A. SYARAT-SYARAT STRUKTUR
2. Pekerjaan Tanah 2.1. a. Pekerjaan tanah ini dilakukan sebelum pekerjaan struktur
dimulai.
b. Kontaktor bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan galian
dan pengurugan tanah, sesuai yang tercantum pada gambar
kerja.
c. Kontraktor harus mengajukan metode kerja penggalian kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui sebelum melaksanakan
pekerjaan tanah.
d. Segala sisa kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tanah
tersebut harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh
kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
2.2. Pekerjaan tanah ini meliputi :
a. Pembersihan lokasi
b. Galian tanah
c. Urugan dan pemadatan
SPESIFIKASI TEKNIS 1
2.3. Pembersihan Lokasi :
Daerah yang ada sesuai dengan gambar dan kebutuhan area kerja,
harus dibersihkan dari semua benda-benda yang akan menghambat
pembangunan seperti : pepohonan, sampah, tonggak, humus,
lumpur, lubang, dan tempat-tempat lain sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS 2
3.3 Pondasi Batu Pecah :
a. Batu pecah harus berkualitas baik dan dipecah dengan diamater
antara 10 – 30 cm.
a. Batu pecah harus disusun sedemikian rupa sehingga
dudukannya kokoh. Antara batu kali satu sama lain harus
terikat dengan adukan 1 Pc: 5 Ps.
b. Bentuk dan ukuran batu pecah, dan tempat–tempat yang
menggunakan pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar.
d. Di atas pondasi batu pecah dipasang sloof beton bertulang
dengan ukuran sesuai gambar.
3.4. Instalasi M & E bawah tanah
a. Kontraktor bertangung jawab atas semua klaim yang mungkin
timbul karena kerusakan instalasi M & E bawah tanah, bila
mana instalasi tersebut sudah tertera dalam gambar.
b. Kontraktor supaya melaksanakan pekerjaannya begitu rupa
sehingga bangunan dan pondasi bangunan tetangga tidak
terganggu atau tidak rusak.
c. Sebelum memulai pekerjaan pondasi, kontraktor disarankan
terlebih dahulu melakukan survey kondisi bangunan dan
instalasi M & E di lingkungan sekitar untuk menghindari
klaim-klaim kerusakan yang tidak perlu.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas semua klaim yang mungkin
timbul karena kerusakan bangunan dan pondasi bangunan
tetangga akibat pekerjaan pondasi yang dilaksanakan
4. Pekerjaan Beton 4.1. Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan beton adalah sebagai
berikut :
a. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus menggunakan mutu beton K250 dan K300.
b. Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur
atas bangunan ini adalah sebagai berikut :
Mutu baja tulangan sampai dengan diameter 11 mm adalah
BJTD24 (Mild Steel).
Mutu baja tulangan diameter 12 mm keatas adalah BJTD39
(High Tensile).
a. Bekisting untuk struktur bangunan memakai multiplek 9 mm
dan diberi lapisan plastik bila perlu. Bikisting dari multiplek
tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu lokal ukuran 5/7,
6/9, 6/11 dan sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan dan
kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
e. Bonding agent
Bonding agent dipergunakan pada elemen-elemen beton yang
harus disambungkan/ harus di cor secara terputus untuk
mendapatkan sistim struktur yang kokoh sesuai dengan desain
dan perhitungannya. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk
pabrik.
SPESIFIKASI TEKNIS 3
4.2. Kelas dan Mutu Beton
a. Adukan beton harus baik untuk balok lantai, balok atap plat
lantai dan plat atap. Banyaknya air yang dipakai untuk beton
harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton dengan
konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu
masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk
mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali
tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk
setiap kali pengadukan sangat perlu.
4.3. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton yang didatangkan harus baru, tidak
bekas, bebas karat dan disimpan/diletakkan di tempat yang
bersih, tidak basah dan terhindar dari segala kondisi yang dapat
menyebabkan karat
b. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam berat :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm :-5%
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm :-4%
c. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam diameter (Dihitung
dari diameter terkecil) :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm : - 0.4 mm
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 0.5 mm
d. Mutu baja tulangan beton yang didatangkan harus benar, yang
dinyatakan dengan surat/sertifikat keterangan dari
distributor/pabrik pembuatnya. Untuk menjamin kualitas baja
tulangan sesuai dengan perencanaan, maka harus dilakukan
pemeriksaan pada laboratorium yang disetujui Direksi
Pekerjaan.
Pengambilan contoh bahan pada semua jenis diameter dan
diambil secara random pada setiap datangnya material di
lokasi. Biaya test dibebankan pada kontraktor.
e. Baja tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar
konstruksi. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau
dibengkokkan kembali dengan cara yang merusak bahannya.
Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin,
pemanasan dari besi beton hanya diperkenankan bila seluruh
cara pengerjaan disetujui oleh Direksi Pekerjaan atau
Perencana.
f. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana. Untuk menempatkan tulangan tepat ditempatnya maka
tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton (bendrat)
dengan bantalan balok beton cetak (beton decking) atau kursi-
kursi besi / cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk
besi beton yang horisontal harus digunakan penunjang yang
tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.
g. Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel apabilla tidak
ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus 1,5 kali
ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
SPESIFIKASI TEKNIS 4
h. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan
gambar dan perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan
yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah
luas tulangan, dalam hal ini kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
4.4. Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap
setiap bagian konstruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam
gambar, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing –
masing konstruksi adalah sebagai berikut :
SPESIFIKASI TEKNIS 5
4.7. Pengadukan
Bahan – bahan pengadukan beton harus dicampur dan diaduk
dalam mesin pengaduk beton yaitu bath mixer/mollen. Direksi
Pekerjaan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata
atau seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi
atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih
– lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki. Mesin pengaduk
yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki.
SPESIFIKASI TEKNIS 6
Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat dengan bor. Kepala
sekrup harus tertanam, kemudian lubang ditutup kembali
dengan kayu sejenis yang dilem dengan lem kayu sesuai
persyaratan kemudian diratakan dengan amplas halus sehingga
permukaanya rata dan halus serta tidak tampak bekas
penutupan lubang. Hasil akhir dari pemasangan harus rata,
lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5 cm setiap 2
m.
4.9. Pengecoran
a. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada
tempat pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air
tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting
dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang
akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban
/air dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu,
dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika
dicor dengan beton baru. Pada sambungan ini harus dipakai
perekat beton yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c. Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan asing yang
menutupinya harus dibersihkan dan dibuang, semua genangan
air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum
beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistim
struktur/penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya bila Direksi Pekerjaan atau wakilnya
yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat
kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai.
f. Dalam semua hal, Beton yang akan dicor harus diusahakan
agar pengangkutan ketempat posisi terakhir sependek mungkin,
sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan
pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan
jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang
terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja – baja tulangan,
tidak diijinkan.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2
meter, semua penuangan beton harus selalu lapis perlapis
horisontal dan tebalnya tidak lebih dari 50cm. Direksi
Pekerjaan mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau
selama sedemikian rupa sehingga spesi/mortel terpisah dari
agregat kasar. Selain hujan, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joint dan air semen atau spesi
yang hanyut terhampar harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan dilanjutkan
SPESIFIKASI TEKNIS 7
4.10. Pemadatan
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,
sehingga bebas dari kantong – kantong kerikil, dan menutup
rapat – rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang
diletakkan.
b. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan
kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di
bawah, lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan bahan
beton terpisah dengan yang airnya.
c. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran
permenit ketika dibenaan dalam beton.
4.10. Perawatan Beton (Curing)
a. Semua beton harus dirawat (curred) dengan air seperti
ditentukan di bawah ini. Direksi Pekerjaan berhak menentukan
cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian –
bagian pekerjaan.
b. Beton yang dirawat (curred) dengan air harus tetap basah paling
sedikit 14 hari terus menerus segera sesudah beton cukup keras
untuk mencegah kerusakan, dengan cara menutupnya dengan
bahan yang dibasahi air atau dengan pipa–pipa yang
berlubang–lubang. Penyiraman mekanis, atau cara–cara yang
dibasahi yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air
yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi
spesifikasi– spesifikasi air untuk campuran beton.
4.11. Perlindungan (Protection)
a. Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap segala
kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi Pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari yang langsung, paling sedikit 3 hari sesudah
pengecoran.
c. Perlindungan semacam itu harus dibuat secepatnya setelah
pengecoran dilaksanakan.
SPESIFIKASI TEKNIS 8
4.14. Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang
tidak sesuai dengan yang direncanakan yaitu beton semi
esposed, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu
dianggap tidak sesuai dengan spefisikasi ini dan harus dibuang
dan diganti oleh kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila
Direksi Pekerjaan memberikan ijinnya untuk menambal tempat
yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal – pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan
ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan – kerusakan
karena cetakan, lubang–lubang karena keropos, ketidak rata
dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan
batu gerinda.
c. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat. Lubang lubang
pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor
sedemikian sehingga pengisian akan terikat/terkunci
ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya disempurnakan.
d. Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, hal – hal tidak
sempurna pada bagian bangunan yang akan terlihat tidak cukup
bila hanya ditambal saja (karena menghasilkan sebidang
dinding) yang tidak memuaskan penglihatan, kontraktor
diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi
plesteran 1 Pc : 3 PS ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1
cm juga pada dinding yang berbatasan ( yang bersambungan ),
sesuai dengan intruksi dari Direksi Pekerjaan
5. Pekerjaan Baja, 5.1. Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan baja, pipa besi dan
Pipa Besi dan aluminium sebagai berikut :
Aluminium a. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut atau
disesuaikan dengan syarat yang ditetapkan dengan
menyertakan perhitungan kekuatan dari pabrik.
b. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari
pabrik atau sertifikat pengujian yang disetujui Direksi
Pekerjaan.
c. Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal
baik, yang produknya memenuhi standarisasi industri yang
berlaku.
d. Bahan galvalum tidak boleh cacat atau begkok-bengkok, jadi
harus betul-betul lurus. Profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran,
berat dan detail-detail Konstruksinya ditunjukkan dalam
gambar-gambar untuk itu.
e. Penyambungan harus dilaksanakan dengan ketepatan dan
keahlian tinggi.
f. Penyambungan dengan baut-baut dan mur harus dilakukan
dengan seksama dan kokoh. Ukuran-ukuran baut-baut beserta
ring-ringnya harus disesuaikan. Penyambungan dengan baut
harus diselenggarakan sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi dengan baik tidak menimbulkan cacat.
SPESIFIKASI TEKNIS 9
5.2.1 Fabrikasi
Persyaratan umum untuk fabrikasi adalah sebagai berikut :
a. Tenaga – tenaga yang dipergunakan haruslah tenaga – tenaga
ahli pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan petunjuk – petunjuk dari direksi dan Direksi
Pekerjaan, serta teliti sehingga menjamin bahwa seluruh bagian
pekerjaan dapat cocok satu sama lain pada waktu pemasangan.
b. Direksi Proyek dan Direksi Pekerjaan mempunyai kebebasan
sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan
pekerjaan. Tidak satu pekerjaanpun dibongkar dan disiapkan
untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui Direksi proyek
dan Direksi Pekerjaan. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak
sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan ditolak
dan harus segera diperbaiki.
c. Sub kontraktor fabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri,
semua alat – alat perancah dan sebagainya yang diperlukan
dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan. Sub kontraktor
fabrikasi harus memperkenankan sub kontraktor montasi untuk
sewaktu–waktu memerisa pekerjaan dan untuk mendapatkan
keterangan mengenai cara–cara dan lain–lain yang
berhubungan dengan pemasangan ditempat pekerjaan. Sub
kontraktor montase tidak mempunyai wewenang untuk
memberikan intruksi – intruksi mengenai cara penyelenggaraan
Fabrikasi.
5.2.2 Pola ( Mal )
a. Pola ( mal ) pengukuran dan peralatan- peralatan lain yang
dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus
disediakan kontraksi fabrikasi.
b. Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada galvalum maka semua
alat galvalum harus diperiksa kerataannya, semua batang –
batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran,
apabila diperlukan harus diperbaiki sehingga plat – plat disusun
akan kelihatan rapi seluruhnya.
c. Pekerjaan galvalum dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji atau dengan las pemotong. Permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselasaikan siku
terhadap bidang yang potong, tepat dan rata menurut ukuran
yang diperlukan.
6. Pekerjaan 6.1. a. Bahan – bahan material sparing, letak letak dan posisi sparing harus
Sparing sesuai dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan
struktur.
b. Tempat – tempat dari sparing dilaksanakan bila tidak ada dalam
gambar, maka kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan
dari Direksi Proyek.
c. Bilamana sparing (pipa, conduit dan lain – lain) berpotongan dengan
baja tulangan, maka baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau
dipindahkan tanpa persetujuan dari Direksi proyek.
d. Semua sparing – sparing (pipa conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dan harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada
saat pengecoran beton.
e. Sparing – sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton
waktu pengecoran.
SPESIFIKASI TEKNIS 10
B. SYARAT-SYARAT ARSITEKTUR
1. Lingkup 1.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi tenaga kerja, bahan – bahan,
Pekerjaan peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan penyelesaian arsitektur secara lengkap.
1.2. Pekerjaan penyelesaian arsitektur ini meliputi :
- Pekerjaan pasangan
- Pekerjaan plesteran
- Pekerjaan lantai
- Pekerjaan kaca
- Pekerjaan pintu, jendela dan perlengkapannya
- Pekerjaan langit-langit
- Pekerjaan pengecatan
- Pekerjaan atap
- Pekerjaan perlindungan
- Pekerjaan pembersihan, pembongkaran dan pengamanan
setelah pembangunan.
SPESIFIKASI TEKNIS 11
- Untuk setiap pertemuan dinding pasangan 1/2 bata maupun 1
bata dan atau permukaan dinding seluas 9 m2 dan atau seperti
tercantum dalam gambar harus dipasang kolom praktis dan
atau balok penguat beton dengan ukuran 11/15, jumlah
tulangan 4 Ø 11 mm dan begel Ø 8 – 200 mm atau seperti pada
gambar.
Demikian pula untuk setiap lubang (kusen pintu / jendela) atau
lubang lainnya selebar > 90 cm harus dipasang balok penguat
beton terlepas apakah hal tersebut tergambar atau tidak di
dalam gambar.
Untuk dinding dengan panjang maksimal 400 cm harus diberi
kolom praktis dan untuk dinding setinggi maksimal 400 cm
harus diberi ring balok sebagai pengikat.
- Ukuran batu bata digunakan adalah 22 x 10 x 6 cm dengan
toleransi 0,5 cm
- Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan adukan
perekat / spesi antar bata harus sama setebal 2,50 – 3,00 cm.
Siar – siar ini harus dikerok dengan kedalaman 1 cm dengan
rapi kemudian disiram air dan siap menerima plesteran. Semua
kolom, kolom praktis, balok pengikat beton, maupun beton
lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus dipasang
angker Ø 6 mm setiap jarak 75 cm. panjang angker minimum
20 cm, 15 cm tertanam dalam bata, sisanya tertanam dalam
beton.
5. Adukan perekat
- Adukan perekat/spesi harus selalu dalam keadaan segar atau
belum mengeras pada waktu pemakaian.
Jarak waktu pencampuran adukan perekat/spesi dengan
pemasangan jangan melebihi 20 menit, terutama untuk adukan
kedap air.
- Pasangan batu bata dengan adukan perekat/ spesi 1 PC : 5 Psr,
di laksanakan mulai dari ketinggian 20 cm diatas lantai,
terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam
Gambar kerja.
- Pasangan batu bata kedap air dilaksanakan dengan campuran
1 PC : 3 Psr, dilaksanakan mulai diatas sloof hingga 20 cm
diatas lantai dan untuk daerah – daerah basah seperti pada
KM/WC setinggi 150 cm diatas lantai atau seperti tertera dalam
Gambar Kerja.
6. Pemeliharaan
- Selama pemasangan dinding belum diberi lapisan bahan akhir
(difinish), kontrakor wajib memelihara dan menjaga atas
kerusakan atau pengotoran atas bahan lain.
- Apabila pada saat pemasangan bahan akhir terdapat kerusakan
berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan /
Konsultan. Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak
diajukan sebagai pekerjaan tambah
SPESIFIKASI TEKNIS 12
3. Pekerjaan 3.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja,
Plesteran bahan–bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap, meliputi
pekerjaan plesteran dinding bata (baik dinding baru atau lama)
seperti tercantum dalam Gambar Kerja
3.2. Persyaratan Pelaksanaan :
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam
volume dengan cara pembuatannya menggunakan mixer.
b. Beraben dan Plesteran
- Beraben adalah plesteran kasar dengan campuran kedap air,
yaitu 1 PC : 3Psr, dipakai untuk menutup permukaan
dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga ke
permukaan tanah dan/atau lantai.
- Plesteran biasa adalah campuran 1PC : 5 Psr, adukan
plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding
pasangan bangunan, terkecuali yang dinyatakan kedap air.
- Plesteran kedap air dalam campuran 1PC : 3Psr, Adukan
plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding
yang disyaratkan harus kedap air seperti yang tercantum
dalam Gambar.
- Plesteran halus/aci halus adalah campuran semen (PC)
dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini
merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan
- Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah adukan
plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari
atau sudah kering betul.
c. Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar
dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara
waktu pencampuran adukan plesteran dengan pemasangan tidak
melebihi 20 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
d. Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini khususnya untuk plesteran
aci halus.
e. Terkecuali untuk beraben, permukaan semua adukan plesteran
harus diratakan, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak
berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun
benda – benda lain yang membuat cacat.
f. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus
dibasahi terlebih dahulu dan siar – siarnya dikerok sedalam
kurang lebih 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan
diplester, harus dibersihkan dari sisa – sisa bekisting, kemudian
di kretek/scratched. Semua lubang - lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup adukan plesteran.
g. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah
selesai pemasangan instalasi pipa yang ada di seluruh bagian
dinding bangunan.
SPESIFIKASI TEKNIS 13
h. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat
dipakai plesteran halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
i. Untuk bidang dinding pasangan menggunakan bahan/material
akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi alur – alur
garis horisontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik
terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut.
j. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan
atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 3 mm, untuk
setiap area 2 m1.
k. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding / kolom seperti yang dinyatakan dan tercantum dalam
gambar kerja. Tebal plesteran minimal 1,5 dan maksimal 2,5
cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan
menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan
kepermukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
3.3. Pemeliharaan
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung dengan wajar tidak berlangsung secara tiba – tiba.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari panas
matahari langsung dengan penutup yang mencegah penguapan
air secara cepat.
b. Pembasahan tersebut dilakukan selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai dengan selalu menyiram air sekurang –
kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
c. Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan /
material akhir, kontraktor wajib memelihara dan menjaganya
terhadap kerusakan–kerusakan dan pengotoran, biaya
pemeliharaan adalah tanggung jawab kontraktor, dan tidak
dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
d. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan
bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 1 (satu) minggu,
plesteran harus cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat
lain seperti yang disyaratkan tersebut di atas.
Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang
disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan, maka
Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki pekerjaan
tersebut sampai disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan
4. Pekerjaan Lantai 4.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap
4.2. Persyaratan Bahan
a. Spesifikasi bahan
Ukuran dan Tipe : Granit Tile dan Tegel Keramik Sesuai
dengan Gambar Rencana maupun Rencana Anggaran Biaya
atau BQ yang sudah ditentukan
Kwalitas : KW 1
SPESIFIKASI TEKNIS 14
Lain – lain :
- Warna sama rata, tidak cacat/pecah/retak,
- Mempunyai lapisan keras cukup tebal
- Sisi – sisinya tegak lurus
b. Bahan pengisi siar (nat) digunakan pasta semen dengan warna
yang sama dengan warna granit tile.
c. Adukan perekat yang digunakan sesuai dengan persyaratan
bahan pada pekerjaan pasangan dinding/plesteran.
d. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 2 (dua)
set kepada Direksi Pekerjaan / Konsultan dengan 4 gradasi
warna dalam 1 bahan untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis dan akan dipakai sebagai standard dalam memeriksa/
menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
e. Kontraktor wajib menyediakan cadangan material granit tile
sebanyak 1% dari keseluruhan bahan terpasang (1% dari setiap
jumlah keramik
5.3 Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum dipasang, permukaan granit tile harus direndam
dengan air hingga jenuh.
b. Pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan
dipasang sub lantai, harus dipadatkan dengan mesin vibrator
untuk memperoleh permukaan yang rata & padat, sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum.
c. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan
permukaan yang keras, bersih bebas alkali asam maupun bahan
organik lainnya yang dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal
lapisan pasir urug minimum 10 cm atau sesuai dengan gambar,
disiram dengan air hingga memperoleh kepadatan yang pasti.
d. Pasir urug dilaksanakan di atas sub lantai/lantai kerja setebal 5
cm atau sesuai gambar dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Krl.
e. Untuk pasangan di atas plat beton (lantai tingkat) pelat beton
diberi lapisan screed (1 Pc : 3 Ps) setebal minimum 2 cm atau
sesuai dengan gambar, kemiringan lantai harus diperhatikan
terutama di daerah basah dan teras.
f. Lantai kerja di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat
benar – benar rata dengan memperhatikan kemiringan lantai di
daerah basah & teras.
g. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus dibuat
benar – benar bersih dari debu cat dan kotoran lainnya.
h. Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik tidak
retak, cacat, ternoda & warna sesuai dengan yang
disyaratkan/dipilih
i. Seluruh permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat
dengan adukan perekat tidak boleh ada rongga.
j. Pola pasangan keramik harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
/ Konsultan. Pada prinsipnya pemasangan dimulai dari as
kolom / as dinding & atau sesuai petunjuk Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS 15
k. Apabila dalam pengukuran terjadi sisa keramik kurang dari
7cm maka mulai keramik utuh yang terakhir (1 baris/lebih)
harus dibagi dalam bagian sama untuk mendapatkan lebar
minimum 8cm & atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
l. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
yang sesuai dengan petunjuk pabrik.
m. Pemasangan keramik harus benar – benar rata waterpas sesuai
dengan peil atau ketebalan akhir yang disyaratkan dalam
gambar kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk 2 m1
n. Garis-garis tepi keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus
lurus, lebar siar harus sama, maksimal selebar 2 mm dengan
kedalaman 2 mm.
o. Bahan pengisi siar (nat) adalah bahan grouting dengan warna
yang sama dengan warna keramik. Persyaratan pelaksanaan
harus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang mengeluarkan agar
didapat hasil yang baik. Sebelum & sesudah pelaksanaan
adukan pengisi, siar harus bersih dari debu dan kotoran lainnya,
pembersihan harus segera dilakukan sebelum keras/kering
dengan lap basah.
p. Adukan perekat untuk pemasangan dengan campuran 1 Pc:3
Psr, dilakukan pada bagian lantai&dinding yang harus kedap
air seperti yang disyaratkan dalam Gambar kerja. Untuk lantai
lainnya digunakan adukan perekat campuran 1 Pc:5 Psr.
Adukan perekat tersebut dicampur dengan pasta semen
additive, penggunaannya sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuatnya.
q. Keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari
bercak noda adukan perekat dan adukan pengisi siar dengan
lap/kain yang dibasahi dengan air bersih, dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
r. Selama 2x24 jam setelah pemasangan, keramik harus
dihindarkan dari injakan atau pemberian beban.
5. Pekerjaan Kaca 5.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan
– bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap, meliputi :
1. Pekerjaan kaca pada pintu dan jendela.
5.2. Persyaratan bahan
- Kaca bening (Sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan)
- Tebal kaca : 5 mm dan Kaca Tempered 12mm
- Produk : ASAHIMAS.
- Persyaratan lain : Tidak bergelombang, retak dan baur,
mempunyai bidang yang licin, sejajar,
tidak menunjukkan efek lensa.
SPESIFIKASI TEKNIS 16
5.3. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak – bercak, tidak bergelombang dan harus memenuhi standart
bahan yang berlaku di Indonesia.
5.4. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan kepada Direksi Pekerjaan. Keputusan bahan, jenis,
warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Pemberi Tugas
bersama Direksi Pekerjaan dan informasi tersebut diberikan
kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
5.5. Persyaratan Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk
Gambar Kerja, persyaratan – persyaratan dan/atau sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini harus dilaksanakan
dengan keahlian dan ketelitian.
2. Syarat dan Mutu
- Dimensi
Toleransi & ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh
melebihi + 0,2 mm.
- Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi + 2 mm
- Kesikuan
Kaca dan cermin lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut siku serta tepi potongan yang rata dan lurus.
Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5
mm permeter, kecuali disyaratkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
3. Ukuran, tebal, warna jenis bahan yang dipasang harus sesuai
dengan Gambar Kerja, Buku spesifikasi ini dan/atau sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
4. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong
kaca dan cermin khusus sesuai standart pabrik. Sisi – sisi kaca
dan cermin yang tampak maupun tidak tampak akibat
pemotongan harus digerinda dan dihaluskan sampai berbentuk
tembereng.
5. Pekerjaan pemasangan kaca
- Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah
terpasang sesuai dengan Gambar Kerja dan persyaratan
pekerjaan untuk bahan rangka pemegang tersebut.
- Pemasangan kaca pada rangka pemegang harus sedemikian
rupa sehingga tidak bocor (watertight) dan harus sesuai dengan
persyaratan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik.
- Antara kaca dalam rangka pemegangnya harus diberi sealant
atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka
seperti yang disyaratkan dalam Gambar Kerja.
6. Kualitas pekerjaan
- Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca dan cermin
akibat pemasangan list maupun sekrup.
- Kaca dan cermin harus telah terkunci dengan baik sempurna
dan tidak bergeser dari rangka pemegang dan list yang ada.
SPESIFIKASI TEKNIS 17
- Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh
bergelombang retak dan tergores. Apabila masih terlihat
adanya gelombang maka kaca dan cermin tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki / diganti, biaya untuk hal ini adalah
tanggung jawab kontraktor.
- Kontraktor wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan
dari kerusakan dan benturan, untuk itu kaca dan cermin harus
diberi tanda agar mudah terlihat / diketahui. Semua kerusakan
yang timbul menjadi tanggung jawab kontraktor untuk
memperbaiki sampai pekerjaan selesai.
6. Pekerjaan 6.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan
Pintu/Jendela – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
dan melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap meliputi :
Perlengkapan a. Pekerjaan kusen pintu/jendela kaca rangka aluminium.
b. Pekerjaan pintu rangka alumunium
SPESIFIKASI TEKNIS 18
6.5. Persyaratan Pelaksanaan :
a. Pekerjaan ini meliputi perhitungan pengadaan pemasangan
pada bagian – bagian yang menggunakan konstruksi
alumunium sebagai rangka.
b. Kontraktor alumunium bertanggung jawab penuh atas
terselenggaranya pekerjaan – pekerjaan tersebut diatas dengan
baik dan apapun yang akan terjadi dikemudian hari pada bagian
– bagian tersebut seperti :
√ Terjadinya lendutan pada alumunium yang menyebabkan kaca
pecah.
√ Terjadinya kebocoran–kebocoran akibat kelalaian dalam
pekerjaan.
√ Kerusakan–kerusakan lain yang disebabkan kesalahan sistem
konstruksi yang dipakai sehingga menyebabkan kerugian dari
pihak pemilik.
c. Pekerjaan ini harus ditangani oleh tenaga – tenaga yang ahli
dalam bidang tersebut diatas.
d. Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor diwajibkan meneliti
gambar kerja dan kondisi lapangan. Tipe pintu yang terpasang
harus sesuai dengan daftar tipe yang tertera dalam gambar kerja
dengan memperhatikan ukuran – ukuran, bentuk profil
material, detail, arah bukaan, perlengkapan pintu dll.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat
shop drawing dan membuat contoh jadi detail hubungan
bagian tertentu untuk disetujui Direksi Pekerjaan . Didalam
shop drawing harus jelas tercantum semua informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
f. Semua rangka kusen untuk pintu dikerjakan secara pabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertangung jawabkan. Bahan yang akan
diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan
dan pewarnaan yang disyaratkan. Untuk keseragaman warna
disyaratkan sebelum proses pabrikasi, warna profil harus
diseleksi secermat mungkin.
6.6. Konstruksi Kusen
a. Defleksi maksimum 2 mm atai 1/1500 bentang antara 2
tumpuan
b. Pemotongan alumunium hendaknya dikerjakan pada tempat-
tempat yang aman/terlindung dari benda–benda yang dapat
menyebabkan kerusakan pada permukaan yang tampak selama
pabrikasi maupun pemasangan.
c. Kusen harus dilindungi, terutama dari retak, bercak noda atau
goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi
maupun pemasangan.
d. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan
sekrup anti karat/stainless stell sehingga tiap sambungan harus
kedap air.
e. Untuk pemegang kusen dan perlengkapan lain dari kusen
alumunium yang akan kontak dengan permukaan metal (besi
tembaga dan lain–lain) maka permukaan metal yang
SPESIFIKASI TEKNIS 19
bersangkutan harus diberi lapisan chromiun untuk menghindari
kontak korosi.
7. Pekerjaan 7.1 Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan –
Pintu/Jendela dan . bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
Perlengkapan melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap meliputi :
(Kayu) c. Pekerjaan kusen pintu/jendela
d. Pekerjaan daun pintu/jendela
7.2 Bahan rangka untuk kusen jendela/pintu menggunakan kayu nyatoh
. kering oven pabrikasi. dengan semua kelengkapan, angkur dan
peralatan lainnya.
- Type : sesuai Gambar Rencana
- Ketebalan : sesuai Gambar Rencana
7.3 Untuk bahan pelengkap lainnya :
. a. Sekrup dari bahan baja
b. Angker menggunakan besi beton 10, penempatan pada setiap
jarak 100 mm atau sesuai gambar
c. Perlengkapan pintu (floor hinge, handle, lockcase door closer dll)
mengunakan produk Dekson.
7.4 Persyaratan Pelaksanaan
. a. Pekerjaan ini meliputi perhitungan pengadaan pemasangan pada
setiap bagian dan penentuan sambungan pertemuan/persilangan
ambang kayu.
SPESIFIKASI TEKNIS 21
b. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya
pekerjaan – pekerjaan tersebut diatas dengan baik dan apapun yang
akan terjadi dikemudian hari pada bagian – bagian tersebut seperti :
√ Terjadinya lendutan yang menyebabkan kaca pecah.
√ Terjadinya kebocoran–kebocoran akibat kelalaian dalam
pekerjaan.
√ Kerusakan–kerusakan lain yang disebabkan kesalahan sistem
konstruksi yang dipakai sehingga menyebabkan kerugian dari
pihak pemilik.
c. Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor diwajibkan meneliti
gambar kerja dan kondisi lapangan. Tipe pintu yang terpasang harus
sesuai dengan daftar tipe yang tertera dalam gambar kerja dengan
memperhatikan ukuran – ukuran, bentuk profil material, detail, arah
bukaan, perlengkapan pintu dll.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing dan membuat contoh jadi detail hubungan bagian tertentu
untuk disetujui Direksi Proyek /Konsultan. Didalam shop drawing
harus jelas tercantum semua informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan.
e. Semua rangka kusen dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti
sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertangung jawabkan. Bahan yang akan diproses pabrikasi harus
diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran,
ketebalan, kesikuan.
7.5 Pemasangan Daun pintu / jendela
. i. Pemasangan dan perlengkapannya harus dilakukan oleh tenaga
yang ahli dan berpengalaman.
j. Engsel kupu-kupu dipasang sejumlah 3 (tiga) buah untuk daun
pintu dan 2 (dua) buah untuk daun jendela.
k. Engsel kupu – kupu daun pintu dipasang dengan cara yaitu engsel
atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel
bawah dipasang 22 cm (as) dari permukaan bawah pintu dan engsel
tengah – tengah antara kedua engsel tersebut.
l. Engsel kupu – kupu daun jendela dipasang dengan cara yaitu
dipasang + 15 cm (as) dari permukaan jendela.
m. pembukaan pintu/ handle dipasang 100 cm (as) dari permukaan
lantai.
n. Pada pintu KM/WC dipasang daun pintu dengan ketinggian
minimum 155 cm dan 6 cm (as ) dari tepi daun pintu.
o. Pemasangan seluruh hardware harus rapi lurus dan sesuai dengan
letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi Proyek / Konsultan.
p. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
8. Pekerjaan 8.1. Pekerjaan Langit-Langit yang dimaksud meliputi penyediaan
Langit-Langit tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap
meliputi pekerjaan :
a. Plafon Gypsum Board
8.2. Plafon Gysum Board dan Lambersiring PVC dipasang pada
bangunan sesuai dengan gambar
SPESIFIKASI TEKNIS 22
8.2.1 Persyaratan Bahan :
- Rangka : Hollow dan Besi Siku (sesuai gambar)
- Panel langit – langit : Gypsumboard 9 mm dan Lambersiring
PVC
- Produk : Jayaplaster board atau yang setara sesuai
persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan
- Sambungan : Paper tape dan plester joint compound
b. Kayu ; meni kayu , plamir, cat dasar 1 kali dan cat warna kayu
2 kali.
9.2. Persyaratan bahan :
a. Bahan harus dari kualitas utama dan terbaik tahan terhadap
udara dan garam jenisnya harus sesuai dengan bidang
SPESIFIKASI TEKNIS 23
permukaan yang akan diberi lapisan cat. Seluruh bahan harus
sesuai dengan standard bahan yang berlaku di Indonesia.
b. Produk ICI atau setara yang disetujui Direksi Pekerjaan secara
tertulis untuk pengecatan dinding, langit – langit dan besi.
c. Bahan yang didatangkan harus tersegel dalam kemasannya dan
tidak cacat, kontraktor wajib dapat membuktikan keaslian cat
dari produk yang dipilih mengenai kemurnian cat.
- Segel kaleng
- Test BD
- Test laboratorium
- Hasil akhir pengecatan.
d. Standard dari bahan dan prosedur pengecatan ditentukan oleh
pabrik pembuat dan tidak dibenarkan mengubah standard
dengan jalan mencampur dan mencairkan cat yang tidak sesuai
dengan instruksi pabrik.
e. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan dan warna cat yang
akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis bagi pelaksanaan pekerjaan.
10. Pekerjaan 10.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan
Sanitair – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap meliputi pekerjaan :
- Washtafel/Bak cuci
- Closet duduk/jongkok
- Kran air
- Floordrain
SPESIFIKASI TEKNIS 25
10.2. Pekerjaan Bak Cuci :
1.Bak cuci dan perlengkapannya yang terpasang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang cacat atau cuil dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi.
2.Setelah bak cuci terpasang, letak ketinggian pasangan harus
sesuai dengan gambar, waterpass dan semua kotoran dan
bekas lem harus segera dibersihkan dan tidak terdapat
kebocoran-kebocoran air.
SPESIFIKASI TEKNIS 26
C. SYARAT-SYARAT MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
2. Standard dan 2.1. Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor yang harus
Aturan yang mengikuti segala aturan dan standard yang berlaku dan dilengkapi
harus diikuti dengan segala peralatan untuk kesempurnaan operasi, kemudahan
pengaturan dan perawatan, keamanan operasi sistem sesuai dengan
salah satu atau lebih dari peraturan – peraturan yang tertulis
dibawah ini
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
Standard Konnstruksi/Normalisasii PLN
Peraturan-peraturan PLN/Jawatan Keselamatan Kerja Setempat.
- ANSI, American Nastional Standard Oeganization
- ASME, American Society of Mechanicel Enginnering
- ASTM, American Society of Testing of Material
- BS, Britis Standard Institution
- ISO, International Standardization Organization
- JIS, Japanes Industrial Standard
- JEC, Japanis Electroteknical Commotte
- NEC, National Electrotec Codes
- NEPA, National Fire Protection Association
- NPC, National Plumbing Codes
- PPI, Pedoman Plambing Indonesia
- SII, Standard Industri Indonesia
- SKBI, Standard Kontruksi Bangunan Indonesia
- SMACNA,Sheet Metal and Air Conditiong Contractor
National Assosociation
- Semua Peralatan Jaringan Distribusi Tegangan Rendah
disesuaikan untuk tegangan kerja 220 / 380 Volt, 50 Hz
- Semua peralatan jaringan Distribusi Tegangan Menengah
disesuaikan untuk Tegangan kerja 20 KV, 50 Hz.
- Data teknis dari produk dibidang Peralatan Tata Suara, Telepon
dan Fire Alarm yang dibuat oleh pabrik – pabrik di berbagai
Negara
- Peraturan Depnaker tentang Keselamatan tenaga kerja.
- Peraturan lain yang berlaku.
- Kontraktor diwajibkan mentaati dan mengikuti tata cara
pelaksanaan sesuai dengan yang tertulis pada peraturan -
peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan, unit mesin
atau peralatan yang dipasangnya.
- Bila terjadi kesimpang siuran dalam hal standard yang harus
diikuti, kontraktor harus melapor pada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat kejelasantentang hal tersebut
SPESIFIKASI TEKNIS 27
Penentuan standard yang setara :
- Dalam penentuan dan persetujuan untuk standard yang diikuti
atau standard yang disebut oleh material, peralatan, unir mesin
dan lainya, kontraktor harus dapat menunjukkan dan
menyerahkan copy dari standard yang dianut / disebut untuk
diperiksa dan diteliti oleh Direksi Pekerjaan sebelum
dikeluarkan persetujuan.
- Apabila standard yang diikuti ternyata memberikan persyaratan
yang lebih ringan atau lebih rendah maka standard tersebut
dinyatakan sebagai standard yang tidak setaraf dengan standard
yang ditentukan oleh persyaratan teknis ini.
- Segala sesuatu yang diperlukan untuk pembuktian dan
pemeriksaan ini menjadi tanggung jawab kontraktor yang
bersangkutan.
- Apabila perlu pengujian oleh lembaga lain di luar proyek,
kontraktor harus menyelesaikan segala sesuatu yang diperlukan
untuk mendapatkan hasil dari lembaga penguji tersebut dalam
waktu secepatnya sehingga tidak menghambat jadwal
pelaksanaan proyek.
3. Jaminan dan 3.1. Jaminan atas meterial peralatan dan unit mesin
Garansi a. Material yang diserahkan oleh kontraktor harus bebas dari
kerusakan baik atas kesalahan pabrik, kerusakan akibat
kesalahan bahan, kerusakan akibat kesalahan dalam pengiriman
mapun kerusakan selama jangka waktu menunggu serah terima
dilapangan.
b. Kontraktor harus menjamin atas segala hasil pekerjaannya
untuk paling sedikit 1 tahun kalender terhitung sejak
penyerahan pertama meliputi :
kerusakan atas kesalahan pabrik
kerusakan atas kesalahan pemasangan
kerusakan atas kesalahan pengiriman
kerusakan atas kesalahan pengujian / trial-run
3.2. Jaminan atas hasil pekerjaan dan masa pemeliharaan
Kontraktor harus menjamin atas hasil pekerjaan dengan membuat
surat jaminan secara tertulis dengan uraian sebagai berikut :
a. Cara pelaksanaan dan pekerjaan dilakukan sesuai prosedur dan
manual dari QMS ( Quality Management System )
b. Instalasi yang diserahkan dapat bekerja dengan baik tanpa
mengurai atau menghilangkan bahan – bahan atau peralatan –
peralatan yang seharusnya disediakan walaupun tidak
disesuaikan secara nyata dalam buku ini atau tidak dinyatakan
secara tegas dalam gambar – gambar yang menyertai buku ini.
c. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung
Jawab Kontraktor.
d. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi listrik
ditetapkan selama 4 bulan setelah barang diserahkan kepada
Pemilik / Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS 28
e. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang
rusak atau berfungsi kurang baik maka Pemborong harus
segera memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut sampai
dapat berfungsi dengan baik.
3.3. Klaim atau tuntutan
a. Untuk segala macam pengadaan barang dan cara pemasangan
nya, PEMBERI TUGAS harus bebas dari segala tuntutan/claim
atas hak–hak khusus seperti hak patent, lisensi dan sebagainya.
b. Bila ada hal – hal seperti tersebut diatas, kontraktor wajib
mengurus dalam arti menyelesaikan segala sesuatu perijinan /
biaya / lisensi yang berhubungan dengan hal tersebut diatas
beban biaya ditanggung kontraktor.
3.4. Untuk pekerjaan / pengadaan barang Kontraktor harus dapat
menunjukkan :
- Certificat of original
- Certificat of quality
- Garansi service dan sparepart
- Surat Dukungan dari Agen Tunggal di Indonesia (Bermeterei
cukup
SPESIFIKASI TEKNIS 29
5. Sistem 5.1. 1. Kontraktor elektrikal harus mengkoordinasikan pekerjaannya
Koordinasi dengan pekerjaan Kontraktor lain (struktur & arsitektur) untuk
menghindari pekerjaan pembongkaran / pekerjaan ulang dan
gangguan yang dapat memperlambat jalannya pekerjaan.
2. Untuk memudahkan komunikasi teknis, kontraktor harus
menempatkan seorang atau lebih pemimpin lapangan
perpengalaman, dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, serta mewakili kontraktor, menerima
perintah dan petunjuk Direksi / Pengawas lapangan dan segera
melaksanakannya bila diperlukan.
3. Kontraktor diwajibkan membuat laporan berkala (harian /
mingguan) yang memberikan gambaran tentang kegiatan
proyek. Misalnya :
Jadwal waktu pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan
Prestasi kegiatan fisik
Catatan perintah / petunjuk Direksi / pengawas lapangan
yang disampaikan secara lisan maupun tertulis.
Dan kegiatan pekerjaan yang dianggap perlu.
4. Kontraktor juga harus membuat dokumentasi pekerjaan yang
berupa foto-foto pelaksanaan pekerjaan, dibuat berwarna,
minimal ukuran postcard dan disusun dalam album. Foto-foto
yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan
hendaknya dibuat berdasarkan petunjuk dari Direksi dan
minimal dilakukan sebanyak 4 (empat) kali setiap peristiwa
selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
6. Pembobokan, 6.1. 1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang
Pengeboran & dilakukan dalam rangka pemasangan Instalasi ini maupun
Pengelasan pengembaliannya seperti keadaaan semula adalah termasuk
pekerjaan Pemborong Instalasi ini.
2. Pembobokan hanya dapat di laksanakan setelah mendapat ijin
tertulis dari Direksi / Pengawas.
3. Pengelasa, Pengeboran dan sebagainya pada Konstruksi
Bangunan hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh ijin /
persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas.
7. Penjagaan 7.1. 1. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta
terus menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan
peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat
kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas
barang-barang tersebut diatas, menjadi tanggung jawab
pemborong
8. Kebersihan, 8.1. 1. Selama Pelaksanaan Pekerjaan berlangsung, Kantor, Gudang,
Keamanan dan los kerja dan tempat pekerjaan sekitar bangunan, harus selalu
Ketertiban dalam keadaan bersih.
2. Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik
dalam gudang maupun di luar ( halaman ), harus diatur
sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan
tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
SPESIFIKASI TEKNIS 30
3. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan
dikeluarkan oleh Direksi pada waktu pelaksanaan.
4. Guna semua keamanan pekerjaan, peralatan dan bahan /
material di proyek, Kontraktor harus menempatkan petugas
keamanan secukupnya disekitar proyek.
5. Penjagaan keamanan termasuk juga penanggulangan terhadap
bahaya kebakaran yang mungkin terjadi.
6. Kontraktor harus memperhatikan hubungan dengan lingkungan
proyek, antara lain tidak akan menyebabkan gangguan lalu
lintas umum, tidak akan mengganggu ketenangan penduduk /
masyarakat disekitarnya dan tidak akan mengganggu pekerjaan
dari Rekanan lain.
9. Kecelakaan dan 9.1. 1. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
Peti P3K pekerjaan ini, maka Pemborong diwajibkan segera mengambil
segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban,
serta melaporkan kejadian tersebut kepada Instansi dan
Departemen yang bersangkutan / berwenang ( dalam hal ini
Polisi dan Departemen Tenaga Kerja ) dan mempertanggung
jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan
pertolongan pertama harus selalu ada di tempat pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS 32
10.4. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga
ahli yang sudah berpengalaman.
SPESIFIKASI TEKNIS 36
f. Kode warna harus mengikuti ketentuan PUIL 1987 :
Phase R/L1 : Merah
Phase S/L2 : Kuning
Phase T/L3 : Hitam
Netral N : Biru
Grounding PE : Kuning – Hijau
Warna kabel yang mengikat ( harus ada ) adalah biru (
untuk netral ) dan kuning / hijau ( untuk ground ). Bila
warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung kabel
harus diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti
butir di atas.
Kabel NYY digunakan untuk instalasi dari masing-masing
panel utama ke panel - panel Sub. Distribusi Panel (SDP)
dan Panel Bagi dengan dimensi sesuai gambar
perencanaan.
Kabel NYA dalam pipa PVC HI diameter ¾” digunakan
untuk instalasi dari panel ke beban penerangan atau
peralatan / kotak kontak.
Pipa PVC HI merk EGA, CLIPSAL atau setara yang
digunakan disyaratkan yang sudah direkomender oleh L,
bila diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan bukti
rekomendasi tersebut.
Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum
100 cm harus diberi klem.
Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau
allumunium, pemasangan pada tembok harus menggunakan
vicher dan sekrup, pemasangan dengan menggunakan paku
tidak dibenarkan.
Semua penyambungan kabel pada kotak sambung
menggunakan sambungan puntir dengan lasdop tidak boleh
menggunakan isolasi. Standart merk lasdop 3M, Clipsal,
Legrand atau setara.
Ujung kabel yang dipasang pada terminal kabel harus
diberi pelindung (Sealing end).
Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian
rupa sehingga arus bocor yang terjadi melebihi 1 mA untuk
setiap 100 M panjang kabel. Kecuali untuk instalasi yang
harus beroperasi pada keadaan darurat ( seperti lift, smoke
vestibola dan lain – lain seperti ditunjukan dalam gambar
perencanaan ) kabel – kabel yang digunakan adalah kabel
yang sesuai dengan fungsi dan lokasi pempemasangannya
seperti tabal dibawah ini.
SPESIFIKASI TEKNIS 37
NO Pemakaian Jenis Kabel
1 Instalasi penerangan didalam bangunan NYA
2 Instalasi penerangan diluar bangunan NYFGby
3 Instalasi kabel tenaga dalam bangunan NYM
4 Instalasi kabel daya dalam bangunan NYY
4 Instalasi kabel daya luar bangunan NYFGbY
SPESIFIKASI TEKNIS 38
Armature merupakan jenis open type, dengan reflector / Grill.
Pemasangan Out-Bouw / Surface / Permukaan menempel plafond.
Armature terbuat dari plat baja putih dengan ketebalan min 0.4
mm, pembuatan harus dengan mesin peralatan lampu Built-in dan
dengan penyempurnaan cat powder coating.
Konstruksi armature harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian
rupa agar dapat dibuka / dilepas untuk perbaikan / penggantian
komponen yang berada di dalamnya. Armature dan reflektor harus
dilengkapi dengan sekrup, agar dapat dilepas pada waktu
memerlukan perbaikan. Seluruh armature harus lengkap dengan
rangka dudukan / gantungan.
SPESIFIKASI TEKNIS 39
Panel di cat dengan cat dasar ( meni ) tahan karat 2 kali cat
akhir dari jenis cat bakar 2 kali yang tahan gores. Sebelum
di cat, panel termasuk rangkanya harus dibersihkan dari
karat, bila perlu digunakan bahan kimia penghilang karat
(RUST REMOVER).
Panel harus dilengkapi mur-baut untuk terminal
pentanahan, baut terminal harus dilas penuh pada rangka
panel. Ukuran mur-baut 3/8”.
Pintu Panel harus dihubungkan dengan rangka panel
menggunakan kawat tembaga Flexible ( NYMHY 1x6mm2
) untuk pentanahan pintu panel.
Untuk masuk dan keluarnya kabel ke dan dari panel
menggunakan wartel mur sesuai ukuran kabel.
SPESIFIKASI TEKNIS 40
Setiap pintu panel harus disediakan tempat untuk
menyimpan gambar / diagram panel. Gambar diagram
panel harus dibundel rapi dalam sampul plastik atau
dilaminating
d. Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan panel listrik yang digunakan pada
Instalasi ini adalah sistem PNP (Pentanahan Netral
Pengaman), sesuai aturan yang digunakan pada PUIL 1987.
Elektroda pentanahan menggunakan “Elektroda Pipa”
dengan pipa galfanis 1” dan kawat BC penampang 50 mm2
yang ditanam sedalam minimal 3 (tiga) meter hingga
dicapai tahanan pentanahan minimal 5 ohm.
Bila perlu elektroda pentanahan untuk badan peralatan dn
panel harus dipisahkan penanamannya sejauh minimum 3
meter satu dengan yang lain.
SPESIFIKASI TEKNIS 44
j. Testing & Commissioning
Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah
dilaksanakan dapat berfungsi baik dan telah sesuai dengan
persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor
diwajibkan menguji seluruh pekerjaannya dengan standrad
uji masing-masing yang telah ditetapkan dalam peraturan /
Spesifikasi Peralatan.
Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan
Direksi/Pengawas Lapangan yang ditunjuk Jadwal
Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya
atau atas persetujuan bersama.
Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang
kurang sempurna yang diketahui pada saat Pemeriksaan /
Pengujian harus segera diganti dengan yang baru /
disempurnakan sampai dapat berfungsi dengan baik dan
sesuai Standard Uji yang ada.
SPESIFIKASI TEKNIS 45
Kabel–kabel distribusi sebelum dioperasikan keperalatan
harus diukur tahanan isolasinya.
Setelah semua instalasi selesai dipasang dan aliran listrik
telah dimasukan, maka jaringan instalasi harus dites
terhadap group – group yang dipasang apakah telah sesuai
dengan gambar.
Setelah jaringan dibebani dengan beban penuh, maka perlu
diadakan balancing beban terhadap masing – masing fase.
Setiap saluran kabel harus ditest Tahanan Isolasinya dengan
menggunakan alat MEGGER 10.000 volt untuk kabel
Tegangan Menengah dan MEGGER 1.000 volt untuk kabel
Tegangan Rendah.
Pengetesan dilakukan antara masing-masing inti kabelnya
dengan mantel pelindungnya phasa-phasa, phasa-netral,
phasa ground dan netral ground.
Hasil pengetesan tahanan isolasi yang diminta adalah
minimum 100 Mega Ohm untuk tegangan menengah dan
minimum 5 Mega Ohm untuk kabel tegangan rendah.
SPESIFIKASI TEKNIS 46
- Setiap penyangga lurus dibuat untuk menjamin bahwa panjang
pipa disangga dengan baik dan jarak antara pipa yang lain tidak
kurang dari 100 mm . Selama pemasangan ujung pipa yang
terbuka harus ditutup.
- Pekerjaan perpipaan disusun sedemikian rupa, pada setiap
panjang tertentu dilengkapi dengan flenge.
- Khusus untuk perpipaan air kotoran, sambungan pipa ke soil
stack dan septic tank diberi kemiringan ¼ inchi/feet.
Sambungan selain ke WC dilengkapi dengan siphon yang
mempunyai ketinggian seal trap antara 2 – 4 inchi .
SPESIFIKASI TEKNIS 47
11. Lain-Lain 11.1. 1. Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara
teknis tidak dapat dipisahkan / diabaikan / dihilangkan, tetapi
belum disebutkan dalam bestek/gambar, tetap harus
dilaksanakan Kontraktor tanpa biaya tambahan hingga sistem
yang dilaksanakan tersebut berfungsi dengan baik.
2. Hal - hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi
belum disebutkan dalam peraturan ini, akan ditentukan lebih
lanjut oleh Direksi/Pengawas lapangan.
3. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan dalam Spesifikasi ini, haru
disediakan oleh Kontrator, sehingga Instalasi dapat bekerja
dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa
tambahan biaya.
4. Kontraktor harus memintakan Ijin-ijin yang mungkin
diperlukan untuk menjalankan Instalasi yang dinyatakan dalam
Spesifikasi ini atas tanggungan sendiri kepada Instansi
berwenang yang terkait dengan pekerjaan ini (PLN,
DEPNAKER).
SPESIFIKASI TEKNIS 48