Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural. Pluralitas bangsa ini ditunjukkan dalam
adanya keberagaman etnis, tradisim adat istiadat, seni, budaya, bahasa daerah, suku, dan
agama. Meskipun plural, bangsa ini direkatkan dalam satu kesatuan kebangsaan sehingga
merasa menjadi satu kesatuan akibat dari pengalaman sejarah yang sama. Kesatuan dan
persatuan ini secara simbolik terangkum dalam Bhineka Tunggal Ika, yang mengakui
perbedaan dalam kesatuan, dan kesatuan dalam perbedaan.
Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang diambil dari kitab atau
kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad
ke-14 M. Bhineka artinya beragam atau beraneka. Tunggal artinya satu dan Ika artinya
itu. Maknanya, meski beranekaragam tapi tetap satu jua.
“kesatuan dalam perbedaan” dan “perbedaan dalam kesatuan” yang disimbolkan
dalam Bhineka Tunggal Ika ini mengandung makna meskipun Indonesia berbhinneka
(berbeda, beragam), tetapi terintegrasi dalam kesatuan dan dalam perbedaan itu
muncullah rasa kesatuan dan persatuan bangsa yang semakin kuat. Ini merupakan sebuah
keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang bersatu dalam suatu kekuatan dan
kerukunan beragama, berbangsa dan bernegara yang harus diinsafi secara sadar.
Berkat perjuangan para pahlawan, para syuhada para ulama Indonesia bisa menjadi
bangsa yang kokoh. Sejak awal berdiri, Indonesia adalah bangsa yang sangat bhineka.
Sangat beragam, sangat majemuk.
1) Kebebasan Berekspresi
Kebebasan Berekspresi adalah kebebasan untuk menyalurkan kehendak batin
mengenai hal apa saja baik melalui pernyataan maupun perbuatan. Perbedaan pendapat
adalah sesuatu yang wajar sebagai bentuk ekspresi dari setiap orang. Akan tetapi
perbedaan itu harus disikapi secara positif jangan sampai menimbulkan perpecahan. Jika
ada perbedaan pendapat maka perbedaan itu kembalikanlah kepada ketentuan Allah dan
Rasulullah.
2) Kebebasan Berpikir dan Menyatakan Pendapat
Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat dijamin oleh islam baik secara
individual maupun kolektif. Maka dari itu Islam juga menjamin hak untuk berorganisasi.
Allah berfirman dalam QS. Saba : 46
Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.”
Dan Allah juga melarang umat islam menghina umat agama lain. Allah berfirman
dalam QS. Al-An’am : 108
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Rasulullah bersabda : “Tidaklah suatu kaum bermusyawarah melainkan mereka diberi
petunjuk kepada apa yang paling baik bagi persoalan-persoalan mereka.”
Artinya : “Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan
dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi
musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan
hidup sampai waktu yang ditentukan.”
3. Jelaskan Pengertian dan Sejarah Demokrasi!
1) Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berawal dari bahasa Yunani, yakni demokratia. Kata ini
terbentuk dari kata demos yang berarti rakyat, dan kratos yang berarti kekuatan atau
kekuasaan. Jadi, demokrasi sepadan artinya dengan kekuasaan rakyat. Kekuasaan itu
mencakup sektor sosial, ekonomi, budaya, dan politik.
Pengertian demokrasi secara umum adalah sistem pemerintahan dengan
memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara dalam pengambilan keputusan.
Dimana keputusan itu akan berdampak bagi kehidupan seluruh rakyat. Arti lainnya
adalah rakyat bertindak sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
Sistem pemerintahan ini, mengizinkan seluruh warga negara untuk
berpartisipasi aktif. Peran serta itu bisa diwakilkan atau secara langsung dalam
perumusan, pengembangan, dan penetapan undang-undang.
2) Sejarah Demokrasi
Secara historis, istilah demokrasi telah dikenal sejak abad ke 5M, yang pada
awalnya sebagai respons terhadap pengalaman buruk monarki dan kediktatoran di
negara-negara kota Yunani Kuno. Klestenes adalah orang yang membaharui sistem
pemerintahan di Kota Athena. Pembaharuan yang dilakukannya melahirkan sistem
baru yang disebut demokratia atau pemerintahan oleh rakyat.
Sistem pemerintahan oleh rakyat yang secara progresif dipraktikkan di Athena
barangkali adalah bentuk paling murni dari demokrasi yang pernah ada. Dalam sistem
itu ada praktik politik yang disebut dengan istilah ecclesia, atau ’majelis’ yang
terbuka untuk semua warga negara kota yang memenuhi syarat: Laki-laki berusia di
atas 18 tahun. Ecclesia memiliki jadwal reguler pertemuan untuk berdebat membahas
tentang negara. Keputusan diambil dengan cara mengacungkan tangan dan
menghitung mayoritas anggota ’majelis’ yang hadir. Thucydides adalah sejarawan
yang merangkum proses democracy masa itu dengan orasi yang memuja-muja
konstitusi dengan ’menyukai yang banyak, bukan yang sedikit’. Kebebasan individu
diatur, hukum ditegakkan dengan asas kesamaan, dan posisi politik diperoleh
berdasarkan kelayakan, bukan kekayaan atau golongan.
Ide-ide demokrasi modern berkembang dengan ide-ide dan lembaga-lembaga
dari tradisi pencerahan yang dimulai pada abad ke 16. Tradisi tersebut adalah ide-ide
sekularisme yang diprakarsai oleh Niccolo Machiavelli (1469-1572), ide negara
kontrak oleh Thomas Hobbes (1588-1679), gagasan tentang konstitusi negara dan
liberalisme serta pemisahan kekuasaan dan lembaga federal oleh John Locke (1632-
1704) yang disempurnakan oleh Montesquieu (1686-1755) yang idenya mengenai
pemisahan lembaha legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta ide dari Jean Jacques
Rousseau (1712-1778) mengenai kedaulatan rakyat dan kontrak sosial. Ide-ide
tersebut bertujuan untuk mengganti sistem monarki absolut menjadi sistem
demokrasi.
Sistem demokrasi yang ada saat ini merupakan demokrasi yang muncul sejak
revolusi Amerika tahun 1776, yang disusul revolusi Prancis tahun 1789. Maka saat ini
muncullah istilah demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, demokrasi kerakyatan,
demokrasi sosialis, demokrasi pancasila dengan karakteristiknya masing-masing. Dan
saat ini demokrasi telah diterima oleh hampir semua pemerintahan di dunia.
Oleh karena itu, seperti dikatakan oleh Ahmad Syafii Maarif, mayoritas umat
Islam Indonesiamenerima demokrasi sebagai bagian dari nilai yang prinsip-prinsipnya
sesuai dengan islam. Dankarena itu pula umat Islam harus berusaha untuk mendorong
terjadinya demokrasi di dalam bidangkehidupan berbangsa dan bernegara.
5. Sebutkan poin penting hak asasi manusia dalam Islam beserta ayat
Al-Qur’an yang berkaitan dengannya!
Secara Etimologis hak asasi manusia dalam Bahasa Inggris disebut dengan human
right dan dalam bahasa Arab disebut huquq al-insan. Right dalam bahasa Inggris berarti
hak, kebenaran, kanan. Dalam bahasa Arab berarti lawan kebatilan, keadilan, bagian,
nasib.
Hak Asasi Manusia (HAM) secara terminologis adalah wewenang manusia yang
bersifat dasar sebagai manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki,
mempergunakan atau menuntut sesuatu baik yang bersifat meteri maupun non materi.
Hak itu dimiliki oleh semua manusia sebagai manusia tanpa memandang ras, etnis,
agama, dan lain-lain karena ia merupakan bagian inheren dari diri manusia dan ia bebas
apa yang ingin dilakukan dengan hak tersebut. Siapapun tidak berhak untuk memaksa,
mencabut, dan merampas hak tersebut tanpa ada alasan yang dibenarkan oleh hukum.
Jauh sebelum adanya Declaration of Human Right yang ditetapkan oleh PBB, Islam
sejak 15 abad yang lalu telah memuat nilai-nilai kemanusiaan universal baik yang tertera
dalam Al-Qur’an maupun dalam Sunnah Rasulullah SAW. Karena tinggnya
penghormatan Islam terhadap nilai-nilai kemanusiaan, maka hak-hak dasar manusia yang
suci dilindungi oleh Islam. Hak-hak tersebut yaitu :
1) Hak Hidup
Hak Hidup adalah hak dasar manusia yang harus dilindungi, ia merupakan
anugerah yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Tidak ada yang berhak
mencabut hak tersebut kecuali Allah SWT yang memberinya. Seperti Firman
Allah pada QS. Al-Maai’dah: 32
Artinya : “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang
jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.”
Dan Rasullullah bersabda : “Awal perkara yang dihukum antara manusia di hari
kiamat adalah soal darah.” (HR Bukhari Muslim)
2) Hak Milik
Islam melindungi harta yan dimiliki baik secara individu maupun kolektif. Setiap
usaha pengambilan kepemilikan secara tidak sama merupakan bentuk
pelanggaran.
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah : 188
Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain
di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”
3) Hak Kehormatan
Manusia adalah makhluk mulia. Secara fitrah ia harus dihormati dan dihargai.
Allah melarang manusia saling menghina, mencela, dan memcaci maki yang akan
mencederai kehormatannya serta melarang manusia membuka aib dan keburukan
yang lain. Allah berfirman dalam QS. Alhujuraat : 11-12
4) Hak Persamaan
Manusia dalam islam dipandang sama. Di sisi Allah, manusia tidak dilihat dari
ras, gender, kulit, kebangsaan, dll, melainkan dari ketakwaannya.
Allah berfirman pada QS. Al-Hujuraat : 13
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Karena semua manusia sama, maka sudah selayaknya sesama manusia harus
saling menghormati. Islam menegaskan kemuliaan, martabat, dan kebebasan
manusia. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Israa : 70, dan QS. Ali Imram : 195.
5) Hak Kebebasan
Islam menyatakan bahwa setiap manusia lahir dalam kondisi fitrah atau suci.
Karena itu, manusia memiliki kebebasan yang disesuaikan dengan prinsip
keadilan, dll. Segala sesuatu yang bersifat membatasi dan mengingkari fitrah ini
lahir dari luar dan bukan dari bawaanya. Prinsipnya dalam islam adalah kebebasan
yang tidak mengingkari kebebasan itu sendiri. Dengan kata lain kebebasan yang
bertanggung jawab, kebebasan yang bisa mengantarkan kepada terciptanya
kemaslahatan bagi semua orang.
Allah berfirman pada QS. At-Taubah : 71
Nurdin, Ali. 2018. Materi Pokok Pendidikan Agama Islam. Tangerang Selatan: UT.
www.kompas.com. 15 Desember 2019. Bhineka Tunggal Ika: Arti dan Maknanya. Diakses
pada 11 April 2020 melalui
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/15/080000269/bhinneka-tunggal-ika-arti-dan-
maknanya
Salamadian.com. 20 Februari 2018. Pengertian Demokrasi. Diakses pada 12 April 2020
melalui https://salamadian.com/pengertian-demokrasi/
Sosiologis.com. 19 Oktober 2019. Demokrasi: Pengertian dan Sejarah. Diakses pada 12 April
2020 melalui http://sosiologis.com/demokrasi-pengertian-dan-sejarah-singkat
https://tafsirweb.com/