Hal 180-191
DISUSUN OLEH :
ANGGOTA :
1. ANGELIA SEPTIANA
2. MUTIARA
3. JENITA AFIA
4. KHALDIRA ARIYANDA R
5. FHABIO FERNANDO
KELAS : X IPS 2
TP. 2021/2022
D.PENDEKATAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF
Untuk lebih jelasnya, perbedaan antara kedua pendekatan tersebut dapat dilihat dalam tabel
1. Pada tahap awal,kedua pendekatan sama sama berusaha untuk meneliti tema yang
bersifat umum.
2. Dalam mencari informasi awal,kedua pendekatan terkadang menggunakan metode yang
sama, seperti observasi, wawancara,dan dukumentasi.
3. Data yang telah di peroleh sama sama di olah dan kemudian di buat laporan penelitian.
Pendekatan kuantitatif dalam penelitian sosial banyak dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
eksakta.Secara umum, beberapa ciri penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian kualitatif adalah kegiatan meneliti
informan (subjek penelitian) dalam lingkungan hidup kesehariannya. Sebagaimana dipaparkan
para ahli, pendekatan kualitatif memiliki beberapa ciri. Berikut ini adalah beberapa ciri penelitian
kualitatif.
1. Bersifat alamiah.
2. Data penelitian bersifat deskriptif.
3. Subjek terbatas.
4. Kontak personal secara langsung.
5. Analisis data dilakukan secara induktif.
Sebagaimana halnya dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan kualitatif juga memiliki sisi
keterbatasan. Beberapa keterbatasan pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut.
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut penelitian kualitatif, diantaranya adalah studi
kasus, fenomenologi, etnometodologi, dan etnografi.
Studi kasus
R.C. Bogdan mendefinisikan studi kasus sebagai kajian yang rinci atas suatu peristiwa tertentu.
Studi kasus juga dapat didefinisikan sebagai suatu penyelidikan intensif tentang seorang
individu. Namun, studi kasus terkadang dapat dipergunakan untuk menyelidiki unit sosial kecil,
seperti keluarga dan kelompok kelompok geng.
Fenomenologi
Edmund husserl berpendapat bahwa objek ilmu tidak terbatas pada hal-hal yang empiris, tetapi
juga mencakup fenomena yang berada di luar itu. Contohnya, persepsi kemauan, keyakinan, dan
pemikiran subjek tentang "sesuatu" diluar dirinya.
Etnometodologi
Etnografi
Etnografi kerap dimaknai sebagai usaha untuk mendeskripsikan kebudayaan dan aspek-aspek
kebudayaan. Selain itu, ada yang mengartikannya sebagai penelaahan kebudayaan dan aspek-
aspeknya dengan meletakkan dan mempertimbangkan latar belakang permasalahan secara
menyeluruh, tanpa menghindari kerumitannya. Sebagai bentuk penelitian sosial, etnografi
memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Menekankan penggalian alamiah fenomena sosial yang khusus dan tidak bertujuan
menguji hipotesis.
2. Cenderung bekerja dengan data yang terstruktur dan rancangan penelitian nya bersifat
terbuka.
3. Peneliti bertindak sebagai instrumen pengumpul data yang berusaha menggali data
atau informasi.
4. Kasus yang diteliti sedikit atau hanya satu kasus saja yang dikaji secara mendalam.
5. Analisis data tentang makna dan fungsi perilaku manusia ditafsirkan secara eksplisit
dalam bentuk deskripsi dan penjelasan verbal.
6. Tidak menggunakan analisis statistik, tetapi tidak berarti menolak data berupa angka.
Subjek penelitian
T.M. Amirin mendefinisikan subjek penelitian sebagai seorang atau sesuatu yang mengenainya
ingin diperoleh keterangan. Suharsimi Arikunto melihat subjek penelitian sebagai benda, hal atau
orang, dan tempat data untuk variabel penelitian melekat dan dipermasalahkan. Dari kedua
definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian adalah individu, benda, atau
organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data
penelitian.
Istilah lain yang kerap digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu
orang yang memberi respons atau suatu perlakuan yang diberikan kepadanya. Di kalangan
peneliti kualitatif, subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang
memberikan informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang
sedang dijalankan.
Populasi
Penentuan subjek penelitian dapat dilakukan dengan cara populasi dan sampel. Cara populasi
dilakukan jika pengambilan subjek penelitian mencakup seluruh populasi. Sementara itu, cara
sampel dilakukan ketika pengambilan subjek penelitian menggunakan sebagian dari populasi.
Sampel
Penggunaan sampel dalam penelitian diperbolehkan selama sampai tersebut dapat mewakili
populasinya dengan baik dan selamat teknik pengambilan sampel dilakukan dengan benar.
Pengambilan sampel dilakukan karena sering tidak mungkin melakukan pengamatan terhadap
populasi yang sangat besar. Contohnya, pengamatan terhadap segenap warga Jakarta. Tujuan
penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara
mengamati sebagian dari populasi sebagai representasi.
Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat di percaya dari seluruh populasi yang diteliti.
2. Dapat menentukan presisi (perbedaan hasil yang didapat dari contoh/ sampel) dari hasil
penelitian dengan jalan penyimpangan baku dari data yang diperoleh.
3. Sederhana dan mudah dilaksanakan.
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang rendah mungkin.
5. Penghematan yang nyata dalam hal waktu, tenaga, dan biaya jika dibandingkan dengan
pencacahan lengkap.
Pengambilan sampel bisa dilakukan secara acak (probabilitas) dan tidak acak (non probabilitas).
Sampel yang diambil secara acak adalah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga semua
individu memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
Teknik pengambilan sampel acak antara lain terdiri dari sampel acak sederhana (simple
random sampling),sampel berstrata (stratified random sampling),Sampel kelompok (cluster
sampling),Sampel wilayah (area probabilitas sampling),dan sampel proporsi/imbangan
(proportional sampel).
Dalam metode ini, peneliti mencatat subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek
memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Jumlah sampel untuk tiap
populasi biasanya didasarkan pada hal-hal berikut.
Contoh pengambilan sampel acak sederhana adalah sebagai berikut. Penelitian akan dilakukan
di salah satu SMA di Jakarta dengan judul penelitian "Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Prestasi
Belajar Siswa".
1. Mendata jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut. Jika jumlahnya mencapai 500, kita
boleh mengambil sampel sekitar 10% –15% dari jumlah siswa tadi.
2. Memberi nomor sesuai dengan jumlah populasi, yaitu dari nomor 1 sampai dengan yang
terakhir (menggunakan angka). Contohnya karena siswa berjumlah 500 orang penomoran
dilakukan dari nomor 1 sampai dengan 500.
3. Menentukan subjek yang akan dijadikan sampel penelitian.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengambilan sampel random dapat dilihat pada
tabel 4.3. berikut.
Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkat-tingkat atau strata,
pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara acak karena setiap tingkatan harus
terwakili.Contohnya, kita akan melakukan penelitian di salah satu SMA. Hal yang akan diteliti
adalah tingkat partisipasi siswa dalam berdiskusi di kelas. Untuk itu, setiap jenjang tingkatan
harus terwakili. Artinya, harus terdapat wakil yang akan dijadikan sampel penelitian dari siswa
kelas satu sampai kelas tiga. Sampel berstrata digunakan apabila kita berpendapat bahwa ada
perbedaan ciri atau karakteristik antara strata yang ada, dan perbedaan tersebut mempengaruhi
variabel.
Sampling kelompok (cluster sampling) adalah salah satu teknik sampling acak yang dilakukan
dengan memilih kelompok dan bukan individu yang terdapat dalam populasi. Dalam menentukan
jenis cluster atau kelompok, harus dipertimbangkan ciri yang ada.
Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap
wilayah yang terdapat dalam populasi. Sampel wilayah dilakukan apabila ada perbedaan ciri
antara wilayah yang satu dan wilayah yang lain. Contohnya kita akan meneliti keberhasilan
program wajib belajar di seluruh Indonesia. Oleh karena keadaan setiap populasi itu berbeda kita
harus membuat sampel dari seluruh populasi sehingga hasilnya mencerminkan keberhasilan
program tersebut.
Teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan dilakukan untuk menyempurnakan
penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Agar pengambilan sampel
representatif, maka jumlah sampel atau wakil untuk setiap wilayah dibuat seimbang sesuai
dengan jumlah populasinya. Contohnya, di provinsi A, jumlah penduduk yang mengikuti
program jampersal (jaminan persalinan) ada 500 orang. Kita mengambil sampel 3% dari 500
orang, yaitu 15 orang. Di provinsi B, jumlah penduduk yang mengikuti program jampersal hanya
300 orang. Sampel yang diambil adalah 3% dari 300, yaitu 9 orang. Dengan cara seperti itu, akan
terlihat seimbangan dalam menentukan peserta jampersal yang dijadikan sampel penelitian.
Teknik pengambilan sampel tidak acak antara lain terdiri dari sampel bertujuan (purposive
sample), sampel kuota (kuota sample), dan sampel yang diambil beruntun (snow-ball sampling).
Sampel ini dilakukan dengan cara pengambilan subjek bukan didasarkan pada strata, random,
atau wilayah, tetapi pada tujuan tertentu. Penggunaan metode ini dilakukan dengan berbagai
pertimbangan. Contohnya, karena keterbatasan waktu, tenaga, ataupun dana, kita tidak bisa
mengambil sampel yang besar. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut.
1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri, sifat, atau karakteristik tertentu yang
merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak
mengandung ciri-ciri dan terdapat pada populasi.
3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cara cermat di dalam studi
pendahuluan.
Dalam pengumpulan data, peneliti menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan terpenuhi. Teknik sampling ini tidak berdasarkan
strata atau daerah, tetapi jumlah yang sudah ditentukan. Contohnya, kita akan meneliti pendapat
masyarakat terhadap pelayanan dalam pengurusan izin mendirikan bangunan. Jumlah sampel
yang ditentukan 100 orang. Jika pengumpulan data belum didasarkan pada 100 orang, maka
penelitian belum dianggap selesai karena belum memenuhi kuota.
Dalam pengumpulan data, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan membangun jaringan
responden. Awalnya seorang responden diwawancarai. Kemudian, responden tersebut akan
menunjukkan responden lain. Responden lain tersebut akan menunjukkan responden berikutnya.
Hal ini dilakukan secara terus-menerus. Tujuannya adalah agar jumlah anggota sampel yang
diinginkan oleh peneliti dipenuhi.
F. PENGUMPULAN DATA
Data adalah bahan keterangan berupa himpunan fakta angka, huruf, grafik, tabel, lambang,
objek, kondisi dan situasi. Data merupakan bahan baku informasi. Untuk mencapai tujuan
penelitian, peneliti memerlukan data yang benar yang dapat diperoleh di lapangan sesuai dengan
topik penelitian nya.
Syarat-Syarat Data
Data yang kita ambil tentu bukan data sembarangan, tetapi data yang memiliki syarat-syarat
berikut.
Kegunaan Data
1. Mengetahui dan memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang ada di
masyarakat.
2. Membuat keputusan atau memecahkan persoalan.
Sebelum kita mencari data, sebaiknya kita harus terlebih dahulu mengenali jenis-jenis data.
Menurut cara perolehannya, data terdiri atas data primer dan sekunder.
1. Data primer adalah data yang didapat langsung dari lapangan atau laboratorium,
dikumpulkan, dan diolah oleh organisasi atau perseorangan. Data ini dapat diperoleh
melalui wawancara, angket, atau observasi.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasi/perseorangan dari pihak lain.
Data ini tidak langsung diperoleh. Data ini diperoleh dari bacaan, baik koran, majalah,
atau perpustakaan.
1. Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka. Contohnya, pekerja informal di
Jakarta terpinggirkan akibat penggusuran. Mereka pun tak mampu bersaing dengan
pekerja formal di pasar tenaga kerja. Hal ini menyebabkan jumlah pengangguran semakin
meningkat.
2. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka. Contohnya, 20% penduduk Indonesia
berada dibawah garis kemiskinan atau hanya 10% siswa siswi SMA Indonesia yang
melanjutkan ke perguruan tinggi.
Menurut sumbernya, data dibagi menjadi data internal dan data eksternal.
1. Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan suatu organisasi, seperti
perusahaan, departemen, atau negara. Contohnya, data negara, seperti berapa luas negara,
jumlah penduduknya, pendapatan perkapita, dan lain-lain.
2. Data eksternal adalah data yang menggambarkan sesuatu di luar organisasi atau negara.
Contohnya bagaimana perkembangan dan pendapatan masyarakat tentang gagasan yang
dilontarkan oleh organisasi tertentu.