2. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-
anak. Adapun tujuannya adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu
agar mereka sebaggai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya. Batasan atau rumusan di atas adaah batasan atau rumusan
menurut ahli ilmu pengetahuan yang membahas perilaku manusia terhadap manusia. Pada
dasarnya rumusan-rumusan itu ada yang member tekanan pada kegiatan orang dewasa dan ada
yang member tekanan pada kehidupan setiap orang dewasa, dan ada yang member tekanan pada
kehidupan setia orang. Namun dengan berkembangnya Teori Pendidikan Seumur Hidup (sejak
tahun 1960-an), dan pemahaman akan kegiatann fundamental manusia dalam mengembangkan
dirinya, maka arti atau makna pendidikan terikat pada ‘waktu sekarang’ dan dapat dilihat dari
tiga sudut.
Yang tersirat dari pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro adalah dengan
melalui pendidikan, Ki Hajar Dewantoro bermaksud menjunjung derajad bangsa Indonesia.
Upaya ini akan berhasil jika dimulai dari segenap lapisan rakyat. Bukan hanya bagi segelintir
elit. Sebagaimana kita ketahui, sebelumnya pendidikan hanya diperuntukkan bagi segelintir
anak-anak bangsa Belanda dan priyayi pribumi. Rakyat merupakan sumber kekuatan untuk
memerdekakan bangsanya. Oleh karena itu, rakyat harus mendapatkan pengajaran secara merata,
tanpa pilih kasih, agar pandai melakukan upaya bagi kemakmuran bangsanya. Apabila sebuah
bangsa menjadi makmur, ia akan menjadi bangsa yang merdeka.
Di dalam mendidik, Ki Hajar Dewantoro berpandangan bahwa pendidikan merupakan tuntunan
bagi berkembangnya anak-anak. Mereka adalah makhluk hidup yang memiliki kodrat dan
potensi tumbuh dan berkembangnya masing-masing. Tugas pendidik adalah membantu mereka
untuk menumbuh-kembangkan kodrat dan potensinya masing-masing untuk mencapai derajad
optimal. Pendidik tidak bisa dan tidak boleh memaksakan kehendak bagi kodrat anak-anak
seperti keinginan pendidik. Pemaksaan seperti ini identik dengan penjajahan
Sumber : http://safegoreti.wordpress.com/2008/04/19/ki-hajar-dewantara/
Ilmu Pengetahuan
Ilmu merupakan usaha untuk Pengetahuan merupakan hasil tahu
mengorganisir dan mensitematisasikan manusia terhadap sesuatu, atau segala
sesuatu. Sesuatu tersebut dapat diperoleh perbuatan manusia untuk memahami
dari pengalaman dan pengamatan dalam suatu objek tertentu. Pengetahuan
kehidupan sehari-hari. Namun sesuatu itu dapat berwujud barang-barang baik
dilanjutkan dengan pemikiran secara lewat indera maupun lewat akal, dapat
cermat dan teliti dengan menggunakan pula objek yang dipahami oleh
berbagai metode. manusia berbentuk ideal, atau yang
bersangkutan dengan masalah
kejiwaan.
Ilmu dapat merupakan suatu metode Pengetahuan adalah keseluruhan
berfikir secara objektif (objective pengetahuan yang belum tersusun,
thinking), tujuannya untuk baik mengenai matafisik maupun
menggambarkan dan memberi makna fisik. Dapat juga dikatakan
terhadap dunia faktual. Ini diperoleh pengetahuan adalah informasi yang
melalui observasi, eksperimen, dan berupa common sense, tanpa
klasifikasi. Analisisnya merupakan hal memiliki metode, dan mekanisme
yang objektif dengan menyampingkan tertentu. Pengetahuan berakar pada
unsur pribadi, mengedepankan pemikiran adat dan tradisi yang menjadi
logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kebiasaan dan pengulangan-
kedirian atau subjektif). Ilmu sebagai pengulangan. Dalam hal ini landasan
milik manusia secara komprehensif yang pengetahuan kurang kuat cenderung
merupakan lukisan dan keterangan yang kabur dan samar-samar. Pengetahuan
lengkap dan konsisten mengenai hal-hal tidak teruji karena kesimpulan ditarik
yang dipelajarinya dalam ruang dan berdasarkan asumsi yang tidak teruji
waktu sejauh jangkauan logika dan dapat lebih dahulu. Pencarian pengetahuan
diamati panca indera manusia. lebih cendrung trial and error dan
berdasarkan pengalaman belaka
(Supriyanto, 2003).
Sumber : http://staff.unud.ac.id/~besung/.../perbedaan-ilmu-dengan-pengetahuan.
b. Pada hakekatnya kebenaran adalah sesuatu yang bersifat relatif. Cara mendapatkan kebenaran:
(1) Pendekatan ilmiah (scintific)
Adalah suatu pendekatan yang merupakan metodologi (urut-urutan berpikir secara logik dan
sistematis dalam mengkaji kebenaran-kebenaran) yang bersifat rasional, sehingga mendapatkan
kebenaran koherensi yang bersifat empirik dan obyektif yang berdasarkan kebenaran
korespondensi, serta mengandung maslahat bagi kehidupan manusia.
•Kriteria kebenaran:
(a) koherensi
(b) korespondensi
(c) pragmatik
(2) non-ilmiah (unscintific)
Upaya memperoleh kebenaran dengan cara
(a) akal sehat (commonsense)
(b) apriori
(c) intuisi
(d) prasangka
(e) coba-coba (trial and error)
(f) otoritas seseorang
Sumber : http://catatankuliahdigital.blogspot.com/2009/09/hakekat-ilmu- pengetahuan.html
c. Teori Pragmatisme
Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi
oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori
tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya.
Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Suatu kebenaran atau suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah apakah pernyataan tersebut
bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia
membawa kepada akibat yang memuaskan, maka dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai
kebenaran.
Contoh :
Telah di ciptakan 2 jenis mobil bisa terbang dan menyelam di air agar memudahkan manusia
dalam menjangkau daerah – daerah yang sulit di jangkau.
Dokter menemukan jenis virus baru, sejenis antrax setelah mengautopsi jenazah.
Sumber : http://www.scribd.com/doc/7385620/Tugas-Mata-Kuliah-Filsafat-Ilmu-dan-Etika-
Ilmu-teori-kebenaran?secret_password=&autodown=doc
Pendidikan Pendidikan
Kajian Pendidikan formal
nonformal informal
Tujuan Kegiatan studi yang Meliputi berbagai Lebih difokuskan
berorientasi akademis usaha khusus yang pada pemberian
dan umum, program di selenggarakan keahlian atau skill
spesialisasi, dan secara terorganisasi guna terjun ke
latihan profesional. agar terutama masyarakat.
generasi muda dan Menentukan
juga orang kepribadian anak,
dewasa,yang tidak apakah anak akan
dapat sepenuhnya menjadi anak yang
atau sama sekali bertanggung
tidak berkrsempatan jawab,berbudi
mengikuti luhur, patuh akan
pendidikan sekolah. peraturan,
Pendidikan Non berpegang teguh
Formal meliputi pada janjinya atau
kegiatan sebaliknya.
pengetahuan praktis
dan ketrampilan
dasar yang di
perlukan
masyarakat.
Waktu Kegiatan yang Relatif singkat Berlangsung
pembelajaran sistematis, sepanjang usia
berstruktur, sehingga setiap
bertingkat, orang memperoleh
berjenjang, dimulai nilai, sikap,
dari sekolah dasar ketrampilan dan
sampai dengan pengetahuan yang
perguruan tinggi dan bersumber dari
yang setaraf pengalaman hidup
dengannya yang sehari-hari,
dilakukan terus pengaruh
menerus. lingkungan
Waktu panjang termasuk
didalamnya adalah
pengaruh
kehidupan
keluarga, hubungan
dengan tetanga,
lingkungan
pekerjaan, dan
permainan, pasar,
perpustakaan, dan
media masa.
Proses Kegiatan studi yang Di luar dan di dalam Kegiatan
pembelajaran berorientasi akademis gedung sekolah. terorganisasi dan
dan umum, program sistematis, di luar
spesialisasi, dan sistem
latihan profesional, persekolahan yang
yang dilaksanakan mapan, dilakukan
dalam waktu yang secara mandiri atau
terus menerus. merupakan bagian
penting dari
kegiatan yang lebih
luas, yang sengaja
dilakukan untuk
melayani peserta
didik tertentu
didalam mencapai
tujuan belajarnya.
isi program/ Kurikulumnya jelas, Terdapat program Programnya
kurikulum materi pembelajaran tertentu bersifat informal,
bersifat akademis. tidak diarahkan
Ditentukan secara untuk melayani
teliti untuk tiap kebutuhan belajar
jenjang secara tertulis yang diorganisasi.
Ada ujian formal , Kegiatan
dengan pemberian pendidikan ini lebih
ijazah umum,berjalan
dengan sendirinya,
berlagsung
terutama dalam
ligkungan keluarga,
serta melalui media
masa, tempat
bermain, dan lain
sebagainya.
Tidak ada
programyang
direncanakan
secara formal, tidak
ada materi tertentu
yang harus tersaji
secara formal, tidak
ada ujian.
Sumber : http://benramt.wordpress.com/ruang-pails/iv-pendidikan-formal-non-formal-dan
informal/
8. George F. Kneller filsafat pendidikan dapat dikaji secara spekulatif, preskritif dan analitik.
Spekulatif: berusaha membangun teori-teori hakikat manusia, hakikat masyarakat, hakikat dunia,
yang bermanfaat dalam menafsirkan data sebagai hasil penelitian sains yang berbeda.
Preskriptif: menentukan tujuan-tujuan yang harus diikuti dan dicapainya; menentukan cara-cara
yang tepat dan benar untuk digunakan dalam mencapai tujuan tsb.
Analitik: Menjelaskan pertanyaan-pertanyaan spekulatif dan preskriptif; menguji secara logis
konsep-konsep pendidikan.
Filsafat spekulatif
Filsafat spekulatif adalah suatu cara berfikir sistematis mengenai segala hal yang ada.
Mengapa para filsuf melakukan ini? Mengapa mereka tidak seperti ilmuwan saja yang
mempelajariaspek tertentu dalam kehidupan? Jawabannya adalah bahwa pikiran manusia
berharap melihat suatu hal secara keseluruhan. Berharap untuk mengerti bagaimana semua hal
yang berbeda yang ditemukan secara bersamaan akan menghasilkan sesuatu yang sangat berarti
secara keseluruhan. Dan kita pun terus mengikuti hal-hal tersebut. Ketika kita membaca sebuah
buku, melihat lukisan, atau mempelajari sebuah tugas, kita sadar bahwa tidak hanya detail
tertentu saja yang diperhatikan tetapi harus memperhatikan juga pola-pola yang memberikan
perbedaan pada detail-detail tersebut.
Filsafat spekulatif adalah suatu pencarian untuk aturan dan suatu hal yang menyeluruh,
yang diterapkan bukan hanya pada hal tertentu atau pengalaman tertentu saja tetapi untuk seluruh
ilmu pengetahuan dan pengalaman. Singkatnya, filsafat spekulatif adalah suatu usaha untu
menemukan hubungan dari keseluruhan aspek dari pikiran dan pengalaman. Filsafat Spekulatif
merenungkan secara rasional spekulatif seluruh persoalan manusia dalam hubungannya dengan
segala yang ada pada jagat raya ini. Filsafat berusaha menjawab seluruh pertanyaan yang
berkaitan dengan manusia, eksistensinya, fitrahnya di alam semesta ini, dan hubungannya
dengan kekuatan-kekuatan supernatural. Filsafat spekulatif memiliki kekuatan intelektal yang
sangat tinggi, dengan penalaran intelektualnya itu manusia berusaha membangaun suatu
pemikiran tentang manusia dan masyarakat. Contoh dari paradigma filsafat ini adalah filsafat
yunani kuno, filsafat Socrates, Plato dan ilsafat Aristoteles.
Filsafat Preskriptif
Filsafat preskriptif menyusun standar untuk memeriksa nilai, menilai hubungan, dan
menghargai seni. Filsafat preskriptif menilai apa yang kita maksud dengan baik dan buruk, benar
dan salah, indah dan jelek. Filsafat preksriptif bertanya apakah hubungan bentuk-bentuk kualitas
ini berkaitan satu sama lain atau hanya merupakan proyeksi dari pikiran kita. Bagi psikolog,
hubungan manusia secara moral, baik atau buruk, akan membentuk sikap-sikap yang dapat
dipelajari. Tapi menurut pendidik dan filsuf preskriptif beberapa bentuk sikap ada yang berharga
dan ada yang tidak. Filsuf preskriptif mencari untuk menemukan dan mengajukan prinsip-prinsip
untuk memutuskan suatu kegiatan dan nilai kualitas apa yang bermanfaat dan mengapa hal
tersebut harus dilakukan.
Filsafat Analiti
Filsafat analitis berfokus pada kata dan artinya. Filsuf analitis memeriksa notasi-notasi
seperti “sebab”, “pikiran”, “kebebasan akademik”, dan “kesamaan kesempatan”, dalam rangka
untuk menilai pengertian yang berbeda dalam konteks berbeda. Filsuf analitis manunjukkan
bagaimana ketidakkonsistenan akan muncul ketika pengertian dalam suatu konteks diaplikasikan
pada konteks lain. Filsuf analitis cenderung skeptic, berhati-hati, dan menolak untuk membangun
suatu sistem berfikir.
Contoh penerapannya, sekarang ini pendekatan analitis mendominasi filsafat Amerika dan
Inggris. Di Benua Eropa berlaku tradisi spekulatif. Tetapi apapun filsafat yang banyak digunakan
pada waktu kapanpun, kebanyakan filsuf setuju bahwa semua pendekatan berperan pada
perkembangan filsafat. Spekulasi tanpa analisis akan membuat suatu hal menjadi tidak relevan.
Analisis tanpa spekulasi juga akan menurun pada rincian yang tidak penting dan menjadi hampa.
Pada kasus manapun, hanya terdapat beberapa filsuf yang semata-mata spekulatif, preskriptif,
dan analitis.Spekulasi, perskripsi, dan analisis diperlukan untuk semua filsuf yang telah matang.
Sumber : http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20Ilmiah%2011.html
Sumber : http://nagasaribu.blogspot.com/2009/02/ktsp-dipaksakan.html
9. Aliran-aliran pendidikan: 1) aliran pengajar alam sekitar, 2) pengajar pusat pendidikan, 3)
sekolah kerja dan 4) pengajar proyek.
1. Pembelajaran alam sekitar
Gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan
heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.Dalam pendidikan alam sekitar
ditanamkan pemahaman, apresiasi, pemanfaatan lingkungan alami dan sumber-sumber
pengetahuan di luar sekolah yang semuanya penting bagi perkembangan peserta didik sehingga
peserta didik akan mendapatkan kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia
nyata. Melali penjelajahan alam yang dlakukan, maka peserta didik akan menghayati secara
langsung tentang keadaan alam sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta merta
memanfaatkan waktu senggangnya.
2. Pengajaran pusat perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran
melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly
menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:
Metode Global dan Centre d’interet. Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak. Dari
pusat perhatian ini kemudian diambil pelajaran-pelajaran lain. Dalam pengajaran ini anak selalu
bekerja sendiri tanpa ditolong dan dilayani.
3. Sekolah kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang
mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar
pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan
bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya dan dikembangkan oleh George
Kerschenteiner. Menurut dia, bentuk sekolah untuk menjadi warga negara yang baik yaitu
mendidik anak agar pekerjaannya tidak merugikan masyarakat dan justru memajukannya. Oleh
karena itu sekolah wajib menyiapkan peserta didik untuk suatu pekerjaan. Pekerjaan tersebut
hendaknya juga untuk kepentingan negara. Jadi yang menjadi pusat tujuan pengajaran adalah
kerja untuk menatap masa depan.
4. Pengajaran proyek
Dikembangkan oleh W.H. Kilpatrick. Ia menanamkan pengajaran proyek sebagai satu kesatuan
tugas yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan dikerjakan bersama-sama dengan kawan-
kawannya. Menurut Kilpatrick, dengan tetap duduk di bangku masing-masing, maka
pembentukan watak para peserta didik tidak dapat terlaksana.. Yang perlu ditekankan bahwa
pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan
persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting,
utamanya masyarakat maju.
Sumber:http://hizkia-pangala.blogspot.com/2010/01/pengantar-pendidikan-aliran-aliran.html
Sumber : http://moshimoshi.netne.net/materi/ilmu_pendidikan/bab_5.html
DAFTAR REFERENSI
1. Sumber :
http://episentrum.com/search/artikel%20pentingnya%20pendidikan%20bagi%20manusia
Sumber : http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/19/arti-penting-pendidikan-bagi-
manusia-membangun-pendidikan-untuk-mewujudkan-manusia-indonesia-berkualitas
2. Sumber : http://safegoreti.wordpress.com/2008/04/19/ki-hajar-dewantara/
3. Sumber : http://catatankuliahdigital.blogspot.com/2009/09/hakekat-ilmu- pengetahuan.html
4. Sumber : http://www.scribd.com/doc/7385620/Tugas-Mata-Kuliah-Filsafat-Ilmu-dan-Etika-
Ilmu-teori-kebenaran?secret_password=&autodown=doc
5. Sumber : Ihsan Fuad ,Dasar-dasar kependidikan,Rineka cipta,Jakarta,2008
6. Sumber : http://benramt.wordpress.com/ruang-pails/iv-pendidikan-formal-non-formal-dan
informal/
7. Sumber :http://umum.kompasiana.com/2009/02/19/guru-adalah-agen-perubahan/
8. Sumber : http://nagasaribu.blogspot.com/2009/02/ktsp-dipaksakan.html
Sumber : http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20Ilmiah%2011.html
9. Sumber : http://moshimoshi.netne.net/materi/ilmu_pendidikan/bab_5.htm
10. Sumber : http://mpiuika.files.wordpress.com/2009/11/makalah-mpdi.doc
.
Diposkan oleh IKBAL WORKS di 2/09/2012 01:59:00 AM
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
PALING DISUKA
ARTI VOKASI
ARTI VOKASI Tampaknya istilah vokasi digunakan untuk program pendidikan menggantikan istilah profesional atau profesi. Istila
DASAR DASAR PENDIDIKAN UTS
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER TAKE HOME EXAME MK : DASAR-DASAR PENDIDIKAN Dosen : Heryanto Susilo, M.Pd. S
PASSIVE VOICE
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah
VOKASIONAL
TUGAS VOKASIONAL Perbandingan Pendidikan Vokasi antara Indonesia dengan Singapore BAB I PENDAHULUAN A. La
ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG
robot line follower analog tidak perlu adanya pemrograman robot secara software (perangkat lunak) sedangkan line follower mikr
FILSAFAT ILMU HAKEKAT MANUSIA
1. PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA Hakekat manusia adalah sebagai berikut : Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dap
JENIS JENIS KASET DAN KEGUNAANYA
Jenis - Jenis Kaset dan Kegunaanya A. Kaset video ( Video Cassette ) Video kaset datang dalam banyak format. Bahkan d
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM Keimanan dan ketakwaan Pengertian Iman Kata Iman Berasal dari kata kerja am
FISIKA I
CONTOH RPP SMK
RPP SMK: Memperbaiki Alat Reproduksi Sinyal Audio Video Comact Casste Satuan Pendidikan : SMK Negeri Surabaya M
PENGUNJUNG
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2012 (35)
o ▼ Februari (35)
MEMBUAT LINE FOLLOWER SEDERHANA
My CoLLEgE
IKBAL WORKS
Lihat profil lengkapku
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Template PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.