Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan dimasyaratkan


mengharuskan adanya penelitian. Tanpa sebuah penelitian, ilmu pengetahuan tidak
akan hidup dan akan diragukan kebenarannya. Sehingga sebuah penelitian akan
menjadi tolok ukur seberapa besar kegunaan penelitian dan peran penelitian dalam
pengembangan ilmu.

Kegiatan penelitian merupakan upaya untuk merumuskan masalah,


mengajukan pertanyaan- pertanyaan, dan mencoba menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan cara
menemukan fakta- fakta dan memberikan penafsiran yang benar.
Tetapi penelitian akan menjadi lebih dinamis apabila dilakukan secara terus
menerus yang bertujuan untuk memperbaharui kesimpulan yang telah
ditemukan. Tanpa adanya penelitian itu ilmu pengetahuan akan berhenti dan
menjadi tidak valid, bahkan akan surut kebelakang.

Selain itu peneilitian yang baik sebaiknya tidak dilakukan dengan cara yang
asal-asalan. Namun harus memenuhi aturan yang sudah ditentukan yakni
dengan menyertakan metode-metode yang sesuai dengan objek yang akan
diteliti sehingga akan menghasilkan data-data yang sesuai pula.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN METODE PENELITIAN

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yaitu kata metode dan
kata penelitian. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti
cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek
atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data
yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif
maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif maupun
non interaktif.

Dari pengertian di atas kita dapat mengetahui bahwa metode penelitian


adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara lebih luas lagi
Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

2.2 SIFAT SIFAT METODE PENELITIAN

2.2.1 Macam-Macam Metode Penelitian

2.2.1.1 Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif adalah salah satu jenis


penelitian yang lebih sepsifik, sistematis, terencana, dan juga
terstruktur dari awal hingga kesimpulan. Penelitian kuantitatif
lebih menekankan pada penggunaan angka-angka yang
membuatnya menjadi lebih spesifik. Selain itu penggunaan tabel,
diagram dan grafik juga mendukung.

Didalam penelitian Kuantitatif ada beberapa metode


yang mendukung yaitu deskriptif, komparatif (perbandingan),
survei, penelitian tindakan, korelasi, dan ekspos.

2.2.1.2 Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif adalah penelitian tentang


riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis. Proses dari penelitian lebih ditonjolkan. Selain itu
landasan teori digunakan untuk lebih fokus pada penelitian yang
dilakukan.

Penelitian jenis ini lebih subyektif dari pada penelitian


kuantitatif. Metode ini terbilang baru daripada metode
sebelumnya. Metode ini juga sering disebut sebagai metode
naturalistik karena penelitian yang dilakukan pada kondisi
alamiah, dan juga disebut sebagai metode etnographi karena
banyak digunakan untuk mengamati kebudayaan atau
antropologi.

2.2.1.3 Penelitian Survei

Metode survei adalah metode yang sering digunakan untuk


memperoleh informasi dalam bentuk opini atau pendapat dari
orang-orang yang berhubungan langsung dengan apa yang ingin
diamati. Tujuan utama dari penelitian jenis ini adalah untuk
mengetahui gambaran umum dari populasi melalui sampel
beberapa orang.

Metode survei memiliki 3 karakter utama yaitu :


 Informasi yang diperoleh dari kelompok besar yang
dikumpulkan
 Informasi diperoleh melalui pengajuan pertanyaan kepada
orang yang telah ditunjuk sebagai sampel (baca juga cara
melakukan wawancara yang baik dan berkualitas)
 Informasi yang didapat biasanya dari sampel, bukan populasi.
2.2.1.4 Penelitian Ekspos Facto

Metode ekspos facto meneliti hubungan sebab akibat yang


ada dari suatu hal yang sedang diamati. Biasanya dari situ akan di
dapat bukti baru yang bisa dijadikan sebagai acuan dari penelitian
yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan terhadap program,
kejadian atau kegiatan yang sedang atau telah terjadi.

2.2.1.5 Penelitian Deskriptif

Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang


tujuannya untuk menjelaskan berbagai fenomena-fenomena yang
terjadi atau sedang berlangsung pada masa sekarang atau masa
lampau. Penelitian ini bisa bersifat sederhana, tapi juga bisa
berkembang menjadi luas seiring dengan fenomena yang sedang
diamati.

Biasanya untuk kasus yang berkepanjangan dan sering


terulang metode deskriptif yang digunakan akan dikembangkan lagi
untuk mencari fakta-fakta baru. Penelitian deskriptif dibagi menjadi
2 yaitu longitudinal atau sepanjang waktu dan cross sectional atau
dalam waktu tertentu.

2.3 MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN

1. Apa Pengertian dari proposal?


Proposal berasal dari bahasa inggris to propose yang artinya mengajukan dan
secara sederhana proposal dapat diartikan sebagai bentuk pengajuan atau
permohonan, penawaran baik itu berupa ide, gagasan, pemikiran maupun rencana
kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan baik itu yang sifatnya izin,
persetujuan, dana dan lain - lain. Proposal juga dapat diartikan sebagai sebuah
tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau
menjelaskan sebuah rencana dan tujuan suatu kegiatan kepada pembaca.

2. PENGERTIAN PROPOSAL
Untuk mengetahui arti dari proposal, berikut saya sertakan pengertian proposal
dari beberapa pandangan dari para ahli:
 Hasnun Anwar (2004 : 73) proposal adalah : rencana yang disusun utnuk
kegiatan tertentu.
 Jay (2006 : 1) proposal adalah alat bantu manajemen standar agar menajemen
dapat berfungsi secara efisien.
 Pengertian Proposal Menurut KBBI (2002) adalah rencana yang dituangkan
dalam bentuk rancangan kerja, perencanaan secara sistematis, matang dan teliti
yang dibuat oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian, baik penelitian di
lapangan (field research) maupun penelitian di perpustakaan (library research).
Keterampilan menulis proposal perlu dimiliki setiap insan berpendidikan agar
mereka terbiasa berpikir sistematis-logis sebagaimana di dalam langkah-langkah
penulisan proposal.
 Pengertian Proposal Dari sudut pandang dunia ilmiah, pengertian proposal
ialah rancangan dari suatu usulan sebuah penelitian yang kemudian akan
dilaksanakan oleh peneliti terhadap bahan penelitiannya. Dalam pengertian
proposal ini itu berarti proposal sama halnya dengan usulan.Ada juga yang
menyatakan bahwa pengertian proposal itu ialah suatu permintaan atau dapat juga
dikatakan sebagai saran yang ditujukan kepada seseorang, instansi, organisasi,
suatu badan, atau suatu kelompok untuk menjalankan atau melaksanakan suatu
pekerjaan.

Tujuan Proposal adalah memperoleh bantuan dana,memperoleh dukungan atau sponsor,


dan memperoleh perizinan. Unsur-unsur proposal yaitu, nama/ judul kegiatan,
pendahuluan,tujuan, waktu dan tempat, sasaran kegiatan, susunan panitia, anggaran,
penutup, tanda tangan dan nama terang.

FUNGSI PROPOSAL

1. Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, sosial,
politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
2. Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
3. Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau
swasta.
4. Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank.
5. Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan
sebagainya.
6. Manfaat dari suatu penelitian adala sebagai berikut:
7. 1. Sebagai cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baik berupa
temuan baru, pengembangan ilmu atau teori yang ada maupun koreksi
terhadap ilmu atau teori yang telah usang.
8. 2. Sebagai cara untuk pengembangan teknologi.
9. 3. Sebagai penyumbang informasi bagi pengambilan kebijakan dan
perencaanaan program pembangunan.
10. 4. Sebagai alat pemecahan masalah praktis di lapangan.
11. 5. Menemukan sesuatu yang baru
12. Walaupun banyak cara untuk menemukan informasi atau karya baru
dalam dunia pengetahuan penemuan yang dilakukan melalui sesuatu
kegiatan penelitian adalah hasil yang andal dan mendapat pengakuan
dari kalangan ilmuan.
13. 6. Menemukan permasalahan penelitian
14. Untuk mengenal dan memilih penelitian permasalahan diperlukan
kejelian dan penggunaan kriteria yang baik dari para peneliti[7].

HAKIKAT METODE PENELITIAN


Metode penelitian adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya
pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode
pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-
ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode
wawancara dan pengamatan (eksperimen, generalisasi, dan verifikasi) juga
dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-
bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil
penelitian tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya.
Metode penelitian berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu
terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera, khususnya melalui
pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan mengenai gejala-
gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu harus dapat
di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum, rumus atau teori ilmiah haruslah
dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.
Dalam melakukan penelitian ilmiah biasanya menggunakan kaidah-
kaidah ilmiah (mengemukakan pokok- pokok pikiran, menyimpulkan dengan
melalui langkah- langkah yang sistematis dengan menggunakan pembuktian
ilmiah atau meyakinkan), singkatnya adalah metode penelitian yang baik dan
sesuai. Ketika metode penelitian digunakan pada data yang sesuai maka akan
ada dua kriteria dalam penelitian ilmiah untuk menentukan kadar tinggi atau
rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian sehingga dapat tercapai pengetahuan
yang mutlak atau logis.
1. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti.
2. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat
dicapai apabiladata yang sama ditemukan di tempat atau waktu yang berbeda.
Kemudian secara umum ada 5 karateristik agar suatu penelitian dapat
dikatakan sebagai penelitian ilmiah, antara lain adalah :

1. Sistematik
Artinya suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara
berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar,mulai dari yang mudah dan
sederhana sampai yang kompleks.

2. Logis
Artinya suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut
prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang
dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan
umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara
berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang
bersifat umum.

3. Empirik
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-
hari yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat
sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
1) Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan
atau perbandingan satu sama lain).
2) Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
3) Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada
hubungan sebab akibat).

4. Objektif
Artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak
mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.

5. Replikatif
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Beberapa sifat atau ciri dari penelitian
ilmiah
1. Purposiveness, Fokus tujuan yang jelas.
2. Rigor, Memiliki dasar teori dan desain metodeologi yang baik.
3. Testibility, Prosedur pengujian hipotesis jelas.
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis.
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual :tidak subjektif adan emosional.
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin
berguna.
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi
dapat dilihat.
8. Parsimony, kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode.
Dengan adanya penelitian yang merupakan suatu penyelidikan
terorganisir, kemudian disandingkan dengan sifat ilmiah yang menggunakan
metode ilmiah dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang sistematis sehingga
muncul suatu kesimpulan yang dirumuskan setelah semua data terkumpul dan
valid sesuai dengan sistematika sampai dikatakan sebagai penelitian ilmiah.
Sehingga dengan penelitian yang diteliti dan menghasilkan sebuah kesimpulan
maka hasrat keingintahuan seseorang akan terjawab karena telah mendapatkan
fakta yang sesuai dengan penelitia tersebut.

III.ANALISIS DATA PENELITIAN

A.Teknik Analisis Data: Statistik Deskriptif Pada penelitian kuantitatif,

setelah data dikumpulkan tahap yang harus dilakukan adalah menganalisis data. Analisis
data dalam hal ini dilakukan menggunakan statistik. Analisis data ini dimaksudkan untuk
pengelompokan data berdasarkan variabel yang diteliti, mentabulasi data berdasarkan
variabel yang diperoleh dari seluruh responden. Pada dasarnya, teknik analisis data pada
penelitian kuantitatif dapat menggunakan dua cara yakni statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Namun, terdapat ketentuan untuk melakukan analisis data menggunakan kedua
statistik tersebut. Stati stik deskriptif, sesuai dengan namanya teknik analisis ini
bermaksud untuk mendeskripsikan data yang telah terkumpul tanpa melakukan
generalisasi. Pada umumnya penelitian kuantitatif memang mengupayakan penelitian dapat
digeneralisasikan namun, apabila peneliti hanya menghitung data yang berlaku pada sampel
yang diteliti saja maka, peneliti menggunakan statistik deskriptif. Sedangkan, apabila
peneliti hendak melakukan generalisasi, peneliti menggunakan statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Penyajian data yang ada pada statistik deskriptif diantaranya,
penyajian data melalui tabel, grafik, diagram (batang, lingkaran dan pencar) lingkaran,
polygon, histogram, perhitungan mean, median, modus, persentil, quartil, desil, perhitungan
penyebaran data dan melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan
prosentase. a. Penyajian Data Data yang telah dikumpulkan, baik yang berasal dari sampel
ataupun populasi, untuk keperluan laporan atau analisis, perlu diatur, disusun dan disajikan
dalam bentuk yang jelas dan baik. Data dapat disajikan dalam dua cara yaitu, dengan tabel
dan diagram atau grafik. Bentuk diagram yang biasa digunakan adalah diagram garis,
diagram lingkaran dan diagram pencar. b.Ukuran Pemusatan Data Salah satu ukuran
numerik yang menjelaskan ciri-ciri data yang penting adalah ukuran pemusatan, yaitu
ukuran yang menunjukan pemusatan, yaitu ukuran yang menunjukan pusat segugus data
yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya. Ukuran
pemusatan data yang paling banyak dilakukan adalah Mean, Median dan Modus. c.Ukuran
Letak Selain ukuran pemusatan terdapat pula ukuran letak. Salah satu dari ukuran letak
adalah median yang menunjukan nilai skor tengah dalam susunan skor yang diurutkan dari
yang terkecil sampai yang terbesar. Dengan demikian, median terletak di tengah-tengah
data yang telah diurutkan dan dapat dianggap bahwa median membagi data yang telah
diurutkan itu menjadi dua sub kelompok yang sama banyak. Dalam hal ini ukuran letak
selain median adalah desil, persentil dan kuartil. d. Ukuran Keragaman Data Selain
pemusatan data dan ukuran letak, dalam penelitian deskriptif terdapat ukuran keragaman.
Ukuran keragaman menggambarkan bagaimana berpencarnya data atau menggambarkan
seberapa jauh data menyebar dari rata-ratanya. Ukuran keragaman data ini berbentuk
ragam, atau variansi dan simpangan baku. Pada penelitian deskriptif juga dapat dilakukan
untuk membuat prediksi dengan analisis regresi, mencari kuatnya hubungan antar variabel
melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata
sampel atau poplulasi. Namun, yang perlu dipahami analisis yang digunakan tidak
dimaksudkan untuk digeneralisasikna sehingga tidak perlu dicari signifikansinya dan taraf
kesalahannya.

B. PENGERTIAN PENELITIAN EKSPERIMEN


Penelitian Eksperimental merupakan bentuk penelitian dimana peneliti (eksperimenter) dengan sengaja
memberikan perlakukan (treatmen) kepada responden (subyek), selanjutnya mengamati dan mencatat
reaksi subyek, dan kemudian melihat hubungan antara perlakuan yang diberikan dan reaksi
(perilaku=variabel tergantung) yang muncul dari subyek. Hakekat tujuan penelitian eksperimental adalah
meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa, 2004).
Manurut Latipun (2002) Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengn melakukan
manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati.
Sementara Hadi (1985) mendefinisikan penelitian eksperimen sebagai penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
Kesimpulannya penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian.
Wilhelm Wundt (dalam Alsa, 2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam
melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:
1.Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian.
2.Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama.
3.Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang
dikehendakinya.
4.Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi perlakukan
(experimental group).

Untuk lebih jelasnya mengenai cara penggunaan penelitian eksperimen, cara pemilihan desain eksperimen
dan cara penentuan subjek penelitian dapat dibaca pada beberapa buku berikut:

Latipun.2002, Psikologi Eksperimen, (Malang:UMM Press).


Sutrisno Hadi. 1985, Metodologi Research Jilid 4, (Yogyakarta:Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM).
Asmadi Alsa. 2004, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:Pustaka
Pelajar).
Fred N. Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press).
ANALISIS DATA PENELITIAN EKSPERIMEN
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan nalisis data dalam penelitian eksperimen,
tergantung pada berapa jumlah variabel yang diteliti. Dalam tutorial ini saya akan memulai dengan analisis
data penelitian eksperimen dengan menggunakan dua varibel penelitian. Sebagai contoh seorang peneliti
bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan musik klasik (Mozart) terhadap
kemampuan menghafal pada anak-anak. Penelitian tersebut diberi judl: PENGARUH PENGGUNAAN MUSIK
KLASIK (MOZART) TERHADAP KEMAMPUAN MENGHAFAL PADA ANAK DI TK KEMALA BAYANGKARI
JOMBANG, dengan hipotesis ADA PENGARUH PENGGUNAAN MUSIK KLASIK TERHADAP
KEMAMPUAN MENGHAFAL.Untuk keperluan penelitian tersebut seorang peneliti harus melakukan
beberapa tahapan penelitian sebagai berikut:
1. Menentukan subjek penelitian yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen atau kelompok yang
akan didengarkan musik selama pelajaran menghafal (diambil secara random dengan menggunakan
teknik simple random atau teknik undian).
2. Menentukan subjek penelitian yang akan dijadikan sebagai kelompok kontrol atau kelompok
pembanding (diambil secara random dengan menggunakan teknik simple random atau teknik undian).

3. Menentukan treatment atau perlakuan yang akan diberikan (dalam penelitian ini semua subjek
penelitian diminta untuk menghafal surat Ad-Dhuha).

4. Menentukan berapa lama eksperimen akan dilakukan (dalam kasus ini peneliti menentukan lama
eksperimen 5 hari).

5. Menentukan dua ruangan yang memiliki fasilitas yang sama (1 ruangan untuk kelompok eksperimen dan
1 ruangan untuk kelompok kontrol).
IV.Kerangka Penelitian Kuantitatif
Dalam menyusun kerangka kuantitatif sebaiknya memperhatikan penyusunannya, yang
diantaranya sebagai berikut ;

Judul penelitian
I. Pendahuan
A. Latar belakang
B. Identifikasi masalah
C. Pembatasan masalah
D. Perumusan masalah
E. Tujuan umum penelitian
F. Manfaat penelitian
II. Landasan teori, kerangka berpikir & pengajuan hipotesis
A. Deskripsi teori
B. Penelitian yang relevan
C. Kerangka berpikir
D. Hipotesis penelitian

III. Metode Penelitian


A. Tujuan khusus penelitian
B. Waktu & tempat penelitian
C. Variabel penelitian
D. Metode penelitian
E. Teknik pengambilan sampel
F. Teknik pengumpulan data
G. Teknik pengolahan data

IV. Hasil Penelitian & Pembahasan


A. Deskripsi data hasil penelitian
B. Pengujian persyaratan pengolahan data
C. Pengujian hipotesis
D. Interpretasi & pembahasan

V. Kesimpulan, Implikasi & Saran


A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
Daftar pustaka
lampiran
Kerangka Penelitian Kualitatif
Sedangkan format penyusunan kerangka penelitian kualitatif antara lain :

Judul penelitian
I. Pendahuan
A. Latar belakang & Alasan Permasalahan
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
II. Landasan Teori
III. Metodologi Penelitian
A. Pemilihan lokasi, subyek penelitian &
penjajakan awal
B. Strategi & teknik penelitian
C. Pengumpulan & penentuan data
D. Analisis data
E. Logika & jadwal
IV. Rencana Pemeriksaan Keabsahan data
A. Triangulasi
B. Audit trail
V. Hasil Penelitian
A. Deskripsi data
B. Analisis & interpretasi data
C. Klarifikasi & konfirmasi dengan teori
VI. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran

METODE PENULISAN KARYA ILMIAH (2)


sambungan dari: METODE PENULISAN KARYA ILMIAH (1)
BAB II
KERANGKA DAN BAGIAN-BAGIAN KARYA ILMIAH

Pengantar

Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat beberapa kerangka dan bagian-bagian yang harus dipatuhi.
Kerangka dan bagian-bagian dari karya ilmiah ini selain berfungsi sebagai acuan dasar penulisan juga dapat
mempermudah penulis untuk memaparkan alur tulisannya. Untuk itu, sebelum karya ilmiah ditulis maka
kerangka dan bagian-bagian karya ilmiah merupakan langkah awal yang harus dilalui oleh penulis.
Standar Kompetensi

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki kemampuan memahami kerangka
penulisan karya ilmiah, dan metode penulisannya.

Kompetensi dasar

Setelah menempuh mata kuliah ini, diharapkan peserta pelatihan:


1. Dapat menjelaskan bagian-bagian dari kerangka karya ilmiah untuk artikel dan makalah
2. Dapat menyusun pendahuluan, tinjauan pustaka, metode kajian (langkah penulisan karya ilmiah)
3. Dapat menyusun contoh penyajian hasil kajian dan pembahasan
4. Dapat menyusun contoh pembuatan simpulan dan saran

A. JUDUL
Karya ilmiah baik artikel jurnal, makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian di tulis dengan
judul tertentu. Judul karya ilmiah ditulis dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

(a) Dirumuskan secara singkat


(b) Mencerminkan area permasalahan, variabel penelitian dan target populasi
(c) Memuat kata-kata kunci yang akan diacu dalam penelitian
(d) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap

B. KATA PENGANTAR
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terimakasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang,
lembaga, organisasi, dan/atau pihak-pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan,
melaksanakan dan menyelesaikan karya ilmiah tersebut. Tulisan kata pengantar dikerik dengan huruf
kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. teks pada pengantar diketik dengan
spasi ganda (2 Spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas kuarto. Pada Bagian akhir teks (di
pojok kanan-bawah) dicantumkan kata penulis tanpa menyebut nama terang.

C. ABSTRAK
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris dibatas atas bidang pengetikan dan
tanpa tanda titik. Nama penulis dikerik dengan jarak dua spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan
nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada), diakhiri titik. Tahun penulisan ditulis setelah
nama diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertam
dari (setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata jenis karya ilmiah,
misalnya skripsi, tesis atau disertasi ditulis setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama
jurusan, tidak boleh disingkat, nama universitas dan diakhiri dengan titik. kemudian diocantumkan siapa
nama pembimbing penulisan karya ilmiah tersebut.

Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkandi bawah nama dosen pembimbing. Jumlah kata
kunci berkisar antara 3-5 buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.
Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian dan lapotran penelitian dengan mudah.

Dalam teks abstrak disajikan secara padat intisari penelitian dan laporan penelitian yang mencakup latar
belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat
ditarik, dan saran yang diajukan.

Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi, seperti misalnya skripsi,
sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa paparan lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti
seperti Kesimpulan dan Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada bagian
awal. Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman informasi yang ada dalam dokumen
laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang ditulis secara baik memungkinkan pembaca
mengenali isi dokumen lengkap secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen
sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya
tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup
penelitian/pengkajian, metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.

Contoh Abstrak Artikel Jurnal:


Abstract
The absorption of graduates in opportunities of employment that matc with their discipline is one indicator
of the education institution success. Seeking the absorption of Sociology and Anthropology Study Program
graduates in opportunities of employment is much needed. Most of the Sociology and Anthropology Study
Program graduates are become teacher, both in state or private school. Beside become a teacher, they work
in non educational field, such as in bank, in hospital, etc. to access job opportunities, Sociology and
Anthropology Study Program graduate seek the information through asking friends, internet media, mass
media, and trial and error method.
Key words: absorption, graduates, job opportunity.

Contoh Abstrak Laporan Hasil Penelitian:


Abstrak
Kelestarian hutan dan ketahanan pangan merupakan dua hal yang seringkali issue yang mengemuka.
Terkait dengan issue tersebut yang perlu diketahui adalah kemungkinan memanfaatkan hutan untuk
medukung ketahanan pangan masyarakat khususnya di sekitar hutan tanpa menimbulkan gangguan
kerusakan hutan.
Pemanfaatan Lahan Di Bawah Tegakan (PLDT) di wilayah perhutani merupakan salah satu upaya
peningkatan ketahanan pangan. PLDT diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat tanpa
menimbulkan kerusakan hutan. Rumusan masalah yang dijadikan tujuan utama penelitian ini antara lain:
Kontribusi hasil PLDT setiap satu kali musim tanam; Kajian dan analisa perilaku penduduk terhadap
lingkungan hutan; Kajian bentuk dan tingkat responcibility penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan
hutan milik negara; Solusi jenis tanaman PLDT ramah lingkungan; Model PLDT yang sesuai potensi
setempat dalam mendukung ketahanan pangan.

Penelitian ini merupakan jenis research and development yang dilakukan dengan tahap-tahap berikut:
Tahap Persiapan; Tahap Pengumpulan Basis Data; Tahap Pembuatan Basis Data Spasial; dan Tahap
Pembuatan Laporan. Analisis yang digunakan mencakup pendekatan ekologi bentang lahan; pendekatan
keruangan (spatial approach); dan kualitatif-kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) PLDT memberikan konstribusi penciptaan pendapatan pokok dan
sampingan bagi sebagian masyarakat; (2) Perilaku penduduk terhadap lingkungan hutan terdiri atas (a)
Membuka lahan; (b) Memanfaatkan Lahan Hutan untuk Pertanian; (b) Menjaga Kelestarian Hutan; (c)
Menjaga Keamanan Hutan; (3) bentuk dan tingkat responcibility penduduk setempat dalam pemanfaatan
lahan hutan milik negara. Terwujud dalam bentuk berikut: pembentukan organisasi kelompok tani, dan
pembentukan organisasi LMDH; Peningkatan Partisipasi Desa; (4) Pengembangan Tanaman PLDT Ramah
Lingkungan yang telah dikembangkan terdiri atas tanaman perdu kacang tanah, padi, jagung, ketela pohon
di hutan jati Semirejo; dan kapulogo, kopi serta tanaman buah di hutan lindung Desa Klakah Kasihan. Model
PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung ketahanan pangan.

D. PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal topik
penelitian, alasan, dan pentingnya suatu karya ilmiah. Pendahuluan dalam laporan penelitian lebih kompek
daripada pendahuluan dalam makalah dan artikel ilmiah untuk jurnal. Pendahuluan untuk artikel dan
makalah disampaikan secara lebih ringkas dan unsur-unsurnya tidak harus dicantumkan secara eksplisit.

Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang dengan singkat mengulas alasan mengapa
penelitian dilakukan, tujuan, dan hipotesis jika ada. Memberikan alasan yang kuat, termasuk kasus yang
dipilih dan alasan memilih alasan tersebut, perumusan dan pendekatan masalah, metode yang akan
digunakan dan manfaat hasil penelitian. Bab ini seyogianya membimbing pembaca secara halus, tetap
melalui pemikiran logis yang berakhir dengan pernyataan mengenai apa yang diteliti dan apa yang
diharapkan dari padanya. berikan kesan bahwa apa yang anda teliti benar-benar bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan dan pembangunan. Bagian tujuan penelitian mengakhiri bab pendahuluan yang berisi
pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Dalam menuliskan tujuan, gunakan kata kerja yang
hasilnya dapat diukur dan dilihat, seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan,
atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan (Widya dkk, 2004: 6-7).

Pendahuluan dalam penelitian dapat dibedakan pada laporan penelitian kuantitatif dan laporan penelitian
kualitatif. Pendahuluan dalam laporan penelitian kualitatif memuat uraian tentang: (1) latar belakang
masalah penelitian, (2) identifikasi masalah, (3) cakupan masalah (penegasan dan pembatasan masalah),
(4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6) keguanaan penelitian, (7) sistematik.

a. Latar Belakang Masalah


Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang dinyatakan pada judul karya tulis
ilmiah itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan dulu pengertian topik yang
dipilih. Baru kemudian diterangkan argumen yang malatarbelakangi pemilihan topik itu dari sisi substansi
dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya
adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktek, antara dasolen dan dasain
dari konsep dalam topik.
Setelah itu diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma penelitian sejenis. Untuk itu perlu
dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian tentang topik atau yang berkaitan dengan
topik yang dipilih. Dengan melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya dapat ditunjukkan
bahwa topik yang dipilih masih layak untuk diteliti.

Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu dapat menghasilkan sesuatu yang
baru, yang berbeda dan dapat mengatasi kekurangan hasil penelitian sebelumnya, atau dalam penelitian
yang baru itu digunakan teori atau metode tyang berbeda dan diduga dapat menghasilkan temuan yang lain
dari sebelumnya.
Dalam skripsi atau tugas akhir, kajian pustaka untuk mengemukakan keternalaran (kerasionalan)
pemilihan topik penelitian itu bisa dikemukakan di bawah judul tersendiri, misalnya hasil penelitian
sebelum ini. Dalam kajian pustaka itu, pembicaraan dilakukan secara kronologis. Dengan demikian,
diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan pada peneliti selama ini dan diketahui pula posisi peneliti
sekarang dalam deretan penelitian sejenis. Dengan demikian peneliti memiliki alasan yang mendasar (baik
empiris, praktis, maupu teoritis) mengenai pemilihan topik penelitiannnya.

Contoh Latar Belakang Masalah:


Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara
lain guru, kurikulum, sarana/prasarana, lingkungan belajar dan masyarakat serta pemerintah. Dalam
pembelajaran guru dituntut harus profesional dalam melaksanakan tugasnya dan para siswa harus terlibat
aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai.
Tersedianya guru yang professional, siswa berperan aktif serta tersedianya sarana dan prasarana, belum
cukup untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat mencapai tujuan yang
diharapkan, perlu tersedianya kurikulum yang senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan kata lain,
agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik maka perlu tersedianya guru yang
professional, adanya peran aktif dari para siswa, tersedianya kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan
sarana dan prasarana yang memadai.
Mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi sebagai salah satu mata pelajaran di SMA diajarkan sejak
Kurikulum 1984 hingga sekarang. Pada Kurikulum 1984, mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi
digabung. Mata pelajaran ini tidak dipelajari sejak kelas I SMA, namun diberikan sejak kelas II untuk
jurusan A3 dan A4. Pada Kurikulum 1994, mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi dipisah. Mata pelajaran
Sosiologi diberikan mulai dari kelas II program umum sampai kelas III jurusan IPS dan Bahasa, sedangkan
mata pelajaran Antropologi hanya diberikan di jurusan IPS dan Bahasa. Pada Kurikulum 2004 dan KTSP,
mata pelajaran Sosiologi diberikan di kelas X, kelas XI dan XII untuk Jurusan IPS. Mata pelajaran
Antropologi diberikan di kelas XI dan XII untuk jurusan Bahasa.
Kegiatan pembelajaran Sosiologi dan Antropologi di SMA perlu ditunjang dengan tersedianya guru yang
professional, adanya peran aktif dari para siswa, tersedianya kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan
sarana dan prasarana yang memadai. Muatan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja,
tenaga guru yang profesional dan kompeten, sarana dan prasarana disesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pendidik atau guru sebagai salah satu pelaku dalam kegiatan pembelajaran Sosiologi dan Antropologi harus
tersedia secara memadai, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Secara kuantitas, guru Sosiologi
dan Antropologi harus tersedia dalam jumlah tertentu agar beban mengajarnya tidak terlalu banyak. Secara
kualitas, guru Sosiologi dan Antropologi harus memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diampunya.
Meskipun mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi di berikan di SMA sejak Kurikulum 1984, namun
lembaga pencetak tenaga guru (ex IKIP) di Indonesia baru tahun 2001 membuka Program Studi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi. Akibatnya, dengan belum adanya tenaga guru mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi maka menjadi terbatasnya jumlah tenaga guru. Lebih dari itu, mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi diampu oleh guru yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Mata pelajaran Sosiologi
dan Antropologi diampu oleh guru-guru yang kekurangan jam mengajarnya. Sebab ada ketentuan dari
otoritas pendidikan bahwa beban mengajar guru minimal 18 jam per minggu. Itulah sebabnya tidak aneh
jika mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi diampu oleh guru-guru yang berlatar belakang pendidikan
Geografi, Sejaran, Teknik, PKn, dan PKK. Bagaimana keadaan dan kebutuhan guru Sosiologi dan Antropologi
di SMA Negeri di Jawa Tengah saat ini? Untuk memperoleh gambaran mengenai ini perlu diadakan
penelitian.

b. Identifikasi dan Rumusan Masalah


Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau dipertanyakan yang perlu
dijawab dengan penelitian. Perumusan itu sebaiknya disusun dalam bentuk kalimat tanya, atau sekurang-
kurangnya mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan. Yakni apa, siapa, berapa,
seberapa, sejauh mana. Bagaimana (bisa tentang cara atau wujud keadaan) dimana, kemana, dari mana,
mengapa dan sebagainya.
Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar dari lingkup topik. Oleh karena
itu, rumusan masalah hendaklah mencakupi semua variabel yang tergambarkan dalam topik. Kalau ada
variabel umum dan khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub-sub masalahnya. Jadi,
rumisan masalah harus terinci dan teruarai dengan jelas agar dapat dipecahkan dan dicarikan data
pemecahannya.

Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan metode penentuan data dan
pemecahannya secara tepat atau akurat. Untuk itu, sebelum masalah dirumuskan perlu diidentifikasi
dengan baik.
Identifikasi masalah bisa dikemukakan di bawah sub-judul tersendiri sesudah latar belakang, meskipu yang
penting bukan judulnya melainkan identifikasinya. Dengan identifikasi masalah, memungkinkan
perumusan masalah yang operasional menjadi lebih mudah. Masalah yang operasional memiliki ciri, antara
lain: (1) masalahnya dapat dipecahkan, (2) menggambarkan variabel penelitian yang jelas, (3) bentuk dan
jenis data yang diperlukan dapat dipastikan secara akurat, (4) teknik pengumpulan data dapat ditentikan
secara tepat, (5) teknik analisis data dapat diterapkan secara tepat.

Permasalahan penelitian dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:


(a) Pernytaan masalah pokok bersifat spesifik dan mencerminkan signifikan dan pentingnya penelitian
(b) Analisis yang tajam mengenai fakta, penjelasan, keberadaan informasi dan pengetahuan dan memuat
faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi munculnya permasalahan
(c) Mencerminkan interelasi antarvariabel dan relevansinya dengan area permasalahan
(d) Mengungkapkan faktor-faktor atau variabel-variabel yang akan dikaji dan menjalaskna hubungannya
dengan area permasalahan
(e) Disajikan secara sistematis dan teratur, memuat interelasi, relevansi fakta dengan konsep dalam area
permasalahan
(f) Identifikasi masalah diungkapkan dngam pernyataan yang jelas’
(g) Variabel-variabel penelitian yang dianalisis tidak membingungkan dan secara nyata dapat dibedakan
yang tergolong variavel beas, terikat, dsb.
(h) Ada perbedaan yang jelasn antara pertanyaan-pertanyaan masalah dengan orientasi faktual dan
orientasi nilai dalam penelitian
(i) Ada perbedaan yang jelas antara orientasi teoritis penelitian dan orientasi praktis, ingin mencari
hubungan, perbedan, atau proyeksi
(j) Pernyataan maslah harus mengacu pada perumusan hipotesis, mengungkapkan data empiris atau
keduanya
(k) Pernyataan masalah tidak memuat masalah-masalah yang sepele.

Contoh Rumusan Masalah Artikel Ilmiah:


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana keterserapan lulusan prodi pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan Sosiologi dan
Antropologi FIS UNNES pada lapangan kerja yang tersedia?
2. Lapangan kerja apa saja yang menyerap lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan
Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES?
3. Bagaimana upaya lulusan dalam mengakses lapangan kerja?
Contoh Rumusan Masalah Laporan Hasil Penelitian:
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah adalah “Bagaimana keadaan dan kebutuhan
guru Sosiologi dan Antropologi di SMA Negeri di Jawa Tengah”? Berangkat dari permasalahan ini maka
penelitian ini ingin menjawab :
a. Bagaimana keadaan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah?
b. Bagaimana kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah?

c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian. Tujuan dirumuskan sejajar
dengan rumusan masalah. Misalnya: (1) apakah ada pengaruh X terhadap Y, maka tujuannya ialah
menentukan ada tidaknya pengaruh X terhadap Y, (2) apakah ada antara hubungan antara X dan Y, maka
tujuannya ialah menentukan ada tidaknya hubungan antar X dan Y, (3) bagaimanakan persepsi peneliti
terhadap pelayanan akademik, maka tujuannya ialah mendeskripsikan persepsi..dst.
Contoh Tujuan Penelitian dalam Artikel Jurnal:
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah.
b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi
SMA di Jawa Tengah

d. Kegunaan Penelitian
Yang diuraikan disini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian dilakukan, baik bagi pengembangan ilmu
maupun bagi kepentinagn praktik Uraian ini sekaligus berfungsi untuk menunjukan bahwa masalah yang
dipilih memang layak diteliti.
Pendahuluan dalam laporan peenelitian kualitatif pada dasarnya menguraikan bagian-bagian yang sama
seperti dalam laporan penelitian yang menggunakan penelitian kuantitatif yang berisi (1) latar belakang,
(2) identifikasi dan pembatasan masalah, (3) perumusan masalah atau fokus masalah, (4) tujuan penelitian,
(5) kegunaan penelitian, dan (6) sistematika. meskipun demikian ada persoalan yang perlu mendapat
perhatian dalam penyusunan laporan penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif,:

a. Perumusan masalah perlu mendapat perhatian karena ada perbedaan substansial anatara penelitian
kualitatif dan kuantitatif. penelitian kualitatif lebih diarahkan atau ditujukan untuk menjawab pertanyaan
bagaimana dan mengapa. oleh karena itu, perumusan masalah harus difokuskan pada persoalan utama
secara tegas dan jelas. jika perlu, peneliti dapat menyertakan masalah-masalah yang lebih kecil sebagai
unsur dari masalah utama (pokok) dan disajikan setelah masalah pokok.

b. Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian dan menggambarkan
langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencari jawaban atas masalah penelitian. Tujuan dirumuskan
dengan kalimat yang jelas, operasional, dan merupakan jabaran pemecahan masalah penelitian.

c. Kegunaan atau pentingnya penelitian, baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktis,
diuraikan secara jelas. uraian dalam sub Bab ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang
dipilih itu benar-benar penting untuk diteliti.

Contoh Kegunaan Penelitian dalam Artikel Jurnal:


Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah.
b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi
SMA di Jawa Tengah.

E. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka teoritis dan metodologis. Kerangka teoritis adalah
teori yang digunakan untuk membangun kerangka kerja penelitian. kerangka metodoligis ialah hal ikhwal
yang berkaitan dengan desain penelitian, termasuk langka-langkah pengumpulan dan pengolahan data
(variabel, instrument, validitas dan realibilitas instrument, serta teknik pengumpulan dan analisis data)
dengan berbagai alasannya. Keduanya diuraikan dalam dua bagian penelitian yang berbeda, tetapi
berirutan. Kerangka teoritis diuraikan dalam bab II, sedangkan kerangka metodologi diuaraikan dalam bab
III.

Dalam kerangka teoritis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan kerja penelitian. Teori itu
bisa disusun sendiri secara eklektik. bisa juga berupa teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori
apapun, yang digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka dan hasil
penelitian dalam lingkup topic penelitian atau tugas akhir.
Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-prinsip teotri itu perlu diuaraikan, termasuk
pendekatan dan metode kerja teori itu. variabel-variabel penelitian perlu diterangkan menurut pandangan
teori yang dipilih itu. Untuk itu, landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep menurut pendapat
penulis atau penemu. Teori tersebut dan kemudian dipaparkan menurut sudut pandang peneliti dengan
disertai cara mengukurnya.
Dalam laporan penelitian kualitatif terdapat bagian penelaahan kepustakaan dan/atau kerangka teritik,
sesuai dengan pendekatan dan desain penelitian yang digunakan. bagaian ini disajikan dalam bab tersendiri
(Bab II), dan disarankan bukan hanya menguraikan penelaahan kepustakaan, melainkan dilengkapi dengan
kerangka teoritiknya.

Pentingnya penelaahan kepustakaan dalam penelitian atau penyusunan laporan penelitian yaitu karena
pada hakikatnya hasil penelitian seseorang bukanlah satu penemuan baru yang berdiri sendiri melainkan
sesuatu yang berkaitan dengan temuan dari penelitian sebelumnya. Dalam bagian ini hasil penelitian
sebelumnya harus dikemukakan untuk memberi gambaran pengetahuan yang mendasari pola kesamaan
penelitian dan pada gilirannya dapat diketahui kontribusi hasil penelitian bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan/atau kebijakan praktis secara jelas. Penelaahan kepustakaan disusun secara kronologis
sesuai dengan kemutakhiran teori maupun data empiris sehingga dapat diketahui perkembangan keilmuan
dan hasil penelitian.

Kerangka teoritik berfungsi sebagai “hipotesis kerja” dimungkinkan untuk disajikan dalamm penelitian
kualittatif. Kerangka teoritik dalam penelitian kualitatif metupakan kumpulan konsep-konsep relevan yang
terintegrasi dalam satu system penjelasan yang berfungsi sebagai pedoman kerja, baik dalam menyusun
metode, pelaksanaan di lapangan, maupun pembahasan hasil penelitian.

Meskipun tidak mutlak kehadirannya, telaah pustaka tetap menjadi kaharusan dalam penelitian kualitatif.
Telaah pustaka atau landasan teori dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Menggunakan sumber-sumber mutahir disamping sumber yang dianggap klasik
(b) Menggunakan sumber2 berupa artikel yang dimuat pada jurnal atau majalah ilmiah
(c) Kutipan atas sumber pustaka disajikan secata tepat, dianalisis dan dihubungkan dengan permasalahan
(d) Jumlahnya mencukupi dan tidak ada kesan berlebihan
Prosedur penelitian (rancangan dan metodologi) dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:
(1) Logika struktur dan strategi studi disajikan secara hati-hati, termasuk didalamnya identifikasi variabel,
ketepatan paradigma, bagan arus, atu model skematik
(2) Deskripsi sampel penelitian diungkapkan secara jelas, meliputi cara penarikan sampel, ukuran sampel,
dan strata
(3) Menggunakan prosedur pengumpulan data yang tepat dan terkait dengan masalah dan fokus penelitian
(4) Ada kesesuaian antara rumusan masalah dan fokus penjelajahan di lapangan
(5) Ketepatan menggunakan prosedur pengolahan data.

Contoh Tinjauan Pustaka dalam Artikel Jurnal:


Untuk mengkaji keterserapan lulusan pada lapangan kerja terdapat beberapa tulisan yang dapat digunakan
untuk pijakan.
Pertama, tulisan Drost Sj (1990) yang membahas tentang untuk apa perguruan tinggi didirikan. Diaktakan
bahwa ide dasar pendidikan perguruan tinggi adalah untuk menciptakan manusia-manusia intelektual yang
manusiawi, yang sanggup berpikir dan bekerja untuk masyarakat dan negaranya.
Kedua, tulisan Widiastono (1990: 23) yang menjelaskan bahwa harapan masyarakat kepada perguruan
tinggi begitu besar. Ribuan lulusan SLTA setiap tahun memasuki perguruan tinggi dengan harapan kelak
setelah selesai mengikuti pendidikan di perguruan tinggi masa depannya akan cerah.
Ketiga, tulisan Adi (1990: 60-62) yang menjelaskan tentang sarjana dan pasar tenaga kerja . Dalam
penjelasannya itu, dikemukakan bahwa dalam perkembangannya Indonesia makin memasuki pasar bebas.
Hal itu berarti, pasar yang semula lebih didominasi pemerintah makin bergeser ke peran swasta. Oleh
karena swasta semakin penting menyediakan lapangan kerja. Permintaan pasar kerja diduga akan lebih
banyak dari dunia industri. Oleh karena itu, pendirian Prodi dan Jurusan Keilmuan harus lebih memikirkan
alternative lapangan kerjanya. Meskipun demikian ia mengatakan bahwa sarjana tetap menjadi pilihan
pasar kerja.
Keempat, Imron (1990: 52-64) yang menjelaskan tentang dialektika pendidikan tinggi dan signifikansi
masa depan. Dikatakan bahwa dinegara berkembang pendidikan tinggi merupakan sarana mencapai
kemajuan bangsa. Pendidikan yang dilakukan dengan baik dapat menjadi alat pengusir kebodohan dan
kemiskinan.
F. METODE PENULISAN/PENELITIAN
Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat dalam bab tersendiri. Dalam artikel
untuk jurnal metode penelitian/penulisan juga ditulis dalam bagian tersendiri tetapi tidak dalam bentuk
bab. Dalam karya ilmiah makalah bahan seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara eksplisit
menjadi bab.
Dalam laporan penelitian ada perbedaaan antara metode penelitian dalam metode kuantitatif dan metode
kualitatif. Metode penelitian dalam laporan penelitian kuantitatif, prosedur penelitian dimulai dari
pengumpulan data, pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam bab
pendekatan atau penelitian kuantitatif adalah: (1) jenis dan desain penelitian, (2) populasi, sampel, dan
teknik pengambilan sampel (3) Variabel yang dirumuskan secara operasional, (4) instrument penelitian
disertai penentuan validitas dan reliabilitasnya, (5) teknik pengumpulan data , (6) teknik pengolahan dan
analisis data.

Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut istilah-istilah, seperti angket guide
interview observasi, wawancara. masing-masing istilah tersebut perlu diterangkan prosedur penggunaan
atau pelaksanaannya. bahkan, kegunaan dari masing-masing teknik atau metode yang digunakan perlu
diterangkan secara jelas.
sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, angket, guide interview, guide
observation, wawancara dan sebagainya tidak perlu diuraikan sebagaimana dalam mata kuliah metodologi
penelitian. yang diuraikan adalah siapa atau apa populasinya, berapa ukuran populasinya, berpa ukuran
sampelnya, apa teknik penarikan sampelnya, apa alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, apa
teknik pengumpulan datanya, apa teknik pengolahan dan analisis data yang dipilih dan digunakan. masing-
masing metode penelitian yabg dipilih perlu diuraikan secara operasional sesuia dengan apa yang
dikerjakan oleh peneliti.

Metode penelitian dalam laporan penelitian kualitatif terdapat beberapa perancangan dan hal ini
mengakibatkan penyajiannya akan berbeda pula. Ada beberapa pendekatan penelitian kualitatif yang
sering digunakan, seperti: (1) fenomologi. (2) hermeneutika, (3) etnografi, (4) grounded theory. Adapun
desain penelitian kualitatif dapat berupa studi kasus, grounded study, etnometodologi, biografi, historical
social science, riset klinis dll. Kerangka penelitian kualitatif yang diuraiakan dan dalam pedoman ini tidak
dimaksudkan untuk semua jenis penelitian kualitatif yang bersifat khusus melainkan hanya untuk memberi
kerangka dasar bagi penulisan karya ilmiah atau laporan penelitian yang menggunakanj metode penelitian
kulaitatif secara umum.

Metode penelitian dalam laporan penelitian kualitatif mencakup bagian-bagian sebagai berikut: (1) dasar
penelitian, (2) fokus penelitian,(3) sumber data, (4) teknik sampling, (5) alat dan teknik pengumpulan data,
(6)objektivitas dan keabsahan data, (7) Model analisis data, (8) Prosedur penelitian.

Bagian-bagian tersebut harus diuraikan sesuai dengan apa terutama dalam penusunan laporan yang
dilakukan peneliti, Dengan kata lain, uaraian bagian ini hanya bersifat konseptual atau teoritik, tetapi
menyajikan uraian mengenai kejadian yang dilakukan peneliti di lapangan, misalnya, untuk mendapatkan
data yang objektif dilakukan triangulasi. Secara teoritik ada 4 macam triangulasi yaitu: (1) motode, (2)
sumber, (3) peneliti, (4) teori. Demikian juga dengan model analisis, secara teoritik ada beberapa model
yang dapat digunakan seperti: interactive analysis models dan (2) flow analysisi models.

Contoh Metode Penelitian dalam Artikel Jurnal:


Subyek penelitian adalah semua lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi terdiri atas lulusan
tahun 2005,2006, dan 2007. Untuk keperluan penelitian tidak semua subyek peneltian yang diwawancarai
tetapi dari lulusan tersebut diambil sejumlah diantaranya menjadi informan melalui teknik cuplikan dari
tiap angkatan.
Sumber data penelitian ini adalah lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi. Sumber data lain
adalah dokumen data lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi dan sumber kepustakaan lainnya.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terbuka dan tertutup. Alat yang digunakan adalah
pedoman wawancara dan angket.
Data yang telah masuk dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif menggunakan statistik sederhana
yaitu prosentase dan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, display data, dan verifikasi/
penarikan simpulan. Setelah data dikumpulkan lalu dipilih yang benar-benar memiliki hubungan dengan
pokok masalah selanjutnya diambil kesimpulan.

G. HASIL DAN PEMBAHASAN


Karya ilmiah artikel dan makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian memuat bagian hasil dan
pembahasan. Dalam artikel dan makalah hasil dan pembahasan dapat berbentuk bab maupun tidak dalam
bentuk bab. Dalam laporan penelitian bagian hasil dan pembahasan kecenderungannya dibuat dalam
bentuk bab.
Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian dapat dipecah menjadi beberapa bab tergantung
kebutuhan. Dalam hasil disampaian data yang diperoleh dalam penelitian. Dengan demikian hasil harus
disajikan secara objektif dan sesuai dengan data yang diperoleh (tabel atau gambar).

Dalam bagian hasil penelitian diuraikan apa saja hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait
dengan penelitian. Analisa dan pembahasan membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data
yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode
yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.Penulisan hasil dan pembahasan
menggunakan huruf times new roman, 10 pt, Bold) (kosong 1 spasi tunggal, Times New Roman, 10 pt).

Hasil eksperimen atau survei atau rancang bangun beserta analisisnya dan pembahasannya dapat disajikan
secara bersama-sama atau secara terpisah berupa uraian, tabel dan gambar. Data yang dilaporkan sudah
harus berupa data terolah, bukan data mentah. Tabel dan gambar harus dilengkapi nomor urut
menggunakan angka Arab, dan bila diperlukan, disertai keterangan tambahan, seperti acuan dan arti
singkatan. Untuk karya tulis hasil tinjauan pustaka dan hasil bahasan teoritis, informasi pustaka yang akan
dipermasalahkan dan pembahasannya dapat diuraikan secara bersamasama atau secara terpisah, disajikan
secara sistematis, rasional dan lugas. (Times New Roman, 10 pt, Regular, 1 spasi tunggal) (kosong 2 spasi
tunggal, Times New Roman, 10 pt).

Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam penulisan karya ilmiah karena dalam bab
ini dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi penulis, pemecahan masalah, dan
temuan pendapat baru yang diformulakan (bila ada).

Bab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu :


a. Deskripsi Data
Berisi serangkaian data yang berhasil dikumpulkan, baik data pendukung seperti latar belakang lembaga /
instansi yang diteliti, struktur organisasi dan sebagainya sert data utama yang diperlukan untuk pengujian
hipotesis. Data-data tersebut harus dideskripsikan secar sistematis.
b. Pembahasan
Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian sesuai dengan acuan dan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Bagian pembahasan ini memperlihatkanketajaman dan keluasan wawasan penulis mengenai
permasalahan yang dikajinya.
Hasil berupa data penelitian yang telah diolah dan dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, foto, atau gambar.
Pembahasan berisi hasil analisis dan hasil penelitian yang dikaitkan dengan struktur pengetahuan yang
telah mapan (tinjauan pustaka yang diacu oleh penulis), dan memunculkan ‘teori-teori’ baru atau
modifikasi terhadap teori-teori yang telah ada. Berisi tentang kupasan, analisis, argumentasi dan pendirian
penulisan mengenai masalah yang dibicarakan.

Sajikan hasil penelitian sewajarnya secara bersistem. Jika data terlalu banyak, adakalanya Anda perlu
selektif dalam menyajikannya. Dengan pertimbangan yang masak, rancanglah tabel, grafik, gambar atau
alat penolong lain untuk memperjelas dan mempersingkat uraian yang harus diberikan. Jangan berikan
informasi berulang, misalnya dalam bentuk tabel dan gambar. Tabel dan gambar perldisebut dalam teks
dan letaknya tidak berjauhan dari teks yang bersangkutan. Hindari pengulangan informasi yang sudah ada
dalam ilustrasi secara panjang lebar. Tafsirkan hasil yang diperoleh dengan memperhatikan dan
menyesuaikannya dengan masalah atauhipotesis yang diungkapkan dalam Pendahu-luan. Adakalanya Hasil
digabungkan dengan Pembahasan, menjadi bagian yang dinamakan Hasil dan Pembahasan.
Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya, dan menyusunnya dalam tabel, dengan sendirinya Anda telah
memiliki sejumlah gagasan yang telah dikembangkan dalam Pembahasan. Pengembangan gagasan ini
disebut ‘argumen’. Anda harus membandingkan dengan hasil peneliti terdahulu, kemudian buatlah
pertimbangan teoretisnya. Dengan demikian, maka Pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai
relevansi, manfaat, dan kemungkinan atau keterbatasan percobaan Anda, serta hasilnya.

Dikatakan oleh Rifai (1995), bahwa Pembahasan merupakan bagian tempat seseorang paling bebas
berekspresi. Pendapat orang yan sudah diringkas dalam Pendahuluan atau Tinjauan Pustaka tidak perlu
diulang lagi tetapi diacu saja seperlunya. Bentangkan arti temuan serta jelaskan bagaimana simpulan baru
itu memperluas cakrawala ilmu dan teknologi. Bila perlu berikan implikasi penerapan temuan aru tadi dan
tunjukkan segi-segi lain yang perlu diteliti lebih lanjut. Akhiri pembahasan secara positif, tegas, dan kuat.

Menurut Calderon & Gonzales (1993), ada lima unsur yang dapat dituliskan dalam berargumen dan
menyampaikan implikasi dari temuan.
1) Nyatakan situasi yang ditemukan dalam penelitian: bisa memuaskan atau tidak memuaskan. Misal:
Mayoritas guru sains di Provinsi A tidak memenuhi kualifikasi untuk mengajarkan sains.
2) Nyatakan kemungkinan penyebab situasi itu. Jika ada situasi,mestinya ada penyebab, dan mestinya ada
hubungan logis antarasituasi dan penyebab; bila tidak, yang dianggap penyebab bukanlah penyebab yang
sesungguhnya. Dalam contoh di atas, penyebab logis kurangnya guru berkualifikasi untuk menangani mata
ajaran sains ialah kurang cermatnya petugas rekrutmen dalam menyeleksi calon guru, atau tidak cukupnya
pelamar yang berkualifikasi untuk menduduki posisi guru sains.
3) Nyatakan efek yang mungkin timbul dari situasi itu. Hampir pasti, ada pula efek yang timbul dari situasi
tsb. dan mestinya ada hubungan logis antara situasi dan efek yang mungkin. Efek logis dari kurangnya guru
berkualifikasi pada pengajaran sains ialah bahwa pengajaran akan kurang efektif dan ini dapat merugikan
siswa.
4) Nyatakan tindakan untuk mengatasi situasi yang kurang memuaskan atauuntuk meningkatkan situasi
yang sudah baik. Wajar saja untuk mengambil tindakan guna meng-atasi situasi yang kurang memuaskan.
Namun, situasi yang sudah baik pun perlu terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Langkah logis
untuk mengatasi keadaan guru yang tidak berkualifikasi ialah dengan mensyaratkan peningkatankualitas
melalui pendidikan dalam bidang sains, menghadiri seminar, mengikuti pelatihan, membaca lebih banyak
publikasi sains.
5) Nyatakan badan atau bidang terkait yang terpengaruhi. Dalam contoh yang diambil ini, pengajaran sains
di Provinsi A yan terpengaruhi. Anda dapat melanjutkan pembahasan tentang implikasi temuan Anda pada
pengajaran sains. Implikasi ini barangkali tidak berlaku untuk keadaan pendidikan secara keseluruhan.
Hasil dan Pembahasan: Kedua bagian ini dapat disatukan atau dipisah, bergantung pada gaya selingkung
jurnal yang bersangkutan. Di bagian ini dapat dikemukakan produk dan dihasilkan dan spesifikasinya,
uraian teknik instalasi produk (jika diperlukan), uraian hasil uji efisiensi dan fungsional produk, tabel dan
gambar teknis atau foto setiap aplikasi metode, produk, dan hasil pengujian.

Penyajian dan analisis data dikategorikan memenuhi kriteria yang baik jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Dirumuskan secara logis dan teratur, kerangka hipotesis. Deduksi, tujuan dan pertanyaan penelitian
ditempatkan pada dimensi keterkaitan yang intensif
(b) Tidak menyajikan hal-hal yang bersifat subjektif dan spekulatif
(c) Analisis terhadap fakta yang diperoleh secara konsisten
(d) Terhindar dari generalisasi yang berlebihan (overgeneralization) atau pengungkapan yang tidak ada
hubungannya dengan data penelitian
(e) Kesalinghubungan penemuan empiris selama penelitian diungkap secara eksplisit dengan menghindari
distorsi data penelitian
(f) Faktor-faktor tidak terkontrol yang diduga dapat mempengaruhi ketepatan data diantipasi sedemikian
rupa melalui diskusi
(g) Harus jelas perbedaan antara fakta dan kecendurungan yang berkembang dalam proses penelitian
(h) Hindari kontradiksi, ketidakkonsistenan atau elemen-elemen yang tidak terarah dalam data temuan
(i) Tabel, gambar, bagan, dan sejenisnya disajikan secara tepat baik bentuk, isi, maupun posisi.

Pada bagian pembahasan dihubungkan untuk memperhatikan ataupun merujuk pula hasil penelitian lain
ataupun terdahulu. Selain itu perlu diungkapkan pula keterbatasan ataupun limitasi dari hasil yang
diperoleh dan diperiksa apakah hasil yang diperoleh telah sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian
tersebut, dan perlu juga diungkapkan saran ataupun penelitian lanjutan yang perlu dilaksanakan.

H. PENUTUP
Bagian penutup dari karya ilmiah adaalah simpulan dan saran. Cara penulisan pada artikel bergantung
pada gaya selingkung jurnal, Bagian ini dapat merupakan bagian terpisah atau bergabung dengan bagian
Pembahasan atau Hasil dan Pembahasan. Dalam bagian ini diuraikan keberhasilan metode dikaitkan
dengan hasi kerja, dan dampak produk.
Dalam laporan penelitian kuantitatif, penutup merupakan Bab terakhir dari isi pokok laporan penelitian.
sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi menjadi dua sub-bab yaitu simpulan dan saran. Simpulan
harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasannya. masalah
yang dikemukakan dibagian pendahuluan semuanya harus terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan
dapat tercapai. Uraian atau pembahasan masalah dalam bab sebelumnya harus ada simpulannya.
Saran harus sejalan dengan simpulan atau temuan. saran hendaknya disertai dengan argumentasinya. kalau
mungkin juga disertai jalan keluarnya. saran dapat bersifat praktis atau teoritis termasuk saran yang
berharga adalah saran tentang perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu
semua masalah dapat dipecahkan secara tuntas atas dasar penelitian yang telah dilakukan atau setelah
selesainya penelitian ini timbul masalah lain yang terkait.

Dalam penyusunan laporan penelitian kualitatif bagian penutup merupakan bab terakhir dari isi pokok
laporan penelitin yang terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan hendaknya berisi uraian tentang -temuan
yang penting dalam penelitian dan implikasi-implikasi dari temuan tersebut. Simpulan harus sejalan
dengan masalah, tujuan, dan merupakan ringkasan dari hasil pembahasan dan analisi. Uraian dalam
simpulan harus menjawab masalah yang dikemukakan dalam bab pendahuluan dan emmenuhi semua
tujuan penelitian.

Saran dikemukakan dengan mengaitkan temuan dalam simpulan dan jika memungkinka jalan
keluarnyajuga disampaikan. saran dapat bersifat praktis atai teoritis. Selain itu, perlu juga dikemukakan
masalah-masalah baru yang ditemukan dalan penelitian yang memerlukan penelitian lanjutan.
Kesimpulan dan saran dikategorikan baik jika memenuhi syarat sebagai berikut:
(a) Pernyataan mengenai kesimpulan diungkap secara tepat dan akurat tanpa disertai pernyataan baru
atau pengantar yang tidak relevan
(b) Kesimpulan dibuat menurut ruang lingkup generalisasi atas dasar justifikasi data yang disajikan
(c) Kesimpulan seyogyanya diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan baru, berupa saran atai rekomendari
bagi penelitian lebih lanjut.
(d) Saran yang dikemukakan bersifat objektif dan disertai langkah-langkah operasional bagi
implementasinya.
(e) Saran semata-mata ditujukan pada upaya perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang dikemukakan
atau berupa rekomendasi aplikasi temuan, berikut langkah-langkah teknisnya.

Contoh Simpulan dan Saran Artikel Jurnal:


Berdasarakan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Keterserapan lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS
UNNES pada lapangan kerja, termasuk memerlukan waktu yang singkat dari tahun pertama hingga tahun
ketiga telah terserap dengan prosentase yang tinggi.
2. Lapangan kerja yang menyerap lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan Sosiologi
dan Antropologi FIS UNNES sebagian besar telah sesuai dengan lapangan kerja yaitu guru mata pelajaran
Sosiologi dan Antropologi atau IPS.
3. Upaya lulusan dalam mengakses lapangan kerja dengan cara mencari informasi melalui teman dan
kenalan, media internet, media massa cetak dan metode trial dan error, belum didasarkan pada
perencanaan dan konseptual yang jelas dan baru dilakukan setelah lulus.
Contoh Saran dalam Artikel Jurnal:
Saran yang diusulkan dari penelitian ini adalah:
1. Lulusan dalam mengakses lapangan kerja perlu persiapan sejak di bangku kuliah dengan
mengembangkan ketrampilan dalam mengakses informasi melalui internet, media masssa cetak,
mengembangkan jaringan dengan sekolah-sekolah.
2. Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi perlu membekali ketrampilan mengakses lapangan kerja
bagi mahasiswa di lingkungannya agar kelak jika lulus sudah lebih siap dalam memasuki lapangan kerja
yang tersedia atau menciptakan lapangan kerja sendiri.
3. Pemerintah dan penyelenggara lembaga pendidikan sebaiknya meningkatkan pengaturan pengajaran
agar guru-guru dalam mengajar mata pelajaran sesuai dengan bidang kelilmuannya. Hal tersebut
dimaksudkan agar dapat mendukung profesionalisme dalam pendidikan dan meningkatkan kualitas
pendidikan.

I. DAFTAR PUSTAKA
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya ilmiah lain yang digunakan
sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat
nama pengarang, judul karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar
pustaka merlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu berupa buku, jurnal, makalah
seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi, dokumen WEB, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang
ditetapkan untuk menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara penulisan
daftar pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat keilmuan dalam masing-masing
bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang disarankan dalam “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di
UPI diadopsi sebagian besar dari tata cara yang ditetapkan “American Psychological 3
Hf/bhs.Ind/kim/2000

Daftar pustaka hanya berisi sumber-sumber tertulis yang dikutip dan digunakan dalam karya ilmiah
(skripsi), karena itu sumber tertulis lain yang tidak dikutip meskipun pernah dibaca penulis dalam
kaitannya dengan penulisan skripsinya tidak perlu dimasukkan dalam daftar pustaka.
Penulisan pustaka disusun menurut abjad dari nama penulisnya dan nama keluarga harus ditulis lebih
dahulu tanpa menyertakan gelar. Sumber tulisan (pustaka) yang menggunakan lebih dari satu baris diketik
satu spasi dengan menjorok ke dalam sejauh 0,5 inchi untuk baris ke dua dan seterusnya, sedangkan jarak
antar pustaka diketik dengan dua spasi dan diawali pada margin kiri.

Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya konsisten. Namun demikian apabila karya
ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita harus menyesuaikan diri dengan tata cara
penulisan daftar pustaka yang ditetapkan oleh redaksi jurnal tersebut.
Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku atau pun naskah ilmiah yang digunakan sebagai
referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Referensi/ acuan yang dirujuk haruslah yang mempunyai
kontribusi nyata dalam penelitian tersebut. Penulisan daftar pustaka diurut sesuai dengan urutan
penunjukkannya dalam naskah dengan menggunakan angka Arab seperti terlihat pada contoh. Penulisan
pustaka dimulai nama keluarga dan singkatan nama kecil yang ditulis dengan huruf kapital. Semua nama
penulis harus disebutkan. Untuk penulisan majalah/jurnal, setelah penulisan nama diikuti dengan judul
karangan, nama majalah, volume majalah yang diberi garis bawah, nomor dan tahun majalah masing-
masing dalam tanda kurung kecil serta halaman majalah. Nama buku ditulis di antara tanda kutip atau
ditebalkan diikuti dengan nomor edisi buku, editor (jika ada), nama penerbit, tempat penerbitan, tahun
penerbitan, dan halaman. (Times New Roman, 10 pt, Regular, 1 spasi tunggal) (kosong 2 spasi tunggal,
Times New Roman, 10 pt)

Contoh: Buku tanpa editor:


SNEDECOR, G.W. and COCURAN, W.G.,Statistical Methodes, State Univ. Press Iowa (1972).
IAEA, “Radiation Protection Procedures” (Safety Series No. 38), IAEA, Vienna (1973).

Buku dengan editor:


HAMMOND, C.R., “The Element, Handbook of Chemistry and Physics”, 45th ed., WEST, R.C., SELBY, S.M.,
AND HODGMAN, C.D., Eds, The Chemical Rubber o. Cleveland (1964) 27-47.
KOLAR, G.F., In Chemical Carcinogens, 2 nd ed., SEARLE, C.E., Ed., ACS onograph 182, American Chemical
Society, Washington DC, 1984; Vol. 2, Chapter 14. Prosiding:
MITCHELL, N.T.,Transfer of radionuclides to man through environmental athways (Proc. of a Seminar on
Population Dose Evaluation and Standards for Man and His environment, Portoroz, 1974), IAEA, Vienna
(1974) 485.
SUGIHARTO, Studi distribusi waktu tinggal pada proses pencampuran kontinu dengan model bejana
berderet (Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi, Jakarta 6-7
November 2001), Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir
Nasional, Jakarta (2002) 109. Majalah:
ZAHIRUDDIN, Penentuan mangan, uranium, crom, tembaga dan molybdenum dalam baja special (baja
uranium) dengan cara aktivasi neutron, Majalah BATAN XI:2, (1972) 1-15

Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku ataupun naskah ilmiah yang digunakn sebagai
referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Reference yang dirujuk haruslah yang benar-benar mempunyai
kontribusi nyata dalam penelitian tersebut. Daftar pustaka ialah daftar atau senarai yang ada dalam karya
ilmiah, misalnya, makalah atau skripsi yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara
alfabetis (setelah nama marga pengarang dikedepankan). Kepustakaan atau juga daftar pustaka memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a. diambil dari buku, majalah, makalah, surat kabar, internet, dan orasi dalam ilmiah;
b. berisikan nama pengarang atau lembaga;
c. memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama penerbit, dan tempat terbit.
Fungsi dari daftar pustaka ialah sebagai berikut:
a. menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);
b. menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki referensi dan akumulasi dari karya
ilmiah sebelumnya;
c. Merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.

Teknik penulisan daftar pustaka ialah berikut:


a. Nama pengarang dibalikkan atau diputar dengan catatan nama yang dikedepankan, atau nama
marga/unsur nama akhir yang dipisahkan oleh koma. Setelah itu, nama pengarang disusun secara alfabetis;
b. Bila nama pengarang ada dua, yang dibalikkan ialah nama pengarang pertama;
Contoh: Emil Salim dan Philip Kotler menjadi Salim, Emil dan Philip Kotler
c. Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang pertamalah yang diputar dan diikuti oleh dkk.
Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad Tjiptowardojo menjadi Salim, Emil. dkk.
d. Bila tidak terdapat nama pengarang, nama departemen atau lembagalah yang ditulis; bila tidak ada
kedua-duanya, tulislah tanpa pengarang, atau tanpa lembaga;
e. Gelar akademik pengarang tidak dicantumkan;
f. Judul buku harus dicetak miring dalam komputer atau digarisbawahi dalam mesin tik atau tulisan tangan;
g. Judul artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit oleh tanda petik dua;
h. Bila ada edisi atau cetakan ditulis sesudah judul buku;
i. Jika buku tersebut merupakan terjemahan dari buku bahasa asing, penerjemah ditulis sesudah edisi;
j. Spasi dalam daftar pustaka satu spasi;
k. Perpindahan dari satu pengarang ke pengarang yang lain dua spasi.
l. Bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris yang kedua atau selanjutnya dimulai dari 1
tabulasi (5-7 ketukan);
m. Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama pengarang ditulis satu kali; nama
pengarang itu diganti dengan garis panjang atau tanpa garis panjang;
n. Bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis oleh seorang pengarang, urutan penulisannya
berdasarkan tahun terbit;
o. Bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang pengarang yang ditulis dalam tahun yang sama,
urutan penulisannya diikuti nomor urut a, b, c, dsb.

Bentuk Pertama
Perhatikan urutan penulisan, nama marga dan nama kecil, (dipisahkan koma), (diakhiri titik), tahun terbit,
(diakhiri titik), judul buku–anak judul, (diikuti titik dua dan diakhiri titik), cetakan (diakhiri titik), nama
tempat (diakhiri titik dua), nama penerbit (diakhiri titik).
Contoh:
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Cetakan
III.Bandung: Eresco.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1989. “Tata Bahasa Kasus dan Valensi Verba” dalam PELLBA 2. Lembaga
Bahasa Unika Atma Jaya. Jakarta: Kanisius.

Bentuk Kedua
Djajasudarma, T. Fatimah1993a Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Eresco.
1993b Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco.
Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan sistematika yang diminta oleh media
publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak sesuai akan sulit untuk dimuat. Sedangkan suatu
karya ilmiah tidak ada artinya sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang
sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta penulis untuk menjawab
empat pertanyaan berikut: (1) Apa yang menjadi masalah?, (2) Kerangka acuan teoretik apa yang dipakai
untuk memecahkan masalah?, (3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah itu?,
(4) Apa yang ditemukan?, serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari temuan itu?
Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya biasanya dikemas dalam bagian
Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan teoretik yang digunakan dalam memecahkan masalah
umumya dikemukakan dalan bagian dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori , atau
Telaah Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang dilakukan
dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan
Metode. Jawaban terhadap pertanyaan apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam bagian Temuan
atau Hasil Penelitian. Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian umumnya
dikemukakan dalam bagian Diskusi atau Pembahasan. Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku,
atau harga mati. Sistematika karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masarakat keilmuan dalam
bidang terkait, jenis karya ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi).

Rangkuman
1. Karya ilmiah merupakan kesatuan tulisan yang disusun secara sistematis. Karya ilmiah laporan
penelitian memiliki bagian-bagian yang terstruktur dalam kerangka penulisan ilmiah. Bagian-bagian dari
karya ilmiah secara umum adalah pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penulisan/penelitian, hasil
penelitian dan pembahasan, penutup berisi simpulan dan saran, daftar pustaka.

2. Kerangka Karya ilmiah makalah dan artikel terdiri atas Pendahuluan, Isi dan Kesimpulan. Pendahuluan
memuat tentang latarbelakang masalah, rumusan masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika
uraiannya.Isi, memuat tentang kemampuan penulis dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk
menjawab persoalan atau masalah yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh terdiri dari lebih satu bagian
sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Kesimpulan, yakni bagian yang memuat pemaknaan dari penulis
terhadap diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan kriteria dan sumber-sumber literatur atau data
lapangan.

3. Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat dalam bab tersendiri. Dalam
artikel untuk jurnal metode penelitian/penulisan juga ditulis dalam bagian tersendiri tetapi tidak dalam
bentuk bab. Dalam karya ilmiah makalah bahan seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara
eksplisit menjadi bab.

Evaluasi
1. Artikel dan makalah memiliki bagian-bagian yang merupakan kesatuan. Jelaskan bagian dari karya ilmiah
artikel dan makalah yang utama.
2. Apakah isi yang terdapat dalam pendahuluan artikel dan laporan penelitian.
3. Mengapa tinjauan pustaka diperlukan dalam karya ilmiah ? Apa isi yang termuat dalam tinjauan pustaka.
Apakah karya ilmiah harus eksplisit menyebutkan sub tinjauan pustaka ?
4. Apa yang membedakan bagian metode penelitian dalam laporan penelitian kualitatif dan kuantitatif?
5. Apa yang dimaksud dengan hasil kajian dan pembahasan ? Apa beda antara isi bagian hasil dan
pembahasan.
6. Apakah hasil kajian dan pembahasan selalu harus dipisah ?.

Anda mungkin juga menyukai