Anda di halaman 1dari 38

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalasekelompok oran

g yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana

sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam

kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa

Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan

hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah

sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).

Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang

hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat

seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga

kemasyrakatan, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta

perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara norml

sebagaiman dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak

dikehendaki merupakan gejala abnormal atau gejala-gejala patologis. Hal ini

disebabkan karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana

mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan.

Gejala-gejala abnormal tersebut dinamkan maslah-masalah sosial.

1
Masalah-masalah sosial tersebut berbeda dengan problema-problema

lainya di dalam masyarakat karena masalah-masalah sosial tersebut berhubungan

erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah

tersebut bersifat sosial karena bersangkut paut dengan hubungan antarmanusia dan

di dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Hal ini dinamakan

masalah karena bersnagkut-paut dengan gejala-gejala yang mengganggu

kelanggengan dalam masyarakat.

Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur

kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

Atau, menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok

sosial tersebut sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan

normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan

antar unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat. Apabila antar unsur-unsur

tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu

sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah masalah sosial ini adalah :

1. Menjelaskan pengertian masyarakat

2.Menjelaskan  apa yang dimaksud dengan masalah sosial, batasan dan

pengertiannaya.

3. Menjelaskan apa itu klasifikasi maslah sosial dan sebab-sebabnya.

2
4. Menjelaskan ukuran-ukuran sosiologi terhadap masalah sosial.

5. Menjelaskan beberapa masalah sosial penting.

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa mengerti dan

memahami pengertian masalah sosial, batasan, klasifikasi masalah sosial dan

sebab-sebabnya, dapat mengetahui ukuran-ukuran sosiologi terhadap masalah-

masalah sosial serta mampu memberikan contoh masalah sosial penting.

1.4 MANFAAT PENULISAN

Manfaat penulisan makalah ini untuk memberi wawasan ilmu pengetahuan

tentang manusia dari sudut pandang antropologi khususnya bagi penulis

umumnya bagi pembaca.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN

1.4 MANFAAT

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

3
BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 PENGERTIAN MASYARAKAT

2.2 MASALAH SOSIAL, BATASAN, DAN PENGERTIAN

2.3 KLASIFIKASI MASALAH SOSIAL DAN SEBAB-SEBABNYA

2.4 UKURAN-UKURAN SOSIOLOGI TERHADAP MASALAH SOSIAL

BAB III PEMBAHASAN KASUS

3.1 CONTOH KASUS

3.2 FAKTOR PENYEBAB PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK

3.3 CARA MENGATASI PELECEHAN SEKSUAL

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN

4
BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 PENGERTIAN MASYARAKAT

Pengertian masyarakat menurut umum

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah

sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi

terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang

berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata

dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu

jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah

sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).

Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang

hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat

dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta

sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia

kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.

5
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam

bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada:

masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam,

dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban.

Sebagian pakar menganggap masyarakat industridan pasca-industri sebagai

kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.

Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya:

berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat

masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakatnegara.

Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan

persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang

berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara

implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai

perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

Untuk menganalisa secara ilmiah tentang proses terbenruknya masyarakat

sekaligus problem-problem yang ada sebagai proses-proses yang sedang berjalan

atau bergeser kita memerlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangat

perlu untuk menganalisa proses terbentuk dan tergesernya masyarakat dan

kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut

dinamik sosial (social dynamic). Konsep-konsep penting tersebut antara lain :

 Internalisasi (internalization)

6
 Sosialisasi (socialization)

 Enkulturasi (enculturation).

Pengertian Masyarakat Menurut Agama

Hammudah Abdalati mendefinisikan masyarakat sebagai, suatu kelompok yang

mencakup/meliputi dua karakter tertentu:

1. Kelompok yang didalamnya terdapat individu-individu yang dapat

memiliki sebagian besar kegiatan dan berbagai pengalaman yang sangat

berguna baginya.

2. Kelompok dimana orang yang berada didalamnya terikat oleh tanggung

jawab dan oleh identitas bersama[2]. Dan H. Abu Ahmadi dalam bukunya

“ilmu sosial dasar” mendefinikan bahwa masyarakat adalah golongan

besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan sendirinya bertalian

secara golongan dan mempunyai pengaruh datu sama lain.[3]

Masyarakat Dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an membahas tentang masyarakat dalam beberapa istilah, diantaranya

menggunakan istilah ummah, qaum, qabilah, sya’b, qoryah,

tha’ifah atau jama’ah.  Adapun ayat-ayat yang menyinggung masyarakat sebagai

berikut:

ْ‫ض أَن‬ ِ ‫ ِر بَ ْع‬9‫ا ْلقَ ْو ِل َك َج ْه‬99ِ‫هُ ب‬9َ‫ ُروا ل‬9‫ت النَّبِ ِّي َواَل ت َْج َه‬
ٍ ‫ ُك ْم لِبَ ْع‬9‫ض‬ ِ ‫ ْو‬9‫ص‬
َ ‫ق‬
َ ‫و‬9 ْ َ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل ت َْرفَ ُعوا أ‬
ْ 9َ‫ص َواتَ ُك ْم ف‬

ْ َ‫ت َْحبَطَ أَ ْع َمالُ ُك ْم َوأَ ْنتُ ْم اَل ت‬


َ‫ش ُعرُون‬

7
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu

melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang

keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain,

supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari”.(Q.S.

Al-Hujurat: 2).

Dari ayat ini sangat berkaitan sekali mengenai adab kepada Allah dan Rasul-Nya

dengan memuliakannya, menghormatinya. Maka Allah memerintahkan kepada

orang-orang mukmin untuk mengamalkan konskwensi dari iman, iman kepada

Allah dan Rasul-Nya dengan mengamalkan seluruh perintah-perintah-Nya dan

menjauhi seluruh larangan-Nya.[4]

‫سى أَنْ يَ ُكونُوا َخ ْي ًرا ِم ْن ُه ْم‬ ْ َ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل ي‬
َ ‫س َخ ْر قَ ْو ٌم ِمنْ قَ ْو ٍم َع‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik

dari mereka”. (Q.S. Al-Hujurat:11).

ٌ‫ش ْيطَا ِن إِنَّهُ لَ ُك ْم َعد ٌُّو ُمبِين‬ ِ ‫اس ُكلُوا ِم َّما فِي اأْل َ ْر‬
ِ ‫ض َحاَل اًل طَيِّبًا َواَل تَتَّبِ ُعوا ُخطُ َوا‬
َّ ‫ت ال‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;

karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.(Q.S. Al-

Baqarah: 168).

Seruan Allah kepada seluruh manusia yaitu “makanlah apa saja yang telah

dihalalkan dari makanan sebagaimana yang telah disampaikan dari lisan

8
Rasul sallallahu alaihi wasallam kepada kalian, yaitu dari setiap makanan yang

bukan bangkai, darah, daging babi, dan hewan apa saja yang tidak disembelih

kepada selain-Nya.[5]

ِ ‫َو ْلتَ ُكنْ ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْدعُونَ إِلَى ا ْل َخ ْي ِر َويَأْ ُمرُونَ بِا ْل َم ْع ُر‬
َ‫وف َويَ ْن َه ْونَ َع ِن ا ْل ُم ْن َك ِر َوأُولَئِ َك ُه ُم ا ْل ُم ْفلِ ُحون‬

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang

munkar merekalah orang-orang yang beruntung”.(Q.S Ali-Imran: 104)

Abu ja’far berkata:  wahai orang-orang beriman jadilah sebuah jama’ah yang

menyeru manusia kepada Islam dan syari’atnya yang Allah syari’atkan kepada

hamba-hamba-Nya, dan melarang dari kekufuran dan dusta kepada Muhammad

serta apa-apa saja yang ia bawa dari sisi Rabb-Nya.[6]

َ‫َن ا ْل ُم ْن َك ِر َوتُؤْ ِمنُون‬ ِ ‫س تَأْ ُمرُونَ بِا ْل َم ْع ُر‬


ِ ‫وف َوتَ ْن َه ْونَ ع‬ ِ ‫ُك ْنتُ ْم َخ ْي َر أُ َّم ٍة أُ ْخ ِر َجتْ لِلنَّا‬

  “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada

Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di

antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang

yang fasik”.(Q.S.Ali-Imran: 110)

Dari mujahid berkata: “kalian adalah sebaik-baik manusia untuk manusia dari

beberapa syarat: yaitu menyuruh kepada kebaikan dan melarang kepada yang

mungkar,dan beriman kepada Allah[7].

9
Allah ingin agar kepemimpinan ini untuk kebaikan bukan untuk keburukan

dimuka bumi. Oleh sebab itu, umat ini tidak selayaknya mengambil petunjuk  dari

umat-umat lain diantara umat-umat jahiliyyah. Tetapi seharusnya ia selalu

memberikan apa yang dimilikinya kepada umat-umat tersebut, dan hendaknya ia

selalu memiliki apa yang bisa diberikan. Yaitu berupa keyakinan yang benar,

konsepsi yang benar, system yang benar, akhlak yang benar, dan ilmu yang benar.

[8]

ِ ُ‫إنَّ هَّللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتَّى يُ َغيِّ ُروا َما بِأ َ ْنف‬
‫س ِه ْم‬

“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. ( Q.S. Ar-Ra’d: 11)

Hadist Qudsi, diriwayatkan dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, bahwa

Allah Azza wajallaberfirman: “tidaklah suatu desa atau penghuni rumah, yang

mereka membenci dari kemaksiatan yang dengan itu ia menuju kepada ketaatan

dan apa yang kucintai, melainkan aku rubah untuk mereka apa-apa yang mereka

benci dari adzabku kepada apa yang mereka cintai yaitu Rahmat dan Ridho-Ku”.

(hadist gharib)[9]

َ ‫ا ُك ْم إِنَّ هَّللا‬99َ‫ َد هَّللا ِ أَ ْتق‬9‫ر َم ُك ْم ِع ْن‬9 ُ ‫اس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِمنْ َذ َك ٍر َوأُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬
َ 9‫ش ُعوبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َعا َرفُوا إِنَّ أَ ْك‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬

‫َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬

.” Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling

mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

10
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.(Q.S.Al-Hujurat:

13).

Yaitu berawal dari anak-anak, kemudian tumbuh besar dan tersebar banyak,

dengan berbagai model yang berbeda-beda, dari kulitnya, rasnya, bentuk

wajahnya, dan dengan berbagai bahasa yang dipakai, terpisah diantara belahan

bumi dan tempat yang disukai. lama-kelamaan hasillah bangsa-bangsa yang lebih

besar dan merata. Dari bangsa tadi terpecah menjadi berbagai suku dalam ukuran

lebih kecil dan terperinci. Dari suku terbagi pula keluarga dalam ukuran lebih

kecil, dan keluarga pun terperinci kepada rumah tangga. Dari yang seperti

berjauhan itu agar saling kenal mengenal dari asal-usulnya. Namun pada ujung

ayat bahwa kemuliaan yang sejati adalah  kemuliaan hati kemuliaan budi pekerti,

kemuliaan perangai dan ketaatan kepada Ilahi.[10]

َ‫اَل ة‬9‫الص‬
َّ َ‫ون‬9‫ ِر َويُقِي ُم‬9‫ونَ ع َِن ا ْل ُم ْن َك‬9 ِ ‫ا ْل َم ْع ُر‬9ِ‫أْ ُمرُونَ ب‬9َ‫ض ي‬
ْ ‫وف َويَ ْن َه‬ ٍ ‫ا ُء بَ ْع‬9َ‫ ُه ْم أَ ْولِي‬9‫ض‬
ُ ‫اتُ بَ ْع‬9َ‫ونَ َوا ْل ُمؤْ ِمن‬9ُ‫َوا ْل ُمؤْ ِمن‬

َ َ‫سولَهُ أُولَئِك‬
‫سيَ ْر َح ُم ُه ُم هَّللا ُ إِنَّ هَّللا َ َع ِزي ٌز َح ِكي ٌم‬ ُ ‫َويُؤْ تُونَ ال َّز َكاةَ َويُ ِطيعُونَ هَّللا َ َو َر‬

Artinya “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh

(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,

menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan

diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana”.( QS. At-Taubah: 71).

ini merupakan sifat dari masyarakat madani yang tercantum beberapa sifat dari

ayat di atas.

11
Ayat di atas menjelaskan sifat-sifat yang seharusnya disandang oleh orang-orang

Mukmin dalam kapasitas mereka sebagai sebuah masyarakat. Dari enam sifat

disebut dalam ayat tersebut, sifat pertama menggunakan

ungkapan khabari berupa jumlah ismiyyah yang mempunyai makna tetap. Lima

sifat berikutnya menggunakan ugkapan khabari juga tapi dalam bentuk jumlah

fi’liyyah (kata kerja), yaitu

ya’muruna (memerintahkan), Yanhauna (melarang), yuqimuna (menegakkan), yu’

tuuna(menunaikan), yuthi’uuna (taat). Penggunaan lima kata kerja ini mempunyai

arti bahwa semua pekerjaan itu terus dilaksanakan dari waktu ke waktu sepanjang

hayat manusia, sebagai proses yang tiada henti.

Dalam Islam, hidup adalah ibadah. Kehidupan di dunia harus diisi dengan

kegiatan yang diniatkan untuk mengabdi kepada Allah. Dalam Islam kehidupan

dunia adalah ladang amal dan bekerja, bukan alam pembalasan. Sebaliknya,

kehidupan akhirat adalah alam pembalasan bukan ladang untuk bekerja.[11]

Masyarakat Dalam As-Sunnah

‫سانِ ِه َويَ ِد ِه‬ ْ ‫سلِ َم ا ْل ُم‬


َ ِ‫سلِ ُمونَ ِمنْ ل‬ ْ ‫ا ْل ُم‬
َ ْ‫سلِ ُم َمن‬

Artinya: :”seorang muslim yang muslim lainnya selamat dari lisannya dan

tangannya”. (HR. Muslim).

Maka dari hadist ini bahwa seorang muslim harus melaksanakan rukun-rukun

Islam dan melaksanakan apa yang telah diwajibkan oleh Allah Ta’ala, dan

menahan tangan dari dzalim kepada manusia serta menahan dari melanggar batas-

batasan Allah Ta’ala. Dari makna ini menunjukkan bahwa umat Islam seluruhnya

12
wajib melakukan itu. Karena tidak ada kebahagiaan, kemuliaan dan kesuksesan

kecuali dengan agama Islam.[12]

ِ ‫س هللاُ َع ْنهُ ُك ْربَةً ِمنْ ُك َر‬


‫ب يَ ْو ِم ا ْلقِيَا َم ِة‬ ِ ‫س عَنْ ُمؤْ ِم ٍن ُك ْربَةً ِمنْ ُك َر‬
َ َّ‫ب ال ُّد ْنيَا نَف‬ َ َّ‫َمنْ نَف‬

Artinya: “Barangsiapa melepasakan dari seorang muslim satu kesusahan dari

sebagian kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepasakan kesusahannya dari

sebagian kesusahan hari kiamat” (H.R.Bukhori)

ْ َ‫ؤْ ِمنُ بِاهللِ َوا ْلي‬9ُ‫انَ ي‬9‫ َمنْ َك‬ (( : ‫ا َل‬9َ‫لَّ َم ق‬9‫س‬
‫و ِم‬9 َ ‫ ِه َو‬9‫لَّى هللاُ َعلَ ْي‬9‫ص‬ ِ ‫عَنْ أَبِ ْي ُه َر ْي َرةَ َر‬
ُ ‫هُ عَنْ َر‬9‫ض َي هللاُ َع ْن‬
َ ِ‫ ْو ِل هللا‬9‫س‬

ِ‫ؤْ ِمنُ بِاهلل‬9ُ‫انَ ي‬9‫ َو َمنْ َك‬، ُ‫ ا َره‬9‫ ِر ْم َج‬9‫ ِر فَ ْليُ ْك‬9‫آلخ‬ ْ َ‫ ًرا أَ ْو لِي‬9‫ ْل َخ ْي‬9ُ‫ْاآل ِخ ِر فَ ْليَق‬
ْ َ‫ؤْ ِمنُ بِاهللِ َوا ْلي‬9ُ‫انَ ي‬9‫ َو َمنْ َك‬، ْ‫ ُمت‬9‫ص‬
ِ ‫و ِم ْا‬9

‫سلِ ٌم‬
ْ ‫ي َو ُم‬ َ ‫َوا ْليَ ْو ِم ْاآل ِخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم‬
ُّ ‫ َر َواهُ ا ْلبُ َخا ِر‬.))ُ‫ض ْيفَه‬

. Artinya: “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka

muliakanlah tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir

maka berkatalah yang baik atau diam”. (H.R. Ahmad dan syaikhoni).

Ini merupakan  perbuatan iman, sebagaimana yang telah jelas bahwa amal

perbuatan termasuk dari iman.

“fal yaqul khoiron aw liyasmuth”: perintah untuk berkata baik dan diam dari

perkataan yang tidak baik atau sia-sia. Jadi adakalanya perkataan itu baik

sehingga diperintahkan diucapkan. Dan adakalanya perkataan itu tidak baik dan

sia-sia sehingga diperintahkan untuk diam darinya.

Memuliakan tetangga: dalam riwayat terdapat larangan menyakiti tetangga karena

menyakiti tetangga hukumnya haram. Sebab menyakiti tanpa alasan yang benar

13
itu diharamkan atas setiap orang, tetapi dalam hak tetangga perbuatan menyakiti

itu lebih berat keharamannya.

Dijelaskan oleh para ulama bahwa tetangga itu ada 3:

1. Tetangga muslim yang memiliki hubungan kerabat, maka dia memiliki 3

hak, yaitu  hak tetangga, hak Islam, dan hak kekerabatan

2. Tetangga muslim, maka ia memiliki dua hak, yaitu hak tetangga, dan hak

Islam

3. Tetangga kafir, ia hanya memiliki satu hak, yaitu hak tetangga[13]

“‫المسلم أخو المسلم ال يظلمه وال يثلمه ومن كان في حاجة أخيه كان هللا في حاجته‬

Artinya: “Seorang muslim itu saudara muslim yang lain, tidak boleh

menzhaliminya, membiarkannya (tidak memberikan pertolongan kepadanya)

barang siapa yang memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan memenuhi

kebutuhannya.”(H.R. Thabrani dari kaab bin Ajrah).

2.2 MASALAH SOSIAL, BATASAN, DAN PENGERTIAN

Masalah sosial menyangkut nilai-nilai  sosial dan moral. Masalah tersebut

merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan

dengan hukum dan bersifat merusak. Oleh sebab itu, maslah-masalah sosial tak

akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat

mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Sosiologi

14
menyangkut teori yang hanya dalam batas tertentu menyangkut nilai-nilai sosial

dan moral, yang terpokok adalah aspek ilmiahnya.

Masalah sosial masyarakat menyangkut analisis tentang macam-macam

gejala kehidupan masyarakat, sedangkan problema sosial meneliti gejala-gejala

abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk

menghilangkannya. Sosiologi menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam

masyarakat dengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-

kenyataan kehidupan masyrakat. Sementara itu, usaha-usaha perbaikannya

merupakan bagian dari pekerjaan sosial. Dengan kata lain sosiologi berusaha

untuk memahami kekuatan-kekuatan dasar yang berda di belakang tata kelakuan

sosial. Pekerjaan sosial berusaha untuk menganggulangi gejala-gejala abnormal

dalam masyarakat, atau untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi

oleh masyarakat.

Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur

kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

Atau, menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok

sosial tersebut sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan

normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan

antar unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat. Apabila antar unsur-unsur

tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu

sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.

15
Perumusan masalah sosial tidak begitu sukar, daripada usaha-usaha untuk

membuat suatu indeks yang memberi petunjuk akan adanya masalah sosial

tersebut. Para sosiologi telah banyak mengusahakan adanya indeks-indeks

tersebut seperti misalnya indeks simple rates , yaitu angka laju gejala-gejala

abnormal dalam masyarakat, angka-angka bunuh diri, perceraian, kejahatan anak-

anak, dan seterusnya. Sering kali juga diusahakan sistem composite indices,  yaitu

gabungan indeks-indeks dari bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan

satu sama lainnya contohnya angka bunuh diri di hungkan dengan tingkat

kemiskinan yang menjadi faktor melakukan tindakan tersebut. Namun demikian,

ada beberapa ukuran umum yang dapat dipakai sebagai ukuran terjadinya suatu

disorganisasi dalam masyarakat umpamanya adanya keresahan sosial.

2.3 KLASIFIKASI MASALAH SOSIAL DAN SEBAB-SEBABNYA

Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia

atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis,

biofsikologis dan kebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai norma yang

bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan

mental, serta penyesuaian diri individu untuk kelompok sosial. Penyimpangan-

penyimpangan terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang

merupakan maslah sosial. Sesuai dengan sumber-sumbernya maslah sosial dapat

diklasifkasikan dalam keempat kategori diatas.

16
2.4 UKURAN-UKURAN SOSIOLOGI TERHADAP MASALAH SOSIAL

Didalam menentukan apakah suatu masalah-masalah problema sosial atau

tidak, sosiologi menggunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu

sebagai berikut :

a.      Kriteria Utama

Suatu masalah sosial, yaitu tidak adanya persesuaian antara ukuran-ukuran

dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. 

Unsur-unsur yang pertama dan pokok masalah sosial adalah adanya perbedaan

yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata hidupnya. Artinya,

adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang

apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan

hidup.

b.      Sumber-Sumber Sosial dan Masalah Sosial

Pernyataan tersebut diatas sering kali diartikan secara sempit, yaitu

masAlah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari

atau bersumber langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi,

sebab-sebab  terpenting maslah sosial haruslah bersifat sosial. Ukurannya tidaklah

semata-mata pada perwujudannya yang bersifat sosial, tetapi juga sumbernya.

Berdasarkan jalan pikiran yang demikian, kejadian-kejadian yang tidak bersumber

pada perbuatan manusia bukanlah mer upakan maslah sosial.

17
c.       Pihak-Pihak  yang Menetapkan Apakah suatu Kepincangan Merupakan

Masalah Sosial atau Tidak.

Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian

diujikan pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah

yang menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu maslah sosial atau tidak.

d.      Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial

Suatu masalah yang merupakan manifest social problem adalah

kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat diperbaiki,

dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent social problem yang

sulit diatasi karena walaupun masyarakat tidak menyukainya, masyarkat tidak

berdaya untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi maslah tersebut, sosilogi

seharusnya berpegang pada perbedaan kedua macam masalah tersebut yang

didasarkan pada sistem nilai-nilai masyarakat; sosiologi seharusnya mendorong

masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterimanya

sbagai gejala abnormal yang mungkin dihilangkan atau diatasi.

e.        Beberapa Masalah Sosial Penting

Ada beberapa persoalan penting  yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat ,

misalnya sebagai berikut :

·           Kemiskinan

·           Kejahatan

18
·           Disoganisasi Keluarga

·           Masalah Generasi Muda Dalam Masyarakat Modern

·           Peperangan

·           Masalah Kependudukan

·           Maslah Lingkungan Hidup

·           Birokrasi

·           Pelanggaran terhadap Norma-Norma Masyarakat 

o   Pelacuran

o   Delinkuensi Anak-Anak

o   Alkoholisme

o   Homoseksualitas

d.      Pemecahan Masalah Sosial

Dalam memecahkan masalah sosial ada beberapa metode yang dapat

digunakan yaitu, metode preventif dan metode represif. Metode yang preventif

jelas lebih sulit dilaksanakan karena harus didasarkan pada penelitian yang

mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Artinya, setelah suatu

gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial, baru diambil tindakan-tindakan

untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi sosial, tidaklah semata-mata melihat

aspek sosiologis, tetapi juga aspek-aspek lainnya. Dengan demikian, diperlukan

19
suatu kerja sama antara ilmu pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk

memecahkan masalah sosial yang dihadapi tadi.

Problema-problema yang berasal dari faktor ekonomis antara lain

kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya. Penyakit, misalnya berasall dari

faktor bilogis. Dari faktor fsikologis timbul seperti penyakit saraf (neurosis),

bunuh diri, disorganisasi jiwa, dan seterusnya. Sementara itu persoalan yang

menyangkut perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik, dan keagamaan

bersumber  pada faktor kebudayaan.

20
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

3.1 CONTOH KASUS

Diduga Mencabuli Anak Usia 9 Tahun, AS Diamankan Warga

Warga Jalan Candramerta II, Kelurahan Kota wetan, Kecamatan Garut

Kota, berhasil mengamankan AS (51) dari amukan masa karena diduga telah

mencabuli SL (9) yang masih duduk di bangku kelas 2 SD. Ketua RW setempat

berhasil mengamankan AS yang diduga telah melakukan pencabulan dan

menyerahkan pada pihak Kepolisian. Kejaidan ini terjadi pada Minggu

(22/5/2016).

“Ya, benar tadi kami bersama warga telah mengamankan yang diduga

pelaku pencabulan. Kami langsung menjemput ke rumah yang diduga pelaku.

Sebelum diserahkan pada pihak Kepolisian terlebih dahulu diamankan di rumah

dan memintai keterangannya,” kata Ketua RW 07, Jalan Candramerta II,

Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota, Agus, kepada wartawan, Minggu

(22/5/2016).

Menurutnya, AS  mengakui perbuatannya telah menyentuh kemaluan

korbanhanya sebatas iseng, karena kalau memegang milik istrinya kemaluannya

tidak berdiri.

“Saat itu SL baru selesai mandi dan akan mengenakan pakaian, kemudan

diduga pelaku menghampirinya dan memegeng kemaluannya,” ujarnya.

21
Guna menghindari amukan masyarakat, Agus bersama pengurus RW

lainnya menghubungi pihak Kepolisian. Saat itu juga AS diamankan aparat dari

kepolisian untuk dibawa ke Polres Garut.

Dijelaskan Agus, adanya dugaan pencabulan yang dilakukan oleh AS,

setelah adanya informasi, bahwa korban mengeluh kesakitan pada bagian

kemaluannya, yang disampaikan pada teman korban. Kemudian korban juga

memberitahukan pada bibinya. Karena kesal dengan perbuatannya, maka warga

juga diberitahu.

Sementara Dodi Hendra, uwa dari korban, mengaku tidak menyangka

dengan perbuatan yang dilakukan oleh AS, karena sehari-hari AS tidak

memperlihatkan kelakuan buruk bahkan telah memiliki istri dan dua orang anak.

“Saya tidak menyangka kalau memang benar perbuatannya dinyatakan

cabul,” ucapnya.

Kendati demikian, jika berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian AS

dinyatakan bersalah, maka dia meminta agar AS dihukum dengan seberat-

beratnya.

3.2 FAKTOR PENYEBAB PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK

• Anak kecil innocent (polos) dan tak berdaya. Apalagi, jika harus berhadapan

dengan orang-orang dewasa, terutama orang tua. Itu sebabnya, pelecehan seksual

banyak dilakukan oleh bapak, paman, kakek, guru, atau tetangga dekat.

22
• Rendahnya moralitas dan mentalitas pelaku juga memicu munculnya pelecehan.

Moralitas dan mentalitas yang tidak dapat bertumbuh dengan baik, membuat

pelaku tidak dapat mengontrol nafsu atau perilakunya.

• Anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental atau gangguan tingkah laku juga

menjadi salah satu sebab banyaknya kasus pelecehan pada anak. Anak-anak

penyandang cacat ini menjadi sasaran empuk bagi pelaku pelecehan seksual,

sebab beberapa faktor yang dianggap menguntungkan karena pelaku pelecehan

pada anak-anak penyandang cacat biasanya sudah merencanakan niatnya itu

dengan memperhitungkan berbagai faktor, yakni keamanan pada saat melakukan

dan lemahnya bukti yang bisa dicari karena korban masih anak-anak atau

penyandang cacat.

Dampak dari pelecehan seksual itu sendiri terhadap anak :

Pelecehan seksual berdampak besar terhadap psikologis anak, karena

mengakibatkan emosi yang tidak stabil. Oleh karena itu, anak korban pelecehan

seksual harus dilindungi dan tidak dikembalikan pada situasi dimana tempat

terjadinya pelecehan seksual tersebut dan pelaku pelecehan dijauhkan dari anak

korban pelecehan. Hal ini untuk memberi perlindungan pada anak korban

pelecehan seksual. Anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual akan

mengalami sejumlah masalah, seperti: kehilangan semangat hidup, membenci

lawan jenis, dan punya keinginan untuk balas dendam; bila kondisi psikologisnya

tidak ditangani secara serius.

23
3.3 CARA MENGATASI PELECEHAN SEKSUAL

Cara-cara untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual pada anak :

• Orang tua membuka komunikasi dan menjalin kedekatan emosi dengan anak-

anak. Dengan cara menyempatkan diri untuk bermain bersama anak-anak.

• Orang tua disarankan memberikan pengertian kepada anak-anak tentang tubuh

mereka dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang lain terhadap bagian

tubuhnya. Misalnya, anak diberi pengertian bahwa kalau ada orang lain yang

mencium misal di pipi harus hati-hati karena itu tidak diperbolehkan, apalagi

orang lain itu yang tidak dikenal.

• Kenalkan kepada anak perbedaan antara orang asing, kenalan, teman, sahabat,

dan kerabat. Misalnya, orang asing adalah orang yang tidak dikenal sama sekali.

Terhadap mereka, si anak tak boleh terlalu ramah, akrab, atau langsung

memercayai. Kerabat adalah anggota keluarga yang dikenal dekat. Meski

terhitung dekat, sebaiknya sarankan kepada anak untuk menghindari situasi

berduaan saja.

• Jika sang anak sudah melewati usia balita, ajarkan bersikap malu bila telanjang.

Dan, bila sudah memiliki kamar sendiri, ajarkan pula untuk selalu menutup pintu

dan jendela bila tidur.

• Adanya keterlibatan aparat penegak hukum yakni penyidik, jaksa dan hakim

dalam menangani kasus pelecehan seksual pada anak sehingga berperspektif

terhadap anak diharapkan dapat menimbulkan efek jera pada pelaku tindak pidana

24
pelecehan sehingga tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban pelecehan

seksual.

Pelecehan seksual bisa saja terjadi di manapun, termasuk di lingkungan kerja.

Tentu saja tak ada seorangpun yang rela dilecehkan, sehingga ketika mengalami

situasi tersebut orang kerap memutuskan untuk keluar dari kantor. Namun, perlu

Anda ketahui bahwa lari dari suatu masalah bukanlah solusi yang baik. Seperti

dilansir oleh idiva, berikut ini beberapa tips untuk mengatasi pelecehan seksual di

kantor.

1. Mempertahankan Imej Profesional

Berusaha untuk mempertahankan imej atau citra profesional. Kenakanlah

busana yang rapi dan terhormat ke kantor sehingga Anda tidak mengundang

perhatian rekan kerja yang ‘jahil’, terutama pria. Memang setiap wanita ingin

tampil cantik dan sempurna dengan memamerkan bentuk tubuh yang ideal, namun

alangkah baiknya jika mengenakan busana yang pantas dan rapi. Dengan begitu

orang lain juga tak akan berani melecehkan.

2. Tegas dan Percaya Diri

Seorang pengganggu dan yang suka melecehkan biasanya kerap senang

menyakiti orang lain. Jadi senjata terbesar yang dibutuhkan adalah kekuatan.

Jangan sampai menangis dan menyerah saat diancam oleh orang-orang tersebut.

Memang wajar jika merasa tertekan dengan perlakuan mereka, namun jika

menunjukkan bahwa diri Anda lemah dan rentan, mereka justru akan

memanfaatkan kelemahan tersebut. Oleh karena itu Anda harus yakin, percaya

25
diri dan tegas memberitahu mereka untuk tidak memperlakukan Anda seperti itu

lagi.

3. Jangan Megumbar Kebanyak Orang

Ketika Anda menjadi korban pelecehan oleh seorang rekan kerja di kantor,

mungkin hal yang ingin dilakukan adalah melaporkan perbuatannya itu pada

seluruh rekan kantor. Tapi hati-hati, hal tersebut justru bisa menjadi bumerang

apalagi jika si pelaku punya pengaruh besar di kantor dan Anda pun tidak punya

bukti pelecehan yang dilakukannya. Yang terjadi, masalah bisa lepas kendali dan

karir Anda bisa terancam berakhir. Jika mengalami pelecehan seksual, cukup

ceritakan pada teman dekat atau atasan yang punya wewenang menegur dan

memberi sanksi terhadap karyawan yang berperilaku menyimpang.

4. Membuat Catatan Tertulis

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi pelecehan seksual

dengan membuat catatan tertulis mengenai pelecahan yang dilakukan si pelaku

kepada Anda. Catatlah tanggal dan waktu kejadiannya secara lengkap. Anda juga

perlu mencatat identitas pelaku, lokasi kejadian dan perilaku serta ucapan si

pelaku. Hal ini untuk menguatkan laporan ke bagian personalia, lembaga bantuan

hukum atau kepolisian, jika memang kasus ini perlu dibawa ke jalur hokum

5. Membina Tim

Ketika upaya secara individu gagal untuk menegaskan kepada si pelaku untuk

tidak melakukan pelecehan terhadap Anda, sebaiknya Anda membina satu tim

26
dengan rekan kerja terpercaya. Dengan begitu ketika si pelaku mulai ingin

melecehkan, Anda memiliki beberapa saksi yang juga bisa membantu Anda keluar

dari situasi tersebut

Cara mengatasi menurut islam

Sistem Islam adalah sistem kehidupan yang unik, dimana Negara

bertanggungjawab menerapkan aturan-aturan Islam secara utuh dalam rangka

mengatur seluruh urusan umat, sehingga umat mendapatkan jaminan keamanan

dan kesejahteraan secara adil dan menyeluruh. Dan ini semua hanya akan bisa

diterapkan dan dilaksanakan jika aturan Islam diterapkan secara keseluruhan

dalam sebuah institusi Negara, yaitu Daulah Khilafah Islamiyyah, yang

menjadikan aqidah dan syariat Islam sebagai pijakannya.

Negara juga akan mencegah masuknya segala komoditas yang berpotensi

melemahkan, termasuk melemahkan akidah dan kepribadian kaum muslim ke

dalam negeri.  Dengan 3 pilar ini, yaitu ketakwaan individu, kontrol masyarakat

dan peran negara, maka umat manusia akan tercegah dari perbuatan maksiyat,

termasuk pelecehan seksual pada anak.

Islam telah menetapkan bahwa ’keselamatan anak’ bukan hanya menjadi

tanggung jawab bagi keluarganya saja, tetapi masyarakat dan negara. Benar

bahwa Islam telah memberikan kewajiban pengasuhan anak kepada ibu hingga

tamyiz serta pendidikan anak kepada ayah ibunya akan tetapi hal ini belumlah

cukup.  Pembentukan lingkungan yang kondusif di tengah-tengah masyarakat

menjadi hal yang juga penting bagi keberlangsungan kehidupan anak.  Dan hal ini

27
tidak lepas dari peran masyarakat dan negara.  Lingkungan masyarakat  yang baik

tentunya ikut menentukan corak anak untuk kehidupan selanjutnya.   Budaya

beramar ma’ruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat pun akan menentukan

pula sehat tidaknya sebuah masyarakat.

Karenanya   upaya pencegahan terjadinya kekerasan terhadap anak hanya

akan bisa terwujud dengan 3 pilar, yaitu ketakwaan individu dan keluarga, yang

akan mendorongnya senantiasa terikat dengan aturan Islam secara keseluruhan.

Keluarga, dituntut untuk menerapkan aturan di dalam keluarga, seperti

memisahkan tempat tidur anak sejak usia 7 tahun, membiasakan menutup aurat

dan tidak mengumbar aurat, tidak berkhalwat, dan sebagainya.  Aturan inilah yang

akan membentengi individu umat dari melakukan kemaksiyatan  dan dengan

bekal ketakwaan yang dimiliki, seseorang akan mencegah dirinya dari melakukan

perbuatan maksiyat.

Pilar kedua, kontrol masyarakat. Ia akan menguatkan apa yang telah

dilakukan oleh individu dan keluarga, sangat diperlukan untuk mencegah

menjamurnya berbagai rangsangan di lingkungan masyarakat.  Jika masyarakat

senantiasa beramar ma’ruf nahi mungkar, tidak memberikan fasilitas dan

menjauhi sikap permisif terhadap semua bentuk kemungkaran, tindakan asusila,

pornoaksi dan pornografi, niscaya rangsangan dapat diminimalisir

Begitu juga Islam mewajibkan negara untuk menjamin kehidupan yang

bersih dari berbagai kemungkinan berbuat dosa.  Negara menjaga agama, menjaga

moral dan menghilangkan setiap hal yang dapat merusaknya seperti terjadinya

28
pornoaksi atau peredaran pornografi, minuman keras, narkoba dan sebagainya. 

Dalam pandangan Islam, negara adalah satu-satunya institusi yang dapat

melindungi anak dan mengatasi persoalan kekerasan terhadap anak ini secara

sempurna.

Rasulullah saw. Bersabda:“Sesungguhnya imam itu laksana perisai,

tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR

Muslim)

Dalam hadits lainnya, “Imam adalah pengurus dan ia akan diminta

pertanggungjawaban terhadap rakyat yang diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad)

Di samping itu, Negara sebagai pelaksana utama diterapkannya Syariat

Islam, maka iapun berwewenang untuk memberikan sanksi yang tegas kepada

pelaku tindak kejahatan seksual terhadap anak ini. Negara akan menerapkan

aturan sosial yang bersih sekaligus melakukan internalisasi pemahaman melalui

aktivitas dakwah dan pendidikan, sehingga setiap anggota masyarakat memahami

tujuan hidup dan makna kebahagiaan hakiki, dan pada akhirnya secara otomatis

akan menghindarkan rakyatnya melakukan berbagai tindakan kemaksiyatan,

termasuk kekerasan seksual terhadap anak.

3.4 KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENYELESAIKAN

PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK

kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia saat ini sudah masuk dalam

kondisi ”darurat”. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

menunjukkan, pada 2010-2014 terdapat 21,8 juta kasus pelanggaran hak anak.

29
Sebanyak 58% dari angka tersebut adalah kasus kekerasan seksual. Berbagai

kasus pemerkosaan anak di bawah umur (bahkan oleh keluarga terdekat seperti

ayah, kakek, dan paman) kian marak terjadi. Kasus ini menambah daftar panjang

kasus kekerasan seksual terhadap anak.

Kasus yang akhir-akhir ini terjadi adalah kasus pemerkosaan disertai

pembunuhan terhadap anak di bawah umur. Sebut saja kasus Yuyun, bocah

malang berusia 14 tahun yang sedang mengenyam pendidikan SMP. Yuyun

menjadi korban kekerasan seksual massal para pemuda kampungnya. Tidak cukup

puas menganiaya dan menodai korban, gerombolan pemuda itu juga membunuh

korban dan membuang mayatnya di perkebunan sekitar wilayah tempat tinggal

mereka. Hal serupa juga menimpa Enno, 19, yang dinodai dan dibunuh dengan

menggunakan pacul.

Untuk menjawab penyelesaian kasus ini, pemerintah telah mengeluarkan

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5/ 2014 tentang Gerakan Nasional Menentang

Kekerasan Seksual Anak. Saat ini pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak bahkan sedang berproses untuk mengeluarkan

peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Perlindungan

Anak dengan menambahkan hukuman tambahan bagi pelaku kekerasan seksual

yaitu hukuman kebiri.

Tindakan kekerasan seksual yang dilakukan terhadap anak dipahami

sebagai tindakan yang dengan sengaja dilakukan oleh orang dewasa atau usia

remaja yang melibatkan aktivitas seksual terhadap anak. Termasuk di dalamnya

30
tindakan fisik seperti pemerkosaan, pencabulan, pornografi, dan aktivitas seksual

lainnya; verbal (seperti perkataan yang mengarah pada tindakan sensualitas)

maupun emosional laiknya memiliki hubungan yang mengarah ke tindakan

seksualitas.

Berbeda dengan tindakan kekerasan lainnya, kasus kekerasan seksual pada

anak memiliki dampak yang jauh lebih serius terhadap anak, baik secara langsung

maupun jangka panjang. Kasus ini tidak hanya meninggalkan luka secara fisik.

Lebih dari itu, tindak anarkistik ini akan memberikan efek buruk pada

perkembangan emosional, sosial, dan psikologi korban kekerasan.

Kondisi emosional anak akan mengalami gangguan yang ditandai dengan kondisi

stres, cemas, rasa tertekan, ketakutan, dan rasa tidak aman dalam kehidupan

sehari-hari akibat pengalaman buruk yang mereka alami. Bahkan, tidak jarang

korban mengalami gangguan psikologis di masa yang akan datang. Gejala

ditunjukkan oleh ada kesulitan dalam berinteraksi dengan sesamanya,

ketidakpercayaan diri, hingga kehilangan harapan untuk hidup.

Lebih dari itu, apabila korban tidak mendapatkan penanganan dengan baik,

kemungkinan besar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang selalu diliputi dengan rasa

curiga. Akhirnya anak berpotensi untuk berkembang menjadi pribadi dewasa yang sarat

berbagai gangguan emosional seperti depresi hingga gangguan mental yang serius.

MUDAH DILUPAKAN

31
Pelaku kekerasan seksual terhadap anak umumnya dijatuhi vonis dengan

menggunakan Pasal 82 Undang-Undang (UU) Nomor 35/2014 tentang Perlindungan

Anak dengan maksimal hukuman penjara selama 5-15 tahun. Tak jarang pelaku bahkan

hanya diancam dengan hukuman maksimal 10 tahun penjara. Hukuman ini relatif lebih

ringan dibanding dengan hukuman beberapa negara lain seperti Australia yang

menerapkan hukuman penjara minimal 10-25 tahun dengan dan atau tanpa denda sebesar

442,830 dolar Australia (Rp4,4 miliar).

Sayangnya, di Indonesia ancaman hukuman berat tersebut seringkali tidak

terealisasi nyata di lapangan. Masyarakat yang memiliki karakteristik mudah memaafkan

dan melupakan, memberikan celah bagi ringannya pemberian hukuman bagi pelaku

kejahatan terhadap anak. Sehingga, tidak sedikit kasus tindak anarkistis hilang dan

tenggelam karena kurangnya pengawalan masyarakat. Bahkan banyak para pelaku yang

bebas dari jeratan hukuman karena kurang barang bukti yang memberatkan.

Sementara fakta membuktikan, residivis kekerasan anak yang dibiarkan bebas tanpa

penanganan serius cenderung akan mengulangi kejahatannya, baik terhadap korban yang

sama maupun korban lainnya. Seringkali pelaku akan bersikap lebih membahayakan dan

lebih sadis dari sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh ada kelainan jiwa; mengulang

aktivitas yang sama yaitu kejahatan kekerasan seksual terhadap anak.

Ahli kejiwaan berpendapat, kelainan ini tidak dapat diatasi kecuali dengan rehabilitasi

kejiwaan yang intensif dan didukung dengan pengobatan medis (Grubin, 2012).

Penelitian intensif menunjukkan, tidak ada intervensi perilaku yang dapat mengobati

gangguan jiwa tersebut apabila si pelaku kekerasan tidak memiliki motivasi yang kuat

dari dalam diri untuk melenyapkan hasrat dan fantasi seksualnya terhadap anak.

EFEK JERA

32
Untuk menangani kasus sadisme seksual terhadap anak, beberapa negara seperti

Republik Checz, Amerika Serikat, Portugis, Polandia, Maldova, Macedonia, Estonia,

Israel, Australia, India, Rusia, Korea, Jerman, dan Inggris telah menerapkan hukuman

kebiri bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Hukuman kebiri yang diberikan

bervariasi, mulai dari tindakan operasi pengangkatan testis hingga suntik zat kimia

(leuprorelin), yang berfungsi untuk menurunkan libido pelaku kekerasan sehingga hasrat

terhadap anak-anak dapat ditekan.

Meskipun menuai kontroversi, hukuman kebiri dengan melakukan operasi

pembuangan testis yang dilakukan di Republik Checz adalah tindakan yang dinilai paling

efektif untuk menekan libido pelaku. Namun, kebiri secara fisik ini sering dinilai

melanggar hak asasi manusia karena menghilangkan organ reproduksi manusia. Karena

itu, hukuman kebiri yang dilakukan melalui penyuntikan zat kimia penekan libido

seringkali menjadi alternatif sanksi yang diterapkan oleh negara lain. Meskipun menuai

pro dan kontra, metode kebiri menggunakan bahan kimia sejatinya dapat berfungsi pula

sebagai upaya rehabilitasi bagi pelaku kekerasan seksual anak, di samping hukuman

penjara selama 5-10 tahun.

Studi ilmiah di Israel (Rösler & Witztum, 1998), Denmark (NYTimes, 2011), dan Korea

(Lee & Chou, 2013) menunjukkan bahwa hukuman kebiri berhasil menekan angka

kejahatan seksual terhadap anak. Hal ini penting, mengingat hal terpenting dalam

menangani pelaku kekerasan seksual anak adalah melalui upaya menghilangkan hasrat

terhadap anak yang seringkali tidak terkontrol oleh pelaku itu sendiri.

Hukuman kebiri ini tentu harus disertai dengan supervisi intensif dari tim medis

untuk menghindari terjadi efek samping yang tidak diinginkan. Meskipun efek samping

33
yang terkait dengan munculnya peningkatan hasrat kejahatan seksual yang lebih dahsyat

terhadap anak belum dapat dibuktikan secara ilmiah hingga saat ini.

Penerapan sanksi kebiri mungkin saja dianggap sebagai hukuman yang tidak

memperhatikan asas kemanusiaan. Namun, membiarkan pelaku tindak kekerasan

terhadap anak berkeliaran bebas terbukti memberikan kesempatan bagi merebaknya kasus

kejahatan seksual terhadap anak. Dengan penerapan hukuman kebiri bagi pelaku

kekerasan seksual anak, diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pelaku.

Sehingga, perilaku kekerasan yang melibatkan anak dapat ditekan dalam level yang

paling rendah dalam lingkungan sosial masyarakat kita.

Penerapan sanksi kebiri juga tidak dapat menjamin sepenuhnya tindakan

kekerasan seksual anak berada pada level nol. Karena itu, kewaspadaan masyarakat dan

keseriusan dari aparat dan pranata sosial setempat untuk ikut serta dalam proses

rehabilitasi dan pengawasan pelaku kejahatan menjadi faktor utama yang harus

diperhatikan. Khususnya pengawasan ketat dan terukur dari keluarga, yang memegang

peranan penting bagi proses pencegahan terjadi tindak kejahatan seksual yang melibatkan

anak.

34
BAB IV

35
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Masyarakat  yang baik menurut pandangan Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah

selalu patuh terhadap perintah Allah dan menjauhi larangannya. Syarat menjadi

sebaik-baik masyarakat adalah dengan ber amar ma’ruf dan nahi munkar serta

beriman kepada Allah Ta’ala. Sebuah masyarakat yang baik selalu menjaga adab-

adab sesama tetangga. Tidak mendzalimi, menyakiti, ataupun melantarkannya.

Masyarakat muslim adalah dimana seorang muslim selamat dari muslim lainnya

akan tangan dan mulutnya. Bukti yang mencerminkan masyarakat muslim adalah

dengan saling tolong menolong, dengan memenuhi kebutuhannya, memerintahkan

yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Maslahat/kebaikan masyarakat

muslim akan dirasakan oleh orang kafir, yaitu dalam masalah tetangga. Meski

dalam aqidah berbeda, namun tetap menghormatinya adalah adab yang harus tetap

diamalkan. Dan dalam lingkup yang luas, mereka mendapat perlindungan dari

kaum muslimin selama mereka baik kepada ahlul Islam.

Masalah sosial menyangkut nilai-nilai  sosial dan moral. Masalah tersebut

merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan

dengan hukum dan bersifat merusak. Sesuai dengan sumber-sumbernya maslah

sosial dapat diklasifkasikan dalam keempat kategori, yaitu  faktor-faktor

ekonomis, biologis, biofsikologis dan kebudayaan. Ukuran- Ukuran Sosiologi

Terhadap Masalah Sosial meliputi,  Kriteria Utama, Sumber-Sumber Sosial dan

36
Masalah Sosial, Pihak-pihak   yang Menetapkan Apakah suatu Kepincangan

Merupakan Masalah Sosial atau Tidak, Perhatian Masyarkat dan Masalah Sosial

Beberapa masalah sosial penting meliputi, kemiskinan, kejahatan,

disorganisasi keluarga, masalah generasi muda dalam masyarakat modern,

peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, masalah

kependudukan, masalah lingkungan hidup, birokrasi. Dalam memecahkan

masalah sosial ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu, metode preventif

dan metode represif.

4.2 SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapakan mahasiswa telah mengerti dan

memahami masalah sosial, sehingga dapat menerapkan nya dalam kehidupan

masyarakat dan mengurangi tingkat permasalahan sosial yang terjadi dlam

masyarakat itu sendiri. 

37
DAFTAR PUSTAKA

https://janganmales.wordpress.com/2013/05/09/masyarakat-dalam-pandangan-islam/

https://masalahsosialmasyarakat.wordpress.com/2012/05/05/cara-mengatasi-

pelecehan-seksual/

http://www.jabar.polri.go.id/?p=38903

38

Anda mungkin juga menyukai