Anda di halaman 1dari 24

Memahami analisa BOW

1. Arti BOW
B = Burgeslijke = Dinas, Milik Pemerintah
O = Openbare = Umum, Terbuka
W = Werken = Pekerjaan-pekerjaan / Proyek

Analisa BOW

Analisa Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) yang


dikeluarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda melalui Dinas
Pekerjaan Umum untuk proyek-proyek pemerintah sebagai
pedoman dalam penentuan harga satuan pekerjaan.
2. Apakah masih relevan ?
Apabila diterapkan pada pekerjaan sekarang, analisa BOW dirasa
sudah ketinggalan jaman, karena sebagian besar isinya menyangkut.
 Harga satuan bahan
 Harga satuan upah
Sedang untuk harga satuan peralatan belum terinci karena kondisi
peralatan yang digunakan pada saat dikeluarkannya Analisa BOW
(Tanggal 28 Februari 1921, N0. 5372 A) masih sangat sederhana

Sebagai contoh, untuk membuat beton sekarang ini kebanyakan


digunakan molen sebagai mesin pengaduk karena mesin molen sudah
banyak terdapat dimana - mana, tetapi analisa BOW tidak
mencantumkan sewa molen sekian jam atau sekian rupiah untuk
membuat 1 m3 beton

Dilihat dari ketinggalan jamannya memang sudah tidak relevan, namun


filosofi/dasar pemikiran yang terkandung pada analisa BOW masih
patut dikaji, setidak-tidaknya sebagai acuan dalam penyempurnaan
analisa berikutnya
Contoh : Analisa G.41

Untuk membuat 1 m3 beton campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil


diperlukan bahan :
340 Kg Portland Cement (PC)
0,544 m3 Pasir cor
0,817 m3 Kerikil

Analisa BOW bisa menjawab secara jelas dan terperinci


dengan berpedoman dari tabel yang dibuat serta dijadikan
sebagai acuan .
3. Cara menghitung kebutuhan bahan
Ikutilah pemikiran analisa ahli-ahli analisa BOW berikut ini :
apabila kita memiliki 1 liter PC normal, dan ditimbang maka beratnya
adalah 1,25 kg. Jadi berat isinya adalah = 1,25 kg/1

100
Pada gambar 1, PC sebanyak
1 liter dengan kondisi normal,
Volume
belum dipadatkan maka
PC normal 50
belum volumenya 100%.
dipadatkan
= 100%

Gambar 1
Volume 100% tersebut bukanlah hanya terdiri dari butiran -
butiran PC saja, melainkan masih terdapat rongga - rongga
udara disekitar butirannya.

Udara
Butiran

Gambar 2
Menurut hasil penyelidikan
100
mereka,volume udara
yang terkandung UDARA
pada PC normal adalah 49%
sebesar 49%, sehingga 51

volume padat dari PC


adalah sebesar 51%. PC padat
51%
(Lihat gambar 3)
0

Gambar 3

Namun, tidak ada teknologi yang bisa memadatkan PC


tersebut sehingga udaranya benar-benar keluar meskipun
dipres dengan alat penekan hidrolis ratusan bar.
Cara memadatkan PC adalah dengan bantuan air, karena
dengan memasukkan air ke dalam PC maka terjadilah proses
kimiawi yang memungkinkan butiran-butirannya bersenyawa,
saling mengikat antara yang satu dengan yang lainnya sehingga
terdesaklah udara ke luar.

Meskipun semen dan air sudah membatu bukan berarti rongga


udara benar-benar keluar/habis, akan tetapi masih menyisakan
sedikit rongga udara sekitar 1,5 - 2% sehingga batu jadian yang
dibuat dari semen dan air masih bisa ditembus oleh air, namun
kecil rembesannya.
Untuk mengurangi rongga udara diperlukan larutan
tambahan/Additive seperti super plastiser atau sebangsanya yang
fungsinya membuat larutan menjadi plastis dan permukaan
butiran menjadi licin sehingga meningkatkan kepadatan beton.
Campuran tersebut digunakan apabila kita akan mengecor beton
kedap air seperti tower, bendungan dsb.
Apabila volume udara yang
100 49% tadi digantikan dengan
air, lalu campurkanlah air
tersebut dengan PC dan
Masukkan
diaduk-aduk hingga merata,
49% air
lalu aduk
50
maka volume air dan PC tetap
hingga 100% kemudian diamkanlah
merata sekitar 1 jam, waktu yang
diperlukan untuk dimulainya
0
pengikatan awal.
Gambar 4
Setelah air dan semen didiamkan maka
butiran-butiran semen akan mengendap, Selanjutnya air
menguap
tapi sudah berubah bentuk menjadi
bubur semen, karena sudah menyerap air
akibat proses kimiawi sehingga volume 100
endapannya bukan lagi 51% seperti
24% air
volume sebelumnya, melainkan sudah
mengambang 76
menjadi 76%. Lihat gambar 5.
76%
Untuk proses kimiawi diperlukan air larutan 50
76% - 51% = 25% , dengan air dan
bertambahnya waktu, air yang semen
mengambang lama -lama menguap. mengendap
kemudian
Campuran air dan PC akan membentuk
membatu 0
batu buatan, yang apabila sebelum
mengeras dicampur dengan agregat akan Gambar 5

menjadi bahan baru yaitu beton


Berikut ini adalah cuplikan dari Daftar A, tabel pertama yang
muncul pada analisa BOW sebagai acuan untuk menghitung
kebutuhan bahan analisa berikutnya.

Banyak bahan (Stof)dan hawa (Lucht) serta air yang


dibutuhkan untuk pembuatan perekat (spesi)

A B C A+B
No Nama Bahan
Bangunan Bahan Hawa/bagian Air Bahan + Air
sesungguhnya yang kosong (Perekat
(vaste Stof) (Lucht) basah)

1 Kapur padam 0.325 0.675 0.225 0.550


2 PC (Semen) 0.510 0.490 0.250 0.760
3 Tras 0.480 0.520 0.250 0.730
4 Semen Merah 0.570 0.430 0.175 0.745
5 Pasir 0.600 0.400 0.075 0.675
6 Kerikil 0.520 0.480 - 0.520
Dari tabel di atas kita bisa membuat perhitungan
sebagai berikut :
Misalkan kita mencampur 1 m3 PC + 2 m3 Pasir + 3 M3 kerikil

maka bukan berarti kita akan mendapatkan 1 + 2 + 3= 6 m3 bahan


campuran beton, karena pada rongga-rongga kerikil terdapat
udara yang akan diisi oleh butiran semen dan air, sehingga
volumenya akan menyusut/memadat. Perhitungannya adalah sbb:

1 m3 PC menjadi 1 m3 x 0,760 = 0,760 m3


2 m3 Pasir menjadi 2 m3 x 0,675 = 1,350 m3
3 m3 Kerikil menjadi 3 m3 x 0,520 = 1,560 m3 +

= 3.670 m3
Berapa bahan yang diperlukan untuk membuat 1m3 beton ?
3
1 m
 PC  x 1m3  0,272m3
3,67m3
= 272 liter
Berat isi PC = 1,25 kg/liter

Sehingga :
- PC = 272 liter x 1,25 kg / liter = 340 kg
- Pasir = 2 m3 x 1 m3 = 0,544 m3
3,670 m3
- Kerikil= 3 m3 x 1 m3 = 0,817 m3
3,670 m3
Berapa air yang diperlukan ?
Sebenarnya air yang benar-benar ikut bereaksi (kebutuhan
minimal) untuk menjadikan beton hanya sebanyak :
- Dari kebutuhan PC = 0,25 x 272 liter = 68 liter
- Dari kebutuhan pasir = 0,075 x 544 liter = 40,8 liter +
Jumlah minimal = 108,8 liter

Dalam pelaksanaannya sangat sulit membuat campuran


dengan kadar air semen sebanyak itu, untuk itu perlu
ditambah, tetapi jumlah air juga tidak boleh terlalu banyak,
dibatasi oleh faktor air semen (f.a.s), kira-kira antara 0,40 -
0,60. Beton yang terlalu encer akan rendah mutunya, terlalu
kental juga berakibat kropos karena sulit dipadatkan.
Apakah faktor air semen itu ???
f.a.s adalah perbandingan berat air dengan berat semen yang
disarankan untuk membuat campuran beton.
Misal ditentukan f.a.s = 0,55 maka pada campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr adalah
: Kebutuhan PC per m3 = 340 kg
Maka kebutuhan air = f.a.s x kebutuhan PC
= 0,55 x 340 kg = 187 kg
Karena berat isi air = 1 kg/liter, maka air yang diperlukan
= 187 liter.
Kita ketahui bahwa keperluan air sesungguhnya untuk campuran beton
adalah sebesar 108,8 liter, jadi air selebihnya sebanyak :
187 liter - 108,8 liter = 78,2 liter.
Hanyalah sebagai pengencer saja, yang akan diuapkan lagi setelah beton
dicor, atau dalam istilah kimia air sisa tersebut dinamakan
katalisator/pembantu.
Berapa banyaknya material yang diperlukan dalam 1
kali pencampuran pada molen ???
Tergantung kapasitas molen !!! Baca/pelajari dahulu kapasitasnya. Kalau tidak
ada data, maka buatlah campuran eksperimen 1 : 2 : 3
takarlah dengan teliti. Setelah dimasukkan campurannya dan ditambah air
secukupnya (dengan feeling/perkiraan), maka tuanglah seluruh beton yang
sudah jadi dan takarlah . Misal dari hasil takaran mendapatkan volume 120
liter (0,12 m3), maka setiap kali pencampuran diperlukan material sebanyak :
PC = 0,12 x 340 kg = 40,8 kg
atau setara dengan 1 sak PC isi 40 kg
Pasir = 0,12 x 544 liter = 65,28 liter
atau setara dengan 2 kotak takaran isi 32 liter
Kerikil = 0,12 x 817 liter = 98,04 liter
atau setara dengan 3 kotak takaran isi 32 liter
Air = 0,12 x 187 liter = 22,44 liter
atau setara dengan 4,5 ember isi 5 liter
Agar bisa menjaga perbandingan campuran dengan baik,maka
harus dibuatkan kotak takaran yang kuat dari kayu, misalkan
menggunakan basis volume 1 sak isi 40 kg, sebagai berikut :

1 Sak PC isi 40 kg volumenya = 40/1,25 = 32 liter

Maka ukuran kotak takaran adalah sebagai berikut :


Panjang = 50 cm = 5 dm
Lebar = 40 cm = 4 dm
Tinggi = 16 cm = 1,6 dm

Volume = Panjang x Lebar x Tinggi = 5 dm x 4 dm x 1,6 dm


= 32 dm3 = 32 liter
Apabila kapasitas molen sekitar 150 liter maka dapat menggunakan
basis perhitungan 1 sak isi 50 kg = 50/1,25 = 40 liter

Panjang 55 cm, Lebar 45 cm, Tinggi 16 cm, sehingga volume menjadi :


5,5 dm x 4,5 dm x 1,6 dm = 39,6 dm3 atau mendekati 40 liter.

CATATAN :
untuk pekerjaan sekarang, perbandingan campuran dihasilkan dari
mix design, yaitu rencana campuran yang dibuat berdasarkan :
 Mutu beton yang diharapkan (misal K-175)
 Mutu agregat (Pasir dan Kerikil) yang tersedia baik menyangkut
tingkat kekerasan, perbandingan butiran maupun berat isinya.
Dari analisa mix design akan dihasilkan perbandingan
campuran.
Contoh :
Untuk membuat beton K-175 didaerah A, setelah menganalisa
pasir dan kerikil yang akan digunakan meliputi gradasi
butirannya, berat isinya, kekerasannya, maka dihasilkan
campuran 1 PC : 2,5 Ps : 3,5 Kr

Kondisi ini barang kali untuk daerah B berbeda, karena mutu


agregatnya lebih rendah, berat isinya lebih ringan, tingkat
kekerasannya lebih lunak atau gradasinya berbeda dengan daerah A,
maka untuk membuat beton dengan K-175 pada Daerah B barangkali
diperlukan campuran 1 PC : 2,5 Ps : 3 Kr.
Angka - angka yang dikeluarkan pada hasil mix design sangat
berbeda antara satu dan lainnya.
4. Keperluan adukan untuk pasangan
Untuk menghitung jumlah adukan pada pasangan
lihat gambar berikut :

Bata merah, misal ukuran


24 x 11,5 x 5,25 cm

Plesteran, misal Tebal 1,5 cm

Adukan, misal Tebal 1,75 cm


5,25

1,75
5,25
1,75

7
A 5,25
1,75

24 1 24 1
25

Luas bata + adukan = 25 x 7 = 175 cm2


Luas bata (A) = 24 x 5,25 = 126 cm2
Luas adukan = 175 - 126 = 49 cm2
Prosentase adukan/luas pasangan = 49/175 x 100% = 28%
Catata
n bata,
Untuk pekerjaan pemasangan : adukan sebesar 28% tidaklah
cukup karena tingkat kehilangan adukan pada pekerjaan ini cukup
tinggi, mencapai 25% yang disebabkan oleh :
- hilang / berkurang ketika sedang mencampur
- Hilang ketika dalam transportasi / dengan ember
- Adukan yang jatuh dari cetok ketika dipasang

Oleh karena itu kebutuhan adukan untuk pasangan bata menjadi :


0,28% ditambah (25% x 28%) = 35%

Jadi untuk memasang 1 m3 bata diperlukan adukan 0,35 m3


sedangkan untuk pekerjaan pasangan batu kali, adukan
diperlukan lebih besar lagi yaitu 0,45 m3
Adukan Untuk Pekerjaan Plesteran :
Pada pekerjaan plesteran, tingkat kehilangan adukan relatif
lebih rendah, hanya 20%

Untuk plesteran tebal 15 mm diperlukan adukan


= 1 m2 x 0,015 x 120% = 0,018 m2

Untuk plesteran tebal 12 mm diperlukan adukan


= 1 m2 x 0,012 x 120% = 0,015 m2
5. Contoh Perhitungan :
Hitung keperluan bahan untuk membuat 1 m2 plesteran dengan
campuran 1 PC : 4 Pasir setebal 15 mm
Jawab :
Bila mencampur 1 m3 PC dengan 4 m3 Pasir :
1m3 PC menjadi = 1 m3 x 0,76 = 0,76 m3
4m3 pasir menjadi = 4 m3 x 0,675 = 2,70 m3 +
Jumlah = 3,46 m3
Untuk memplester setebal 15 mm diperlukan 0,018 m3 adukan.
Oleh karena itu kebutuhan bahan menjadi :

PC = 1/3,46 x 0,018 m3 = 0,0052 m3 atau = 5,2 Liter


Karena 1 liter PC = 1,25 kg maka :
PC = 5,2 x 1,25 = 6,5 kg
Pasir = 4/3,46 x 0,018 m3 = 0,0209 m3
Contoh untuk pekerjaan beton
(Cuplikan Daftar F dari An. BOW)

Daftar G : Banyaknya bahan yang diperlukan untuk membuat 1 m3 Beton


Perbandingan campuran
1 PC 1 PC 1 PC 1 PC 1 PC
No Keperluan
bahan 1 ½ Ps 2 Ps 2 Ps 1 ½ Ps 3 Ps
2 ½ Kr 3 Kr 4 Kr 5 Kr 6 Kr
1 PC = Kg 415 340 298.5 250 212

2 Pasir = m3 0.48 0.54 0.48 0.50 0.50

3 Kerikil = m3 0.80 0.82 0.96 1.00 1.00

Anda mungkin juga menyukai