Anda di halaman 1dari 13

BAB III

SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS

PASAL 1
GARIS BESAR PEKERJAAN BANGUNAN

1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan Pembangunan Panti Asuhan Terpadu/Panti Bina Laras


Kabupaten Kutai Kartanegara, mencakup pekerjaan-pekerjaan :
 Struktur Bangunan
 Arsitektural
 Mekanikal
 Elektrikal

1.2. JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN :

 Gedung, terdiri dari :


 Hunian ; terdiri dari 3 buah Wisma dan 3 Rumah Petugas Wisma.
 Pengelola ; terdiri dari Gedung Kantor Pengelola, 4 Rumah Dinas
dan 3 Pos Jaga.
 Kesehatan dan Rehabilitasi ; terdiri dari Poliklinik dan Gedung
Besuk.
 Pembinaan dan Pelatihan ; terdiri dari Gedung Serba Guna, Gedung
Keterampilan dan Masjid
 Site Development
 Lapangan Olah Raga
 Landscape

Pekerjaan meliputi semua pekerjaan sebagaimana yang tercantum dalam:


 Gambar-gambar Rencana Pelaksanaan.
 Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS).
 Item Pekerjaan dalam Bill of Quantity ( BQ )

a. Ketentuan
 Tenaga Kerja.
Jika untuk pelaksanaan suatu pekerjaan, sifat pekerjaan
menuntut dipakai/dilibatkannya tenaga ahli khusus, kontraktor
harus mengadakan /menggunakan tenaga ahli yang dimaksud.
Untuk itu bukti-bukti yang menyangkut keahlian harus diserahkan
kepada konsultan Pengawas guna pemeriksaan dan
persetujuannya.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis III - 1


 Peralatan Kerja.
Jika untuk menghasilkan suatu kecermatan, kerapihan dan
ketelitian kerja berdasarkan standard kaidah teknis yang umum
berlaku harus digunakannya peralatan yang sifatnya khusus, atau
bahkan yang presisi, kontraktor harus mengusahakan
/megadakannya, baik dengan cara membeli atau menyewanya.
 Standard/Peraturan Teknis yang berlaku.
Disamping Rencana Kerja dan Syarat-Syarat, Gambar-gambar
Pelaksanaan serta Penjelasan-penjelasan yang lain yang termasuk
dalam Dokumen Surat Perjanjian Pemborong, maka ketentuan-
ketentuan umum yang berlaku adalah:
 Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
 Keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknis.
 Peraturan-peraturan Dewan Teknis Pembangunan Indonesia.
 Peraturan AV 1941, untuk hal-hal dimana Departemen
Pekerjaan Umum atau Dewan Teknis Pembangunan Indonesia
belum mengeluarkannya.
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
 Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI (1961).
 AVE dan peraturan Perusahaan Listrik Negara yang berlaku.
 Peratuaran Cat Indonesia.
 Peraturan UMUM dari Dinas Keselamatan Kerja.
 Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan Pemerintah
Daerah Tingkat I yang bersangkutan dengan pelaksanaan
pembangunan.
 Lain-lain syarat umum yang berhubungan dengan
pembangunan yang berlaku di Indonesia.
 Penanganan Pekerjaan
a) Penyimpanan
Tempat Penyimpanan bahan/peralatan harus terlindung dari
pengaruh cuaca yang dapat menimbulkan kerusakan serta
harus memenuhi syarat bebas dari segala macam gangguan
kerusakan yang diakibatkan oleh adanya penumpukan,
pengangkatan, pembongkaran kegiatan kerja, lalu lintas serta
gangguan keamanan.
b) Pengangkutan dan pengangkatan
Pengangkutan dan pengangkatan harus dilakukan dengan
tenaga, peralatan dan tata cara yang cukup dan memadai baik
kwantita maupun kualitas, kecepatan, kelancaran, dan
keamanan yang baik Kontraktor harus menjamin dan
bertanggung jawab penuh untuk pengangkutan dan
pengangkatan material atau peralatan sampai ke lapangan
dalam keadaan baik.
c) Perlindungan.
Kontraktor harus melakukan usaha perlindungan terhadap
hasil pekerjaannya, baik dari mulai, selama maupun setelah
terpasangnya hasil pekerjaan hingga diserahkan kepada
pemberi tugas. Selain dari hasil pekerjaannya, kontraktor juga
harus melakukan upaya perlindungan terhadap pekerjaan lain
yang mungkin terpengaruh dan atau terganggu oleh akibat
kegiatan pelaksanaannya.
Material dan peralatan harus dilindungi dari segala macam
gangguan kerusakan, pengotoran, perubahan warna atau
perubahan bentuk sejak mulai dari angkutan, pengangkatan,
penyimpanan, pengerjaan dan pemasangan hingga selesainya
pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
d) Penggantian dan perbaikan.
Segala penyimpangan dan kerusakan pekerjaan yang terjadi
selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan harus segera
diganti/ diperbaiki atas beban dan tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.
Penggantian atau perbaikannya harus dilaksanakan segera
setelah mendapat pemeriksaan dan/atau instruksi dari
Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan kelambatan
penyelesaian pekerjaan menurut ketentuan waktu yang telah
ditetapkan dalam kontrak/perjanjian.
Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan perbaikan atau
penggantian material, peralatan atau hasil pelaksanaan
pekerjaan yang rusak atau tidak memenuhi syarat, tidak dapat
dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan pelaksanaan
pekerjaan yang rusak atau tidak memenuhi syarat, tidak dapat
dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan pelaksanaan
pekerjaan pembangunan atau alasan untuk meminta
perpanjangan waktu kontrak.

PASAL 2
GAMBAR–GAMBAR PELAKSANAAN DAN RKS

1. Segera setelah penandatanganan kontrak, kontraktor harus sudah memiliki


minimal tiga (tiga) set gambar pelaksanaan, RKS, dan penjelasan tertulis
lainnya. Biaya pencetakannya menjadi tanggungan kontraktor.
Untuk keperluan pelaksanaan, Kontraktor harus mempergunakan gambar
dengan cap DOKUMEN PELAKSANAAN.
2. Selama pelaksanaan, satu set gambar-gambar pelaksanaan lengkap, RKS dan
penjelasan-penjelasan tertulis lainnya harus berada di lapangan dalam
keadaan terawat baik dan dapat diminta setiap saat oleh direksi.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus memeriksa hingga yakin
bahwa gambar-gambar pelaksanaan dan dokumen kontrak lain yang
berhubungan adalah benar. Bila ia tidak merasa yakin maka ia harus
memberitahukannya secara tertulis kepada pengawas.
4. Bilamana tidak, maka tuntutan mengenai ketidaktelitian gambar maupun
urain tidak akan dipertimbangkan.
5. Kontraktor hanya diijinkan memperbaiki kesalahan gambar setelah ada
persetujuan tertulis dari pengawas.
6. Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan Rencana Kerja
dan Syarat-syarat, hal ini harus segera dilaporkan kepada Pengawas untuk
dimintakan persetujuannya kepada Konsultan Perencana.

PASAL 3
PERUBAHAN-PERUBAHAN

3.1. UMUM

a. Perubahan pekerjaan dapat berarti penambahan, pengurangan dari


bagian-bagian pekerjaan atau penggantian material/komponen
pekerjaan. Perubahan dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari konsultan perencana melalui Surat Perintah
Perubahan yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas.
b. Usulan penggantian Material/ Komponen Pekerjaan oleh kontraktor
dengan yang setara atau lebih harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari konsultan.

3.2. PENGGANTIAN PRODUK/MATERIAL

a. Alasan Penggantian
 Material/produk yang telah ditentukan di dalam kontrak tidak
bisa di dapat secara normal.
 Adanya factor/pertimbangan teknis perencanaan yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan penggantian.
 Adanya factor/pertimbangan teknis yang tidak memungkinkan
sehingga penggantian.
 Diperlukan faktor teknis ketahanan yang lebih baik.
b. Persetujuan.
Semua perubahan atau penggantian yang akan dilakukan harus
mendapat persetujuan dari konsultan perencana.

3.3. PELAKSANAAN.

a. Proses Usulan Perubahan


Bila Usulan tersebut di atas datang dari kontraktor, usulan diajukan
kepada Konsultan Perencana melalui Konsultan Pengawas. Usulan
penggantian harus disertai dengan :
 Alasan yang jelas dan dapat diterima.
 Data teknis produk/material yang diusulkan.
 Contoh Material/peralatan yang diusulkan.
 Sertifikat/Pabrik/Sertifikat pengujian jika ada/perlu.
Harga-harga yang timbul sebagai akibat dari perubahan pekerjaan
dihitung dan ditentukan berdasarkan harga-harga satuan pekerjaan
yang tercantum di dalam kontrak/perjanjian.
Dalam hal Harga Satuan Pekerjaan belum ada di dalam Kontrak/
Perjanjian, Perubahan Pekerjaan dihitung dan ditetapkan
berdasarkan Upah dan Bahan/Material/Komponen dengan
menggunakan Analisa Harga Satuan.

PASAL 4
FASILITAS SEMENTARA

4.1. RUANG LINGKUP.

 Tenaga Listrik, penerangan, air, dan saniter.


 Gudang dan bengkel kerja
 Kantor sementara, lengkap dengan Peralatan Kerja.
 Keamanan dan keselamatan kerja.

4.2. KETENTUAN

a. Instalasi listrik dan penerangan.


Kebutuhan instalasi listrik dan penerangan untuk pelaksanaan
pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor, baik dari sumber PLN
ataupun dengan menggunakan Genset. Total kebutuhan tenaga
listrik yang harus diperhitungkan oleh kontraktor adalah:
- Listrik untuk kebutuhan kontraktor sendiri
- Listrik untuk kebutuhan kontraktor pengawas
Untuk pengadaan dan pemakaian seluruh tenaga listrik, baik yang
dari sumber PLN maupun dari sumber-sumber lain, perizinan yang
diperlukan harus diusahan dan diurus PLN maupun dari sumber-
sumber lain, perizinan yang diperlukan harus diusahakan dan diurus
oleh kontraktor.

b. Air untuk kerja.


Air yang harus disediakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan,
minimum harus memenuhi syarat sama dengan air untuk diminum
menurut persyaratan yang dikeluarkan oleh Departemaen Kesehatan.

c. Sanitasi.
Jumlah WC yang harus disediakan khusus untuk pekerja lapangan
minimum harus memenuhui syarat sesuai peraturan kesehatan kerja
yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (Depnaker) Fasilitas
Sanitasi ini harus lengkap dengan instalasinya , baik sistim plumbing,
pembuangan, maupun listrik dan penerangan untuk malam hari.

d. Kantor, Bengkel, dan Gudang untuk kerja Kontraktor:


Guna keperluan, kelancaran dan keamanan pelaksanaan pekerjaan,
kontraktor harus membuat kantor, gudang dan bengkel kerja untuk
keperluan kerjanya dengan bentuk, struktur dan material yang
sesuai dengan ketentuan sbb:
 Kantor disesuaikan dengan kebutuhan kerjanya.
 Bengkel kerja disesuaikan dengan keperluan kerjanya
 Gudang tertutup, mampu melindungi material yang tersimpan
dari pengaruh gangguan keamanan maupun cuaca yang merusak
cukup ventilasi, konstruksi haus cukup kokoh dan kuat, kapasitas
cukup untuk menampung arus supply material untuk keperluan
pelaksanaan.
 Lokasi ditentukan berdasarkan konsultasi dengan konsultan
pengawas.

e. Kantor dan peralatan kerja untuk Konsulltan Pengawas.


Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor
diminta untuk membuat:
 Kantor untuk keperluan Konsultan Pengawas, dengan ukuran luas,
instalasi serta perlengkapan/peralatan yang mencukupi serta
memadai menurut kebutuhan dan kapasitas kerja terdiri dari :
 Ruang kerja untuk 2 orang seluas 16 m2 lengkap dengan
furniturenya.
 Toilet/WC.
 Rak Material ukuran 1.2 m x 2.0 m.
 1 bh filing cabinet 3 laci.
 1 bh whiteboard ukuran 90 x 180 cm.
 1 orang tenaga kerja untuk pelayanan dengan kebersihan
kantor selama masa kontrak berlangung.
 Peralatan kerja untuk konsultan pengawas yang tediri dari :
 1 set computer.
 1 set Laserjet Printer HP/EPSON ukuran A3.
 Stabilizer untuk computer dan printer.

f. Keamanan Keselamatan Kerja :


Guna keamanan dan keselamatan kerja di lapangan, kontraktor
diminta untuk mengadakan :
 Tabung pemadam kebakaran type ABC berat 5 kg.
 Penerangan yang memadai.
 Perancah dan pagar pengaman mencukupi dan memadai untuk
keamanam dan keselamatan kerja.
 Penanggulangan debu dan sampah yang mencukupi dan memadai.
 Peralatan PPPK.
 Penjaga keamanan untuk kepentingan intern kontraktor.

g. Secara umum harus memenuhi Peraturan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja yang dikeluarkan oleh DEPNAKER
4.3. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN.

Semua fasilitas sementara, direncanakan dan dilaksanakan oleh dan atas


tanggungjawab Kontraktor dengan persetujuan dari konsultan pengawas.
Semua biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan/ pembuatan Fasilitas
sementara ini sudah harus masuk dan diperhitungkan di dalam
penawaran harga pekerjaan.

4.4. PEMBONGKARAN

Pada akhir masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan, kontraktor wajib


membongkar fasilitas-fasilitas sementara serta harus bersih dari
lokasi/lapangan. Ketentuan pembongkaran untuk fasilitas-fasilitas
tersebut diatas dapat dipercepat, ditunda atau ditentukan lain
berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan kondisi pengaturan lapangan.

PASAL 5
PROGRAM KERJA.

5.1. UMUM

a. Ruang Lingkup:
- Rencana Kerja/Jadwal Pelaksanaan.
- Metode konstruksi.
- Contoh material, data teknis, dan petunjuk pemasangan.
- Gambar teknis pelaksanaan (shop drawing)
- Foto-foto proyek.
- Laporan harian dan laporan mingguan.
- As Built Drawing.

b. Ketentuan
- Jadwal pelaksanaan dan Nilai Prestasi Kerja.
- Berbentuk Bar Chart dengan skala waktu. Jadwal Pelaksanaan ini
dapat dibuat berdasarkan pengelompokan lokasi atau bagian
pekerjaan. Nilai Prestasi Kerja yang direncanakan dibuat atas
dasar alokasi kegiatan pekerjaan, serta dilengkapi dengan kurva
S.

c. Metode Konstruksi:
Merupakan laporan tertulis tentang cara yang dipakai dalam
melaksanakan pembangunan secara umum dan detail yang spesifik.

d. Contoh Material, Data Teknis, dan Petunjuk Pemasangan :


Penyerahan contoh material/produk harus disertai label yang secara
garis besar berisi keterangan-keterangan sebagai berikut : nama
material, data produk, kelas dan type, spesifikasi teknis, hasil
pengujian, dan cara pemasangan.
e. Shop Drawing:
Merupakan gambar kerja secara detail yang menggambarkan bentuk,
penempatan, ukuran, ketinggian, kemiringan, susunan, pola
pemasangan, hubungan/sambungan, keterangan-keterangan pada
suatu bagian konstruksi yang akan dilaksanakan.

f. As Built Drawing:
Merupakan gambar bangunan sebagaimana yang telah terbangun.

g. Foto Proyek :
Ukuran foto adalah 4R disusun dalam album, dibuat menurut periode
bulanan, momentumnya harus mencakup seluruh kegiatan, serta
memperlihatkan sejarah pembangunan secara kronologis. Titik atau
sudut pangambilannya harus konsisten dari waktu ke waktu, agar
dapat dilihat perkembangan/kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang
difoto.

h. Laporan :
- Laporan harian meliputi kegiatan kerja, tenaga kerja, peralatan,
keadaan cuaca dan masalahnya.
- Laporan Mingguan meliputi : Prestasi kerja per minggu dan
prestasi kerja akumulatif.
- Laporan bulanan merupakan resume dari laporan harian dan
laporan mingguan.
Penyerahan hal-hal teknis yang disyaratkan tersebut diatas dilakukan
melalui konsultan pengawas untuk kemudian diteruskan kepada
konsultan perencana guna penilaian dan persetujuan
pemakaian/pelaksanaannya.
Jumlah set penyerahan adalah sebagai berikut :
- Rencana Jadwal Pelaksanaan 3 set
- Metoda Konstruksi 2 (dua) set
- Contoh material, data teknis, cara pemasangan 2 (dua) set
- Shop Drawing 2 (dua) set
- As Built Drawing (dua)
- Foto Proyek 2 (dua) set dalam album
- Laporan-laporan, masing-masing 3 set.

5.2. PELAKSANAAN.

a. Jadwal Pelaksanaan :
Selambat-lampatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat Keputusan
Pemberi Pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya, hal-hal sebagai berikut:
- Rencana kerja atau jadwal waktu pelaksanaan yang lengkap dan
terperinci (S Curve dan Network planning) meliput keseluruhan
pekerjaan seperti dimaksud dalam Dokumen Kontrak
- Keterangan lengkap mengenai organisasi dan personalia yang
akan melaksanakan pekerjaan.
- Jadwal pengerahan tenaga.
- Jadwal penyediaan bahan bangunan, peralatan dan perlengkapan
lainnya.
- Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Rencana
Kerja yang telah diajukan tersebut di atas.
- Kelalaian dalam penyerahan Rencana Kerja tersebut diatas,
dapat menyebabkan ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat
dari penundaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
kontraktor.

b. Metoda Konstruksi :
Diserahkan setidaknya 7 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

c. Shop Drawing :
Diserahkan setidaknya 7 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

d. Contoh dan data teknis :


Contoh material/komponen, data produk, petunjuk pemakaian/
pelaksanaan harus sudah diserahkan kepada konsultan pengawas,
paling lambat 2 (dua) minggu sebelum material yang bersangkuatan
akan dipesan atau dipakai dalam pelaksanaan menurut jadwalnya.

e. Foto Proyek.
Dibuat dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas dalam waktu 1
(satu) minggu setelah akhir bulan yang bersangkutan.

f. Laporan-laporan:
Laporan harian diserahkan pada hari berikutnya , laporan mingguan
diserahkan tiap hari sabtu dan laporan bulanan diserahkan pada
akhir minggu pertama setiap bulan.

g. As Built Drawing :
Diserahkan setidaknya 1 bulan sebelum penyerahan terakhir.

PASAL 6
PELAKSANAAN PEKERJAAN

6.1. JAM KERJA

- Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus memberitahukan


secara tertulis kepada Pengawas tentang jam-jam kerja yang akan
dijalankan dalam pelaksanaan pekerjaan.
- Bila ternyata diperlukan untuk mengubah atau menambah jam kerja
dari jadwal yang telah diajukan, maka kontraktor harus melaporkan
dalam waktu yang cukup bagi pengawas untuk merancang tenaga
pengawasan.
- Semua biaya yang diakibatkan oleh adanya pekerjaan diluar jam
kerja harus ditanggung oleh kontraktor.
- Jam kerja yang diijinkan adalah jam 08.00 s/d 17.00. Untuk
kontraktor yang akan melakukan pekerjaan lebih dari jam 17.00,
harus seijin pihak pengawas.

6.2. PIMPINAN PELAKSANA

- Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menempatkan


seorang atau lebih sebagai pimpinan pelaksanaan yang cakap,
berpengalaman, bertanggung jawab atas jalannya pekerjaan dan
mempunyai wewenang, kuasa penuh untuk mewakili kontraktor.
- Dalam hal ini sebelumnya kontraktor harus melaporkan secara
tertulis kepada pengawas, mengenai nama, pendidikan dan
pengalaman Pimpinan Pelaksanaan yang dimaksud.
- Pemberi Tugas atau Pengawas berhak menolak penetapan Pimpinan
Pelaksanaan tersebut berdasarkan pendidikan dan kecakapannya.
Dalam hal ini Kontraktor harus menempatkan orang lain berdasarkan
persetujuan Pemberi Tugas/Pengawas.
- Pimpinan Pelaksanaan harus selalu berada di tempat selama
pekerjaan berlangsung.
- Dalam hal ini tidak hadirnya Pimpinan Pelaksana, Pengawas dapat
melakukan tindakan yang dianggap perlu demi keamanan dan
perlindungan terhadap pekerjaan. Dan atas tindakan ini , tanggung
jawabnya tetap dilimpahkan kepada kontraktor.

1. Penunjukan Sub Kontraktor.


- Penunjukan sub kontraktor hanya dapat dilaksanakan dengan
persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas. Itupun terbatas pada
bagian-bagian pekerjaan khusus. Kontraktor tidak diperkenankan
untuk men”sub”kan (mengalihkan) seluruh pekerjaan yang
tercantum dalam kontrak, kecuali untuk penyelidikan bahan-
bahan.
- Penyerahan kepada Sub Kontraktir harus dilakukan dengan
kontrak tertulis, langsung dengan kontraktor.
- Adapun yang tercantum dalam kontrak antara kontraktor dan Sub
Kontraktor dapat tidak menimbulkan ikatan antara Sub
Kontraktor dengan Pemberi Tugas atau pengawas.
- Dalam hal terdapatnya beberapa Sub Kontraktor, maka
Kontraktor wajib melakukan koordinasi agar pekerjaan
berlangsung dengan sebaik-baiknya.
- Kontraktor bertanggung jawab atas setiap kelalaian tindakan
dan kesalahan dari setiap Sub Kontraktor.
2. Kontraktor Atas Pegawai.
a. Kontraktor dan Sub Kontraktor harus mempekerjakan orang-
orang yang teliti, ahli dan berpengalaman. Dalam hal ini
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala pekerjaan,
perbuatan dan kelalaian orang-orang yang mempunyai hubungan
kerja dengannya.
b. Direksi dapat secara tertulis, langsung kepada kontraktor,
meminta dikeluarkannya setiap orang yang diperkerjakan oleh
kontraktor atau Sub Kontraktor, dalam waktu 2 x 24 jam, yang
berkelakuan tidak baik, atau tidak berkemampuan atau
melalaikan tugas-tugasnya.
3. Kesejahteraan Pegawai.
a. Kontraktor harus memberikan jaminan sesuai dengan peraturan,
perubahan jam kerja dan lembur harus disesuaikan pula dengan
peraturan tersebut.
b. Kontraktor harus menyediakan minuman yang sehat untuk para
pekerja/pegawai, pimpinan dan team direksi serta tamu-tamu
yang berkepentingan dengan pelaksanaan pekerjaan.
4. Kecelakaan dan Kotak PPPK.
a. Kontraktor harus menyediakan peralatan keselamatan untuk
kepentingan pekerja dan masyarakat sekitarnya.
b. Jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor
wajib mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban.
c. Kotak PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna pertolongan
pertama, harus selalu berada di tempat pekerjaan dan siap untuk
digunakan pada setiap saat.

PASAL 7
AKHIR PROYEK

7.1. RUANG LINGKUP.

- Pembersihan.
- Perbaikan pekerjaan.
- Jaminan untuk masa peralihan.
- Jaminan selama masa garansi.
- Dokumen akhir proyek (Berita Acara Pemeriksaan).

7.2. PEMBERSIHAN LAPANGAN.

Pada saat waktu kontrak berakhir, seluruh pekerjaan termasuk lapangan


harus sudah bersih dari segala macam sisa-sisa pekerjaan dan material
serta kotoran. Dengan kata lain pekerjaan termasuk lapangan
diserahkan dalam keadaan bersih. Keadaan pekerjaan termasuk
lapangan yang belum bersih pada saat waktu kontrak berakhir, dapat
dinyatakan sebagai kelambatan penyelesaian pekerjaan.

7.3. PERBAIKAN PEKERJAAN.

Pekerjaan-pekerjaan yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan


Pekerjaan Untuk Serah Terima I sebagai pekerjaan yang belum
memenuhi Syarat Kontrak, wajib diperbaiki oleh Kontraktor dalam masa
Pemeliharaan.
Perbaikan ini tidak terbatas hanya pada yang tercantum dalam berita
acara saja, hal-hal lain yang terlupa untk dicatat yang belum memenuhi
syarat kontrak, juga pekerjaan-pekerjaan yang rusak sebelum masa
Garansi berakhir.

7.4. JAMINAN UNTUK MASA PEMELIHARAAN.

a. Pekerjaan yang tidak atau belum memenuhi syarat kontrak, masa


perbaikannya tidak termasuk dalam masa pemeliharaan, tapi tetap
masuk dalam waktu kontrak. Kelambatan penyelesaian seluruh
pekerjaan sebagau akibat perbaikan pekerjaan yang tidak atau
belum memenuhi syarat kontrak, merupakan kelambatan kontrak.
b. Kerusakan yang terjadi karena pemakaian secara normal dalam masa
pemeliharaan, perbaikannya adalah termasuk dalam ketentuan masa
pemeliharaan.
c. Dasar penyempurnaan pekerjaan yang dicantumkan pengawas
dalam, sertifikat penyelesaiannya, termasuk dalam ketentuan masa
pemeliharaan.
d. Batas masa pemeliharaan , lihat syarat- syarat umum kontrak.

7.5. JAMINAN UNTUK MASA GARANSI.

Jaminan untuk masa garansi harus dikeluarkan oleh pabrik pembuat dari
material dan kontraktor selama bersama-sama. Surat jaminan dari
pabrik pembuatnya tidak berarti melepaskan kontraktor dari tanggung
jawab atas pekerjaannya.
Garansi tersebut minimum mengandung keterangan sbb:
- Masa berlakunya garansi
- Kewajiban selama masa garansi.
- Ketentuan garansi
- Tanda tangan yang meng-garansi.

7.6. DOKUMEN AKHIR PROYEK (BERITA ACARA PEMERIKSAAN).

Dokumen Akhir Proyek berupa berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan


untuk Serah Terima I, dikeluarkan oleh pemberi tugas.
- Berita acara pemeriksaan ini dibuat pada akhir waktu kontrak,
berdasarkan hasil pemeriksaan pekerjaan yang dilakukan bersama-
sama antara Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan
Kontraktor.
- Berita Acara Pemeriksaan ini ditanda-tangani oleh Wakil Pemberi
Tugas pihak-pihak yang memeriksa, aslinya dipegang oleh Wakil
Pemberi Tugas, Fotokopinya dibagikan kepada konsultan perencana,
konsultan pengawas dan kontraktor.
- Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan untuk Serah Terima II.
- Berita Acara Pemeriksaan pekerjaan ini dibuat pada akhir Masa
Pemeliharaan, berdasarkan hasil pemeriksaan pekerjaan yang
dilakukan bersama-sama antara Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Kontraktor.
- Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan ditanda-tangani oleh Wakil
Pemberi Tugas dan pihak-pihak yang memeriksa, aslinya dipegang
oleh Wakil Pemberi Tugas, dan fotokopinya dibagikan kepada
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor.

7.7. PELAKSANAAN.

- Pembersihan.
Dalam rangka penyelesaian Pekerjaan Kontrak, Kontraktor harus
menyerahkan seluruh pekerjaan termasuk halamannya dalam
keadaan bersih dari kotoran atau bahan-bahan bekas pelaksanaan
pekerjaan.
- Perbaikan Pekerjaan.
Daftar pekerjaan yang harus diperbaiki sampai dengan apa yang
diminta oleh kontrak dilakukan dalam Masa Pemeliharaan.
Jika perbaikan tidak selesai pada masa pemeliharaan, Berita Acara
Serah Terima II tidak dapat dilakukan.
Kelambatan pelaksanaan perbaikan dapat mengakibatkan suatu
penyelesaian sepihak dari pemberi tugas, dengan menyerahkan
pekerjaan yang belum baik kepada kontraktor lain, atau dikerjaan
sendiri oleh pemeberi tugas atas bebean biaya kontraktor.
- Masa Pemeliharaan.
Selama masa pemeliharaan kontraktor harus menyediakan tenaga
ahli yang stand by untuk menangani perbaikan kerusakan dari
pekerjaan menjadi tanggung jawabnya.
- Dokumen Akhir Proyek (Berita Acara Pemeriksaan)
Untuk dapat dilaksanakan pemeriksaan, baik dalam rangka
pembuatan Berita Acara Penyerahan ke I maupun ke II, kontraktor
harus sudah menyampaikan Surat Pemberitahuan kepada Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan telah selesai
dan siap untuk diperiksa.
Pemeriksaan bersama dapat dilakukan paling lambat 1 minggu
setelah pemberitahuan penyelesaian pekerjaan oleh kontraktor.
Permintaan pemeriksaan bersama ini dapat ditolak jika menurut
penilaian Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas, bahwa
pekerjaan belum memenuhi syarat untuk dapat dilakukan
pemeriksaan, atau dinilai belum selesai.

Anda mungkin juga menyukai