Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH

DEMOKRASI
Mata kuliah: Pendidikan Pancasila

Oleh:
Anugerah Aditya
NPM:2203010301
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Demokrasi merupakan salah satu bentuk sistem pemerintahan suatu Negara sebagaiupaya
untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Semua warga Negara memiliki hak yang samadalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah kehidupan mereka. Demokrasimengizinkan warga
Negara berpartisispasi baik secara langsung atau melalui perwakilandalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum.Kewarganegaraan sangat penting bagi seseorang yang
bertempat tinggal di suatuwilayah Negara. Tanpa status kewarganegaraan seorang warga Negara
tidak akan diakui olehsebuah Negara. Seseorang yang telah memiliki kewarganegaraan Negara
tertentu maka iaharus mematuhi atau menjalankan peraturan yang berlaku di Negara
tersebut.Sejak dahulu Pancasila yang merupakan pedoman bagi bangsa Indonesia,
telahmenyatukan berbagai perbedaan-perbedaan bangsa. Pancasila merupakan ideologi
yangnetral serta bersifat terbuka, sehingga sejak dahulu hingga sekarang tetap menjadi acuan
bagi bangsa Indonesia untuk mengatasi konflik dari dalam maupun dari luar.

2.Rumusan Masalah
1.Apa pengertian demokrasi, kewarganegaraan, dan ideologi?
2.Sebutkan bentuk-bentuk demokrasi!
3.Sebutkan unsur-unsur pendukung tegaknya demokrasi!
4.Bagaimana cara menetukan kewarganegaraan?
5.Sebutkan Undang-Undang yang mengatur tentang kewarganegaraan di Indonesia!
6.Apa makna Pancasila sebagai ideologi?

3.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini meliputi; pertama, untuk mengetahui apa itudemokrasi,
kewarganegaraan, dan ideologi; kedua, mengetahui bentuk-bentuk demokrasidan unsur-unsur
pendukung tegaknya demokrasi; ketiga, mengetahui cara menentukankewarganegaraan
seseorang dan UU yang mengatur tentang kewarganegaraan di Indonesia;keempat, mengetahui
makna Pancasila sebagai ideologi.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu,demos yang berarti rakyat dan cratos atau
cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi, secara bahasa, demos-cratein atau
demos-cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Sejarah membuktikan bahwa
konsep demokrasi lahir dari Yunani kuno yang di praktikan dalam hidup bernegaraantara abad
ke-4 SM sampai abad ke-6 M.
Abraham Lincoln mengatakan demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, olehrakyat, dan
untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).Pemerintahan dari
rakyat (government of the people) mengandung pengertian bahwa suatu pemerintahan yang sah
adalah suatu emerintahan yang mendapat pengakuan dan dukunganmayoritas rakyat melalui
mekanisme demokrasi, pemilihan umum. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)
memililki pengertian bahwa suatu pemerintahan menjalankankekuasaannya atas nama rakyat,
bukan atas dorongan pribadi elite Negara atau elite birokrasi.Pemerintahan untuk rakyat
(government fot the people) mengadung pengertian bahwakekuasaan yang diberikan oleh rakyat
kepada pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan rakyat.
Dalam demokrasi, kekuasaan pemerintahan di Negara itu berada di tangan rakyat.Rakyat
adalah pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan di Negara tersebut.Pemerintahan yang
menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi disebut pemerintahan demokrasi.
Pemerintahan demokrasi dapat dinyatakan pula sebagai system pemerintahan yang berkedaulatan
rakyat.
Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
 Adanya keterlibatan warga Negara (rakyat) dalam pengmabilan keputusan politik, baik
langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
 Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
rakyat(warganegara).
 Adanya persamaan hak bagi seluruh warganegara dalam segala bidang.
 Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum.
 Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga Negara.
 Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi danmengontrol
perilaku dan kebijakan pemerintah.
 Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat.
 Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih) pemimpin
Negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
 Adanya pengakuan terhadap perbedaan perbedaan keragaman (suku, agama,golongan, dan
sebagainya).
Berdasarkan ciri-ciri demokrasi di atas, jelas bahwa secara konseptual, demokrasimenempatkan
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam Negara.

2.Sejarah Demokrasi
Konsep demokrasi lahir dari tradisi pemikiran Yunani tentang hubungan Negara danhukum,
yang dipraktikan antara abad ke-6 SM sampai abad ke-4 M. Demokrasi yang dipraktikan pada
masa itu berbentuk demokrasi langsung, yaitu hak rakyat untuk membuat kepututsan politik
dijalankan secara langsung oleh seluruh warganegara berdasarkan prosedur mayoritas.
Demokrasi Yunani Kuno berakhir pada Abad Pertengahan. Pada masa ini masyarakat Yunani
berubah menjadi masyarakat feodal yang ditandai oleh kehidupan keagamaan terpusat pada Paus
dan pejabat agama dengan kehidupan politik yang diwarnai dengan perebutan kekuasaan di
kalangan para bangsawan.
Demokrasi tumbuh kembali di Eropa menjelang akhir Abad Pertengahan, ditandaioleh
lahirnya Magna Charta (Piagam Besar) di Inggris. Magna Charta adalah suatu piagamyang
memuat perjanjian antara kaum bangsawan dan Raja John. Dalam Magna Charta ditegaskan
bahwa Raja mengakui dan menjamin beberapa hak dan hak khusus bawahannya.Terdapat dua
hal yang sangat mendasar pada piagam ini: pertama, adanya pembatasan kekuasaan raja; kedua,
hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja.
Momentum lainnya yang menandai kemunculan kembali demokrasi di Eropa adalah gerakan
pencerahan (renaissance) dan reformasi. Renaissance merupakan gerakan yang menghidupkan
kembali minat pada sastra dan budaya Yunani Kuno. Sebagian ahli, salahsatunya sejarawan
Philip K. Hitti, menyatakan bahwa gerakan pencerahan di Barat merupakan buah dari kontak
Eropa dengan dunia Islam yang ketika itu sedang berada pada puncak kejayaan peradaban dan
ilmu pengetahuan. Para ilmuwan Islam pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Al-Razi,
Al-Kindi, Umar Khayam, Al-Khawarizmi tidak saja berhasil mengembangkan pengetahuan Parsi
Kuno dan warisan Yunani Kuno, melainkan berhasil pula menjadikan temuan mereka sesuai
dengan alam pikiran Yunani. Pemuliaan ilmuwan Muslim terhadap kemampuan akal ternyata
telah berpengaruh pada bangkitnya kembali tuntutan demokrasi di masyarakat Barat. Dengan
ungkapan lain, rasionalitas Islam memiliki sumbangsih tidak sedikit terhadap kemunculan
kembali tradisi berdemokrasi di Yunani.

3.Bentuk-Bentuk Demokrasi
Kajian tentang model demokrasi dapat dilihat dari aspek ide atau gagasan nilai. Dari segi
ide,demokrasi terdiri dari:
a) Demokrasi liberalis-kapitalis, ialah bentuk demokrasi yang berdasarkan pada nilai-nilai
budaya dan pandangan hidup masyarakat Barat seperti individualism, kebebasan.
b) Demokrasi sosialis, ialah demokrasi yang lebih mengutamakan kebersamaan atau
kolektivitas.
c) Demokrasi Islam, ialah demokrasi yang bersumber dari doktrin Islam yanguniversal
seperti keadilan (al-‘adl), musyawarah (asy-syura) dan sebagainya.
d) Demokrasi Pancasila, ialah demokrasi yang bersumber dari nilai-nilai luhurPancasila
(lima sila dalam Pancasila) dan menekankan pada aspek hikmahkebijaksanaan dan
musyawarah serta perwakilan.
Sedangkan J. Rolland Pennock membagi demokrasi ke dalam empat bagian, yaitu sebagai
berikut:
a) Demokrasi individualisme adalah demokrasi yang menekankan pada
pemberiankebebasan individual.
b) Demokrasi utilitarianisme (teori kepentingan) adalah demokrasi yang menekankan pada
keseimbangan antara pelaksanaan hak dan kewajiban pada setiap individudalam
menjalankan kehidupan sebagai makhluk social dan sebagai warganegara.
c) Kolektivitas demokrasi menekankan pada kebersamaan dan kekeluargaan dalam
berdemokrasi.
Menurut Sklar demokrasi terdiri dari lima model, yaitu sebagai berikut:
a) Demokrasi liberal, yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh undang-undang dan pemilihan
umum bebas. Banyak Negara Afrika menerapkan model ini hanyasedikit yang bisa
bertahan b)
b) Demokrasi terpimpin. Para pemimpin percaya bahwa semua tindakan merekadipercaya
rakyat. Segala hal terpusatkan pada pemimpin yang didapat dari pemilihan umum yang
bersaing sebagai kendaran untuk menduduki kekuasaan.
c) Demokrasi sosial, yang menaruh kepedulian pada keadilan sosial danegalitarianism bagi
persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik.
d) Demokrasi partisipasi, menekankan hubungan timbal-balik antara penguasa danyang
dikuasai.
e) Demokrasi konstitusional, menekankan penegakan aturan dan ketentuan
dalammenjalankan demokrasi.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Demokrasi diambil dari bahasa Yunani, yaitu demos dan cratos yang artinya rakyat dan
pemerintahan. Jadi, secara bahasa demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.
Unsur-unsur pendukung tegaknya demokrasi antara lain Negara hukum, masyarakat madani,
aliansi kelompok strategis (partai politik, kelompok gerakan, kelompok kepentingan), dan pers
yang bebas dan bertanggung jawab.
Kewarganegaraan adalah seseorang yang terikat hukum dengan suatu Negara. Tanda adanya
ikatan hukum, yaitu akta kelahiran, bukti kewarganegaraan, dan lain-lain. Ada tigacara untuk
menentukan kewarganegaraan seseorang antara lain, berdasarkan tempat dimana orang tersebut
dilahirkan (Asas Ius Soli), berdasarkan keturunan (Asas Ius Sanguinis), dan naturalisasi. Dalam
Undang-Undang Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 mengatur tentang kewarganegaraan
diantaranya cara mendapatkan kewarganegaraan dan sebab-sebab yang mengakibatkan
kehilangan kewarganegaraan seseorang. Selain itu hak dan kewajiban warga Negara Indonesia
diatur dalam UUD 1945 yang tertuang dalam pasal 27 sampai 34.
Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat
pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, hukum dan Negara
Indonesia yang bersumber dari kebudayaan Indonesia. Makna Pancasila sebagai ideologi Negara
Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif
penyelenggaraan bernegara dan merupakan nilai yang disepakati bersama, olehkarena itu
menjadi salah satu sarana pemersatu masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai