak asasi manusia. Hal ini langsung
bersumber kepada sang pencipta. Islam menentang kekerasan dalam bentuk
apapun. Dalam usaha meyakinkan orang lain mengenai kebenaran ajaran Islam
tidak boleh dilakukan dengan paksaan atau kekerasan. Sikap saling
menghormati dalam Islam, tidak terbatas hanya pada agama saja, melainkan
juga mencakup ras, suku, etnis, dan lain sebagainya. Kebebasan yang diberikan
diterakan dalam al-Qur’an bukanlah prinsip sebebas-bebasnya akan tetapi
prinsip bagaimana manusia dapat membawa dirinya kedalam keputusan yang
tepat.
D. Kebebasan bermusyawarah
urat Asyura ayat 38 Allah berfirman: “Dan orang-orang yang memperkenankan
perintah Tuhan mereka dan mendirikan shalat dan segala urusan mereka dan
bermusyawarahlah diantara mereka dan mereka menginfaqkan apa yang telah
kami berikan.”
Ayat ini memberi gambaran bahwa musyawarah pasti timbul dengan adanya
jamaah. Setiap muslim wajib menjunjung tinggi panggilan Tuhannya lalu
mengerjakan shalat bersama-sama. Mengerjakan shalat berjamaah harus selalu
diawali dengan musyawarah, terutama dalam menetapkan imam yang memimpin
shalat berjamaah, dan dengan sabar para jamaah mau menginfaqkan hartanya
untuk kemashlahatan.
Waktu di Mekkah kaum Muslim merupakan kelompok kecil, maka timbullah
musyawarah dalam skala kecil, dan setelah di Madinah, umat Islam telah
berubah menjadi kelompok besar, maka timbullah musyawarah dalam skala
besar, masyarakat yang masih terbatas dalam kota Madinah musyawarah
dilaksanakan dalam Masjid Rasul. Rasul menganjurkan untuk terus
bermusyawarah-sampai kepada masyarakat paling kecil sekalipun seperti
sekelompok orang melakukan perjalanan untuk mengangkat seorang amir atau
ketua rombongan dengan musyawarah. Demikian pula dengan Khalifah setelah
Rasullullah mengangkat amir atau wali di wilayah Islam dengan kewajiban antara
lain menghidupkan kembali sistem aturan musyawarah ini.

E. Kebebasan berpindah tempat.


Hijrah salah satu prinsip dasar dinamika Islam. Prinsip yang menuntut umatnya
untuk hidup dinamis, supaya mereka mampu mengantisipasi segala bentuk
perubahan yang terjadi disekitarnya. Secara bahasa hijrah berarti meninggalkan
dan berpindah. Arti ini mengilhami dimensi dan variabel yang terkandung dalam
makna secara terminologis. Yaitu perpindahan dan perubahan yang dilakukan
dengan meninggalkan suatu tempat ke tempat lain atau dari suatu kondisi
kepada kondisi lain yang lebih baik.
Dalam versi lain, pada dasarnya makna hijrah adalah pindahnya seseorang dari
negeri kufur menuju negeri Islam atau negeri aman. Ia juga berarti hijrah hal,
yaitu berpindahnya dari kondisi yang buruk kepada kondisi yang lebih baik. Oleh
karena itu Rasulullah memeritahkan beberapa sahabat untuk berhijrah menuju
Habasyah yang sekarang menjadi (Etopia) di awal-awal masa dakwahnya. Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berpesan, “Berangkatlah ke negeri Habasyah,
sebab di sana sedang diperintah penguasa yang tidak pernah berbuat zalim
kepada seorang pun.” Maka dalam konteks ini, hijrah berarti berpindah ke negeri
yang aman. Sedangkan hijrah ke Madinah adalah hijrah menuju negeri iman.

3. Demokrasi adalah sebuah tatanan, bentuk atau mekanisme sistem suatu Negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atas Negara untuk dijalankan oleh
pemerintah Negara tersebut. Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan
dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen
secara langsung dan adil, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan
presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin
negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih
sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan
rakyat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sampai saat ini demokrasi masih
dianggap sebagai bentuk pemerintahan paling baik dan menjadi tolak-ukur atas
keberhasilan, kesuksesan dan kemakmuran suatu Negara. Di dunia baratlah
awal pertama kali diagung-agungkannya demokrasi sebagai suatu mekanisme
pemerintahan, dan setelah beberapa abad berlalu, paradigma tersebut semakin
menjalar ke seluruh penjuru dunia. Paradigma seperti ini yang mempengaruhi
kita Sehingga seakan-akan kita menganggap demokrasi sebagai benih-benih
yang berasal dari budaya-budaya barat atau sesamanya. Saya rasa paradigma
seperti ini perlu kita tela'ah lagi, karena jauh berabad-abad sebelumnya, Islam
sudah mendengungkan demokrasi dalam pemerintahannya, yang menjadikan
Islam sebagai induk dari segala bentuk demokrasi.

4. Nilai-niiai demokrasi yang bisa digali dari sumber Islam yang kompatibel
dengan nilai-nilai demokrasi seperti dikemukakan oleh Huwaydi dan
Muhammad Dhiya al-Din Rais adalah,
1) keadilan dan musyawarah;
2) kekuasaan di pegang penuh oleh rakyat;
3) kebebasan adalah hak penuh bagi semua warga Negara;
4) persamaan di antara sesama manusia khususnya persamaan di depan
hukum;
5) keadilan untuk kelompok minoritas;
6) undang-undang di atas segala-galanya;
7) pertanggung jawaban penguasa kepada rakyat. Oleh karena itu, seperti
dikatakan Ahmad Syafii Maarif, mayoritas umat Islam menerima demokrasi
sebagai bagian dari nilai yang prinsip-prinsipnya sesuai dengan Islam. Dan
karena itu pula umat Islam harus berusaha untuk mendorong terjadinnya
demokrasi di dalam bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

5. Berikut beberapa hak-hak asasi yang terdapat dalam al-Qur’an:


1. Hak untuk Hidup

Hak yang pertama kali dianugerahkan Islam di antara HAM lainny adalah hak
untuk hidup dan menghargai hidup manusia. Islam memberikan jaminan
sepenuhnya bagi etiap manusia, kecuali tentu saja jika ada alasan yang
dibenearkan. Prinsip tentang hak hidup tertuang dalam dua ayat al-Quran:

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)


melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” (Q.S Al-Isra’:33)

“Dan Janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah


(membunuhnya) melainkan dengan suatu (sebab) yang benar.” (al-An’am:
151)

Dua ayat di atas membedakan dengan jelas antara pembunuhan yang bersifat
kriminal, dengan pembunuhan untuk menegakkan keadilan. Untuk
menegakkan keadlian hanya pengadilan yang berwenang saja yang berhak
memutuskan apakah seseorang harus kehilangan haknya untuk hidup atau
tidak. Oleh karena itu haruslah berlaku prinsip peradilan yan gjujur dan tidak
memihak.

2. Hak Kepemilikan Pribadi

Berkaitan dengan kepemilikan pribadi ini Islam sangat mengharagai hak-hak


kepemillikan pribadi seseorang. hal ini tercermin dari adanya persyaratan hak
milik untuk kewajiban zakat dan pewarisan. Seseorang juga diberi hak untuk
mempertahankan hak miliknya dari gangguan orang lain. Bahkan, jika ia mati
ketika membela dan mempertahankan hak miliknya itu maka ia dipandang
sebai syahid.

Salah satu ayat al-Quran yang menjelaskan tentang pentingnya hak milik
terdapat pada Q.S. an-Nisaa ayat 29 yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka.

Ayat tersebut mengingatkan agar dalam memanfaatkan sumber-sumber


kekayaan alam dan lingkungan itu, seseorang harus menghormati pula
kepentingan orang lain. Dengan kata lain, ia harus menempuh cara yang halal
dan bukan melalui cara yang haram.

3. Persamaan Hak dalam Hukum

Agama Islam menekankan persamaan seluruh umat manusia di mata Allah,


yang menciptakan manusia dari asal yang sama dan kepadaNya semua harus
taat dan patuh. Islam tidak mengakui adanya hak istimewa yang berdasarkan
kelahiran, kebangsaan, ataupun halangan buatan lainnya yang dibentuk oleh
manusia itu sendiri. Kemuliaan itu terletak pada amal kebajikan itu sendiri.

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari sesorang laki-laki


dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa dan bersuku-suku,
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulai
di antara kamu di sisi Allah ialah orang orang yang paling bertakwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (al-
Hujarat: 13)

Agama Islam menganggap bahwa semua manusia itu sama dan merupakan
anak keturunan dari nenek moyang sama. Dalam Haji wada’nya, Nabi
mendeklarasikan hal tersebut bahwa “Orang Arab tidak mempunyai
keunggulan atas orang non-Arab, begitu juga orang non-Arab tidak
mempunyai keunggulan atas orang Arab.demikian juga orang kulit putih tidak
memiliki keunggulan atas orang kulit hitam dan sebaliknya. Semua adalah
anak keturunan Adam dan Adam diciptakan dari tanah liat” Agama Islam telah
menhancurkan diskriminasi terhadap kasta, kepercayaan, perbedaan warna
kulit, dan agama. Rasulullah tidak hanya secara lisan menegakkan hak
persamaan ini, namun juga telah memperhatikan pelaksanaanya selama
beliau hidup.

4. Hak Mendapatkan Keadilan


Hak mendapatkan keadilan merupakan suatu hak yang sangat penting di
mana agama Islam telah menganugerahkannya kepada setiap umat manusia.
Sesungguhnya agama Islam telah datang ke dunia ini untuk menegakkan
keadilan, sebagaimana al-Quran menyatakan:

“Dan Aku perintahkan supaya berlaku adil di antara kamu” (Q.S Asy-Syura:
15)

Umat Islam diperintahkan supaya menjungjung tinggi keadilan meskipun


kepentingan mereka sendiri dalam keadaan bahaya

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar


penegak keadlilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri
atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, maka Allah
lebih tahun kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jikakamu memutarbalikkan
(kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah
Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (an-Nisa: 135).

5. Hak untuk Mendapatkan Pendidikan

Salah satu dari hak asasi yang terpenting adalah hak untuk memperoleh
pendidikan. Tidak seorangpun dapat dibatasi haknya untuk belajar dan
mendapatkan pengetahuan dan pendidikan, sepanjang ia memenuhi
kualifikasi untuk itu. Ajaran Islam tidak saja menegakkan sendi kemerdekaan
belajar, lebih dari itu Islam mewajibkan semua orang Islam untuk
belajar.Pentingnya pendidikan dan pengetahuan tertuang dalam surat at-
Taubah ayat 122:“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, sehingga mereka waspada.”Landasan ayat lain yang
meninggikan pentingnya pendidikan ada di dalam surat al-Mujadilah ayat 11,
yang memiliki arti:“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat.

Anda mungkin juga menyukai