Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

MAKALAH SOSIOLOGI

DISUSUN OLEH :

HERU FIRNANDA

PEMBIMBING : DIAH SAPUTRI S.Pd

KELAS : XI IPS 2

SMAN 1 2X11 ENAM LINGKUNG


TP. 2021/2022

1
BAB I
KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

NILAI KARAKTER BANGSA


Kelompok sosial merupakan suatu relalitis sosial yang sangat penting dalam kehidupan
manusia karena sebagai besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Pada bab ini anda, akan
belajar tentang kelompok sosial. Anda akan mengawalinya dengan mempelajari dasar-dasar
pembentukan kelompok sosial

A. DASAR – DASAR PEMBENTUKAN SOSIAL

Kita mungkin tidak menyadari bahwa sejak lahir hingga sekarang, kita senantiasa menjadi
anggota berbagai jenis kelompok. Dapatkah anda menelusuri dalam kelompok apa saja anda pernah
menjadi anggotanya ? kita dilahirkan dan dibesarkan dalam sabuah kelompok yang dinamakan
keluarga. Selain keluarga, kita juga termasuk anggota kelompok agama tertentu, suku bangsa tertentu,
kelompok olahraga tertentu, dan organisasi tertentu, seperti OSIS, pramuka, partai politik, sebagainya.

HAKIKAT KELOMPOK

Sejak dilahirkan manusia diperkirakan sudah mempunyai dus hasrat atau kebutuhan pokok yang
kehidupannya, yaitu :

1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya.


2. Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya.

Apa itu kelompok sosial ? berikut pandangan para ahli tentang pengertian kelompok sosial.

1. Paul B. Harton berpendapat bahwa kelompok berati setiap kumpulan manusia secara fisik,
misalnya sekelompok orang yang sedang menunggu bus kota.
2. Rolan. L Warren berpendapat bahwa satu kelompok sosial meliputi sejumlah manusia yang
berinteraksi dan memiliki pola interaksi yang dapat dipahami oleh anggotanya secara
keseluruhan.
3. Mayor Polak berpendapat bahwa kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling
berhubungan dalam sebuah struktur.
4. Wila Huky berpendapat bahwa kelompok merupakan suatu unit yang terdiri atas dua orang
atau lebih yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi.
5. Robert K. Merton mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan orang yang saling berinteraksi
sesuai dengan pola yang telah mapan.
6. Mac Iver Charles H. Cooley berpendapat bahwa sekelompok sosial merupakan himpunan
atau kesatuan manusia yang hidup bersama.

2
Syarat dan Ciri Kelompok Sosial

Apakah semua himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial? Robert K. Merton menyebutkan
tiga kriteria suatu kelompok, yaitu :

1. Memiliki pola interaksi.


2. Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok, dan
3. Pihak yang berinteraksi didefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok.

Menurut Merton, kelompok berbeda dengan kolektiva (collectivities) dan kategori sosial.
Kolektiva adalah sejumlah orang yang mempunyai solidaritas berdasarkan nilai bersama serta miliki
kewajiban moral untuk menjalankan peran yang diharapkan.

Kelompok juga berbeda dengan kerumunan dan publik. Kerumunan terjadi apabila sejumlah
orang berbeda di satu tempat karena sesatu yang menarik perhatian bersama

Adapun ciri-ciri kelompok sosial adalah sebagai berikut.


1. Kelompok sosial adalah satu kesatuan nyata, dapat dikenal, dan dapat dibedakan
kelompok sosialnya.
2. Tiap anggota kelompok sosial merasa memiliki kepentingan yang sama dan
mepertahankan nilai-nilai hidup yang sama.
3. Tiap kelompok sosial memiliki strutur sosial karena terdiri dari individu yang saling
terkait satu sama lain berdasar status dan perannya.
4. Tiap anggota kelompok sosial memiliki peran-peran yang berbeda.
5. Tiap kelompok sosial memiliki norma-norma kelakuan yang mengatur peran anggota.

Menurut Soerjono Soekanto, himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok sosial

1. Adanya kesadaran sebagai kelompok yang bersangkutan.


2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain dalam kelompok.
3. Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersam anggota.

PROSES DAN FAKTOR PEMBENTUK KELOMPOK SOSIAL

PROSES PEMBENTUK KELOMPOK SOSIAL

Manusia adalah makluk yang secara kodrati tidak dapat hidup tanpa orang lain. Suatu
kelompok Lebih lanjut lagi, setelah manusia saling berinteraksi, tercipta pranata sosial yang dalam hal
ini menawarkan serangkaian aturan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagai contoh, untuk
memenuhi keperluan atas kesehatan keluarga, dibutuhkan pranata pengobatan. Pada masyarakat yang

3
tradiosonal, pengobatan masih dilakukan oleh pranata keluarga atau disembuhkan oleh cara-cara yang
di kenal atau di percaya oleh anggota keluarga. Adapun pada masyarakat modern, pengobatan dapat
dilakukan oleh dokter di rumah sakit. Untuk mengelola kebutuhan pengembangan sistem pengobatan
yang di sebut ikatan dokter. Dengan demikian, pada dasarnya kelompok sosial terbentuk atas dasar
untuk memenuhi kebutuhan.

Sesorang dikatakan menjadi bagian dari suatu kelompok apabila berkumpul dengan para
anggota memiliki interaksi dengan anggota lain dari kelompok tersebut. Dengan demikian, tidak
semua kelompok orang yang berkumpul dapat dikatakan sebagai kelompok sosial. Sebagai contoh,
orang-orang yang menunggu penerbangan di bandara tidak disebut sebagai kelompok sosial jika tidak
melakukan interaksi. Hal ini berbeda dengan para karyawan yang bekerja dibandara. Para karyawan
tersebut dapat dikatakan sebagai kelompok sosial karena mereka saling berinteraksi satu sama lain.
Oleh karena itu yang menjadi patokan terbentuknya kelompok sosial adalah adanya interaksi di antara
anggota kelompok.

Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

Dalam kaitannya dalam proses pembentukan kelompok sosial, ada beberapa faktor yang dapat
menjadi penyebab pembentukan kelompok sosial, di antaranya sebagai berikut.

1. Kepentingan yang sama


Orang-orang membentuk kelompok sosial karena mempunyai kepentingan yang
sama. Seperti asosiasi seniman, asosiasi kaum buruh, asosiasi pengusaha kayu,
asosiasi para advokat, dan sebagainya.
2. Pertalian darah atau keturunan yang sama
Sejak dulu, faktor keturunan merupakan dasar yang kuat bagi persatuan dan tali
persaudaraan.
3. Daerah atau wilayah yang sama
Kesamaan daerah atau wilayah kadang-kadang dipakai sebagi dasar bagi
pembentukan sebuah kelompok.

Terbentuknya kelompok sosial yang didasari oleh fajtor-faktor tersebut menumbuhkan ragam
dan jenis kelompok. Terutama di negara indonesia yang memilik keragaman ras dan etnis yang
terdapat dalam berbagi wilayah dengan ciri khusus sehingga melahirkan keragaman budaya yang
banyak membentuk ragam kelompok sosial sesuai dengan karakternya masing-masing.

4
B. BERBAGAI BENTUK DAN JENIS KELOMPOK KEPENTINGAN DI MASYARAKAT.

Setelah mempelajari hakikat dan ciri-ciri sebuah kelompok sosial, anda mungkin bertanya, “
seperti apa bentuk dan jenis kelompok sosial di masyarakat ? beberapa klasifikasi berikut akan
membantu anda menjawab pertanyan tersebut.

SOLIDARITAS MEKANIK DAN SOLADARITAS ORGANIK

Emile Durkheim membagi kelompok sosial menjadi dua, yaitu kelompok sosial yang didasarkan pada
solidaritas mekanik dan yang didasarkan pada solidaritas organik.

1. Solidaritas mekanik
Solidaritas mekanik merupakan ciri dari masyarakat yang masih sederhana dan belum
mengenal pembagian kerja . tiap-tiap kelompok dapat memenuhi keperlan mereka masing-
masing tanpa memerlukan bantuan atau kerja sama dengan kelompok dari luar.
Dalam masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang diutamakan adalah persamaan
prilaku dan sikap. Seluruh warga masyarakat diikat oleh kolektif, yaitu kesadaran bersama
yang memiliki tiga karekteristik, yaitu mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan
kelompok, ada di luar warga, dan bersifat memaksa. Sanksi terhadap pelanggaran kesadaran
bersama akan dikenai hukuman yang bersifat represif (hukuman pidana ). Kesadaran bersama
itu menjaga persatuan, sedangkan hukuman bertujuan agar kondisi tidak seimbang akibat
prilaku menyimpang dapat pulih kembali.
2. Solidaritas organik
Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang telah mengenal pembagian kerja.
Bentuk solidaritas ini bersifat mengikat sehingga unsur-unsur di dalam masyarakat tersebut
saling bergantung.

GEMEINSCHAFT(PAGUYUBAN) DAN GESELLSCHAFT (PATEMBAYAN)

1. Gemeinschaft atau paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya


memiliki hubungan bathin yang kuat, bersifat alamiah dan kekal.
Menurut Tonnies, gemeinchaft memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1) Intim, pribadi dan eksklusif.
2) Suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir.
2. Gesellschaft atau petembayan merupakan kehidupan publik sebagai sekumpulan orang yang
secara kebetulan hadir bersama, tetapi setiap orang tetap mandiri. Gesellschaftbersifat
sementara dan semu. Di dalam Gesellschaft individu tetap bersatu meskipun tinggal secara
berpisah, sebaliknya di dalam Gesellschaft, individu pada dasarnya terpisah meskipun ada
faktor pemersatu. Strukturnya bersifat mkanis seperti mesin yang setiap komponennya

5
memiliki fungsi atau kegunaan. Kal ini terjadi dalam masyarakat petembayan di utamakan
berlangsung suatu hubungan perjanjian atau kontrak yang memiliki tujuan tertentu bersifat
sementara. contoh Gesellschaft atau petembayan adalah hubungan dalam dunia industri atau
organisasi publik.

KELOMPOK PRIMER DAN SEKUNDER

Menurut Charles H. Cooley (dalam kamanto Sunarto,2004) di dalam masyarakat terdapat


kelompok primer. Kelompok ini ditandai dengan pergaulan ,kerja sama ,dan tatap muka yang intim.
Ruang lingkup terpenting kelompok primer adalah keluarga,teman bermain pada masa kecil, rukun
warga, komunitas orang dewasa. Pergaulan yang intim menghasilkan keterpaduan individu dalam satu
kesatuan, membuat seseorang hidup dan memiliki tujuan kelompok bersama.

IN –GROUP DAN OUT GROUP

Menurut Sumner (dalam Kamnto Sunarto,2004) di kalangan kelompok dalam, di jumpai


persahabatan, kerja sama, keteraturan , dan kedamaian. Apabila kelompok dalam (in-group)
berhubungan dengan kelompok luar, muncullah rasa kebencian, permusuhan, perang atau
perampokan. Rasa kebencian itu di wariskan dari satu generasi ke generasi lain dan menimbulkan
perasaan solidaritas dalam kelompok (in group feeling) anggota kelompok menganggap kelompok
mereka sendiri sebagai pusat segala-galanya (etnosentris).

MEMBERSHIP GROUP DAN REFERENCE GROUP

Pembagian kelompok menjadi membership group dan reference group diteruskan oleh robert
K. Merton. Menurutnya, membership group adalah dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota
dari kelompok tersebut. Namun, batas-batas keanggotaan tidak dapat dilakukan secara mutlak karena
situasi yang tidak tetap akan mempengaruhi derajrat interaksi dalam kelompok. Ukuran utama
keanggotaan seseorang pada kelompok adalah tingkat interaksinya dengan kelompok tersebut.

Robert Merton mengemukakan dua tipe umm reference group yaitu sebagai berikut.

a. Tipe normatif (normative type). Tipe ini menetukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang.
Tipe ini merupakan sumber nilai bagi individu, baik anggota maupun anggota kelompok.
Contohnya anggota angkatan bersenjata berpegang teguh pada tradisi yang dipelihara para
veteran dari angkatan bersnjata tersebut.
b. Tipe perbandingan (comparison type). Tipe ini merupakan pegangan bagi individu dalam
menilai kepribadiannya. Tipe ini lebih kepada perbandingan untuk menetukan kedudukan
seseorang. Contohnya, status ekonomi seseorang dibandingkan orang-orang lain dalam
lingkungan.

6
KELOMPOK FORMAN DAN INFORMAL

1. Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki aturan keras dan kelompok ini sengaja
diciptakan untuk mengatur hubungan antar sesama anggota. Kelompok formal ini memiliki
struktur dan admistrasi yang pasti. Contohnya organisasi.
2. Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki organisasi dan struktur yang pasti.
Kelompok informal ini ummnya terbentuk atas dasar seringnya pertemuan di antara anggota
kelompok yang memiliki pengalaman dan kepentingan yang sama. Contohnya adalah
klik(kelompok kecil di antara kelompok besar).

KELOMPOK OKUPASIONAL DAN VOLUNTER

1. Kelompok okupasional adalah kelompok yang tercipta karena semakin memudarnya fungsi
kekerabatan.kelompok ini terdiri atas berbagai profesi atau memiliki pekerjaan yang sama.
2. Kelompok volenter adalah kelompok yang terdiri atas berbagai anggota yang memiliki
kepentingan yang sama juga . namun, yang membedakan kelompok ini dengan kelompok
okupasional adalah keberadaan kelompok ini tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat.

C. KAREKTERISTIK KHUSU ATAU PARTIKULARISME DAN EKSLUSIVISME


KELOMPOK.

DIMENSI SEJARAH HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK

Didalam masyarakat , terdapat berbagai kelompok , kelompok-kelompok ini saling berinteraksi


dengan kelompok lain.

1. Dimensi sejarah
Dilihat dari dimensi sejarah, hubungan antar kelompok mengarahkan pada masalah tumbuh
dan berkembangnya hubungan antar kelompok. Hubungan ini menimbulkan strafikasi etnik,
strafikasi jenis kelamin, dan strafikasi usia. Strifikasi etnik dapat terjadi apabila dalam
masyarakat muncul etnosentrisme, persaingan, dan perbedaan kekuasaan. Strafikasi jenis
kelamin terkait dengan indutriasasi, yaitu pembagian pekerjaan laki-laki dan perempuan
semakin jelas dan terperinci. Adapun strefikasi usia terkait dengan kekuasaan, hak istimewa,
dan pretise yang dimiliki individu sejak mulai beranjak dewasa hingga menjelang tua .dengan
bertambahnya usia, maka kekuasaan, hak istimewa, dan pretise umunya semakin berkurang
sehingga mulai bergantung dengan orang lebih muda.
2. Dimensi sikap
Dilihat dari dimensi sikap, hubungan antarkelompok sering memunculkan sikap atau prilaku
ysng berbeda. Dimensi sikap ini dapat memunculkan sikap partikular (partikularisme) dan
eksklusif (eksklusivisme).

7
3. Dimensi gerakan sosial
Dilihat dari dimensi gerakan sosial, hubungan antara kelompok sering melibatkan gerakan
sosial, gerakan sosial ini dapat diprakarsai oleh pihak yang menginginkan perubahan maupun
yang mempertahankan keadaan.
4. Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan antar kelompok terwujud dalam interaksi dengan
anggota kelompok lain.
5. Dimensi perilaku kolektif
Hubungan antar kelompok sering berwujud prilaku koleektif. Prilaku kolektif merupakan
tindakan bersama oleh sejumlah orang besar
6. Dimensi sikap
Dilihat dari dimensi sikap, hubungan antarkelompok sering memunculkan sikap atau prilaku
yang berbeda

PARTIKULARISME DAN EKSKLUSIVISME KELOMPOK

Anda sudah mempelajari dimensi sikap yang dapat memunculkan partikularisme dan
elsllusivisme. Adapun menurut Craig Stortie. Partikularisme berkaitan dengan bagaimana seseorang
berprilaku dalam situasi tertentu. Orang tersebut akan memperlakkan keluarga, teman dan ingroup.

Contoh dari partikularisme adalah seorang pemimpin di suatu perusahaan kontruksi hanya
mau memperkerjakan buruh yang berasal dari kampungnya

Dalam masyarakat majemuk, terdapat berbagai budaya yang di anut masyarakat. Setiap
budaya memiliki tata cara dan pandang berbeda.

Adapun eksklusivisme menurut kamus besar bahasa indonesia adalah paham yang
mempunyai kecendrungan untuk memisahkan diri dari masyarakat.

Secara sosiologis , cara pandang dan sikap ekslusivisme mempunyai sisi positif dan negatif.
Dari sisi positif, masyarakat dapat tetap mempertahankan kebudayaan kelompoknya karena mereka
menganggap kebudayaan lebih baik dan wajib dipertahankan. Tujuannya agar tidak dipengaruhi
budaya lain sehingga muncul sikap defensif guna menjaga kebudayaan tetap eksis. Dari sisi negatif,
maka sangat tertutup pada pengaruh buday lain sehingga sangat sulit melakukan berbagi perubahan
yang bersifat progresif. Pada umumnya, masyarakat primitif dan masyarakat tradiosonal cendrung
bersika ekslusif karena msyarakat tradiosonal ingin selalu mempertahankan tradisinya, sedangkan
masyarakat primitif cendrung sulit melakukan perubahan karena faktor isolasi geografis.

8
D. POLA HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK DALAM MASYARAKAT.

Kita telah membahas bentuk dan jenis kelompok sosial. Kita juga telah melakukan
pengamatan terhadap kelompok-kelompok sosial.

` Michel Banton mengemukakan bahwa terdapat berbagai kemungkinan pola hubungan antara
kelompok ras di antaranya adalah pross akulturasi, dominasi , paternalisme, pluralisme, dan integrasi.

1. Akulturasi terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan
berpadu. Akulturasi terjadi tidak hanya pada masyarakat yang posisnya sama, tetapi juga pada
masyarakat yang posisinya berbeda. Dalmproses akulturasi , terjadi pula dekulturasi,
contohnya hilangnya kebudayan asli daerah akibat interaksi paksa oleh pemerintah kolonial
belanda.
2. Dominasi terjadi jika suatu kelompok ras menguasai kelompok lain.contohnya , kedatangan
bangsa eropa ke benua afrika dan asia untuk memperoleh sumber alam.
3. Patrinalisme adalah suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok pribumi
a. Masyarakat metropolitan (di daerah asal pendatang)
b. Masyarakat kolonial yang terdiri atas para pendatang dan sebagian dari masyarakat
pribumi.
c. Masyarakat pribumi yang dijajah.
4. Integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam
masyarakat, tetapi memmberikan perhatian khusu pada perbedaan rastersebut.
5. Pluralisme adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya persamaan politik dan hak
perdata masyarakat.
Ahli lain, yakni stanley lieberson, mengklasifikasikan pola hubungan antar kelompok menjadi
dua pola berikut.
1) Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordination).
Contohnya adalah kedatangan bangsa eropa ke benua asia, afrika, dan amerika.
2) Pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigeneuos
superordination). Contohnya adalah domninasi kelompok kulit putih perancis aras
kelompok pendatang dari aljazair, tiongkok, atatupun turki.

E. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

Manusia dalam kehidupannya cendrung selalu ingin berubah untuk maju sehingga selalu
berusaha untuk mengembangkan aspek-aspek kehidupannya untuk mencapai selalu titik yang
diinginkan , walaupun kadang manusia menghadapi berbagai macam maslah atau tantangan yang
harus diatasinya. Masalah-masalah itu tidak hanya menyangkut eksisistensinya secara fisik, tetapi
juga secara sosial. Manusia sebagai anggota dari suatu kelompok sosial berusaha untuk menemukan

9
pola-pola tertentu yang dapat memenuhi kebutuhannya sesuai yang di harapkan. Inilah yang disebut
suatu dinamika.

Dalam kehidupan masyarakat, dinamika kelompok memiliki fungsi sebagai berikut.

1. Menciptakan kerja sama antar kelompok sehingga akan menguntungkan satu sama lain.
2. Memudahkan penyelesaian pekerjaan yang dihadapinya.
3. Memebrikan kesempatan kepada semua orang untuk memberikan pendapat atau gagasan.
Dalam berkembangnya , ada berbagai indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
dinamika kelompok, yaitu sebagai berikut.
1. Adaptasi kelompok, proses adaptasi suatu kelompok berjalan dengan baik jika setiap
individu dan kelompok memiliki keterbukaan dalam mnerima informasi baru.
2. Pencapaian tujuan kelompok, dalam mencapai tujuan kelompok diharapkan tiap
anggota kelompok mampu menunjukan pengetahuan dan kemampuannya kepada
anggota kelompok.

Selain memiliki indikator sebagai tolok ukur dinamika kelompok, dalam proses
perkembangan suatu kelompok dapat di pengaruhi oleh berbagi faktor, seperti faktor yang datang dari
dalam maupun dri luar.

1. Faktor dari dalam (intern) di antaranya sebagai berikut.


a. Konflik antar individu atau sebagai akibat adanya ketidakseimbangan
kekuatan dalam kelompok tersebut.
b. Adanya perbedaan kepentingan sehingga menimbulkan ketidakadilan atau
ketidakseimbangan pada anggota kelompok.
c. Adanya perbedaan paham dari tiap anggota kelompok dalam upaya
memenuhi berbagai tujuan kelompok.
2. Faktor dari luar (ekstern), di antaranya sebagai berikut
a. Perubahan situasi atau keadaan di mana kelompok tersebut hidup. Situasi ini
dapat berupaya ancaman yang datang dari luar sehingga menimbulkan
perubahan
b. Pergantian anggota kelompok akan mempengaruhi perubahan kelompok.
c. Perubahan situasi sosial ekonomi kelompok.

10
Soerjono Soekanto mengatakan masalah dinamika kelompok juga menyangkut gerak atau
prilaku kolektif. Dalam hal ini, gerak sebagai bentuk dari aksi kolektiva. Penyebab suatu kolektiva
menjadi agresif antara lain sebagai berikut.

1. Dalamjangka waktu yang lama mengalami frustasi.


2. Adanya ketersinggungan.
3. Merasa dirugikan.
4. Munculnya ancaman yang berasal dari luar.
5. Adanya perlakuan yang tidak adil.
6. Bidang-bidang yang bersifat sensitif terkena imbasnya.

11
BAB II
PERMASALAHAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT

A. PERMASALAHAN SOSIAL DI MASYARAKAT

PENGERTIAN MASALAH SOSIAL.

Istilah masalah sosial mengandung dua kata, yakni masalah sosial dan sosial kata sosial
membedakan masalah ini dengan masalah ekonomi, politik, fisika, kima, biologi, dan masalah lainnya
meskipun bidang-bidang ini masih terkait dengan masalah sosial. Kata sosial antara lain mengacu
pada masyarakat , hubungan sosial, struktur sosial, dan organisasi sosial. Sementara itu, kata masalah
mengacu pada kondisi ,situasi atau prilaku yang tidak diinginkan bertentangan, aneh, tidak benar , dan
sulit.

Sementara itu, elemen subjektif masalah sosial menyangkut pada keyakinan bahwa kondisi
sosial tertentu berbahaya bagi masyarakat harus di atasi. Kondisi sosial seperti itu antara lain adalah
kejahatan , penyalahgunaan obat dan polusi. Kondisi sosial ini tidak di anggap oleh masyarakat
tertentu sebagai masalah sosial tetapi bgi masyarakat yang lain, kondisi itu di anggap sebagai kondisi
yang mengurangi kualitas hidup manusia.

Hal- hal yang menjadi masalah sosial antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain berbeda-
beda. Perbedaan ini antara lain dipengaruhi oleh perbedaan nilai, keyakinan pengalaman hidup dan
priode sejarah. Misalnya, minum teh di inggris pada abad ke-17 hingga abd ke-18 di anggap
berbahaya bagi ksehatan dan memiskinkan bangsa. Saat ini, inggris dikenal dengan tradisi minum teh
pada sore hari.

TEORI TENTANG MASALAH SOSIAL

1. Toeri fungsionalisme
Menurut teori fungsionalisme, semua bagian masyarakat, seperti keluarga, ekonomi, dan
sekolah ,mempunyai fungsinya msing-masing dalam masyarakat. Keluarga membesarkan
anak, sekolah mengajarkan pengetahuan dan lembaga ekonomi menyediakan pekerjaan
.semua bagian masyarakat ini saling bekerja saman untuk membangun tatanan sosial yang
stabil. jika salah satu bagian masyrakat ini tidak menjalankan fungsinya dngan baik ,
terjadilah ketidakteraturan sosial dalam bentuk masalah sosial.
Berdasrkan teori fungsionalisme, ada duan pandangan tentang masalah sosial. Kedua
pandangan itu berasal dari patologi sosial dan disorganisasi sosial. Menurut patologi sosial,
maslah sosial dibagaikan suatu penyakit dalm tubuh manusia. Penyakit ini disebabkan oleh
salah satu sitem, organ atau sel tubuh tidak bekerja dengan baik. Penyakit sosial, seperti

12
kejahatan, kekerasan, kenakalan remaja tumbuh dalam masyarakat karena peran institusi
keluarga, agama, ekonomi dan politik sudak tidak memadai lagi. Di sini, proses sosialisasi
atas norma dan nilai tidak berjalan dengan baik. Untuk mencegah dan mengatasi masalah
sosial ini, orang harus menerima sosialisasi dan pendidikan moral yang memadai. Hal ini
dapat dilakukan antara lain didalam keluarga, sekolah dan agama.
2. Teori interaksionisme simbolik
Berbda dengan teori fungsionalisme dan teori konflik yang melihat masalah sosial bagai
produk masyarakat, teori interaksionisme simbolik melihat masalah sosial sebagai interaksi
simbolis antara individu yang tidak mempunyai masalah sosial dan indibidu yang mempunyai
masalah sosial. Umumnya interaksi simbolik adalah interaksi antara seseorang dan orang lain
yang di atur oleh makna yang menghubungkan tindakan danreaksi mereka.interaksi akan
menjadi menyenangkan jika dua pihak menafsirkan prilaku satu sama lain sebagai suatu yang
ramah. Tapi interakti menjadi prilaku tidak menyenangkan jika lkedua belah pihak panik
karena prilaku masing-masing di anggap sebagai tidak bersahabat. Dalam teori interaksi
simbolis, juga ada dua pandangan yang berbeda tentang masalah sosial.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERMASALAHAN SOSIAL

1. Faktor ekonomi yang menjadi penyebab permasalahan sosial adalah kemiskinan. Dalam hal
ini kemiskinan dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu kemiskinan kultural dan kemiskinan
strutural. Kemiskinan kultural disebabkan oleh faktor rasa malas, boros, dan tidak disiplin.
Adapun kemiskinan struktural di sebabkan oleh faktor –faktor perbuatan manusia, seperti
kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset produksi yang tidak merata, dan adanya
korupsi.
2. Faktor biologis yang di dalamnya terdapat persoalan yang harus di pecahkan seperti masalah
endemis atau penyakit menular sebagimana terjadi dewasa ini, yaitu seperti kasus flu burung,
dan HIV (human imminodeficiency virus) yang menyerang beberapa daerah.
3. Faktor psikologis , seperti depresi ,stres gangguan jiwa, gila, tekanan batin, penyakit saraf
(neurosis), bunuh diri, dan sebagainya.
4. Faktor sosial kebudayaan , seperti perceraian, masalah kriminilitas, pelecehan seksual,
kenakalan remaja, konflik rasial, dan keagamaan, krisis moneter, dan lain sebagainya.

13
B. PARTIKULARISME KELOMPOK DAN DILEMA PEMBENTUKAN KEPENTINGAN
PUBLIK

PARTIKULARISME DAN UNIVERSALISME

Pembahasan Partikularisme tidak akan terlepas dari pembahasan salah seorang tokoh
sosiologi, Talcot parsons. Parsons memeprkenalkan perangkat variabel pola (pattern variables).
Variabel pola adalah sejumlah dilema atau tindakan berlawanan (conflicting actions) yang harus di
atasi seseorang dalam situasi sosial

PARTIKULARISME DAN KEPENTINGAN PUBLIK

Mengenai pengertian publik ,menurut soerjono soekanto, publik adalah suatu kelompok yang
tidak menjadi satu kesatuan. Sifat publik yang bukan sautu kesatuan , menjadikan pblik memiliki
karakter yang beragam, di antaranya sebagai berikut.

Dari beragam karakter anggota masyarakat tersebut , jelas bahwa membangun kepentingan
publik sangat beragam karena mereka memiliki cara pandang, nilai, atau kepentingan yang berbeda
.kepentingan publik adalah salah satu yang diperuntukan bagi upaya pemenuhan kebutuhan orang
banyak atau masyarakat secara umum. Pada kondisi tersebut kepentingan publik adalah kepentingan
dominan. Contohnya, di indonesia terdapat suku bangsa dan bahasa yang sangat beragam. Untuk
memenuhi kepentingan publik yaitu bersatunya seluruh rakyat indonesia tanpa mementingkan suku
bangsa dan bahasa yang beragam tersebut mereka di satukan dengan sumpah pemuda.

C. BERBAGAI JENIS PERMASALAHN SOSIAL DI RANAH PUBLIK

Kemiskinan Sebagai Masalah Sosial

1. Menurut Gillin dan Gillin, kemiskinan adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat
mempertahankan skala hidup yang cukup tinggi untuk memberikan efesiensi fisik dan mental
untuk memungkinkan dia dan keluarganya menjalankan fungsi sebagaimana mestinya sesuai
dengan dengan standar masyarakatnya baik karena pendapatan yang tidak memadai atau
pengeluaran yang tidak bijaksana. Pengertian ini mengandung makna bahwa kemiskinan
adalah kondisi standar hidup yang sangat rendah bahkan, kebutuhan dasar pun tidak dapat
terpenuhi.

14
BENTUK-BENTUK KEMISKINAN

Menurut Baswir dan Sumoningrat, secara sosioekonomis, ada dua bentuk kemiskinan, yaitu

1. Kemiskinan absolut, yaitu keadaan orang-orang miskin memiliki tingkat pendapatan dibawah
garis kemungkinan atau jumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup minimum.
2. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan perbandingan antara tingkat
pendapatan dan tingkat pendapatan lainnya.
Selain itu, terdapat bentuk-bentuk kemiskinan yang sekaligus faktor penyebab kemiskinan,
yaitu sebagai berikut.
1. Kemiskinan natural, yaitu keadaan miskin dari awal sudah miskin.
2. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan ysng disebabkan oleh gaya hidup,kebiasaan hidup
dan budaya ketika masyarakat merasa hidup.
3. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia
seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi produksi yang tidak merata , dan korupsi
yang cenderung menguntungkan kelompok masyarakat tertentu.

FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN

Kecelakaan dapat membuat seseorang yang produktif sama sekali tidak mampu bekerja atau
mengurangi kapasitasnya. Jika ada anggota keluarga produktif terlibat dalam beberapa kecelakaan
serius, seluruh keluarga dapat menjadi miskin.

Kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor pribadi , faktor geografis faktor ekonomi dan faktor
sosial.

a. Fktor Pribadi
Penyebab kemiskinan dari faktor pribadi antra lain adalah sebagai berikut.
1. Penyakit dan kemiskinan membentuk kemitraan yang saling berpengaruh. Penyakit
meningkat kemiskinan dan kemiskinan juga meningkatkan penyakit. Karena sakit ,seseorang
tidak dapat bekerja dengan baik.
2. Penyakit membuat orang menjadi tidak mampu melakukan sesuatu
3. Kecelakaan dapat membuat seseorang yang produktif sama sekali tidak mampu bekerja
atau mengurangi kapasitasnya.
4. Buta huruf dan kemiskinan juga saling terkait. Buta huruf dapat meningkatkan
kemiskinan, karena kapasitas yang buta huruf sangat rendah.
5. Kemalasan juga merupakan penyebab kemiskinan.
6. Pemborosan juga dapat menyebabkan kemiskinan.

15
7. Demoralisasi atau penurunan karakter dan moral menyebabkan kekacauan pribadi dan
akhirnya jatuh dalam kemiskinan.
b. Faktor geografis
Faktor geografis yang menyebabkan kemiskinan antara lain sebagai berikut.
1. Iklim dan cuaca kurang baik dapat menyebabkan produktivitas menurun
2. Tidak adanya sumber daya alam yang memadai.
3. Bencana alam, seperti letusan gunung berapi, angin topan, banjir dan gempa bumi yang
menyebabkan kerusakan serius pada perumahan dan pertanian.

c. Faktor ekonomi
Kemiskinan juga dapat disebabkan oleh faktor ekonomi , di antaranya sebagai berikut.
1. Sebab-sebab pertanian, seperti pupuk yang tidak cukup , perbaikan peralatan mesin yang
tidak mutakhir,penyakit, tidak adanya sarana yang memadai untuk melindungi ladang dari
hama hewan, takhayul, serta eksplotasi petani oleh tuan tanah.
2. Distribusi kekayaan yang tidak merata.
3. Depresi ekonomi yang dapat menyebabkan penurunan dalam perdangan, penutupan pabrik,
dan berhenti kerjanya buruh serta pedagang kecil.
4. Pengangguran adalah penyebab kemiskinan yang paling serius.
5. Penimbulan kekayaan yang tidak produktif.
d. Faktor sosial
Kemiskinan juga dapat semakin meningkat karena faktor-faktor sosial seperti berikut.
1. Sistem pendidikan yang kurang baik dapat menyebabkan orang yang berpendidikan
menganggur dan menjalani kemiskinan.
2. Perumahan yang tidak cukup membuat orang terpaksa tinggal di pemungkiman kumuh.
3. Salah kelola rumah tangga juga dapat menyebabkan kemiskinan.

KEBIJAKAN MENGATASI KEMISKINAN

Dalam mengatasi masalah kemiskinan, presiden telah mengeluarkan perpres no. 166 tahun
2014 tentang percepatan penanggulangan kemiskinan. Strategi percepatan penanggulangan
kemiskinan dilakukan dengan menetapkan perlindungan sosial meliputi, antara lain:

a. Program simpanan keluarga sejahtera


b. Program indonesia pintar
c. Program indonesia sehat

16
KRIMINALITAS SEBAGAI MASALAH SOSIAL

Melalui sosialisasi, seseorang dapat mengetahui cara berperilaku dan hidup bersama dalam
masyarakat dengan tertib. Penyimpangan dan kriminalitas merupakan dua hal yang berbeda.
Penyimpangan merupakan kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial.
Sementara itu kriminalitas adalah salah satu penyimpangan, khususnya, perilaku yang melanggar
hukum pidana tertentu. Tidak semua penyimpangan adalah kejahatan penyimpangan menjadi
kejahatan ketika melanggar hukum dan norma-norma.

Tindakan kriminal bukan bawaan lahir dan dapat dilakukan oleh pria atau wanita dari
beragam usia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, bahkan mereka yang telah berusia lanjut.
Bentuk tindakan kriminal, antara lain pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, pemerasan, penipuan,
dan penyalahgunaan obat-obat.

KEJAHATAN KERAH PUTIH

Gejala kriminalitas lain yang berkembang di masyarakat saat ini adalah adanya kejahatan
kerah putih (White Collar Crime). Sosiolog menggunakan istilah kerah putih atau kejahan elit. Untuk
mengacu pada kegiatan kriminal oleh orang-orang dari status sosial yang tinggi yang melakukan
kejahatan mereka dalam konteks pekerjaan.

FAKTOR PENYEBAB KRIMINALITAS

Beberapa faktor yang mendorong timbulnya kriminalitas antara lain sebagai berikut:

1. Terjadinya perubahan sosial, ekonomi, politik, seperti perang dan bertambahnya


pengangguran.
2. Pemerintah yang lemah dan korup sehingga mendorong orang mencari kesempatan untuk
berbuat kejahatan.
3. Masalah kependudukan dan kesulitan ekonomi.
4. Pengembang sikap mental dan keliru, misalnya ambisi yang berlebihan untuk menaikkan
status membuat orang melakukan suap.
5. Kurangnya modal (teladan) dan orang yang di tuakan (senior).

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa tindakan kriminalitas disebabkan oleh kondisi-


kondisi dan proses-proses sosial yang menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya, seperti proses
imitas, persaingan, dan pertentangan kebudayaan.

17
TEORI MUNCULNYA TINDAKAN KRIMINALITAS

Ada dua penjelasan teortis yang sangat berpengaruh tentang munculnya tindakan kriminal,
yaitu teori asosiasi deferensial dari Edwin H. Sutherland dan teori ketegangan dari Robert Merton.

Kedua teori dari Rober Merton. Dalam tulisannya berjudul sosial strukture and anomie
yang diterbitkan pada tahun 1983. Rober K Merton mengembangkan teori ketegangan (Strain theori).
Menurut teori ketegangan merton, penyimpangan paling mungkin terjadi ketika terdapat
ketidaksesuaian antara tujuan yang dianggap baik oleh masyarakat dan cara untuk memperolehnya.

PENANGGULANGAN KRIMINALITAS

Penanggulangan segala bentuk tindakan kriminal dapat dilakukan dengan cara preventif
atau refresif. Dalam menghadapi masalah kriminalitas pendekatan sosiologi tidak fokus pada individu
pelakunya, tetapi fokus pada lingkungan sosial. Cara yang baik untuk mencegah dan mendeteksi
kriminalitas adalah membangun sebuah konteks sosial yang membuat kegiatan sulit terjadi.

KESENJANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI MASALAH SOSIAL

Kesenjangan ekonomi selalu menjadi salah satu isu utama dari setiap sistem sosial. Sejak
dulu pada filusuf telah mendebatkan etika koek sistem kekayaan besar dan kemiskinan. Kesenjangan
umumnya terdapat pada suatu masyarakat. Didalam masyarakat secara alami ada beberapa orang lebih
kuat, belajar lebih cepat, atau memiliki lebih dari apapun yang dianggap penting dalam masyarakat.

Kesenjangan sosial dan strafikasi sosial memang saling terkait melembagakan pola-pola
kesenjangan menghasilkan strafikasi sosial. Dalam pemahaman timbal balik ini stratifikasi sosial
mengacu pada distribusi sumber daya yang tidak merata. Secara etimilogis, kesenjangan berarti tidak
seimbang, tidak simetris, atau berbeda. Pola kesenjangan sosial dapat di pahami dari pemahaman kita
tentang berbagai dimensi stratifikasi sosial. Ada dua bentuk kesenjangan, kesenjangan klasik dan
kesenjangan baru. Kesenjangan klasik mencakup perbedaan kelas, status, kekayaan, prestise yang di
mediasi oleh gender, pendapatan, dan pendidikan. Kesenjangan baru mengikuti kesadaran yang lebih
besar akan komplektitas global yang konsumsi, gaya hidup, dan dinamika identitas.

FAKTOR PENYEBAB KESENJANGAN

Faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan ekonomi antara lain sebagai berikut.

1. Menurunnya pendapatan perkapita akibat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi tanpa di
imbangi peningkatan produktifitas.
2. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah sebagai akibat kebijakan politik dan
kekurangsiapan SDM.

18
3. Rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai
persaingan dan kewirausahaan.

UPAYA MENGATASI KESENJANGAN SOSIAL

Sikap perilaku individu dan kelompok masyarakat yang sesuai dengan upaya itu adalah sebagai
berikut.

1. Hidup sederhana sesuai kebutuhan.


2. Peduli dengan nasib warga masyarakat yang kurang mampu dengan menciptakan pekerjaan
bagi mereka.
3. Peningkatan pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Menghargai kreatifitas dan hasil karya orang lain, sehingga timbul kerja sama yang saling
menguntungkan.

Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah sosial yang timbul dari kesenjangan sosial ekonomi
antara lain melakukan kebijakan berikut.

1. Pemberian subsidi terhadap pemenuhan kebutuhan yang isensial bagi masyarakat kurang
mampu.
2. Menggalakan program usaha mikro kecil menengah (UMKM) melalui modal bergulir tanpa
agunan.
3. Pelatihan kewirausahaan untuk menimbulkan jiwa enterpreneurship di kalangan mayarakat

KETIDAKADILAN SEBAGAI MASALAH SOSIAL

Ketidakadilan merupakan tindakan yang sewenang wenang. Ketidakaldilan pada


umumnya menyangkut masalah pembagian suatu terhadap hak seseorang atau kelompok.

STEREOTIP

Stereotip adalah pemberian sifat tertentu secara subjektif terhadap seseorang berdasarkan
kategori kelompoknya. Stereotip merupakan salah satu bentuk prasangka antar ras berdasarkan
kategori ras, jenis kelamin, kebangsaan, dan tampilan komunikasi. Stereotip dapat bersifat positif dan
negatif. Contoh stereotip positif terdapat dalam ungkapan bahwa indonesia adalah bangsa yang
ramah, sementara itu contoh stereotip yang negatif terdapat dalam ungkapan orang-orang di pulau itu
malas.

MARGINALISASI

Marginalisasi adalah proses peminggiran kelompok-kelompok tertentu dengan lembaga


sosial utama, seperti struktur ekonomi, pendidikan, dan lembaga sosial ekonomi lainnya.

19
Marginalisasi orang selalu melibatkan kemampuan penduduk yang dominan untuk melaksanakan
beberapa tingkat kontrol dan kekuasaan atas kelompok-kelompok yang terpinggirkan.

SUBORDINASI

Subordinasi atau penomorduaan adalah pembedaan perlakuan terhadap identitas sosial


tertentu. Umumnya yang menjadi kelompok subordinasi adalah kelompok minoritas. Menurut Lowis
Wirth, kelompok minoritas seara eksplisit dibedakan dengan kelompok mayoritas.

DOMINASI

Dominasi harus dipahami sebagai suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang atau
kelompok untuk sejauh bahwa mereka bergantung pada hubungan sosial dimana beberapa orang atau
kelompok lain memegang kekuasaan sewenang-wenang atas mereka.

Semuanya ini sangat potensial merugikan segmen yang tidak memiliki keunggulan kompartif dan
kompetitif hal ini terlibat dari berlangsungan eksploitasi, kekerasan, dan deskrimisasi terhadap
kelompok.

Ketidakadilan bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945. Sila kelima pancasila
berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Secara keseluruhan, pasal-pasal UUD 1945
menekankan pentingknya keadilan dalam segala aspek kehidupan.

D. DAMPAK PEMERSALAHAN SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN PUBLIK

Kemiskinan, kriminalitas, kesenjangan sosial ekonomi, dan ketidakadilan. Permasalahan


ini berdampak pada kehidupan kita suatu bangsa yang sedang melakukan pembagunan untuk
mencapai cita-cita bersama.

1. Ketidakadilan sebagai masalah sosial karena mengandung unsur kesewenang-wenangan,


yaitu pada umunya menyangkut masalah pembagian sesuatu terhadap hak seorang atau
kelompok.
2. Kesenjangan sosial ekonomi adalah akibat pendekatan pembangunan yang tidak berkeadilan.
3. Kemiskinan sebagai masalah sosial akibat dari kesenjangan sosial ekonomi.
4. Kriminalitas atau kejahatan sebagai salah satu bentuk penyimpangan. Hal ini karena pelaku
kriminal melanggar hukum pidana yang mengatur kehidupan mereka.

E. PEMECAHAN MASALAH SOSIAL UNTUK MENCAPAI KEHIDUPAN YANG LEBIH


BAIK

Sebelumnya kita telah banyak mengupas tentang materi yang berkaitan dengan masalah
sosial dan berbagai dampaknya bagi masyarakat.

20
Jika kita amati, didalam masyarakat pasti ada berbagai masalah sosial. Sosiologi sebagai
ilmu yang membahas masyarakat bertugas mencari akar permasalahan atau penyebabnya, kemudian
mencari pemecahan masalahnya. Kepentingan publik adalah suatu bentuk kepentingan yang
menyangut orang banyak/masyarakat, tidak bertentangan dengan norma, dan kepentingan tersebut
bersumber pada kebutuhan hajat hidup orang banyak/masyarakat itu.

Upaya untuk mengatasi masalah sosial yang muncul di dalam masyarakat pun sebenarnya
sudah dilakukan. Para ahli sosiologi pun terus berupaya menemukan metode-metode untuk
menuntaskan masalah sosial ini.

Menurut Soerjono Soekanto, metode-metode atau cara-cara yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah sosial adalah dengan metode prefentif dan refrensif. Metode prefentif menurut
Soekanto sulit dilakukan karena penyebab terjadinya permasalahan terlebih dahulu sehingga harus
dilakukan penelitian mendalam.

Berbagai kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah indonesia untuk mengatasi
masalah sosial antara lain program keluarga harapan (PKH), Kartu keluarga sehat (KKS), Kartu
indonesia sejahtera (KIS).

Berikut beberapa contoh kasus yang terjadi di masyarakat dan beberapa pemecahan masalahnya

1. Konflik realistis antara buruh dan pemilik perusahaan. Akar permasalahan yang
menyebabkan terjadinya konflik adalah kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem
hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan ketika tuntutan buruh tidak terpenuhi.
Pemecahan masalah antara lain sebagai berikut.
a. Melalui kompromi (compromise), yaitu masing-masing pihak dapat mengurangi
tuntutannya sehingga tercapai penyelesaian. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
duduk bersama antara karyawan yang menuntut kenaikan upah dengan pimpinan
perusahaan.
b. Melalui arbitrase (Arbritation), yaitu penyelesaina dilakukan dengan bantuan pihak
ketiga. Hal ini bisa dilakukan jika kompromi atau musyawarah mengalami jalan
buntu.
2. Masalah narkoba (narkotika dan obat terlarang). Masalah narkoba ini belum kunjung tuntas
diatasi meskipun banyak pelakunya, baik pengedar dan pemakai yang sudah tertangkap.
Penyalahgunaan obat terlarang seperti ini banyak terjadi pada kaum muda atau remaja karena
perkembangan emosi mereka belum stabil dan cenderung ingin mencoba hal-hal baru. Oleh
karena itu, upaya yang dapat dilakukan megajak dan membimbing anak agar menjauhi
narkoba. Apabila seorang anak sudah terkena narkoba, dapat dilakukan tindakan pemulihan
dengan pembinaan (rehabilitas).

21
22

Anda mungkin juga menyukai