PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN
a. Lingkup Pekerjaan
Persyaratan teknis ini secara umum berlaku untuk pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut ; Pasangan batu/bata,
Pasangan ubin untuk lantai/dinding, dan Pekerjaan plesteran.
b. Ketentuan
Tipe/klasifikasi adukan semen – pasir :
Untuk pasangan kedap air dipakai perbandingan 1 PC ; 3 Pasir,
sedangkan untuk pasangan biasa dipakai perbandingan 1 PC : 5
Pasir.
Khusus adukan tipe kedap air digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan pondasi dari pasangan batu/bata, pasangan bata
/plesteran/ubin di kamar mandi/toilet atau pada umumnya
dipakai pada pasangan batu/bata/ubin atau pada daerah basah
lainnya yang lembab atau terkena pengaruh air dalam
fungsi/penggunaannya
Peralatan :
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus menyediakan
peralatan-peralatan pokok sebagai berikut :
Mesin pengaduk, Mesin ini adalah merupakan mesin pengaduk
campuran semen pasir yang khusus dibuat untuk maksud itu,
berbentuk tabung terbuka atasnya, mempunyai bilah-bilah
pengaduk yang terdapat di dalamnya seperti layaknya mesin
pengaduk untuk beton.
Peralatan penakar campuran. Untuk pekerjaan dengan volume
besar, peralatan penakar volume dibuat berukuran 1 zak
semen, terbuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dan
memadai untuk berfungsi sebagai penakar semen dan pasir,
kokoh, kuat dan tahan lama. Untuk pekerjaan dengan volume
kecil penakaran dapat menggunakan ember yang terbuat dari
plastik atau dari pelat besi.
d. Pelaksanaan
Bahan pasir yang akan dipakai harus disaring/diayak terlebih
dahulu dengan ayakan bukaan 5 mm atau 1 mm sesuai ketentuan
jenis adukan yang diperlukan.
Semen dan pasir dicampur dalam keadaan kering dengan
menggunakan penakar volume hingga bahan-bahannya tercampur
merata. Selanjutnya, ditambahkan air kedalam campuran semen
dan pasir tersebut di atas serta diaduk kembali hingga merata dan
dicapai konsistensi adukan dalam bentuk adukan lembab atau
plastis sesuai dengan kebutuhan pemakaian. Lama pengadukan
setelah dicampur air, minimum 1.5 menit.
Jika tidak digunakan air dari PAM, Air yang akan dipakai harus
diuji terlebih dahulu di laboratorium milik Departemen Kesehatan
atau PAM.
a. Spesifikasi Bahan :
Batu bata yang dipakai adalah batu bata lokal dengan kwalitas 1.
Pembakaran harus sempurna dan merata dengan kekerasan yang
memenuhi persyaratan.
Ukuran batu bata tidak menyimpang dari PUBBI '82
b. Syarat Pelaksanaan
Semua pasangan batu bata dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 4
Ps untuk dinding luar maupun dalam, kecuali bagian-bagian
khusus yang disebutkan dalam gambar.
Semua pasangan batu bata kedap air, dilaksanakan dengan
adukan 1 PC : 3 Ps, yaitu untuk bagian-bagian sebagai berikut :
Dinding diatas plat lantai beton sampai dengan ketinggian 20
cm diatas lantai bawah maupun lantai tingkat.
Semua dinding toilet dan pantry mulai dari lantai beton sampai
ketinggian 1.60 m diatas lantai.
Bagian-bagain khusus, seperti bak-bak bunga, kolom dan lain-
lain yang disebutkan dalam gambar.
Tembok sesudah difinish ketebalannya harus 14,5 cm untuk
tembok 1/2 bata. Untuk tiap-tiap luas 9 m2 harus diberi penguat
berupa kolom beton praktis ukuran (13x13) cm dengan jarak
kolom penguat untuk dinding 1/2 bata maximum 3.50 m.
Batu bata yang pecah hanya boleh dipakai untuk hubungan bata
dan ukurannya tidak boleh kurang dari 1/2 bata.
Sebelum dipasang batu bata harus direndam terlebih dahulu
sampai jenuh.
a. Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan
pekerjaan plesteran pada permukaan dinding, lantai, langit-langit
atau permukaan bidang lain yang harus diplester menurut
ketentuannya.
Uraian/persyaratan teknis lain yang berlaku untuk pelaksanaan
pekerjaan ini adalah Pekerjaan, Adukan Semen Pasir.
b. Ketentuan
Adukan plester biasa;
Adukan untuk, plesteran biasa menggunakan campuran semen
pasir dengan perbandingan volume 1 semen : 5 pasir digunakan
pada semua permukaan dinding kecuali pada dinding-dinding
kedap air.
Adukan plester kedap air;
Adukan untuk plesteran kedap air menggunakan campuran semen
pasir dengan perbandingan volume 1 semen : 3 pasir, digunakan
pada permukaan dinding di daerah toilet atau dinding yang
terpendam di dalam tanah.
Standard dan Peraturan yang berlaku adalah;
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI) 1982.
Peraturan Umum Bangunan Nasional 1978.
Standard Industri Indonesia (SII).
c. Material
Pasir dan air, secara umum harus sesuai dengan PUB8I th. 1982,
bersih keras, atau bebas dari bahan-bahan organis maupun
lumpur.
Semen PC, yang dipakai adalah dari tipe I mutu S. 325 menurut
NI-8 Persyaratan Semen Portland, Pelaksanaan pekerjaan
menggunakan semen lebih dari 1 merk harus dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
Bahan Additive Dalam hal diperlukan bahan additive seperti
Calbond atau bahan-bahan tambahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, penggunaannya harus
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Pelaksanaan
Persiapan permukaan dinding yang akan diplester.
Pada permukaan dinding bata, pada celah/siar pasangan batu
bata harus dibuat cekungan sedalam lebih kurang 10 mm, untuk
persiapan pelaksanaan pemlesteran. Permukaan dinding beton
yang akan diplester harus dikasarkan (dibuat kasar) agar bahan
plesternya dapat merekat.
Sudut-sudut plesteran.
Semua sudut horizontal, baik luar maupun dalam serta garis
tegaknya dalam pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara
sempurna, tegak dan siku. Sudut luar dibuat tumpul.
Perbaikan bidang plesteran.
Plesteran yang bergelombang yang tidak dapat diperbaiki dengan
cara pembobokan dan pemplesteran kembali, harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru.
Jumlah Lapisan plester
Jumlah lapisan plester pada tiap bidang permukaan adalah 2(dua)
lapis. Lapisan pertama adalah lapis plester setebal +10 mM,
merupakan lapis plester untuk membentuk permukaan yang rate
dan datar, menggunakan bahan untuk plesteran kasar. Lapisan
kedua adalah lapis plester akhir guna mencapai permukaan
dinding yang direncanakan, harus membentuk permukaan dinding
yang halus, rata dan datar, menggunakan bahan untuk plesteran
halus. Penghalusan permukaan plesteran dengan menggunakan
acian semen, tidak diperlukan.
Bahan tambahan (Additive).
Bahan tambahan (additive) yang bersifat untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan atau untuk memperkuat hasil pelaksanaan
pekerjaan dapat diizinkan sejauh tidak menimbulkan akibat
negatif, serta harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Aturan pemakaian mengikuti ketentuan dari pabriknya.
1.4. PEKERJAAN PASANGAN PARTISI STATIS
a. Spesifikasi Bahan :
Bahan rangka : logam galvanise (Metal Stud) dengan ketebalan
bahan < 0,5 mm serta lebar 8,6 cm.
Bahan Penutup : Papan Gypsum ukuran 120 x 240 cm dengan
ketebalan 9 & 12 mm,
Bahan pengikat dan penyambung seperti sekrup, fisher, perban
sambungan dan semen perekat (cornice).
Bahan-bahan tersebut di atas harus sesuai dengan standar yang
digunakan dalam persyaratan bangunan gedung perkantoran yang
berlaku.
b. Syarat Pelaksanaan
Pemasangan rangka partisi dilakukan secara seksama dengan
memperhatikan aspek estetika serta keamanan dari material-
material yang telah terpasang disekitar lokasi pemasangan.
Konstruksi pemasangan rangka partisi mengikuti ukuran bahan
penutup partisi dengan menggunakan modul rangka yang tidak
boleh lebih besar dari 60 x 120 cm.
Papan gypsum yang akan dipasang sebagai penutup partisi harus
benar-benar kering dan bebas dari jamur.
Pemasangan papan gypsum dilakukan dengan memperhatikan
aspek kekuatan yang mana jarak sekrup pengikat adalah < 20 cm
dan aspek estetika dalam perapihan sambungan dan penutupan
bekas sekrup pengikat.
a. Spesifikasi Bahan :
Bahan rangka : balok kayu uk. 4/6 .
Bahan Penutup : Lembaran plywood 9 mm dari jenis "kuat rekat II"
serta "kelas venir A" sesuai dengan PUBBI th, 1982, serta dengan
ukuran sesuai gambar rencana.
Bahan penggantung dan penyambung seperti engsel dan rel pintu
memenuhi standar kualitas yang mampu menahan beban sesuai
yang telah ditetapkan.
Bahan-bahan tersebut di atas harus sesuai dengan standar yang
digunakan dalam persyaratan bangunan gedung perkantoran yang
berlaku.
b. Syarat Pelaksanaan
Partisi Dinamis dibuat berdasarkan modul yang telah ditetapkan
dalam gambar perencanaan yang disesuaikan dengan ukuran.
Sistem pemasangan engsel dan rel pintu memperhatikan sistem
buka tutup 2 (dua) sisi .
PASAL 2
PEKERJAAN FINISHING.
b. Syarat Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pemasangan bahan lantai harus
diperhatikan pula apabila ditempat tersebut ada pekerjaan
pemasangan elektrikal, plumbing, telepon atau lainnya.
Pekerjaan dapat dimulai apabila pekerjaan instalasi tersebut
sudah siap terpasang.
Sebelum pemasangan finishing lantai dimulai, juga harus
diperhatikan ukuran dan pola serta warna dari bahan finishing
tersebut yang disesuaikan dengan gambar kerja atau petunjuk
Arsitek,
Hal lain yang harus mendapat perhatian adalah penentuan peil-
peil dari lantai.
Bila lapisan finishing lantai dipasang diatas beton maka
permukaan beton harus diratakan terlebih dahulu dengan cara
menambah atau kalau perlu dapat dilapisi dengan pasir dengan
memperhatikan persyaratan kemiringan.
Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli pada bidangnya.
Pelaksana bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat penyerahan.
c. Spesifikasi Bahan
Lantai Keramik.
Jenis : Single firing, berglazuur
Produk : Niro Granitto, Roman
Ketebalan : Minimum 7 mm atau sesuai dengan yang dipasarkan
Warna : Sesuai gambar perencanaan
Ukuran : (40x40)cm, (60x60) cm atau yang ditentukan dalam
gambar
d. Pelaksanaan
Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan memberi shop
drawing pola keramik dan disetujui oleh Pengawas, bila pola
pemasangan keramik tidak tertera daiam gambar.
Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik
direndam dalam air sampai jenuh.
Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Ps dan ditambah bahan
perekat yang disyaratkan atau dapat digunakan acian PC murni dan
ditambah bahan perekat.
Bidang permukaan dasar lantai keramik, harus benar-benar rata
dengan memperhatikan kemiringan lantai untuk memudahkan
pengaliran.
Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar
siar-siar), harus sama lebar (maximum z mm), yang berbentuk garis-
garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya. Untuk
siar-siar yang berpotongan harus tegak iurus sesamanya.
Bahan pengisi nat pada lantai keramik dipakai AM grout 50 warna
sesuai dengan warna keramik yang terpasang.
Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotongan
keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
Keramik yang dipotong, apabila dipasang dan expose, sisinya harus
diratakan dengan amplas.
Keramik yang dilobangi untuk drain, harus dilobangi dengan alat
khusus, sehingga dapat membuat lobang yang betul-betul rata dan
halus permukaannya (disekeliling lobang).
a. Ketentuan :
Sebelum dilakukan pemesanan bahan finishing dinding, Kontraktor
harus menunjukkan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang
akan dipasang kepada Arsitek untuk mendapatkan persetujuan
dengan menyebutkan produsennya.
Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan,
bahan pengganti harus yang disetujui Arsitek berdasarkan contoh
yang diajukan oleh Kontraktor.
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalarn keadaan
utuh dan tidak cacat Beberapa bahan tertentu harus masih dalam
kotak aslinya yang masih bersegel dan berlabel pabriknya
(misalnya keramik, porselain).
Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup.
b. Syarat Pelaksanaan :
Sebelum dilaksanakan pemasangan dinding, harus diperhatikan
pula apabila ditempat tersebut ada pekerjaan-pekerjaan instalasi
yang tertanam dalam dinding. Pelaksanaan dapat dimulai setelah
pekerjaan pipa-pipa instalasi siap terpasang.
Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan-bahan finishing harus
diperiksa apakah dinding telah cukup rata dan tegak lurus sesuai
dengan persyaratan pekerjaan dinding.
Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang
berpengalaman.
Pelaksana bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya.
b. Pelaksanaan :
Pada permukaan dinding beton yang sudah rata, keramik dapat
langsung dilekatkan, dengan menggunakan perekat spesie 1 pc : 3
ps sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada
gambar.
Pada permukaan dinding bata yang sudah diplester, dikasarkan
permukaannya dahulu (lihat finishing dinding plesteran), baru
keramik tile dilekatkan dengan ketebalan spesie rata-rata 15 mm.
Siar-siar keramik diisi dengan AM grout berwarna yang warnanya
akan ditentukan kemudian.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang
berpengalaman dalam pemasangan keramik.
Awal pemasangan keramik harus benar-benar rata, dan garis-garis
siar harus benar-benar lurus.
Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran
harus diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan
Arsitek/Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai, bila
gambar pola dinding tidak ada.
b. Pelaksanaan :
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah seiesai
pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh
bangunan.
Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan
dari sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih
dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau
form tie harus tertutup adukan piester.
Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang
yang akan difinish dengan cat dipakai piesteran halus (acian
diatas permukaan plesterannya).
Ketebalan plesteran harus sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar atau sesuai peil-peil yang diminta dalam gambar.
Acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering
benar).
2.2.3. Plint.
a. Spesifikasi Bahan :
Lembaran plywood 9 mm dari jenis "kuat rekat II" serta "kelas
venir A" sesuai dengan PUBBI th, 1982, serta dengan ukuran sesuai
gambar rencana .
Lembaran HPL dengan corak stainless hairline yang dibentuk
sesuai dengan ukuran sesuai gambar rencana .
Bahan Pelengkap sebagai perekat bahan utama ke media yang
telah disiapkan seperti paku dan perekat dari jenis Lem Adhesive
yang memiliki daya rekat kuat.
b. Pelaksanaan :
Pekerjaan pemasangan plint dinding diawali dengan pembersihan
area pemasangan dan memastikan bahwa permukaan tersebut
telah rata.
Pemasangan bahan penutup dalam hal ini HPL dapat dilakukan
setelah dipastikan bahwa plywood yang merupakan media tempel
telah benar-benar bersih dari segala macam kotoran termasuk
debu.
Proses perekatan dilakukan dengan mengoleskan lem perekat
secara merata pada permukaanplywood dan sisi belakang HPL.
Setelah lapisan lem perekat pada kedua permukaan tersebut
dianggap kering , dilakukan penyatuan dengan memastikan bahwa
kedua merekat sempurna dengan cara memberikan tekanan pada
permukaan HPL yang telah melengket.
PASAL 3
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT.
3.1. UMUM
3.2. MATERIAL
a. Persiapan.
b. Sebelum pemasangan lembaran penutup langit-langit dilaksanakan,
hasil pasangan rangka langit-langit harus diperiksa dengan seksama
dalam hal pola, ukuran, jarak pasangan, kekuatan, kerataan,
kedataran dan kerapian pasangan, agar mernenuhi syarat kebutuhan
pemasangan lembaran penutup langit-langit yang rata, datar dan
kuat.
c. Lembaran plywood.
d. Lembaran plywood dipasang dengan menggunakan paku lapis
galvanis, dengan ukuran yang sesuai untuk kebutuhan
pemasangannya.
e. Lembaran gypsum.
f. Lembaran gypsum dipasang dengan menggunakan paku sekrup yang
merupakan kelengkapan dari pabriknya. Penggunaan paku biasa
sama sekali tidak diperbolehkan.
g. Lembaran gypsum harus dipasang melintang berlawanan arah pada
furring channel.
h. Lembaran akustik.
i. Lembaran akustik dipasang dengan menggunakan rangka aluminium
yang merupakan kelengkapan dan pabriknya.
PASAL 4
PEKERJAAN PENGECATAN
4.1. UMUM
4.3. GARANSI
4.4.1. Material/Bahan
- Bahan Cat.
Cat yang dipakai adalah dari produk yang setara Mowileks, type
acrylic emulsion untuk interior dan type weathershield untuk
exterior, atau dari produk lain yang disetujui Arsitek. Semua bahan
cat yang dikirim ke lapangan pekerjaan harus berada dalam
kemasan/kaleng yang tertutup rapat dan mempunyai etiket yang
jelas.
- Bahan-bahan lain.
Bahan lain yang diperlukan pengecatan guna kelengkapan
pelaksanaan pekerjaan seperti dempul dan lain-lain bahan harus
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik bahan cat yang dipakai.
4.4.2. Pelaksanaan
- Persiapan
Semua bidang pekerjaan yang akan dicat harus bersih dan kotor
minyak, gemuk, lapisan organis atau kotoran lain yang dapat
mempengaruhi daya lekat atau mutu kerja pengecatan.
Permukaan bidang yang akan dicat harus dalam keadaan kering,
dengan kelembaban maksimum 4% diukur dengan menggunakan
peralatan ukur kelembaban.
Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai, bilamana semua bidang
sudah benar-benar bersih serta kering (tidak lembab) yang
ditunjukkan dengan meteran pengukur kelembaban permukaan
bidang yang akan dicat, sehingga memenuhi ketentuan yang
disyarstkan oleh pabrik.
Semua lubang, retak dan lain kerusakan pada bidang yang akan
dicat, harus diperbaiki terlebih dahulu hingga rata dan halus dengan
menggunakan bahan pengisi berupa dempul. Bahan dempul yang
boleh dipakai adalah bahan yang mendapat rekomendasi dari
pabriknya.
- Pengecatan
Prosedur dan tahapan pengecatan harus menurut petunjuk yang
dikeluarkan oleh pabriknya. Untuk pelaksanaannya, Kontraktor
diminta untuk meminta pengawasan/supervise tenaga ahli dari
pabrik atau perwakilannya didaerah setempat.
Setiap lapis pengecatan harus dilaksanakan dengan tata cara dan
dengan peralatan yang direkomendir oleh pabriknya.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan harus dilakukan dengan seksama
dan hati-hati dengan mempertimbangkan gangguan/kotor yang
mungkin timbul sebagai akibat kegiatan pelaksanaan pekerjaan
pengecatan ini.
- Perbaikan-perbaikan,
Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang
ditetapkan oleh pabriknya, hingga di dapat hasil kerja yang rata,
halus serta memenuhi syarat pada umumnya.
- Hasil pengecatan
Hasil pengecatan untuk bagian dinding yang diplester, harus rata
dalam warna dan halus dalam tekstur, kuat dan tahan terhadap
pengaruh yang ada di sekelilingnya sesuai dengan garansi waktu
yang berlaku.
PASAL 5
PEKERJAAN PEMASANGAN WALLPAPER
5.1. UMUM
5.3. GARANSI
5.4.1. Material/Bahan
- Wallpaper.
Wallpaper yang dipakai adalah dari produk yang memiliki kelenturan
dan dapat dengan mudah dibersihkan meskipun dengan menggunakan
lap basah. Semua bahan wallpaper yang dikirim ke lapangan
pekerjaan harus berada dalam kemasan yang utuh/tersegel dan
mempunyai etiket yang jelas.
- Perekat.
Bahan lain yang diperlukan pemasangan wallpaper sebagai perekat
adalah lem yang khusus dibuat untuk aplikasi pemasangan wallpaper
dan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik bahan wallpaper
yang dipakai.
5.4.2. Pelaksanaan
- Persiapan
Semua bidang pekerjaan yang akan dipasang wallpaper harus bersih
dan kotor minyak, gemuk, lapisan organis atau kotoran lain yang
dapat mempengaruhi daya lekat atau mutu kerja pemasangan
wallpaper.
Permukaan bidang yang akan dipasang wallpaper harus dalam
keadaan kering, dengan kelembaban maksimum 4% diukur dengan
menggunakan peralatan ukur kelembaban.
Pekerjaan pemasangan wallpaper baru dapat dimulai, bilamana
semua bidang sudah benar-benar bersih serta kering (tidak lembab)
yang ditunjukkan dengan meteran pengukur kelembaban permukaan
bidang yang akan dicat, sehingga memenuhi ketentuan yang
disyarstkan oleh pabrik.
Semua lubang, retak dan lain kerusakan pada bidang yang akan
direkatkan wallpaper, harus diperbaiki terlebih dahulu hingga rata
dan halus dengan menggunakan bahan pengisi berupa dempul. Bahan
dempul yang boleh dipakai adalah bahan yang mendapat rekomendasi
dari pabriknya.
- Pemasangan Wallpaper
Prosedur dan tahapan pemasangan wallpaper harus menurut petunjuk
yang dikeluarkan oleh pabriknya. Untuk pelaksanaannya, Kontraktor
diminta untuk meminta pengawasan/supervise tenaga ahli dari pabrik
atau perwakilannya didaerah setempat.
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan wallpaper harus dilakukan
dengan seksama dan hati-hati dengan mempertimbangkan
gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai akibat kegiatan
pelaksanaan pekerjaan pemasangan wallpaper ini.
- Perbaikan-perbaikan,
Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang
ditetapkan oleh pabriknya, hingga di dapat hasil kerja yang rata,
halus serta memenuhi syarat pada umumnya.
- Hasil
Hasil pemasangan wallpaper, harus rata dalam warna dan halus
dalam tekstur, kuat dan tahan terhadap pengaruh yang ada di
sekelilingnya sesuai dengan garansi waktu yang berlaku.
PASAL 6
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
6.1. UMUM
6.3. CONTOH
6.3.1. Material
- Kunci lengkap dengan handel/pegangan, adalah dari produk/merk
KEND/CISA dengan handel dari bahan satin aluminium atau merk lain
yang setaraf dan disetujui. Satu set kunci harus dilengkapi dengan 3
buah anak kunci. Master Key mutlak diadakan untuk pekerjaan ini.
- Engsel dari bahan yang sama dengan kunci, ukuran 10 cm dari merk
SESS atau merk lain yang setaraf yang disetujui.
- Perlengkapan lain untuk pintu/jendela dipakai dari merk yang sama
dengan merk kunci yang dipakai, atau merk lain yang setaraf yang
disetujui.
6.3.2. Pelaksanaan
- Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus memberikan contoh
pemasangan yang benar untuk disetujui pelaksanaan pemasangannya
oleh Konsultan Pengawas. Teknik dan tata-cara pemasangan harus
mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
- Engsel untuk daun pintu dipasang 3 buah per daunnya, dan 2 buah
untuk daun jendela.
- Hasil pemasangan kunci serta perlatan engsel harus sesuai dengan
ketentuan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabriknya, lengkap
peralatannya, kuat dan tepat penempatannya, serta dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
- Pemasangan Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi
atas pintu ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dan 32 cm
(as) dari permukaan lantai keatas.
- Penarik pintu (door pull) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai
setempat
- Seluruh mekanisme perangkap pengunci ini harus bekerja dengan
baik. Dicoba dengan penguncian secara kasar dan halus.
- Pemasangan Back plate dan Lock case harus rata (tenggelam) didalam
panil pintu. Kunci harus terpasang kuat pada rangka daun
pintu/jendela,
- Setelah kunci tepasang, noda-noda bekas cat atau teak-oil yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
PASAL 7
PEKERJAAN PINTU/JENDELA ALUMINIUM
7.1. UMUM
7.2. KETENTUAN
- Tenaga ahli
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman
di dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
- Peralatan
Kontraktor ini harus menyediakan peralatan kerja yang cukup,
memadai dan sesuai untuk pelaksanaan pekerjaan khusus alluminum
ini. Peralatan tersebut antara lain tapi tidak terbatas hanya pada
mesin potong, mesin bor, mesin gurinda dan lain lain peralatan yang
diperlukan guna fabrikasi dan pernasangannya.
- Shop Drawing
Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengajukan terlebih
dahulu shop drawing yang menunjukkan detail, type dan sistim
pemasangan serta komponen-komponen yang diperlukan, dibuat
berdasarkan gambar rancangan yang ada serta kondisi lokasi
pemasangan. Contoh-2 bahan profil aluminium, panil pengisi serta
semua perlengkapan (accessories) harus diajukan untuk mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana.
7.2.1. Material
- Aluminium
Profil alluminum yang dipakai adalah produk dari Indal atau Alkan
atau produk lain yang setara dan disetujui, mempunyai finishing
permukaan Powder Coating jenis analog dengan ketebalan 18
micron.
- Kaca
Kaca yang dipakai adalah kaca jernih/bening sesuai ketentuan yang
tercantum di dalam gambar rencana, tipe float glass dari merk Asahi
Mas atau merk lain yang setaraf yang disetujui.
- Bahan lain
Bahan-bahan lain seperti paku sekrup, karet penjepit, bahan pengisi
(sealant) dan bahan-bahan lain harus yang mendapat rekomendasi
dari pabriknya.
- Aksesoris
Kunci, engsel engsel yang dipakai adalah yang setaraf merk KEND.
7.2.2. Pelaksanaan
- Fabrikasi
Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor harus melihat dan
melakukan pemeriksaan ukuran dari lokasi pemasangan guna
penyesuaian fabrikasi komponen yang akan dipasang.
Pelaksanaan/proses fabrikasi dapat dilakukan di pabrik atau di
lapangan. Fabrikasi bahan aluminium harus menggunakan peralatan
masinal, seperti mesin potong, mesin punch, mesin bor dan lain
sebagainya.
Pengeboran atau pembuatan lubang dan pemotongan harus rapi dan
tepat ukuran sesuai dengan peralatan yang akan dipasang (seperti
kunci, engsel dll.) maupun ukuran komonen yang ditentukan di
dalam gambar rencana.
Hasil fabrikasi harus berupa komponen yang berbentuk dan
berukuran tepat serta sesuai untuk dipasang pada tempat
kedudukannya, dengan toleransi setelah dia-dakan penyesuaian
dengan keadaan lapangan adalah sebagai berikut:
Untuk tinggi dan lebar maksimal 1 mm
Untuk diagonal maksimal 2 mm.
- Cara pemasangan
Pemasangan rangka alumunium ke bangunan harus dengan angkur
yang kuat antara tembok/kolom/beton dan rangka alumunium harus
diisi dengan "Seal" elastis jenis Poly-Sulfida dengan persyaratan
penggunaan dari pabrik (setara ABC) terutama untuk jendela-jendela
luar.
Pemasangan kaca-kaca pada kosen alumunium harus menggunakan
"seal" yang berupa alur karet.
Sambungan vertical/horizontal, sudut dan silang, serta kombinasi
profil-profil alumunium harus dipasang sempurna dengan
menggunakan peralatan bantu pelat atau paku sekrup sistim
tersembunyi.
Pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi
kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar.
Pelaksana Pekerjaan harus menjaga kosen kosen alluminium dan
bidang-bidang kaca yang sudah terpasang bersih dari kotor-kotor
seperti air semen, cat, plesteran dan lain-lain serta
mengamankannya dari kemungkinan benturan.
PASAL 8
PEKERJAAN PERLENGKAPAN DAERAH BASAH
8.2. PELAKSANAAN
PASAL 9
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN
9.2. MATERIAL
PASAL 10
PEKERJAAN WATERPROOFING
10.3. PELAKSANAAN
Untuk area plat dak beton, Toilet dan balkon yang nantinya akan
terkena air maka permukaan beton harus dilapisi waterproofing type
Cementitious Membrane (merk Fosroc, Multiguard atau merk lokal
setara) yang diaplikasi dengan coating (minimum 2 kali pengecatan).
Dan setelah diaplikasi perlu dilakukan water test selama 2 X 24 jam
(tes rendam), dan bila setelah yakin tidak tertihat adanya kebocoran
atau bercak - bercak air, maka diatas lapisan waterproofing tersebut
perlu dilapisi dengan screed atau adukan setebal minimum 3 cm.
Kemudian setelah pemasangan keramik pada toilet, balkon atau pada
plat dak beton maka Tes rendam perlu dilakukan sekali lagi selama 1 X
24 jam tanpa dijumpai adanya kebocoran.
Dan pada setiap pipa PVC yang akan menembus plat beton untuk area
yang akan kemungkinan digenangi atau terkena air, maka antara
pertemuan pipa PVC dan permukaan atas plat dak beton harus diberi
Epoxy disekeliling pipa tersebut.
PASAL 11
PEKERJAAN SANITARY