Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada pembahasan mengenai hak demokrasi ini kita dapat mengerti

bahwa segala bentuk aspek kehidupan di Indonesia ini selalu mempunyai

keinginan untuk melaksanakan demokrasi, namun dengan penyesuaian

konsep-konsep dan aturan-aturan operasionalnya menurut kondisi kultur

bangsa kita. Dan keinginan itu lahir ungkapan “Demokrasi Indonesia”

atau, lebih umum lagi “Demokrasi Pancasila”.

Secara teritoris, dorongan untuk mengembangkan demokrasi

menurut kondisi khusus suatu tempat adalah wajar sekali. Sekalipun dasar

paling prinsipil dari demokrasi itu universal, berlaku unntuk semua tempat

dan waktu, namun dalam rincian dan pelaksanaannya, juga dalam

institusinyayang menyangkut masalah structural dan procedural tertentu,

terdapat variasi yang cukup besar antara berbagai Negara demokrasi.

Berbagai pengalaman nasional yang penuh trauma telah membuat

para pemimpin Indonesia berpikir dan bekerja keras untuk menemukan

dan menerapkan suatu system yang diyakini paling cocok dengan

Pancasila dan bagi bangsa dalam tahap perkembangannya sebagai bangsa

muda. Banyak yang berpendapat bahwa system itu telah ditemukan,

bahkan telah berjalan dalam masa pemerintahan orde baru yang sampai

1
sekarang sudah berlalu selama tiga puluh tahun yang kemudian dikenal

dengan epitet “Demokrasi Pancasila”. Demokrasi yang kelak diklaim

sebagai khas Indonesia inilahyang selalu diterangkan sebagai system

pemerintahan berdasarkan musyawarah dan mufakat.

Oleh karena itu pada kesempatan ini kita akan membahas

demokrasi dalam pancasila yang mana didalamnya kita akan mengetahui

bagai mana cara berdemokrasi yang benar menurut dasar Negara kita.

Puncak perkembangan hak-hak asasi manusia yaitu ketika ‘Human

Right’ itu untuk pertama kalinya dirumuskan secara resmi dalam

‘Declaration of Independence’ Amerika Serikat pada tahun 1776. Dalam

deklarasi Amerika Serikat tertanggal 4 Juli 1776 tersebut dinyatakan

bahwa seluruh umat manusia dikarunia oleh Tuhan Yang Maha Esa

beberapa hak yang tetap dan melekat padanya. Perumusan hak-hak asasi

manusia secara resmi kemudian menjadi dasar pokok konstitusi Negara

Amerika Serikat tahun 1787, yang mulai berlaku 4 maret 1789.

Perjuangan hak asasi manusia tersebut sebenarnya telah diawali di

Prancis sejak Rousseau, dan perjuangan itu memuncak dalam revolusi

Prancis ,  yang berhasil menetapkan hak-hak asasi manusi dalam

‘Declaration des Droits L ‘Homme et du Citoyen’ yang ditetapkan oleh

Assemblee Nationale, pada 26 Agusts 1789.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari HAM dan Demokrasi ?

2. Bagaimana Sejarah Perkembangan HAM dan Demokrasi?

3. Apa saja klasifikasi dari HAM dan Demokrasi?

4. Bagaimana prinsip agama dalam demokrasi?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari HAM dan Demokrasi ?

2. Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan HAM dan Demokrasi?

3. Untuk mengetahui klasifikasi dari HAM dan Demokrasi?

4. Untuk mengetahui prinsip agama dalam demokrasi?

D. Manfaat Penulisan

1. Apa pengertian dari HAM dan Demokrasi ?

2. Mengetahui Sejarah Perkembangan HAM dan Demokrasi?

3. Apa saja klasifikasi dari HAM dan Demokrasi?

4. Bagaimana prinsip agama dalam demokrasi?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian HAM dan Demokasi

1. Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah wewenang manusia yang

bersifat dasar sebagai manusia untuk mengerjakan, meninggalkan,

memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu yang baik yang bersifat

materi maupun immateri. Secara historis, pandangan terhadap

kemanusiaan di Barat.Bermula dari para pemikir Yunani kuno yang

menggagas humanisme. Pandangan humanism kemudian dipertegas

kembali pada zaman Renaissance. Dari situ kemudian muncul berbagai

kesepakatan nasional maupun internasional mengenai penghormatan hak-

hak asasi manusia. Puncaknya adalah ketika Perserikatan Bangsa Bangsa

(PBB) Declaration of Human Right, disusul oleh ketentuan-ketentuan lain

untuk melengkapi naskah tersebut. Secara garis besar, hak asasi manusia

berisi hak-hak dasar manusia untuk dilindungi, yang meliputi hak hidup,

hak kebebasan, hak persamaan, hak mendapatkan keadilan, dll.

Dalam masalah ini telah dipaparkan tentang HAM yaitu pada

pembukaan UUD1945: “kebebasan adalah segala bangsa…..”. Secara

tidak langsung pembukaan itu telah membentuk suatu keyakinan bahwa

manusia mempunyai hak-hak asasi yang harus dilindungi.

4
Hubungan antara pembukaan UUD dengan HAM sangatlah erat,

karena dalam pembukaan UUD telah memperincikan secara khusus

kemerdekaan segala bangsa dan tujuan Negara kita. Perlakuan pemerintah

tentang hak-hak asasi manusia haruslah selalu dipentingkan, karena pada

saat pembentukan pembukaan UUD 1945 telah mencantumkan tentang

hak-hak asasi, sehingga dalam hal ini manusia dapat merasakan hak-hak

mereka dengan layak. Hak asasi merupakan hal yang sangat

HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia sebagai insan

ciptaan Allah SWT, sepeti : hak hidup, keselamatan, kebebasan dan

kesamaaan sifatnya tidak boleh dilangar oleh siapapun. Ada lagi yang

berpendapat bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak

yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk

Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,

Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat

dan martabat manusia.

2. Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga

negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat

mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara

berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam

perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup

5
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik

kebebasan politik secara bebas dan setara.

Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía)

"kekuasaan rakyat", yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan

κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk

menyebut sistem politik negara-kota Yunani, salah satunya Athena; kata

ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit".

Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun

kenyataannya sudah tidak jelas lagi. Sistem politik Athena Klasik,

misalnya, memberikan kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang

bebas dan tidak menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik.

Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah kuno dan modern,

kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit sampai semua

penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar

bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20. Kata

demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal

dari bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama.

Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk

pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki,

atau sekelompok kecil, seperti oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan

yang berasal dari filosofi Yunani ini sekarang tampak ambigu karena

beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen

demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi

6
sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehingga

berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para

pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.

Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar.

Keduanya menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya.

Bentuk demokrasi yang pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua

warga negara berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan

keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi modern,

seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun

kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan;

ini disebut demokrasi perwakilan. Konsep demokrasi perwakilan muncul

dari ide-ide dan institusi yang berkembang pada Abad Pertengahan Eropa,

Era Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan Perancis.

B. Sejarah Perkembangan HAM dan Demokrasi

1.    Sejarah Perkembangan HAM

Puncak perkembangan hak-hak asasi manusia yaitu ketika ‘Human

Right’ itu untuk pertama kalinya dirumuskan secara resmi dalam

‘Declaration of Independence’ Amerika Serikat pada tahun 1776. Dalam

deklarasi Amerika Serikat tertanggal 4 Juli 1776 tersebut dinyatakan

bahwa seluruh umat manusia dikarunia oleh Tuhan Yang Maha Esa

beberapa hak yang tetap dan melekat padanya. Perumusan hak-hak asasi

7
manusia secara resmi kemudian menjadi dasar pokok konstitusi Negara

Amerika Serikat tahun 1787, yang mulai berlaku 4 maret 1789.

Perjuangan hak asasi manusia tersebut sebenarnya telah diawali di

Prancis sejak Rousseau, dan perjuangan itu memuncak dalam revolusi

Prancis ,  yang berhasil menetapkan hak-hak asasi manusi dalam

‘Declaration des Droits L ‘Homme et du Citoyen’ yang ditetapkan oleh

Assemblee Nationale, pada 26 Agusts 1789. Semboyan revolusi Prancis

yang terkenal yaitu:

a.       Librte (kemerdekaan),

b.      Egalita (kesamarataan)

c.       Fraternite (kerukunan atau persaudaraan)

Maka menurut konstitusi Prancis yang dimaksud dengan hak-hak

asasi manusia adalah: hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya,

yang tidak dapat dipisahkan dengan hakikatnya.

Doktrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini suda diterima

secara universal sebagai bentuk ‘a moral, political, legal framework and

as a guideline’ dalam membangun dunia yang lebih damai dan bebas dari

ketakutan dan penindasan serta perlakuan yang tidak adil. Terhadap

deklarasi sedunia tentang hak-hak asasi manusia PBB tersebut, bangsa-

bangsa sedunia melalui wakil-wakilnya memberikan pengakuan dan

perlindungan secara yuridis formal walaupun realisasinya juga disesuaikan

dengan kondisi serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam

setiap Negara didunia ini.

8
Namun demikian dikukuhkanya naskah Universal Declaration of

Human Right ini, ternyata tidak cukup mampu untuk mencabut akar-akar

penindasan diberbagai Negara. Oleh karena itu PBB secara terus-enerus

berupaya untuk memperjuangkannya. Akhirnya setelah kurang lebih 18

tahun kemudian, PBB berhasil juga melahirkan Convenant on Economik,

Social and cultural (perjanjian tentang, ekonomi, sosial dan budaya) dan

Convenant on civil and Political Right (Perjajian tentang hak-hak sipil dan

politik).

2.      Sejarah Perkembangan Demokrasi

Demokrasi sangat penting bagi masyarakat untuk menggunakan

haknya dalam menentukan sendiri jalannya organisasi Negara. Demokrasi

sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa rakyat yang

memberikan ketentuan terakhir dalam masalah-masalah poko

kehidupannya, termasuk menilai kebijaksanaan Negara karena

kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat.

Meskipun dari berbagai pengertian demokrasi terlihat bahwa

rakyat mempunyai posisi sentral (rakyat berkuasa) tetapi dalam prakteknya

menurut Unesco disimpulkan bahwa ide demokrasi itu dianggap

ambiguous (mempunyai arti ganda) dan setidak tidaknya ada ambiguity

artinya adanya ketidak tentuan engenai lembaga-lembaga atau cara-cara

yang dipakai untuk melaksanakan ide demokrasi atau mengenai keadaan

kultural serta historis yang mempengaruhi istilah ide dan praktek

9
demokrasi. Hal ini dapat dilihat pada Negara-negara yang sama-sama

menganut asas demokrasi ternyata implementasinya tidak sama.

C. Klasifikasi HAM dan Demokrasi

1. Klasifikasi HAM

Menurut UU RI no.39 tahun 1999, yang dimaksud dengan Hak

Asasi Manusia (Human Rights) adalah seperangkat hak yang melekat

pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dan

dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan

setiap rang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat

manusia.

HAK Asasi Manusia (Human Rights) terdiri atas hak hidup (right

to life), hak memiliki sesuatu (rights have something) dan hak

kemerdekaan (right to liberty).

Berpedoman pada 3 macam hak asasi manusia itu dikembangkan

macam hak asasi manusia menurut kemajuan budaya. Macam-macam

Hak Asasi Manusia sebagai berikut:

1. Hak asasi pribadi (Personal Rights), contohnya : hak

kemerdekaan memeluk agama, beribadah, menyatakan

pendapat, dan kebebasan berorganisasi

10
2. Hak asasi ekonomi (properti rights), contohnya : hak memiliki

sesuatu, hak membeli dan menjual sesuatu dan hak

mengadakan perjajian atau kontrak.

3. Hak persamaan hukum (rights og legal equality), contohnya :

hak mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama dalam

keadilan hukum dan pemerintahan.

4. Hak asasi politik atau (political rights), contohnya : hak

memilih dan dipilih dalam pemilu, hak mendirikan partai dan

hak mengajukan petisi atau kritik-kritik

5. Hak asasi soaial dan kebudayaan (social and cultural rights),

contohnya : hak mendapatkan pendidikan , hak memilih

pendidikan, dan hak mengembangkan kebudayaan.

6. Hak asasi perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan

hukum (prosedural rights), contohnya : hak mendapatkan

perlakuan yang wajar dan adil dalam pengeledahan.

2. Klasifikasi Demokrasi

Demokrasi ditinjau dari kekuasaan dalam sistem penyelenggaran

negara dan tatanan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara;

maka demokrasi dikategorikan kedalam dua kelompok dasar yakni

demokrasi konstitusional dan kedua demokrasi komunisme.

Demokrasi Konstitusional

11
“Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang kekuasaannya

(authority) dibatasi oleh konstitusi, karena dibatasi oleh adanya konstitusi

berupa aturan-aturan hukum dalam suatu negara, maka sifat negara adalah

negara yang Rechstaat (negara hukum) yang tunduk pada Rule of Law”.

Demokrasi Komunis

“Demokrasi yang mencita-citakan penyelenggaraan pemerintahan

yang tidak terbatas kekuasaannya, maka sifat negara adalah negara yang

machstaat dan totaliter”. Kalau dikaitkan dengan asumsi dasar demokrasi

sebagai pemerintahan rakyat maka demokrasi komunis dianggap

bertentangan dengan makna dasar demokrasi itu sendiri,(H. Endang

Zaelani dkk, 2002:26).

Demokrasi ditinjau berdasarkan paham atau  ideologi negara ;

Demokrasi Liberal (demokrasi formil)

“Demokrasi yang secara formal mengakui kebebasan individual

atau hak-hak pribadi, asumsi yang dibangun adalah semua manusia

memiliki kebebasan yang sama, harkat&martabat yang sama dan

mendapat legitimasi hukum, sehingga setiap individu secara bebas

menggunakannya menurut kehendaknya tanpa mempertimbangkan hak

dan kebebasan orang lain”.

Demokrasi Sosial (demokrasi material/demokrasi rakyat)

12
“Demokrasi yang menuntut adanya persamaan mutlak, baik pribadi

maupun lembaga tertentu harus bertindak atas nama negara, menjadikan

segala sesuatu untuk kepentingan negara, hak milik pribadi tidak diakui

negara, negara memiliki intervensi yang sangat kuat dalam segala bidang

kehidupan masyarakat”.

Ajaran demokrasi sosial lebih mengutamakan rasio sehingga

menghilangkan segala sesuatu yang didasarkan pada keyakinan.

Demokrasi Gabungan

Penerapannya merupakan gabungan dari pola demokrasi liberal

dan demokrasi sosial dengan menerima segala hal-hal terbaik serta

menolak yang buruk. Demokrasi gabungan menerima konsep persamaan

derajat, kebebasan diakui dan dijamin selama tidak menimbulkan tindakan

anarkis.

Demokrasi ditinjau dari cara penyaluran kehendak rakyat;

Demokrasi langsung (direct democracy)

Rakyat memberikan kehendaknya secara langsung tanpa melalui

perwakilan tertentu.

Demokrasi perwakilan (demokrasi representatif)

Rakyat menyalurkan kehendak dengan memilih wakil-wakilnya

untuk duduk dalam lembaga perwakilan.

13
Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum

Gabungan dari direct democracy dan demokrasi representatif,

yakni rakyat memilih wakil-wakilnya untuk menempati lembaga

perwakilan sekaligus melakukan pengawasan/kontrol dengan sistem

referendum.

Demokrasi ditinjau dari Hubungan antara alat perlengkapan Negara;

Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer.

Adanya hubungan erat antara eksekutuf dengan legislatif. Proses

pembentukan kabinet dipengaruhi kekuatan politik dalam parlemen.

Kabinet bertanggungjawab kepada parlemen, kedudukan Kepala Negara

tidak dapat diganggu gugat.

Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan.

Kedudukan masing-masing lembaga pemegang kekuasaan dalam

negara terpisah, Kabinet dibentuk sendiri oleh Presiden dan

bertanggungjawab kepada Presiden.

Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum

Merupakan gabungan dari demokrasi langsung dan demokrasi

perwakilan dan dalam tugasnya parlemen dikontrol oleh rakyat lewat

referendum

14
D. Prinsip Agama Dalam Demokrasi

Prinsip-prinsip Demokrasi dalam Islam Prinsip-prinsip demokrasi

dalam Islam meliputi, 1. Syura Merupakan suatu prinsip tentang cara

pengambilan keputusan yang secara eksplisit ditegaskan dalam al-Qur’an.

Misalnya saja disebut dalam QS. As-Syura:38 dan Ali Imran:159. Dalam

praktik kehidupan umat Islam, lembaga yang paling dikenal sebagai

pelaksana syura adalah ahl halli wa-l‘aqdi pada zaman khulafaurrasyidin.

Lembaga ini lebih menyerupai tim formatur yang bertugas memilih kepala

negara atau khalifah. 2. al-‘adalah Adalah keadilan, artinya dalam

menegakkan hukum termasuk rekrutmen dalam berbagai jabatan

pemerintahan harus dilakukan secara adil dan bijaksana. Tidak boleh

kolusi dan nepotis. Arti pentingnya penegakan keadilan dalam sebuah

pemerintahan ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya,

antara lain dalam surat an-Nahl: 90; QS. as-Syura: 15; al-Maidah: 8; An-

Nisa’: 58, dan seterusnya. 3. al-Musawah Adalah kesejajaran, artinya tidak

ada pihak yang merasa lebih tinggi dari yang lain sehingga dapat

memaksakan kehendaknya. Penguasa tidak bisa memaksakan

kehendaknya terhadap rakyat, berlaku otoriter dan eksploitatif. Kesejajaran

ini penting dalam suatu pemerintahan demi menghindari dari hegemoni

penguasa atas rakyat. 4. al-Amanah Adalah sikap pemenuhan kepercayaan

yang diberikan seseorang kepada orang lain. Oleh sebab itu kepercayaan

atau amanah tersebut harus dijaga dengan baik. Dalam konteks

15
kenegaraan, pemimpin atau pemerintah yang diberikan kepercayaan oleh

rakyat harus mampu melaksanakan kepercayaan tersebut dengan penuh

rasa tanggung jawab. Persoalan amanah ini terkait dengan sikap adil

seperti ditegaskan Allah SWT dalam Surat an-Nisa’:58. 5. al-Masuliyyah

Adalah tanggung jawab. Sebagaimana kita ketahui bahwa, kekuasaan dan

jabatan itu adalah amanah yangh harus diwaspadai, bukan nikmat yang

harus disyukuri, maka rasa tanggung jawab bagi seorang pemimpin atau

penguasa harus dipenuhi. Dan kekuasaan sebagai amanah ini mememiliki

dua pengertian, yaitu amanah yang harus dipertanggungjawabkan di depan

rakyat dan juga amanah yang harus dipertenggungjawabkan di depan

Tuhan. 6. al-Hurriyyah Adalah kebebasan, artinya bahwa setiap orang,

setiap warga masyarakat diberi hak dan kebebasan untuk

mengeksperesikan pendapatnya. Sepanjang hal itu dilakukan dengan cara

yang bijak dan memperhatikan al-akhlaq al-karimah dan dalam rangka al-

amr bi-‘l-ma’ruf wa an-nahy ‘an al-‘munkar, maka tidak ada alasan bagi

penguasa untuk mencegahnya. Bahkan yang harus diwaspadai adalah

adanya kemungkinan tidak adanya lagi pihak yang berani melakukan

kritik dan kontrol sosial bagi tegaknya keadilan. Jika sudah tidak ada lagi

kontrol dalam suatu masyarakat, maka kezaliman akan semakin

merajalela.

16
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

  Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Demos yang

berarti rakyat atau penduduk disuatu tempat dan Kratos yang

berarti kekuasaan atau kedaulatan. Demokrasi berarti suatu

keadaan Negara, dimana dalam pemerintahannya kedaulatan

barada ditangan rakyat.

  Demokrasi Pancasila adalah sebuah demokrasi yang

tersusun atas dasar-dasar pancasila, sehingga semua yang

dilakukan dalam hal demokrasi tidak lepas dari makna-makna

dari Pancasila.

  Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri

manusia sebagai insan ciptaan Allah SWT, sepeti : hak hidup,

keselamatan, kebebasan dan kesamaaan sifatnya tidak boleh

dilangar oleh siapapun.

  Demokrasi dan HAM merupakan suatu hal yang tidak dapat

dipisahkan, karena satu dengan lainnya saling bergantungan

dan saling membutuhkan,

17
B. Saran

Pemerintah harus lebih meningkatkan jaminan terhadap

penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia karena dimasa

sekarang ini masih banyak terjadi kasus-kasus pelanggaran

HAM.

18

Anda mungkin juga menyukai