Anda di halaman 1dari 17

BAB 4

MASYARAKAT
A. Kehidupan Berkelompok dan Definisi
Masyarakat
1. Kehidupan Berkelompok dan Alam Binatang
Dari mempelajari kelompok-kelompok binatang kita
dapat mengabstraksikan beberapa ciri yang dapat kita
anggap ciri khas kehidupan berkelompok, yaitu: (1)
pembagian kerja yang tetap antara berbagai macam
subkesatuan atau golongan individu dalam kelompok
untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup; (2)
ketergantungan individu kepada individu lain dalam
kelompok sebagai akibat dari pembagian kerja tadi; (3)
kerja sama antarindividu yang disebabkan karena sifat
ketergantungan tadi; (4) komunikasi antarindividu yang
diperlukan guna melaksanakan kerja sama tadi; (5)
diskriminasi yang diadakan antara individu-inclividu
warga kelompok dan individuindividu dari luarnya
2.Kehidupan Berkelompok Makhluk Manusia
ada suatu perbedaan asasi yang sangat mendasar antara kehidupan
kelompok binatang dan kehidupan kelompok manusia. Sistem
pembagian kerja; aktivitas kerja sama, dan berkomunikasi dalarri
kehidupan kelompok binatasg bersifat naluri. Naluri merupakan
suatu kemampuan yang telah terencana oleh alam dan terkandung
dalam gen jenis binatang yang bersangkutan. Sedangkan sistem
pembagian kerja, aktivitas kerja sama, dan berkomunikasi dalam
kehidupan kelompok manusia tidak bersifat naluri.
Kelakuan binatang berkelompok (animal behavior) yang berakar
dalam naluri, pada manusia menjadi tingkah laku yang dijadikan
milik diri dengan belajar (learned action). Agar ada suatu
pembedaan yang tajam antara kelakuan binatang dan tingkah laku
manusia dalam kehidupan berkelompok, sebaiknya diadakan
pembedaan istilah juga. Kelakuan binatang dan kelakuan manusia
yang prosesnya telah direncanakan dalam gennya dan merupakan
milik dirinya tanpa belajar, seperti refleks, kelakuan naluri, dan
kelakuan membabi buta, tetap kita sebut kelakuan (behavior).
B. Berbagai Wujud Kelompok Manusia
beragam ciri ras itu tidak menyebabkan timbulnya
beragam pola tingkah laku manusia. Orang Indonesia
misalnya, yang memiliki ciri-ciri ras Mongoloid-
Melayu (orang Indonesia pribumi) tidak begitu
berbeda dalam hal adat tingkah lakunya jika
dibandingkan dengan orang Indonesia yang
mempunyai ciri ras Mongoloid Cina Selatan (orang
Indonesia keturunan asing).
Beragam wujud ini bukan disebabkan karena ada suku-
suku bangsa yang berbeda-beda, melainkan karena
secara horisontal ada lapisan-lapisan sosial yang
berbeda-beda. Warga dari suatu negara dapat kita
golong-golongkan misalnya ke dalam golongan petani,
golongan buruh, golongan pedagang, golongan
C. Unsur-Unsur Masyarakat
1.Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul”,
engan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”. Suatu kesatuan
manusia mempunyai prasarana agar warganya dapat saling
berinteraksi. ra modern misalnya, merupakan kesatuan manusia
dengan gai macam prasarana, yang memungkinkan para
warganya untuk teraksi secara intensif, dan dengan frekuensi
yang tinggi.
Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu
masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua
faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu.
definisi mengenai masyarakat secara khusus dapat kita rumuskan
sebagai berikut: Masyarakat adalah kesatuan hidup manusiayang
berinteraksi lurut suatu sistem adat-istiadat tertentuyang bersifat
kontinu, dan yang terikat suatu rasa identitas bersama.
2. Kategori Sosial
Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang
terwujud karena danya suatu ciri atau suatu
kompleks ciri-ciri objektif yang dapat ikenakan
kepada manusia-manusia itu. Ciri-ciri objektif
itu biasanya ikenakan oleh pihak dari luar
kategori sosial itu sendiri tanpa disadari leh
yang bersangkutan, dengan suatu maksud
praktis tertentu.
Suatu kategori sosial biasanya juga tidak terikat
oleh kesatuan adat, sistem nilai, atau norma
tertentu. Suatu kategori sosial tidak mempunyai
lokasi, tidak mempunyai organisasi, tidak
mempunyai pimpinan.
3. Golongan Sosial
Walaupun konsep golongan sosial dapat dibedakan dari
konsep itegori sosial melalui tiga syarat pengikat lagi, yaitu
sistem norma, identitas sosial, dan kontinuitas; namun
konsep golongan sosial sama dengan konsep kategori
sosial, dan tidak memenuhi syarat untuk disebut
masyarakat. Hal itu disebabkan karena,ada suatu syarat
pengikat masyarakat yang tidak ada pada keduanya, yaitu
prasarana khusus untuk melakukan interaksi sosial.
Suatu golongan sosial juga merupakan suatu kesatuan
manusia ditandai oleh suatu ciri tertentu. Bahkan sering kali
ciri itu juga ada kepada mereka oleh pihak luar kalangan
mereka sendiri, pun demikian, suatu kesatuan manusia yang
kita sebut golongan itu mempunyai ikatan identitas sosial.
Hal itu dapat disebabkan kesadaran identitas itu tumbuh
sebagai respons atau reaksi cara pihak luar memandang
golongan sosial tadi. Mungkin karena golongan itu memang
terikat oleh suatu sistem nilai, adat-istiadat tertentu
4. Kelompok dan Perkumpulan
Suatu kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena memenuhi
syarat-syaratnya, dengan adanya sistem interaksi antara para anggota, dengan
adanya adat-istiadat serta sistem norma yang mengatur interaksi itu, dengan adanya
kontinuitas, serta dengan adanya rasa identitas yang mempersatukan semua
anggota tadi. Namun, selain ketiga ciri tadi, suatu kesatuan manusia yang disebut
kelompok juga mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan sistem pimpinan,
dan selalu tampak sebagai kesatuan dari individu-individu pada masamasa yang
secara berulang berkumpul dan kemudian bubar lagi.
Sebenarnya, pembedaan antara dua istilah “kelompok” dan “perkumpulan”, dalam
ilmu antropologi dan sosiologi sudah diadakan sejak lama. Hanya saja, para ahli
menekankan pada aspek lain dari perbedaan itu. C.H. Cooley, seperti tersebut tadi,
telah membedakan aspek asas hubungan antara kedua macam istilah itu sehingga
terjadi konsep primary group dan association atau secondary groups F. Tonnies,
seorang ahli sosiologi dari abad yang lain telah membedakan dua macam
masyarakat berdasarkan asas hubungan juga, yaitu Gemeinschaft dan Gesellschaf.
Akhimya, walaupun “kelompok” maupun “perkumpulan” memiliki syarat pengikat
dasar dari suatu masyarakat, yaitu prasarana interaksi, kontinuitas, sistem norma,
dan identitas sosial, namun kelompoklah yang dapat disebut sebagai masyarakat.
Terutama dalam bahasa sehari-hari kita masih sering mendengar orang berbicara
masyarakat marga Tarigan, masyarakat subak Tihingan, tetapi tidak pernah kita
dengar misalnya orang berbicara tentang masyarakat Gerakan Subud.
5. Beragam Kelompok dan Perkumpulan
ada kelompok yang terikat oleh hubungan keturunan atau
kekerabatan. Kelompok semacam itu, yang dalam buku-
buku pelajaran disebut kingroups, bisa berwujud besar
seperti suatu marga Batak, yang sering kali terdiri dari
beribu-ribu warga, tetapi bisa juga hanya terdiri dan sub-
marga; sedangkan ada juga wujud-wujud kelompok
kekerabatan yang kecil seperti keluarga inti, keluarga luas,
klan kecil dan sebagainya.
Perkumpulan dapat dikelaskan berdasarkan prinsip guna
dan keperluannya atau fungsinya. Dengan, demikian ada
perkumpulan-perkumpulan yang gunanya untuk keperluan
mencari nafkah, untuk melaksanakan suatu mata pencatian
hidup atau memproduksi barang; intinya untuk keperluan
ekonomi. Perkompulan-perkumpulan semacam itu
misalnya suatu perkumpulan dagang, suatu koperasi, suatu
perseroan, suatu perusahaan dan sebagainya.
6. Ikhtisar Mengenai Beragam Wujud Kesatuan
Manusia
dalam sistem istilah yang digunakan, istilah
“masyarakat” dipakai untuk menyebut dua wujud
kesatuan, yaitu “komunitas” (yang menekankan
pada aspek lokasi hidup /ilayah) dan konsep
“kelompok” (yang menekankan pada aspek
pimpinan dari suatu kesatuan manusia). Adapun
tiga wujud kesatuan manusia (yaitu “kerumunan”,
kategori sosial”, dan “golongan sosial”) tidak
dapat disebut masyarakat”.
Hal itu karena ketiganya tidak memenuhi ketiga
unsur merupakan syarat konsep “masyarakat”.
Sedangkan “perkumpulan” juga tidak disebut
demikian, walaupun memenuhi syarat.
7. Interaksi Antarindividu Dalam Masyarakat
Dalam hal menganalisis proses interaksi antara individu
dalam masyarakat, kita harus membedakan dua hal, yaitu :
(1) kontak, dan (2) komunikasi. Kontak antara individu juga
tidak hanya mungkin pada jarak dekat dengan misalnya
“berhadapan muka”. Juga tidak hanya pada jarak sejauh
kemampuan pancaindra manusia, tetapi alat-alat kebudayaan
manusia masa kini seperti tulisan, buku, surat kabar, telepon,
radio, masyarakat televisi memungkinkan individu-individu
berkontak pada jarak yang sangat jauh.
Kontak beium berarti adanya komunikasi; seperti yang
terjadi apabila seorang pembaca tidak berhasil memahami
tulisan seorang penulis sehingga kontak ada, tetapi
komunikasi antara penulis dan pembaca tidak ada. Sering
juga tenjadi bahwa makna dari pihak pertama berbeda
dengan makna yang ditangkap oleh pihak kedua. Dengan
demikian tidak terjadi suatu komunikasi dan respons seperti
yang diharapkan pihak pertama.
D. Pranata Sosial
1. Pranata
Pranata adalah suatu sistem norma khusus, menata suatu
rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu
keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan masyarakat.
Dengan sistem norma khusus dimaksud sistem aturan-aturan.
Konsep “pranata” atau institution telah lama berkembang dan
lipergunakan dalam ilmu sosiologi, dan merupakan suatu konsep
lasar yang diuraikan secara panjang lebar dalam semua kitab
pelajaran nengenai ilmu itu. Sebaliknya, dalam ilmu antropologi
konsep “pranata” curang digunakan. Para ahli antropologi lebih
suka menggunakan ronsep “unsur kebudayaan” untuk
menganalisis aktivitas-aktivitas nanusia dalam masyarakat yang
mereka pelajari sepanjang Dengetahuan penulis konsep
institution hanya digunakan dalam tiga Buku pelajaran
antropolog.
2. Pranata dan Lembaga
Dalam bahasa Indonesia pertukaran arti terjadi.
Istilah Indonesia untuk institute adalah “lembaga”
maka sesuai dengan itu dalam bahasa surat kabar
dan bahasa populer di Indonesia sering kita baca
istilah “dilembagakan”. Padahal, antara “pranata”
dan “lembaga” harus diadakan pembedaan secara
tajam.
Pranata adalah sistem norma atau aturan-aturan yang
mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus,
sedangkan lembaga atau institut adalah badan atau
organisasi yang melaksanakan aktivitas itu. Kalau
istilah lembaga kita perhatikan lebih mendalam dan
dihubungkan dengan istilah kelompok atau
perkumpulan, maka lembaga memang merupakan
suatu bentuk perkumpulan yang khusus
3. Macam-Macam Pranata
Menurut para sarjana, semua pranata dapat dikelaskan ke dalam paling sedikit
delapan golongan, yaitu:
1) Pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan,
yaitu yang sering disebut kinship atau domestic institutions.
2) Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia untuk
mata pencarian hidup, memproduksi, menimbun,
3) Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan penerangan dan
pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna adalah
educational institutions.
4) Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia,
menyelami alam semesta sekelilingnya, adalah scientific institutions.
5) Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam
menghayati rasa keindahannya dan untuk rekreasi adalah aesthetic and
recreational institutions.
6) Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk
berhubungan dengan dan berbakti kepada Tuhan atau dengan alam gaib, adalah
religious institutions.
7) Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mengatur
dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat, adalah
political institutions.
8) Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan
hidup manusia adalah somatic institutions.
4. Pranata, Kedudukan dan Peranan Sosial
Sebelumnya telah dibahas bahwa pranata-pranata dalam suatu masyarakat
terdiri dari suatu kompleks tindakan berinteraksi yang menyebabkan
terwujudnya pola-pola sosial dalam masyarakat. Adapun tnusia yang
melakukan tindakan interaksi itu biasanya menganggap dirinya berada
dalam suatu kedudukan sosial tertentu yang juga consepsikan untuknya
oleh norma-norma yang menata seluruh tindakan.
Dengan demikian, konsep kedudukan (status) menjadi unsur penting
dalam setiap usaha kita untuk menganalisis masyarakat. Pada kedudukan
itulah para warga masyarakat bertindak menurut norma-norma khusus dari
pranata bersangkutan, bahkan menurut norma-norma kedudukan khusus
dalam pranata itu.
Tingkah laku individu ng mementaskan suatu kedudukan tertentu disebut
dengan suatu istilah niah, yaitu “peranan sosial” (social role atau role
saja). Istilah “peranan” memang dipinjam dari seni sandiwara. Berbeda
dengan sandiwara, si pemain tidak hanya memainkan satu peranan saja,
tapi beberapa peranan sekaligus atau secara berganti-ganti. Dalam ilmu
antropologi dan ilmu-ilmu sosial lain, “peranan” diberi arti yang lebih
khusus, yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakkan oleh
individu dam kedudukan di mana ia berhadapan dengan individu-individu
dalam kedudukan-kedudukan lain.
E. Integrasi Masyarakat
1. Struktur Sosial
Dasar pikirannya mengenai struktur sosial itu secara singkat adalah seperti yang
terurai di bawah ini:
1. Pangkal dan pusat dari segala penelitian masyarakat di muka bumi ini, serupa
dengan penelitian-penelitian ilmu kimia itu yang memusatkan perhatian terhadap
susunan hubungan antara molekulmolekul yang menyebabkan adanya berbagai zat.
2. Struktur sosial dari suatu masyarakat itu mengendalikan tindakan individu dalam
masyarakat, tetapi tidak tampak oleh seorang dengan sekejap pandangan, dan harus
diabsttaksikan secara induksi dan dari kenyataan kehidupan masyarakat yang
konkret.
3. Dengan struktur sosial itu seorang peneliti kemudian dapat menyelami latar
belakang seluruh kehidupan suatu masyarakat, baik hubungan kekerabatan,
perekonomian, religi, maupun aktivitas kebudayaan atau pranata lainnya.
4. Untuk mempelajari struktur sosial suatu masyarakat diperlukan suatu penelitian
di lapangan, dengan mendatangi sendiri suatu masyarakat manusia yang hidup
terikat oleh suatu desa, suatu bagian kota besar, suatu kelompok berburu, atau yang
lain.
5. Struktur sosial dapat juga dipakai sebagai kriterium untuk menentukan batas-
batas dari suatu masyarakat tertentu.
2. Analisis Struktur Sosial
Dalam suatu masyarakat kecil dan lokal, kehidupan
kekerabatan merupakan suatu sistem yang sering kali
bersifat amat ketat, yang memang mempengaruhi
suatu lapangan kehidupan yang sangat luas, sehingga
menyangkut banyak sektor kehidupan masyarakat.
Meneliti sistem kekerabatan dalam suatu masyarakat
serupa itu dapat memberi pengertian mengenai
banyak kelompok dan pranata sosial lain. Demikian
juga menganalisis prinsipprinsip sistem kekerabatan
dalam suatu masyarakat kecil sama dengan
menganalisis kerangka dasar dari seluruh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai