Anda di halaman 1dari 43

METODOLOGI PENELITIAN

Oleh :
Dr. Ir. Drs. Yopines Ansen, BE, SE, S.Sos, S.Ikom, S.IP, S.AB, MS, MSi, M.Pwk

Pertemuan ke 1

1. Konsep Dasar Penelitian


Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan
tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode ke ilmuan. Menurut JJ S.
Suriasumantri (1978), metode keilmuan merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan
empiris. Pendekatan rasional memberikan kerangka berpikir yang koheren dan logis Sedangkan
pendekatan empiris memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.

Cara yang ilmiah diharapkan data yang akan didapatkan adalah data yang objektif, valid dan
reliabel. Objektif berarti semua orang akan memberikan penafsiran yang sama. Valid berarti
adanya ketepatan antara data yang terkumpul oleh peneliti dengan data yang terjadi pada objek
yang sesungguhnya . Reliabel berarti adanya ketepatan / keajegan / konsisten data yang didapat
dari waktu ke waktu

Kegiatan penelitian dilakukan dengan tujuan tertentu dan pada umumnya tujuan dapat
dikelompokan menjadi tiga utama yaitu untuk menemukan, membuktikan dan mengembangkan
pengetahuan tertentu.
2. Jenis-Jenis Penelitian
jenis-jenis penelitian dapat dikelompokan menurut, tujuan, pendekatan, tingkat ekplanasi dan jenis
data
a. Penelitian menurut tujuan
Menurut tujuan , penelitian dapat dikelompokan menjadi penelitian murni dan terapan Menurut
pendapat Gay (1977), menyatakan bahwa sebenarnya sulit untuk membedakan antara
pennelitian murni (dasar) dan terapan secara terpisah. Karena keduanya terletak pada satu garis
kontinum,

Penelitaian dasar bertujuan untukb mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan
yang bersifat praktis. Penelitian dasar pada umunya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya
terkontrol dengsan ketat.
Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi
kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah praktis.

b.Penelitian menurut pendekatan


Dapat dikelompokan menjadi penelitian survey, ex post factor, ekprimen, naturalistik, policy
research, action research (penelitian tindakan), evaluasi dan sejarah

1).,Penelitian survey menurut Kerlinger (1973), adalah penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi.
Penelitian ini dilakukan mengambil suatu generalisasi dari pengatan yang tidak mendalam
2). Penelitian Ex Post Facto, , adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti
peristiwa yang telah terjadi dan kemudia merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menemukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas
peristiwa yang diteliti. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian
eksperimen yaitu jika X maka Y , hanya saja penelitian tidak ada manipulasi langsung
terhadap variabel independen.

3). Penelitian Eksperimen, dengan pendekatan eksperimen suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat. Terdapat empat bentuk metode eksperimen yaitu Pre experimenal, true
experimental, factorial dan quasi experimtal (Tuckman,192)

4). Penelitian Naturalistik, metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif,
digunakan untuk meneliti pada objek yang alami dimana peneliti sebagai instrumen kunci..

5). Policy Research, dimulai karena adany masalah dan masalah ini umumnysa dimiliki oleh
pengambil keputusan suatu organisasi. Menurut Majchrzak (1984) policy research suatu
proses penelitian yang dilakukan pada atau analisis terhadap masalah sosial yang mendasar.
Sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak
secara praktis dalam menyelesaikan masalah.

6). Action Research (Penelitian Tindak), menurut Davis Kline (1980) mengemukakan bahwa
penelitian tindak dilakukan dgn tujuan untuk pengembangan pendekatan dan program baru
guna memecahkan masalah pada situasi yang aktual.
6) . Peneliti Evaluasi , dapat dinyatakan sebagai evaluasi, tetapi dalam hal lain juga dapat dinyatakan
sebagai penelitian. Sebagai evaluasi bererti hal ini merupakan bagian dari proses pembuatan
keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan
program yang telah ditetapkan.

7). Penelitian sejarah, penelitian sejarah berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadiaan
kejadian yang telah berlangsung dimasa lalu. Jadi penelitian tidak mungkin lagi mengamati
kejadiaan yang akan ditelitian sumber datanya bisa primer yaitu orang terlibat langsung dalamn
kejadiaan itu, atau sumber-sumber dokumen yang berbeda dengan kejadiaan.. Penelitian sejarah
terutama digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang kapan kejadiaan itu berlangsung, siapa
pelakunya, dan bagaimana prosesnya.

c. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasinya


Penelitian menurut tingkat eksplanasi disini adalah tingkat penjelasan, yaitu bagaimana variabel-
variabel yang diteliti itu akan menjelaskan objek yang diteliti melalui data yang terku mpul.
Penelitian dapat dikelompokan menjadi deskrif, komparatif dan asosiatif

a. Penelitian deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa
membuat perbandingkan , atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Suatu penelitian yang
berusaha menjawab pertanyaan seperti, seberapa besar produktivitas kerja karyawan di PT A.

b. Penelitian komparatif, suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabel masih mandiri
tetapi untuk sampel yang lebih dari satu. Contoh, adakah perbedaan produktivitas kerja antara
pegawai negeri dan swasta
c. Penelitian Asosiatif, penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan . Jadi
penelitian asosiatif merupakan suatu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain.

d. Penelitian Menurut jenis Data


Pada dasarnya penelitian itu adalah ingin mendapatkan data yang objektif, valid, dan reliabel. Jenis
data dalam penelitian dapat dikelompokan menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan
kuantitatif. Pada suatu proses penelitian sering hanya terdapat satu jenis data yaitu kuantitatif atau
kualitatif saja, tetapi mungkin juga gabungan keduanya.

3. Karakteristik Proses Penelitian


Karena penelitian dipandang sebagai b metode ilmiah, maka karakteristik proses penelitian pada
administrasi sama dengan bidang - bidang lainnya. Menurut Tuckman (1982) karakteristi penelitian
terutama yang menggunakan pendekatan kuantitatif adalah seperti berikut :

a. Penelitian harus sistematis, penelitian merupakan proses terstruktur , sehingga diperlukan aturan
dan langkah-langkah tertentu untuk melaksanakannya. Dengan demikian maka proses penelitian
dapat dikuti dan dimengerti oleh orang lain secara sistematis.

b. Penelitian harus logis, langkah – langkah dalam penelitian yang sistematis urutannya harus logis
pada setiap tahap / bagian, sehingga validitas internal (rasional) secara relatif dapat dipenuhi.
Penelitian yang mempunyai validitas internal maupun eksternal yang disusun secara logis akan
mempunyai nilai yang sangat berharga baik dalam pengembangan ilmu administrasi maupun
pimpinan
c.Penelitian harus empiris, penelitian berkenaan dengan dunia empiris / dunia nyata yaitu dunia
yang dapat diindra oleh pancaindra manusia. Dengan demikian penelitian sifatnya objektif.
Objektif berarti penelitian itu ada objeknya dan karena objek dapat diindra oleh indera manusia.

d. Penelitian mempunyai sifat reduktif, peneliti menggunakan prosedur yang analistik untuk
mendapatkan data, maka sebenarnya peneliti telah mereduksi berbagai kebingungan tentang
suatu / fenomena/ kejadiaan/ masalah. Proses reduksi sebenarnya merupakan bagian dari busaha
untuk menterjemahkan realitas menjadi kenyataan yang bersifat konseptual, sehingga dapat
digunakan untuk memahami hubungan kejadiaan satu dgn yang lain.

e. Penelitian bersifat replicable dan trasmitable, , penelitian ini bersifat ilmiah maka harus dapat
diulangi oleh orang lain, dan untuk mengecek kebenarannya. Supaya dapat diulangi oleh orang lain
dengan mudah, maka laporan penelitia harus dibuat secara sistematis dan jelas. Mulai dari variabel
yang diteliti, populasi dan sampelnya, prosedur vmendapatkan sampel, instrumren, uji hipotesisnya
data yang dihasilkan, kesimpulan dan saran
Pertemuan Ke 2
Perspektif Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif dan Kombinasi
A. Pengertian Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengn tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri keilmuan yaitu rasional,
empiris dan sistimatis.

Rasional, berarti kegiatan penelitian dilakukqan dengan cara yang masuk akal terjangkau oleh
penalaran manusia.
Empiris, berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengamti dan mengetahuib cara yang digunakan
Sistematis, artinya proses yang digunakan dalam peneltian itu menggunakan langkag – langkah tertentu
yang bersifat logis.
Data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah data empiris (teramati) ang mempunyai kriteria yaitu
valid, reliabel dan objektif.
Valid, menujukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi paa objek dengan data
yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Contoh dalam masyarakat terdapat 5000 orng miskin, sementara
peneliti melaporkan di atas 5000 orang miskin, hasilnya peneliti itu rendah, data ang dilaporkan juga
tidak valid
Reliabel berkenaan derajat konsistensi / keajegan data dalam interval waktu tertentu. Misalnya hari pertama
wawancar, sumber data mengatakan besok atau lusa sumber data mengatakan jumlah karyawan berdemontrasi
1000 orang. Besok atau lusa sumber data ditanya akan mengatakan jumlah karyawan berdemontrasi tetap 1000
or.ang, maka data tersebut data yang objektif.

Untuk medapatkan data yang valid, reabel dan objektif dalm penelitian kuantitatif , maka instrumen penelitian
harus valid dan reliabel, pengumpulan data dilakukan dengan cara yang benar pada sampel yang representatif
(mewakili populasi).
Untuk penelitian kualitatif yang valid dan reliabel, maka peneliti harus dapat menjadi human instrument yang
baik, mengumpulkan data secara triangulasi dari berbagai sumber data yang tepat dan melakukan pengujian
keabsahan data.
Sedangkan untuk penelitian kombinasi dilakukan dengan menggabungkan cara yang dilakukan dalam metode
kuantitatif dan kualitatif

B. Macam Data Penelitian


Terdapat dua macam data dalam penelitian yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekpresi wajah, badan, gambar dan foto.
Sedangkan data kuantitatif data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan/ skorsing.

Data kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu data kualitatif empiris dan data kuantitatif bermakna.
Data kualitatif empiris adalah data sebagaimana adanya(tidak diberi makna). Cotoh peeliti melihat pegawai
memakai baju merah lalu dilaporkan sebagai mana adanya.

Sedangkan kualitatif bermakna adalah data dibalik fakta yang nampak. Contoh seseorang memakai baju hitam
dapat diberi makna bermacam macam, misalnya pulang dari taziah, atau anggota kelompok tertentu.
Sedangkan data kuantittif dibedakan menjadi dua yaitu data diskrit dan data kontinum
Data diskrit, sering juga disebut data nominal, merupakan data kuantitatif yang satu sama lain terpisah tidak dalsm
satu garis kontinum. Contoh dalam satu ruangan ada 30 murid 16 wanita dan 14 pria. Angka 30, 16 dan 14 adalah data
diskrit.

Data kontinum, data kuantitatif yang satu sama lain berkesinambungan dalam satu garis. Data. diperoleh dari hasil
mengukur, seperti mengukur derajat kesehatan, berat badan kemampuan, motivasi, IQ. Data ini dapat dibedakan
menjadi tiga data ordinal, interval dan ratio.

Data ordinal, merupakan data kuantitatif berbentuk peringkat / ranking. Contohnya ranking 1 (nilai 100), rnking 2
(nilai 95}

Data interval, adalah data kuatitatif kontinum yang jarknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut. Contoh
skala termometer yang digunakan untuk mengukur suhu. Suhu udara bisa minus (-) bisa nol (0) dan bisa diatas nol (--].

Sedangkan data ratio adalah data kuantitatif kontinum yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol absolut / mutlak.
Contoh 0 kg tidak ada beratnya . 0 meter tidak ada panjangnya. Dalam data interval 0 derajat tetap ada nilainya. Data
ini dapat dibuat penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
C. Macam Metode Penelitian
Dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu metode penelitian kuantitatif, metode peneltian kualitatif dan metode penelitian
kombinasi. 1) Metode kuantitatif dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode eksprimen dan metode survei. Metode
ekprimen adalah metode penelitian digunakan untuk mencari pengaruh treatment tertentu dlm kondisi terkontrol
(laboratorium). Sedangkan penelitian survei dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang
tidak mendalam. Walupun tidak memerlukna kelompok kontrol seperti metode ekprimen , namun generalisasi yang
dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang represntatif. 2) Metode Kualitatif, dapat diartikan sebagai
metode penelitian berdasarkan filsafat postpositivisme, digunakan meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Dimana
peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan}, analisis data
bersifat induktif / kualitatif hasil penelitian menekankan makna dari pada generalisasi.
Karakteristik penelitian kualitatif antara lain :
(1). Dilakukan dalam kondisi yang alamiah,
(2). Lebih bersifat deskriftif data dalam bentuk kata-kata, gambar,
(3). Lebih menekankan pada proses dari pada produk,
(4). Melakukan analisis data secara induktif,
(5). Lebih menekankan makna .

3). Metode Penelitian Kombinasi, merupakan metode penelitian yng berlandaskan pada filsafat
pragmatisme (gabungan positivisme dan pospositiivisme). Dengan demikian metode penelitian kombinasi
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada fisafat pragmatisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah maupun buatan (laboratorium). Dimana peneliti bisa sebagai
instrumen dan menggunakaninstrumen untuk mengukur., teknik pengumpulan data dapat menggunakan
tes, kuestioner dn gabungn, analisis data bersifat kualitatif dan deduktif (kuntitatif). Hasil penelitian bisa
untuk memahmi makna dan membuat generalisasi.

D. Kapan Metode Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi Digunakan


1. Penggunaan metode kuatitatif, (a). Bila masalah yang merupakn titik tolak penelitian sudah jelas,
(b). Bila peneliti ingin mendapatkan iformasi yang luas dari suatu populasi, (c). Bila ingin diketahui
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain, (d). Bila peneliti menguji hipotesis penelitia, (e). Bila
peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan yang empiris dabn dapat diukur
2. Penggunaan metode kualtatif, (a). Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atu
masih gelap, (b). Untuk memahami makna di blik data yang nampak, gejala sosial sering tidak bisa
difahami, (c). Memahami perasan orang, (d). Untuk mengembangkan teori, (e) memastikan kebenaran
data, (f). Meneliti sejarah perkembangan
3. Metode kombinasi, metode ini digunakan apa bila peneliti ingin memperoleh data dan
informasi yang lengkap. Digunakan secara spesifik apabila : (a). Peneliti ingin melengkapi
penelitian kuantitatif yang diperkaya dgn data bersifat kualitatif yang tidak bisa digali dgn
metode kuantitatif, (b). Peneliti ingin hasil penelitiannya kulitatif dapat diberlakukan pada
populasi yang lebih luas (mengguji hipotesis), (c). Peneliti ingin mendapatkan data yang
komprehensif yang dapat dicari dgn metode kuantitatif dan kualitatif dlm waktu yang sama,
(d). Peneliti ingin melakukan penelitian yang bersifat proses dengan metode kulittif dn meneliti
produk dgn metode kuantitatif, (e). Peneliti ingin melqakukan penelitian tindakan untuk
menemukan tindakan yang teruji secara efektif, (f). Peneliti ingin melakukan penelitian untuk
menghasilkan produk yang teruji dengn metode R & D.

E. Perbedaan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi


Untuk memahami metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi secara mendalam ,
maka harus diketahui perbedaannya.
Perbedaan antara metode kualitatif dengan kuantitatf meliputi tiga hal yaitu perbedaan
tentang aksioma, proses penelitia dan karakteristi penelitian. 1). Perbedaan aksioma, aksioma
adalah pandangan dasar atau filsafat. Aksioma penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi
meliputi realits hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubugan variabel, geeralisasi dan nilai.
2) . Karakteristik penelitian, maka perlu memahami perbedaan antar ketiga metode tersebut
dari desin, tujuan, teknik, instrumen penelitian, data, smpel, analisis , hubungan dgn
responden, usulan desain, kapan penelitian dianggap selesai, kepercayaan terhadap hasil
penelitian 3). Proses penelitian, dalam metode penelitian kuantitatf bersifat linier dan
kualitatf bersifat sirkuler, metode kombinasi bersifat gabungan linier dan sirkuler.
METODE PENELITIAN KUANTITATIF
Pertemuan ke 3
1. Masalah
Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah atau dari potensi, dalam penelitian kuantitatif masalah
yang dibawa oleh peneliti harus sudh jelas, dan ditubjukan dengan data yang valid. Maalah dapat diartikan
sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benr terjadi antara teori dan praktek.
Adapun sumber masalah diantaranya :
(a). Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan,
(b). Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
(c). Ada pengaduan.
(d). Ada kompetisi.

2. Rumusan Masalah
Rumusn masalah berbed dengan masalah. Kalau masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Sedngkan rumusan merupakan suatu pernyataan yang akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan b rumusan masalah
karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah

Bentuk – Bentuk Rumusan Masalah Penelitian


Rumusan masalah dikelompokan menjadi empat bentuk yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif ,
asosiatif, dan komparatif asosiatif
(1). Rumusan masalah deskriftif, suatu rumusan masalah yang berkenaan dgn pertanyaan terhdap
keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih. Penelitian semacam ini untuk
selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah deskriptif [ a). Seberapa tinggi
tingkat kinerja kabinet bersatu ? (b). Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap PTN berbadan hukum?
(2). Rumusan masalah komparatif, rumusan masalah yang membandingkan keberadaan satu variabel
atu lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau waktu yang berbeda. Contoh, (a). Adakah
perbedaan produktivitas kerja antara PNS , BUMN dan swasta?, (b). Adakah kesamaan cara promosi
qantara perusahaan A dan B?
(3). Rumusan masalah asosiatif, suatu rumusan masalah penelitian yng bersifat menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu hubungan simetris, hubugan
kausal dan interaktif/timbal balik. Contoh hubugan simetris hubungn antar dua variabel atu lebih
yang kebetuln contoh (a). Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dgn tingkat manisnya
buah ? (b). Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan ? Contoh
hubugan kausal hubungan bersifat sebab akibat seperti (a). Adakah pengaruh sistem penggjian
terhadap prestasi kerja? Hubungan interaktif / timbal balik yang saling mempengaruhi. Contoh
hubungan antara motivasi dan prestasi kerja, (b). Hubungan antara kecerdasan dgn kekayan
(4). Rumusan masalah komperatif Asosiatif, rumusan masalah yang menanyakan pernbandingan
korelasi antar dua variabel atau lebih pada sampel dan populasi yang beda. Contoh (a). Adakah
perbedaan korelasi kulitas pelayanan dengn nili penjualan di toko dan toko B.

3. Variabel Penelitian
Pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk pa saja yang ditetapkan oleh penelitib untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat nili orng, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkn oleh peneliti untuk dipelajari da kemudian ditarik kesimpulan
Macam -macam variabel
Macam –macam vriabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi
(a). Variabel independen, variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Dalam bahasa Indonesia disebut variabel bebas. Variabel ini merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebah perubahan atau timbulnya variabel depanden (terikat}.
(b). Variabel dependen sebagai variabel output, dlm bahasa indonesia disebut sebagai variabel terikat.
Varibel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
(c). Variabel moderator, adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah)
hubungan antara variabel independen dgn dependen. Contoh, huungan motivasi dan produktivitas
kerja akan semakin kuat bila peranan pemimpin dal menciptakan iklim kerja sangat baik dan
hubungan makin rendah bils peranan pemimpin kurang baik dlm menciptakan iklim kerja.
(d). Variabel intervening, adalh variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan depeden menjadi hubungan tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
Contoh tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan
hidup (panjang atau pendek)
(e). Variabel kontrol, variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingg pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel ini
digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

4. Model hubungan antar variabel


Bentuk – bentuk model hubungan antara variabel dalam penelitian kuatitatif sebagaio berikut :
(a). Model hubungan antar variabel yang sederhana, model ini terdiri atas satu variabel
independen dan dependen.
(b). Model sederhana berurutan, terdapat lebih dari dua vriabel, tetapi hubungannya msih
sederhana.
(c). Model ganda dengan dua variabel independen, dalam model ini terdapat dua variabel indepen
den dan satu dependen.
(d). Model ganda denga tiga variabel independen, terdapat tiga variabel independen (X1, X2, dan X3)
dan satu dependen (Y).
(e). Model hubungan variabel ganda dengan dua variabel dependen, , dengan satu variabel
independen dan dua dependen
(f). Model hubungan variabel ganda dengan dua variabel independen dan dua dependen., terdapat
dua variabel independen (X1 dan X2) dan dua variabel dependen (Y1 dan Y2).
(g). Model jalur, digunkan pada part analysis (analisis jalur), untuk menguji konstruk jalur apakan teruji
secara empiris atau tidak.
Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis
1. Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah
mencari teori-teori , konsep-konsep dan generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai
landasan teori untuk pelaksanaan penelitian. Landasan teori perlu ditegakan agar penelitian
mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba.

Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, difinisi dan proposisi yang
disusun secara sistematis. Secara umum teori mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan
(explanation), meramalkan (prediction) dan pengendalian (control) suatu gejala. Setiap teori akan
mengalami perkembangan dan perkembangan itu terjadi apabila teori sudah tidak releva dan krang
berfungsi lagi untuk mengatasi masalah
2. Kegunaan Teori Dalam Penelitia
Numan (22003) , mengemukakan tingkatan teori menjadi tiga yaitu yang bersifat micro, meso dan macro.
Dalam penelitian kuantitatif , teori yng digunakan harus udah jelas. Karena teori ini akan berfungsi untuk
memperjelas masalah yang diteliti. Sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis dan sebagai referensi untuk
menyusun instrumen penelitin. Oleh karena itu landasan teori dalam proposl penelitian kuntitatif harus
sudh jelas teori apa yang akan dipakai.

Dalam kitannya dengan kegiatan penelitian , maka fungsi teori yang pertama, digunakan untuk memperjelas
dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variabel yang akan diteliti. Kedua, untuk merumuskn
hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karen pada dasarnya hipotesis merupakan pernyataan yang
bersifat prediktif. Ketiga, digunakan membahasa hasil penelitian , sehingg selanjutnya digunakan untuk
memberi saran dalam upaya pemecahan masalah. Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori
dan kerangka berpikir, sehingga dapat dirumuskan hipotesis dan iinstrumen penelitia.

3. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitin merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil penelitian yang
relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan /
dideskripsikan , akan tergantung pada luasnya permasalhn dan secara teknis tergantung pada junlah variabel
yang diteliti.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel yang diteliti, melalui pendifinian, dan
uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi. Sehinggaruang lingkup, kedudukan dan prediksi
terhadap hubungn antar variabel yang akan diteliti menjadi jelas dan terarah.

Adapun langkah – langkah untuk dapat melakukan pendeskrisian adalah sebagai berikut :
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah dll)
3. Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengn setiap variabel yang akan diteliti
4. Cari difinisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu
sumber dgn sumber yang lain dan pilih difinisi yang sesuai dgn penelitian.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisis,
renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri isi setiap sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan teori yangtelah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dgn bahasa
sendiri.

4. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan
diteliti. Jadi secara teori perlu dijelaskan hububgn antar vriabel independen dan dependen. Bila
dalam peneltian ada variabel moderato dan intervening , maka juga perlu dijelaskan , mengapa
vsriabel ikut dilibatkan dalam penelitian.
Kerangka berpikir yang baik menurut Uma Sekaran (1992). Memuat hal- hal sebagai berikut 1).
Variabel – variabel yang akan diteliti harus dijelaskan, 2). Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat
menunjukan dan menjelaskan pertautan atau hubungn antar variabel yang diteliti dan ada teori
ygbendsari,3). Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel positif atau negatif berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik), 4). Kerangka
berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyataka dalam bentuk diagram, sehingga pihak lain dapat
memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian

5. Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitia merupakan langkah ktiga dalam penelitia, setelah penelitian
mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir.
Tetapi perlu diketahuio bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang
bersifat ekploratif dan dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara karena jawaban, yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.. Penelitian yang
merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian
bkualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetap justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.
Selanjutnya hipotesis akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis peneliti dan hipotesis statistik Pengertian
hipotesis penelitian sepeeti telah dikemukakan . Selanjutny hipotesis statistik itu ada , bila peneliti
bekerja dgn sampel. Jika peneliti tidak menggunakan sampel mka tidak ada hipotesis sttistik.

Contoh hipotesis penelitian


1). Kemampuan daya beli masyarakat itu rendah .
2). Tidak terdapat perbedaan kemampuan dya beli antara kelompok masyarakat petani dan nelayan .
3). Ada hubugan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli masyarakat.

Cotoh hipotesis penelitian yang mengandung hipotesis statistik


1). Ada perbedan yang signifikan antara penghasilan rata-rata masyarakat dalam sampel dengan
populasi. Penghasilan masyarakat pling tinggi hanya Rp 500.000 / bulan
2). Terdapat perbedan yag signifikan antara penghasilan petani dan nelayan.
Populasi dan Sampel
Perteuan ke 4

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karkteristik
terdiri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ksrskteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudiaan ditarik kesimpulan.
Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga objek dan benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek / subjek yang dipelajari , tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek
atau objek
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul – betul representatif (mewakili).

3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Pafa dasrnya dapat dikelompokan menjadi
dua yaitu 1). Probability sampling dan 2). Nonprobability smpling.

Probability sampling, meliputi simpel random, proportional stratified random, dispropor tionale, stratified
random dan are random
Non probability samping meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive sampling,
sampling jenuh dan snowball sampling.
a). Probability Sampling, probability sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik ini meliputi antara lain sebagai berikut :
1. Simpel random sampling, dikatakan sederhana karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan sec. Arak- acak memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogin.
2. Propotionale stratified random sampling, digunakan bila populasi mempunyai anggota / unsur
yang tidak homogin dan bersrata secara proporsional. Contoh organisasi mempunyai pegawai
dgn pddk berstrata, maka populasi pegawai berstrata., misalnya lulus s1 = 45. S2 = 30. STM = 800.
ST = 900, SMEA = 400, SD = 300.. Jumlah sampel yanh harus diambil meliputi strata pendidikan
tersebut..
3. Disproportionale stratified random sampling, digunakan untuk menentukan jumlah sampel ,
bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Contoh pegawai unit kerja memunyai 3 orang
lulusn S3, S2 = 4 , S1 = 90, SMU = 800, SMP = 700. Maka 3 lulusan S3 dan 4 lulusan S2 diambil
semuanya.
4. Cluster Sampling (Area Sampling), teknik sampling daerah digunskan untuk menentukan
sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat lus, misalnya pddk dari suatu negara,
provinsi atau kabupaten Untuk menentukan penduduk man yng akan dijadikan sumber data, mka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang ditetapkan. Misalnya indonesia
terdapat 30 provinsi dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15
provinsi dilakukan secara random Tetpi perlu diingat ind berstrata tidak sama maka pengambilan
sampelnya menggunakan stratified random sampling
b). Nonprobability samping, adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang /
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.. Teknik
sampel ini meliputi :
1. Sampling sistematis, adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang tellah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasiyang terdiri dari 100 orang. Dari
semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu 1 sampai dgn nomor 100.Pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya
kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu diambil sebagai sampel nomor 1, 5, 19, 15, 20 dan
seterusnya sampai 100.
2 Sampling kuota, teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah yang diinginkan. Contoh akan melakukan penelitin pendapat masyarakat
tehadap pelayanan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Bila pengumpulan data
dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pegumpul data, maka setiap anggota
klompok harus dapat menghubungi 100 orang sampel atau 5 orang tersebut harus dapat
mencari data dari 500 anggota sampel.
3 Sampling insidental, adalahteknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetuln / insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandng orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.
4 Sampling purposive, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan
melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka smpel sumber datanya adalah orang yang
ahli makanm atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber
datany adalh orang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau
penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
5 Sampling jenuh, teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau peneliti ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
6. Snowball sampling, teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Ibarat bola salju menggelinding lama-lama menjadi besarPeentuan sampel
pertama dipih 1 atau2 orang,karena 2 belum merasa lengkap, maka mencari orang lain
dipandang tahu dapat melengkapi data

7. Menentukn Ukuran Sampel


Jumlah anggota anggota sampel sering dinyatakan dgn ukuran sampel . Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri..
Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian akan diberlakukan untuk 1000 orang tanpa
ada kesalahan, maka jumlah sampel diambil sama dgn jumlah populasi. Contoh menghitung
jumlah sampel dari populasi yang telah diketahui dgn menggunakan Rumua Isaac dan Michael
berdasarkan tingkat kesalahan 1 %, 5%, dan 10%.
Rumua Isaac dan Michael :

S = Apangka2. N.P. Q / d pangkat 2 (N-1) + A pangkat 2. P.Q

A pangkat 2 dk = 1 taraf kesalahan bisa 1 %, 5 %, 19 %


P=Q = 0,5 , d = 0,05 , S = jumlah sampel
Keterangan :
S = sampel, A pangkat 2 = chi kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasa dan tingkat
kesalahan. Untuk derajat kebebasan 1 dan kesalahan %% harga chi kuadrat = 3,841
(seterusnya lihat Tabel chi kuadrat), N = jumlah populasi, P = peluang benar (0,5), Q = peluang
salah (0,5), d= perbedaan antara sampel diharapkan dgn yang terjadi perbedaan perbedaan
bisa 1%, 5%, dn 10%
Contoh : Hitung jumlah sampel bila populasi 1000 orang , tingkat kesalah 5 % dan perbedaan antara jumlah sampel
yang diharapkan dengan yang terjadi + 5% (0,05)
Dengan rumus Isaac dan Michael dapat dihitung. Harga A pangkat 2 yang diperoleh dari tabel tidak dikua
dratkan ) .

S = Apangka2. N.P. Q / d pangkat 2 (N-1) + A pangkat 2. P.Q

S = 3,841 X 1000X 0,5 X 0,5 / 0,05 pangkat 2 ( 1000-1) X 3,842 X 0,5 X 05 = 229,12 dibulatkan = 230

Jadi populasi 1000 dengan tingkat kesalahan 5% jumlah sampelnya 230.

Skala Pengukuran dan Instrumen penelitian

Dalam penelitian kuantitatif peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Sedangkan
dalam penelitian kualitatif naturalstik peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam
penelitian kualitatif peneliti merupakan key instruments

Instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
kuantitatif yang akurat, maka setiap istrumen harus mempunyai skala. Bermacam macam skala pengukuran
dapat dijelaskan sebagai berikut .

a. Macam skala pengukuran


Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian antara lain 1. skala likert, 2. skala Gutman,
3. Ranting skala, 4. sematic deferential.
1. Skala Linkert, digunakan untuk mengukur sikap , pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala ini variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item – item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban , setiap item instrumen yang menggunakan skala Linkert mempinyai gradasi dari sangat
positif sampai sangT negatif, yang dapat berupa kata – kata antara lain : a). Sangat setuju, b).
Setuju, c). Ragu-ragu, d). Tidak setuju, e). Sangat tidak setuju. Contoh lain : selalu, sering, kadang-
kadang, tidak pernah. Berikutnya : sangat positif, positif, negatif dan sangat negatif.

Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban dapat diberi skor, misalny a :
1. Setuju/ selalu/ sangat positif diberi skor 5
2. Setuju / sering/ positif diberi skor 4.
3. ragu – ragu / kadang –kadang/ netral diberi skor 3.
4. Tidak setuju / hampir tidak pernah / negatif diberi skor 2.
5. sangat tidak setuju / tidak pernah diberi skor 1
2. Skala Guttman, pengukuran dgn tipe ini, akan didapatjawaban yang tegas yaitu “Ya –Tidak”,
“Benar-Salah”, “Pernah_tidak pernah” dll. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau ratio
dikotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Contoh : 1. Bagai mana pendapat anda, bila menjabat pimpinn di perusahaan ini? a ) setuju, b)
Tidak setuju. 2. Pernahkah pimpinan melakukan pemeriksaan di ruang kerja Anda ? a.) Tidak
pernah, b). Pernah
3. Semantic Defferansial, skala pengukuran yng berbentuk semtic diferensial dikembangkan oleh
Asgood., Digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
cheklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya “sangat positif” terletak di
bagian kanan garir, dan jawabn yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau
sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval dan biasanya skala ini digunakan untuk
mengukur sikap / karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.

Contoh
Bersahabat 5 4 3 2 1 Bermusuhan
*
Tepat janji 5 4 3 2 1 Ingkar
*
Demokratis 5 4 3 2 1 Otoriter
*
Memberi pujian 5 4 3 2 1 Mencela
*
Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi
*
Keteranga * jawaban responden

4 Rating Skala, dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsir
dalam pengertian kualitatif.
Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah – tidak pernah
merupakan data kualitatif. Dalam model rating scale responden tidak akan menjawab salah satu dari
jawaban kualitatif yang yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang
telah disediakan.

Contoh :
Seberapa baik data ruang kerja yang ada di perusahaan A ?
Berikan jawaban dengan angka :
4. Bila tata ruang sangat baik.
3. Bila tata ruang itu cukup baik.
2. Bila tata ruang itu kurang baik.
1. Bila tata ruang sangat tidak baik.

Bila intrumen tersebut digunakan sebgai angket dan diberikan kepada 30 responden, maka sebelum
dianalisis, data dapat ditabulasikan. Jumlah skor kriterium bila setiap butir mendapat skor tertinggi =
4X10X30 = 1200 Untuk skor hasil tertinggi tiap butir = 4, jumlah butir = 10 dan jumlah responden =
30. Jumlah skor hasil pengumpulan data = 818, dengn demikian kualitas tata ruang kantor A menurut
persepsi 30 responden 818 :1200 = 68 %

/......................../.........................../..................../......../
300 600 900 818 1200
sangat tdk baik kurang baik cukup baik sangat baik

Nila 818 termasuk kata gori interval kurang baik dan cukup baik”. Tetapi mendekati cukup baik
Pertemuan ke 5
1. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Dalam hal ini dibedakan antara hasil peneltian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan
reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkupul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kalau dalam objek berwarna merah, sedangkan data yang
terkumpul memberikan data warna putih maka maka hasil penelitian tidak valid. Sealanjutnya hasil
penelitian yang reliabel bila terdapat kesaman data dalam yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin
berwarna merh, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah.

Intrumen yng valid berarti alat ukur yang digunakn untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid
berarti instrumen tersebut dapt digunakan untuk mengukur ap yang seharusny diukur. Dengan
menggunakan instrumen yang valid da reliabel dalam pegumpuln dta, maka diharapkan hasil penelitian
akan menjadi valid dan reliabel.

Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen yaitu intrumen yang berbentuk test untuk mengukur
prestasi belajar dan instrumen yang nontest untuk mengukur sikap. Intrumen yang berupa test
jawabannya adalah “salah atau benar”. Sedangkan instrumen sikap jawabannya tidak ada yang “salah
atau benar” tetapi bersifat “positif dan negatif.

Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan ekternal. Intrumen yang mempunyai
validitas internal atau rasional , bila kriteria yang ada dalam intrumen secara rasional / teoritis telah
mencerminkan apa yang diukur.
Sedangkan penelitian yang mempunyai validitas internal, bila data yang dihasilkan merupakan fungsi
dari rancangan dan instrumen yang digunakan
2. Pengujian Validitas dan Reiiabilitas Instrumen

1) Pengujian validitas instrumen antara lain :

a. Pengujian validitas konstruksi ( construct validity) , pengujian validitas ini dapat digunakan
pendapat dari ahli. Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu.Maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta
pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Ahli akan memberikan instrumen dapat
digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak. Kemudian diteruskan dgn uji
instrume. Jumlah anggota sampel digunakan pengujian sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasi,
maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dgn mengkorelasikan
antar skor item instrumen dalam suatu fakto dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total

b. Pengujian validitas isi ( content validity), secara teknis pegujian validitas konstruksi dan vliditas isi
dapat dibantu dengan menggunakan kisi- kisi intrumen atau marik pengembangan instrumen. Untuk
validitas butir – butir instrumen lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka
diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item atau atau uji beda. Analisis item dilakukan dengan
menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total dan uji beda dilakukan dengan
menguji signifiksnsi perbedan skor kelompok atas dan sekor kelompok bawah.

c. Pengujian validitas ekternal, instrumen diuji dengan cra membandingkan ( untuk mencari
kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta – fakta empiris yang terjadi di
lapangan. Instrumen penelitian yang mempunyai validitas ekternal yang tinggi akan mengakibatkan
hasil penelitian mempunyai validitas ekternal yang tinggi pula
2). Pengujian reliabilitas instrumen Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara
ekternal maupun internal. Secara ekternal pengujian dapat dilakukan dengan test – retest
(stability), equivalent dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji
dengan menganalisis konsis tensi butir – butir yang ada pada instrumen.

a. Test – retest, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada
responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya smqa dan waktunya yang
berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang
berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka intrumen tersebut sudah
dinyatakan reliabel.

b. Ekuivalen, pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian
intrumen dengan cara ini cukup dilakukan sekali tetapi instrumennya dua , pada responden
yang sama, waktu sama, instrumen berbeda. Dihitung dgn cara mengkorelasikan antara data
instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan equivalen.

c. Gabungan , pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang equivalen
beberapa kali , ke responden yang sams. Dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen,
setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara silang.

d. Internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudiaan
yang data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk
memprediksi reliabilitas instrumen.. Pengujian realibilitas instrumen dapat dilakukan dengan
teknik belah dua dari Spearman Brown.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai cara setting, berbagai sumber dan berbagai cara.
Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, pada laboratorium, dengan
metode eksprimen., di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan dll.

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yanf langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepad pengumpul data
misalnya lewat orang llain atau dokumen

Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data , maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan interview (wawancara), kuestioner ( angket), observasi (pengamatan), dan gabugan
ketigaya.
1. Interview ( wawancara )
Dgunakan sebagai teknik pengumpulsn data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yag harus diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Wawancara dapat dilakukan
secara terstuktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun
dengan menggunakan telepon.
a. Wawancara terstruktur, digunakan sebagai teknik pengumpulan data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpul data menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis
Berikut ini diberikan contoh wawancara terstruktur , tentang tanggapan masyarakat terhadap berbagai
pelayanan pemerintah kabupaten diberikan kepada masyarakat.

1. Bagai manakah tanggapan bapak/ ibu terhadap pelayanan pendidikan di kabupaten ini ? a ). sangat
bagus, b) bagus, c) tidak bagu, d) sangat tidak bagus.
2. Bagai kah tanggapan bapak / ibu terhadap pelayanan bidang kesehatan di kabupaten ini ? a) sangat
bagus, b) bagus, c) tidak bagus, d) sangat tidak bagus

b. Wawancara tidak terstruktur


Wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan dinyatakan.

Contoh : Bagaimanakah pendapat bapak / ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula
saat ini? Dan bagai manakah dampaknya terhadap pedagang dan petani?
Dalam wawancara tidak terstruktur peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh reponden

2. Kuesioner (angket )
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuestioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden. Bila dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, kuestioner dapat diantar langsung
dalam waktu tidak terlalu lama
Adapun prinsip penulisan angket menurut Uma Sekaran (1992) ; a. Isi dan tujuan pertanyaan, b.
Bahasa yang digunaka, c . Tipe dan bentuk pertanyaan, d. Pertanyaan tidak medua, e. Tidak
mwnanyakan yang sudah lupa, f. Pertanyaan tidak menggiring, g. Panjang pertanyaan, h. Urutan
pertanyaan, i. Prinsip pengukurannya, j. Penampilan fisik angket

3. Observasi
Sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dgn teknik
lainnya yaitu wawancara, dan kuestioner. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan
bila peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat dibedakan menjadi participant
observasion (berperan serta), dan non participant observasion. Selanjutnya dari segi
instrumentasi digunakan observasi terstruktur dan tidak berstruktur
a. Observasi berperanserta (participant observation), peneliti terlibat kegiatan sehari –hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data peneliti. Sambil
melakukan pengamatan. Peneliti melakukan apa yang dikerjakan sumber data.
b.Observasi nonpartisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku
masyarakat. Pengumpulan data dgn model ini tidak akan mendapat data yang mendalam, dan
tidak sampai pada tingkat makna.

Dari segi instrumen digunakan observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan
tidak tersetruktur.
a. Observasi terstruktur, observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan
diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apa bila peneliti
telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan
peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji valitas dan reliabilitasnya
b. Observasi tidak terstruktur, yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati. Dalam melakukan melakukan pengatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang
telah baku, tetapi hanya berupa rambu rambu pengamatanb.
Pertemuan ke 6

Analisis Data Kuantitatif


Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan responden,
metabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Dan melakukan perhitungan untuk mengguji
hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik
Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian yaitu statistik deskriftif
dan statistik inferesial.

1. Statistik Deskriptif dan Inferensial


Statistik deskriftif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum.

Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran,
pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran,
standar deviasi dan prosentase

Dapat juga mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi
dengan analisis regresi dan membuat perbandingan dgn membandingkan rata-rata data samel atau
populasi
Statistik inferensial, (atau statistik induktif atau statisti probabilitas), teknik statistik yang digunakan
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini disebut juga
statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan dat sampel.

Kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan
diberlakukan untuk populasi mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang
dinyatakan dalam bentuk persentase. Bila peluang kesalahan 5 % maka taraf kepercayaan 95 %.
Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi

2. Statistik Parametris dan Nonparametris


Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan non parametris. Statistik parametris
digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui
data sampel. Sedangkan statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi tetapi menguji
distribusi.. Penggunaan kedua statistik tersebut tergantung pada jenis data yang dianalisis. Statistik
parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio Sedangkan data nominal
dan ordinal menggunakan statistik parametris dan nonparametris untuk analisis data khusus iuntuk
pengujian hipotesis.
3. Bentuk hipotesis
Bentuk hipotesis ada tiga yaitu : hipotesis deskriftif, komparatif dan asosiatif. Hipotesis komparatif
dibedakan menjadi dua yaitu komparatif untuk dua sampel dan lebih dari dua sampel. Hipotesis
deskriptif yang akan diuji dengan statistik parametris merupakan dugaan terhadap nilai dalam satu
sampel dibandingkan dengan standar.

Sedangkan hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik nonparametris merupakan dugaan ada
tidaknya perbedaan secara signifika nilai antara kelompok dalam satu sampel
Sedangkan hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai-nilai
dua kelompok atau lebih. Adapun hipotesis asosiatif, adalah dugaan terhadap ada tidaknya hubungan
secara signifikan antara dua variabel atau lebih

Menyusun Proposal penelitian Kuantitatif

Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langka- langkah sistematis yang
akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Dalam menyusun rancangan penelitian perlu
diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mendukung dan menghambst
terlaksananya penelitian.

Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang
betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering disebut proposal penelitian paling tidak berisi
4 komponen utama yaitu : permasalahan, landasan teori, pengajuan hipotesis, metode penelitian,
organisasib dan jadwal penelitian.

Proposal penelitian kuantitatif dikemas dalam sistematika seperti tersebut di bawah ini :

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakang, peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi
jelas. Melalui analisis masalah , peneliti harus dapat menunjuka adanya suatu penyimpangan yang
ditunjukan dengan data dan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti
B. Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada objek, baik yang akan diteliti
maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan. Untuk dapat mengidentifikasi
masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke objek yang diteliti,
melakukan observasi dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat
diidentifikasi.
C. Batasan Masalah
Adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih
mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasi akan diteliti. Untuk itu maka
peneliti memberikan batasan, dimana akan dilakukan peneliti, variabel apa saja yang akan diteliti,
serta bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel yang lain.
D. Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti ditentukan apa saja yang akan diteliti, dan bagaimana hubungan
variabel satu dengan yang lain, dan supaya masalah dapat terjawab secara akurat. Maka masalah
yang akan diteliti perlu dirumuskan secara sspesifik.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakan di luar pola pikir dalam merumuskan
masalah. Tetapi keduanya ada kaitannya dengan permasalahan, oleh karena itu dua hal ini
ditempatkan pada bagian ini.. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang
dituliskan
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat
tercapai dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka sekarang kegunaannya apa.
Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu : a). Kegunaan untuk mengembangkan ilmu / kegunaan
teoritis, b). Kegunaan praktis yaitu membantu memecahkan dan mengantisifasi masalah yang ada
pada objek yang diteliti

II Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis

A. Diskripsi Teori
Diskripsi teori adalah teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang
variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang diajukan dan penyusunan instrumen penelitian. Teori yang digunakan
bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah
teruji kebenarannya. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada variabel yang diteliti. Kalau
variabel yang diteliti ada lima, maka jumlah teori yang dikemukakan juga ada lima.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konsep tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.Kerangka berpikir yang
baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara
teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Selanjutnya
dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan
paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir
C. Hipotesis Penelitian
Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diajukan
maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berpikir. Kalau ada
rumusan masalah penelitian seperti: adakah pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai,
kerangka berpikirnya “ jika kepemimpinan baik, maka motivasi kerja akan tinggi” maka hipotesisnya
adalah : ada pengaruh yang tinggi / rendah dan signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja
pegawai.

Iii Prosedur Penelitian

A Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Untuk itu di bagian
ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan, apakah metode survei atau eksperimen

B. Populasi dan Sampel


Penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Bila hasil
penelitian akan digeneralisasikaqn, maka sampel yang digunakan sebagai sumber data harus representatif
dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dai populasi secara random sampai jumlah tertentu.

C. Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan instrumen penelitian. Jumlah
instrumen yang akan digunakan tergantung pada variabel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya
limq, maka akan menggunakan lima instrumen
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehinggaq betul – betul didapat data yang valid
dan reliabel. Jangan semua teknik pengumpulan data dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat
dilaksanakan. Selain itu konsekuensi darib mencantumkan ke tiga teknik pengumpulan data itu
adalah setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan harus disertai datanya

E. Teknik Analisis Data


Untuk penelitian dgn pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data ini berkenaan dgn
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan.Bentuk
hipotesis mana yang diajukan , akan menentukan teknik statistik mana yang digunakan. Jadi sejak
membuat rancangan , maka teknik analisis data telah ditentukan

IV. Organisasi dan Jadwal Penelitian


A. Organisasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan oleh tim / kelompok maka diperlukan adanya rg pelaksana penelitian.
Minimal ada ketua yang bertanggungjawa.
B. Jadwal Penelitian
Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dgn jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam
jadwal kegiatan apa saja yang akan dilakukan, berapa lama.
C. Biaya Penelitian
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang diperlukan
tergantung pada tingkat profesional tenaga peneliti dan pendukungnya, tingkat resiko kegiatan
dilakukan, jarak tempat penelitian, lamanya penelitian.
Menyusun Laporan Penelitian

Menyusun laporan merupakan tugas skhir dari proses penelitian. Dalam membuat laporan sebaiknya peneliti
berperan sebagai pembaca, sehingga laporan yang disajikan dapat dinilai apakah sudah baik atau belum. Laporan
penelitian merupakan laporan ilmiah untuk itu maka harus dibuat secara sistematis dan logis pada setiap bagian.
Sehingga pembaca mudah memahami langkah- langkah yang telah ditempuh dalam penelitian dan hasilnya.

Contoh :
Kerangka laporan penelitian untuk judul “ Pengaruh Kepemimpinan Manajer dan Kemampuan Kerja Karyawan
Terhadap Produktivitas Kerja” adalah sebagai berikut :

BAB I Permasalahan
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian

BAB II Landasan Teori Dan Pengajuan Hipotesis


A. Deskripsi Teori
1. Kepemimpinan
2. Kemampuan Kerja
3. Produktivitas Kerja
B. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Kepemimpinan dengan Produktivitas Kerja.
2. Hubungan Kemampuan dengan Produktivitas Kerja
3. Hubungan Kepemimpinan dan Kemampuan Produktivitas Kerja.
C. Hipotesis Penelitia
BAB III Prosedur Penelitian
A. Populasi sampel
B. Instrumen Penelitian
C. Teknik Pengolahan Data
D. Teknik Analisis Data
BAB IV Hasil Penelitian , Pengujian Hipotesis, Dan Pembahasan
A. Deskripsi Hasil Penelitia
1. Kepemimpinan
2. Kemampuan Kerja Pegawai
3. Produktivitas Kerja
B. Hasil Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran - Lampiran
Pertemuan ke 7

Metode Penelitian Kuantitatif

Masalah, Fokus, Judul, Dan Teori Dalam Penelitian Kualitatif

Anda mungkin juga menyukai