Anda di halaman 1dari 48

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SYARAT-SYARAT STRUKTUR

1. Lingkup 1.1. Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan,


Pekerjaan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian
pekerjaan ini secara lengkap serta mengadakan pengamanan,
pelaksanaan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.
1.2. Pekerjaan pembersihan dan pengamanan dalam area kerja sebelum
pelaksanaan dan setelah pembangunan.
Dalam melaksanaan pembersihan, Kontraktor wajib melaporkan
terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan tentang bagian yang akan
dibersihkan untuk mendapatkan persetujuannya.
1.3. Pekerjaan pemeriksaan / pengecekan terdiri dari :
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan tugu patok dasar yang
digunakan sebagai referensi ketinggian permukaan yang telah
ada dilapangan.
b. Pengecekan ketinggian permukaan lantai struktur.
c. Pengecekan as-as kolom bangunan, bukaan atau lubang yang
terdapat pada bangunan, dan pengecekan lainnya yang dapat
mempengaruhi pekerjaan penyelesaian Arsitektur dan ME
dikemudian hari.
d. Bila ada ketidak sesuaian antara ukuran di lapangan dengan
yang terdapat pada gambar kerja, Kontraktor diwajibkan
memberitahukan hal tersebut kepada Direksi Pekerjaan secara
tertulis untuk mendapatkan cara penyelesain yang terbaik.
1.4. Setiap perubahan spesifikasi material/bahan dari yang ditentukan
dalam buku RKS ini harus mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.

2. Pekerjaan Tanah 2.1. a. Pekerjaan tanah ini dilakukan sebelum pekerjaan struktur
dimulai.
b. Kontaktor bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan galian
dan pengurugan tanah, sesuai yang tercantum pada gambar
kerja.
c. Kontraktor harus mengajukan metode kerja penggalian kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui sebelum melaksanakan
pekerjaan tanah.
d. Segala sisa kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tanah
tersebut harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh
kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
2.2. Pekerjaan tanah ini meliputi :
a. Pembersihan lokasi
b. Galian tanah
c. Urugan dan pemadatan

SPESIFIKASI TEKNIS 1
2.3. Pembersihan Lokasi :
Daerah yang ada sesuai dengan gambar dan kebutuhan area kerja,
harus dibersihkan dari semua benda-benda yang akan menghambat
pembangunan seperti : pepohonan, sampah, tonggak, humus,
lumpur, lubang, dan tempat-tempat lain sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.

2.4. Galian Tanah :


a. Galian tanah dilakukan ditempat-tempat seperti ditunjukkan
pada gambar kerja. Penggalian melebihi batas yang ditentukan
harus diurug kembali hingga mencapai kerataan peil yang
ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan.
b. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk pekerjaan
penggalian ini adalah kurang lebih 50 mm terhadap kerataan
peil yang ditentukan.
c. Penggalian dilaksanakan dalam keadaan kering, jika ternyata air
tanah lebih tinggi dari level penggalian, harus dilakukan
dewatering sesuai dengan ketentuan.
d. Kontraktor harus mengajukan metoda kerja pelaksanaan
penggalian, terutama kemiringan galian dan metoda kerja
dewatering. Seluruh akibat, baik di dalam site maupun di
lingkungan sekitar pengalian selama proses menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
2.5. Urugan dan Pemadatan :
a. Bahan untuk urugan digunakan pasir/tanah urug. Bahan urugan
harus bersih dari unsur-unsur perusak dan harus disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
b. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum per
lapis 20 cm (sebelum dipadatkan). Setiap lapis dipadatkan
dengan alat roller 11 ton atau dengan alat lain yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga diperoleh CBR setara
90% max d pada OMC. Apabila bahan urugan tidak dapat
mencapai kepadatan yang dimaksud, maka pekerjaan diulangi
atau diganti metode pelaksanaannya sehingga diperoleh
kepadatan yang dimaksud.
c. Jumlah dan lokasi titik pengetesan ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Setelah pemadatan atau pengurugan selesai maka
kelebihan tanah urugan dikeluarkan/dipindahkan sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan.

3. Pekerjaan 3.1. Pekerjaan pondasi :


Pondasi a. Pekerjaan pondasi strous
b. Pekerjaan Pondasi Plat Beton (Poer)
c. Pekerjaan Pondasi Pile (Tiang Pancang)
d. Pekerjaan Pondasi Batu Kali

3.2. Pondasi Strous, Poer dan tiang Pancang :


Spesifikasi teknis pondasi Strous, Poer dan Pancang sesuai dengan
Pekerjaan beton yang ditentukan dalam RKS

SPESIFIKASI TEKNIS 2
3.3 Pondasi Batu Pecah :
a. Batu pecah harus berkualitas baik dan dipecah dengan diamater
antara 10 – 30 cm.
a. Batu pecah harus disusun sedemikian rupa sehingga
dudukannya kokoh. Antara batu kali satu sama lain harus
terikat dengan adukan 1 Pc: 5 Ps.
b. Bentuk dan ukuran batu pecah, dan tempat–tempat yang
menggunakan pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar.
d. Di atas pondasi batu pecah dipasang sloof beton bertulang
dengan ukuran sesuai gambar.
3.4. Instalasi M & E bawah tanah
a. Kontraktor bertangung jawab atas semua klaim yang mungkin
timbul karena kerusakan instalasi M & E bawah tanah, bila
mana instalasi tersebut sudah tertera dalam gambar.
b. Kontraktor supaya melaksanakan pekerjaannya begitu rupa
sehingga bangunan dan pondasi bangunan tetangga tidak
terganggu atau tidak rusak.
c. Sebelum memulai pekerjaan pondasi, kontraktor disarankan
terlebih dahulu melakukan survey kondisi bangunan dan
instalasi M & E di lingkungan sekitar untuk menghindari
klaim-klaim kerusakan yang tidak perlu.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas semua klaim yang mungkin
timbul karena kerusakan bangunan dan pondasi bangunan
tetangga akibat pekerjaan pondasi yang dilaksanakan

4. Pekerjaan Beton 4.1. Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan beton adalah sebagai
berikut :
a. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus menggunakan mutu beton K250 dan K300.
b. Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur
atas bangunan ini adalah sebagai berikut :
 Mutu baja tulangan sampai dengan diameter 11 mm adalah
BJTD24 (Mild Steel).
 Mutu baja tulangan diameter 12 mm keatas adalah BJTD39
(High Tensile).
a. Bekisting untuk struktur bangunan memakai multiplek 9 mm
dan diberi lapisan plastik bila perlu. Bikisting dari multiplek
tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu lokal ukuran 5/7,
6/9, 6/11 dan sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan dan
kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
e. Bonding agent
Bonding agent dipergunakan pada elemen-elemen beton yang
harus disambungkan/ harus di cor secara terputus untuk
mendapatkan sistim struktur yang kokoh sesuai dengan desain
dan perhitungannya. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk
pabrik.

SPESIFIKASI TEKNIS 3
4.2. Kelas dan Mutu Beton
a. Adukan beton harus baik untuk balok lantai, balok atap plat
lantai dan plat atap. Banyaknya air yang dipakai untuk beton
harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton dengan
konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu
masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk
mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali
tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk
setiap kali pengadukan sangat perlu.
4.3. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton yang didatangkan harus baru, tidak
bekas, bebas karat dan disimpan/diletakkan di tempat yang
bersih, tidak basah dan terhindar dari segala kondisi yang dapat
menyebabkan karat
b. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam berat :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm :-5%
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm :-4%
c. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam diameter (Dihitung
dari diameter terkecil) :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm : - 0.4 mm
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 0.5 mm
d. Mutu baja tulangan beton yang didatangkan harus benar, yang
dinyatakan dengan surat/sertifikat keterangan dari
distributor/pabrik pembuatnya. Untuk menjamin kualitas baja
tulangan sesuai dengan perencanaan, maka harus dilakukan
pemeriksaan pada laboratorium yang disetujui Direksi
Pekerjaan.
Pengambilan contoh bahan pada semua jenis diameter dan
diambil secara random pada setiap datangnya material di
lokasi. Biaya test dibebankan pada kontraktor.
e. Baja tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar
konstruksi. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau
dibengkokkan kembali dengan cara yang merusak bahannya.
Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin,
pemanasan dari besi beton hanya diperkenankan bila seluruh
cara pengerjaan disetujui oleh Direksi Pekerjaan atau
Perencana.
f. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana. Untuk menempatkan tulangan tepat ditempatnya maka
tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton (bendrat)
dengan bantalan balok beton cetak (beton decking) atau kursi-
kursi besi / cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk
besi beton yang horisontal harus digunakan penunjang yang
tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.
g. Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel apabilla tidak
ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus 1,5 kali
ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
SPESIFIKASI TEKNIS 4
h. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan
gambar dan perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan
yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah
luas tulangan, dalam hal ini kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
4.4. Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap
setiap bagian konstruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam
gambar, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing –
masing konstruksi adalah sebagai berikut :

Lokasi / Tipe Struktur Selimut Beton


Beton yang berhubungan dengan tanah 7.5 cm
tanpa acuan
Beton yang berhubungan dengan tanah 5.0 cm
dengan acuan
Kolom :
- Tulangan Utama 4.0 cm
- Sengkang 2.5 cm
Shearwall 2.5 cm /
2 x Ø Tulangan
Balok :
- Tulangan Utama 2.5 cm
- Sengkang 1.5 cm
Pelat :
- Tulangan Utama 2.5 cm
- Tulangan Pembagi 1.5 cm
Pada pengakhiran tulangan 2.5 cm /
2 x Ø Tulangan
4.5. Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat – tempat
lain dari yang tunjukan pada gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Overlap pada sambungan –
sambungan tulangan minimal harus 40 x diameter batang, kecuali
jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan
harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Sambungan
tulangan pada kolom dilakukan pada bagian tengah kolom, bukan
berada di bagian tepi kolom
4.6. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menempatkan dan mengawasi
jumlah dari masing – masing bahan beton. Perlengkapan tersebut
dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 5
4.7. Pengadukan
Bahan – bahan pengadukan beton harus dicampur dan diaduk
dalam mesin pengaduk beton yaitu bath mixer/mollen. Direksi
Pekerjaan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata
atau seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi
atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih
– lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki. Mesin pengaduk
yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki.

Mesin pengaduk yang disentralisir (batching mixing plant) harus


diatur hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah
dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi
dari kapasistas yang telah ditentukan.
4.8. Cetakan (Bekisting)
a. Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran pada gambar
rencana.
b. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum pembuatan cetakan
dimulai, tetapi persetujuan tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap
perlunya perbaikan kerusakan – kerusakan yang mungkin dapat
timbul waktu pemakaian.
c. Sewaktu – waktu Direksi Pekerjaan dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi
apapun dan kontraktor harus segera mengambil bentuk yang
diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
d. Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu
dikerjakan dengan menggunakan mesin kecuali untuk detail
tertentu atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Proses pengerjaan
tidak diperkenankan dilakukan ditempat pemasangan.
e. Bentuk, ukuran, profil. Pola, nad dan peil yang tercantum
dalam gambar kerja adalah hasil jadi/ selesai. Bila terjadi
penyimpangan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan, Maka
kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali tanpa
mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah
tanggung jawab kontraktor, dan tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambah.
f. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
penggantung, angker, dinabolt, fisher, sekrup paku dan lem
perekat harus rapi dan sempurna, tidak diperkenankan
mengotori bidang – bidang tampak. Khusus pada permukaan
bidang tampak/exposed tidak diperkenankan dipasang dengan
cara memaku, tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Direksi Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 6
Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat dengan bor. Kepala
sekrup harus tertanam, kemudian lubang ditutup kembali
dengan kayu sejenis yang dilem dengan lem kayu sesuai
persyaratan kemudian diratakan dengan amplas halus sehingga
permukaanya rata dan halus serta tidak tampak bekas
penutupan lubang. Hasil akhir dari pemasangan harus rata,
lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5 cm setiap 2
m.
4.9. Pengecoran
a. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada
tempat pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air
tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting
dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang
akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban
/air dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu,
dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika
dicor dengan beton baru. Pada sambungan ini harus dipakai
perekat beton yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c. Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan asing yang
menutupinya harus dibersihkan dan dibuang, semua genangan
air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum
beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistim
struktur/penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya bila Direksi Pekerjaan atau wakilnya
yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat
kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai.
f. Dalam semua hal, Beton yang akan dicor harus diusahakan
agar pengangkutan ketempat posisi terakhir sependek mungkin,
sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan
pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan
jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang
terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja – baja tulangan,
tidak diijinkan.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2
meter, semua penuangan beton harus selalu lapis perlapis
horisontal dan tebalnya tidak lebih dari 50cm. Direksi
Pekerjaan mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau
selama sedemikian rupa sehingga spesi/mortel terpisah dari
agregat kasar. Selain hujan, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joint dan air semen atau spesi
yang hanyut terhampar harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan dilanjutkan

SPESIFIKASI TEKNIS 7
4.10. Pemadatan
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,
sehingga bebas dari kantong – kantong kerikil, dan menutup
rapat – rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang
diletakkan.
b. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan
kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di
bawah, lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan bahan
beton terpisah dengan yang airnya.
c. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran
permenit ketika dibenaan dalam beton.
4.10. Perawatan Beton (Curing)
a. Semua beton harus dirawat (curred) dengan air seperti
ditentukan di bawah ini. Direksi Pekerjaan berhak menentukan
cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian –
bagian pekerjaan.
b. Beton yang dirawat (curred) dengan air harus tetap basah paling
sedikit 14 hari terus menerus segera sesudah beton cukup keras
untuk mencegah kerusakan, dengan cara menutupnya dengan
bahan yang dibasahi air atau dengan pipa–pipa yang
berlubang–lubang. Penyiraman mekanis, atau cara–cara yang
dibasahi yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air
yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi
spesifikasi– spesifikasi air untuk campuran beton.
4.11. Perlindungan (Protection)
a. Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap segala
kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi Pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari yang langsung, paling sedikit 3 hari sesudah
pengecoran.
c. Perlindungan semacam itu harus dibuat secepatnya setelah
pengecoran dilaksanakan.

4.12. Finishing Beton


a. Permukaan yang kelihatan
Beton yang permukaannya kelihatan (expose) harus difinish
dengan adukan. Lubang – lubang yang terjadi pada beton harus
diisi dengan adukan.

b. Untuk dinding penahan tanah, lubang pengikat acuan tidak


diperkenankan. Lubang – lubang pada permukaan beton tidak
boleh lebih dari 3 mm, lubang yang lebih besar dari diameter 3
mm tapi lebih kecil dari 20 mm tidak boleh melebihi 0,5 % air
permukaan beton tersebut. Lubang yang lebih besar dari 20
mm tidak diperkenankan.

SPESIFIKASI TEKNIS 8
4.14. Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang
tidak sesuai dengan yang direncanakan yaitu beton semi
esposed, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu
dianggap tidak sesuai dengan spefisikasi ini dan harus dibuang
dan diganti oleh kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila
Direksi Pekerjaan memberikan ijinnya untuk menambal tempat
yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal – pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan
ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan – kerusakan
karena cetakan, lubang–lubang karena keropos, ketidak rata
dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan
batu gerinda.
c. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat. Lubang lubang
pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor
sedemikian sehingga pengisian akan terikat/terkunci
ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya disempurnakan.
d. Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, hal – hal tidak
sempurna pada bagian bangunan yang akan terlihat tidak cukup
bila hanya ditambal saja (karena menghasilkan sebidang
dinding) yang tidak memuaskan penglihatan, kontraktor
diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi
plesteran 1 Pc : 3 PS ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1
cm juga pada dinding yang berbatasan ( yang bersambungan ),
sesuai dengan intruksi dari Direksi Pekerjaan

5. Pekerjaan Baja, 5.1. Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan baja, pipa besi dan
Pipa Besi dan aluminium sebagai berikut :
Aluminium a. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut atau
disesuaikan dengan syarat yang ditetapkan dengan
menyertakan perhitungan kekuatan dari pabrik.
b. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari
pabrik atau sertifikat pengujian yang disetujui Direksi
Pekerjaan.
c. Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal
baik, yang produknya memenuhi standarisasi industri yang
berlaku.
d. Bahan galvalum tidak boleh cacat atau begkok-bengkok, jadi
harus betul-betul lurus. Profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran,
berat dan detail-detail Konstruksinya ditunjukkan dalam
gambar-gambar untuk itu.
e. Penyambungan harus dilaksanakan dengan ketepatan dan
keahlian tinggi.
f. Penyambungan dengan baut-baut dan mur harus dilakukan
dengan seksama dan kokoh. Ukuran-ukuran baut-baut beserta
ring-ringnya harus disesuaikan. Penyambungan dengan baut
harus diselenggarakan sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi dengan baik tidak menimbulkan cacat.

SPESIFIKASI TEKNIS 9
5.2.1 Fabrikasi
Persyaratan umum untuk fabrikasi adalah sebagai berikut :
a. Tenaga – tenaga yang dipergunakan haruslah tenaga – tenaga
ahli pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan petunjuk – petunjuk dari direksi dan Direksi
Pekerjaan, serta teliti sehingga menjamin bahwa seluruh bagian
pekerjaan dapat cocok satu sama lain pada waktu pemasangan.
b. Direksi Proyek dan Direksi Pekerjaan mempunyai kebebasan
sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan
pekerjaan. Tidak satu pekerjaanpun dibongkar dan disiapkan
untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui Direksi proyek
dan Direksi Pekerjaan. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak
sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan ditolak
dan harus segera diperbaiki.
c. Sub kontraktor fabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri,
semua alat – alat perancah dan sebagainya yang diperlukan
dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan. Sub kontraktor
fabrikasi harus memperkenankan sub kontraktor montasi untuk
sewaktu–waktu memerisa pekerjaan dan untuk mendapatkan
keterangan mengenai cara–cara dan lain–lain yang
berhubungan dengan pemasangan ditempat pekerjaan. Sub
kontraktor montase tidak mempunyai wewenang untuk
memberikan intruksi – intruksi mengenai cara penyelenggaraan
Fabrikasi.
5.2.2 Pola ( Mal )
a. Pola ( mal ) pengukuran dan peralatan- peralatan lain yang
dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus
disediakan kontraksi fabrikasi.
b. Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada galvalum maka semua
alat galvalum harus diperiksa kerataannya, semua batang –
batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran,
apabila diperlukan harus diperbaiki sehingga plat – plat disusun
akan kelihatan rapi seluruhnya.
c. Pekerjaan galvalum dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji atau dengan las pemotong. Permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselasaikan siku
terhadap bidang yang potong, tepat dan rata menurut ukuran
yang diperlukan.
6. Pekerjaan 6.1. a. Bahan – bahan material sparing, letak letak dan posisi sparing harus
Sparing sesuai dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan
struktur.
b. Tempat – tempat dari sparing dilaksanakan bila tidak ada dalam
gambar, maka kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan
dari Direksi Proyek.
c. Bilamana sparing (pipa, conduit dan lain – lain) berpotongan dengan
baja tulangan, maka baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau
dipindahkan tanpa persetujuan dari Direksi proyek.
d. Semua sparing – sparing (pipa conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dan harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada
saat pengecoran beton.
e. Sparing – sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton
waktu pengecoran.
SPESIFIKASI TEKNIS 10
B. SYARAT-SYARAT ARSITEKTUR

1. Lingkup 1.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi tenaga kerja, bahan – bahan,
Pekerjaan peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan penyelesaian arsitektur secara lengkap.
1.2. Pekerjaan penyelesaian arsitektur ini meliputi :
- Pekerjaan pasangan
- Pekerjaan plesteran
- Pekerjaan lantai
- Pekerjaan kaca
- Pekerjaan pintu, jendela dan perlengkapannya
- Pekerjaan langit-langit
- Pekerjaan pengecatan
- Pekerjaan atap
- Pekerjaan perlindungan
- Pekerjaan pembersihan, pembongkaran dan pengamanan
setelah pembangunan.

1.3. Setiap perubahan spesifikasi material dari yang ditentukan dalam


RKS ini harus atas persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan
Perencana.

2. Pekerjaan 2.1. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/material dan data


Pasangan teknis kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
2.2. Persyaratan pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan
memeriksa dengan seksama gambar kerja dan melihat keadaan
di lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Semua pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan standard
spesifikasi dari bahan / material yang digunakan.
3. Kontraktor harus memperhatikan detail, bentuk profil
sambungan dan atau hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam gambar kerja.
4. Pemasangan batu bata
- Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus
tegak dan pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur
dengan tepat.
- Pertemuan sudut antara 2 dinding harus siku, kecuali apabila
pertemuan tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam
gambar kerja.
- Untuk permukaan yang datar, batas teloransi pelengkungan
atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m vertikal dan horisontal. Jika melebihi,
kontraktor harus membongkar atau memperbaiki, biaya untuk
pekerjaan ini ditanggung kontraktor dan tidak dapat diajukan
sebagai pekerjaan tambahan.

SPESIFIKASI TEKNIS 11
- Untuk setiap pertemuan dinding pasangan 1/2 bata maupun 1
bata dan atau permukaan dinding seluas 9 m2 dan atau seperti
tercantum dalam gambar harus dipasang kolom praktis dan
atau balok penguat beton dengan ukuran 11/15, jumlah
tulangan 4 Ø 11 mm dan begel Ø 8 – 200 mm atau seperti pada
gambar.
Demikian pula untuk setiap lubang (kusen pintu / jendela) atau
lubang lainnya selebar > 90 cm harus dipasang balok penguat
beton terlepas apakah hal tersebut tergambar atau tidak di
dalam gambar.
Untuk dinding dengan panjang maksimal 400 cm harus diberi
kolom praktis dan untuk dinding setinggi maksimal 400 cm
harus diberi ring balok sebagai pengikat.
- Ukuran batu bata digunakan adalah 22 x 10 x 6 cm dengan
toleransi 0,5 cm
- Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan adukan
perekat / spesi antar bata harus sama setebal 2,50 – 3,00 cm.
Siar – siar ini harus dikerok dengan kedalaman 1 cm dengan
rapi kemudian disiram air dan siap menerima plesteran. Semua
kolom, kolom praktis, balok pengikat beton, maupun beton
lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus dipasang
angker Ø 6 mm setiap jarak 75 cm. panjang angker minimum
20 cm, 15 cm tertanam dalam bata, sisanya tertanam dalam
beton.
5. Adukan perekat
- Adukan perekat/spesi harus selalu dalam keadaan segar atau
belum mengeras pada waktu pemakaian.
Jarak waktu pencampuran adukan perekat/spesi dengan
pemasangan jangan melebihi 20 menit, terutama untuk adukan
kedap air.
- Pasangan batu bata dengan adukan perekat/ spesi 1 PC : 5 Psr,
di laksanakan mulai dari ketinggian 20 cm diatas lantai,
terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam
Gambar kerja.
- Pasangan batu bata kedap air dilaksanakan dengan campuran
1 PC : 3 Psr, dilaksanakan mulai diatas sloof hingga 20 cm
diatas lantai dan untuk daerah – daerah basah seperti pada
KM/WC setinggi 150 cm diatas lantai atau seperti tertera dalam
Gambar Kerja.
6. Pemeliharaan
- Selama pemasangan dinding belum diberi lapisan bahan akhir
(difinish), kontrakor wajib memelihara dan menjaga atas
kerusakan atau pengotoran atas bahan lain.
- Apabila pada saat pemasangan bahan akhir terdapat kerusakan
berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan /
Konsultan. Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak
diajukan sebagai pekerjaan tambah

SPESIFIKASI TEKNIS 12
3. Pekerjaan 3.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja,
Plesteran bahan–bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap, meliputi
pekerjaan plesteran dinding bata (baik dinding baru atau lama)
seperti tercantum dalam Gambar Kerja
3.2. Persyaratan Pelaksanaan :
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam
volume dengan cara pembuatannya menggunakan mixer.
b. Beraben dan Plesteran
- Beraben adalah plesteran kasar dengan campuran kedap air,
yaitu 1 PC : 3Psr, dipakai untuk menutup permukaan
dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga ke
permukaan tanah dan/atau lantai.
- Plesteran biasa adalah campuran 1PC : 5 Psr, adukan
plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding
pasangan bangunan, terkecuali yang dinyatakan kedap air.
- Plesteran kedap air dalam campuran 1PC : 3Psr, Adukan
plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding
yang disyaratkan harus kedap air seperti yang tercantum
dalam Gambar.
- Plesteran halus/aci halus adalah campuran semen (PC)
dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini
merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan
- Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah adukan
plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari
atau sudah kering betul.
c. Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar
dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara
waktu pencampuran adukan plesteran dengan pemasangan tidak
melebihi 20 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
d. Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini khususnya untuk plesteran
aci halus.
e. Terkecuali untuk beraben, permukaan semua adukan plesteran
harus diratakan, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak
berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun
benda – benda lain yang membuat cacat.
f. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus
dibasahi terlebih dahulu dan siar – siarnya dikerok sedalam
kurang lebih 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan
diplester, harus dibersihkan dari sisa – sisa bekisting, kemudian
di kretek/scratched. Semua lubang - lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup adukan plesteran.
g. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah
selesai pemasangan instalasi pipa yang ada di seluruh bagian
dinding bangunan.

SPESIFIKASI TEKNIS 13
h. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat
dipakai plesteran halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
i. Untuk bidang dinding pasangan menggunakan bahan/material
akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi alur – alur
garis horisontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik
terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut.
j. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan
atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 3 mm, untuk
setiap area 2 m1.
k. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding / kolom seperti yang dinyatakan dan tercantum dalam
gambar kerja. Tebal plesteran minimal 1,5 dan maksimal 2,5
cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan
menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan
kepermukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
3.3. Pemeliharaan
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung dengan wajar tidak berlangsung secara tiba – tiba.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari panas
matahari langsung dengan penutup yang mencegah penguapan
air secara cepat.
b. Pembasahan tersebut dilakukan selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai dengan selalu menyiram air sekurang –
kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
c. Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan /
material akhir, kontraktor wajib memelihara dan menjaganya
terhadap kerusakan–kerusakan dan pengotoran, biaya
pemeliharaan adalah tanggung jawab kontraktor, dan tidak
dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
d. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan
bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 1 (satu) minggu,
plesteran harus cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat
lain seperti yang disyaratkan tersebut di atas.
Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang
disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan, maka
Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki pekerjaan
tersebut sampai disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan

4. Pekerjaan Lantai 4.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap
4.2. Persyaratan Bahan
a. Spesifikasi bahan
Ukuran dan Tipe : Granit Tile dan Tegel Keramik Sesuai
dengan Gambar Rencana maupun Rencana Anggaran Biaya
atau BQ yang sudah ditentukan
Kwalitas : KW 1

SPESIFIKASI TEKNIS 14
Lain – lain :
- Warna sama rata, tidak cacat/pecah/retak,
- Mempunyai lapisan keras cukup tebal
- Sisi – sisinya tegak lurus
b. Bahan pengisi siar (nat) digunakan pasta semen dengan warna
yang sama dengan warna granit tile.
c. Adukan perekat yang digunakan sesuai dengan persyaratan
bahan pada pekerjaan pasangan dinding/plesteran.
d. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 2 (dua)
set kepada Direksi Pekerjaan / Konsultan dengan 4 gradasi
warna dalam 1 bahan untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis dan akan dipakai sebagai standard dalam memeriksa/
menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
e. Kontraktor wajib menyediakan cadangan material granit tile
sebanyak 1% dari keseluruhan bahan terpasang (1% dari setiap
jumlah keramik
5.3 Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum dipasang, permukaan granit tile harus direndam
dengan air hingga jenuh.
b. Pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan
dipasang sub lantai, harus dipadatkan dengan mesin vibrator
untuk memperoleh permukaan yang rata & padat, sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum.
c. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan
permukaan yang keras, bersih bebas alkali asam maupun bahan
organik lainnya yang dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal
lapisan pasir urug minimum 10 cm atau sesuai dengan gambar,
disiram dengan air hingga memperoleh kepadatan yang pasti.
d. Pasir urug dilaksanakan di atas sub lantai/lantai kerja setebal 5
cm atau sesuai gambar dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Krl.
e. Untuk pasangan di atas plat beton (lantai tingkat) pelat beton
diberi lapisan screed (1 Pc : 3 Ps) setebal minimum 2 cm atau
sesuai dengan gambar, kemiringan lantai harus diperhatikan
terutama di daerah basah dan teras.
f. Lantai kerja di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat
benar – benar rata dengan memperhatikan kemiringan lantai di
daerah basah & teras.
g. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus dibuat
benar – benar bersih dari debu cat dan kotoran lainnya.
h. Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik tidak
retak, cacat, ternoda & warna sesuai dengan yang
disyaratkan/dipilih
i. Seluruh permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat
dengan adukan perekat tidak boleh ada rongga.
j. Pola pasangan keramik harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
/ Konsultan. Pada prinsipnya pemasangan dimulai dari as
kolom / as dinding & atau sesuai petunjuk Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS 15
k. Apabila dalam pengukuran terjadi sisa keramik kurang dari
7cm maka mulai keramik utuh yang terakhir (1 baris/lebih)
harus dibagi dalam bagian sama untuk mendapatkan lebar
minimum 8cm & atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
l. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
yang sesuai dengan petunjuk pabrik.
m. Pemasangan keramik harus benar – benar rata waterpas sesuai
dengan peil atau ketebalan akhir yang disyaratkan dalam
gambar kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk 2 m1
n. Garis-garis tepi keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus
lurus, lebar siar harus sama, maksimal selebar 2 mm dengan
kedalaman 2 mm.
o. Bahan pengisi siar (nat) adalah bahan grouting dengan warna
yang sama dengan warna keramik. Persyaratan pelaksanaan
harus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang mengeluarkan agar
didapat hasil yang baik. Sebelum & sesudah pelaksanaan
adukan pengisi, siar harus bersih dari debu dan kotoran lainnya,
pembersihan harus segera dilakukan sebelum keras/kering
dengan lap basah.
p. Adukan perekat untuk pemasangan dengan campuran 1 Pc:3
Psr, dilakukan pada bagian lantai&dinding yang harus kedap
air seperti yang disyaratkan dalam Gambar kerja. Untuk lantai
lainnya digunakan adukan perekat campuran 1 Pc:5 Psr.
Adukan perekat tersebut dicampur dengan pasta semen
additive, penggunaannya sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuatnya.
q. Keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari
bercak noda adukan perekat dan adukan pengisi siar dengan
lap/kain yang dibasahi dengan air bersih, dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
r. Selama 2x24 jam setelah pemasangan, keramik harus
dihindarkan dari injakan atau pemberian beban.

s. Bila terjadi kerusakan/cacat, kontraktor diwajibkan untuk


memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab
kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.

5. Pekerjaan Kaca 5.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan
– bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap, meliputi :
1. Pekerjaan kaca pada pintu dan jendela.
5.2. Persyaratan bahan
- Kaca bening (Sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan)
- Tebal kaca : 5 mm dan Kaca Tempered 12mm
- Produk : ASAHIMAS.
- Persyaratan lain : Tidak bergelombang, retak dan baur,
mempunyai bidang yang licin, sejajar,
tidak menunjukkan efek lensa.
SPESIFIKASI TEKNIS 16
5.3. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak – bercak, tidak bergelombang dan harus memenuhi standart
bahan yang berlaku di Indonesia.
5.4. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan kepada Direksi Pekerjaan. Keputusan bahan, jenis,
warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Pemberi Tugas
bersama Direksi Pekerjaan dan informasi tersebut diberikan
kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
5.5. Persyaratan Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk
Gambar Kerja, persyaratan – persyaratan dan/atau sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini harus dilaksanakan
dengan keahlian dan ketelitian.
2. Syarat dan Mutu
- Dimensi
Toleransi & ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh
melebihi + 0,2 mm.
- Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi + 2 mm
- Kesikuan
Kaca dan cermin lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut siku serta tepi potongan yang rata dan lurus.
Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5
mm permeter, kecuali disyaratkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
3. Ukuran, tebal, warna jenis bahan yang dipasang harus sesuai
dengan Gambar Kerja, Buku spesifikasi ini dan/atau sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
4. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong
kaca dan cermin khusus sesuai standart pabrik. Sisi – sisi kaca
dan cermin yang tampak maupun tidak tampak akibat
pemotongan harus digerinda dan dihaluskan sampai berbentuk
tembereng.
5. Pekerjaan pemasangan kaca
- Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah
terpasang sesuai dengan Gambar Kerja dan persyaratan
pekerjaan untuk bahan rangka pemegang tersebut.
- Pemasangan kaca pada rangka pemegang harus sedemikian
rupa sehingga tidak bocor (watertight) dan harus sesuai dengan
persyaratan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik.
- Antara kaca dalam rangka pemegangnya harus diberi sealant
atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka
seperti yang disyaratkan dalam Gambar Kerja.
6. Kualitas pekerjaan
- Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca dan cermin
akibat pemasangan list maupun sekrup.
- Kaca dan cermin harus telah terkunci dengan baik sempurna
dan tidak bergeser dari rangka pemegang dan list yang ada.

SPESIFIKASI TEKNIS 17
- Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh
bergelombang retak dan tergores. Apabila masih terlihat
adanya gelombang maka kaca dan cermin tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki / diganti, biaya untuk hal ini adalah
tanggung jawab kontraktor.
- Kontraktor wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan
dari kerusakan dan benturan, untuk itu kaca dan cermin harus
diberi tanda agar mudah terlihat / diketahui. Semua kerusakan
yang timbul menjadi tanggung jawab kontraktor untuk
memperbaiki sampai pekerjaan selesai.
6. Pekerjaan 6.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan
Pintu/Jendela – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
dan melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap meliputi :
Perlengkapan a. Pekerjaan kusen pintu/jendela kaca rangka aluminium.
b. Pekerjaan pintu rangka alumunium

6.2. Bahan rangka alumunium untuk kusen jendela/pintu, lengkap


dengan semua hardware weather strip. Mohair angkur dan
peralatan lainnya.
- Jenis : Aluminum extrusion alloy
coloured anodizing
- Dimensi profil : 4” , tebal 1 mm
- Proses pewarnaan : Analog finish dengan tebal minimum 18
mikro
- Warna : Coklat tua
- Produk : Indal, YKK
6.3. Untuk bahan pelengkap lainnya :
a. Sekrup dari stainless steel
b. Caulking dan sealant sebagai penutup pengikat alat
penggantung dengan alumunium.
c. Angker rangka kusen dari stell plate, tebal 2 mm atau sesuai
gambar dengan lapisan zink minimal 11 mikro, penempatan
pada setiap jarak 20 mm atau sesuai gambar
d. Perlengkapan pintu (floor hinge, handle, lockcase door closer
dll) mengunakan produk sesuai yang tertera pada detail.
6.4. Cara pengerjaan aluminium :
a. Alumunium dipotong dan dipasang secara rapi dan presisi
toleransi ukuran maksimum 2 mm. Pemotongan dilakukan
dengan menggunakan alat/ mesin pemotong, punching, drilling.
b. Hubungan antara alumunium pada sambungan – sambungan
harus diberi lapisan mastic, sedangkan pada bagian dalam
sambungan harus ditutup dengan cara caulking.
c. Permukaan alumunium harus bebas dari cacat – cacat dan
kotoran yang melekat (plesteran cat dan lain – lain ).
d. Pada waktu pemasangan alumunium harus dilindungi dengan
plaster PVC.

SPESIFIKASI TEKNIS 18
6.5. Persyaratan Pelaksanaan :
a. Pekerjaan ini meliputi perhitungan pengadaan pemasangan
pada bagian – bagian yang menggunakan konstruksi
alumunium sebagai rangka.
b. Kontraktor alumunium bertanggung jawab penuh atas
terselenggaranya pekerjaan – pekerjaan tersebut diatas dengan
baik dan apapun yang akan terjadi dikemudian hari pada bagian
– bagian tersebut seperti :
√ Terjadinya lendutan pada alumunium yang menyebabkan kaca
pecah.
√ Terjadinya kebocoran–kebocoran akibat kelalaian dalam
pekerjaan.
√ Kerusakan–kerusakan lain yang disebabkan kesalahan sistem
konstruksi yang dipakai sehingga menyebabkan kerugian dari
pihak pemilik.
c. Pekerjaan ini harus ditangani oleh tenaga – tenaga yang ahli
dalam bidang tersebut diatas.
d. Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor diwajibkan meneliti
gambar kerja dan kondisi lapangan. Tipe pintu yang terpasang
harus sesuai dengan daftar tipe yang tertera dalam gambar kerja
dengan memperhatikan ukuran – ukuran, bentuk profil
material, detail, arah bukaan, perlengkapan pintu dll.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat
shop drawing dan membuat contoh jadi detail hubungan
bagian tertentu untuk disetujui Direksi Pekerjaan . Didalam
shop drawing harus jelas tercantum semua informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
f. Semua rangka kusen untuk pintu dikerjakan secara pabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertangung jawabkan. Bahan yang akan
diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan
dan pewarnaan yang disyaratkan. Untuk keseragaman warna
disyaratkan sebelum proses pabrikasi, warna profil harus
diseleksi secermat mungkin.
6.6. Konstruksi Kusen
a. Defleksi maksimum 2 mm atai 1/1500 bentang antara 2
tumpuan
b. Pemotongan alumunium hendaknya dikerjakan pada tempat-
tempat yang aman/terlindung dari benda–benda yang dapat
menyebabkan kerusakan pada permukaan yang tampak selama
pabrikasi maupun pemasangan.
c. Kusen harus dilindungi, terutama dari retak, bercak noda atau
goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi
maupun pemasangan.
d. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan
sekrup anti karat/stainless stell sehingga tiap sambungan harus
kedap air.
e. Untuk pemegang kusen dan perlengkapan lain dari kusen
alumunium yang akan kontak dengan permukaan metal (besi
tembaga dan lain–lain) maka permukaan metal yang
SPESIFIKASI TEKNIS 19
bersangkutan harus diberi lapisan chromiun untuk menghindari
kontak korosi.

f. Toleransi pemasangan kusen alumunium dengan dinding


adalah 5-10 mm kemudian celah yang terjadi diisi dengan
beton ringan/ grout. Agar kedap air dan kedap suara sekeliling
tepi kusen diberi sealant.
Kusen yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton
adukan atau plesteran diberi lapisan anti corrosive treatment
dengan Insulating Varnish seperti Asphaltic Varnish.
g. Setelah pemasangan kusen alumunium pintu sekeliling kusen
yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu
diberi lapisan Vinyl tape untuk mencegah korosi selama masa
pembangunan.
Kusen alumunium harus terpasang dengan kuat setiap
hubungan bersudut 90 derajat semua sistem dan mekanisme
yang disyaratkan dalam gambar kerja harus berfungsi dengan
sempurna, kontraktor harus membongkar dan memperbaiki dan
biaya yang timbul adalah tanggung jawab kontraktor.
6.7. Perlengkapan Pintu :
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Bila
terjadi perubahan atau penggantian akibat dari pemilihan merk,
kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Engsel Digunakan dari jenis engsel kupu – kupu bahan dari
stainless stell yang disetujui Direksi Pekerjaan.
c. Lockcase.
√ Latchbolt dan deadbolt dari bahan dasar stainless stell
√ Lacth bolt dapat dioperasikan dari dua arah dengan anak kunci
atau handle dead bolt hanya dapat dioperasikan dengan anak
kunci.
√ Khusus untuk pintu KM/WC dead bolt dapat ditarik dengan
menggunakan knop pemutar.
√ Produk – produk tersebut diatas harus disetujui Direksi
Pekerjaan dan Perencana.
d. Cylinder
Sesuai dengan sistem penguncian yang dipilih yaitu dengan
sistem anak kunci dari 2 arah atau sistem pemutar tombol
disatu sisi bahan adalah sintered steel dari produk yang tertera
pada gambar detail.
e. Handle dan Backplate
Bahan dasar dari alumunium yang dilapisi bahan synthetic
warna ditentukan kemudian. Pemilihan type handle disesuaikan
dengan mekanisme pembukaan
6.8. Perlengkapan Jendela :
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Bila
terjadi perubahan atau penggantian akibat dari pemilihan merk,
kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Direksi
SPESIFIKASI TEKNIS 20
Pekerjaan / Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan.

b. Engsel Digunakan dari jenis engsel kupu – kupu bahan dari


stainless stell yang disetujui Direksi Pekerjaan / Konsultan
Perencana.
c. Grendel menggunakan type pegas dengan merk yang tertera
pada gambar detail.

6.9. Pemasangan Daun pintu / jendela


a. Pemasangan dan perlengkapannya harus dilakukan oleh tenaga
yang ahli dan berpengalaman.
b. Engsel kupu-kupu dipasang sejumlah 3 (tiga) buah untuk daun
pintu dan 2 (dua) buah untuk daun jendela.
c. Engsel kupu – kupu daun pintu dipasang dengan cara yaitu
engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu,
engsel bawah dipasang 22 cm (as) dari permukaan bawah pintu
dan engsel tengah – tengah antara kedua engsel tersebut.
d. Engsel kupu – kupu daun jendela dipasang dengan cara yaitu
dipasang + 15 cm (as) dari permukaan jendela.
e. pembukaan pintu/ handle dipasang 100 cm (as) dari permukaan
lantai.
f. Pada pintu KM/WC dipasang daun pintu dengan ketinggian
minimum 155 cm dan 6 cm (as ) dari tepi daun pintu.
g. Pemasangan seluruh hardware harus rapi lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi Proyek /
Konsultan.
h. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik untuk itu
harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

7. Pekerjaan 7.1 Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan –
Pintu/Jendela dan . bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
Perlengkapan melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap meliputi :
(Kayu) c. Pekerjaan kusen pintu/jendela
d. Pekerjaan daun pintu/jendela
7.2 Bahan rangka untuk kusen jendela/pintu menggunakan kayu nyatoh
. kering oven pabrikasi. dengan semua kelengkapan, angkur dan
peralatan lainnya.
- Type : sesuai Gambar Rencana
- Ketebalan : sesuai Gambar Rencana
7.3 Untuk bahan pelengkap lainnya :
. a. Sekrup dari bahan baja
b. Angker menggunakan besi beton  10, penempatan pada setiap
jarak 100 mm atau sesuai gambar
c. Perlengkapan pintu (floor hinge, handle, lockcase door closer dll)
mengunakan produk Dekson.
7.4 Persyaratan Pelaksanaan
. a. Pekerjaan ini meliputi perhitungan pengadaan pemasangan pada
setiap bagian dan penentuan sambungan pertemuan/persilangan
ambang kayu.
SPESIFIKASI TEKNIS 21
b. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya
pekerjaan – pekerjaan tersebut diatas dengan baik dan apapun yang
akan terjadi dikemudian hari pada bagian – bagian tersebut seperti :
√ Terjadinya lendutan yang menyebabkan kaca pecah.
√ Terjadinya kebocoran–kebocoran akibat kelalaian dalam
pekerjaan.
√ Kerusakan–kerusakan lain yang disebabkan kesalahan sistem
konstruksi yang dipakai sehingga menyebabkan kerugian dari
pihak pemilik.
c. Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor diwajibkan meneliti
gambar kerja dan kondisi lapangan. Tipe pintu yang terpasang harus
sesuai dengan daftar tipe yang tertera dalam gambar kerja dengan
memperhatikan ukuran – ukuran, bentuk profil material, detail, arah
bukaan, perlengkapan pintu dll.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing dan membuat contoh jadi detail hubungan bagian tertentu
untuk disetujui Direksi Proyek /Konsultan. Didalam shop drawing
harus jelas tercantum semua informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan.
e. Semua rangka kusen dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti
sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertangung jawabkan. Bahan yang akan diproses pabrikasi harus
diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran,
ketebalan, kesikuan.
7.5 Pemasangan Daun pintu / jendela
. i. Pemasangan dan perlengkapannya harus dilakukan oleh tenaga
yang ahli dan berpengalaman.
j. Engsel kupu-kupu dipasang sejumlah 3 (tiga) buah untuk daun
pintu dan 2 (dua) buah untuk daun jendela.
k. Engsel kupu – kupu daun pintu dipasang dengan cara yaitu engsel
atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel
bawah dipasang 22 cm (as) dari permukaan bawah pintu dan engsel
tengah – tengah antara kedua engsel tersebut.
l. Engsel kupu – kupu daun jendela dipasang dengan cara yaitu
dipasang + 15 cm (as) dari permukaan jendela.
m. pembukaan pintu/ handle dipasang 100 cm (as) dari permukaan
lantai.
n. Pada pintu KM/WC dipasang daun pintu dengan ketinggian
minimum 155 cm dan 6 cm (as ) dari tepi daun pintu.
o. Pemasangan seluruh hardware harus rapi lurus dan sesuai dengan
letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi Proyek / Konsultan.
p. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
8. Pekerjaan 8.1. Pekerjaan Langit-Langit yang dimaksud meliputi penyediaan
Langit-Langit tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap
meliputi pekerjaan :
a. Plafon Gypsum Board
8.2. Plafon Gysum Board dan Lambersiring PVC dipasang pada
bangunan sesuai dengan gambar
SPESIFIKASI TEKNIS 22
8.2.1 Persyaratan Bahan :
- Rangka : Hollow dan Besi Siku (sesuai gambar)
- Panel langit – langit : Gypsumboard 9 mm dan Lambersiring
PVC
- Produk : Jayaplaster board atau yang setara sesuai
persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan
- Sambungan : Paper tape dan plester joint compound

8.2.2 Persyaratan pemasangan :


- Pada pekerjaan Plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan
lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya
dengan pekerjaan langit – langit ini.

- Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond pekerjaan lain


yang terletak di atas langit – langit harus sudah terpasang
antara lain pekerjaan Elektrikal, Ac, Sound System, dan lain –
lain.
- Bila ada pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam
gambar rencana plafond harus diteliti dahulu pada gambar –
gambar instalasi yang lain untuk detail pemasangan harus
konsultasi dengan perencana.
- Rangka penggantung langit – langit sesuai pola dalam gambar
rencana dan diperhatikan benar peilnya.
- Kalsiboard harus dipilih yang padat dan tidak retak.
- Lubang – lubang atau tonjokan bekas sekrup, paku pada
permukaan gypsum board harus ditiadakan.
- Rangka – rangka datar harus waterpas dan yang miring harus
sesuai dengan gambar detail arsitektur
- Bahan–bahan penggantung disesuaikan dengan kebutuhannya
pemasangan rangka harus mengikuti gambar dan standard
pabrik pembuatnya.
- Pada pertemuan langit – langit dan dinding dipasang list
gypsum dan pelaksanaanya harus sesuai dengan gambar

9. Pekerjaan 9.1. Lingkup Pekerjaan :


Pengecatan 1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja
bahan – bahan peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap.
2. Semua permukaan kayu, dinding, beton, plafond dan lain-lain
dicat kecuali kalau ditentukan lain dalam gambar. Pengecatan
terdiri dari :

a. Dinding ; plamir, cat dasar 1 kali dan cat warna tembok


minimal 2 kali

b. Kayu ; meni kayu , plamir, cat dasar 1 kali dan cat warna kayu
2 kali.
9.2. Persyaratan bahan :
a. Bahan harus dari kualitas utama dan terbaik tahan terhadap
udara dan garam jenisnya harus sesuai dengan bidang
SPESIFIKASI TEKNIS 23
permukaan yang akan diberi lapisan cat. Seluruh bahan harus
sesuai dengan standard bahan yang berlaku di Indonesia.
b. Produk ICI atau setara yang disetujui Direksi Pekerjaan secara
tertulis untuk pengecatan dinding, langit – langit dan besi.
c. Bahan yang didatangkan harus tersegel dalam kemasannya dan
tidak cacat, kontraktor wajib dapat membuktikan keaslian cat
dari produk yang dipilih mengenai kemurnian cat.
- Segel kaleng
- Test BD
- Test laboratorium
- Hasil akhir pengecatan.
d. Standard dari bahan dan prosedur pengecatan ditentukan oleh
pabrik pembuat dan tidak dibenarkan mengubah standard
dengan jalan mencampur dan mencairkan cat yang tidak sesuai
dengan instruksi pabrik.
e. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan dan warna cat yang
akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis bagi pelaksanaan pekerjaan.

9.3. Persyaratan pelaksanaan :


Sebelum pelaksanaan, kontraktor wajib membuat contoh pekerjaan
pengecatan pada bidang dengan ukuran 100x100 cm, yang
merupakan contoh hasil akhir pengecatan. Biaya percobaan
ditanggung kontraktor dan hasil contoh tersebut harus diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuan bagi pelaksanaan
pekerjaan.
a. Pengecatan dilaksanakan dengan cara terbaik yang umum
dilakukan kecuali bila disyaratkan lain. Urutan pengecatan
penggunaan lapisan dasar dan ketebalan minimal sama dengan
syarat yang dikeluarkan pabrik.
b. Pengecatan harus rata, tidak bercucuran atau ada bekas–bekas
yang menunjukan tanda–tanda sapuan, semprotan dan roller.
c. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan
dasar beracun atau membahayakan keselamatan manusia maka
kontraktor harus menyediakan peralatan perlindungan misalnya
masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada
waktu pelaksanaan pekerjaan.
d. Pekerjaan pengecatan tidak diperkenankan dilaksanakan dalam
keadaan cuaca lembab, hujan, angin yang disertai debu.
e. Pada pelaksanaan pengecatan di dalam ruangan dengan cat
yang bahan dasarnya beracun atau membahayakan manusia
maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup
agar pergantian udara dapat berlangsung lancar.
f. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, pompa udara, vacum
cleaner, semprotan dan sebagainya, harus tersedia dari kualitas
mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk melaksanakan
pekerjaan ini.
g. Khusus untuk semua cat dasar, pengerjaannya harus disapukan
dengan kuas, penyemprotan hanya boleh dilakukan bila
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
h. Pemakaian amplas, pencucian dengan air, maupun
SPESIFIKASI TEKNIS 24
pembersihan dengan kain kering, terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan kecuali
disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
i. Hasil akhir pengecatan harus diawasi oleh tenaga ahli /
supervisi.
j. Hasil akhir pengecatan harus membentuk bidang cat yang utuh
rata tidak ada bintik–bintik atau gelembung udara dan hasilnya
harus dijaga terhadap kotoran yang mungkin melekat. Bila
hasil pekerjaan harus diulangi dan diganti, Kontraktor harus
melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finis
yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukan oleh
Direksi Pekerjaan biaya untuk hal ini ditanggung oleh
kontraktor dan tidak dapat dilakukan sebagai pekerjaan
tambah.

k. Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus di bersihkan


dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas – bekas cat
yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat, dan dalam
kondisi kering.

9.4. Persyaratan pelaksanaan pengecatan dinding


1. Dinding siap untuk di cat setelah diplamir terlebih dahulu.
Plamir untuk dinding luar tidak menggunakan bahan kalsium.
Sebelum diplamir, plesteran harus betul-betul kering dan tidak
retak-retak, dan lapisan plamir dibuat setipis mungkin
membentuk bidang yang rata. Setelah 7 (tujuh) hari plamir
tepasang dan percobaan warna telah disetujui Direksi
Pekerjaan, bidang plamir diamplas dengan amplas besi yang
halus no.400, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai
bersih betul.
2. Dinding Luar menggunakan Paragon
3. Dinding Dalam menggunakan Paragon
4. Lapisan yang terakhir dilakukan sebanyak 2 (dua) lapis dengan
pengerjaan sebagai berikut :
a. Lapisan pertama mengandung 25 % air dan( 25 % untuk
permukaan yang halus, campuran 50% air untuk
permukaan kasar ).
b. Lapisan kedua mengandung 25% air .
c. Lapisan ketiga mengandung 25%.
3. Jarak waktu pengecatan antara lapisan adalah rata-rata 24 jam
atau sesuai standard pabrik.

10. Pekerjaan 10.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan
Sanitair – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap meliputi pekerjaan :
- Washtafel/Bak cuci
- Closet duduk/jongkok
- Kran air
- Floordrain

SPESIFIKASI TEKNIS 25
10.2. Pekerjaan Bak Cuci :
1.Bak cuci dan perlengkapannya yang terpasang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang cacat atau cuil dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi.
2.Setelah bak cuci terpasang, letak ketinggian pasangan harus
sesuai dengan gambar, waterpass dan semua kotoran dan
bekas lem harus segera dibersihkan dan tidak terdapat
kebocoran-kebocoran air.

10.3. Pekerjaan Closet Duduk


1. Closet duduk beserta kelengkapannya yang dipasang adalah
telah diseleksi dengan baik tidak ada bagian yang cuil, retak
atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Direksi.
2. Closet duduk dipasang dengan menggunakan angker baut
dan sekrup ke lantai sedemikian rupa sehingga letak
ketinggian sesuai dengan gambar, baik waterpassnya, tidak
bergoyang bila diduduki. Tidak terjadi kebocoran air dan
semua kotoran dan sisa lem dibersihkan.
3. Closet duduk yang dipakai : INA

10.4. Pekerjaan Floor Drain


1.Floor drain dipasang di tempat-tempat sesuai dengan gambar,
diseleksi dengan baik dan telah disetujui oleh Direksi
pengawas.
2.Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain lantai
harus dilubangi dengan rapi, bentuk dan ukuran sesuai
gambar.
3.Untuk hubungan saringan metal dengan beton, lantai harus
dilapisi waterprofing dan floor drain harus direkatkan dengan
campuran 1 PC : 3 Psr.
4.Floor drain yang digunakan produk TOTO tipe TX 1A

SPESIFIKASI TEKNIS 26
C. SYARAT-SYARAT MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

1. Lingkup 1.1. Lingkup pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal meliputi :


Pekerjaan 1. Pekerjaan Instalasi Listrik Penerangan dan Tenaga
2. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
3. Pekerjaan Instalasi Air Kotor & Kotoran

2. Standard dan 2.1. Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor yang harus
Aturan yang mengikuti segala aturan dan standard yang berlaku dan dilengkapi
harus diikuti dengan segala peralatan untuk kesempurnaan operasi, kemudahan
pengaturan dan perawatan, keamanan operasi sistem sesuai dengan
salah satu atau lebih dari peraturan – peraturan yang tertulis
dibawah ini
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
Standard Konnstruksi/Normalisasii PLN
Peraturan-peraturan PLN/Jawatan Keselamatan Kerja Setempat.
- ANSI, American Nastional Standard Oeganization
- ASME, American Society of Mechanicel Enginnering
- ASTM, American Society of Testing of Material
- BS, Britis Standard Institution
- ISO, International Standardization Organization
- JIS, Japanes Industrial Standard
- JEC, Japanis Electroteknical Commotte
- NEC, National Electrotec Codes
- NEPA, National Fire Protection Association
- NPC, National Plumbing Codes
- PPI, Pedoman Plambing Indonesia
- SII, Standard Industri Indonesia
- SKBI, Standard Kontruksi Bangunan Indonesia
- SMACNA,Sheet Metal and Air Conditiong Contractor
National Assosociation
- Semua Peralatan Jaringan Distribusi Tegangan Rendah
disesuaikan untuk tegangan kerja 220 / 380 Volt, 50 Hz
- Semua peralatan jaringan Distribusi Tegangan Menengah
disesuaikan untuk Tegangan kerja 20 KV, 50 Hz.
- Data teknis dari produk dibidang Peralatan Tata Suara, Telepon
dan Fire Alarm yang dibuat oleh pabrik – pabrik di berbagai
Negara
- Peraturan Depnaker tentang Keselamatan tenaga kerja.
- Peraturan lain yang berlaku.
- Kontraktor diwajibkan mentaati dan mengikuti tata cara
pelaksanaan sesuai dengan yang tertulis pada peraturan -
peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan, unit mesin
atau peralatan yang dipasangnya.
- Bila terjadi kesimpang siuran dalam hal standard yang harus
diikuti, kontraktor harus melapor pada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat kejelasantentang hal tersebut

SPESIFIKASI TEKNIS 27
Penentuan standard yang setara :
- Dalam penentuan dan persetujuan untuk standard yang diikuti
atau standard yang disebut oleh material, peralatan, unir mesin
dan lainya, kontraktor harus dapat menunjukkan dan
menyerahkan copy dari standard yang dianut / disebut untuk
diperiksa dan diteliti oleh Direksi Pekerjaan sebelum
dikeluarkan persetujuan.
- Apabila standard yang diikuti ternyata memberikan persyaratan
yang lebih ringan atau lebih rendah maka standard tersebut
dinyatakan sebagai standard yang tidak setaraf dengan standard
yang ditentukan oleh persyaratan teknis ini.
- Segala sesuatu yang diperlukan untuk pembuktian dan
pemeriksaan ini menjadi tanggung jawab kontraktor yang
bersangkutan.
- Apabila perlu pengujian oleh lembaga lain di luar proyek,
kontraktor harus menyelesaikan segala sesuatu yang diperlukan
untuk mendapatkan hasil dari lembaga penguji tersebut dalam
waktu secepatnya sehingga tidak menghambat jadwal
pelaksanaan proyek.

3. Jaminan dan 3.1. Jaminan atas meterial peralatan dan unit mesin
Garansi a. Material yang diserahkan oleh kontraktor harus bebas dari
kerusakan baik atas kesalahan pabrik, kerusakan akibat
kesalahan bahan, kerusakan akibat kesalahan dalam pengiriman
mapun kerusakan selama jangka waktu menunggu serah terima
dilapangan.
b. Kontraktor harus menjamin atas segala hasil pekerjaannya
untuk paling sedikit 1 tahun kalender terhitung sejak
penyerahan pertama meliputi :
 kerusakan atas kesalahan pabrik
 kerusakan atas kesalahan pemasangan
 kerusakan atas kesalahan pengiriman
 kerusakan atas kesalahan pengujian / trial-run
3.2. Jaminan atas hasil pekerjaan dan masa pemeliharaan
Kontraktor harus menjamin atas hasil pekerjaan dengan membuat
surat jaminan secara tertulis dengan uraian sebagai berikut :
a. Cara pelaksanaan dan pekerjaan dilakukan sesuai prosedur dan
manual dari QMS ( Quality Management System )
b. Instalasi yang diserahkan dapat bekerja dengan baik tanpa
mengurai atau menghilangkan bahan – bahan atau peralatan –
peralatan yang seharusnya disediakan walaupun tidak
disesuaikan secara nyata dalam buku ini atau tidak dinyatakan
secara tegas dalam gambar – gambar yang menyertai buku ini.
c. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung
Jawab Kontraktor.
d. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi listrik
ditetapkan selama 4 bulan setelah barang diserahkan kepada
Pemilik / Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS 28
e. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang
rusak atau berfungsi kurang baik maka Pemborong harus
segera memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut sampai
dapat berfungsi dengan baik.
3.3. Klaim atau tuntutan
a. Untuk segala macam pengadaan barang dan cara pemasangan
nya, PEMBERI TUGAS harus bebas dari segala tuntutan/claim
atas hak–hak khusus seperti hak patent, lisensi dan sebagainya.
b. Bila ada hal – hal seperti tersebut diatas, kontraktor wajib
mengurus dalam arti menyelesaikan segala sesuatu perijinan /
biaya / lisensi yang berhubungan dengan hal tersebut diatas
beban biaya ditanggung kontraktor.
3.4. Untuk pekerjaan / pengadaan barang Kontraktor harus dapat
menunjukkan :
- Certificat of original
- Certificat of quality
- Garansi service dan sparepart
- Surat Dukungan dari Agen Tunggal di Indonesia (Bermeterei
cukup

4. Kelengkapan 4.1. Harus diserahkan sebelum dimulai pekerjaan, sebagai berikut :


yang harus 1. Selambat – lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum dimulai
diserahkan pelaksanaan dalam arti pemesanan barang atau pembuatan
barang / instalasi atau pemasangan, kontraktor harus
menyerahkan barang-barang yang diurai kan pada pasal - pasal
selanjutnya kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan.
2. Apabila tidak diperoleh persetujuan oleh suatu dan lain hal,
maka kontraktor harus segera mengganti barang-barang
tersebut dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan.
3. Barang – barang tersebut berupa :
a. Katalog, Data teknis & test Report untuk persetujuan
material.
b. Instalasi Instruction (Buku Petunjuk manual
Pengoperasian) untuk persetujuan terhadap cara-cara
pemasangan.
c. Shop drawing untuk persetujuan terhadap rencana instalasi
& cara-cara peasangan yang akan dilakukan/dikerjakan/
dilaksanakan.
d. Contoh–contoh bahan & barang - barang untuk persetujuan
terhadap bahan & barang-barang yang diperoleh/didapat
secara lokal seperti misalnya armature lampu, tabung
lampu, starter, saklar, kabel, pipa, pompa & lain
sebagainya sesuai dengan ketentuan dari Direksi
Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 29
5. Sistem 5.1. 1. Kontraktor elektrikal harus mengkoordinasikan pekerjaannya
Koordinasi dengan pekerjaan Kontraktor lain (struktur & arsitektur) untuk
menghindari pekerjaan pembongkaran / pekerjaan ulang dan
gangguan yang dapat memperlambat jalannya pekerjaan.
2. Untuk memudahkan komunikasi teknis, kontraktor harus
menempatkan seorang atau lebih pemimpin lapangan
perpengalaman, dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, serta mewakili kontraktor, menerima
perintah dan petunjuk Direksi / Pengawas lapangan dan segera
melaksanakannya bila diperlukan.
3. Kontraktor diwajibkan membuat laporan berkala (harian /
mingguan) yang memberikan gambaran tentang kegiatan
proyek. Misalnya :
 Jadwal waktu pelaksanaan
 Kegiatan pelaksanaan
 Prestasi kegiatan fisik
 Catatan perintah / petunjuk Direksi / pengawas lapangan
yang disampaikan secara lisan maupun tertulis.
 Dan kegiatan pekerjaan yang dianggap perlu.
4. Kontraktor juga harus membuat dokumentasi pekerjaan yang
berupa foto-foto pelaksanaan pekerjaan, dibuat berwarna,
minimal ukuran postcard dan disusun dalam album. Foto-foto
yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan
hendaknya dibuat berdasarkan petunjuk dari Direksi dan
minimal dilakukan sebanyak 4 (empat) kali setiap peristiwa
selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
6. Pembobokan, 6.1. 1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang
Pengeboran & dilakukan dalam rangka pemasangan Instalasi ini maupun
Pengelasan pengembaliannya seperti keadaaan semula adalah termasuk
pekerjaan Pemborong Instalasi ini.
2. Pembobokan hanya dapat di laksanakan setelah mendapat ijin
tertulis dari Direksi / Pengawas.
3. Pengelasa, Pengeboran dan sebagainya pada Konstruksi
Bangunan hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh ijin /
persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas.
7. Penjagaan 7.1. 1. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta
terus menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan
peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat
kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas
barang-barang tersebut diatas, menjadi tanggung jawab
pemborong
8. Kebersihan, 8.1. 1. Selama Pelaksanaan Pekerjaan berlangsung, Kantor, Gudang,
Keamanan dan los kerja dan tempat pekerjaan sekitar bangunan, harus selalu
Ketertiban dalam keadaan bersih.
2. Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik
dalam gudang maupun di luar ( halaman ), harus diatur
sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan
tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
SPESIFIKASI TEKNIS 30
3. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan
dikeluarkan oleh Direksi pada waktu pelaksanaan.
4. Guna semua keamanan pekerjaan, peralatan dan bahan /
material di proyek, Kontraktor harus menempatkan petugas
keamanan secukupnya disekitar proyek.
5. Penjagaan keamanan termasuk juga penanggulangan terhadap
bahaya kebakaran yang mungkin terjadi.
6. Kontraktor harus memperhatikan hubungan dengan lingkungan
proyek, antara lain tidak akan menyebabkan gangguan lalu
lintas umum, tidak akan mengganggu ketenangan penduduk /
masyarakat disekitarnya dan tidak akan mengganggu pekerjaan
dari Rekanan lain.

9. Kecelakaan dan 9.1. 1. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
Peti P3K pekerjaan ini, maka Pemborong diwajibkan segera mengambil
segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban,
serta melaporkan kejadian tersebut kepada Instansi dan
Departemen yang bersangkutan / berwenang ( dalam hal ini
Polisi dan Departemen Tenaga Kerja ) dan mempertanggung
jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan
pertolongan pertama harus selalu ada di tempat pekerjaan.

10 Pekerjaan 10.1. Lingkup pekerjaan Instalasi Listrik :


Instalasi Listrik Pekerjaan instalasi listrik adalah pengadaan dan pemasangan
termasuk testing dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-
bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga
diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan
seksama siap untuk digunakan, baik instalasi tenaga maupun
instalasi penerangan pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
a. Panel
- Panel Utama (MDP)
- Sub Distribusi Panel Lantai
- Panel Bagi ( Panel Bagi Ruang, Pompa dll )
b. Kabel
- Kabel pembagi dari MDP ke Sub Panel Distribusi Lantai
- Kabel Instalasi Penerangan dan tenaga
- Perawatan dan peralatan dari sub panel kepemakaian
c. Lampu-lampu (Lighting Fixtures)
d. Pertanahan
e. Pemasangan dan pengadaan lampu dan kelengkapannya
10.2. Ijin Kerja Instalatir / Kontraktor :
Instalatir / sub Kontraktor yang akan mengerjakan Pekerjaan
elektrikal ini diharuskan :
- Mempunyai surat ijin kerja :
 Instalatir listrik ( SIKA ) tahun kerja yang berlaku dengan
Pas. Instalatir Kelas C.
 Dari Departemen tenaga kerja
- Mempunyai Tanda Lulus Prakualifikasi (Tanda Daftar
Rekanan) untuk tahun kerja yang berlaku, sesuai dengan
PERPRES No.54 Tahun 2010.
SPESIFIKASI TEKNIS 31
- Sudah berpengalaman dan dapat menunjukkan Surat
Kemampuan Pengalaman Kerja dalam mengerjakan pekerjaan
yang sejenis.
10.3. Gambar-Gambar Instalasi :
a. Gambar - gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian
yang saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum dalam
gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.
b. Gambar - gambar instalasi menunjukkan secara teknis
pekerjaan instalasi yang harus dilaksanakan dimana dicantuan
ukuran bahan - bahan instalasi serta keterangan lain yang
diperlukan.
c. Pelaksana diwajibkan memeriksa gambar / design terhadap
kemungkinan adanya kesalahan atau ketidakcocokan dalam
hal-hal yang berhubungan dengan fabrikasi maupun
pelaksanaan pemasangannya. Sebaiknya hal tersebut hal
tersebut diajukan sebelum pemasukan penawaran. Apabila hal
tersebut tidak dilaksanakan, maka Instalatir / Kontraktor
dianggap sudah memahami secara keseluruhan. Bila
dikemudian hari diadakan penyesuaian oleh pemberi tugas
yang mengakibatkan perubahan dalam pelaksanaan, maka
menjadai kewajiban untuk melaksanakannya tanpa adanya
biaya tambahan.
d. Pelaksanaan dilapangan selain yang tertera pada gambar
disesuaikan dengan kondisi lapangan atas petunjuk direksi /
pengawas lapangan secara tertulis / lisan.
e. Bila kontraktor menganggap perlu adanya perubahan
ukuran / konstruksi dalam pelaksanaan, kontraktor diwajibkan
mengajukan alternatif atau Shop drawing yang dikehendaki
dan mendapat persetujuan dari Pengawas / Pemilik Proyek.
f. Segala prubahan yang disengaja dilakukan kontraktor tanpa ijin
Direksi / Pengawas lapangan adalah resiko Kontraktor.
g. Bila nantinya tidak disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan
maka terpaksa harus dibongkar. Kontraktor hal ini tidak
diperkenankan menuntut ganti rugi.
h. Sebelum melakukan pekerjaan, kontraktor diwajibkan
membuat gambar kerja (Shop Drawing) untuk gambar yang
perlu detail pabrikasi atau konstruksi, serta gambar
pelaksanaan ( As Built Drawing ) yang sesuai dengan keadaan
dilapangan.
i. Gambar - gambar tersebut harus mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
j. Gambar Pelaksanaan harus dibuat minimum rangkap 3 (tiga)
dan diserahkan kepada Direksi / Pemberi Tugas.
k. Seluruh pola pemasangan armatur / fixture disesuaikan dengan
gambar desain arsitektur atau sesuai petunjuk direksi /
Pengawas lapangan.

SPESIFIKASI TEKNIS 32
10.4. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga
ahli yang sudah berpengalaman.

b. Pelaksana yang dianggap tidak cukup ahli / perpengalaman


oleh Direksi / Pengawas Lapangan, harus segera diganti
dengan orang lain setelah mendapat persetujuan Direksi /
Pengawas lapangan.
c. Untuk penyelenggaraan pelaksanaan pekerjaan lapangan
Kontraktor harus menyediakan Direksi keet yang berfungsi
sebagai Site Office dan gudang peralatan / material. Direksi
Keet boleh menggunakan bangunan yang sudah ada (dipinjam /
disewa) atau membuat bangunan temporer.
d. Kontraktor harus menempatkan seorang Supervisor yang ahli,
berpengalaman dan profesional untuk masing-masing bidang
yang bertanggung jawab untuk menjadi supervisi ,
management proyek.
e. Tenaga kerja harus berpengalaman dan ahli di bidangnya, bila
tidak berpengalaman & ahli harus diganti. Bila tidak dihiraukan
pengawas akan mengambil tindakan untuk mengatasi
permasalahan yang ada.
f. Segala sesuatu yang diperlukan guna kesempurnaan pekerjaan
harus, dilengkapi sesuai permintaan pengawas dengan biaya
dibebankan kepada Kontraktor.
10.5. Persyaratan Bahan :
a. Bahan / material dan peralatan yang digunakan pada pekerjaan
ini harus disediakan oleh kontraktor dan harus dalam keadaan
baru, tanpa cacat.
b. Semua bahan atau material yang akan dipergunakan
diusahakan produksi dalam negeri, sejauh mana bahan /
material tersebut masih memenuhi persyaratan teknis dan
standard yang ditentukan oleh proyek ini.
c. Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan / barang
yang disebut dalam lingkup pekerjaan kepada Direksi /
Pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum
dipasang. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, minimal
brosur spesifikasi teknis harus ditunjukkan dan disetujui oleh
Direksi / Pengawas lapangan.
d. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan bahan /
material serta peralatan kerja (gudang) agar rapi aman dan
memudahkan pemeriksaan.
e. Jika bahan / material dan peralatan kerja tersebut harus
melewati jalanan umum, Kontraktor harus menjaga ketertiban
dan kelancaran serta mengganggu lalu lintas.
f. Pengawas / Direksi berhak menambah peralatan yang
dipergunakan atau menolak peralatan yang tidak memenuhi
syarat.
g. Bila pelaksanaan pekerjaan telah selesai, maka kontraktor harus
segera mengeluarkan atau memindahkan peralatan tersebut,
kerusakan akibat penggunaan peralatan kerja tersebut harus
SPESIFIKASI TEKNIS 33
diperbaiki kembali atas beban biaya Kontraktor.
h. Semua material yang terbuat dari besi ( Armatur ) dan pipa
yang dipergunakan untuk konstruksi, penyangga, penggantung
dan lain-lain harus diproses sebagai berikut :

 Disikat dengan sikat kawat / dibersihkan hingga mengkilat


dan bebas dari karat.
 Dicat dasar / meni anti karat ( Zincromate ) kualitas baik 2
kali.
 Dicat akhir dengan cat berkualitas baik 2 kali dengan warna
yang akan ditentukan kemudian / sesuai dengan
penggunaan.
Kecuali material yang terbuat dari plastik, Satinless stell dan
alumunium tidak perlu dicat, cukup dibersihkan saja.
10.6. Persyaratan Bahan Konstruksi Panel Listrik :
a. Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka yang terbuat
dari besi siku atau besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar
dengan meni tahan karat serta difinish dengan cat bakar warna
abu-abu.
b. Ketebalan plat baja harus mengikuti ketentuan dibawah ini :
PANEL DINDING PINTU
Panel Utama 2.0 mm 3.0 mm
Sub Distribusi 2.0 mm 3.0 mm
Panel Lantai
PANEL DINDING PINTU
Panel Bagi & Sub 1.6 mm 3.0 mm
Panel
c. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel
yang diketanahkan (grounding) dan busbar pengtanahan, yang
berfungsi untuk dudukan ujung kabel pertanahan.
d. Pada dinding panel bagian sisi kiri dan kanan, harus disediakan
lubang ventilasi dengan dibagian dalamnya diberi plat/lapisan
pelindung, sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya
tusukan secara langsung terhadap bagian-bagian dalam panel
yang bertegangan.
e. Untuk pemasangan kabel incoming dan outgoing harus
disediakan terminal penyambung yang disusun rapi dan
ditempatkan pada lokasi yang tepat dalam arti kata pada bagian
panel dimana kabel incoming itu datang dan kabel outgoing itu
meninggalkan panel.
f. Pada circuit breaker dan terminal penyambung harus diberi
indikasi/label/sign plates mengenai nama beban atau kelompok
beban yang dicatat daya listriknya. Label itu harus dibuat dari
plat aluminium atau standar DIN 4070
g. Panel mempunyai tutup bagian dalam dan pintu luar yang
dilengkapi dengan kunci dan handle pintu. Handle itu dipasang
baik untuk tutup bagian dalamnya panel maupun tutup bagian
luar (pintu) panel.
h. Pada bagian atas panel (dari ambang atas sampai dengan 11 cm
di bawah ambang atas panel) harus disediakan tempat untuk
SPESIFIKASI TEKNIS 34
pemasangan lampu, indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian
tersebut merupakan bagan terpisah dari pintu panel dan
kedudukannya menetap (fixed). Ukuran panel tidak mengikat
dan dapat disesuaikan dengan ukuran komponen yang dipilih
dan standard pabrik pembuat.
i. Pada bagian dalam pintu panel harus digambarkan diagram
sistim instalasi panel tersebut secara lengkap dan baik serta
harus dilaminasi
j. Busbar dan terminal penyambung panel harus sesuai untuk
sistim 3 phase, 4 kawat dan mempunyai 5 busbar dimana
busbar pertanahan terpisah.
k. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan perak.
Galvanisasi ini, termasuk pula bagian yang menempel pada
busbar, seperti sepatu kabel.
l. Pemasangan kabel pada busbar dan terminal penyambung harus
disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga
mampu menahan elekton mechanikal force akibat arus
hubungan singkat terbesar yang mungkin terjadi.
10.7. Persyaratan bahan Circuit Breaker :
a. Circuit breaker yang digunakan dari type MCCB dan MCB
yang dilengkapi dengan thermal overcurrent release dan
electromaghnetic overcurrent release yang ranting amper trip
dapat disetel (adjustble). Merk Merlin Gerin, ABB atau setara
b. Outgoing circuit breaker dari Main Distribution Switch Board
harus dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phase.
c. Cirkuit Breaker untuk proteksi motor – motor listrik harus
menggunakan Circuit Breaker yang dirancang khusus untuk
pengamanan motor (Circuit Breaker type G)
d. Breaker Capacity dan ranting CB yang digunakan harus
sebesar yang tercantum dalam gambar Perencanaan.
e. Semua CB harus diidentifikasi dengan jelas. Identifikasi ini
meliputi Capacitynya, Voltage ranting Ampere-nya dan
Ampere Trip-nya.
f. Pemasngan MCB harus menggunakan omega rail sedangkan
MCCB dan komponen-komponen lain seperti relay contractor,
time swit lain harus menggunakan dudukan plat.
g. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan
kokoh sehingga tidak akan lepas oleh gangguan mekanis dan
thermis. Jika dalam gambar perencanaan dinyatakan ada spare
tersebut harus terpasang secara lengkap. Semua CB harus
diberi label/sign plate yang terbuat dari aluminium .
10.8. Persyaratan bahan Lampu Indikator
a. Lampu indikator yang digunakan adalah :
- Warna merah untuk phase R
- Warna Kuning untuk phase S
- Warna hijau untuk phase T
- Lampu – lampu indikator harus diproteksi dengan
menggunakan fuse jenis diazed.
b. Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan
lokasi seperti pada gambar perencanaan. Pemasangan panel
harus menggunakan dudukan konstruksi baja dan harus
SPESIFIKASI TEKNIS 35
diperkuat dengan mur baut atai dinabolt sehingga tidak akan
berubah posisi oleh gangguan mekanis.
c. Panel jenis wall mounting dipasang flush mouting pada
dinding tembok dengan lokasi sesuai Gambar perencanaan.
Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat dengan baut
tanah (anchor bolt) sehingga tidak tidak akan rusak oleh
gangguan mekanis.
d. Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang
berada di sekitar panel harus dihubungkan ke sistem pengaman
pentanahan gambar skema rangkaian listrik panel harus
dilengkapi dengan gambar -–gambar skema rangkai listrik,
lengkap dengan keterangan mengenai bagian – bagian intalasi
yang diatur oleh panel tersebut. Gambar skema rangkaian
listrik dibuat dengan baik dan dilaminasi plastik. Ditempatkan
pada panel bagian dalam.
10.9. Persyaratan bahan Kabel :
a. Persyaratan teknis ini berlaku untuk :
- Kabel daya
- Instalasi daya
- Instalasi penerangan
b. Kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara panel
satu dengan panel yang lainnya termasuk peralatan bantu
yangdibutuhkannya. Yang dimaksud dengan instalasi daya
adalah kabel yang menghubungkan yang menghubungkan
panel – panel daya dengan beban – beban stop kontak,
peralatan tata udara (exhaust fan, air conditioning) pompa –
pompa listrik (pompa air bersih, pompa kebakaran, pompa
hydrant, pompa jockey, pompa bahan bakar) lift, dan lain –
lainnya sesuai dengan gambar perencanaan. Dalam instalasi
daya ini harus sudah termasuk outlet daya, conduit, sparing,
doos penyambung, doos pemasang, dan peralatan bantu lainnya
yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi daya.
c. Instalasi penerangan adalah kabel – kabel yang
menghubungkan antara panel–panel penerangan dengan fixture
penerangan. Dalam instalasi penerangan ini harus termasuk
juga peralatan – peralatan bantu instalasi seperti conduit,
sparing, doos penyambung, doos pemasangan dan lain – lain
yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi penerangan.
d. Kabel – kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan
standart SII dan SPLN. Ukuran kabel untuk instalasi listrik TR
yang digunakan minimal harus sesuai dengan gambar
Perencanaan. Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai
rated voltage sebesar 600 volt/1000 volt dan sudah
direkomendasi L dengan merk : SUPREME, KABELINDO
atau yang setara
e. Persyaratan umum bahan adalah :
 Inti : Tembaga
 Isolasi : PVC
 Ukuran : minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel
 Kontrol

SPESIFIKASI TEKNIS 36
f. Kode warna harus mengikuti ketentuan PUIL 1987 :
 Phase R/L1 : Merah
 Phase S/L2 : Kuning
 Phase T/L3 : Hitam
 Netral N : Biru
 Grounding PE : Kuning – Hijau
 Warna kabel yang mengikat ( harus ada ) adalah biru (
untuk netral ) dan kuning / hijau ( untuk ground ). Bila
warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung kabel
harus diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti
butir di atas.
 Kabel NYY digunakan untuk instalasi dari masing-masing
panel utama ke panel - panel Sub. Distribusi Panel (SDP)
dan Panel Bagi dengan dimensi sesuai gambar
perencanaan.
 Kabel NYA dalam pipa PVC HI diameter ¾” digunakan
untuk instalasi dari panel ke beban penerangan atau
peralatan / kotak kontak.
 Pipa PVC HI merk EGA, CLIPSAL atau setara yang
digunakan disyaratkan yang sudah direkomender oleh L,
bila diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan bukti
rekomendasi tersebut.
 Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum
100 cm harus diberi klem.
 Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau
allumunium, pemasangan pada tembok harus menggunakan
vicher dan sekrup, pemasangan dengan menggunakan paku
tidak dibenarkan.
 Semua penyambungan kabel pada kotak sambung
menggunakan sambungan puntir dengan lasdop tidak boleh
menggunakan isolasi. Standart merk lasdop 3M, Clipsal,
Legrand atau setara.
 Ujung kabel yang dipasang pada terminal kabel harus
diberi pelindung (Sealing end).
 Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian
rupa sehingga arus bocor yang terjadi melebihi 1 mA untuk
setiap 100 M panjang kabel. Kecuali untuk instalasi yang
harus beroperasi pada keadaan darurat ( seperti lift, smoke
vestibola dan lain – lain seperti ditunjukan dalam gambar
perencanaan ) kabel – kabel yang digunakan adalah kabel
yang sesuai dengan fungsi dan lokasi pempemasangannya
seperti tabal dibawah ini.

SPESIFIKASI TEKNIS 37
NO Pemakaian Jenis Kabel
1 Instalasi penerangan didalam bangunan NYA
2 Instalasi penerangan diluar bangunan NYFGby
3 Instalasi kabel tenaga dalam bangunan NYM
4 Instalasi kabel daya dalam bangunan NYY
4 Instalasi kabel daya luar bangunan NYFGbY

p. Lampu – lampu ( lighting Fixture )


Merk dan jenis yang diperkenankan adalah sebagai berikut :
 Lampu mek : CENTRALITE, LOMM atau setara
 Lampu tabung : TLD / type cool day light
 Ballast : merk Philips, Schwabe atau setara
Ballast harus leak proof, mempunyai
temperatur kerja rendah, noiseless,
rumahan dari bahan polyester. Untuk
lampu TL dengan dua lamu disusun /
digunakan “twin lamp ballast” ( anti
stroboscopic ).
Rated tegangan 220 volt Rugi - rugi /
losses ballast tidak lebih besar dari 2,0
watt untuk TL 18 watt dan 2,5 watt
untuk TL 36 watt. Ballast harus
dilengkapi dengan connection terminal.
 Starter : Philips atau setara
Starter switch, terminal dan tube fitting,
dengan sistem rotary lock. Stater untuk
lampu fluorescent mempunyai reability
tinggi, terbuat dari high quality white
polycarbonate. Rating stater disesuaikan
dengan rating lampu TL.
 Kapasitor : Phillips / Vosloh / Cambridge
Yang digunakan harus Kapasitor yang
dapat menghasilkan p.f. 0.95 (kapasitas
+ 3.25 s/d 4.5 micro farad)
 Fitting/Lamp Holder dan starter holder (sockets).
Material dari white plastic polycarbonate
dengan proteksi Uncorosive dan
Touchproof . Lamp holder dan starter
holder anti vibrator contact.
Body lampu dibuat dari pelat baja dengan ketebalan minimal 0,4
mm dan dicat dengan cat bakar, warna putih.
Spesifikasi dan tipe lampu :
- Lampu TL 3 x 18 W, RMC 300 M1 REFLEKTOR / GRILL KILAP
- Lampu TL 1 x 18 W, BL
- Lampu PLEC 14 W, SDL Roset E 27
- Lampu Downlight (Inbow)
- Lampu Downlight (Outbow)
- Lampu Baret
- Lampu spot Hallogen

SPESIFIKASI TEKNIS 38
Armature merupakan jenis open type, dengan reflector / Grill.
Pemasangan Out-Bouw / Surface / Permukaan menempel plafond.
Armature terbuat dari plat baja putih dengan ketebalan min 0.4
mm, pembuatan harus dengan mesin peralatan lampu Built-in dan
dengan penyempurnaan cat powder coating.
Konstruksi armature harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian
rupa agar dapat dibuka / dilepas untuk perbaikan / penggantian
komponen yang berada di dalamnya. Armature dan reflektor harus
dilengkapi dengan sekrup, agar dapat dilepas pada waktu
memerlukan perbaikan. Seluruh armature harus lengkap dengan
rangka dudukan / gantungan.

q. Saklar dan Kontak-Kontak


 Socket Outlet
Outlet daya dan plug yang digunakan merk ABB REFLEX
SI / setara dan harus memenuhi standard SII dan PLN atau
standart lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
 Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi
minimal sebagai berikut :
Rated Voltage : 250 volt
Rated Cutled : 10 A, 12A, 16A, atau lebih seperti
pada gambar perencanaan,
Type pemasangan : recessed
 Switches / Saklar
Saklar yang digunakan ex ABB REFLEX SI / setara dan
sesuai dengan standard PLN atau SII atau standard lain
yang berlaku dan diakui di Indonesia. Saklar harus
mempunyai spesifikasi :
Rated Voltage : 250 volt
Rated Current : minimal 10 / 16 A
Type : recessed
10.10 Persyaratan Pemasangan :
a. Panel
 Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi,
kuat terpasang, aman dan mudah diperbaiki.
 Tiap – tiap panel harus ditanahkan dengan kawat BC
ukuran sesuai dengan perencanaan.
 Panel-panel listrik baru adalah jenis In-door / outdoor type,
menempel dinding, terbuat dari plat baja.
 Untuk type out-door ditambahkan konstruksi yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga air hujan tidak dapat masuk.
 Panel dipasang pada dinding dengan menggunakan
Dynabolt 8 mm, konstruksi ini disesuaikan dengan
perlatan/komponen yang terpasang.
 Semua bagian perlatan yang bertegangan harus mempunyai
jarak yang cukup dengan bagian peralatan yang lain.
Apabila perlu harus diberi tambahan Isolator untuk
menghindari adanya hubung singkat.

SPESIFIKASI TEKNIS 39
 Panel di cat dengan cat dasar ( meni ) tahan karat 2 kali cat
akhir dari jenis cat bakar 2 kali yang tahan gores. Sebelum
di cat, panel termasuk rangkanya harus dibersihkan dari
karat, bila perlu digunakan bahan kimia penghilang karat
(RUST REMOVER).
 Panel harus dilengkapi mur-baut untuk terminal
pentanahan, baut terminal harus dilas penuh pada rangka
panel. Ukuran mur-baut 3/8”.
 Pintu Panel harus dihubungkan dengan rangka panel
menggunakan kawat tembaga Flexible ( NYMHY 1x6mm2
) untuk pentanahan pintu panel.
 Untuk masuk dan keluarnya kabel ke dan dari panel
menggunakan wartel mur sesuai ukuran kabel.

b. Bus-bar / rel tembaga


 Bus-bar terbuat dari tembaga dengan kemurnian tinggi
dengan kemampuan arus minimum 1,5 kali kapasitas /
kemampuan pengaman utamanya, kecuali Bus-bar PE yang
ukurannya lebih kecil dan disesuaikan kawat tanahnya.
Dimensi dan kemampuan rel dapat dilihat pada gambar.
 Semua Bus-bar (5 buah) harus dicat dengan warna sesuai
ketentuan PUIL pasal 701 :
- Fasa ke 1 L1/ R-Merah
- Fasa ke 2 L2/S-Kuning
- Fasa ke 3 l3/T-Hitam
- Netral N-Biru
- Penghantar PE-Hijau/Kuning
- Pembumian
 Semua Bus-bar harus ditopang kokoh pada rangka
Konstruksi dengan menggunakan penyangga atai dijepit
partinax pada beberapa tempat sehingga Konstruksi Bus-
bar cukup kuat dan tidak lentur / bergetar. Tahanan isolasi
terhadap Body / rangka minimum 50 M ohm.
 Bus-bar untuk pertanahan/penghantar pembumian / di klem
dengan baik ke rangka panel, cat pada bagian rangka yang
menempel Bus-bar pentanahan harus dihilangkan.
c. Peralatan Dan Komponen Panel
 Peralatan pengaman / Circuit Breaker ( MCCB / MCB )
yang dipasang pada Base Plate atau plat dasar yang
terpasang kuat pada rangka panel.
 Untuk Panel Distribusi harus dilengkapi dengan peralatan
ukur dan meter ukur Type “Moving Iron Type” dengan
ukuran 96 X 96 mm dan peralatan lain misalnya : - Lampu
Indikator dan Minifuse.
 Untuk memudahkan pengenalan distribusi beban pada
setiap MCCB / MCB dan peralatan penting yang lain harus
diberi nama / nomor saluran yang dapat dibaca dengan jelas
/ mudah.

SPESIFIKASI TEKNIS 40
 Setiap pintu panel harus disediakan tempat untuk
menyimpan gambar / diagram panel. Gambar diagram
panel harus dibundel rapi dalam sampul plastik atau
dilaminating
d. Sistem Pentanahan
 Sistem pentanahan panel listrik yang digunakan pada
Instalasi ini adalah sistem PNP (Pentanahan Netral
Pengaman), sesuai aturan yang digunakan pada PUIL 1987.
 Elektroda pentanahan menggunakan “Elektroda Pipa”
dengan pipa galfanis 1” dan kawat BC penampang 50 mm2
yang ditanam sedalam minimal 3 (tiga) meter hingga
dicapai tahanan pentanahan minimal 5 ohm.
 Bila perlu elektroda pentanahan untuk badan peralatan dn
panel harus dipisahkan penanamannya sejauh minimum 3
meter satu dengan yang lain.

 Saluran pentanahan dari elektroda pentanahan sampai


kebadan harus dilindungi dengan pipa PVC HI ¾” atau
pipa PVC AW ¾”.
 Saluran ini tidak boleh ada sambungan hanya
diperbolehkan pada terminal yang disediakan dengan
menggunakan sambungan mur baut dan sepatu kabel yang
sesuai.
 Penampang kawat pentanahan dari masing-masing panel
dapat dilihat pada gambar masing-masing panel.
 Titik pentanahan panel ini harus dipisahkan dengan system
pentanahan penangkal petir dan peralatan lain ( peralatan
kontrol, MCFA, PABX, dll ) minimal sejauh 10 meter.
 Penyambungan dipanel harus pada rek pentanahan atau mur
baut yang telah di las ke badan panel.
e. Kabel
 Kontraktor diwajibkan memasang sepatu kabel pada ujung
kabel yang akan disambung ke panel / peralatan, kecuali
dipersyaratkan lain, misalnya sambungan baut tanpa kabel
sepatu.
 Sepatu kabel yang dipergunakan harus sesuai dengan
besarnya kabel dan harus yang berkualitas baik, standart
merk GAE atau setara.
 Pemasangan sepatu kabel harus menggunakan tang press
atau secara hidrolis.
 Penyambungan kabel ke terminal panel / peralatan di
semua bangunan adalah tanggung jawab kontraktor.
 Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat /
erat sesuai dengan model terminal peralatan yang
terpasang.
 Jenis Kabel yang digunakan untuk Jaringan Distribusi
Tegangan Rendah adalah jenis dalam pipa PVC High
Impact dengan dimensi sesuai gambar.
 Kabel yang digunakan harus Rekomendasi dari L dengan
Standard merk : SUPREME, KABELINDO atau setara.
SPESIFIKASI TEKNIS 41
 Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila
perlu harus ada surat keterangan dari distributor / pabrik.
f. Kabel Utama
 Pemasangan kabel harus memenuhi persyaratan dari pabrik
kabel dan persyaratan umum yang berlaku.
 Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll
untuk memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena
tekukan dan puntiran.
 Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus
menunjukkan kepada Direksi Pekerjaan alat roll tersebut
roll tersebut serta alat – alat lainnya.
 Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak
boleh ada sambungan.

g. Lampu dan Peralatan


 Seluruh instalasi pekerjaan lampu dan peralatan pada
dasarnya dilaksanakan dengan menggunakan kabel jenis
NYA, dengan luas penampang penghantar sekurang-
kurangnya 2.5 mm2 dan pipa conduit PVC HI dengan
diameter sekurang-kurangnya ¾”.
 Kontraktor diwajibkan mengkoordinasikan rencana
kerjanya dengan disiplin lainnya, sehingga kemungkinan
timbulnya persilangan lintasan antar instalasi yang
berlebihan dapat dihindarkan.
 Pemasangan Instalasi Lampu dan peralatan tidak
dibenarkan membebani kerangka ceilling yang ada,
melainkan harus dipasang pada cable trays yang tersedia
atau dilekatkan langsung pada bagian bawah dari plat dan,
dengan menggunakan klem dan concrete fastener yang
sesuai, sekali-kali penggunaan paku sangat dilarang dalam
pengerjaan ini.
 Jarak pemasangan klem-klem pengikat pipa conduit tidak
diperkenankan melebihi 100 cm.
 Pekerjaan pencabangan, splicing dan lain sebagainya harus
dilaksanakan dalam junction boxes (Tdoos, Xdoos, dsb),
yang terbuat dari bahan yang sejenis dengan pipa conduit
yang dipakai, dengan menggunakan sambungan puntir
dengan lasdop, yang ukuran-ukuranya sesuai dengan
ukuran dan jumlah kabel yang ada. Penggunaan insulation
tape sama sekali tidak diperbolehkan.
 Kabel penghantar yang menghubungkan fixtures lampu
dengan instalasi yang ada, harus dilindungi dengan
menggunakan flexibel conduit yang terbuat dari bahan (
dan memiliki ukuran ) yang sama dengan pipa conduit yang
dipakai.
 Untuk membedakan instalasi lampu dan peralatan dengan
instalasi yang lain, pipa conduit yang terpasang harus diberi
tanda ( label ) berwarna pada setiap jarak 2 meter. (dapat
dengan menggunakan insulation tape). Warna tanda/label
SPESIFIKASI TEKNIS 42
yang dipakai harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
pengawas.
 Untuk pemasangan armature lampu jenis (surface
mounted), tidak dibenarkan dipasang pada plafond secara
langsung, harus dipasang pada rangka plafond yang
diperkuat dengan konstruksi tambahan (bisa terbuat dari
kayu yang di cat meni 2 kali yang sesuai atau dengan
menggunakan hanger / penggantung.
 Semua pekerjaan perbaikan bekas bobokan dilaksanakan
oleh Kontraktor Bangunan yang beban biayanya menkadi
tanggung jawab dari Kontraktor Listrik.
h. Saklar dan stop kontak
 Sakelar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan
pasangan terpendam ( In-Bow ) rata dengan permukaan
plesteran dinding atau didalam partisi dengan konstruksi
tersendiri / khusus.
 Kotak kontak yandg dipergunakan adalah jenis out-bow /
pasangan menempel dinding dengan menggunakan Out-
Bow doos yang terbuat dari bahan yang sama dengan kotak
kontaknya. Pemasangan kotak kontak pada doosnya
menggunakan sekrup.
 Kotak kontak 1 phase dipasang setinggi 40 cm dari lantai /
sesuai permintaan user ( disesuaikan dengan alat ) dengan
pasangan terpendam ( In-Bouw ) rata degnan permukaan
plester dinding atau didalam partisi dengan konstruksi
khusus sesuai petunjuk dari Pengawas.
 Kotak kontak 1 phase Khusus untuk Televisi Posisi Atas
dipasang setinggi 210 cm dari lantai / sesuai permintaan
user ( disesuaikan dengan alat ) dengan pasangan
terpendam ( In-Bouw ) rata dengan permukaan plester
dinding atau didalam partisi dengan konstruksi khusus
sesuai petunjuk dari Pengawas.
 Kotak kontak 3 phase dipasang setinggi 40 cm dari lantai
atai disesuaikan dengan kondisi ruang dan perlatan
terpasang dengan pasangan menempel dinding ( out-bouw )
dan harus terpasang kuat, tidak boleh goyang/miring sesuai
petunjuk pengawas.
 Kotak kontak 3 phase harus mempunyai terminal
pentanahan ( 3 P + N + PE ) tegangan 250 V.
 Semua pemasangan out-bouw doos dan kotak kontak 3
phase pada dinding harus menggunakan vischer dan
sekrup, pemasangan pada kayu/meja harus menggunakan
sekrup. Penggunaan paku pada pekerjaan ini sangat
dilarang.
 Untuk kotak kontak yang dipasang untuk daerah basah
harus memakai type tertutup ( Water Proof Type ).
 Kotak kontak 1 phase harus mempunyai terminal
pentanahan ( P + N + PE ) tegangan 250 V.
i. Pemasangan dan teknis Pelaksanaan
 Kontraktor diwajibkan mempelajari gambar Lay-Out
saluran kabel tersebut terhadap situasi lapangan. Anda
SPESIFIKASI TEKNIS 43
diperlukan adanya perubahan jalur karena alasan teknis,
Kontraktor harus membuat gambar Shop Drawing untuk
disetujui Pengawas/Pemilik sebelum melaksanakan
pekerjaan tersebut.
 Jalur Alternatif agar dipilih Route yang aman/terlindung
atau sedikit mungkin adanya bahaya kerusakan yang dapat
minimpa saluran kabel tersebut. Alternatif ini diusahakan
tidak menimbulkan kerja tambah. Kecuali dalam keadaan
dimana tidak ada pilihan lain.
 Kabel ditanam langsung didalam tanah dikedalaman 80 cm
dari permukaan tanah kecuali yang melintas jalan mobil
harus ditanam 100 cm dari permukaan tanah sesuai gambar.
Kabel yang melintas jalan mobil harus dilindungi dengan
pipa PVC AW berdiameter sesuai jumlah kabel yang ada.

 Untuk galian kabel yang melalui jalur kabel existing/lama


harus dikerjakan dengan extra hati-hati. Bila terjadi
kerusakan pada kabel existing karena terkena peralatan gali
(pacul, ganco, dsb), kontraktor harus mengganti kabel
tersebut tanpa adanya tambahan biaya, termasuk biaya
perawatan pekerja yang mengalamai kecelakaan hingga
sembuh benar.
 Tidak diperkenankan melakukan penyambungan di dalam
tangah ditengah perjalanan kecuali apabila panjang
kabel/saluran melebihi standard panhang yang telah
ditentukan oleh pabrik, kecuali memang ada pekerjaan
penyambungan kabel.
 Apabila terpaksa dilakukan pernyambungan karena saluran
lebih panjang dari standar pangjang pabrik maka
sistem/cara penyambungan harus dibicarakan dengan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
 Setiap ujung saluran harus diberi kelebihan panjang /
sling secukupnya untuk mengantisipasi adanya
kemungkinan perubahan tempat/pergeseran
peralatan/panel.
 Sedikitnya belokan kabel harus diperhitungkan bahwa
radius belokan minimun r = 15 D, dimana D adalah
diameter kabel.
 Cara pemasangan kabel sesuai gambar yaitu : diberi
pelindung alas pasir 10 cm bagian bawah dan diatas kabel,
diberi pelindung batu merah atau plat beton sesuai
gambar/keperluannya.
 Semua kabel yang masuk ke dalam bangunan tidak boleh di
tanam langsung di lantai harus melalui kabel trench/got
kabel atau pipa sparing dengan ukuran yang sesuai dengan
jumlah besar kabel.
 Pengurusan Ijin Instalasi Listrik kepada Instansi yang
berwenang (PLN) merupakan Pekerjaan dan Tanggung
Jawab dari Kontraktor.

SPESIFIKASI TEKNIS 44
j. Testing & Commissioning
 Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah
dilaksanakan dapat berfungsi baik dan telah sesuai dengan
persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor
diwajibkan menguji seluruh pekerjaannya dengan standrad
uji masing-masing yang telah ditetapkan dalam peraturan /
Spesifikasi Peralatan.
 Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan
Direksi/Pengawas Lapangan yang ditunjuk Jadwal
Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya
atau atas persetujuan bersama.
 Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang
kurang sempurna yang diketahui pada saat Pemeriksaan /
Pengujian harus segera diganti dengan yang baru /
disempurnakan sampai dapat berfungsi dengan baik dan
sesuai Standard Uji yang ada.

 Sebelum melaksanakan Pengujian Kontraktor harus


merencanakan Jadwal Pemeriksaan & Pengujian untuk
mendapatkan persetujuan dari pengawas. Macam
pemeriksaan dan pengujian :
- Pemeriksaan Visual.
- Pemeriksaan Sambungan Listrik Maupun Mekanis.
- Pengukuran Tahanan Isolasi dan Tahanan Pentahanan.
- Pengujian Dalam Keadaan Berbeban 3 x 24 jam.
 Bila dalam Pengujian berbeban ternyatan tidak disediakan
Sumber Daya Listrik,maka Kontraktor harus menyediakan
Sumber Daya Listrik sendiri berupa Genset 3 phase dengan
Kapasitas yang memadai.
 Semua biaya yang diperlukan untuk Pengukian ini menjadi
tanggung jawab pihak Kontraktor.
 Kontraktor diharuskan membuat Jadwal dan Prosedur
Pelaksanaan / Test yang akan dilakukan.
 Semua Peralatan Test harus dalam keadaan baik dan
memenuhi Standart Persyaratan Test yang ditentukan.
Peralatan Test tersebut harus disediakan oleh Kontraktor.
 Hasil Test harus dicatat dan ditanda tangani bersama oleh
Kontraktor, pengawas dan pemilik proyek. Hasil Test ini
baru dianggap sah/baik apabila telah disetujui/ disyahkan
oleh Instansi yang berwenang (PLN, DEPNAKER).
 Seluruh Sistem dan Pekerjaan Instalasi harus diperiksa,
diteliti dan diuji dengan baik sebelum diserahkan dan
pelaksanaannya harus menyertakan pengawas dan bila
perlu dengan petugas dari Instansi terkait yang berwenang.
 Sesudah seluruh Instalasi terpasang seluruhnya harus
diadakan pengujian dan pemeriksaan Instalasi secara
keseluruhan.
 Pengetesan juga dilakukan pada Grounding Existing untuk
mengetahui apakah tahanan pentanahan grounding tersebut
masih baik/memenuhi syarat atau tidak.

SPESIFIKASI TEKNIS 45
 Kabel–kabel distribusi sebelum dioperasikan keperalatan
harus diukur tahanan isolasinya.
 Setelah semua instalasi selesai dipasang dan aliran listrik
telah dimasukan, maka jaringan instalasi harus dites
terhadap group – group yang dipasang apakah telah sesuai
dengan gambar.
 Setelah jaringan dibebani dengan beban penuh, maka perlu
diadakan balancing beban terhadap masing – masing fase.
 Setiap saluran kabel harus ditest Tahanan Isolasinya dengan
menggunakan alat MEGGER 10.000 volt untuk kabel
Tegangan Menengah dan MEGGER 1.000 volt untuk kabel
Tegangan Rendah.
 Pengetesan dilakukan antara masing-masing inti kabelnya
dengan mantel pelindungnya phasa-phasa, phasa-netral,
phasa ground dan netral ground.
 Hasil pengetesan tahanan isolasi yang diminta adalah
minimum 100 Mega Ohm untuk tegangan menengah dan
minimum 5 Mega Ohm untuk kabel tegangan rendah.

 Semua bahan – bahan peralatan dan perbaikan, atas


kerusakan yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemborong.

10. Pekerjaan 10.1. Lingkup Pekerjaan


Perpipaan Pekerjaan perpipaan yang dimaksud adalah pekerjaan perpipaan air
bersih,perpipaan air kotor .
Lingkup pekerjaan perpipaan ini adalah :
a. Supply peralatan termasuk accessories yang kaitan dengan
peralatan tersebut.
b. Supply material dan material pembantu yang diperlukan.
c. Pemasangan peralatan pada tempat yang telah ditentukan
beserta perpipaan yang mengikutinya sesuai dengan gambar
dan spesifikasinya teknis yang telah ditentukan .
d. Testing & Comisioning .
10.2 Standar yang dipakai
Sesuai item 23.1 yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
10.3 Pekerjaan perpipaan
- Pipa yang digunakan pada pekerjaan air bersih,adalah pipa Gip
–Medium A tebal sesuai dengan standar. Sedangkan untuk
perpipaan air kotor menggunakan pipa PVC class D ( 10
Kg/cm² ) dan PVC Class AW (10Kg/cm²) untuk air kotoran
- Tata letak yang ditunjukkan pada gambar merupakan perkiraan,
tetapi cukup memberi petunjuk jalur pipa yang dimaksud.
Semua pekerjaan perpipaan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga bebas dari penyusutan dan pemuaian yang akan
mengakibatkan kerusakan pada pekerjaan / bagian lain. Harus
diperbaiki bahwa perpipaan disusun sedemikian rupa sehingga
kelihatan rapi dan lurus.

SPESIFIKASI TEKNIS 46
- Setiap penyangga lurus dibuat untuk menjamin bahwa panjang
pipa disangga dengan baik dan jarak antara pipa yang lain tidak
kurang dari 100 mm . Selama pemasangan ujung pipa yang
terbuka harus ditutup.
- Pekerjaan perpipaan disusun sedemikian rupa, pada setiap
panjang tertentu dilengkapi dengan flenge.
- Khusus untuk perpipaan air kotoran, sambungan pipa ke soil
stack dan septic tank diberi kemiringan ¼ inchi/feet.
Sambungan selain ke WC dilengkapi dengan siphon yang
mempunyai ketinggian seal trap antara 2 – 4 inchi .

10.4. Penyangga pipa


Semua pipa harus ditumpu pada setiap jarak 2,5 m kecuali untuk
hal-hal khusus . Penyangga pipa dibuat dari besi siku dengan
ukuran yang sesuai dengan berat beban yang harus dipikul dan
jumlah deret pipa yang ada serta digalvanis. Ukuran – ukuran bolt
yang dipakai disesuaikan dengan ukuran pipa dan digalvanis.

10.5. Sambungan pipa


- Semua sambungan menggunakan alir dan fleus dari jenis
resipace kecuali untuk pipa dengan ukuran 50 mm,
menggunakan sambungan ulir dari socket. Untuk sambungan
flues harus diberi gaskeet dari jenis coprosed asbetos yang
berpenguat kawat sedangkan untuk sambungan ulir harus diberi
bahan anti bocor ( seal tape ). Untuk air bersih harus
menggunakan seal tape dari bahan yang tidak membahayakan
kesehatan. Fleus dan fitting yang digunakan dari class 10 kg.

- Untuk perpipaan air kotor semua sambungan menggunakan


lem PVC dengan kualitas tinggi . Ujung pipa yang akan
disambung harus dibersihkan dan digosok dengan bahan
abrasive. Fitting yang digunakan adalah fitting yang digunakan
kkhususn untuk perpipaan air kotor dengan ketebalan yang
sama dengan ketebalan pipa dan dengan kualitas tinggi ( buatan
maspion atau setara )
10.6. Valve/ katup dan solenoid valve
- Katup yang digunakan dari jenis gate valve dan globle valve
dari class 10 k, terbuat dari bahan bronze atau cast iron. Chek
valve < 50 mm (50 A) menggunakan sambungan ulir dan
union, sedangkan untuk ukuran > 50 mm ( 50 A) menggunakan
Fleus.
- Solenoid valve yang digunakan dari class 10 k, 220V, 50Hz
single phase. Untuk solunoid valve dengan ukuran < 50 mm
(50A ) menggunakan sambungan ulir dan union, sedangkan
untuk ukuran > 50 mm ( 50 A) menggunakan flange.
10.7. Testing
Testing untuk jaringan pipa air bersih dilaksanakan dengan
hydrostatic test sebesar 10 kg/cm selama 4 jam tanpa penurunan

SPESIFIKASI TEKNIS 47
11. Lain-Lain 11.1. 1. Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara
teknis tidak dapat dipisahkan / diabaikan / dihilangkan, tetapi
belum disebutkan dalam bestek/gambar, tetap harus
dilaksanakan Kontraktor tanpa biaya tambahan hingga sistem
yang dilaksanakan tersebut berfungsi dengan baik.
2. Hal - hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi
belum disebutkan dalam peraturan ini, akan ditentukan lebih
lanjut oleh Direksi/Pengawas lapangan.
3. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan dalam Spesifikasi ini, haru
disediakan oleh Kontrator, sehingga Instalasi dapat bekerja
dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa
tambahan biaya.
4. Kontraktor harus memintakan Ijin-ijin yang mungkin
diperlukan untuk menjalankan Instalasi yang dinyatakan dalam
Spesifikasi ini atas tanggungan sendiri kepada Instansi
berwenang yang terkait dengan pekerjaan ini (PLN,
DEPNAKER).

SPESIFIKASI TEKNIS 48

Anda mungkin juga menyukai