ADE QODRI
NIM : I1A216017
PRODI : PENDIDIKAN BAHASA ARAB
BIMBINGAN KONSELING
Program kerja tidak akan pernah diketahui keberhasilannya apabila tidak ada program untuk
mengevaluasi program kerja yang sudah direncanakan. Program evaluasi bimbingan dan konseling sangat
diperlukan untuk menentukan keberlanjutan program yang sudah direncanakan sebelumnya yang ada
dalam organisasi bimbingan dan konseling. tujuan pelaksanaan evaluasi program bimbingan dan
konseling di sekolah adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan dari pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling, sehingga mampu untuk mendorong semua personil bimbingan dan konseling di
sekolah agar lebih giat dalam mengembangkan program layanan bimbingan dan konseling
Ada beberapa metode untuk menentukan program evaluasi diantaranya menggunakan metode observasi,
survey dan eksperimental.
1.Metode observasi : merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja
dilakukan dengan indera (salah satunya mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung diperoleh saat
kejadian itu terjadi. Ada dua pendekatan dalam observasi pertama secara sistematik yang dilakukan
dengan mengginakan rencana dan kerangka model terlebih dahulu. Kedua, non sistemik dilakukan tidak
secara sistemis mengenai hal – hal yang akan di observasikan.
2.Metode survey: metode survey didasarkan pada a) seleksi criteria data yang telah ditetapkan
sebelumnya, b) pengumpulan fakta atau keterangan layanan yang akan ditawarkan c) menetapkan
keputusan mengenai bobot layanan yang diberikan mengacu pada criteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pendekatan survey sering digunakan dalam penelitian terhadap sekolah sendiri untuk menilai
dampak program layanan bimbingan secara keseluruhan dalam kehidupan siswa.
3.Metode eksperimen: perlu perencanaan yang cermat untuk mengkaji salah satu atau beberapa kelompok
individu dalam hubungannya dengan beberapa kelompok individu dalam setiap variabel. Metode ilmiah
mutlak diperlukan untuk mencakup penetapan sebelumnya. Beberapa rangkaian diantaranya; menentukan
tujuan dan metode pencapaian tujuan, mengembangkan cara untuk mengukur pencapaian tujuan, seleksi
kelompok control eksperimen, membuat langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
terakhir pengukuran hasil-hasil eksperimen.
Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah
berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah
kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik
kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu. Pengertian tersebut di atas
menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian
merupakan penelaahan terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau
informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak dalam langkah-
langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai
diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika sumber data mengambarkan fakta yang
terjadi bukan sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional
yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang
sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to discover knowledge) dan pemecahan masalah (problem
solving) pendidikan melalui metode ilmiah, baik dalam pengumpulan maupun analisis datanya, serta
membuat rumusan generalisasi berdasarkan penafsiran data tersebut. Yang dimaksud dengan metode
ilmiah di sini adalah metode yang menggunakan prinsip-prinsip science, yaitu sistematis, empiris dan
objektif.
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harus mengandung unsur keilmuan dalam
aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada
karakeristik keilmuan yaitu:
1. Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan menggunakan panca
indera manusia.
3. Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis, tetapi menggunakan
prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat digunakan untuk pengembangan
suatu profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika
mengikuti cara-cara yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan
secara kebetulan. Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai
penelitian antara lain:
1. Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi.
2. Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain.
Untuk memecahkan masalah dapat juga dilakukan Pendekatan non-ilmiah, yaitu menggunakan
cara-cara :
a) dogmatis, berdasarkan kepercayaan atau keyakinan tertentu;
b) intuitif, berdasarkan pengetahuan yang diperoleh secara tidak disadari atau tidak dipikirkan terlebh
dahulu;
c) spekulatif, coba-coba, atau trial and error, cara terkaan, untung-untungan, yang temuannya bersifat
kebetulan; dan
d) otoritas ilmiah, yaitu berdasarkan pendapat atau pemikiran logis para ahli dalam bidang tertentu.
Karakteristik Penelitian
1) Penelitian merupakan Proses yang Sistematik
Hal ini dapat dilihat dari keteraturan, keruntunan dan keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang
lainnya. Keteraturan seperti dalam penemuan masalah, penyusunan rancangan penelitian, pengumpulan
data, pengolahan data, dan penafsiran data.
Jenis-Jenis Penelitian
Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, rancangan penelitian dibagi menjadi : (Dirjen Pendidikan
Tinggi)
a. Penelitian Historis (Historical Research)
Penelitian histories adalah penelitian yang mengaplikasikan metode pemecahan ilmiah dari
perspektif histories suatu masalah. Dapat diartikan juga sebagai proes pengumpulan dan penafsiran data
(berupa benda, peristiwa, atau tulisan) yang timbul di masa lampau, untuk menemukan generalisasi yang
berguna untuk memahami kenyataan-kenyataan sejarah masa lampau, situasi sekarang, dan meramalkan
perkembangan situasi yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa
lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan
mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan atau generalisasi yang
kuat.
Penelitian ini mempunyai ciri-ciri tertentu, diantaranya sebagai berikut:
a. Data yang dikumpulkan tidak hanya primer (yang diperoleh dari sumber primer, yaitu hasil observasi,
atau wawancara peneliti sendiri) tetapi juga sekunder (diperoleh dari sumber sekunder, yaitu hasil
observasi orang lain).
b. Untuk menentukan bobot data, dilakukan dua macam kritik, yaitu (1) eksternal: meneliti keaslian atau
authenticity data, dan (2) internal: meneliti keakuratan atau kebenaran data. Kritik internal ini menguji
motif, kejujuran dan keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan, mengurangi,atau
memalsukan data.
Contoh : Penelitian mengenai rusaknya candi sewu di Prambanan
b. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.
Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan
keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan
(developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang
waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu. Penelitian longitudinal dalam
perkembangan kemampuan berbahasa, meneliti perkembangan tersebut dimulai dari masa bayi sampai
dengan adolesen. Dalam penelitian cross sectional, meneliti perkembangan kemampuan berbahasa pada
masing-masing tahap umpamanya masa: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja, dan adolesen dilakukan
secara bersamaan.
Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang memusatkan perhatiannya terhadap
masalah-masalah aktual melalui proses pengumpulan, penyusunan atau pengklasifikasikan, pengolahan,
dan penafsiran data.
Ciri-Ciri penelitian ini yaitu:
a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang aktual, masa sekarang, atau yang sedang terjadi.
b. Data yang terkumpul kemudian disusun, dianalisis, dan ditafsirkan.
c. Studi Komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada
perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian inipun tidak ada pengontrolan
variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti
mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara
statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga
dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena menggunakan instrumen yang sudah diuji,
juga karena kelompokkelompok yang dibandingkan memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.
Penelitian ini berusaha mengkaji atau memahami gambaran tentang suatu gejala dari gua
kelompok atau dua tempat tertentu. Contohnya membandingkan faktor penyebab timbulnya kejahatan
(kriminalitas) antara satu kota dengan kota lainnya. Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan
dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, dan studi dokumentasi.
c. Penelitian Perkembangan
Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) ada yang
memasukkannya ke dalam pendekatan penelitian kuantitatif noneksperimental dan sebagai metode
penelitian eksperimental. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) ini berawal dari
industry-base development model, yang digunakan sebagai prosedur untuk merancang dan
mengembangkan suatu produk baru yang berkualitas. Dalam pengembangan pendidikan kadang-kadang
disebut research base development muncul sebagai strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Lebih khusus dikemukakan bahwa dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan
yang disingkat R & D adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk pendidikan serta menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui “base research” (Borg dan
Gall, 2003: 569-570) dan bertujuan memberikan perubahan-perubahan pendidikan guna meningkatkan
dampak-dampak positif yang potensial dari temuan-temuan penelitian dalam memecahkan permasalahan
pendidikan dan digunakan untuk meningkatkan kenerja praktik-praktik pendidikan, antara lain melaui
pembelajaran dalam bentuk penelitian.
Dalam bidang pendidikan, metode R & D ini dapat digunakan untuk mengembangkan buku,
modul, media pembelajaran, instrumen evaluasi, model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi,
bimbingan, manajemen, pembinaan staf, dan lain-lain. Kegiatan pengembangan dilakukan melalui
beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas dan sampel ebih luas. Pengujian produk dilakukan dengan
mengadakan eksperimen.
a. Tujuan penelitian: untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi
waktu.
b. Contoh-Contoh penelitian
· Studi-studi longitudinal mengenai pertumbuhan yang secara langsung mengukur sifat dan laju
perubahan-perubahan pada sampel anak yang sama pada tingkat perkembangan yang berbeda.
· Studi cross-sectional mengenai pertumbuhan yang secara tidak langsung mengukur sifat dan laju
perubahan yang sama dengan meneliti sejumlah anak yang berbeda sebagai sampel yang mewakili
tingkat usia.
· Studi-studi kecenderungan yang bertujuan untuk menentukan pola-pola perubahan dimasa lampau
agar dapat meramalkan pola-pola dan kondisi-kondisi perubahan di masa yang akan datang.
c. Beberapa karakteristik
· Memfokuskan pada studi mengenai variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa
bulan atau tahun. Penelitian ini menanyakan “ Apakah pola-pola pertumbuhan, lajunya, arahnya,
urutannya, dan faktor-faktor yang saling terkait mempengaruhi sifat-sifat perkembangan itu?.
· Masalah sampel pada metode longitudinal adalah kompleks dengan terbatasnya jumlah subyek
yang dapat diikuti dalam waktu tahunan; faktor - faktor yang cenderung menyebabkan terjadinya
bias pada metode longitudinal. Apabila perlakuan mengenaiatrisi tersebut dihilangkan melalui pemilihan
sampel dari suatu populasi yang stabil, hal ini berarti memasukkan bias-bias yang tak dikenal yang
berkaitan dengan populasi tersebut. Lebih jauh lagi, sekali dimulai, studi longitudinal tidak
memungkinkan diadakan perbaikan dalam hal-hal yang bersifat teknis tanpa kehilangan kontinuitas
prosedur metode tersebut. Akhirnya, metode ini memerlukan kontinuitas dukungan pimpinan dan biaya
untuk periode yang cukup lama, dan biasanya universitas atau yayasan yang dapat memelihara keperluan
tersebut.
· Studi cross-sectional biasanya meliputi subyek yang lebih banyak, akan tetapi mencandra faktor
pertumbuhan yang lebih sedikit dibandingkan dengan studi longitudinal. Meskipun studi longitudinal
merupakan metode yang langsung mempelajari perkembangan manusia, pendekatan cross-sectional tidak
terlalu mahal dan lebih cepat karena kurun waktu yang lama diganti dengan sampling dari kelompok
umur yang berbeda. Sampling dari metode cross-sectional cukup kompleks karena anak-anak yang sama
tidak tidak terlibat dalam setiap taraf usia dan tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Untuk membuat
generalisasi pola-pola perkembangan instrinsik dari sampel- sampel anak seperti ini mengandung risiko
akan menngaburkan perbedaan-perbedaan antar kelompok yang timbul dari proses sampling.
· Studi-studi kecenderungan memiliki kelemahan bahwa faktor-faktor yang tidak dapat diramalkan
mungkin masuk dan memodifikasi atau membat kecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi
tidak sah. Pada umumnya prediksi untuk waktu yang lama adalah perkiraan pendidikan (educated guess),
sementara prediksi untuk waktu yang pendek lebih reliabel dan valid.
d. Langkah-Langkah pokok
· Definisikan masalahnya atau nyatakan tujuan-tujuannya.
· Lakukan telaah kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi yang ada dan membandingkan
metodologi-metodologi penelitian termasuk instrumen-instrumen yang dapat digunakan dan teknik-teknik
pengumpulan data.
· Rancangkan cara pendekatan
· Kumpulkan data
· Evaluasi data dan susun laporkan hasilnya.