Xi ips 1
Sejarah peminatan
SMANSA JAYAPURA
2021/2022
1. PAHAM DEMOKRASI
- Pengertian :
Menurut etimologi
“demokrasi” terdiri dari dua kata Yunani yaitu “demos”yang berarti rakyat atau
penduduk suatu tempat dan “cratein”atau “cratos” yang berarti kekuasaan dan
kedaulatan.
1. Demokrasi di Yunani
Yunani Kuno telah menerapkan sistem demokrasi sejak awal abad VI-IV sebelum
masehi. Penerapan demokrasi tersebut menunjukkan peradaban Yunani Kuno telah
berpikir modern. Demokrasi yang dipraktikkan oleh masyarakat yunani kuno pada
masa itu adalah demokrasi langsung (direct democracy). Berdasarkan sistem
demokrasi langsung, rakyat memiliki hak ikut serta dalam mengambil segala
keputusan bersifat politik. Pelaksanaan demokrasi pada masa Yunani Kuno masih
terbatas untuk golongan tertentu, yaitu orang-orang yang berstatus warga resmi
Yunani Kuno. Penduduk yang berstatus sebagai budak, pedagang asing, anak-anak
dan kaum perempuan tidak memiliki hak demokrasi.
Demokrasi di Yunani Kuno dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran filsuf pada masa itu.
Salah satu filsuf yang berpengaruh pada masa itu adalah plato. Menurut plato,
demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat. Rakyat yang
dimaksud oleh plato adalah para filsuf. Menurut plato, hanya para filsuf yang mampu
menentukan nilai-nilai kebaikan atau keburukan secara tepat. Plato menjadi peletak
dasar pemikiran demokrasi di Yunani Kuno. Pemikiran plato kemudian dikembangkan
oleh tokoh-tokoh lain yaitu chleisthenes, pericles dan demosthenes.
Chleisthenes terkenal atas jasanya melakukan pembaruan sistem pemerintahan di
kota athena. Chleisthenes membagi kota athena menjadi sepuluh kelompok. Setiap
kelompok memiliki pemimpin (demes). Setiap demes wajib mengutus seorang wakil
untuk duduk di bangku majelis
Pericles merupakan penggagas terciptanya hukum. Ia adalah tokoh yang pertama kali
mengusulkan hukum tertulis pada pemerintah Yunani ketika itu. Atas gagasan
tersebut pericles dianggap ahli hukum paling disegani di Yunani. Sementara itu,
Demosthenes berkontribusi menyampaikan gagasan-gagasan terbaik untuk
membangun pemerintahan ideal. Sebagai seorang sejarawan yang paling
berpengaruh pada masa itu, Demosthenes berusaha membangun Yunani dengan
sistem pemerintahan demokrasi ideal.
2. Demokrasi di Inggris
Inggris dikenal sebagai induk sistem parlementer (the mother of parliaments). Inggris
merupakan negara pertama yang menciptakan sistem parlemen. Anggota parlemen
dipilih rakyat melalui pemilu demokratis. Melalui pemilihan demokratis dan prosedur
parlementer, inggris dapat mengatasi masalah sosial sehingga menciptakan
kesejahteraan negara (welfare state). Sistem ini yang membedakannya dengan sistem
monarki absolut. Sistem monarki kontitusional di inggris di kombinasikan dengan
sistem demokrasi representatif yang berarti kekuasaan pemimpin kerajaan berada
dibawah kekuasaan rakyatnya. Akan tetapi, dalam sistem ini raja dan ratu masih
memiliki peranan tradisional di negaranya.
Sistem pemerintahan dan pelaksanaan demokrasi di inggris didasarkan pada
konstitusi yang tidak tertulis (tertulis). Konstitusi inggris tidak terkodifikasi dalam
satu naskah tertulis, tetapi tersebar dalam berbagai peraturan, hukum, dan konvensi.
Secara teknis parlemen inggris terdiri atas The crown (raja dan ratu), House of Lords
(Majelis tinggi), dan House of Commons (majelis rendah). Dari ketiga lembaga
tersebut hanya House of Commons yang memiliki kekuasaan dalam pemerintahan.
Seluruh aktivitas pemerintahan inggris berasal dari kebijakan perlemen. Anggota
kabinet termasuk perdana menteri bertanggungjawab kepada House of Commons.
3. Demokrasi di Prancis
Perkembangan demokrasi di prancis terjadi setelah peristiwa revolusi prancis pada
abad XVIII, Baron de montesquieu merupakan tokoh yang berperan penting bagi
perkembangan demokrasi di prancis. Pemikiran montesquieu mengenai demokrasi
terdapat dalam buku berjudul spirits of the laws (1748). Dalam buku tersebut
montesquieu menjelaskan dalam setiap pemerintahan terdapat tiga kekuasaan, yang
meliputi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Konsep pembagiam kekuasaan ini dikenal
dengan istilah Trias Politica. Hingga saat ini komsep pemerintahan ini menjadi role
model bagi pemerintahan di beberapa negara.
Pada pemilu 1994 Partai Kongres Afrika Selatan berhasil meraih kemenangan dan
Nelson Mandela terpilih menjadi Presiden Afrika Selatan. Dengan kemenangan
kelompok kulit hitam, demokrasi di Afrika Selatan pun dapat berkembang.
Kebebasan berpendapat pun mulai diakui. Dalam perkembangan-nya, kebebasan
berpendapat dapat disalurkan melalui media massa yang bermunculan setelah
kemerdekaan. Akan tetapi, demokrasi di Afrika tidak dapat berkembang dengan baik
seperti di Asia. Pada 2010-an di kawasan Afrika Utara, berkembang fenomena Arab
Spring. Arab Spring merupakan gerakan perlawanan terhadap pemerintahan otoriter
dan bertujuan mendorong demokratisasi di kawasan Afrika Utara. Gerakan Arab
Spring diharapkan mampu menginspirasi para pemuda di Afrika Selatan dan Afrika
Tengah untuk mempercepat demokratisasi.
2. PAHAM LIBERALISME
- Pengertian
Liberalisme berasal dari kata liberal dan isme. Liberal berarti berpandangan bebas dan
terbuka, isme berarti paham. Liberalisme dapat diartikan sebagai suatu paham yang
menghendaki adanya kebebasan, terutama kebebasan individu dalam berbagai
bidang baik itu di dalam bidang politik, ekonomi, ataupun agama.
Di indonesia liberalisme dibawa oleh belanda pada masa kolonial. Dengan semangat
liberalisme, pada 1870 pemerintah kolonial belanda mulai menjalankan politik pintu
terbuka dan politik etis. Dengan kebijakan tersebut, indonesia terbuka bagi para
pengusaha swasta (kapitalis). Artinya, pemilik modal dapat menanamkan modalnya
di indonesia untuk usaha diberbagai bidang, seperti perkebunan, pertambangan,
perindustrian, dan perdagangan.
3. PAHAM SOSIALISME
- Pengertian
Secara harfiah sosialisme diambil dari kata socius yang berarti Kawan dan Logos yang
berarti Ilmu. Sosialisme diartikan sebagai paham atau gerakan yang menghendaki
terwujudnya suatu masyarakat yang disusun secara kolektif agar menjadi suatu
masyarakat yang bahagia.
Dengan demikian, sosialisme menitikberatkan perjuanganya pada masyarakat.
Sosialisme adalah sebuah paham yang mengutamakan kesetaraan, kesejahteraan dan
keadilan, sebagai fokus utama yang diibaratkan sebagai kawan: yang adil, yang
sejahtera dan setara.
3. Definisi Sosialisme menurut Teuku May Rudy adalah "paham yang beranggapan
bahwa kepentingan bersama atau kepentingan umum harus diutamakan dari
kepentingan individu."
4. Definisi Sosialisme menurut Sutan Syahrir adalah " sosialisme adalah suatu ajaran
dan gerakan untuk mencari keadilan di dalam kehidupan kemanusiaan."
5. Definisi Sosialisme menurut Ir. Sukarno adalah "sosialisme adalah bukan saja
merupakan suatu sistem masyarakat, sosialisme juga suatu tuntutan perjuangan,
yakni kemakmuran bersama."
- Perkembangan paham Sosialisme
Tokoh pertama yang mengemukakan ide sosialisme adalah Thomas More ( 1478-
1535). Ia menulis buku berjudul Utopia yang berisi tentang negara impian. Oleh karena
itu, ia dikenal sebagai tokoh berpaham sosialis utopis. Selanjutnya, cita-cita golongan
sosialis utopis direalisasikan oleh para pemikir sosialisme seperti Saint Simon (1760-
1825), Charles Fourier (1772-1837), Robert Owen (1771-1858), dan Louis Blanc (1811-
1882). Menurut Saint Simon, diperlukan upaya meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia, terutama para pekerja dengan membangun rumah-rumah bagi kaum buruh,
lengkap beserta fasilitasnya. Charles Fourier berpendapat bahwa wilayah tertentu
diperlukan sebagai tempat tinggal yang memudahkan para pekerja saling
berkomunikasi dan bekerja sama. Sementara itu, pemikiran Robert Owen untuk
mengembangkan sosialisme antara lain melarang anak-anak menjadi buruh,
memperpendek jam kerja buruh, dan mendirikan rumah sakit. Perkembangan
sosialisme dipengaruhi oleh kondisi suatu masyarakat. Sosialisme bertujuan
menciptakan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
Di Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme muncul dari Partai Buruh
mencerminkan pertumbuhan buruh dan perkembangannya suatu proses terhadap
susunan sosial yang lama. Pada awal pertumbuhan hanya memperoleh suara
(dukungan) yang kecil dalam perwakilannya di parlemen. Selanjutnya menjadi partai
yang lebih bersifat nasional setelah masuknya bekas anggota partai liberal.
Karena itu ada dugaan sosialisme di negara berkembang menunjukkan toleransi yang
lebih besar terhadap praktek otoriter dibandingkan dengan dengan yang terjadi
sosialisme di negara barat. Kalau negara-negara berkembang gagal dalam usahanya
mensintesakan pemerintahan yang konstitusional dan perencanaan ekonomi , maka
mereka menganggap bahwa pemerintahan konstitusional dapat dikorbankan demi
memperjuangkan pembangunan ekonomi yang pesat melalui perencanaan dan
pemilikan industri oleh negara.
- Hubungan antara paham Sosialisme dan Nasionalisme Asia-Afrika
- Asia
Asia merupakan salah satu kawasan penting dunia yang menjadi tujuan kolonialisme
bangsa-bangsa eropa. Kolonialisme tersebut menimbulkan penderitaan dan
kesengsaraan rakyat. Kesengsaraan akibat kolonialisme mendorong perkembangan
sosialisme dinegara-negara asia, khususnya asia tenggara. Vietnam, Laos, dan
Indonesia merupakan negara di kawasan asia tenggara yang mendapat pengaruh
sosialisme.
Sosialisme pertama kali masuk di indonesia dibawa oleh Hendricus Josephus
Sneevliet (Henk Sneevliet). Pada 1914 Henk Sneevliet mendirikan perkumpulan
sosialis demokrat hindia belanda yang diberi nama Indische Sociaal Democratische
Vereeniging (ISDV). Dari perkumpulan ini sosialisme berkembang di kalangan kaum
pergerakan bumiputra. Pada masa itu sosialisme digunakan oleh negara-negara
terjajah, termasuk indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan. Perkembangan
sosialisme di indonesia ditandai dengan pembentukkan partai komunis indonesia
(PKI). Dalam perkembangannya, PKI mampu menggeakkan massa untuk
memperjuangkan kemerdekaan. Meskipun demikian, dalam perkembangannya PKI
dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang di indonesia.
- Afrika
Gerakan sosialis di afrika diawali dengan gerakan pembentukkan buruh dalam skala
kecil. Selanjutnya, sosialisme berkembang dalam skala besar dan menjadikan
sosialisme sebagai ideologi gerakan. Sosialisme di afrika dipengaruhi oleh hukum adat
yang berbeda di setiap suku di afrika. Kondisi ini di sebabkan oleh adanya pembagian
ras yang kurang tepat. Sosialisme di afrika diterapkan untuk mempertahankan
pengaruh negara-negara eropa di afrika. Prancis merupakan negara eropa yang
memiliki pengaruh besar di negara-negara afrika barat. Di kawasa afrika tengah
pengaruh sosialisme bangsa-bangsa eropa juga masih mendominasi. Sebagai contoh,
partai rakyat kongo yang berada dibawah serikat buruh dipengaruhi oleh campur
tangan orang-orang eropa.
Masalah utama yang dirasakan oleh rakyat di wilayah jajahan adalah kesejahteraan.
Pemerintah kolonial beserta kaum pemodal tidak pernah memikirkan peningkatan
kesejahteraan pada buruhnya. Di asia dan afrika kaum buruh ibarat sapi perah bagi
kaum pemodal. Kondisi inilah yang menyuburkan gerakan sosialisme di asia dan
afrika. Dalam perkembangannya, sosialisme tidak hanya mendorong perjuangan para
buruh, tetapi juga mendukung perjuangan kemerdekaan.
4. PAHAM NASIONALISME
- Pengertian
Secara etimologi kata nasionalisme berasal dari bahasa latin, yaitu natio yang artinya
disatukan karna kelahiran. Kata natio kemudian berkembang menjadi nasionalisme
yang berarti paham kebangsaan.
Dikutip dari laman resmi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pusat Statistik,
berdasarkan pengertiannya, nasionalisme juga dibedakan menjadi nasionalisme
dalam arti sempit dan luas.
3) Menurut KBBI
Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
2. Otto Bauer
Pengertian nasionalisme adalah sebuah persatuan karakter atau perangai yang timbul
karena adanya perasaan yang senasib.
3. L. Stoddard
Pengertian nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian besar
masyarakat, di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki
secara bersama di dalam suatu bangsa.
4. Ernest Renan
Pengertian nasionalisme adalah suatu keinginan untuk bersatu dan bernegara. Dalam
hal ini, nasionalisme merupakan sebuah keinginan besar untuk dapat mewujudkan
persatuan dalam bernegara.
1. Nasionalisme di Tiongkok
Nasionalisme Tiongkok dilatarbelakangi kekecewaan rakyat atas kekuasaan Dinasti
Manchu yang dianggap bukan bagian dari bangsa asli Tiongkok (etnik Han).
Kekecewaan rakyat makin memuncak ketika Tiongkok kalah dari Inggris dalam
Perang Candu pada 1842. Rakyat Tiongkok menderita akibat dijajah Inggris, Amerika
Serikat, dan Jepang. Rakyat Tiongkok menilai kaisar terlalu lemah dan bertanggung
jawab atas segala bentuk penjajahan yang terjadi di Tiongkok. Kemunduran dan
kehancuran Tiongkok dalam Perang Tiongkok–Jepang mendorong munculnya
nasionalisme Tiongkok yang dipimpin golongan intelektual, salah satunya Sun Yat
Sen. Nasionalisme Tiongkok muncul bersamaan dengan Revolusi Tiongkok pada awal
abad XX. Nasionalisme Tiongkok bertujuan membentuk kesatuan negara Tiongkok di
bawah pemerintahan yang kuat dan membangun negara yang merdeka dan
berdaulat penuh. Konsep nasionalisme di Tiongkok didasarkan pada San Min Chu I
(Tiga Sendi Kedaulatan Rakyat) yang terdiri atas nasionalisme, demokrasi, dan
sosialisme. Sun Yat Sen memimpin revolusi nasional di Wuchang pada 10 Oktober
1911.
2. Nasionalisme di Jepang
Sebelum masuknya bangsa asing, Jepang menerapkan politik isolasi yang
berlangsung sejak pemerintahan Shogun Tokugawa pada abad XVII. Politik isolasi ini
mulai dijalankan oleh Iyeyashu Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh para
penggantinya. Politik isolasi diterapkan untuk menjamin keberlanjutan pemerintahan
Shogun dan mencegah masuknya pengaruh Barat. Jepang mengakhiri politik isolasi
ketika Laksamana Matthew Perry dari Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil
memaksa Shogun Iyesada menandatangani perjanjian Kanagawa pada 31 Maret 1854.
Amerika Serikat menentang politik isolasi Jepang karena menghambat upaya kerja
sama perdagangan. Saat itu Amerika Serikat yang telah menjadi negara industri
membutuhkan pasar untuk menjual hasil industri. Politik isolasi menyebabkan Jepang
mengalami ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, muncul semangat
nasionalisme bangsa Jepang untuk bangkit memodernisasi negerinya. Setelah Kaisar
Meiji memegang tampuk kekuasaan, ia mengadakan gerakan pembaruan yang
dikenal dengan ”Restorasi Meiji”.
Gerakan pembaruan ini terjadi di segala bidang baik politik, ekonomi, pendidikan,
sosial, dan ekonomi. Berkat Restorasi Meiji, Jepang tumbuh menjadi negara kuat dan
modern. Pada 1904–1905 Jepang berhasil mengalahkan Rusia dalam peperangan.
Jepang membuktikan bangsa Asia mampu mengalahkan dominasi bangsa-bangsa
Barat melalui kerja keras.