Etika memberikan batasan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, apa
yang dianggap bermoral dan apa yang tidak.
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti (Neuman, 2003, Mason, 1996):
1. Plagiarisme : tindakan mengutip ide orang lain tanpa mengakui/menyebutkan
sumbernya. Merupakan dosa terbesar dalam dunia akademik
2. Manipulasi penelitian : Meliputi tindakan peneliti yang memalsukan, mengarang, atau
menciptakan data sendiri sesuai dengan keinginan penelitti. Atau melaporkan desain
studi yang tidak sesuai dengan kenyataan ybs.
3. Identitas Pribadi dari Pelaku/Objek Penelitian : Identitas pribadi pelaku pada objek
yang diteliti perlu dirahasiakan demi melindungi karier, pergaulan, privasi maupun
status sosial ybs.
4. Akses ke Objek penelitian: Jika objek yang diteliti menyangkut properti pribadi, maka
izin dari pemilik properti diperlukan demi menghormati hak milik orang lain.
Dalam hal ini ada 2 jenis penelitian yakni covert study dan Overt study.
Covert study adalah penelitian yang dilakukan dengan merahasiakan status peneliti
dan aktivitas penelitian itu sendiri terhadap pelaku/objek penelitian dengan tujuan
memperoleh data yang lebih ilmiah.
Overt study penelitian yang dilakukan dengan atas sepengatahuan pelaku/objek yang
diteliti.
5. Independensi Penelitian. Peneliti harus menjaga independensinya sebagai wujud
pertanggungjawaban profesionalnya.
6. Pelecehan terhadap Pelaku dari Objek Penelitian. Peneliti harus dapat menghindari
pelecehan, baik disengaja maupun tidak terhadap pelaku dari objek yang diteliti.
Hasil penelitian harus dijelaskan dengan argumen yang dapat diterima. Argumen
memungkinkan periset untuk menjelaskan, mengintepretasikan, mempertahankan,
menentang dan mencari arti lebih lanjut (Cooper dan Schindler, 2003).
Dua bentuk proses argumentasi yang digunakan dalam riset adalah deduksi dan induksi.
Pendekatan saintifik menggunakan struktur teori untuk membentuk hipotesis dan kemudian
menggunakan fakta atau data empiris untuk menguji hipotesis dan untuk mendapatkan
kesimpulan atau konsklusi. Proses mengambil kesimpulan melalui pengujian hipotesis dengan
menggunakan data empiris disebut sebagai proses deduksi dan metodenya disebut dengan
metode deduktif serta riset yang menguji hipotesis disebut riset deduktif.
Jenis-jenis Penelitian
Tujuan Metode Jenis Data
1. Murni/ dasar 1. Metode Sejarah 1. Riset Kualitatif/
2. Terapan 2. Metode Deskriptif, terdiri dari : normatif
Studi kasus 2. Riset Kuantitatif/
Survey determinatif
Riset Pengembangan
Metode longitudinal
Metode cross sectional
Riset lanjutan
Riset document
Riset kecenderungan
Riset korelasi
3. Metode Eksperimen
4. Metode Partisipatoris
1. Metode sejarah
Penelitian sejarah berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang
telah berlangsung di masa lalu, jadi peneliti tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang
akan diteliti.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau
secara sistematis dan objektif, melalui pengumpulan (dokumentasi), evaluasi, verifikasi,
dan sintesa data yang diperoleh, sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta untuk membuat
suatu kesimpulan.
Sumber data : primer (orang yang terlibat langsung dalam kejadian atau sumber-sumber
dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian tersebut.
Penelitian sejarah terutama digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang : kapan prose
situ terjadi, siapa pelakunya, dan bagaimana prosesnya.
Ada 2 cara yang saling melengkapi dalam penelitian pengembangan ini , yaitu :
Metode longitudinal, yaitu mempelajari sample peserta dalam jangka waktu panjang dan
tidak terputus-putus. Misalnya diambil sample 10 karyawan dari bagian penjualan untuk
dijadikan objek penelitian, dan dipantau terus produktifitasnya selama jangka waktu
penelitian, misalnya selama 2 tahun.
Metode cross-sectional, yaitu mempelajari sample dari berbagai strata dalam waktu yang
bersamaan. Misalnya diambil sample 10 karyawan dari bagian penjualan, produksi dan
keuangan untuk dilihat produktivitasnya sebelum dan sesudah diberi pelatihan. Cara ini
dapat membantu metode longitudinal.
3. Metode Eksperimen
Adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel
yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.
Prinsip dasar dalam desain eksperimental menurut Sudjana (1980), adalah :
Replikasi : pengulangan eksperimen agar menghasilkan taksira yang lebih baik
Randomisasi : pengacakan
Control local : langkah-langkah yang berbentuk penyeimbang, pengkotakan atau
pemblokan dan pengelompokan unit-unit eksperimen yang digunakan.
Karakteristik metode eksperimental :
Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi
Semua variabel, kecuali variabel terikat adalah konstan
Pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas variabel terikat dapat diamati dan
diukur.
5. Metode Partisipatoris
Merupakan riset yang menyangkut kehidupan manusia. Peneliti ikut bergabung secara
langsung dengan populasi yang diteliti untuk mengamati semua tingkah laku objek penelitian,
tanpa melakukan intervensi sedikit pun.
TOPOLOGI DATA
Menurut Webster’s New World Dictionary, data adalah things known or assumed, yang berarti
bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap diketahui artinya sesuatu yang sudah
terjadi merupakan fakta (bukti), dengan demikian data dianggap mempunyai dua arti:
1. suatu pernyataan (statement) tentang sesuatu yang sudah terjadi akan tetapi belum
diketahui (belum dilaporkan), sering disebut sebagai hipotesis.
Karena anggapan atau asumsi dapat benar dapat juga salah, maka apabila akan dipergunakan
untuk membuat keputusan, anggapan yang berupa hipotesa harus diuji terlebih dahulu
dengan jalan mengumpulkan data serta menggunakan criteria tertentu.
Riset pada dasarnya adalah usaha mencari data yang akan dipergunakan untuk mengetahui
sesuatu atau untuk menguji suatu hipotesa, serta untuk memecahkan suatu persoalan
tertentu. Data adalah bahan baku riset. Data dapat terbagi menjadi beberapa tingkatan yakni
data mentah, data diolah dan data hasil analisa. Data hasil analisa mempunyai peringkat
paling tinggi Karena langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.
Data : semua informasi mengenai semua hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
Jenis-jenis data :
Data primer (sumber asli) , sekunder
Dara internal, eksternal
Data cross section (satu waktu) , time series (deret waktu)
Data dengan variabel independent (stimulus, predictor, anteseden) dan dependent
Data berskala
Jenis-jenis skala :
skala Yang dapat ditentukan dr 2 amatan sembarang
Nominal Persamaan / klasifikasi/ pengkategorian
Ordinal Persamaan dan urutan
interval Persamaan, urutan, jarak (ada satuan pengukuran)
rasio Persamaan, urutan, jarak dan rasio (ada titik nol murni)
Data dapat dipisahkan menurut Skala. Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka
atau symbol lain kepada sejumlah ciri suatu obyek agar dapat menyatakan karakteristik angka
pada ciri tersebut. Berdasarkan skala data dapat dipisahkan menjadi:
1. Skala Nominal
Skala yang paling sederhana di mana angka yang diberikan kepada suatu kategori
tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya tetapi
hanya sekadar kode atau label.
Contoh : Jenis kelamin : 1 = pria dan 2 = wanita
Status : 1 = menikah dan 2 = tidak menikah
3. Skala Interval
Skala ini mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi
tentang interval antara satu obyek dengan obyek lainnya adalah sama.
Contoh: nilai prestasi yang telah ditransfer dalam bentuk huruf A, B, C, D dan E
selanjutnya diberi bobot masing-masing 4, 3, 2, 1 dan 0 sehingga interval A dan C sama
dengan interval C dan E atau interval A dan B sama dengan interval D dan E. Tetapi ada
ciri lain yaitu tidak adanya titik 0. Misalkan jika bobot A = 4 diubah menjadi A = 0 bukan
berarti bahwa nilai prestasi B, C, D dan E juga menjadi 0, tetapi dapat berubah menjadi
berturut-turut –1, -2,-3 dan –4.
Jika jarak interval pada skala ini tidak diperhatikan, skala ini bertindak sebagai skala
ordinal. Jasi skala interval dapat bertindak sebagai skala ordinal dan skala nominal.
4. Skala Ratio
Skala ini mencakup ketiga skala yang disebutkan di atas ditambah dengan sifat lain yaitu
bahwa ukuran ini mempunyai nilai nol. Karena adanya titik 0 inilah maka ukuran rasio
dapat dibuat dalam perkalian maupun pembagian. Angka pada skala ini merupakan
ukuran yang sebenarnya dari obyek yang diukur.
Contoh Agus Salim dan Budi Wasito adalah dua orang karyawan PT Maju yang masing-
masing bergaji Rp 2000.000 dan Rp 5.000.000. Hitungan ukuran rasionya ; gaji Budi Wasito
adalah 2,5 kalilipat gaji Agus Salim. Gaji ini mempunyai titik nol (misalnya perusahaan
tidak menggaji pegawainya karena bangkrut, artinya kedua karywan bergaji Rp 0).
A. Pengertian
o Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian.
o Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau
fenomena yang diteliti.
o Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan,
atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
o M. Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
o Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1) variabel jenis
kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani, pedagang).
1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabel dengan 2 kutub berlawanan.
Contoh:
Kehadiran : hadir, tidak hadir
Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit
tidak pandai
Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka intervalnya adalah 5 km.
Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg,
sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur
dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
5. Variabel Moderator
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan
suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
7. Variabel Kontrol
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1
maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama,
iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan
apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.
DESAIN RISET
Merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian,
agar metode riset yang diterapkan dalam praktek sesuai dengan kondisi serta seimbang
dengan kedalaman dan keluasan riset yang akan dilakukan.
3. Desain kausal
Berguna untuk kmenganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Sifat hubungan antar variabel
ayng mungkin terjadi :
TEKNIK SAMPLING
Populasi kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu yang ingin diselidiki oleh
peneliti.
Populasi sasaran
Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh informasi tentang populasi. Oleh
karena itu sejak awal perlu mengidentifikasi populasi secara tepat dan akurat.
Contoh :
populasi sasaran untuk penelitian persepsi akuntan adalah para akuntan.
Populasi sasaran untuk calon mahasiswa potensial adalah siswa SMU dll
Sampel beberapa anggota atau suatu bagian (subset) dari populasi. Hal ini mencakup
sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sehingga sebagaian elemen dari populasi
merupakan sampel.
Sampel (contoh) penting dalam penelitian berkaitan dengan kredibilitas dan mutu
penelitian serta biaya penelitian yang harus di bayar.
Ukuran Sampel
Ukuran sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus slovin (1960) yang dikutip
sevilla (1994) sbb:
N
n=
1 + N e2
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolelir atau diinginkan, misalnya 2%
misalnya:
Jumlah elemen dalam populasi adalah 8000. apabila Confidence level 98% berapa sampel
yang harus diambil = 1905. Apabila CL diturunkan menjadi 95%, maka jumlah sampelnya =
380.9 dst.
Semakin tinggi CL semakin besar sampelnya, semakin rendah CL semakin sedikit sampelnya.
Dalam menentukan ukuran/jumlah sampel juga perlu memperhatikan pedoman kasar yang
dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2006), yaitu:
1. Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua penelitian adalah 30 < n < 500
2. Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa subsampel (laki-laki/perempuan, senior/yunior)
jumlah sampel minimum untuk tiap kategori adalah 30
3. Dalam penelitian multivariate(multiple regression analysis) jumlah sampel harus beberapa
kali (sekitar 10 kali atau lebih) lipat dari jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan pengendalian ekperimental yang
ketat, penelitian yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan sampel sekitar 10 sampai
20.
a. Probability sampling yaitu proses pengambilan sampel yang menjamin adanya peluang bahwa
setiap unsure populasi dipilih sebagai anggota sampel.
Sampling Probability meliputi sample random sampling, systematic sampling, stratified
random sampling, cluster sampling, area sampling dan duble sampling
b. Non Probability Sampling yaitu proses pengambilan sampel yang tidak menjamin adanya
peluang bahwa setiap unsure poppulasi dipilih sebagai anggota sampel
Sampling Non Probability meliputi canvenience sampling, judgement sampling, quota
sampling dan snowball sampling.
Kekeliruan Sampling
Kekeliruan sampling
Terjadinya kekeliruan pada saat menelaah sampel, misalnya dalam menentukan jumlah
sampel yang harus diambil
Kekeliruan Tak sampling
Kekeliruan jenis ini sering timbul dalam suatu riset antara lain karena populasi yang tidak jelas,
pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat dan obyek yang diteliti ternyata tidak seluruhnya
didapat.
Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan desain/metode penelitian yang
digunakan (Gay, 1976):
Deskriptif, minimal 10 % dari populasi. Untuk populasi yang relatif kecil minimal minimal
20%.
Desain deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek
Metode ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok
Metode eksperimental, minimal 15 subyek
Penggunakan kaidah di atas sebaiknya disesuaikan dengan kondisi populasi dan keadaan lain
yang berkaitan.
Ukuran sampel contoh rumus slovin n = N/1+Ne2
Asumsi : distribusi normal tidak mutlak
Teknik pengambilan sample
Acak
cara undian
cara tabel bilangan random
cara sistematis/ ordinal
cara stratifikasi (stratified random sampling)
berdasarkan criteria
b. Dispropor
selain jumlah populasi
-sionete
sebenarnya.
INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen : suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena yang diamati.
Langkah penyusunan instrumen
Variabel penelitian indikator pertanyaan/ pernyataan
Sebagian besar langkah dalam proses penelitian dilakukan dengan mengumpulkan informasi
baik secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (sekunder, tertier).
Mekanisme pengumpulan informasi dalam penelitian sosial dilakukan secara langsung dengan
berbagai cara yang antara lain melalui teknik wawancara (baik secara langsung maupun
telepon), survey pengamatan dan angket.
Teknik wawancara dilakukan dengan mendatangi secara langsung para responden
untuk dimintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya (bisa mengenai suatu
kejadian, fakta, maupun pendapat si responden).
Teknik survey dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan
kepada responden. Kemudian responden didatangi oleh pencacah untuk menanyakan
informasi yang diminta serta dicatat dalam daftar kuesioner yang telah disiapkan.
Teknik angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden mengenai sesuatu
masalah dengan sukarela. (Perbedaan antara teknik angket dan survey terletak pada
penentuan responden yang memang tidak akan sama).
Apapun teknik pengumpulan informasi yang dipilih, penelitian sosial yang melibatkan banyak
orang membutuhkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam pengumpulan
informasi dari responden. Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang dipergunakan
untuk memperoleh, mengolah dan mengintepretasikan informasi dari para responden yang
dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrumen penelitian dirancang untuk satu
tujuan penelitian dan tidak akan bisa digunakan pada penelitian yang lain, karena setiap
penelitian memiliki ke-khas-an penelitian tersendiri.
Instrumen secara garis besar bisa dibedakan ke dalam test dan skala (kerlinger, 1973).
Test adalah suatu prosedur sistematis pengujian individu dengan pemberian
seperangkat rancangan stimuli dan pemberian bilangan atau seperangkat bilangan
terhadap respon yang timbul dari stimuli tersebut. (contoh: projective test,
intelegence test, aptitude test dll).
Skala adalah seperangkat simbol atau bilangan yan dirancang sedemikian sehingga
dengan simbol atau bilangan tersebut dapa diberikan berdasarkan suatu aturan
kepada individu atau perilakunya yang sedang diukur.
dilihat dari sisi cara subyek penelitian atau responden menjawab, skala dapat
digolongkan ke dalam skala penilaian, skala pemeringkatan
Validitas internal adalah keyakinan terhadap hubungan sebab akibat atau pengaruh dalam
desain penelitian yang dilakukan.
Validitas Eksternal adalah berkenaan dengan kemampuan digeneralisasinya hasil penelitian
pada lingkungan, orang, atau peristiwa lain.
Ancaman yang mempengaruhi validitas internal adalah history effects, maturity effect, testing
effect, instrumentation effects, selection effects, statistical regression, dan mortality.
Ancaman yang mempengaruhi validitas eksternal adalah perbedaan situasi lingkungan
penelitian, dan perbedaan subyek penelitian.
Sensitivitas
4. Rating Scale : menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang disediakan. Peneliti
harus bisa mengartikan setiap angka yang diberikan dalam alternatif.
Contoh : Seberapa baik tata ruang di lembaga A
4 jika tata ruang sangat baik, 3 cukup baik, 2 kurang baik, 1 sangat tdk baik
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka atau bibliografi adalah suatu daftar yang rincci dan sistematis dari semua karya
ilmiah yang dipakai oleh penulis dalam mennyusun suatu karya ilmiah.
Berikut ini merupakan cara penulisan yang benar untuk daftar pustaka:
a. Urutan dalam menulis daftar pustaka : Nama Pengarang, tahun, Judul karangan, edisi,
badan penerbit, kota (opsional)
b. Alphabetis
c. Nama pengarang tanpa gelar
d. Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka ditulis tepat di tepi kiri tanpa
indensi, dan baris selanjutnya menggunakan 4 ketukan
e. Tiap pustaka ditulis dengan satu spasi dan jarak tiap pustaka adalh 2 spasi
f. Untuk pengarang asing yang lebih dari satu pengarang, nama keluarga pengarang kedua
dan ketiga tidak perlu didahulukan.
g. Untuk pengarang Indonesia yang mempunyai nama Keluarga (Marga) diperlakukan
seperti penulis asing
h. Tidak dibenarkan menulis pustaka yang tidak dibaca oleh penulis.
i. Apabila ada dua karangan atau lebih dari satu pengarang, nama pengarang untuk
karangan yang kedua dan seterusnya tidak perlu lagi dicantumkan, tetapi cukup diberi
tanda garis sepanjang ruang yang diperlukan
j. Buku lebih dari tiga pengarang ditulis nama pengarang pertama saja ditambah et al.,
yang berarti ‘dan kawan-kawan’
a. Surat kabar
Lublin, J.S. (1980, Desember 5). On Idle: The Unemployed shun Much Mundate Work, At least
for a while. The Wall Street Journal. Pp.1,25
b. Jurnal
Bitner, Mary Jo. (1990). Evaluating Service Encounters:The Effects of Physical Surroundings
and Employee Responses. Journal of Marketing, 54 (4), 69-82.
c. makalah yang dipresentasikan dalam sebuah conferrence:
Bajaj, L.S. (1996). Practical Tips For Efficient Management. Paper Presented At The Annual
Meeting of Entrepeneur, San Jose, CA.
d. sumber-sumber elektronik:
Author, I (1998). Technology and Immediacy of information [on-line] Available
http://www.bnet.act.com
e. Buku dari satu pengarang
Referensi :
Cooper., Donald. & Pamela S. Schindler. 2003. Business Research Methods. 8th Edition. New
York. Mc Graw Hill Co. Inc.;
FEUG. 2000. Pedoman Penulisan Ilmiah. Jakarta. Universitas Gunadarma;
Husein Umar. 2000. Riset Akuntansi. Cetakan Pertama. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama;
Kerlinger, F. N. 1986. Foundations of Behavioral Research. 3rd ed. New York. Holt, Rinehart
and Winston Publishing Co;
Sekaran., Uma. 2006. Research Methods For Business. 6 edition, New York. John Willey & Sons,
Inc