Anda di halaman 1dari 112

BUKU AJAR

METODOLOGI PENELITIAN
BISNIS

Oleh :
Drs. I Ketut Pasek, MAB
NIP. 195909201989031001

PRODI MANAJEMEN BISNIS INTERNASIONAL


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BALI
BADUNG
2021

1
2

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa maka
dapat diselesaikan buku ajar untuk mata kuliah Metodologi Penelitian Bisnis..
Terselesaikannya buku ajar ini berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
disampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada:
1. Direktur Politeknik Negeri Bali beserta staf pimpinan lainnya
2. Ketua Jurusan Administrasi Niaga dan jajarannya
3. Ketua Program Studi Manajemen Bisnis Internasional
4. Koordinator program penulisan buku ajar
5. Teman-teman staf pengajar lainnya

Buku ajar ini mengacu kepada beberapa pengarang yang terkenal di bidang ilmu
ekonomi baik itu dari dalam negeri dan luar negeri. Sebagai tambahan, penulis
juga mereferensi pada diktat mata kuliah Metodologi Penelitian Bisnis yang
dirangkum oleh beberapa pengajar lainnya. Semoga buku ajar ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu bahan referensi mengikuti perkulihan di Program
Studi Manajemen Bisnis Internasional, Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik
Negeri Bali.

Akhirnya dimohon masukannya untuk perbaikan di masa yang akan datang


sehingga lebih bermanfaat dan lengkap sebagai referensi. Atas masukkan dan
sarannya disampaikan terima kasih.

Jimbaran, Desember 2021


Penyusun,
3

BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Khusus:
Setelah kuliah topik ini, mahasiswa diharapkan mmampu:
 Memahami makna penelitian
 Jenis jenis penelitian
 Karakteristik penelitian
 Unsur unsur penelitian
 Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif
A. Latar Belakang.
Secara harfiah, istilah penelitian berasal dari bahasa inggris:
“reseasch” yang berarti “mencari kembali”. Upaya untuk mencari suatu
kebenaran dilandasi oleh 2 (dua) hal, yaitu:
1. Hasrat ingin tahu yang dilandasi pola berpikir ilmiah. Manusia sesuai
dengan kodratnya, didalam hatinya selalu ada hasrat atau rasa ingin
tahu tentang sesuatu hal. Rasa keingintahuan ini dilakukan secara
skeptis (selalu menanyakan bukti atas fenomena yang terjadi), kritis
( b erpikir menggunakan logika dan rasional), dan analitis (selalu
menggun akan perhitungan yang ce rmat dan sistimatis).
2. Adanya masalah, dalam kenyataan, hidup manusia selalu menghadapi
masalah. Masalah dapat muncul kapan saja, dimana saja dan dapat
menimpa siapa saja. Orang yang mempunyai banyak pengalaman
umumnya dapat memecahkan masalahnya lebih mudah dari pada
orang yang sedikit pengalamannya. Apa yang disebut ilmu
pengetahuan sebenarnya tidak lain adalah kumpulan dari
pengalaman-pengalaman dari sejumlah orang yang dip ajukan secara
harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Orang dapat
mengambil manfaat sebesar-besarnya dan ilmu pengetahuan justru
oleh karena ilmu pengetahuan disusun dari pengalman-pengalaman
dan pengetahuan-pengetahuan yang sudah di uji kebenarannya.
Upaya untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul dapat
dilakukan dengan sistem coba-coba ( tidak ada suatu metode yang jelas ),
4
dan dengan sistem atau metode yang disebut metode ilmiah. Metode
penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan
data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan yang dilandasi
dengan met ode keilmuan yang mempunyai ciri-ciri:
1. Rasional ; penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris; cara-cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan.
3. Sistematis; proses yang digunakan dalam suatu penelitian menggunak
an langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian dengan menggunakan pendekatan motode ilmiah
diharapkan data yang akan didapatkan adalah data yang obyektif, valid, dan
reliabel . Obyektif berarti semua orang akan memberikan penapsiran yang
sama, valid berarti adanya ketepatan antara data yang terkumpul dengan
data yang ada pada obyek yang sesungguhnya terjadi, dan reliabel berarti
adanya ketepatan atau keajegan atau konsistensi data yang didapat dari
waktu ke waktu.
Kegiatan penelitian dilakukan dengan tujuan tertentu dan pada
umumnya tujuan itu dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Penemuan; hasil penelitian yang diperoleh betul-betul baru dan
belum ada yang mengetahuinya.
2. Pembuktian; jika penelitian bertujuan untuk melakukan pengujian
terhadap temuan yang sudah pernah di ungkapkan sebelumnya.
3. Pengembangan; adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengembangka n, menyempurnakan, melengkapi atas temuan se
belumnya.
Dari ke-tiga hal tersebut, maka implikasi hasil penelitian akan dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Untuk mendapatkan kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian, ma ka
langkah-langkah utama yang perlu dilakukan adalah merumuskan masalah
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, merumuskan hipotesis penelitian,
5
mengumpulkan data, menganalisis, dan membuat generalisasi atau
kesimpulan.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan penelitian
adalah usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan
cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisis data secara terencana dan
sistimatis dengan menggunakan metode ilmiah

B. Jenis-jenis Penelitian

Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan,


tingkat eksplanasi, dan jenis data
1 Penelitian Menurut Tujuan
a. Penelitian Dasar (murni); adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang
bersifat praktis.
b. Penelitian terapan; adalah penelitian yang dengan tujuan
menerapkan, mengisi dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang
diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.
2 Penelitian Menurut Pendekatan Atau Metode
a. Penelitian Survai; adalah penelititan yang dilakukan pada populasi,
tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari
populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat peng umpul
data yang pokok.
b. Penelitian Ex post Facto; adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian mengurut
kebelakang melalui data untuk menemukan faktor-faktor yang
mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas
peristiwa yang diteliti.
c. Penelitian eksperimen; adalah suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam
kondisi yang terkontrol secara ketat.
d. Penelitian naturalistik; adalah penelitian ini sering disebut dengan
metode kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan
6
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami (tidak dalam kondisi
buatan) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
e. Penelitian kebijakan (Policy Research); adalah suatu proses penelitian
yang dilakukan pada atau analisis terhadap masalah-masalah sosial
yang mendasar sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada
pembuat keputusan atau kebijakan untuk bertindak secara praktis
dalam menyelesaikan suatu masalah.
f. Penelitian tindakan (action Research), David Khue mengemukakan
bahwa penelitian tindakan dilakukan dengan tujuan untuk
mengembangkan pendekataan dan program baru guna memecahkan
masalah yang muncul pada situasi yang aktual.
g. Penelitian evaluasi; terdapat dua jenis penelitian evaluasi yatu
penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses dan
penelitian evaluasi sumatif yang menekankan pada produk (hasil).
Evaluasi formatif ingin mendapatkan feed back dari suatu aktivitas
dalam proses, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan
program. Evaluasi sumatif menekankan pada efektivitas pencapaian
program yang berupa produk tertentu.
h. Penelitian sejarah; adalah penelitian berkenaan dengan analisis yang
logis terhadap kejadian-kejadian yang telah berlangsung di masa lalu.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekomendasi kejadian-
kejadian dimasa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui
pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data yang diperoleh,
sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta untuk membuat kesimpulan.
3 Penelitian Menurut Eksplanasi
Yang dimaksudkan dengan jenis penelitian menurut eksplanasi
adalah jenis-jenis penelitian berdasarkan tingkat penjelasan, yaitu
bagaimana variabel-variabel yang diteliti akan dijelaskan melalui data
terkumpul. Jenis-jenis penelitian menurut eksplanasinya adalah :
a. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap
variabel secara mandiri, yaitu tenpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain. Suatu penelitian yang
berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: seberapa besar
7
produktivitas kerja karyawan, seberapa baik kepemimpinpinan di PT
Z?
b. Penelitian komparatif; adalah satu penelitian yang bersifat
membandingkan. Dalam penelitian komparatif variavelnya masih
mandiri tetapi sampelnya lebih dari satu: contoh : studi perbedaan
tingkat produksivitas kerja antara pegawai negeri dan swasta.
c. Penelitian Asosiatif adalah suatu penelitian dimana minimal terdapat
dua variabel yang dihubungkan. Jadi dalam penelitian ini akan dicari
model atau bentuk hubungan, besar kecilnya hubungan, tingkat
keratan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.
4 Penelitian Menurut Jenis Data
a. Penelitian kualitatif.
Suatu penelitian dimana data pokok penelitiannya merupakan data
yang berbentuk kalimat, skema, gambar, dan sebagainya.
b. Penelitian kuantitatif; adalah suatu penelitian yang data pokoknya
merupakan data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan.

C. Karakteristik Proses Penelitian

Karena penelitian di pandang sebagai metode ilmiah, maka


karakteristik penelitian terutama yang menggunakan pendekatan
kuantitatif adalah sebagai berikut:
1 Penelitian harus Sistematis.
Penelitian adalah merupakan proses terstruktur, sehingga diperlukan
aturan dan langkah-langkah tertentu untuk melaksanakannya.
2 Penelitian harus Logis.
Langkah-langkah penelitian yang sistematis, urutannya harus logis
pada setiap tahap atau bagian, sehingga validitas internal (rasional)
secara relatif dapat dipenuhi.
3 Penelitian Harus Empiris.
Penelitian harus berkenaan dengan dunia empiris atau dunia nyata,
yaitu dunia yang dapat diindera oleh panca indera manusia. Dengan
demikian penel itian sifatnya obyektif.
8
4 Penelitian mempunyai Sifat Reduktif..
Bila penelitian menggunakan prosedur yang analitik untuk
mendapatkan data, maka sebenarnya peneliti telah mereduksi tentang
suatu fenomena. Proses reduksi adalah merupakan bagian dari upaya
untuk menjelaskan realitas menjadi pernyataan yang bersifat
konseptual, sehingga dapat digunakan untuk memahami hubungan
antara kejadian antara yang satu dengan kejadian yang lainnya, dan
untuk memprediksi bagaimana kejadian akan berlangsung.
5 Penelitian bersifat Replicable dan Transmitable
Karena penelitian bersifat ilmiah, maka harus dapat diulangi oleh
orang lain sehingga dapat diperiksa kebenarannya. Sedangkan
transmitable artinya bahwa penelitian tersebut harus dapat dipahami
untuk dapat dipergunakan hasilnya.
6 Penelitiah harus memiliki Kegunaan
Sesuai dengan tujuan diadakannya penelitian, maka kegunaan
penelitian ada dua, yaitu :
a. Kegunaan praktis, dalam arti mampu memberi rekomendasi saran
kepada komunitas, kelompok atau institusi dalam menigkatkan,
memperbaiki, meminimalkan resiko dari permasalahan yang
dijadikan sebagai pusat pengamatan.
b. Kegunaan akademik, yang berarti bahwa suatu penelitian harus
memberika kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu
pengatehuan.

D. Unsur-unsur Penelitian

Penelitian sosial pada dasarnya adalah suatu upaya yang sistimatis


untuk menerangkan suatu fenomena sosial dengan cara memandang
fenomena tersebut sebagai hubungan antar variabel. Secara umum proses
penelitian sosial terdiri dari dua tahap, yakni proses teoritisasi dan proses
empirisasi. Agar peneliti dapat melakukan proses penelitian dengan baik,
maka peneliti harus memiliki pengetahuan yang baik tentang berbagai unsur
peneitian. Pemahaman ini diperlukan pada proses teoritisasi, karena dengan
9
adanya pengetahuan tentang berbagai konsep, proposisi dan teori peneliti
akan dapat merumuskan hubungan-hubungan teoritis secara baik.
Pada tahap empirisasi, pengetahuan tentang variabel, hipotesis, dan
definisi operasional juga diperlukan agar peneliti mempunyai gambaran
yang jelas tentang data yang hendak dikumpulkan dalam suatu penelitian.
Unsur unsur penelitian tersebut dalah :
1. Konsep, adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan
atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian,
keadaan, kelompok atau individu tertentu. Peranan konsep dalam
penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan dunia
observasi, antara abstraksi dan realita.
Dalam kenyataannya akan ditemui dua jenis konsep yaitu konsep
yang jelas hubungannya dengan fakta atau realita yang mereka
wakili, seperti konsep tentang meja, kursi dan lain-lain dan yang
kedua konsep yang sifatnya lebih abstrak atau lebih kabur
hubungannya dengan realita seperti konsep tentang motivasi
kecerdasan, kemampuan, kepuasan, semangat dan lain-lain. Konsep-
konsep yang sangat abstrak disebut dengan konstruk. Tugas peneliti
adalah bagaimana menggambarkan konsep yang masih bersifat
abstrak menjadi suatu fenomena yang lebih riil sehingga
memudahkan untuk melakukan pengukuran.
2. Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep atau lebih.
Proposisi tidak mempunyai format yang baku. Biasanya disajikan
dalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan
antara dua konsep. Misalnya proposisi tentang kepuasan pelanggan
yang di pengaruhi oleh kualitas pelayanan.
Dalam penelitian sosial dikenal dua tipe proposisi, yaitu
aksioma atau postulat dan teorem. Aksioma atau postulat adalah
proposisi yang kebenarnya tidak di pertanyakan lagi sehingga tidak
perlu diuji kembali. Seperti proposisi bahwa matahari adalah pusat
alam semesta, bumi berputar pada sumbunya dan lain-lain. Teorem
adalah proposisi yang reduksi dari aksioma yang mana kebenarannya
masih diragukan sehingga perlu diuji kembali dalam suatu penelitian.
10
Proposisi yang kebenarannya tidak di pertanyakan lagi
sebenarnya hampir tidak pernah ada dalam fenomena sosial.
Perubahan waktu, tempat dan subyek penelitian akan dapat
menghasilkan penelitian yang berbeda dari permasalahan yang sama.
3. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan
proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.
Berdasarkan definisi tersebut, teori mengandung tiga hal, yaitu :
a. Teori adalah serangkaian proposisi antara konsep-konsep yang
saling berhubungan.
b. Teori menerangkan secara sistimatis suatu fenomena dengan
cara menentukan hubungan antar konsep.
c. Teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara
menentukan hubungan antar konsep dan bagaimana bentuk
hubungannya.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa teori adalah
dasar untuk merumuskan hubungan antar variabel, bentuk
hubungan yang terjadi, dan selanjutnya akan dipergunakan sebagai
landasan teoritis dalam merumuskan hipotesis penelitian.
4. Variabel, agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka
konsep tersebut dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi
variabel, yang berarti sesuatu yang mempunyai variasi nilai. Dalam
penelitian sosial dikenal dua bentuk variabel yaitu variabel
kategorikal (categorical variables) dan variabel bersambungan
(contiaous variables).
Variabel katagorikal adalah variabel yang membagi responden
menjadi dua katagori atau disebut juga variabel dikotomi, misalnya
variabel jenis kelamin, yaitu pria dan wanita, variabel status
perkawinan, yaitu kawin dan tidak kawin.
Variabel bersambungan adalah variabel yang nilainya
merupakan skala, baik bersifat ordinal, interval, maupun rasio.
Contoh variabel bersambungan antara lain umur tingkat pendapatan,
motivasi, kinerja, kepuasan pelanggan dan lain-lain.
11
5. Hipotesis; adalah merupakan instrumen penilaian yang penting,
karena ia merupakan hasil reduksi dari teori atau proposisi yang
lebih spesifik sifatnya sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris.
Suatu hipotesis umumnya dirumuskan dalam bentuk
pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih.
Masalah hipotesis akan dibahas secara rinci pada bab berikutnya.
6. Definisi opersional; adalah merupakan unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk
pelaksanaan untuk mengukur variabel agar data yang dikumpulkan
valid dan rekabel.
Misalnya, variabel prestasi kerja karyawan yang direduksi
dari teori prestasi kerja menyatakan bahwa kinerja adalah
merupakan kemampuan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Agar variabel prestasi
kerja karyawan dapat diukur secara lebih pasti, maka ia harus di
operasionalisasikan. Definisi operasional variabel prestasi kerja
karyawan, misalnya: prestasi kerja karyawan adalah kemampuan
karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugas ditinjau dari jumlah
tugas yang mampu di selesaikan, mutu atau kualitas pekerjaan yang
dihasilkan dan ketepatan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan.

D. Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif

Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif bukan saja terletak


pada jenis datanya, namun juga mempunyai perbedaan-perbedaan lain yang
sangat mendasar. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah:
1. Dari segi perspektifnya, penelitian kuantitatif lebih menggunakan
pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan
menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang
berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada. Sebaliknya
penelitian kualitatif menggunakan perspektif emik yang artinya peneliti
12
mempelajari fenomena yang terjadi dengan jalan mengumpulkan data
berupa cerita rinci dari responden yang diungkapkan secara obyektif.
2. Penelitian kuantitatif berangkat dari sebuah konsep teori, kemudian
merumuskan hipotesis dan melakukan pengujian. Sedangkan penelitian
kualitatif adalah upaya mengkaji suatu fenomena melalui pengumpulan
informasi berupa cerita rinci, kemudian mengembangkan, menciptakan,
menemukan konsep atau terori.
3. Penelitian kuantitatif umumnya dilengkapi dengan hipotesis. Hipotesis
ditetapkan sejak awal penelitian yang bertitik tolak dari konsep yang
terdapat dalam teori yang terpilih, penelitian kualitatif umumnya tidak
dilengkapi hipotesis, jika ada maka hipotesis bisa ditemukan ditengah
penggalian data.
4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan
penggunaan kuisioner sedangkan penelitian kualitatif mengutamakan
penggunaan wawancara dan observasi.
5. Dari segi permasalahan atau tujuan, penelitian kuantitatif menanyakan
atau ingin mengetahui pengaruh, keeratan hubungan antar variabel,
sedang penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang
makna dari fenomena yang terjadi.
6. Dari segi teknik memperoleh jumlah sampel, penelitian kuantitatif
umumnya sudah menetapkan terlebih dahulu melalui teknik
pengumpulan sampel yang representatif, dan dalam penelitain kualitatif
penetapan jumlah responden (sampel) didasarkan pada suatu proses
pencapaian kualitas informasi yang penetapannya baru dapat ditentukan
pada saat penelitian sudah dilaksanakan
7. Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif, di mulai dari
konsep yang berasal dari teori yang bersifat umum kemudian diuji dan
dibuat kesimpulan. Sedang penelitian kualitatif menggunakan
pendekatan induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh
data yang detail kemudian dikatagori, diabstraksi serta dicari tema,
dibuat konsep atau teori sebagai temuan.
13
8. Dari segi bentuk sajian data penelitian kuantitatif berupa angka sedang
penelitian kualitatif adalah bentuk informasi detail sesuai dengan
pandangan responden.
9. Dari segi analisis data, penlitian kuantitatif dilakukan setelah data
dikumpulkan dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang
penelitian kualitatif analisis data dilakukan sejak awal diadakannya
penelitian dengan cara mereduksi, mengelompokkan dan memberi
iterprestasi.
10. Dari segi kesimpulan penelitian kualitatif interprestasi data oleh peneliti
melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subyek penelitian, sedang
penelitian kuantitatif pembuatan kesimpulan sepenuhnya di lakukan
oleh peneliti berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
Rangakuman:
Penelitian adalah merupakan cara-cara ilmiah untuk menemukan
kebenaran yang dapat dilakukan dengan cara-cara: rasional, emperis dan
sistematis. Melalui cara ilmiah, maka data yang diperoleh akan bersifat:
obyektif, valid dan reluiabel. Yang artinya bahwa data/informasi yang
terkumpulkan akan sama denga data sesungguhnya yang ada di lapangan.
Penelitian dapat dilihatr dari beberapa aspek yang selajutnya akan disebut
jenis-jenis penelitian.
Proses penelitian mempunyai cara-cara yang sudah baku dan
sifatnya sistematis dan kronologis. Pelaksanaannya harus sesuai dengan
tahap-tahap yang sudah ditentukan. Selanjutnya penelitian berdasarkan
jenis data dan cara-cara untuk melakukakan, maka penelitian dapat
dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif

Latihan Soal Soal:


1. Jelaskan dengan menggunakan contoh faktor-faktor yang mendorong
tumbuh dan berkembangnya kegiatan penelitian ?
2. Uraikan dan jelaskan bagaimana upaya menemukan kebenaran
melalui metode ilmiah!
3. Sebutkan dan jelaskan jenis jenis penelitian bila dilihat dari
tujuannya! Berikan contohnya1
14
4. Uraikan dan jelaskan kegiatan penelitian yang dilakukan secara
induktif dan deduktif! Berikan pula contohnya!
5. Faktor faktor apa yang dijadikan pertimbangan dalam menentukan
jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif!.
Daftar Pustaka:
1. Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung
2. Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata Metode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit Pustaka Beajar,
Yogyakarta.
3. Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
4. Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
5. Supranto. J. 2003. Metoda Riset Aplikasi Dalam Pemasaran, PT
Rineka Cipta, Jakarta.
6. Umar Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Urama, Jakarta .
7. Nazir. Moh. 2003. Metoda Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia,
Jakarta.
8. Danin Sudarwan. 2004. Metoda Penelitian Untuk Ilmu Ilmu Perilaku,
Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.
9. Singgih Santoso. 2004. Statistik Parametrik, Penerbit PT Elex Media
Kompotindo, Jakarta.
10. Solimun. 2003. Metoda Kuntitatif Untuk Manajemen, Penerbit Para
Pasca Sarjana Unibrow, Malang.
11. Kerlinger, Fred. N. 1990. Azas Azas Penelitian Behavioral, Penerbit
Gajahmada University Press, Jogyakarta.
12. Singarimbun Masri & Effendi Sofian. 1991. Metoda Penelitian Survai.
Penerbit LP3ES, Jakarta
BAB II
DATA DAN SKALA PENGUKURAN

Tujuan Khusus:
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat:
Memahami apa yang dimaksud dengan data
Menyebutkan jenis jenis data
Jenis dan cara melakukan pengukuran
A. Pendahuluan

Pada dasarnya konsep dan teori adalah abstraksi tentang obyek dan
kejadian yang digunakan peneliti untuk menggambarkan fenomena
yang diteliti. Fungsi konsep sebagai alat untuk mengidentifikasi
fenomena yang di observasi sedang teori adalah jalur logika atau
penalaran yang digunakan peneliti untuk menerangkan hubungan antar
fenomena yang diteliti. Dalam penelitian sosial konsep harus di
hubungkan dengan realita. Untuk itu harus dilakukan pengukuran atas
gejala-gejala yang dia mati sehingga memperoleh apa yang di sebut
data.

B. Jenis-jenis Data

Berdasarkan sifatnya data di dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:


1. Data kualitatif adalah data yang berupa keterangan atau informasi
misalnya keterangan tentang kemajuan pembangunan, stabilitas
keamanan, pemerataan pendapat dan lain-lain.
2. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka misalnya jumlah
penduduk, tingkat pendapatan, laju inflasi, suku bunga dan lain-
lain
Data kuantitatif dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Data Diskrit/Nominal/Dikotomi adalah data yang diperoleh dari ha
sil perhitungan yang berupa bilangan bulat dan hanya dapat di
golongkan secara katagori
Contoh:
 Jenis Kelamin : 1 = Pria; 2 = Wanita

15
16
 Status perkawinan : 1 = kawin; 2 = tidak kawin
b. Data kontinum / Poli tomi adalah data yang diperoleh dari hasil
pengukuran yang memiliki variasi menurut tingkatannya.
Contoh:
Data kepuasan pelanggan : sangat puas, puas, cukup puas, tidak
puas, sangat tidak puas.
Selanjutnya data kontinum ini dapat dibedakan menjadi:
1) Data Ordinal; adalah data berbentuk ranking atau peringkat dengan
jarak yang tidak sama. Skala ordinal disebut juga skala berjenjang
yang menggolong-golongkan subyek menurut jenjangnya.
2) Data interval; adalah data berupa ranking yang mempunyai jarak
sama, tetapi tidak memiliki angka nol mutlak.
3) Data ratio; adalah data berupa ranking, mempunyai jarak yang
sama, dan memiliki nilai nol mutlak.
Pemahaman tentang berbagai jenis data ini sangat penting dalam suatu
pene litian sosial. Penelitian terhadap gejala-gejala nominal/dikotomi
mempunyai kegunaan yang sangat terbatas. Ia menjadi ciri pokok daripada
penelitian eksploratif yang maksudnya semata-mata untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan, ada tidaknya hubungan tanpa dapat menjelaskan lebih
jauh dari pola hubungan atau pola perbedaan yang terjadi.
Sedang penelitian terhadap gejala-gejala kontinum dimana datanya
memiliki variasi atau peringkat mempunyai kegunaan yang lebih luas yaitu
disamping penelitian ini dapat menjelaskan ada tidaknya hubungan tapi
juga mampu menjelaskan pola hubungan yang terjadi dari fefnomen-
fenomena yang diselidiki. Perbedaan sifat data ini juga akan berimplikasi
kepada perbedaan di dalam memilih alat analisis yang akan dipergunakan
pada saat pengolahan data.

C. Sumber Data

1. Data Primer; adalah data yang diperoleh dan diolah secara langsung
dari lakasi penelitian.
17
2. Data Sekunder; adalah data yang didapatkan secara tidak langsung
dari berbagai sumber yang ada hubungannya dengan permasalahan
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi ; adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti datang
langsung ke lokasi penelitian dengan melakukan pengamatan,
pencatatan-pencatatan dan sebagainya.
2. Wawancara (Intervew) ; merupakan teknik pengumpulan data
dengan jalan peneliti melakukan wawancara, baik secara
terstruktur maupuan tidak tersetruktur.
3. Angket (Questionaire) ; adalah teknik pengumpulan data dimana
peneliti menyebarkan angket kepada responden.
4. Dokumentasi; adalah teknik pengumpulan data melalui pengumpulan
informasi yang dipublikasikan oleh instansi terkait.

E. Menentukan Skor dan Skala Pengukuran

Keberadaan data yang valid dan reliabel adalah penting untuk


menghasilkan penelitian yang berkualitas. Permasalahan utama dalam
penelitian sosial yang menggunakan pendekataan kuantitatif adalah
bagaimana mengukur variabel penelitian yang sebetulnya merupakan
fenomena sosial agar data yang dihasilkan adalah data kuantitatif
berupa angka.
Untuk tujuan ini skor jawaban dari pertanyaan- pertanyaan yang
akan diajukan kepada responden harus dibuat dengan menetapkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Range (jejang) skor jawaban :
Jawaban ata s pertanyaan-pertanyaan yang dibuat harus ditetapkan
terlebih dahulu range / jenjang skor jawabannya.
a. Penelitian yang menggunakan jenjang 3, yaitu: 1 = rendah ; 2
= cukup ; 3 = tinggi.
b. Penelitian yang menggunakan jenjang 5, yaitu: 1 = sangat
tidak setuju ; 2 = tidak setuju ; 3 = netral ; 4 = setuju ; 5 =
sangat setuju.
18
2. Bobot Skor pada setiap pertanyaan
Pada tahap ini peneliti harus menetapkan bobot skor dari masing-
masing pertanyaan. Bobot skor pada setiap pertanyaan, bisa sama
dan bisa tidak sama.

F. Jenis-jenis Skala Pengu kuran

1. Skala Likert; biasanya dipergunakan untuk mengukur sikap,


pendapat dan prestasi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan menggunakan skala likert variabel yang
akan diulkur di jabarkan menjadi indikator variabel sebagai dasar
untuk menyusun item-item pertanyaan instrumen penelitian. Contoh:
misalnya akan diadakan survai terhadap 100 karyawan PT. XYZ,
tentang akan di berlakukannya sistem penggajian yang baru.
Berdasarkan data yang telah dikump ulkan, maka diketahui :
- Jumlah jawaban sangat setuju = 25 org
-Jumlah jawaban setuju = 40 org
-Jumlah jawaban cukup setuju = 5 org
-Jumlah jawaban tidak setuju = 20 org
-Jumlah jawaban sangat tidak setuju = 10 org
Agar data yang telah dikumpulkan dapat dianalisis lebih lanjut,
maka terlebih dahulu jawaban atas pertanyaan dalam instrumen
harus diberikan skor . Jawaban sangat tidak setuju di beri skor 1,
jawaban tidak setuju diberi skor 2, jawaban cukup setuju diberi
skor 3, jawaban setuju diberi skor 4, dan jawaban sangat setuju
diberi skor 5. Data tersebut dapat dianalisis sebagai berikut :
 Jumlah skor 25 orang menjawab sangat setuju (ss) = 25x5 = 125
 Jumlah skor 40 orang menjawab setuju (s) = 40x4 = 160
 Jumlah skor 5 orang menjawab cukup setuju (cs) = 5x3 = 15
 Jumlah skor 20 orang menjawab tidak setuju (ts) = 20x2 = 40
 Jumlah skor 10 orang menjawab sngt tidak setuju (sts) = 10x1 = 10
Jumlah = 125 + 160 + 15 + 40 + 10 = 350
19
Jumlah skor ideal ( kriterium ) untuk seluruh item pertanyaan
adalah sebagai berikut : 5 x 100 = 500 ( sangat setuju ). Jumlah skor
terendah adalah : 1 x 100 = 100 ( sangat tidak setuju ).
Dengan demikian maka tingkat persetujuan terhadap
pemberlakuan sistem penggajian yang baru adalah sebesar : 350/500
x 100% = 70%.

2. Skala guttman; biasanya dipergunakan untuk mengukur jawaban


yang tegas dari responden seperti ya - tidak, pernah - tidak pernah.
Data yang diperoleh dengan menggunakan metode ini adalah data
interval atau ratio dikotomi

3. Semantic Defferensial
Metode ini dikembangkan oleh Osggod. Metode ini biasanya
dipergunakan untuk mengukur sikap yang bentuknya disusun dalam
satu garis kontinum, dimana jawaban sangat positif berada di bagian
kanan garis, dan jawaban sangat negatif terletak dibagian kiri.
Responden dapat memberi jawaban pada rentang jawaban sangat
positif sampai dengan sangat negatif sesuai dengan persepsi
responden.
Contoh:
Berikan nilai tetang gaya kepemimpinan manager anda
1 Bersahabat 5 4 2 1 Bermusuhan
2 Tepat janji 5 4 2 1 Lupa janji
3 Sabar 5 4 2 1 Suka marah
4 Penuh perhatian 5 4 2 1 Egois
5 Memberikan 5 4 2 1 Mendominas
kepaercayaan i
kepada bawahan
4. Rating Scala
Data yang diperoleh dengan metode rating scala berupa angka dan
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Contoh: seberapa
20
tinggi pengetahuan anda tentang mata kuliah berikut ini, sebelum
dan sesudah diklat.
Kriteria Penilaian:
0 = Bila sama sekali belum tahu
1 = Bila mengetahui sampai dengan 25 %
2 = Bila mengetahui sampai dengan 50 %
3 = Bila mengetahui sampai dengan 75 %
4 = Bila mengetahui sampai dengan 100 %
Mohon dijawab dengan cara melingkari nomor sebelum dan sesudah
latihan :
Pengetahuan Mata Pengetahuan
sebelum diklat Kuliah sesudah diklat
0 1 2 3 4 Komunikasi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Tata ruang kantor 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Sistem laporan 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Pemasaran 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Akuntasi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Statistik 0 1 2 3 4

Metode ini sangat efektif digunakan untuk melihat sejauh mana


perubahan peningkatan pemahaman tentang mata kuliah yang terjadi
antara sebelum diadakannya diklat dan sesudahn diklat.
Rangkuman:
Pada hakekatnya penelitian adalah merupakan uapaya untuk
menemukan suatu kebenaran. Inti dari kegiatan penelitian adalah
mengumpulkan, mengolah data penelitian. Oleh katena demikian, jenis
data harus diolah dengan teknik analisis yang sesuai dan relepan.
Terdapat banyak teknik dan cara yang dapat dipilih dalam upaya
mengumpulkan data penelitian sesuai tujuannya. Terdapat 4 (empat)
kettaknik yang dapat dipilih dalam upaya melakukan pengumpulan
data, mulai dari observasi, wawancara, angket dan dokumentasi.

Latihan Soal Soal:


21
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis data yang anda ketehui?
2. Jenis data penelitian sangat berkaitan dengan pemilihan teknik
analisis penelitian, Jelaskan apa maksud pernyataan tersebut!
3. Bila peneliti ingin mengumpulkan data penelitian dimana opsi
jawaban dari pertanyaan lebih dari 2 (dua), maka sebaiknya
menggunakan metoda skala likert, mengapa dan jealaskan
jawaban anda?
4. Untuk situasi dan kondisi yang bagaimana data penelitian harus
dikumpulkan dengan menggunkan skala gutmen?
Daftar Pustaka:
1. Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit
ALFABETA, Bandung
2. Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata
Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit
Pustaka Beajar, Yogyakarta.
3. Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4. Umar Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi,
Penerbit PT Gramedia Pustaka Urama, Jakarta .
5. Indriantoro Nur, Supomo Bambang. 2002. Metodologi
Penelitian Bisnis, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
6. Singarimbun Masri & Effendi Sofian. 1991. Metoda
Penelitian Survai. Penerbit LP3ES, Jakarta
22

BAB. III
PROSEDUR PENELITIAN
Tujuan Khusus
Setelah kuliah topik ini selesai, mahasiswa mampu:
 Menjelaskan proses kegiatan penelitian
 Menyebutkan tahap-tahap kegiatan penelitian
 Membuat diagram proses penelitian
A. Pendahuluan

Penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigma positivisme


dengan berlandaskan pada asumsi mengenai obyek empiris. Asumsi
pertama bahwa obyek / fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat,
jenis, struktur, bentuk dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini peneliti
dapat memfokuskan penelitiannya pada sebagian dari konteks fenomena
yang berupa variabel tertentu dari suatu obyek penelitian yang menjadi
masalah.
Asumsi kedua adalah determinisme (hubungan sebab-akibat).
Asumsi ini mengatakan bahwa setiap gejala ada yang menyebabkan.
Berdasarkan asumsi pertama dan kedua maka peneliti dapat memilih
variabel yang diteliti, dan mencari hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain.
Asumsi ketiga adalah bahwa suatu gejala tidak akan mengalami
perubahan dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang diteliti itu berubah
terus maka akan sulit untuk diteliti.
Penelitian pada prinsipnya adalah untuk menjawab suatu
permasalahan. Masalah merupakan penyimpangan daripada yang
seharusnya terjadi dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Penelitian
kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti
melalui pengamatan fakta-fakta empiris. Supaya peneliti dapat
merumuskan masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori.
23
Kajian fakta-fakta empiris yang berlandaskan kerangka konsep
dan teori dari fenomena-fenomena yang diteliti. Model hubungan ini
akan dirumuskan dengan jelas melalui perumusan hipotesis.
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih maka peneliti dapat
menyusun instrumen penelitian untuk mengumpulkan data. Selanjutnya
data akan diolah dengan alat analisis yang sesuai sehingga nanti akan di
peroleh hasil penelitian sebagai dasar pengujian hipotesis.
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian
yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Proses penelitian
kuantitatif dapat juga di lakukan secara berulang-ulang dalam rangka
untuk mendapatkan konsistensi atau reliabilitas data penelitian dan
membuktikan penelitian yang telah ada.

B. Presedur Penelitian

Secara garis besar prosedur penelitian dapat di bagi menjadi 3 (tiga) :


1. Perancangan penelitian
2. Pelaksanaan penelitian
3. Pembuatan laporan penelitian
Untuk mendapat gambaran yang lebih rinci tentang prosedur
pelaksanaan penelitian maka prosedur penelitian yang teridri dari
perancangan, pelaksanaan dan pembuatan laporan penelitian dapat
diuraikan menjadi:
1. Identifikasi masalah & Judul
2. Studi pendahuluan
3. Merumuskan masalah
4. Merumuskan anggapan dasar
4. a. Merumuskan hipotesis
5. Memilih pendekatan
6. Menentukan variabel dan sumber data
7. Menyusun instrumen
8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
10.Membuat kesimpulan
24
11.Membuat laporan
Langkah ke - 1 sampai denga ke – 6 adalah rincian dari kegiatan
pembuatan rancangan penelitian, langkah ke – 7 sampai dengan ke – 10
merupakan pelaksanaan penelitian, langkah terahir sama dengan
pembuatan laporan penelitian. Diagram prosedur penelitian di atas:
BAGAN ARUS PENELITIAN:

Langkah 1
Identifikasi Masalah

Langkah 2
Studi Pendahuluan

Langkah 3
Merumuskan Masalah

Langkah 4
Merumuskan Anggapan Dasar

Langkah 4. a
Hipotesis

Langkah 5
Memilih Pendekatan

Langkah 6 a. Langkah 6 b.
Menentukan Variabel Menentukan sumber data

Langkah 7
Menyusun Instrumen Penelitian

Langkah 8
Mengumpulkan Data

Langkah 9
Analisis Data

Langkah 10
Menarik Kesimpulan

Langkah 11
Menyusun laporan
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Rangkuman:
Prosedur penelitian adalah merupakan tahap-tahap kegiatan peneltian yang
disusun kronologis dan sistematis, artinya dalam pelaksanaannya harus
sesuai dengan utut-urutan kegiatan. Tahap persiapan atau disebut juga
tahap perencanaan adalah merupakan tahapan yang sangat penting dan
utama serta menentukan keberhasilan kegiatan penelitian.
Sedangkan tahap pelaksanaan merupakan tahapan kegiatan lapangan
dalam upaya pengumpulan data penelitian. Dibutuhkan stategi dan teknik
tertentu agar supaya mendapatkan data data yang diperlukan. Langkah
berikutnya adalah editing, coding data penelitian yang selanjutnya
diteruskan dengan kegiatan analisis.
Hasil analisis data akan dilanjutkan dengan penulisan laporan
penelitian. Agar hasil penelitian memberikan kontribusi dan manfaat luas
bagi masyarakat, maka hasil-hasil penelitian tersebut harus disosialisasikan
atau dipublikasikan kepada masyarakat.
Latihan Soal Soal:
1. Jelaskan, mengapa tahap-tahap kegiatan penelitian harus dilakukan
sesuai dengan urutannya, artinya kegiatan tahap 2 (dua) belum dapat
dilakukan jika kegiatan tahap 1 (satu) belum selesai.
2. Apakah semua jenis penelitian harus melewati tahap-tahap kegiatan
yang ada, bila tidak jenis penelitian yang bagaimana memiliki tahap-
tahap kegiatan yang berbeda.
3. Agar hasil-hasil penelitian bermanfaat luas bagi masyaarakat maka
sangat dipandang perlu ada kegiatan sosialisasi. Dengan cara
bagaimana kegiatan sosialisai penelitan dapat dilakukan.
Daftar Pustaka:
1. Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung
2. Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata Metode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit Pustaka Beajar,
Yogyakarta.
3. Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
4. Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian, PT Rineka Cipta,
Jakarta.

25
26

BAB IV
IDENTIFIKASI
MASALAH PENELITIAN
Tujuan Khusus:
Setelah perkuliahan topik ini, mahasiswa diharapkan dapat:
 Mengidentifikasi dan menemukan masalah penelitian
 Hal-hal yang dapat dijadikan sumber masalah penelitian
 Merumuskan masalah penelitian
 Membuat judul penelitian
A. Sumber Masalah

Mengidentifikasi dan memilih masalah penelitian adalah suatu


langkah awal dari suatu kegiatan penelitian. Bagi orang yang belum
berpengalaman meneliti, menentukan dan memilih masalah penelitian
bukanlah pekerjaan yang mudah, dan bahkan boleh dikatakan sulit.
Seringkali bahwa fenomena yang muncul kepermukaan dari suatu
fakta / realita bukan merupakan akar permasalahannya. Untuk itu
diperlukan pengamatan yang sungguh-sungguh agar mendapatkan
akar permasalahan atas fakta yag terjadi.
Pada dasarnya masalah timbul karena adanya tantangan,
adanya halangan / rintangan, adanya gap antara apa yang seharusnya
terjadi dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Pengidentifikasian dan
perumusan masalah bertujuan untuk mencari dan menemukan
jawaban atas permasalah yang ada.
Sebenarnya banyak sekali masalah yang perlu dipecahkan yang
berada di sekeliling kita. Yang menjadi kendala untuk memperoleh
masalah adalah kesanggupan peneliti menggali dan
mengidentifikasikan masalah serta mengetahui sumber-sumber
dimana masalah penelitian dapat diperoleh. Sumber-sumber masalah
penelitian antara lain:
1 Pengamatan tehadap kegiatan manusia
2 Buku-buku ilmu pengetahuan
3 Membaca hasil penelitian orang lain
27
4 Pengalmanan dan catatan pribadi
5 Pengamatan terhadap lingkungan
6 Diskusi-diskusi ilmiah.

B. Masalah dan Judul Penelitian

Masalah dan judul penelitian adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Dari rumusan judul penelitian, kita sudah dapat
membayangkan terhadap perumusan permasalahannya. Pemilihan dan
penentuan masalah / judul penelitian harus memprtimbangkan empat
hal sebagai berikut:
1. Penelitian harus menarik minat peneliti; kegiatan penelitian
merupakan pekerjaan yang dapat menguras tenaga, pikiran,
waktu, dan biaya dari peneliti. Untuk itu masalah atau judul
penelitian harus berdasarkan atas minat peneliti. Karena hal ini
dapat dijadikan motivasi untuk menyelesaikan kegiatan
penelitiannya secara tuntas. Maslah minat peneliti biasanya di
hubungkan dengan bidang keahlian ilmu pengetahuan peneliti.
Penelitian dapat dilaksanakan
Ada empat hal sebagai pertimbangan agar penelitian dapat
dilaksanakan (ditinjau dari diri peneliti) :
a. Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah
tersebut. Artinya peneliti menguasai teori, metode dan teknik
analisis untuk memecahkan permasalahannya.
b. Peneliti mempunyai waktu yang cukup untuk mengerjakannya.
c. Peneliti mempunyai tenaga / fisik yang cukup kuat
mengerjakan tugas-tugas penelitian.
d. Peneliti mempunyai dana yang cukup untuk menyelesaikan
tugas penelitian.
2. Tersedia faktor pendukung
Faktor pendukung yang bersifat eksternal ini sangat
dibutuhkan demi kelancaran pelaksanaan penelitan. Faktor-faktor
tersebut adalah:
28
a. Tersedianya data sehingga pertanyaan penelitian dapat
dijawab.
b. Ada izin dari pihak yang berwenang
3. Hasil penelitian bermanfaat
Suatu penelitian seharusnya dapat memberikan kontribusi positif
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, meningkatkan efektifitas
kerja atau mengembangkan sesuatu.

C. Jenis Permasalahan

Jenis atau bentuk masalah penelitian ini dikembangkan


berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasinya
(penjelasannya). Hal ini disebabkan karena pada dasarnya hasil
penelitian nanti digunakan untuk menjelaskan fenomena berdasarkan
data yang terkumpul. Jenis atau bentuk maslah penelitian adalah
sebagai berikut:
1 Permasalahan Deskriptif; adalah suatu permasalahan yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel
secara mandiri. Dalam penelitian ini tidak dicari hubungan antara
variabel yang diteliti. Contoh: Tingkat Pertumbuhan Kredit
Investasi Koperasi Simpan Pinjam di Kotamadya Denpasar
2 Permasalahan komparatif; adalah suatu permasalhan penelitian
yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih
pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Contoh: Studi
Komparatif Tentang Tingkat Pendapatan Petani Padi Antara
Petani Yang Menerapkan Pancausaha Panen dan Petani Yang
Tidak di Subak Abian Kabupaten Tabanan
3 Permasalah asosiatif; adalah suatu permasalahan yang bersifat
hubungan antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Terdapat
tiga bentuk hubungan permasalahan asosiatif yaitu :
a. Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua
variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan.
Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
29
Contoh : hubungan antara tinggi bada dengan prestasi kerja
dibidang pemasaran. Analisis Pengaruh Jumlah Mahasiswa
Jurusan Admiistrasi Niaga PNB Yang Tidak Masuk Kuliah
Terhadap Jumlah Pasien Yang Masuk UGD RSUP Sanglah
Denpasar.
b. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-
akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel dipengaruhi).
Jadi hubungan ini bersifat sistematis dan memiliki landasan
teoritis yang jelas.
Contoh: adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi
kerja karyawan. Analisis Pengaruh Kemampuan, Motivasi
Terhadap Kinerja dan Karier Karyawan Pada PT Bali
Mandiri Perkasa Denpasar
c. Hubungan interaktif / resiprocal/ timbal balik adalah
hubungan yang saling mempengaruhi; disini tidak diketahui
mana variabel independen dan mana variabel dependen.
Contoh: hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan,
kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga
kekayaan dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi
terpenuhi.

D. Merumuskan judul penelitian

Ada yang berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya


ditulis selengkap mungkin, sehingga dengan membaca judul dapat
diketahui kehendak peneliti dengan kgiatannya itu. Tapi ada juga
yang mengatakan bahwa judul penelitan sebaiknya sesingkat
mungkin. Jika pembaca mengetahui maksud lebih lanjut dari
judul tersebut harus membaca penjelasan di bagian lain. Pada
dasarnya judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup
hal-hal sebagai berikut:
30
1 Sifat dan jenis penelitian : apakah jenis permasalahan
penelitian termasuk penelitian deskriptif, komperatif, atau
asosiatif
2 Obyek yang diteliti : dalam judul sudah dirumuskan secara
jelas pola hubungan dari varabel yang diteliti.
3 Subyek penelitian : adalah bahwa judul penelitian sudah
diberi petunjuk tentang subek / responden dan yang dijadikan
sumber informasi.
4 Lokasi/daerah penelitian : adalah judul penelitian yang baik
biasanya sudah mencantumkan tentang lokasi penelitian akan
diadakan.
5 Tahun/waktu penelitian dengan mencantumkan tahun
penelitian pada judul berarti peneliti sudah berupaya untuk
melakukan pembatasan masalah penelitian.
Syarat-syarat judul penelitian yang baik antara lain;
1. Menarik artinya penelitian yang akan dilaksanakan
permasalahannya sedang hangat dibicarakan, belum pernah
ada yang meneliti dan permasalahan penelitian mempunyai
dampak yang luas.
2. Singkat dan jelas bahwa judul penelitian harus dibuat singkat
namun juga harus jelas.
3. Tidak ambigu; bahwa judul penelitian harus diupayakan tidak
memberikan multi interpretasi.
4. Mencerminkan masalah yang akan diteliti ; artinya bahwa
dalam judul penelitian sudah dirumuskan dengan jelas tentang
pola/ modal hubungan dari varabel-variabel yang akan diteliti.
Rangkuman:
Identifikasi masalah penelitian adalah tahap awal yang sangat
menentukan keberhasilan kegiatan penelitian. Sesungguhnya
masalah penelitian selalu ada dengan tingkat intensitas sesuai
dengan perkembangannya. Masalahnya adalah kejelian dan
kemampuan kita untuk mengidentifikasi dan menemukan
31
masalah tersebut masih terbatas. Pengidentifikasian masalah
penelitian harus mempunyai alasan dan landasan yang kuat
sehingga masalah tersebut dapat dirumuskan secara jelas dan
tegas. Melalui pengidentifikasian ini akan dapat dirumuskan judul
penelitian
Latihan Soal-soal:
1. Jelaskan metoda yang dapat digunakan untuk melakukan
kegiatan identifikasi masalah penelitian.
2. Apakah temuan masalah penelitian perlu diikuti dengan
kegiatan survei pendahuluan agar mendapatkan kepastian
tentang masalah yang sudah ditemukan, jelaskan jawaban
anda.
3. Jelaskan syarat-syarat merumuskan judul penelitian yang
baik!
4. Hal-hal apa yang sebaiknya dihindari dalam penentuan
judul penelitian, mengapa jelaskan jawaban anda!.
Daftar Pustaka:
1.Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung
2.Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata Metode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit Pustaka Beajar,
Yogyakarta.
3.Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
4.Indriantoro Nur, Supomo Bambang. 2002. Metodologi Penelitian
Bisnis, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
5.Nazir. Moh. 2003. Metoda Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia,
Jakarta.
32

BAB V
STUDI PENDAHULUAN
Tujuan Khusus:
Pada akhir perkuliahan, mahasiswa dapat:
 Menjelaskan pentingnya aktivitas studi pendahuluan bagi sebuah penelitian.
 Menentukan metode untuk melakukan studi pendahuluan
 .Apa akibatnya bila kegiatan studi pendahuluan ini tidak dilakukan.

A. Pendahuluan

Studi pendahuluan adalah merupakan tindakan yang diadakan


untuk memperoleh kepastian tentang masalah yang dijadikan sebagai
obuek penelitian. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui beberapa metode,
antar lain; observasi, wawancara, angkat (questionaire).

Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan jalan mengadakan


kunjungan langsung ke lokasi penelitian. Melalui tindakan ini akan dapat
dipastikan tetang keberadaan tempat penelitian, situasi dan medan dari
tempat penelitian, keberadaan subyek dan obyek penelitian sehingga
nantinya dapat disiapkan hal-hal yang dipentingkan dalam kegiatan
peneltian.

Di samping itu pula kegiatan studi pendahuluan juga dapat


dilaksanakan melalui kegiatan wawancara dan angket. Kegiatan
wawancara yang dilakukan dengan pihak-pihak yang dianggap relepan
dengan masalah penelitian akan bermanfaat akan kepastian dari
permasalahan penelitian yang akan diteliti. Apabila jumlah pihak-pihak
33
yang akan diwawancarai cukup banyak studi pendahuluan ini dapat
dilakukan melalui teknik penyebaran angket.

Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan studi


pendahuluan sangat penting untuk dilakukan guna mendapat kepastian
tentang beberapa hal dengan penelitian, misalnya kejelasan lokasi dan
medan, kejelasan subyek danobyek penelitian, serta kejelasan masalah
penelitian.

B.Manfaat Studi Pendahuluan

Manfaat penting dari diadakan kegiatan studi pendahuluan adalah


untuk memastikan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan dapat
terlaksana sesuai dengan yang direncanakan.
Dengan mengadakan studi pendahuluan mungkin ditemukan
bahwa orang lain sudah berhasil memecahkan masalah yang diajukan
sehingga tidak ada gunanya untuk di teliti lagi. Atau mungkin sebaliknya
peneliti menemukan hal-hal yang relevan dengan permasalhan yang akan
diteliti sehingga akan memperkuat motivasi peneliti untuk melanjutkan
penelitiannya.
Jadi dengan demikian manfaat diadakan studi pendahuluan (studi
eksploratoris) adalah sebagai berikut:
1 Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
2 Mengetahui dimana, kepada siapa informasi penelitian dapat
diperoleh
3 Mengetahui bagaimana caranya memperoleh data atau informasi
penelitian.
4 Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.
5 Memastikan apakah penelitian sudah mempertimbangkan faktor
minat, kemampuan peneliti, faktor pendukung (biaya, waktu,
tenaga, perizinan) sehingga peneliti dapat dilaksanakan dengan
baik.

C.Cara Mengadakan Studi Pendahuluan


34
Sumber pengumpulan informasi untuk mengadakan studi
pendahuluan ini dapat dilakukan pada tiga obyek yaitu
1 Paper adalah dokumen-dokumen, buku-buku, majalah atau bahan
tertulis lainnya baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan
sebelumnya.
2 Person ; bertemu, bertanya, berkonsultasi dengan para pakar / ahli,
nara sumber yang sudah mengadakan penelitian sejenis.
3 Place adalajh menyangkut tempat / lokasi penelitian. Hal ini ada
hubungannya dengan tingkat kesulitan medan / daerah areal
penelitian.
Kegiatan studi pendahuluan yang dilakukan melalui penelusuran
dokumen-dokemen yang dapat memberikan petunjuk demi kejelasan
masalah penelitian, melalaui kegiatan wawancara dengan pihak-pihak
terkait, serta melakukan kunjungan langsung ke lokasi penelitian akan
sangat bermanpaat bagi peneliti dalam memastikan bahwa masalah
penelitian yang sudah ditetapkan adalah merupakan masalah yang
obyektif dan secara rialitas memang ada.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Rangkuman:
Studi pendahuluan mempunyai manfaat:
1. Mendapatkan kepastian tentang lokasi atau tempat serta kondisi
medan dari lokasi penelitian.
2. Melalui penelusuran dokumen akan dapat dipastikan berbagai data
yang dibutuhkan tersedia.
3. Adanya sejenis kesanggupan atau kesediaan personil untuk
diwawancarai dalam upaya peneliti mendapatkan berbagai informasi
yang diperlukan.
4. Studi pendahuluan juga memberikan kepastian bahwa permasalahan
yang akan diteliti adalah merupakan masalah yang memang riil dan
ada.
Latihan Soal Soal:
35
1. Apa yang melatarbelakangi pentingnya studi pendahuluan dalam
suatu penelitian ?
2. Apa tujuan serta manfaat dari kegiatan studi pendahuluan ?
3. Apakah studi pendahuluan ini harus dilakukan, jelaskan jawaban
anda!
4. Apa yang harus peneliti lakukan bila uapaya untuk melakukan
studi pendahuluan tidak mendapat tanggapan yang positif dari
pihak perusahaan/instansi.?
5. Hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan jika akan mengadakan
studi pendahuluan ?
Daftar Pustaka:
1.Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung
2.Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata Metode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit Pustaka Beajar,
Yogyakarta.
3.Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
4.Umar Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Urama, Jakarta .
5.Singarimbun Masri & Effendi Sofian. 1991. Metoda Penelitian
Survai. Penerbit LP3ES, Jakarta
BAB VI
MERUMUSKAN
MASALAH PENELITIAN
Tujuan Khusus:
Pada akhir perkuliahan, mahasiswa dapat:
 Menjelaskan bagaimana caranya merumuskan masalah penelitian.
 Menjelaskan mengapa masalah penelitian harus dirumuskan.
 Menjelaskan manfaat merumuskan masalah penelitian

A. Pendahuluan

Pada prinsipnya bahwa penelitian diadakan pasti diawali dengan


adanya masalah. Masalah adalah merupakan gap antara dassolen
dengan dassain (antara harapan dengan kenyataan). Kesenjangan ini
adalah merupakan sumber masalah yang harus dicarikan jawaban
melalui suatu kegiatan penelitian.

Umumnya masalah penelitian sudah diuraikan secara komperehensif


dalam sub bab Latar Belakang Masalah yang ada intinya menjelaskan
hal-hal yang menjadi alasan mengapa kegiatan penelitian dilakukan.
Uraian masalah penelitian yang didukung dengan adanya data dan
fakta dan menjadi dasar diadakannya penelitian.

Uraian masalah ini sangat penting bagi peneliti untuk dapat dijadikan
sebagai acuan tentang apa tujuan diadakannya penelitian. Di samping
itu pula pembahasan uraian masalah peneitian dapatdijadikan acuan
peneliti tentang jawaban apa yang sesunguhnya ingin diperoleh

Selanjutnya, masalah penelitian perlu drumuskan dengan tujuan agar


menjadi terukur dan pasti untuk memudahkan perumusan hasil atau
kesimpula penelitian.

B. Manfaat Perumusan Masalah

Sudah dijelaskan dalam Bab IV. Identifikasi masalah, bahwa


fenomena atau permasalahan yang muncul atas realita / fakta
jumlahnya mungkin banyak sekali. Misalnya ditemukan fakta dari
36
37
sebuah perusahaan yang selama tiga periode terakhir menunjukkan
laba usaha atas pemasaran produk baru mengalami penurunan secara
signifikan. Ada banyak fenomena yang muncul dan dapat diduga
sebagai faktor penyebab penerimaan laba perusahaan yang mengalami
penurunan. Fenomena-fenomena tersebut antara lain menurunnya
kinerja karyawan bagian perusahaan, kualitas produk, perubahan
selera konsumen, hadirnya pesaing-pesaing baru, menurunnya daya beli
masyarakat dan sebagainya. Agar penelitian menjadi fokus maka
peneliti harus menetapkan dan merumuskan permasalahan penelitian
dengan jelas.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa perumusan
masalah akan bermanfaat untuk mempertegas masalah penelitian atas
berbagai fenomena yang terjadi. Di samping itu perumusan masalah
juga bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa permasalahan
penelitian khususnya tentang pola atau model hubungan antar variabel
adalah merupakan problematik penlitian yang didasarkan atas gejala
empiris, kerangka konsep, teori dan didukung oleh penelitian-penelitian
terdahulu.

C. Bagaimana merumuskan Masalah

Perumusan masalah merupakan awal dari segenap proses ilmiah


yang sangat menentukan keberhasilan penelitian. Makin tegas dan
terarah perumusan masalah penelitian, maka akan memperjelas peneliti
untuk mengerjakan tahap-tahapan penelitian.
Fraenkel dan Wallen dalam Sugiyono (2005) mengemukakan
bahwa masalah penelitian yang baik adalah :
1. Masalah harus fleksible; dalam arti masalah tersebut harus dapat
dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak
menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
2. Masalah harus jelas; yaitu semua orang memberikan persepsi yang
sama terhadap masalah tersebut.
38
3. Masalah harus signifikan; dalam arti jawaban atas masalah
tersebut harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan
ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
4. Masalah bersifat etis; yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang
bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama.
Selanjutnya Tuckman (1998) menambahkan rumusan masalah yang
baik adalah yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih,
dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya atau secara implisif
mengandung pertanyaan.

D. Bentuk Bentuk Masalah Penelitian

1. Permasalahan deskriftif; adalah suatu permasalahan berkenaan


dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel secara mandiri
baik hanya pada satu variabel atau lebih. Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak bermaksud untuk mencari hubungan antar variabel,
membandingkan variabel dari sampel yang berbeda. Contoh
penelitian deskriptif adalah penelitian-penelitian yang bermaksud
mengetahui potensi pasar, kemampuan daya beli terhadap barang
tertentu, dan sebagainya.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
a. Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan PT. ABC.
b. Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industri A.
c. Seberapa baik tanggapan masyarakat terhadap produk baru
shampoo merk Z.
d. Seberapa tinggi penjualan produk elektronik merk “LUV” di
Kotamadya Denpasar.
2. Permasalahan komparatif adalah permasalahan penelitian yang
bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada
dua atau lebih sampel yang berbeda.
Contoh perumusan masalah komparatif :
a. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri,
BUMN dan swasta? (satu variabel pada tiga sampel).
b. Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
39
c. Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara
pegawai swasta nasional dan perusahaan Asing (dua variabel
pada dua sampel)
d. Adakah perbedaan kuantitas dan kuaalitas produktivitas
pegawai pria dan wanita pada industri garment di Kota A
3. Permasalahan Asosiatif; suatu pertanyaan peneliti yang bersifat
meneliti hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk
permasalahan ini ada tiga, yaitu :
a. Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau
lebih yang munculnya secara bersamaan.
Contoh:
1) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan
dengan jumlah sepatu yang dibeli?
2) Adakah hubungan antara sering datang ke gunung Kawi
dengan prestasi bisnis?
3) Adakah hubungan tinggi badan dengan kemampuan
pemasaran?
b. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat
Contoh:
1) Adakah pengaruh yang signifikan antara kemampuan
kerja, motivasi terhadap prestasi kerja karyawan di
perusahaan B?
2) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan manajer terhadap
iklim kerja di prusahaan Z?
3) Adakah pengaruh yang signifikan antara kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pelanggan PT. XXX?
c. Hubungan interaktif / resiprocal / timbal balik adalah
hubungan yang saling mempengaruhi sehingga sulit untuk
ditentukan antara variabel bebas dan variabel terikat. Contoh
rumusan masalah resiprocal:
40
1) Hubungan antara motivasi dan prestasi, disini dapat dinyatakan
motovasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi dapat
mempengaruhi motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan.

D. Merumuskan tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah merupakan harapan jawaban atas


perumusan masalah penelitian. Dalam rumusan permasalahan penelitian
ditanyakan tentang apa pokok permasalahan yang akan dikaji / diteliti
maka dalam rumusan tujuan ditetapkan tentang pernyataan dari
jawaban yang diharapkan dari suatu penelitian.
Contoh:
1. Rumusan tujuan atas permasalahan : seberapa tinggi tingkat
produktivitas kerja karyawan di perusahaan A?, adalah : untuk
mengetahui tingkat produktivitas kerja karyawan di perusahaan A.
2. Untuk rumusan masalah : adakah perbedaan tentang kemampuan
dan disiplin kerja antara karyawan perusahaan swasta nasional
dengan karyawan perusahaan asing? Rumusan tujuannya adalah
untuk mengetahui perbedaan kemampuan dan disiplin kerja
karyawan antara perusahaan swasta nasional dengan perusahaan
asing.
3. Rumusan masalah : adakah pengaruh yang signifikan antara
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan PT. XXX?
Tujuan :untuk mengetahui besarnya pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan PT. XXX.

E. Manfaat / kegunaan Penelitian

Manfaat atau kegunaan penelitian dapat dilihat dari berbagai


aspek antara lain:
1 Manfaat penelitian ditinjau dari kontribusi hasil penelitian terhadap
permasalahan pembangunan nasional.
2 Manfaat penelitian ditinjau dari aspek lokasi dimana penelitian
dilasanakan. Dalam hal ini hasil penelitian hendaknya dapat
41
memberikan rekomendasi positif atas permasalahan yang dijadikan
pusat kajian penelitian.
3 Manfaat bagi peneliti adalah merupakan media bagi peneliti untuk
belajar dan peka terhadap berbagai fenomena sesial yag terjadi dan
berupaya untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada.
4 Kegunaan yang sangat penting dari suatu penelitian adalah bahwa
hasil penelitian harus dapat memberi sumbangan tehadap
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rangkuman:
Permasalahan penelitian dipandang perlu untuk dibuatkan rumusan
masalahnya. Rumusan masalah ini akan menjadi acuan dalam
mendapatkan simpulan atau jawaban dari permasalahan penelitian.
Terdapat 3 (tiga) rumusan masalah penelitian, yaitu: (1) rumusan
masalah penelitian deskriptif; (2). Rumusan masalah penelitian
komparatif; dan (3) rumusan masalah penelotian asosiatif.
Rumusan masalah penelitian juga menjadi dasar dalam merumuskan
tujuan penelitian. Pada hakekatnya, tujuan penelitian dapat dirumuskan
sebagai harapan jawaban yang ingin diperoleh peneliti
Latihan Soal Soal:
1. Uraikan dan jelaskan pentingnya membuat perumusan masalah
penelitian !
2. Apaa hubungan rumusan masalah dengan tujuan penelitian?
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis rumusan masalah penelitian!
4. Buatlah contoh masing-masing 1 (satu) dari rumusan masalah!
Daftar Pustaka:
1.Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung
2.Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata Metode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit Pustaka Beajar,
Yogyakarta.
42

BAB. VII
HIPOTESIS PENELITIAN
Tujuan Khusus:
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa dapat:
 Menjelaskan pentingnya membuat hipotesis penelitian
 Menjelaskan dasar-dasar pembuatan hipotesis.
 Membuat hipotesis yuang baik dan benar
A. Pendahuluan

Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk


menemukan fakta) adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun
instrumen penelitian. Karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan
pernyataan yang bersifat prediktif.
Ditinjau dari arti kata “Hipotesa”; dimana hypo artinya di bawah
dan tesa yang artinya kebenaran. Jadi secara hartiah istilah hipotesis
berarti suatu kebenaran yang berada dibawah atau suatu kebenaran
yang masih harus dibuktikan.
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya
dengan seksama serta sudah menetapkan anggapan dasar maka peneliti
membuat suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji.
Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan teori sementara
(hipotesis) ini.
Dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan
deduktif, hipotesis merupakan hasil reduksi dari teori atau proposisi
yang lebih spesifik sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris

B. Merumuskan Hipotesis
43
Jawaban yang bersifat sementara dari suatu penilitian tentang
pern yataan bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih
dirumuskan berdasarkan kerangka berpikir. Artinya bahwa rumusan
hipotesis tidak muncul secara tiba-tiba tapi melalui suatu proses dan
tahap-tahapan yang logis dan sistematis.
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2005), mengemukakan
bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
didentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang
baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang
akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar
variabel independen dan dependen.

C. Jenis-jenis Hipotesis

1. Hopotesisi Kerja / Alternatif (Ha/H1)


Hipotesis kerja adalah merupakan hipotesis penelitian yang
menyatakan adanya hubungan, pengaruh, perbedaan antara
variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen
(variabel terikat)
Contoh : Penelitian dengan perumusan masalah: Apakah ada
pengaruh yang signifikan dan positif dari variabel lama tayangan
iklan di TV terhadap volume penjualan barang?
Perumusan hipotesis alternatif (Ha/H1) adalah lama tayangan iklan
di TV berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
penjualan barang.
2. Hipotesis nol (null hypotesis) disingkat Ho
Hipotesis nol (Ho) sering juga disebut hipotesis statistik karena
biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji
dengan perhitungan statistik.
Rumusan hiptesis nol (Ho) menyatakan tidak ada hubungan,
pengaruh, perbedaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan contoh hipotesis alternatif (Ha) diatas maka rumusan
44
hipotesis nol (Ho) adalah: Lama tayangan iklan di TV tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan barang.
Sedangkan, perumusan hipotesis alternatif adalah
merupakan rumusan hipotesis penelitian, sedang hipotesis nol (Ho)
yang disebut hipotesis statistik adalah hipotesis yang dipergunakan
sebagai dasar pengujian.

D. Bentuk-bentuk Hipotesis

Bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan


masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk
rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu rumusan masalah deskriptif
(variabel mandiri), komperatif (perbandingan), dan asosiatif
(hubungan). Oleh karena itu maka bentuk hipotesis juga ada tiga yaitu,
hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif / hubungan
1 Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif, yaitu berkenaan dengan keberadaan variabel
secara mandiri (tidak dikorelasikan dengan variabel lain) contoh :
a. Rumusan masalah deskriptif
1. Berapa lama daya tahan lampu pijar merk X?
2. Seberapa baik kualitas pelayanan karyawan bagian sales di
perusahaan A?
3. Seberapa tinggi semangat kerja karyaan di PT Z?
b. Rumusan hipotesis deskriptifnya:
1. Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam (Ho). Ini
merupakan perumusan hipotesis nol, karena daya tahan
lampu pijar yang ada pada sampel diharapkan tidak
berbeda secara signifikan dengan daya tahan lampu pijar
yang ada pada populasi.
Hipotesis alternatif (Ha): daya tahan lampu pijar merk X 
600 jam. Artinya daya tahan lampu bisa lebih besar atau
lebih kecil dari 600 jam.
45
Keterangan : angka daya tahan lampu pijar merk X = 600
jam adalah angka standar yang ditetapkan.
2. Rumusan hipotesis nol (Ho) untuk maslah deskriptif nomor
2 adalah:
 Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di perusahaan
A mencapai 75 % dari kritera ideal yang ditetapkan.
 Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di perusahaan
A = 75 % dari kritera yang ditetapkan (paling banyak
berarti lebih kecil atau sama dengan  ).
 Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di perusahaan
A paling sedikit 75% dari kriteria yang ditetapkan
( paling sedikit berarti lebih besar atau sama dengan > ).
 Kualitas pelayanan karyawan badi sales di perusahaan A
paling banyak 75 % dari kriteria ideal yang ditetapkan
(paling banyak berarti lebih kecil atau sama dengan ≤ )
Dalam prakteknya hipotesis yang diajukan hanya satu
dan hipotesis mana yang dipillih tergantung pada teori
dan pengamatan pendahuluan yang dilakukan pada
obyek. Hipotesis alternatif (Ha) dari masing-masing
hipotesis nol (Ho) diatas adalah sebagai berikut :
- Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di
perusahaan A ≠ 75%.
- Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di
perusahaan A < 75%.
- Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di
perusahaan A > 75%.
Secara matematis, rumusan hipotesis statistik ini adalah
- Ho : ρ = 75%
Ha : ρ ≠ 75%
- Ho : ρ ≥ 75%
Ha : ρ < 75%
- Ho : ρ ≤ 75%
46
Ha : ρ > 75%
Teknik pengujian yang digunakan untuk mengujji ketiga
hipotesis tersebut tidak sama (hal ini akan dijelaskan
pada bab Analisis Data).
2 Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini umumnya
variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya berbeda atau
keadaan tersebut terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh Rumusan Masalah Komparatif : Bagaimanakah
produktivitas kerja karyawan PT.X bila dibandingkan dengan
PT.Y ?
Alternatif rumusan hipotesis komparatif :
a. Ho : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara
karyawan PT. X dan PT.Y.
Ha : Produktivitas kerja antara karyawan PT. X berbeda
dengan PT.Y.
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2
b. Ho : Produktivitas kerja karyawan PT. X lebih besar atau sama
dengan PT.Y.
Ha : Produktivitas kerja karyawan PT. X lebih kecil dari pada
PT.Y.
Ho : μ1 ≥ μ2
Ha : μ1 < μ2
c. Ho : Produktivitas kerja karyawan PT. X lebih kecil atau sama
dengan PT.Y.
Ha : Produktivitas kerja karyawan PT. X lebih besar dari pada
PT.Y.
Ho : μ1 ≤ μ2
Ha : μ1 > μ2
μ1 = rata-rata produktivitas karyawan PT.X.
47
μ2 = rata-rata produktivitas karyawan PT.Y.
3 Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Contoh :
- Rumusan masalah asosiatif (hubungan sebab akibat)
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi dan
kemampuan terhadap prestasi kerja karyawan di perusahaan
Z?
- Rumusan hipotesis penelitian :
Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi dan
kemampuan terhadap prestasi kerja karyawan di perusahaan
Z.
- Hipotesis statistik :
Ho : ρ = 0 ; berarti tidak ada pengaruh antara motivasi dan
kemampuan terhadap prestasi kerja karyawan di
perusahaan Z.
Ha : ρ ≠ 0 ; berarti ada pengaruh antara motivasi dan
kemampuan terhadap prestasi kerja karyawan di
perusahaan Z.

E. Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah, Dan Hipotesis

Dalam suatu penelitian kuantitatif yang didasari oelh suatu asumsi


bahwa suatu gejala dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat
kausal (sebab akibat) maka peneliti dapat memfokuskan penelitiannya
kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan variabel-variabel yang
akan diteliti disebut dengan paradigma penelitian.
Jadi paradigma penelitian merupakan pola pikir yang
menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti dan sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis,
48
jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis yang akan digunakan.
Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk paradigma atau model
penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :
1. Paradigma Sederhana
Paradigma sederhana ini terdiri dari satu variabel independen
(x) dan satu variabel dependen (y).
Model paradigma sederhana digambarkan :
X Y

Keterangan :
X = Kualitas Iklan Y = Jumlah barang yang terjual
Beradasarkan gambar di atas, maka kita dapat menentukan :
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada
satu yaitu :
1) Rumusan masalah deskriptif
- Bagaimana kualitas iklan (X) ?
- Seberapa banyak jumlah barang yang terjual (Y) ?
2) Rumusan masalah asosiatif
Apakah ada hubungan atau pengaruh antara kualitas iklan
dengan jumlah barang yang dapat dijual ?
b. Teori yang digunakan ada dua yaitu teori tentang iklan dan teori
tentang penjualan.
c. Hipotesis yang dirumuskan ada dua yaitu hipotesis deskriptif
(biasanya tidak dirumuskan) dan hipotesis asosiatif.
1) Rumusan hipotesis deskriptif :
- Kualitas iklan yang dilakukan telah mencapai 70% dari
yang diharapkan.
- Jumlah barang yang terjual telah mencapai 90% dari
yang diharapkan.
2) Rumusan hipotesis asosiatif :
Ada hubungan atau pengaruh yang signifikan antara kualitas
iklan dengan jumlah barang yang terjual.
49

d. Teknik Analisis Data


1) Untuk masalah deskriptif, bila datanya berbentuk interval
atau ratio, maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one
sampel.
2) Untuk masalah asosiatif, bila datanya berbentuk interval atau
ratio, maka pengujian menggunakan statistik koreksi product
moment.
2. Paradigma Ganda Dengan Dua Variabel Independen
Dalam paradigma ini teradapt dua variabel independen (X 1
dan X2) dan satu variabel dependen (Y).
Model ini digambarkan sebagi berikut :
r1
X1
Y
R
X2

r2
Keterangan : X1 = kualitas pelayanan
X2 = kualitas iklan
Y = jumlah barang yang terjual
Paradigma ganda dengan dua variabel independen X 1 dan X2
dan satu variabel dependen Y. Hubungan X 1 dengan Y dan X2
dengan Y, menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari
hubungan X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y
menggunakan korelasi ganda.
3. Paradigma Ganda dengan Satu Variabel Independen dan Dua
Variabel Dependen
Dalam hubungan ini terdapat satu variabel independen (X)
dan dua variabel dependen Y1 dan Y2.
Gambar model ini adalah :
r1 Y1
X

Y2
50
r2

Keterangan : X = pelatihan
Y1 = Prestasi kerja (kuantitas)
Y2 = Prestasi kerja (kualitas)
Hubungan X dengan Y1 dan Y2 menggunakan teknik korelasi
sederhana.
4. Paradigma Jalur
Contoh :

X1
X3 Y
X2

Keterangan :
X1 = kemampuan kerja
X2 = pelatihan
X3 = prestasi kerja
Y = Pengembangan karier
Rangkuman:
Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang bersifat teoritis dimana
kebenarannya harus dibuktikan. Tidak semua penelitian harus dilengkapi
hipotesis. Jenis penelitian yang menggunakan hipotesis adalah penelitian-
penelitian kausal yang bertujuan untuk melakukan pembuktian atau
pengujian. Hipotesis dirumuskan sesuai dengan jenis permasalahan yang ada
menjadi 2 (dua), yaitu: (1) hipotesis nul (Ho); yaitu hitpotesis yang
menyatakan tidak ada hubungan; dan (2) hipotesis kerja/alternatif (H1)
adalah hipotesis yng menyatakan terdapat hubungan antar variabel-
variabel penelitian. Berdasarkan jenis masalahnya, hipotesis dapat dibagi
menjadi: (1) hipotesis komparatif, (2) hipotesis asosiatif, dan (3) hipotesis
komparatif.
51

Latihan Soal-Soal:
1. Sebutkan dan jelaskan alasan-alasan perumusan hitpotesis dalam
penelitian!
2. Apakah semua jenis penelitian harus dilengkapi hipotesis, jelaskan
jawaban anda!
3. Bagaimana caranya membuat hipotesis, berikan contohnya!
4. Apa yang anda ketahui tentang hipotesis nul (Ho) dan hipotesis
alternatif (H1), jelaskan dengan menggunakan contoh!
5. Uraikan dan jelaskan mengapa hipotesis disebut kesimpulan
sementara yang bersifat teori dan harus dibuktikan!
Daftar Pustaka:
1.Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung
2.Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata Metode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit Pustaka Beajar,
Yogyakarta.
3.Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
4.Umar Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Urama, Jakarta .
5.Singarimbun Masri & Effendi Sofian. 1991. Metoda Penelitian
Survai. Penerbit LP3ES, Jakarta
52

BAB VIII
MENENTUKAN
PENDEKATAN PENELITIAN
Tujuan Khusus
Pada akhir perkuliahan, mahasiswa dapat:
 Menjelaskan alasan-alasan dari pemilihan penfekatan penelitian
 Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis pendekatan penelitin
 Menjelaskan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan
pendekatan sampel

A. Pendahuluan
Pada dasarnya pendekatan penelitian adalah merupakan upaya
peneliti untuk memilih salah satu metode pendekatan yang dipandang
paling cocok, yaitu yang paling sesuai dengan data yang akan diperoleh,
tujuan penelitian, dan masalah yang akan dicarikan solusinya.
Pertimbangan lainnya adalah masalah efisiensi, yaitu dengan
memperhatikan keterbatasan dana, tenaga, waktu, dan kemampuan
peneliti. Dengan demikian pendekatan penelitian yang paling baik adalah
yang efektif dan efisien, yaitu pendekatan penelitian yang dapat
menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat
sehingga dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu.
Secara singkat pendekatan penelitian dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, tergantung dari sudut pandangnya, walaupun sebenarnya
antara yang satu dengan yang lainnya kadang-kadang ‘over lapping”.
Jenis-jenis pendekatan penelitian adalah
1. Menurut luas sempitnya pengamatan :
a. Pendekatan populasi
53
b. Pendekatan sampling
c. Pendekatan kasus
2. Menurut timbulnya variabel :
a. Pendekatan non eksperimen
b. Pendekatan eksperimen
3. Menurut model pengembangan / pertumbuhan :
a. One shot model; model pendekatan dengan satu kali
pengumpulan data pada suatu saat.
b. Longitdinal model; model pendekatan dengan melakukan
pengumpulan data secara berkesinambungan (time-series).
c. Cross sectional model; model pendekatan yang merupakan
kombinasi antara model a dan b.
Hampir dapat dipastikan bahwa dalam rangka memilih
pendekatan penelitian yang efektif dan efisien, pendekatan
berdasarkan luas-sempitnya pengamatan mempunyai arti yang
sangat penting, dan menjadi fokus pembahasan bab ini.
B. Populasi dan Sampel
Poplasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimplan. Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek yang menjadi seluruh
pengamatan, seperti misalnya meliputi seluruh karakteristik atau sifat
yang dimiliki oleh subyek.
Sedang sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan
sebagai pusat kajian atau pengamatan bila populasinya besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua populasi, maka karena keterbatasan
waktu, tenaga, kemampuan, dan dana, maka peneliti dapat menggunakan
sampel. Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Contoh penelitian populasi adalah penelitian sensus, seperti ;
penelitian sensus penduduk, sensus perekonomian nasional, sensus
54
pertanian, dan sebagainya. Sedang contoh penelitian sampel, seperti :
analisis persepsi konsumen terhadap kualitas produk sabun mandi cari
merk Lux di Denpasar.
C. Metode Penentuan Sampel
Persoalan mendasar dalam tahap penentuan sampel adalah berapa
besarnya sampel (sampel size) yang harus diambil untuk mendapatkan
data yang representatif. Ada empat faktor yang harus di pertimbangkan
dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian, yaitu :
1. Derajat keseragaman (degree of homogenity); adalah berhubungan
dengan tingkat homogenitas sifat dan karakteristik dari populasi.
Makin homogen atau seragam suatu populasi, makin kecil jumlah
sampel yang dapat diambil. Apabila populasi homogen atau seragam
secara sempurna (completely homogenous), maka satu satuan elemen
saja dari populasi sudah cukup representatif untuk diteliti. Sebaliknya
apabila populasi itu secara sempurna tidak homogen atau seragam
(completely heterogeneous), maka hanya pencacahan lengkap (sensus)
yang dapat memberikan gambaran yang representatif.
2. Tingkat presisi yang diinginkan dari penelitian; adalah merupakan
tingkat ketelitian atau persentase kelonggaran ketidak-telitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang dikehendaki dalam penelitian.
Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki makin besar pula
jumlah sampel yang harus diambil. Jadi ukuran sampel yang besar
cendrung memberikan pendugaan yang lebih mendekati nilai
sesungguhnya. Tingkat presisi ini biasanya ditentukan : 5% , 10%,
dan sebagainya.
3. Rencana analisis; adalah besarnya sampel sudah mencukupi sesuai
dengan presisi yang dikehendaki, tapi kalau dikaitkan dengan
kebutuhan analisis, maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi.
Misalnya bila penelitian akan menggunakan teknik analisis statistik
SEM (Structural Equal Modeling), maka persyaratan jumlah
sampelnya minimal 100 responden.
55
4. Tenaga biaya dan waktu; adalah penentuan jumlah sampel juga harus
mempertimbangkan keberadaan biaya waktu dan tenaga peneliti.
Metode / teknik penentuan sampel, pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Probabillity sampling; adalah teknik pengambilan sampel yang
penentuan sampelnya yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Metode ini
dapat di bedakan menjadi:
a. Sampel random sampling; adalah teknik pegambilan sampel
yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada pada populasi. Metode ini dapat dilakukan yang paling
umum dipergunakan adalah cara undian dan cara sistematis.
Cara undian dapat dilakukan dengan memberikan nomor pada
seluruh anggota populasi. Selanjutnya dilakukan pengundian
atau lotre dengan jalan mengambil nomor-nomor anggota
populasi sebanyak sampel yang dibutuhkan. Nomor-nomor
yang muncul dari cara undian atau lotre ini adalah
meerupakan anggota sampel.
Sedang, cara sistematis adalah teknik untuk memilih
anggota sampel melalui peluang dan teknik dimana pemilihan
anggota sampel dilakukan setelah terlebih dahulu dimulai
dengan penentuan secara acak untuk data pertama. Sedangkan
data berikutnya menggunakan interval tertentu secara
sistematis.
b. Proportional stratified random sampling; adalah teknik
penentuan sampel bila populasi mempunyai anggota yang tidak
homogen dan berstrata secara proposional.
c. Disproportional stratified random sampling; adalah teknik ini
digunakan untuk menetukan jumlah sampel bila populasi tidak
homogen dan berstrata secara tidak proposional.
d. Cluster sampling (Area Sampling); adalah teknik pengambilan
sampel bila obyek yang akan diteliti mencakup daerah atau
56
wilayah yang sangat luas. Misalnya suatu penelitian meliputi
wilayah atau daerah seluruh Bali. Dengan cluster sampling
maksudnya sampel akan diambil dari empat daerah kabupaten
yang ada di Bali. Penentuan keempat daerah kabupaten
tersebut dilakukan secara acak.
2. Non probabillity sampling; adalah teknik penentuan sampel
dimana tidak seluruh anggota populasi mempunyai peluang yang
sama untuk menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a. Purposive sampling; adalah teknik pengambilan sampel yang
dilakukan secara disengaja untuk tujuan dan pertimbangan
tertentu. Misalna penelitian tentang masalah adat atau budaya,
maka sampel yang dipilih adalah anggota populasi yang oleh
peneliti dianggap mempunyai wawasan yang luas atas
permasalahan yang diteliti misalnya: tokoh-tokoh masyarakat,
bendesa adat, kepala desa dan sebagainya.
b. Quota sampling (sampling kuota); adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.
c. Aksidental sampling adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat diambil sebagai sampel (bila
dinilai orang tersebut cocok sebagai sumber informasi).
d. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian orang-orang yang dijadikan
sampel ini diminta menunjukkan responden lain untuk
dijadikan sampel lagi, demikian seterusnya sehingga jumlah
sampel terus menjadi banyak.
D. Menentukan Ukuran Sampel
1. Rumus Slovin :
Untuk menentukan berapa jumlah sampel yang dibutuhkan jika
ukuran populasinya diketahui, maka dapat menggunakan rumus
slovin (Umar husein, 2004) sebagai berikut :
57

N
n=
1+N ( e )2
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = tingkat prestasi atau tingkat kelonggaran ketidak-
telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir misalnya, 10 %, 5 % dan sebagainya.
Pemakaian rumus slovin mengandung asumsi bahwa
populasi berdistribusi normal.
2. Tabel Isaac dan Michael : adalah teknik penentuan ukuran smapel
dari populasi tertentu dengan menggunakan tabel yang
dikembangkan oleh Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1 %,
5 % dan 10 %. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari
populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut
(Sugiyono, 2005) :
2
ƛ . N . P .Q
2 2
S = d ( N −1 ) +ƛ . P. Q
Dimana:
2 dengan derajat kebebasan = 1, taraf kesalahan : 1 %, 5 %
P = Q = 0,5
d = 0,05
S = jumlah sampel
N = jumlah populasi
3. Interval Taksiran
Jika ukuran populasi tidak diketahui atau sangat besar, maka
penentuan ukuran sampel dapat dilakukan dengan rumus untuk
menaksir nilai parameter rata-rata , sebagai berikut :

( √ n) (π √n ) atau
− −
α α α
X −Ζ <μ, X +Z
Ζ Ζ

Ζ ( √ n)
− α π
Ζ
μ= X 
58

Dimana : Z
α
Ζ ( π n) dianggap error (e) dari hasil taksiran, jika error

dikuadratkan, akan didapat : e = 2


Ζ2
α
Ζ ( π n)
Dengan perhitungan matematika, jumlah sampel n dapat ditentukan

[ ]
2

(Z α
2
.α )
menjadi n = e Karena standard deviasi populasi tidak
diketahui, maka jalan keluarnya adalah standar deviasi dapat
didekati dengan range (R), yaitu selisih antara data terbesar dengan
R
α=
data terkecil, sehingga  dapat dicari dengan rumus : 4

E. Studi Kasus
Studi kasus adalah metode penelitian yang dilakukan secara
mendalam pada obyek dan lokasi tertentu, dimana kesimpulan yang
didapatkan dari penelitian studi kasus ini hanya berlaku di lokasi
penelitian itu saja (tidak dapat digunakan untuk membuat generalisasi
atas kasus yang sama pada tempat yang lain).
Rangkuman:
Karena alasan berbagai keterbatasan peneliti, sepertio: waktu, biaya,
sumberdaya maka sangat dipandang perlu untuk melakukan pemilihan
terhadap pendekatan pelaksanaan penelitian. Pemilihan pendekatan harus
disesuaikan dengan jenis, sifat dan tujuan penelitian. Berdasarkan luas
ruang lingkup kajian, pendekatan penelitian dapat dibagi menjadi 2 (dua),
(1) peneltian populasi (sensus); dan (2) penelitian sampel
Sebagai syarat utama dari pendekatan sampel adalah bahwa sampel
terpilih harus bersifat representatif, artinya memiliki sifat dan karakteristik
yang dapat mewakili populasi.
Latihan Soal Soal:
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pendekatan penelitian!
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang menjadi alasan pemilihan
pendekatan penelitian!
59
3. Apakah hasil penelitian yang diperoleh dari data sampel langsung
dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (generalasasi)
penelitian?
4. Apa yang menjadi alasan utama bahwa penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan kesimpulan faktual harus menggunakan metode
senus?
Daftar Pustaka:
1.Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit ALFABETA, Bandung
2.Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata Metode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit Pustaka Beajar,
Yogyakarta.
3.Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
4.Umar Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Urama, Jakarta .
5.Singarimbun Masri & Effendi Sofian. 1991. Metoda Penelitian
Survai. Penerbit LP3ES, Jakarta
BAB.I X
VARIABEL PENELITIAN
Tujuan Khusus
Pada akhir pembelajara topik ini, mahasiswa diharapkan mampu:
 Menjelaskan apa yang dimaksud variabel penelitian
 Menyebutkan jenis-jenis variabel penelitian
 Membuat paradigma hubungan antar variabel

A. Pendahuluan
Variabel penelitian adalah suatu penomena pengamatan
penelitian yang sudah mempunyai variasi nilai. Misalnya,
prestasi kerja karyawan, variasi nilainya adalah: sangat baik
(5), baik (4), cukup (3), kurang (2), sangat kurang (1).
Memahami variabel penelitian menjadi penting ketika
peneliti akan membuat model hubungan antar variabel, yang
mana variabel yang mempengaruhi (variabel bebas), dan yang
mana merupakan variabel yang dipengaruhi (variabel yerikat).
Peruusan model hubungan antar variabel harus mengacu
kepada landasan teori yang sesuai dan relevan. Artinya harus
ada dasar teoritis dari paradigma hubungan yang akan
dijadikan model penelitian.
Dalam penlitian kuantitatif dimana teknik analisis
menggunakan analisis statistik harus dibuatkan sekala
pengukuran variabel, sehingga data penelitian yang diperoleh
merupakan data kuantitaif. Sekala pengukuran variabel
mengacu kepada definisi operasional variabel penelitian.
B. Variabel Penelitian
1. Pengertian secara teoritis, variabel dapat didefinisikan
sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek
dengan obyek yang lain (Hacth dan Forkady dalam Sugiyono
2005).
Pendapat lain dari Kerlinger (1973) mengemukakkan
bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan

60
61
dipelajari. Diberikan contoh misalnya tingkat aspirasi,
penghasilan pendidikan, jenis-jenis kelamin, produktivitas
kerja dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat
dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
2. Macam-macam variabel.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel
yang lainnya maka macam-macam variabel dalam penelitian
dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel independen ; variabel ini sering disebut variabel
stimulus, predikator, antecedent, dan dalam bahasa
Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel
independen atau bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel
tersebut.
b. Variabel dependen ; sering disebut sebagai variabel
output, kriteria, konsekuen, terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.
c. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
variabel independen dengan dependen. Variabel ini
sering juga disebut sebagai variabel independen kedua.
d. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) antara
variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat
diamati dan diukur.
e. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen
62
terhadap dependen tidak di pengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Variabel ini sering di pergunakan
peneliti bila akan melakukan penelitian yag sifatnya
membandingkan.
3. Pentingnya Memahami Variabel.
Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau
mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih
kecil (sub-variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap
peneliti.
Memilah-milah variabel menjadi sub-variabel ini juga
disebut katagorisasi, yakni memecah variabel menjadi
katagori-katagori data yang harus dikumpulkan. Katagori-
katagori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel.
Katagori. Indikator, sub-variabel ini akan dijadikan
pedoman dalam merumuskan hipotesis, menyusun
isntrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah
penelitian.
Contoh katagori variabel penellitian:
Judul Penelitian : Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja
karyawan di perusahaan XYZ
Konsep Variabel Indikator Item
Motivsi Motivasi 1. kebutuhan 1 kemauan menyelesaikan tugas yang sulit
kerja Prestasi 2 kemauan bekerja keras mencapai target
(achieveme 3 kemauan mempertahankan standar kualitas
nt) 4 responsif terhadap persaingan

11 hubungan kerja dengan rekan sejawat.


2. kebutuhan a. Kemauan menjalin hubungan kerja
afiliasi dengan rekan sejawat.
(afiliation) a. Kemauan membina hubungan dengan rekan
sejawat.
b. Aktif bergabung dengan organisasi serikat pekerja.

1 Pengendalian Lingkungan Kerja.


3. Kebutuhan 2 Pendekatan kerja yang inovatif.
Kekuasaan 3 Kemampuan penyampaian opini secara rasional
(Power) 4 Kemampuan peran kepemimpinan

Prestasi Prestasi 1. Kualitas 1 Ketepatan waktu menyelesaikan tugas.


kerja Hasil Kerja 2 Ketelitian hasil tugas.
63
karyawan 3 Kerapian hasil tugas.
4 Pengakuan hasil tugas.

2. Kuantitas 1 Jumlah tugas yang dapat dihasilkan.


hasil kerja 2 Ketuntasan hasil tugas.

Rangkuman:
Variabel penelitian adalah suatu penomena
pengamatan penelitian yang sudah mempunyai variasi nilai.
Misalnya, prestasi kerja karyawan, variasi nilainya adalah:
sangat baik (5), baik (4), cukup (3), kurang (2), sangat kurang
(1). Peruusan model hubungan antar variabel harus mengacu
kepada landasan teori yang sesuai dan relevan. Artinya harus
ada dasar teoritis dari paradigma hubungan yang akan
dijadikan model penelitian.
Dalam penlitian kuantitatif dimana teknik analisis
menggunakan analisis statistik harus dibuatkan sekala
pengukuran variabel, sehingga data penelitian yang diperoleh
merupakan data kuantitaif. Sekala pengukuran variabel
mengacu kepada definisi operasional variabel penelitian.

Latihan Soal Soal:


1. Jelaskan, apa yang anda ketahui tentang variabel
penelitian?
2. Uraaikan dan jelaskan, bagaimana caranya membuat
paradigma penelitian (menentukan pola hubungan antar
variabel!
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis variabel penelitian!
4. Jelaskan bagaima teknik untuk menentukan sekala
pengukuran variabel!
5. Apa yang dijadikan sebagai dasar dalam merumuskan
sekala pengukuran variabel?

Daftar Pustaka:
1.Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit
ALFABETA, Bandung
64
2.Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata
Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit
Pustaka Beajar, Yogyakarta.
3.Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4.Umar Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi,
Penerbit PT Gramedia Pustaka Urama, Jakarta .
5.Singarimbun Masri & Effendi Sofian. 1991. Metoda
Penelitian Survai. Penerbit LP3ES, Jakarta
65

BAB. X
INSTRUMEN PENELITIAN
Tujuan Khusus
Setelah pembahasan topik ini, mahasiswa dapat:
 Menjelaskan apa yang dimaksud dengan instrumen penelitian.
 Menjelaskan jenis-jenis instrumen penelitian.
 Menjelaskan teknik penyusunan instrumen penelitian
 Melakukan pengujian validitas dan realibilitas instrumen
penelitian.

A. Pendahuluan

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran


terhadap penomena sosial maupun alam. Alat ukur dalam
penelitian dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
penomena alam maupun sosial yang menjadi pusat pengamatan.
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel d alam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah
teruji validitas dan rehabilitasnya. Misalnya variabel pan as,
maka instrumennya adalah calorimeter, variabel suhu maka
instrumennya adalah thermometer, variabel panjang maka
instrumennya adalah meteran, variebel berat maka
instrumennya adalah timbangan berat.
Instrumen-instrumen dalam penelitian sosial memang
ada yang sudah tersedia dan telah teruji validitasnya dan
reliabilitasnya seperti instrumen untuk mengukur motif
berprrestasi menggunakan instrumen yang disebut “n-ach”
untuk mengukur sikap; mengukur IQ, menggunakan test IQ;
mengukur bakat menggunakan test bakat dan sebagainya.
Walaupun beberapa instrumen penelitian dalam ilmu sosial
sudah ada, namun tetap saja bahwa instrumen-instrumen
66
tersebut harus diuji ulang tentang validitas dan reliabilitasnya.
Alasannya bahwa fenomena sosial sangat dipengaruhi oleh
waktu, tempat dan situasi terhadap kejadian atau fenomena
yang ada. Masalahnya bisa sama, tapi kalau waktu, tempat dan
situasi pengamatan berbeda, maka sangat memungkinkan untuk
mendapatkan hasil yang berbeda.

B. Metode Penyusunan Instrumen

Instrumen-instrumen penelitian dalam penelitian sosial


umumnya dan khsusunya dalam bidang bisnis yang sudah baku
sulit ditemukan. Untuk itu peneliti harus mampu membuat
instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
Titik tolak dari penyusunan instrumen penelitian adalah
definisi operasional variabel yang ditetapkan peneliti.
Selanjutnya definisi operasional variabel ini dijabarkan menjadi
indikator yang akan diukur. Dari indikator kemudian
dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
Untuk memudahkan penyusunan instrumen penelitian, maka
perlu digunakan “matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-
kisi instrumen” seperti membuat kategorisasi variabel
penelitian. Contoh; Judul Penelitian : Gaya dan Situasi
Kepemimpinan serta Pengaruhnya terhadap Iklim Kerja
Organisasi. Judul tersebut terdiri atas dua variabel independen
(bebas) dan satu variebel dependen (terikat). Instrumen
penelitian yang dibutuhkan adalah :
1. Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan.
2. Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan.
3. Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi.
Agar supaya penyusunan instrumen lebih sistematis
sehingga mudah dikontrol, dikoreksi dan dikonsultasikan pada
orang ahli, maka sebelum instrumen disusun menjadi item-
item / butir-butir pertanyaan, maka perlu dibuat kisi-kisi seperti
tabel dibawah ini :
67

Tabel 10. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Mengukur


Gaya Kepemimpinan, Situasi Kepemimpinan dan Iklim Kerja
Organisasi
Variabel Indikator Item/butir instrumen Ketera
penelitian ngan
I. Gaya 1. Kepemimpinan 1. Menjelaskan tugas
Kepemimpi Direktif kelompok.
nan 2. Mengembangkan sifat
2. Kepemimpinan bersahabat.
supportive 3. Pemimpin melibatkan
anggota merumuskan
3. Kepeimpinan tugas.
partisipatif
II. Situasi 1. Hubungan 1. Dukungan bawahan
Kepemimpi pimpinan terhadap pimpinan.
nan dengan anggota 2. Penjelasan prosedur
2. Tugas-tugas kerja.
3. Power Position 3. Kekuasaan pimpinan

III. 1. Otonomi Dan 1. Fleksibilitas waktu


Iklim kerja Fleksibilitas kerja.
oraganisasi 2. Kepercayaan 2. Kebebasan
Dan Terbuka. mendiskusikan masalah.
3. Simpatik Dan 3. Memperhatikan
Memberi masalah bawahan.
Dukungan. 4. Pekerjaan didefinisikan
4. Jujur Dan dengan jelas.
Menghargai. 5. Bebas menyampaikan
5. Kejelasan pendapat.
Tujuan. 6. Penekanan kepada staf
6. Pertumbuhan untuk bekerja dengan
kepribadian. kualitas tinggi.

Instrumen tentang gaya kepemimpinan diatas


dikembangkan dari teori kepemimpinan situasional. Alasannya
adalah karena gaya kepemimpinan yang baik sangat tergantung
dari situasinya. Pada saat menjelaskan tugas-tugas kelompok
maka ia harus bergaya direktif, pada saat menunjukkan hal-hal
yang dapat menarik simpati anggotanya maka ia harus bergaya
supportif dan untuk merumuskan tujuan kelompok ia bergaya
partisipatif.

C. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


68
Perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan
reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
yang diteliti. Hasil penelitian reliabel, bila terdapat kesamaan
data dalam waktu yang berbeda.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data adalah tepat (valid). Valid, berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Instrumen yag reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama.
Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen yaitu
instrumen yang berbentuk test untuk mengukur prestasi belajar
dan instrumen yang no-test untuk mengukur sikap.

D. Pengujian Validitas Instrumen

1. Validitas Konstruks (Construct Validity)


Dalam hal ini instrumen dikontruksi tentang aspek-
aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu,
maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli.
2. Validitas Isi (Content Validity)
Untuk instrumen berbentuk test, pengujian validitas
isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi, pelajaran yang telah diajarkan.
Secara teknis pengujian validitas konstruk dan isi dapat
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau
matrik pengembangan instrumen.
3. Validitas Eksternal
Validitas eksternal diuji dengan cara
membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen
dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.
69
Pengujian validitas instrumen harus dilakukan sebelum
penelitian dengan jalan melakukan uji-coba (try-out) instrumen
dengan mengambil sampel paling sedikit 30 orang responden.
Langkah-langkah untuk mengukur validitas adalah
sebagai berikut (Umar Husein, 2004) :
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan
diukur.
2. Melakukan uji coba pengukuran pada sejumlah responden.
Jumlah responden untuk uji coba disarankan minimal 30
orang (agar skor/nilai lebih mendekati kurve normal).
3. Mempersiapkan total tabulasi jawaban responden, sebagai
contoh ada 10 pertanyaan yang diisi oleh 9 orang responden.
Jawaban yang diberikan responden seperti tertera pada tabel
dibawah ini.
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing
pertanyaan dengan skor total memakai rumus teknik
korelasi “Product Moment”, yang rumusnya sebagai
berikut :
n( ∑ XY )−( ∑ X . ∑ Y )
r=
√[ n ∑ X 2−( ∑ X )2 ][n ∑ Y 2−(∑ Y )2 ]
Tabel jawaban sembilan responden atas
Sepuluh pertanyaan
Nama Nomor Kuisioner
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Ali 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 34
Budi 2 1 1 1 2 4 3 2 2 1 19
Wayan 5 5 4 4 3 3 5 4 4 2 39
Dedy 1 2 1 1 2 2 1 3 2 1 16
Fransiskus 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2 23
Tomy 4 4 5 5 4 4 3 3 4 5 41
George 1 2 1 2 2 1 3 2 2 1 17
Jhon 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 25
Akhmad 3 5 4 4 3 5 4 4 3 5 44
70
Contoh dibawah ini adalah perhitungan korelasi antara
item/butir pertanyaan / pernyataan nomor satu dan skor total.

Responden X Y X2 Y2 XY
Ali 4 34 16 1156 136
Budi 2 19 4 361 38
Wayan 5 39 25 1521 195
Dedy 1 16 1 256 16
Fransiskus 2 23 4 529 46
Tomy 4 41 16 1681 164
George 1 17 1 289 17
Jhon 3 25 9 625 75
Akhmad 5 44 25 1936 230
n=9 27 258 101 8354 907

Catatan : X = skor pernyataan nomor satu


Y = skor total
Masukkan angka-angka dalam tabel ke dalam rumus
korelasi “Product Moment”
(9×907 )−(27×258 )
r=
√(9×101)−(27 )2(9×8354 )−(258)2
= 0,9608
Ada 10 pertanyaan dalam kuisioner maka ada 10 nilai
korelasi. Hitunglah nilai korelasi untuk item atau butir pertanyaan
dari nomor 9 sampai dengan nomor 10 !
Menurut prinsip metode statistik nilai korelasi yang
diperoleh harus diuji untuk menyatakan apakah nilainya signifikan
atau tidak. Cara pengujiannya dapat dilakukan dengan
mengkonsultasikan nilai r terhitung lebih besar (>) dari nilai r tabel,
maka hasil pengujiannya adalah signifikan demikian sebaliknya.
Hasil uji validitas untuk item atau butir pertanyaan nomor satu di
atas setelah dikonsultasikan dengan nilai tabel Product Moment
untuk tingkat kepercayaan 95% pada n=10, adalah 0,632.
Sedangkan nilai r hasil perhitungan r = 0,9608.
71
Dengan demikian nilai r terhitung > r tabel, maka hasil
pengujiannya adalah signifikan (valid).

E. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa


suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dipergunakan
sebagai alat pengumpul data. Secara garis besar ada dua jenis-
jenis reliabilitas, yaitu rehibitlias eksternal dan rehabilitas
internal. Jika ukuran atau kriterianya berada di luar instrumen
maka dari hasil pengujian diperoleh rehabilitas eksternal.
Sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarkan data dari
instrumen, akan menghasilkan rehabilitas internal. Dalam
prakteknya pengujian rehabilitas ini apat dilakukan dengan
teknik-teknik sebagai berikut:
1. Rumus Spearman-Brown :
Dengan menggunakan rumus ini skor-skor di
kelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian
soal. Ada dua cara membelah dua yaitu belah ganjil-genap
dan belah awal-akhir. Dengan teknik belah dua ganjil-
genap, pertanyaan dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu kelompok sekor butir nomor ganjil dan kelompok
skor nomor genap. Langkah selanjutnya adalah
mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor
belahan kedua dan akan diperoleh nilai r. Oleh karena
indeks koreksi yang diperoleh baru menunjukkan
hubungan antara dua belahan instrumen, maka untuk
memperoleh indeks rehabilitas harus menggunakan rumus
Spearman-Brown, sebagai berikut :
2 xν 1 .1
2 2

r1.1 = ( 1+ν 1
2
.1
2 )
Dimana : r1.1 = reliabilitas instrumen
72
r 1 .1 =ν
2 2 sebagai indeks koreksi antara dua
belahan instrumen
contoh: dengan menggunakan uji terhadap 9 orang
resposden atas 10 pertanyaan (contoh dalam uji validitas)
maka pengujian reliabilitas dapat dilakukan sebagai
berikut :
Tabel Untuk Data Intem Ganjil
Nomor Skor Item butir
Total
Responden 1 3 5 7 9

1,8698
=0,9664
= 1,9349
Ali 4 3 4 2 3 16
Budi 2 1 2 3 2 10
Wayan 5 4 3 5 4 21
Dedy 1 1 2 1 2 7
Fransiskus 2 2 3 3 2 12
Tomy 4 5 4 3 4 20
George 1 1 2 3 2 9
Jhon 3 2 3 3 2 13
Ahmad 3 4 3 4 3 17

Tabel untuk Data Item Genap


Nomor Skor Item butir
Total
Responden 2 4 6 8 10
Ali 3 4 3 4 4 18
Budi 1 1 4 2 1 9
Wayan 5 4 3 4 2 18
Dedy 2 1 2 3 1 9
Fransiskus 3 3 2 1 2 11
Tomy 4 5 4 3 5 21
George 2 2 1 2 1 8
Jhon 3 2 2 2 3 12
Ahmad 5 4 5 4 5 23
73
Mencari nilai korelasi antara kelompok pertanyaan ganjil dan
genap.
Responden X Y X2 Y2 XY
Ali 16 18 256 324 288
Budi 10 9 100 81 90
Wayan 21 18 441 324 378
Dedy 7 9 49 81 63
Fransiskus 12 11 144 121 132
Tomy 20 21 400 441 420
George 9 8 81 64 72
Jhon 13 12 169 144 156
Ahmad 17 23 289 529 390
N=9 125 129 1929 2109 1990

Contoh : X = total skor item pertanyaan ganjil


Y = total skor item pertanyaan genap

n ( ∑ XY ) −( ∑ X . ∑ Y )
r=
√ [ n ∑ X −( ∑ X ) ] [ n ∑ Y −( ∑ Y ) ]
2 2 2

10 (1990 )−( 125 ) . ( 129 )


r=
√[ 10 [ 1929 ]−( 125 ) ][ 10 ( 2109 )− (129 ) ]
2 2

19 .900−16 .125
= √ ( 19290−15625 )( 21090−16641 )
3775
= √ ( 3665 ) ( 4449 )
3775
=0,9349
= 4038,02
Koefisien koreksi (v) ini dimaksudkan ke dalam rumus:
2xν 1 1
.
2 2
r 11=
( 1+ ν )
1
2
.
1
2

2x0,9349
r 11 =
1+0,9349
Jadi kriteria dari hasil uji reliabilitas adalah bila koefisien
reliabilitas lebih besar dari 0,6 (Arikunto, 2004). Berdaarkan
hasil perhitungan di atas nilai koefisien reliabilirasnya adalah
sebesar r = 0,9664 > 0666, sehingga dalam kasus contoh ini hasil
74
uji rehabilitas atas 9 pertanyaan dari 10 responden adalah
reliabel. Pengujian juga dapat dilakukan dengan
mengkonsultasikan nilai r hitung dengan nilai tabel Produc
Moment seperti dalam pengujian validitas instrumen.
2. Teknik Alpa Cronbach
Mencari reabilitas yang skornya merupakan rentangan
antara beberapa nilai atau berbentuk skala, misalnya bentuk
skala 1-3, 1-4, 1-5 dan seterusnya, dapat menggunakan koefisien
alpha () dari Cronbach yang rumusnya adalah sebagai berikut

r 11 =
k
k−1[ ][ 1
∑ τ 2b
τ 2t ]
Dimana :
r11 = valiabelitas instrumen
K = banyak butir atau item pertanyaan
t2 = vorians total
 2
= jumlah varions butir / item

Contoh :
Berikut adalah data dari 10 responden yang telah mengisi
kuesioner yang terdiri dari 6 pertanyaan, dan tiap pertanyaan
mempunyai 5 pilihan jawaban, dari nilai yang paling rendah = 1
sampai yang paling tinggi = 5
Tabel; Skor Jawaban 10 Responden dari 6 Pertanyaan

Nomor Nomor Butir Pertanyaan Total Total skor


Responden 1 2 3 4 5 6 skor kuadrat
Made 4 2 3 3 4 2 18 324
Antonius 3 1 5 3 5 1 18 324
Nyoman 3 3 3 5 4 3 21 441
Batubara 4 3 4 3 4 1 19 361
Umar 3 2 5 3 5 1 21 441
Karundeng 3 1 4 4 5 3 20 400
Bakri 5 2 3 5 3 2 20 400
Antony 2 2 2 3 1 3 13 169
Mc. Donald 4 1 5 4 3 3 18 324
Handry 5 3 4 4 5 2 23 529
A: 38 20 38 37 39 21 191 3713
75
B: 138 46 154 143 167 51

Catatan:
A = jumlah data tiap butir
B = jumlah data tiap butir di kuadratkan
Jumlah varians butir dicari dulu dengan cara mencari nilai
varians tiap butir. Rumus varians yang digunakan :

∑ X 2− ∑n
2
( X)
τ 2=
n

Dimana : n = jumlah responden


X = nilai skor yang dipilih
Jadi nilai varians tiap butir dapat dihitung :
2
2 138−(38 ) /10 138−144,4
τ 1= = =−0,64
10 10
46−(20 )2 /10 46−40
τ 22= = =0,60
10 10
2
2 154−(38) /10 154−144,4
τ 3= = =0,96
10 10
143−(37 )2 /10 143−136,9
τ 24 = = =0,61
10 10
2
2 167−(39 ) /10 167−152,1
τ 5= = =1,49
10 10
51−(21 )2 /10 51−44,1
τ 26= = =0,69
10 10
∑ τ 2b=−0,64+ 0,60+0,96+0,61+1,49+0,69
=3,11
2
( 191)
3713-
10 3713-3648,1
Varians total = 10 = 10
= 6,49

Selanjutnya nilai ini dimasukkan pada rumus Alpha Cronbach :


76

[ ][ ∑ τb
]
2
k
r 11= 1− 2
k −1 τ1

[ ][
6
= 6−1
1−
3,11
]
6,49 =[1,2][0,5208]=06249

Jadi nilai koefisien Alpha Cronbach (r11) = 0,6249 lebih besar


dari 0,6, maka instrumen tersebut adalah reliabel.
Rangkuman:
Instrumen penelitian adalah merupakan alat pengumpul data
penelitian, ada yang berbentuk tes dan ada pula berbentuk
angket (questionaire). Penyususnan angket harus mengacu
kepada definisi operasional variabel.
Sebelum angket disebarkan secara luas kepada seluruh
responden, maka angket tersebut harus dilakukan pengujian
validitas dan reliabilitas instrumen minimal terhadap 30
responden. Uji validitas menggunakan Analisis Product
Moment dan uji reliabilitas menggunakan Analisis Alfa
Cronbach. Apabia hasil pengujian uji validitas nila r > 0,30;
dan nilai uji alfa cronbach r >0,60 maka instruman tersebut
dikatakan valid dan reliabel.
Latihan Soal Soal:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan instrumen
penelitian?
2. Apa yang dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan
instrumen?
3. Mengapa syarat minimal uji instrumen jumlah
respondennya 30 responden?
4. Apa yang harus dilakukan jika instrumen tersubut tidak
valid ?
Daftar Pustaka:
1).Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit
ALFABETA, Bandung
2) Sugoyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian, Penerbit
ALFABETA Bandung.
77
3) Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata
Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit
Pustaka Beajar, Yogyakarta.
4) Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
5) Indriantoro Nur, Supomo Bambang. 2002. Metodologi
Penelitian Bisnis, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
6) Nazir. Moh. 2003. Metoda Penelitian, Penerbit Ghalia,
Jakarta.
7) Singgih Santoso. 2004. Statistik Parametrik, Penerbit
PT Elex Media Kompotindo, Jakarta.
8) Solimun. 2003. Metoda Kuntitatif Untuk Manajemen,
Penerbit Para Pasca Sarjana Unibrow, Malang.
78

BAB XI
ANALISIS DATA
PENELITIAN
Tujuan Khusus
Pada akhir pembelajaran topik 11, mahasiswa dapat:
 Menjelaskan peranan analisis data dalam penelitian
 Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis analisis data
 Menjelaskan teknik analisis statistik parametrik dan non
parametrik

A. Pendahuluan

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan


kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel,
mengadakan tabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan (untuk penelitian yang menggunakan hipotesis).
Teknik analisis data untuk yang manggunakan statistik,
terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis
data penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

B. Statistik Deskriptif dan Inferensial

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk


menganalisa data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
Dengan kata lain, statistik deskriptif dapat digunakan
peneliti bila ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak membuat
79
kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Tapi bila peneliti ingin
membuat kesimpulan yang berlakun untuk populasi, maka teknik
analisis yang digunakan adalah statistik Inferensial.
Termasuk dalam statistik deskriptif antarlain adalah penyajian
data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram
perhitungan modus, median, mean, standar deviasi perhitungan
persentase.
Menurut Sugiyono (2005), menyatakan bahwa statistik
deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara
variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan
analisis regresi, dan membuat perbandingan.
Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi atau
membandingkan dua rata-rata atau lebih tidak perlu diuji
signifikasinya. Jadi secara teknis dapat diketahui bahwa dalam
statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf
kesalahan karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi,
sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.
Statistik inferensial sering juga disebut statistik induktif atau
statistik probabilitas, adalah teknik analisis yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Statistik ini juga disebut statistik probabilitas karena
kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data
sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu
kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk
populasi, mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran
(kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Bila
peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaannya 95%, bila
peluang kesalahan 1% maka taraf kepercayaannya 99%.
Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf
signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis
akan lebih praktis, bila berdasarkan pada tabel yang sesuai dengan
teknik analisis yang digunakan. Dapat diberikan contoh, misalnya
80
dari hasil analisis korelasi ditemukan koefisien korelasi 0,54 dan
untuk signifikansi 5%. Hal itu berarti hubungan variabel sebesar
0,54 itu dapat berlaku pada 95 dari 100 sampel yang diambil dari
suatu populasi.
Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasikan
dengan taraf kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikan berarti
hubungan itu dapat digeneralisasikan.

C. Statistik Parametris dan Non parametris

Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan


nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji
parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi
melalui data sampel. Parameter populasi meliputi : rata-rata
hitung dengan notasi  (mu), simpangan baku (sigma), dan
varians (2). Sedangkan statistiknya adalah meliputi : nilai rata-

rata hitugn ( X̄ bar), simpangan baku (s), dan varians (s 2). Jadi

parameter populasi  diuji melalui selanjutnya X̄ , selanjutnya 


diuji melalui s, dan 2 diuji melalui s2. Dalam statistik pengujian
parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji
hipotesis statistik. Oleh karena itu penelitian yang berhipotesis
statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel.
Dalam statistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol (H o),
karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter
populasi dan parameter statistik (data yang diperoleh dari data
sampel).
Penggunaan statistik parametris dan non parametris
tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis.
Statistik parametris memerlukan banyak asumsi. Asumsi yang
utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.
Selanjutnya dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data
homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas. Statistik
81
nonparametris tidak menuntut terpenuhinya banyak asumsi. Oleh
karena itu statistik nonparametris sering disebut “distribusi free”
Penggunaan kedua statistik tersebut juga tergantung pada jenis
data yang dianalisis. Statistik parametris umumnya digunakan
untuk menganalisis data interval dan ratio, sedangkan statistik non
parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data
nominal dan ordinal. Pada tabel berikut ini ditunjukkan
penggunaan statistik parametris dan non parametris untuk analisis
data, khususnya untuk pengujian hipotesis.
TABEL 11.1
Penggunaan Statistik Parametris dan
Nonparametris Untuk Menguji Hipotesis
Macam Bentuk Hipotesa
data Deskriptif Komparatif (dua sampel) Komparatif (lebih dari 2 Asosiatif (hubungan)
satu variabel sampel)
atau satu Releted Independen Releted Independe
sampel n
Nominal Binominal : Mc Fisher Cochran X untuk : Contingency coeficient : C
2

X2 satu Nemar Exact Q k sampel


sampel Prabability :
X2 dua sampel
Ordinal Run test Sign test Median Test Friedman Media Spearman rank Correlation
Wilcox Mann-Witney, Two-way Extension Kendall Tan
on U Test Anova Kruskal-
matched Kolomogorov Wallis One
pairs Sminor Way
Waid-Wold Anova
Fowitz
Interval t-test T-test of t-test One-way One-way Korelasi product moment
ratio related independent Anova Anova Korelasi parsial
Two-way Two-way Korelasi ganda
Anova Anova Regresi sederhana
Regresi ganda

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan penjelasan


tiap-tiap kolom yang berisi teknik statistik sebagi berikut :
1. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bila skala
pengukurannya data nominal dapat digunakan teknik
statistik binominal atau Chi-kuadrat.
82
2. Menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bila skala
pengukuran data berbentuk ordinal, digunakan teknik
statistik Ren-Test.
3. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bila skala
pengukuran data berbentuk interval atau ratio, dapat
digunakan teknik statistik T-test
4. Menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan
dengan skala pengukuran data berbentuk nominal,
digunakan teknik statistik Mc. Nemar.
5. Menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan
dengan skala pengukuran data berbentuk ordinal,
digunakan teknik analisis sign-test atau Wilcoxon Matched
Pairs.
6. Menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan
dengan skala pengukuran data berbentuk interval atau
ratio, digunakan teknik analisis statistik T-test.
7. Untuk menguji hipotesis dua sampel independen, bila skala
pengukuran data berbentuk nominal, dapat digunakan
teknik analisis statistik Fisher atau Chi-kuadrat.
8. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
independen, bila skala pengukuran data berbentuk ordinal,
dapat digunakan teknik statistik Median-test, Mann-
Witney, U-test, Kolmogorov Smirnov, atau wald-Wolfowitz.
9. Menguji hipotesis komparatif dua sampel independen, bila
skala pengukuran data berbentuk interval atau ratio,
digunakan teknik statistik T-test.
10. Menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan, bila
skala pengukuran data berbentuk nominal, dapat
digunakan teknik statistik Cochran Q.
11. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan
bila skala pengukuran data berbentuk ordinal dapat
digunakan teknik statistik Friedman.
83
12. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan
bila skala pengukuran data berbentuk interval atau ratio
dapat digunakan teknik statistik Anova.
13. Menguji hipotesis komparatif k sampel independen, bila
skala pengukuran data berbentuk nominal, dapat
digunakan teknik statistik Chi-kuadrat.
14. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen
dan skala pengukuran data berbentuk ordinal, digunakan
teknik statistik Median Extension atau Kruskal-Wallis.
15. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen
dan skala pengukuran data berbentuk interval atau ratio
dapat digunakan teknik statistik Anova.
16. Menguji hipotesis asosiatif / hubungan, bila skala
pengukuran data berbentuk nominal, dapat digunakan
teknik statistik Koefisien Kontingensi.
17. Untuk menguji hipotesis asosiatif / hubungan, bila skala
pengukuran data berbentuk ordinal, digunakan teknik
statistik Koefisien Spearman, Rank atau Koefisien Kendall-
Tan.

D. Untuk menguji hipotesis asosiatif / hubungan, bila skala


pengukuran data berbentuk interval atau ratio dapat
digunakan teknik statistik Korelasi Pearson Product Moment,
Korelasi Parsial, Korelasi Berganda danRegresi.

E. Konsep Dasar Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diartikan sebagai jawaban sementara


terhadap rumusan masalah penelitian, yang kebenarannya
masih harus dibuktikan melalui data yang terkumpul.
Pengertian tersebut adalah untuk hipotesis penelitian.
Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai
pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan
diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari
84
sampel penelitian (statistik). Oleh karena itu dalam statistik
yang diuji adalah hipotesis nol (Emory dalam Sugiyono, 2005).
1. Taraf Kesalahan
Pada dasarnya menguji hipotesis adalah menaksir
parameter populasi berdasarkan data sampel. Terdapat dua
cara menaksir, yaitu point estimate dan interval estimate.
Point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran
parameter populasi berdasarkan suatu nilai dari rata-rata
data sampel. Sedangkan interval estimate (taksiran interval)
adalah suatu taksiran parameter populasi berdasarkan nilai
interval rata-rata data sampel.
Menaksir parameter populasi yang menggunakan
nilai tunggal (point estimate) akan mempunyai resiko
kesalahan yang lebih besar dibandingkan dengan
menggunakan interval estimate.
Bila nilai statistik (data) sampel yang diperoleh dari
hasil pengumpulan data sama dengan nilai parameter
populasi atau masih berada pada nilai interval parameter
populasi, maka hipotesis yang dirumuskan 100% diterima.
Jadi tidak terdapat kesalahan. Tetapi bila nilai statistik di
luar nilai parameter populasi akan terdapat kesalahan.
Tingkat kesalahan ini selanjutnya dinamakan level of
significant atau tingkat signifikansi. Dalam praktiknya
tingkat signifikansi telah ditetapkan peneliti terlebih dahulu
sebelum hipotesis diuji. Biasanya tingkat signifikansi
(kesalahan) ditetapkan 1%, 5%. Suatu hipotesis terbukti
dengan mempunyai kesalahan 1% berarti bila penelitian
dilakukan pada 100 sampel yang diambil dari populasi yang
sama, maka akan terdapat satu kesimpulan salah yang
diberlakukan untuk populasi.
2. Jenis Jenis Pengujian Hipotesis
a. Uji Dua Pihak (Two Tail Test)
85
Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (H o)
mengandung pengertian “sama dengan” dan hipotesis
alternatif (Ha) berbunyi “tidak sama dengan ()”.

Gambar : Uji Dua Pihak

Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan


Daerah Penolakan Ho
Ho

½ ½

b. Uji Pihak Kiri


Uji pihak kiri digunakan apabila hipotesis nol (Ho)
berbunyi “lebih besar atau sama dengan ()”, dan
hipotesis alternatif berbunyi “lebih kecil (<)”.
Gambar : Uji Pihak Kiri

Daerah Penolakan
Ho

c. Uji Pihak Kanan


Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho)
berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan
hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar (>)”.
Gambar : Uji Pihak Kanan

Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan
Ho

Pada prinsipnya, pengujian hipotesis dapat dilakukan


dengan jalan mengkonsultasikan nilai pengujian hasil
86
perhitungan dengan nilai tabel tertentu. Jika nilai pengujian
hasil perhitungan lebih besar (>) dari nilai tabel pada taraf
kesalahan tertentu, maka kesimpulannya adalah hipotesis nol
(Ho) ditolak, atau hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dan bila
nilai pengujian hasil perhitungan lebih kecil (<) dari nilai tabel
pada tingkat kesalahan tertentu, maka kesimpulannya hipotesis
nol (Ho) diterima atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

F. Analisis Regresi dan Korelasi

Analisis regresi dan korelasi mempunyai hubungan yang


sangat erat. Setiap regresi pasti ada korelsinya, tetapi hububgan
korelasi belum tentu dilanjutkan dengan regresi. Analisis
korelasi yang tidak dilanjutkan dengan analisis regresi adalah
korelasi antara dua variabel yang tidak mempunyai hubungan
kausal (sebab-akibat), atau hubungan fungsional. Analisis
regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan
kausal atau fungsional. Untuk menetapkan kedua variabel
mempunyai hubungan kausal atau tidak maka harus
berdasarkan pada teori atau konsep tentang kedua variabel
tersebut.
Hubungan antara panas dengan tingkat muai panjang,
dapat dikatakan sebagai hubungan kausal; hubungan antara
kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai dapat dikatakan
hubungan fungsional; hubungan antara kupu-kupu yang datang
dengan banyaknya tamu di rumah bukan merupakan hubungan
kausal maupun fungsional.
1. Analisis Regresi dan Korelsi Sederhana
Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan
fungsional ataupun kausal antara satu variabel independen
dengan satu variabel dependen.
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Y1 = A + bX Rumus : 1
87
Dimana :
Y1 = Variabel dependen (terikat)
a = Harga Y bila X = 0 (konstan)
b = Koefisien arah (kofisien regresi), menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen
yang didasarkan variabel independen.
Bila b (+), maka naik, dan bila b (-) maka terjadi
penurunan
X = Variabel independen (bebas)
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus :

Sy
b=r
Sx Rumus : 2

a = Y −bx Rumus : 3

Dimana r = Koefisien product moment antara variabel X


dengan variabel Y.
Sy = simpangan baku variabel Y
Sx = simpangan baku variabel X
Harga Sy dan Sx dapat dihitung dengan rumus :


¿ 2

Sy =
∑ ( Y −Y )
N Rumus : 4


− 2

Sx =
∑( X− X )
N Rumus : 5

Dimana :
Sy dan Sx = Simpangan baku

Y = Nilai rata-rata variabel Y ( Y/N)
88

X = Nilai rata-rata variabel X ( X/N)

N = Jumlah sampel (responden)


Selain itu harga a dan b juga dapat dicari dengan rumus :

(∑ Υ ) (∑ Χ 2 ) (∑ Χ ) (∑ ΧΥ )
a=
n ∑ X 2−( ∑ X 2 ) Rumus : 6
n ∑ XY −( ∑ Χ ) ( ∑ Y )
b= 2
Ν ( ∑ X 2 ) −( ∑ X ) Rumus : 7

Analisis korelasi sederhana berguna untuk menentukan kuatnya


hubungan antara satu variabel independen terhadap variabel
dependen.
Persamaan umum korelasi sederhana adalah :

r=
∑ XY
√(∑ X 2)(∑ Y 2) Rumus : 8
Dimana:
( ∑ X /n )
− −
X = X- X X = Skor rata-rata dari x

(∑ Y /n )

Y = Y- Y y = Skor rata-rata sari Y
Atau :
2
N ( ∑ XY )−( ∑ X ) ( ∑ Y )
r=
√[ N (∑ X )−(∑ X ) ]‖N (∑ Y )−(∑ Y ) ‖
2 2 2 2

Dimana :
X= Variabel Dependen
Y = Variabel Independen
N =Jumlah Sampel
Nilai koefisien korelasi (r) berkisar antara -0 sampai  1. menurut
Arikunto (2002); interpresi tarhadap koefisien korelasi (r) yang
diperoleh adalah sebagai Berikut Tabel Interpretasi Nilai r
89

Besarnya nilai r Intepretasi


Antara 0,800 sampai dengan 1.00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0.800 Cukup
Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak rendah
Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah
Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat rendah

Uji Hipotesis
Selanjutnya nilai korelasi (r), yang menyatakan tentang
tingkat hubungan antara variabel independen terhadap dependen,
harus dilanjutkan dengan uji signifikasi (uji hipotesis), yaitu
apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh
populasi. Tehnik pengujian signifikasi ada dua yaitu:
1.Dengan menggunakan rumus statistik : t-test, sebagai
berikut :
Γ
√ η−2
2
t = 1−Γ

Kriteria pengujian adalah menolak Ho (menerima H1) jika


harga t hasil perhitungan lebih besar dari harga t yang didapat dari

tabel distribusi t dengan taraf kesalahan ( α ) yang dipilih dengan


derajat kebebasan (dk) = n-2. (angka 2, adalah merupakan jumlah
variabel)
E. Nilai korelasi (τ ) yang diperoleh dari hasil
perhitungan, dikonsultasikan dengan nilai tabel product moment

dengan taraf kesalahan ( α ) yang dipilih pada r tertentu (r = jumlah


sampel). kriteria pengujian adalah menolak Ho (menerima H1) jika
harga r hasil perhitungan lebih besar (>) dari nilai yang diperoleh
dari tabel product moment
90
Contoh: Diduga ada hubungan antara penghasilan (x) dan
pengeluaran (y). dari 100 orang (populasi) akan diambil sebagai
sampel sebanyak 10 orang, untuk ditanya tentang penghasilan dan
pengeluaran selama satu bulan. Data penghasilan (x) dan
pengeluaran (y) dari 10 orang responden adalah :
Tabel 11.2
1umlah Pendapatan dan Pengeluaran Tiap Bulan
Dari 10 orang Responden
No. Responden Pendapatan / bulan (x) Pengeluaran / bulan
x.100.000 (y)
x.100.000
1 8 3
2 9 3
3 7 2
4 6 2
5 7 2
6 8 2
7 9 3
8 6 1
9 5 1
10 5 1

Bentuk atau model hubungan antara variabel pendapatan (x)


dan pengeluaran (y) dapat diprediksi dengan menggunakan
rumus : regresi linier sederhana, sebagai berikut :

Y1 = a + bx

Untuk mencari persamaan regresinya, maka diperlukan tabel


penolong seperti berikut ini :

No. X Y XY X2 Y2
1 8 3 24 64 9
2 9 3 27 81 9
3 7 2 14 49 4
91
4 6 2 12 36 4
5 7 2 14 49 4
6 8 2 16 64 4
7 9 3 27 81 9
8 6 1 6 36 1
9 5 1 5 25 1
10 5 1 5 25 1
X=70 Y=20 XY=150 X2=510 46

Nilai : a dan b, dapat dihitung sebagai berikut :


( ∑ Υ ) (∑ Χ 2 )−( ∑ Χ ) ( ∑ ΧΥ )
a= 2
η ( ∑ Χ ) −( ∑ Χ )
( 20 )( 510 ) −( 70 )( 150 )
2
= 10 ( 70 )−( 70 )
10200−10500 −360
= =0 ,0714=0 , 07
= 700−49000 −420

η ( ∑ ΧΥ )−(∑ Χ )( ∑ Υ )
2
b= η ( ∑ Χ 2 ) −( ∑ Χ )
10 ( 150 )−( 70 ) ( 20 )
2
= 10 ( 510 )−( 70 )
1500−1400 100
= =0,5
= 5100−49000 200

Selanjutnya nilai a dan b, dimasukkan kedalam rumus


persamaan regresi. Jadi persamaan regresi tentang
hubungan antara pendapatan (x) dan Pengeluaran (y)
adalah sebagai berikut :
y1 = 0,07 + 0,5x
Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat
digunakanan untuk mnelakukan prediksi (peramalan)
bagaimana individu dalam variabel dependen ditetapkan.
Misalnya, jumlah pendapat (x) ditetapkan sebesar Rp.
92
100.000, maka jumlah pengeluaran dapat diprediksi menjadi
:
y1 = 0,07 + 0,5 (100.000)
= 50.000,70
Antara pendapatan dengan jumlah pengeluaran dapat
dihitung tingkat keeratan hubungannya (korelasinya).
Korelasi dapat dihitung dengan rumus :
η ∑ Υ −( ∑ Χ )( ∑ Υ )
Γ=
√ [ η ∑ Χ −( ∑ Χ ) ] [ η ∑ Υ − ( ∑ Υ ) ]
2 2 2 2

10 ( 150 )− (70 ) ( 20 )
=
√ [ 10 ( 510 )−( 70 ) ] [ 10 ( 46 )−( 20 ) ]
2 2

1500−1400
=
√ [ 5100−4900 ] [ 460−400 ]
100
=
√ ( 200 ) ( 60 )
100
=
√ 12. 000
100
=
109,5 = 0,9132

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat


hubungan yang positif sebesar 0,9132 atau 91,32% antara
pendapatan dan pengeluaran. Untuk dapat memberi interpretasi
terhadap kuat-lemahnya hubungan itu maka dapat menggunakan
pedoman seperti yang tertera pada tabel di bawah ini (Sugiyono,
2004)
Tabel: Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Nomor Interval koefien Tingkat hubungan
1 0,00-0,199 Sangat rendah
2 0,20-0,399 Rendah
3 0,40-0,599 Sedang
4 0,60-0799 Kuat
5 0,80-1,000 Sangat kuat
93
Berdasarkan tabel di atas, maka koefisien korelasi yang
ditemukan sebesar 0,9132 atau 91,32% termasuk pada katagori
hubungan sangat kuat. Jadi terdapat hubugan yang sangat kuat
antara pendapatan dan pengeluaran. Hubungan tersebut baru
berlaku untuk sampel responden sebanyak 10 orang. Untuk menguji
signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu
berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 100 orang, maka
perlu diuji signifikansinya. Uji signifikansi yang juga berarti uji
hipotesis, dapat di hitung dengan rumus:

Γ √ μ−2
t=
√ 1−Γ 2
0, 9132 ( √10−2 )
=
√ 1−( 0, 9132 )2
( 0 , 932 )( 2 , 8284 )
=
√ 1−08339
2,5829
=
√ 0,1661
2,5829
=
0,4076
=6 ,3368

Harga t hitung tersebut selanjutnya di bandingkan atau


dikonsultasikan dengan harga t tabel pada taraf kesalahan tertentu
(misalna : 1%, 5%, 10%). Nilai tabel t untuk taraf kesalahan () 5%
dan derajat kebebasan (ak) = n – 2 = 8, pada uji dua sisi (dua fihak)
adalah sebesar t tabel = 2,306 (lihat nilai tebel distribusi t) uji
signifikansi atau hipotesis dapat di gambarkan seperti berikut:

Daerah penolakan Ho (terima H1) Daerah Daerah penolakan Ho (terima H1)


Penerimaan
Ho
3,668 2,306 2,306 3,668
94
Hipotesis statisitk dari contoh di atas, adalah :
Ho :  = 0 (tidak ada hubungan)
H1 :   0 ( ada hubungan)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui
nilai t hitung sebesar 6,330 lebih besar (>) dari nilai t tabel, yang
berarti berada pada daerah penolakan Ho atau penerimaan H1.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis nol (H o) yang
menyatakan tidak ada hubungan antara pendapatan dan
pengeluaran ditolak, dan hipotesis alternatif (H 1) yang menyatakan
ada hubungan diterima. Jadi kesimpulannya koefisien korelasi
antara pendapatan dan pengeluaran sebesar 0,9132 atau 91,32%
adalah signifikan. Artinya nilai koefisien korelasi (r) tersebut dapat
digeneralisasikan atau dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.
Selanjutnya analisis dapat diteruskan untuk menghitung kontrilasi
variabel bebas terhadap variabel terkait denan mencari koefisien
destriminasi.
1. Analisis Regresi Beganda
Regresi berganda didasarkan pada hubugan fungsional
ataupun kausal dari minimal dua variabel independen dengan satu
variabel dependen. Analisis regresi berganda digunakan dengan
maksud meramalkan (memprediksi) bagaimana keadaan (naik-
turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel
independen sebagai faktor predikator:
Persamaan regresi untuk dua predikator (dua variabel
bebas):

Y = a + b1 x2 + b2x2

Jadi persamaan regresi untuk  predikator adalah

: Y = a + b1 x1 + b2x2 +
95
.………..+ bx

Nilai : a, b1, b2 dan b dapat di cari dengan motode kuadrat


terkecil sebagai berikut:
Y – n.a - b1 x1 - b2 x2 = 0 …..................I
2
 x1Y - a x1- b1 Χ 1 - b2 x1x2 = 0 ………II
2
 x2Y - a x2 – b1 x1x2 - b2 Χ 2 = 0 …...III
Melalui ketiga persamaan di atas, nilai a, b1, dan b2
dapat dicari. Selanjutnya nilai-nilai tersebut dimasukkan
ke rumus:
1
Υ =a + b1 Χ 1 + b 2 Χ 2

Contoh : Penelitian dilakukan terhadap 10 orang responden dengan


tujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan kerja
pegawai dan kepemimpinan direktif terhadap
produktivitas kerja pegawai. Data dari 10 orang
responden adalah sebagai beriklut:
No Kemampuan kerja Kepemimpinan Produktifitas
Responden (X2) Direktif (X2) kerja
(Y)
1 10 7 23
2 2 3 7
3 4 2 15
4 6 4 17
5 6 6 23
6 7 5 22
7 10 4 3
8 6 3 14
9 7 4 20
10 6 3 19

Untuk dapat meramalkan atau memprediksi bagaimana


produktifitas kerja pegawai bila kemampuan kerja
pegawai dan kepemimpinan direktif dinaikkan atau
diturunkan, maka harus dicari modal persamaan
regresinya dengan cara sebagai berikut.
96
Tabel penolong untuk menghitung persamaan regresi
ganda dua predikator.
2 2
No x1 x2 Y x1Y X2 Y x1 x2 Χ1 Χ1
1 10 7 23 230 161 70 100 49
2 2 3 7 14 21 6 4 9
3 4 2 15 60 30 8 16 4
4 6 4 17 102 68 24 36 16
5 6 6 23 184 138 48 64 36
6 7 5 22 154 110 35 49 25
7 4 3 10 40 30 12 16 9
8 6 3 14 84 42 18 36 9
9 7 4 20 140 80 28 49 16
10 6 3 19 114 57 18 36 9
Jml 60 40 170 1122 737 267 406 182

Y = Produktivitas kerja pegawai


x1 = Kemampuan kerja pegawai
x2 = Kepemimpinan direktif
Dari tebel diperoleh:
Y = 170  x1Y = 737
 x1 = 60  x1 x2 = 267
2
 x2 = 40 Χ1 = 406

 x1Y = 1.122 Χ 22 = 182


Untuk menghitung harga-harga : a, b, b2, dapat
menggunakan persamaan:
Y = an + b1 x1 + b2  x2
2
 x1Y = a x1 + b1 Χ 1 + b2  x1x2
2
 x2Y = a  x2 + b1 x1 x2 + b2  Χ 2
Bila harga-harga dari tabel diatas dimasukkan dalam
persamaan tersebut maka:
170 = 10a + 60 b1 + 40 b2 …….........…. (1)
1.122 = 60 a + 406 b1 + 267 b2 …...……. (2)
737 = 40 a + 267 b1 + 182 b2 ………..... (3)
97
Bila persamaan ( 1 ) dikalikan 6, persamaan ( 2 ) dikalikan
1, maka :

1020=60a+360b1+240b2 ¿ −102=0a−46b1−27b2 ¿
¿ ¿¿
1122=60a+406b1+267b2 ¿ −102=−46b1−27b2 ¿ ................... (4)
Persamaan ( 1 ) dikalikan 4, persamaan ( 2 ) dikalikan 1,
maka :

680=40a+240b1+160b2 ¿ −57=0a−27b1−22b2 ¿
¿ ¿¿
737=40a+4267b1+182b2 ¿ −57=−27b1−22b2 ¿ ................. (5)
Persamaan ( 4 ) dikalikan 27, persamaan ( 5 ) dikalikan 46,
maka :

−2.754=−1.242b1−72b2 ¿ −132=0b1+283b2¿
¿ =−0,46 ¿ ¿ ¿
−2.62 =−1.242b1−1.012b2 ¿ −132=283b2 ¿
Harga b2 = -0,466 dimasukkan dalam salah satu persamaan
(4) atau (5). Dalam hal ini dimasukkan ke dalam
persamaan (4), maka hasilnya :
-102 = -46 b1 – 27 (-0,466)
-102 = -46b1 + 12,582
46b1 = 114,582
b1 = 11,582 : 46
= 2,4909
Hasil b1 = 2,4909, dan b2 = - 0,466, dimasukkan kedalam
persamaan (1), maka
170 = 10 a + 60 (2,4909) + 40 (-0,466)
170 = 10 a + 149,454-18,640
10ª = 170-149,454 + 18,640
a = 39,16 : 10 = 3,9186
98
Jadi pemasangan regresi ganda linier untuk dua
variabel bebas adalah :
Y1 = 3,9166 + 2,4909 X1 - 0,446X2
Dari persamaan di atas berarti bahwa produktivitas kerja
pegawai (y) akan meningkat bila kemampuan kerja
pegawai ditingkatkan dan akan turun bila kepemimpinan
direktif (otokratis) ditingkatkan.
Jadi bila kemampuan pegawai (1) ditingkatkan
menjadi 10, dan juga tingkat kepemimpinan direktif (2)
ditingkatkan menjadi 10, maka produktivitas kerja
pegawai dapat diramalkan menjadi :
Y1 = 3,9166 + 2,4909 (10) - 0,446 (10)
= 3,9166 + 24,909 - 4,46
= 24,1676
Analisis Korelasi Linier Berganda
Untuk mengetahui kuat-lemahnya hubungan atau
pengaruh variabel bebas (minimal dua variabel bebas)
terhadap variabel terikat dapat dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi linier ganda sebagai berikut :

Ry 12 = √ π 2 γχ 1 +π 2 γχ 2 −2 πγχ 1 . πγχ 2 . πχ 1 χ 2


1−π 2 χ 1 χ 2

R γχ 1 χ 2 = Korelasi ganda variabel X dan X secara


1 2

bersama-sama dengan variabel y.


πγχ 1 = Korelasi sederhana antara variabel X1 dengan y
πγχ 2 = Korelasi sederhana antara variabel X2 dengan y
πχ 1 χ 2 = Korelasi sederhana antara variabel X1 dengan X2
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda dapat
dihitung dengan rumus :
99
2
R /k
F= 2
(1−R )/(n−k −1)
Dimana :
F = Nilai F hitung yang akan dikonsultasikan dengan tabel
F pada taraf kesalahan () tertentu (1%, 5%, 10% )
R2 = Koefisien Korelasi Ganda
k = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
Nilai F yang diperoleh dari hasil perhitungan akan
dikonsultasikan dengan nilai tabel F dengan didasarkan pada
derajad kebebasan (dk) pembilang = k dan derajad kebebasan (dk)
penyebut = (n-k-1), dan pada taraf kesalahan () tertentu.
Analisis Korelasi Parsial
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau
hubungan variabel independen dengan variabel dependen dimana
salah satu variabel independennya dikendalikan (dianggap tetap
atau konstan).
Analisis Korelasi Parsial, dimana X2 = tetap.
πyx 1−πyx 2 . πx1 x 2
πyx 1 x 2=
√ 1−π 2 x 1 x 2. √ 1−π 2 y . x 2
Analisis Korelasi Parsial, dimana X2 = tetap.

πyx 2−πyx 1 . πx1 x 2


πyx 1 x 2=
√ 1−π 2 x 1 x 2. √ 1−π 2 yx1
Uji Signifikansi Parsial:

πp √ n−3
t=
1−rp

p = korelasi parsial
n = jumlah sampel
100
t = t hitung yang harus dikonsultasikan dengan t tabel
pada taraf kesalahan () tertentu
angka : 3 = karena ada dua variabel bebas dan satu
variabel terikat.

Uji Asumsi Klasik


Pada bagian awal dari pembahasan bab ini sudah dijelaskan bahwa
dalam analisis statistika parametris, dimana datanya bersifat
interval atau ratio, maka sebelum analisis tersebut dilakukan harus
terpenuhinya beberapa asumsi klasik, antara lain :
1.Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Syarat dari penggunaan rumus
statistika parametris (regresi, korelasi) adalah datanya harus
berdistribusi normal. Teknik pengujiannya dapat dilakukan
dengan banyak cara antara lain dengan menggunakan diagram
pencar (scetter plott) dan analisis Chi-kwadrat.
2.Uji Homoginitas
Disamping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data
pada sampel perlu kiranya melakukan pengujian terhadap
kesamaan (homoginitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam
tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang
sama.
Pengujian homoginitas sampel menjadi sangat penting apabila
peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitian
yang data penelitiannya diambil dari kelompok-kelompok terpisah
yang berasal dari satu populas. Teknik pengujian homoginiitas
salah satunya dapat menggunakan Test Bartleth. Dalam menguji
homoginitas, pengujian didasarkan atas asumsi bahwa apabila
101
varians yang dimiliki oleh sampel yang bersangkutan tidak jauh
berbeda, maka sampel tersebut cukup homogen.
3.Uji Linieritas
Uji linieumritas dapat dilakukan dengan menggunakan diagram
pencar (scetter plott) antara variabel bebas (independent) dengan
variabel terikat (dependent) secara berpasangan.
Uji linieritas bertujuan untuk memastikan, apakah hubungan
antara dua variabel merupakan hubungan linier (membentuk garis
lurus).
Rangkuman:
Fungsi utama dari analisis data adalah dalam upaya untuk
merumuskan hasil atau kesimpulan penelitian. Secara umum
teknik analisis ada 2 (dua), yaiyu eknik analisis kualitatif dan
teknik analisis kuantitaif. Selanjutnya teknik analiis kuantitatif
biasanya menggunakan teknik analisis statistk deskriptif dan
inprensial.
Teknik analisis juga dimanfaatkan untuk melakukan
pengujian atau pembuktian terhadap hipotesis penelitian
Latihan Soal Soal:
1. Uraikn dan jelaskan manfaat analisis data dalam
penelitian!
2. Jelaskan perbedaan teknik analisis data statistik
deskriptif teknik analisis statistik inparansial?
3. Jelaskan perbedaan teknik analisis statistik
parametris dengan non para metris?
4. Sebutkan dan jelaskan hal-hal apa yang dijadikan
dasar dalam pemilihan alat analisis!
Daftar Pustaka:
Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit
ALFABETA, Bandung
102
1) Sugoyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian, Penerbit
ALFABETA Bandung.
2) Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata
Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit
Pustaka Beajar, Yogyakarta.
3) Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4) Indriantoro Nur, Supomo Bambang. 2002. Metodologi
Penelitian Bisnis, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
5) Nazir. Moh. 2003. Metoda Penelitian, Penerbit Ghalia,
Jakarta.
6) Singgih Santoso. 2004. Statistik Parametrik, Penerbit
PT Elex Media Kompotindo, Jakarta.
7) Solimun. 2003. Metoda Kuntitatif Untuk Manajemen,
Penerbit Para Pasca Sarjana Unibrow, Malang.
103

BAB XII
MENYUSUN LAPORAN
PENELITIAN
Tujuan Khusus:
Setelah pembelajaran topik ini selesai, mahasiswa mampu:
 Memahami teknik penyusunan laporan penelitian
 Membuat format laporan peneltian
Menyusun laporan penelitian merupakan aktivitas terakhir
dari proses penelitian. Dalam hal ini akan dibahas penyusunan
laporan dari segi pengetikan, ukuran kertas, tehnik kutipan dan
lain-lain, karena ketentuan ini akan mengacu kepada metode
penyusunan laporan tugas akhir yang ditetapkan oleh jurusan.
Pada prinsipnya, laporan penelitian adalah merupakan
laporan ilmiah untuk itu maka harus dibuat secara sistematis dan
logis pada setiap bagian, sehingga pembaca mudah memahami
langkah-langkah yang telah ditempuh dalam penelitian. Karena
sifatnya ilmiah maka laporan penelitian harus reflicable yaitu harus
bisa dielansi oleh orang lain yang akan membuktikan hasil
penemuan dalam penelitian tersebut.
Titik tolak penyusunan laporan penelitian adalah rancangan
penelitian yang telah di buat berdasarkan hal tersebut maka
kedudukan penelitian ini sangat penting. Pada umumnya format
penyusunan laporan penelitian adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
104
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
B. Kerangka Konsep
C. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
B. Populasi dan Sampel Penelitian
C. Defenisi Operasional Variabel
D. Skala Pengukuran Variabel
E. Data Penelitian
1. Jenis Data
2. Sumber Data
3. Tehnik Pengumpulan Data
F. Tehnik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Instrument Penelitian
2. Hasil Pengujian Validitas Dan Relabilitas
3. Data Mentah
4. Hasil Analisis Data
5. Lain-lain
105
Bab-bab dalam kerangka laporan tersebut memiliki hubunan
yang erat antara yang satu dengan yang lama. Hal-hal yang
berkaitan erat dalam kerangka laporan penelitian dapat
digambarkan seperti berikut :

Rumusan Tujuan Hipotesis


masalah penlitian penelitian Kesipulan Saran

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa :


1. Tujuan penelitian ditulis berangkat dari rumusan maslah.
Misalnya rumusan masalahnya berbunyi: ”Apakah ada
hubungan antara kemampuan dengan produktivitas kerja?”
Maka tujuan penelitiannya adalah ”Untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara kemampuan dengan produktivitas kerja.”
2. Rumusan hipotesis penelitian juga berangkat dari rumusan
masalah karena hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Berdasarkan contoh rumusan
masalah di atas maka rumusan hipotesisnya adalah: “Ada
hubungan positif dan signifikan antara kemampuan dengan
produktivitas kerja pegawai.”
3. Kesimpulan penelitian merupakan jawabab dari tujuan
penelitian. Kesimpulan penelitian ini akan sangat tergantung
dari hasil pengujian hipotesis.
4. Saran yang diberikan harus di dasarkan pada hasil pengujian
hipotesis dan kesimpulan. Kalau hasil pengujian hipotesis
menyatakan ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kemampuan dengan produktivitas kerja. Maka Sarannya
adalah ”Produktivitas kerja karyawan dapat ditingkatkan
melalui peningkatan kemampuan kerja pegawai.”
Jumlah halaman dari laporan penelitian tidak menjadi syarat
mutlak yang peling penting adalah semua aspek dalam kerangka
laporan penelitian dapat dipenuhi secara padat, jelas, dan lengkap.
106
Rangkuman:
Penulisan laporan penelitian adalah merupakan upaya peneliti
untuk mengungkapkan secara tertulis hasil-hasil penelitian.
Penulisan laporan harus mengikuti format yang sudah distandarkan
oleh pihak terkait. Bahasa laporan dipilih bahasa yang mengikuti
kaidah-kaidah ilmiah, artinya setiap pernyataan harus diikuti fakta,
setiap pernyataan harus mencantumkan sumbernya.
Latihan Soal Soal:
1. Uraikan dan jelaskan bagaimana tata cara penulisan laporan
penelitian yang baik!
2. Mengapa dalam setiap pengambilan pendapat atau
pernyataan harus menuliskan sumbernya?
3.Tulliisan yang baik adalah tulisa-katan yang menggunkan
kata-kata atau bahasa sendiri tanpa mencontoh tulisan orang
lain, mengapa jelaskanjawaban anda!
Daftar Pustaka:
Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit
ALFABETA, Bandung
1) Sugoyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian, Penerbit
ALFABETA Bandung.
2) Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata
Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit
Pustaka Beajar, Yogyakarta.
3) Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4) Indriantoro Nur, Supomo Bambang. 2002. Metodologi
Penelitian Bisnis, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
5) Nazir. Moh. 2003. Metoda Penelitian, Penerbit Ghalia,
Jakarta.
6) Singgih Santoso. 2004. Statistik Parametrik, Penerbit
PT Elex Media Kompotindo, Jakarta.
107

BAB.XIII
MENYUSUN RANCANGAN
PENELITIAN
Tujuan Khusus:
Pada akhir pembahasan topik ini, mahasiswa dapat:
Menjelaskan format penulisan proposal penelitian
Membuat proposal penelitian

Rancangan penelitian atau proposal penelitan meripakan


pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti oleh
peneliti untuk melaksankan penelitiannya. Dalam menyusun
rancangan penelitian, perlu diantisifasi hal-hal yang akan dapat
menghambat terlaksananya penelitian.
Rancangan penelitian harus dibuat secara logis dan sistematis
sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penelitian.
Secara emndasar isi rancangan penelitian akan memuat hal-hal
seperti berikut :

A Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah


Pada bagian ini diuraikan tentang sejarah dan
peristiwa yang sedang terjadi pada suatu peristiwa yang
menunjukkan suatu indikasi bahwa kondisi yang terjadi
pada saat sekarang tidak sesuai dengan kondisi yang
diharapkan. Berbagai bentuk penyimpangan yang mungkin
108
terjadi misalnya penyimpangan dari standar yang ada, baik
standar yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan yang
ada.
Dalam latar belakang masalah penelitian peneliti
harus melakukan analisis masalah sehingga permasalahan
menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini, peneliti harus
dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan, dan
penuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
2. Indentifikasi Masalah
Pada bagian perlu dituliskan berbagai masalah yang
ada pada obyek yang akan diteliti. Semua maslah yang
mucul dalam obyek baik yang akan diteliti maupun yang
tidak diteliti sedapat mungkin diuraikan secara lengkap.
Untuk dapat mengindentifikasi masalah dengan baik
maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke obek
penelitian melakukan observasi dan melakukan wawancara
dengan berbagai sumber, sehingga semua permasalahan
dapat diungkap secara lengkap.
Pengidentifikasian masalah penelitian pada
hakekatnya adalah merupakan penetapan dan penelitian
masalah penelitian yang didasarkan atas studi pendahuluan
yang telah dilakukan.
3. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga,
teori-teori dan supaya penelitian dapat dilakukan secara
mendalam maka tidak semua masalah yang ada akan diteliti.
Untuk itu maka peneliti memberi batasan variabel apa saja
yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel yang
satu dengan variabel yang lainnya.
4.Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti ditentukan dan
supaya masalah penelitian dapat dijawab secara akurat,
109
maka masalah penelitian harus dirumuskan secara tegas dan
spesifik.
Rumusan maslah penelitian merupakan suatu
pernyataan tentang pola hubungan yang akan diteliti secara
tegas dan sebaiknya ditulis dalam kalimat tanya.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah merupakan harapan
jawaban yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan
penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang
dituliskan misalnya rumusan masalahnya : Seberapa besar
tingkat penjualan pasta gigi merk A di Bali?, maka tujuan
penelitiannya adalah untuk mengetahui besarnya tingkat
penjualan pasta gigi merk A di Bali.
5. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian merupakan dampak dari
tercapaina tujuan penelitian. Kegunaan hasil penelitian ada
dua, yaitu :
a Kegunaan teoritis, yaitu kegunaan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi
b Keguaan praktis, yaitu manfaat langusng yang diperoleh
untuk memecahkan dan mengantisipasi masalah yang
ada pada obyek yang diteliti.

B Landasan Teori dan Hipotesis

1. Landasan Teori
Landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang
dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel serta
hubungannya dengan variabel lain yang menjadi obyek
penelitian. Hubungan dari variabel-variabel yang diteliti ini
juga dapat mengacu kepada hasil-hasil penelitian yang telah
ada sebelumnya.
Fungsi utama dari teori dan hasil penelitian yang
terdahulu antara lain :
110
a Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif
tentang variabel-variabel yang diteliti.
b Sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis
penelitian yang akan dilakukan.
c Dapat digunakan sebagai landasan dalam pembahasan
hasil penelitian.

2.Kajian Penelitian Terdahulu


Dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang kira kira
mirip dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Tujuan
melakukan kajian penelitian terdahulu adalah untuk
menunjukkan perbedaan atau keunikan penelitian yang akan
dilakukan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.
2. Kerangka Konsep dan Hipotesis penelitian
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka
selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun kerangka
berpikir sebagai dasar untuk menyusun hipotesis, hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang kebenarannya masih harus dibuktikan
secara empirik.

C Metode Penelitian

Pada bagian ini harus diuraikan secara detail tentang


bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Hal-hal yang harus
ditulis pada bagian ini adalah :
1. Desain/Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
3. Obyek Penelitian
4. Menentukan populasi dan sampel penelitian.
5. Jenis data
6. Sumber Data
7. Tehnik Pengumpulan Data
8. Definisi Operasional Variabel
111
9. Instrumen Penelitian
10. Menentukan Tehnik Analisis

D Organisasi Pelaksana Penelitian

Bila penelitian dilaksanakan oleh tim atau kelompok


maka diperlukan adanya organisasi pelaksanaan penelitian.

E Jadwal Penelitian.

Setiap rencana penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal


kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan
apa saja yang akan dilakukan dan berapa lama akan dikerjakan.

F Biaya penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan secara rinci tentang jenis


kegiatan dan besarnya biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Kelengkapan rancangan
penlitian dengan biaya ini diperlukan bila dalam penelitian akan
menggunakan pihak sponsor yang akan membiayai penelitian.
Daftar Pustaka:
Sugiyono. 2018. Metode Penelitiam Bisnis Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D, Penerbit
ALFABETA, Bandung
1) Sugoyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian, Penerbit
ALFABETA Bandung.
2) Creswell. Jhon W., 2021. Research Design, Pendekata
Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Penerbit
Pustaka Beajar, Yogyakarta.
3) Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Business,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4) Indriantoro Nur, Supomo Bambang. 2002. Metodologi
Penelitian Bisnis, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
5) Nazir. Moh. 2003. Metoda Penelitian, Penerbit Ghalia,
Jakarta.
112
6) Singgih Santoso. 2004. Statistik Parametrik, Penerbit
PT Elex Media Kompotindo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai