Anda di halaman 1dari 7

1.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa plural, majemuk yang terdiri dari ribuan pulau,
suku, bahasa, dan budaya. Keberagaman ini menjadi berkah bagi bangsa indonesia
karena bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unik, dan berwarna warni budaya
tetapi tetap menjadi satu kesatuan dalam satu bendera yaitu bendera Indonesia,
Kesatuan Kebangsaan ini secara simbolik terangkum dalam Bhineka Tunggal Ika,
yang mengakui perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan.

Jelaskan yang dimaksud dengan “kesatuan dalam perbedaan” “perbedaan dalam


kesatuan” yang disimbolkan dalam Bineka Tunggal Ika!
Bhineka tunggal ika memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu. Indonesia adalah
negara beragam. Sehingga masyarakat harus mengakui jika Indonesia negara yang
beragama dan tetap satu sebagai bangsa Indonesia.
Kesatuan dalam Perbedaan, perbedaan dalam kesatuan artinya meskipun sebagai
bangsa Indonesia memiliki berbagai suku, agama, ras dan golongan, namun bangsa ini
dalah sebuah bangsa yang satu, memiliki tanah air satu, berbahasa satu, dan satu
bangsa, meskipun perbedaan itu terpampang dengan jelas namun nasionalisme dan
pengamalan Pancasila harus selalu dijunjung tinggi, meski dijaman modern ini banyak
sekali benturan dimana – mana antar bangsa Indonesia, tapi ingatlah bahwa sejarah
bangsa ini tidak mungkin ada tanpa adanya perbedaan, dengan menjadi kesatuan
dalam perbedaan kita bangsa Indonesia menjadi kuat dan menjadi bangsa yang besar,
perbedaan bukan hal yang malah membuat kita lemah sebagai bangsa namun
sebaliknya dengan perbedaan kita menjadi kesatuan bangsa yang besar dan kuat
dimata Dunia luar.

2. Islam adalah agama yang secara inheren menegaskan mengenai prinsip kebebasan
manusia yang di      bawa sejak lahir. Karena itu segala bentuk penindasan yang salah
satunya adalah perbudakan harus dihapuskan adapun kebebasan yang diatur dalam
islam adalah 1) Kebebasan berekspresi, 2) Kebebasan berpikir dan menyatakan
pendapat, 3) Kebebasan beragama, 4) Kebebasan bermusyawarah, dan 5) Kebebasan
berpindah tempat.
Jelaskan kelima kebebasan tersebut!
Kebebasan Berekspresi adalah kebebasan untuk menyalurkan kehendak batin
mengenai hal apa saja baik melalui pernyataan maupun perbuatan, artinya setiap umat
islam bebas mengekspresikan diri namun harus tetap perpedoman kepada kaidah
islam.
Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat ketika islam menolerir perbedaan
pendapat yang dilembagakan dalam bentuk musyawarah, itu berarti islam
membebaskan umatnya untuk mengutarakan pemikiranya dan pendapatnya, saat
menyampaikan pendapat dalam suatu forum musyawarah harus memegang teguh
kepentingan bersama dan tidak boleh memaksakan pendapatnya kepada anggota
musyawarah serta tidak boleh memiliki sifat menang sendiri.
Kebebasan beragama, dalam QS. Al – Baqarah: 256 “tidak ada paksaan dalam agama,
telah jelas mana yang baik dan mana yang buruk”, islam adalah agama yang benar
yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW, Islam mewajibkan umatnya untuk
berdakwah kepada umat manusia untuk menerima ajaran Allah yang dibawa oleh
utusan terakhir itu, akan tetapi dalam berdakwah harus disampaikan dengan baik dan
manusiawi, tanpa paksaan dan perbedaan keyakinan harus dihormati.
Kebebasan bermusyawarah, musyawarah adalah media untuk menyinkronkan
perbedaan – perbedaan dalam keputusan yang dapat diterima oleh semua pihak,
musyawarah merupakan upaya memecahkan suatu permasalahan secara bersama –
sama untuk menghindari kesalah pahaman antar masyarakat dan agar terjadi suatu
kesepakatan bersama.
Kebebasan berpindah tempat, tidak ada larangan Islam untuk berpindah tempat dan
mencari kehidupan, islam membebaskan setiap umatnya untuk menentukan
kehidupannya sendiri, bahkan berpindah tempat dianjurkan jika ada yang ingin
meningkatkan kualitas hidupnya, mengusir orang dari tempat tinggal adalah tindakan
yang dilarang keras karena termasuk merampas hak orang lain.

 3.  Berbagai pendapat tokoh tentang demokrasi, namu secara umum           demokrasi


dimaknai sebagai system      pemerintahan yang berasal dari rakyat, untuk raykat.
Jelaskan Pengertian dan sejarah demokrasi!
Secara Etimologis, demokrasi berasal dari Bahasa Yunani demos ( rakyat ) dan Cratos
( kekuasaan ), jadi demokrasi berarti kekuasaan oleh rakyat. Secara historis demokrasi
sudah dikenal sejak abad ke 5 SM, yang awalnya sebagai respon terhadap
pengalaman buruk monarki dan kediktatoran di negara – negara kota yunani kuno,
dalam sistem monarki tersebut warga diabaikan dan tidak dilibatkan dalam proses
pengambilan kebijakan sehingga setiap kebijakan mengingkari hak – hak primer warga,
adalalah Kleistenes yeng mengadakan pembaruan dalam sistem pemerintahan kota
Athena. Pembaruan yang dilakukannya melahirkan sebuah sistem baru yang disebut
demokratia : pemerintahan oleh rakyat. Ide –ide demokrasi modern berkembang
dengan ide –ide dan lembaga – lembaga dari tradisi pencerahan yang dimulai pada
abad ke 16, Demokrasi dalam bentuknya yang sekarang mulai muncul sejak Revolusi
Amerika Tahun 1776, saat ini demokrasi telah digunakan oleh negara – negara didunia
bahkan pemerintahan oteriter sekalipun menyebut pemerintahannya dengan
Demokrasi. Secara sederhana Demokrasi itu berarti suatu sistem pemerintahan dimana
rakyat terlibat dalam setiap pengambilan keputusan dan kebijakan sehingga hak – hak
rakyat terpenuhi dan tidak terabaikan, demokrasi dapat dirumuskan sebagai
“government of the people, by the people, for the people” artinya pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
 
4. Islam merupakan agama yang kaffah yang mengatur segalah hubungan manusia
dengan manusia, hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan alam.
Islam juga mengatur tentang demokrasi dimana system
Jelaskan Nilai Demokrasi dalam islam menurut Huwaydi dan Muhammad Dhiya
al-Din Rais?.
1. keadilan dan musyawarah, dimana setiap permasalahhan yang ada didalam
demokrasi diputuskan dengan musyawarah dengan keputusan seadil – adilnya bagi
seluruh rakyat.
2. kekuasaan dipegang penuh oleh rakyat, dimana Rakyat lah yang memegang
segala bentuk demokrasi, Rakyat juga yang menetukan akan seperti apa bangsa
ini.
3. kebebasan adalah hak penuh bagi semua warga negara, warga negara bebas
dalam mengemukakan pendapatnya namun harus berpegang teguh pada nilai dan
norma.
4. persamaan di antara sesama manusia khususnya persamaan didepan hukum,
hukum tidak berat sebelah dan mendeskriminasi bagi setiap warga rakyat.
5. keadilan untuk kelompok minoritas, hak – hak kelompok minoritas dalam demokrasi
juga dibuat seadil dan mementingkan kepentingan bersama tanpa adanya hak –
hak yang dikecualikan ataupun dikucilkan, kaum minoritas juga didengar dalam
demokrasi.
6. undang – undang diatas segala – galanya, undang – undang sebagai sumber
hukum tertinggi telah menjadi sumber berpedoman dalam setiap kehidupan rakyat,
dan UU sendiri diputuskan secara demokratis, dimana Rakyat dapat mengutarakan
keberatan dan pemerintah dapat mengkaji ulang sesuai dengan apa yang
dinginkan Rakyat damun tetap berpegang teguh pada kepentingan bersama tanpa
ada pihak tertentu yang diuntungkan atau dirugikan,
7. pertanggung jawaban penguasa kepada rakyat, pemerintah bertanggung jawab
secara penuh untuk melindungi Rakyatnya dari segala kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah, missal saat krisis perekonomian pemerintah harus membuat kebijakan
yang fungsinya melindungi Rakyat.

5. Hak asasi manusia merupakan yang dibawa sejak lahir. Islam menjunjung tinggi hak
asasi manusia.
Sebutkan poin penting hak asasi manusia dalam Islam beserta ayat al-Qur’an
yang berkaitan dengannya!
 Hak hidup
QS. Al Maa’idah (Jamuan (hidangan makanan)) – surah 5 ayat 32 [QS. 5:32]
“ Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa
membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan
karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia
telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang
kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi
kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi”
Tafsir QS. Al Maa’idah (5) : 32. Oleh Kementrian Agama RI
Pada ayat ini diterangkan suatu ketentuan bahwa membunuh seorang manusia berarti
membunuh semua manusia, sebagaimana memelihara kehidupan seorang manusia
berarti memelihara kehidupan semua manusia. Ayat ini menunjukkan keharusan
adanya kesatuan umat dan kewajiban mereka masing-masing terhadap yang lain, yaitu
harus menjaga keselamatan hidup dan kehidupan bersama dan menjauhi hal-hal yang
membahayakan orang lain. Hal ini dapat dirasakan karena kebutuhan setiap manusia
tidak dapat dipenuhinya sendiri, sehingga mereka sangat memerlukan tolong-menolong
terutama hal-hal yang menyangkut kepentingan umum. Sesungguhnya orang-
orang Bani Israil telah demikian banyak kedatangan para rasul dengan membawa
keterangan yang jelas, tetapi banyak di antara mereka itu yang melampaui batas
ketentuan dengan berbuat kerusakan di muka bumi. Akhirnya mereka kehilangan
kehormatan, kekayaan dan kekuasaan yang kesemuanya itu pernah mereka miliki di
masa lampau.
QS. Al Israa (Perjalanan Malam) – surah 17 ayat 33 [QS. 17:33]
“Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya),
kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zalim,
maka sungguh, Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah
walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang
yang mendapat pertolongan.”
 hak mendapat keadilan QS. An Nisaa’ (Wanita) – surah 4 ayat 148 [QS. 4:148]
“Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali
oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”
Tafsir QS. An Nisaa’ (4) : 148. Oleh Kementrian Agama RI
Allah tidak menyukai hamba-Nya yang melontarkan kata-kata buruk kepada siapa pun.
Kata buruk dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara anggota
masyarakat dan jika berlarut-larut dapat menjurus kepada pengingkaran hak dan
pertumpahan darah, dan dapat pula mempengaruhi orang yang mendengarnya untuk
meniru perbuatan itu, terutama bila perbuatan itu dilakukan oleh pemimpin.
Allah tidak menyukai sesuatu, berarti Allah tidak meridainya dan tidak memberinya
pahala.
Dalam hal ini dikecualikan orang yang dianiaya.
Jika seseorang dianiaya, dia diperbolehkan mengadukan orang yang menganiayanya
kepada hakim atau kepada orang lain yang dapat memberi pertolongan dalam
menghilangkankezaliman. Jika seseorang dianiaya lalu ia menyampaikan pengaduan,
tentu saja pengaduan itu dengan menyebutkan keburukan-keburukan orang yang
menganiayanya. Maka dalam hal ini ada dua kemungkinan. Pertama, orang yang
teraniaya melontarkan ucapan-ucapan buruk terhadap seseorang yang
menganiayanya. Hal ini dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian antara kedua
belah pihak. Kedua, bila orang yang dianiaya itu mendiamkan saja, maka kezaliman
akan tambah memuncak dan keadilan akan lenyap. Karena itu Allah mengizinkan
dalam ayat ini bagi orang yang teraniaya melontarkan ucapan dan tuduhan tentang
keburukan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang yang menganiaya walaupun
akan mengakibatkan kebencian, karena membiarkan penganiayaan adalah lebih buruk
akibatnya, sesuai dengan kaidah:
“Melakukan yang lebih ringan mudaratnya di antara dua kemudaratan.”
Orang yang dianiaya wajib menyampaikan pengaduannya kepada hakim atau lainnya.
Seseorang yang zalim jika tidak diambil tindakan yang tegas terhadapnya,
kezalimannya akan bertambah luas. Tetapi jika tidak ada maksud untuk menghilangkan
kezaliman, seseorang dilarang keras melontarkan ucapan-ucapan yang buruk. Dalam
ayat ini diperingatkan bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui setiap
ucapan yang dikeluarkan oleh orang yang zalim dan orang yang dianiaya, terutama jika
mereka melampaui batas sampai melontarkan pengaduan yang dusta atau bersifat
menghasut dan mengadu domba.
• hak kebebasan (QS. 24: 27-28),
QS. An Nuur (Cahaya) – surah 24 ayat 27 [QS. 24:27]
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.
Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat”
Tafsir QS. An Nuur (24) : 27. Oleh Kementrian Agama RI
Pada ayat ini Allah mengajarkan kepada orang-orang mukmin tata cara bergaul untuk
memelihara dan memupuk cinta dan kasih sayang serta pergaulan yang baik di antara
mereka, yaitu janganlah memasuki rumah orang lain kecuali sesudah diberi izin dan
memberi salam terlebih dahulu, agar tidak sampai melihat aib orang lain, melihat hal-hal
yang tidak pantas orang lain melihatnya, tidak menyaksikan hal-hal yang biasanya
disem-bunyikan orang dan dijaga betul untuk tidak dilihat orang lain.
Seseorang yang meminta izin untuk memasuki rumah orang, yang ditandai dengan
memberi salam, jika tidak mendapat jawaban sebaiknya dilakukan sampai tiga kali.
Kalau sudah ada izin, barulah masuk dan kalau tidak sebaik ia pulang.
Cara yang demikian itulah yang lebih baik, yaitu apabila akan memasuki rumah orang
lain, harus lebih dahulu minta izin, memberi salam dan menunggu sampai ada izin,
kalau tidak, lebih baik pulang saja.
QS. An Nuur (Cahaya) – surah 24 ayat 28 [QS. 24:28]
“Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk
sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah!” Maka
(hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”
Tafsir QS. An Nuur (24) : 28. Oleh Kementrian Agama RI
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa apabila hendak memasuki rumah orang lain
dan tidak menemukan seorang di dalamnya yang berhak memberi izin atau tidak ada
penghuninya, janganlah sekali-kali memasukinya, sebelum ada izin, kecuali ada hal
yang mendesak seperti ada kebakaran di dalamnya, yang mengkhawatirkan akan
menjalar ke tempat lain, atau untuk mencegah suatu perbuatan jahat yang akan terjadi
di dalamnya, maka bolehlah memasukinya meskipun tidak ada izin. Tetapi kalau orang
yang berhak memberi izin untuk masuk, menganjurkan supaya pulang, karena ada hal-
hal di dalam rumah yang oleh pemilik rumah merasa malu dilihat orang lain, maka ia
harus pulang karena yang demikian itu lebih menjamin keselamatan bersama. Allah
Maha Mengetahui isi hati dan niat yang terkandung di dalamnya.
 hak mendapatkan keamanan (QS. Quraisy: 3-4).
QS. Quraisy (Suku Quraisy) – surah 106 ayat 3 [QS. 106:3]
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah)”
Tafsir QS. Quraisy (106) : 3. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang Quraisy agar mereka menyembah
Tuhan Pemilik Ka’bah yang telah menyelamatkan mereka dari serangan
orang Ethiopia yang bergabung dalam tentara gajah. Seyogyanya mereka hanya
menyembah Allah dan mengagungkan-Nya.
QS. Quraisy (Suku Quraisy) – surah 106 ayat 4 [QS. 106:4]
“yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari rasa ketakutan”
Tafsir QS. Quraisy (106) : 4. Oleh Kementrian Agama RI
Kemudian Allah menjelaskan sifat Tuhan Pemilik Ka’bah yang disuruh untuk disembah
itu, yaitu Tuhan yang membuka pintu rezeki yang luas bagi mereka dan memudahkan
jalan untuk mencari rezeki itu. Jika tidak demikian, tentu mereka berada dalam
kesempitan dan kesengsaraan. Dia mengamankan jalan yang mereka tempuh dalam
rangka mereka mencari rezeki, serta menjadikan orang-orang yang mereka jumpai
dalam perjalanan senang dengan mereka. Mereka tidak menemui kesulitan.
Kalau tidak, tentu mereka selalu berada dalam ketakutan yang mengakibatkan hidup
sengsara.

Sumber Referensi : https://risalahmuslim.id/


Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 PPt
MODUL UT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
"Makna Persatuan dan
Kesatuan", https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/06/140000369/makna-persatuan-dan-
kesatuan?page=all.
Penulis : Ari Welianto
Editor : Ari Welianto

Anda mungkin juga menyukai