Anda di halaman 1dari 20

Etika dalam Penelitian

Etika memberikan batasan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, apa
yang dianggap bermoral dan apa yang tidak.

Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti (Neuman, 2003, Mason, 1996):
1. Plagiarisme : tindakan mengutip ide orang lain tanpa mengakui/menyebutkan
sumbernya. Merupakan dosa terbesar dalam dunia akademik
2. Manipulasi penelitian : Meliputi tindakan peneliti yang memalsukan, mengarang, atau
menciptakan data sendiri sesuai dengan keinginan penelitti. Atau melaporkan desain
studi yang tidak sesuai dengan kenyataan ybs.
3. Identitas Pribadi dari Pelaku/Objek Penelitian : Identitas pribadi pelaku pada objek
yang diteliti perlu dirahasiakan demi melindungi karier, pergaulan, privasi maupun
status sosial ybs.
4. Akses ke Objek penelitian: Jika objek yang diteliti menyangkut properti pribadi, maka
izin dari pemilik properti diperlukan demi menghormati hak milik orang lain.
Dalam hal ini ada 2 jenis penelitian yakni covert study dan Overt study.
Covert study adalah penelitian yang dilakukan dengan merahasiakan status peneliti
dan aktivitas penelitian itu sendiri terhadap pelaku/objek penelitian dengan tujuan
memperoleh data yang lebih ilmiah.
Overt study penelitian yang dilakukan dengan atas sepengatahuan pelaku/objek yang
diteliti.
5. Independensi Penelitian. Peneliti harus menjaga independensinya sebagai wujud
pertanggungjawaban profesionalnya.
6. Pelecehan terhadap Pelaku dari Objek Penelitian. Peneliti harus dapat menghindari
pelecehan, baik disengaja maupun tidak terhadap pelaku dari objek yang diteliti.

Gambar induktivisme, (Mathews and Perera, 1996)

Mendapatkan fakta Hukum universal Prediksi dan


melalui observasi dan teori Penjelasan
generalisasi penalaran
(penalaran induktif) (Penalaran deduktif)

DEDUKSI DAN INDUKSI

Hasil penelitian harus dijelaskan dengan argumen yang dapat diterima. Argumen
memungkinkan periset untuk menjelaskan, mengintepretasikan, mempertahankan,
menentang dan mencari arti lebih lanjut (Cooper dan Schindler, 2003).
Dua bentuk proses argumentasi yang digunakan dalam riset adalah deduksi dan induksi.

Pendekatan saintifik menggunakan struktur teori untuk membentuk hipotesis dan kemudian
menggunakan fakta atau data empiris untuk menguji hipotesis dan untuk mendapatkan
kesimpulan atau konsklusi. Proses mengambil kesimpulan melalui pengujian hipotesis dengan
menggunakan data empiris disebut sebagai proses deduksi dan metodenya disebut dengan
metode deduktif serta riset yang menguji hipotesis disebut riset deduktif.

Riset Akuntansi, Widi, 1


Deduksi adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis data. Urutan proses
riset dari pendekatan deduktif adalah:
a. membangun hipotesis berbasis struktur teori
b. mengumpulkan fakta atau data empiris
c. menggunakan data untuk menguji hipotesis
d. mengambil kesimpulan (memeberikan argumen).

Pendekatan naturalis menggunakan data untuk mengambil kesimpulan tanpa menggunakan


hipotesis (let the data speak for themselves). Pada pendekatan ini jika hipotesis harus
digunakan, umumnya hipotesis dibentuk dari data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih
dahulu. Proses pembentukan hipotesis berdasarkan data yang ada dan pengambilan
keputusan seperti ini disebut proses induksi dan metodenya disebut metode induktif serta
riset disebut riset induktif.

Pendekatan induksi didefinisikan sebagai proses mengambil kesimpulan (atau


pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau lebih fakta atau bukti-bukti.

METODE DAN DESAIN RISET

Jenis-jenis Penelitian
Tujuan Metode Jenis Data
1. Murni/ dasar 1. Metode Sejarah 1. Riset Kualitatif/
2. Terapan 2. Metode Deskriptif, terdiri dari : normatif
 Studi kasus 2. Riset Kuantitatif/
 Survey determinatif
 Riset Pengembangan
 Metode longitudinal
 Metode cross sectional
 Riset lanjutan
 Riset document
 Riset kecenderungan
 Riset korelasi
3. Metode Eksperimen
4. Metode Partisipatoris

1. Metode sejarah
Penelitian sejarah berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang
telah berlangsung di masa lalu, jadi peneliti tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang
akan diteliti.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau
secara sistematis dan objektif, melalui pengumpulan (dokumentasi), evaluasi, verifikasi,
dan sintesa data yang diperoleh, sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta untuk membuat
suatu kesimpulan.
Sumber data : primer (orang yang terlibat langsung dalam kejadian atau sumber-sumber
dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian tersebut.
Penelitian sejarah terutama digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang : kapan prose
situ terjadi, siapa pelakunya, dan bagaimana prosesnya.

Riset Akuntansi, Widi, 2


2. Metode deskiptif
Adalah penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri,yaitu tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variable lain.
Tujuannya : adalah untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung dan
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Menurut Consuelo, metode deskriptif terdiri dari :
 Studi Kasus
Merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu
tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa
lalunya.
Kelebihan : penelitian dilakukan dengan lebih mendalam sehingga dapat menjawab
pertanyaan mengapa keadaan itu terjadi dan peneliti diharapkan dapat menemukan
hubungan yang tadinya tidak terduga.
Kelemahan: Kajian relative menjadi kurang luas dan dalam, Sulit digeneralisasi dengan
keadaan yang berlaku umum, Ada kecenderungan mengarah ke subjektivitas
 Survey
Adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut.
Survey digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa
gejala-gejala tersebut ada, sehingga tidak perlu memperhitungkan hubungan antara
variable, karena metode ini hanya menggunakan data yang ada untuk pemecahan
masalah bukan untuk pengujian hipotesis. Penelitian survey biasanya dilakukan untuk
mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Meskipun
demikian, generalisasi yang dihasilkan bisa akurat apabila sampel yang digunakan
representatif. Survey dapat dilakukan dengan cara sensus maupun sampling.
 Riset Pengembangan
Penelitian ini berguna untuk memperoleh informasi tentang perkembangan suatu objek
tertentu dalam jangka waktu tertentu, misalnya penelititan tentang pengaruh metode
pelatihan karyawan terhadap produktifitas kerja karyawan.

Ada 2 cara yang saling melengkapi dalam penelitian pengembangan ini , yaitu :
Metode longitudinal, yaitu mempelajari sample peserta dalam jangka waktu panjang dan
tidak terputus-putus. Misalnya diambil sample 10 karyawan dari bagian penjualan untuk
dijadikan objek penelitian, dan dipantau terus produktifitasnya selama jangka waktu
penelitian, misalnya selama 2 tahun.
Metode cross-sectional, yaitu mempelajari sample dari berbagai strata dalam waktu yang
bersamaan. Misalnya diambil sample 10 karyawan dari bagian penjualan, produksi dan
keuangan untuk dilihat produktivitasnya sebelum dan sesudah diberi pelatihan. Cara ini
dapat membantu metode longitudinal.

 Riset Lanjutan (follow up study)


Dilakukan jika peneliti hendak mengetahui perkembangan kanjutan terhadap subjek
setelah diberi perlakuan tertentu atau setelah kondisi tertentu. Misalnya dipakai untuk
menilai keberhasilan suatu program pelatihan karyawan.
 Riset Dokumen (content analysis)
Metode ini dipakai untuk meliput pengumpulan data dan informasi melalui pengujian
arsip dan dokumen.Contoh : peneliti ingin mengetahui seberapa banyak buku pelajaran di
program studi Akuntansi yang mengandung analisis akuntansi dari sisi etika..

Riset Akuntansi, Widi, 3


 Riset Kecenderungan (trend analisis)
Metode ini paling sesuai untuk penelitian yang bertujuan melihat kondisi yang akan
datang dengan melakukan proyeksi atau ramalan. Misalnya penelitian mengenai pola
konsumsi suatu produk.
 Riset korelasi (correlational study)
Penelitian ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel yang berbeda
dalam suatu populasi. Misalnya hubungan antara harga saham dengan tingkat likuiditas,
solvabilitas dan rentabilitas.

3. Metode Eksperimen
Adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel
yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.
Prinsip dasar dalam desain eksperimental menurut Sudjana (1980), adalah :
 Replikasi : pengulangan eksperimen agar menghasilkan taksira yang lebih baik
 Randomisasi : pengacakan
 Control local : langkah-langkah yang berbentuk penyeimbang, pengkotakan atau
pemblokan dan pengelompokan unit-unit eksperimen yang digunakan.
Karakteristik metode eksperimental :
 Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi
 Semua variabel, kecuali variabel terikat adalah konstan
 Pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas variabel terikat dapat diamati dan
diukur.

4. Metode Causal Comparatif (Ex Post Facto)


Adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk menemukan factor-faktor yang
mendahului atau menemukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti.
Menurut Kerlinger (1976), penelitian ini merupakan pencarian empirik yang sistematis di
mana peneliti tidak dapat mengontrol variabel bebasnya karena peristiwa telah terjadi atau
karena sifatnya tidak dapat dimanipulasi.
Jika dibandingkan dengan riset eksperimen, riset ex post facto pada mulanya mengamati
akibar baru mencari sebab, sedangkan dalam riset eksperimen pada mulanya menciptakan
sebab, secara sengaja membuat kelompok berbeda dan kemudian mengamati akibat
perbedaan itu pada variabel terikat.

5. Metode Partisipatoris
Merupakan riset yang menyangkut kehidupan manusia. Peneliti ikut bergabung secara
langsung dengan populasi yang diteliti untuk mengamati semua tingkah laku objek penelitian,
tanpa melakukan intervensi sedikit pun.

TOPOLOGI DATA

Menurut Webster’s New World Dictionary, data adalah things known or assumed, yang berarti
bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap diketahui artinya sesuatu yang sudah
terjadi merupakan fakta (bukti), dengan demikian data dianggap mempunyai dua arti:
1. suatu pernyataan (statement) tentang sesuatu yang sudah terjadi akan tetapi belum
diketahui (belum dilaporkan), sering disebut sebagai hipotesis.

Riset Akuntansi, Widi, 4


2. suatu pernyataan tentang sesuatu yang belum terjadi, bisa terjadi bisa juga tidak disebut
ramalan (forecasting).
Contoh :
 Seseorang ditanya berapa umurnya, dan menjawab umurnya 40 th  data.
 Kepala BULOG menganggap bahwa persediaan beras cukup  data

Karena anggapan atau asumsi dapat benar dapat juga salah, maka apabila akan dipergunakan
untuk membuat keputusan, anggapan yang berupa hipotesa harus diuji terlebih dahulu
dengan jalan mengumpulkan data serta menggunakan criteria tertentu.

Data berguna untuk:


1. mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu keadaan atau persoalan
2. membuat keputusan atau memecahkan persoalan.

Riset pada dasarnya adalah usaha mencari data yang akan dipergunakan untuk mengetahui
sesuatu atau untuk menguji suatu hipotesa, serta untuk memecahkan suatu persoalan
tertentu. Data adalah bahan baku riset. Data dapat terbagi menjadi beberapa tingkatan yakni
data mentah, data diolah dan data hasil analisa. Data hasil analisa mempunyai peringkat
paling tinggi Karena langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.

Data : semua informasi mengenai semua hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

Jenis-jenis data :
 Data primer (sumber asli) , sekunder
 Dara internal, eksternal
 Data cross section (satu waktu) , time series (deret waktu)
 Data dengan variabel independent (stimulus, predictor, anteseden) dan dependent

 Data berskala 
Jenis-jenis skala :
skala Yang dapat ditentukan dr 2 amatan sembarang
Nominal Persamaan / klasifikasi/ pengkategorian
Ordinal Persamaan dan urutan
interval Persamaan, urutan, jarak (ada satuan pengukuran)
rasio Persamaan, urutan, jarak dan rasio (ada titik nol murni)

Menurut sifatnya data terbagi menjadi :


1. data kualitatif : yaitu data yang tidak berbentuk angka, misalnya: Jakarta Fair sepi,
keamanan mantap, harga stabil, karyawan bersemangat, penjualan menurun dll
2. data kuantitatif : yaitu data yang berbentuk angka,
misalnya hara beras Rp 3000/kg, karyawan yang tidak bersemangat hanya 10%, rata-
rata gaji/upah karyawan Rp 1.500.000/bulan, produksi padi mencapai 20 juta
ton/bulan.

Menurut sumber, data terbagi menjadi:


1. data internal yaitu data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan keadaan
organisasi tersebut.

Riset Akuntansi, Widi, 5


Misalnya : jumlah karyawan, jumlah modal, jumlah produksi, kebutuhan bahan
mentahnya dll.
2. data external yaitu data dari luar suatu organisasi yang dapat menggambarkan factor-
faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi.
Misalnya daya beli masyarakat mempengaruhi penjualan perusahaan, bantuan luar
negri akan mempengaruhi hasil pembangunan suatu negara dll.

Menurut cara memperolehnya data terbagi menjadi:


1. data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi
langsung melalui objeknya.
Misalnya Uniliver ingin mengetahui konsumsi margarine blue band langsung
menghubungi rumah tangga, BPS untuk memperoleh data harga langsung
menghubungi pasar dll
2. data sekunder : yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah berupa publikasi.
Data sudah dikumpulkan oleh pihak/instansi lain. Misalnya suatu perusahaan
(departemen) ingin mengetahui data penduduk, pendapatan nasional, Indeks harga
Konsumen dari BPS, data perbankan dari BI, dll

Menurut waktu pengumpulannya, data terbagi menjadi:


1. Data cross section ialah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at appoint
of time) untuk menggambarkan keadaan & kegiatan pada waktu tersebut.
Analisa yang didasarkan atas data cross section disebut analisa cross section yang
sifatnya statis, oleh Karena itu tidak memperhitungkan perubahan–perubahan yang
terjadi, yang disebabkan oleh perubahan waktu
2. Data berkala (time series data) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut.
Misalnya perkembangan uang beredar, perkembangan harga 9 macam bahan pokok ,
perkembangan penduduk dll.

Menurut kondisi hubungan/ketergantungan dengan variabel lain, data dikelompokkan


menjadi
1. data/variabel terikat : data/variabel yang tergantung pada data variabel lain.
2. data/variabel bebas: data/variabel yang tidak tergantung pada variabel lain.
Misalanya adalah data hasil penjualan suatu produk tergantung oleh harga, promosi,
distribusi dan produk itu sendiri. Data hasil penjualan merupakan variabel terikat
sedangkan variabel harga, prpmosi, distribusi dan produk itu sendiri adalah variabel
bebas.

Data dapat dipisahkan menurut Skala. Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka
atau symbol lain kepada sejumlah ciri suatu obyek agar dapat menyatakan karakteristik angka
pada ciri tersebut. Berdasarkan skala data dapat dipisahkan menjadi:
1. Skala Nominal
Skala yang paling sederhana di mana angka yang diberikan kepada suatu kategori
tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya tetapi
hanya sekadar kode atau label.
Contoh : Jenis kelamin : 1 = pria dan 2 = wanita
Status : 1 = menikah dan 2 = tidak menikah

Riset Akuntansi, Widi, 6


2. Skala Ordinal
Skala ini mengurutkan data dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi atau
sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.
Contoh ; Nilai ujian 5 mahasiswa diurutkan dari yang
paling besar ke yang paling kecil sbb:
Nama Mahasiswa Nilai Ujian Nilai Prestasi
Dania 95 A
Angga 78 B
Gagah 72 C
Robi 59 D
Ratna 40 E
Merubah nilai ujian ke nilai prestasi, misalnya mempunyai kaidah sebagai berikut:
Jarak antara 85 – 100 adalah A
Jarak antara 76 – 84 adalah B
Jarak antara 68 – 75 adalah C
Jarak antara 56 – 67 adalah D
Jarak antara 0 – 55 adalah E
Kaidah di atas terlihat bahwa jarak interval tiap nilai prestasi bisa tidak sama.
Jika bobot pada skala ordinal tidak diperhatikan, ia akan menjadi skala nominal sehingga
dapat disimpulkan bahwa skala ordinal dapat berperan sebagai skala nominal tetapi tidak
sebaliknya, skala nominal tidak dapat berperan sebagai skala ordinal.

3. Skala Interval
Skala ini mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi
tentang interval antara satu obyek dengan obyek lainnya adalah sama.
Contoh: nilai prestasi yang telah ditransfer dalam bentuk huruf A, B, C, D dan E
selanjutnya diberi bobot masing-masing 4, 3, 2, 1 dan 0 sehingga interval A dan C sama
dengan interval C dan E atau interval A dan B sama dengan interval D dan E. Tetapi ada
ciri lain yaitu tidak adanya titik 0. Misalkan jika bobot A = 4 diubah menjadi A = 0 bukan
berarti bahwa nilai prestasi B, C, D dan E juga menjadi 0, tetapi dapat berubah menjadi
berturut-turut –1, -2,-3 dan –4.
Jika jarak interval pada skala ini tidak diperhatikan, skala ini bertindak sebagai skala
ordinal. Jasi skala interval dapat bertindak sebagai skala ordinal dan skala nominal.

4. Skala Ratio
Skala ini mencakup ketiga skala yang disebutkan di atas ditambah dengan sifat lain yaitu
bahwa ukuran ini mempunyai nilai nol. Karena adanya titik 0 inilah maka ukuran rasio
dapat dibuat dalam perkalian maupun pembagian. Angka pada skala ini merupakan
ukuran yang sebenarnya dari obyek yang diukur.

Contoh Agus Salim dan Budi Wasito adalah dua orang karyawan PT Maju yang masing-
masing bergaji Rp 2000.000 dan Rp 5.000.000. Hitungan ukuran rasionya ; gaji Budi Wasito
adalah 2,5 kalilipat gaji Agus Salim. Gaji ini mempunyai titik nol (misalnya perusahaan
tidak menggaji pegawainya karena bangkrut, artinya kedua karywan bergaji Rp 0).

Riset Akuntansi, Widi, 7


VARIABEL PENELITIAN

A. Pengertian

o Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian.
o Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau
fenomena yang diteliti.
o Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan,
atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
o M. Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
o Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1) variabel jenis
kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani, pedagang).

B.    Macam-macam Variabel

1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabel dengan 2 kutub berlawanan.
Contoh:
 Kehadiran : hadir, tidak hadir
 Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
 Variabel  Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit
tidak pandai
 Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka intervalnya adalah 5 km.
 Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg,
sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.

2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur
dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.

3. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Predktor).


Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).

4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).


Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen
Motivasi Pembelian = Variabel Dependen

5. Variabel Moderator
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan
suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.

Riset Akuntansi, Widi, 8


6. Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel
dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat
diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan
Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).

7. Variabel Kontrol
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1
maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama,
iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan
apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.

DESAIN RISET

Merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian,
agar metode riset yang diterapkan dalam praktek sesuai dengan kondisi serta seimbang
dengan kedalaman dan keluasan riset yang akan dilakukan.

1. Desain dalam merencanakan penelitian


Bertujuan untuk melaksanakan penelitian sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik dalam
pengujian hipotesis maupun dalam membuat kesimpulan. Desain harus bisa menerjemahkan
model-model ilmiah ke dalam penelitian operasional secara praktis.
2. Desain dalam melaksanakan penelitian
Desain dalam pelaksanaan penelitian dibagi menjadi 4 macam desain. Yaitu :
a. desain sample
diperlukan agar sample yang diambil representative, sesuai dengan tujuan penelitian
maupun kesimpulan yang akan diambil.
b. desain instrument
instrument merupakan alat untuk mengumpulkan data,. Alat ini perlu dievaluasi terlebih
dahulu agar data yang diperoleh cocok dengan apa yang dibutuhkan.
c. desain analisis
Berhubungan erat dengan hipotesis penelitian. Jika hipotesis sudah didesain dengan baik,
maka desain analisis secara paralel dapat dikembangkan. Jadi hipotesis akan baik jika
konsisten dengan analisis yang akan dibuat.
d. Desain administrasi
Desain untuk membuat laporan hasil riset, sesuai dengan standar yang berlaku umum.

JENIS DESAIN RISET


1. Desain eksploratori
Digunakan untuk persoalan-persoalan yang sifatnya baru, sehingga hipotesis sulit dibuat
karena tidak ada dasar teori yang kuat. Desain ini sifatnya hanya melakukan eksplorasi,
yaitu berusaha mencari ide-ide atau hubungan-hubungan yang baru sehingga dapat
dikatakan bahwa riset ini bertitik tolak pada variabel, bukan fakta.
2. Desain Deskriptif
Desain ini bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik suatu fenomena tertentu.
Jadi dalam riset dengan desain deskriptif, jangan melakukan kesimpulan atas data yang ada

Riset Akuntansi, Widi, 9


karena tujuannya hanya mengumpulkan fakta dan menguraikannya secara menyeluruh
dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan.
Contoh riset deskriptif :
 Riset Pasar : menganalilsis besarnya ukuran pasar, daya beli konsumen, analisis distribusi,
dan analisis profil konsumen
 Riset pangsa pasar : menganalisis proporsi dari total penjualan terhadap pesaingnya
 Riset analisis penjualan berdasarkan geografis, lini produk dan tipe.
 Riset pengunaan produk : pola konsumsi suatu produk

3. Desain kausal
Berguna untuk kmenganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Sifat hubungan antar variabel
ayng mungkin terjadi :

Jenis Hubungan (Asosiasi)


 Simetris : jika dua variabel berfluktuasi bersamaan tapi kita menganggap di antara
keduanya tidak ada hubungan apa-apa.
 Asimetris : hubungan yang terjadi akibat variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
 Hubungan timbal balik : Terjadi apabila dua variabel mempengaruhi atau memperkuat
satu sama lain.

TEKNIK SAMPLING

Populasi  kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu yang ingin diselidiki oleh
peneliti.

Populasi sasaran
Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh informasi tentang populasi. Oleh
karena itu sejak awal perlu mengidentifikasi populasi secara tepat dan akurat.
Contoh :
 populasi sasaran untuk penelitian persepsi akuntan adalah para akuntan.
 Populasi sasaran untuk calon mahasiswa potensial adalah siswa SMU dll

Elemen  suatu anggota tunggal dari populasi.


Jika terdapat 200 penumpang pesawat dalam suatu penerbangan, maka setiap penumpang
pesawat tersebut merupakan elemen dari populasi.

Sampel  beberapa anggota atau suatu bagian (subset) dari populasi. Hal ini mencakup
sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sehingga sebagaian elemen dari populasi
merupakan sampel.

Sampel (contoh)  penting dalam penelitian berkaitan dengan kredibilitas dan mutu
penelitian serta biaya penelitian yang harus di bayar.

Alasan diperlukannya sampel dalam penelitian :


 Seluruh Populasi  Teknik sensus membutuhkan biaya yang sangat besar/mahal (tenaga
pencacah dan waktu yang lama).

Riset Akuntansi, Widi, 10


 Teknik sensus tidak luwes dan tidak praktis untuk pengambilan keputusan terbatas.

Sampel dapat mewakili seluruh populasi, apabila:


Sampel harus memenuhi 2 kriteria, yaitu cermat (accuracy) dan tepat (precission), tingkat
kepercayaan (confidence).
 cermat : sampel yang diambil tidak akan bias sehingga sampel dapat memberikan reaksi
yang tidak berlebih atau kurang tetapi memberikan reaksi wajar.
 tepat : mengandung arti sampel yang diambil dapat mewakili dengan wajar keseluruhan
populasi. Oleh karena itu aspek ketepatan ini mengandung pengukuran standard yang
dapat ditoleransi terhadap kemungkinan kesalahan pengambil sampel.
 Menggunakan teknik pengambilan sampel (teknik sampling) yang sesuai dengan strategi
penelitian yang dilakukan.
 Confidence level : derajat kepercayaan atau ketelitian pengambilan sebuah sampel.
Confidence level 95%-99%. Semakin tinggi Condidence level semakin dapat dipercaya
data tersebut. (100 - CL = 1%-5%) adalah persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir.

Ukuran Sampel
Ukuran sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus slovin (1960) yang dikutip
sevilla (1994) sbb:
N
n=
1 + N e2
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolelir atau diinginkan, misalnya 2%
misalnya:
Jumlah elemen dalam populasi adalah 8000. apabila Confidence level 98% berapa sampel
yang harus diambil = 1905. Apabila CL diturunkan menjadi 95%, maka jumlah sampelnya =
380.9 dst.
Semakin tinggi CL semakin besar sampelnya, semakin rendah CL semakin sedikit sampelnya.

Dalam menentukan ukuran/jumlah sampel juga perlu memperhatikan pedoman kasar yang
dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2006), yaitu:
1. Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua penelitian adalah 30 < n < 500
2. Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa subsampel (laki-laki/perempuan, senior/yunior)
jumlah sampel minimum untuk tiap kategori adalah 30
3. Dalam penelitian multivariate(multiple regression analysis) jumlah sampel harus beberapa
kali (sekitar 10 kali atau lebih) lipat dari jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan pengendalian ekperimental yang
ketat, penelitian yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan sampel sekitar 10 sampai
20.

Riset Akuntansi, Widi, 11


Sampling  adalah proses memilih suatu jumlah unsur populasi yang mencukupi dari
populasi, sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami karakteristiknya
memungkinkan untuk untuk menggeneralisasikan karakteristik tersebut pada seluruh anggota
populasi.

Kategori Sampling  Probability Sampling dan Non probability sampling

a. Probability sampling yaitu proses pengambilan sampel yang menjamin adanya peluang bahwa
setiap unsure populasi dipilih sebagai anggota sampel.
 Sampling Probability meliputi sample random sampling, systematic sampling, stratified
random sampling, cluster sampling, area sampling dan duble sampling

b. Non Probability Sampling yaitu proses pengambilan sampel yang tidak menjamin adanya
peluang bahwa setiap unsure poppulasi dipilih sebagai anggota sampel
 Sampling Non Probability meliputi canvenience sampling, judgement sampling, quota
sampling dan snowball sampling.

Kekeliruan Sampling
 Kekeliruan sampling
Terjadinya kekeliruan pada saat menelaah sampel, misalnya dalam menentukan jumlah
sampel yang harus diambil
 Kekeliruan Tak sampling
Kekeliruan jenis ini sering timbul dalam suatu riset antara lain karena populasi yang tidak jelas,
pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat dan obyek yang diteliti ternyata tidak seluruhnya
didapat.

Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan desain/metode penelitian yang
digunakan (Gay, 1976):
 Deskriptif, minimal 10 % dari populasi. Untuk populasi yang relatif kecil minimal minimal
20%.
 Desain deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek
 Metode ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok
 Metode eksperimental, minimal 15 subyek
Penggunakan kaidah di atas sebaiknya disesuaikan dengan kondisi populasi dan keadaan lain
yang berkaitan.


Ukuran sampel contoh  rumus slovin n = N/1+Ne2
Asumsi : distribusi normal tidak mutlak

Teknik pengambilan sample
 Acak
 cara undian
 cara tabel bilangan random
 cara sistematis/ ordinal
 cara stratifikasi (stratified random sampling)

Riset Akuntansi, Widi, 12


 cara cluster
 double sampling
 Non acak
 cara keputusan (judgment sampling)
 cara kuota (quota sampling)
 cara dipermudah (convenience sampling)
 snowball

Kelebihan dan kekurangan desain sampling

Desain sampling Penjelasan Kelebihan Kekurangan


A. Probability Sampling
Seluruh elemen dalam Kemampuan Tidak seefisien
populasi generalisasi hasil stratified sampling
diperhitungkan dan penenmuan tinggi
Simple random tiap elemen
sampling mempunyai
kesempatan yang sama
untuk terpilih sebagai
objek
Setiap elemen ke n dari Mudah dilakukan Dimungkinkan
populasi dipilih, mulai bila kerangka terjadinya bias
Systematic dari anggota tertentu populasinya sistematik
sampling dalam kerangka tersedia
populasi

Stratified Populasi dibagi ke Paling efisien di Stratified harus


random dalam kelompok antara semua memiliki arti tertentu
sampling tertentu kemudian desain lebih memakan waktu
subyek diambil: probabilitas dibandingkan dengan
semua kelompok simple random
a. Propor
terwakili sampling kerangka
-sionate dalam proporsi jumlah
jumlahnya populasi untuk tiap
yang sebenarnya dan
kelompok/strata
perbandingannya.
diperlukan.

berdasarkan criteria
b. Dispropor
selain jumlah populasi
-sionete
sebenarnya.

Cluster sampling Kelompok yang Dalam cluster Paling kurang dapat


anggotanya heterogen geografis , biaya diandalkan & kurang
ditentukan dulu, pengumpulan efisien diantara desain
kemudian dipilih secara datanya rendah probabilitas lainnya
acak dari tiap karena sub-sub dari

Riset Akuntansi, Widi, 13


Desain sampling Penjelasan Kelebihan Kekurangan
kelompok : semua kelompok lebih
anggota dari tiap cenderung homogen
keompok yang dipilih daripada heterogen.
secara acak dipelajari
Biayanya efektif, Memakan waktu
Cluster sampling dalam berguna untuk untuk mengumpulkan
suatu daerah/lokasi keputusan yang data dari suatu lokasi.
Area Sampling
tertentu berhubungan
dengan lokasi
tertentu
Sampel atau sub Menawarkan Original bias individu
sampel yang sama infomasi yang mungkin tidak senang
Double sampling
diteliti dua kali lebih rinci dalam merespon untuk
topik penelitian kedua kali
B. Non Probability Sampling
Anggota populasi yang Cepat, mudah, Tidak dapat
Convenience
paling mudah ditemui tidak mahal digeneralisasikan
sampling
dipilih sebagai subyek sama sekali
Subyek dipilih Kadang Kemampuan
berdasarkan keahlian merupakan satu- generalisasinya
Judgment dalam bidang diteliti satunya cara dipertanyakan, tidak
sampling untuk menyelidiki dapat
digeneralisasikan ke
seluruh popolasi
Subyek dipilih yang Sangat berguna Tidak dapat
paling mudah ditemui bila partisipasi digeneralisasikan
dari kelompok yang kelompok dengan mudah
Quota sampling
ditargetkan berdasar minoritas
jumlah kuota yangtelah diperlukan dalam
ditentukan sebelumnya suatu penelitian
Memilih unit yang Hanya untuk Keterwakilan dari
karakteristiknya jarang, penerapan yang karakteristik yang
Snowball
unit selanjutnya sangat khusus jarang tidak terlihat
sampling
ditunjukkan responden dalam pemilihan
sebelumnya sampel
Sumber : sekaran (2006)

INSTRUMEN PENELITIAN
 Instrumen : suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena yang diamati.
 Langkah penyusunan instrumen
Variabel penelitian indikator pertanyaan/ pernyataan

Riset Akuntansi, Widi, 14


Contoh :
 Variablel : kekayaan
 Indikator : rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan anak, jenis makanan yang
sering dimakan, jenis olah raga
 Pertanyaannya untuk “rumah”: (1) berapa jumlah rumah (2) di mana letak rumah (3)
berapa luas masing-masing rumah (4) bagaimana kualitas bangunan rumah

 Teknik/ metode Pengumpulan Data


 Observasi/ pengamatan : melakukan pengamatan langsung/tdk langsung terhadap
objek yang diteliti. Digunakan untuk penelitian perilaku manusia, proses kerja, gejala
alam, responden kecil.
 Metode Test : untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi pre-test
dan post-test
 Metode Pertanyaan wawancara, kuesioner
Digunakan untuk mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam

Sebagian besar langkah dalam proses penelitian dilakukan dengan mengumpulkan informasi
baik secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (sekunder, tertier).
Mekanisme pengumpulan informasi dalam penelitian sosial dilakukan secara langsung dengan
berbagai cara yang antara lain melalui teknik wawancara (baik secara langsung maupun
telepon), survey pengamatan dan angket.
 Teknik wawancara dilakukan dengan mendatangi secara langsung para responden
untuk dimintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya (bisa mengenai suatu
kejadian, fakta, maupun pendapat si responden).
 Teknik survey dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan
kepada responden. Kemudian responden didatangi oleh pencacah untuk menanyakan
informasi yang diminta serta dicatat dalam daftar kuesioner yang telah disiapkan.
 Teknik angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden mengenai sesuatu
masalah dengan sukarela. (Perbedaan antara teknik angket dan survey terletak pada
penentuan responden yang memang tidak akan sama).

Apapun teknik pengumpulan informasi yang dipilih, penelitian sosial yang melibatkan banyak
orang membutuhkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam pengumpulan
informasi dari responden. Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang dipergunakan
untuk memperoleh, mengolah dan mengintepretasikan informasi dari para responden yang
dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrumen penelitian dirancang untuk satu
tujuan penelitian dan tidak akan bisa digunakan pada penelitian yang lain, karena setiap
penelitian memiliki ke-khas-an penelitian tersendiri.

Kegunaan instrumen penelitian:


1). Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden,
2). Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara
3). Sebagai alat evaluasi performance pekerjaan staff peneliti.

Riset Akuntansi, Widi, 15


Instrumen pengukur variabel (instrumen) biasanya digunakan dalam berbagai desain
penelitian, kecuali dalam event studi, content analysis dan sosiometri, karena ukuran variabel
sudah berfungsi sebagai instrumen.

Instrumen secara garis besar bisa dibedakan ke dalam test dan skala (kerlinger, 1973).
 Test adalah suatu prosedur sistematis pengujian individu dengan pemberian
seperangkat rancangan stimuli dan pemberian bilangan atau seperangkat bilangan
terhadap respon yang timbul dari stimuli tersebut. (contoh: projective test,
intelegence test, aptitude test dll).

 Skala adalah seperangkat simbol atau bilangan yan dirancang sedemikian sehingga
dengan simbol atau bilangan tersebut dapa diberikan berdasarkan suatu aturan
kepada individu atau perilakunya yang sedang diukur.
 dilihat dari sisi cara subyek penelitian atau responden menjawab, skala dapat
digolongkan ke dalam skala penilaian, skala pemeringkatan

B. Kriteria Instrumen yang baik


Kriteria Instrumen yang baik
 Reliabilitas derajat ketepatan, ketelitian dan akurasi
 Validitas ketepatan pemilihan alat ukur
 Sensitifitas kemampuan untuk melakukan diskriminasi
 objektivitas bebas dari pendapat/ penilaian subjektif
 Fisibilitas sesuai dengan kemampuan peneliti

Kriteria instrumen yang baik (Sevilla 1988, dalam Husein 2000 ),


 Reliabilitas
adalah derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen
pengukuran. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu
instrumen pengukur.
 Validitas
Adalah ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila memiliki kemampuan mengukur apa yang seharusnya
diukur.Kekuatan penelitian bisa diketahui dari validitas baik internal maupun eksternalnya.

Validitas internal adalah keyakinan terhadap hubungan sebab akibat atau pengaruh dalam
desain penelitian yang dilakukan.
Validitas Eksternal adalah berkenaan dengan kemampuan digeneralisasinya hasil penelitian
pada lingkungan, orang, atau peristiwa lain.
Ancaman yang mempengaruhi validitas internal adalah history effects, maturity effect, testing
effect, instrumentation effects, selection effects, statistical regression, dan mortality.
Ancaman yang mempengaruhi validitas eksternal adalah perbedaan situasi lingkungan
penelitian, dan perbedaan subyek penelitian.
 Sensitivitas

Riset Akuntansi, Widi, 16


Adalah sebagai kemampuan suatu instrumen untuk melakukan diskriminasi yang
diperlukan untuk masalah penelitian. (biasanya terpenuhi bila derajat validitas dan
reliabilitas instrumen tinggi)
 Obyektivitas
Adalah derajat pengukuran instrumen bebas dari pendapat penilaian subyektif, bebas dari
bias, dan perasaan orang-orang yang menggunakan tes.
 Fisibilitas
Berkaitan dengan aspek-aspek ketrampilan, penggunaan sumberdaya, dan waktu.

 Langkah penyusunan instrumen

Variabel penelitian indikator pertanyaan/ pernyataan


Contoh :
 Variablel : kekayaan
 Indikator : rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan anak, jenis makanan yang
sering dimakan, jenis olah raga
 Pertanyaannya untuk “rumah”: (1) berapa jumlah rumah (2) di mana letak rumah (3)
berapa luas masing-masing rumah (4) bagaimana kualitas bangunan rumah

Langkah penyusunan instrumen :


a. Tentukan variabel yang terpakai dalam penelitian (terlihat dari judul)
b. Variabel tersebut dicarikan jabarannya dalam bentuk sub variabel yang diketahui dari
teori atau penelitian terdahulu.
Misalnya : variabel kepuasan kerja. Menurut teori atau pendapat para ahli kepuasan kerja
seorang karyawan ditentukan oleh lima sub variabel yaitu: kepuasan terhadap mutu
pekerjaan, promosi, kepenyeliaan, hubungan dengan rekan sekerja dan gaji.
c. Sub variabel dicarikan jabarannya dalam bentuk indikator-indikator jika ada.
Misalnya : sub variabel gaji. Indikatornya adalah gaji pokok, tunjangan dan insentif
d. Indikator dicarikan jabarannya dalam bentuk sub indikator jika ada.
Misalnya : untuk indikator insentif sub indikator: insentif finansial dan non finansial.
e. Apabila jika sub indikator masih dapat dibagi lagi menjadi komponen terkecil, maka
komponen ini dijadikan sebagai butir-butir pertanyaan dan sebaiknya tersusun menurut
hierarki agar mudah dipakai dalam analisis berikutnya
f. Seluruh butir pertanyaan yang telah selesai ditentukan, pada gilirannya akan ditempatkan
pada lembaran instrumen seperti angket (kuesioner).

 Teknik/ metode Pengumpulan Data


 Observasi/ pengamatan : melakukan pengamatan langsung/tdk langsung terhadap objek
yang diteliti. Digunakan untuk penelitian perilaku manusia, proses kerja, gejala alam,
responden kecil.
 Metode Test : untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi pre-test dan
post-test
 Metode Pertanyaan wawancara, kuesioner
Digunakan untuk mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam

Riset Akuntansi, Widi, 17


 Teknik Membuat Skala
Ada bermacam-macam sesuai dengan penemuan karena kebutuhan.
1. Skala Likert : Pernyataan sikap seseorang terhadap sesuatu. Jawaban setiap item
instrument mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative (5,4,7 dst).
Hasilnya dikalikan dengan skornya, kemudian dijumlahkan dan dianalisis lebih lanjut
2. Skala Guttman : jawaban ya – tidak; positif – negative dst
Anda ke kantor naik mobil ?
a. ya
b. tidak
3. Skala semantic defferensial (Osgood): jawaban sangat positif di kiri dan sangat
negative di kanan dan sebaliknya.

Bersahabat 5 4 3 2 1 tidak bersahabat

4. Rating Scale : menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang disediakan. Peneliti
harus bisa mengartikan setiap angka yang diberikan dalam alternatif.
Contoh : Seberapa baik tata ruang di lembaga A
4 jika tata ruang sangat baik, 3 cukup baik, 2 kurang baik, 1 sangat tdk baik

No. Pernyataan tentang tata ruang kantor Interval


item jawaban
1. Pencahayaan alam tiap ruang 4321
2. Sirkulasi udara setiap ruang dst 4321

 Cara Membuat Kuesioner

1. Komponen inti ada 4 yakni :


 Subyek : individu/lembaga yang melaksanakan riset
 Adanya ajakan
 Adanya petunjuk pengisian kuesioner
 Adanya pertanyaan dan tempat mengisi jawaban
2. Kuesioner sebagai kertas kerja : untuk satu aplikasi riset bisa dibutuhkan lebih dari
satu bentuk kuesioner dengan informasi berbeda perlu kode dan
penanggungjawab kuesioner di tiap lembar kuesioner
3. Contoh membuat kuesioner
Tema/ judul : Kualitas belajar mahasiswa dalam kaitannya dengan pengaruh
kemandirian, dukungan orang tua, fasilitas dan pelayanan institusi
Variabel Y : kualitas belajar
X1 : kemandirian
X2 : dukungan orang tua dan keluarga
X3 : fasilitas dan pelayanan institusi
 Indikator y1 : peran dosen wali, suasana di kelas, pemberian tugas, proses belajar
mengajar, penilaian hasil belajar
 Indikator x1 : kemandirian dlm bertindak, berpikir, bergaul, belajar
 Indikator x2 : kontrol belajar, hubungan dengan pihak institusi, kecukupan material
dan mental spiritual, alat-alat pembelajaran
 Indikator x3 : perpustakaan, bag informasi, registrasi dan administrasi, bag akademik,
buku pedoman akademik

Riset Akuntansi, Widi, 18


Kuesioner :
1. Kepuasan anda tentang peran dosen wali.
2. Kepuasan anda tentang suasana di kelas dst
:
6. Kemandirian anda dalam bertindak. dst
:
17. Ketersediaan buku pedoman akademik

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka atau bibliografi adalah suatu daftar yang rincci dan sistematis dari semua karya
ilmiah yang dipakai oleh penulis dalam mennyusun suatu karya ilmiah.

Berikut ini merupakan cara penulisan yang benar untuk daftar pustaka:
a. Urutan dalam menulis daftar pustaka : Nama Pengarang, tahun, Judul karangan, edisi,
badan penerbit, kota (opsional)
b. Alphabetis
c. Nama pengarang tanpa gelar
d. Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka ditulis tepat di tepi kiri tanpa
indensi, dan baris selanjutnya menggunakan 4 ketukan
e. Tiap pustaka ditulis dengan satu spasi dan jarak tiap pustaka adalh 2 spasi
f. Untuk pengarang asing yang lebih dari satu pengarang, nama keluarga pengarang kedua
dan ketiga tidak perlu didahulukan.
g. Untuk pengarang Indonesia yang mempunyai nama Keluarga (Marga) diperlakukan
seperti penulis asing
h. Tidak dibenarkan menulis pustaka yang tidak dibaca oleh penulis.
i. Apabila ada dua karangan atau lebih dari satu pengarang, nama pengarang untuk
karangan yang kedua dan seterusnya tidak perlu lagi dicantumkan, tetapi cukup diberi
tanda garis sepanjang ruang yang diperlukan
j. Buku lebih dari tiga pengarang ditulis nama pengarang pertama saja ditambah et al.,
yang berarti ‘dan kawan-kawan’

Contoh penulisan daftar pustaka yang berasal dari beberapa sumber

a. Surat kabar
Lublin, J.S. (1980, Desember 5). On Idle: The Unemployed shun Much Mundate Work, At least
for a while. The Wall Street Journal. Pp.1,25
b. Jurnal
Bitner, Mary Jo. (1990). Evaluating Service Encounters:The Effects of Physical Surroundings
and Employee Responses. Journal of Marketing, 54 (4), 69-82.
c. makalah yang dipresentasikan dalam sebuah conferrence:
Bajaj, L.S. (1996). Practical Tips For Efficient Management. Paper Presented At The Annual
Meeting of Entrepeneur, San Jose, CA.
d. sumber-sumber elektronik:
Author, I (1998). Technology and Immediacy of information [on-line] Available
http://www.bnet.act.com
e. Buku dari satu pengarang

Riset Akuntansi, Widi, 19


Gunawan Sumodiningrat, 2000, Ekonometrika Pengantar, BPFE, Yogyakarta
f. Buku (dua pengarang)
Glassburner, Bruce dan Aditiawan Chandra, 2008, Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi Makro,
LP3ES , Jakarta.
g. Buku lebih dari 3 pengarang
Seltiz, Claire et al., Research Method in Social Relationship, Rinehard & Winston, New York

Referensi :
Cooper., Donald. & Pamela S. Schindler. 2003. Business Research Methods. 8th Edition. New
York. Mc Graw Hill Co. Inc.;
FEUG. 2000. Pedoman Penulisan Ilmiah. Jakarta. Universitas Gunadarma;
Husein Umar. 2000. Riset Akuntansi. Cetakan Pertama. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama;
Kerlinger, F. N. 1986. Foundations of Behavioral Research. 3rd ed. New York. Holt, Rinehart
and Winston Publishing Co;
Sekaran., Uma. 2006. Research Methods For Business. 6 edition, New York. John Willey & Sons,
Inc

Riset Akuntansi, Widi, 20

Anda mungkin juga menyukai