METODOLOGI PENELITIAN
BISNIS
Oleh :
Drs. I Ketut Pasek, MAB
NIP. 195909201989031001
1
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa maka
dapat diselesaikan buku ajar untuk mata kuliah Metodologi Penelitian Bisnis..
Terselesaikannya buku ajar ini berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
disampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada:
1. Direktur Politeknik Negeri Bali beserta staf pimpinan lainnya
2. Ketua Jurusan Administrasi Niaga dan jajarannya
3. Ketua Program Studi Manajemen Bisnis Internasional
4. Koordinator program penulisan buku ajar
5. Teman-teman staf pengajar lainnya
Buku ajar ini mengacu kepada beberapa pengarang yang terkenal di bidang ilmu
ekonomi baik itu dari dalam negeri dan luar negeri. Sebagai tambahan, penulis
juga mereferensi pada diktat mata kuliah Metodologi Penelitian Bisnis yang
dirangkum oleh beberapa pengajar lainnya. Semoga buku ajar ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu bahan referensi mengikuti perkulihan di Program
Studi Manajemen Bisnis Internasional, Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik
Negeri Bali.
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Khusus:
Setelah kuliah topik ini, mahasiswa diharapkan mmampu:
Memahami makna penelitian
Jenis jenis penelitian
Karakteristik penelitian
Unsur unsur penelitian
Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif
A. Latar Belakang.
Secara harfiah, istilah penelitian berasal dari bahasa inggris:
“reseasch” yang berarti “mencari kembali”. Upaya untuk mencari suatu
kebenaran dilandasi oleh 2 (dua) hal, yaitu:
1. Hasrat ingin tahu yang dilandasi pola berpikir ilmiah. Manusia sesuai
dengan kodratnya, didalam hatinya selalu ada hasrat atau rasa ingin
tahu tentang sesuatu hal. Rasa keingintahuan ini dilakukan secara
skeptis (selalu menanyakan bukti atas fenomena yang terjadi), kritis
( b erpikir menggunakan logika dan rasional), dan analitis (selalu
menggun akan perhitungan yang ce rmat dan sistimatis).
2. Adanya masalah, dalam kenyataan, hidup manusia selalu menghadapi
masalah. Masalah dapat muncul kapan saja, dimana saja dan dapat
menimpa siapa saja. Orang yang mempunyai banyak pengalaman
umumnya dapat memecahkan masalahnya lebih mudah dari pada
orang yang sedikit pengalamannya. Apa yang disebut ilmu
pengetahuan sebenarnya tidak lain adalah kumpulan dari
pengalaman-pengalaman dari sejumlah orang yang dip ajukan secara
harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Orang dapat
mengambil manfaat sebesar-besarnya dan ilmu pengetahuan justru
oleh karena ilmu pengetahuan disusun dari pengalman-pengalaman
dan pengetahuan-pengetahuan yang sudah di uji kebenarannya.
Upaya untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul dapat
dilakukan dengan sistem coba-coba ( tidak ada suatu metode yang jelas ),
4
dan dengan sistem atau metode yang disebut metode ilmiah. Metode
penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan
data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan yang dilandasi
dengan met ode keilmuan yang mempunyai ciri-ciri:
1. Rasional ; penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris; cara-cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan.
3. Sistematis; proses yang digunakan dalam suatu penelitian menggunak
an langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian dengan menggunakan pendekatan motode ilmiah
diharapkan data yang akan didapatkan adalah data yang obyektif, valid, dan
reliabel . Obyektif berarti semua orang akan memberikan penapsiran yang
sama, valid berarti adanya ketepatan antara data yang terkumpul dengan
data yang ada pada obyek yang sesungguhnya terjadi, dan reliabel berarti
adanya ketepatan atau keajegan atau konsistensi data yang didapat dari
waktu ke waktu.
Kegiatan penelitian dilakukan dengan tujuan tertentu dan pada
umumnya tujuan itu dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Penemuan; hasil penelitian yang diperoleh betul-betul baru dan
belum ada yang mengetahuinya.
2. Pembuktian; jika penelitian bertujuan untuk melakukan pengujian
terhadap temuan yang sudah pernah di ungkapkan sebelumnya.
3. Pengembangan; adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengembangka n, menyempurnakan, melengkapi atas temuan se
belumnya.
Dari ke-tiga hal tersebut, maka implikasi hasil penelitian akan dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Untuk mendapatkan kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian, ma ka
langkah-langkah utama yang perlu dilakukan adalah merumuskan masalah
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, merumuskan hipotesis penelitian,
5
mengumpulkan data, menganalisis, dan membuat generalisasi atau
kesimpulan.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan penelitian
adalah usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan
cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisis data secara terencana dan
sistimatis dengan menggunakan metode ilmiah
B. Jenis-jenis Penelitian
D. Unsur-unsur Penelitian
Tujuan Khusus:
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat:
Memahami apa yang dimaksud dengan data
Menyebutkan jenis jenis data
Jenis dan cara melakukan pengukuran
A. Pendahuluan
Pada dasarnya konsep dan teori adalah abstraksi tentang obyek dan
kejadian yang digunakan peneliti untuk menggambarkan fenomena
yang diteliti. Fungsi konsep sebagai alat untuk mengidentifikasi
fenomena yang di observasi sedang teori adalah jalur logika atau
penalaran yang digunakan peneliti untuk menerangkan hubungan antar
fenomena yang diteliti. Dalam penelitian sosial konsep harus di
hubungkan dengan realita. Untuk itu harus dilakukan pengukuran atas
gejala-gejala yang dia mati sehingga memperoleh apa yang di sebut
data.
B. Jenis-jenis Data
15
16
Status perkawinan : 1 = kawin; 2 = tidak kawin
b. Data kontinum / Poli tomi adalah data yang diperoleh dari hasil
pengukuran yang memiliki variasi menurut tingkatannya.
Contoh:
Data kepuasan pelanggan : sangat puas, puas, cukup puas, tidak
puas, sangat tidak puas.
Selanjutnya data kontinum ini dapat dibedakan menjadi:
1) Data Ordinal; adalah data berbentuk ranking atau peringkat dengan
jarak yang tidak sama. Skala ordinal disebut juga skala berjenjang
yang menggolong-golongkan subyek menurut jenjangnya.
2) Data interval; adalah data berupa ranking yang mempunyai jarak
sama, tetapi tidak memiliki angka nol mutlak.
3) Data ratio; adalah data berupa ranking, mempunyai jarak yang
sama, dan memiliki nilai nol mutlak.
Pemahaman tentang berbagai jenis data ini sangat penting dalam suatu
pene litian sosial. Penelitian terhadap gejala-gejala nominal/dikotomi
mempunyai kegunaan yang sangat terbatas. Ia menjadi ciri pokok daripada
penelitian eksploratif yang maksudnya semata-mata untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan, ada tidaknya hubungan tanpa dapat menjelaskan lebih
jauh dari pola hubungan atau pola perbedaan yang terjadi.
Sedang penelitian terhadap gejala-gejala kontinum dimana datanya
memiliki variasi atau peringkat mempunyai kegunaan yang lebih luas yaitu
disamping penelitian ini dapat menjelaskan ada tidaknya hubungan tapi
juga mampu menjelaskan pola hubungan yang terjadi dari fefnomen-
fenomena yang diselidiki. Perbedaan sifat data ini juga akan berimplikasi
kepada perbedaan di dalam memilih alat analisis yang akan dipergunakan
pada saat pengolahan data.
C. Sumber Data
1. Data Primer; adalah data yang diperoleh dan diolah secara langsung
dari lakasi penelitian.
17
2. Data Sekunder; adalah data yang didapatkan secara tidak langsung
dari berbagai sumber yang ada hubungannya dengan permasalahan
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi ; adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti datang
langsung ke lokasi penelitian dengan melakukan pengamatan,
pencatatan-pencatatan dan sebagainya.
2. Wawancara (Intervew) ; merupakan teknik pengumpulan data
dengan jalan peneliti melakukan wawancara, baik secara
terstruktur maupuan tidak tersetruktur.
3. Angket (Questionaire) ; adalah teknik pengumpulan data dimana
peneliti menyebarkan angket kepada responden.
4. Dokumentasi; adalah teknik pengumpulan data melalui pengumpulan
informasi yang dipublikasikan oleh instansi terkait.
3. Semantic Defferensial
Metode ini dikembangkan oleh Osggod. Metode ini biasanya
dipergunakan untuk mengukur sikap yang bentuknya disusun dalam
satu garis kontinum, dimana jawaban sangat positif berada di bagian
kanan garis, dan jawaban sangat negatif terletak dibagian kiri.
Responden dapat memberi jawaban pada rentang jawaban sangat
positif sampai dengan sangat negatif sesuai dengan persepsi
responden.
Contoh:
Berikan nilai tetang gaya kepemimpinan manager anda
1 Bersahabat 5 4 2 1 Bermusuhan
2 Tepat janji 5 4 2 1 Lupa janji
3 Sabar 5 4 2 1 Suka marah
4 Penuh perhatian 5 4 2 1 Egois
5 Memberikan 5 4 2 1 Mendominas
kepaercayaan i
kepada bawahan
4. Rating Scala
Data yang diperoleh dengan metode rating scala berupa angka dan
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Contoh: seberapa
20
tinggi pengetahuan anda tentang mata kuliah berikut ini, sebelum
dan sesudah diklat.
Kriteria Penilaian:
0 = Bila sama sekali belum tahu
1 = Bila mengetahui sampai dengan 25 %
2 = Bila mengetahui sampai dengan 50 %
3 = Bila mengetahui sampai dengan 75 %
4 = Bila mengetahui sampai dengan 100 %
Mohon dijawab dengan cara melingkari nomor sebelum dan sesudah
latihan :
Pengetahuan Mata Pengetahuan
sebelum diklat Kuliah sesudah diklat
0 1 2 3 4 Komunikasi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Tata ruang kantor 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Sistem laporan 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Pemasaran 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Akuntasi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Statistik 0 1 2 3 4
BAB. III
PROSEDUR PENELITIAN
Tujuan Khusus
Setelah kuliah topik ini selesai, mahasiswa mampu:
Menjelaskan proses kegiatan penelitian
Menyebutkan tahap-tahap kegiatan penelitian
Membuat diagram proses penelitian
A. Pendahuluan
B. Presedur Penelitian
Langkah 1
Identifikasi Masalah
Langkah 2
Studi Pendahuluan
Langkah 3
Merumuskan Masalah
Langkah 4
Merumuskan Anggapan Dasar
Langkah 4. a
Hipotesis
Langkah 5
Memilih Pendekatan
Langkah 6 a. Langkah 6 b.
Menentukan Variabel Menentukan sumber data
Langkah 7
Menyusun Instrumen Penelitian
Langkah 8
Mengumpulkan Data
Langkah 9
Analisis Data
Langkah 10
Menarik Kesimpulan
Langkah 11
Menyusun laporan
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Rangkuman:
Prosedur penelitian adalah merupakan tahap-tahap kegiatan peneltian yang
disusun kronologis dan sistematis, artinya dalam pelaksanaannya harus
sesuai dengan utut-urutan kegiatan. Tahap persiapan atau disebut juga
tahap perencanaan adalah merupakan tahapan yang sangat penting dan
utama serta menentukan keberhasilan kegiatan penelitian.
Sedangkan tahap pelaksanaan merupakan tahapan kegiatan lapangan
dalam upaya pengumpulan data penelitian. Dibutuhkan stategi dan teknik
tertentu agar supaya mendapatkan data data yang diperlukan. Langkah
berikutnya adalah editing, coding data penelitian yang selanjutnya
diteruskan dengan kegiatan analisis.
Hasil analisis data akan dilanjutkan dengan penulisan laporan
penelitian. Agar hasil penelitian memberikan kontribusi dan manfaat luas
bagi masyarakat, maka hasil-hasil penelitian tersebut harus disosialisasikan
atau dipublikasikan kepada masyarakat.
Latihan Soal Soal:
1. Jelaskan, mengapa tahap-tahap kegiatan penelitian harus dilakukan
sesuai dengan urutannya, artinya kegiatan tahap 2 (dua) belum dapat
dilakukan jika kegiatan tahap 1 (satu) belum selesai.
2. Apakah semua jenis penelitian harus melewati tahap-tahap kegiatan
yang ada, bila tidak jenis penelitian yang bagaimana memiliki tahap-
tahap kegiatan yang berbeda.
3. Agar hasil-hasil penelitian bermanfaat luas bagi masyaarakat maka
sangat dipandang perlu ada kegiatan sosialisasi. Dengan cara
bagaimana kegiatan sosialisai penelitan dapat dilakukan.
Daftar Pustaka:
1. Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung
2. Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata Metode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit Pustaka Beajar,
Yogyakarta.
3. Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
4. Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
25
26
BAB IV
IDENTIFIKASI
MASALAH PENELITIAN
Tujuan Khusus:
Setelah perkuliahan topik ini, mahasiswa diharapkan dapat:
Mengidentifikasi dan menemukan masalah penelitian
Hal-hal yang dapat dijadikan sumber masalah penelitian
Merumuskan masalah penelitian
Membuat judul penelitian
A. Sumber Masalah
Masalah dan judul penelitian adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Dari rumusan judul penelitian, kita sudah dapat
membayangkan terhadap perumusan permasalahannya. Pemilihan dan
penentuan masalah / judul penelitian harus memprtimbangkan empat
hal sebagai berikut:
1. Penelitian harus menarik minat peneliti; kegiatan penelitian
merupakan pekerjaan yang dapat menguras tenaga, pikiran,
waktu, dan biaya dari peneliti. Untuk itu masalah atau judul
penelitian harus berdasarkan atas minat peneliti. Karena hal ini
dapat dijadikan motivasi untuk menyelesaikan kegiatan
penelitiannya secara tuntas. Maslah minat peneliti biasanya di
hubungkan dengan bidang keahlian ilmu pengetahuan peneliti.
Penelitian dapat dilaksanakan
Ada empat hal sebagai pertimbangan agar penelitian dapat
dilaksanakan (ditinjau dari diri peneliti) :
a. Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah
tersebut. Artinya peneliti menguasai teori, metode dan teknik
analisis untuk memecahkan permasalahannya.
b. Peneliti mempunyai waktu yang cukup untuk mengerjakannya.
c. Peneliti mempunyai tenaga / fisik yang cukup kuat
mengerjakan tugas-tugas penelitian.
d. Peneliti mempunyai dana yang cukup untuk menyelesaikan
tugas penelitian.
2. Tersedia faktor pendukung
Faktor pendukung yang bersifat eksternal ini sangat
dibutuhkan demi kelancaran pelaksanaan penelitan. Faktor-faktor
tersebut adalah:
28
a. Tersedianya data sehingga pertanyaan penelitian dapat
dijawab.
b. Ada izin dari pihak yang berwenang
3. Hasil penelitian bermanfaat
Suatu penelitian seharusnya dapat memberikan kontribusi positif
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, meningkatkan efektifitas
kerja atau mengembangkan sesuatu.
C. Jenis Permasalahan
BAB V
STUDI PENDAHULUAN
Tujuan Khusus:
Pada akhir perkuliahan, mahasiswa dapat:
Menjelaskan pentingnya aktivitas studi pendahuluan bagi sebuah penelitian.
Menentukan metode untuk melakukan studi pendahuluan
.Apa akibatnya bila kegiatan studi pendahuluan ini tidak dilakukan.
A. Pendahuluan
A. Pendahuluan
Uraian masalah ini sangat penting bagi peneliti untuk dapat dijadikan
sebagai acuan tentang apa tujuan diadakannya penelitian. Di samping
itu pula pembahasan uraian masalah peneitian dapatdijadikan acuan
peneliti tentang jawaban apa yang sesunguhnya ingin diperoleh
BAB. VII
HIPOTESIS PENELITIAN
Tujuan Khusus:
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa dapat:
Menjelaskan pentingnya membuat hipotesis penelitian
Menjelaskan dasar-dasar pembuatan hipotesis.
Membuat hipotesis yuang baik dan benar
A. Pendahuluan
B. Merumuskan Hipotesis
43
Jawaban yang bersifat sementara dari suatu penilitian tentang
pern yataan bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih
dirumuskan berdasarkan kerangka berpikir. Artinya bahwa rumusan
hipotesis tidak muncul secara tiba-tiba tapi melalui suatu proses dan
tahap-tahapan yang logis dan sistematis.
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2005), mengemukakan
bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
didentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang
baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang
akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar
variabel independen dan dependen.
C. Jenis-jenis Hipotesis
D. Bentuk-bentuk Hipotesis
Keterangan :
X = Kualitas Iklan Y = Jumlah barang yang terjual
Beradasarkan gambar di atas, maka kita dapat menentukan :
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada
satu yaitu :
1) Rumusan masalah deskriptif
- Bagaimana kualitas iklan (X) ?
- Seberapa banyak jumlah barang yang terjual (Y) ?
2) Rumusan masalah asosiatif
Apakah ada hubungan atau pengaruh antara kualitas iklan
dengan jumlah barang yang dapat dijual ?
b. Teori yang digunakan ada dua yaitu teori tentang iklan dan teori
tentang penjualan.
c. Hipotesis yang dirumuskan ada dua yaitu hipotesis deskriptif
(biasanya tidak dirumuskan) dan hipotesis asosiatif.
1) Rumusan hipotesis deskriptif :
- Kualitas iklan yang dilakukan telah mencapai 70% dari
yang diharapkan.
- Jumlah barang yang terjual telah mencapai 90% dari
yang diharapkan.
2) Rumusan hipotesis asosiatif :
Ada hubungan atau pengaruh yang signifikan antara kualitas
iklan dengan jumlah barang yang terjual.
49
r2
Keterangan : X1 = kualitas pelayanan
X2 = kualitas iklan
Y = jumlah barang yang terjual
Paradigma ganda dengan dua variabel independen X 1 dan X2
dan satu variabel dependen Y. Hubungan X 1 dengan Y dan X2
dengan Y, menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari
hubungan X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y
menggunakan korelasi ganda.
3. Paradigma Ganda dengan Satu Variabel Independen dan Dua
Variabel Dependen
Dalam hubungan ini terdapat satu variabel independen (X)
dan dua variabel dependen Y1 dan Y2.
Gambar model ini adalah :
r1 Y1
X
Y2
50
r2
Keterangan : X = pelatihan
Y1 = Prestasi kerja (kuantitas)
Y2 = Prestasi kerja (kualitas)
Hubungan X dengan Y1 dan Y2 menggunakan teknik korelasi
sederhana.
4. Paradigma Jalur
Contoh :
X1
X3 Y
X2
Keterangan :
X1 = kemampuan kerja
X2 = pelatihan
X3 = prestasi kerja
Y = Pengembangan karier
Rangkuman:
Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang bersifat teoritis dimana
kebenarannya harus dibuktikan. Tidak semua penelitian harus dilengkapi
hipotesis. Jenis penelitian yang menggunakan hipotesis adalah penelitian-
penelitian kausal yang bertujuan untuk melakukan pembuktian atau
pengujian. Hipotesis dirumuskan sesuai dengan jenis permasalahan yang ada
menjadi 2 (dua), yaitu: (1) hipotesis nul (Ho); yaitu hitpotesis yang
menyatakan tidak ada hubungan; dan (2) hipotesis kerja/alternatif (H1)
adalah hipotesis yng menyatakan terdapat hubungan antar variabel-
variabel penelitian. Berdasarkan jenis masalahnya, hipotesis dapat dibagi
menjadi: (1) hipotesis komparatif, (2) hipotesis asosiatif, dan (3) hipotesis
komparatif.
51
Latihan Soal-Soal:
1. Sebutkan dan jelaskan alasan-alasan perumusan hitpotesis dalam
penelitian!
2. Apakah semua jenis penelitian harus dilengkapi hipotesis, jelaskan
jawaban anda!
3. Bagaimana caranya membuat hipotesis, berikan contohnya!
4. Apa yang anda ketahui tentang hipotesis nul (Ho) dan hipotesis
alternatif (H1), jelaskan dengan menggunakan contoh!
5. Uraikan dan jelaskan mengapa hipotesis disebut kesimpulan
sementara yang bersifat teori dan harus dibuktikan!
Daftar Pustaka:
1.Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung
2.Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata Metode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit Pustaka Beajar,
Yogyakarta.
3.Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
4.Umar Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Urama, Jakarta .
5.Singarimbun Masri & Effendi Sofian. 1991. Metoda Penelitian
Survai. Penerbit LP3ES, Jakarta
52
BAB VIII
MENENTUKAN
PENDEKATAN PENELITIAN
Tujuan Khusus
Pada akhir perkuliahan, mahasiswa dapat:
Menjelaskan alasan-alasan dari pemilihan penfekatan penelitian
Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis pendekatan penelitin
Menjelaskan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan
pendekatan sampel
A. Pendahuluan
Pada dasarnya pendekatan penelitian adalah merupakan upaya
peneliti untuk memilih salah satu metode pendekatan yang dipandang
paling cocok, yaitu yang paling sesuai dengan data yang akan diperoleh,
tujuan penelitian, dan masalah yang akan dicarikan solusinya.
Pertimbangan lainnya adalah masalah efisiensi, yaitu dengan
memperhatikan keterbatasan dana, tenaga, waktu, dan kemampuan
peneliti. Dengan demikian pendekatan penelitian yang paling baik adalah
yang efektif dan efisien, yaitu pendekatan penelitian yang dapat
menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat
sehingga dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu.
Secara singkat pendekatan penelitian dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, tergantung dari sudut pandangnya, walaupun sebenarnya
antara yang satu dengan yang lainnya kadang-kadang ‘over lapping”.
Jenis-jenis pendekatan penelitian adalah
1. Menurut luas sempitnya pengamatan :
a. Pendekatan populasi
53
b. Pendekatan sampling
c. Pendekatan kasus
2. Menurut timbulnya variabel :
a. Pendekatan non eksperimen
b. Pendekatan eksperimen
3. Menurut model pengembangan / pertumbuhan :
a. One shot model; model pendekatan dengan satu kali
pengumpulan data pada suatu saat.
b. Longitdinal model; model pendekatan dengan melakukan
pengumpulan data secara berkesinambungan (time-series).
c. Cross sectional model; model pendekatan yang merupakan
kombinasi antara model a dan b.
Hampir dapat dipastikan bahwa dalam rangka memilih
pendekatan penelitian yang efektif dan efisien, pendekatan
berdasarkan luas-sempitnya pengamatan mempunyai arti yang
sangat penting, dan menjadi fokus pembahasan bab ini.
B. Populasi dan Sampel
Poplasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimplan. Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek yang menjadi seluruh
pengamatan, seperti misalnya meliputi seluruh karakteristik atau sifat
yang dimiliki oleh subyek.
Sedang sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan
sebagai pusat kajian atau pengamatan bila populasinya besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua populasi, maka karena keterbatasan
waktu, tenaga, kemampuan, dan dana, maka peneliti dapat menggunakan
sampel. Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Contoh penelitian populasi adalah penelitian sensus, seperti ;
penelitian sensus penduduk, sensus perekonomian nasional, sensus
54
pertanian, dan sebagainya. Sedang contoh penelitian sampel, seperti :
analisis persepsi konsumen terhadap kualitas produk sabun mandi cari
merk Lux di Denpasar.
C. Metode Penentuan Sampel
Persoalan mendasar dalam tahap penentuan sampel adalah berapa
besarnya sampel (sampel size) yang harus diambil untuk mendapatkan
data yang representatif. Ada empat faktor yang harus di pertimbangkan
dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian, yaitu :
1. Derajat keseragaman (degree of homogenity); adalah berhubungan
dengan tingkat homogenitas sifat dan karakteristik dari populasi.
Makin homogen atau seragam suatu populasi, makin kecil jumlah
sampel yang dapat diambil. Apabila populasi homogen atau seragam
secara sempurna (completely homogenous), maka satu satuan elemen
saja dari populasi sudah cukup representatif untuk diteliti. Sebaliknya
apabila populasi itu secara sempurna tidak homogen atau seragam
(completely heterogeneous), maka hanya pencacahan lengkap (sensus)
yang dapat memberikan gambaran yang representatif.
2. Tingkat presisi yang diinginkan dari penelitian; adalah merupakan
tingkat ketelitian atau persentase kelonggaran ketidak-telitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang dikehendaki dalam penelitian.
Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki makin besar pula
jumlah sampel yang harus diambil. Jadi ukuran sampel yang besar
cendrung memberikan pendugaan yang lebih mendekati nilai
sesungguhnya. Tingkat presisi ini biasanya ditentukan : 5% , 10%,
dan sebagainya.
3. Rencana analisis; adalah besarnya sampel sudah mencukupi sesuai
dengan presisi yang dikehendaki, tapi kalau dikaitkan dengan
kebutuhan analisis, maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi.
Misalnya bila penelitian akan menggunakan teknik analisis statistik
SEM (Structural Equal Modeling), maka persyaratan jumlah
sampelnya minimal 100 responden.
55
4. Tenaga biaya dan waktu; adalah penentuan jumlah sampel juga harus
mempertimbangkan keberadaan biaya waktu dan tenaga peneliti.
Metode / teknik penentuan sampel, pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Probabillity sampling; adalah teknik pengambilan sampel yang
penentuan sampelnya yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Metode ini
dapat di bedakan menjadi:
a. Sampel random sampling; adalah teknik pegambilan sampel
yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada pada populasi. Metode ini dapat dilakukan yang paling
umum dipergunakan adalah cara undian dan cara sistematis.
Cara undian dapat dilakukan dengan memberikan nomor pada
seluruh anggota populasi. Selanjutnya dilakukan pengundian
atau lotre dengan jalan mengambil nomor-nomor anggota
populasi sebanyak sampel yang dibutuhkan. Nomor-nomor
yang muncul dari cara undian atau lotre ini adalah
meerupakan anggota sampel.
Sedang, cara sistematis adalah teknik untuk memilih
anggota sampel melalui peluang dan teknik dimana pemilihan
anggota sampel dilakukan setelah terlebih dahulu dimulai
dengan penentuan secara acak untuk data pertama. Sedangkan
data berikutnya menggunakan interval tertentu secara
sistematis.
b. Proportional stratified random sampling; adalah teknik
penentuan sampel bila populasi mempunyai anggota yang tidak
homogen dan berstrata secara proposional.
c. Disproportional stratified random sampling; adalah teknik ini
digunakan untuk menetukan jumlah sampel bila populasi tidak
homogen dan berstrata secara tidak proposional.
d. Cluster sampling (Area Sampling); adalah teknik pengambilan
sampel bila obyek yang akan diteliti mencakup daerah atau
56
wilayah yang sangat luas. Misalnya suatu penelitian meliputi
wilayah atau daerah seluruh Bali. Dengan cluster sampling
maksudnya sampel akan diambil dari empat daerah kabupaten
yang ada di Bali. Penentuan keempat daerah kabupaten
tersebut dilakukan secara acak.
2. Non probabillity sampling; adalah teknik penentuan sampel
dimana tidak seluruh anggota populasi mempunyai peluang yang
sama untuk menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a. Purposive sampling; adalah teknik pengambilan sampel yang
dilakukan secara disengaja untuk tujuan dan pertimbangan
tertentu. Misalna penelitian tentang masalah adat atau budaya,
maka sampel yang dipilih adalah anggota populasi yang oleh
peneliti dianggap mempunyai wawasan yang luas atas
permasalahan yang diteliti misalnya: tokoh-tokoh masyarakat,
bendesa adat, kepala desa dan sebagainya.
b. Quota sampling (sampling kuota); adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.
c. Aksidental sampling adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat diambil sebagai sampel (bila
dinilai orang tersebut cocok sebagai sumber informasi).
d. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian orang-orang yang dijadikan
sampel ini diminta menunjukkan responden lain untuk
dijadikan sampel lagi, demikian seterusnya sehingga jumlah
sampel terus menjadi banyak.
D. Menentukan Ukuran Sampel
1. Rumus Slovin :
Untuk menentukan berapa jumlah sampel yang dibutuhkan jika
ukuran populasinya diketahui, maka dapat menggunakan rumus
slovin (Umar husein, 2004) sebagai berikut :
57
N
n=
1+N ( e )2
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = tingkat prestasi atau tingkat kelonggaran ketidak-
telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir misalnya, 10 %, 5 % dan sebagainya.
Pemakaian rumus slovin mengandung asumsi bahwa
populasi berdistribusi normal.
2. Tabel Isaac dan Michael : adalah teknik penentuan ukuran smapel
dari populasi tertentu dengan menggunakan tabel yang
dikembangkan oleh Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1 %,
5 % dan 10 %. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari
populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut
(Sugiyono, 2005) :
2
ƛ . N . P .Q
2 2
S = d ( N −1 ) +ƛ . P. Q
Dimana:
2 dengan derajat kebebasan = 1, taraf kesalahan : 1 %, 5 %
P = Q = 0,5
d = 0,05
S = jumlah sampel
N = jumlah populasi
3. Interval Taksiran
Jika ukuran populasi tidak diketahui atau sangat besar, maka
penentuan ukuran sampel dapat dilakukan dengan rumus untuk
menaksir nilai parameter rata-rata , sebagai berikut :
( √ n) (π √n ) atau
− −
α α α
X −Ζ <μ, X +Z
Ζ Ζ
Ζ ( √ n)
− α π
Ζ
μ= X
58
Dimana : Z
α
Ζ ( π n) dianggap error (e) dari hasil taksiran, jika error
[ ]
2
(Z α
2
.α )
menjadi n = e Karena standard deviasi populasi tidak
diketahui, maka jalan keluarnya adalah standar deviasi dapat
didekati dengan range (R), yaitu selisih antara data terbesar dengan
R
α=
data terkecil, sehingga dapat dicari dengan rumus : 4
E. Studi Kasus
Studi kasus adalah metode penelitian yang dilakukan secara
mendalam pada obyek dan lokasi tertentu, dimana kesimpulan yang
didapatkan dari penelitian studi kasus ini hanya berlaku di lokasi
penelitian itu saja (tidak dapat digunakan untuk membuat generalisasi
atas kasus yang sama pada tempat yang lain).
Rangkuman:
Karena alasan berbagai keterbatasan peneliti, sepertio: waktu, biaya,
sumberdaya maka sangat dipandang perlu untuk melakukan pemilihan
terhadap pendekatan pelaksanaan penelitian. Pemilihan pendekatan harus
disesuaikan dengan jenis, sifat dan tujuan penelitian. Berdasarkan luas
ruang lingkup kajian, pendekatan penelitian dapat dibagi menjadi 2 (dua),
(1) peneltian populasi (sensus); dan (2) penelitian sampel
Sebagai syarat utama dari pendekatan sampel adalah bahwa sampel
terpilih harus bersifat representatif, artinya memiliki sifat dan karakteristik
yang dapat mewakili populasi.
Latihan Soal Soal:
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pendekatan penelitian!
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang menjadi alasan pemilihan
pendekatan penelitian!
59
3. Apakah hasil penelitian yang diperoleh dari data sampel langsung
dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (generalasasi)
penelitian?
4. Apa yang menjadi alasan utama bahwa penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan kesimpulan faktual harus menggunakan metode
senus?
Daftar Pustaka:
1.Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung
2.Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata Metode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit Pustaka Beajar,
Yogyakarta.
3.Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
4.Umar Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Urama, Jakarta .
5.Singarimbun Masri & Effendi Sofian. 1991. Metoda Penelitian
Survai. Penerbit LP3ES, Jakarta
BAB.I X
VARIABEL PENELITIAN
Tujuan Khusus
Pada akhir pembelajara topik ini, mahasiswa diharapkan mampu:
Menjelaskan apa yang dimaksud variabel penelitian
Menyebutkan jenis-jenis variabel penelitian
Membuat paradigma hubungan antar variabel
A. Pendahuluan
Variabel penelitian adalah suatu penomena pengamatan
penelitian yang sudah mempunyai variasi nilai. Misalnya,
prestasi kerja karyawan, variasi nilainya adalah: sangat baik
(5), baik (4), cukup (3), kurang (2), sangat kurang (1).
Memahami variabel penelitian menjadi penting ketika
peneliti akan membuat model hubungan antar variabel, yang
mana variabel yang mempengaruhi (variabel bebas), dan yang
mana merupakan variabel yang dipengaruhi (variabel yerikat).
Peruusan model hubungan antar variabel harus mengacu
kepada landasan teori yang sesuai dan relevan. Artinya harus
ada dasar teoritis dari paradigma hubungan yang akan
dijadikan model penelitian.
Dalam penlitian kuantitatif dimana teknik analisis
menggunakan analisis statistik harus dibuatkan sekala
pengukuran variabel, sehingga data penelitian yang diperoleh
merupakan data kuantitaif. Sekala pengukuran variabel
mengacu kepada definisi operasional variabel penelitian.
B. Variabel Penelitian
1. Pengertian secara teoritis, variabel dapat didefinisikan
sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek
dengan obyek yang lain (Hacth dan Forkady dalam Sugiyono
2005).
Pendapat lain dari Kerlinger (1973) mengemukakkan
bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan
60
61
dipelajari. Diberikan contoh misalnya tingkat aspirasi,
penghasilan pendidikan, jenis-jenis kelamin, produktivitas
kerja dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat
dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
2. Macam-macam variabel.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel
yang lainnya maka macam-macam variabel dalam penelitian
dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel independen ; variabel ini sering disebut variabel
stimulus, predikator, antecedent, dan dalam bahasa
Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel
independen atau bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel
tersebut.
b. Variabel dependen ; sering disebut sebagai variabel
output, kriteria, konsekuen, terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.
c. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
variabel independen dengan dependen. Variabel ini
sering juga disebut sebagai variabel independen kedua.
d. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) antara
variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat
diamati dan diukur.
e. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen
62
terhadap dependen tidak di pengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Variabel ini sering di pergunakan
peneliti bila akan melakukan penelitian yag sifatnya
membandingkan.
3. Pentingnya Memahami Variabel.
Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau
mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih
kecil (sub-variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap
peneliti.
Memilah-milah variabel menjadi sub-variabel ini juga
disebut katagorisasi, yakni memecah variabel menjadi
katagori-katagori data yang harus dikumpulkan. Katagori-
katagori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel.
Katagori. Indikator, sub-variabel ini akan dijadikan
pedoman dalam merumuskan hipotesis, menyusun
isntrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah
penelitian.
Contoh katagori variabel penellitian:
Judul Penelitian : Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja
karyawan di perusahaan XYZ
Konsep Variabel Indikator Item
Motivsi Motivasi 1. kebutuhan 1 kemauan menyelesaikan tugas yang sulit
kerja Prestasi 2 kemauan bekerja keras mencapai target
(achieveme 3 kemauan mempertahankan standar kualitas
nt) 4 responsif terhadap persaingan
Rangkuman:
Variabel penelitian adalah suatu penomena
pengamatan penelitian yang sudah mempunyai variasi nilai.
Misalnya, prestasi kerja karyawan, variasi nilainya adalah:
sangat baik (5), baik (4), cukup (3), kurang (2), sangat kurang
(1). Peruusan model hubungan antar variabel harus mengacu
kepada landasan teori yang sesuai dan relevan. Artinya harus
ada dasar teoritis dari paradigma hubungan yang akan
dijadikan model penelitian.
Dalam penlitian kuantitatif dimana teknik analisis
menggunakan analisis statistik harus dibuatkan sekala
pengukuran variabel, sehingga data penelitian yang diperoleh
merupakan data kuantitaif. Sekala pengukuran variabel
mengacu kepada definisi operasional variabel penelitian.
Daftar Pustaka:
1.Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit
ALFABETA, Bandung
64
2.Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata
Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit
Pustaka Beajar, Yogyakarta.
3.Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4.Umar Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi,
Penerbit PT Gramedia Pustaka Urama, Jakarta .
5.Singarimbun Masri & Effendi Sofian. 1991. Metoda
Penelitian Survai. Penerbit LP3ES, Jakarta
65
BAB. X
INSTRUMEN PENELITIAN
Tujuan Khusus
Setelah pembahasan topik ini, mahasiswa dapat:
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan instrumen penelitian.
Menjelaskan jenis-jenis instrumen penelitian.
Menjelaskan teknik penyusunan instrumen penelitian
Melakukan pengujian validitas dan realibilitas instrumen
penelitian.
A. Pendahuluan
Responden X Y X2 Y2 XY
Ali 4 34 16 1156 136
Budi 2 19 4 361 38
Wayan 5 39 25 1521 195
Dedy 1 16 1 256 16
Fransiskus 2 23 4 529 46
Tomy 4 41 16 1681 164
George 1 17 1 289 17
Jhon 3 25 9 625 75
Akhmad 5 44 25 1936 230
n=9 27 258 101 8354 907
r1.1 = ( 1+ν 1
2
.1
2 )
Dimana : r1.1 = reliabilitas instrumen
72
r 1 .1 =ν
2 2 sebagai indeks koreksi antara dua
belahan instrumen
contoh: dengan menggunakan uji terhadap 9 orang
resposden atas 10 pertanyaan (contoh dalam uji validitas)
maka pengujian reliabilitas dapat dilakukan sebagai
berikut :
Tabel Untuk Data Intem Ganjil
Nomor Skor Item butir
Total
Responden 1 3 5 7 9
1,8698
=0,9664
= 1,9349
Ali 4 3 4 2 3 16
Budi 2 1 2 3 2 10
Wayan 5 4 3 5 4 21
Dedy 1 1 2 1 2 7
Fransiskus 2 2 3 3 2 12
Tomy 4 5 4 3 4 20
George 1 1 2 3 2 9
Jhon 3 2 3 3 2 13
Ahmad 3 4 3 4 3 17
n ( ∑ XY ) −( ∑ X . ∑ Y )
r=
√ [ n ∑ X −( ∑ X ) ] [ n ∑ Y −( ∑ Y ) ]
2 2 2
19 .900−16 .125
= √ ( 19290−15625 )( 21090−16641 )
3775
= √ ( 3665 ) ( 4449 )
3775
=0,9349
= 4038,02
Koefisien koreksi (v) ini dimaksudkan ke dalam rumus:
2xν 1 1
.
2 2
r 11=
( 1+ ν )
1
2
.
1
2
2x0,9349
r 11 =
1+0,9349
Jadi kriteria dari hasil uji reliabilitas adalah bila koefisien
reliabilitas lebih besar dari 0,6 (Arikunto, 2004). Berdaarkan
hasil perhitungan di atas nilai koefisien reliabilirasnya adalah
sebesar r = 0,9664 > 0666, sehingga dalam kasus contoh ini hasil
74
uji rehabilitas atas 9 pertanyaan dari 10 responden adalah
reliabel. Pengujian juga dapat dilakukan dengan
mengkonsultasikan nilai r hitung dengan nilai tabel Produc
Moment seperti dalam pengujian validitas instrumen.
2. Teknik Alpa Cronbach
Mencari reabilitas yang skornya merupakan rentangan
antara beberapa nilai atau berbentuk skala, misalnya bentuk
skala 1-3, 1-4, 1-5 dan seterusnya, dapat menggunakan koefisien
alpha () dari Cronbach yang rumusnya adalah sebagai berikut
r 11 =
k
k−1[ ][ 1
∑ τ 2b
τ 2t ]
Dimana :
r11 = valiabelitas instrumen
K = banyak butir atau item pertanyaan
t2 = vorians total
2
= jumlah varions butir / item
Contoh :
Berikut adalah data dari 10 responden yang telah mengisi
kuesioner yang terdiri dari 6 pertanyaan, dan tiap pertanyaan
mempunyai 5 pilihan jawaban, dari nilai yang paling rendah = 1
sampai yang paling tinggi = 5
Tabel; Skor Jawaban 10 Responden dari 6 Pertanyaan
Catatan:
A = jumlah data tiap butir
B = jumlah data tiap butir di kuadratkan
Jumlah varians butir dicari dulu dengan cara mencari nilai
varians tiap butir. Rumus varians yang digunakan :
∑ X 2− ∑n
2
( X)
τ 2=
n
[ ][ ∑ τb
]
2
k
r 11= 1− 2
k −1 τ1
[ ][
6
= 6−1
1−
3,11
]
6,49 =[1,2][0,5208]=06249
BAB XI
ANALISIS DATA
PENELITIAN
Tujuan Khusus
Pada akhir pembelajaran topik 11, mahasiswa dapat:
Menjelaskan peranan analisis data dalam penelitian
Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis analisis data
Menjelaskan teknik analisis statistik parametrik dan non
parametrik
A. Pendahuluan
rata hitugn ( X̄ bar), simpangan baku (s), dan varians (s 2). Jadi
½ ½
Daerah Penolakan
Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan
Ho
Y1 = A + bX Rumus : 1
87
Dimana :
Y1 = Variabel dependen (terikat)
a = Harga Y bila X = 0 (konstan)
b = Koefisien arah (kofisien regresi), menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen
yang didasarkan variabel independen.
Bila b (+), maka naik, dan bila b (-) maka terjadi
penurunan
X = Variabel independen (bebas)
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus :
Sy
b=r
Sx Rumus : 2
a = Y −bx Rumus : 3
√
¿ 2
Sy =
∑ ( Y −Y )
N Rumus : 4
√
− 2
Sx =
∑( X− X )
N Rumus : 5
Dimana :
Sy dan Sx = Simpangan baku
−
Y = Nilai rata-rata variabel Y ( Y/N)
88
−
X = Nilai rata-rata variabel X ( X/N)
(∑ Υ ) (∑ Χ 2 ) (∑ Χ ) (∑ ΧΥ )
a=
n ∑ X 2−( ∑ X 2 ) Rumus : 6
n ∑ XY −( ∑ Χ ) ( ∑ Y )
b= 2
Ν ( ∑ X 2 ) −( ∑ X ) Rumus : 7
r=
∑ XY
√(∑ X 2)(∑ Y 2) Rumus : 8
Dimana:
( ∑ X /n )
− −
X = X- X X = Skor rata-rata dari x
−
(∑ Y /n )
−
Y = Y- Y y = Skor rata-rata sari Y
Atau :
2
N ( ∑ XY )−( ∑ X ) ( ∑ Y )
r=
√[ N (∑ X )−(∑ X ) ]‖N (∑ Y )−(∑ Y ) ‖
2 2 2 2
Dimana :
X= Variabel Dependen
Y = Variabel Independen
N =Jumlah Sampel
Nilai koefisien korelasi (r) berkisar antara -0 sampai 1. menurut
Arikunto (2002); interpresi tarhadap koefisien korelasi (r) yang
diperoleh adalah sebagai Berikut Tabel Interpretasi Nilai r
89
Uji Hipotesis
Selanjutnya nilai korelasi (r), yang menyatakan tentang
tingkat hubungan antara variabel independen terhadap dependen,
harus dilanjutkan dengan uji signifikasi (uji hipotesis), yaitu
apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh
populasi. Tehnik pengujian signifikasi ada dua yaitu:
1.Dengan menggunakan rumus statistik : t-test, sebagai
berikut :
Γ
√ η−2
2
t = 1−Γ
Y1 = a + bx
No. X Y XY X2 Y2
1 8 3 24 64 9
2 9 3 27 81 9
3 7 2 14 49 4
91
4 6 2 12 36 4
5 7 2 14 49 4
6 8 2 16 64 4
7 9 3 27 81 9
8 6 1 6 36 1
9 5 1 5 25 1
10 5 1 5 25 1
X=70 Y=20 XY=150 X2=510 46
η ( ∑ ΧΥ )−(∑ Χ )( ∑ Υ )
2
b= η ( ∑ Χ 2 ) −( ∑ Χ )
10 ( 150 )−( 70 ) ( 20 )
2
= 10 ( 510 )−( 70 )
1500−1400 100
= =0,5
= 5100−49000 200
10 ( 150 )− (70 ) ( 20 )
=
√ [ 10 ( 510 )−( 70 ) ] [ 10 ( 46 )−( 20 ) ]
2 2
1500−1400
=
√ [ 5100−4900 ] [ 460−400 ]
100
=
√ ( 200 ) ( 60 )
100
=
√ 12. 000
100
=
109,5 = 0,9132
Γ √ μ−2
t=
√ 1−Γ 2
0, 9132 ( √10−2 )
=
√ 1−( 0, 9132 )2
( 0 , 932 )( 2 , 8284 )
=
√ 1−08339
2,5829
=
√ 0,1661
2,5829
=
0,4076
=6 ,3368
Y = a + b1 x2 + b2x2
: Y = a + b1 x1 + b2x2 +
95
.………..+ bx
1020=60a+360b1+240b2 ¿ −102=0a−46b1−27b2 ¿
¿ ¿¿
1122=60a+406b1+267b2 ¿ −102=−46b1−27b2 ¿ ................... (4)
Persamaan ( 1 ) dikalikan 4, persamaan ( 2 ) dikalikan 1,
maka :
680=40a+240b1+160b2 ¿ −57=0a−27b1−22b2 ¿
¿ ¿¿
737=40a+4267b1+182b2 ¿ −57=−27b1−22b2 ¿ ................. (5)
Persamaan ( 4 ) dikalikan 27, persamaan ( 5 ) dikalikan 46,
maka :
−2.754=−1.242b1−72b2 ¿ −132=0b1+283b2¿
¿ =−0,46 ¿ ¿ ¿
−2.62 =−1.242b1−1.012b2 ¿ −132=283b2 ¿
Harga b2 = -0,466 dimasukkan dalam salah satu persamaan
(4) atau (5). Dalam hal ini dimasukkan ke dalam
persamaan (4), maka hasilnya :
-102 = -46 b1 – 27 (-0,466)
-102 = -46b1 + 12,582
46b1 = 114,582
b1 = 11,582 : 46
= 2,4909
Hasil b1 = 2,4909, dan b2 = - 0,466, dimasukkan kedalam
persamaan (1), maka
170 = 10 a + 60 (2,4909) + 40 (-0,466)
170 = 10 a + 149,454-18,640
10ª = 170-149,454 + 18,640
a = 39,16 : 10 = 3,9186
98
Jadi pemasangan regresi ganda linier untuk dua
variabel bebas adalah :
Y1 = 3,9166 + 2,4909 X1 - 0,446X2
Dari persamaan di atas berarti bahwa produktivitas kerja
pegawai (y) akan meningkat bila kemampuan kerja
pegawai ditingkatkan dan akan turun bila kepemimpinan
direktif (otokratis) ditingkatkan.
Jadi bila kemampuan pegawai (1) ditingkatkan
menjadi 10, dan juga tingkat kepemimpinan direktif (2)
ditingkatkan menjadi 10, maka produktivitas kerja
pegawai dapat diramalkan menjadi :
Y1 = 3,9166 + 2,4909 (10) - 0,446 (10)
= 3,9166 + 24,909 - 4,46
= 24,1676
Analisis Korelasi Linier Berganda
Untuk mengetahui kuat-lemahnya hubungan atau
pengaruh variabel bebas (minimal dua variabel bebas)
terhadap variabel terikat dapat dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi linier ganda sebagai berikut :
πp √ n−3
t=
1−rp
p = korelasi parsial
n = jumlah sampel
100
t = t hitung yang harus dikonsultasikan dengan t tabel
pada taraf kesalahan () tertentu
angka : 3 = karena ada dua variabel bebas dan satu
variabel terikat.
BAB XII
MENYUSUN LAPORAN
PENELITIAN
Tujuan Khusus:
Setelah pembelajaran topik ini selesai, mahasiswa mampu:
Memahami teknik penyusunan laporan penelitian
Membuat format laporan peneltian
Menyusun laporan penelitian merupakan aktivitas terakhir
dari proses penelitian. Dalam hal ini akan dibahas penyusunan
laporan dari segi pengetikan, ukuran kertas, tehnik kutipan dan
lain-lain, karena ketentuan ini akan mengacu kepada metode
penyusunan laporan tugas akhir yang ditetapkan oleh jurusan.
Pada prinsipnya, laporan penelitian adalah merupakan
laporan ilmiah untuk itu maka harus dibuat secara sistematis dan
logis pada setiap bagian, sehingga pembaca mudah memahami
langkah-langkah yang telah ditempuh dalam penelitian. Karena
sifatnya ilmiah maka laporan penelitian harus reflicable yaitu harus
bisa dielansi oleh orang lain yang akan membuktikan hasil
penemuan dalam penelitian tersebut.
Titik tolak penyusunan laporan penelitian adalah rancangan
penelitian yang telah di buat berdasarkan hal tersebut maka
kedudukan penelitian ini sangat penting. Pada umumnya format
penyusunan laporan penelitian adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
104
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
B. Kerangka Konsep
C. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
B. Populasi dan Sampel Penelitian
C. Defenisi Operasional Variabel
D. Skala Pengukuran Variabel
E. Data Penelitian
1. Jenis Data
2. Sumber Data
3. Tehnik Pengumpulan Data
F. Tehnik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Instrument Penelitian
2. Hasil Pengujian Validitas Dan Relabilitas
3. Data Mentah
4. Hasil Analisis Data
5. Lain-lain
105
Bab-bab dalam kerangka laporan tersebut memiliki hubunan
yang erat antara yang satu dengan yang lama. Hal-hal yang
berkaitan erat dalam kerangka laporan penelitian dapat
digambarkan seperti berikut :
BAB.XIII
MENYUSUN RANCANGAN
PENELITIAN
Tujuan Khusus:
Pada akhir pembahasan topik ini, mahasiswa dapat:
Menjelaskan format penulisan proposal penelitian
Membuat proposal penelitian
A Pendahuluan
1. Landasan Teori
Landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang
dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel serta
hubungannya dengan variabel lain yang menjadi obyek
penelitian. Hubungan dari variabel-variabel yang diteliti ini
juga dapat mengacu kepada hasil-hasil penelitian yang telah
ada sebelumnya.
Fungsi utama dari teori dan hasil penelitian yang
terdahulu antara lain :
110
a Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif
tentang variabel-variabel yang diteliti.
b Sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis
penelitian yang akan dilakukan.
c Dapat digunakan sebagai landasan dalam pembahasan
hasil penelitian.
C Metode Penelitian
E Jadwal Penelitian.
F Biaya penelitian